Status Ujian Psikiatri

19
I. IDENTITAS PASIEN Nama : RA Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 21 tahun Pendidikan : SMK Agama : Katolik Suku/Bangsa : Flores/ Indonesia Pekerjaan : Mahasiswa Status Pernikahan : Belum menikah Alamat : Jl. Pantai Balangan, Jimbaran Tanggal Pemeriksaan : 23 Januari 2015 II. ANAMNESIS Keluhan Utama Autoanamnesis : Berperilaku aneh Heteroanamnesis (ibu kandung pasien) : Berperilaku aneh Autoanamnesis Pasien datang sadar ditemani oleh ibu kandungnya ke Poli Psikiatri RSUP Sanglah pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2015. Pasien datang untuk kontrol setelah 2 minggu yang lalu sempat di rawat di RSUP Sanglah selama 5 hari karena berperilaku aneh. Pasien mengenakan baju kaos Polo berwarna abu-abu dengan celana pendek hitam, serta menggunakan sandal jepit. Rambut pasien terlihat jarang, dan tersisir rapi. Pasien berkulit putih, dengan wajah terlihat bersih, terdapat sedikit jenggot pada dagunya, dengan dua gigi seri bagian atas telah ompong. Ekspresi wajah pasien terlihat sedih dan lemas. Pasien diwawancarai dalam posisi duduk di Poliklinik Psikiatri RSUP Sanglah. Sebelum wawancara, pemeriksa menyapa pasien dan ibunya serta berkenalan dengan keduanya. Selama wawancara berlangsung, pasien terlihat tenang dan koperatif terhadap pemeriksa, Ia menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan suara jelas, meski sedikit

description

status ujian psikiatri sanglah

Transcript of Status Ujian Psikiatri

I. IDENTITAS PASIENNama: RAJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 21 tahunPendidikan: SMKAgama: KatolikSuku/Bangsa: Flores/ IndonesiaPekerjaan: MahasiswaStatus Pernikahan : Belum menikahAlamat: Jl. Pantai Balangan, JimbaranTanggal Pemeriksaan : 23 Januari 2015

II. ANAMNESISKeluhan UtamaAutoanamnesis : Berperilaku anehHeteroanamnesis (ibu kandung pasien) : Berperilaku aneh

AutoanamnesisPasien datang sadar ditemani oleh ibu kandungnya ke Poli Psikiatri RSUP Sanglah pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2015. Pasien datang untuk kontrol setelah 2 minggu yang lalu sempat di rawat di RSUP Sanglah selama 5 hari karena berperilaku aneh. Pasien mengenakan baju kaos Polo berwarna abu-abu dengan celana pendek hitam, serta menggunakan sandal jepit. Rambut pasien terlihat jarang, dan tersisir rapi. Pasien berkulit putih, dengan wajah terlihat bersih, terdapat sedikit jenggot pada dagunya, dengan dua gigi seri bagian atas telah ompong. Ekspresi wajah pasien terlihat sedih dan lemas. Pasien diwawancarai dalam posisi duduk di Poliklinik Psikiatri RSUP Sanglah. Sebelum wawancara, pemeriksa menyapa pasien dan ibunya serta berkenalan dengan keduanya. Selama wawancara berlangsung, pasien terlihat tenang dan koperatif terhadap pemeriksa, Ia menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan suara jelas, meski sedikit lambat dengan jawaban yang singkat dan tidak banyak bercerita. Roman wajah pasien terlihat lebih tua dari umurnya, kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Pasien hanya sesekali tersenyum ketika diwawancara.

Pasien dapat menyebutkan dengan benar siapa namanya, sedang berada dimana Ia sekarang, siapa yang mengantar, dan dimana alamat rumahnya. Saat itu pasien menjawab namanya Rudolf, dan sekarang sedang berada di Rumah sakit Sanglah, Ia datang bersama ibunya dengan diantar oleh mobil asrama, saat ini Ia tinggal di Balangan. Pasien juga mengetahui dengan jelas bahwa saat itu adalah pagi hari, terlihat saat pasien menyapa pemeriksa dengan ucapan selamat pagi dokter. Saat pemeriksa menanyakan kembali apakah Ia masih mengingat nama pemeriksa, Ia dapat menjawab dengan benar. Ketika ditanya apakah sudah kuliah, pasien mengatakan bahwa Ia saat ini berkuliah di salah satu sekolah tinggi swasta di Denpasar, mengambil jurusan desain grafis. Pasien dapat menjawab dengan benar ketika ditanya 100 kurang 7 yaitu 93, dikurang 6 yaitu 87, dan dikurang 3 yaitu 84. Ketika ditanya apakah Ia dapat membedakan bola pimpong dan pentolan bakso, ia menjawab kalau bola pimpong tidak bisa dimakan dan bisa dipukul, sedangkan bakso bisa dimakan. Persamaan keduanya adalah sama-sama berbentuk bulat. Ketika ditanya siapa wakil presiden saat ini pasien menjawab dengan benar bahwa saat ini bapak wakil presiden adalah Yusuf Kalla. Saat ditanya siapa nama presiden sebelum Jokowi, ia dapat menjawab dengan benar juga yaitu presiden SBY.

Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat itu, pasien menjawab bahwa saat ini perasaannya lebih banyak sedih. Pemeriksa menanyakan lebih lanjut bagaimana rasa sedih yang dirasakan, Ia menceritakan secara perlahan dengan nada suara yang pelan bahwa ia merasa sedih karena tidak bisa beraktifitas seperti biasa, pasien mengatakan ia ingin kembali kuliah. Pemeriksa kemudian menanyakan kenapa pasien dibawa ke rumah sakit sanglah dua minggu yang lalu, ia menceritakan bahwa saat itu ia berperilaku aneh, sudah 5 hari ia tidak ingin makan dan tidak ingin beraktifitas. Ia hanya ingin menyendiri, tidur, dan duduk saja. ia tidak ingin berbicara dengan siapa pun. Selama lima hari itu Ia mengatakan bahwa Ia selalu bermimpi buruk, dalam mimpinya ia melihat berbagai binatang buas seperti buaya, ular, singa, dan harimau yang ingin membunuhnya. Seketika ia akan terbangun dan ketakutan, sekitar dua sampai tiga jam ia gelisah, lalu kemudian tertidur lagi. Pasien tidak merasa kesulitan saat memulia tidurnya, Ia biasa mulai tidur pukul sembilan atau sepuluh malam, dan akan terbangun pukul tiga atau empat dini hari karena mimpi buruk. Ia tidak pernah menceritakan apa yang dialaminya kepada siapa pun di asrama. Ketika ditanya bagaimana awal munculnya keluhan tersebut, pasien menceritakan bahwa ini bermual ketika pasien mengikuti acara kampus di Bedugul, yaitu pada tanggal 30 November 2014. Acara tersebut adalah acara malam keakraban antara senior dan junior, karena pada saat itu Ia adalah mahasiswa baru di perguruan tinggi tersebut. awalnya psien tidak ingin mengikuti acara keakraban tersebut, namun Ia takut harus mengulang ospek sehingga memaksakan diri untuk ikut. Selama diacara tersebut pasien mengatakan perasaannya tidak begitu senang, karena memang dari awal Ia tidak ingin ikut, alasannya karena merasa belum mengenal baik teman-temannya. Ia hanya punya satu teman akrab di kampusnya saat itu. Saat di acara tersebut, rekan satu tenda pasien menceritakan tentang hal-hal yang menyeramkan, seperti menceritakan bahwa di daerah bedugul terdapat siluman ular, pasien sedikit percaya dengan cerita tersebut. namun saat itu ia tidak begitu menghiraukannya. Saat malam keakraban berlangsung, Ia menceritakan bahwa Ia sempat ikut bermain game, dan mendapat hukuman untuk bernyanyi. Awalnya ia malu, namun Ia tetap maju untuk bernyanyi. Dikatakan bahwa beberapa orang sempat menertawakannya karena gigi depan pasien ompong, pasien tidak begitu menghiraukan karena ia sudah terbiasa dengan hal tersebut. Sepulang dari acara tersebut, pasien sering mendengar suara-suara aneh, baik itu suara laki-laki maupun perempuan, yang menyuruhnya untuk membenci manusia, membenci keluarga, dan membunuh orang. Namun pasien tidak melakukannya. Ketika ditanya apakah pasien mengetahui apa penyebab pasien dikatakan seperti itu, Ia menjawab tidak tahu. Suara itu dikatakan selalu muncul saat pasien sedang sendiri dan tertidur. Suara itu muncul hampir setiap hari, bahkan setelah pasien keluar dari RS Sanglah suara itu masih tetap terdengar. Ketika ditanya apakah itu suara orang yang pasien kenal, pasien menjawab ada yang dikenal dan ada yang tidak, suara yang dikenal itu seperti suara teman SD dan SMPnya dulu. Ketika suara-suara tersebut muncul pasien kadang berusaha menghindar dengan mencari kegiatan lain seperti mencuci piring atau menyiram tanaman, namun terkadang juga pasien hanya duduk sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Saat ditanya apakah Ia pernah melihat bayangan, pasien menjawab tidak pernah. Ia hanya bermimpi buruk tapi tidak pernah melihat bayangan aneh. Saat sakit pasien tidak pernah mengamuk.Dikeluhkan bahwa sebelum masuk RS Sanglah, pasien sempat tidak makan, mandi, dan tidak ingin melakukan aktifitas apapun. Ketika ditanyakan apakah hal tersebut benar terjadi, pasien menjawab iya. Pemeriksa menanyakan apa yang dirasakan pasien saat itu, lalu pasien mengatakan bahwa Ia melihat nasi dan semua makanan itu seperti racun. Pernah suatu ketika saat pasien sedang berada di luar asrama, pasien merasa seperti ada yang memotretnya dari belakang, ia merasa terganggu. Kejadian tersebut ditulisnya dsalam sebuah buku harian, pasien memang dari dulu senang menulis buku harian. Setelah ditulis pasien membakar tulisan tersebut. Saat ditanya kenapa pasien melakukannya ia mengatakan ia hanya ingin membakarnya, pasien mengatakan tidak ada yang menyuruhnya. Saat hendak berangkat kuliah juga pasien sempat tiba-tiba merasa tidak ingin berangkat, lalu kembali ke asrama dan menyiram tanaman. Pasien mengatakan saat itu Ia sedang malas saja, dan ingin berada di asrama. Pasien adalah orang yang pendiam dan jarang menceritakan masalahnya kepada siapa pun. Saat ditanya apakah ada sesuatu yang pasien pikirkan saat ini, pasien mengatakan tidak ada. Ia tidak memikirkan apa-apa. Pasien memang merasa kurang begitu senang saat tinggal di asrama, Ia kurang bisa berbaur dengan teman-teman lainnya. Saat di asrama sehari-sehari ia lebih suka mencuci piring, menyapu, dan mengepel. Pasien baru satu tahun berada di asrama tersebut, dari kecil pasien selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Saat baru lahir pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di Balikpapan, hingga pasien berusia dua tahun, ibu pasien mengandung adik nomor dua dan pasien dititipkan ke salah satu adik perempuan ibunya. Saat pasien sudah berusia 5 tahun, mereka sekeluarga pindah ke Flores. Pasien menetap di flores hingga tamat SMP. Pasien diminta oleh adik lelaki ibunya untuk tinggal bersama pamannya tersebut di Balikpapan, pasien melanjutkan SMA di balik papan, dan sempat berkuliah disana selama satu semester. Saat ditanya tenatang giginya, pasien tersenyum sejenak, lalu berkata bahwa giginya patah karena terjatuh dari lantai dua saat bermain dengan temannya sewaktu masih SD. Ayah dan ibu pasien sudah berpisah sejak tahun 2009. Pasien mengatakan terakhir ia bertemu ayahnya pada tahun 2011, saat itu ayahnya yang mengajaknya untuk bertemu, meski ia tidak ingin. Saat ditanya bagaimana perasaannya saat itu, ia mengatakan bahwa perasaannya bercampur antara senang dan kesal. Ia merasa ayahnya adalah orang yang pemalas dan tidak ingin berusaha. Ia sudah melupakan ayahnya, dan tidak ingin bertemu dengan ayahnya lagi. Saat kecil pasien sering diolok-olok banci oleh temannya, karena pasien cenderung bersifat lemah, sering bergaul dengan teman perempuan, dan lebih suka mengerjakan pekerjaan perempuan. Hal ini berlangsung hingga pasien duduk di bangku SMP. Pasien kadang mengeluhkan hal tersebut kepada ibunya, ia merasa sedih dan menangis karena olok-olokan tersebut. Saat pindah ke balik papan, pasien sudah tidak pernah di olok-olok lagi, disana ia bertemu dengan teman baru. Saat SMA pasien bergaul dengan teman laki-lakinya, ia memiliki sebuah geng yang bernama The Bengals yang beranggotakan 10 orang. Pasien cukup akrab dengan teman-temannya tersebut. pasien dan teman-temannya tidak pernah membuat keonaran, mereka berperilaku sewajarnya anak SMA lainnya. Pada tahun 2013 pasien mengatakan bahwa ia ingin tinggal bersama ibunya saja. Ia sudah tidak betah di Balikpapan. Ia mengatakan bahwa bibinya suka memarahinya, Ia disuruh untuh melakukan banyak hal seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci, dan mengurusi kedua adik misannya yang masih kecil karena paman dan bibinya bekerja. Meskipun semua pekerjaan telah ia lakukan, namun bibinya tetap saja memarahinya. Sehingga pada bulan juni 2013 ia pindah ke Bali untuk ikut bersama ibunya. Begitu sampai di Bali ia tinggal di daerah Ubud bersama teman ibunya, disana ia bekerja di toko bangunan, namun ia tidak bertahan lama, ia hanya tinggal selama enam bulan. Hal ini dikarenakan pasien alergi serbuk kayu, sehingga selalu mengalami gangguan pernafasa. Pada tanggal 25 Desember 2013 pasien pindah ke asrama katolik di daerah Tuban. Pasien merasa kurang nyaman dengan teman-teman asramanya, ia merasa belum bisa bergaul dengan mereka. Pasien cenderung sering menyendiri dan kadang duduk bersama teman-teman perempuannya. Saat ditanya kenapa Ia lebih sering bergaul dengan anak perempuan, pasien hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa, senang saja.Pasien merupakan anak pertama dari lima bersaudara, kedua orang tuanya telah berpisah sejak tahun 2009. Perpisahan itu dikarenakan masalah ekonomi. ibu dan adik pasien pindah ke Bali. Ketiga adik pasien menetap di asrama Katolik yang berada di Tuban, sedangkan pasien, ibunya, dan adik bungsunya tinggal di asrama yang beralamat di Balangan. Pasien mengaku lebih nyaman dengan suasana asrama di Balangan dari pada di Tuban, karena Ia bisa lebih dekat dengan ibunya. Ketika ditanya pasien adalah pribadi yang seperti apa, ia menjawab bahwa ia memang orang yang pendiam, dan susah bergaul dengan teman-temannya, ia cenderung memendam masalahnya sendiri. Sebelum sakit pasien adalah anak yang rajin. Ia gemar menulis buku harian dan menggambar, ia sering menggambar tokohNaruto. Ketika ditanya apa yang ia pikirkan tentang Naruto, ia menjawab bahwa Naruto adalah tokoh yang baik, mudah bergaul, dan punya kekuatan. Pasien hanya tersenyum saat ditanya apakah Ia ingin menjadi seperti Naruto. Saat ini pasien sudah dapat makan dan minum seperti biasa, ia sudah tidak merasa takut melihat makanan. Pasien juga sudah mau mandi dua kali sehari. Ia kadang membantu pekerjaan ibunya di asrama. Namun pasien mengatakan bahwa sampai dua hari yang lalu (21 Januari 2015), ia masih mendengar suara-suara aneh tersebut, dan masih bermimpi buruk. Ia berusaha menghilangkan suara-suara tersebut dengan mencari kesibukan. ia sangat ingin kuliah kembali dan membantu ibunya. Bahkan ia berpikir untuk ikut kerja sebagai desainer bersama salah satu donatur asrama. Pasien sampai saat ini masih rutin meminum obat yang diberi oleh dokter, meski kadang ia merasa jenuh karena obat yang diberi terlalu banyak. Pasien biasa tidur pukul sepuluh malam, dan terbangun pukul enam pagi. Pasien tidak pernah merokok, minum kopi, atau menggunakan obat-obat terlarang serta zat adiktif lainnya. Pasien juga tidak pernah menderita penyakit kronis. Dikeluarga pasien dikatakan tidak ada yang menderita penyakit kronis. Namun dua orang adik pasien pernah mengamu pada tahun 2013 namun gejalanya tidak lama. Hanya beberapa hari meminum obat lalu kembali normal.Heteroanamnesis (Ibu kandung pasien)Ibu pasien mengantarkan anaknya ke Poliklinik Psikiatri RSUP Sanglah untuk kontrol obat. Dikatakan bahwa saat ini keadaan pasien sudah jauh lebih baik, saat ini pasien sudah mau makan bahkan ia bisa makan sampai empat kali, pasien juga sudah mau mandi dan beraktifitas. Sempat pasien mengatakan pada ibunya bahwa ia ingin sembuh dan kembali kuliah. Sehingga ibunya merasa sedikit lega. Ibunya mengatakan bahwa terkadang anaknya merasa jenuh meninum obat karena terlalu banyak, namun setelah ia berpikir untuk ingin segera pulih, pasien sendirilah yang akan meminta obat kepada ibunya.Diceritakan bahwa perilaku aneh, anaknya muncul sejak anaknya pulang dari acara di Bedugul, yaitu pada tanggal 30 November 2014. Lima hari sebelum dibawa ke rumah sakit anaknya tidak mau makan, mandi, dan beraktifitas. Ia hanya duduk dan tidur. Ibunya merasa mungkin anaknya sudah berperilaku aneh dari beberapa minggu yang lalu, namun karena anaknya adalah orang yang pendiam, orang-orang menjadi kurang awas dengan keadaan tersebut dan menganggap itu hal yang biasa. Ibunya saat itu belum tinggal bersama pasien, sehingga ia hanya mendapat laporan dari suster di asrama. Suster menceritakan bahwa pasien pernah kembali lagi saat hendak berangkat kuliah beberapa minggu yang lalu, saat ditanya alasannya ia mengaku malas dan hanya ingin menyiram tanaman. Selama sakit anaknya lebih suka menggambar, gambar yang paling sering dibuat adalah gambar tokoh Naruto. Ibu pasien menganggap keluhan anaknya ini muncul karena Ia belum terbiasa dengan lingkungan barunya, ibunya cukup mengerti bahwa pasien adalah orang yang sulit bergaul. Apalagi dikatakan bahwa asrama yang dulu ditempati cukup ramai, dan pasien kurang menyukai suasana seperti itu. Pasien jarang menceritakan apa yang dialaminya kepada siapa pun, bahkan kepada ibunya. Sejak kecil pasien memang merupakan anak yang pendiam, dan lebih suka bergaul dengan anak perempuan. Pasien sering diolok-olok oleh teman sebayanya, ibu pasien berusaha menenangkannya dengan mengatakan jika memang anaknya merasa nyaman dengan hal tersebut biarkan saja mungkin itu memang sudah wataknya. Dikatakan memang anaknya adalah orang yang rajin, namun dalam mengerjakan suatu pekerjaan Ia sangat lambat dan kurang bertenaga, hal tersebut sama seperti ibunya. Anaknya adalah orang yang rapi dan bersih. Ibu pasien sudah berpisah dengan suaminya sejak tahun 2009, hal ini dikarenakan masalah ekonomi. Ayah pasien dianggap sebagai orang yang pemalas dan tidak mau bekerja keras. Pasien adalah anak pertama, ia mengetahui semua yang terjadi dalam keluarganya. Sejak itu pasien merasa kesal dengan ayahnya. Ia sudah melupakan ayahnya, bahkan jika ayahnya menelpon adik-adiknya, pasien enggan untuk ikut berbicara. Pasien sangat senang jika bisa membantu ibunya mengerjakan pekerjaan asrama, pasien sendiri yang akan meminta untuk membantu. Sejak SMA pasien tidak tinggal bersama ibunya. Ia tinggal bersama adik lelaki ibunya di Balikpapan, pasien bercerita bahwa bibinya sering memarahinya sehingga ia merasa tidak betah dan ingin ikut ibunya saja. Sewaktu masih duduk dibangku SD dan SMP dikatakan bahwa pasien adalah anak yang pintar, pada saat SMP anaknya pernah mendapat rangking Sembilan. Sejak kecil pasien tidak pernah menderita penyakit yang parah, sesekali Ia hanya menderita batuk dan pilek. Saat SD pasien pernah terjatuh dari lantai dua saat bermain sehingga kedua giginya patah. Kedua adik pasien memang sempat mengamuk, namun itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa hari. Setelah mendapat obat dari psikiater dan dibantu dengan doa keadaannya kembali stabil. Ibunya menganggap anak-anaknya seperti ini karena kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan asrama, mereka memendam perasaannya lalu dikeluarkan sewaktu-waktu. Sampai saat ini adiknya sudah tidak pernah kambuh lagi. Dikeluarga suami ataupun dirinya tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa ataupun penyakit sistemik lainnya. Kedua orang tua dari suami dan dirinya telah meninggal karena memang sudah tua.Saat ini ibu pasien bekerja sebagai pengurus asrama, ia membawa kelima anaknya untuk tinggal bersamanya di asrama. Ayah pasien sudah tidak lagi menafkahi anak-anaknya. Ia dan keempat anaknya sudah pindah ke bali sejak tahun 2009, ia diajak oleh salah seorang donatur. III. PEMERIKSAAN FISIKStatus InternaStatus PresentTekanan Darah: 120/80 mmHgLaju Respirasi: 18 kali per menitNadi : 80 kali per menitSuhu: 36,4C

Status GeneralisKepala: NormocephaliMata: Anemis -/-, Ikterus -/-THT: Kesan tenangThorax: Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-Abdomen: Distensi (-), BU (+) Normal- -- -+ ++ +

Ekstremitas: Hangat Edema

Status NeurologiGCS: E4V5M6Tenaga: 555/555 555/555Tonus: NN/NNTrofik: NN/NNReflek Fisiologis: ++/++ ++/++Reflek Patologis: -/- -/-

Status Psikiatria. Kesan Umum : penampilan wajar, mengenakan baju Polo berwarna abu-abu dan celana pendek hitam. Roman muka pasien terlihat lebih tua dari umurnya. Kontak verbal dan visual cukup, gizi cukup, pasien dapat menjawab pertanyan dengan jelas, namun lambat dan tidak banyak bercerita.b. Sensorium-KognisiKesadaran : JernihOrientasi: Baik (waktu, tempat dan orang)Wicara: SpontanDaya Ingat: BaikKonsentrasi-Perhatian : BaikBerhitung: BaikBerpikir Abstrak: NormalIntelegensi: Sesuai tingkat pendidikanTilikan: Derajat 4c. Mood: DepresifAfek: Appropriated. Proses PikirBentuk Pikir: Logis/nonrealisArus Pikir: Koheren Isi Pikir: Waham curiga (+), ide (-)e. PencerapanHalusinasi: auditorik (+)Ilusi: adaf. Dorongan InstingtualInsomnia: tipe delayed insomniaHipobulia: adaRaptus: Tidak adag. Psikomotor: Tenang saat pemeriksaan

IV. RESUMERA, laki-laki 21 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP sangalah untuk kontrol setelah dua minggu yang lalu sempat di rawat di RSUP Sanglah selama 6 hari. Pasien dirawat dengan keluhan berperilaku aneh. Pasien datang diantar oleh ibu kandungnya, dengan berpenampilan wajar, mengenakan baju Polo berwarna abu-abu dan celana pendek hitam.pasien terlihat bersih dan rapi. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan ekspresi wajah terlihat sedih dan lemas. Roman wajah pasien terlihat lebih tua dari umurnya. Pasien cukup kooperatif selama wawancara, menjawab semua pertanyaan dengan jelas, meski sedikit lambat dan tidak banyak bercerita. Kontak verbal dan visual cukup. Pasien mengatakan bahwa 5 hari sebelum diawat, ia tidak mau makan, mandi, dan beraktifitas. Ia hanya ingin duduk dan tidur saja. Menganggap makanan seperti racun sehingga enggan memakannya. Selama lima hari itu selalu bermimpi buruk melihat binatang buas yang ingin membunuhnya, yang emmbuatnya takut dan terbangun dari tidurnya. Kejadian bermula sejak pasien mengikuti acara kampus di Bedugul (30 November 2014). Sepulang dari Bedugul Ia sering mendengar suara-suara aneh baik laki-laki ataupun perempuan yang menyuruhnya membenci manusia, membenci keluarga, dan membunuh. Pasien merupakan anak yang pendiam dan tidak mudah bergaul, jarang menceritakan masalahnya kepada siapa pun. Ia lebih sering bergaul dengan anak perempuan sejak masih kecil. Sejak kecil pasien selalu berpindah tempat tinggal, dan baru 1,5 tahun belakangan ini tinggal dekat dengan ibunya. Ayah dan ibu pasien berpisah sejak tahun 2009, dan pasien berniat melupakan ayahnya. Tidak memiliki kebiasaan minum alkohol, kopi, mengkonsumsi obat dan zat adiktif lain. Tidak pernah mengalami penyakit sistemik sistemik. Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakit sistemik, namun kedua adik pasien pernah mengamuk selama beberapa hari. Status present, general, dan neurologi dalam batas normal. Dari status psikiatri didapatkan penampilan wajar, kontak verbal-visual cukup, namun pasien berbicara sedikit lambat dan tidak banyak bercerita. Kesadaran jernih, dengan fungsi kognitif secara umum baik, dan tilikan derajat 4. Mood dan afek didapatkan depresif appropriate. Proses pikir didapatkan bentuk pikir logis/nonrealis, arus pikir koheren, dan isi pikir dengan waham curiga ada. Terdapat halusinasi auditorik dan ilusi. Didapatkan insomnia tipe delayed, dan hipobulia, tanpa disertai raptus. Pasien tenang saat pemeriksaan.V. DIAGNOSIS BANDING1. Episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)2. Skizofrenia paranoid (F20.0)3.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I: Episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)Aksis II: Ciri kepribadian tertutupAksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah dengan primary group (keluarga) dan lingkunganAksis V: GAF 30-21

VII. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Psikometria) House Tree Person Testb) Wartegg Testc) Tes mengarangPemeriksaan Laboratoriumd) Darah lengkape) Kimia darah (SGOT, SGPT, BUN, SC, Gula Darah)

VIII. USULAN TERAPIFarmakologikal f) Risperidon 1x2 mg PO (pagi)g) Amitripilin 1x25 mg PO (malam)Non-farmakologikala) Psikoterapi supportif pasien Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit dan gangguan yang dialami, perjalanan penyakit, rencana terapi yang diberikan, efek samping terapi, lama pengobatan, dan prognosis. Memotivasi pasien untuk rajin meminum obat secara teraturb) Psikoedukasi keluarga Keluarga memiliki peran penting dalam proses pemulihan kondisi pasien, diharap anggota keluarga bisa saling mendukung satu sama lain. Selalu memberikan motivasi dan pendampingan kepada pasien, dan mengingatkan untuk minum obat secara teratur, serta menyempatkan diri mengantarkan pasien untuk kontrol secraa teratur. Menyempatkan waktu untuk menemani pasien dan mengajaknya berekreasi mencari suasana baru agar apsien tidak hanya diam di asrama. Segera datang ke rumah sakit terdekat bila pasien menunjukan perburukan keadaan dari yang sekarang atau merasa terganggu dengan gejala yang muncul.

IX. PROGNOSISUntuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:1. Onset kronis: kriteria prognosis baik2. Pada usia dewasa: kriteria prognosis baik3. Faktor pencetus ada: kriteria prognosis buruk4. Riwayat keluarga ada: kriteria prognosis buruk5. Penyakit fisik tidak jelas: kriteria prognosis baik6. Dukungan keluarga baik: kriteria prognosis buruk7. Ciri kepribadian tertutup: kriteria prognosis buruk8. Kepatuhan minum obat baik: kriteria prognosis baik9. Terapi lambat: kriteria prognosis baik10. Sosial ekonomi kurang: kriteria prognosis baik11. Respon terhadap terapi baik: kriteria prognosis baikDari beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis penderita adalah dubius ad bonam (mengarah ke baik).

X. ANALISIS PSIKODINAMIKAGenetikKedua adik pasien mengalami gangguan jiwa, dan sempat dirawat psikiater selama beberapa hari. Saat ini pasien tidak menderita penyakit kronis, riwayat penyakit kronis dalam keluarga juga tidak ada.

Pola asuhPasien merupakan anak sulung dari lima bersaudara, pasien memiliki tiga adik laki-laki dan satu adik perempuan. Semua saudaranya saat ini tinggal diasrama, dan masih bersekolah. Ayah dan ibu pasien telah berpisah. Pasien sejak kecil sering berpindah-pindah tempat tinggal dan jarang tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Hubungan dengan adik dan ibunya cukup baik, namun pasien tidak ingin mengingat ayahnya. Dari kecil pasien suka bergaul dengan anak perempuan.

Ciri kepribadian premorbidPasien memiliki cirri kepribadian tertutup, ia jarang menceritakan masalahnya kepada siapa pun, pasien lebih sering menceritakan perasaannya dalam buku harian.

Mekanisme pembelaan egoSebelum sakit pasien pasien sering melampiaskan emosinya lewat tulisan dan gambar. Mekanisme pembelaan ego yang digunakan adalah sublimasi.

Stressor psikososialPasien mengatakan ia tidak mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan perilaku aneh pada dirinya. Tiba-tiba saja suara-suara dan pemikiran aneh tersebut muncul.