Status Asmatikus pada Pediatri

64
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum Status Asmatikus adalah penyakit asma yang berat disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam –macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus.Hal tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi, baik dari faktor ekstrinsik dan instrinsik. Di dalam Faktor Ekstrinsik memperlihatkan Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara ( antigen – inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu binatang, sedangkan pada faktor instrinsik nya memperlihatkan bahwa asma timbul akibat infeksi baik itu virus, bakteri dan jamur, cuaca iritan, bahan kimia, emosional, dan aktifitas yang berlebihan. Penyakit asma ini berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat kematian. Asma diklasifikasikan sebagai penyakit, intermiten reversibel, obstruktif dari paru-paru.Ini adalah berkembang masalah kesehatan di Amerika Serikat, dengan sekitar 20 juta orang terkena dampak.Dalam 20 tahun terakhir, jumlah anak dengan asma telah

description

Status Asmatikus pada pasien pediatri adalah suatu kasus yang harus segera ditangani sebelum memasuki komplikasi yang lebih lanhut

Transcript of Status Asmatikus pada Pediatri

Page 1: Status Asmatikus pada Pediatri

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Status Asmatikus adalah penyakit asma yang berat disebabkan oleh

peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam –macam stimuli yang ditandai

dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar

– kelenjar di mukosa bronchus.Hal tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi, baik

dari faktor ekstrinsik dan instrinsik.

Di dalam Faktor Ekstrinsik memperlihatkan Asma yang timbul karena reaksi

hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat

di udara ( antigen – inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu binatang, sedangkan

pada faktor instrinsik nya memperlihatkan bahwa asma timbul akibat infeksi baik itu virus,

bakteri dan jamur, cuaca iritan, bahan kimia, emosional, dan aktifitas yang berlebihan. Penyakit

asma ini berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan

perbaikan pada pengobatan yang lazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat

berakibat kematian.

Asma diklasifikasikan sebagai penyakit, intermiten reversibel, obstruktif dari paru-paru.Ini

adalah berkembang masalah kesehatan di Amerika Serikat, dengan sekitar 20 juta orang terkena

dampak.Dalam 20 tahun terakhir, jumlah anak dengan asma telah meningkat nyata, dan tidak

terkemuka serius penyakit kronis pada anak-anak.Sayangnya, sekitar 75% anak dengan asma

terus memiliki masalah kronis di masa dewasa.Jumlah kematian setiap tahunnya dari asma telah

meningkat lebih dari 100% sejak tahun 1979 di Amerika Serikat.

Asma adalah penyakit saluran udara yang ditandai oleh peradangan saluran napas dan

hyperreactivity (Meningkat tanggap terhadap berbagai pemicu).Hyper-reaktivitas mengarah ke

saluran napas karena onset akut kejang otot pada otot polos dari tracheobronchial obstruksi

pohon, sehingga mengarah ke lumen menyempit.Selain kejang otot, terdapat pembengkakan

mukosa, yang menyebabkan edema.Terakhir, kelenjar lendir peningkatan jumlah, hipertrofi, dan

mengeluarkan lendir tebal.Pada asma, kapasitas total paru (TLC), kapasitas residu fungsional

(FRC), dan sisa volume (RV) meningkat, tetapi tanda penyumbatan saluran napas adalah

Page 2: Status Asmatikus pada Pediatri

pengurangan rasio paksa expiratory volume dalam 1 detik (FEV1) dan FEV1 dengan kapasitas

vital paksa (FVC). Meskipun asma dapat disebabkan oleh infeksi (khususnya virus) dan iritasi

dihirup, hal itu sering terjadi hasil reaksi alergi.

Sebuah alergen (antigen) diperkenalkan untuk tubuh, dan kepekaan seperti antibodi

imunoglobulin E (IgE) terbentuk.LgE antibodi mengikat untuk sel mast jaringan dan basofil di

mukosa bronkiolus, jaringan paru-paru, dan nasofaring.Antigen-antibodi reaksi melepaskan zat

mediator primer seperti histamin dan zat bereaksi lambat dari anaphylaxis (SRS-A) dan lain-

lain.Ini menyebabkan mediator kontraksi kelancaran otot dan edema jaringan.Selain itu, sel

goblet mengeluarkan lendir tebal ke saluran udara yang menyebabkan obstruksi.Asma intrinsik

hasil dari semua penyebab lain kecuali alergi, seperti infeksi (Khususnya virus), menghirup

iritasi, dan penyebab lainnya atau etiologi.

The parasimpatis sistem saraf menjadi terangsang, yang meningkatkan nada bronchomotor,

mengakibatkan bronkokonstriksi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa Keperawatan A6.1 Universitas Respati

yogyakarta dapat mengetahui tentang penyakit asma tikus dan asuhan keperawatan terhadap

klien dengan penyakit asmatikus.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi penyakit asmatikus

b. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi penyakit asmatikus

c. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit asmatikus

d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi penyakit asmatikus

e. Mahasiswa dapat mengetahui pathway penyakit asmatikus

f. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan dan asuhan keperawatan penyakit

asmatikus

Page 3: Status Asmatikus pada Pediatri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Defenisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,

perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama

lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan suatu budaya

(Baylon & Maglaya, 1978, dikutip dari Rasmun, 2001). Keluarga sebagai unit terkecil

dalam masyarakat mempunyai arti yang strategis dalammenciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas. Sistem keluarga merupakan sistem terbuka atau sistem sosial yang hidup,

terdiri dari beberapa sub-sub/komponen/sistem yaitu pasangan suami isteri, orang tua, anak,

kakak, adik (sibling), kakek-nenek-cucu dan sebagainya (Effendy, 1998) .

Semua sistem ini saling berinteraksi, saling ketergantungan dan saling menentukan satu

sama lain serta membentuk norma-norma atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh

seluruh anggota keluarga tersebut. Lingkungan eksternal seperti sistem pendidikan, sistem

huku m, sistem politik, sistem komunikasi, sistem kesehatan, sistem agama, sistem sosial

dapat mempengaruhi sistem didalam keluarga, norma-norma yang akan berkembang sesuai

dengan pengalaman masing-masing keluarga dalam menerima pengaruh lingkungan tersebut

(Wahini, 2005).Sebagai bagian dari tugasnya untuk menjaga kesehatan anggota

keluarganya, keluarga perlu menyusun dan menjalankan aktivitas-aktivitas pemeliharaan

kesehatan berdasarkan atas apakah anggota keluarga yakin menjadi sehat dan mencari

informasi mengenai kesehatan yang benar yang dapat bersumber dari petugas kesehatan

langsung ataupun dari media massa (Yankelovitch et al, 1979 dikutip dari Friedman, 1998).

2.2 Fungsi Keluarga

Menurut Effendy (1998), fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:

1. Fungsi biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

Page 4: Status Asmatikus pada Pediatri

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologi

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasil untuk kebutuhan keluarga

b. Pengaturan penggunaan penghasil keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang

misalnya pendidikan anak-anaknya.

5. Fungsi pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk

perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

perannya sebagai orang dewasa

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

2.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.

Untuk dapat mencapai tujuan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam

pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Tugas kesehatan yang

harus dilakukan oleh keluarga (Fredman, 1981 dikutip dari Effendy, 1998) yaitu:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mengenal

perkembangan fisik dari anggota keluarganya dan aktivitas yang normal atau tidak

mampu untuk dilakukan. Hal ini erat hubungannya dengan pengenalan keluarga akan

gejala-gejala penderita asma

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Segera setelah keluarga

mengetahui bahwa ada kondisi anggota keluarganya yang tidak sesuai dengan normal

Page 5: Status Asmatikus pada Pediatri

maka sebaiknya keluarga memutuskan dengan cepat tindakan yang harus dilakukan

untuk kesembuhan anggota keluarganya dengan segera membawanya ke petugas

kesehatan.

c. Memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat fisik. Pada penderita asma adakalanya tidak

mampu untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan aktivitas hidupnya.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan

fisik anggota keluarga. Keluarga membuat iklim yang kondusif bagi penderita asma

dilingkungan rumah yang bersih agar merasa nyaman dan tentram.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga

kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang

ada. Untuk kesembuhan penderita asma, keluarga harus memilki banyak informasi

mengenai kesehatan fisik anggota keluarganya dari lembaga petugas kesehatan yang

ada.

f. Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan terdiri atas:

1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga karena:

Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta akan penyakit asma

Rasa takut akibat masalah yang dihadapi sehingga membuat keluarga tidak fokus

dalam mengenal masalah penyakit asma yang dihadapi anggota keluarganya.

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang

tepat, disebabkan karena:

Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah penyakit asma yang

dihadapi keluarga

Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan

kurangnya sumber daya keluarga baik itu dalam hal biaya, tenaga dan waktu

dalam penanganan anggota keluarganya yang menderita asma.

Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada.

Sikap negatif terhadap masalah kesehatan yang ada

Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau terutama bagi keluarga yang ada

dipedesaan.

Page 6: Status Asmatikus pada Pediatri

3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena:

Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebabnya, gejala dan

perawatannya.

Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya keuangan

dan fasilitas untuk perawatan.

Konflik individu dalam keluarga, keluarga tidak peduli dan lebih menyalahkan

satu dengan lainnya mengenai keadaan anggota keluarganya

4. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan

disebabkan karena:

Rasa asing dan sedikitnya dukungan dari masyarakat, adanya anggapan dan

pemahaman masyarakat yang negatif terhadap penyakit asma membuat keluarga

merasa menyerah.

Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.

2.4 Konsep medis

2.4.1 Pengertian Asma

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan

elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas. Berbagai

sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan

sel epitel. Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau

pencetus inflamasi saluran napas pada penderita asma. Inflamasi terdapat pada berbagai

derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi dapat ditemukan

pada erbagai bentuk asma seperti asma alergik, asma non-alergik, asma kerja dan asma yang

dicetuskan aspirin (Hariadi, 2006). Perubahan cepat dari kerusakan berbagai organ tubuh

yang disebabkan oleh hipoksemia, hiperkapnia maupun perubahanpH, yang dapat

digolongkan ke dalam kegagalan pernapasan. Yang dimaksud dengan kegawatan asma

adalah asma yang dapat menimbulkan akibat fatal yang meliputi:

a. Asma dengan intensitas serangan yang tinggi, sehingga kematian dapat berlangsung

dalam beberapa menit.

Page 7: Status Asmatikus pada Pediatri

b. Status asmatikus, yakni asma yang tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang

konvensional.

c. Total obtruksi asmatikus, yakni asma yang dapat menimbulkan kematian karena

terdapatnya mucus plug yang dapat menimbulkan obstruksi total pada paru.

d. Complicated asthmatic, yakni asma yang dapat menimbulkan komplikasi pada bagian

respirasi sehingga menimbulkan perubahan asam basa.

e. Repetitive asthmatic, yakni asma dengan intensitas frekuensi serangan yang bertubi-tubi

dan tinggi. Pada umumnya penderita tidak mendapat pengobatan yang adekuat.

2.4.2 Penyebab Asma

Resiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor penjamu (host factor)

dan faktor lingkungan. Faktor penjamu termasuk predisposisi genetik yang mempengaruhi

untuk berkembangnya asma, yaitu genetik asma, alergik (atopi), hipereaktiviti bronkus, jenis

kelamin dan ras. Predisposisi genetik untuk berkembangnya asma memberikan bakat atau

kecendrungan untuk terjadinya asma. Beberapa kromosom yang berpotensi menimbulkan

asma, antara lain: kromosom 6p, respons IgE terhadap alergen spesifik, kromosom 11 dan 12

yang mengkode mast cell growth factor, insulin-like growth factor dannictric oxide

synthase(Mahdi, 1999).

Alergen dan sensitisasi bahan lingkungan kerja dipertimbangkan adalah penyebab

utama asma, dengan pengertian faktor lingkungan tersebut pada awalnya mensensitisasi jalan

napas dan mempertahankan kondisi asma tetap aktif dengan mencetuskan serangan asma.

Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kecendrungan atau predisposisi asma

untuk berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan/atau

menyebabkan gejala-gejala asma menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen,

sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status

ekonomi dan besarnya keluarga (Hariadi, 2006)Menurut Mahdi (2006), interaksi faktor

genetik atau pejamu dengan lingkungan kemungkinan, yaitu:

a. Pajanan lingkungan hanya meningkatkan resiko asma pada individu dengan genetik asma

b. Baik lingkungan maupun genetik masing-masing meningkatkan resiko penyakit asma

Page 8: Status Asmatikus pada Pediatri

2.4.3 Patofisiologi

Kelainan utama dari asma diduga disebabkan karena adanya hipersensitifitas dari

cabang-cabang bronkus. Yang sering terserang adalah bronkus yang berukuran 3-5 mm

dengan distribusi yang luas. Pada individu-individu yang rentan, lapisan dari cabang-cabang

bronkhial tersebut akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan yang diberikan.

Kerentanan dari seorang individu kemungkinan diturunkan secara genetik. Hal ini

disebabkan karena adanya perubahan terhadap atau rangsangan yang berlebih-lebihan.

Walaupun asma pada prinsipnya merupakan kelainan pada bagian jalan udara, akan tetapi

dapat pula menyebabkan terjadinya gangguan pada bagian fungsionil paru (Rab, 1992). Baik

orang normal maupun penderita asma, bernapas dengan udara yang berkualitas dan

komposisinya sama. Udara umumnya mengandung 3 juta partikel/mm. Partikel-partikel itu

terdiri dari debu, tungau, bulu-bulu bintang, bakteri, jamur, virus dan lain-lainnya. Oleh

karena adanya ekspos dari partikel-partikel ini secara terus-menerus, maka timbul

mekanisme pertahanan dari tubuh, untuk melindungi diri dari partikel-partikel asing. Partikel

yang berukuran lebih dari 10 um, diendapkan dimukosa hidung dan pharyng bagian atas.

Partikel yang berukuran 0,3 sampai dengan 2 umsampai di alveolus dapat menetap di mukosa

dan di fagositosis oleh sel-sel limfosit. Partikel yang berukuran 2 umsampai dengan 10um,

akan diendapkan diberbagai tempat di bronki dan bronkhiolus terminalis (Weiss, 1975,

dikutip dari Mahdi, 1999).Hidung dan nasopharyng mempunyai fungsi untuk memproteksi

saluran nafas trakeabronkial dan alveoli dengan cara mekanis, menyaring partikel-partikel

besar dan menyesuaikan suhu dan humiditas dari udara yang masuk selama respirasi, karena

banyakmengandung pembuluh darah. Mulut dan pharyng juga dapat berfungsi sebagai ”air

condition”.

Partikel-partikel asing yang masuk bersama udara inspirasi ke dalam trakea dan

bronkus, terperangkap dalam lapisan di atas mukosa yang lengket sekali seperti gel (sol)

(Bookman, 1984 dikutip dari Mahdi, 1999).Rambut getar dari sel epitel saluran napas

bergetar hingga partikel tersebut terdorong keluar sampai ke daerah subglotis, yang

seterusnya dikeluarkan dengan batuk. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi dan ciri

dari mukus tersebut, karena aktivitas dan kelenjar mukus dirangsang oleh aksi saraf

kolinergik dan juga mediator farmakologik seperti histamin. Ini dapat disebabkan oleh

stimilasin vagus, zat-zat kimia, maupun iritasi mekanis (Knapp, 1976 dikutip dariMahdi,

Page 9: Status Asmatikus pada Pediatri

1999). Mekanisme pertahanan lainnya terletak di dalam alveoli. Sel-sel alveoli ditutup oleh

selaput tipis, yang berbentuk seperti film dan bergerak kearah bronkiolus, selaput ini

membantu membersihkan alveoli, terhadap partikel-partikel yang masuk. Adakalanya

partikel tersebut tinggal di dalam alveoli dan menembus dinding alveoli sampai jaringan

interstitial, disini terjadi fagositosis oleh histiosit. Bila partikel tersebut tidak dapat

difagositer, maka akan timbul reaksi radang, fibrosis paru, atau reaksi alergi seperti alveolotis

alergika (Weiss, 1975, dikutip dari Mahdi, 1999).

2.4.4 WOC

Allergen masuk ke dalam tubuh

Merangsang sel plasma

Ig E

Sejumlah mediator (histamine, neokotrien, factor pengaktifasi platelet, bradikinin dll)

Permeabilitas kapiler meningkat

Produksi mucus meningkat (pembengkakan mukosa bronchial dan pengentalan sekresi)

Diameter bronchial menurun

Page 10: Status Asmatikus pada Pediatri

Abnormalitas ventilasi perfusi

Hipoksemia dan respirasi alkalosis

Respirasi asidosis

(Brunner & Suddart. 2002. hal 614).

2.4.5 Manifestasi Klinik

Masalah utama dari asma adalah kepekaan selaput lendir bronkhial dan hiper-reaktif

otot bronkial. Rangkaian pengaruh dari edema selaput lendir bronkhial, peningkatan produksi

mukus (dahak) dan spasme otot polos, maka akan menimbulkan penyempitan jalan napas dan

menyebabkan 4 gejala asma yang utama, yaitu: batuk, mengi, pernapasan pendek dan rasa

sesak di dada (Somantri, 2008) Pada orang dewasa, gejala-gejala ini mungkin didahului dan

disertai dengan rasa sesak di dada dan batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan

lumen jalan napas sempit. Kadang-kadang dapat menghasilkan sputum yang berwarna jernih,

hijau, atau kuning dan terdapat riwayat mengi yang berulang, juga sering kali pada malam

hari. Adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-otot asesori pernapasan dan tidak

toleran terhadap aktivitas. Pada anak hanya memperlihatkan gejala lesu yang ringan. Batuk

yang persisten atau paroksismal, terutama pada malam hari yang berlangsung selama lebih

dari 10-14 hari (Susi, 2002).

2.4.6 Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan oleh status asmatikus adalah

a. Atelaktasis

b. Hipoksemia

Page 11: Status Asmatikus pada Pediatri

c. Pneumothoraks Ventil

d. Emfisema

e. Gagal napas.

2.4.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum pada penderita

asma akan didapati :

1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal eosinopil.

Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkus.

Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus

Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

2. Pemeriksaan darah

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi

hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi.

Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

b. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal.Pada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.

Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai

berikut:

1. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

Page 12: Status Asmatikus pada Pediatri

2. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen

akansemakin bertambah.

3. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.

4. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

5. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

c. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

d. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

1. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

2. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block).

3. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau

terjadinya depresi segmen ST negative.

e. Scanning paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama

serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

f. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.Peningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma.Tidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20%.Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatan.Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi.

Page 13: Status Asmatikus pada Pediatri

2.4.8 Terapi/Pengobatan

a. Bronchodilator Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi dipakai

secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah digunakan obat golongan

simpatomimetik (obat yang efeknya serupa perangsangan saraf ortosimpatik), maka

sebaiknya diberikan aminofilin secara parenteral sebab mekanisme yang berlainan,

demikian sebaliknya, bila sebelumnya telah digunakan obat golongan Teofilin oral

maka sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetik secara aerosol atau

parenteral.

Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap

adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol )

mempunyai sifat lebih efektif dan masa kerja lebih lama serta efek samping kecil

dibandingkan dengan bentuk non selektif (Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin). Obat-

obat Bronkhodilator serta aerosol bekerja lebih cepat dan efek samping sistemik

lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak nafas berat pada anak-anak dan dewasa.

Mula-mula diberikan 2 sedotan dari suatu metered aerosol defire ( Afulpen metered

aerosol ). Jika menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 4 jam, jika tidak ada

perbaikan sampai 10-15 menit berikan aminofilin intrvena. Obat-obat

Bronkhodilatator Simpatomimetik memberi efek samping takhikardi, penggunaan

perentral pada orang tua harus hati-hati, berbahaya pada penyakit hipertensi,

kardiovaskuler dan serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan

epineprin 1 : 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB subkutan (1mg per

mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 - 3 x tergantung kebutuhan. Pemberian

Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 - 6 mg/kg BB dewasa/anak-anak,

disuntikan perlahan-lahan dalam 5 - 10 menit. untuk dosis penunjang 0,9 mg/kg

BB/jam secara infus. Efek samping TD menurun bila tidak perlahan-lahan.

b. Kortikosteroid Jika pemberian obat-obat bronkhodilator tidak menunjukkan

perbaikan, dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid 200 mg hidrokortison atau

dengan dosis 3-4 mg/kg BB intravena sebagai dosis permulaan dapat diulang 2-4

jam secara parenteral sampai serangan akut terkontrol, dengan diikuti pemberian

30-60 mg prednison atau dengan dosis 1-2 mg/kg BB/hari secara oral dalam dosis

terbagi, kemudian dosis dikurangi secara bertahap.

Page 14: Status Asmatikus pada Pediatri

c. Pemberian Oksigen Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2 2-4

liter/menit dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran

seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki dehidrasi,

maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai dengan prinsip rehidrasi,

antibiotik diberikan bila ada infeksi.

2.5 Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian keperawatan

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:

1. Riwayat kesehatan yang lalu

a) Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.

b) Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.

c) Kaji riwayat pekerjaan pasien.

2. Aktivitas

a) Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.

b) Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan

c) Aktivitas sehari-hari.

d) Tidur dalam posisi duduk tinggi.

3. Pernapasan

a) Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.

b) Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.

c) Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan

hidung.

d) Adanya bunyi napas mengi.

e) Adanya batuk berulang.

4. Sirkulasi

a) Adanya peningkatan tekanan darah.

b) Adanya peningkatan frekuensi jantung.

c) Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.

d) Kemerahan atau berkeringat.

5. Integritas ego

Page 15: Status Asmatikus pada Pediatri

a) Ansietas

b) Ketakutan

c) Peka rangsangan

d) Gelisah

6. Asupan nutrisi

a) Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.

b) Penurunan berat badan karena anoreksia.

7. Hubungan social

a) Keterbatasan mobilitas fisik.

b) Susah bicara atau bicara terbata-bata.

c) Adanya ketergantungan pada orang lain.

8. Seksualitas

a) Penurunan libido

b. Diagnosa Keperawatan

1. Perumusan diagnose

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada

pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan

etiologi yang berasal dan pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa

keperawatan mengacu pada rumusan PES dimana untuk problem dapat

menggunakan rumusan NANDA.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari : actual (terjadi defisit

atau gangguan kesehatan), resiko (ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera

(Wellness).

2. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

Menurut A Carpenito (2000). Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan

yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan) dari

individu atau kelompok, dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan menurukan, membatasi dan merubah (Nursalam,2001).

Diagnosa keperawatan dibuat berdasarkan analisa data pasien. Berikut adalah

beberapa rawatan yang terapat pada klien dengan penyakit paru obstruktif kronik,

Page 16: Status Asmatikus pada Pediatri

namun demikian bukan berarti bahwa diagnosa keperawatan pada klien ini terbatas

hanya pada yang disebutkan disisni saja.

3. Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah

menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Faktor yang

dapat mempengaruhi peentuan prioritas masalah adalah :

a) Sifat masalah, bobot yang paling berat diberikan pada tidak/ kurang sehat yang

pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari, dirasakan oleh

keluarga.

b) Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan

terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah.

Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga.

Sumber daya perawat: dalam bentuk pengewtahuan keterampilan dan waktu.

Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas dalam masyarakat.

c) Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

Kepekaan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

Lamanya masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat dalam

mempengaruhi masalah.

Adanya kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah

masalah.

d) Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai presepsi atau bagaimana keluarga

melihat masalah kesehatan tersebut.

Nilai skore tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan

keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga

perlu disusun skala prioritas seperti berikut :

Tabel 2.5

Page 17: Status Asmatikus pada Pediatri

Menentukan skala Prioritas

(Sumber: Murwani, 2007)

Skoring:

Tentukan skore untuk setiap criteria

Skore dibagi dengan angkatertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skore : Angka tertinggi x Bobot

Jumlahkanlah skore untuk semua criteria

c. Penyusunan perencanaan

1. Menetapkan tujuan keperawatan

No Kriteria Skore Bobot

1 Sifat masalah

Skala :

        Tidak / kurang sehat

        Ancaman kesehatan

        Sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala :

        Mudah

        Sebagian

        Tidak dapat diubah

2

1

0

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

        Tinggi

        Sedang

        Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

        Masalah berat, harus segera ditangani

        Ada masalah, tidak perlu segera

ditangani

        Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Page 18: Status Asmatikus pada Pediatri

Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan perilaku klien atau

keluarga yang dapatdiukur, yang menunjukan status yang diinginkan (berubah atau

dipertahankan) setelah asuhan keperawatan diberikan. Tujuan keperawatan harus

mewakili status yang diinginkan yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui

program intervensi keperawatan (mandiri).

Dalam penyususnan tujuan keperawatan keluarga perawat harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

a) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga diarahkan untuk

mencapai suatu hasil.

b) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-benar bisa diukur

dan dicapai oleh keluarga.

c) Tujuan menggambarkan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat

dipilih oleh keluarga.

d) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks diagnosa keperawatan

keluarga dan faktor-faktor yang berhubungan.

e) Tujuan harus menggambarkan kemampuan atau tanggung jawab keluarga dalam

pemecahan masalah

f) Penyusunan tujuan harus bersama-sama dengan keluarga

Dalam menyusun tujuan terdapat dua macam yaitu tujuan jangka pendek

(khusus), dan tujuan jangka panjang (umum). Hal ini bertujuan untuk membedakan

masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga dan masalah yang harus

diserahkan pada tim keperawatan atau kolektif.

a) Tujuan jangka pendek (tujuan khusus) sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat

dimotivasi atau member kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang

dalam proses dan membingbing keluarga kearah tujuan yang jangka panjang

atau umum.

b) Tujuan jangka panjang (umum) merupakan tujuan akhir yang menyatakan

maksud-maksud luas yang diharapkan oleh keluarga agar dapat tercapai.

2. Rencana tindakan keperawatan keluarga

Rencana tindakan keperawatan adalah menyusun alternatif-alternatif dan

mengidentifikasi sumber-sumber kekuatan dari keluarga (kemampuan perawatan

Page 19: Status Asmatikus pada Pediatri

diri, sumber pendukung atau bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga.

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang

bertujuan :

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan.

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat.

c) Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit.

d) Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan keluarga.

e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

disekitarnya.

Page 20: Status Asmatikus pada Pediatri

PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN MASALAH STATUS ASMATIKUS

A. Data Biografi

Nama : Ny. S

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 17 juli 1969

Pendidikan terakhir : SLTP

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

TB /BB : 150 cm / 40 kg

Penampilan : rapi

Ciri-ciri tubuh : Badan kurus, rambut keriting, kulit kering dan keriput

Alamat : Bulak Banteng Madya 4 Surabaya

B. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan

1.

2.

3.

3.

Tn. M

Ny. S

An. C

L

P

P

50 tahun

45 tahun

2 tahun

Kepela

Keluarga

Istri

Anak

Wiraswasta

Ibu rumah

tangga

-

Tamat

SLTP

Tamat

SLTP

-

C. Genogram

: PASIEN

: MENINGGAL

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

: TINGGAL 1 RUMAH

×

Page 21: Status Asmatikus pada Pediatri

D. TYPE KELUARGA

Jenis Type keluarga : keluarga “nuclear family”

Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini dalam keadaan ekonomi

rendah sehingga cakupan gizi yang didapat belum maksimal (kurang)

E. SUKU BANGSA

a. Asal suku bangsa : Tn. M dan Ny. S berbeda suku karena antara jawa dan madura.

Mereka biasa menerima kebiasaan mereka satusama lain dan mempunyai kebiasaan

yang hampir sama, jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu

perselisihan.

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: ketika sakit keluarga percaya bahwa

tidak boleh menyapu rumah pada saat malam hari dan tidak boleh memotong kuku

saat sedang haid.

F. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:

Tn. M dan Ny. S beragama islam dan jika ada anggota keluarga yang gatal-gatal biasanya

mengkonsumsi daging Biawak tapi dalam batas wajar.

G. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Kepala Keluarga

b. Penghasilan : rata-rata Rp. 300.000-400.000,00 / bulan

c. Upaya Lain : Tidak ada

d. Harta benda yang dimiliki (perabotan, transportasi, dll) : Tv 14 inch, Motor

Honda grand, kipas angin meja, lemari

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Listrik : 50.000/bulan, Belanja

bulanan: 50.000/bulan, arisan: 50.000/bulan, sisanya dikelola semampunya.

H. Aktifitas rekreasi keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga yaitu dengan menonton TV setiap hari setelah maghrib, dan

saat hari raya idul fitri selalu berkunjung ke rumah saudara.

I. Riwayat dan Tahap perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga Tn. M dan Ny. S hanya

memiliki satu anak dengan usia 2 tahun yang masih belum sekolah. Jadi, Keluarga

Page 22: Status Asmatikus pada Pediatri

Tn. M dan Ny. S berada pada tahapan perkembangan keluarga menghadapi anak

balita.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:

Saat ini keluarga Tn. M dan Ny. S sebagai keluarga yang memiliki satu orang anak.

Namun dengan terbatasnya ekonomi dan kebutuhan yang banyak sehingga untuk

kebutuhan gizi dalam keluarga tidak tercukupi. Asupan nutrisi yang didapatkan anak

diusahakan secara maksimal karena uang belanja yang diberikan tidak cukup dan

asupan orang tua menyesuaikan kebutuhan.

c. Riwayat Kesehatan keluarga inti

1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini

Ny. S tidak sedang menderita sakit namun hanya pola nafas yang tidak teratur dan

mudah lelah saja. Anak pun sedang tidak mengalami sakit saat ini.

2. Riwayat penyakit keturunan

Menurut pengakuan keluarga, dari riwayat kesehatan keluarga Tn. M dan Ny. S

ditemukan bahwa Ny. S pernah menderita penyakit kronis dan sekarang dalam

masa pemulihan namun keluarga juga mengatakan tidak memiliki riwayat

penyakit keturunan.

3. Riwayat Kesehatan Masing-Masing Anggota

Nama BB Umur Keadaan kesehatan

ImunisasiDPT/POLIO/

BCG/CAMPAK/HB

Masalah Kesehatan

Tindakan Yang Telah Dilakukan

Tn. M 60kg 50th Baik Tidak terkaji - Makan teratur,

istirahat cukup

Ny. S 40kg 45th Cukup

Baik

Tidak terkaji - Makan teratur,

istirahat cukup

An. C 15kg 2th Baik Lengkap - Makan teratur,

istrahat cukup

Page 23: Status Asmatikus pada Pediatri

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Menurut Ny. Y jika dirinya sakit

dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke Puskesmas yang tidak jauh dari

rumah.

5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

Tn. M : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja

Ny. S : Pernah menderita sakit TB Paru selama 3 tahun dan sekarang sudah

dinyatakan sembuh

An. C : Pernah menderita Suspect TB dan sekarang sudah sembuh

J. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

1. Luas rumah : 7 x 3 meter

2. Type rumah : permanen

3. Kepemilikan : pribadi

4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur

5. Ventilasi/jendela : Ada 3 ventilasi yang terdapat di dalam rumah, 1 ruang tamu

dan 2 di dapur dan kamar mandi

6. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu dan ruang tengah/ keluarga jadi satu, dapur,

wc/toilet, 3 kamar tidur.

7. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah

8. Sumber air minum : air sumur yang dimasak sebelum dikonsumsi

9. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,

dengan kloset jongkok.

10. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter

11. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan kurang terjaga karena

depan rumah ada Home industry yang menggunakan bahan kapur dan

lingkungan kotor agak kumuh

12. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Tn. M dan Ny. S tinggal dirumah

sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status

kepemilikan milik pribadi Tn. S. Luas rumah kurang lebih 21 m². Lantai rumah

Page 24: Status Asmatikus pada Pediatri

menggunakan semen. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada

ruangan dalam rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup terang.

Penerangan di malam hari menggunakan lampu listrik. Secara umum kebersihan

rumah cukup baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur

terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.

13. Keadaan diluar rumah : Keluarga memanfaatkan sumur untuk sumber air bersih.

Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan

perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis

leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah

dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan

jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya selalu

dibuang di tempat pembuangan sampah yang setiap minggunya diambil oleh

tukang sampah. Secara umum kebersihan rumah cukup.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

1. Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT

2. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus

lapor RT / RW

3. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah jawa.

4. Mobilitas geografis keluarga :Menurut Ny. S selama ini keluarganya

mengunjungi sanak saudara setiap hari raya.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. S

dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan

atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-

waktu tertentu seperti lebaran.

6. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga terdapat anggota

keluarga yang mengalami TB Paru yang dinyatakan sembuh. Hubungan satu

anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling

tolong menolong.

K. STRUKTUR KELUARGA

Page 25: Status Asmatikus pada Pediatri

a. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. S dalam keluarganya

berkomunikasi biasa menggunakan bahasa jawa, dan semua anak-anaknya

terbiasa dengan bahasa jawa.

b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. M dan

Ny. S selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Anak tertua

masih belum bisa diikutsertakan karena masih berumur 2 tahun. Perbedaan-

perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah

c. Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Ny.

S, Tn. M sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga

dan Ny. S melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua

keperluan suaminya dan anaknya di rumah.

d. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Jawa dan beragama

islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun

terhadap orang tua, suami terhadap isteri.

L. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi Afektif :Tn. M dan Ny. S , juga anaknya, sudah melakukan peran mereka

masing masing secara sempurna,Tn. M dan Ny. S bisa membagi waktu untuk

peran sebagai orang tua dengan anak usia balita.

b. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya

sampai sejauh ini baik hanya saja Ny. S.

c. Fungsi perawatan kesehatan

1. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga

(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap

masalah) : Menurut Ny.S meningkatkan kewaspadaan dalam keluarga

mengenai sakit yang dialami oleh Ny. S dengan rutin mengontrolkan diri dan

keluarga ke puskesmas.

2. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang

sedang dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang

sakit ke Puskesmas ataupun rumah sakit apabila parah, dan mengupayakan

vitamin juga susu untuk memaksimalkan kesehatan dan gizi anak.

Page 26: Status Asmatikus pada Pediatri

3. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan : ke Puskesmas dan juga kerumah sakit

4. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah

kesehatan : Menurut keluarga makan teratur, istirahat yang cukup dan namun

keluarga belum mampu mengupayakan makanan yang bergizi untuk anak

sehingga dapat banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah

penyakit.

d. Fungsi reproduksi

1. Perencanaan jumlah anak : keluarga tidak berencana untuk memiliki anak lagi

2. Keterangan lain : Saat ini Ny.S menggunakan alat kontrasepsi, suntikan setiap

3 bulan sekali.

e. Fungsi ekonomi

Tn. M mengatakan penghasilannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan keluarga Tn. M dan kebutuhan anaknya.

M. STRESS DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek

Menurut Tn.M dirinya tahu dari pihak Istri sedang mengalami beban pikiran, tetapi

dari dirinya yang jadi stressor adalah An. C yang takut jika terjadi kekambuhan

ulang dari sakit sebelumnya.

b. Stressor jangka panjang

Tn. M dan Ny.S mengatakan selalu memikirkan keadaan istri dan anak nya apabila

terjadi kekambuhan ulang dari penyakit tersebut.

c. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah kesehatan anak selalu

diselesaikan dengan diskusi

d. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny.S lebih banyak bertanaya pada

perawat dan dokter puskesmas bagaimana perkembangan anaknya, dan selalu

meminta bantuan nasehat dan informasi cara mencegah agar tidak terjadi

kekambuhan.

N. Keadaaan Gizi Keluarga

Pemenuhan gizi : biasanya Ny.S selalu memasak sayur dan lauk – pauk jika ada biaya

lebih serta menyukai makanan yang pedas, jika uang yang ada pas-pasan hanya memasak

Page 27: Status Asmatikus pada Pediatri

lauk tanpa sayur. Keluarga Tn. M selalu rutin minum air putih dibandingkan air yang ada

rasa terkecuali untuk susu anak.

O. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatan

Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam keadaan

sehat.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya keluarga mengharapkan

supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan

penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya

mempersiapkan bagaimana sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa

bersosialisasi dengan lingkungan.

P. Pemeriksaan Fisika. Identitas

Nama : Ny. SUmur : 45 tahunL/P : PerempuanPendidikan : Tamat SLTPPekerjaan : Ibu Rumah Tangga

b. Keluhan/ riwayat penyakit saat iniPx mengatakan jika nafas tidak sesak lagi namun hanya mudah lelah dan berkeringat.

c. Riwayat penyakit sebelumnyaPx mengatakan 3 tahun yang lalu pernah mengalami TB paru dan melakukan pengobatan terus menerus

d. Tanda-tanda vitalTekanan Darah : 140/80 mmHg, Suhu : 37 derajat celcius, Nadi : 98 x/menit, Respiration rate : 20x/menit nafas dalam dan dangkal

e. System cardiovascularTidak tampak gangguan pada thorak dan tidak ada pembesaran jantug yang tampak dari foto thorak, bentuk dada simetris, tampak retraksi intercostae

f. System respirasiRR : 20x/menit, nafas dalam dan dangkal, tampak retraksi intercostae, tidak tampak pernafasan cuping hidung,

g. System gastrointestial (GI Tract)Tidak ada masalah dalam BAB, lancar tidak konstipasi, tidak ada nyeri abdomen dan abdomen simetris

Page 28: Status Asmatikus pada Pediatri

h. Sistem PersyarafanTidak mengalami kelumpuhan atau kelemahan struktur tubuh, mampu menerima rangsang apapun dengan baik

Page 29: Status Asmatikus pada Pediatri

ANALISA DATA DAN

DAFTAR MASALAH

A. Analisa Data

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1.

2

Ds :

- Ny. S mengatakan jika

lingkungan rumah sudah jarang

dilakukan kerja bakti

- Ny. S mengatakan karena

keterbatasan biaya pada saat

pembangunan hanya membuat

beberapa ventilasi saja

- Ny. S mengatakan jarang

membuka jendela dan

melarang anak main di luar

rumah karena asap dari

rumah pabrik

Do :

Terdapat timbunan debu dan

asap yang tampak disekitar

lingkungan rumah

Ds :

- Ny. S mengatakan jika

lingkungan rumah sudah jarang

dilakukan kerja bakti

- Ny. S mengatakan karena

keterbatasan biaya pada saat

pembangunan hanya membuat

Resiko terjadi kekambuhan

TB paru berulang

Resiko kekambuhan ulang

Ketidakmampuan

keluarga memodifikasi

lingkungan yang dapat

mempengaruhi kesehatan

Pemanfaatan lingkungan

yang kurang optimal

Page 30: Status Asmatikus pada Pediatri

beberapa ventilasi saja

- Ny. S mengatakan jarang

membuka jendela dan

melarang anak main di luar

rumah karena asap dari

rumah pabrik

Do :

- Terdapat timbunan debu dan

asap yang tampak disekitar

lingkungan rumah

- Tampak jendela yang

tertutup saat siang hari

B. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko terjadi kekambuhan ulang b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

yang dapat mempengaruhi kesehatan

2. Resiko terjadi penularan penyakit b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

C. PRIORITAS MASALAH

Diagnosa 1 : Resiko terjadi kekambuhan ulang b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan

KRITERIA SKOR Hasil Skoring BOBOT Pembenaran

SIFAT MASALAH

o Tidak sehat

o Ancaman kesehatan

o Krisis atau keadaan

sejahtera

3

2

1

2/3 x 1 = 2/3 1

Sifat masalah ini

termasuk situasi

mengancam kesehatan,

karena jika dibiarkan

terus menerus maka

status kesehatan dalam

Page 31: Status Asmatikus pada Pediatri

keluarga akan semakin

menurun

KEMUNGKINAN

MASALAH DAPAT

DIUBAH

o Dengan Mudah

o Hanya Sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

1/2 x 2 = 1 2

Keluarga aktif untuk

mencari solusi

penanganan tepat untuk

masalah yang dialami

klien maupun anggota

keluarga yang lain

POTENSIAL

MASALAH DAPAT

DICEGAH

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

3/3 x 1 = 1 1

Peran masyarakat dan

perangkat desa

setempat dalam

mengontrol kondisi

lingkungan yang tepat

dan aman tidak hanya

bagi pasien dan

keluarganya juga untuk

orang lain

MENONJOLNYA

MASALAH

o Masalah berat,

harus segera ditangani

o Ada masalah, tapi

tidak perlu segera

ditangani

o Masalah tidak

dirasakan

2

1

0

2/2x 1 = 1 1

Masalah memang perlu

segera ditangani secara

bertahap agar tidak

memunculkan masalah

yang baru mengenai

lingkungan

Total Skor 11/3

Diagnosa 2 : Resiko terjadi penularan penyakit b/d ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit

Page 32: Status Asmatikus pada Pediatri

KRITERIA SKOR Hasil Skoring BOBOT Pembenaran

SIFAT MASALAH

o Tidak sehat

o Ancaman kesehatan

o Krisis atau keadaan

sejahtera

3

2

1

2/3 x 1 = 2/3 1

Sifat masalah ini

termasuk situasi

mengancam kesehatan,

karena jika dibiarkan

terus menerus maka

status kesehatan dalam

keluarga akan terjadi

penurunan akibat

penularan

KEMUNGKINAN

MASALAH DAPAT

DIUBAH

o Dengan Mudah

o Hanya Sebagian

o Tidak dapat

2

1

0

1/2 x 2 = 1 2

Keluarga aktif untuk

mencari solusi

penanganan tepat untuk

masalah yang dialami

klien maupun anggota

keluarga yang lain

POTENSIAL

MASALAH DAPAT

DICEGAH

o Tinggi

o Cukup

o Rendah

3

2

1

2/3 x 1 = 2/3 1

Peran keluarga dan

tenaga kesehatan

setempat dalam

mengontrol kondisi

lingkungan yang tepat

dan aman tidak hanya

bagi pasien dan

keluarganya juga untuk

orang lain

MENONJOLNYA

MASALAH

o Masalah berat,

harus segera ditangani

o Ada masalah, tapi

tidak perlu segera

2

1

2/2x 1 = 1 1

Masalah memang perlu

segera ditangani secara

bertahap agar tidak

memunculkan masalah

yang baru mengenai

lingkungan sehingga

Page 33: Status Asmatikus pada Pediatri

ditangani

o Masalah tidak

dirasakan

0 meminimalisir terjadi

penularan penyakit

tersebut

Total Skor 5/3

Page 34: Status Asmatikus pada Pediatri

RENCANA DAN PELAKSANAAN KEPEERAWATAN

a. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa

keperawatan

Keluarga

Tujuan

Umum

Tujuan Khusus Evaluasi Intervensi

KeperawatanKriteria Standart

1. Resiko terjadi

kekambuhan

ulang b/d

ketidakmampu

an keluarga

memodifikasi

lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

kesehatan

Setelah

dilakukan

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu

memodifikasi

lingkungan

yang sehat

1. Keluarga

mampu

memberikan

asupan

makanan

yang bergizi

terutama

yang banyak

dibutuhkan

oleh tubuh

tinggi kalori

tinggi

protein

(TKTP)

2. Keluarga

mampu

menyebutkan

ciri-ciri

rumah sehat

3.Keluarga

mampu

menyebutka

Verbal

Verbal

- Dapat

menyebu

tkan

daftar

makanan

yang

bergizi

- Mampu

menyebu

tkan

makanan

yang

tinggi

kalori

dan

tinggi

protein

- Mampu

menyebu

tkan 3

syarat-

syarat

rumah

sehat

- Keluarga

1. Jelaskan

pada

keluarga

tentang

pentingnya

dan cara

merawat

rumah sehat

2. Jelaskan

kepada

keluarga

tentang hal-

hal

yangdapat

terjadi

akibat

rumah yang

kurang

sehat

(lembab,

kurang

cahaya,

banyak lalat

dan

perabotan

dapur yang

Page 35: Status Asmatikus pada Pediatri

n kembali

syarat-

syarat dan

dampak dari

lingkungan

rumah yang

tidak sehat

4. Keluarga

dapat

menjaga

lingkungan

sekitar

rumah

5.Keluarga

dapat

membersihk

an rumah

secara

teratur

Verbal

Non

Verbal

mampu

menyebu

tkan 2

dari 3

syarat

rumah

yang

bersih

-Membersihk

an rumah

setiap

hari

-Membersihk

an kamar

mandi

dan

dapur

secara

teratur

tidak

terpakai)

3. Diskusikan

dengan anggota

keluarga tentang

pembagian tugas

dalam

membersihkan

rumah

4. Anjurkan untuk

selalu membuka

jendela pagi hari

dan menutup sore

hari serta melipat

baju yang

bergantungan

5. Anjurkan kepada

keluarga untuk

menjaga

kebersihan

lingkungan rumah

Page 36: Status Asmatikus pada Pediatri

6. Beri pujian untuk

tindakan yang

tepat

b. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

TANG

GAL/

JAM

NO.

PRIORI

TAS DX

TUJUAN

KHUSUSIMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF PARAF

28-Jan-

2014/

13.30

2 Keluarga

dapat

mengenal

masalah

kesehatan

salah satu

anggota

keluarganya

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga tentang

penyakit TB paru

S : Ny. S mengatakan

kalau dirinya mengalami

flek paru sejak tahun

2008, klien mengalami

nyeri seperti ditusuk-

tusuk kemudian langsung

diperiksakan di

Puskesmas dan

dianjurkan periksa ke

RS. Karang Tembok

Surabaya dan didiagnosa

menderita TB paru. Klien

mengatakan mencari tahu

tentang penyakit yang

diderita tersebut dan px

paham gejalanya.

O : Klien tampak

kooperatif dan fokus

terhadap apa yang kita

bicarakan

14.00 Keluarga

dapat

menjaga

lingkungan

2. Mengkaji

keadaan

lingkungan

rumah dan

S : Ny. S mengatakan

membangun rumah ini

dengan biaya minimal

dan pemasangan ventilasi

Page 37: Status Asmatikus pada Pediatri

runah sekitar rumah

klien

rumah tidak banyak. Ny.

S memperbolehkan untuk

melihat sekeliling

rumahnya.

O : Ada beberapa jendela

tapi jarang dibuka,

jumlah ventilasi < 4,

terdapat baju yang

bergantungan, penataan

perabot dapur yang tidak

rapi,

14.30 2 Keluarga

dapat

menyebutka

n syarat

rumah sehat

3. Mengajukan

pertanyaan

mengenai syarat

rumah yang sehat

S : Ny. S mengatakan

rumah sehat itu rumah

yang bersih dan bebas

penyakit

O : Ny. S tampak tenang

saat menjawab dan Tn. M

mengiyakan

15.30 2 Keluarga

dapat

menyebutka

n syarat

rumah yang

sehat

4. Memberi tahu

syarat rumah

yang sehat

S : Ny. S mengatakan

jendela jarang dibuka

karena asap dan debu

pabrik depan rumah

sangat mengganggu

O : rumah Ny. S

menghadap selatan dan

diapit oleh rumah

bertingkat 2 milik

tetangga dan depan

rumah rumah industri

ukiran kapur lalu

belakang rumah adalah

rumah warga. Jendela

ada 3 namun jarang

dibuka dan di masing-

Page 38: Status Asmatikus pada Pediatri

masing kamar tidak ada

ventilasi.

16.30 2 Keluarga

dapat

menjaga

kebersihan

lingkungan

rumah

5. Memberikan

motivasi pada

keluarga untuk

membuka jendela

tiap pagi dan

membersihkan

rumah rutin

setiap hari agar

terbebas dari

debu dan asap

pabrik yang ada

S : Ny. S mengatakan

kalau untuk menyapu

selalu dilakukan tiap pagi

dan sore, namun memang

jendela tidak pernah

dibuka. Ny. S

mengucapkan terima

kasih atas saran yang

sudah diberikan

O : Tn. M dn Ny. S

koopertif dan selalu

menjaga ahasa

komunikasi

17.00 2 Keluarga

dapat

menyebutka

n kembali

dampak

dari

lingkungan

yang tidak

sehat

6. Memberitahukan

jika rumah tidak

sehat itu mudah

terserang

penyakit dan

mempengaruhi

kesehatan

keluarga

S : Ny. S mengatakan

akan merubah

kebiasaannya untuk

membuka selalu

jendelanya tiap pagi dan

merapikan perabotan

yang masih berantakan

dan tidak teratur

O : Ny. S dan Tn. M

tampak paham dan

kooperatif menjawab

pertanyaan

Page 39: Status Asmatikus pada Pediatri

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid I, edisi 3. Jakarta. Media

Aesculapcius FKUI

Lynda Juall, Carpenito. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.

EGC

Marilynn. E. Dongoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC

Effendi, Nasrul. 2001. Pengantar proses Keperawatan. Jakarta. EGC

H, Suparman. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II. Edisi 4. Jakarta. Balai

Penerbit FKUI

Page 40: Status Asmatikus pada Pediatri
Page 41: Status Asmatikus pada Pediatri
Page 42: Status Asmatikus pada Pediatri
Page 43: Status Asmatikus pada Pediatri
Page 44: Status Asmatikus pada Pediatri
Page 45: Status Asmatikus pada Pediatri