Status Asmatikus

6
Istilah status asmatikus belakangan ini terutama di Eropa mulai ditinggalkan, cukup menggunakan istilah asma akut berat karena antara keduanya sebenarnya tidak berbeda. Status asmatikus sendiri juga suatu serangan asma berat, namun demikian istilah ini masih tetap relevan dipergunakan untuk membedakan serangan asma akut berat yang memerlukan rawat inap di rumah sakit dan yang tidak. Per definisi, status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medik berupa serangan asma berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila setelah 1 sampai 2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena atau agonis β-2 tidak ada perbaikan atau malah memburuk Etiologi Mekanisme pemacu serangan akut terjadi bermacam-macam : alergen, kerja fisik, insfeksi virus pada jalan nafas, ketegangan emosional, perubahan iklim dan beberapa janis obat sepreti aspirin. Ketidak seimbangan modulasi adenergic dan kolinergic dari broncus. Sering terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, anak laki-laki sering terkena dari pada anak perempuan. Biasanya mempunyai alergi dengan kadar IgE meninggi (asma atopic/aksentrik berkaitan dengan keadaan alergi lain sperti eksema fifer). Asma instrinsik terjadi pada penderita non atopic yang lebih tua. Patofisiologi Banyak faktor pencetus status asmatikus yakni asma berat. Status asmatikus diawali serangan asam biasa, yang dalam perjalannya kemudian resisten terhadap bronkudilator

description

Status AsmatikusPulmonary EmergencyAsmaKegawatdaruratan ParuEmergency Medicine

Transcript of Status Asmatikus

Istilah status asmatikus belakangan ini terutama di Eropa mulai ditinggalkan, cukup menggunakan istilah asma akut berat karena antara keduanya sebenarnya tidak berbeda. Status asmatikus sendiri juga suatu serangan asma berat, namun demikian istilah ini masih tetap relevan dipergunakan untuk membedakan serangan asma akut berat yang memerlukan rawat inap di rumah sakit dan yang tidak. Per definisi, status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medik berupa serangan asma berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila setelah 1 sampai 2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena atau agonis -2 tidak ada perbaikan atau malah memburuk

Etiologi Mekanisme pemacu serangan akut terjadi bermacam-macam : alergen, kerja fisik, insfeksi virus pada jalan nafas, ketegangan emosional, perubahan iklim dan beberapa janis obat sepreti aspirin. Ketidak seimbangan modulasi adenergic dan kolinergic dari broncus. Sering terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, anak laki-laki sering terkena dari pada anak perempuan. Biasanya mempunyai alergi dengan kadar IgE meninggi (asma atopic/aksentrik berkaitan dengan keadaan alergi lain sperti eksema fifer). Asma instrinsik terjadi pada penderita non atopic yang lebih tua.

Patofisiologi Banyak faktor pencetus status asmatikus yakni asma berat. Status asmatikus diawali serangan asam biasa, yang dalam perjalannya kemudian resisten terhadap bronkudilator jadi kebanyakan status asmatikus ditimbulkan oleh faktor-faktor pencetus yang biasa seperti :a. Infeksi alat pertnafasanBakterialNonbakterialb. AlergenInhalan : debu rumah, tungau, tepung sari, serpihan binatang, bulu,jamur.Ingestan : susu sapi, telur, ikan, biah-biahan, biji-bijian dan sebagainya.c. Kegiatan JasmaniTerutam lari : diperberat bila cuaca dingin

d. Keadaan emosiEmosi yang meluapMarah, takutTertawa/menagise. Konflik dalam keluargaKetegangan di rumahProteksi yang berlebihanf. CuacaPerubahan cuacaKabut, anginCuaca dinging. Lain-lain.AspirinAnti biotik dan sebagainya

Tanda dan GejalaGejala yang menonjol,sukar bernafas, yang timbul intermiten dan wheezing pada waktu inspirasi, lebih sering terutama pada malam hari.Batuk-batuk dengan lendir yang lengket : kesulitan pada ekspektoransiGelisah, usaha bernafas dengan keras.Bernafas melalui sela-sela bibirSianosisTakipneaNadi cepat

Penatalaksanaan1. Peroide dinatar waktu serangana. Hilangnya penyebab dari lingkungan penderita asma yang alregicb. Derivat amniphilin oranl.c. Beta alfa agonis oral atau inhalasid. Inhalasi kostikostiroid yang tidak diserap, beclometazonee. Modifikasi reaksi alergen antibidy dengan inhalasi cromolyuf. Kostikostiroid oral untuk kasus yang berat2. Serangan akuta. Hidrasi adekuat sangat pentingb.Epinefrin subkutan atau simpatomimetik lain sering membantu pada permulaan serangan.c. Derivat aminophilin parenteral.d. Inhalasi bronkho selektive beta agonist pada serangan ringan.e. Serangan yang hebat mungkin memerlukan pengobatan steroid dan dipertahankan untuk jangka waktu lama dengan dosis selektif minimum bila serangan hilang timbul.3. Status Asmatikusa. Serangan asma yang lama dan berat dapat berbahaya bagi jiwa klienb. Harus diberikan pengobatan yang cepat seperti pada serangan akut.c. Pengobatan seperti pada searangan akut.d. Harus diberikan hiodrokortison secara intar vena.e. Terapi O2 mungkin perlu pada penderita yang dapat menahan CO2.f. Mungkin memelukan inkubasi endotracheal dan bantuan ventilator.4. Penanganan pada pre-hospitalYang pertama dan utama bagian dari penilaian pasien pada saat pre-hospital dengan trauma disebut survei primer. Tahap pertama dari survei utama adalah sebagai berikut :a. Untuk menilai jalan napas. Jika pasien mampu berbicara, jalan napas cenderung jelas. Jika pasien tidak sadar, pasien mungkin tidak dapat mempertahankan jalan napas sendiri. Untuk mempertahankan jalan napas, dapat menggunakan teknik head tilt- chin lift atau jaw thrust. Airway tambahan berarti diperlukan. Jika jalan nafas tersumbat (misalnya, dengan darah atau muntah atau lidah yang jatuh ke belakang), cairan harus dibersihkan dari mulut pasien dengan bantuan alat penyedotan (suction).b. Pemeriksaan dada-thorak bisa dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Identifikasi jika ada Emphysema Subkutan dan deviasi trakea.c. Selama survei utama dilakukan, dibuat penilaian neurologis dasar, dikenal dengan AVPU (alert, verbal stimuli response, painful stimuli response, unresponsive). Sebuah evaluasi neurologis cepat dan tepat dilakukan pada akhir survei primer. Ini menetapkan tingkat kesadaran pasien. Glasgow Coma Scale (GCS) adalah cara cepat untuk menentukan tingkat kesadaran pasien. Jika tidak dilakukan dalam survei primer, hal itu harus dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan neurologis yang lebih rinci dalam survei sekunder. Tingkat kesadaran yang berubah mengindikasikan perlunya segera re-evaluasi oksigenasi pasien, ventilasi, dan status perfusi.d. Memotong pakaian pasien jika perlu. Kemudian selimuti pasien untuk mencegah hipotermi pada saat dilakukan rujukan dan agar privasi pasien tetap terjaga. e. Ketika survei primer selesai, upaya resusitasi, dan tanda-tanda vital mulai normal, survei sekunder dapat dilakukan. Survei sekunder merupakan evaluasi head-to-toe dari pasien trauma, termasuk riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan penilaian ulang terhadap semua tanda-tanda vital. Setiap bagian tubuh harus diperiksa sepenuhnya.