Parkinson 1
description
Transcript of Parkinson 1
MAKALAH DAN ASKEPPARKINSON
Disusun Oleh1. Ahmad fahrur rizal2. Ainur rosidah3. Devi indah nurmalasari4. Dina merdeka wati5. Livia krunia rahayu6. Nurina fadilah7. Hermin puspita sari8. Sumarni9. Sam ayu vidya astuti10. Helina11. Hanna izzati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pemerintah Kabupaten Jombang
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2013 – 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah
serta nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Tugas Kelompok Parkinson “
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua pihak penulisan
makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan hingga terselesainya makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing.
Penulis berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan Makalah ini semaksimal
mungkin, akan tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa kami harapkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah ini di masa mendatang.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridha-Nya sehingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan yang menulis
khususnya.
Jombang, 24 MEI 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ..ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian
Tanda gejala penyakit Parkinson
Etiologi
Patofisiologi
Komplikasi
Pemeriksaan penunjang
Pentalaksanaan medis
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV ASKEP
ASKEP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson(Parkinsonismus)
merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus
palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency Belakang Masalah.Penyakit
Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative)
yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement
disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan
kekakuan otot. Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh
James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam
tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan
sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor,
kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).Penyakit Parkinson bisa
menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena penyakit Parkinson
adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya.
Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan antara
500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap
tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk
Amerika. Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson
menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari
100 orang yang berusia diatas 65 tahun.
Beberapa orang ternama yang mengidap penyakit Parkinson diantaranya adalah
Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China),
Muhammad Ali (mantan peninju terkenal A.S.), Michael J Fox (seorang bintang film
Hollywood terkenal) yang kini aktif dengan The Michael J Fox Foundation For
Parkinson’s Research.Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahuii,
meskipun penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan.Jauh di
dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan
suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia
basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan
sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus,
yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai
impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf.Neurotransmiter yang
utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami
kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel
saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.Penyebab dari kemunduran sel saraf dan
berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui.Tampaknya faktor genetik tidak
memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung
diturunkan.Neurodegenerative disorders lainnya termasuk penyakit Alzheimer's,
penyakit Huntington's, dan amyotrophic lateral sclerosis, atau penyakit Lou Gehrig's
serta banyak penyakit mental lainnya.Akan tetapi ada beberapa faktor risiko
(multifaktorial) yang telah dikenalpasti dan mungkin menjadi penyebab penyakit
parkinson yakni : Usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio serebral,tekanan emosional.
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang
menjadi pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit
Parkinson memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahwa terdapat
penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa
dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursor dopamin, yang
secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada Penyakit Parkinson (kajian oleh
Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et al 1967).
Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan
perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita
lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan
pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat
memulai pergerakan, dan kekakuan otot.
B. GEJALA PENYAKIT PARKINSON
4 Tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson:
1. Tremor pada saat istirahat tingkat keparahan relative stabil misalnya pada
tangan,kaki,jari,rahang/muka.
2. Kekakuan gerakan putar siku dan pergelangan tangan berkurang,ekspresi
wajah kaku.
3. Melemahnya gerakan,akinesia/bradikinesia seperti langkah pendek –
pendek,lambaian tangan berkurang.
4. Ketidakseimbangan tubuh,sering jatuh,
Tanda non-motorik :
1. Inkontinensia
2. Dimensia
3. Dysphagia
4. Gangguan tidur
5. Konstipasi
6. Berkeringat
C. ETIOLOGI1. Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang
timbul pada usia di bawah 30 tahun.
2. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan berbagai kecacatan pada
gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita
Parkinson pada usia muda.
3. Toksin, penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan.
4. Cedera kranio serebral
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari penyakit parkinson utamanya adalah akibat adanya degenerasi
sel dengan hilangnya neuron dopaminerik yang terpigmentasi di pars compacta
substansia nigra (area otak tengah) di otak dan ketidakseimbangan sikuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan otak). Pada orang normal, neurotransmitter dopamin
berkurang 5% per dekade, sementara pada penderita parkinson berkurangnya 45%
selama dekade pertama setelah didiagnosis.
Biasanya gejala baru muncul ketika dopamin di striatal sudah berkurang sampai
80%. Degenerasi saraf dopamin pada nigrostriatal menyebabkan peningkatan aktivitas
kolinergik sriatal yang menyebabkan efek tremor. Seorang dokter bernama dr. Lewy
pada tahun 1912 menemukan bahwa penyakit parkinson terjadi akibat adanya
kerusakan pada substantia nigra dan terdapat lewy bodies (eosinofil yang terkurung) di
substantia nigra.
Kelainan pada sistem ekstrapiramidal paling sering ditemukan pada penyakit
parkinson. Sebagian kasus ini dianggap tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik.
Selain itu, penyebab lain penyakit parkinson adlaah seperti yang disebutkan
sebelumnya yaitu adanya induksi dari penggunaan obat-obatan tertentu. Obat-obatan
seperti fenotiazin, haloperidol, dan jenis butiofenon dapat menghambat reseptor
dopamin post-sinaptik. Penyakit ini lebih sering dijumpai apda pasien yang menderita
psikiatris yang mungkin menggunakan obat-obatan neuroleptik dosis tinggi untuk
jangka waktu yang lama. Penyakit parkinson yang diinduksi oleh obat, biasanya bersifat
reversiberl sehingga dapat sembuh ketika penggunaan obatnya dihentikan.
Penggunaan obat yang lain contohnya MPTP (1-metil-4-fenil-1,2,3,6-tetrahidropiron)
dapat menyebabkan penyakit parkinson dengan merusak neuron dopaminergik secara
selektif pada substantia nigra.
Keracunan logam berat (timah, mangan, dan merkuri) serta zat-zat polutan
lainnya seperti karbon monoksida, sianida disulfida, pestisida, dan berbisida juga dapat
menyebabkan penyakit parkinson ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor
pemicu penyakit parkinson atnara lain toksin atau racun, kepala terluka atau mengalami
trauma akibat kecelakan benturan di kepala, efek samping dari penggunaan obat-
obatan yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, serta faktor keturunan
E. KOMPLIKASIKomplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu :
1. Demensia
2. Aspirasi
3. trauma karena jatuh.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi
neuropatologi.Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering
kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).
2. Pemeriksaan neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia.Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi
kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test
psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh
beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan
ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa.
3. CT Scan dan MRI
Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kwantifikasi
perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer
antemortem.Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan
adanya penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti multiinfark dan
tumor serebri.Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran ventrikel keduanya
merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini.
Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark,
parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit
alzheimer.
4. EEG
Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada
penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus
frontalis yang non spesifik
5. PET (Positron Emission Tomography)
Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah,
metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun
pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi
kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi.
6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer.Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif.Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Antihistamin
Antihistamin mempunyai efek sedative dan antikolinergic pusat ringan, dapat
membantu menghilangkan tremor.
2. Terapi anti koligenergik
Agen antikolinergic ( priheksifenidil , proksiklidin, dan benzotropin mesilat) efektif
mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson. Obat – obatan ini dapat digunakan dalam
kombinasi dengan levodopa. Agen ini meniadakan aksi asetilkolin pada system
persarafan pusat. Efek samping mencangkup penglihatan kabur, wajah memerah, ruam
pada wajah, konstipasi, retensi urine, dan konduksi akut. Tekanan intraokuler di pantau
ketat karna obat-obat ini kontraindikasi pada pasien dengan glaukoma sedikit sekalipun.
Pasien-pasien dengan hyperplasia prostatic dipantau terhadap adanya tanda-tanda
retensi urine.
3. Amantadin hidrokhlorida
Amantadin hidrokhlorida (symmetrel), agen-agen antivirus yang digunakan pada
awal pengobatan penyakit Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor, dan
bradikinesi. Agen ini diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamine dari daerah
penyimpanan di dalam saraf. Reaksi efek samping terdiri atas gangguan psikiatri
(perubahan perasan hati, konfusi, halusinasi), muntah, adanya tekanan pada
epigastrium, pusing dan gangguan penglihatan.
4. Terapi levodopa
Walupun levodopa bukan untukpengobatan, saat ini merupakan agen yang
paling efektif untuk pengobatan pada penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)
L (MD4) – dopa menjadi dopamin pada bangsal ganglia. Seperti disebutkan diatas
dopamine dengan konsentrasi normal yang terdapat di dalam sel-sel subtansia nigra
mejadi hilang yaitu pada pasien penyakit Parkinson. Gejala dapat hilang akibat kadar
dopamine yang lebih tinggi yang ada bersamaan dengan levodopa.
5. Antidepresan
Antidepresan trisiklik dapat di berikan untuk mengurangi depresi yang juga biasa
terjadi pada penyakit Parkinson
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)
merupakan suatupenyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus
palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency Belakang.Masalah.Tanda dan gejala
yang timbul biasanya adalah tremor,kekakuan, melemahnya
gerakan,akinesia/bradikinesia,ketidakseimbangan.Penyebab penyakit ini adalah
usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio serebral.Penatalaksanaan medis yaitu
Antikolinergik ,Levodopa,Bromokiptin,Amantidi.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT PARKINSON
Identitas KlienNama : -
Umur : (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-60 tahun),
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : semua agama bisa terkena
Pekerjaan : -
Pendidikan : biasannya berpendidikan rendah
Diagnosis medis : parkinson
Riwayat keperawatan
A. Keluhan utama :Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks
postural.
B. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian
yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Adanya
perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan, berkeringat, kulit berminyak
dan sering menderita dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi.
C. Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat, penggunaan obat-obat antikoagulan, aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat-
obat antikolinergik dalam jangka waktu yang lama.
D. Riwayat keluarga :
Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi
E. Pengkajian psiko-sosio-spiritual :Menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,perubahan peran kliendalam
keluarga dan masyarakat,dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital, TB, dan BB. Tanda vital:
Kesadaran pasien : Dilirium
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 50 x/menit
Suhu : 37° C
RR : 14 kali/menit
PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernafasan
Anamnesa : Biasanya pasien dengan penyakit parkinson mengalami frekuensi pernapasan
menurun,terdapatpernafasan cuping hidung,mulutnya Terlihat kering dan terdapat suara ronkhi
Hidung
Inspeksi : ada pernafasan cuping hidung, ,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada fraktur tulang nasal
Mulut
Inspeksi :, terlihat kering
Leher
Inspeksi : bentuk leher normal dan simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kalenjer tiroid
Faring
Inspeksi : tidak ada tanda tanda perdangan
Area Dada
Inspeksi : ada penggunaan otot bantu pernafasan, pergerakan dada tidak simetris, bentuk
dada normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada dinding thorax.
Perkusi : bunyi paru sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara nafas ronkhi
B. Kardiovaskuler Dan Limfe
Anamnesa : Mengalami adanya nyeri dada tampak pucat, tampak lemah, terdapat penonjolan
pada dahi,
Wajah
Inspeksi : konjungtiva pucat
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : bentuk dada normal dan simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran ictus cordis
Perkusi : adanya bunyi redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau
pengecilan
Auskultasi : bunyi jantung normal
Ekstermitas atas
Inspeksi : terdapat luka lecet pada tangan kanan
Palpasi : suhu akral hangat
Ekstermitas bawah
Inspeksi : tidak ada varises, sianosis, clubbing finger, oedem
Palpasi : suhu akral dingin dan terlihat pucat
C. Persyarafan
Anamnesa : Kesadaran pasien delirium
Pengujian nervus :
Uji nervus I olfaktorius ( pembau)
Fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan
Uji nervus II opticus ( penglihatan)
Mengalami Penurunan ketajaman penglihatan
Uji nervus III oculomotorius
Sewaktu melakukan konvergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata.
Nervus VI abdusen:
Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami
penurunan,saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata)
Uji nervus VII facialis:
Persepsi pengecapan dalam batas normal
Nervus VIII auditorius akustikuys :
Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan proses senilis
dan penurunan aliran darah regional
Nervus IX glosoparingeal dan X vagus:
Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan
Nervus XI aksesorius :
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius
Nervus XII hypoglosal:
Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.
Tingkat Kesadaran: Delirium
D. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa : Mengalami inkontinensia urine
Genetalia eksterna laki laki
Inspeksi : tidak ada odema, tidak terjadi ada kemerahan,
Palpasi :tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi
Anamnesa : Mengalami konstipasi,
Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir pucat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut,
Lidah
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema.
Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen), tidak ada luka.
Auakultasi : peristaltic usus
Perkusi : hipertympani
Palpasi
Kuadran I
Hepar tidak terdapat hepatomegali dan nyeri tekan
Kuadran II
Gaster tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak terdapat distensi abdomen
Kuadran III
Tidak ada massa dan nyeri tekan
Kuadran IV
Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney
F. Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen
Anamnesa : dalam keadaan kekuatan otot melemah, dan pada pasien ini mengalami kekakuan
sendi
Skala 3 : tidak dapat melawan gravitasi tidak mampu menahan tahanan ringan
Luka
Inspeksi : ada tanda radang pada daerah sekitar luka
Palpasi : suhu teraba dingin
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa : mengalami disfagia,berkeringat,tremor,lemah,pandangan kabur,
Kepala
Inspeksi : luka lecet pada kepala bagian kanan, wajah klien pucat
Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris.
Palpasi : tidak ada pembesaran kalenjar tyyroid, dan tidak ada nyeri tekan.
H. Sistem reproduksi
Anamnesa :Pada sistem ini penyakit parkinson tidak mengalami gangguan pada sistem
reproduksinya.
I. Persepsi SensoriAnamnesa : Mengalami gangguan penglihatan. Dan penglihatan kabur.
Mata
Inspeksi :, tidak ada katarak akan tetapi pada konjungtiva pucat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Penciuman-(hidung)
Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
ANALISA DATA
NS. DIAGNOSIS :
Hambatan mobilitas fisik
(NANDA-I)
DEFINITION:Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah
DEFINING CHARACTERISTICS
- Penurunan waktu reaksi
- Kesulitan membolak balik posisi
- Perubahan cara berjalan
- Pergerakan gemetar
- Keterbatasan kemampuan untuk melakukan ketrampilan
motorik kasar
- Tremor akibat pergerakan
- Pergerakan lambat.
- Keterbatasan rentang pergerakan sendi
- Pergerakan tidak terkoordinasi
RELATED FACTORS:
- Intoleransi aktivitas
- Fisik tidak bugar
- Penurunan kekuatan otot
- Gangguan neuromuskuler
ASS
ESSM
ENT
Subjective data entry
Gangguan gerakan, kaku otot,
tremor menyeluruh, kelemahan otot,
dan hilangnya refleks postural.
Objective data entry
TTV :
Kesadaran pasien : Dilirium
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 50 x/menit
Suhu : 37° C
RR : 14 kali/menit
DIA
GN
OSI
SClient
Diagnostic
Statement:
Ns. Diagnosis (Specify):
Hambatan mobilitas fisik
Related to:
- Gangguan neuromuskuler dan Penurunan kekuatan otot
Intervensi
Inisial Pasien :
Tanggal :
Diagnosa Keperawatan : Hambatan Mobilaitas Fisik
NOC NIC
OUTCOME INDICATOR INTERVENSI AKTIVITAS
Joint Movement : Active
Klien meningkat dalam
aktivitas fisik
Tidak terjadi kontraktur
sendi.
Bertambahnya
EXERCISE THERAPHY : AMBULATION (Terapi Aktivitas : Ambulasi)
Pengkajian : Monitoring vital sign
sebelm/sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
Kaji kemampuan pasien dalam
kekuatan otot.
Klien menunjukkan
tindakan untuk
meningkatkan
mobilitas Mengerti
tujuan dari
peningkatan mobilitas
Keseimbangan
berjalan
Kekuatan tubuh bagian
atas
Kekuatan tubuh bagian
bawah
Kemudahan dalam
beraaktivitas sehari-
hari
Kemampuan berbicara
dengan beraktivitas
fisik
Definisi : membantu pasien
memulai aktivitas fisik untuk
memperkuat fungsi tubuh
selama perawatan dan
melindungi dari sakit atau
cedera.
mobilisasi
Pendidikan Untuk Keluarga Dampingi dan Bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs ps.
Aktivitas Kolaboratif : Konsultasikan dengan terapi
fisik tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Ajarkan ROM aktif
Aktivitas Lain Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap
cedera
Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
Buat lingkungan yang nyaman
untuk peergerakan tubuh,
Implementasi
No. diagnose
masalah
kolaboratif
Tgl/jam Tindakan paraf
Hambatan mobilitas fisik
MengkajiKeseimbangan
berjalan
Mengkaji Kekuatan tubuh bagian
atas
Mengkaji Kekuatan tubuh
bagian bawah
Mengkaji Kemudahan dalam
beraaktivitas sehari-hari
Mengkaji Kemampuan berbicara