Struma Multinoduler Toksik.docx
-
Upload
hajra-potter -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of Struma Multinoduler Toksik.docx
STRUMA MULTINODULER TOKSIK
Nodul hipertiroid dibedakan atas struma multinoduler toksik dan struma uninoduler
toksik atau nodul toksik, insiden struma multinoduler toksik di Inggris dilaporkan sebanyak
5-8 % dari kasus hipertiroid, sedangkan di Jerman dilaporkan oleh Fischer sebanyak 34 %. Di
Selandia baru, Brownlie melaporkan sesuai dengan pemeriksaan sidik tiroid dengan
menggunakan Tc99m pertechnetate didapatkan kasus hipertiroid sebanyak 75 % Graves, 15 %
struma multinodular toksik, dan 10 % struma uninodular toksik. Struma multinodular toksik
disebut juga sebagai sindroma Marine-Lenhart dan struma uninodular toksik disebut juga
adenoma toksik atau penyakit plummer. Kemungkinan keganasan pada nodul yang
hipertiroid sekitar 2 %.
Struma multinoduler toksik (Sindroma Marine-Lenhart) Hipertiroid pada struma multinoduler terjadi apabila jumlah folikel baru sudah cukup
banyak yang mengeluarkan hormon tiroid baru melebihi kebutuhan tubuh. Terbentuknya
folikel baru memakan waktu yang cukup lama, sehingga hipertiropid terjadi pada usia lanjut,
terutama pada mereka dengan struma yang sudah lama. Folikel baru yang tumbuh adalah
yang panas (hot folicles) yang dapat meningkatkan produksi hormon, sehingga sekresi
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) menurun, yang mengakibatkan produksi hormon dari
folikel panas dan jaringan normal, mulai melebihi kebutuhan tubuh. Hipertiroid pada struma
multinoduler biasanya ringan (subclinical hypertyroidism) dan akan hialng setelah operasi
dengan dikeluarkan bagain yang sakit dari kelenjer tiroid. Perubahan dari kelenjer tiroid
normal menjadi struma noduler yang berisi sejumlah folikel panas yang terus bertambah.
Pemberian yodium pada penderita multinoduler dapat mencetuskan timbulnya
hipertiroid karena terjadi produksi yang berlebihan dari hormon. Pada daerah dengan goiter
endemik berat, presentasi hipertiroid sesudah pemberian iodium cukup tinggi pada penderita
dengan struma multinodular . Terbentuknya nodul berbeda dengan terbentuknya folikel yang
otonomik. Sebab itu kerap kali nodul berisi lebih dari satu macam folikel, dan yang disebut
nodul panas dapat nampak pada sidik tiroid sebagai kumpulan folikel panas yang besar bukan
sebagai nodul yang sebenarnya.
Struma uninoduler toksik ( Adenoma toksik, penyakit Plummer)Struma uninoduler ini adalah suatu adenoma tunggal, biasanya adenoma folikel yang
secara otonom memproduksi hormon yang berlebihan. Mengapa dan bagaimana timbulnya
nodul tiroid yang otonom ini belum diketahui. Beberapa teori dikemukakan timbulnya struma
ini mungkin oleh karena reaksi berlebihan dari TSH, kehilangan sebagain pengawas balik
(trophic control) pada nodul; yang otonom ini, penekanan sel tirotropin pituitaria.
Pembesaran nodul perlahan dimana mula-mula terjadi penekanan pada TSH agar mikronodul
yang lain tidak membesar. Selanjutnya dengan makin membesarnya nodul akan terjadi
penekanan bukan saja TSH tapi juga fungsi dari jaringan sekitar nodul. Pada stadium ini
penderita masih eutiroid dan kadar T3 dan T4 masih normal, namun pada sidik tiroid nampak
banyak isotop terkumpul dalam nodul. Akhirnya nodul melakukan semua fungsinya dengan
menekan fungsi jaringan sekitar nodul. Pada sidik tiroid nampak ambilan isotop hanya oleh
nodul, sehingga keadaan ini sudah terjadi hipertiroid. Kapan terjadinya hipertiroid ini
tergantung terutama pada besarnya nodul. Jumlah hormon tiroid yang dikeluarkan oleh nodul
tergantung dari besarnya nodul. Hipertiroid terjadi bila nodul > 3 cm, sedang nodul yang <
2,5 cm biasanya tidak menyebabkan hipertiroid.
Gambaran klinis Struma multinoduler toksik
Penderita kebanyakan wanita dengan struma yang sudah bertahun-tahun. Kerapkali
gejala-gejala hipertiroid dikelabui dengan kelainan organ lain seperti jantung sehingga sukar
ditemukan. Takikardi, AF, penurunan BB dan kelainan mental seperti depresi, kecemasan,
insomnia dan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya hipertiroid, sangat jarang ditemukan
adanya oftalmopati. Pemberian yodium dapat sebagai pencetus terjadinya hipertiroid. Sering
ditemukan hipertiroid subklinik diman kadar hormon tiroid normal tapi tes TRH negatif.
Struma multinoduler toksika dapat dibedakan dengan struma pada penyakit Grave.
Struma Grave Struma multinoduler
○Difus
○Biasanya kecil
○Bertumbuh dalam minggu atau bulan
○Ditemukan pada umur < 45 tahun
○Difus pada permulaan, kemudian menjadi
multinoduler
○Dapat bertumbuh besar sekali
○Bertumbuh pelan, kadang-kadang
sesudah bertahun-tahun
○Ditemukan > 50 tahun
○ Selalu ada hubungan dengan cepat
timbulnya hipertiroid
○Histologis dan autoradiografis ;
Semua folikel sama memperlihatkan
metabolisme yang hebat dan besar, sel
eptel kolumnar
○Sering eutiroid, hipertiroid timbul
sesudah bertahun-tahun
○Folikel sangat heterogen dalam besar,
bentuk sel folikuler dan intensitas
pengembalian yodium.
Adenoma toksik
Ditemukan biasanya pada umur lebih dari 40 tahun dimana penderita merasa nodul
yang memang sudah ada cepat membesar. Di Inggris adenoma toksika hanya kira-kira 5 %
dari hipertiroid dan lebih banyak pada wanita. Gejala-gejala berupa berat badan turun,
kelemahan, sesak nafas, palpitasi, takikardi dan tidak tahan panas. Gejala mata hampir tidak
pernah ditemukan.
Diagnosis Untuk memperkuat dugaan diagnosis hipertiroid, maka diperlukan pemeriksaan berikut ini:
1. T4 serum atau T3 serum atau kedua-duanya
Sering terjadi hanya T3 yang meningkat sedangkan T4 normal baik pada multinoduler
toksik atau pun adenoma toksik
2. Tes TRH (Thyroid releasing Hormon)
Dilakukan pada orang tua yang klinis hipertiroid, namun T3 dan T4 normal. Tidak adanya
adanya respon TSH pada tes ini dengan T3 dan T4 normal menunjukan hipertiroid
subklinis
3. RAIU (Radio Iodine Uptake)
Hanya dapat membantu sedikit pada adenoma toksik, sebab pada beberap penderita
biasanya tes ini normal.
4. Sidik Tiroid (Thyroid Scan)
Sangat diperlukan, karena pada hipertiroid nampak isotop terkumpul pada nodul.
Digunakan Technetium-99m, I123 atai I131. yang paling banyak digunakan adalah Tc-99m
dan I123 karena efek radiasinya lebih kurang dari I131.
5. Ultrasonografi (USG)
6. Biosi Jarum Halus
Untuk evaluasi lanjut pada penderita
Terapi 1. Operasi
Struma multinoduler toksika adalah akibat dari multiflikasi dari folikel yang otonom,
sehingga dengan mengeluarkan jumlah folikel yang berlebihan dengan tiroidektomi
sebagian atau I131 merupakan pengobatan pilihan. Tindakan operasi seringkali sulit
dilakukan karena risikonya tinggi. Pada penderita umur muda dan keadaan umum baik
serta struma yang besar sebaiknya dilakukan tindakan operasi. Pada penderita dengan
adanya gejala penekanan pada trakea dan pembesaran struma substernal sebaiknya
dilakukan tiroidektomi subtotal bila keadan umum memungkinkan. Struma yang timbul
ilang setelah operasi sebaiknya diberikan I131 sebelum struma bertambah besar.
Pada adenoma toksik, tindakan operasi dengan mengeluarkan nodul atau
hemitiroidektomi merupakan terapi pilihan.
Menurut Brownlie sebaiknya diberikan OAT sampai eutiroid sebelum dilakukan operasi.
Sesudah operasi jarang dilaporkan terjadi hipotiroid atau timbulnya struma kembali.
2. Yodium 131
Pada struma multinoduler toksik umumnya sudah lanjut umur dan sering dengan
kegagalan jantung atau AF, sebagian penderita diberikan radioiodine berhubung keadaan
kesehatan penderita jelek. Pada banyak klinik pemberian I131 merupakan obat pilihan.
Menurut Brownlie sebaiknya pada orang tua diberikan OAT sampai eutiroid sebelum
diberikan I131, untuk mencegah timbulnya tirotoksikosis dan memberatnya keadaan
jantung.
Pada adenoma toksik, pemberian I131 merupakan pengobatan pilihan pada penderita lanjut
usia dengan adanya penyakit jantung atau paru yang agak parah dan pada penderita yang
menolak operasi. I131 diberikan dengan dosis agak tinggi (400-800 mBq), karena jaringan
adenoma kurang sensitif terhadap radiasi. Pemberian T3 sebanyak 25 ug tiap 8 jam selama
5 hari sebelum I131 untuk menekan ambilan I131 oleh jaringan paranoduler tersebut agar
jaringan tiroid yang normal tidak adak rusak. Pada penderita dilaporkan terjadi keganasan
sesudah diberikan I131, sehingga dianjurkan agar penderita berumur , 50 tahun dilakukan
operasi dan pengobatan dengan I131 pada penderita berumur > 50 tahun yang nodulnya
kecil
3. Obat Anti Tiroid (OAT)
Obat hanya diberikan untuk mencapai eutiroid sebelum dilakukan operasi atau pemberian
I131.
Referensi:
1. Sumual A.R. “Tiroidologi” FK Universitas Sam Ratulangi Manado, Pt Les
laboratories Servier, 1992.
2. Sylvia Vella B. “Endocrinology and the heart” dalam Current Diagnosis and
Treatment in Cardiology, Second Edition, lange Medical Books/McGraw-Hill, 2003,
page ; 536-558
3. Asdie Husain A. “Hipertiroidisme” dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi II, balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 1990, hal 442-448
4. Antono Dono dan Yahya Krisyanto, “Penyakit jantung Tyroid” Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam
FKUI, Jakarta, 2006, hal 1669-1672.
5. Kahaly G and Wolfgang H. Dilmann “Tyroid hormone Action in the heart”
endojournals, reviews, 2005, No. 26, page 704-728.