Status PRINT Parkinson Aime

65
Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011 BAB I STATUS PASIEN IDENTITAS Nama : Tn. K Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 84 Tahun Suku bangsa : Betawi Agama : Islam Pekerjaan : Pensiun (1983) Alamat : Jl Tole Iskandar, Simpang Depok No 16 RT 1/19 Depok Tanggal masuk RS : 13 September 2011 ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa (Anak pasien, Tn. Ilyas) pada 14 September 2011, jam 1600 WIB I. Keluhan utama : Os dikonsulkan ke bagian Neurologi pada tanggal 14 September. Os mengalami getar pada kedua tangannya sejak 5 bulan SMRS. II. Keluhan tambahan : - Sesak nafas 1 hari SMRS , - Batuk kering 1

Transcript of Status PRINT Parkinson Aime

Page 1: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama : Tn. K

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 84 Tahun

Suku bangsa : Betawi

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiun (1983)

Alamat : Jl Tole Iskandar, Simpang Depok No 16 RT 1/19 Depok

Tanggal masuk RS : 13 September 2011

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa (Anak pasien, Tn. Ilyas)

pada 14 September 2011, jam 1600 WIB

I. Keluhan utama :

Os dikonsulkan ke bagian Neurologi pada tanggal 14 September.

Os mengalami getar pada kedua tangannya sejak 5 bulan SMRS.

II. Keluhan tambahan :

- Sesak nafas 1 hari SMRS ,

- Batuk kering

- Meriang dan Keringatan malam hari

III. Riwayat penyakit sekarang :

Os mengalami getar pada kedua tangannya sejak 5 bulan SMRS. Getar yang dirasakan tidak

dapat dikendalikan sama sekali Os baik dalam keadaan istirahat maupun aktivitas. Os getar

pada hanya kedua tangannya dan tidak pada kaki. Getar-getar tangannya membuatkan

1

Page 2: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

aktivitas dan pergerakan os menjadi terbatas. Os sampai hilang keseimbangan waktu

berubah posisi dari baring ke duduk dan berdiri. Selain merasa getar, os juga mengeluh

sering kaku-kaku. Kaku yang dirasakan sewaktu menggerakkan tangannya mencapai sesuatu

dan berjalan sehingga pada saat berjalan sering hilang keseimbangan dan jatuh. Os dalam

sehari bisa satu atau dua kali terjatuh dan akibat itu os harus dituntun untuk ke kamar mandi

dan sebagainya. Langkah ketika berjalan juga langkah kecil-kecil dan os merasa sulit berjalan

karena kaku-kakunya menyebabkan os lebih memilih untuk tiduran atau posisi duduk di

kasur sepanjang hari.

Bicara os agak terganggu ringan tetapi tidak terlalu sulit untuk dimengerti. Daya ingatan os

masih kuat. Os masih ingat tanggal lahirnya sendiri dan nama kelima-lima anaknya dengan

baik. Untuk menulis seperti tanda tangan, os mengalami kesulitan mengawal gerakan

tangannya. Apatah lagi untuk menulis kata-kata, sebagian besar kata-kata tidak terbaca. Os

masih bisa memakai baju sendiri secara lambat tetapi tidak perlu di bantu. Menurut os dia

tidak bisa mengurus dirinya seperti mandi sendiri dan hanya dilap di tempat tidur. Sikat gigi,

sisir rambut harus dibantu orang lain. Os mengaku gampang berasa sedih seperti nangis dan

sulit untuk tidur pada malam hari. Os mengatakan yang kejadian lama-lama sering datang

waktu malam harinya dan pada waktu itu os masih belum tidur lagi.

Os mengaku kalau air liurnya berlebihan dengan ludah menetes dan kadang suka keselak

saat makan. Os memerlukan makanan yang lunak supaya lancar. Os tidak bisa lagi makan

sendiri karena tidak bisa mengawal getaran tangan dan kadang kaku. Jadi os makannya

harus disuap. Nafsu makan os sejak sakit-sakitan 2 tahun lalu menjadi berkurang dan os

bertambah kurus. Berat os sekarang 50 kg, dahulunya sekitar 60kg. Os sekarang jarang

makan dan hanya bisa mengabiskan 5-6 suap bubur sehari. BAB lancar dengan konsistensi

semi padat sehari sekali. Os mengeluh BAK yang banyak sehari-hari dan kadang tidak bisa

ditahan keluarnya. BAK warna kuning jernih, tidak ada buih atau pasir dengan frekuensi

sering lebih 8 kali sehari.

Keluhan getar pada tangan ini sebenarnya sudah di rasakan os sejak 2 tahun lalu. Awalnya

dimulai dengan rasa tebal dan pegal linu pada lengan tangan kanan. Os mengalami masalah

2

Page 3: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

ketika memegang sendok dan sendok itu jatuh. Dari pegal-pegal dan rasa tebal bagian

lengan atas tangan kanan ini lama-kelamaan menjalar ke bawah dan jari jemari. Gerakan

jalan menjadi melambat tetapi masih seimbang dan stabil. Tidak lama dari itu getar tangan

kanan yang hanya terjadi saat gerakan atau aktivitas ini, lama-kelamaan bergetar saat

istirahat juga. Keluarga os tidak membawa os berobat ke dokter, karena dipikirnya itu

merupakan penyakit yang wajar pada orang usia tua. Getar pada tangan kanan ini

berlangsung terus-terusan selama 2 tahun ini dan 5 bulan kebelakang ini tangan kiri mulai

turut sama bergetar. Keluhan lengan dan tangan ini tidak pernah berkurang, dan semakin

sering bergetar tanpa sadar dan tak terkendali.

Selain itu, Os juga sesak nafas, batuk kering, meriang dan suka keringatan. Sesak turut

dirasakan walau tiduran dan lebih enak dengan kepala ditinggikan. Sesak ini baru dirasakan 1

hari SMRS dan selama ini tidak pernah. Batuk kering dan meriang pula sejak 3 hari SMRS.

Batuk kering tanpa dahak dan darah menurut Os. Keringat malam sudah agak 1 minggu

SMRS dirasakan os terutama malam hari. Os berpikir mungkin tidak bisa tidurnya karena

keringatan juga.

Keluarga os tidak ada yang mempunyai keluhan getar tangan dan gampang jatuh yang

serupa. Os ada riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu dan riwayat asma sewaktu kecil dan

jarang kambuhnya. Os tidak ada riwayat diabetes melitus, osteoarthritis, flek paru dan juga

stroke. Tidak ada riwayat trauma kepala berat atau berulang. Tidak ada riwayat

mengkonsumsi obat jenis antagonis dopamin, termasuk agen neuroleptik, agen neuroleptik

atipikal, obat antiemetik, dan antagonis kanal kalsium seperti flunarizine. Pasien juga

menyangkal mengalami intoksikasi logam berat. Os dahulunya karyawan di Bank. Tidak ada

riwayat alergi makanan dan obat-obatan. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol maupun

merokok.

3

Page 4: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

IV. Riwayat penyakit dahulu

Hipertensi : (+)

Asma : (+)

TB : (-)

Osteoartritis : (-)

Diabetes mellitus : (-)

Sakit jantung : (-)

Trauma kepala : (-)

Stroke : (-)

V. Riwayat penyakit keluarga

Hipertensi - Ayah dan ibu

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 V5 M6 = 15

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Nadi : 80x /menit, reguler

Suhu : 36,5oC (axiller)

Respirasi : 26 x/menit

Habitus : Atletikus

Gizi : Kurang

BB : 50 kg

Tinggi Badan : 165 cm

Warna Kulit : Sawo matang

Kuku : Sianosis (-)

Turgor : Menurun

Kepala : normosefali, distribusi rambut merata, tanda trauma (-)

4

Page 5: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Mata : edem palpebra -/-, CA -/-, SI -/-

Pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+

Hidung : Cavum nasi lapang, septum deviasi (-), Sekret -/-

Telinga : Normotia, simetris, Sekret (-)

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, uvula ditengah

Mulut : Mukosa tidak tampak hiperemis, lidah tidak deviasi

Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar

Toraks : Pergerakan simetris, kanan dan kiri

Jantung : Bunyi I dan II reguler, murmur (-), Gallop (-)

Paru-paru : SN vesikuler, ronki +/+, Wheezing -/-

Abdomen : Supel, datar, BU (+) normal, hepatomegali (-)

Ekstremitas : Edema (-), akral hangat (+)

Status Psikiatriks

Cara berpikir : realistik, sesuai umur

Perasaan hati : hipotim

Tingkah laku : pasien sadar, hipoaktif

Ingatan : baik, amnesia (-)

Kecerdasan : sesuai tingkat pendidikan

Status Neurologis :

Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6 = 15

Sikap tubuh : Berbaring

Cara berjalan : Tidak dilakukan

Tonus : Hipertonus dan gerakan Rigiditas pada sendi siku dekstra dan sinistra,

Cogwheel phenomena (+)

Gerakan abnormal :

-Resting tremor pada digiti I, II, III, IV, dan V sinistra dan dextra (+)

- Pill rolling di digiti I dan II sinistra dan dextra (+)

-Tremor bibir dan lidah (-)

5

Page 6: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Gejala Rangsang Meningeal : NEGATIF

Kanan Kiri

Kaku kuduk - -

Laseque - -

Kernig - -

Brudzinsky I-IV - -

Nervi Kranialis

N. I (Olfaktorius) Kanan Kiri

Subjektif Tidak terganggu Tidak terganggu

Dengan bahan Tidak terganggu Tidak terganggu

N. II ( Optikus ) Kanan Kiri

Tajam Penglihatan Normal Normal

Lapangan Penglihatan Normal Normal

Melihat Warna Normal Normal

Fundus Okuli Normal Normal

N. III (Oculomotorius)

N. IV (Trochlearis)

N. VI (Abducens)

Kanan Kiri

Kelopak Mata

Ptosis Negatif Negatif

Gerakan Bola Mata

Lateral Normal Normal

Medial Normal Normal

Atas Lateral Normal Normal

Atas Medial Normal Normal

Bawah Lateral Normal Normal

Bawah Medial Normal Normal

Atas Normal Normal

Bawah Normal Normal

6

Page 7: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Exoptalmus (-) (-)

Enoptalmus (-) (-)

Pupil

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Isokor Isokor

Posisi Ditengah Ditengah

Reflex cahaya langsung ( + ) ( + )

Reflex cahaya tidak langsung ( + ) ( + )

Strabismus ( - ) ( - )

Nistagmus ( - ) ( - )

Diplopia ( - ) ( - )

Reflex konvergensi ( + ) Normal ( + ) Normal

N. V (Trigeminus) Kanan Kiri

Membuka mulut Normal

Menguyah Normal

Menggigit Normal

Sensibilitas Normal Normal

Reflex kornea ( + ) ( + )

N. VII (Fascialis) Kanan Kiri

Mengerutkan dahi Normal

Kerutan kulit dahi Normal

Mengerutkan alis Normal

Kedipan mata Meyerson’s Sign (+)

Menutup mata Normal

Lipatan nasolabial Normal

Sudut mulut Normal

Meringis Bisa tapi agak kaku ototnya

Menggembungkan pipi Bisa tapi agak kaku otonya

Gerakan bersiul Bisa tapi agak kaku otonya

Daya pengecapan lidah 2/3 depan Tidak dilakukan

7

Page 8: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

N.VIII ( Acustikus ) Kanan Kiri

Suara berisik ( + ) ( + )

Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N. IX (Glossopharyngeus) Kanan Kiri

Daya pengecapan lidah belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sengau Negatif Negatif

Tersedak Negatif Negatif

Pharynx Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

N. X ( Vagus ) Kanan Kiri

Arcus Pharynx Tidak terganggu Tidak terganggu

Bicara Disfoni ( - ) Disfoni ( - )

Menelan Tidak terganggu Tidak terganggu

N. XI (Accesorius) Kanan Kiri

Memalingkan kepala Normal Normal

Sikap bahu Tidak terganggu Tidak terganggu

Mengangkat bahu Tidak terganggu Tidak terganggu

N. XII ( Hipoglosus) Kanan Kiri

Menjulurkan lidah Normal, Tidak ada deviasi

Atrofi lidah ( - ) ( - )

Tremor lidah ( - ) ( -)

Artikulasi Normal Normal

Badan dan Anggota Gerak

1. Badan

a. Motorik

Respirasi : Spontan

Duduk : ( + ), Sedikit fleksi

b. Sensibilitas

8

Page 9: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Kanan Kiri

Taktil Normal Normal

Nyeri Normal Normal

Termi Normal Normal

Diskriminasi Terganggu Terganggu

Lokalisasi Normal Normal

c. Refleks

Kulit perut atas : Tidak diperiksa

Kulit perut bawah : Tidak diperiksa

Kulit perut tengah : Tidak diperiksa

Cremaster : Tidak diperiksa

2. Anggota gerak atas

a. Motorik

Kanan Kiri

Pergerakan ( + ), Sulit ( + ), Sulit

Kekuatan 5555 5555

Tonus Hipertonus Hipertonus

Trofi Normotrofi Normotrofi

b. Sensibilitas

Kanan Kiri

Taktil Terganggu Normal

Nyeri Normal Normal

Termi Normal Normal

Diskriminasi Terganggu Terganggu

Lokalisasi Normal Normal

c. Refleks

Kanan Kiri

Biceps ( ++ ) ( ++ )

Triceps ( ++ ) ( ++ )

9

Page 10: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

3. Anggota gerak bawah

a. Motorik

Kanan Kiri

Pergerakan ( + ) Sulit ( + ) Sulit

Kekuatan 5553 5555

Tonus Hipertonus Hipertonus

Trofi Normotrofi Normotrofi

b. Sensibilitas

Kanan Kiri

Taktil Normal Normal

Nyeri Normal Normal

Termi Normal Normal

Diskriminasi Terganggu Normal

Lokalisasi Normal Normal

c. Refleks

Kanan Kiri

Patella ( + ) ( + )

Achiles ( + ) (+)

Glabella (Meyerson’s Sign) ( + ) ( + )

Babinski ( - ) ( - )

Chaddock ( - ) ( - )

Rosolimo ( - ) ( - )

Mandel – Bechterev ( - ) ( - )

Schaffer ( - ) ( - )

Oppenheim ( - ) ( - )

Klonus kaki ( + ) ( - )

Tes Lasegue ( - ) ( - )

Kernig ( - ) ( - )

4. Koordinasi gait dan keseimbangan

Test Romberg : Terganggu

Test Past pointing : Terganggu

10

Page 11: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

5. Gerakan – gerakan abnormal

Tremor : ( + )

Miokloni : ( - )

Chorea : ( - )

Atetose : ( - )

Pill rolling : (+)

Masking face : (-)

6. Alat vegetative

Miksi : Inkontinensia urin

Defekasi : Tiada kelainan

Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium tanggal 13 November 2011

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin 12.5 g/dl 12 – 18

Leukosit 8.7 ribu/mm3 5 – 10

Hematokrit 40 % 38 – 47

Trombosit 381 ribu/mm3 150 – 450

LED 35 mm/jam <20

MCV 96.4 fL 82-92

MCHC 32.5 g/dl 34-45

DIFF

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 0 % 1-3

Neutrofil stab 2 % 3-5

Neutrofil segmen 81 % 52-62

Lymphosite 5 % 25-33

Monosyte 12 % 3-7

11

Page 12: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

SGOT / ASAT 103 U/L <35

SGPT/ ALAT 67 U/L

Pemeriksaan Foto Thorax AP

Tanggal 13 Nov 2011

Kesan : Cor tampak kardiomegali. LVH?

Pulmones : sesuai gambaran proses spesifik aktif. Dengan pleural efusi massif dextra

NB. Klinis ada victium cordis/ DHF?

12

Page 13: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Tanggal 15 Nov 2011

Kesan : Jantung dalam batas normal. Tampat infiltrat di lap. paru kanan. Sinus kostofrenikus

tampak tumpul. Dibanding tgl 13/11 STQA / Perburukan?

Pemeriksaan CT- Scan Kepala Polos

13

Page 14: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Tanggal 14 Nov 2011

Kesan : CT scan kepala. Brain atrophy , Infark lama di subkorteks hemisphere serebri.

RESUME

Seorang laki-laki berusia 84 tahun dikonsulkan ke bagian neurologi dengan keluhan kedua-

dua tangan bergetar sejak 5 bulan SMRS. Getar yang dirasakan tidak dapat dikendalikan

sama sekali Os baik dalam keadaan istirahat maupun aktivitas. Selain merasa getar, os juga

mengeluh sering kaku-kaku. Langkah ketika berjalan juga langkah kecil-kecil. Os dalam sehari

bisa satu atau dua kali terjatuh dan akibat itu os harus dituntun. Os masih bisa memakai baju

sendiri secara lambat tetapi tidak perlu di bantu. Menurut os dia tidak bisa mengurus

dirinya seperti mandi. Air liurnya berlebihan dan kadang suka keselak. Nafsu makan sangat

berkurang dan BAK tidak bisa terkendalikan.

Getar di tangan sudah 2 tahun dirasakan dan diawali dengan lengan kanan dahulu. Lama

kelamaan menjalar ke lengan bawah kanan dan sejak 5 bulan ini yang lengan kiri turut

merasai. Selain itu, Os juga sesak nafas, batuk kering, meriang dan suka keringatan terutama

malam hari. Keluarga os tidak ada yang mempunyai keluhan getar tangan dan gampang

jatuh yang serupa. Os ada riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu dan riwayat asma sewaktu

kecil dan jarang kambuhnya. Os tidak ada riwayat diabetes melitus, osteoarthritis, flek paru

dan juga stroke. Tidak ada riwayat trauma kepala berat atau berulang. Tidak ada riwayat

mengkonsumsi obat jenis antagonis dopamin, termasuk agen neuroleptik, agen neuroleptik

atipikal, obat antiemetik, dan antagonis kanal kalsium seperti flunarizine.

Riwayat penyakit dahulu

Hipertensi : (+)

Asma : (+)

Riwayat penyakit keluarga

Hipertensi - Ayah dan ibu

14

Page 15: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 V5 M6 = 15

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Nadi : 80x /menit, reguler

Suhu : 36,5oC (axiller)

Respirasi : 26 x/menit

Habitus : Atletikus

Gizi : Kurang

BB : 50 kg

Tinggi Badan : 165 cm

Turgor : Menurun

Paru-paru : SN vesikuler dan bronkial, ronki +/+, Wheezing -/-

Status Neurologis :

Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6 = 15

Sikap tubuh : Berbaring

Tonus : Hipertonus dan gerakan Rigiditas pada sendi siku dekstra dan sinistra,

Cogwheel phenomena (+)

Gerakan abnormal :

-Resting tremor pada digiti I, II, III, IV, dan V sinistra dan dextra (+)

- Pill rolling di digiti I dan II sinistra dan dextra (+)

Gejala Rangsang Meningeal : NEGATIF

15

Page 16: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Nervi Kranialis

N. III (Oculomotorius)

N. IV (Trochlearis)

N. VI (Abducens)

Kanan Kiri

Gerakan Bola Mata

Lateral Normal Normal

Medial Normal Normal

Atas Lateral Normal Normal

Atas Medial Normal Normal

Bawah Lateral Normal Normal

Bawah Medial Normal Normal

Atas Normal Normal

Bawah Normal Normal

Pupil

Reflex konvergensi ( + ) ( + )

N. VII (Fascialis) Kanan Kiri

Kedipan mata Meyerson’s Sign (+)

Meringis Bisa tapi agak kaku ototnya

Menggembungkan pipi Bisa tapi agak kaku otonya

Gerakan bersiul Bisa tapi agak kaku otonya

N. XI (Accesorius) Kanan Kiri

Memalingkan kepala Normal Normal

Sikap bahu Tidak terganggu Tidak terganggu

Mengangkat bahu Tidak terganggu Tidak terganggu

Badan dan Anggota Gerak

7. Badan

d. Motorik

Respirasi : Spontan

Duduk : ( + ), Sedikit fleksi

16

Page 17: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

e. Sensibilitas

Kanan Kiri

Diskriminasi Terganggu Terganggu

8. Anggota gerak atas

d. Motorik

Kanan Kiri

Pergerakan ( + ), Sulit ( + ), Sulit

Kekuatan 5555 5555

Tonus Hipertonus Hipertonus

Trofi Normotrofi Normotrofi

e. Sensibilitas

Kanan Kiri

Taktil Terganggu Normal

Nyeri Normal Normal

Diskriminasi Terganggu Normal

Lokalisasi Normal Normal

f. Refleks

Kanan Kiri

Biceps ( ++ ) ( ++ )

Triceps ( ++ ) ( ++ )

9. Anggota gerak bawah

d. Motorik

Kanan Kiri

Pergerakan ( + ) ( + )

Kekuatan 5553 5555

Tonus Hipertonus Hipertonus

Trofi Normotrofi Normotrofi

17

Page 18: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

e. Sensibilitas

Kanan Kiri

Diskriminasi Terganggu Normal

f. Refleks

Kanan Kiri

Patella ( + ) ( + )

Achiles ( + ) (+)

Glabella (Meyerson’s Sign) ( + ) ( + )

Klonus kaki ( + ) ( - )

Tes Lasegue ( - ) ( - )

Kernig ( - ) ( - )

Hoffman.trommer (-) (-)

10. Koordinasi gait dan keseimbangan

Test Romberg : Terganggu

Test Past pointing : Terganggu

11. Gerakan – gerakan abnormal

Tremor : ( + )

Miokloni : ( - )

Chorea : ( - )

Atetose : ( - )

Pill rolling : (+)

12. Alat vegetative

Miksi : Inkontinensia urin

Defekasi : Tiada kelainan

Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium tanggal 13 November 2011

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

18

Page 19: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Hematologi

Darah Lengkap

LED 35 mm/jam <20

MCV 96.4 fL 82-92

MCHC 32.5 g/dl 34-45

DIFF

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 0 % 1-3

Neutrofil stab 2 % 3-5

Neutrofil segmen 81 % 52-62

Lymphosite 5 % 25-33

Monosyte 12 % 3-7

SGOT / ASAT 103 U/L <35

SGPT/ ALAT 67 U/L

Pemeriksaan Foto Thorax AP

Tanggal 13 Nov 2011

Kesan : Cor tampak kardiomegali. LVH?

Pulmones : sesuai gambaran proses spesifik aktif. Dengan pleural efusi massif dextra

NB. Klinis ada victium cordis/ DHF?

Tanggal 15 Nov 2011

Kesan : Jantung dalam batas normal. Tampat infiltrat di lap. paru kanan. Sinus kostofrenikus

tampak tumpul. Dibanding tgl 13/11 STQA / Perburukan?

Pemeriksaan CT- Scan Kepala Polos

Tanggal 14 Nov 2011

Kesan : CT scan kepala. Brain atrophy dan Infark lama di subkorteks hemisphere

serebri.

Pemeriksaan Fisik

19

Page 20: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15

Tekanan darah : 160/90 mmHg

Nadi : 80 x / menit, reguler

Suhu : 36,5oC (axiller)

Respirasi : 26 x/menit

Gerakan abnormal : (+) Resting tremor pada digiti I, II, III, IV, dan V sinistra dan

dextra, Pill rolling (+)

Status Neurologis

Tonus : Rigiditas pada sendi siku dekstra dan sinistra. Cogwheel

phenomena

Gerakan abnormal : resting tremor pada digiti I,II,III,IV, dan V sinistra dan

dextra (+). Pill rolling pada digiti I dan II sinistra dan dextra (+)

Kepala : Meyerson’s Sign (+)

Motorik

Rigiditas + +

+ +

Kekuatan 5555 5555

5553 5555

Tonus Hipertonus Hipertonus

Hipertonus Hipertonus

Diagnosis

Diagnosa klinis : Parkinson disease grade III, Stroke Iskemik , Bronkopneumonia,

Hipertensi

Diagnosa topis : Subkorteks hemisphere serebri, Ganglia basalis substansia nigra pars

compacta

Diagnosa etiologik : Idiopatik

20

Page 21: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Diagnosa patologik : Gangguan dopaminergik

Penatalaksanaan

Pengelolaan umum:

Medika mentosa:

-Pasang O2 kanul 2L/menit

- Pasang kateter

- Inj. Cefotaxime 2x1g iv

-Inj Ranitidine 2x25mg iv

-Inj Metilprednisolon 2x125mg iv

-Inj Valsartan 1x 80ug

-Inj. Furosemide 1x40 mg iv

-Tab ISDN 3x1

-Aminofillin, ventrolin

-Tab Paracetamol 3 x 500mg pol

Non Medika Mentosa

Tirah baring

Asupan gizi yang cukup

Prognosa

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad fungsionam : Dubia ad malam

Ad sanationam : Dubia ad malam

FOLLOW-UP

21

Page 22: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

22

15 NOV 2011 16 NOV 2011S : OS masih bergetar hebat kedua tangannya, terasa kaku. Os masih sulit tidur. Masih sesak dan kadang batuk.

S : Getar di tangan os keliatan berkurang saat istirahat, Os bisa tidur tadi malam. Gerakan kaku agak sedikit berkurang. Sesak berkurang (lepas uap), batuk masih

O : CMTD = 160/80mmHgS = 36.3RR = 26 X/mN = 84 X/m

Pupil : Isokor RCL+/+, RCTL +/+

Motorik : 5555 5555 5553 5555

RF : + + + + ++ + +

RP : - - - -

Masking Face -Mayerson sign +Resting tremor +Cogwheel phenomenon +Pill rolling +

O :CMTD 150/80mmHgS = 36.5RR = 20 X/mN = 80 X/m

Pupil : Isokor RCL+/+, RCTL +/+

Motorik :

5555 5555 5554 5555

RF : + + + + ++ + +

RP : - - - -

Foto Thorax AP: Tampak infiltrat pada lapang paru kanan

Masking Face -Mayerson sign +Resting tremor + (berkurang)Cogwheel phenomenon +Pill rolling + (berkurang)

A :- Parkinson Grade 3-Bronkopneumonia -Hipertensi grade II

A : -Parkinson Stadium 3-TB Paru-Hipertensi

P : Terapi lanjutkan P : Terapi lanjutkan

Page 23: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

BAB II

MINI REFERAT

Pada manusia, terdapat sistem yang mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar

bekerja serasi dan sesuai dengan fungsinya. Sistem tersebut dinamakan sistem saraf dan

hormon. Untuk penyakit Parkinson, umumnya memiliki gejala awal yang menyerang

kemampuan motorik halus penderita. Kemampuan ini diatur oleh sistem saraf pusat ( otak ).

Ada gangguan pada neurotransmitter ( penghantar rangsang pada otak ) yaitu dopamin, hal

ini mengakibatkan gerakan tubuh tidak luwes karena otot – otot menjadi kaku.

Penyakit Parkinson umumnya menyerang orang-orang yang berusia antara 50-69 tahun,

namun ada sebagian penelitian yang ada bahwa parkinson juga bisa terjadi pada orang muda

usia 20-an. Parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun

dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun. Penyakit Parkinson telah

ditemukan oleh Dr. James Parkinson pada tahun 1817 di London. Kemudian oleh pierre

Marie Charlott, seorang dokter ahli asli syaraf prancis, penyakit tersebut dinamakan

parkinson sesuai dengan nama penemunya. Penyakit ini sering juga di sebut dengan

“Sharking palsy”. Sejak saat itu muncul istilah parkinsonism yang menggambarkan gejala

klinisnya.

Biasanya penderita mengalami tremor, kaku otot, sulit berjalan, gangguan keseimbangan

dan gerak gerik menjadi lambat (bradykinesia). Gejala primer tersebut disebabkan

berkurangnya rangsangan pada korteks motorik dari ganglia basalis, biasanya karena

kekurangan dopamin, yang diproduksi oleh neuron dopaminergik di otak, sedangkan gejala

sekunder biasanya berupa gangguan pada fungsi luhur dan gangguan wicara.

Para ahli menyebutkan bahwa penyakit parkinson disebabkan oleh kekurangan “Dopamin”

yaitu zat yang dihasilkan oleh otak yang berfungsi untuk mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk memulai, melanjutkan dan mengakhiri gerakan. Hampir 70% penderita

penyakit parkinson mengalami sedikit getaran pada tangan atau kaki hingga keseluruh

badan. Parkinson bersifat progresif,yang berarti semakin buruk dari waktu ke waktu, tapi

23

Page 24: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

biasanya ini terjadi perlahan – lahan, selama bertahun-tahun dan ada perawatan yang baik

yang dapat membantu anda menjalani kehidupan yang penuh.

2.1 DEFINISI

Terdapat dua istilah berkaitan yang perlu dibedakan yaitu Penyakit Parkinson dan

Parkinsonism. Penyakit Parkinson adalah penyakit bersifat progresif yang disebabkan adanya

gangguan pada otak, suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang

secara patologi ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars

kompakta ( SNC ) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik ( Lewy bodies ).

Penyakit parkinson adalah bagian dari parkinsonism.

Parkinsonism yaitu suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas

( kekakuan otot ), bradikinesia ( berkurangnya kecepatan gerakan ) dan gangguan postural

( kesulitan memelihara keseimbangan dan berjalan ) akibat penurunan kadar dopamin

dengan berbagai macam sebab.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling banyak dialami

pada umur lanjut dan jarang terjadi dibawah umur 30 tahun. Biasanya mulai timbul pada

usia 40-70 tahun, dan mencapai puncak pada decade ke-enam. Penyakit Parkinson bisa

24

Page 25: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

menyerang laki-laki dan perempuan. Onsetnya terjadi pada sekitar usia 60 tahun, rata-rata

usia mulai terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun.

Penyakit Parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile

Parkinsonism. Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria dengan ratio pria dibandingkan

wanita 3:2. Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80% Parkinsonism. Di Amerika Utara

meliputi 1 juta penderita atau 1% dari populasi berusia lebih dari 65 tahun. Penyakit

Parkinson mempunyai prevalensi 160 per 100.000 populasi, dan angka kejadiannya berkisar

20 per 100.000 populasi. Keduanya meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada

umur 70 tahun prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55 kasus per 100.000

populasi per tahun. Kematian biasanya tidak disebabkan oleh Penyakit Parkinson sendiri

tetapi oleh karena terjadinya infeksi sekunder.

2.3 ANATOMI SISTEM SARAF PUSAT DAN GANGLIA BASALIS

Otak merupakan pusat sistem saraf. Otak dapat dibagi menjadi korteks serebral, ganglia

basalis, talamus dan hipotalamus, mesencephalon, pons, serebelum. Kortex serebral

tersusun menjadi dua hemisfer yang masing-masing dibagi menjadi empat lobus yaitu: lobus

frontal, parietal, occipital, dan temporal. Serebrum bertanggung jawab untuk fungsi motorik,

asosiatif, dan fungsi mental. Ganglia basalis terdiri dari nukleus caudatus dan lentikularis,

kapsula interna, dan amigdala yang merupakan struktur extrapiramidal. Struktur ini

berfungsi untuk modulasi gerakan volunter tubuh, perubahan sikap tubuh, dan integrasi

otonom. Ganglia basal berperan khusus dalam gerakan extremitas secara halus. Kerusakan

ganglia basal akan mengakibatkan kaku dan tremor.

Ganglia basalis sering ikut terlibat di dalam proses degeneratif dan mengakibatkan gangguan

gerakan, yang dapat berupa gerakan menjadi lamban atau gerakan menjadi berlebihan.

Gerak lamban di sebut sebagai gerak involunter yang abnormal, hiperkinesia atau diskinesia.

Ganglia basalis itu sendiri terdiri dari :

1. Korpus striatum : nukleus kaudatus, putamen, dan globus palidus.

2. Substansia nigra.

3. Nukleus subtalamik.

25

Page 26: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di

dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur

perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke

talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri.

Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls

listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada

ganglia basalis adalah dopamin.

2.4 ETIOLOGI

Kebanyakan orang yang menderita Parkinson Disease (PD) tidak diketahui penyebab

pastinya (idiopatik). Akan tetapi ada beberapa faktor risiko (multifaktorial) yang telah

dikenalpasti dan mungkin menjadi penyebab penyakit parkinson yakni :

2.4.1 Usia

Karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia

di bawah 30 tahun.

2.4.2 Ras

Di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan

Afrika.

2.4.3 Genetik

Faktor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang

terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia

muda.

2.4.4 Lingkungan

Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2,

methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, penggunaan obat (

misalnya antipsikosis yang digunakan untuk mengobati paranoria berat dan skizofrenia )

menghambat kerja dopamia pada sel saraf serta jangkitan.

26

Page 27: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Fenotiazin, benzamid, metildopa, dan reserpin, metoklopramid, SSRI, Amiodarone,

Diltiazem, asam valproat

2.4.5 Cedera kranio serebral : meski peranannya masih belum jelas, dan

2.4.6 Tekanan emosional : yang juga dipercayai menjadi faktor risiko.

2.5 PATOLOGI

Secara makroskopis, substansia nigra dan locus seruleus mengalami depigmentasi dan dari

pemeriksaan makroskopis pada daerah tersebut ditemukan hilangnya neuron yang

mengandung melanin. Pada beberapa neuron yang tersisa ditemukan badan lewy, yaitu

inklusi dalam sitoplasma yang berbentuk bulat sampai memanjang, bersifat osmofilik dengan

porosnya yang padat dikelilingi oleh lingkaran yang lebih jernih.

Secara histologis, terdapat degenerasi dari jalur nigrostratia dopaminergik, dengan hilangnya

badan-badan sel dari substansia nigra, degenerasi akson dan sinaps di dalam striatum

dengan akibat berkurangnya isi dopamin dalam striatum.

Lewy bodies

27

Page 28: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

2.6 PATOFISIOLOGI

Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga

pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga

lebih sedikit.

Secara patofisiologi diketahui bahwa pada penyakit parkinson terjadi gangguan

keseimbangan neuro-humoral di ganglia basal, khususnya traktur nigrostriatum dalam

sistem ekstrapiramidal. Ehringer dan Hornykiewiez mengungkapkan bahwa kemusnahan

neuron di pars kompakta substansia nigra yang dopaminergik itu merupakan lesi utama yang

mendasari penyaki parkinson.

Korpus striatum sebagian terdiri dari kolinergik. Komponen kolinergik yang merangsang dan

komponen dopaminergik yang menghambat terdapat dalam suatu keseimbangan yang

dinamis. Bilamana kondisi dopaminergik striatal lebih unggul daripada kondisi kolinergik

striatal, yang berarti bahwa dalam striatum terdapat jumlah dopamin yang jauh lebih banyak

dari asetilkolin, maka timbul sindrom yang menyerupai Korea Huntington, suatu gerak

berlebihan dan tak bertujuan yang tidak dapat dikendalikan. Sebaliknya, bilamana terjadi

disproporsi fungsional antara kedua komponen tersebut dengan meningkatnya fungsi

komponen kolinergik akan menimbulkan sindrom Parkinson. Pada penyakit parkinson, baik

yang idiopatik maupun yang simptomatik, konsentrasi dopamin di dalam korpus striatum

dan substansia nigra sangat kurang sehingga kondisi di korpus striatum lebih kolinergik

daripada dopaminergik. Peningkatan aktivitas kolinergik striatal memberikan efek tremor.

Menurunnya jumlah dopamin dan zat metabolitnya yang dinamakan Homovanilic Acid (HVA)

di kedua bangunan itu berkolerasi secara relevan dengan derajat kemusnahan neuron di

substansia nigra pars kompakta.

Neuron dopaminergik di substansia nigra rusak, korpus striatum mendapat impuls dari

substania nigra yang kekurangan dopamin à Stimulasi ke korteks menurun

28

Page 29: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Dopaminergic neuron

2.7 PATOGENESIS

Namun fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini muncul pada usia lanjut memberi

pemikiran bahwa penyakit ini mungkin berhubungan dengan proses penuaan sel-sel

neuronal, khususnya pada individu-individu yang sel-sel nigranya sangat rentan. Enzim-

enzim yang dibutuhkan untuk membuang metabolisme katekolamin, mungkin merupakan

faktor pada penyakit parkinson. Hidrogen peroksida adalah by-produk dari metabolisme

katekolamin dan pembuangannya tergantung pada enzim-enzim peroksidase dan katalase.

Enzim-enzim ini normalnya tinggi pada substansia nigra dan mengalami penurunan seiring

penuaan umur, tapi akan lebih menurun pada penderita parkinson. Reduksi enzim-enzim ini

akan mengakibatkan akumulasi hidrogen peroksida dan produk toksik lainnya yang

kemudian menyebabkan destruksi sel-sel nigra dan hilangnya tirosin hidroksilase yang

adalah enzim yang bertanggung jawab atas produksi dopamin.

Penurunan dopamin dalam korpus striatum mengacaukan keseimbangan antara dopamin

(penghambat) dan asetilkolin (perangsang). Inilah yang menjadi dasar dari kebanyakan

gejala penyakit parkinson. Sampai saat ini belum diungkapkan dengan baik bagaimana

berkurangnya dopamin di striatum yang menyebabkan gejala parkinson (tremor, rigiditas,

dan aknesia)

Suatu teori mengemukakan bahwa munculnya tremor diduga oleh karena dopamin yang

disekresikan dalam nukleus kaudatus dan putamen berfungsi sebagai penghambat yang

merusak neuron dopamingik di substansia nigra sehingga menyebabkan kaudatus dan

putamen menjadi sangat aktif dan kemungkinan menghasilkan signal perangsang secara

terus menerus ke sistem pengaturan motorik kortikospinal. Signal ini diduga merangsang

otot bahkan seluruh otot sehingga menimbulkan kekakuan dan melalui mekanisme umpan

29

Page 30: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

balik mengakibatkan efek inhibisi penghambat dopamin akan hilang sehingga menimbulkan

tremor.

Akinesia didiga disebabkan oleh karena adanya penurunan dopamin di sistim limbik

terutama nukleus accumbens, yang diikuti oleh menurunnya sekresi dopamin di ganglia

basalis. Keadaan ini menyebabkan menurunnya dorongan fisik untuk aktivasi motork begitu

besar sehingga timbul akinesia.

2.8 KLASIFIKASI

2.8.1 Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans

Sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum

jelas.

Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.

Penyakit Parkinson

2.8.2 Parkinsonismus sekunder atau simtomatik

Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain : tuberkulosis, sifilis

meningovaskuler.

Iatrogenik atau drug induced, misalnya neuroleptik ( antipsikotik ) golongan

fenotiazin, anti emetic, reserpin, tetrabenazin.

Lain-lain, misalnya perdarahan serebral petekial pasca trauma yang berulang-ulang

pada petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi.

Toksin : MPTP, CO, Mn, Mg, methanol, etanol, sianid

2.8.3 Sindrom paraparkinson ( Parkinson plus )

Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit

keseluruhan.

Jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson ( degenerasi hepato-lentikularis ),

hidrosefalus normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal

( parkinsonismus juvenilis ).

30

Page 31: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Sindroma Demensia : Kompleks Parkinsonism – dementia – ALS ( Guam ), penyakit

Lewy bodies difus, penyakit Alzheimer.

2.8.4 Penyakit heredodegeneratif

Penyakit Hungtinton

Penyakit Wilson

Nekrosis striatal dan sitopati mitokondria

Penyakit Gerstmann – Strausler - Scheinker

2.9 GEJALA KLINIS

2.9.1 Gejala utama dari penyakit PD adalah ("TRAP"):

Tremor:

Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala yang paling jelas, sering

terdapat pada awal penyakit dan mudah diidentifikasi oleh penderita maupun keluarganya

sendiri. Rest tremor ini bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti

memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung uang logam. Tremor dapat dimulai dari

satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh

anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara. Tremor

dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan volunter.

Faktor fisik dan emosi dapat mencetuskan timbulnya tremor ini. Ada jenis tremor yang

lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. Tidak seperti yang 4 siklus/menit, tremor ini

dapat tetap ada pada gerakan volunter dan tidak berhubungan dengan posisi diam dari

anggota gerak (bukan rest tremor) dan lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi.

Pasien bisa menampakkan gejala kedua tremor ini atau hanya salah satunya.

Rigiditas

Kekakuan; peningkatan tonus otot. Dikombinasikan dengan rest tremor, kekakuan ini

menghasilkan fenomena 'cog-wheel' saat ekstremitas digerakkan secara pasif. Hal ini juga

sangat jelas dapat dirasakan dengan cara mempalpasi otot pasien bahkan pada keadaan

rileks

Bradykinesia/Akinesia:

31

Page 32: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Pengurangan atau tidak adanya gerakan sama sekali. Gerakan cepat, berulang-ulang

menghasilkan sebuah gerakan disritmik dan pengurangan kekuatan gerakan.

Postural instability (ketidakstabilan postural):

Tidak adanya refleks postural sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dan rasa ingin

jatuh

2.9.2 Gejala motorik yang lainnya:

Gangguan gerakan dan postur tubuh.

Shuffling

Ditandai gerakan dengan langkah kecil-kecil, dengan kaki yang hampir tidak terangkat dari

lantai sehingga menimbulkan suara diseret waktu berjalan. Halangan kecil saja dapat

menyebabkan pasien tersandung.

Turning "en bloc"

lain halnya dengan gerakan membalik badan pada orang normal, pasien Parkinson

mempertahankan tulang belakang mereka tetap kaku (rigit) karena untuk membalikkan

badan, mereka butuh melakukannya dengan perlahan-lahan.

Bungkuk.

Pada keadaan yang parah, kepala dan bahu atas dapat sangat membungkuk (camptocornia).

Festination

Kombinasi dari postur yang membungkuk, ketidakseimbangan, dan langkah yang pendek-

pendek. Ini menyebabkan gerakan yang makin lama semakin cepat sehingga berakhir

dengan terjatuh.

Gait freezing

"Membeku" adalah sebuah manifestasi dari akinesia (ketidakmampuan untuk bergerak).

Membekunya gerakan dikarakterisasikan dengan adanya ketidakmampuan untuk

menggerakkan kaki yang makin parah jika berjalan pada tempat yang sempit dan berantakan

atau pada usaha untuk memulai sebuah gerakan.

Distonia (sekitar 20% dari kasus)

32

Page 33: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Kontraksi otot yang abnormal, terus menerus, dan menimbulkan sakit seperti terbelit,

biasanya mengenai otot kaki dan pergelangan kaki (terutama fleksi dari ibu jari kaki dan

inversi dari kaki) yang mengganggu pergerakan tubuh saat berjalan.

Gangguan menelan dan berbicara.

Hipofonia

suara menjadi kecil, serak, dan bicara monoton. Beberapa orang dengan penyakit Parkinson

mengeluhkan lidahnya "berat" ataupun berkata-kata 'kotor'.

Gangguan non motorik yang menyebabkan gangguan pada berbicara ataupun

berbahasa, baik yang ekspresif maupun pengulangan kata-kata

Termasuk diantaranya penurunan kefasihan berbahasa dan gangguan kognitif tertutama

yang terkait dengan pemahaman arti dari isi pembicaraan dan ekspresi wajah.

Disfagia

Ketidakmampuan untuk menelan, sehingga dapat menyebabkan aspirasi dan pneumonia.

Fatigue-kelelahan (lebih dari 50% kasus)

Muka seperti topeng

Berkurangnya gerakan pada otot-otot kecil wajah menimbulkan gambaran wajah yang tanpa

atau sedikit ekspresi (hipomimia) ,disertai dengan jarangnya mata mengedip. Pada orang

normal, frekuensi mengedipkan mata kurang lebih 12-20 kali per menit, sedangkan pada

pasien Parkinson hanya 5-10 kali per menit. Selain itu ditemukan adanya sedikit pembesaran

pada fisura palpebra sehingga pasien seperti melotot (Stellwag Sign).

Kesulitan untuk membalikkan posisi tubuh saat di ranjang ataupun bangun dengan

posisi duduk.

2.9.3 Gejala non-motorik

Gejala non-motorik ini sering terjadi dan merupakan penyebab yang utama dalam

menimbulkan kematian pada pasien Parkinson.

Depresi

33

Page 34: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Dapat muncul pada tahap apapun pada pasien dengan Parkinson , bahkan sebelum timbul

disfungsi motorik, dan menimbulkan dampak yang signifikan pada kualitas hidup pasien yang

bersangkutan.

Gangguan kognitif

Respon yang melambat baik volunteer ataupun involunter respon.

Gangguan fungsi eksekutif : dapat berkembang menjadi demensia yang hampir timbul pada

20-40% kasus PD, dimulai dengan berkurangnya daya pikir dan berkembang dengan

kesulitan mengintepretasi pikiran abstrak, ingatan, dan tingkah laku. Halusinasi, delusi dan

paranoia dapat muncul. Obat asetilkolin esterease dapat memperbaiki keadaan ini pada

beberapa pasien.

Kehilangan ingatan jangka pendek.

Disfungsi otonom

Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan

hipotensi ortostatik.

2.9.4 Gangguan Tidur

Somnolensi pada siang hari yang berlebihan.

Insomnia

Gangguan pada fase tidur REM

Mimpi yang mengganggu - dapat muncul beberapa tahun kemudian setelah diagnosa PD

ditegakkan

2.9.5 Abnormalitas Sistem Sensorik

Gejala sensorik seperti disfungsi olfaktorik, nyeri, parestesi, akathisia, nyeri daerah mulut

dan nyeri pada regio genitalia merupakan gangguan terbanyak namun sekaligus sering tidak

dikenali sebagai gejala Parkinsonian. Dalam salah satu studi ditemukan bahwa disfungsi

system olfaktori (hiposmia) mungkin merupakan tanda dini dari penyakit Parkinson, hal ini

34

Page 35: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

dikorelasikan dengan meningkatnya resiko sebanyak 10% terhadap terjadinya penyakit

dalam 2 tahun kemudian. Telah didalilkan bahwa disfungsi olfaktori dihubungkan dengan

hilangnya neuron di area kortikomedial amigdala, atau hilangnya neuron dopaminergik di

bulbus olfaktorius

2.10 KOMPLIKASI PENYAKIT

2.10.1 Hipokinesia

Atrofi / kelemahan otot sekunder, kontraktur sendi, deformitas : kifosis, skoliosis

2.10.2 Gangguan fungsi luhur

Afasia, agnosia, apraksia

2.10.3 Gangguan postural

Perubahan kardio-pulmonal, ulkus dekubitus, jatuh

2.10.4 Gangguan mental

Gangguan pola tidur, emosional, gangguan seksual, depresi, bradifrenia, psikosis, demensia

2.10.5 Gangguan vegetative

Hipotensi postural, inkontinensia urine, gangguan keringat

2.11 DIAGNOSIS

PD kadang sulit untuk didiagnosa secara akurat. Penelitian-penelitian telah menunjukkan 25-

35% diagnosa salah bukanlah hal yang jarang. Sampel dari jaringan otak adalah satu-satunya

metoda diagnostik yang pasti. Saat ini belum ada tes darah maupun laboratorium yang telah

terbukti membantu dalam mendiagnosa PD. Karenanya, diagnosis dibuat berdasarkan

riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan neurologis. Unified Parkinson's Disease Rating

(lihat lampiran) adalah alat klinis yang utama digunakan dalam membantu mendiagnosa dan

menentukan derajat keparahan dari PD. Tanda dan gejala dini dari PD kadang

dikesampingkan sebagai efek dari proses penuaan yang normal. Karenanya klinisi mungkin

perlu untuk mengobservasi orang tersebut untuk beberapa waktu hingga terlihat jelas

35

Page 36: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

bahwa gejala-gejala yang dimaksud memang ada secara konsisten. Tanda-tanda motorik

biasanya berawal secara unilateral. Sebuah diagnosa PD memerlukan adanya tanda-tanda

cardinal berikut ini: tremor distal saat istirahat dengan ukuran 3 hingga 6 Hz, rigiditas,

bradikinesia, dan onset yang asimetris. Tanda-tanda lain yang sering dikenal meliputi

instabilitas postural dengan onset lambat, penciuman yang berkurang, dan mikrografia.

Pasien juga harus merespon positif terhadap tes terapi dari levodopa atau agonis dopamine.

2.11.1 Kriteria Diagnostik berdasarkan Kriteria Hughes:

Possible: terdapat salah satu dari gejala utama

Tremor istirahat

Rigiditas

Bradikinesia

Kegagalan reflex postural

Probable

Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan reflex postural) atau

satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik).

Definite

Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain

yang tidak simetris (tiga tanda cardinal). Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya

dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.

Kemajuan di bidang radiologi telah membantu dalam menentukan etiologi Parkinsonism dan

dalam mendiagnosa PD yang idiopatik dengan lebih akurat. Walaupun CT scan dan MRI tidak

dapat menunjukkan pola yang spesifik untuk PD, alat-alat ini dapat membantu

mengeliminasi atau mengkonfirmasi penyakit-penyakit lainnya. Teknologi yang sedang

dikembangkan (contohnya Positron Emission Tomography, Single Photon Emission CT)

kemungkinan akan berpengaruh pada diagnosa PD, tetapi, keduanya tidaklah murah.

Tanda khusus

Meyerson’s sign

Tidak dapat mencegah mata berkedip – kedip bila daerah glabela diketuk berulang.

36

Page 37: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Ketukan berulang ( 2x/detik ) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip – kedip

( terus menerus )

2.11.2 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain dengan melakukan

pemeriksaan :

Neuroimaging : CT – Scan, MRI

Untuk mengetahui gambaran internal otak. Pada penyakit parkinson kemungkinan

didapatkan gambaran pelebaran ventrikel.

Analisis cairan serebrospinalis

Pengambilan cairan serebrospinal dapat dilakukan dengan cara Lumbal Punksi, Sisternal

Punksi atau Lateral Cervical Punksi. Lumbal Punksi merupakan prosedure neuro diagnostik

yang paling sering dilakukan, sedangkan sisternal punksi dan lateral hanya dilakukan oleh

orang yang benar-benar ahli. Dilakukan dengan cara menginsersi jarum berongga ke dalam

ruang sub-araknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan lumbal keempat.

Kemungkinan hasil menunjukkan adanya penurunan kadar dopamine

Laboratorium ( Penyakit Parkinson sekunder ) : patologi anatomi, pemeriksaan kadar

bahan Cu ( Wilson’s disease, prion Bovine spongiform encephalopathy)

2.11.3 Diagnosis banding

Tremor esensial

Hidrosefalus bertekanan normal

Progresif supranuklear palsi

Degenerasi striatonigra

Parkinsonism akibat pengaruh obat – obatan

Sekali didiagnosis, dapat dievaluasi perkembangan penyakitnya dengan skala Hoehn dan

Yahr ( Hoehn dan Yahr Staging of Parkinson’s Disease )

37

Page 38: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Stadium satu

Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang

menggangu tetapi tidak menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu

anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat ( teman ).

Stadium dua

Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap / cara berjalan terganggu.

Stadium tiga

Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat berjalan / berdiri,

disfungsi umum sedang.

Stadium empat

Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas

dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibanding stadium

sebelumnya.

Stadium lima

Stadium kakhetik ( cachectic stage ), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan,

memerlukan perawatan tetap.

2.12 PENATALAKSANAAN

Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, Bromokriptin,

pergolid, selegilin, antikolinergik (Benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,

propanolol dan amantadin.

Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan

perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah

melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Obat ini

mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.

Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita

yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi kembali mandiri. Beberapa ahli percaya

bahwa menambahkan atau mengganti Levodopa dengan Bromokriptin selama tahun-tahun

pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki.

Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan

sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin.

38

Page 39: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu

penderita tetap mandiri.

Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas,

dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu

memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena

kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa

mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).

2.12.1 Umum ( supportive )

a. Pendidikan

Pasien harus mengerti bahwa penyakit Parkinson merupakan penyakit kronik progresif,

dengan tingkat progresifitas yang berbeda-beda pada setiap orang, dan telah banyak

pendekatan yang dilakukan untuk memperingan gejala. Adanya group pendukung yang

berisikan pasien penderita Parkinson tahap lanjut, akan lebih membantu penderita yang

baru saja didiagnosa sebagai penderita penyakit Parkinson. Pasien harus diberikan nasehat

mengenai latihan, termasul stretching, strengthening, fitness kardiovaskular, dan latihan

keseimbangan, walaupun hanya dalam waktu singkat.

b. Latihan fisik

Bagi penderita Parkinson dapat diberikan fisioterpi berupa terapi wicara. Fisioterapi juga

diarahkan untuk mempertahankan mobilitas sendi, menghindari kelainan sikap anggota

gerak badan, koreksi terhadap kelainan sikap anggota gerak badan serta mempertahankan

gaya berjalan yang normal. 3

c. Nutrisi

2.12.2 Medikamentosa

Berdasarkan konsep keseimbangan komponen dopaminergik-kolinergik, kemoterapi

penyakit Parkinson dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan obat yang bersifat

dopaminergik sentral dan dengan obat yang berefek antikolinergik sentral. Selain itu

dikembangkan penghambat MAO-B berdasarkan konsep pengurangan pembentukan zat

radikal bebas. Pilihan obat Parkinson dapat dilihat pada tabel 1.

39

Page 40: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Tabel 1. Pilihan obat penyakit Parkinson

I. Obat dopaminergik sentral

A. Levodopa

B. Bromokriptin

C. Perangsang SSP :

Dekstroamfetamin Metamfetamin Metilfenidat

II. Obat Anti Kolinergik Sentral

A. Senyawa Parasimpatolitik

Triheksifenidil Biperiden Sikrimin Prosiklidin Benztropin Mesilat Karamifen

B. Senyawa Anti Histamin

Difenhidramin Klorfenoksamin Orfenadrin Fenindamin

C. Derifat Fenotiazin

Etoprapazin Prometazin Dietazin

III. Obat Dopamino-antikolinergik

A. Amantadin

B. Antidepresan Trisiklik

Imipramin Amitriptin

IV. Penghambat MAO-B ( Mono Amine Oxidase n B ) Inhibitor

40

Page 41: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Selegiline

Levodopa

Levodopa merupakan precursor dopamine, diyakini merupakan obat antiparkinsonian yang

paling efektif. Dalam percobaan yang membandingkan efektifitas levodopa dan agonis

domain, yang dilakukan secara random, menunjukkan peningkatan ADL dan motorik

sebanyak 40-50% dengan penggunaan levodopa. Levodopa dalam penggunaannya

dikombinasikan dengan peripheral decarboxylase inhibitor seperti carbidopa, untuk

mengurangi terjadinya dekarboksilasi levodopa, sebelum mencapai otak. Tersedia dalam

bentuk immediate-release dan controlled-release. Carbidopa plus levodopa dikombinasikan

dengan catechol O-methyltransferase inhibitor, entacapone, merupakan satu preparat lain,

yang di produksi untuk menciptakan suatu prolong aksi, dengan mencegah terjadinya

metilasi.

Banyak alasan yang mendasari terjadinya kegagalan terapi dengan menggunakan levodopa,

termasuk di dalamnya; penggunaan yang tidak sesuai index respons seperti tremor, dosis

yang tidak adekuat, durasi terapi yang tidak adekuat, dan interaksi obat (mis; penggunaan

levodopa bersamaan dengan metoclopramide, atau risperidone). Percobaan dengan

levodopa harus digunakan selama 3 bulan, dengan peningkatan dosis bertahap, setidaknya

1000 mg per hari (bentuk immediate-release) atau sampai dosis limitasi yang menampakkan

efek merugikan sebelum pasien tidak memiliki respon lagi terhadap pengobatan dengan

levodopa. Karena kegagalan terapi terhadap dosis terapi levodopa hanya dicapai sebanyak

kurang dari 10% pasien yang secara patologi terbukti menderita penyakit Parkinson, maka

kegagalan yang timbul diduga merupakan suatu kemungkinan dari adanya kerusakan lain

yang mengindikasikan tidak adanya terapi farmakologis ataupun terapi pembedahan yang

menguntungkan.

Agonis Dopamin

Meskipun agonis dopamine kurang efektif dibandingkan dengan levodopa, obat-obatan ini

merupakan obat first-line alternative dalam terapi penyakit Parkinson. Bermacam-macam

41

Page 42: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

agonis dopamine memiliki efektifitas yang hampir mirip. Salah satu keuntungan yang

potensial dari obat ini dibandingkan dengan levodopa ialah rendahnya resiko untuk

terjadinya diskinesia dan fluktuasi fungsi motorik sebagai efek terapi, dalam 1 hingga 5 tahun

pengobatan, khususnya pada pasien yang mendapatkan agonis dopamine sebagai

pengobatan tunggal. Namun bagaimanapun, sering dibutuhkan penggunaan kombinasi dari

agonis dopamine dan levodopa selama beberapa tahun setelah diagnosis ditegakkan, untuk

mengontrol gejala-gejala lanjutan. Agonis dopamine dihindari pemakaiannya pada pasien

dengan demensia, karena kecenderungan obat ini dalam menimbulkan halusinasi.

Obat-obat agonis dopamine yang lama dikenal, seperti bromokriptine dan pergolide,

merupakan derivate ergot yang jarang menimbulkan fibrosis retroperitoneal, pleural dan

pericardial. Baru-baru ini dilaporkan mengenai hubungan antara penggunaan pergolide

dengan terjadinya penebalan dan disfungsi katup-katup jantung. Hasil echocardiografi pada

pasien dengan penggunaan pergolide jangka panjang menunjukkan adanya penyakit

restriktif valvular dengan resiko 2 sampai 4 kali lipat lebih besar dibandingkan pasien

penyakit Parkinson yang tidak mendapat terapi dengan pergolide. Dengan adanya peristiwa

ini, agonis dopamine tidak diberikan yang berasal dari derivate ergot; seperti pramipexole

dan ropinirole.

Obat-obatan Lainnya

Secara umum, antikolinergik tidak digunakan sebagai pengobatan dalam penyakit Parkinson,

dikarenakan efeknya yang merugikan. Namun begitu, obat-obatan golongan ini kadang

ditambahkan jika gejala tremor dirasa sangat mengganggu dan tidak responsive dengan

pengobatan lain, meskipun sesungguhnya, fakta di lapangan menunjukkan kekurang-

efektifan obat ini dalam mengurangi tremor. Obat golongan antikolinergik merupakan

kontraindikasi pada pasien dengan demensia dan biasanya dihindari penggunaannya pada

pasien yang berusia lebih dari 70 tahun. MAO inhibitor dan amantadine memiliki beberapa

efek yang merugikan dan membutuhkan peningkatan titrasi sedikit demi sedikit untuk

mencapai dosis terapetik. Namun Karen efek dari obat-obatan ini cenderung lemah, maka

obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal dalam pengobatan.

42

Page 43: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson

Obat Aturan Pemakaian KeteranganLevodopa (dikombinasikan dengan karbidopa)

Merupakan pengobatan utama untuk Parkinson Diberikan bersama karbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya Mulai dengan dosis rendah, yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar diperoleh

Setelah beberapa tahun digunakan, efektivitasnya bisa berkurang

Bromokriptin atau pergolid Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan pada pemberian Levodopa untuk meningkatkan kerja Levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping Levodopa menimbulkan masalah baru

Jarang diberikan sendiri

Seleglin Seringkali diberikan sebagai tambahan pada pemakaian Levodopa

Bisa meningkatkan aktivitas Levodopa di otak

Obat antikolinergik (benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu, antihistamin (difenhidramin)

Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa Levodopa, pada stadium lanjut diberikan bersamaan dengan Levodopa, mulai diberikan dalam dosis rendah

Bisa menimbulkan beberapa efek samping

Amantadin Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg ringan Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek Levodopa

Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri

2.12.3 Pembedahan

Thalamotomy dan thalamic stimulation–deep brains timulation (DBS) dengan implantasi

elektoda– dapat merupakan terapi yang mujarab dalam mengatasi tremor pada penyakit

Parkinson, ketika sudah tidak ada lagi respon dengan pengobatan non-surgikal. Secara

umum tindakan bedah (Thalamotomi ventrolateral dan Pallidektomi) memberikan hasil yang

paling baik pada Parkinsonisme idiopatik dengan gejala unilateral pada penderita dibawah

umur 65 tahun. Pallidotomy, pallidal deep brain stimulation dapat mengatasi gejala-gejala

43

Page 44: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

penyakit Parkinson pada pasien yang responnya terhadap medikasi antiparkinsonism

mengalami komplikasi dengan adanya fluktuasi fungsi motorik yang memburuk dan

diskinesia. Karena indikasi dari terapi surgical pada tahap dini penyakit tidak ditemui dan

karena tindakan yang cukup beresiko serta membutuhkan biaya yang mahal, maka terapi

pembedahan ini tidak mempunyai peran pada awal penyakit Parkinson.

2.13 REHABILITASI MEDIK

Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan

menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah – masalah

sebagai berikut :

Abnormalitas gerakan

Kecenderungan postur tubuh yang salah

Gejala otonom

Gangguan perawatan diri ( Activity of Daily Living – ADL )

Perubahan psikologik

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dapat dilakukan tindakan

1. Terapi fisik ROM ( range of motion )

Peregangan

Koreksi postur tubuh

Latihan koordinasi

Latihan jalan ( gait training )

Edukasi dan program latihan di rumah

2. Terapi okupasi

3. Terapi wicara

4. Psikoterapi

44

Page 45: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

5. Terapi sosial medik

2.14 PROGNOSIS

PD bukanlah suatu penyakit yang dengan sendirinya bersifat fatal, melainkan PD merupakan

suatu penyakit yang bertambah parah dengan seiringnya waktu. Perkiraan hidup pasien PD

biasanya lebih rendah dibanding orang yang tidak mempunyai penyakit tersebut. Pada PD

tahap lanjut, PD mungkin dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan

jatuh yang dapat menimbulkan kematian.

Progresi dari gejala PD mungkin akan memakan waktu 20 tahun atau lebih. Pada beberapa

orang, progresi penyakit ini dapat berjalan lebih cepat. Tidak ada cara untuk memprediksi

bagaimana PD akan bermanifestasi pada seseorang. Dengan penanganan yang baik,

kebanyakan dari penderita PD dapat mempunyai hidup yang produktif untuk waktu yang

panjang setelah didiagnosa.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa mortalitas meningkat, dan kelangsungan hidup

menurun pada pasien di rumah jompo dibanding pasien yang tinggal di komunitas.

KESIMPULAN

Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegenerative progresif yang disebabkan

karena proses degenerasi spesifik neuron-neuron dopaminergik ganglia basalis terutama di

substansia nigra pars kompakta yang disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik (badan lewy).

Penyakit Parkinson adalah tipe tersering dari suatu keadaan Parkinsonism, lebih kurang 80%

dari seluruh kasus. Selain itu penyakit Parkinson juga merupakan penyakit

neurodegenerative tersering kedua setelah demensia Alzheimer. PD terdapat 4 manifestasi

gejala utama motorik : tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia (berkurang atau

lambatnya suatu gerakan), dan instabilitas postural.1,5 Selain itu pada PD juga terdapat gejala

non motorik yang termasuk didalamnya adalah gangguan sensoris dan otonom serta

gangguan neurobehavioral (neuropsikiatri) seperti depresi, ansietas, dan psikosis

Manajemen pasien dengan penyakit Parkinson tahap lanjut sangatlah menantang kita dalam

penanganannya dilihat dari segi motorik, sering timbul komplikasi gejala psikosis, yang

disertai dengan berbagai komorbiditas neuropsikiatri lainnya. Penilaian dan penanganan

45

Page 46: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

pasien PD yang disertai gejala neuropsikiatri membutuhkan perhatian yang lebih besar bagi

kita untuk lebih memperhatikan lagi berbagai faktor penyebab timbulnya gejala

neuropsikiatri. Pengenalan secara dini dari gejala-gejala neuropsikiatri yang timbul hampir

menyerupai gejala PD sangatlah penting dalam tatalaksana pasien lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Medika therapy. com. info penyakit Parkinson. 2009. Diunduh dari

http://medicatherapy.com/index.php/content/read/348/info-penyakit/parkinson

2. Health dokter. Penyakit Parkinson. 11 September 2009. Diunduh dari

http://dokterkwok.blog.com/2009/09/11/penyakit-parkinson/

3. Medikaholistik.com. Lebih jauh mengenal penyakit Parkinson. 28 Mei 2009. Diunduh dari

http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=document_detail&xid=208

4. Medicine and Health Investigation. Penyakit Parkinson. 2010. Diunduh dari

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/2043668-penyakit-

parkinson/#ixzz1LkMefYhz

5. Nuartha BN. : Penyakit Parkinson dan Parkinsonismus. Dalam Harsono (editor). Kapita

Selekta Neurologi. Edisi I. Yogyakarta University, 1996 : 331 – 9.

6. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia., Buku Ajar Neurologi KlinisEdisi I. Yogyakarta :

Gajahmada University Press 1996 : 223 – 8.

7. Guyton Hall. : Serebelum Ganglia Basalais dan Seluruh Pengatur Motorik. Dalam : Fisiologi

Kedokteran. Edisi 9 Jakarta EGC 1997 : 904 – 5.

8. Morris., JH. : Sistem Saraf. Dalam Robbins, SI., Kumar, V. Editor. Buku Ajar Patologi II. Alih

Bahasa : Lunardhi, JH. Santoso, R. Edisi ke-4. EGC. Jakarta 1995 : 474 – 510.

9. Sudarmanto. Journal Kelainan Fungsi Saraf. Penyakit Parkinson. May 2008. Diunduh dari

http://sudarmanto.multiply.com/journal

46

Page 47: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

10.Nutt John G, Wooten G. Frederick. Diagnosis and Initial Management of Parkinson’s Disease.

The New England Journal of Medicine, 2005;353:1021-7

11.Artikel Kesehatan. Penyakit Parkinson. 25 Juni 2009. Diunduh dari http://artikel-info-

kesehatan.blogspot.com/2009/06/penyakit-parkinson-parkinsons-disease.html

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus ini, pasien memiliki trias gejala Parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan bradikinesia

yang sudah berlangsung 2 tahun dan semakin parah apabila tangan yang kanan turut

terkena. Hal ini bisa dilihat berdasarkan kriteria diagnosis Parkinson yaitu tiga gejala utama

(trias) penyakit Parkinson : Kekakuan anggota gerak & hilangnya reflek-reflek postural,

Mobilitas berkurang secara abnormal, Gemetar (tremor). Sedangkan etiologi Parkinson

adalah Parkinsonisme Idiopatik yaitu penyebab yang pasti tidak diketahui dengan Prevalensi

diantara 200 orang berusia di atas 70 tahun.

Sedangkan perjalanan klinis penyakit Parkinson dilihat berdasar tahapan menurut Hoehn

dan Yahr:-

1. Stadium I :

- Gejala dan tanda pada satu sisi

- Gejala ringan

- Gejala yang timbul mengganggu tapi tidak menimbulkan cacat

- Tremor pada satu anggota gerak

- Gejala awal dapat dikenali orang terdekat

2. Stadium II :

47

Page 48: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

- Gejala bilateral

- Terjadi kecacatan minimal

- Sikap / cara berjalan terganggu

3. Stadium III :

- Gerakan tubuh nyata lambat diri

- Gangguan keseimbangan saat berjalan / berdiri

- Disfungsi umum sedang

4. Stadium IV :

- Gejala lebih berat

- Keterbatasan jarak berjalan

- Rigiditas dan bradikinesia

- Tidak mampu mandiri

- Tremor berkurang

5. Stadium V :

- Stadium kakeksia

- Kecacatan kompleks

- Tidak mampu berjalan dan berdiri

- Memerlukan perawatan tetap

Pada kasus ini pasien berada pada stadium ketiga karena pada pasien ini sudah terjadi

secara bilateral yakni kedua tangan, sikap dan cara berjala sudah mulai terganggu dan hilang

keseimbang ketika berjalan ataupun berdiri. Pasien kadang bisa dan kadang tidak bisa

berjalan sendiri sehingga harus dituntun.

48

Page 49: Status PRINT Parkinson Aime

Ilmu Penyakit Saraf – Kasus Penyakit Parkinson Nov 2011

Pada kasus ini pasien mendapatkan antikolinergik dan dopaminergik yang diberikan sesuai

dengan gejala yang dikeluhkan oleh penderita. Hal dapat dilihat dari penatalaksanaan

Parkinson yang dibagi menjadi dua yaitu medikamentosa dan non medikamentosa

(Dewanto, 2009). Medikamentosa adalah Dopaminergik (levodopa).

Sedangkan terapi non medika mentosa pada pasien ini adalah stimulasi otak, rehabilitasi

medis, dan Psikoterapi. Operasi tidak dianjurkan karena pasien berusia lanjut (84 tahun).

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fizik dan hasil CT Scan menunjukkan pasien ini ada

gejala stroke juga. Pasien juga ada hipertensi yang juga merupakan factor risiko kepada

stroke. Pada anamnesis ditemukan pasien merasa tangan kanannya yang tebal dan lemas

selama 2 tahun. PF pula, ditemukan hemiparesa kanan dan klonus kaki (+). Klonus kaki

merupakan reflex patologis. Pada stroke, gejala UMN didapatkan seperti hiperefleks ini.

Didapatkan CT san pada pasien ini dengan infark di korteks hemisphere kiri sangat signifikan

dengan hemiparese yang kontralateral yaitu di kanan.

KESIMPULAN

Pada kasus ini, pasien memiliki trias gejala dari Parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan

bradikinesia. Berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, pasien termasuk dalam stadium tiga.

Sedangkan untuk penatalaksanaan pada pasien ini adalah diberikan dopaminergik untuk

mengurangi gejala tremornya agar pasien dapat menjalankan aktifitas seperti biasa.

49