Status Neurotik (Cemas)

download Status Neurotik (Cemas)

of 16

description

case

Transcript of Status Neurotik (Cemas)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFK UKRIDAJAKARTALaporan Kasus Psikiatrik Non Psikotik

I. IDENTITAS PASIENNama: Nn. ETempat dan tanggal lahir: Tegal, 15 September 1973Jenis kelamin: PerempuanUsia: 38 tahun Agama: Islam Pendidikan: SMPSuku bangsa: JawaAlamat: Bringin Asri BPS. V RS 10/4 Warosari Ngalian SemarangStatus perkawinan: MenikahPekerjaan: Ibu Rumah Tangga Tanggal pemeriksaan : 30 April 2012No CM: 08.34.82

II. RIWAYAT PSIKIATRIWawancara ini dilakukan pada tanggal : 30April 2012, pukul 10.05 WIBSecara : Autoanamnesa pada tanggal 30 April 2012, pukul 10.05 WIB

A. KELUHAN UTAMA : Tidak bisa tidur

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG2 bulan yang lalu pasien memiliki keluhan sering sulit tidur dan dada berdebar- debar. Dari pengakuan pasien, pada malam hari pasien sulit untuk memulai tidur. Biasanya pasien tidur jam 9 malam, namun saat ini pasien bisa memulai tidur jam 12 malam. Keluhan itu terjadi sekitar 2 minggu. pasien juga sering merasa lelah. Dari pengakuan pasien, pasien tidak tahu penyebab pasti dari keluhan tersebut, namun pasien mengaku sering mencemaskan hal-hal kecil yang membuat pasien terhalang untuk tidur, contohnya bila anaknya belum menjenguk pasien di panti. Karena jantung sering berdebar-debar, maka pasien takut terjadi sesuatu pada dirinya, pasien diantar oleh perawat panti ke puskesmas untuk diperiksa keluhan pada jantung pasien. Pada saat dilakukan pemeriksaan rekam jantung, ternyata tidak ada kelainan pada jantungnya. Nafsu makan baik. Makan dan mandi atas kemauan sendiri. Hubungan dengan anggota keluarga dan lingkungan sekitar juga baik. Aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar dilakukan sendiri. Pasien juga menjalankan sholat lima waktu setiap harinya.1 bulan yang lalu, pasien merasa kesulitan untuk tidur semakin bertambah. Jantung berdebar-debar, sakit kepala, mudah gelisah dirasakan pasien. Nafsu makan baik. Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sosial masih baik. Aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mengepel, membersihkan rumah dilakukan sendiri. Pasien juga menjalankan sholat lima waktu setiap harinya.2 minggu yang lalu, Pasien sering merasa jantung berdebar-debar, sakit kepala, gelisah, kepala berat, cemas, perut tidak enak yang disertai mual dan muntah. Tidur pasien tidak nyenyak. Sulit memulai tidur dan bila terbangun sulit untuk tidur kembali. Biasanya pasien hanya bisa tidur 2 jam setiap harinya. Gejala itu sering timbul bila pasien memikirkan anaknya. Menurut pengakuan pasien, pasien khawatir bahwa akan ditelantarkan oleh anaknya. Pasien juga sering berfikir bahwa anaknya tidak mau merawat pasien sehingga pasien dibawa ke panti. Ini membuat pasien menjadi khawatir dan terus memikirkannya. Nafsu makan menurun. Pasien merasa sulit konsentrasi. Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan lingkungan sosial baik.1 minggu yang lalu, keluhan tidak bisa tidur semakin meningkat. Biasanya walaupun sulit tidur, namun pasien masih bisa tidur walaupun tidur hanya 2-3 jam sehari. Namun sekarang kadang pasien tidak bisa tidur seharian penuh. Keluhan kepala berat, merada deg-degan, cemas, perasaan tidak enak dan pusing dirasakan pasien. Nafsu makan semakin menurun. Hubungan dengan lingkungan sosial baik. 1 hari yang lalu, Pasien merasa kesulitan tidur bertambah parah. Sudah 3 hari pasien belum dapat tidur. Selain itu pasien merasa dada berdebar, gelisah dan cemas. Pasien juga merasakan kepalanya berat dan pusing. Demam tidak dirasakan pasien.Gangguan pada perut disangkal oleh Pasien. Nafsu makan menurun. Sulit konsentrasi. Makan dan mandi dikerjakan sendiri tanpa disuruh.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU1. Riwayat PsikiatrikTidak terdapat gangguan psikiatrik sebelumnya.

2. Riwayat Penyakit Medis UmumRiwayat sakit asma disangkal.Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.Riwayat sakit darah tinggi disangkal.Riwayat sakit kencing manis disangkal.

3. Riwayat Penyalahgunaan Alkohol dan Zat TerlarangPasien mengaku bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok, alkohol dan obat-obat terlarang.

D. GLOBAL ASSESSMENT FUNCTION GAF 2 bulan yang lalu : 80-71 GAF 1 bulan yang lalu : 80-71 GAF 2 minggu yang lalu: 70-61 GAF 1 minggu yang lalu: 60-51

Grafik GAF:

E. RIWAYAT PRIBADI PRAMORBID1. Riwayat prenatal dan perinatalTidak terdapat adanya kelainan yang ditemukan pada ibu selama masa kehamilan dan persalinan. Kelahirannya direncanakan dan merupakan kebahagiaan untuk keluarganya. Pasien lahir cukup bulan, dilahirkan secara normal dengan ditolong oleh bidan di rumah. Tidak terdapat trauma lahir, kelainan fisik, maupun cacat bawaan. Ibu pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan atau alkohol selama kehamilan.

2. Masa anak awal (0-3 tahun)Pasien cukup ASI sewaktu kecil. Perkembangan psikomotorik seperti berjalan, berbicara, duduk, sesuai dengan perkembangan anak yang normal. Perkembangan psikososial, kognitif, dan moral juga tidak ditemukan kelainan. Tidak ditemukan kecemasan yang belebihan akan perpisahan atau rasa cemas terhadap orang asing.

3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)Pasien tidak pernah tinggal kelas, namun nilainya kurang memuaskan karena terkadang pasien merasa tidak yakin akan kemampuannya dan membuat tugasnya tersebut terlambat terselesaikan. Pasien merupakan anak yang agak pendiam dan kurang menyukai keramaian, namun tetap memiliki teman dan sahabat. Pasien jarang mengambil peran sebagai pemimpin, seperti jadi ketua kelas atau ketua suatu acara karena pasien sering merasa ragu akan kemampuannya dan merasa tidak mampu menjadi pemimpin yang baik. Pasien juga tidak suka berdiri didepan orang banyak seperti berpidato, membaca puisi di depan umum karena pasien.

4. Masa anak akhir (pubertas sampai dengan remaja)Pasien melewati masa remaja seperti remaja pada umumnya. Dalam melakukan sesuatu, pasien cenderung cemas dan ragu apakah ia mampu melakukannya. Contohnya pada saat disuruh gurunya melakukan mengerjakan tugas, pasien tidak percaya dengan kemampuan dirinya sehingga terkadang pekerjaan itu tidak dapat dikumpulkan tepat waktu. Pasien tidak suka dikritik. Pasien memiliki beberapa teman dekat. Tidak pernah terlibat dalam suatu perkumpulan, seperti OSIS, Palang Merah Remaja, dll karena pasien takut bila ada seseorang yang tidak suka dengan dia. Hubungan dengan keluarga baik.

5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pendidikanPasien berhasil menyelesaikan pendidikan hingga SMP akan tetapi tidak bisa melanjutkan pendidikan karena masalah ekonomi. Selama sekolah pasien tidak pernah tinggal kelas, namun nilainya kurang memuaskan karena terkadang pasien tidak percaya diri dengan kemampuan dirinya sehingga tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang diberi oleh gurunya dengan tepat waktu.

b. Riwayat PekerjaanSetelah lulus SMP, pasien tidak bekerja. Setelah menikah, pasien menjadi ibu rumah tangga.

c. Riwayat kehidupan seksual dan pernikahanPasien menikah pada tahun 1995. Pasien dikaruniai 3 orang anak (satu perempuan dan dua laki-laki). Anak pertama perempuan berusia 16 tahun, anak kedua berjenis kelamin laki-laki berusia 14 tahun dan anak bungsunya berjenis kelamin laki-laki berusia 10 tahun.

d. Riwayat keagamaanPasien beragama Islam dan pasien rajin beribadah sholat 5 waktu. Pasien menyangkal mengikuti perkumpulan-perkumpulan agama yang dilarang. Menjalankan sholat lima waktu secara teratur.

e. Riwayat hukumPasien tidak pernah terlibat dengan perkelahian antar sesama teman, tidak pernah terlibat dengan urusan hukum. Pasien tidak pernah terlibat dengan pencurian.

f. Riwayat kemiliteranPasien tidak ada riwayat militer.

g. Riwayat akitivitas sosial masyarakatPasien sering menghabiskan waktunya di rumah mengurus anak. Pasien memiliki teman antar tetangga tapi hanya sedikit. Pasien tidak pernah mengikuti suatu perkumpulan apapun, misalnya perkumpulan ibu-ibu antar RT, arisan.

h. Riwayat psikososialPasien memiliki teman di lingkungan rumahnya. Namun lebih senang berkativitas di rumah.

F. Riwayat keluarga

1 2

3 4 5 6 7

10 11 12

8 9 ` 13 14

: Pasien1. Ayah pasien2. Ibu pasien3. Kakak ipar pertama pasien4. Kakak laki-laki pertama pasien5. Suami pasien6. Adik perempuan pasien7. Adik ipar pasien8. Keponakan perempuan pertama dari kakak pertama9. Keponakan perempuan kedua dari kakak pertama10. Anak pertama (perempuan) pasien11. Anak kedua (laki-laki) pasien12. Anak ketiga (laki-laki) pasien13. Keponakan laki-laki pertama dari adik pasien14. Keponakan perempuan kedua dari adik pasien

Pasien tinggal serumah dengan suami, dan 3 anaknya. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit kelainan jiwa.

G. Situasi Kehidupan Sosial SekarangPasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal serumah dengan suami dan ketiga anaknya. Anak pertama berjenis kelamin perempuan berusia 16 tahun, anak kedua berjenis kelamin laki-laki berusia 14 tahun dan anak bungsunya berjenis kelamin laki-laki berusia 10 tahun. Di dalam keluarga tersebut, yang mencari nafkah hanya suami pasien. Pasien memiliki masalah ekonomi dalam keluarga.

III. STATUS MENTAL Berdasarkan pemeriksaan tanggal 30 April 2012A. Deskripsi Umum1. PenampilanSeorang wanita, tampak sakit ringan, memiliki postur tubuh normal, tidak terlalu gemuk, kulit sawo matang, berpakaian cukup rapi, perawatan diri cukup.2. KesadaranKesadaran neurologik: compos mentisKesadaran psikiatrik: jernih3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : gelisah4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, kontak (+), dapat dipertahankan5. PembicaraanKuantitas: cukupKualitas: cukup

B. Alam PerasaanMood: CemasAffect: Serasi

C. Gangguan persepsiIlusi: Tidak adaHalusinasi: Tidak ada

D. Sensorium dan Kognitif1. Taraf pendidikan: SMP2. Pengetahuan umum: Cukup 3. Kecerdasan: Cukup4. Konsentrasi: Kurang5. Orientasia. Waktu: Baikb. Tempat: Baikc. Orang: Baikd. Situasi: Baik6. Daya ingata. Segera: Baikb. Jangka pendek: Baikc. Jangka sedang: Baikd. Jangka panjang: Baik7. Pikiran abstraktif: Baik8. Visuospasial: Baik9. Bakat kreatif: Baik

E. Proses pikir1. Bentuk Pikir: Realistik2. Arus Pikira. Sirkumstansial: Tidak ditemukanb. Retardasi: Tidak ditemukanc. Blocking: Tidak ditemukand. Flight of idea: Tidak ditemukane. Perseverasi: Tidak ditemukanf. Asosiasi longgar: Tidak ditemukang. Inkoherensi: Tidak ditemukanh. Jawaban irelevan: Tidak ditemukan3. Isi pikira. Pola sentral: Tidak ditemukanb. Fobia: Tidak ditemukanc. Obsesi: Tidak ditemukand. Waham: Tidak ditemukane. Konfabulasi: Tidak ditemukanf. Pikiran bermusuhan: Tidak ditemukang. Pikiran bersalah: Tidak ditemukanh. Pikiran rendah diri: Tidak ditemukani. Hipokondri: Tidak ditemukanj. Kemiskinan isi pikiran : Tidak ditemukanF. Pengendalian ImpulsBaik

G. Daya NilaiBaik

H. TilikanDerajat 6

I. ReliabilitasBisa dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Internus1. Keadaan umum: Tampak sakit ringan2. Kesadaran: Kompos mentis3. Tensi: 110/70 mmHg4. Nadi: 82 x/menit5. Suhu badan: 36,5 C6. Frekuensi pernafasan: 20 x/menit7. Bentuk tubuh: Atletikus8. Sistem kardiovaskular: Tidak ditemukan kelainan9. Sistem respitorius: Tidak ditemukan kelainan10. Sistem gastro-intestinal: Tidak ditemukan kelainan11. Sistem musculo-skeletal: Tidak ditemukan kelainan12. Sistem urogenital: Tidak ditemukan kelainan

B. Status Neurologis1. Saraf kranial (I-XII): Tidak dilakukan2. Gejala rangsang meningeal: Tidak dilakukan3. Mata: Tidak dilakukan4. Pupil: Tidak dilakukan5. Ofthalmoscopy: Tidak dilakukan6. Motorik: Tidak dilakukan7. Sensibilitas: Tidak dilakukan8. Sistim saraf vegetatif: Tidak dilakukan9. Fungsi luhur: Tidak dilakukan10. Gangguan khusus: Tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGSementara tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAA. Riwayat Penyakit Sekarang2 bulan yang lalu pasien memiliki keluhan sering sulit tidur dan dada berdebar- debar. Dari pengakuan pasien, pada malam hari pasien sulit untuk memulai tidur. Biasanya pasien tidur jam 9 malam, namun saat ini pasien bisa memulai tidur jam 12 malam. Keluhan itu terjadi sekitar 2 minggu. pasien juga sering merasa lelah. Dari pengakuan pasien, pasien tidak tahu penyebab pasti dari keluhan tersebut, namun pasien mengaku sering mencemaskan hal-hal kecil yang membuat pasien terhalang untuk tidur, contohnya bila anaknya belum menjengukk pasien di panti. Karena jantung sering berdebar-debar, maka pasien takut terjadi sesuatu pada dirinya, pasien diantar oleh perawat panti ke puskesmas untuk diperiksa keluhan pada jantung pasien. Pada saat dilakukan pemeriksaan rekam jantung, ternyata tidak ada kelainan pada jantungnya. Nafsu makan baik. Makan dan mandi atas kemauan sendiri. Hubungan dengan anggota keluarga dan lingkungan sekitar juga baik. Aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar dilakukan sendiri. Pasien juga menjalankan sholat lima waktu setiap harinya.1 bulan yang lalu, pasien merasa kesulitan untuk tidur semakin bertambah. Jantung berdebar-debar, sakit kepala, mudah gelisah dirasakan pasien. Nafsu makan baik. Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sosial masih baik. Aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mengepel, membersihkan rumah dilakukan sendiri. Pasien juga menjalankan sholat lima waktu setiap harinya.2 minggu yang lalu, Pasien sering merasa jantung berdebar-debar, sakit kepala, gelisah, kepala berat, cemas, perut tidak enak yang disertai mual dan muntah. Tidur pasien tidak nyenyak. Sulit memulai tidur dan bila terbangun sulit untuk tidur kembali. Biasanya pasien hanya bisa tidur 2 jam setiap harinya. Gejala itu sering timbul bila pasien memikirkan anaknya. Menurut pengakuan pasien, pasien khawatir bahwa akan ditelantarkan oleh anaknya. Pasien juga sering berfikir bahwa anaknya tidak mau merawat pasien sehingga pasien dibawa ke panti. Ini membuat pasien menjadi khawatir dan terus memikirkannya. Nafsu makan menurun. Pasien merasa sulit konsentrasi. Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan lingkungan sosial baik.1 minggu yang lalu, keluhan tidak bisa tidur semakin meningkat. Biasanya walaupun sulit tidur, namun pasien masih bisa tidur walaupun tidur hanya 2-3 jam sehari. Namun sekarang kadang pasien tidak bisa tidur seharian penuh. Keluhan kepala berat, merada deg-degan, cemas, perasaan tidak enak dan pusing dirasakan pasien. Nafsu makan semakin menurun. Hubungan dengan lingkungan sosial baik. 1 hari yang lalu, Pasien merasa kesulitan tidur bertambah parah. Sudah 3 hari pasien belum dapat tidur. Selain itu pasien merasa dada berdebar, gelisah dan cemas. Pasien juga merasakan kepalanya berat dan pusing. Demam tidak dirasakan pasien.Gangguan pada perut disangkal oleh Pasien. Nafsu makan menurun. Sulit konsentrasi. Makan dan mandi dikerjakan sendiri tanpa disuruh.

B. Riwayat Penyakit Dahulu1. Gangguan psikiatrik: Tidak ada2. Riwayat penyakit medis: Tidak ada3. Riwayat penggunaan NAPZA: Tidak ada

C. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Prenatal dan PerinatalTidak terdapat kelainan yang ditemukan pada ibu selama masa kehamilan dan persalinan.

2. Masa anak awal (0-3 tahun)Tidak ada masalah dalam menyusui atau makan. Perkembangan sesuai usianya.

3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)Pasien tidak pernah tinggal kelas, namun nilainya kurang memuaskan karena terkadang pasien merasa tidak yakin akan kemampuannya dan membuat tugasnya tersebut terlambat terselesaikan. Pasien merupakan anak yang agak pendiam dan kurang menyukai keramaian, namun tetap memiliki teman dan sahabat. Pasien jarang mengambil peran sebagai pemimpin, seperti jadi ketua kelas atau ketua suatu acara karena pasien sering merasa ragu akan kemampuannya dan merasa tidak mampu menjadi pemimpin yang baik. Pasien juga tidak suka berdiri didepan orang banyak seperti berpidato, membaca puisi di depan umum karena pasien.

4. Masa anak akhir (pubertas sampai dengan remaja)Pasien melewati masa remaja seperti remaja pada umumnya. Dalam melakukan sesuatu, pasien cenderung cemas dan ragu apakah ia mampu melakukannya. Contohnya pada saat disuruh gurunya melakukan mengerjakan tugas, pasien tidak percaya dengan kemampuan dirinya sehingga terkadang pekerjaan itu tidak dapat dikumpulkan tepat waktu. Pasientidak suka dikritik. Pasien memiliki beberapa teman dekat. Tidak pernah terlibat dalam suatu perkumpulan, seperti OSIS, Palang Merah Remaja, dll karena pasien takut bila ada seseorang yang tidak suka dengan dia. Hubungan dengan keluarga baik.

5. Masa dewasaa. Riwayat pekerjaan: Tidak bekerjab. Riwayat perkawinan dan hubungan: menikahc. Riwayat kemiliteran: Tidak pernahd. Riwayat pendidikan: SMP

D. Status MentalKebersihan dan Kerapihan: Cukup baikKesadaran: JernihKontak psikis: AdaSikap: KooperatifTingkah laku: GelisahMood: CemasAffect: Serasi Bicara: Kuantitas cukup, kualitas cukupGangguan persepsi: Tidak ditemukanBentuk pikir: RealistikArus pikir: BaikDaya ingat: BaikOrientasi: BaikKonsentrasi: KurangPerhatian: BaikPengendalian impuls: BaikPertimbangan: BaikTilikan: Derajat 6Reliabilitas: Dapat dipercaya

VII. FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis , pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F 00-09).Pada pasien juga tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif juga dapat disingkirkan (F 10-19).Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam penilaian realita karena adanya psikopatologi seperti halusinasi auditorik yang bersifat commanding dan halusinasi visual, waham rujukan (delusion of refference) dan ide-ide kebesaran yang sesuai/kongruent dengan mood, proses pikir yang berpindah dari satu ide ke ide lainnya dengan cepat (flight of ideas), banyak ide, tilikan yang buruk.Pada pasien ini ditemukan afek cemas. Pasien juga merasa tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Pasien juga sering merasa dada berdebar, cemas, tangan dan kaki dingin dan jantung berdebar-debar, kepalanya berat dan pusing.Dari anamnesis penemuan diatas, sesuai dengan kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III maka masalah pasien adalah 41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh. Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostiknya ialah; penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu samapi beberapa bulan, yang tidakterbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur yaitu kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tnaduk, sulit konsentrasi), ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemeteran, tidak dapat santai). Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb). Dari anamnesis penemuan diatas, sesuai dengan kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III maka pasien memiliki gangguan kepribadian cemas. Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnosisnya adalah untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari : gangguan kepribadian dengan ciri-ciri perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif, merasa dirinya tak mampu, tidak menarik, atau lebih rendah dari orang lain, preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial, keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai, pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik, menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak. Sehingga pada Aksis II terdapat Gangguan Kepribadian Cemas (F60.6).Aksis III tidak ditemukan gangguan fisik. Pada Aksis IV didapatkan adanya masalah dalam keluarga pasien, yaitu khawatir tidak dirawat oleh anaknya dan memikirkan anak-anaknya. Pada Aksis V, ditentukan saat dilakukan pemeriksaan. Saat pemeriksaan, pasien cukup kooperatif dan ditentukan GAF 51-60 (gejala sedang (moderat), disabilitas sedang.)

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I : F41.1 (Gangguan Cemas Menyeluruh)Diagnosis Banding: F32.0 Episode Depresif Ringan Aksis II : Gangguan kepribadian cemasAksis III : Tidak ada kondisi medis umum.Aksis IV : Stresor keluarga.Aksis V : Saat ini ditentukan GAF 51-60 (gejala sedang (moderat), disabilitas sedang.

IX. PROGNOSISAd vitam: BonamAd fungsionam: Dubia ad bonamAd sanationam: Dubia ad bonam

Faktor yang mendukung kearah prognosis baik :Faktor yang mendukung kearah prognosis buruk :

a) Tidak ada faktor herediterb) Pasien sadar dirinya memerlukan bantuanc) Tidak ada penolakan dari lingkungand) Tidak ada gejala psikotika. Pengobatan kurang dinib. Disertai gejala gangguan kepribadian cemas

X. MASALAH Organobiologik : - Psikologis/Psikiatri : tidak bisa tidur, cemas Sosial budaya: masalah keluarga

XI. TERAPIA. PsikofarmakaAprazolam tab 3x 0,5 mg.Fluoxetine tab 1x 20mg.

B. PsikoterapiKepada pasien : 1. Terapi individual : Terapi kognitif perilaku (CBT). Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku , mengenali gejala somatik secara langsung. Tehnik utama yang digunakan pada pendekatan behavioural adalah relaksasi dan biofeedback Penerapan Relaksasi. Tujuan penerapan relaksasi (contoh latihan relaksasi Herbert Benson) adaalh untuk memasukan suatu rasa pengendalian pada pasien tentang kecemasan dan relaksasinya. Melalui penggunaan teknik yang dibakukan untuk relaksasi otot dan membayangkan situasi yang menimbulkan relaksasi, pasien belajar teknik yang dapat membantu mereka melewati gangguan cemas. Prinsipnya adalah melatih pernafasan dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat pula), mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti pikirah ke arah konstruktif atau yang diinginkan. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya minum obat secara teratur, adanya efek samping yang bisa timbul dari pengobatan ini, dan pengaturan dosis harus berdasarkan rekomendasi dokter.

2. Terhadap Keluarga : Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif tentang keadaan gangguan cemas. Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan pada pasien. Mengingatkan pasien untuk rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Terapi keluarga yang diarahkan untuk mendidik dan mendukung seringkali bermanfaat.

16