Struma Yeni

25
STRUMA

description

Struma Yeni widayanti

Transcript of Struma Yeni

STRUMA

DEFINISI

= Goiter Suatu pembengkakan pada leher oleh karena

pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.

PEMBESARAN KELENJAR TIROID DAPAT DISEBABKAN OLEH:

1. Hiperplasia dan HipertrofiSetiap organ apabila dipicu untuk bekerja akan mengalami kompensasidengan cara memperbesar dan memperbanyak jumlah selnya. Demikian juga dengan kelenjar tiroid pada saat pertumnuhan akan dipacu untuk  bekerja memproduksi hormon tiroksin sehingga lama kelamaan akanmembesar, misalnya saat pubertas dan kehamilan

2. Inflamasi atau InfeksiProses peradangan pada kelenjar tiroid seperti pada tiroiditis akut, tiroiditissubakut (de Quervain) dan tiroiditis kronis (Hashimoto)

3. NeoplasmaJinak dan Ganas

KLASIFIKASI

Berdasar fisiologinya: Eutiroidisme

Suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang meningkat.

Hipotiroidisme Kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid

sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang.

Hipertiroidisme = tirotoksikosis = Graves = respon jaringan-jaringan

tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.

Gejala hipertiroid: Peningkatan nafsu makan dan penurunan berat

badan Tidak tahan panas dan hiperhidrosis

Gejala hipotiroid: Nafsu makan menurun dan berat badan

bertambah Tidak tahan dingin dan kulit kering bersisik  Bradikardi, tekanan sistolik yang rendah dan

tekanan nadi yang lemah Gerak tubuh menjadi lamban dan edema pada

wajah, kelopak mata dan tungkai

Berdasarkan efek fisiologisnya, klinis, dan perubahan bentuk yang terjadi:1. Struma toksik: struma yang menimbulkan gejala klinis

pada tubuhBerdasarkan perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi:

a. Diffusa: jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi seluruh lobus, seperti yang ditemukan pada Grave’s disease

b. Nodosa: jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai salahsatu lobus, seperti yang ditemukan pada Plummer’s disease

2. Struma non toksik: struma yang tidak menimbulkan gejala klinis pada tubuhBerdasarkan perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi:

a. Diffusa: seperti yang ditemukan pada endemik goiter  b. Nodosa: seperti yang ditemukan pada keganasan tiroid

STRUMA DIFUSA TOKSIK

Definisi: = Basedow Trias Basedow:

Pembesaran kelenjar tiroid difus Hipertiroidi Eksoftalmus

Patofisiologi: Disebabkan oleh kelainan systemimun dalam

tubuh, di mana terdapat suatu zat yang disebut sebagai Thyroid Receptor  Antibodies. Zat ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan menstimulasinya secara berlebiham, sehingga TSH tidak dapat menempati reseptornya dan kadar hormone tiroid dalam tubuh menjadi meningkat

STRUMA DIFUSA TOKSIK Gejala klinis:

Peningkatan kebutuhan kalori, dan seringkali intake kalori tidak mencukupi kebutuhan sehingga terjadi penurunan berat badan secara drastis

Peningkatan sirkulasi darah, takikardia dan palpitasi Sekresi /peristaltik meningkat sehingga sering timbul polidefekasi dan

diare Hipermetabolisme susunan saraf biasanya menyebabkan tremor,

penderita sulittidur, sering terbangun di waktu malam. Penderita mengalami ketidakstabilan emosi,kegelisahan, kekacauan pikiran, dan ketakutan yang tidak beralasan yang sangat menggangu

Hipermetabolisme menimbulkan dispnea dan takipnea Gangguan menstruasi dapat berupa amenorea sekunder /metrorhagia. Kelainan mata disebabkan oleh reaksi autoimun berupa ikatan antibodi

terhadap reseptor pada jaringan ikat dan otot ekstra bulbi dalam rongga mata. Jaringan ikat dan jaringan lemaknyamenjadi hiperplastik sehingga bola mata terdorong ke luar dan otot mata terjepit. Akibatnya terjadi eksoftalmus yang dapat menyebabkan kerusakan bola mata akibat keratitis

Gangguan gerak otot akan menyebabkan strabismus

STRUMA DIFUSA TOKSIK

Definisi: = Basedow Trias Basedow:

Pembesaran kelenjar tiroid difus Hipertiroidi Eksoftalmus

Patofisiologi: Disebabkan oleh kelainan systemimun dalam

tubuh, di mana terdapat suatu zat yang disebut sebagai Thyroid Receptor  Antibodies. Zat ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan menstimulasinya secara berlebiham, sehingga TSH tidak dapat menempati reseptornya dan kadar hormone tiroid dalam tubuh menjadi meningkat

STRUMA NODOSA TOKSIK Definisi:

Pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus yangdisertai dengan tanda-tanda hipertiroid

Bila tidak diobati, dalam 15-20 tahun dapat menjadi toksik

Pertama kali dibedakan dari penyakit Grave’s oleh Plummer, maka disebut juga Plummer’sdisease

Patofisiologi: Diawali dengan timbulnya pembesaran noduler pada

kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan gejala-gejala toksisitas, namun jika tidak segera diobati, dalam 15-20 tahun dapat menimbulkan hipertiroid. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari non toksik menjadi toksik antara lain adalah nodul tersebut berubah menjadi otonom sendiri (berhubungandengan penyakit autoimun), pemberian hormon tiroid dari luar, pemberian yodium radioaktif sebagai pengobatan

STRUMA NODOSA TOKSIK

Gejala klinis: Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara

Grave’s disease dengan Plummer’s disease karena sama-sama menunjukan gejala-gejala hipertiroid. Yang membedakan adalah saat pemeriksaan fisik di mana pada saat palpasi kita dapat merasakan pembesaran yang hanya terjadi pada salah satu lobus

STRUMA DIFUSA NON TOKSIK Definisi:

= struma endemik Ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi pada

suatu populasi, dan diperkirakan berhubungandengan defisiensi diet dalam harian.

Patofisiologi: Kurangnya iodinmenyebabkan kurangnya hormon tiroid yang

dapat disintesis. Hal ini akan memicu peningkatan pelepasan TSH ke dalam darah sebagai efek kompensatoriknya. Efek tersebut menyebabkan terjadinya hipertrofi dan hiperplasi dari sel folikuler tiroid, sehingga terjadi pembesaran tiroid secara makroskopik. Pembesaran inidapat menormalkan kerja tubuh, oleh karena pada efek kompensatorik tersebut kebutuhanhormon tiroid terpenuhi. Akan tetapi, pada beberapa kasus, seperti defisiensi iodin endemik, pembesaran ini tidak akan dapat mengompensasi penyakit yang ada yang dikenal dengan goiter hipotiroid. Derajat pembesaran tiroid mengikuti level dan durasi defisiensi hormon tiroid yang terjadi pada seseorang

STRUMA DIFUSA NON TOKSIK

Gejala klinis: Sebagian besar manifestasi klinik berhubungan

dengan pembesaran kelenjar tiroid Sebagian besar pasien tetap menunjukkan

keadaan eutiroid, namun sebagian lagi mengalamikeadaaan hipotiroid

Hipotiroidisme lebih sering terjadi pada anak-anak dengan defek biosintetik sebagai penyebabnya, termasuk defek pada transfer yodium

STRUMA NODOSA NON TOKSIK 

Definisi: = goiter sporadis Pembesaran kelenjar tiroid yang secara

klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme

Patofisiologi: Terjadi pada seseorang yang tidak tinggal di

daerah endemik beryodium rendah. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui dengan jelas, bisa terdapat gangguan enzim yang penting dalam sintesis hormon tiroidatau konsumsi obat-obatan yang mengandung litium, propiltiourasil, fenilbutazone, atau aminoglutatimid

STRUMA NODOSA NON TOKSIK 

Gejala klinis: Pada umumnya struma nodosa non toksik tidak

mengalami keluhan karena tidak ada hipo atau hipertiroidism

Yang penting adalah tidak adanya gejala toksik yang disebabkan oleh perubahan kadar hormon tiroid, dan pada palpasi dirasakan adanya pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus

Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa

DIAGNOSIS

Anamnesis Benjolan di leher yang sudah berlangsung lama,

maupun gejala-gejala hipertiroid atau hipotiroidnya

Apakah pembesaran terjadi sangat progresif atau lamban, disertai dengan gangguan menelan, gangguan bernafas dan perubahan suara?

Ada tidaknya gejala-gejala hiper dan hipofungsi dari kelenjer tiroid

Tempat tinggal pasien dan asupan garamnya untuk mengetahui apakah ada kecendrungan ke arah struma endemik

Pemeriksaan fisik Inspeksi: dilihat apakah pembesaran simetris

atau tidak, timbul tanda-tanda gangguan pernapasan atau tidak, ikut bergerak saat menelan atau tidak

Palpasi: untuk menentukan apakah bejolan tersebut benar adalah kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening Perbedaannya terasa pada saat pasien diminta

untuk menelan. Jika benar pembesaran tiroid maka benjolan akan ikut bergerak saat menelan, sementara jika tidak ikut bergerak maka harus dipikirkan kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening

Pembesaran yang teraba harus dideskripsikan: Lokasi: lobus kanan, lobos kiri, ismus Ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu

(multinodosa) Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, keras Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea,

muskulus sternokleidomastoidea Kelenjar getah bening di sekitar tiroid: ada

pembesaran atau tidak

Pemeriksaan penunjang T3, T4, TSH Radiologi

Foto rontgen leher AP/Lat USG tiroid menentukan jumlah nodul,membedakan

antara lesi kistik maupun padat, mendeteksi adanya jaringan kanker yang tidak menangkap iodium dan bisa dilihat denganscanning tiroid

Scanning tiroid FNAB

PENCEGAHAN Primer

Untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola

perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti

ikan laut Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam

beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan

Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di

daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui

Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc

Sekunder Upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit,

mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit

Operasi/pembedahan Lobektomi: mengangkat satu lobus, bila subtotal maka

kelenjar disisakan seberat 3 gram Isthmolobektomi: pengangkatan salah satu lobus diikuti oleh

isthmus Tiroidektomi total: pengangkatan seluruh kelenjar tiroid Tiroidektomi subtotal bilateral: pengangkatan sebagian lobus

kanan dansebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di bagian posterior dilakukan untuk mencegahkerusakan pada kelenjar paratiroid atau N. Rekurens Laryngeus

Yodium radioaktif Pemberian tiroksin dan anti tiroid (tionamid =

propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol)

Tersier Untuk mengembalikan fungsi mental, fisik dan

sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan

Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk memastikan dan mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran

Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan Melakukan rehabilitasi

INDIKASI OPERASI

Struma difus toksik yang gagal dengan terapi medika mentosa

Struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan

Struma dengan gangguan kompresi Kosmetik

KONTRAINDIKASI OPERASI

Struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya

Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain yang belum terkontrol

Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit digerakkan yang biasanya karena karsinoma. Karsinoma yang demikian biasanya sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosisnya. Perlekatan pada trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukan reseksi trakea atau laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang baik.

KOMPLIKASI PEMBEDAHAN

Perdarahan dari arteri tiroidea superior Dispneu Paralisis nervus rekurens laringeus.

Akibatnya otot-otot laring terjadi kelemahan Paralisis nervus laringeus superior. Akibatnya

suara penderita menjadi lebih lemah dan sukar mengontrol suara nada tinggi, karena terjadi pemendekan pita suara oleh relaksasi muskulus krikotiroid