STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT...

45
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RESTIA AYU SEPTIANI NIM. P.10122 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN

POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL

FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR

RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG

KANTHIL RSUD KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

RESTIA AYU SEPTIANI

NIM. P.10122

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN

POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL

FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR

RADIUS SINISTRA 1/3 DISTAL DI RUANG

KANTHIL RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

RESTIA AYU SEPTIANI

NIM. P.10122

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Restia Ayu Septiani

NIM : P.10122

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN

REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS

INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3

DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG

ANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 27 April 2013

Yang Membuat Pernyataan

Restia Ayu Septiani

NIM. P. 10087

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Restia Ayu Septiani

NIM : P.10122

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN

REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS

INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3

DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG

ANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi

DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta,

Hari/ Tanggal : Sabtu, 08 Juni 2013

Pembimbing : Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( )

NIK : 200670020

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Restia Ayu Septiani

NIM : P.10122

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN

REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS

INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3

DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANG

ANYAR

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Jum’at, 28 Juni 2013

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Joko Kismanto, S.Kep.,Ns ( )

NIK : 200670020

Penguji II : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns ( )

NIK : 201186080

Penguji III : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns ( )

NIK : 201186076

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

NY.S DENGAN POST OPERASI OPEN REDUCTION AND INTERNAL

FIXATION (ORIF) ATAS INDIKASI FRAKTUR RADIUS SINISTRA 1/3

DISTAL DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing serta sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan saran, kritik,

serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis dan demi sempurnanya

studi kasus ini.

4. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian

berlangsung dan demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

vi

5. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah

memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian

berlangsung dan demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan

serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.

7. Pihak Rumah Sakit Karanganyar beserta staf keperawatan, khususnya di

Ruang Khantil yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk

pengambilan data guna penyelesaian studi kasus ini.

8. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan

dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.

10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas

bantuan dan pengorbanan mereka kepada penulis dan melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 27 April 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….......

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ……………………….

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………...

B. Tujuan Penulisan ……………………………...

C. Manfaat Penulisan …………………………….

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ………………………………...

B. Pengkajian …………………………………….

C. Perumusan Masalah Keperawatan ……………

D. Perencanaan Keperawatan ……………………

E. Implementasi Keperawatan …………………..

F. Evaluasi Keperawatan ………………………..

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

1

5

6

7

9

15

15

16

19

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan …………………………………………..

B. Simpulan dan Saran ...……………………………….

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

20

33

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan

mobilitas seseorang adalah tulang. Masalah gangguan pada tulang akan

mempengaruhi system pergerakan manusia, mulai dari bayi, anak-anak,

remaja, dewasa, maupun pada lansia. Masalah system tubuh

(musculoskeletal) yang sering kita temukan disekitar kita adalah fraktur atau

patah tulang.

Berdasarkan data keseluruhan yang diperoleh dari rumah sakit umum

daerah karanganyar pada akhir bulan April 2013 terdapat sejumlah pasien

keseluruhan 22.536 pasien, didapatkan 4.608 pasien (20,45%) yang

mengalami fraktur. Berdasarkan laporan periode bulan Maret sampai bulan

April 2013, pasien yang dirawat di ruang kanthil RSUD Karanganyar dan

sebanyak 64 pasien (7,2%) didapatkan 18 pasien atau (3,55%) yang

mengalami fraktur, diantaranya 4 pasien (0,72%) mengalami Fraktur

phalanx distal, 5 pasien (0,65%) mengalami fraktur clavicula, dan 9 pasien

(1,37%) yang mengalami fraktur radius sinistra 1/3 distal, rata-rata berumur

antara 10 tahun sampai 50 tahun.

Fraktur menurut Grace dan Borley (2006) adalah terputusnya

kontinuitas tulang. Fraktur dapat berbentuk transversa, oblik, atau spiral.

Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat diberikan pada tulang normal atau

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

2

tekanan yang sedang pada tulang yang terkena penyakit, misalnya

osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang

(fraktur) dan dislokasi. Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi

(intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan dislokasi sendi (sjamsuhidajat,

dkk. 2010: 1039). Menurut Hoppenfeld dan Murthy (2011: 159) menyatakan

fraktur/ dislokasi adalah fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi

articulatio radioulnaris distalis. Fraktur ini disebut sebagai fraktur

“necessity” karena pada cedera ini memerlukan penanganan intervensi bedah

sebagai akibat hilangnya koreksi dan hilangnya kelengkungan radius. Fraktur

radius distalis dengan kerusakan articulation radioulnaris distalis

(fraktur/dislokasi).

Fraktur dapat terjadi di beberapa titik di sepanjang tulang, termasuk

regio sepertiga tengah, sepertiga distal, sepertiga medial. Salah satunya

fraktur radius sinistra sepertiga distal yang terbagi menjadi beberapa tipe,

tipe I fraktur galeazzi terjadi pada sepertiga distal radius disertai dislokasi

sendi radio-ulna distal ,tipe II fraktur colles terjadi pada tulang radius bagian

distal yang berjarak 1,5 inchi dari permukaan sendi radiocarpal dengan

deformitas keposterior (dorsal), dan tipe III fraktur smith terjadi pada pasien

yang 20 tahun yang lalu pernah mengalami fraktur colles sebelumnya, tetapi

pada cedera ini fragmen distal bergeser keanterior (volar) akibat jatuh pada

punggung tangan. Penanganan pada fraktur radius sinistra 1/3 distal salah

satunya dengan cara pembedahan atau operasi. Operasi adalah tindakan

pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau

menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Prosedur pembedahan yang

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

3

dilakukan pada pasien fraktur meliputi reduksi terbuka dengan fiksasi iterna

(Open Reduction and Internal Fixation/ ORIF). (Greenberg, 2007).

Salah satu gambaran klinis dari fraktur yaitu nyeri. Menurut Corwin

(2009), nyeri yaitu spasme otot yang terjadi setelah patah tulang. Nyeri

biasanya menyertai patah tulang traumatik dan cedera jaringan lunak.

Apapun yang dialami oleh seseorang dan akan terus dirasakan oleh orang

tersebut selama orang tersebut masih merasakan nyeri. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Tanabe, menyebutkan bahwa 78% pasien

yang masuk UGD mempunyai keluhan utama nyeri. Oleh karena itu,

penanganan nyeri yang baik dan benar akan mengurangi angka kesakitan dan

mungkin kematian pasien (Tanabe 1999 dalam Kartikawati, 2011).

Klasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan

dalam hal sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas

ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan

berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis adalah

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul

akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal

sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan

hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari enam bulan (Nanda,

2009).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

4

Menurut Kartikawati (2011), tingkat nyeri dimulai dari 0-10 adalah

sebagai berikut: skala angka 0-1: tidak nyeri (tidak merasakan nyeri), 2-3:

nyeri ringan (terasa senut-senut), 4-6: nyeri sedang (terasa seperti tertusuk

jarum), 7-8: nyeri berat (terasa seperti tersayat-sayat dan masih bisa

tertahankan), 9-10: nyeri hebat (terasa seperti tertusuk-tusuk benda tajam

sehingga tidak tertahankan). Sedangkan untuk anak menggunakan skala nyeri

Faces Wong-Baker yang masing-masing wajah menggambarkan tersendiri.

Wajah 0: wajah bahagia, tidak merasakan nyeri. Wajah 1: wajah yang

merasakan sedikit nyeri, sedangkan wajah 2: wajah yang rasa nyerinya

bertambah. Wajah 3: wajah yang nyerinya semakin bertambah. Wajah 4:

wajah yang nyerinya bertambah parah dan wajah 5: wajah yang menunjukkan

nyeri sangat hebat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan nyeri akut pada

Ny.S: Post Operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) Atas

Indikasi Fraktur Radius Sinistra 1/3 Distal di Ruang Kanthil RSUD

Karanganyar”.

B. Tujuan Penulisan

Ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri pada Ny. S dengan post operasi Open

Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius

sinistra 1/3 Distal di ruang kanthil RSUD Karanganyar.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

5

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri post

operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi

fraktur radius sinistra 1/3 distal.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S

dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation

(ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S

dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation

(ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan nyeri

post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas

indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan nyeri post

operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi

fraktur radius sinistra 1/3 distal.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. S

dengan nyeri post operasi Open Reduction and Internal Fixation

(ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

6

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis khususnya dalam

bidang penelitian.

2. Bagi Institusi

a. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian

pelayanan kesehatan berkaitan dengan pasien post operasi Open

Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius

sinistra 1/3 distal.

b. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi

keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah dalam

penanganan kasus post operasi Open Reduction and Internal Fixation

(ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal.

3. Bagi Profesi atau Perawat

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi profesi

tentang manajemen nyeri pada pasien post operasi Open Reduction and

Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 Distal.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Dalam bab ini menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan yang dilakukan

pada Ny. S dengan post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)

Atas Indikasi Fraktur Radius Sinistra 1/3 Distal, dilaksanakan pada tanggal 25-27

April 2013. Asuhan keperawatan ini berdasarkan dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Hasil pengkajian pada tanggal 25-27 April 2013 jam 08.00 WIB, pada

kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa,

mengadakan pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik,

menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari data pengkajian tersebut

didapat hasil identitas klien, bahwa klien bernama Ny. S, umur 73 tahun,

agama islam, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl.

Keprabon RT 02 RW 04 Karang Pandan, Karanganyar. Tanggal masuk

rumah sakit 24 April 2013 jam 12.08 WIB, dokter yang merawat dr. H, klien

dirawat diruang Kanthil, dokter mendiagnosa bahwa Ny. S menderita Fraktur

Radius Sinistra, yang bertanggung jawab Tn. S, umur 44 tahun, pendidikan

tidak sekolah, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl. Keprabon RT 02 RW 04

Karang Pandan, Karanganyar, hubungan dengan klien sebagai Saudara.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

8

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

Hasil pengkajian, keluhan utama klien mengeluh nyeri di

pergelangan tangan kiri, pada riwayat kesehatan sekarang sebelum masuk

Rumah Sakit, pada hari kamis 17 April 2013 klien mengalami kecelakaan

yaitu jatuh terpeleset saat mengambil beras jatah (raskin) ditempat

kelurahan Karang Pandan dekat rumahnya. Klien lalu dibawa kerumah dan

dipanggilkan tukang urut. Klien merasa sudah 6 hari masih merasakan

nyeri, bengkak pada pergelangan tangan kiri dan merasakan nyeri yang

hebat. Pada tanggal 24 April 2013 jam 10.00 WIB oleh keluarga klien

dibawa ke UGD RSUD Karanganyar untuk diperiksa, dokter jaga

menganjurkan klien dilakukan pemeriksaan rontgen. Klien langsung

melakukan pemeriksaan rontgen, dari hasil pemeriksaan Rontgen yang

hasilnya bahwa klien mengalami fraktur radius sinistra 1/3 distal.

Dari hasil pemeriksaan tersebut dokter menganjurkan klien untuk

dirawat inap dan dilakukan operasi, di UGD klien mendapat terapi berupa

infuse RL 20 tetes per menit, ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/

12 jam, cefotaxime 1g/ 12 jam. Kemudian dokter menyarankan klien untuk

dirawat inap, dihari yang sama klien dipindah di bangsal Kanthil agar

mendapat perawatan lebih lanjut. Pada tanggal 25 April 2013 jam 08.00

WIB dilakukan operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas

indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal. Saat dilakukan pengkajian pada

tanggal 25 April 2013 jam 10.00 WIB post operasi klien mengeluh nyeri

pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri dirasakan karena post operasi,

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

9

nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat

digerakkan, ekspresi wajah meringis, gelisah dan menahan nyeri, tekanan

darah: 140/90 mmHg, Nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per

menit, Suhu: 370C, ekstremitas kanan atas (tangan kanan) terpasang infus

RL 20 tetes per menit, ekstremitas kiri atas (tangan kiri) pada pergelangan

tangan terdapat luka bekas operasi dan dipasang elastis perban.

Hasil pengkajian riwayat kesehatan dahulu, bahwa klien mengatakan

belum pernah dirawat di Rumah Sakit dan belum pernah di operasi. Klien

mengatakan tidak mempunyai alergi makanan dan obat. Pada riwayat

kesehatan keluarga, dalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit

Diabetes Militus, Jantung, Asma dan Hipertensi. Pada riwayat kesehatan

lingkungan, sekitar rumah klien bersih dan ventilasi udara di dalam rumah

cukup.

2. Pola Fungsional Kesehatan

Pengkajian pola fungsional kesehatan menurut Gordon, Pola

persepsi dan pemeliharaan kesehatan, klien merupakan pekerja keras dan

sangat peka terhadap kesehatannya. Bila sakit klien dan keluarga lebih

sering dibawa kepuskesmas atau rumah sakit.

Pola Nutrisi dan metabolik, sebelum sakit klien mengatakan makan 3

kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, buah, minum teh atau air putih

7-8 gelas (1750 cc – 2000 cc) sehari dan terkadang minum susu. Selama

sakit klien mengatakan nafsu makan sedikit berkurang tetapi mencoba

dengan memakan menu diit rumah sakit sedikit demi sedikit sehingga

dapat menghabiskan 1 porsi diit rumah sakit dengan menu nasi, sayur,

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

10

lauk, buah, minum teh atau air putih 5-6 gelas (1250 cc - 1500 cc) sehari

selama dirumah sakit.

Pola eliminasi, sebelum sakit klien BAB 1 kali sehari dengan

konsistensi lembek berwarna kuning, tidak ada darah dan berbau khas.

BAK 5-7 kali sehari berwarna kuning jernih dan berbau khas. Selama sakit

klien mengatakan 2 hari belum BAB dan BAK 5-7 kali sehari dengan

warna kuning jernih, tidak ada darah dan berbau khas.

Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien mengatakan tidur kurang

lebih 6-8 jam sehari, dari jam 21.00-05.00 WIB dengan nyenyak. Selama

sakit klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nyeri yang

dirasakan, tidur kurang lebih 4 jam sehari.

Pola aktivitas latihan ditemukan data: sebelum sakit klien

mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Selama sakit klien

mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk makan dan minum,

mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara mandiri.

Pola kognitif perseptual, sebelum sakit klien mengatakan

penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan,

pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Klien

mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post

operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, timbul saat

tangan digerakkan.

Pola persepsi konsep diri, Gambaran diri: klien mengatakan selalu

bersyukur dengan keadaan tubuhnya yang dulu dan sekarang, klien tidak

malu dengan luka bekas operasi. Identitas diri: Klien mengatakan seorang

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

11

perempuan yang sudah menikah dan seorang pekerja keras untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ideal diri: klien berharap cepat sembuh,

dapat melakukan aktifitas sehari-hari dan menyadari bahwa apa yang

menjadi rencana manusia tidak selalu sama dengan rencana Tuhan. Peran:

klien mengatakan bekerja keras demi mencukupi kebutuhannya sehari-

hari. Harga diri: klien berhubungan baik dengan keluarga dan anggota

keluarga selalu mencintai klien, bila ada masalah klien dapat mengambil

keputusan secara musyawarah antar anggota keluarga. Pola hubungan dan

peran, sebelum sakit klien mengatakan dapat bersosialisasi dan

berkomunikasi dengan orang lain serta lingkungan sektar. Selama sakit

klien mengatakan tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan seperti

biasanya.

Pola seksual dan reproduksi, sebelum dan selama sakit klien

mengatakan tidak mempunyai kelainan seksual dan sudah menikah.

Pola mekanisme koping, sebelum dan selama sakit klien mengatakan

senang dengan kehidupan yang dijalaninya, tidak banyak menerima

masalah yang membuat stress serta mampu mengendalikan stres.

Pola nilai dan keyakinan, sebelum dan selama sakit klien

mengatakan beragama islam dan masih mampu menjalankan sembahyang

sholat serta dapat dilakukannya secara mandiri tanpa dibantu oleh orang

lain.

3. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan umum

klien baik, kesadaran compos mentis, penilaian Glasgow Coma Skale

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

12

(GCS) adalah E4V5M6 dengan ketentuan mata membuka spontan, verbal

berorientasi atau dapat berkomunikasi dengan baik, motorik dengan

perintah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil pengukuran tekanan

darah: 140/90 mmHg, nadi: 76 kali per menit, pernafasan: 18 kali per

menit, suhu: 37oC.

Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna putih lurus, kulit

kepala bersih. Mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera

putih, pupil isokor. Hidung simetris kanan kiri, tidak ada sekret, tidak ada

polip. Mulut mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang, tidak

sariawan. Telinga simetris kanan kiri, tidak ada serumen. Leher tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

Pemeriksaan dada (paru-paru), inspeksi : dada simetris, palpasi vocal

fremitus sama kanan dan kiri, perkusi sonor auskultasi vesikuler. Dada

(jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba,

perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung I, II murni tidak ada bising.

Pemeriksaan abdomen: inspeksi bentuk datar, tidak terdapat bekas

luka, auskultasi bising usus 4 kali per menit, perkusi thympani, palpasi

tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati.

Pada genetalia tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter. Pada kulit

turgor kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas kanan atas (tangan

kanan) terpasang infus RL 20 tetes per menit. Ekstremitas kiri atas (tangan

kiri) pada pergelangan tangan terdapat luka bekas operasi dan dipasang

elastis perban.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

13

4. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboraturium didapatkan pada tanggal 23 April

2013 yaitu hemoglobin 12,7 g/dl (11,7-16,2 g/dl), hematrokit 36,6 % (35-

45 %), eritrosit 4,42 Juta/mm3 (4,1-5,1 Juta/mm

3), lekosit 5,100/mm

3

(4,400-11,300/mm3), trombosit 218,000 U/L (150,000-450,000 U/L),

basofil 0,4% (0-2%), eosinofil 3,5% (0-4%), neutrofil 44,7% (55-80%),

limfosit 42,7% (22-44%), monosit 8,7% (0-7%), MCV 93,7 fL (80-96 fL),

MCH 31,7 pg (28-33 pg), MCHC 33,8% (32-36%), golongan darah A/ Rh

(+), masa pendarahan BT 02’00” menit (1’-3’’ menit), masa pembekuan

CT 03’30” menit (2’-8’’ menit), HbsAg kualitatif negatif, glukosa darah

sewaktu 109 mg/dl (70-150 mg/dl),UREA 35,6 mg/dl (10-50 mg/dl),

creatinine 0,95 mg/dl (0.5-0,9 mg/dl), SGOT 34,8 U/L (0,31 U/L), SGPT

19,2 U/L (0,32 U/L).

Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 24 April 2013, jenis

pemeriksaan: radius, hasil pemeriksaan: gambaran fraktur komplit os

radius sinistra 1/3 distal, tidak tampak dislokasi pergelangan sendi radio

sinistra. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 25 April 2013, jenis

pemeriksaan: radius, hasil pemeriksaan: foto radius kiri tampak post

operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) fraktur radius

sinistra 1/3 distal. Program terapi yang didapatkan klien pada tanggal 25

April 2013, yaitu ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam,

cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam, infuse RL 20 tetes

per menit.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

14

C. Daftar Perumusan Masalah

Diagnosa keperawatan utama adalah nyeri akut berhubungan dengan

agen cedera fisik (post operasi fraktur), ditandai dengan respon subyektif

klien: klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri

karena post operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6,

nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif: ekspresi wajah meringis,

gelisah, dan menahan nyeri, tekanan darah: 140/90 mmHg, nadi: 76 kali per

menit, pernafasan: 18 kali per menit, suhu: 370C.

D. Perencanaan

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang

dengan kriteria hasil: ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda vital

dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 kali per

menit, pernafasan: 16-24 kali per menit, suhu: 36-370C).

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan yaitu pantau karakteristik

nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R),

Severity of Pain (S), Time (T), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala

nyeri dan ketidaknyamanan; monitor tanda vital, dengan rasional memberikan

gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler; berikan posisi yang

nyaman, dengan rasional untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi

rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi, dengan rasional melepaskan

tegangan emosional dan otot; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

analgetik, dengan rasional untuk mengurangi nyeri.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

15

E. Implementasi

Tindakan yang dilakukan tanggal 25 April 2013 jam 10.05 WIB

mengkaji keluhan utama klien dan didapatkan hasil data subjektif klien

mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi,

Quality = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan

tangan sebelah kiri, Scale = skala nyeri wajah 6, Time = hilang timbul saat

digerakkan dan respon objektif post operasi klien tampak meringis menahan

nyeri. Pada jam 10.15 WIB memonitor tanda vital dan keadaan umum,

dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia dilakukan pengukuran

tekanan darah, respon obyektif: tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 76 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 370C. Pada jam 10.20 WIB

mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam), respon subyektif: klien

mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon obyektif: klien tampak

belajar teknik relaksasi. Pada jam 10.30 WIB memberikan posisi yang

nyaman (tiduran dan menyokong ekstermitas yang berluka), respon subyektif:

klien mengatakan posisi tiduran sudah nyaman tetapi masih nyeri, respon

obyektif: pasien terlihat tiduran dan nampak meringis. Pada jam 12.30 WIB

memberikan terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon

subyektif: klien mengatakan bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk

dan tidak terjadi alergi.

Implementasi yang dilakukan tanggal 26 April 2013 jam 07.30 WIB

memantau karakteristik nyeri Provoking incident (P), Quality of Pain (Q),

Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), respon subyektif: klien

mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi,

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

16

Quality = nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan

tangan sebelah kiri, Scale = skala nyeri wajah 5, Time = hilang timbul saat

digerakkan , respon objektif post op hari pertama klien tampak menahan

nyeri, sedikit bertenaga, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang,

terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari pertama Open

Reduction and Internal Fixation (ORIF). Pada jam 08.00 WIB memonitor

tanda vital dan keadaan umum, dengan respon subjektif klien mengatakan

badan terasa lemah, klien bersedia dilakukan pengukuran tekanan darah, dan

respon objektif Ny. S post operasi hari pertama, klien tampak hanya tiduran,

tekanan darah: 140/90 mmHg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 22 kali per

menit, suhu: 360C. Pada jam 08.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi (nafas

dalam), respon subyektif: klien mengatakan mau diajarkan teknik nafas

dalam, respon obyektif: klien tampak belajar teknik relaksasi. Pada jam 09.30

WIB memberikan terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon

subyektif: klien mengatakan bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk

dan tidak terjadi alergi. Pada jam 09.40 WIB memberikan posisi yang

nyaman pada pasien (posisi supinasi atau tidur terlentang), respon subyektif:

klien mengatakan posisi sudah nyaman dan nyeri sudah sedikit berkurang,

respon obyektif: klien tampak lebih nyaman dan rileks.

Pada tanggal 27 April 2013 jam 07.30 WIB memantau karakteristik

nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R),

Severity of Pain (S), Time (T), respon subyektif: klien mengatakan nyeri

berkurang, Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) = nyeri

yang dirasakan seperti senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

17

kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat

digerakkan, respon obyektif: klien tampak lebih bertenaga, sudah tidak

menahan nyeri, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis

perban pada daerah post operasi hari kedua Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF). Pada jam 08.00 WIB memonitor tanda vital, respon

subyektif: klien mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tekanan darah,

respon obyektif: tekanan darah: 130/90 mmHg, nadi: 84 kali per menit,

pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 360C. Pada jam 09.30 WIB memberikan

terapi injeksi analgetik (Ketoprofen 50 mg/ 8 jam), respon subyektif: klien

bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi.

Pada jam 09.40 WIB memberikan posisi yang nyaman, respon subyektif:

klien mengatakan nyaman dengan posisi terlentang, respon obyektif: posisi

klien supine atau tiduran, klien tampak lebih nyaman dan rileks.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan

pada hari Kamis, 25 April 2013 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan

metode SOAP, Subyektif (S), Obyektif (O), Assessment (A), Planning (P),

didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri pada

bekas operasi, Provocate = nyeri akibat post operasi, Quality = nyeri yang

dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio = pergelangan tangan sebelah kiri,

Scale = skala nyeri wajah 6, Time = hilang timbul saat digerakkan dan respon

objektif post operasi klien tampak meringis menahan nyeri, tekanan darah

140/90 mmHg, nadi 76 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

18

370C, Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan nyeri

belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi keadaan umum

klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), Provoking incident (P), Quality

of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), monitor tanda-tanda

vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program terapi sesuai advis

dokter (ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/

12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam 14.30

WIB, yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) =

nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan tangan

sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 5, Time (T) = hilang timbul saat

digerakkan, ekspresi wajah menahan nyeri, sedikit bertenaga, bengkak

didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah post

operasi hari pertama Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) hari

pertama. Tekanan darah: 140/90 mmHg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan:

22 kali per menit, suhu: 360C, masalah nyeri belum teratasi, intervensi

dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk

melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter

(ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam, cefotaxime 1 g/ 12 jam,

oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 jam 14.00

WIB yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi, Quality (Q) =

nyeri yang dirasakan seperti senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan

sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

19

digerakkan, ekspresi wajah rileks, tampak lebih bertenaga, sudah tidak

menahan nyeri, nyeri berkurang, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang,

terpasang elastis perban pada daerah post operasi hari kedua Open Reduction

and Internal Fixation (ORIF). Tekanan darah: 130/90 mmHg, nadi: 84 kali

per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 360C, masalah teratasi

sebagian, intervensi dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi

supinasi, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul,

lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50 mg/ 8 jam, gentamicin 80 mg/ 12 jam,

cefotaxime 1 g/ 12 jam, oxtercid 2 x 750 mg/ 12 jam).

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

20

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan

tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 25-27 April

2013 di ruang Kanthil RSUD Karanganyar, yang meliputi: pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Disamping itu, juga akan

dikemukakan faktor terkait Nyeri Akut maupun hambatan dalam memberikan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S, yang akan diuraikan sesuai dengan tahap proses

keperawatan.

A. Pembahasan

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara,

pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan dokumentasi pelayanan

kesehatan. Selama pengkajian, penulis mendapatkan data subyektif dan

obyektif. Data subyektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan

yang dialaminya. Data obyektif adalah pengamatan atau pengukuran yang

dibuat oleh penulis (Potter dan Perry, 2005).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam

menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

21

keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008). Hasil pengkajian klien

mengeluh nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri dirasakan

seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi

wajah meringis, gelisah.

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S didapatkan klien mengeluh

nyeri dan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik. Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus

fraktur radius sinistra 1/3 distal penanganannya menggunakan Open

Reduction Internal Fixation (ORIF). Open Reduction Internal Fixation

(ORIF) adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan

teknik pembedahan yang mencakup didalamnya pemasangan pen, sekrup

untuk memobilisasi selama penyembuhan akan menimbulkan problematik

salah satunya adalah nyeri (Barbara, 2006).

Pola kognitif perseptual, sebelum sakit klien mengatakan

penglihatan, pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan,

pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Klien

mengatakan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri, nyeri karena post

operasi, nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum, skala nyeri 6, timbul saat

tangan digerakkan, tetapi penulis belum mencantumkan tentang gangguan

penciuman dan peraba, hal itu dikarenakan tidak terkaji oleh penulis. Pada

kasus fraktur, daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur

dan timbul rasa nyeri akibat fraktur, sedangkan pada indra yang lain dan

kognitifnya tidak mengalami gangguan (Muttaqin, 2008).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

22

Pada pola aktivitas latihan, penulis mencantumkan sebelum sakit

klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Selama sakit

klien mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk makan dan

minum, mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara mandiri.

Hal itu disebabkan karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, semua

bentuk aktivitas klien dapat berkurang dan klien butuh bantuan dari orang

lain (Muttaqin, 2008).

Hasil pemeriksaan fisik bagian ekstremitas, penulis hanya

menuliskan ekstremitas kiri bawah (tangan kiri dibagian pergelangan

tangan) terdapat luka bekas operasi dan dipasang elastis perban. Penulis

tidak menuliskan secara rinci bagaimana kondisi luka, panjang jahitan. Hal

ini dikarenakan klien post operasi dan belum dilakukan perawatan luka.

Pada pemeriksaan fisik dada (jantung), saat dipalpasi penulis hanya

menuliskan ictus cordis teraba, yang seharusnya ictus cordis teraba di SIC

V. Hal itu merupakan kekurangan penulis dalam pendokumentasian.

Pemeriksaan penunjang foto Rontgen dilakukan sebelum dan setelah

operasi. Sebelum operasi dilakukan untuk mengetahui lokasi fraktur dan

garis fraktur secara langsung serta mengetahui tempat dan tipe fraktur.

Setelah operasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan tindakan yang telah

dilakukan (Barbara, 2006). Hasil pemeriksaan foto Rontgen tanggal 24

April 2013: gambaran fraktur komplit os radius sinistra 1/3 distal, tidak

tampak dislokasi pergelangan sendi radio sinistra dan foto radius kiri

tampak post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) fraktur

radius sinistra 1/3 distal. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 25 April

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

23

2013: foto radius kiri tampak post operasi Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF) fraktur radius sinistra 1/3 distal.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon

aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan

catatan medis klien, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian.

Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk

mencapai hasil yang diharapkan (Potter dan Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan utama yang diangkat penulis yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur). Pengertian

nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial

atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-

tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan

(Nanda, 2009).

Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera fisik (post operasi fraktur), karena saat dilakukan pengkajian

didapatkan data subyektif klien: klien mengatakan nyeri pada pergelangan

tangan sebelah kiri, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan seperti

tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, respon

obyektif: ekspresi wajah meringis, gelisah, menahan nyeri, dan harus

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

24

segera ditangani untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan klien yang

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Penulis hanya

mengangkat diagnosa nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan

aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki Maslow. Menurut Maslow

kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang memerlukan penanganan

dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Nursalam,

2008).

3. Intervensi

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis

rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan

sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam teori

intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan

NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome

Clasification). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien

dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan

dengan Spesifik (jelas atau khusus), Measurable (dapat diukur), Achievable

(dapat diterima), Rasional dan Time (ada kriteria waktu). Selanjutnya akan

diuraikan rencana keperawatan dari diagnosa yang ditegakkan (Nursalam,

2008).

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang

dengan kriteria hasil: ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

25

vital dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 kali

per menit, pernafasan: 16-24 kali per menit, suhu: 36-370C).

Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur), penulis merencanakan

tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien yaitu: pantau

karakteristik nyeri (PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q),

Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), dengan rasional untuk

mengidentifikasi skala nyeri dan ketidaknyamanan; monitor tanda vital

(Tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu), dengan rasional memberikan

gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler; berikan posisi yang

nyaman, dengan rasional untuk meningkatkan kenyamanan dan

mengurangi rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi, dengan

rasional melepaskan tegangan emosional dan otot; kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian analgetik, dengan rasional untuk mengurangi

nyeri.

4. Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan

yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana

asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses

keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

26

Dalam melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari penulis

tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat

dilaksanakan. Pada tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut, tindakan

yang dilakukan pada tanggal 25-27 April 2013 yaitu memantau

karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi nyeri dan ketidaknyamanan.

Pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri menggunakan metode

(PQRST), Provoking incident (P), Quality of Pain (Q), Region (R),

Severity of Pain (S), Time (T). Provoking incident yaitu apakah ada

peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri. Quality of Pain yaitu

seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien, misalnya:

apakah nyeri bersifat tumpul, seperti terbakar, berdenyut, tajam atau

menusuk. Region yaitu dimana lokasi nyeri yang harus ditunjukkan dengan

tepat oleh pasien. Severity of Pain yaitu seberapa jauh nyeri yang

dirasakan pasien, pengkajian nyeri dengan menggunakan skala nyeri

deskriptif. Misalnya: tidak nyeri= 0-1 (tidak merasakan nyeri), nyeri

ringan= 2-3 (terasa senut-senut), nyeri sedang= 4-6 (terasa seperti tertusuk

jarum), nyeri berat= 7-8 (terasa seperti tersayat-sayat dan masih bisa

tertahankan), nyeri tak tertahankan= 9-10 (terasa seperti tertusuk-tusuk

benda tajam sehingga tidak tertahankan). Kemudian perawat membantu

pasien untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan

pasien. Time yaitu berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada

waktu-waktu tertentu yang menambah rasa nyeri (Kartikawati, 2011).

Memonitor tanda vital untuk memberikan gambaran lengkap

mengenai kardiovaskuler. Memonitor tanda vital yaitu suatu cara untuk

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

27

mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh dan digunakan untuk

memantau perkembangan pasien. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut

nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah (Hidayat, 2005).

Memberikan posisi yang nyaman untuk klien. Posisi yang nyaman

diberikan kepada klien untuk meningkatkan rasa nyaman, mengurangi

nyeri, mengurangi stress spikis dan mempersingkat masa pemulihan

kondisi setelah pembedahan. Posisi nyaman untuk klien yaitu posisi

terlentang atau supine (Majid, 2011)

Mengajarkan teknik relaksasi untuk melepaskan tegangan emosional

dan otot. Teknik relaksasi memberikan kontrol diri kepada individu ketika

terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri (Potter, 2006). Menurut Majid (2011),

teknik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi

lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan

perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam

menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua,

tiga” dan ekshalasi “hembuskan, dua, tiga”.

Memberikan terapi injeksi analgetik ketoprofen 50 mg/ 8 jam, untuk

mengurangi nyeri. Menurut Muttaqin (2005), Analgetik memblok lintasan

nyeri sehingga nyeri berkurang.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap

tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan

(Potter dan Perry, 2005). Penulis mengevaluasi apakah perilaku atau

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

28

respon klien mencerminkan suatu kemajuan atau kemunduran dalam

diagnosa keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada

yaitu sesuai SOAP (Subyektif (S), Obyektif (O), Assesment (A), Planning

(P)).

Pada diagnosa nyeri akut, Setelah dilakukan tindakan keperawatan,

hasil evaluasi dilakukan pada hari tanggal 25 April 2013 masalah

keperawatan belum teratasi karena nyeri belum berkurang, didukung data

klien dengan menggunakan metode SOAP, Subyektif (S), Obyektif (O),

Assessment (A), Planning (P), didapatkan hasil evaluasi dengan data

subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Provocate (P) =

nyeri akibat post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)

atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang

dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah

kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 6, Time (T) = hilang timbul saat

digerakkan dan respon objektif post operasi hari pertama klien tampak

meringis menahan sakit, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 76 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 370C, untuk menindaklanjuti hal

tersebut, telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu,

monitor tanda-tanda vital, pantau karakteristik nyeri, anjurkan teknik

relaksasi, dan lanjutkan program terapi sesuai advis dokter (ketoprofen 50

mg).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 masalah

keperawatan belum teratasi karena nyeri belum berkurang, yang hasilnya:

Provocate (P) = nyeri akibat post operasi Open Reduction and Internal

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

29

Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q)

= nyeri yang dirasakan seperti tertusuk jarum, Regio (R) = pergelangan

tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah 5, Time (T) = hilang

timbul saat digerakkan, ekspresi wajah menahan nyeri, sedikit bertenaga,

bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada

daerah post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF).

Tekanan darah: 140/90 mmHg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 22 kali

per menit, suhu: 360C, masalah nyeri belum teratasi, intervensi

dilanjutkan: pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk

melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter

(ketoprofen 50 mg).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013 masalah

keperawatan teratasi sebagian, didukung dengan data klien mengatakan

nyeri berkurang yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi

Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius

sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti senut-senut,

Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) = skala nyeri wajah

3, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, ekspresi wajah rileks, tampak

lebih bertenaga, sudah tidak menahan nyeri, nyeri berkurang, bengkak

didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang elastis perban pada daerah

post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Tekanan

darah: 130/90 mmHg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan: 20 kali per

menit, suhu: 360C, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan:

pantau karakteristik nyeri, beri posisi supinasi, anjurkan untuk melakukan

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

30

teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketoprofen 50

mg).

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil study kasus pada Ny. S dalam perawatan hari

pertama sejak tanggal 25 April 2013. Penulis mengambil prioritas masalah

yaitu :

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam

menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan

keperawatan yang tepat. Pengkajian pada Ny. S didapatkan data

dengan keluhan nyeri pada luka jahitan dibagian pergelangan tangan

sebelah kiri, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan seperti

tertusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi

wajah meringis, gelisah, tekanan darah: 140/90 mmHg, Nadi: 76 kali

per menit, pernafasan: 18 kali per menit, Suhu: 370C, ekstremitas kanan

atas terpasang infus RL 20 tetes per menit.

b. Masalah keperawatan

Masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang

muncul yaitu nyeri akut berhubungan Agen cedera fisik (post operasi

Open Reduction and Internal Fixation/ORIF atas indikasi radius

sinistra 1/3 distal). Pengertian nyeri akut adalah pengalaman sensorik

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

31

dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan

jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan

sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas

ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi

dan berlangsung kurang dari enam bulan (Nanda, 2009).

c. Intervensi

Intervensi atau rencana keperawatan untuk mengatasi nyeri yaitu

pantau karakteristik nyeri metode PQRST, Provoking incident (P),

Quality of Pain (Q), Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), monitor

tanda-tanda vital, beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi atau

distraksi, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

d. Implementasi

Implementasi tindakan yang dilakukan yaitu memantau

karakteristik nyeri PQRST, Provoking incident (P), Quality of Pain (Q),

Region (R), Severity of Pain (S), Time (T), memonitor tanda vital,

memberikan posisi nyaman, mengajarkan teknik relaksasi, memberikan

terapi injeksi analgetik ketoprofen 50 mg.

e. Evaluasi

Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan menggunakan metode

Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning (SOAP), Subyektif (S),

Obyektif (O), Assessment (A), Planning (P), pada diagnosa nyeri teratasi

sebagian, karena klien masih merasakan nyeri, dengan skala nyeri 3.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

32

f. Analisa kondisi

Analisa kondisi nyeri akut pada Ny. S dengan post operasi fraktur

radius sinistra 1/3 distal dengan data, klien mengatakan nyeri

berkurang yang hasilnya: Provocate (P) = nyeri akibat post operasi

Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur

radius sinistra 1/3 distal, Quality (Q) = nyeri yang dirasakan seperti

senut-senut, Regio (R) = pergelangan tangan sebelah kiri, Scale (S) =

skala nyeri wajah 3, Time (T) = hilang timbul saat digerakkan, ekspresi

wajah rileks, tampak lebih bertenaga, sudah tidak menahan nyeri, nyeri

berkurang, bengkak didaerah fraktur tampak berkurang, terpasang

elastis perban pada daerah post operasi Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF).

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang

diharapkan bermanfaat antara lain:

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan

klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung

kesembuhan klien.

b. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

33

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan.

c. Bagi Penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan pemenuhan rasa nyaman khususnya pada pasien

post operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atas indikasi

Fraktur Radius Sinistra 1/3 Distal.

d. Bagi Profesi atau Perawat

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi profesi tentang

manajemen nyeri pada pasien post operasi Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF) atas indikasi fraktur radius sinistra 1/3 Distal.

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2009-2011), Nanda Internasional; Diagnosa keperawatan: Definisi dan

Klasifikasi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Grace Pierce A., Neil R. Borley, (2006), At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3,

Penerbit Erlangga.

Gruendemann Barbara J., Billie Fernsebner, (2006), Buku Ajar Keperawatan

Perioperatif, Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 288-300.

Hartati, T, 2008, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada

Anak Usia Sekolah, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42088796.pdf. Diakses pada tanggal 27

April 2013 jam 17.30 WIB.

Hidayat A. Aziz Alimul, Musrifatul Uliyah, (2005), Buku Saku Praktikum;

Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Hoppenfeld Stanley, Vasantha L. Murthy, (2011), Terapi dan Rehabilitasi

Fraktur, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Kusmarjathi, N.K, 2009, Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi ORIF Dalam Jurnal

Ilmiah Keperawatan. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/210972 76.pdf.

Diakses pada tanggal 25 April 2013 jam 19.30 WIB.

Majid Abdul, Mohammad Judha, (2011), Keperawatan Perioperatif, Penerbit

Gosyen Publising, Yogyakarta.

Muttaqin Arif, (2008), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal, Jakarta, EGC, hal 69-97.

Muttaqin Arif, Kumala Sari, (2009), Asuhan Keperawatan Perioperatif; Konsep,

Proses dan Aplikasi, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal 73.

N. Kartikawati Dewi, (2011), Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat

Darurat, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam, (2008), Proses dan Dokumentasi keperawatan, Edisi 2, Penerbit

Salemba Medika, Jakarta.

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-restiaayus... · osteoporosis, jatuh, terpeleset. Cedera pada tulang menimbulkan

Novayelinda, Erwin, Prawani (2011), Faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan ambulasi dini pada pasien pasca operasi fraktur ekstremitas,

http://www.google.co.id/uploads/pain_management.pdf Diakses tanggal 25

April 2013 jam 18.45 WIB.

Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatn Konsep, Proses dan

Praktik, Vol 1, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Potter Patricia A, (2006), Buku ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

dan Praktik, vol 2, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, hal

1502.

Sjamsuhidajat R., dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta.

Wilkinson. M Judith, (2006), Buku Saku; Diagnosa Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Jakarta.