SPAK 2013 Editan Terakhir

170
INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI Katalog BPS : 4407002 2013 Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik

description

Buku SPAK 2013 merupakan buku yang memberikan laporan hasil Survey Perilaku Anti Korupsi 2013 yang dilaksanakan oleh BPS sebagai bagian dari pengukuran indikator yang ada pada Perpres 55 tahun 2012 tentang Stranas Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Transcript of SPAK 2013 Editan Terakhir

Page 1: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

KerjasamaBadan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)dan Badan Pusat Statistik

IND

EKS PER

ILAK

U A

NTI K

OR

UPSI 2013

Cover SPAK.indd 1 14/10/2014 15:22:09

Page 2: SPAK 2013 Editan Terakhir

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS

ii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI (IPAK) 2013

ISBN : 978-979-064-731-2 Nomor Publikasi : 04330.1301 Katalog BPS : 4407002 Ukuran Buku : 17 x 24 cm Jumlah Halaman : xxi +105

Naskah: Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Penyunting : Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Gambar Kulit: Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Page 3: SPAK 2013 Editan Terakhir

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS

ii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI (IPAK) 2013

ISBN : 978-979-064-731-2 Nomor Publikasi : 04330.1301 Katalog BPS : 4407002 Ukuran Buku : 17 x 24 cm Jumlah Halaman : xxi +105

Naskah: Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Penyunting : Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Gambar Kulit: Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 iii

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS

Komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberantas korupsi

bersama Negara-negara di dunia dibuktikan dengan meratifikasi Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi (The United Nations

Convention Against Corruption, UNCAC 2003) melalui Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2006. Untuk lebih meningkatkan berbagai upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sejalan dengan UNCAC,

Pemerintah Indonesia telah berhasil menetapkan Peraturan Presiden Nomor

55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka

Menengah Tahun 2012-2014. Strategi yang tertuang dalam Stranas PPK

mengacu pada strategi-strategi yang ditetapkan dalam ketentuan UNCAC,

meliputi 6 (enam) strategi yaitu (a) pencegahan; (b) penegakan hukum; (c)

harmonisasi peraturan perundang-undangan; (d) kerjasama internasional

dan penyelamatan asset hasil tindak pidana korupsi; (e) pendidikan dan

budaya anti korupsi; dan (f) mekanisme pelaporan pelaksanaan

pemberantasan korupsi. Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) yang

dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional merupakan salah satu pelaksanaan dari Strategi 5 (lima) Stranas

PPK.

SPAK merupakan survei yang dibangun atas fondasi kepemilikan

nasional. Sinergi para pemangku kepentingan tercermin di dalam

penyusunan SPAK 2012. Selain pemerintah, unsur masyarakat seperti

akademisi dan aktivis LSM penggiat anti korupsi yang terlibat telah bekerja

keras dan bekerja cerdas dalam mempersiapkan seluruh instrumen survei.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Tahun 2012 sebesar 3,55 sedangkan

IPAK Tahun 2013 sebesar 3,63, naik 0,08 poin dibandingkan tahun

sebelumnya. Meski demikian kenaikan ini belum merubah kategori indeks,

karena masih dalam kategori yang sama yakni masyarakat cenderung anti

korupsi. Potensi ini tentu harus dimanfaatkan dengan meningkatkan

keterlibatan masyarakat secara lebih intensif.

Dengan terbitnya laporan hasil SPAK 2013, atas nama Pemerintah

saya sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas

sumbangsih, kerja keras dan upaya yang luar biasa dari seluruh tim dan juga

KATA PENGANTAR MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberantas korupsi bersama Negara-Negara di dunia dibuktikan dengan langkah meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi (The United Nations Convention Against Corruption, UNCAC 2003) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006. Untuk lebih meningkatkan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sejalan dengan UNCAC. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014. Strategi yang tertuang dalam Stranas PPK mengacu pada strategi-strategi yang ditetapkan dalam ketentuan UNCAC, meliputi 6 (enam) strategi; yaitu: (a) pencegahan; (b) penegakan hukum; (c) hamonisasi peraturan perundang-undangan; (d) kerjasama internasional dan penyelamatan asset hasil tindak pidana korupsi; (e) pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (f) mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi. Survey Perilaku Anti Korupsi (SPAK) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan salah satu pelaksanaan dari Strategi 5 (lima) Stranas PPK.

SPAK merupakan survey yang dibangun di atas fondasi kepemilikan nasional. Sinergi para pemangku kepentingan tercermin di dalam penyusunan SPAK 2012. Selain pemerintah, unsur masyarakat seperti akademisi dan aktivis LSM pegiat anti korupsi yang terlibat telah bekerja keras dalam mempersiapkan seluruh instruman survei. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Tahun 2012 sebesar 3,55 sedangkan IPAK Tahun 2013 sebesar 3,63, naik 0,08 point dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian kenaikan ini belum merubah kategori indeks, karena masih dalam kategori yang sama yakni masyarakat cenderung anti korupsi. Potensi ini tentu harus dimanfaatkan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secara lebih intensif.

Dengan terbitnya laporan hasil SPAK 2013, atas nama Pemerintah saya sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas sumbangsih, kerja keras dan upaya yang luar biasa dari sejumlah tim dan juga pihak-pihak

Page 4: SPAK 2013 Editan Terakhir

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS

iv INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

pihak-pihak lain yang telah membantu penyusunan SPAK 2013. Saya

berharap, hasil SPAK 2013 ini dapat memacu untuk menciptakan budaya

zero tolerance terhadap korupsi. Kita semua juga berharap, melalui

pengukuran SPAK ini, masyarakat diharapkan menjadi pelaku aktif

pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga mampu mempengaruhi

keputusan di lingkungannya. SPAK 2013 juga akan menjadi pedoman dan

acuan bagi setiap pengambilan keputusan oleh para pejabat publik dalam

menyusun Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK)

sehingga dengan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi

secara berkesinambungan Indonesia akan menjadi negara besar dan bersih

dari berbagai praktik korupsi.

Jakarta, September 2014

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

ttd

Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana

lain yang telah membantu penysunan SPAK 2013. Saya berharap, hasil SPAK 2013 ini dapat memacu untuk menciptakan budaya zero tolerance terhadap korupsi. Kita semua juga berharap, melalui pengukuran SPAK ini, masyarakat diharapkan menjadi pelaku aktif pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga mampu mempengaruhi keputusan di lingkungannya. SPAK 2013 juga akan menjadi pedoman dan acuan bagi setiap pengambilan keputusan oleh para pejabat publik dalam menyusun Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK) sehingga dengan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara berkesinambungan Indonesia akan menjadi negara besar dan bersih dari berbagai praktik korupsi.

Jakarta, September 2014Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 v

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir semua negara di

dunia. Korupsi dianggap sebagai ancaman serius yang dapat membahayakan

perkembangan sendi-sendi kehidupan bangsa karena menggerogoti

pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Kerusakan yang ditimbulkan juga

tidak sederhana karena berskala masif dengan dampak jangka panjang. Oleh

karena itulah, pemberantasan korupsi merupakan salah satu fokus utama

pemerintah Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, baik yang berupa

pencegahan maupun pemberantasan. Sejumlah instansi pelaksana dan

pendukung pemberantasan korupsipun dibentuk. Selain itu, pemerintah juga

telah menerbitkan sejumlah instruksi dan arahan untuk pencegahan dan

pemberantasan korupsi (PPK), misalnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 5

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Kemudian, melalui

Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2006, pemerintah juga telah meratifikasi

United Nations Convention Against Corruption (Konvensi Perserikatan

Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Sekalipun demikian pemerintah tidak berhenti melakukan peningkatan

upaya, khususnya yang terkait dengan langkah-langkah pencegahan korupsi.

Dengan penindakan tegas dan pencegahan yang efektif, diharapkan

percepatan pemberantasan korupsi dapat dilakukan di Indonesia. Dalam

rangka itulah, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka menengah tahun 2012-2014

dan jangka panjang tahun 2012-2025.

Visi dan Misi Stranas PPK tersebut diturunkan ke dalam enam strategi,

yakni: (1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; (2) melaksanakan

langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; (3) melaksanakan

upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di

bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait lain; (4) melaksanakan

kerjasama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; (5)

meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (6)

meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan

upaya pemberantasan korupsi.

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Page 5: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 v

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir semua negara di

dunia. Korupsi dianggap sebagai ancaman serius yang dapat membahayakan

perkembangan sendi-sendi kehidupan bangsa karena menggerogoti

pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Kerusakan yang ditimbulkan juga

tidak sederhana karena berskala masif dengan dampak jangka panjang. Oleh

karena itulah, pemberantasan korupsi merupakan salah satu fokus utama

pemerintah Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, baik yang berupa

pencegahan maupun pemberantasan. Sejumlah instansi pelaksana dan

pendukung pemberantasan korupsipun dibentuk. Selain itu, pemerintah juga

telah menerbitkan sejumlah instruksi dan arahan untuk pencegahan dan

pemberantasan korupsi (PPK), misalnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 5

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Kemudian, melalui

Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2006, pemerintah juga telah meratifikasi

United Nations Convention Against Corruption (Konvensi Perserikatan

Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Sekalipun demikian pemerintah tidak berhenti melakukan peningkatan

upaya, khususnya yang terkait dengan langkah-langkah pencegahan korupsi.

Dengan penindakan tegas dan pencegahan yang efektif, diharapkan

percepatan pemberantasan korupsi dapat dilakukan di Indonesia. Dalam

rangka itulah, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka menengah tahun 2012-2014

dan jangka panjang tahun 2012-2025.

Visi dan Misi Stranas PPK tersebut diturunkan ke dalam enam strategi,

yakni: (1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; (2) melaksanakan

langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; (3) melaksanakan

upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di

bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait lain; (4) melaksanakan

kerjasama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; (5)

meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (6)

meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan

upaya pemberantasan korupsi.

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 v

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir semua negara di

dunia. Korupsi dianggap sebagai ancaman serius yang dapat membahayakan

perkembangan sendi-sendi kehidupan bangsa karena menggerogoti

pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Kerusakan yang ditimbulkan juga

tidak sederhana karena berskala masif dengan dampak jangka panjang. Oleh

karena itulah, pemberantasan korupsi merupakan salah satu fokus utama

pemerintah Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, baik yang berupa

pencegahan maupun pemberantasan. Sejumlah instansi pelaksana dan

pendukung pemberantasan korupsipun dibentuk. Selain itu, pemerintah juga

telah menerbitkan sejumlah instruksi dan arahan untuk pencegahan dan

pemberantasan korupsi (PPK), misalnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 5

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Kemudian, melalui

Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2006, pemerintah juga telah meratifikasi

United Nations Convention Against Corruption (Konvensi Perserikatan

Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Sekalipun demikian pemerintah tidak berhenti melakukan peningkatan

upaya, khususnya yang terkait dengan langkah-langkah pencegahan korupsi.

Dengan penindakan tegas dan pencegahan yang efektif, diharapkan

percepatan pemberantasan korupsi dapat dilakukan di Indonesia. Dalam

rangka itulah, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka menengah tahun 2012-2014

dan jangka panjang tahun 2012-2025.

Visi dan Misi Stranas PPK tersebut diturunkan ke dalam enam strategi,

yakni: (1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; (2) melaksanakan

langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; (3) melaksanakan

upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di

bidang pemberantasan korupsi dan sektor terkait lain; (4) melaksanakan

kerjasama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; (5)

meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (6)

meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan

upaya pemberantasan korupsi.

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Page 6: SPAK 2013 Editan Terakhir

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

vi INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Dalam Perpres 55 tahun 2012 Stranas PPK, Presiden RI secara eksplisit

menugaskan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengukur indikator pada

strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi.

Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar penyebab

berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari rendahnya

integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap

tindakan korupsi.

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan dukungan data hasil

survei, termasuk publikasi yang dapat memberikan gambaran tentang

perilaku anti korupsi. Hasil survei diharapkan dapat memberikan peta

permasalahan dan petunjuk arah bagi penyusunan program transformasi

budaya dari yang permisif ke anti korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, BPS bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK)

2013. SPAK 2013 merupakan kelanjutan dari survei baseline yang telah

dilaksanakan pada tahun 2012.

Semoga publikasi hasil survei ini bermanfaat bagi pemerintah,

khususnya untuk menyusun perencanaan kebijakan meningkatkan upaya

pendidikan dan budaya anti korupsi dan juga untuk masyarakat penggiat

anti korupsi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

terlibat dalam seluruh tahap persiapan, pelaksanaan dan penyusunan

kegiatan ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meridhai kita semua.

Jakarta, September 2014

Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suryamin, M.Sc

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perpres No. 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK), menugaskan BPS untuk

melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013. Survei ini

dilakukan antara 1-15 November 2013 di 33 provinsi, 170 kabupaten/kota

(49 kota dan 121 kabupaten) dengan sampel 10.000 rumah tangga (response

rates: 90,3 persen). Survei yang merupakan kelanjutan dari survei baseline

yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 ini mengukur tingkat permisifitas

masyarakat Indonesia terhadap perilaku korupsi.

Laporan ini menyajikan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan

berbagai indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi.

Indikator tunggal yang dikumpulkan mencakup pengetahuan, pendapat dan

pengalaman terhadap kebiasaan di masyarakat berhubungan dengan

layanan publik dalam hal perilaku penyuapan (bribery), pemerasan

(extortion), dan nepotisme (nepotism).

Berdasarkan penghitungan indeks komposit, IPAK Indonesia 2013

sebesar 3,63 dalam skala 0 sampai 5. Angka ini naik 0,08 poin dibandingkan

dengan IPAK 2012 sebesar 3,55. Meski demikian kenaikan ini belum

merubah kategori indeks, karena masih dalam kategori yang sama yakni anti

korupsi. (catatan: nilai indeks 0–1,25 sangat permisif terhadap korupsi,

1,26–2,50 permisif, 2,51–3,75 anti korupsi, 3,76–5,00 sangat anti korupsi).

Laporan ini juga memperlihatkan IPAK 2013 untuk masyarakat yang

tinggal di wilayah perkotaan sedikit lebih tinggi sebesar 3,71 dibanding di

wilayah perdesaan sebesar 3,55. Kemudian, IPAK 2013 lebih tinggi pada

penduduk usia kurang dari 60 tahun dibanding penduduk usia 60 tahun ke

atas. IPAK penduduk usia kurang dari 40 tahun sebesar 3,63, usia 40 sampai

59 tahun sebesar 3,65, dan usia 60 tahun ke atas sebesar 3,55.

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat anti korupsi.

Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi IPAK. IPAK 2013 untuk

responden berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 3,55, SLTA sebesar 3,82

dan di atas SLTA sebesar 3,94.

Berdasarkan indikator tunggal terlihat walau masih ada sebagian

masyarakat yang menyatakan permisif terhadap penyuapan, pemerasan dan

nepostime tetapi masih lebih besar persentase masyarakat yang tidak

permisif.

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 7: SPAK 2013 Editan Terakhir

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

vi INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Dalam Perpres 55 tahun 2012 Stranas PPK, Presiden RI secara eksplisit

menugaskan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengukur indikator pada

strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi.

Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar penyebab

berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari rendahnya

integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap

tindakan korupsi.

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan dukungan data hasil

survei, termasuk publikasi yang dapat memberikan gambaran tentang

perilaku anti korupsi. Hasil survei diharapkan dapat memberikan peta

permasalahan dan petunjuk arah bagi penyusunan program transformasi

budaya dari yang permisif ke anti korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, BPS bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK)

2013. SPAK 2013 merupakan kelanjutan dari survei baseline yang telah

dilaksanakan pada tahun 2012.

Semoga publikasi hasil survei ini bermanfaat bagi pemerintah,

khususnya untuk menyusun perencanaan kebijakan meningkatkan upaya

pendidikan dan budaya anti korupsi dan juga untuk masyarakat penggiat

anti korupsi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

terlibat dalam seluruh tahap persiapan, pelaksanaan dan penyusunan

kegiatan ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meridhai kita semua.

Jakarta, September 2014

Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suryamin, M.Sc

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perpres No. 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK), menugaskan BPS untuk

melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013. Survei ini

dilakukan antara 1-15 November 2013 di 33 provinsi, 170 kabupaten/kota

(49 kota dan 121 kabupaten) dengan sampel 10.000 rumah tangga (response

rates: 90,3 persen). Survei yang merupakan kelanjutan dari survei baseline

yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 ini mengukur tingkat permisifitas

masyarakat Indonesia terhadap perilaku korupsi.

Laporan ini menyajikan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan

berbagai indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi.

Indikator tunggal yang dikumpulkan mencakup pengetahuan, pendapat dan

pengalaman terhadap kebiasaan di masyarakat berhubungan dengan

layanan publik dalam hal perilaku penyuapan (bribery), pemerasan

(extortion), dan nepotisme (nepotism).

Berdasarkan penghitungan indeks komposit, IPAK Indonesia 2013

sebesar 3,63 dalam skala 0 sampai 5. Angka ini naik 0,08 poin dibandingkan

dengan IPAK 2012 sebesar 3,55. Meski demikian kenaikan ini belum

merubah kategori indeks, karena masih dalam kategori yang sama yakni anti

korupsi. (catatan: nilai indeks 0–1,25 sangat permisif terhadap korupsi,

1,26–2,50 permisif, 2,51–3,75 anti korupsi, 3,76–5,00 sangat anti korupsi).

Laporan ini juga memperlihatkan IPAK 2013 untuk masyarakat yang

tinggal di wilayah perkotaan sedikit lebih tinggi sebesar 3,71 dibanding di

wilayah perdesaan sebesar 3,55. Kemudian, IPAK 2013 lebih tinggi pada

penduduk usia kurang dari 60 tahun dibanding penduduk usia 60 tahun ke

atas. IPAK penduduk usia kurang dari 40 tahun sebesar 3,63, usia 40 sampai

59 tahun sebesar 3,65, dan usia 60 tahun ke atas sebesar 3,55.

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat anti korupsi.

Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi IPAK. IPAK 2013 untuk

responden berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 3,55, SLTA sebesar 3,82

dan di atas SLTA sebesar 3,94.

Berdasarkan indikator tunggal terlihat walau masih ada sebagian

masyarakat yang menyatakan permisif terhadap penyuapan, pemerasan dan

nepostime tetapi masih lebih besar persentase masyarakat yang tidak

permisif.

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 8: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS ...........................................iii

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK .............................................. v

RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................... xix

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................................xxiii

I. PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 2

1.3. Ruang Lingkup ..................................................................................................................... 2

1.4. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 2

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI............................................................................... 5

2.1. Metodologi Survei .............................................................................................................. 5

2.1.1. Kerangka Sampel ................................................................................................... 5

2.1.2. Desain Sampel ......................................................................................................... 5

2.1.3. Cakupan dan Jumlah Sampel............................................................................ 6

2.1.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga ......................................................................................................... 6

2.1.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga ................................................................. 7

2.1.6. Penggantian Sampel ............................................................................................. 7

2.1.7. Teknik Estimasi ...................................................................................................... 8

2.2. Metodologi Perhitungan Indeks............................................................................... 10

2.3. Konsep dan Definisi ........................................................................................................ 12

III. PROFIL RESPONDEN ............................................................................................................... 15

3.1. Response Rate Pencacahan......................................................................................... 15

3.2. Profil Demografis Responden .................................................................................. 17

3.3. Tingkat Pendidikan Responden .............................................................................. 19

3.4. Jenis Kegiatan Utama Responden .......................................................................... 21

3.5. Status dalam Pekerjaan Utama Responden ...................................................... 22

DAFTAR ISI

Page 9: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS ...........................................iii

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK .............................................. v

RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................... xix

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................................xxiii

I. PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 2

1.3. Ruang Lingkup ..................................................................................................................... 2

1.4. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 2

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI............................................................................... 5

2.1. Metodologi Survei .............................................................................................................. 5

2.1.1. Kerangka Sampel ................................................................................................... 5

2.1.2. Desain Sampel ......................................................................................................... 5

2.1.3. Cakupan dan Jumlah Sampel............................................................................ 6

2.1.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga ......................................................................................................... 6

2.1.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga ................................................................. 7

2.1.6. Penggantian Sampel ............................................................................................. 7

2.1.7. Teknik Estimasi ...................................................................................................... 8

2.2. Metodologi Perhitungan Indeks............................................................................... 10

2.3. Konsep dan Definisi ........................................................................................................ 12

III. PROFIL RESPONDEN ............................................................................................................... 15

3.1. Response Rate Pencacahan......................................................................................... 15

3.2. Profil Demografis Responden .................................................................................. 17

3.3. Tingkat Pendidikan Responden .............................................................................. 19

3.4. Jenis Kegiatan Utama Responden .......................................................................... 21

3.5. Status dalam Pekerjaan Utama Responden ...................................................... 22

DAFTAR ISI

Page 10: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR ISI

x INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

3.6. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Responden ....................... 23

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI .................................................................................. 25

4.1. IPAK Menurut Jenis Kelamin ..................................................................................... 26

4.2. IPAK Menurut Umur ...................................................................................................... 27

4.3. IPAK Menurut Pendidikan .......................................................................................... 28

4.5. IPAK Menurut Hubungan Kepala Rumah Tangga ........................................... 29

4.6. IPAK Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga .................................... 30

4.7. IPAK Menurut Urban - Rural ...................................................................................... 31

4.8. IPAK Menurut Zona Waktu ......................................................................................... 32

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013 .................................................................................... 33

5.1. Pendapat terhadap Kebiasaan di Masyarakat .................................................. 33

5.1.1. Perilaku di Tingkat Keluarga ........................................................................ 33

5.1.2. Perilaku di Tingkat Komunitas .................................................................... 40

5.1.3. Perilaku di Tingkat Publik .............................................................................. 47

5.2. Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik ...................................... 65

5.2.1. Akses terhadap Pelayanan Publik .............................................................. 66

5.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Prosedur dan Biaya yang Berlaku ..................................................................................................................... 69

5.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan ....................................... 70

5.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan .................................... 73

5.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan ................................... 74

5.2.6. Penyebab Pembayaran Melebihi Ketentuan ......................................... 75

5.2.7. Pola Tanggapan Ketika diminta Membayar Melebihi Ketentuan76

5.2.8. Alasan Pembayaran Melebihi Ketentuan ............................................... 77

5.2.9. Pelaporan Kejadian ............................................................................................ 78

5.3. Pengalaman Mendapatkan Tawaran/Permintaan Tertentu ..................... 79

5.4. Pengetahuan/Pemahaman tentang Perilaku Korupsi .................................. 82

5.5. Media Sosialisasi Pengetahuan Anti Korupsi .................................................... 86

VI. REKOMENDASI ........................................................................................................................... 91

LAMPIRAN ........................................................................................................................................... 95

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus .......................................................................................................................... 6

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga 2012 - 2016..................................... 7

Tabel 3.1. Persentase Response Rate dan Non Response Rate Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013 .......................................................... 16

Tabel 3.2. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2013 ................................................ 17

Tabel 3.3. Persentase Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 ....................................................................................... 18

Tabel 3.4. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2013 ...................................................... 20

Tabel 3.5. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, 2013 ....................................................................................................... 21

Tabel 3.6. Persentase Responden Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................................... 22

Tabel 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 36

Tabel 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 37

Tabel 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak Menurut Wilayah Domisili, 2012-2013 ................................. 38

Tabel 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya Tetapi Tidak Melaporkannya Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .............................................................................................................. 39

Tabel 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 .............................................................................................................. 42

DAFTAR TABEL

Page 11: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR ISI

x INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

3.6. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Responden ....................... 23

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI .................................................................................. 25

4.1. IPAK Menurut Jenis Kelamin ..................................................................................... 26

4.2. IPAK Menurut Umur ...................................................................................................... 27

4.3. IPAK Menurut Pendidikan .......................................................................................... 28

4.5. IPAK Menurut Hubungan Kepala Rumah Tangga ........................................... 29

4.6. IPAK Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga .................................... 30

4.7. IPAK Menurut Urban - Rural ...................................................................................... 31

4.8. IPAK Menurut Zona Waktu ......................................................................................... 32

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013 .................................................................................... 33

5.1. Pendapat terhadap Kebiasaan di Masyarakat .................................................. 33

5.1.1. Perilaku di Tingkat Keluarga ........................................................................ 33

5.1.2. Perilaku di Tingkat Komunitas .................................................................... 40

5.1.3. Perilaku di Tingkat Publik .............................................................................. 47

5.2. Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik ...................................... 65

5.2.1. Akses terhadap Pelayanan Publik .............................................................. 66

5.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Prosedur dan Biaya yang Berlaku ..................................................................................................................... 69

5.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan ....................................... 70

5.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan .................................... 73

5.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan ................................... 74

5.2.6. Penyebab Pembayaran Melebihi Ketentuan ......................................... 75

5.2.7. Pola Tanggapan Ketika diminta Membayar Melebihi Ketentuan76

5.2.8. Alasan Pembayaran Melebihi Ketentuan ............................................... 77

5.2.9. Pelaporan Kejadian ............................................................................................ 78

5.3. Pengalaman Mendapatkan Tawaran/Permintaan Tertentu ..................... 79

5.4. Pengetahuan/Pemahaman tentang Perilaku Korupsi .................................. 82

5.5. Media Sosialisasi Pengetahuan Anti Korupsi .................................................... 86

VI. REKOMENDASI ........................................................................................................................... 91

LAMPIRAN ........................................................................................................................................... 95

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus .......................................................................................................................... 6

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga 2012 - 2016..................................... 7

Tabel 3.1. Persentase Response Rate dan Non Response Rate Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013 .......................................................... 16

Tabel 3.2. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2013 ................................................ 17

Tabel 3.3. Persentase Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 ....................................................................................... 18

Tabel 3.4. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2013 ...................................................... 20

Tabel 3.5. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, 2013 ....................................................................................................... 21

Tabel 3.6. Persentase Responden Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................................... 22

Tabel 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 36

Tabel 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 37

Tabel 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak Menurut Wilayah Domisili, 2012-2013 ................................. 38

Tabel 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya Tetapi Tidak Melaporkannya Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .............................................................................................................. 39

Tabel 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 .............................................................................................................. 42

DAFTAR TABEL

Page 12: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR TABEL

xii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 ........................... 44

Tabel 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 45

Tabel 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 .............................................................................................................. 46

Tabel 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 .......................................................................................... 49

Tabel 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 .......................................................................................... 50

Tabel 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP Dan KK) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013................................................... 52

Tabel 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Polisi untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 53

Tabel 5.13. Perkembangan Persentasae Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Damai kepada Polisi Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013................................................... 54

Tabel 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013.......................................................................................... 56

Tabel 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya Mengajar Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 58

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xiii

Tabel 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .............................................................................................................. 59

Tabel 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut Menurut Jenis Kelamin. 2012-2013 .............................................................................. 60

Tabel 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya pada Saat Jam Kerja Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 ....................................................................... 61

Tabel 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 63

Tabel 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-201364

Tabel 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Selama Setahun Terakhir, 2012-2013 67

Tabel 5.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku .............................................................................. 70

Tabel 5.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan ................................................................... 71

Tabel 5.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Tidak Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Alasan, 2012-2013 ............................. 72

Tabel 5.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Waktu Pembayaran .............................................. 73

Tabel 5.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Bentuk Pengeluaran yang Dilakukan, 2012-2013 ........................................................................................................................... 74

Tabel 5.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi

Page 13: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR TABEL

xii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi Uang/Barang Kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 ........................... 44

Tabel 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 45

Tabel 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 .............................................................................................................. 46

Tabel 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 .......................................................................................... 49

Tabel 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 .......................................................................................... 50

Tabel 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP Dan KK) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013................................................... 52

Tabel 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Polisi untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 53

Tabel 5.13. Perkembangan Persentasae Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Damai kepada Polisi Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013................................................... 54

Tabel 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013.......................................................................................... 56

Tabel 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya Mengajar Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .......................................................... 58

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xiii

Tabel 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013 .............................................................................................................. 59

Tabel 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut Menurut Jenis Kelamin. 2012-2013 .............................................................................. 60

Tabel 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya pada Saat Jam Kerja Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013 ....................................................................... 61

Tabel 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013 ....................................................................... 63

Tabel 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-201364

Tabel 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Selama Setahun Terakhir, 2012-2013 67

Tabel 5.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku .............................................................................. 70

Tabel 5.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan ................................................................... 71

Tabel 5.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Tidak Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Alasan, 2012-2013 ............................. 72

Tabel 5.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Waktu Pembayaran .............................................. 73

Tabel 5.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Bentuk Pengeluaran yang Dilakukan, 2012-2013 ........................................................................................................................... 74

Tabel 5.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi

Page 14: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR TABEL

xiv INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Ketentuan menurut Cara Mengetahui Bahwa Harus Membayar Lebih .......................................................................................................................... 75

Tabel 5.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Diminta oleh Petugas/Pihak Ketiga menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan ................................................................................................ 77

Tabel 5.29. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Tujuan, 2012-2013................................................. 78

Tabel 5.30. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan dan Tidak Melaporkan, 2012-2013 .................................................................... 79

Tabel 5.31. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu Selama Setahun Terakhir .......................................................... 80

Tabel 5.32. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu Selama Setahun Terakhir menurut Tanggapannya, 2012-2013 .............................................................................................................. 81

Tabel 5.33. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi ..................................................................................................................... 83

Tabel 5.34. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Tidak Tahu dan Bukan Perilaku Korupsi ......................................................................... 84

Tabel 5.35. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi menurut Domisili Wilayah, 2012–2013 .............................. 85

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Persentase Non-Respon SPAK 2013 Menurut Alasannya ........ 15

Gambar 3.2. Persentase Responden menurut Kelompok Umur (Tahun), 2013 ...................................................................................................................... 19

Gambar 3.3. Persentase Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan, 2013 ................................................................................. 23

Gambar 4.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia, 2012–2013................................................................................. 26

Gambar 4.2. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Jenis Kelamin. 2012–2013 ........................................................................................................ 27

Gambar 4.3. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Umur (Tahun), 2012-2013 ......................................................................................................... 28

Gambar 4.4. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi, 2012-2013 ................................................................................... 29

Gambar 4.5. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2012–2013 ..................................................... 29

Gambar 4.6. IPAK Indonesia Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan (dalam jutaan rupiah), 2013................................................. 30

Gambar 4.7. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Domisili Wilayah, 2012–2013 ........................................................................................................ 31

Gambar 4.8. IPAK Indonesia Menurut Zona Waktu, 2013 ................................... 32

Gambar 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2012-2013 ................................................................................... 35

Gambar 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi. 2012–2013 ........................................................................................................ 36

Gambar 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak, 2012–2013 ............................................................. 37

DAFTAR GAMBAR

Page 15: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR TABEL

xiv INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Ketentuan menurut Cara Mengetahui Bahwa Harus Membayar Lebih .......................................................................................................................... 75

Tabel 5.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Diminta oleh Petugas/Pihak Ketiga menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan ................................................................................................ 77

Tabel 5.29. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Tujuan, 2012-2013................................................. 78

Tabel 5.30. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan dan Tidak Melaporkan, 2012-2013 .................................................................... 79

Tabel 5.31. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu Selama Setahun Terakhir .......................................................... 80

Tabel 5.32. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu Selama Setahun Terakhir menurut Tanggapannya, 2012-2013 .............................................................................................................. 81

Tabel 5.33. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi ..................................................................................................................... 83

Tabel 5.34. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Tidak Tahu dan Bukan Perilaku Korupsi ......................................................................... 84

Tabel 5.35. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi menurut Domisili Wilayah, 2012–2013 .............................. 85

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Persentase Non-Respon SPAK 2013 Menurut Alasannya ........ 15

Gambar 3.2. Persentase Responden menurut Kelompok Umur (Tahun), 2013 ...................................................................................................................... 19

Gambar 3.3. Persentase Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan, 2013 ................................................................................. 23

Gambar 4.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia, 2012–2013................................................................................. 26

Gambar 4.2. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Jenis Kelamin. 2012–2013 ........................................................................................................ 27

Gambar 4.3. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Umur (Tahun), 2012-2013 ......................................................................................................... 28

Gambar 4.4. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi, 2012-2013 ................................................................................... 29

Gambar 4.5. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2012–2013 ..................................................... 29

Gambar 4.6. IPAK Indonesia Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan (dalam jutaan rupiah), 2013................................................. 30

Gambar 4.7. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Domisili Wilayah, 2012–2013 ........................................................................................................ 31

Gambar 4.8. IPAK Indonesia Menurut Zona Waktu, 2013 ................................... 32

Gambar 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2012-2013 ................................................................................... 35

Gambar 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi. 2012–2013 ........................................................................................................ 36

Gambar 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak, 2012–2013 ............................................................. 37

DAFTAR GAMBAR

Page 16: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR GAMBAR

xvi INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya tetapi Tidak Melaporkannya, 2012–2013 ......... 39

Gambar 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/ Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) 2012–2013 ........... 42

Gambar 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian), 2012–2013 .......... 43

Gambar 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013 ........................................................................................................ 44

Gambar 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013 ........................................................................................................ 46

Gambar 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Menjamin Keluarga/Saudara/ Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013 ........................................................................................................ 48

Gambar 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013 ........................................................................................................ 50

Gambar 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK), 2012–2013 .................................................................................... 51

Gambar 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih Kepada Polisi Untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK, 2012–2013 ........................................................................................................ 53

Gambar 5.13. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Damai kepada Polisi, 2012-2013 ........................................................................................... 54

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xvii

Gambar 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2012–2013... 55

Gambar 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya Mengajar, 2012–2013.................................................................................. 57

Gambar 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/ Penerimaan Rapor, 2012–2013 ........................................................................................................ 58

Gambar 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut, 2012–2013 ........................................................................................................ 59

Gambar 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya Pada Saat Jam Kerja, 2012–2013 ................................................................................. 61

Gambar 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013 ........................................................................................................ 62

Gambar 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013 ................... 64

Gambar 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik, 2012-2013 ................................. 68

Gambar 5.22. Diagram Alur Pertanyaan Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik............................................................................... 69

Gambar 5.23. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama Setahun Terakhir Menurut Sumber, 2012–2013 ........................................................................................................ 87

Gambar 5.24. Persentase Sumber Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013 ........................................................................................................ 88

Page 17: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR GAMBAR

xvi INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya tetapi Tidak Melaporkannya, 2012–2013 ......... 39

Gambar 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/ Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) 2012–2013 ........... 42

Gambar 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian), 2012–2013 .......... 43

Gambar 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013 ........................................................................................................ 44

Gambar 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013 ........................................................................................................ 46

Gambar 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Menjamin Keluarga/Saudara/ Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013 ........................................................................................................ 48

Gambar 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013 ........................................................................................................ 50

Gambar 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK), 2012–2013 .................................................................................... 51

Gambar 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih Kepada Polisi Untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK, 2012–2013 ........................................................................................................ 53

Gambar 5.13. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Damai kepada Polisi, 2012-2013 ........................................................................................... 54

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xvii

Gambar 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2012–2013... 55

Gambar 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya Mengajar, 2012–2013.................................................................................. 57

Gambar 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/ Penerimaan Rapor, 2012–2013 ........................................................................................................ 58

Gambar 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut, 2012–2013 ........................................................................................................ 59

Gambar 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya Pada Saat Jam Kerja, 2012–2013 ................................................................................. 61

Gambar 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013 ........................................................................................................ 62

Gambar 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013 ................... 64

Gambar 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik, 2012-2013 ................................. 68

Gambar 5.22. Diagram Alur Pertanyaan Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik............................................................................... 69

Gambar 5.23. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama Setahun Terakhir Menurut Sumber, 2012–2013 ........................................................................................................ 87

Gambar 5.24. Persentase Sumber Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013 ........................................................................................................ 88

Page 18: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR GAMBAR

xviii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.25. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama Setahun Terakhir Menurut Jenis Media, 2012–2013 ........................................................................................................ 89

Gambar 5.26. Persentase Jenis Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013 ........................................................................................................ 90

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner SPAK13.K ........................................................................ 95

Lampiran 2 : Foto-Foto Workshop Instruktur Nasional ......................... 100

Lampiran 4 : Foto-Foto Pencacahan .................................................................. 103

Lampiran Tabel 1. Jumlah Target Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................105

Lampiran Tabel 2. Jumlah Realisasi Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................106

Lampiran Tabel 3. Karakteristik Responden menurut Klasifikasi Kota/Desa ............................................................................................107

Lampiran Tabel 4. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ............................................................108

Lampiran Tabel 5. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................110

Lampiran Tabel 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Klasifikasi Wilayah Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................112

Lampiran Tabel 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Jenis Kelamin Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................113

Lampiran Tabel 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ......................114

Lampiran Tabel 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Jenis Kelamin, 2013..................................115

Lampiran Tabel 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ................116

DAFTAR LAMPIRAN

Page 19: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR GAMBAR

xviii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.25. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama Setahun Terakhir Menurut Jenis Media, 2012–2013 ........................................................................................................ 89

Gambar 5.26. Persentase Jenis Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013 ........................................................................................................ 90

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner SPAK13.K ........................................................................ 95

Lampiran 2 : Foto-Foto Workshop Instruktur Nasional ......................... 100

Lampiran 4 : Foto-Foto Pencacahan .................................................................. 103

Lampiran Tabel 1. Jumlah Target Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................105

Lampiran Tabel 2. Jumlah Realisasi Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................106

Lampiran Tabel 3. Karakteristik Responden menurut Klasifikasi Kota/Desa ............................................................................................107

Lampiran Tabel 4. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ............................................................108

Lampiran Tabel 5. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................110

Lampiran Tabel 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Klasifikasi Wilayah Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................112

Lampiran Tabel 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Jenis Kelamin Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................113

Lampiran Tabel 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ......................114

Lampiran Tabel 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Jenis Kelamin, 2013..................................115

Lampiran Tabel 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ................116

DAFTAR LAMPIRAN

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner SPAK13.K ........................................................................ 95

Lampiran 2 : Foto-Foto Workshop Instruktur Nasional ......................... 100

Lampiran 4 : Foto-Foto Pencacahan .................................................................. 103

Lampiran Tabel 1. Jumlah Target Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................105

Lampiran Tabel 2. Jumlah Realisasi Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi .............................................106

Lampiran Tabel 3. Karakteristik Responden menurut Klasifikasi Kota/Desa ............................................................................................107

Lampiran Tabel 4. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ............................................................108

Lampiran Tabel 5. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................110

Lampiran Tabel 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Klasifikasi Wilayah Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................112

Lampiran Tabel 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik Menurut Jenis Kelamin Selama Setahun Terakhir, 2013 ............................113

Lampiran Tabel 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ......................114

Lampiran Tabel 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Jenis Kelamin, 2013..................................115

Lampiran Tabel 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ................116

DAFTAR LAMPIRAN

Page 20: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR LAMPIRAN

xx INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 11. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ............................117

Lampiran Tabel 12. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................118

Lampiran Tabel 13. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................119

Lampiran Tabel 14. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ............................................................120

Lampiran Tabel 15. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................121

Lampiran Tabel 16. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................122

Lampiran Tabel 17. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................123

Lampiran Tabel 18. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pengeluaran uang/barang dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................124

Lampiran Tabel 19. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan Pengeluaran Uang/Barang Dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................125

Lampiran Tabel 20. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xxi

Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................126

Lampiran Tabel 21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................127

Lampiran Tabel 22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Tujuan, 2013 ..................................128

Lampiran Tabel 23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Jenis Kelamin dan Tujuan, 2013 ..............................................129

Lampiran Tabel 24. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 .............130

Lampiran Tabel 25. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................131

Lampiran Tabel 26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013 ...........................................................................132

Lampiran Tabel 27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut menurut Jenis Kelamin dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013 ...........................................................................133

Lampiran Tabel 28. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Uang/Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades/Pilkada/Pemilu menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................134

Lampiran Tabel 29. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Pengalaman dan Tanggapan Ketika Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................135

Lampiran Tabel 30. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART

Page 21: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR LAMPIRAN

xx INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 11. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ............................117

Lampiran Tabel 12. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................118

Lampiran Tabel 13. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................119

Lampiran Tabel 14. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ............................................................120

Lampiran Tabel 15. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................121

Lampiran Tabel 16. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................122

Lampiran Tabel 17. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................123

Lampiran Tabel 18. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pengeluaran uang/barang dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................124

Lampiran Tabel 19. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan Pengeluaran Uang/Barang Dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................125

Lampiran Tabel 20. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xxi

Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................126

Lampiran Tabel 21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................127

Lampiran Tabel 22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Tujuan, 2013 ..................................128

Lampiran Tabel 23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Jenis Kelamin dan Tujuan, 2013 ..............................................129

Lampiran Tabel 24. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 .............130

Lampiran Tabel 25. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................131

Lampiran Tabel 26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013 ...........................................................................132

Lampiran Tabel 27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut menurut Jenis Kelamin dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013 ...........................................................................133

Lampiran Tabel 28. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Uang/Barang untuk Memilih Kandidat Tertentu dalam Pilkades/Pilkada/Pemilu menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................134

Lampiran Tabel 29. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Pengalaman dan Tanggapan Ketika Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................135

Lampiran Tabel 30. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART

Page 22: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR LAMPIRAN

xxii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................136

Lampiran Tabel 31. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................137

Lampiran Tabel 32. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2013 ...................................138

Lampiran Tabel 33. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Perilaku di Masyarakat Apakah Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ................139

Lampiran Tabel 34. Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................................................140

Lampiran Tabel 35. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ....................................................................................141

Lampiran Tabel 36. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013 ...........142

Lampiran Tabel 37. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................................................................................143

Lampiran Tabel 38. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013 ...........144

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xxiii

DAFTAR SINGKATAN

SPAK : Survei Perilaku Anti Korupsi

IPAK : Indeks Perilaku Anti Korupsi

PBAK : Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Stranas PPK : Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi

EFA : Explanatory Factor Analysis

PCA : Principal Component Analysis

KRT : Kepala Rumah Tangga

ART : Anggota Rumah Tangga

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

KK : Kartu Keluarga

KTP : Kartu Tanda Pengenal

KUA : Kantor Urusan Agama

Pilkades : Pemilihan Kepala Desa

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

Pemilu : Pemilihan Umum

DAFTAR SINGKATAN

Page 23: SPAK 2013 Editan Terakhir

DAFTAR LAMPIRAN

xxii INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013 ....................................................136

Lampiran Tabel 31. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................137

Lampiran Tabel 32. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2013 ...................................138

Lampiran Tabel 33. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Perilaku di Masyarakat Apakah Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ................139

Lampiran Tabel 34. Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Jenis Kelamin, 2013 ........................................................................................................140

Lampiran Tabel 35. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ....................................................................................141

Lampiran Tabel 36. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013 ...........142

Lampiran Tabel 37. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013 ........................................................................................................143

Lampiran Tabel 38. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013 ...........144

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 xxiii

DAFTAR SINGKATAN

SPAK : Survei Perilaku Anti Korupsi

IPAK : Indeks Perilaku Anti Korupsi

PBAK : Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Stranas PPK : Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi

EFA : Explanatory Factor Analysis

PCA : Principal Component Analysis

KRT : Kepala Rumah Tangga

ART : Anggota Rumah Tangga

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

KK : Kartu Keluarga

KTP : Kartu Tanda Pengenal

KUA : Kantor Urusan Agama

Pilkades : Pemilihan Kepala Desa

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

Pemilu : Pemilihan Umum

DAFTAR SINGKATAN

Page 24: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Korupsi telah lama menjadi parasit yang secara sengaja mengerogoti

sendi-sendi keadilan dan membajak kebijakan serta mengorbankan

kepentingan masyarakat. Kerusakan yang ditimbulkan juga tidak sederhana

karena berskala masif dengan dampak jangka panjang, sehingga pada banyak

kasus dapat dilihat korelasinya dengan penurunan kualitas kehidupan

masyarakat. Untuk itu, di Indonesia korupsi disebut sebagai kejahatan luar

biasa (extraordinary crime) sehingga penanganannya mendapat salah satu

prioritas utama. Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi

diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih

kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi.

Kesadaran memerangi korupsi juga seperti telah menjadi “trend” dunia,

seiring dengan semakin banyaknya regulasi yang dibuat untuk menekan

terjadinya korupsi. Indonesia, melalui Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun

2006, juga telah meratifikasi United Nations Convention against Corruption

(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012-2025 dan

jangka menengah tahun 2012-2014.

Presiden RI menugaskan BPS secara eksplisit untuk mengukur indikator

pada strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti

korupsi. Strategi ini diukur dengan melaksanakan Survei Perilaku Anti

Korupsi. Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar

penyebab berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari

rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif

terhadap tindakan korupsi.

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei yang

dapat memberikan gambaran tentang pendapat-pendapat yang berkembang

di masyarakat terkait dengan korupsi. Hasil survei diharapkan dapat

memberikan peta bagi penyusunan program-program yang dapat

I. PENDAHULUAN

Page 25: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Korupsi telah lama menjadi parasit yang secara sengaja mengerogoti

sendi-sendi keadilan dan membajak kebijakan serta mengorbankan

kepentingan masyarakat. Kerusakan yang ditimbulkan juga tidak sederhana

karena berskala masif dengan dampak jangka panjang, sehingga pada banyak

kasus dapat dilihat korelasinya dengan penurunan kualitas kehidupan

masyarakat. Untuk itu, di Indonesia korupsi disebut sebagai kejahatan luar

biasa (extraordinary crime) sehingga penanganannya mendapat salah satu

prioritas utama. Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi

diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih

kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi.

Kesadaran memerangi korupsi juga seperti telah menjadi “trend” dunia,

seiring dengan semakin banyaknya regulasi yang dibuat untuk menekan

terjadinya korupsi. Indonesia, melalui Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun

2006, juga telah meratifikasi United Nations Convention against Corruption

(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012-2025 dan

jangka menengah tahun 2012-2014.

Presiden RI menugaskan BPS secara eksplisit untuk mengukur indikator

pada strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti

korupsi. Strategi ini diukur dengan melaksanakan Survei Perilaku Anti

Korupsi. Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar

penyebab berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari

rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif

terhadap tindakan korupsi.

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei yang

dapat memberikan gambaran tentang pendapat-pendapat yang berkembang

di masyarakat terkait dengan korupsi. Hasil survei diharapkan dapat

memberikan peta bagi penyusunan program-program yang dapat

I. PENDAHULUAN

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Korupsi telah lama menjadi parasit yang secara sengaja mengerogoti

sendi-sendi keadilan dan membajak kebijakan serta mengorbankan

kepentingan masyarakat. Kerusakan yang ditimbulkan juga tidak sederhana

karena berskala masif dengan dampak jangka panjang, sehingga pada banyak

kasus dapat dilihat korelasinya dengan penurunan kualitas kehidupan

masyarakat. Untuk itu, di Indonesia korupsi disebut sebagai kejahatan luar

biasa (extraordinary crime) sehingga penanganannya mendapat salah satu

prioritas utama. Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi

diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih

kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi.

Kesadaran memerangi korupsi juga seperti telah menjadi “trend” dunia,

seiring dengan semakin banyaknya regulasi yang dibuat untuk menekan

terjadinya korupsi. Indonesia, melalui Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun

2006, juga telah meratifikasi United Nations Convention against Corruption

(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012-2025 dan

jangka menengah tahun 2012-2014.

Presiden RI menugaskan BPS secara eksplisit untuk mengukur indikator

pada strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti

korupsi. Strategi ini diukur dengan melaksanakan Survei Perilaku Anti

Korupsi. Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar

penyebab berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari

rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif

terhadap tindakan korupsi.

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei yang

dapat memberikan gambaran tentang pendapat-pendapat yang berkembang

di masyarakat terkait dengan korupsi. Hasil survei diharapkan dapat

memberikan peta bagi penyusunan program-program yang dapat

I.PENDAHULUAN

Page 26: SPAK 2013 Editan Terakhir

I. PENDAHULUAN

2 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

meningkatkan imunitas masyarakat terhadap praktek-praktek koruptif, dan

peran aktif mereka dalam mendukung tercapainya kondisi tersebut.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik

menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti Korupsi

(SPAK) 2013 yang merupakan kelanjutan dari survei yang sama pada tahun

2012.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan publikasi ini secara umum dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran secara lengkap mengenai situasi dan kondisi

perilaku anti korupsi masyarakat terkini dilihat dari pendapat, pengetahuan,

perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi di Indonesia.

Secara khusus, penyusunan publikasi ini juga ditujukan untuk

memperoleh gambaran secara lengkap mengenai sejauhmana budaya zero

tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap individu

khususnya terkait dengan strategi kelima STRANAS PPK yakni pendidikan

dan budaya anti korupsi.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan SPAK 2013 ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang

tersebar di 170 Kabupaten/Kota (49 kota dan 121 kabupaten) dan di 33

provinsi. Jumlah sampel seluruhnya sebanyak 10.000 rumah tangga.

Analisis dan kajian mengenai perilaku anti korupsi penduduk Indonesia

dalam publikasi ini secara keseluruhan hanya dilakukan untuk level

nasional.

1.4. Sistematika Penulisan

Publikasi ini disajikan dalam empat bagian (bab) yang disusun secara

sistematis. Bab 1 (Pendahuluan) berisi penjelasan rinci tentang latar

belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Bab

2 (Metodologi) menjelaskan tentang metodologi termasuk metodologi

sampling dan konsep/definisi yang digunakan dalam penyusunan publikasi

ini. Bagian berikutnya atau Bab 3 menyajikan profil responden berdasarkan

berbagai struktur mulai dari pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah

tangga.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 3

Kemudian, Bab 4 menyajikan hasil Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)

2013 dibandingkan dengan IPAK 2012. Bab 5 menyajikan data indikator

tunggal mengenai penilaian terhadap perilaku penduduk Indonesia dilihat

dari tiga aspek yakni kebiasaan di tingkat keluarga, komunitas, dan publik.

Analisis dilanjutkan dengan pembahasan mengenai pengalaman

masyarakat berhubungan dengan pelayanan publik dilihat dari aspek

perilaku korupsi dan anti korupsi yang terjadi. Kemudian bagian berikutnya

menyajikan pengetahuan terkait perilaku korupsi dan anti korupsi penduduk

Indonesia. Bab 6 menyajikan rekomendasi terkait dengan stranas PPK secara

umum maupun hasil SPAK. Bagian terakhir atau (lampiran) menyajikan

data-data yang kuesioner dan foto-foto pencacahan.

Page 27: SPAK 2013 Editan Terakhir

I. PENDAHULUAN

2 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

meningkatkan imunitas masyarakat terhadap praktek-praktek koruptif, dan

peran aktif mereka dalam mendukung tercapainya kondisi tersebut.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik

menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti Korupsi

(SPAK) 2013 yang merupakan kelanjutan dari survei yang sama pada tahun

2012.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan publikasi ini secara umum dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran secara lengkap mengenai situasi dan kondisi

perilaku anti korupsi masyarakat terkini dilihat dari pendapat, pengetahuan,

perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi di Indonesia.

Secara khusus, penyusunan publikasi ini juga ditujukan untuk

memperoleh gambaran secara lengkap mengenai sejauhmana budaya zero

tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap individu

khususnya terkait dengan strategi kelima STRANAS PPK yakni pendidikan

dan budaya anti korupsi.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan SPAK 2013 ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang

tersebar di 170 Kabupaten/Kota (49 kota dan 121 kabupaten) dan di 33

provinsi. Jumlah sampel seluruhnya sebanyak 10.000 rumah tangga.

Analisis dan kajian mengenai perilaku anti korupsi penduduk Indonesia

dalam publikasi ini secara keseluruhan hanya dilakukan untuk level

nasional.

1.4. Sistematika Penulisan

Publikasi ini disajikan dalam empat bagian (bab) yang disusun secara

sistematis. Bab 1 (Pendahuluan) berisi penjelasan rinci tentang latar

belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Bab

2 (Metodologi) menjelaskan tentang metodologi termasuk metodologi

sampling dan konsep/definisi yang digunakan dalam penyusunan publikasi

ini. Bagian berikutnya atau Bab 3 menyajikan profil responden berdasarkan

berbagai struktur mulai dari pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah

tangga.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 3

Kemudian, Bab 4 menyajikan hasil Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)

2013 dibandingkan dengan IPAK 2012. Bab 5 menyajikan data indikator

tunggal mengenai penilaian terhadap perilaku penduduk Indonesia dilihat

dari tiga aspek yakni kebiasaan di tingkat keluarga, komunitas, dan publik.

Analisis dilanjutkan dengan pembahasan mengenai pengalaman

masyarakat berhubungan dengan pelayanan publik dilihat dari aspek

perilaku korupsi dan anti korupsi yang terjadi. Kemudian bagian berikutnya

menyajikan pengetahuan terkait perilaku korupsi dan anti korupsi penduduk

Indonesia. Bab 6 menyajikan rekomendasi terkait dengan stranas PPK secara

umum maupun hasil SPAK. Bagian terakhir atau (lampiran) menyajikan

data-data yang kuesioner dan foto-foto pencacahan.

Page 28: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 5

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

2.1. Metodologi Survei 2.1.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Perilaku Anti Korupsi

2013 terdiri dari empat jenis, yaitu :

1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar

kabupaten/kota di masing-masing provinsi dilengkapi jumlah rumah

tangga hasil SP2010 menurut klasifikasi perkotaan dan pedesaan

2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus

susenas triwulan 3 2012 di masing-masing kabupaten/kota terpilih

3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga

hasil pemutakhiran di blok sensus terpilih susenas triwulan 3 yang

terpilih SPAK 2012

4. Kerangka sampel tahap keempat adalah kepala rumah tangga atau

suami/istrinya di setiap rumah tangga terpilih.

2.1.2. Desain Sampel

Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 adalah

subsampel dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3. Pengambilan

sampel adalah Three Stages Two Phase Rotation Sampling, sebagai berikut:

1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS

sistematik with replacement size jumlah rumah tangga SP2010.

Dengan metode ini kabupaten/kota terpilih lebih dari 1 kali akan

memiliki alokasi sampel blok sensus lebih banyak.

2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih

Susenas triwulan 3 2012 di kabupaten terpilih dengan cara

sistematik. Sampel blok sensus dibedakan atas daerah urban

(perkotaan) dan rural (pedesaan).

3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, dilakukan

penarikan sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran

sebanyak 10 rumah tangga. Penarikan sampel menggunakan nilai

angka random pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas.

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

Page 29: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 5

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

2.1. Metodologi Survei 2.1.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Perilaku Anti Korupsi

2013 terdiri dari empat jenis, yaitu :

1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar

kabupaten/kota di masing-masing provinsi dilengkapi jumlah rumah

tangga hasil SP2010 menurut klasifikasi perkotaan dan pedesaan

2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus

susenas triwulan 3 2012 di masing-masing kabupaten/kota terpilih

3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga

hasil pemutakhiran di blok sensus terpilih susenas triwulan 3 yang

terpilih SPAK 2012

4. Kerangka sampel tahap keempat adalah kepala rumah tangga atau

suami/istrinya di setiap rumah tangga terpilih.

2.1.2. Desain Sampel

Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 adalah

subsampel dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3. Pengambilan

sampel adalah Three Stages Two Phase Rotation Sampling, sebagai berikut:

1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS

sistematik with replacement size jumlah rumah tangga SP2010.

Dengan metode ini kabupaten/kota terpilih lebih dari 1 kali akan

memiliki alokasi sampel blok sensus lebih banyak.

2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih

Susenas triwulan 3 2012 di kabupaten terpilih dengan cara

sistematik. Sampel blok sensus dibedakan atas daerah urban

(perkotaan) dan rural (pedesaan).

3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, dilakukan

penarikan sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran

sebanyak 10 rumah tangga. Penarikan sampel menggunakan nilai

angka random pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas.

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

Page 30: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

6 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih

responden kepala rumah tangga atau pasangannya menggunakan

Tabel Kish

2.1.3. Cakupan dan Jumlah Sampel

Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Jumlah sampel blok sensus adalah 1000 blok sensus sehingga jumlah sampel

rumah tangga adalah 10.000 rumah tangga. Sampel 1000 blok tersebut

adalah sampel pada level nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam

populasi blok sensus di kabupaten/kota terpilih

2.1.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel

Rumah Tangga

Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2016,

dilakukan sampling rotasi. Dari 1.000 sampel blok sensus terpilih SPAK 2012

selanjutnya dibagi menjadi 4 paket sampel, yaitu: paket sampel 1, paket

sampel 2, paket sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel

berukuran 250 blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang

tindih. Pada setiap blok sensus dipilih 2 kelompok sampel rumah tangga

yang masing-masing berukuran 10 rumah tangga. Antar kelompok sampel

rumah tangga tidak saling tumpang tindih.

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus

Paket Sampel Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

1 A dan E

2 B dan F

3 C dan G

4 D dan H

Setelah dilakukan pembagian kelompok sampel maka selanjutnya

dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel setiap tahun pencacahan

sebagai berikut :

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 7

Tabel 2.2. Kelompok Sampel Rumah Tangga 2012 - 2016

Paket Sampel

Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

2012 2013 2014 2015 2016

1 A E E E E

2 B B F F F

3 C C C G G

4 D D D D H

2.1.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil

pemutakhiran adalah �� , maka interval untuk penarikan sampel sistematik

adalah � ���

��. Penentuan sampel rumah tangga ke-n (n=2,3,…,10) secara

sistematik menggunakan rumus:

�� � �� + (� − 1)�

Sampel rumah tangga yang pertama (��) untuk setiap paket

sampel ditentukan dengan rumus:

1. Paket sampel 1: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

2. Paket sampel 2: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

3. Paket sampel 3: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

4. Paket sampel 4: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

2.1.6. Penggantian Sampel

Penggantian sampel blok sensus tidak diperkenankan.

Penggantian sampel rumah tangga diperkenankan asalkan

penggantinya adalah rumah tangga yang menghuni bangunan sensus

(dwelling) rumah tangga yang diganti.

Page 31: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

6 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih

responden kepala rumah tangga atau pasangannya menggunakan

Tabel Kish

2.1.3. Cakupan dan Jumlah Sampel

Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Jumlah sampel blok sensus adalah 1000 blok sensus sehingga jumlah sampel

rumah tangga adalah 10.000 rumah tangga. Sampel 1000 blok tersebut

adalah sampel pada level nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam

populasi blok sensus di kabupaten/kota terpilih

2.1.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel

Rumah Tangga

Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2016,

dilakukan sampling rotasi. Dari 1.000 sampel blok sensus terpilih SPAK 2012

selanjutnya dibagi menjadi 4 paket sampel, yaitu: paket sampel 1, paket

sampel 2, paket sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel

berukuran 250 blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang

tindih. Pada setiap blok sensus dipilih 2 kelompok sampel rumah tangga

yang masing-masing berukuran 10 rumah tangga. Antar kelompok sampel

rumah tangga tidak saling tumpang tindih.

Tabel 2.1. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus

Paket Sampel Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

1 A dan E

2 B dan F

3 C dan G

4 D dan H

Setelah dilakukan pembagian kelompok sampel maka selanjutnya

dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel setiap tahun pencacahan

sebagai berikut :

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 7

Tabel 2.2. Kelompok Sampel Rumah Tangga 2012 - 2016

Paket Sampel

Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

2012 2013 2014 2015 2016

1 A E E E E

2 B B F F F

3 C C C G G

4 D D D D H

2.1.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil

pemutakhiran adalah �� , maka interval untuk penarikan sampel sistematik

adalah � ���

��. Penentuan sampel rumah tangga ke-n (n=2,3,…,10) secara

sistematik menggunakan rumus:

�� � �� + (� − 1)�

Sampel rumah tangga yang pertama (��) untuk setiap paket

sampel ditentukan dengan rumus:

1. Paket sampel 1: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

2. Paket sampel 2: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

3. Paket sampel 3: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

4. Paket sampel 4: ��� � ��� dan ��

� � ��� + 1 atau ��

� � ��� − 1

2.1.6. Penggantian Sampel

Penggantian sampel blok sensus tidak diperkenankan.

Penggantian sampel rumah tangga diperkenankan asalkan

penggantinya adalah rumah tangga yang menghuni bangunan sensus

(dwelling) rumah tangga yang diganti.

Page 32: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

8 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

2.1.7. Teknik Estimasi

2.1.7.1. Design Weight

Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling. Sehingga

fraksi sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sampel kabupaten/kota : dipilih secara PPS sistematik dari populasi

kabupaten/kota di suatu propinsi sehingga fraksi sampling kabupaten/kota

ke-k adalah:

Sampel blok sensus : dipilih secara sistematik dari sampel blok

sensus Susenas triwulan 3, sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i

dibedakan urban/rural adalah:

Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2013 adalah 10, sehingga

fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural adalah:

Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2013 ke-j blok sensus

ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah:

pb

p

pkp

N

k

pk

pkp

pkM

Mb

M

Mbf

∑1

n

0

1

∑ h

hih

h

h

Nh

i

hi

hihhi

M

Mn

n

n

M

Mnf

hihi

hihj

MM

mf

10|

hih

hih

p

pkp

ihjhipkhpijMM

Mn

M

Mbffff

10..

0

|

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 9

Sehingga design weight SPAK 2013 per kabupaten/kota ke-p menurut

urban/rural adalah :

dimana :

: weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, propinsi ke-p strata ke-h

: banyaknya rumah tangga propinsi ke-p

: banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, propinsi ke-p

: banyaknya populasi rumah tangga propinsi ke-p, strata ke-h

: banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h

: banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata ke-h

: banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h

: banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus, strata ke-h

2.1.7.2. Estimasi Karakteristik

Misalkan ijy dan ijx masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan

X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu propinsi di

suatu strata, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians

rasio dirumuskan sebagai berikut:

a. Estimasi total nilai karakteristik X

∑∑= =

=n

1i

m

1jijij xWX

b. Estimasi total nilai karakteristik Y:

∑∑= =

=n

1i

m

1jijij yWY

10

1 0 hi

hih

h

pkp

p

hpij

hpij

M

Mn

M

Mb

M

fw

hpijw

pM

pkM

0hM

hiM

hiM

hn

hm

Page 33: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

8 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

2.1.7. Teknik Estimasi

2.1.7.1. Design Weight

Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling. Sehingga

fraksi sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sampel kabupaten/kota : dipilih secara PPS sistematik dari populasi

kabupaten/kota di suatu propinsi sehingga fraksi sampling kabupaten/kota

ke-k adalah:

Sampel blok sensus : dipilih secara sistematik dari sampel blok

sensus Susenas triwulan 3, sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i

dibedakan urban/rural adalah:

Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2013 adalah 10, sehingga

fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural adalah:

Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2013 ke-j blok sensus

ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah:

pb

p

pkp

N

k

pk

pkp

pkM

Mb

M

Mbf

∑1

n

0

1

∑ h

hih

h

h

Nh

i

hi

hihhi

M

Mn

n

n

M

Mnf

hihi

hihj

MM

mf

10|

hih

hih

p

pkp

ihjhipkhpijMM

Mn

M

Mbffff

10..

0

|

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 9

Sehingga design weight SPAK 2013 per kabupaten/kota ke-p menurut

urban/rural adalah :

dimana :

: weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, propinsi ke-p strata ke-h

: banyaknya rumah tangga propinsi ke-p

: banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, propinsi ke-p

: banyaknya populasi rumah tangga propinsi ke-p, strata ke-h

: banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h

: banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata ke-h

: banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h

: banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus, strata ke-h

2.1.7.2. Estimasi Karakteristik

Misalkan ijy dan ijx masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan

X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu propinsi di

suatu strata, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians

rasio dirumuskan sebagai berikut:

a. Estimasi total nilai karakteristik X

∑∑= =

=n

1i

m

1jijij xWX

b. Estimasi total nilai karakteristik Y:

∑∑= =

=n

1i

m

1jijij yWY

10

1 0 hi

hih

h

pkp

p

hpij

hpij

M

Mn

M

Mb

M

fw

hpijw

pM

pkM

0hM

hiM

hiM

hn

hm

Page 34: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

10 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

c. Estimasi rasio dan varians rasio:

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

= =

= =

= =

= ==== n

1i

m

1jij

n

1i

m

1jij

n

1i

m

1jijij

n

1i

m

1jijij

x

y

xW

yW

X

YR

����� =���

�����

����∑ ���

� −����

���� �� ��� = ��� − ��� � ���

�� = �� − ��� � ��

Dengan:

� : jumlah blok sensus terpilih

��� : estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i

��� : estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i

� : fraksi penarikan sampel blok sensus

2.2. Metodologi Perhitungan Indeks

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2013 adalah indikator komposit

yang datanya diperoleh dari Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK). SPAK 2013

mencakup tiga fenomena utama korupsi yaitu penyuapan (bribery),

pemerasan (extortion), dan nepotisme. Variabel penyusun IPAK dipilih dari

sekumpulan pertanyaan pada kuesioner SPAK 2013 menggunakan

explanatory factor analysis (EFA)

IPAK disusun berdasarkan dua substansi utama yakni pendapat tentang

kebiasaan terkait akar dan perilaku anti korupsi di masyarakat serta

pengalaman praktek korupsi terkait pelayanan publik dalam kurun waktu

setahun terakhir.

IPAK sebagai sebuah indeks komposit dihitung menggunakan beberapa

variabel interdependensi yang signifikan secara statistik. Dibutuhkan

metode analisis statistik yang mampu menangani interdependensi antar

variabel dan sekaligus memberikan besaran bobot (penimbang) bagi setiap

variabel yang signifikan secara statistik.

Exploratory Factor Analysis merupakan metode analisis statistik yang

dianggap paling cocok digunakan, dengan keterangan sebagai berikut :

Metode ekstraksi: Principal Component Analysis (PCA)

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 11

Model Fit:

Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,5

Eigenvalue > 1

Loading Factor 0,4

Total Variance Explained 60%

Berikut adalah tahapan penghitungan IPAK :

• Pemilihan variabel analisis dan transformasi data (proses recording

data)

• Pemilihan variabel penyusun indeks didasarkan pada hasil

Exploratory Factor Analysis (Principal Component Analysis)

• Penghitungan indeks komposit (Indeks Perilaku Anti Korupsi.

Penghitungan IPAK

1. Penghitungan Bobot Setiap Variabel

�����(��) = �������������

�����������������������1������

� �����������������1������

2. Penghitungan Bobot Terstandarisasi Setiap Variabel

��������������������(��) = ��∑��

3. Penghitungan IPAK

IPAK adalah rata-rata tertimbang dari seluruh jawaban pada variabel

penyusun indeks dengan penimbang bobot terstandardisasi masing-

masing.

���� =∑����∑��

bi : Bobot Terstandarisasi; Xi : Variabel

4. Transformasi indeks ke skala 5 (sesuai Perpres)

������(� − 5) = (5 � ������(1 − 4) − 5)

3

Page 35: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

10 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

c. Estimasi rasio dan varians rasio:

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

= =

= =

= =

= ==== n

1i

m

1jij

n

1i

m

1jij

n

1i

m

1jijij

n

1i

m

1jijij

x

y

xW

yW

X

YR

����� =���

�����

����∑ ���

� −����

���� �� ��� = ��� − ��� � ���

�� = �� − ��� � ��

Dengan:

� : jumlah blok sensus terpilih

��� : estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i

��� : estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i

� : fraksi penarikan sampel blok sensus

2.2. Metodologi Perhitungan Indeks

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2013 adalah indikator komposit

yang datanya diperoleh dari Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK). SPAK 2013

mencakup tiga fenomena utama korupsi yaitu penyuapan (bribery),

pemerasan (extortion), dan nepotisme. Variabel penyusun IPAK dipilih dari

sekumpulan pertanyaan pada kuesioner SPAK 2013 menggunakan

explanatory factor analysis (EFA)

IPAK disusun berdasarkan dua substansi utama yakni pendapat tentang

kebiasaan terkait akar dan perilaku anti korupsi di masyarakat serta

pengalaman praktek korupsi terkait pelayanan publik dalam kurun waktu

setahun terakhir.

IPAK sebagai sebuah indeks komposit dihitung menggunakan beberapa

variabel interdependensi yang signifikan secara statistik. Dibutuhkan

metode analisis statistik yang mampu menangani interdependensi antar

variabel dan sekaligus memberikan besaran bobot (penimbang) bagi setiap

variabel yang signifikan secara statistik.

Exploratory Factor Analysis merupakan metode analisis statistik yang

dianggap paling cocok digunakan, dengan keterangan sebagai berikut :

Metode ekstraksi: Principal Component Analysis (PCA)

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 11

Model Fit:

Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,5

Eigenvalue > 1

Loading Factor 0,4

Total Variance Explained 60%

Berikut adalah tahapan penghitungan IPAK :

• Pemilihan variabel analisis dan transformasi data (proses recording

data)

• Pemilihan variabel penyusun indeks didasarkan pada hasil

Exploratory Factor Analysis (Principal Component Analysis)

• Penghitungan indeks komposit (Indeks Perilaku Anti Korupsi.

Penghitungan IPAK

1. Penghitungan Bobot Setiap Variabel

�����(��) = �������������

�����������������������1������

� �����������������1������

2. Penghitungan Bobot Terstandarisasi Setiap Variabel

��������������������(��) = ��∑��

3. Penghitungan IPAK

IPAK adalah rata-rata tertimbang dari seluruh jawaban pada variabel

penyusun indeks dengan penimbang bobot terstandardisasi masing-

masing.

���� =∑����∑��

bi : Bobot Terstandarisasi; Xi : Variabel

4. Transformasi indeks ke skala 5 (sesuai Perpres)

������(� − 5) = (5 � ������(1 − 4) − 5)

3

Page 36: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

12 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

IPAK memiliki rentang nilai 0–5. Nilai indeks semakin mendekati 5

menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Dalam

memaknainya, nilai IPAK bisa dikelompokkan ke dalam 4 kategori, sebagai

berikut :

Nilai IPAK Makna Indeks

0 – 1,25 Sangat Permisif

1,26 – 2,50 Permisif

2,51 – 3,75 Anti Korupsi

3,76 – 5 Sangat Anti Korupsi

2.3. Konsep dan Definisi

Menurut Wertheim, ada tiga fenomena utama yang tercakup dalam

istilah korupsi pada negara-negara Asia Tenggara yaitu

Penyuapan (bribery), yakni apabila seorang pegawai pemerintah

menerima imbalan yang disodorkan oleh seorang dengan maksud

mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada

kepentingan si pemberi.

Pemerasan (extortion), yakni permintaan pemberian-pemberian

atau hadiah dalam pelaksanaan tugas-tugas publik, termasuk

pejabat-pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus

bagi keuntungan mereka sendiri atau mereka yang bersalah

melakukan penggelapan di atas harga yang harus dibayar oleh publik.

Nepotisme (nepotism) yaitu pengangkatan sanak saudara, teman-

teman atau rekan-rekan politik pada jabatan-jabatan publik tanpa

memandang kemampuan mereka atau konsekuensinya pada

kesejahteraan publik.

Akar Kultural Korupsi

Menurut Scott (dalam Mas’oed, 2008) dalam setiap masyarakat

terdapat desakan untuk timbulnya korupsi disebabkan karena faktor

kultural dan struktural. Dalam masyarakat seperti Indonesia, faktor kultural

yang umumnya mendorong timbulnya korupsi, misalnya adalah adanya nilai

atau kebiasaan sebagai berikut:

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 13

Adanya tradisi pemberian hadiah, oleh-oleh atau semacam itu kepada

pejabat pemerintah. Tindakan seperti itu di Eropa atau Amerika

Utara bisa dianggap korupsi sebagai bentuk pemenuhan kewajiban

oleh kawula kepada gustinya.

Ikatan keluarga dan kesetiaan parokial di masyarakat ketimuran

seperti Indonesia masih dipandang sangat penting. Kewajiban

seseorang pertama-tama adalah memperhatikan saudara terdekat,

kemudian trah atau sesama etniknya. Pada budaya semacam ini

apabila ada seseorang yang mendatangi saudaranya yang pejabat

untuk meminta perlakuan khusus sulit untuk ditolak. Penolakan bisa

diartikan sebagai pengingkaran terhadap kewajiban tradisional,

tetapi menuruti permintaan berarti mengingkari norma-norma

hukum formal yang berlaku. Sehingga selalu terjadi konflik nilai,

yaitu antara norma budaya atau norma hukum formal.

Hasil diskusi dengan stakeholder dan para ahli, definisi perilaku korupsi

dan anti korupsi dalam SPAK 2013 :

Perilaku korupsi adalah “Tindakan meminta (pemerasan)/

memperoleh/memberi (penyuapan) imbalan uang, barang, atau

keistimewaan (nepotisme) bagi layanan yang sudah seharusnya diberikan

atau menggunakan kekuasaan/wewenang untuk mencapai tujuan yang tidak

sesuai dengan standar etik/moral atau peraturan perundang-undangan bagi

kepentingan pribadi (personal, keluarga dekat, kawan dekat)”.

Perilaku anti korupsi adalah “tindakan menolak/tidak permisif

terhadap segala perilaku baik yang secara langsung merupakan korupsi,

maupun perilaku yang menjadi akar atau kebiasaan pelanggengan perilaku

korupsi di masyarakat yang terjadi di keluarga, komunitas, maupun publik”.

Page 37: SPAK 2013 Editan Terakhir

II. METODOLOGI DAN KONSEP DEFINISI

12 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

IPAK memiliki rentang nilai 0–5. Nilai indeks semakin mendekati 5

menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Dalam

memaknainya, nilai IPAK bisa dikelompokkan ke dalam 4 kategori, sebagai

berikut :

Nilai IPAK Makna Indeks

0 – 1,25 Sangat Permisif

1,26 – 2,50 Permisif

2,51 – 3,75 Anti Korupsi

3,76 – 5 Sangat Anti Korupsi

2.3. Konsep dan Definisi

Menurut Wertheim, ada tiga fenomena utama yang tercakup dalam

istilah korupsi pada negara-negara Asia Tenggara yaitu

Penyuapan (bribery), yakni apabila seorang pegawai pemerintah

menerima imbalan yang disodorkan oleh seorang dengan maksud

mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada

kepentingan si pemberi.

Pemerasan (extortion), yakni permintaan pemberian-pemberian

atau hadiah dalam pelaksanaan tugas-tugas publik, termasuk

pejabat-pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus

bagi keuntungan mereka sendiri atau mereka yang bersalah

melakukan penggelapan di atas harga yang harus dibayar oleh publik.

Nepotisme (nepotism) yaitu pengangkatan sanak saudara, teman-

teman atau rekan-rekan politik pada jabatan-jabatan publik tanpa

memandang kemampuan mereka atau konsekuensinya pada

kesejahteraan publik.

Akar Kultural Korupsi

Menurut Scott (dalam Mas’oed, 2008) dalam setiap masyarakat

terdapat desakan untuk timbulnya korupsi disebabkan karena faktor

kultural dan struktural. Dalam masyarakat seperti Indonesia, faktor kultural

yang umumnya mendorong timbulnya korupsi, misalnya adalah adanya nilai

atau kebiasaan sebagai berikut:

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 13

Adanya tradisi pemberian hadiah, oleh-oleh atau semacam itu kepada

pejabat pemerintah. Tindakan seperti itu di Eropa atau Amerika

Utara bisa dianggap korupsi sebagai bentuk pemenuhan kewajiban

oleh kawula kepada gustinya.

Ikatan keluarga dan kesetiaan parokial di masyarakat ketimuran

seperti Indonesia masih dipandang sangat penting. Kewajiban

seseorang pertama-tama adalah memperhatikan saudara terdekat,

kemudian trah atau sesama etniknya. Pada budaya semacam ini

apabila ada seseorang yang mendatangi saudaranya yang pejabat

untuk meminta perlakuan khusus sulit untuk ditolak. Penolakan bisa

diartikan sebagai pengingkaran terhadap kewajiban tradisional,

tetapi menuruti permintaan berarti mengingkari norma-norma

hukum formal yang berlaku. Sehingga selalu terjadi konflik nilai,

yaitu antara norma budaya atau norma hukum formal.

Hasil diskusi dengan stakeholder dan para ahli, definisi perilaku korupsi

dan anti korupsi dalam SPAK 2013 :

Perilaku korupsi adalah “Tindakan meminta (pemerasan)/

memperoleh/memberi (penyuapan) imbalan uang, barang, atau

keistimewaan (nepotisme) bagi layanan yang sudah seharusnya diberikan

atau menggunakan kekuasaan/wewenang untuk mencapai tujuan yang tidak

sesuai dengan standar etik/moral atau peraturan perundang-undangan bagi

kepentingan pribadi (personal, keluarga dekat, kawan dekat)”.

Perilaku anti korupsi adalah “tindakan menolak/tidak permisif

terhadap segala perilaku baik yang secara langsung merupakan korupsi,

maupun perilaku yang menjadi akar atau kebiasaan pelanggengan perilaku

korupsi di masyarakat yang terjadi di keluarga, komunitas, maupun publik”.

Page 38: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 15

III. PROFIL RESPONDEN

3.1. Response Rate Pencacahan

Responden terpilih untuk Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 ini adalah

kepala rumah tangga atau pasangannya (suami/isteri). Penentuan ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa kepala rumah tangga atau

pasangannya selain merupakan orang yang bertanggung-jawab atas

pengelolaan aset rumah tangga, juga merupakan informan kunci yang paling

mengetahui keadaan rumah tangganya dan banyak berhubungan dengan

pelayanan publik.

Gambar 3.1. Persentase Non-Respon SPAK 2013 Menurut Alasannya

Dari keseluruhan sampel yang berjumlah sebanyak 10.000 responden,

sebanyak 970 responden sampai batas akhir waktu pencacahan tidak

berhasil dicacah dikarenakan berbagai hal: pindah sebesar 54 persen, tidak

dapat ditemukan sebesar 8 persen, tidak bersedia dicacah atau menolak

sebesar 6 persen, sedang pergi selama periode pencacahan sebesar 16

persen), dan lainnya sebesar 16 persen tidak dapat didata karena berbagai

hal seperti sudah terlalu tua, sakit, dan gila.

Pindah54%

Menolak6%

Tidak Ditemukan

8%

Pergi16%

Gila/Sakit/ Tua/

lainnya16%

III. PROFIL RESPONDEN

Page 39: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 15

III. PROFIL RESPONDEN

3.1. Response Rate Pencacahan

Responden terpilih untuk Survei Perilaku Anti Korupsi 2013 ini adalah

kepala rumah tangga atau pasangannya (suami/isteri). Penentuan ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa kepala rumah tangga atau

pasangannya selain merupakan orang yang bertanggung-jawab atas

pengelolaan aset rumah tangga, juga merupakan informan kunci yang paling

mengetahui keadaan rumah tangganya dan banyak berhubungan dengan

pelayanan publik.

Gambar 3.1. Persentase Non-Respon SPAK 2013 Menurut Alasannya

Dari keseluruhan sampel yang berjumlah sebanyak 10.000 responden,

sebanyak 970 responden sampai batas akhir waktu pencacahan tidak

berhasil dicacah dikarenakan berbagai hal: pindah sebesar 54 persen, tidak

dapat ditemukan sebesar 8 persen, tidak bersedia dicacah atau menolak

sebesar 6 persen, sedang pergi selama periode pencacahan sebesar 16

persen), dan lainnya sebesar 16 persen tidak dapat didata karena berbagai

hal seperti sudah terlalu tua, sakit, dan gila.

Pindah54%

Menolak6%

Tidak Ditemukan

8%

Pergi16%

Gila/Sakit/ Tua/

lainnya16%

III. PROFIL RESPONDEN

Page 40: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

16 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tingkat respon pencacahan (response rate) SPAK 2013 ini secara

keseluruhan mencapai sebesar 90,3 persen. Secara rinci response rate setiap

provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Persentase Response Rate dan Non Response Rate

Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013

Provinsi Respon Rate Non-Respon Rate Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Aceh 90,00 10,00 100,00

Sumatera Utara 91,04 8,96 100,00

Sumatera Barat 90,00 10,00 100,00

Riau 89,00 11,00 100,00

Jambi 93,33 6,67 100,00

Sumatera Selatan 83,33 16,67 100,00

Bengkulu 85,00 15,00 100,00

Lampung 93,85 6,15 100,00

Kep. Bangka Belitung 90,00 10,00 100,00

Kep. Riau 88,75 11,25 100,00

DKI Jakarta 89,46 10,54 100,00

Jawa Barat 88,68 11,32 100,00

Jawa Tengah 93,24 6,76 100,00

DI Yogyakarta 87,00 13,00 100,00

Jawa Timur 92,26 7,74 100,00

Banten 89,36 10,64 100,00

Bali 92,35 7,65 100,00

Nusa Tenggara Barat 92,17 7,83 100,00

Nusa Tenggara Timur 93,64 6,36 100,00

Kalimantan Barat 92,50 7,50 100,00

Kalimantan Tengah 91,67 8,33 100,00

Kalimantan Selatan 91,67 8,33 100,00

Kalimantan Timur 88,13 11,88 100,00

Sulawesi Utara 88,89 11,11 100,00

Sulawesi Tengah 91,82 8,18 100,00

Sulawesi Selatan 87,62 12,38 100,00

Sulawesi Tenggara 95,00 5,00 100,00

Gorontalo 92,50 7,50 100,00

Sulawesi Barat 90,00 10,00 100,00

Maluku 80,00 20,00 100,00

Maluku Utara 76,00 24,00 100,00

Papua Barat 85,00 15,00 100,00

Papua 82,22 17,78 100,00

INDONESIA 90,30 9,70 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 17

3.2. Profil Demografis Responden

Faktor-faktor demografis adalah faktor atau atribut yang melekat

pada seseorang, variabel demografis yang dikumpulkan dalam survei ini

terbatas pada jenis kelamin, umur, hubungan dengan kepala rumah tangga,

dan status perkawinan. Faktor demografis ini diduga berpengaruh terhadap

sikap, pandangan dan perilaku seseorang. Faktor-faktor lainnya yang juga

diduga berpengaruh adalah tingkat pendidikan, status dan lapangan

pekerjaan dibahas pada bagian berikutnya.

Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa sebagian besar responden

yang diwawancarai adalah kepala rumah tangga (KRT). Pada 2013

responden berstatus KRT sebanyak 58,48 persen dari jumlah responden

secara keseluruhan, sedangkan 41,52 persen responden lainnya adalah

pasangan atau suami/isteri dari KRT.

Tabel 3.2. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

dan Jenis Kelamin, 2013

Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

Laki-laki

Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

KRT 99,91 26,26 58,48

Isteri/Suami 0,09 73,74 41,52

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Selain melihat pola status responden menurut hubungan dengan

KRT, survei ini juga menanyakan mengenai status perkawinan responden.

Terdapat empat kategori yakni tidak kawin, kawin, cerai hidup dan cerai

mati. Tidak kawin berarti responden tersebut belum pernah kawin.

Sementara kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau

suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama

maupun terpisah.

Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara

hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup

bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena

bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang

Page 41: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

16 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tingkat respon pencacahan (response rate) SPAK 2013 ini secara

keseluruhan mencapai sebesar 90,3 persen. Secara rinci response rate setiap

provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Persentase Response Rate dan Non Response Rate

Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013

Provinsi Respon Rate Non-Respon Rate Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Aceh 90,00 10,00 100,00

Sumatera Utara 91,04 8,96 100,00

Sumatera Barat 90,00 10,00 100,00

Riau 89,00 11,00 100,00

Jambi 93,33 6,67 100,00

Sumatera Selatan 83,33 16,67 100,00

Bengkulu 85,00 15,00 100,00

Lampung 93,85 6,15 100,00

Kep. Bangka Belitung 90,00 10,00 100,00

Kep. Riau 88,75 11,25 100,00

DKI Jakarta 89,46 10,54 100,00

Jawa Barat 88,68 11,32 100,00

Jawa Tengah 93,24 6,76 100,00

DI Yogyakarta 87,00 13,00 100,00

Jawa Timur 92,26 7,74 100,00

Banten 89,36 10,64 100,00

Bali 92,35 7,65 100,00

Nusa Tenggara Barat 92,17 7,83 100,00

Nusa Tenggara Timur 93,64 6,36 100,00

Kalimantan Barat 92,50 7,50 100,00

Kalimantan Tengah 91,67 8,33 100,00

Kalimantan Selatan 91,67 8,33 100,00

Kalimantan Timur 88,13 11,88 100,00

Sulawesi Utara 88,89 11,11 100,00

Sulawesi Tengah 91,82 8,18 100,00

Sulawesi Selatan 87,62 12,38 100,00

Sulawesi Tenggara 95,00 5,00 100,00

Gorontalo 92,50 7,50 100,00

Sulawesi Barat 90,00 10,00 100,00

Maluku 80,00 20,00 100,00

Maluku Utara 76,00 24,00 100,00

Papua Barat 85,00 15,00 100,00

Papua 82,22 17,78 100,00

INDONESIA 90,30 9,70 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 17

3.2. Profil Demografis Responden

Faktor-faktor demografis adalah faktor atau atribut yang melekat

pada seseorang, variabel demografis yang dikumpulkan dalam survei ini

terbatas pada jenis kelamin, umur, hubungan dengan kepala rumah tangga,

dan status perkawinan. Faktor demografis ini diduga berpengaruh terhadap

sikap, pandangan dan perilaku seseorang. Faktor-faktor lainnya yang juga

diduga berpengaruh adalah tingkat pendidikan, status dan lapangan

pekerjaan dibahas pada bagian berikutnya.

Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa sebagian besar responden

yang diwawancarai adalah kepala rumah tangga (KRT). Pada 2013

responden berstatus KRT sebanyak 58,48 persen dari jumlah responden

secara keseluruhan, sedangkan 41,52 persen responden lainnya adalah

pasangan atau suami/isteri dari KRT.

Tabel 3.2. Persentase Responden Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

dan Jenis Kelamin, 2013

Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

Laki-laki

Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

KRT 99,91 26,26 58,48

Isteri/Suami 0,09 73,74 41,52

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Selain melihat pola status responden menurut hubungan dengan

KRT, survei ini juga menanyakan mengenai status perkawinan responden.

Terdapat empat kategori yakni tidak kawin, kawin, cerai hidup dan cerai

mati. Tidak kawin berarti responden tersebut belum pernah kawin.

Sementara kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau

suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama

maupun terpisah.

Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara

hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup

bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena

bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang

Page 42: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

18 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak

termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin,

misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena

sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang

mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Selanjutnya cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau

istrinya dan belum kawin lagi.

Komposisi responden menurut status perkawinan seperti yang

disajikan pada Tabel 3.3, menunjukkan bahwa mayoritas dari keseluruhan

responden status perkawinannya adalah kawin. Lebih dari tiga perempat

dari keseluruhan responden atau sebesar 82,08 persen berstatus kawin,

mempunyai istri bagi laki-laki atau mempunyai suami bagi yang perempuan.

Responden yang memiliki status perkawinan cerai (mati dan hidup) sebesar

15,65 persen. Sedangkan responden yang tidak kawin sebesar 2,27 persen. Tabel 3.3.

Persentase Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Status Perkawinan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak Kawin 3,22 1,54 2,27

Kawin 88,74 76,90 82,08

Cerai Hidup 2,30 3,25 2,84

Cerai Mati 5,74 18,31 12,81

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut status perkawinannya untuk setiap

jenis kelamin memiliki polanya serupa secara keseluruhan. Persentase

responden laki-laki berstatus kawin 88,74 persen sementara responden

perempuan bersatus kawin persentasenya mencapai 76,90 persen. Proporsi

responden laki-laki yang berstatus cerai hidup berjumlah paling sedikit,

yakni hanya 2,3 persen. Sementara itu proporsi responden perempuan tidak

kawin paling kecil sebesar 1,54 persen.

Struktur umur responden yang diperlihatkan pada Gambar 3.2,

modus umur berkisar antara 40 - 49 tahun dengan persentase sebesar 26,30

persen. Sebagian besar responden merupakan individu dalam usia produktif

terlihat dari gabungan kelompok umur 20 - 29, 30 – 39 dan 40 – 49 tahun

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 19

yang mencapai 59,32 persen dari keseluruhan. Untuk kelompok dengan

jumlah paling kecil adalah penduduk dibawah 20 tahun, hanya berjumlah

0,46 persen.

Gambar 3.2. Persentase Responden menurut Kelompok Umur (Tahun), 2013

3.3. Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yaitu

proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau sekelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor 20

Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Setiap jenjang pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang

dikembangkan. Sejalan dengan itu, tingkat pendidikan seseorang dapat

merefleksikan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kedewasaan yang

dimilikinya. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai

dan kemauan yang dikembangkan. Tingginya rata-rata tingkat pendidikan

masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan

0,46

8,43

24,5926,30

22,13

11,59

6,49

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

< 20 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70 +

Kelompok Umur (Tahun)

Page 43: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

18 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak

termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin,

misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena

sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang

mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Selanjutnya cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau

istrinya dan belum kawin lagi.

Komposisi responden menurut status perkawinan seperti yang

disajikan pada Tabel 3.3, menunjukkan bahwa mayoritas dari keseluruhan

responden status perkawinannya adalah kawin. Lebih dari tiga perempat

dari keseluruhan responden atau sebesar 82,08 persen berstatus kawin,

mempunyai istri bagi laki-laki atau mempunyai suami bagi yang perempuan.

Responden yang memiliki status perkawinan cerai (mati dan hidup) sebesar

15,65 persen. Sedangkan responden yang tidak kawin sebesar 2,27 persen. Tabel 3.3.

Persentase Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Status Perkawinan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak Kawin 3,22 1,54 2,27

Kawin 88,74 76,90 82,08

Cerai Hidup 2,30 3,25 2,84

Cerai Mati 5,74 18,31 12,81

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut status perkawinannya untuk setiap

jenis kelamin memiliki polanya serupa secara keseluruhan. Persentase

responden laki-laki berstatus kawin 88,74 persen sementara responden

perempuan bersatus kawin persentasenya mencapai 76,90 persen. Proporsi

responden laki-laki yang berstatus cerai hidup berjumlah paling sedikit,

yakni hanya 2,3 persen. Sementara itu proporsi responden perempuan tidak

kawin paling kecil sebesar 1,54 persen.

Struktur umur responden yang diperlihatkan pada Gambar 3.2,

modus umur berkisar antara 40 - 49 tahun dengan persentase sebesar 26,30

persen. Sebagian besar responden merupakan individu dalam usia produktif

terlihat dari gabungan kelompok umur 20 - 29, 30 – 39 dan 40 – 49 tahun

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 19

yang mencapai 59,32 persen dari keseluruhan. Untuk kelompok dengan

jumlah paling kecil adalah penduduk dibawah 20 tahun, hanya berjumlah

0,46 persen.

Gambar 3.2. Persentase Responden menurut Kelompok Umur (Tahun), 2013

3.3. Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yaitu

proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau sekelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor 20

Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Setiap jenjang pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang

dikembangkan. Sejalan dengan itu, tingkat pendidikan seseorang dapat

merefleksikan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kedewasaan yang

dimilikinya. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai

dan kemauan yang dikembangkan. Tingginya rata-rata tingkat pendidikan

masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan

0,46

8,43

24,5926,30

22,13

11,59

6,49

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

< 20 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70 +

Kelompok Umur (Tahun)

Page 44: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

20 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.

Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam

menerima hal baru (Suhardjo, 2007).

Dalam survei ini yang dimaksud jenjang pendidikan tertinggi yang

pernah ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah

ditamatkan oleh seseorang yang masih atau sudah tidak bersekolah lagi.

Terdapat delapan kategori jenjang pendidikan mulai dari tidak pernah

sekolah sampai tamat S2 atau S3.

Tabel 3.4. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

dan Jenis Kelamin, 2013

Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak Pernah Sekolah 7,47 11,48 9,72

Tidak Tamat SD/sedarajat 21,97 20,54 21,16

SD/Sederajat 29,77 31,15 30,55

SLTP/Sederajat 13,57 14,74 14,23

SLTA/Sederajat 19,31 16,37 17,66

DI/DII/DIII 1,92 2,02 1,98

S1 5,21 3,44 4,21

S2/S3 0,77 0,26 0,49

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

secara rinci disajikan pada Tabel 3.4. Persentase yang tertinggi adalah tamat

SD/sederajat (30,55 persen), berikutnya berturut-turut adalah tidak tamat

SD/sederajat (21,16 persen), tamat SLTA (17,66 persen), dan tamat SLTP

(14,23 persen). Sedangan gabungan responden tamatan Diploma, S1, S2/S3

persentasenya sebesar 6,68 persen.

Struktur tingkat pendidikan responden pada masing-masing jenis

kelamin serupa dengan struktur tingkat pendidikan responden secara

keseluruhan. Persentase tertinggi pada responden laki-laki adalah tamatan

SD mencapai 29,77 persen, sementara responden perempuan yang tamatan

SD sebesar 31,15 persen.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 21

3.4. Jenis Kegiatan Utama Responden

Kegiatan utama sehari-hari yang dilakukan seseorang akan

membangun suatu komunitas tersendiri yang juga memiliki pola interaksi

sosial tersendiri. Kondisi ini pada gilirannya nanti akan mempengaruhi sikap

dan perilakunya. Sejalan dengan itu, sikap, wawasan dan perilaku seseorang

yang bekerja akan berbeda dengan orang yang mengurus rumah tangga atau

sekolah (tidak bekerja).

Survei menanyakan apakah responden bekerja atau berusaha dalam

seminggu terakhir. Konsep bekerja atau berusaha yang dipakai dalam survei

ini adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan

paling sedikit 1 (satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu.

Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang

punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja,

misalnya karena cuti, sakit, dan sejenisnya.

Tabel 3.5. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, 2013

Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Bekerja 89,82 60,88 73,54

Tidak Bekerja 10,18 39,12 26,46

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut kegiatan utama sehari-hari disajikan

pada Tabel 3.5. Kegiatan utama mayoritas responden adalah bekerja sebesar

73,54 persen, sedangkan responden yang tidak bekerja pada saat dilakukan

pencacahan mencapai 26,46 persen.

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka untuk responden yang

berjenis kelamin laki-laki yang tidak bekerja ada sebanyak 10,18 persen.

Berbeda dengan responden perempuan yang tidak bekerja persentasenya

sebanyak 39,12 persen.

Page 45: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

20 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.

Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam

menerima hal baru (Suhardjo, 2007).

Dalam survei ini yang dimaksud jenjang pendidikan tertinggi yang

pernah ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah

ditamatkan oleh seseorang yang masih atau sudah tidak bersekolah lagi.

Terdapat delapan kategori jenjang pendidikan mulai dari tidak pernah

sekolah sampai tamat S2 atau S3.

Tabel 3.4. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

dan Jenis Kelamin, 2013

Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak Pernah Sekolah 7,47 11,48 9,72

Tidak Tamat SD/sedarajat 21,97 20,54 21,16

SD/Sederajat 29,77 31,15 30,55

SLTP/Sederajat 13,57 14,74 14,23

SLTA/Sederajat 19,31 16,37 17,66

DI/DII/DIII 1,92 2,02 1,98

S1 5,21 3,44 4,21

S2/S3 0,77 0,26 0,49

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

secara rinci disajikan pada Tabel 3.4. Persentase yang tertinggi adalah tamat

SD/sederajat (30,55 persen), berikutnya berturut-turut adalah tidak tamat

SD/sederajat (21,16 persen), tamat SLTA (17,66 persen), dan tamat SLTP

(14,23 persen). Sedangan gabungan responden tamatan Diploma, S1, S2/S3

persentasenya sebesar 6,68 persen.

Struktur tingkat pendidikan responden pada masing-masing jenis

kelamin serupa dengan struktur tingkat pendidikan responden secara

keseluruhan. Persentase tertinggi pada responden laki-laki adalah tamatan

SD mencapai 29,77 persen, sementara responden perempuan yang tamatan

SD sebesar 31,15 persen.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 21

3.4. Jenis Kegiatan Utama Responden

Kegiatan utama sehari-hari yang dilakukan seseorang akan

membangun suatu komunitas tersendiri yang juga memiliki pola interaksi

sosial tersendiri. Kondisi ini pada gilirannya nanti akan mempengaruhi sikap

dan perilakunya. Sejalan dengan itu, sikap, wawasan dan perilaku seseorang

yang bekerja akan berbeda dengan orang yang mengurus rumah tangga atau

sekolah (tidak bekerja).

Survei menanyakan apakah responden bekerja atau berusaha dalam

seminggu terakhir. Konsep bekerja atau berusaha yang dipakai dalam survei

ini adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan

paling sedikit 1 (satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu.

Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang

punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja,

misalnya karena cuti, sakit, dan sejenisnya.

Tabel 3.5. Persentase Responden Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, 2013

Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Bekerja 89,82 60,88 73,54

Tidak Bekerja 10,18 39,12 26,46

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Komposisi responden menurut kegiatan utama sehari-hari disajikan

pada Tabel 3.5. Kegiatan utama mayoritas responden adalah bekerja sebesar

73,54 persen, sedangkan responden yang tidak bekerja pada saat dilakukan

pencacahan mencapai 26,46 persen.

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka untuk responden yang

berjenis kelamin laki-laki yang tidak bekerja ada sebanyak 10,18 persen.

Berbeda dengan responden perempuan yang tidak bekerja persentasenya

sebanyak 39,12 persen.

Page 46: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

22 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

3.5. Status dalam Pekerjaan Utama Responden

Status dalam pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam

melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Komposisi responden

menurut status dalam pekerjaan utama dari Tabel 3.6 terlihat bahwa

persentase tertinggi adalah berusaha sendiri sebesar 30,06 persen.

Kelompok mayoritas responden berikutnya berturut-turut adalah

mereka yang berusaha dibantu buruh tidak dibayar (17,89 persen), mereka

yang merupakan karyawan/pegawai swasta (16,21 persen), dan pekerja

bebas (14,33 persen). Sedangkan untuk responden yang berstatus sebagai

pegawai negeri sipil mencapai 4,63 persen.

Tabel 3.6. Persentase Responden Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2013

Status dalam Pekerjaan Utama

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Berusaha sendiri 28,79 31,51 30,06

Berusaha dibantu buruh tidak dibayar 21,82 13,38 17,89

Berusaha dibantu buruh dibayar 6,94 3,88 5,52

Karyawan/pegawai swasta 19,23 12,73 16,21

Pegawai Negeri Sipil/ Pejabat Pemerintah 4,54 4,73 4,63

TNI/POLRI 1,09 0,02 0,59

Pegawai BUMD/BUMN 0,33 0,10 0,23

Pekerja bebas 15,76 12,69 14,33

Pekerja tidak dibayar 0,75 20,13 9,77

Lainnya 0,73 0,83 0,78

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Bila diklasifikasi menjadi tiga kelompok utama yaitu: 1) kelompok

pegawai negeri (PNS dan TNI/Polri), 2) kelompok pekerja/pegawai swasta,

dan 3) kelompok berusaha (wiraswasta) maka data yang dihasilkan

menunjukkan mayoritas responden berada dalam kelompok yang memiliki

pekerjaan berusaha (wiraswasta) mencapai 53,46 persen, diikuti kelompok

pekerja/pegawai swasta mencapai 41,32 persen dan kelompok aparatur

pemerintah (PNS dan TNI Polri) sebesar 5,22 persen dari keseluruhan

responden yang bekerja pada saat pencacahan dilaksanakan.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 23

3.6. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Responden Pengeluaran rumah tangga secara umum dapat menggambarkan

tingkat pendapatan. Pendapatan seseorang merupakan salah satu faktor

yang turut menentukan tingkat kesejahteraan dalam kehidupan seseorang.

Secara umum, tingkat kesejahteraan memiliki pengaruh terhadap pola pikir

seseorang. Dalam kaitannya dengan perilaku anti korupsi, pola pikir (mind

set) dapat membentuk perilaku permisif atau tidaknya seseorang dalam

menyikapi petty corruption (korupsi sehari-hari).

Tingkat pendapatan dalam survei ini diukur dengan tingkat

pengeluaran. Rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan merupakan

perkiraan berapa biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan hidup seluruh

rumah tangga setiap bulan.

Gambar 3.3. Persentase Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan , 2013

Tingkat pengeluaran rumah tangga (sebulan) responden seperti yang

perlihatkan pada Gambar 3.3 memperlihatkan bahwa mayoritas responden

berada pada tingkat pengeluaran rumah tangga sebulan berkisar antara Rp 1

juta – Rp 2,9 juta mencapai lebih dari separuh (55,94 persen). Kemudian

diikuti dengan responden yang memiliki pengeluaran rumah tangga dibawah

Rp 1 juta sebesar 30,29 persen. Sedangkan, untuk kelompok dengan jumlah

yang paling kecil yakni pengeluaran rumah tangga diatas Rp 15 juta sebulan

hanya berjumlah 0,09 persen dari keseluruhan.

30,29

55,94

12,28

1,24 0,16 0,090,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

< 1 Juta 1 - 2,9juta

3 - 5,9juta

6 - 9,9juta

10 - 14,9juta

> 15 juta

Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan (Rp)

Page 47: SPAK 2013 Editan Terakhir

III. PROFIL RESPONDEN

22 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

3.5. Status dalam Pekerjaan Utama Responden

Status dalam pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam

melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Komposisi responden

menurut status dalam pekerjaan utama dari Tabel 3.6 terlihat bahwa

persentase tertinggi adalah berusaha sendiri sebesar 30,06 persen.

Kelompok mayoritas responden berikutnya berturut-turut adalah

mereka yang berusaha dibantu buruh tidak dibayar (17,89 persen), mereka

yang merupakan karyawan/pegawai swasta (16,21 persen), dan pekerja

bebas (14,33 persen). Sedangkan untuk responden yang berstatus sebagai

pegawai negeri sipil mencapai 4,63 persen.

Tabel 3.6. Persentase Responden Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2013

Status dalam Pekerjaan Utama

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Berusaha sendiri 28,79 31,51 30,06

Berusaha dibantu buruh tidak dibayar 21,82 13,38 17,89

Berusaha dibantu buruh dibayar 6,94 3,88 5,52

Karyawan/pegawai swasta 19,23 12,73 16,21

Pegawai Negeri Sipil/ Pejabat Pemerintah 4,54 4,73 4,63

TNI/POLRI 1,09 0,02 0,59

Pegawai BUMD/BUMN 0,33 0,10 0,23

Pekerja bebas 15,76 12,69 14,33

Pekerja tidak dibayar 0,75 20,13 9,77

Lainnya 0,73 0,83 0,78

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Bila diklasifikasi menjadi tiga kelompok utama yaitu: 1) kelompok

pegawai negeri (PNS dan TNI/Polri), 2) kelompok pekerja/pegawai swasta,

dan 3) kelompok berusaha (wiraswasta) maka data yang dihasilkan

menunjukkan mayoritas responden berada dalam kelompok yang memiliki

pekerjaan berusaha (wiraswasta) mencapai 53,46 persen, diikuti kelompok

pekerja/pegawai swasta mencapai 41,32 persen dan kelompok aparatur

pemerintah (PNS dan TNI Polri) sebesar 5,22 persen dari keseluruhan

responden yang bekerja pada saat pencacahan dilaksanakan.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 23

3.6. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Responden Pengeluaran rumah tangga secara umum dapat menggambarkan

tingkat pendapatan. Pendapatan seseorang merupakan salah satu faktor

yang turut menentukan tingkat kesejahteraan dalam kehidupan seseorang.

Secara umum, tingkat kesejahteraan memiliki pengaruh terhadap pola pikir

seseorang. Dalam kaitannya dengan perilaku anti korupsi, pola pikir (mind

set) dapat membentuk perilaku permisif atau tidaknya seseorang dalam

menyikapi petty corruption (korupsi sehari-hari).

Tingkat pendapatan dalam survei ini diukur dengan tingkat

pengeluaran. Rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan merupakan

perkiraan berapa biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan hidup seluruh

rumah tangga setiap bulan.

Gambar 3.3. Persentase Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan , 2013

Tingkat pengeluaran rumah tangga (sebulan) responden seperti yang

perlihatkan pada Gambar 3.3 memperlihatkan bahwa mayoritas responden

berada pada tingkat pengeluaran rumah tangga sebulan berkisar antara Rp 1

juta – Rp 2,9 juta mencapai lebih dari separuh (55,94 persen). Kemudian

diikuti dengan responden yang memiliki pengeluaran rumah tangga dibawah

Rp 1 juta sebesar 30,29 persen. Sedangkan, untuk kelompok dengan jumlah

yang paling kecil yakni pengeluaran rumah tangga diatas Rp 15 juta sebulan

hanya berjumlah 0,09 persen dari keseluruhan.

30,29

55,94

12,28

1,24 0,16 0,090,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

< 1 Juta 1 - 2,9juta

3 - 5,9juta

6 - 9,9juta

10 - 14,9juta

> 15 juta

Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan (Rp)

Page 48: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 25

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia merupakan alat ukur

yang memiliki fungsi untuk menggambarkan dinamika perilaku masyarakat

apakah berperilaku anti atau permisif terhadap korupsi. Selain itu, juga

untuk mencerminkan intensitas dan kecenderungan perilaku yang

mengambarkan kondisi perilaku masyarakat secara umum (secara

matematis indeks masyarakat adalah rata-rata dari indeks seluruh individu).

Meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi merupakan

salah satu dari enam strategi yang diamanatkan Stranas PPK. Strategi ini

mengangankan masyarakat menjadi pelaku aktif pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Strategi ini diukur berdasarkan IPAK dari individu

di Indonesia. Semakin tinggi angka indeks ini, maka diyakini nilai budaya

anti korupsi semakin terinternalisasi dan mewujud dalam perilaku nyata

setiap individu untuk memerangi tindak pidana korupsi. Sesuai dengan visi

dari strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (Stranas PPK)

yang kelima yakni terwujudnya masyarakat dengan budaya integritas dalam

berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara.

IPAK dihitung secara tahunan dapat untuk menggambarkan

perkembangan dinamika perilaku masyarakat. IPAK 2013 merupakan

kelanjutan dari baseline IPAK pada tahun 2012 lalu.

IPAK Indonesia 2013 sebesar

3,63 dalam skala 0 sampai 5. Angka

ini naik 0,08 poin dibandingkan

dengan IPAK 2012 yang besarnya

3,55. Meski demikian, kenaikan ini

belum merubah posisi dalam

kategori indeks, karena masih dalam

kategori yang sama yakni anti

korupsi.

Kategori IPAK dibagi ke dalam empat kategori yakni “sangat permisif

terhadap korupsi“ dengan nilai indeks 0 sampai 1,25, kategori “permisif”

terhadap korupsi dengan nilai indeks 1,26 sampai 2,50, kategori “anti

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2013 sebesar 3,63 dalam

skala 0 sampai 5. Angka ini naik 0,08 poin

dibandingkan IPAK tahun 2012 (3,55)

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Page 49: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 25

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia merupakan alat ukur

yang memiliki fungsi untuk menggambarkan dinamika perilaku masyarakat

apakah berperilaku anti atau permisif terhadap korupsi. Selain itu, juga

untuk mencerminkan intensitas dan kecenderungan perilaku yang

mengambarkan kondisi perilaku masyarakat secara umum (secara

matematis indeks masyarakat adalah rata-rata dari indeks seluruh individu).

Meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi merupakan

salah satu dari enam strategi yang diamanatkan Stranas PPK. Strategi ini

mengangankan masyarakat menjadi pelaku aktif pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Strategi ini diukur berdasarkan IPAK dari individu

di Indonesia. Semakin tinggi angka indeks ini, maka diyakini nilai budaya

anti korupsi semakin terinternalisasi dan mewujud dalam perilaku nyata

setiap individu untuk memerangi tindak pidana korupsi. Sesuai dengan visi

dari strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (Stranas PPK)

yang kelima yakni terwujudnya masyarakat dengan budaya integritas dalam

berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara.

IPAK dihitung secara tahunan dapat untuk menggambarkan

perkembangan dinamika perilaku masyarakat. IPAK 2013 merupakan

kelanjutan dari baseline IPAK pada tahun 2012 lalu.

IPAK Indonesia 2013 sebesar

3,63 dalam skala 0 sampai 5. Angka

ini naik 0,08 poin dibandingkan

dengan IPAK 2012 yang besarnya

3,55. Meski demikian, kenaikan ini

belum merubah posisi dalam

kategori indeks, karena masih dalam

kategori yang sama yakni anti

korupsi.

Kategori IPAK dibagi ke dalam empat kategori yakni “sangat permisif

terhadap korupsi“ dengan nilai indeks 0 sampai 1,25, kategori “permisif”

terhadap korupsi dengan nilai indeks 1,26 sampai 2,50, kategori “anti

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2013 sebesar 3,63 dalam

skala 0 sampai 5. Angka ini naik 0,08 poin

dibandingkan IPAK tahun 2012 (3,55)

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

Page 50: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

26 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

korupsi” dengan nilai indeks 2,51 sampai 3,75, dan kategori ”sangat anti

korupsi” dengan nilai indeks 3,76 sampai 5,00.

Gambar 4.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia, 2012–2013

Makna nilai IPAK adalah semakin mendekati angka lima menunjukkan

bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi, yang bernilai bahwa

budaya zero tolerance terhadap korupsi semakin mengikat dan mewujud

dalam perilaku di masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan semakin berkembangnya persamaan cara

pandang individu bahwa korupsi sangat merugikan masyarakat dan setiap

manusia Indonesia, yang kemudian akan muncul perbaikan perilaku yang

anti korupsi. Pendidikan dan internalisasi budaya anti korupsi di segenap

lapisan masyarakat merupakan salah satu cari untuk menyamakan cara

pandang tersebut.

4.1. IPAK Menurut Jenis Kelamin

Secara umum, IPAK 2013 lebih

tinggi pada jenis kelamin laki-laki

dibanding perempuan, meski

perbedaannya tidak dapat dikatakan

signifikan. Berdasarkan Gambar 4.2

IPAK 2013 untuk jenis kelamin laki-laki

sedikit lebih tinggi sebesar 3,66

Meski tidak berbeda signifikan, IPAK laki-laki

relatif lebih tinggi daripada IPAK

perempuan

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 27

dibanding perempuan sebesar 3,60. Hal ini juga terjadi pada IPAK 2012

dimana IPAK untuk jenis kelamin laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan

IPAK untuk jenis kelamin perempuan.

Pada setiap kelompok jenis kelamin terjadi perubahan IPAK dari 2012

ke 2013. Dibandingkan dengan IPAK 2012 terlihat pola yang sama antara

IPAK laki-laki dan perempuan. IPAK untuk laki-laki maupun IPAK untuk

perempuan masing-masing naik 0,07 poin.

Gambar 4.2. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Jenis Kelamin. 2012–2013

Lebih tingginya angka IPAK 2013 untuk laki-laki dibandingkan dengan

IPAK untuk perempuan dari hasil survei berbanding lurus dengan tingkat

pengetahuan terkait dengan perilaku korupsi. Terlihat dari lebih banyak laki-

laki dibandingkan perempuan yang mengetahui/memahami jenis-jenis

perilaku yang merupakan perilaku korupsi (lihat bab 5.4

Pengetahuan/Pemahaman terkait perilaku korupsi). Hal ini mencerminkan

lebih rendahnya pengetahuan/pemahaman perempuan terkait dengan

perilaku korupsi yang berimplikasi kepada kecenderungan semakin

permisifnya perempuan daripada laki-laki.

4.2. IPAK Menurut Umur IPAK 2013 lebih tinggi pada penduduk usia kurang dari 60 tahun

dibanding penduduk usia 60 tahun ke atas. IPAK penduduk usia kurang dari

40 tahun sebesar 3,63, usia 40 sampai 59 tahun sebesar 3,65, dan usia 60

tahun ke atas sebesar 3,55.

Page 51: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

26 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

korupsi” dengan nilai indeks 2,51 sampai 3,75, dan kategori ”sangat anti

korupsi” dengan nilai indeks 3,76 sampai 5,00.

Gambar 4.1. Perkembangan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia, 2012–2013

Makna nilai IPAK adalah semakin mendekati angka lima menunjukkan

bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi, yang bernilai bahwa

budaya zero tolerance terhadap korupsi semakin mengikat dan mewujud

dalam perilaku di masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan semakin berkembangnya persamaan cara

pandang individu bahwa korupsi sangat merugikan masyarakat dan setiap

manusia Indonesia, yang kemudian akan muncul perbaikan perilaku yang

anti korupsi. Pendidikan dan internalisasi budaya anti korupsi di segenap

lapisan masyarakat merupakan salah satu cari untuk menyamakan cara

pandang tersebut.

4.1. IPAK Menurut Jenis Kelamin

Secara umum, IPAK 2013 lebih

tinggi pada jenis kelamin laki-laki

dibanding perempuan, meski

perbedaannya tidak dapat dikatakan

signifikan. Berdasarkan Gambar 4.2

IPAK 2013 untuk jenis kelamin laki-laki

sedikit lebih tinggi sebesar 3,66

Meski tidak berbeda signifikan, IPAK laki-laki

relatif lebih tinggi daripada IPAK

perempuan

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 27

dibanding perempuan sebesar 3,60. Hal ini juga terjadi pada IPAK 2012

dimana IPAK untuk jenis kelamin laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan

IPAK untuk jenis kelamin perempuan.

Pada setiap kelompok jenis kelamin terjadi perubahan IPAK dari 2012

ke 2013. Dibandingkan dengan IPAK 2012 terlihat pola yang sama antara

IPAK laki-laki dan perempuan. IPAK untuk laki-laki maupun IPAK untuk

perempuan masing-masing naik 0,07 poin.

Gambar 4.2. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Jenis Kelamin. 2012–2013

Lebih tingginya angka IPAK 2013 untuk laki-laki dibandingkan dengan

IPAK untuk perempuan dari hasil survei berbanding lurus dengan tingkat

pengetahuan terkait dengan perilaku korupsi. Terlihat dari lebih banyak laki-

laki dibandingkan perempuan yang mengetahui/memahami jenis-jenis

perilaku yang merupakan perilaku korupsi (lihat bab 5.4

Pengetahuan/Pemahaman terkait perilaku korupsi). Hal ini mencerminkan

lebih rendahnya pengetahuan/pemahaman perempuan terkait dengan

perilaku korupsi yang berimplikasi kepada kecenderungan semakin

permisifnya perempuan daripada laki-laki.

4.2. IPAK Menurut Umur IPAK 2013 lebih tinggi pada penduduk usia kurang dari 60 tahun

dibanding penduduk usia 60 tahun ke atas. IPAK penduduk usia kurang dari

40 tahun sebesar 3,63, usia 40 sampai 59 tahun sebesar 3,65, dan usia 60

tahun ke atas sebesar 3,55.

Page 52: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

28 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Seperti yang disajikan pada Gambar 4.3 memperlihatkan pada setiap

kelompok umur terjadi kenaikan IPAK dari 2012 ke 2013. Pada kelompok

umur di bawah 40 tahun terjadi kenaikan dari 3,57 menjadi 3,63. Pada

kelompok umur 40 sampai 60 tahun terjadi kenaikan dari 3,58 menjadi 3,65.

Hal ini juga terjadi pada kelompok umur di atas 60 tahun yang mengalami

kenaikan dari 3,45 menjadi 3,55.

Gambar 4.3. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Umur (Tahun), 2012-2013

4.3. IPAK Menurut Pendidikan

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat anti korupsi. Dari

Gambar 4.4 terlihat bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi

IPAK. IPAK 2013 untuk responden berpendidikan SLTP ke bawah sebesar

3,55, SLTA sebesar 3,82 dan di atas SLTA sebesar 3,94.

Bila diliihat, terjadi peningkatan pada

indeks kategori SLTP ke bawah, dimana pada

2013 skornya naik dibandingkan angka 2012.

Sementara itu, pada kategori SLTA pada 2012

sebesar 3,78 dan pada 2013 sebesar 3,82.

Sementara untuk kategori SLTA ke atas pada

2012 sebesar 3,93 dan pada 2013 sebesar 3,94

Secara umum tingkat pendidikan seseorang dapat merefleksikan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan kedewasaan yang dimilikinya. Pendidikan

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat

anti korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 29

dan internalisasi budaya anti korupsi di segenap lapisan masyarakat

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan semangat anti korupsi.

Gambar 4.4. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi, 2012-2013

4.5. IPAK Menurut Hubungan Kepala Rumah Tangga

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifkan skor indeks bila

dilihat berdasarkan hubungan dengan kepala rumah tangga. Pada setiap

kategori hubungan dengan kepala rumah tangga terjadi kenaikan IPAK dari

2012 ke 2013.

Gambar 4.5. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga,

2012–2013

Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat IPAK 2013 untuk responden yang

berstatus KRT naik dari 3,56 menjadi 3,62 dan IPAK untuk responden yang

Page 53: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

28 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Seperti yang disajikan pada Gambar 4.3 memperlihatkan pada setiap

kelompok umur terjadi kenaikan IPAK dari 2012 ke 2013. Pada kelompok

umur di bawah 40 tahun terjadi kenaikan dari 3,57 menjadi 3,63. Pada

kelompok umur 40 sampai 60 tahun terjadi kenaikan dari 3,58 menjadi 3,65.

Hal ini juga terjadi pada kelompok umur di atas 60 tahun yang mengalami

kenaikan dari 3,45 menjadi 3,55.

Gambar 4.3. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Umur (Tahun), 2012-2013

4.3. IPAK Menurut Pendidikan

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat anti korupsi. Dari

Gambar 4.4 terlihat bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi

IPAK. IPAK 2013 untuk responden berpendidikan SLTP ke bawah sebesar

3,55, SLTA sebesar 3,82 dan di atas SLTA sebesar 3,94.

Bila diliihat, terjadi peningkatan pada

indeks kategori SLTP ke bawah, dimana pada

2013 skornya naik dibandingkan angka 2012.

Sementara itu, pada kategori SLTA pada 2012

sebesar 3,78 dan pada 2013 sebesar 3,82.

Sementara untuk kategori SLTA ke atas pada

2012 sebesar 3,93 dan pada 2013 sebesar 3,94

Secara umum tingkat pendidikan seseorang dapat merefleksikan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan kedewasaan yang dimilikinya. Pendidikan

Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat

anti korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 29

dan internalisasi budaya anti korupsi di segenap lapisan masyarakat

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan semangat anti korupsi.

Gambar 4.4. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi, 2012-2013

4.5. IPAK Menurut Hubungan Kepala Rumah Tangga

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifkan skor indeks bila

dilihat berdasarkan hubungan dengan kepala rumah tangga. Pada setiap

kategori hubungan dengan kepala rumah tangga terjadi kenaikan IPAK dari

2012 ke 2013.

Gambar 4.5. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga,

2012–2013

Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat IPAK 2013 untuk responden yang

berstatus KRT naik dari 3,56 menjadi 3,62 dan IPAK untuk responden yang

Page 54: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

30 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

berstatus pasangan (suami/istri) juga naik dari 3,54 menjadi 3,63 pada

2013. Pola ini sejalan dengan pola yang terjadi pada IPAK komposit.

4.6. IPAK Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga

Apabila dilihat berdasarkan

tingkat pengeluaran maka secara

umum terlihat bahwa tingkat

pengeluaran paling rendah

memiliki IPAK yang paling rendah

pula.

Gambar 4.6. IPAK Indonesia Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan

(dalam jutaan rupiah), 2013

Seperti yang disajikan pada Gambar 4.6. terlihat pada 2013, IPAK untuk

masyarakat dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta perbulan sebesar

3,53 sementara IPAK untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran diatass

15 juta rupiah sebesar 3,82. Selanjutnya, IPAK 2013 untuk masyarakat

dengan tingkat pengeluaran 1 sampai 2,9 juta perbulan sebesar 3,64.

IPAK 2013 untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran 3 sampai 5,9

juta perbulan sebesar 3,78, IPAK 2013 untuk masyarakat dengan tingkat

pengeluaran 6 sampai 9,9 juta perbulan sebesar 3,69. Kemudian, IPAK 2013

1 – 2,9 3 – 5,9 6 – 9,9 10 – 14,9 > 15

0

1,25

2,50

3,75

5,0

3,64

< 1

2013

3,53

3,78

3,69

3,86 3,82

Secara umum terlihat tingkat pengeluaran rendah memiliki IPAK yang cenderung rendah

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 31

untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran 10 sampai 14,9 juta perbulan

sebesar 3,86.

Tingkat kesejahteraan yang direfleksikan dalam tingkat pengeluaran

memiliki pengaruh terhadap pola pikir seseorang. Dalam kaitannya dengan

perilaku anti korupsi, pola pikir (mind set) secara kognitif dapat membentuk

perilaku permisif atau tidaknya seseorang terkait dengan petty corruption

(korupsi sehari-hari).

4.7. IPAK Menurut Urban - Rural

Nilai IPAK berdasarkan wilayah urban - rural memiliki pola yang sama

dengan IPAK nasional. Pada Gambar 4.7 terlihat IPAK 2013 untuk perkotaan

cenderung lebih tinggi sebesar 3,71

dibandingkan IPAK perdesaan sebesar

3,55. Perbandingan serupa juga telah

nampak pada 2012, IPAK perkotaan

sebesar 3,63 dibanding perdesaan

sebesar 3,43.

Gambar 4.7. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Domisili Wilayah, 2012–2013

Secara umum pada setiap kelompok wilayah, baik perkotaan maupun

perdesaan terjadi peningkatan IPAK dari 2012 ke 2013.. IPAK untuk

perkotaan maupun IPAK untuk perdesaan masing-masing naik 0,05 poin dan

0,09 poin.

Lebih rendahnya IPAK perdesaan dapat mencerminkan kurangnya

dampak internalisasi budaya anti korupsi disana ketimbang di perkotaan.

IPAK masyarakat di wilayah perkotaan sedikit lebih tinggi

Page 55: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

30 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

berstatus pasangan (suami/istri) juga naik dari 3,54 menjadi 3,63 pada

2013. Pola ini sejalan dengan pola yang terjadi pada IPAK komposit.

4.6. IPAK Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga

Apabila dilihat berdasarkan

tingkat pengeluaran maka secara

umum terlihat bahwa tingkat

pengeluaran paling rendah

memiliki IPAK yang paling rendah

pula.

Gambar 4.6. IPAK Indonesia Menurut Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan

(dalam jutaan rupiah), 2013

Seperti yang disajikan pada Gambar 4.6. terlihat pada 2013, IPAK untuk

masyarakat dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta perbulan sebesar

3,53 sementara IPAK untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran diatass

15 juta rupiah sebesar 3,82. Selanjutnya, IPAK 2013 untuk masyarakat

dengan tingkat pengeluaran 1 sampai 2,9 juta perbulan sebesar 3,64.

IPAK 2013 untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran 3 sampai 5,9

juta perbulan sebesar 3,78, IPAK 2013 untuk masyarakat dengan tingkat

pengeluaran 6 sampai 9,9 juta perbulan sebesar 3,69. Kemudian, IPAK 2013

1 – 2,9 3 – 5,9 6 – 9,9 10 – 14,9 > 15

0

1,25

2,50

3,75

5,0

3,64

< 1

2013

3,53

3,78

3,69

3,86 3,82

Secara umum terlihat tingkat pengeluaran rendah memiliki IPAK yang cenderung rendah

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 31

untuk masyarakat dengan tingkat pengeluaran 10 sampai 14,9 juta perbulan

sebesar 3,86.

Tingkat kesejahteraan yang direfleksikan dalam tingkat pengeluaran

memiliki pengaruh terhadap pola pikir seseorang. Dalam kaitannya dengan

perilaku anti korupsi, pola pikir (mind set) secara kognitif dapat membentuk

perilaku permisif atau tidaknya seseorang terkait dengan petty corruption

(korupsi sehari-hari).

4.7. IPAK Menurut Urban - Rural

Nilai IPAK berdasarkan wilayah urban - rural memiliki pola yang sama

dengan IPAK nasional. Pada Gambar 4.7 terlihat IPAK 2013 untuk perkotaan

cenderung lebih tinggi sebesar 3,71

dibandingkan IPAK perdesaan sebesar

3,55. Perbandingan serupa juga telah

nampak pada 2012, IPAK perkotaan

sebesar 3,63 dibanding perdesaan

sebesar 3,43.

Gambar 4.7. Perkembangan IPAK Indonesia Menurut Domisili Wilayah, 2012–2013

Secara umum pada setiap kelompok wilayah, baik perkotaan maupun

perdesaan terjadi peningkatan IPAK dari 2012 ke 2013.. IPAK untuk

perkotaan maupun IPAK untuk perdesaan masing-masing naik 0,05 poin dan

0,09 poin.

Lebih rendahnya IPAK perdesaan dapat mencerminkan kurangnya

dampak internalisasi budaya anti korupsi disana ketimbang di perkotaan.

IPAK masyarakat di wilayah perkotaan sedikit lebih tinggi

Page 56: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

32 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Kesenjangan tersebut perlu diantisipasi sejak dini supaya tidak menjadi

semakin lebar.

Sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan perilaku-

perilaku yang termasuk dalam perilaku korupsi penting untuk dilakukan,

agar masyarakat perdesaan menjadi lebih memahami/mengetahui bahwa

perilaku yang sepertinya sudah biasa dilakukan di masyarakat merupakan

perilaku korupsi yang tidak sepatutnya dilakukan.

4.8. IPAK Menurut Zona Waktu

IPAK merupakan indeks dengan level estimasi nasional sehingga

merinci nilai IPAK berdasarkan provinsi memang tidak didesain dari survei

perilaku anti korupsi (SPAK) untuk sekarang ini. Namun, sebagai upaya

untuk menjelaskan IPAK berbasis lokasi/wilayah, maka dilakukan

penghitungan IPAK menurut zona waktu

Gambar 4.8. IPAK Indonesia Menurut Zona Waktu, 2013

Secara umum, IPAK 2013 lebih tinggi pada zona waktu Indonesia

Tengah (WITA) daripada zona waktu lainnya, meski perbedaannya tidak

dapat dikatakan signifikan. Berdasarkan Gambar 4.8. terlihat IPAK untuk

zona waktu tengah (WITA) sebesar 3,76 cenderung lebih tinggi

dibandingkan IPAK zona waktu barat (WIB) sebesar 3,60 dan IPAK zona

waktu timur sebesar 3,71.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 33

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

5.1. Pendapat terhadap Kebiasaan di Masyarakat

Pertanyaan pada bagian ini didesain untuk mengatahui bagaimana

pendapat atau penilaian masyarakat terhadap beberapa perilaku/kebiasaan

yang diduga merupakan akar kultural berkembangnya perilaku korupsi.

Dalam tatanan sosial perilaku/kebiasaan baik atau buruk dapat membentuk

sebuah kultur dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tatanan inilah pada

penetapan variabel dirancang dalam

tiga tingkatan yakni keluarga,

komunitas, dan publik. Pendapat dan

penilaian merupakan awal yang

membentuk perilaku individu. Perilaku

yang dinilai adalah perilaku sehari-

hari yang merupakan perilaku korupsi (everyday corruption) maupun

perilaku yang diduga merupakan akar kebiasaan perilaku koruptif.

Prof Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia) pada

workshop survei perilaku anti korupsi menyampaikan dalam salah satu

pendekatan psikologi sosial, perilaku manusia dapat terbentuk melalui sikap,

pendapat dan pola pikir yang ada pada masing-masing individu. Pendekatan

kognitif menjelaskan perilaku manusia ditentukan beberapa faktor yakni

informasi/stimulus yang diterima responden di dalam lingkungan, kemudian

informasi tersebut diolah dan membentuk pendapat, sikap, dan pola pikir.

Akhirnya membentuk perilaku yag tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain, semakin permisif pendapat masyarakat terhadap

perilaku korupsi dapat diduga menggambarkan perilaku anti korupsi

individu yang semakin rendah dan sebaliknya. Bagian ini diukur dari tiga

aspek (level) yaitu keluarga, komunitas, dan publik.

5.1.1. Perilaku di Tingkat Keluarga

Keluarga adalah level yang sangat penting dalam kehidupan sosial

setiap individu. Keluarga merupakan agen sosialisasi yang memiliki peranan

yang sangat penting. Peranan yang sangat penting itu didasarkan sebuah

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

Sikap, pendapat dan pola pikir membentuk

perilaku korupsi atau anti korupsi individu (Prof Hamdi Muluk)

Page 57: SPAK 2013 Editan Terakhir

IV. INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI

32 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Kesenjangan tersebut perlu diantisipasi sejak dini supaya tidak menjadi

semakin lebar.

Sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan perilaku-

perilaku yang termasuk dalam perilaku korupsi penting untuk dilakukan,

agar masyarakat perdesaan menjadi lebih memahami/mengetahui bahwa

perilaku yang sepertinya sudah biasa dilakukan di masyarakat merupakan

perilaku korupsi yang tidak sepatutnya dilakukan.

4.8. IPAK Menurut Zona Waktu

IPAK merupakan indeks dengan level estimasi nasional sehingga

merinci nilai IPAK berdasarkan provinsi memang tidak didesain dari survei

perilaku anti korupsi (SPAK) untuk sekarang ini. Namun, sebagai upaya

untuk menjelaskan IPAK berbasis lokasi/wilayah, maka dilakukan

penghitungan IPAK menurut zona waktu

Gambar 4.8. IPAK Indonesia Menurut Zona Waktu, 2013

Secara umum, IPAK 2013 lebih tinggi pada zona waktu Indonesia

Tengah (WITA) daripada zona waktu lainnya, meski perbedaannya tidak

dapat dikatakan signifikan. Berdasarkan Gambar 4.8. terlihat IPAK untuk

zona waktu tengah (WITA) sebesar 3,76 cenderung lebih tinggi

dibandingkan IPAK zona waktu barat (WIB) sebesar 3,60 dan IPAK zona

waktu timur sebesar 3,71.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 33

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

5.1. Pendapat terhadap Kebiasaan di Masyarakat

Pertanyaan pada bagian ini didesain untuk mengatahui bagaimana

pendapat atau penilaian masyarakat terhadap beberapa perilaku/kebiasaan

yang diduga merupakan akar kultural berkembangnya perilaku korupsi.

Dalam tatanan sosial perilaku/kebiasaan baik atau buruk dapat membentuk

sebuah kultur dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tatanan inilah pada

penetapan variabel dirancang dalam

tiga tingkatan yakni keluarga,

komunitas, dan publik. Pendapat dan

penilaian merupakan awal yang

membentuk perilaku individu. Perilaku

yang dinilai adalah perilaku sehari-

hari yang merupakan perilaku korupsi (everyday corruption) maupun

perilaku yang diduga merupakan akar kebiasaan perilaku koruptif.

Prof Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia) pada

workshop survei perilaku anti korupsi menyampaikan dalam salah satu

pendekatan psikologi sosial, perilaku manusia dapat terbentuk melalui sikap,

pendapat dan pola pikir yang ada pada masing-masing individu. Pendekatan

kognitif menjelaskan perilaku manusia ditentukan beberapa faktor yakni

informasi/stimulus yang diterima responden di dalam lingkungan, kemudian

informasi tersebut diolah dan membentuk pendapat, sikap, dan pola pikir.

Akhirnya membentuk perilaku yag tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain, semakin permisif pendapat masyarakat terhadap

perilaku korupsi dapat diduga menggambarkan perilaku anti korupsi

individu yang semakin rendah dan sebaliknya. Bagian ini diukur dari tiga

aspek (level) yaitu keluarga, komunitas, dan publik.

5.1.1. Perilaku di Tingkat Keluarga

Keluarga adalah level yang sangat penting dalam kehidupan sosial

setiap individu. Keluarga merupakan agen sosialisasi yang memiliki peranan

yang sangat penting. Peranan yang sangat penting itu didasarkan sebuah

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

Sikap, pendapat dan pola pikir membentuk

perilaku korupsi atau anti korupsi individu (Prof Hamdi Muluk)

Page 58: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

34 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

keyakinan bahwa keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting didalam

menanamkan nilai-nilai sebagai bagian dalam proses sosialisasi.

Sosialisasi menjadi penting karena merupakan proses belajar dimana

anggota masyarakat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai yang

berkembang dalam masyarakat. Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai

proses melalui mana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang

berpartisipasi dalam masyarakat (Sunarto, 2004).

Dalam pendidikan dan budaya anti korupsi posisi keluarga

dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam mengajarkan nilai-nlai

luhur yang merupakan dasar perilaku anti korupsi. Hal ini sejalan dengan

sembilan nilai integritas yang disampaikan oleh KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi), yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,

sederhana, berani dan adil. Nilai-nilai tersebut diyakini memiliki kaitan erat

dengan fungsi dan peran keluarga.

Dalam survei ini di level keluarga terdiri dari empat variabel, yaitu:

1. Pendapat tentang sikap istri yang menerima uang pemberian suami di

luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang

tersebut

2. Pendapat tentang pegawai negeri yang bepergian bersama keluarga

dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

3. Pendapat tentang perilaku orang tua yang mengajak anaknya dalam

kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku yang lebih

banyak

4. Pendapat tentang seseorang mengetahui saudaranya mengambil uang

orang tuanya tetapi tidak melaporkannya

Hasil SPAK 2013

seperti yang disajikan pada

Gambar 5.1 menunjukkan

bahwa masih terdapat 76,43

persen masyarakat

menyatakan bahwa perilaku

istri yang menerima uang

pemberian suami di luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal

usul uang tersebut merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Jika

Tiga dari empat responden menganggap kurang wajar

atau tidak wajar seorang istri menerima uang yang diberikan

suami tanpa harus mempertanyakan asal usulnya

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 35

dibandingkan dengan 2012 yang sebesar 68,76 persen maka terlihat terjadi

peningkatan sebesar 7,67 persen. Sedangkan masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 31,24

persen.

Gambar 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima

Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2012-2013

Artinya tiga dari empat masyarakat menganggap kurang wajar atau

tidak wajar seorang istri menerima uang yang diberikan suami tanpa harus

mempertanyakan asal usulnya. Hal ini cerminan perilaku yang memiliki nilai

integritas untuk menjadi anti korupsi.

Apabila berdasarkan jenis kelamin, Tabel 5.1 memperlihatkan pola

yang sama dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sebanyak 73,45

persen laki-laki menyatakan bahwa perilaku istri yang menerima uang

pemberian suami di luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal

usul uang tersebut adalah hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Sedangkan perempuan yang menyatakan perilaku tersebut adalah

hal yang kurang wajar atau tidak wajar lebih besar yakni 78,75 persen.

Persentase perempuan yang tidak permisif terkait perilaku tersebut lebih

tinggi daripada laki-laki.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,20

30,03

19,56

49,20

1,07

22,50 22,30

54,13

2012 2013

Page 59: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

34 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

keyakinan bahwa keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting didalam

menanamkan nilai-nilai sebagai bagian dalam proses sosialisasi.

Sosialisasi menjadi penting karena merupakan proses belajar dimana

anggota masyarakat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai yang

berkembang dalam masyarakat. Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai

proses melalui mana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang

berpartisipasi dalam masyarakat (Sunarto, 2004).

Dalam pendidikan dan budaya anti korupsi posisi keluarga

dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam mengajarkan nilai-nlai

luhur yang merupakan dasar perilaku anti korupsi. Hal ini sejalan dengan

sembilan nilai integritas yang disampaikan oleh KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi), yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,

sederhana, berani dan adil. Nilai-nilai tersebut diyakini memiliki kaitan erat

dengan fungsi dan peran keluarga.

Dalam survei ini di level keluarga terdiri dari empat variabel, yaitu:

1. Pendapat tentang sikap istri yang menerima uang pemberian suami di

luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang

tersebut

2. Pendapat tentang pegawai negeri yang bepergian bersama keluarga

dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

3. Pendapat tentang perilaku orang tua yang mengajak anaknya dalam

kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku yang lebih

banyak

4. Pendapat tentang seseorang mengetahui saudaranya mengambil uang

orang tuanya tetapi tidak melaporkannya

Hasil SPAK 2013

seperti yang disajikan pada

Gambar 5.1 menunjukkan

bahwa masih terdapat 76,43

persen masyarakat

menyatakan bahwa perilaku

istri yang menerima uang

pemberian suami di luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal

usul uang tersebut merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Jika

Tiga dari empat responden menganggap kurang wajar

atau tidak wajar seorang istri menerima uang yang diberikan

suami tanpa harus mempertanyakan asal usulnya

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 35

dibandingkan dengan 2012 yang sebesar 68,76 persen maka terlihat terjadi

peningkatan sebesar 7,67 persen. Sedangkan masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 31,24

persen.

Gambar 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima

Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut, 2012-2013

Artinya tiga dari empat masyarakat menganggap kurang wajar atau

tidak wajar seorang istri menerima uang yang diberikan suami tanpa harus

mempertanyakan asal usulnya. Hal ini cerminan perilaku yang memiliki nilai

integritas untuk menjadi anti korupsi.

Apabila berdasarkan jenis kelamin, Tabel 5.1 memperlihatkan pola

yang sama dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sebanyak 73,45

persen laki-laki menyatakan bahwa perilaku istri yang menerima uang

pemberian suami di luar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal

usul uang tersebut adalah hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Sedangkan perempuan yang menyatakan perilaku tersebut adalah

hal yang kurang wajar atau tidak wajar lebih besar yakni 78,75 persen.

Persentase perempuan yang tidak permisif terkait perilaku tersebut lebih

tinggi daripada laki-laki.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,20

30,03

19,56

49,20

1,07

22,50 22,30

54,13

2012 2013

Page 60: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

36 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima

Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 1,34 1,09 1,17 0,99

Wajar 32,35 28,11 25,39 20,26

Kurang Wajar 20,12 19,10 23,15 21,64

Tidak Wajar 46,19 51,69 50,30 57,11

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Komposisi masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

apabila seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan

menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi mencapai 76,17

persen atau naik 3,13 persen dibandingkan tahun 2012 (73,04 persen).

Jumlah ini lebih besar daripada persentase masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut sebagai hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 23,83

persen. Hampir tiga perempat masyarakat tidak permisif terkait perilaku ini.

Gambar 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri

yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi. 2012–2013

Secara umum laki-laki lebih menganggap perilaku seorang pegawai

negeri yang bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan

dinas untuk keperluan pribadi sebagai hal yang kurang wajar atau tidak

wajar sebesar 78,54 persen atau naik 3,85 persen dari tahun 2012 sebesar

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,20

25,7620,70

52,34

0,43

23,4120,52

55,65

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 37

74,69 persen. Sementara perempuan yang menilai kurang wajar atau tidak

wajar sebesar 74,31 persen. Persentase masyarakat yang tidak permisif

(kurang wajar atau tidak wajar) lebih tinggi pada laki-laki daripada

perempuan.

Tabel 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang

Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 1,43 1,01 0,38 0,47

Wajar 23,89 27,32 21,08 25,22

Kurang Wajar 20,47 20,89 21,18 20,00

Tidak Wajar 54,22 50,78 57,36 54,31

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat pada tahun 2013, sebesar 82,70

persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku orang tua mengajak

anaknya dalam kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku

yang lebih banyak merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Angka

ini mengalami peningkatan tipis sebesar 2,48 persen dibandingkan dengan

tahun 2012 sebesar 80,22 persen Sedangkan masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 17,30

persen.

Gambar 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua

yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak, 2012–2013

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,04

18,74 18,37

61,85

0,45

16,85 19,37

63,33

2012 2013

Page 61: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

36 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.1. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Sikap Istri yang Menerima

Uang Pemberian Suami di Luar Penghasilan Suami Tanpa Mempertanyakan Asal Usul Uang Tersebut Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 1,34 1,09 1,17 0,99

Wajar 32,35 28,11 25,39 20,26

Kurang Wajar 20,12 19,10 23,15 21,64

Tidak Wajar 46,19 51,69 50,30 57,11

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Komposisi masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

apabila seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan

menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi mencapai 76,17

persen atau naik 3,13 persen dibandingkan tahun 2012 (73,04 persen).

Jumlah ini lebih besar daripada persentase masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut sebagai hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 23,83

persen. Hampir tiga perempat masyarakat tidak permisif terkait perilaku ini.

Gambar 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri

yang Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi. 2012–2013

Secara umum laki-laki lebih menganggap perilaku seorang pegawai

negeri yang bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan

dinas untuk keperluan pribadi sebagai hal yang kurang wajar atau tidak

wajar sebesar 78,54 persen atau naik 3,85 persen dari tahun 2012 sebesar

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,20

25,7620,70

52,34

0,43

23,4120,52

55,65

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 37

74,69 persen. Sementara perempuan yang menilai kurang wajar atau tidak

wajar sebesar 74,31 persen. Persentase masyarakat yang tidak permisif

(kurang wajar atau tidak wajar) lebih tinggi pada laki-laki daripada

perempuan.

Tabel 5.2. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Pegawai Negeri yang

Bepergian Bersama Keluarga dengan Menggunakan Kendaraan Dinas untuk Keperluan Pribadi Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 1,43 1,01 0,38 0,47

Wajar 23,89 27,32 21,08 25,22

Kurang Wajar 20,47 20,89 21,18 20,00

Tidak Wajar 54,22 50,78 57,36 54,31

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat pada tahun 2013, sebesar 82,70

persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku orang tua mengajak

anaknya dalam kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku

yang lebih banyak merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Angka

ini mengalami peningkatan tipis sebesar 2,48 persen dibandingkan dengan

tahun 2012 sebesar 80,22 persen Sedangkan masyarakat yang menyatakan

perilaku tersebut merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 17,30

persen.

Gambar 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua

yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak, 2012–2013

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,04

18,74 18,37

61,85

0,45

16,85 19,37

63,33

2012 2013

Page 62: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

38 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Apabila dilihat berdasarkan wilayah, dari Tabel 5.3 nampak pada

2013 persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perkotaan lebih

tinggi menyatakan kurang wajar atau tidak wajar dibanding masyarakat di

perdesaan. Sekitar 84,92 persen masyarakat di perkotaan mengatakan

kurang wajar atau tidak wajar apabila ada orang tua yang mengajak anaknya

dalam kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku yang lebih

banyak Sedangkan masyarakat yang berdomisili di wilayah pedesaan yang

menyatakan perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar 80,69

persen

Tabel 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua

yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak Menurut Wilayah Domisili, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,72 1,33 0,27 0,62

Wajar 15,47 21,69 14,81 18,69

Kurang Wajar 17,83 18,85 17,36 21,17

Tidak Wajar 65,97 58,13 67,56 59,52

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Perilaku korupsi secara umum dapat diduga disebabkan dari perilaku

kecil yang mencerminkan ketidakjujuran mulai dari level yang paling awal

yakni keluarga. Kejujuran merupakan salah satu nilai intergritas KPK yang

dianggap sebagai salah satu cara untuk melawan sikap permisif terhadap

perilaku korupsi.

Komposisi masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

tentang perilaku seseorang mengetahui saudaranya mengambil uang orang

tuanya dan tidak melaporkannya relatif besar mencapai 96,56 persen.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, angka ini mengalami peningkatan

tipis sebesar 1,44 persen. Sedangkan, persentase masyarakat yang menilai

wajar atau sangat wajar relatif jauh lebih kecil sebesar 3,44 persen dari

keseluruhan masyarakat.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 39

Gambar 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya tetapi Tidak Melaporkannya, 2012–2013

Gambaran yang serupa juga secara umum ditemukan baik pada laki-

laki maupun perempuan, dimana mayoritas responden cenderung tidak

permisif. Seperti yang disajikan pada Tabel 5.4 terlihat pada tahun 2013

perempuan yang berpendapat tentang perilaku seseorang yang mengetahui

saudaranya mengambil uang orang tuanya dan tidak melaporkannya

merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar sebesar 96,66 persen

jauh lebih besar daripada yang menyatakan wajar atau sangat wajar sebesar

3,34 persen.

Tabel 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui

Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya Tetapi Tidak Melaporkannya Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 0,20 0,11 0,13 0,02

Wajar 4,86 4,63 3,43 3,32

Kurang Wajar 15,97 14,47 14,31 14,10

Tidak Wajar 78,97 80,79 82,13 82,56

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Senada dengan penjelasan tersebut, pada tahun 2013 laki-laki yang

menyatakan kurang wajar atau tidak wajar sebesar 96,44 persen atau naik

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,15 4,74

15,15

79,97

0,07 3,3714,19

82,37

2012 2013

Page 63: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

38 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Apabila dilihat berdasarkan wilayah, dari Tabel 5.3 nampak pada

2013 persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perkotaan lebih

tinggi menyatakan kurang wajar atau tidak wajar dibanding masyarakat di

perdesaan. Sekitar 84,92 persen masyarakat di perkotaan mengatakan

kurang wajar atau tidak wajar apabila ada orang tua yang mengajak anaknya

dalam kampanye Pemilu/Pilkada demi mendapatkan uang saku yang lebih

banyak Sedangkan masyarakat yang berdomisili di wilayah pedesaan yang

menyatakan perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar 80,69

persen

Tabel 5.3. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Orang Tua

yang Mengajak Anaknya dalam Kampanye Pemilu/Pilkada Demi Mendapatkan Uang Saku yang Lebih Banyak Menurut Wilayah Domisili, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,72 1,33 0,27 0,62

Wajar 15,47 21,69 14,81 18,69

Kurang Wajar 17,83 18,85 17,36 21,17

Tidak Wajar 65,97 58,13 67,56 59,52

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Perilaku korupsi secara umum dapat diduga disebabkan dari perilaku

kecil yang mencerminkan ketidakjujuran mulai dari level yang paling awal

yakni keluarga. Kejujuran merupakan salah satu nilai intergritas KPK yang

dianggap sebagai salah satu cara untuk melawan sikap permisif terhadap

perilaku korupsi.

Komposisi masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

tentang perilaku seseorang mengetahui saudaranya mengambil uang orang

tuanya dan tidak melaporkannya relatif besar mencapai 96,56 persen.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, angka ini mengalami peningkatan

tipis sebesar 1,44 persen. Sedangkan, persentase masyarakat yang menilai

wajar atau sangat wajar relatif jauh lebih kecil sebesar 3,44 persen dari

keseluruhan masyarakat.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 39

Gambar 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya tetapi Tidak Melaporkannya, 2012–2013

Gambaran yang serupa juga secara umum ditemukan baik pada laki-

laki maupun perempuan, dimana mayoritas responden cenderung tidak

permisif. Seperti yang disajikan pada Tabel 5.4 terlihat pada tahun 2013

perempuan yang berpendapat tentang perilaku seseorang yang mengetahui

saudaranya mengambil uang orang tuanya dan tidak melaporkannya

merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar sebesar 96,66 persen

jauh lebih besar daripada yang menyatakan wajar atau sangat wajar sebesar

3,34 persen.

Tabel 5.4. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengetahui

Saudaranya Mengambil Uang Orang Tuanya Tetapi Tidak Melaporkannya Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Sangat Wajar 0,20 0,11 0,13 0,02

Wajar 4,86 4,63 3,43 3,32

Kurang Wajar 15,97 14,47 14,31 14,10

Tidak Wajar 78,97 80,79 82,13 82,56

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Senada dengan penjelasan tersebut, pada tahun 2013 laki-laki yang

menyatakan kurang wajar atau tidak wajar sebesar 96,44 persen atau naik

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,15 4,74

15,15

79,97

0,07 3,3714,19

82,37

2012 2013

Page 64: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

40 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

1,50 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar 94,94 persen. Angka tersebut

juga jauh lebih besar daripada yang menyatakan wajar atau sangat wajar

sebesar 3,56 persen. Tidak ada perbedaan pendapat yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan terkait perilaku tersebut.

5.1.2. Perilaku di Tingkat Komunitas

Dalam setiap masyarakat desakan untuk melakukan perilaku korupsi

bisa disebabkan karena banyak faktor, diantaranya faktor kultural dan

struktural. Pada masyarakat patrimonial seperti Indonesia, faktor kultural

yang mendorong timbulnya korupsi

diduga karena adanya nilai atau

kebiasaan, tradisi pemberian

hadiah, oleh-oleh atau semacam itu

kepada tokoh informal maupun

tokoh formal dalam sebuah

komunitas.

Menurut KH Masdar F Masudi (PBNU) pada Workshop Survei

Perilaku Anti Korupsi menyampaikan bahwa dari sisi historis istilah korupsi

merupakan sesuatu yang baru. Pada zaman kerajaan dahulu belum dikenal

istilah korupsi, namun sudah terdapat kebiasaan yang dapat dikategorikan

akar budaya korupsi yakni kebiasaan masyarakat biasa memberikan

pajak/upeti kepada raja. Budaya upeti sebagai bentuk pemenuhan kewajiban

oleh kawula kepada gustinya sudah lama tertanam sejak jaman kerajaan di

Indonesia. Dengan kata lain, aliran kekayaan (wealth flow) yang berasal dari

golongan masyarakat yang memiliki status sosial lebih rendah kepada

golongan masyarakat berstatus sosial lebih tinggi sudah terinternalisasi

sejak lama.

Interclass wealth flow tersebut meskipun tidak dapat serta merta

dikategorikan sebagai perilaku korupsi, namun diyakini kuat merupakan

sebuah akar kultural perilaku korupsi. Faktor kultural yang sudah terjadi

sejak lama seperti itu diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

internalisasi budaya yang cenderung koruptif.

Pemberian upeti kepada raja-raja pada masa

monarki dahulu merupakan awal perilaku koruptif. (KH Masdar F Mas’udi)

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 41

Pada level komunitas terdiri dari empat variabel yang dikaji., yaitu:

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh informal (adat/agama/masyarakat) ketika suatu

keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian)

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh informal (adat/agama/masyarakat) ketika menjelang

hari raya keagamaan.

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kades/Lurah) ketika suatu

keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian)

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kades/Lurah) ketika menjelang

hari raya keagamaan

Secara umum, mayoritas masyarakat menyatakan bahwa perilaku

seseorang yang memberi uang/barang kepada tokoh informal (tokoh adat/

agama/masyarakat) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan

(pernikahan, khitanan, kematian) merupakan hal yang wajar/sangat wajar.

Dari Gambar 5.5.

nampak pada tahun 2013

sebagian besar masyarakat

menganggap perilaku

memberi kepada tokoh

informal sebagai hal yang

wajar atau sangat wajar.

Persentasenya menurun

dari 69,22 persen pada 2012

menjadi 63,70 persen pada

2013. Artinya kurang dari

separuh masyarakat

menyatakan kurang wajar

atau tidak wajar untuk memberi sesuatu pada para tokoh informal atau

tokoh masyarakat setempat (RT/RW/Kades) pada saat melaksanakan

hajatan

Kurang dari separuh

responden menyatakan kurang

wajar atau tidak wajar untuk

memberi sesuatu pada para

tokoh informal atau tokoh

masyarakat setempat

(RT/RW/Kades) pada saat

melaksanakan hajatan atau di

hari raya keagamaan”

Page 65: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

40 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

1,50 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar 94,94 persen. Angka tersebut

juga jauh lebih besar daripada yang menyatakan wajar atau sangat wajar

sebesar 3,56 persen. Tidak ada perbedaan pendapat yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan terkait perilaku tersebut.

5.1.2. Perilaku di Tingkat Komunitas

Dalam setiap masyarakat desakan untuk melakukan perilaku korupsi

bisa disebabkan karena banyak faktor, diantaranya faktor kultural dan

struktural. Pada masyarakat patrimonial seperti Indonesia, faktor kultural

yang mendorong timbulnya korupsi

diduga karena adanya nilai atau

kebiasaan, tradisi pemberian

hadiah, oleh-oleh atau semacam itu

kepada tokoh informal maupun

tokoh formal dalam sebuah

komunitas.

Menurut KH Masdar F Masudi (PBNU) pada Workshop Survei

Perilaku Anti Korupsi menyampaikan bahwa dari sisi historis istilah korupsi

merupakan sesuatu yang baru. Pada zaman kerajaan dahulu belum dikenal

istilah korupsi, namun sudah terdapat kebiasaan yang dapat dikategorikan

akar budaya korupsi yakni kebiasaan masyarakat biasa memberikan

pajak/upeti kepada raja. Budaya upeti sebagai bentuk pemenuhan kewajiban

oleh kawula kepada gustinya sudah lama tertanam sejak jaman kerajaan di

Indonesia. Dengan kata lain, aliran kekayaan (wealth flow) yang berasal dari

golongan masyarakat yang memiliki status sosial lebih rendah kepada

golongan masyarakat berstatus sosial lebih tinggi sudah terinternalisasi

sejak lama.

Interclass wealth flow tersebut meskipun tidak dapat serta merta

dikategorikan sebagai perilaku korupsi, namun diyakini kuat merupakan

sebuah akar kultural perilaku korupsi. Faktor kultural yang sudah terjadi

sejak lama seperti itu diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

internalisasi budaya yang cenderung koruptif.

Pemberian upeti kepada raja-raja pada masa

monarki dahulu merupakan awal perilaku koruptif. (KH Masdar F Mas’udi)

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 41

Pada level komunitas terdiri dari empat variabel yang dikaji., yaitu:

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh informal (adat/agama/masyarakat) ketika suatu

keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian)

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh informal (adat/agama/masyarakat) ketika menjelang

hari raya keagamaan.

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kades/Lurah) ketika suatu

keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian)

Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kades/Lurah) ketika menjelang

hari raya keagamaan

Secara umum, mayoritas masyarakat menyatakan bahwa perilaku

seseorang yang memberi uang/barang kepada tokoh informal (tokoh adat/

agama/masyarakat) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan

(pernikahan, khitanan, kematian) merupakan hal yang wajar/sangat wajar.

Dari Gambar 5.5.

nampak pada tahun 2013

sebagian besar masyarakat

menganggap perilaku

memberi kepada tokoh

informal sebagai hal yang

wajar atau sangat wajar.

Persentasenya menurun

dari 69,22 persen pada 2012

menjadi 63,70 persen pada

2013. Artinya kurang dari

separuh masyarakat

menyatakan kurang wajar

atau tidak wajar untuk memberi sesuatu pada para tokoh informal atau

tokoh masyarakat setempat (RT/RW/Kades) pada saat melaksanakan

hajatan

Kurang dari separuh

responden menyatakan kurang

wajar atau tidak wajar untuk

memberi sesuatu pada para

tokoh informal atau tokoh

masyarakat setempat

(RT/RW/Kades) pada saat

melaksanakan hajatan atau di

hari raya keagamaan”

Page 66: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

42 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) 2012–2013

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, Tabel 5.5

menunjukkan memiliki pola yang sama antara hasil tahun 2012 dengan

2013. Persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perdesaan lebih

tinggi menyatakan sangat wajar atau wajar dibanding masyarakat di

perkotaan. Pada 2013 terlihat sekitar 66,46 persen masyarakat di perdesaan

atau turun 3,30 persen dibandingkan 2012 menyatakan perilaku seseorang

yang memberi uang/barang kepada tokoh informal (tokoh adat/

agama/masyarakat) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan

(pernikahan, khitanan, kematian) merupakan hal yang wajar/sangat wajar.

Tabel 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 4,89 6,16 2,50 4,65

Wajar 63,71 63,60 58,14 61,81

Kurang Wajar 10,33 9,25 12,30 11,83

Tidak Wajar 21,06 20,95 27,06 21,71

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

5,56

63,66

9,76

21,02

3,63

60,07

12,05

24,24

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 43

Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan

yang mengatakan wajar atau sangat wajar terhadap perilaku tersebut

sebesar 60,64 persen pada 2013 atau turun 7,96 persen dibandingkan angka

2012. Dengan kata lain, masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan lebih

banyak yang cenderung permisif dalam konteks perilaku tersebut.

Pola distribusi pendapat masyarakat agak berbeda apabila

pemberian uang/barang ditujukan kepada tokoh formal. Seperti yang

disajikan pada Gambar 5.6, lebih dari separuh masyarakat yakni sekitar

57,49 persen menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku

memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala

desa/Lurah) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan,

khitanan, kematian).

Gambar 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan

Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian), 2012–2013

Dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan,

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi. Pada 2013 persentase masyarakat di wilayah perkotaan yang

menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku memberi

uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala desa/Lurah)

ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan,

kematian) naik 2,82 persen dari 57,50 persen pada tahu tahun 2012 menjadi

60,32 persen pada tahun 2013.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,19

44,82

15,17

37,82

1,39

41,12

18,11

39,39

2012 2013

Page 67: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

42 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) 2012–2013

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, Tabel 5.5

menunjukkan memiliki pola yang sama antara hasil tahun 2012 dengan

2013. Persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perdesaan lebih

tinggi menyatakan sangat wajar atau wajar dibanding masyarakat di

perkotaan. Pada 2013 terlihat sekitar 66,46 persen masyarakat di perdesaan

atau turun 3,30 persen dibandingkan 2012 menyatakan perilaku seseorang

yang memberi uang/barang kepada tokoh informal (tokoh adat/

agama/masyarakat) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan

(pernikahan, khitanan, kematian) merupakan hal yang wajar/sangat wajar.

Tabel 5.5. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 4,89 6,16 2,50 4,65

Wajar 63,71 63,60 58,14 61,81

Kurang Wajar 10,33 9,25 12,30 11,83

Tidak Wajar 21,06 20,95 27,06 21,71

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

5,56

63,66

9,76

21,02

3,63

60,07

12,05

24,24

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 43

Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan

yang mengatakan wajar atau sangat wajar terhadap perilaku tersebut

sebesar 60,64 persen pada 2013 atau turun 7,96 persen dibandingkan angka

2012. Dengan kata lain, masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan lebih

banyak yang cenderung permisif dalam konteks perilaku tersebut.

Pola distribusi pendapat masyarakat agak berbeda apabila

pemberian uang/barang ditujukan kepada tokoh formal. Seperti yang

disajikan pada Gambar 5.6, lebih dari separuh masyarakat yakni sekitar

57,49 persen menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku

memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala

desa/Lurah) ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan,

khitanan, kematian).

Gambar 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan

Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian), 2012–2013

Dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan,

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi. Pada 2013 persentase masyarakat di wilayah perkotaan yang

menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku memberi

uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala desa/Lurah)

ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan,

kematian) naik 2,82 persen dari 57,50 persen pada tahu tahun 2012 menjadi

60,32 persen pada tahun 2013.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,19

44,82

15,17

37,82

1,39

41,12

18,11

39,39

2012 2013

Page 68: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

44 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi

Uang/Barang Kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,32 2,97 0,87 1,85

Wajar 41,18 48,11 38,81 43,20

Kurang Wajar 15,41 14,95 18,26 17,97

Tidak Wajar 42,09 33,94 42,06 36,98

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Secara umum, Lebih banyak masyarakat yang menyatakan bahwa

perilaku seseorang yang memberi uang/barang kepada tokoh informal

ketika menjelang hari raya keagamaan merupakan hal yang wajar/sangat

wajar. Gambar 5.7. memperlihatkan pada tahun 2013 lebih dari separuh

masyarakat menganggap perilaku memberi kepada tokoh informal sebagai

hal yang wajar atau sangat wajar. Persentasenya menurun dari 61,70 persen

pada 2012 menjadi 57,67 persen pada 2013.

Gambar 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

4,21

57,49

11,78

26,53

2,84

54,83

14,64

27,69

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 45

Bila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, distribusinya

menunjukkan pola yang sama antara hasil tahun 2012 dengan 2013.

Persentase masyarakat yang permisif di daerah perdesaan cenderung lebih

tinggi daripada di perkotaan. Dari Tabel 5.7 nampak bahwa pada 2013

sebanyak 60,78 persen masyarakat menyatakan perilaku seseorang yang

memberi uang/barang kepada tokoh informal ketika menjelang hari raya

keagamaan merupakan hal yang sangat wajar dan wajar.

Tabel 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 3,42 4,92 1,92 3,67

Wajar 56,61 58,28 52,31 57,11

Kurang Wajar 12,60 11,03 14,57 14,70

Tidak Wajar 27,36 25,67 31,20 24,52

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Gambar 5.8 merupakan perkembangan pendapat masyarakat terkait

dengan perilaku memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/

RW/Kepala desa/Lurah) ketika menjelang hari raya keagamaan. Terlihat

pola distribusi pendapat masyarakat agak berbeda dengan pemberian

uang/barang yang ditujukan kepada tokoh informal. Lebih banyak

masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang yang memberi

uang/barang kepada tokoh formal ketika menjelang hari raya keagamaan

merupakan hal yang kurang/tidak wajar jumlahnya lebih dari separuh yakni

sekitar 68,40 persen pada 2013 atau naik 3,15 persen dari tahun 2012

(65,25 persen).

Page 69: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

44 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.6. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi

Uang/Barang Kepada Tokoh Formal Ketika Suatu Keluarga Melaksanakan Hajatan (Pernikahan, Khitanan, Kematian) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,32 2,97 0,87 1,85

Wajar 41,18 48,11 38,81 43,20

Kurang Wajar 15,41 14,95 18,26 17,97

Tidak Wajar 42,09 33,94 42,06 36,98

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Secara umum, Lebih banyak masyarakat yang menyatakan bahwa

perilaku seseorang yang memberi uang/barang kepada tokoh informal

ketika menjelang hari raya keagamaan merupakan hal yang wajar/sangat

wajar. Gambar 5.7. memperlihatkan pada tahun 2013 lebih dari separuh

masyarakat menganggap perilaku memberi kepada tokoh informal sebagai

hal yang wajar atau sangat wajar. Persentasenya menurun dari 61,70 persen

pada 2012 menjadi 57,67 persen pada 2013.

Gambar 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

4,21

57,49

11,78

26,53

2,84

54,83

14,64

27,69

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 45

Bila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, distribusinya

menunjukkan pola yang sama antara hasil tahun 2012 dengan 2013.

Persentase masyarakat yang permisif di daerah perdesaan cenderung lebih

tinggi daripada di perkotaan. Dari Tabel 5.7 nampak bahwa pada 2013

sebanyak 60,78 persen masyarakat menyatakan perilaku seseorang yang

memberi uang/barang kepada tokoh informal ketika menjelang hari raya

keagamaan merupakan hal yang sangat wajar dan wajar.

Tabel 5.7. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Informal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 3,42 4,92 1,92 3,67

Wajar 56,61 58,28 52,31 57,11

Kurang Wajar 12,60 11,03 14,57 14,70

Tidak Wajar 27,36 25,67 31,20 24,52

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Gambar 5.8 merupakan perkembangan pendapat masyarakat terkait

dengan perilaku memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/

RW/Kepala desa/Lurah) ketika menjelang hari raya keagamaan. Terlihat

pola distribusi pendapat masyarakat agak berbeda dengan pemberian

uang/barang yang ditujukan kepada tokoh informal. Lebih banyak

masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang yang memberi

uang/barang kepada tokoh formal ketika menjelang hari raya keagamaan

merupakan hal yang kurang/tidak wajar jumlahnya lebih dari separuh yakni

sekitar 68,40 persen pada 2013 atau naik 3,15 persen dari tahun 2012

(65,25 persen).

Page 70: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

46 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013

Dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan,

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi. Berdasarkan Tabel 5.8. pada 2013 persentase masyarakat di

wilayah perkotaan yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala

desa/Lurah) ketika menjelang hari raya keagamaan naik 1,18 persen dari

67,88 persen pada tahun 2012 menjadi 69,06 persen pada tahun 2013.

Tabel 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi

Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,98 1,69 0,56 0,84

Wajar 31,13 35,35 30,38 31,36

Kurang Wajar 16,36 16,07 19,02 20,30

Tidak Wajar 51,52 46,79 50,04 47,51

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,350

33,350

16,210

49,040

,706

30,896

19,691

48,708

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 47

5.1.3. Perilaku di Tingkat Publik

Pada level publik dapat terlihat nilai-nilai yang masih dipegang dalam

tatanan masyarakat. Pengembangan sistem nilai dan sikap anti korupsi perlu

dilakukan oleh masyarakat umum. Karena salah satu akar penyebab korupsi

diduga selain berasal dari rendahnya integritas para pelakunya termasuk

juga dikarenakan masih kuatnya sikap permisif terhadap perilaku korupsi di

lingkungan publik oleh masyarakat

Pendapat masyarakat apakah cenderung permisif atau antikorupsi

dalam level publik pada bagian ini akan dilihat dari 12 variabel yakni :

1. Pendapat tentang perilaku seseorang yang menjamin keluarga /saudara

/teman agar diterima menjadi pegawai negeri atau swasta demi

mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan.

2. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang dalam

proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

3. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada

petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

4. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada

polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

5. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang damai kepada

polisi

6. Pendapat tentang perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah

7. Pendapat tentang perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah)

anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar.

8. Pendapat tentang perilaku guru yang meminta uang/barang dari

orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

9. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

10. Pendapat tentang perilaku pegawai yang melakukan pekerjaan/usaha

sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

11. Pendapat tentang perilaku membagikan uang/barang kepada calon

pemilih pelaksanaan PilkadesPemilu/Pilkada.

12. Pendapat tentang perilaku seseorang yang mengharapkan uang/barang

pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Salah satu akar budaya perilaku koruptif adalah sangat mementingkan

ikatan keluarga dan kesetiaan parokial lainnya dibandingkan faktor lain yang

Page 71: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

46 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan, 2012–2013

Dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan,

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi. Berdasarkan Tabel 5.8. pada 2013 persentase masyarakat di

wilayah perkotaan yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku memberi uang/barang kepada tokoh formal (ketua RT/RW/Kepala

desa/Lurah) ketika menjelang hari raya keagamaan naik 1,18 persen dari

67,88 persen pada tahun 2012 menjadi 69,06 persen pada tahun 2013.

Tabel 5.8. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Memberi

Uang/Barang kepada Tokoh Formal Ketika Menjelang Hari Raya Keagamaan Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,98 1,69 0,56 0,84

Wajar 31,13 35,35 30,38 31,36

Kurang Wajar 16,36 16,07 19,02 20,30

Tidak Wajar 51,52 46,79 50,04 47,51

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,350

33,350

16,210

49,040

,706

30,896

19,691

48,708

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 47

5.1.3. Perilaku di Tingkat Publik

Pada level publik dapat terlihat nilai-nilai yang masih dipegang dalam

tatanan masyarakat. Pengembangan sistem nilai dan sikap anti korupsi perlu

dilakukan oleh masyarakat umum. Karena salah satu akar penyebab korupsi

diduga selain berasal dari rendahnya integritas para pelakunya termasuk

juga dikarenakan masih kuatnya sikap permisif terhadap perilaku korupsi di

lingkungan publik oleh masyarakat

Pendapat masyarakat apakah cenderung permisif atau antikorupsi

dalam level publik pada bagian ini akan dilihat dari 12 variabel yakni :

1. Pendapat tentang perilaku seseorang yang menjamin keluarga /saudara

/teman agar diterima menjadi pegawai negeri atau swasta demi

mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan.

2. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang dalam

proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

3. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada

petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

4. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada

polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

5. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang damai kepada

polisi

6. Pendapat tentang perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah

7. Pendapat tentang perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah)

anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar.

8. Pendapat tentang perilaku guru yang meminta uang/barang dari

orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

9. Pendapat tentang perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

10. Pendapat tentang perilaku pegawai yang melakukan pekerjaan/usaha

sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

11. Pendapat tentang perilaku membagikan uang/barang kepada calon

pemilih pelaksanaan PilkadesPemilu/Pilkada.

12. Pendapat tentang perilaku seseorang yang mengharapkan uang/barang

pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Salah satu akar budaya perilaku koruptif adalah sangat mementingkan

ikatan keluarga dan kesetiaan parokial lainnya dibandingkan faktor lain yang

Page 72: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

48 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

lebih objektif seperti keahilan, kemampuan dan sebagainya. Dalam

masyarakat seperti Indonesia terdapat adat dimana sudah merupakan

kewajiban seseorang yang pertama adalah memperhatikan saudara

terdekatnya, kemudian trah atau sesama etniknya.

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.9 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 61,11 persen masyarakat atau naik 7,63 persen dibandingkan

tahun 2012 (53,48 persen) menyatakan bahwa perilaku seseorang yang

menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Gambar 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013

Sedangkan masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut

merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 38,89 persen. Artinya

meski ada sepertiga masyarakat yang menyatakan bahwa perilaku seseorang

yang menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal wajar atau sangat wajar meski masih lebih

banyak yang mengatakan sebaliknya (anti korupsi).

Secara umum domisili wilayah tempat tinggal memiliki perngaruh

yang cukup signifikan dengan tingkat permisif masyarakat khususnya pada

pendapat tentang perilaku seseorang yang menjamin keluarga/saudara/

teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta. Pada perilaku tersebut

dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

4,04

42,48

16,50

36,98

1,83

37,06

17,48

43,63

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 49

Dari Tabel 5.9 nampak pada 2013 sekitar 66,86 persen masyarakat di

wilayah perkotaan yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku seseorang yang menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima

menjadi pegawai negeri/swasta. Angka tersebut mengalami peningkatan

sebesar 7,38 persen dibandingkan tahun 2012 (59,48 persen). Sejalan

dengan masyarakat di wilayah perkotaan, peningkatan juga terlihat pada

masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan. Dimana semakin banyak yang

menganggap perilaku nepotisme tersebut merupakan hal yang kurang wajar

atau tidak wajar.

Tabel 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 3,16 4,84 1,45 2,18

Wajar 37,36 47,10 31,69 41,89

Kurang Wajar 16,75 16,27 16,53 18,33

Tidak Wajar 42,73 31,80 50,33 37,60

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang

yang memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal yang kurang/tidak wajar. Hal ini terlihat dari

Gambar 5.10 dimana lebih dari tiga perempat masyarakat menyatakan

kurang wajar dan tidak wajar terhadap perilaku tersebut. Persentasenya

naik dari 81,47 persen pada 2012 menjadi 84,27 persen pada 2013.

Komposisi masyarakat yang menyatakan bahwa perilaku tersebut

merupakan hal yang sangat wajar atau wajar kurang dari 20 persen yakni

16,73 persen pada 2013 atau turun 2,8 persen dibandingkan 2012 (19,53

persen).

Page 73: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

48 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

lebih objektif seperti keahilan, kemampuan dan sebagainya. Dalam

masyarakat seperti Indonesia terdapat adat dimana sudah merupakan

kewajiban seseorang yang pertama adalah memperhatikan saudara

terdekatnya, kemudian trah atau sesama etniknya.

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.9 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 61,11 persen masyarakat atau naik 7,63 persen dibandingkan

tahun 2012 (53,48 persen) menyatakan bahwa perilaku seseorang yang

menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Gambar 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta, 2012–2013

Sedangkan masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut

merupakan hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 38,89 persen. Artinya

meski ada sepertiga masyarakat yang menyatakan bahwa perilaku seseorang

yang menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal wajar atau sangat wajar meski masih lebih

banyak yang mengatakan sebaliknya (anti korupsi).

Secara umum domisili wilayah tempat tinggal memiliki perngaruh

yang cukup signifikan dengan tingkat permisif masyarakat khususnya pada

pendapat tentang perilaku seseorang yang menjamin keluarga/saudara/

teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta. Pada perilaku tersebut

dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan

persentase masyarakat yang tidak permisif di daerah perkotaan cenderung

lebih tinggi.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

4,04

42,48

16,50

36,98

1,83

37,06

17,48

43,63

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 49

Dari Tabel 5.9 nampak pada 2013 sekitar 66,86 persen masyarakat di

wilayah perkotaan yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku seseorang yang menjamin keluarga/saudara/teman agar diterima

menjadi pegawai negeri/swasta. Angka tersebut mengalami peningkatan

sebesar 7,38 persen dibandingkan tahun 2012 (59,48 persen). Sejalan

dengan masyarakat di wilayah perkotaan, peningkatan juga terlihat pada

masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan. Dimana semakin banyak yang

menganggap perilaku nepotisme tersebut merupakan hal yang kurang wajar

atau tidak wajar.

Tabel 5.9. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Menjamin Keluarga/Saudara/Teman agar Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 3,16 4,84 1,45 2,18

Wajar 37,36 47,10 31,69 41,89

Kurang Wajar 16,75 16,27 16,53 18,33

Tidak Wajar 42,73 31,80 50,33 37,60

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang

yang memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai

negeri/swasta merupakan hal yang kurang/tidak wajar. Hal ini terlihat dari

Gambar 5.10 dimana lebih dari tiga perempat masyarakat menyatakan

kurang wajar dan tidak wajar terhadap perilaku tersebut. Persentasenya

naik dari 81,47 persen pada 2012 menjadi 84,27 persen pada 2013.

Komposisi masyarakat yang menyatakan bahwa perilaku tersebut

merupakan hal yang sangat wajar atau wajar kurang dari 20 persen yakni

16,73 persen pada 2013 atau turun 2,8 persen dibandingkan 2012 (19,53

persen).

Page 74: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

50 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta,

2012–2013

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, Tabel 5.10

menunjukkan pola yang sama antara tahun 2012 dengan tahun 2013.

Persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perkotaan lebih tinggi

menyatakan kurang wajar dan tidak wajar dibandingkan dengan masyarakat

yang tinggal di wilayah perdesaan.

Tabel 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,38 1,45 0,27 0,98

Wajar 13,49 21,27 11,10 18,65

Kurang Wajar 12,20 14,15 11,97 16,11

Tidak Wajar 73,93 63,13 76,65 64,25

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pada 2013, sebesar 88,62 persen masyarakat yang tinggal di

perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang memberi uang/barang

dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta merupakan hal

yang kurang wajar dan tidak wajar. Angka ini naik, 3,08 persen dari 86,13

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,950

17,58113,222

68,250

1,650

15,08014,150

70,120

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 51

persen pada 2012. Dengan kata lain, masyarakat yang tinggal di wilayah

perkotaan lebih banyak yang tidak permisif terhadap perilaku tersebut.

Suap adalah salah satu bentuk korupsi yang paling dasar. Secara

umum di kehidupan sehari-hari memberi uang lebih sebagai bentuk terima

kasih seringkali dianggap sebagai hal yang wajar. Salah satu kebiasaan yang

berlaku umum di masyarakat adalah pemberian tanda terima kasih atas jasa

yang telah diberikan oleh petugas, baik dalam bentuk uang maupun barang.

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.11 menunjukkan hampir

separuh masyarakat, sebesar 42,80 persen berpendapat perilaku memberi

uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP

dan KK) sebagai hal yang wajar atau sangat wajar.

Gambar 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK), 2012–2013

Namun, masih lebih banyak masyarakat yang menyatakan bahwa

perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada petugas untuk

mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK) merupakan hal yang

kurang/tidak wajar Persentasenya meningkatdari 55,18 persen pada 2012

menjadi 57,2 persen pada 2013

Pada Tabel 5.11 secara umum memperlihatkan persentase

masyarakat yang tidak permisif terhadap perilaku seseorang yang memberi

uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP

dan KK) lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan. Hanya sebesar

52,33 persen masyarakat di daerah perdesaan menyatakan perilaku

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,067

42,754

15,565

39,620

,998

41,798

16,290

40,913

2012 2013

Page 75: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

50 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta,

2012–2013

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayahnya, Tabel 5.10

menunjukkan pola yang sama antara tahun 2012 dengan tahun 2013.

Persentase masyarakat yang berdomisili di wilayah perkotaan lebih tinggi

menyatakan kurang wajar dan tidak wajar dibandingkan dengan masyarakat

yang tinggal di wilayah perdesaan.

Tabel 5.10. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang/Barang dalam Proses Penerimaan Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,38 1,45 0,27 0,98

Wajar 13,49 21,27 11,10 18,65

Kurang Wajar 12,20 14,15 11,97 16,11

Tidak Wajar 73,93 63,13 76,65 64,25

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pada 2013, sebesar 88,62 persen masyarakat yang tinggal di

perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang memberi uang/barang

dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta merupakan hal

yang kurang wajar dan tidak wajar. Angka ini naik, 3,08 persen dari 86,13

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,950

17,58113,222

68,250

1,650

15,08014,150

70,120

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 51

persen pada 2012. Dengan kata lain, masyarakat yang tinggal di wilayah

perkotaan lebih banyak yang tidak permisif terhadap perilaku tersebut.

Suap adalah salah satu bentuk korupsi yang paling dasar. Secara

umum di kehidupan sehari-hari memberi uang lebih sebagai bentuk terima

kasih seringkali dianggap sebagai hal yang wajar. Salah satu kebiasaan yang

berlaku umum di masyarakat adalah pemberian tanda terima kasih atas jasa

yang telah diberikan oleh petugas, baik dalam bentuk uang maupun barang.

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.11 menunjukkan hampir

separuh masyarakat, sebesar 42,80 persen berpendapat perilaku memberi

uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP

dan KK) sebagai hal yang wajar atau sangat wajar.

Gambar 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK), 2012–2013

Namun, masih lebih banyak masyarakat yang menyatakan bahwa

perilaku seseorang yang memberi uang lebih kepada petugas untuk

mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK) merupakan hal yang

kurang/tidak wajar Persentasenya meningkatdari 55,18 persen pada 2012

menjadi 57,2 persen pada 2013

Pada Tabel 5.11 secara umum memperlihatkan persentase

masyarakat yang tidak permisif terhadap perilaku seseorang yang memberi

uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP

dan KK) lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan. Hanya sebesar

52,33 persen masyarakat di daerah perdesaan menyatakan perilaku

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,067

42,754

15,565

39,620

,998

41,798

16,290

40,913

2012 2013

Page 76: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

52 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK) sebagai hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Namun, sekitar 62,62 persen masyarakat di perkotaan yang menganggap

perilaku memberi uang/barang melebihi ketentuan sebagai hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Angka ini naik 1,93 persen dari tahun 2012 sebesar

60,69 persen.

Tabel 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,36 2,70 0,82 1,16

Wajar 37,95 47,08 36,57 46,50

Kurang Wajar 16,67 14,57 17,13 15,54

Tidak Wajar 44,02 35,64 45,49 36,79

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Selain mengukur penilaian suap dengan tujuan mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK), survei ini juga melihat seberapa tinggi tingkat

permisif masyarakat terkait pemberian uang lebih kepada polisi terkait

pengurusan SIM dan STNK. Gambar 5.12 menunjukkan secara umum relatif

lebih banyak masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

terhadap perilaku memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat

pengurusan SIM dan STNK sebesar 62,96 persen dari keseluruhan

masyarakat. Bila dibandingkan dengan 2012 terjadi peningkatan sebesar 2,2

persen.

Kendati demikian, persentase masyarakat yang menganggap perilaku

tersebut sebagai hal yang wajar atau sangat wajar masih sebesar 37,04

persen. Ini menunjukkan meski lebih besar persentase yang antikorupsi tapi

masih banyak masyarakat yang menganggap perilaku suap sebagai hal yang

lumrah/wajar.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 53

Gambar 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang Lebih Kepada Polisi Untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK, 2012–2013

Tabel 5.12 memperlihatkan bahwa proporsi masyarakat yang

menilai kurang wajar dan tidak wajar lebih tinggi di daerah perkotaan

daripada perdesaan. Pada 2013 sebesar 69,5 persen yang bertempat tinggal

di daerah perkotaan berpendapat kurang wajar atau tidak wajar perilaku

memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan

STNK. Sedangkan masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

sebesar 57,09 persen dari keseluruhan masyarakat di perdesaan

Tabel 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Polisi untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK

Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,11 1,89 0,68 1,23

Wajar 31,48 43,34 29,83 41,68

Kurang Wajar 17,17 15,00 16,91 17,53

Tidak Wajar 50,23 39,77 52,59 39,56

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.13 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 70,99 persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,52

37,72

16,03

44,73

0,97

36,07

17,24

45,72

2012 2013

Page 77: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

52 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK) sebagai hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Namun, sekitar 62,62 persen masyarakat di perkotaan yang menganggap

perilaku memberi uang/barang melebihi ketentuan sebagai hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Angka ini naik 1,93 persen dari tahun 2012 sebesar

60,69 persen.

Tabel 5.11. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Lebih kepada Petugas untuk Mempercepat Urusan Administrasi (KTP dan KK) Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,36 2,70 0,82 1,16

Wajar 37,95 47,08 36,57 46,50

Kurang Wajar 16,67 14,57 17,13 15,54

Tidak Wajar 44,02 35,64 45,49 36,79

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Selain mengukur penilaian suap dengan tujuan mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK), survei ini juga melihat seberapa tinggi tingkat

permisif masyarakat terkait pemberian uang lebih kepada polisi terkait

pengurusan SIM dan STNK. Gambar 5.12 menunjukkan secara umum relatif

lebih banyak masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

terhadap perilaku memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat

pengurusan SIM dan STNK sebesar 62,96 persen dari keseluruhan

masyarakat. Bila dibandingkan dengan 2012 terjadi peningkatan sebesar 2,2

persen.

Kendati demikian, persentase masyarakat yang menganggap perilaku

tersebut sebagai hal yang wajar atau sangat wajar masih sebesar 37,04

persen. Ini menunjukkan meski lebih besar persentase yang antikorupsi tapi

masih banyak masyarakat yang menganggap perilaku suap sebagai hal yang

lumrah/wajar.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 53

Gambar 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang Lebih Kepada Polisi Untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK, 2012–2013

Tabel 5.12 memperlihatkan bahwa proporsi masyarakat yang

menilai kurang wajar dan tidak wajar lebih tinggi di daerah perkotaan

daripada perdesaan. Pada 2013 sebesar 69,5 persen yang bertempat tinggal

di daerah perkotaan berpendapat kurang wajar atau tidak wajar perilaku

memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan

STNK. Sedangkan masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar

sebesar 57,09 persen dari keseluruhan masyarakat di perdesaan

Tabel 5.12. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang Memberi Uang Lebih kepada Polisi untuk Mempercepat Pengurusan SIM dan STNK

Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,11 1,89 0,68 1,23

Wajar 31,48 43,34 29,83 41,68

Kurang Wajar 17,17 15,00 16,91 17,53

Tidak Wajar 50,23 39,77 52,59 39,56

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Seperti yang disajikan pada Gambar 5.13 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 70,99 persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,52

37,72

16,03

44,73

0,97

36,07

17,24

45,72

2012 2013

Page 78: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

54 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

seseorang yang memberi uang damai kepada polisi merupakan hal yang

kurang wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami peningkatan sebesar

3,32 persen dibandingkan dengan tahun 2012 (67,67 persen).

Gambar 5.13. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Damai kepada Polisi, 2012-2013

Sedangkan masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut merupakan

hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 29,01 persen. Walaupun lebih

banyak masyarakat yang tidak permisif, tetapi masih terdapat hampir

sepertiga yang permisif terhadap perilaku tersebut.

Tabel 5.13. Perkembangan Persentasae Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang Damai kepada Polisi Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,90 1,55 0,60 0,76

Wajar 23,28 38,12 20,98 34,93

Kurang Wajar 16,28 16,67 15,92 20,22

Tidak Wajar 59,53 43,49 62,50 44,09

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayah tempat tinggal

masyarakat, dari Tabel 5.13 nampak bahwa persentase masyarakat yang

berdomisili di wilayah perkotaan lebih tinggi menyatakan kurang wajar dan

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,24

31,09

16,48

51,19

0,69

28,32

18,18

52,81

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 55

tidak wajar dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah

perdesaan. Pola ini berulang kembali pada tahun 2013. Sebesar 78,42 persen

masyarakat yang tinggal di perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang

memberi uang damai kepada polisi merupakan hal yang kurang wajar dan

tidak wajar. Angka ini naik 2,61 persen dari 75,81 persen pada 2012.

Perilaku boleh tidaknya

penghulu (petugas KUA)

menerima amplop atau uang

terkait biaya pencatatan nikah

belakangan menjadi polemik.

Akhirnya Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dan Kementerian

Agama (Kemenag) menyepakati,

penghulu dilarang untuk menerima apalagi meminta amplop dan atau uang

tanda terima kasih atau transport terkait tugasnya sebagai pencatat nikah.

Dasarnya adalah perilaku tersebut masuk dalam kategori penerimaan janji

atau gratifikasi sesuai pasal 12B Undang-Undang (UU) Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Survei ini juga melihat seberapa tinggi tingkat permisif masyarakat

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transpor

ke tempat acara akad nikah.

Gambar 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA

yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2012–2013

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,49

31,54

19,05

47,92

0,66

27,54

18,47

53,33

2012 2013

Lebih dari dua pertiga responden tidak permisif

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Page 79: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

54 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

seseorang yang memberi uang damai kepada polisi merupakan hal yang

kurang wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami peningkatan sebesar

3,32 persen dibandingkan dengan tahun 2012 (67,67 persen).

Gambar 5.13. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang Damai kepada Polisi, 2012-2013

Sedangkan masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut merupakan

hal yang wajar atau sangat wajar sebesar 29,01 persen. Walaupun lebih

banyak masyarakat yang tidak permisif, tetapi masih terdapat hampir

sepertiga yang permisif terhadap perilaku tersebut.

Tabel 5.13. Perkembangan Persentasae Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang yang

Memberi Uang Damai kepada Polisi Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,90 1,55 0,60 0,76

Wajar 23,28 38,12 20,98 34,93

Kurang Wajar 16,28 16,67 15,92 20,22

Tidak Wajar 59,53 43,49 62,50 44,09

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Apabila dilihat berdasarkan domisili wilayah tempat tinggal

masyarakat, dari Tabel 5.13 nampak bahwa persentase masyarakat yang

berdomisili di wilayah perkotaan lebih tinggi menyatakan kurang wajar dan

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,24

31,09

16,48

51,19

0,69

28,32

18,18

52,81

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 55

tidak wajar dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah

perdesaan. Pola ini berulang kembali pada tahun 2013. Sebesar 78,42 persen

masyarakat yang tinggal di perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang

memberi uang damai kepada polisi merupakan hal yang kurang wajar dan

tidak wajar. Angka ini naik 2,61 persen dari 75,81 persen pada 2012.

Perilaku boleh tidaknya

penghulu (petugas KUA)

menerima amplop atau uang

terkait biaya pencatatan nikah

belakangan menjadi polemik.

Akhirnya Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dan Kementerian

Agama (Kemenag) menyepakati,

penghulu dilarang untuk menerima apalagi meminta amplop dan atau uang

tanda terima kasih atau transport terkait tugasnya sebagai pencatat nikah.

Dasarnya adalah perilaku tersebut masuk dalam kategori penerimaan janji

atau gratifikasi sesuai pasal 12B Undang-Undang (UU) Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Survei ini juga melihat seberapa tinggi tingkat permisif masyarakat

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transpor

ke tempat acara akad nikah.

Gambar 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA

yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah, 2012–2013

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,49

31,54

19,05

47,92

0,66

27,54

18,47

53,33

2012 2013

Lebih dari dua pertiga responden tidak permisif

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Page 80: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

56 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Berdasarkan Gambar 5.14 menunjukkan secara umum relatif lebih

banyak masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku tersebut. Sekitar 71,80 persen atau naik 5,80 persen dibandingkan

tahun 2012 (65,97 persen). Lebih dari dua pertiga masyarakat tidak permisif

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transpor

ke tempat acara akad nikah.

Seperti yang disajikan pada Tabel 5.14 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 73,86 persen masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan

menyatakan bahwa perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4,35

persen dibandingkan dengan tahun 2012 (69,51 persen).

Tabel 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA

yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,92 2,01 0,74 0,58

Wajar 29,57 33,32 25,40 29,47

Kurang Wajar 18,05 19,95 18,02 18,87

Tidak Wajar 51,46 44,72 55,84 51,07

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan sebesar

69,94 persen menyatakan perilaku tersebut merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Artinya meski tidak berbeda signifikan, masyarakat

yang tinggal di wilayah perkotaan lebih banyak yang tidak permisif terhadap

perilaku tersebut dibandingkan masyarakat yang tinggal di perdesaan.

Perilaku korupsi semakin lama semakin berkembang dan masuk ke

berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan yang seyogyanya menjadi salah

satu kanal dalam menginternalisasi pendidikan dan budaya anti korupsi

Untuk itu perlu perilaku aktif, tidak permisif dari masyarakat untuk

mencegah perilaku koruptif di lingkungannya termasuk di sekolah.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 57

Gambar 5.15 memperlihatkan pada 2013 separuh lebih masyarakat,

sebesar 69,69 atau naik sebesar 5,15 persen dibandingkan 2012 (64,54

persen) yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap guru mendapat

jaminan (jatah) anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia

mengajar. Dalam kata lain, meski lebih banyak yang tidak permisif, tetapi

terdapat sekitar sepertiga masyarakat yang masih menganggap wajar atau

sangat wajar terhadap perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah)

anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar.

Gambar 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya

Mengajar, 2012–2013

Secara umum tidak terdapat perbedaan persentase yang besar antara

laki-laki maupun perempuan. Walaupun secara umum lebih tinggi

persentase laki-laki yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar

terhadap perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah) anaknya dapat

diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar dibandingkan perempuan.

Pada 2013 sebesar 71,12 persen untuk laki-laki dan 68,58 persen untuk

perempuan berpendapat kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku

tersebut. Angka keduanya mengalami peningkatan sekitar 4-5 persen

dibandingkan 2012.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,26

33,20

17,54

47,00

1,00

29,31

20,20

49,49

2012 2013

Page 81: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

56 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Berdasarkan Gambar 5.14 menunjukkan secara umum relatif lebih

banyak masyarakat yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku tersebut. Sekitar 71,80 persen atau naik 5,80 persen dibandingkan

tahun 2012 (65,97 persen). Lebih dari dua pertiga masyarakat tidak permisif

terkait perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan untuk transpor

ke tempat acara akad nikah.

Seperti yang disajikan pada Tabel 5.14 menunjukkan pada tahun

2013, sebesar 73,86 persen masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan

menyatakan bahwa perilaku petugas KUA yang meminta uang tambahan

untuk transpor ke tempat acara akad nikah merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4,35

persen dibandingkan dengan tahun 2012 (69,51 persen).

Tabel 5.14. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Petugas KUA

yang Meminta Uang Tambahan untuk Transpor ke Tempat Acara Akad Nikah Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,92 2,01 0,74 0,58

Wajar 29,57 33,32 25,40 29,47

Kurang Wajar 18,05 19,95 18,02 18,87

Tidak Wajar 51,46 44,72 55,84 51,07

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan sebesar

69,94 persen menyatakan perilaku tersebut merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar. Artinya meski tidak berbeda signifikan, masyarakat

yang tinggal di wilayah perkotaan lebih banyak yang tidak permisif terhadap

perilaku tersebut dibandingkan masyarakat yang tinggal di perdesaan.

Perilaku korupsi semakin lama semakin berkembang dan masuk ke

berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan yang seyogyanya menjadi salah

satu kanal dalam menginternalisasi pendidikan dan budaya anti korupsi

Untuk itu perlu perilaku aktif, tidak permisif dari masyarakat untuk

mencegah perilaku koruptif di lingkungannya termasuk di sekolah.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 57

Gambar 5.15 memperlihatkan pada 2013 separuh lebih masyarakat,

sebesar 69,69 atau naik sebesar 5,15 persen dibandingkan 2012 (64,54

persen) yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap guru mendapat

jaminan (jatah) anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia

mengajar. Dalam kata lain, meski lebih banyak yang tidak permisif, tetapi

terdapat sekitar sepertiga masyarakat yang masih menganggap wajar atau

sangat wajar terhadap perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah)

anaknya dapat diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar.

Gambar 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya

Mengajar, 2012–2013

Secara umum tidak terdapat perbedaan persentase yang besar antara

laki-laki maupun perempuan. Walaupun secara umum lebih tinggi

persentase laki-laki yang menyatakan kurang wajar atau tidak wajar

terhadap perilaku guru yang mendapatkan jaminan (jatah) anaknya dapat

diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar dibandingkan perempuan.

Pada 2013 sebesar 71,12 persen untuk laki-laki dan 68,58 persen untuk

perempuan berpendapat kurang wajar atau tidak wajar terhadap perilaku

tersebut. Angka keduanya mengalami peningkatan sekitar 4-5 persen

dibandingkan 2012.

0

10

20

30

40

50

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

2,26

33,20

17,54

47,00

1,00

29,31

20,20

49,49

2012 2013

Page 82: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

58 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya

Mengajar Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 2,18 2,34 0,92 1,07

Wajar 31,28 34,79 27,97 30,35

Kurang Wajar 17,54 17,54 20,45 20,01

Tidak Wajar 48,92 45,24 50,67 48,57

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Aspek pemerasan (extortion) di sektor pendidikan tergambar dari

variabel pendapat tentang perilaku guru yang meminta uang/barang dari

orang tua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor. Gambar 5.16.

memperlihatkan sekitar 87,49 persen atau naik 5,17 persen dibandingkan

2012 (83,23 persen) yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku tersebut. Sedangkan sisanya, sebesar 12,51 persen atau turun 4,16

persen dari 16,67 persen pada tahun 2012 menyatakan perilaku guru yang

meminta uang/barang dari orang tua murid ketika kenaikan

kelas/penerimaan rapor merupakan hal yang lumrah/wajar atau sangat

wajar.

Gambar 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru

yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/ Penerimaan Rapor, 2012–2013

Tabel 5.16 menunjukkan, apabila dilihat dari jenis kelamin, maka

lebih banyak laki-laki yang menilai kurang wajar atau tidak wajar perilaku

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

,709

16,056 14,641

68,594

,30011,770 15,930

72,010

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 59

guru yang meminta uang/barang dari orang tua murid ketika kenaikan

kelas/penerimaan rapor, jumlahnya sekitar 89,45 persen.

Tabel 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta

Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 0,88 0,56 0,25 0,34

Wajar 14,06 17,71 10,30 12,91

Kurang Wajar 14,70 14,59 15,67 16,12

Tidak Wajar 70,32 67,04 73,78 70,62

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sementara untuk perempuan yang menyatakan kurang wajar atau

tidak wajar persentasenya relatif lebih kecil yakni sekitar 86,74 persen.

Angka keduanya mengalami peningkatan masing-masing 4,43 persen (laki-

laki) dan 5,11 persen (perempuan) dibandingkan 2012.

Aspek penyuapan (bribery) dalam dunia pendidikan seperti yang

disajikan pada Gambar 5.17 terlihat sekitar 88,17 persen responden atau

naik 4,12 persen dibandingkan 2012 (84,05 persen) menilai kurang wajar

atau tidak wajar terhadap perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada pihak sekolah agar anaknya diterima di sekolah tersebut.

Gambar 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut, 2012–2013

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

0,91

14,96 16,64

67,41

0,39

11,4417,80

70,37

2012 2013

Page 83: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

58 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.15. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Mendapatkan Jaminan (Jatah) agar Anaknya Diterima di Sekolah Tempatnya

Mengajar Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 2,18 2,34 0,92 1,07

Wajar 31,28 34,79 27,97 30,35

Kurang Wajar 17,54 17,54 20,45 20,01

Tidak Wajar 48,92 45,24 50,67 48,57

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Aspek pemerasan (extortion) di sektor pendidikan tergambar dari

variabel pendapat tentang perilaku guru yang meminta uang/barang dari

orang tua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor. Gambar 5.16.

memperlihatkan sekitar 87,49 persen atau naik 5,17 persen dibandingkan

2012 (83,23 persen) yang menilai kurang wajar atau tidak wajar terhadap

perilaku tersebut. Sedangkan sisanya, sebesar 12,51 persen atau turun 4,16

persen dari 16,67 persen pada tahun 2012 menyatakan perilaku guru yang

meminta uang/barang dari orang tua murid ketika kenaikan

kelas/penerimaan rapor merupakan hal yang lumrah/wajar atau sangat

wajar.

Gambar 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru

yang Meminta Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/ Penerimaan Rapor, 2012–2013

Tabel 5.16 menunjukkan, apabila dilihat dari jenis kelamin, maka

lebih banyak laki-laki yang menilai kurang wajar atau tidak wajar perilaku

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

,709

16,056 14,641

68,594

,30011,770 15,930

72,010

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 59

guru yang meminta uang/barang dari orang tua murid ketika kenaikan

kelas/penerimaan rapor, jumlahnya sekitar 89,45 persen.

Tabel 5.16. Perkembangan Persentase Pendapat tentang Perilaku Seseorang Guru yang Meminta

Uang/Barang dari Orang Tua Murid Ketika Kenaikan Kelas/Penerimaan Rapor Menurut Jenis Kelamin, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 0,88 0,56 0,25 0,34

Wajar 14,06 17,71 10,30 12,91

Kurang Wajar 14,70 14,59 15,67 16,12

Tidak Wajar 70,32 67,04 73,78 70,62

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sementara untuk perempuan yang menyatakan kurang wajar atau

tidak wajar persentasenya relatif lebih kecil yakni sekitar 86,74 persen.

Angka keduanya mengalami peningkatan masing-masing 4,43 persen (laki-

laki) dan 5,11 persen (perempuan) dibandingkan 2012.

Aspek penyuapan (bribery) dalam dunia pendidikan seperti yang

disajikan pada Gambar 5.17 terlihat sekitar 88,17 persen responden atau

naik 4,12 persen dibandingkan 2012 (84,05 persen) menilai kurang wajar

atau tidak wajar terhadap perilaku seseorang yang memberi uang/barang

kepada pihak sekolah agar anaknya diterima di sekolah tersebut.

Gambar 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut, 2012–2013

0

20

40

60

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

0,91

14,96 16,64

67,41

0,39

11,4417,80

70,37

2012 2013

Page 84: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

60 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Sedangkan sisanya, sebesar 11,83 persen atau turun 4,04 persen

dibandingkan 2012 (15,87 persen) menyatakan sangat wajar atau wajar

terhadap perilaku tersebut.

Berdasarkan jenis kelamin, Tabel 5.17 memperlihatkan pola yang

sama dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sebanyak 88,61 persen

laki-laki menyatakan bahwa perilaku perilaku seseorang yang memberi

uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya diterima di sekolah

tersebut adalah hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Tabel 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut Menurut Jenis Kelamin. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 0,99 0,84 0,32 0,44

Wajar 13,74 15,98 11,08 11,72

Kurang Wajar 17,12 16,25 17,06 18,38

Tidak Wajar 68,15 66,93 71,55 69,46

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan perempuan yang menyatakan perilaku tersebut adalah

hal yang kurang wajar atau tidak wajar lebih besar yakni 87,84 persen.

Persentase laki-laki yang tidak permisif terkait perilaku tersebut sedikit

lebih tinggi daripada perempuan. Angka keduanya mengalami peningkatan

sekitar 3-4 persen dibandingkan 2012.

Gambar 5.18 memperlihatkan lebih dari tiga perempat masyarakat,

sebesar 88,04 persen atau naik 0,81 persen dari 87,23 persen pada 2012

menilai kurang wajar atau tidak wajar perilaku seseorang pegawai yang

melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 61

Gambar 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya Pada Saat Jam Kerja,

2012–2013

Tabel 5.18 menunjukkan proporsi masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah perkotaan yang anti korupsi maupun yang permisif tidak

jauh berbeda dengan masyarakat di perdesaan

Tabel 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya pada Saat Jam Kerja

Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,61 0,91 0,37 0,29

Wajar 10,18 13,65 11,01 12,20

Kurang Wajar 15,01 17,69 15,02 18,23

Tidak Wajar 74,20 67,75 73,61 69,28

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Berbagai studi yang dilakukan lembaga anti korupsi, termasuk oleh

Komisi Pemberantasan Umum (KPK) menunjukkan bahwa praktek korupsi

dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satu yang utama adalah politik

uang.

Bahkan KPK menilai ada dua penyebab utama korupsi di Indonesia.

yaitu, politik uang dalam pemilihan umum dan korupsi partai politik. Selama

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

0,77

12,0016,42

70,81

0,33

11,63 16,71

71,33

2012 2013

Page 85: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

60 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Sedangkan sisanya, sebesar 11,83 persen atau turun 4,04 persen

dibandingkan 2012 (15,87 persen) menyatakan sangat wajar atau wajar

terhadap perilaku tersebut.

Berdasarkan jenis kelamin, Tabel 5.17 memperlihatkan pola yang

sama dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sebanyak 88,61 persen

laki-laki menyatakan bahwa perilaku perilaku seseorang yang memberi

uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya diterima di sekolah

tersebut adalah hal yang kurang wajar atau tidak wajar.

Tabel 5.17. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang

yang Memberi Uang/Barang kepada Pihak Sekolah agar Anaknya Diterima di Sekolah Tersebut Menurut Jenis Kelamin. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Sangat Wajar 0,99 0,84 0,32 0,44

Wajar 13,74 15,98 11,08 11,72

Kurang Wajar 17,12 16,25 17,06 18,38

Tidak Wajar 68,15 66,93 71,55 69,46

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan perempuan yang menyatakan perilaku tersebut adalah

hal yang kurang wajar atau tidak wajar lebih besar yakni 87,84 persen.

Persentase laki-laki yang tidak permisif terkait perilaku tersebut sedikit

lebih tinggi daripada perempuan. Angka keduanya mengalami peningkatan

sekitar 3-4 persen dibandingkan 2012.

Gambar 5.18 memperlihatkan lebih dari tiga perempat masyarakat,

sebesar 88,04 persen atau naik 0,81 persen dari 87,23 persen pada 2012

menilai kurang wajar atau tidak wajar perilaku seseorang pegawai yang

melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 61

Gambar 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya Pada Saat Jam Kerja,

2012–2013

Tabel 5.18 menunjukkan proporsi masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah perkotaan yang anti korupsi maupun yang permisif tidak

jauh berbeda dengan masyarakat di perdesaan

Tabel 5.18. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Perilaku Seseorang Pegawai yang Melakukan Pekerjaan/Usaha Sampingan di Luar Tugasnya pada Saat Jam Kerja

Menurut Domisili Wilayah. 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 0,61 0,91 0,37 0,29

Wajar 10,18 13,65 11,01 12,20

Kurang Wajar 15,01 17,69 15,02 18,23

Tidak Wajar 74,20 67,75 73,61 69,28

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Berbagai studi yang dilakukan lembaga anti korupsi, termasuk oleh

Komisi Pemberantasan Umum (KPK) menunjukkan bahwa praktek korupsi

dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satu yang utama adalah politik

uang.

Bahkan KPK menilai ada dua penyebab utama korupsi di Indonesia.

yaitu, politik uang dalam pemilihan umum dan korupsi partai politik. Selama

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

0,77

12,0016,42

70,81

0,33

11,63 16,71

71,33

2012 2013

Page 86: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

62 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

pada saat pemilihan umum baik legislatif, kepala daerah,maupun presiden,

semua calon yang didukung dari partai politik harus mengeluarkan uang

banyak untuk biaya kampanye maka pada saat terpilih, mereka harus

mengembalikan uang yang telah dikeluarkan tersebut. "

Survei ini melihat bagaimana pendapat masyarakat terkait perilaku

terkait politik uang. Secara umum Gambar 5.19 menyajikan lebih dari

separuh masyarakat menyatakan perilaku membagikan uang/barang kepada

calon pemilih pelaksanaan pemilu/pilkada merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar, sebesar 72,56 persen atau turun tipis 0,39 persen

dari 72,17 persen pada tahun 2012.

Gambar 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan

Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013

Meski tidak terlalu besar, masih ada masyarakat yang masih permisif

terhadap praktek politik uang. Persentase masyarakat yang berpendapat

wajar perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan

pemilu/pilkada mencapai 27,44 persen. Yang menarik adalah apabila dilihat

hanya dari satu kategori saja yakni kategori wajar maka terlihat terjadi

peningkatan persentase sebesar 0,35 persen masyarakat yang menyatakan

wajar terhadap perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih

pelaksanaan pemilu/pilkada

Apabila dilihat dari domisili wilayah masyarakat. Tabel 5.19

menunjukkan lebih tinggi masyarakat yang berada di perkotaan menyatakan

perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,54

26,29

15,71

56,46

0,79

26,64

15,14

57,42

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 63

pemilu/pilkada merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Pada

2013 jumlahnya sekitar 75,49 persen (tidak ada perubahan dengan angka

2012).

Sedangkan masyarakat yang tinggal di perdesaan yang menyatakan

perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar 69,95 persen.

Masyarakat di daerah perdesaan cenderung lebih permisif daripada

masyarakat di daerah perkotaan terhadap perilaku ini.

Tabel 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan

Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,08 1,96 0,61 0,94

Wajar 23,43 28,88 23,90 29,11

Kurang Wajar 15,66 15,75 15,03 15,25

Tidak Wajar 59,83 53,38 60,46 54,70

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang yang

membagikan uang/barang kepada calon pemilih pada pelaksanaan

pilkades/pilkada/pemilu merupakan hal yang kurang/tidak wajar. Seperti

yang disajikan pada Gambar 5.20 menunjukkan pada tahun 2013, sebesar

72,69 persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku tersebut merupakan

hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami penurunan

tipis sebesar 0,22 persen dari 72,91 persen pada tahun 2012. Sedangkan

masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut merupakan hal yang wajar

atau sangat wajar pada 2013 sebesar 27,32 persen. Walaupun lebih banyak

masyarakat yang tidak permisif, tetapi masih terdapat hampir sepertiga yang

permisif terhadap perilaku tersebut.

Page 87: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

62 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

pada saat pemilihan umum baik legislatif, kepala daerah,maupun presiden,

semua calon yang didukung dari partai politik harus mengeluarkan uang

banyak untuk biaya kampanye maka pada saat terpilih, mereka harus

mengembalikan uang yang telah dikeluarkan tersebut. "

Survei ini melihat bagaimana pendapat masyarakat terkait perilaku

terkait politik uang. Secara umum Gambar 5.19 menyajikan lebih dari

separuh masyarakat menyatakan perilaku membagikan uang/barang kepada

calon pemilih pelaksanaan pemilu/pilkada merupakan hal yang kurang

wajar atau tidak wajar, sebesar 72,56 persen atau turun tipis 0,39 persen

dari 72,17 persen pada tahun 2012.

Gambar 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan

Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013

Meski tidak terlalu besar, masih ada masyarakat yang masih permisif

terhadap praktek politik uang. Persentase masyarakat yang berpendapat

wajar perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan

pemilu/pilkada mencapai 27,44 persen. Yang menarik adalah apabila dilihat

hanya dari satu kategori saja yakni kategori wajar maka terlihat terjadi

peningkatan persentase sebesar 0,35 persen masyarakat yang menyatakan

wajar terhadap perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih

pelaksanaan pemilu/pilkada

Apabila dilihat dari domisili wilayah masyarakat. Tabel 5.19

menunjukkan lebih tinggi masyarakat yang berada di perkotaan menyatakan

perilaku membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,54

26,29

15,71

56,46

0,79

26,64

15,14

57,42

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 63

pemilu/pilkada merupakan hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Pada

2013 jumlahnya sekitar 75,49 persen (tidak ada perubahan dengan angka

2012).

Sedangkan masyarakat yang tinggal di perdesaan yang menyatakan

perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar 69,95 persen.

Masyarakat di daerah perdesaan cenderung lebih permisif daripada

masyarakat di daerah perkotaan terhadap perilaku ini.

Tabel 5.19. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Membagikan

Uang/Barang kepada Calon Pemilih pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,08 1,96 0,61 0,94

Wajar 23,43 28,88 23,90 29,11

Kurang Wajar 15,66 15,75 15,03 15,25

Tidak Wajar 59,83 53,38 60,46 54,70

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa perilaku seseorang yang

membagikan uang/barang kepada calon pemilih pada pelaksanaan

pilkades/pilkada/pemilu merupakan hal yang kurang/tidak wajar. Seperti

yang disajikan pada Gambar 5.20 menunjukkan pada tahun 2013, sebesar

72,69 persen masyarakat menyatakan bahwa perilaku tersebut merupakan

hal yang kurang wajar atau tidak wajar. Angka ini mengalami penurunan

tipis sebesar 0,22 persen dari 72,91 persen pada tahun 2012. Sedangkan

masyarakat yang menyatakan perilaku tersebut merupakan hal yang wajar

atau sangat wajar pada 2013 sebesar 27,32 persen. Walaupun lebih banyak

masyarakat yang tidak permisif, tetapi masih terdapat hampir sepertiga yang

permisif terhadap perilaku tersebut.

Page 88: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

64 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang

Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013

Sama halnya dengan variabel sebelumnya, bila dilihat dari domisili

wilayah masyarakat. Tabel 5.20 menunjukkan lebih tinggi masyarakat yang

berada di perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang mengharapkan

uang/barang pada pelaksanaan pilkades/pilkada/pemilu merupakan hal

yang kurang wajar atau tidak wajar.

Tabel 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu

Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,81 1,53 0,65 0,84

Wajar 23,17 27,45 25,55 27,48

Kurang Wajar 18,01 18,17 17,39 17,42

Tidak Wajar 57,01 52,82 56,41 54,26

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pada 2013 jumlahnya sekitar 73,8 persen (turun 1,22 persen dari

75,02 persen pada 2012). Sedangkan masyarakat yang tinggal di perdesaan

yang menyatakan perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar

71,68 persen atau mengalami peningkatan 0,69 persen dari 70,99 persen

pada 2012. Artinya masyarakat di daerah perdesaan semakin tinggi yang

cenderung lebih permisif daripada masyarakat di daerah perkotaan terhadap

perilaku ini.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,66

25,42

18,09

54,82

0,75

26,57

17,41

55,28

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 65

5.2. Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik Komitmen perilaku anti korupsi diuji ketika berbenturan dengan

kepentingan. Salah satunya adalah ketika berhubungan langsung dengan

pelayanan publik. Survei ini ingin melihat pengalaman masyarakat dalam

berhubungan dengan pelayanan publik, bagaimana respon atau tanggapan

masyarakat ketika menemui bentuk-bentuk korupsi seperti pemerasan atau

berpeluang melakukan penyuapan saat mengakses layanan publik..

Institusi layanan publik yang dicakup dalam survei ini adalah layanan

publik yang paling banyak diakses dan terkait langsung dengan kehidupan

sehari-hari warga masyarakat meliputi layanan yang dilakukan oleh :

1. Pengurus RT/RW (misalnya dalam mengurus surat pengantar KTP, KK,

SKTM, dan lain-lain)

SKTM adalah surat keterangan tidak mampu atau biasa dikenal dengan

surat miskin. Dan lain-lain termasuk izin keramaian, lapor kedatangan

tamu menginap 2x24 jam, dan sebagainya.

2. Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan (misalnya dalam

mengurus KTP, KK, SKTM, dan lain-lain)

3. Petugas Polisi (misalnya dalam mengurus SIM, STNK, SKCK, dan

pelaporan kehilangan)

SIM adalah surat izin mengemudi, STNK adalah Surat tanda nomor

kendaraan. SKCK adalah surat keterangan catatan kepolisian atau dahulu

dikenal dengan nama surat keterangan kelakukan baik.

4. Petugas PLN (misalnya dalam mendapatkan pemasangan awal, dan

layanan gangguan listrik, penambahan daya, pengurangan daya, ganti

sistem meteran (digital-analog), dan sebagainya)

5. Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas (misalnya dalam menunggu antrian

rawat jalan dan atau mendapatkan kamar rawat inap)

Termasuk layanan kesehatan milik pemerintah pusat maupun daerah

lainnya misal Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah Sakit Bersalin,

Rumah Sakit Khusus, dan sebagainya.

6. Guru/Kepala Sekolah (misalnya dalam proses penerimaan masuk

sekolah negeri, termasuk layanan administrasi sekolah lainnya.

7. Petugas Lembaga Peradilan (misalnya dalam urusan peradilan tilang dan

atau peradilan umum)

Page 89: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

64 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang

Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu, 2012–2013

Sama halnya dengan variabel sebelumnya, bila dilihat dari domisili

wilayah masyarakat. Tabel 5.20 menunjukkan lebih tinggi masyarakat yang

berada di perkotaan menyatakan perilaku seseorang yang mengharapkan

uang/barang pada pelaksanaan pilkades/pilkada/pemilu merupakan hal

yang kurang wajar atau tidak wajar.

Tabel 5.20. Perkembangan Persentase Pendapat Masyarakat tentang Seseorang yang Mengharapkan Uang/Barang pada Pelaksanaan Pilkades/Pilkada/Pemilu

Menurut Domisili Wilayah, 2012-2013

Pendapat 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Sangat Wajar 1,81 1,53 0,65 0,84

Wajar 23,17 27,45 25,55 27,48

Kurang Wajar 18,01 18,17 17,39 17,42

Tidak Wajar 57,01 52,82 56,41 54,26

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pada 2013 jumlahnya sekitar 73,8 persen (turun 1,22 persen dari

75,02 persen pada 2012). Sedangkan masyarakat yang tinggal di perdesaan

yang menyatakan perilaku tersebut kurang wajar atau tidak wajar sebesar

71,68 persen atau mengalami peningkatan 0,69 persen dari 70,99 persen

pada 2012. Artinya masyarakat di daerah perdesaan semakin tinggi yang

cenderung lebih permisif daripada masyarakat di daerah perkotaan terhadap

perilaku ini.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Wajar Wajar Kurang Wajar Tidak Wajar

1,66

25,42

18,09

54,82

0,75

26,57

17,41

55,28

2012 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 65

5.2. Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik Komitmen perilaku anti korupsi diuji ketika berbenturan dengan

kepentingan. Salah satunya adalah ketika berhubungan langsung dengan

pelayanan publik. Survei ini ingin melihat pengalaman masyarakat dalam

berhubungan dengan pelayanan publik, bagaimana respon atau tanggapan

masyarakat ketika menemui bentuk-bentuk korupsi seperti pemerasan atau

berpeluang melakukan penyuapan saat mengakses layanan publik..

Institusi layanan publik yang dicakup dalam survei ini adalah layanan

publik yang paling banyak diakses dan terkait langsung dengan kehidupan

sehari-hari warga masyarakat meliputi layanan yang dilakukan oleh :

1. Pengurus RT/RW (misalnya dalam mengurus surat pengantar KTP, KK,

SKTM, dan lain-lain)

SKTM adalah surat keterangan tidak mampu atau biasa dikenal dengan

surat miskin. Dan lain-lain termasuk izin keramaian, lapor kedatangan

tamu menginap 2x24 jam, dan sebagainya.

2. Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan (misalnya dalam

mengurus KTP, KK, SKTM, dan lain-lain)

3. Petugas Polisi (misalnya dalam mengurus SIM, STNK, SKCK, dan

pelaporan kehilangan)

SIM adalah surat izin mengemudi, STNK adalah Surat tanda nomor

kendaraan. SKCK adalah surat keterangan catatan kepolisian atau dahulu

dikenal dengan nama surat keterangan kelakukan baik.

4. Petugas PLN (misalnya dalam mendapatkan pemasangan awal, dan

layanan gangguan listrik, penambahan daya, pengurangan daya, ganti

sistem meteran (digital-analog), dan sebagainya)

5. Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas (misalnya dalam menunggu antrian

rawat jalan dan atau mendapatkan kamar rawat inap)

Termasuk layanan kesehatan milik pemerintah pusat maupun daerah

lainnya misal Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah Sakit Bersalin,

Rumah Sakit Khusus, dan sebagainya.

6. Guru/Kepala Sekolah (misalnya dalam proses penerimaan masuk

sekolah negeri, termasuk layanan administrasi sekolah lainnya.

7. Petugas Lembaga Peradilan (misalnya dalam urusan peradilan tilang dan

atau peradilan umum)

Page 90: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

66 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lembaga peradilan termasuk pengadilan negeri, pengadilan tinggi,

pengadilan agama, Mahkamah Agung, pengadilan tata usaha negara,

pengadilan militer.

8. Petugas Kantor Urusan Agama (misalnya dalam mengurus pernikahan,

perceraian, dan sebagainya)

9. Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (misalnya dalam

mengurus Akta Kelahiran, Surat Nikah, dan sebagainya).

10. Petugas Badan Pertanahan Nasional (misalnya untuk pengurusan

sertifikat, balik nama, pengukuran/pemetaan tanah, dan sebagainya)

Pengalaman berhubungan dengan layanan publik yang dicatat tidak

hanya layanan publik yang berkaitan dengan responden saja melainkan juga

untuk anggota rumah tangga (ART) masyarakat selama setahun terakhir.

Survei ini juga mencakup pengalaman-pengalaman berhubungan dengan

layanan publik dari pasangan masyarakat yang diketahui oleh responden

termasuk yang berasal dari cerita pasangannya tersebut

5.2.1. Akses terhadap Pelayanan Publik

Hasil SPAK 2012-2013 seperti terlihat pada Tabel 5.21 menunjukkan

bahwa persentase terbesar masyarakat yang pernah berhubungan baik

sendiri maupun lewat perantara dengan petugas layanan publik ketika

mengurus sesuatu selama setahun terakhir, secara berturut-turut adalah

pada kantor desa/kelurahan/kecamatan (59,5 persen di 2013 atau turun

14,82 persen dibanding 2012), pengurus RT/RW (47,93 persen di 2013 atau

turun 6,22 persen dibanding 2012), dan rumah sakit/puskemas (38,95

persen di 2013 atau turun 0,37 persen dibanding 2012). Sedangkan

persentase masyarakat yang berurusan dengan lembaga peradilan, BPN, dan

KUA merupakan yang terkecil.

Dari tabel terlihat yang menarik adalah pada beberapa layanan publik

tertentu, persentase masyarakat yang mengurus melalui perantara lebih

besar daripada mengurus sendiri. Hal ini terjadi pada layanan petugas dinas

kependudukan dan pencatatan sipil dan petugas BPN. Pada 2013 masyarakat

yang mengurus sendiri di BPN hanya 2,49 persen sementara yang mengurus

dengan perantara mencapai 3,14 persen. Sementara di petugas Disdukcapil

masyarakat yang mengurus sendiri hanya 6,53 persen sementara yang

mengurus dengan perantara mencapai 7,66 persen

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 67

Tabel 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Selama Setahun Terakhir, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

2012 2013

Berhubungan sendiri

Berhubungan dengan

perantara

Berhubungan sendiri

Berhubungan dengan

perantara

1.Pengurus RT/RW 45,33 8,82 40,70 7,23

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

63,46 10,86 48,68 10,82

3.Petugas Polisi 17,49 8,90 19,73 7,66

4.Petugas PLN 8,92 5,24 10,20 2,71

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

36,28 3,04 37,70 1,25

6.Guru/Kepala Sekolah

17,54 2,46 17,86 0,86

7.Petugas Lembaga Peradilan

1,38 2,04 1,80 0,47

8.Petugas KUA 2,99 2,82 3,90 1,98

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5,39 6,38 6,53 7,66

10.Petugas BPN 2,04 4,33 2,49 3,14

Seluruh Layanan 20,08 5,49 18,96 4,38

Dari Gambar 5.21 terlihat bahwa pada tahun survei 2013, persentase

terbesar masyarakat yang berhubungan sendiri dengan petugas layanan

publik berturut-turut adalah dengan petugas kantor desa/kelurahan

/kecamatan (48,68 persen), pengurus RT/RW (40,7 persen), dan petugas

rumah sakit/puskesmas (37,7 persen). Sedangkan layanan publik dengan

persentase terkecil masyarakat yang berhubungan sendiri dengan petugas

adalah pada lembaga peradilan (1,8 persen), BPN (2,49 persen), dan KUA

(3,9 persen). Jika dibandingkan tahun 2012, umumnya persentasenya

meningkat, kecuali pada pengurus RT/RW (turun 4,63 persen) dan petugas

kantor desa/kelurahan/kecamatan (turun 14,78).

Page 91: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

66 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lembaga peradilan termasuk pengadilan negeri, pengadilan tinggi,

pengadilan agama, Mahkamah Agung, pengadilan tata usaha negara,

pengadilan militer.

8. Petugas Kantor Urusan Agama (misalnya dalam mengurus pernikahan,

perceraian, dan sebagainya)

9. Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (misalnya dalam

mengurus Akta Kelahiran, Surat Nikah, dan sebagainya).

10. Petugas Badan Pertanahan Nasional (misalnya untuk pengurusan

sertifikat, balik nama, pengukuran/pemetaan tanah, dan sebagainya)

Pengalaman berhubungan dengan layanan publik yang dicatat tidak

hanya layanan publik yang berkaitan dengan responden saja melainkan juga

untuk anggota rumah tangga (ART) masyarakat selama setahun terakhir.

Survei ini juga mencakup pengalaman-pengalaman berhubungan dengan

layanan publik dari pasangan masyarakat yang diketahui oleh responden

termasuk yang berasal dari cerita pasangannya tersebut

5.2.1. Akses terhadap Pelayanan Publik

Hasil SPAK 2012-2013 seperti terlihat pada Tabel 5.21 menunjukkan

bahwa persentase terbesar masyarakat yang pernah berhubungan baik

sendiri maupun lewat perantara dengan petugas layanan publik ketika

mengurus sesuatu selama setahun terakhir, secara berturut-turut adalah

pada kantor desa/kelurahan/kecamatan (59,5 persen di 2013 atau turun

14,82 persen dibanding 2012), pengurus RT/RW (47,93 persen di 2013 atau

turun 6,22 persen dibanding 2012), dan rumah sakit/puskemas (38,95

persen di 2013 atau turun 0,37 persen dibanding 2012). Sedangkan

persentase masyarakat yang berurusan dengan lembaga peradilan, BPN, dan

KUA merupakan yang terkecil.

Dari tabel terlihat yang menarik adalah pada beberapa layanan publik

tertentu, persentase masyarakat yang mengurus melalui perantara lebih

besar daripada mengurus sendiri. Hal ini terjadi pada layanan petugas dinas

kependudukan dan pencatatan sipil dan petugas BPN. Pada 2013 masyarakat

yang mengurus sendiri di BPN hanya 2,49 persen sementara yang mengurus

dengan perantara mencapai 3,14 persen. Sementara di petugas Disdukcapil

masyarakat yang mengurus sendiri hanya 6,53 persen sementara yang

mengurus dengan perantara mencapai 7,66 persen

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 67

Tabel 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Selama Setahun Terakhir, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

2012 2013

Berhubungan sendiri

Berhubungan dengan

perantara

Berhubungan sendiri

Berhubungan dengan

perantara

1.Pengurus RT/RW 45,33 8,82 40,70 7,23

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

63,46 10,86 48,68 10,82

3.Petugas Polisi 17,49 8,90 19,73 7,66

4.Petugas PLN 8,92 5,24 10,20 2,71

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

36,28 3,04 37,70 1,25

6.Guru/Kepala Sekolah

17,54 2,46 17,86 0,86

7.Petugas Lembaga Peradilan

1,38 2,04 1,80 0,47

8.Petugas KUA 2,99 2,82 3,90 1,98

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5,39 6,38 6,53 7,66

10.Petugas BPN 2,04 4,33 2,49 3,14

Seluruh Layanan 20,08 5,49 18,96 4,38

Dari Gambar 5.21 terlihat bahwa pada tahun survei 2013, persentase

terbesar masyarakat yang berhubungan sendiri dengan petugas layanan

publik berturut-turut adalah dengan petugas kantor desa/kelurahan

/kecamatan (48,68 persen), pengurus RT/RW (40,7 persen), dan petugas

rumah sakit/puskesmas (37,7 persen). Sedangkan layanan publik dengan

persentase terkecil masyarakat yang berhubungan sendiri dengan petugas

adalah pada lembaga peradilan (1,8 persen), BPN (2,49 persen), dan KUA

(3,9 persen). Jika dibandingkan tahun 2012, umumnya persentasenya

meningkat, kecuali pada pengurus RT/RW (turun 4,63 persen) dan petugas

kantor desa/kelurahan/kecamatan (turun 14,78).

Page 92: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

68 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik, 2012-2013

Jika dilihat secara keseluruhan, mayoritas masyarakat (73,14 persen

di tahun 2013 atau turun 11,44 dibanding tahun 2012) pernah berhubungan

sendiri dengan petugas pada minimal 1 jenis layanan publik. Sementara itu,

sekitar sepertiga (naik 5,5 persen dibanding tahun 2012) masyarakat pernah

berhubungan lewat perantara pada minimal 1 jenis layanan publik.

Pada survei ini, masyarakat yang menyatakan pernah berhubungan

sendiri dengan petugas layanan publik dalam setahun terakhir akan ditanya

lebih lanjut mengenai pengalaman realnya ketika berhubungan dengan

layanan publik tersebut. Hal ini mencakup pengetahuan tentang

biaya/prosedur yang berlaku, pengalaman membayar melebihi ketentuan,

bentuk pemberian, waktu pemberian, cara mengetahui bahwa harus

membayar uang melebihi ketentuan, tujuan pemberian dan apakah

melaporkan atau tidak kejadian yang dialaminya beserta alasan-alasannya.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, dapat terlihat cerminan nyata

dari perilaku individu tersebut, apakah cenderung anti korupsi atau permisif

terhadap korupsi. Alur pertanyaan dalam SPAK bisa dilihat pada Gambar

5.22.

63,46

45,33

36,28

17,49

17,54

8,92

5,39

2,99

2,04

1,38

48,68

40,7

37,7

19,73

17,86

10,2

6,53

3,9

2,49

1,8

Petugas Kantor Desa/Kelurahandan Kecamatan

Pengurus RT/RW

Petugas Rumah Sakit danPuskesmas

Petugas Polisi

Guru/Kepala Sekolah

Petugas PLN

Petugas Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil

Petugas KUA

Petugas BPN

Petugas Lembaga Peradilan

2012

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 69

Gambar 5.22. Diagram Alur Pertanyaan Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik

5.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Prosedur dan Biaya yang Berlaku

Kejelasan atau transparansi dalam prosedur, persyaratan, dan

rincian biaya, merupakan salah satu

prinsip yang harus dipenuhi suatu

layanan publik. Penyelenggara

pelayanan publik antara lain

berkewajiban menyusun dan

mempublikasikan standar pelayanan

yang menjadi tugas dan

wewenangnya. (Lihat pasal 15 UU No.

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik).

Dengan demikian, masyarakat yang ingin memperoleh layanan

publik seharusnya mendapatkan informasi yang cukup tentang hal ini. Survei

ini berusaha untuk mengumpulkan data untuk melihat sampai di mana

amanat UU ini dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik

Pernah BerhubunganSendiri

Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Pernah

Waktu Pembayaran

Sebelum

Pada Saat

Sesudah

Sesudah dan Sebelum

Bentuk Pengeluaran

Uang

Makanan

Barang Berharga

Balas Jasa

Cara Mengetahui BahwaHarus Membayar Lebih

Diminta Petugas/

Pihak Ketiga

Tanggapan

Tidak/ Agak Keberatan

Keberatan/ Sangat

Keberatan

Hal Lumrah

Tidak Ada yang

Meminta

Tujuan

MempercepatProses

Pengurusan

MendapatkanPelayananLebih Baik

Demi MenjagaHubungan

Baik

Sebagai TandaTerima Kasih

PelaporanKejadian

Melaporkan

TidakMelaporkan

TidakPernah

Alasan

Biaya Sesuai Ketentuan

Tidak memilikiuang lebih

Menolakpraktek suap

Tidak adamanfaatnya

Takutmelanggar

hukum

Pengetahuan tentang Prosedur dan Biaya

Resmi

Pernah Berhubungan dengan Perantara

Tidak Pernah

Secara rata-rata, pada

tahun 2013, persentase yang

mengetahui prosedur dan

atau biaya resmi yang

berlaku adalah 65,58

persen, turun 4,56 persen

dibanding tahun 2012

Page 93: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

68 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik, 2012-2013

Jika dilihat secara keseluruhan, mayoritas masyarakat (73,14 persen

di tahun 2013 atau turun 11,44 dibanding tahun 2012) pernah berhubungan

sendiri dengan petugas pada minimal 1 jenis layanan publik. Sementara itu,

sekitar sepertiga (naik 5,5 persen dibanding tahun 2012) masyarakat pernah

berhubungan lewat perantara pada minimal 1 jenis layanan publik.

Pada survei ini, masyarakat yang menyatakan pernah berhubungan

sendiri dengan petugas layanan publik dalam setahun terakhir akan ditanya

lebih lanjut mengenai pengalaman realnya ketika berhubungan dengan

layanan publik tersebut. Hal ini mencakup pengetahuan tentang

biaya/prosedur yang berlaku, pengalaman membayar melebihi ketentuan,

bentuk pemberian, waktu pemberian, cara mengetahui bahwa harus

membayar uang melebihi ketentuan, tujuan pemberian dan apakah

melaporkan atau tidak kejadian yang dialaminya beserta alasan-alasannya.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, dapat terlihat cerminan nyata

dari perilaku individu tersebut, apakah cenderung anti korupsi atau permisif

terhadap korupsi. Alur pertanyaan dalam SPAK bisa dilihat pada Gambar

5.22.

63,46

45,33

36,28

17,49

17,54

8,92

5,39

2,99

2,04

1,38

48,68

40,7

37,7

19,73

17,86

10,2

6,53

3,9

2,49

1,8

Petugas Kantor Desa/Kelurahandan Kecamatan

Pengurus RT/RW

Petugas Rumah Sakit danPuskesmas

Petugas Polisi

Guru/Kepala Sekolah

Petugas PLN

Petugas Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil

Petugas KUA

Petugas BPN

Petugas Lembaga Peradilan

2012

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 69

Gambar 5.22. Diagram Alur Pertanyaan Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik

5.2.2. Pengetahuan Masyarakat akan Prosedur dan Biaya yang Berlaku

Kejelasan atau transparansi dalam prosedur, persyaratan, dan

rincian biaya, merupakan salah satu

prinsip yang harus dipenuhi suatu

layanan publik. Penyelenggara

pelayanan publik antara lain

berkewajiban menyusun dan

mempublikasikan standar pelayanan

yang menjadi tugas dan

wewenangnya. (Lihat pasal 15 UU No.

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik).

Dengan demikian, masyarakat yang ingin memperoleh layanan

publik seharusnya mendapatkan informasi yang cukup tentang hal ini. Survei

ini berusaha untuk mengumpulkan data untuk melihat sampai di mana

amanat UU ini dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pengalaman Berhubungan dengan Layanan Publik

Pernah BerhubunganSendiri

Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Pernah

Waktu Pembayaran

Sebelum

Pada Saat

Sesudah

Sesudah dan Sebelum

Bentuk Pengeluaran

Uang

Makanan

Barang Berharga

Balas Jasa

Cara Mengetahui BahwaHarus Membayar Lebih

Diminta Petugas/

Pihak Ketiga

Tanggapan

Tidak/ Agak Keberatan

Keberatan/ Sangat

Keberatan

Hal Lumrah

Tidak Ada yang

Meminta

Tujuan

MempercepatProses

Pengurusan

MendapatkanPelayananLebih Baik

Demi MenjagaHubungan

Baik

Sebagai TandaTerima Kasih

PelaporanKejadian

Melaporkan

TidakMelaporkan

TidakPernah

Alasan

Biaya Sesuai Ketentuan

Tidak memilikiuang lebih

Menolakpraktek suap

Tidak adamanfaatnya

Takutmelanggar

hukum

Pengetahuan tentang Prosedur dan Biaya

Resmi

Pernah Berhubungan dengan Perantara

Tidak Pernah

Secara rata-rata, pada

tahun 2013, persentase yang

mengetahui prosedur dan

atau biaya resmi yang

berlaku adalah 65,58

persen, turun 4,56 persen

dibanding tahun 2012

Page 94: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

70 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.22 memperlihatkan bahwa secara rata-rata, pada tahun 2013

di antara masyarakat yang pernah berurusan sendiri dengan petugas di

pelayanan publik selama setahun terakhir, persentase yang mengetahui

prosedur dan atau biaya resmi yang berlaku adalah 65,58 persen, turun 4,56

persen dibanding tahun 2012. Lebih rinci, persentasenya pada 10 jenis

layanan publik berkisar antara 59,06 persen (petugas PLN) hingga 77,67

persen (guru/kepala sekolah), bergeser turun dibanding tahun 2012 yang

berkisar antara 63,31 persen (Pengurus RT/RW) hingga 83,09 persen

(guru/kepala sekolah). Penurunan memang terjadi pada semua jenis layanan

publik.

Tabel 5.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku

Petugas Layanan Publik 2012 2013

1.Pengurus RT/RW 63,31 59,43

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 67,11 61,14

3.Petugas Polisi 80,83 75,69

4.Petugas PLN 68,20 59,06

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas 72,49 68,48

6.Guru/Kepala Sekolah 83,09 77,67

7.Petugas Lembaga Peradilan 72,37 71,58

8.Petugas KUA 66,30 62,63

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

76,82 68,98

10.Petugas BPN 66,35 60,30

Seluruh Layanan 70,14 65,58

5.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Tabel 5.23 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 secara rata-rata, di

antara masyarakat pernah berhubungan sendiri dengan petugas layanan

publik, persentase yang pernah membayar melebihi ketentuan adalah 11,74

persen, meningkat 1,13 persen dibanding tahun 2012. Secara rinci,

persentasenya pada 10 jenis layanan publik berkisar antara 2,55 persen

(petugas rumah sakit/puskesmas) hingga 22,5 persen (petugas KUA), jarak

antara persentase terbesar dan terkecil lebih lebar dibanding tahun 2012

yang berkisar antara 2,84 persen (petugas rumah sakit/puskesmas) hingga

20,4 persen (petugas polisi).

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 71

Persentase masyarakat yang

pernah membayar lebih ketika

berurusan dengan petugas polisi

ketika survei tahun 2012 merupakan

yang terbesar (20,4 persen), pada

tahun 2013 turun 4,15 persen

sehingga posisinya turun ke

peringkat 4 persentase terbesar.

Penurunan persentase lebih besar (5,72 persen) terjadi pada lembaga

peradilan, sehingga peringkat kedua terbesar pada tahun 2012 ini pada

tahun 2013 dengan 12,31 persen posisinya melorot ke urutan ke 7.

Sementara itu, peningkatan persentase antara 1,06–5,09 persen terjadi pada

6 jenis layanan publik lainnya.

Tabel 5.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan

Petugas Layanan Publik

2012 2013

Pernah Tidak

Pernah Pernah

Tidak Pernah

1.Pengurus RT/RW 12,35 87,65 14,53 85,47

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

10,72 89,28 13,78 86,22

3.Petugas Polisi 20,4 79,60 16,25 83,75

4.Petugas PLN 15,65 84,35 19,11 80,89

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2,84 97,16 2,55 97,45

6.Guru/Kepala Sekolah 6,94 93,06 6,38 93,62

7.Petugas Lembaga Peradilan 18,03 81,97 12,31 87,69

8.Petugas KUA 17,41 82,59 22,5 77,50

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

11,28 88,72 12,31 87,69

10.Petugas BPN 16,26 83,74 19,41 80,59

Seluruh Layanan 10,61 89,39 11,74 88,26

Tabel 5.24 menunjukkan bahwa mayoritas alasan masyarakat yang

tidak pernah membayar melebihi ketentuan adalah karena biaya sesuai

ketentuan. Secara rata-rata, persentasenya 89,77 persen (meningkat dari

11,95 persen dibanding 2012). Peningkatan terjadi pada semua jenis layanan

Pada tahun 2013 secara rata-

rata, persentase yang pernah

membayar melebihi

ketentuan adalah 11,74

persen, meningkat 1,13

persen dibanding tahun 2012

Page 95: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

70 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.22 memperlihatkan bahwa secara rata-rata, pada tahun 2013

di antara masyarakat yang pernah berurusan sendiri dengan petugas di

pelayanan publik selama setahun terakhir, persentase yang mengetahui

prosedur dan atau biaya resmi yang berlaku adalah 65,58 persen, turun 4,56

persen dibanding tahun 2012. Lebih rinci, persentasenya pada 10 jenis

layanan publik berkisar antara 59,06 persen (petugas PLN) hingga 77,67

persen (guru/kepala sekolah), bergeser turun dibanding tahun 2012 yang

berkisar antara 63,31 persen (Pengurus RT/RW) hingga 83,09 persen

(guru/kepala sekolah). Penurunan memang terjadi pada semua jenis layanan

publik.

Tabel 5.22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku

Petugas Layanan Publik 2012 2013

1.Pengurus RT/RW 63,31 59,43

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 67,11 61,14

3.Petugas Polisi 80,83 75,69

4.Petugas PLN 68,20 59,06

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas 72,49 68,48

6.Guru/Kepala Sekolah 83,09 77,67

7.Petugas Lembaga Peradilan 72,37 71,58

8.Petugas KUA 66,30 62,63

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

76,82 68,98

10.Petugas BPN 66,35 60,30

Seluruh Layanan 70,14 65,58

5.2.3. Pengalaman Membayar Melebihi Ketentuan

Tabel 5.23 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 secara rata-rata, di

antara masyarakat pernah berhubungan sendiri dengan petugas layanan

publik, persentase yang pernah membayar melebihi ketentuan adalah 11,74

persen, meningkat 1,13 persen dibanding tahun 2012. Secara rinci,

persentasenya pada 10 jenis layanan publik berkisar antara 2,55 persen

(petugas rumah sakit/puskesmas) hingga 22,5 persen (petugas KUA), jarak

antara persentase terbesar dan terkecil lebih lebar dibanding tahun 2012

yang berkisar antara 2,84 persen (petugas rumah sakit/puskesmas) hingga

20,4 persen (petugas polisi).

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 71

Persentase masyarakat yang

pernah membayar lebih ketika

berurusan dengan petugas polisi

ketika survei tahun 2012 merupakan

yang terbesar (20,4 persen), pada

tahun 2013 turun 4,15 persen

sehingga posisinya turun ke

peringkat 4 persentase terbesar.

Penurunan persentase lebih besar (5,72 persen) terjadi pada lembaga

peradilan, sehingga peringkat kedua terbesar pada tahun 2012 ini pada

tahun 2013 dengan 12,31 persen posisinya melorot ke urutan ke 7.

Sementara itu, peningkatan persentase antara 1,06–5,09 persen terjadi pada

6 jenis layanan publik lainnya.

Tabel 5.23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan

Petugas Layanan Publik

2012 2013

Pernah Tidak

Pernah Pernah

Tidak Pernah

1.Pengurus RT/RW 12,35 87,65 14,53 85,47

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

10,72 89,28 13,78 86,22

3.Petugas Polisi 20,4 79,60 16,25 83,75

4.Petugas PLN 15,65 84,35 19,11 80,89

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2,84 97,16 2,55 97,45

6.Guru/Kepala Sekolah 6,94 93,06 6,38 93,62

7.Petugas Lembaga Peradilan 18,03 81,97 12,31 87,69

8.Petugas KUA 17,41 82,59 22,5 77,50

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

11,28 88,72 12,31 87,69

10.Petugas BPN 16,26 83,74 19,41 80,59

Seluruh Layanan 10,61 89,39 11,74 88,26

Tabel 5.24 menunjukkan bahwa mayoritas alasan masyarakat yang

tidak pernah membayar melebihi ketentuan adalah karena biaya sesuai

ketentuan. Secara rata-rata, persentasenya 89,77 persen (meningkat dari

11,95 persen dibanding 2012). Peningkatan terjadi pada semua jenis layanan

Pada tahun 2013 secara rata-

rata, persentase yang pernah

membayar melebihi

ketentuan adalah 11,74

persen, meningkat 1,13

persen dibanding tahun 2012

Page 96: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

72 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

publik. Artinya, semakin banyak masyarakat yang tidak membayar lebih

karena mengetahui biaya sudah sesuai ketentuan.

Tabel 5.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Tidak Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Alasan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Biaya Sesuai

Ketentuan

Tidak Memiliki

Uang Lebih

Menolak Praktek

Suap

Tidak Ada

Manfaat-nya

Takut Melang

gar Hukum

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 74,39 9,05 3,55 11,48 1,55 100

2013 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 76,04 8,84 2,81 10,16 2,15 100

2013 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100

3.Petugas Polisi 2012 80,87 5,35 3,86 7,64 2,29 100

2013 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100

4.Petugas PLN 2012 77,48 6,02 3,28 11,34 1,87 100

2013 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 80,24 7,54 2,13 8,72 1,37 100

2013 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 82,77 4,45 2,34 8,81 1,64 100

2013 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 80,42 4,26 6,54 8,64 0,13 100

2013 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100

8.Petugas KUA 2012 74,64 8,85 1,41 10,99 4,11 100

2013 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

2012 84,50 2,37 3,18 7,41 2,55 100

2013 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100

10.Petugas BPN 2012 80,06 4,64 7,50 5,08 2,73 100

2013 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100

Seluruh Layanan 2012 77,82 7,60 2,96 9,78 1,85 100

2013 89,77 6,36 1,12 2,28 0,47 100

Dari ulasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa persentase

masyarakat yang mengetahui prosedur dan biaya resmi yang berlaku

menurun dan persentase masyarakat yang membayar melebihi ketentuan

sedikit meningkat. Ini merupakan indikasi bahwa semakin banyak

masyarakat yang mengetahui prosedur dan biaya yang resmi, maka semakin

banyak masyarakat yang akan membayar biaya layanan publik sesuai

ketentuan yang berlaku.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 73

5.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Tabel 5.25 memperlihatkan bahwa secara rata-rata, masyarakat yang

pernah berhubungan sendiri dengan petugas layanan publik, membayar

melebihi ketentuan paling banyak dilakukan sesudah pelayanan.

Persentasenya naik dari 39,42 persen pada tahun 2012 menjadi 48,62

persen pada tahun 2013. Secara lebih rinci, pada hampir semua jenis layanan

publik persentasenya naik, kecuali pada jenis layanan lembaga peradilan dan

BPN.

Tabel 5.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Waktu Pembayaran

Petugas Layanan Publik

Tahun Sebelum Pada Saat

Sesudah Sebelum

dan Sesudah

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 41,29 14,13 42,83 1,75 100

2013 25,69 19,06 53,32 1,92 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan Kecamatan

2012 31,38 21,23 44,60 2,78 100

2013 27,63 19,06 52,31 1,00 100

3.Petugas Polisi 2012 34,88 37,67 25,85 1,60 100

2013 37,84 26,35 34,40 1,41 100

4.Petugas PLN 2012 20,01 17,25 58,18 4,56 100

2013 15,92 17,69 64,29 2,11 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 21,39 40,96 35,53 2,12 100

2013 31,16 17,00 41,11 10,74 100

6.Guru/Kepala Sekolah 2012 24,16 47,65 25,49 2,69 100

2013 31,62 17,52 45,24 5,62 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 45,36 21,39 29,73 3,52 100

2013 39,80 26,10 26,85 7,26 100

8.Petugas KUA 2012 51,87 18,15 25,56 4,41 100

2013 45,68 15,50 36,31 2,52 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 39,99 16,69 43,32 0,00 100

2013 37,85 8,75 48,54 4,85 100

10.Petugas BPN 2012 42,09 20,03 27,79 10,10 100

2013 43,99 19,05 26,49 10,48 100

Seluruh Layanan 2012 34,01 24,10 39,42 2,48 100

2013 29,47 19,38 48,62 2,52 100

Page 97: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

72 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

publik. Artinya, semakin banyak masyarakat yang tidak membayar lebih

karena mengetahui biaya sudah sesuai ketentuan.

Tabel 5.24. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Tidak Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Alasan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Biaya Sesuai

Ketentuan

Tidak Memiliki

Uang Lebih

Menolak Praktek

Suap

Tidak Ada

Manfaat-nya

Takut Melang

gar Hukum

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 74,39 9,05 3,55 11,48 1,55 100

2013 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 76,04 8,84 2,81 10,16 2,15 100

2013 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100

3.Petugas Polisi 2012 80,87 5,35 3,86 7,64 2,29 100

2013 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100

4.Petugas PLN 2012 77,48 6,02 3,28 11,34 1,87 100

2013 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 80,24 7,54 2,13 8,72 1,37 100

2013 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 82,77 4,45 2,34 8,81 1,64 100

2013 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 80,42 4,26 6,54 8,64 0,13 100

2013 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100

8.Petugas KUA 2012 74,64 8,85 1,41 10,99 4,11 100

2013 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

2012 84,50 2,37 3,18 7,41 2,55 100

2013 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100

10.Petugas BPN 2012 80,06 4,64 7,50 5,08 2,73 100

2013 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100

Seluruh Layanan 2012 77,82 7,60 2,96 9,78 1,85 100

2013 89,77 6,36 1,12 2,28 0,47 100

Dari ulasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa persentase

masyarakat yang mengetahui prosedur dan biaya resmi yang berlaku

menurun dan persentase masyarakat yang membayar melebihi ketentuan

sedikit meningkat. Ini merupakan indikasi bahwa semakin banyak

masyarakat yang mengetahui prosedur dan biaya yang resmi, maka semakin

banyak masyarakat yang akan membayar biaya layanan publik sesuai

ketentuan yang berlaku.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 73

5.2.4. Waktu Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Tabel 5.25 memperlihatkan bahwa secara rata-rata, masyarakat yang

pernah berhubungan sendiri dengan petugas layanan publik, membayar

melebihi ketentuan paling banyak dilakukan sesudah pelayanan.

Persentasenya naik dari 39,42 persen pada tahun 2012 menjadi 48,62

persen pada tahun 2013. Secara lebih rinci, pada hampir semua jenis layanan

publik persentasenya naik, kecuali pada jenis layanan lembaga peradilan dan

BPN.

Tabel 5.25. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Waktu Pembayaran

Petugas Layanan Publik

Tahun Sebelum Pada Saat

Sesudah Sebelum

dan Sesudah

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 41,29 14,13 42,83 1,75 100

2013 25,69 19,06 53,32 1,92 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan Kecamatan

2012 31,38 21,23 44,60 2,78 100

2013 27,63 19,06 52,31 1,00 100

3.Petugas Polisi 2012 34,88 37,67 25,85 1,60 100

2013 37,84 26,35 34,40 1,41 100

4.Petugas PLN 2012 20,01 17,25 58,18 4,56 100

2013 15,92 17,69 64,29 2,11 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 21,39 40,96 35,53 2,12 100

2013 31,16 17,00 41,11 10,74 100

6.Guru/Kepala Sekolah 2012 24,16 47,65 25,49 2,69 100

2013 31,62 17,52 45,24 5,62 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 45,36 21,39 29,73 3,52 100

2013 39,80 26,10 26,85 7,26 100

8.Petugas KUA 2012 51,87 18,15 25,56 4,41 100

2013 45,68 15,50 36,31 2,52 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 39,99 16,69 43,32 0,00 100

2013 37,85 8,75 48,54 4,85 100

10.Petugas BPN 2012 42,09 20,03 27,79 10,10 100

2013 43,99 19,05 26,49 10,48 100

Seluruh Layanan 2012 34,01 24,10 39,42 2,48 100

2013 29,47 19,38 48,62 2,52 100

Page 98: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

74 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Hasil survei seperti terlihat pada Tabel 5.26 menunjukkan bahwa

mayoritas masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas

layanan publik, membayar melebihi ketentuan dalam bentuk uang.

Persentase secara rata-rata pada survei tahun 2013 relatif sama dengan

tahun 2012 hanya sedikit meningkat dari 96,81 persen menjadi 97,08 persen

Tabel 5.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Bentuk Pengeluaran yang Dilakukan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Uang Makanan Barang

Berharga Balas Jasa

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 97,72 1,47 0,00 0,82 100

2013 96,54 3,23 0,18 0,05 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 97,21 1,25 0,91 0,64 100

2013 98,67 0,24 0,40 0,69 100

3.Petugas Polisi 2012 99,04 0,21 0,50 0,25 100

2013 98,72 0,73 0,44 0,10 100

4.Petugas PLN 2012 87,15 10,11 0,00 2,73 100

2013 90,21 6,87 1,94 0,98 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 95,53 1,40 1,37 1,70 100

2013 98,25 1,41 0,00 0,34 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 93,54 4,37 2,09 0,00 100

2013 94,97 1,02 2,99 1,02 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 100,00 0,00 0,00 0,00 100

8.Petugas KUA 2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 94,96 4,61 0,43 0,00 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 100,00 0,00 0,00 0,00 100

10.Petugas BPN 2012 92,39 5,81 1,80 0,00 100

2013 98,94 0,00 1,06 0,00 100

Seluruh Layanan 2012 96,81 1,89 0,59 0,72 100

2013 97,08 1,93 0,59 0,39 100

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 75

5.2.6. Penyebab Pembayaran Melebihi Ketentuan

Tabel 5.27 menunjukkan bahwa secara rata-rata, masyarakat lebih

banyak yang membayar melebihi ketentuan karena inisiatif sendiri (tanpa

diminta atau dianggap sebagai hal yang lumrah) dibanding diminta petugas

atau pihak ketiga. Persentasenya pada tahun 2013 adalah 57,57 persen atau

naik 5,42 persen dibanding tahun 2012.

Tabel 5.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Cara Mengetahui Bahwa Harus Membayar Lebih

Petugas Layanan Publik

Tahun Diminta Petugas

Diminta Pihak Ketiga

Hal Lumrah

Tidak Ada yang Meminta

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 22,24 1,97 44,50 31,29 100

2013 23,38 1,94 35,99 38,69 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 44,08 5,27 29,77 20,88 100

2013 34,93 2,06 33,11 29,90 100

3.Petugas Polisi 2012 66,21 5,59 16,81 11,40 100

2013 52,64 7,24 23,96 16,16 100

4.Petugas PLN 2012 31,50 4,64 32,25 31,61 100

2013 37,71 0,65 18,51 43,12 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 54,44 0,78 33,98 10,79 100

2013 56,22 5,14 20,38 18,26 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 59,90 2,73 24,53 12,84 100

2013 52,90 5,19 20,37 21,55 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 53,58 9,95 25,68 10,78 100

2013 76,37 1,87 6,28 15,48 100

8.Petugas KUA 2012 51,56 10,80 21,73 15,91 100

2013 52,03 11,97 18,19 17,81 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 59,51 6,09 23,01 11,38 100

2013 54,74 4,26 8,65 32,35 100

10.Petugas BPN 2012 48,03 15,87 18,88 17,22 100

2013 60,21 9,99 15,71 14,09 100

Seluruh Layanan 2012 43,42 4,43 30,93 21,22 100

2013 38,85 3,58 27,96 29,61 100

Namun demikian, jika dilihat lebih rinci, hanya ada tiga jenis

pelayanan publik dengan persentase masyarakat yang membayar melebihi

ketentuan terbanyaknya adalah karena inisiatif sendiri, yaitu: pengurus

RT/RW (74,68 persen atau turun 1,11 persen dibanding tahun 2012),

Page 99: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

74 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.2.5. Bentuk Pembayaran yang Melebihi Ketentuan

Hasil survei seperti terlihat pada Tabel 5.26 menunjukkan bahwa

mayoritas masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan petugas

layanan publik, membayar melebihi ketentuan dalam bentuk uang.

Persentase secara rata-rata pada survei tahun 2013 relatif sama dengan

tahun 2012 hanya sedikit meningkat dari 96,81 persen menjadi 97,08 persen

Tabel 5.26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Bentuk Pengeluaran yang Dilakukan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Uang Makanan Barang

Berharga Balas Jasa

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 97,72 1,47 0,00 0,82 100

2013 96,54 3,23 0,18 0,05 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 97,21 1,25 0,91 0,64 100

2013 98,67 0,24 0,40 0,69 100

3.Petugas Polisi 2012 99,04 0,21 0,50 0,25 100

2013 98,72 0,73 0,44 0,10 100

4.Petugas PLN 2012 87,15 10,11 0,00 2,73 100

2013 90,21 6,87 1,94 0,98 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 95,53 1,40 1,37 1,70 100

2013 98,25 1,41 0,00 0,34 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 93,54 4,37 2,09 0,00 100

2013 94,97 1,02 2,99 1,02 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 100,00 0,00 0,00 0,00 100

8.Petugas KUA 2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 94,96 4,61 0,43 0,00 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 100,00 0,00 0,00 0,00 100

2013 100,00 0,00 0,00 0,00 100

10.Petugas BPN 2012 92,39 5,81 1,80 0,00 100

2013 98,94 0,00 1,06 0,00 100

Seluruh Layanan 2012 96,81 1,89 0,59 0,72 100

2013 97,08 1,93 0,59 0,39 100

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 75

5.2.6. Penyebab Pembayaran Melebihi Ketentuan

Tabel 5.27 menunjukkan bahwa secara rata-rata, masyarakat lebih

banyak yang membayar melebihi ketentuan karena inisiatif sendiri (tanpa

diminta atau dianggap sebagai hal yang lumrah) dibanding diminta petugas

atau pihak ketiga. Persentasenya pada tahun 2013 adalah 57,57 persen atau

naik 5,42 persen dibanding tahun 2012.

Tabel 5.27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Cara Mengetahui Bahwa Harus Membayar Lebih

Petugas Layanan Publik

Tahun Diminta Petugas

Diminta Pihak Ketiga

Hal Lumrah

Tidak Ada yang Meminta

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 22,24 1,97 44,50 31,29 100

2013 23,38 1,94 35,99 38,69 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 44,08 5,27 29,77 20,88 100

2013 34,93 2,06 33,11 29,90 100

3.Petugas Polisi 2012 66,21 5,59 16,81 11,40 100

2013 52,64 7,24 23,96 16,16 100

4.Petugas PLN 2012 31,50 4,64 32,25 31,61 100

2013 37,71 0,65 18,51 43,12 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 54,44 0,78 33,98 10,79 100

2013 56,22 5,14 20,38 18,26 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 59,90 2,73 24,53 12,84 100

2013 52,90 5,19 20,37 21,55 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 53,58 9,95 25,68 10,78 100

2013 76,37 1,87 6,28 15,48 100

8.Petugas KUA 2012 51,56 10,80 21,73 15,91 100

2013 52,03 11,97 18,19 17,81 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 59,51 6,09 23,01 11,38 100

2013 54,74 4,26 8,65 32,35 100

10.Petugas BPN 2012 48,03 15,87 18,88 17,22 100

2013 60,21 9,99 15,71 14,09 100

Seluruh Layanan 2012 43,42 4,43 30,93 21,22 100

2013 38,85 3,58 27,96 29,61 100

Namun demikian, jika dilihat lebih rinci, hanya ada tiga jenis

pelayanan publik dengan persentase masyarakat yang membayar melebihi

ketentuan terbanyaknya adalah karena inisiatif sendiri, yaitu: pengurus

RT/RW (74,68 persen atau turun 1,11 persen dibanding tahun 2012),

Page 100: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

76 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

petugas kantor desa/kelurahan/kecamatan (63,01 persen atau naik 2,36

persen dibanding tahun 2012), dan petugas PLN (61,63 persen atau turun

2,23 persen dibanding tahun 2012). Sedangkan pada 7 jenis pelayanan

publik lainnya, kebanyakan masyarakat membayar melebihi ketentuan

karena diminta petugas. Pada tahun 2013, persentase terbanyak terdapat

pada lembaga peradilan (76,37 persen), BPN (60,21 persen), dan rumah

sakit/puskemas (56,22 persen).

Dari Tabel 5.27 bisa terlihat perbandingan perkembangan selama

2012-2013. Nampak bahwa pada hampir semua jenis pelayanan publik,

persentase masyarakat yang membayar lebih tanpa diminta (termasuk

karena dianggap sebagai hal yang lumrah) mengalami peningkatan.

Sedangkan persentase masyarakat yang membayar lebih karena diminta

petugas terjadi penurunan hanya pada petugas kantor

desa/kelurahan/kecamatan, polisi, guru/kepala sekolah, dan KUA.

5.2.7. Pola Tanggapan Ketika Diminta Membayar Melebihi Ketentuan

Dalam survei ini, masyarakat yang pernah diminta oleh petugas

layanan publik atau pihak ketiga, akan ditanya lebih lanjut bagaimana

tanggapannya ketika diminta membayar melebihi ketentuan tersebut.

Dari Tabel 5.28 terungkap bahwa secara rata-rata, kebanyakan

masyarakat menyatakan tidak keberatan ketika diminta membayar melebihi

ketentuan kepada petugas layanan publik ataupun pihak ketiga. Persentase

pada tahun 2013 adalah 54,06 persen (turun 3,16 persen dibanding tahun

2012). Sedangkan persentase masyarakat yang menyatakan agak keberatan

ketika mengalami hal yang sama menyusul dengan 26,47 persen (meningkat

4,02 persen).

Pola serupa juga tampak ketika dilihat lebih rinci pada setiap jenis

layanan publik. Di antara masyarakat yang pernah diminta membayar

melebihi ketentuan, mayoritas mengaku tidak keberatan atau agak

keberatan.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 77

Tabel 5.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Diminta oleh Petugas/Pihak Ketiga menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan

Petugas Layanan Publik

Tahun Tidak

Keberatan Agak

Keberatan Keberatan

Sangat Keberatan

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 61,22 24,46 11,97 2,35 100

2013 59,98 23,40 11,03 5,59 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 66,81 19,80 9,52 3,87 100

2013 62,60 23,58 8,94 4,88 100

3.Petugas Polisi 2012 51,32 20,27 20,76 7,65 100

2013 45,06 30,00 16,26 8,69 100

4.Petugas PLN 2012 46,67 24,37 15,82 13,14 100

2013 57,15 23,16 10,01 9,68 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 42,71 28,32 26,19 2,78 100

2013 31,44 55,04 7,65 5,86 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 54,92 23,46 12,15 9,47 100

2013 43,96 29,19 23,78 3,08 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 26,88 17,90 39,01 16,21 100

2013 59,89 9,53 16,21 14,37 100

8.Petugas KUA 2012 59,89 33,02 7,09 0,00 100

2013 70,59 14,55 8,84 6,02 100

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

2012 52,33 33,22 12,22 2,23 100

2013 59,19 19,29 16,12 5,39 100

10.Petugas BPN 2012 51,04 20,78 23,85 4,32 100

2013 31,10 31,83 23,86 13,21 100

Seluruh Layanan 2012 57,22 22,45 14,89 5,44 100

2013 54,06 26,47 12,83 6,65 100

5.2.8. Alasan Pembayaran Melebihi Ketentuan

Tabel 5.29 memperlihatkan distribusi alasan masyarakat membayar

melebihi ketentuan. Secara rata-rata keseluruhan, alasan yang dominan

adalah karena ingin mempercepat proses pengurusan dan sebagai tanda

terima kasih. Berturut-turut persentasenya pada tahun 2013 adalah 47,21

persen (meningkat dari 0,33 persen dibanding 2012) dan 34,59 persen

(turun 1,37 persen dibanding 2012).

Page 101: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

76 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

petugas kantor desa/kelurahan/kecamatan (63,01 persen atau naik 2,36

persen dibanding tahun 2012), dan petugas PLN (61,63 persen atau turun

2,23 persen dibanding tahun 2012). Sedangkan pada 7 jenis pelayanan

publik lainnya, kebanyakan masyarakat membayar melebihi ketentuan

karena diminta petugas. Pada tahun 2013, persentase terbanyak terdapat

pada lembaga peradilan (76,37 persen), BPN (60,21 persen), dan rumah

sakit/puskemas (56,22 persen).

Dari Tabel 5.27 bisa terlihat perbandingan perkembangan selama

2012-2013. Nampak bahwa pada hampir semua jenis pelayanan publik,

persentase masyarakat yang membayar lebih tanpa diminta (termasuk

karena dianggap sebagai hal yang lumrah) mengalami peningkatan.

Sedangkan persentase masyarakat yang membayar lebih karena diminta

petugas terjadi penurunan hanya pada petugas kantor

desa/kelurahan/kecamatan, polisi, guru/kepala sekolah, dan KUA.

5.2.7. Pola Tanggapan Ketika Diminta Membayar Melebihi Ketentuan

Dalam survei ini, masyarakat yang pernah diminta oleh petugas

layanan publik atau pihak ketiga, akan ditanya lebih lanjut bagaimana

tanggapannya ketika diminta membayar melebihi ketentuan tersebut.

Dari Tabel 5.28 terungkap bahwa secara rata-rata, kebanyakan

masyarakat menyatakan tidak keberatan ketika diminta membayar melebihi

ketentuan kepada petugas layanan publik ataupun pihak ketiga. Persentase

pada tahun 2013 adalah 54,06 persen (turun 3,16 persen dibanding tahun

2012). Sedangkan persentase masyarakat yang menyatakan agak keberatan

ketika mengalami hal yang sama menyusul dengan 26,47 persen (meningkat

4,02 persen).

Pola serupa juga tampak ketika dilihat lebih rinci pada setiap jenis

layanan publik. Di antara masyarakat yang pernah diminta membayar

melebihi ketentuan, mayoritas mengaku tidak keberatan atau agak

keberatan.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 77

Tabel 5.28. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan

Petugas Layanan Publik dan Pernah Diminta oleh Petugas/Pihak Ketiga menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan

Petugas Layanan Publik

Tahun Tidak

Keberatan Agak

Keberatan Keberatan

Sangat Keberatan

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 61,22 24,46 11,97 2,35 100

2013 59,98 23,40 11,03 5,59 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 66,81 19,80 9,52 3,87 100

2013 62,60 23,58 8,94 4,88 100

3.Petugas Polisi 2012 51,32 20,27 20,76 7,65 100

2013 45,06 30,00 16,26 8,69 100

4.Petugas PLN 2012 46,67 24,37 15,82 13,14 100

2013 57,15 23,16 10,01 9,68 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 42,71 28,32 26,19 2,78 100

2013 31,44 55,04 7,65 5,86 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 54,92 23,46 12,15 9,47 100

2013 43,96 29,19 23,78 3,08 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 26,88 17,90 39,01 16,21 100

2013 59,89 9,53 16,21 14,37 100

8.Petugas KUA 2012 59,89 33,02 7,09 0,00 100

2013 70,59 14,55 8,84 6,02 100

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil

2012 52,33 33,22 12,22 2,23 100

2013 59,19 19,29 16,12 5,39 100

10.Petugas BPN 2012 51,04 20,78 23,85 4,32 100

2013 31,10 31,83 23,86 13,21 100

Seluruh Layanan 2012 57,22 22,45 14,89 5,44 100

2013 54,06 26,47 12,83 6,65 100

5.2.8. Alasan Pembayaran Melebihi Ketentuan

Tabel 5.29 memperlihatkan distribusi alasan masyarakat membayar

melebihi ketentuan. Secara rata-rata keseluruhan, alasan yang dominan

adalah karena ingin mempercepat proses pengurusan dan sebagai tanda

terima kasih. Berturut-turut persentasenya pada tahun 2013 adalah 47,21

persen (meningkat dari 0,33 persen dibanding 2012) dan 34,59 persen

(turun 1,37 persen dibanding 2012).

Page 102: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

78 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.29. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Tujuan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun

Memper cepat

Proses Pengurusan

Mendapat kan

Pelayanan Lebih vBaik

Demi Menjaga

HubunganBaik

Sebagai Tanda

Terima Kasih

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 40,85 5,97 6,62 46,56 100

2013 36,44 8,68 8,10 46,77 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 47,16 8,52 4,57 39,74 100

2013 46,62 11,14 4,33 37,91 100

3.Petugas Polisi 2012 65,05 15,06 4,44 15,45 100

2013 68,76 12,21 2,64 16,39 100

4.Petugas PLN 2012 36,30 12,66 4,26 46,78 100

2013 35,41 16,24 4,08 44,27 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 27,87 41,16 1,07 29,90 100

2013 44,49 35,81 1,19 18,51 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 38,96 18,79 8,86 33,40 100

2013 37,67 17,61 11,14 33,59 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 62,20 29,65 1,19 6,95 100

2013 71,27 9,60 6,78 12,36 100

8.Petugas KUA 2012 30,90 17,49 0,40 51,21 100

2013 35,07 26,02 8,86 30,05 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 69,20 14,66 4,41 11,72 100

2013 78,43 6,67 1,21 13,69 100

10.Petugas BPN 2012 52,87 22,16 0,00 24,97 100

2013 78,66 8,61 3,95 8,78 100

Seluruh Layanan 2012 46,88 12,23 4,93 35,96 100

2013 47,21 12,84 5,36 34,59 100

5.2.9. Pelaporan Kejadian

Hasil SPAK menunjukkan bahwa selama 2012-2013 hampir tidak ada

masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan pelayanan publik dan

membayar melebihi ketentuan yang berani melaporkan pengalamannya.

Masyarakat yang berani melapor secara rata-rata tidak sampai 1 persen.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 79

Tabel 5.30. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan dan

Tidak Melaporkan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik 2012 2013

1.Pengurus RT/RW 99,33 99,66

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 99,42 98,78

3.Petugas Polisi 98,77 98,92

4.Petugas PLN 97,90 100,00

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas 100,00 97,81

6.Guru/Kepala Sekolah 100,00 98,24

7.Petugas Lembaga Peradilan 95,23 95,84

8.Petugas KUA 100,00 97,82

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil 96,33 100,00

10.Petugas BPN 93,80 100,00

Seluruh Layanan 99,04 99,07

5.3. Pengalaman Mendapatkan Tawaran/Permintaan Tertentu

Selain pengalaman dalam berurusan dengan petugas layanan publik,

masyarakat masih mungkin mengalami hal-hal lain di dalam kehidupannya

sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku korupsi. Survei ini juga berusaha

mengungkap pengalaman masyarakat dan bagaimana tanggapannya ketika

ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades,

Pilkada, atau Pemilu; diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai

negeri/swasta; ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah

tangga diterima menjadi pegawai negeri/ swasta; ditawari bantuan oleh

saudara/teman agar anggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk

sekolah; dan ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh

petugas polisi lalu lintas.

Hasil SPAK memperlihatkan bahwa tidak banyak masyarakat yang

pernah mengalaminya selama setahun terakhir. Pada tahun 2013, persentase

masyarakat yang pernah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat

tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang kurang dari 13 persen

merupakan yang terbesar dan terlihat menonjol karena meningkat cukup

banyak dibanding tahun 2012 (4,86 persen) serta terpaut cukup jauh dengan

persentase terbanyak kedua (5,93 persen) yaitu persentase masyarakat yang

Page 103: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

78 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Tabel 5.29. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut Tujuan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun

Memper cepat

Proses Pengurusan

Mendapat kan

Pelayanan Lebih vBaik

Demi Menjaga

HubunganBaik

Sebagai Tanda

Terima Kasih

Total

1.Pengurus RT/RW 2012 40,85 5,97 6,62 46,56 100

2013 36,44 8,68 8,10 46,77 100

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan

2012 47,16 8,52 4,57 39,74 100

2013 46,62 11,14 4,33 37,91 100

3.Petugas Polisi 2012 65,05 15,06 4,44 15,45 100

2013 68,76 12,21 2,64 16,39 100

4.Petugas PLN 2012 36,30 12,66 4,26 46,78 100

2013 35,41 16,24 4,08 44,27 100

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

2012 27,87 41,16 1,07 29,90 100

2013 44,49 35,81 1,19 18,51 100

6.Guru/Kepala Sekolah

2012 38,96 18,79 8,86 33,40 100

2013 37,67 17,61 11,14 33,59 100

7.Petugas Lembaga Peradilan

2012 62,20 29,65 1,19 6,95 100

2013 71,27 9,60 6,78 12,36 100

8.Petugas KUA 2012 30,90 17,49 0,40 51,21 100

2013 35,07 26,02 8,86 30,05 100

9.Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2012 69,20 14,66 4,41 11,72 100

2013 78,43 6,67 1,21 13,69 100

10.Petugas BPN 2012 52,87 22,16 0,00 24,97 100

2013 78,66 8,61 3,95 8,78 100

Seluruh Layanan 2012 46,88 12,23 4,93 35,96 100

2013 47,21 12,84 5,36 34,59 100

5.2.9. Pelaporan Kejadian

Hasil SPAK menunjukkan bahwa selama 2012-2013 hampir tidak ada

masyarakat yang pernah berhubungan sendiri dengan pelayanan publik dan

membayar melebihi ketentuan yang berani melaporkan pengalamannya.

Masyarakat yang berani melapor secara rata-rata tidak sampai 1 persen.

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 79

Tabel 5.30. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan dan

Tidak Melaporkan, 2012-2013

Petugas Layanan Publik 2012 2013

1.Pengurus RT/RW 99,33 99,66

2.Petugas Kantor Desa/Kelurahan dan Kecamatan 99,42 98,78

3.Petugas Polisi 98,77 98,92

4.Petugas PLN 97,90 100,00

5.Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas 100,00 97,81

6.Guru/Kepala Sekolah 100,00 98,24

7.Petugas Lembaga Peradilan 95,23 95,84

8.Petugas KUA 100,00 97,82

9.Petugas Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil 96,33 100,00

10.Petugas BPN 93,80 100,00

Seluruh Layanan 99,04 99,07

5.3. Pengalaman Mendapatkan Tawaran/Permintaan Tertentu

Selain pengalaman dalam berurusan dengan petugas layanan publik,

masyarakat masih mungkin mengalami hal-hal lain di dalam kehidupannya

sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku korupsi. Survei ini juga berusaha

mengungkap pengalaman masyarakat dan bagaimana tanggapannya ketika

ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades,

Pilkada, atau Pemilu; diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai

negeri/swasta; ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah

tangga diterima menjadi pegawai negeri/ swasta; ditawari bantuan oleh

saudara/teman agar anggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk

sekolah; dan ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh

petugas polisi lalu lintas.

Hasil SPAK memperlihatkan bahwa tidak banyak masyarakat yang

pernah mengalaminya selama setahun terakhir. Pada tahun 2013, persentase

masyarakat yang pernah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat

tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu yang kurang dari 13 persen

merupakan yang terbesar dan terlihat menonjol karena meningkat cukup

banyak dibanding tahun 2012 (4,86 persen) serta terpaut cukup jauh dengan

persentase terbanyak kedua (5,93 persen) yaitu persentase masyarakat yang

Page 104: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

80 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

pernah ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas

polisi lalu lintas.

Tabel 5.31. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu

Selama Setahun Terakhir

Jenis Tawaran 2012 2013

Ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu

4,86 12,95

Diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta

2,24 2,17

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta

2,13 1,74

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar nggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah

1,00 0,92

Ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas

5,68 5,93

Tabel 5.32 memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat menerima

ketika ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam

Pilkades/Pilkada/Pemilu dan persentasenya naik 4,5 persen menjadi 83,26

persen di tahun 2013.

Mayoritas (72 persen atau naik 3 persen) masyarakat menolak ketika

diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta.

Sedangkan masyarakat yang menolak ketika ditawari bantuan oleh

saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai

negeri/swasta persentasenya pada tahun 2013 adalah 55,87 persen, sedikit

lebih banyak dibanding yang menerima (naik 1,86 persen dibanding tahun

2012).

Mayoritas masyarakat menerima (kebanyakan dengan terpaksa)

ketika ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi

lalu lintas, dan persentasenya turun 3,5 poin menjadi 78,3 persen di tahun

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 81

Tabel 5.32. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu

Selama Setahun Terakhir menurut Tanggapannya, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Diminta Petugas

Diminta Pihak Ketiga

Hal Lumrah

Tidak Ada yang Meminta

Total

Ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades/ Pilkada/Pemilu

2012 66,81 11,96 16,02 5,21 100

2013 73,63 9,63 13,11 3,63 100

Diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta

2012 18,24 12,82 51,24 17,70 100

2013 15,84 12,00 54,78 17,39 100

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/ swasta

2012 40,93 5,06 45,02 8,99 100

2013 39,84 4,29 48,03 7,84 100

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar nggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah

2012 28,41 7,40 49,18 15,01 100

2013 43,44 4,97 34,61 16,98 100

Ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas

2012 26,99 54,82 8,72 9,47 100

2013 28,07 50,23 9,33 12,37 100

Page 105: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

80 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

pernah ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas

polisi lalu lintas.

Tabel 5.31. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu

Selama Setahun Terakhir

Jenis Tawaran 2012 2013

Ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades, Pilkada, atau Pemilu

4,86 12,95

Diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta

2,24 2,17

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/swasta

2,13 1,74

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar nggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah

1,00 0,92

Ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas

5,68 5,93

Tabel 5.32 memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat menerima

ketika ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam

Pilkades/Pilkada/Pemilu dan persentasenya naik 4,5 persen menjadi 83,26

persen di tahun 2013.

Mayoritas (72 persen atau naik 3 persen) masyarakat menolak ketika

diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta.

Sedangkan masyarakat yang menolak ketika ditawari bantuan oleh

saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai

negeri/swasta persentasenya pada tahun 2013 adalah 55,87 persen, sedikit

lebih banyak dibanding yang menerima (naik 1,86 persen dibanding tahun

2012).

Mayoritas masyarakat menerima (kebanyakan dengan terpaksa)

ketika ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi

lalu lintas, dan persentasenya turun 3,5 poin menjadi 78,3 persen di tahun

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 81

Tabel 5.32. Persentase Masyarakat yang Pernah Mendapatkan Tawaran Tertentu

Selama Setahun Terakhir menurut Tanggapannya, 2012-2013

Petugas Layanan Publik

Tahun Diminta Petugas

Diminta Pihak Ketiga

Hal Lumrah

Tidak Ada yang Meminta

Total

Ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam Pilkades/ Pilkada/Pemilu

2012 66,81 11,96 16,02 5,21 100

2013 73,63 9,63 13,11 3,63 100

Diminta uang/barang saat proses penerimaan pegawai negeri/swasta

2012 18,24 12,82 51,24 17,70 100

2013 15,84 12,00 54,78 17,39 100

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar anggota rumah tangga diterima menjadi pegawai negeri/ swasta

2012 40,93 5,06 45,02 8,99 100

2013 39,84 4,29 48,03 7,84 100

Ditawari bantuan oleh saudara/teman agar nggota rumah tangga lolos seleksi penerimaan masuk sekolah

2012 28,41 7,40 49,18 15,01 100

2013 43,44 4,97 34,61 16,98 100

Ditawari untuk membayar uang damai saat ditilang oleh petugas polisi lalu lintas

2012 26,99 54,82 8,72 9,47 100

2013 28,07 50,23 9,33 12,37 100

Page 106: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

82 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.4. Pengetahuan/Pemahaman tentang Perilaku Korupsi

Bagian ini mencoba untuk melihat sejauh mana masyarakat

Indonesia memiliki pemahaman tentang perilaku tertentu yang ada di

masyarakat. Terdiri dari delapan kejadian yang berdasarkan definisi pada

survei ini merupakan perilaku korupsi sehari-hari (petty corruption) maupun

perilaku yang diyakini sebagai akar perilaku koruptif. Perilaku yang

ditanyakan terdiri dari berbagai bentuk mulai dari suap, pemerasan dan

nepotisme.

Pengetahuan/pemahaman mengenai perilaku masyarakat tertentu

sebagai perilaku korupsi atau bukan dalam bagian ini diukur dari delapan

perilaku, yakni:

1. Memberi uang damai kepada polisi agar tidak ditilang.

2. Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai

negeri/swasta.

3. Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK).

4. Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat

acara akad nikah.

5. Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/

Pemilu/ Pilkada.

6. Menjamin keluarga/saudara/teman dalam proses penerimaan

menjadi pegawai negeri/swasta.

7. Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah

tempat dia mengajar.

8. Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan

menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi.

Dari delapan jenis perilaku korupsi, Dari Tabel 5.33 terlihat bahwa

pada 2013 persentase responden

yang menyatakan bahwa perilaku

tersebut korupsi berkisar antara 53–

77 persen. Secara umum terjadi

peningkatan dari 2012 yang berkisar

antara 51–73 persen masyarkat

memberikan pendapat tentang

Tiga dari empat responden menyatakan perilaku

memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi

pegawai negeri/swasta merupakan perilaku korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 83

delapan perilaku tersebut sebagai perilaku korupsi. Persentase tertinggi

pada perilaku memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi

pegawai negeri/swasta mencapai sekitar 77,37 persen. Kemudian perilaku

memberi uang damai kepada polisi agar tidak ditilang mencapai sekitar

68,98 persen.

Tabel 5.33. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi

No. Jenis Perilaku 2012 2013

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

66,15 68,98

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

72,93 77,37

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

52,88 54,54

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

54,78 58,10

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan PILKADES/PILKADA/PEMILU

51,38 53,07

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

53,77 58,87

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

51,38 53,60

08 Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

57,72 61,28

Sementara itu, dari delapan jenis perilaku korupsi seperti yang

disajikan pada Tabel 5.34 terlihat bahwa pada 2013, persentase responden

yang menyatakan bahwa perilaku tersebut bukan maupun tidak tahu sebagai

perilaku korupsi berkisar antara 22–46 persen. Tiga persentase tertinggi

terlihat pada perilaku menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan

Pilkades/Pilkada/Pemilu sebesar 46,93 persen, perilaku guru mendapat

jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

sekitar 46,40 persen dan perilaku memberi uang lebih kepada petugas untuk

mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK) sebesar 45,46 persen.

Page 107: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

82 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.4. Pengetahuan/Pemahaman tentang Perilaku Korupsi

Bagian ini mencoba untuk melihat sejauh mana masyarakat

Indonesia memiliki pemahaman tentang perilaku tertentu yang ada di

masyarakat. Terdiri dari delapan kejadian yang berdasarkan definisi pada

survei ini merupakan perilaku korupsi sehari-hari (petty corruption) maupun

perilaku yang diyakini sebagai akar perilaku koruptif. Perilaku yang

ditanyakan terdiri dari berbagai bentuk mulai dari suap, pemerasan dan

nepotisme.

Pengetahuan/pemahaman mengenai perilaku masyarakat tertentu

sebagai perilaku korupsi atau bukan dalam bagian ini diukur dari delapan

perilaku, yakni:

1. Memberi uang damai kepada polisi agar tidak ditilang.

2. Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai

negeri/swasta.

3. Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan

administrasi (KTP dan KK).

4. Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat

acara akad nikah.

5. Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/

Pemilu/ Pilkada.

6. Menjamin keluarga/saudara/teman dalam proses penerimaan

menjadi pegawai negeri/swasta.

7. Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah

tempat dia mengajar.

8. Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan

menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi.

Dari delapan jenis perilaku korupsi, Dari Tabel 5.33 terlihat bahwa

pada 2013 persentase responden

yang menyatakan bahwa perilaku

tersebut korupsi berkisar antara 53–

77 persen. Secara umum terjadi

peningkatan dari 2012 yang berkisar

antara 51–73 persen masyarkat

memberikan pendapat tentang

Tiga dari empat responden menyatakan perilaku

memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi

pegawai negeri/swasta merupakan perilaku korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 83

delapan perilaku tersebut sebagai perilaku korupsi. Persentase tertinggi

pada perilaku memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi

pegawai negeri/swasta mencapai sekitar 77,37 persen. Kemudian perilaku

memberi uang damai kepada polisi agar tidak ditilang mencapai sekitar

68,98 persen.

Tabel 5.33. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi

No. Jenis Perilaku 2012 2013

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

66,15 68,98

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

72,93 77,37

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

52,88 54,54

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

54,78 58,10

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan PILKADES/PILKADA/PEMILU

51,38 53,07

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

53,77 58,87

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

51,38 53,60

08 Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

57,72 61,28

Sementara itu, dari delapan jenis perilaku korupsi seperti yang

disajikan pada Tabel 5.34 terlihat bahwa pada 2013, persentase responden

yang menyatakan bahwa perilaku tersebut bukan maupun tidak tahu sebagai

perilaku korupsi berkisar antara 22–46 persen. Tiga persentase tertinggi

terlihat pada perilaku menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan

Pilkades/Pilkada/Pemilu sebesar 46,93 persen, perilaku guru mendapat

jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

sekitar 46,40 persen dan perilaku memberi uang lebih kepada petugas untuk

mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK) sebesar 45,46 persen.

Page 108: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

84 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Dengan kata lain, masih banyak masyarakat yang sebenarnya tidak

mengetahui/memahami berbagai perilaku korupsi yang terjadi sehari-hari.

Mereka menganggap bahwa perilaku tersebut bukan sebagai perilaku

korupsi.

Tabel 5.34. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Tidak Tahu dan Bukan Perilaku Korupsi

No. Jenis Perilaku 2012 2013

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

33,85 31,02

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

27,07 22,63

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

47,12 45,46

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

45,22 41,90

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan PILKADES/PILKADA/PEMILU

48,62 46,93

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

46,23 41,13

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

48,62 46,40

08 Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

42,28 38,72

Secara umum domisili wilayah

tempat tinggal memiliki perngaruh yang

cukup signifikan dengan tingkat

pemahaman atau pengetahuan responden

terhadap perilaku korupsi, khususnya

pada delapan perilaku yang diukur. Pada

seluruh delapan perilaku tersebut

dibandingkan dengan responden yang

tinggal di wilayah perkotaan persentase

responden yang menyatakan delapan perilaku tersebut merupakan perilaku

korupsi di daerah perdesaan cenderung lebih rendah.

Pada seluruh delapan perilaku yang diukur,

persentase responden di wilayah perdesaan lebih

rendah yang menyatakan perilaku tersebut

merupakan perilaku korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 85

Sebagai contoh, dari Tabel 5.35 nampak pada 2013 sekitar 81,63

persen responden di wilayah perkotaan yang menyatakan perilaku memberi

uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

merupakan perilaku korupsi. Sedangkan responden di wilayah perdesaan

yang menyatakan perilaku tersebut merupakan perilaku korupsi lebih

rendah yakni sebesar 73,53 persen pada 2013.

Selain itu juga terlihat perbedaan persentase terbesar antara wilayah

perkotaan dan perdesaan terjadi pada perilaku seorang pegawai negeri

bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk

keperluan pribadi, dimana jauh lebih tinggi persentase masyarakat

perkotaan yang mengetahui perilaku tersebut sebagai perilaku korupsi

daripada masyarakat perdesaan.

Tabel 5.35. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi menurut Domisili Wilayah, 2012–2013

No. Jenis Perilaku 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

73,31 59,69 74,91 63,66

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

79,84 66,70 81,63 73,53

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

59,48 46,93 60,17 49,47

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

59,73 50,31 62,30 54,31

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/ Pilkada/Pemilu

55,01 48,11 56,16 50,30

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

61,49 46,81 65,40 52,99

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

56,84 46,46 58,33 49,35

08

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

66,16 50,12 68,17 55,09

Page 109: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

84 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Dengan kata lain, masih banyak masyarakat yang sebenarnya tidak

mengetahui/memahami berbagai perilaku korupsi yang terjadi sehari-hari.

Mereka menganggap bahwa perilaku tersebut bukan sebagai perilaku

korupsi.

Tabel 5.34. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Tidak Tahu dan Bukan Perilaku Korupsi

No. Jenis Perilaku 2012 2013

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

33,85 31,02

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

27,07 22,63

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

47,12 45,46

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

45,22 41,90

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan PILKADES/PILKADA/PEMILU

48,62 46,93

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

46,23 41,13

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

48,62 46,40

08 Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

42,28 38,72

Secara umum domisili wilayah

tempat tinggal memiliki perngaruh yang

cukup signifikan dengan tingkat

pemahaman atau pengetahuan responden

terhadap perilaku korupsi, khususnya

pada delapan perilaku yang diukur. Pada

seluruh delapan perilaku tersebut

dibandingkan dengan responden yang

tinggal di wilayah perkotaan persentase

responden yang menyatakan delapan perilaku tersebut merupakan perilaku

korupsi di daerah perdesaan cenderung lebih rendah.

Pada seluruh delapan perilaku yang diukur,

persentase responden di wilayah perdesaan lebih

rendah yang menyatakan perilaku tersebut

merupakan perilaku korupsi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 85

Sebagai contoh, dari Tabel 5.35 nampak pada 2013 sekitar 81,63

persen responden di wilayah perkotaan yang menyatakan perilaku memberi

uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

merupakan perilaku korupsi. Sedangkan responden di wilayah perdesaan

yang menyatakan perilaku tersebut merupakan perilaku korupsi lebih

rendah yakni sebesar 73,53 persen pada 2013.

Selain itu juga terlihat perbedaan persentase terbesar antara wilayah

perkotaan dan perdesaan terjadi pada perilaku seorang pegawai negeri

bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk

keperluan pribadi, dimana jauh lebih tinggi persentase masyarakat

perkotaan yang mengetahui perilaku tersebut sebagai perilaku korupsi

daripada masyarakat perdesaan.

Tabel 5.35. Persentase Masyarakat yang Memberikan Pendapat tentang Beberapa Perilaku

Tertentu di Masyarakat sebagai Perilaku Korupsi menurut Domisili Wilayah, 2012–2013

No. Jenis Perilaku 2012 2013

Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan

01 Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

73,31 59,69 74,91 63,66

02 Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri /swasta

79,84 66,70 81,63 73,53

03 Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

59,48 46,93 60,17 49,47

04 Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

59,73 50,31 62,30 54,31

05 Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/ Pilkada/Pemilu

55,01 48,11 56,16 50,30

06 Menjamin keluarga /saudara /teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

61,49 46,81 65,40 52,99

07 Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

56,84 46,46 58,33 49,35

08

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

66,16 50,12 68,17 55,09

Page 110: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

86 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.5. Media Sosialisasi Pengetahuan Anti Korupsi Dalam strategi 5, dijelaskan persamaan cara pandang dan pola pikir

bahwa korupsi sangat merugikan masyarakat diharapkan dapat mengarah

kepada perbaikan di masa mendatang. Salah satu caranya adalah dengan

melakukan kampanye anti korupsi secara menyeluruh melalui strategi

komunikasi dan informasi yang efektif.

Salah satu metode meningkatkan perilaku anti korupsi adalah

dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat melalui transformasi

pesan maupun pengetahuan anti korupsi. Pembelajaran merupakan suatu

proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari

satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Efektivitas sumber dari

informasi pengetahuan anti korupsi memiliki peranan yang penting dalam

memastikan maksud dan tujuan tercapai.

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan

perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam

proses komunikasi Tujuan dari komunikasi efektif sebenarnya adalah

memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara

pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan

oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan

dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.

Bagian ini menjelaskan mengenai pendapat masyarakat terkait

seberapa sering mereka mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi dari

berbagai sumber dan jenis media. Pengetahuan anti korupsi yang dimaksud

adalah semua informasi ataupun pengetahuan yang intinya menentang/

menolak segala praktek baik yang secara langsung merupakan korupsi

(penyuapan, pemerasan, nepotisme) maupun praktek yang menjadi akar

atau kebiasaan yang permisif terhadap praktek korupsi di masyarakat

Pengetahuan anti korupsi adalah semua informasi ataupun

pengetahuan yang intinya menentang/menolak segala praktek baik yang

secara langsung merupakan korupsi (penyuapan, pemerasan, nepotisme)

maupun praktek yang menjadi akar atau kebiasaan yang permisif terhadap

praktek korupsi di masyarakat.

Berdasarkan Gambar 5.23. nampak lebih dari 60 persen masyarakat

menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi

dari semua jenis sumber yakni keluarga/ kerabat/teman, tokoh agama,

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 87

tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan (LSM), pemerintah, dan KPK

dan lembaga negara non pemerintah lainnya, dan akademisi.

Gambar 5.23. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama

Setahun Terakhir Menurut Sumber, 2013

Persentase masyarakat yang menyatakan tidak pernah mendapatkan

pengetahuan tentang anti korupsi dari sumber pemerintah sebagai salah

satu pihak yang berwenang memberikan sosialisasi anti korupsi sebesar

66,47 persen. Sedangkan sumber akademisi merupakan sumber yang paling

tinggi dimana persentase masyarakat yang mengatakan tidak pernah

mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi dari sumber tersebut

mencapai 87,05 persen.

Gambar 5.24. menunjukkan pola yang sama antara hasil tahun 2013

dengan tahun 2012. Dari keseluruhan masyarkakat, sebagian besar yakni

sejumlah 28,40 persen atau naik 1,1 persen dari 27,30 persen pada 2012

7,13

5,59

7,72

5,37

4,98

4,98

6,93

72,41

66,47

85,58

76,55

63,90

67,60

87,05

12,13

18,65

4,80

14,79

22,33

19,60

3,85

7,42

8,54

1,79

3,09

8,25

7,31

2,00

0,91

0,75

0,12

0,19

0,55

0,52

0,17

KPK dan Lembaga Negara NonPemerintah Lainnya

Pemerintah

Organisasi Kemasyarakatan/ LSM

Tokoh masyarakat

Tokoh agama

Keluarga/kerabat/ teman

Akademisi

Sangat Sering Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Tidak Tahu

Page 111: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

86 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

5.5. Media Sosialisasi Pengetahuan Anti Korupsi Dalam strategi 5, dijelaskan persamaan cara pandang dan pola pikir

bahwa korupsi sangat merugikan masyarakat diharapkan dapat mengarah

kepada perbaikan di masa mendatang. Salah satu caranya adalah dengan

melakukan kampanye anti korupsi secara menyeluruh melalui strategi

komunikasi dan informasi yang efektif.

Salah satu metode meningkatkan perilaku anti korupsi adalah

dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat melalui transformasi

pesan maupun pengetahuan anti korupsi. Pembelajaran merupakan suatu

proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari

satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Efektivitas sumber dari

informasi pengetahuan anti korupsi memiliki peranan yang penting dalam

memastikan maksud dan tujuan tercapai.

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan

perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam

proses komunikasi Tujuan dari komunikasi efektif sebenarnya adalah

memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara

pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan

oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan

dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.

Bagian ini menjelaskan mengenai pendapat masyarakat terkait

seberapa sering mereka mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi dari

berbagai sumber dan jenis media. Pengetahuan anti korupsi yang dimaksud

adalah semua informasi ataupun pengetahuan yang intinya menentang/

menolak segala praktek baik yang secara langsung merupakan korupsi

(penyuapan, pemerasan, nepotisme) maupun praktek yang menjadi akar

atau kebiasaan yang permisif terhadap praktek korupsi di masyarakat

Pengetahuan anti korupsi adalah semua informasi ataupun

pengetahuan yang intinya menentang/menolak segala praktek baik yang

secara langsung merupakan korupsi (penyuapan, pemerasan, nepotisme)

maupun praktek yang menjadi akar atau kebiasaan yang permisif terhadap

praktek korupsi di masyarakat.

Berdasarkan Gambar 5.23. nampak lebih dari 60 persen masyarakat

menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi

dari semua jenis sumber yakni keluarga/ kerabat/teman, tokoh agama,

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 87

tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan (LSM), pemerintah, dan KPK

dan lembaga negara non pemerintah lainnya, dan akademisi.

Gambar 5.23. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama

Setahun Terakhir Menurut Sumber, 2013

Persentase masyarakat yang menyatakan tidak pernah mendapatkan

pengetahuan tentang anti korupsi dari sumber pemerintah sebagai salah

satu pihak yang berwenang memberikan sosialisasi anti korupsi sebesar

66,47 persen. Sedangkan sumber akademisi merupakan sumber yang paling

tinggi dimana persentase masyarakat yang mengatakan tidak pernah

mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi dari sumber tersebut

mencapai 87,05 persen.

Gambar 5.24. menunjukkan pola yang sama antara hasil tahun 2013

dengan tahun 2012. Dari keseluruhan masyarkakat, sebagian besar yakni

sejumlah 28,40 persen atau naik 1,1 persen dari 27,30 persen pada 2012

7,13

5,59

7,72

5,37

4,98

4,98

6,93

72,41

66,47

85,58

76,55

63,90

67,60

87,05

12,13

18,65

4,80

14,79

22,33

19,60

3,85

7,42

8,54

1,79

3,09

8,25

7,31

2,00

0,91

0,75

0,12

0,19

0,55

0,52

0,17

KPK dan Lembaga Negara NonPemerintah Lainnya

Pemerintah

Organisasi Kemasyarakatan/ LSM

Tokoh masyarakat

Tokoh agama

Keluarga/kerabat/ teman

Akademisi

Sangat Sering Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Tidak Tahu

Page 112: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

88 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

masyarakat menilai pemerintah merupakan sumber media yang paling

efektif (mudah diterima, dapat membawa hasil, berguna) dalam memberikan

pengetahuan anti korupsi dari sumber-sumber lainnya. Peringkat berikutnya

untuk sumber media yang menurut masyarakat paling efektif adalah tokoh

agama (28,00 persen atau naik 3,60 persen dibandingkan tahun 2012) dan

keluarga/kerabat/teman sebesar 20,70 persen (naik 5,00 persen

dibandingkan tahun 2012).

Gambar 5.24. Persentase Sumber Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam

Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013

Selain sumber utama, jenis media yang menjadi saluran komunikasi

juga memiliki peranan yang tidak kalah penting agar prose penyampaian

informasi khususnya pengetahuan anti korupsi semakin efektif.

Berdasarkan Gambar 5.25. nampak bahwa persentase masyarakat

yang menyatakan sering mendapatkan pengetahuan anti korupsi paling

tinggi dari seluruh jenis media adalah melalui televisi sebesar 31,99 persen,

kemudian penyampaian secara langsung sebesar 6,74 persen dan

koran/majalah sebesar 6,52 persen. Lebih dari 50 persen masyarakat

menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi

dari semua jenis media kecuali pada media televisi. Persentase masyarakat

yang menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti

korupsi dari televisi sebesar 25,84 persen.

1,80 1,70

10,808,50

15,70

20,70

16,30

11,50

24,40

28,0027,3028,40

1,20

2012 2013

Ormas Tokoh Masyarakat

Keluarga/kerabat/teman KPK dan Lembaga Negara non Pemerintah Lainnya

Tokoh agama Pemerintah

Akademisi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 89

Gambar 5.25. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama

Setahun Terakhir Menurut Jenis Media, 2013

Proses penyampaian informasi/pengetahuan anti korupsi memiliki

efektivitas yang berbeda tergantung dari jenis medianya. Gambar 5.26.

nampak bahwa secara umum sebesar 70,70 persen atau naik 3,60 persen

67,10 persen masyarakat menilai televisi merupakan jenis media yang paling

efektif dalam memberikan pengetahuan anti korupsi. Kemudian peringkat

kedua media yang menurut masyarakat paling efektif (mudah diterima,

dapat membawa hasil, berguna) adalah dengan penyampaian secara

langsung dengan tatap muka (pidato, khutbah, nasehat, dan sebagainya)

sebesar 25,60 persen.

4,41

5,49

5,73

9,60

6,27

5,10

25,84

83,45

74,96

83,11

73,53

64,00

29,44

8,40

12,02

4,43

15,76

23,65

31,99

2,45

6,52

2,51

4,19

6,74

8,32

0,21

0,77

0,36

0,25

0,51

Televisi

Radio

Koran/ Majalah

Internet/ Media Sosial

Alat Peraga

Penyampaian Langsung

Sangat Sering Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Tidak Tahu

Page 113: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

88 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

masyarakat menilai pemerintah merupakan sumber media yang paling

efektif (mudah diterima, dapat membawa hasil, berguna) dalam memberikan

pengetahuan anti korupsi dari sumber-sumber lainnya. Peringkat berikutnya

untuk sumber media yang menurut masyarakat paling efektif adalah tokoh

agama (28,00 persen atau naik 3,60 persen dibandingkan tahun 2012) dan

keluarga/kerabat/teman sebesar 20,70 persen (naik 5,00 persen

dibandingkan tahun 2012).

Gambar 5.24. Persentase Sumber Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam

Memberikan Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013

Selain sumber utama, jenis media yang menjadi saluran komunikasi

juga memiliki peranan yang tidak kalah penting agar prose penyampaian

informasi khususnya pengetahuan anti korupsi semakin efektif.

Berdasarkan Gambar 5.25. nampak bahwa persentase masyarakat

yang menyatakan sering mendapatkan pengetahuan anti korupsi paling

tinggi dari seluruh jenis media adalah melalui televisi sebesar 31,99 persen,

kemudian penyampaian secara langsung sebesar 6,74 persen dan

koran/majalah sebesar 6,52 persen. Lebih dari 50 persen masyarakat

menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti korupsi

dari semua jenis media kecuali pada media televisi. Persentase masyarakat

yang menyatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang anti

korupsi dari televisi sebesar 25,84 persen.

1,80 1,70

10,808,50

15,70

20,70

16,30

11,50

24,40

28,0027,3028,40

1,20

2012 2013

Ormas Tokoh Masyarakat

Keluarga/kerabat/teman KPK dan Lembaga Negara non Pemerintah Lainnya

Tokoh agama Pemerintah

Akademisi

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 89

Gambar 5.25. Persentase Frekuensi Masyarakat Memperoleh Pengetahuan Anti Korupsi Selama

Setahun Terakhir Menurut Jenis Media, 2013

Proses penyampaian informasi/pengetahuan anti korupsi memiliki

efektivitas yang berbeda tergantung dari jenis medianya. Gambar 5.26.

nampak bahwa secara umum sebesar 70,70 persen atau naik 3,60 persen

67,10 persen masyarakat menilai televisi merupakan jenis media yang paling

efektif dalam memberikan pengetahuan anti korupsi. Kemudian peringkat

kedua media yang menurut masyarakat paling efektif (mudah diterima,

dapat membawa hasil, berguna) adalah dengan penyampaian secara

langsung dengan tatap muka (pidato, khutbah, nasehat, dan sebagainya)

sebesar 25,60 persen.

4,41

5,49

5,73

9,60

6,27

5,10

25,84

83,45

74,96

83,11

73,53

64,00

29,44

8,40

12,02

4,43

15,76

23,65

31,99

2,45

6,52

2,51

4,19

6,74

8,32

0,21

0,77

0,36

0,25

0,51

Televisi

Radio

Koran/ Majalah

Internet/ Media Sosial

Alat Peraga

Penyampaian Langsung

Sangat Sering Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Tidak Tahu

Page 114: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

90 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.26. Persentase Jenis Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan

Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013

67,1070,70

25,60 25,60

1,80 1,001,70 1,100,80 0,800,80 0,60

2012 2013

Televisi Penyampaian Langsung

Koran/ Majalah Radio

Internet/ Media Sosial Alat Peraga

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 91

VI. REKOMENDASI

Berdasarkan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013 yang telah

menghasilkan data Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan berbagai

indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi, serta diskusi

berbagai pihak (stakeholder) terdapat beberapa rekomendasi yang

disepakati untuk segera dilaksanakan yakni :

Identifikasi materi-materi PBAK yang sudah ada di K/L

(Kemenkominfo, BUMN, Kemendikbud, KPK, kejaksaan, POLRI, dll)

untuk masyarakat

Optimalisasi lebih tinggi program PBAK di K/L yang memberikan 10

layanan dan melibatkan tokoh agama dalam PBAK K/L

Monitoring efektifitas penggunaan anggaran penyuluhan hukum di

K/L khususnya 10 layanan untuk memberikan informasi anti korupsi.

Peningkatan penyebaran informasi anti korupsi secara langsung

kepada tokoh agama dan pemerintah (K/L), ormas, asosiasi profesi,

asosiasi pedagang, asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan lainnya

Mengembangkan jejaring forum anti korupsi sampai ke daerah untuk

menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat (Critical Mass

Agent perubahan, ketokohan dan panutan)

Memasukan materi STRANAS PPK pada jalur pendidikan PNS

Memasukan pengetahuan anti korupsi sebagai kualifikasi, kompetensi,

dan promosi jabatan pada IPDN, LAN, STAN, Lemhanas, SPN,

Sespimma, Sespimti, Akpol

Melibatkan peran Inspektorat, BPK, Pengawasan Internal mendukung

Eksternal dan sebaliknya untuk implementasi STRANAS PPK

Pengarusutamaan STRANAS PPK ke dalam RPJMN , lintas dan semua

sektor.

Menjadikan STRANAS PPK pilar penting bagi implementasi berbagai

legislasi dan kebijakan, desa, MP3EI, Investasi, Pendidikan , Kesehatan,

maupun prolegnas, reformasi birokrasi, pelayanan publik

Mengembangkan pilot survey integritas , wilayah, lembaga, individu,

dunia usaha, partai politik, dst

VI. REKOMENDASI

Page 115: SPAK 2013 Editan Terakhir

V. INDIKATOR TUNGGAL SPAK 2013

90 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Gambar 5.26. Persentase Jenis Media yang Menurut Masyarakat Paling Efektif dalam Memberikan

Pengetahuan Anti Korupsi, 2012–2013

67,1070,70

25,60 25,60

1,80 1,001,70 1,100,80 0,800,80 0,60

2012 2013

Televisi Penyampaian Langsung

Koran/ Majalah Radio

Internet/ Media Sosial Alat Peraga

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 91

VI. REKOMENDASI

Berdasarkan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013 yang telah

menghasilkan data Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan berbagai

indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi, serta diskusi

berbagai pihak (stakeholder) terdapat beberapa rekomendasi yang

disepakati untuk segera dilaksanakan yakni :

Identifikasi materi-materi PBAK yang sudah ada di K/L

(Kemenkominfo, BUMN, Kemendikbud, KPK, kejaksaan, POLRI, dll)

untuk masyarakat

Optimalisasi lebih tinggi program PBAK di K/L yang memberikan 10

layanan dan melibatkan tokoh agama dalam PBAK K/L

Monitoring efektifitas penggunaan anggaran penyuluhan hukum di

K/L khususnya 10 layanan untuk memberikan informasi anti korupsi.

Peningkatan penyebaran informasi anti korupsi secara langsung

kepada tokoh agama dan pemerintah (K/L), ormas, asosiasi profesi,

asosiasi pedagang, asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan lainnya

Mengembangkan jejaring forum anti korupsi sampai ke daerah untuk

menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat (Critical Mass

Agent perubahan, ketokohan dan panutan)

Memasukan materi STRANAS PPK pada jalur pendidikan PNS

Memasukan pengetahuan anti korupsi sebagai kualifikasi, kompetensi,

dan promosi jabatan pada IPDN, LAN, STAN, Lemhanas, SPN,

Sespimma, Sespimti, Akpol

Melibatkan peran Inspektorat, BPK, Pengawasan Internal mendukung

Eksternal dan sebaliknya untuk implementasi STRANAS PPK

Pengarusutamaan STRANAS PPK ke dalam RPJMN , lintas dan semua

sektor.

Menjadikan STRANAS PPK pilar penting bagi implementasi berbagai

legislasi dan kebijakan, desa, MP3EI, Investasi, Pendidikan , Kesehatan,

maupun prolegnas, reformasi birokrasi, pelayanan publik

Mengembangkan pilot survey integritas , wilayah, lembaga, individu,

dunia usaha, partai politik, dst

VI. REKOMENDASI

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 91

VI. REKOMENDASI

Berdasarkan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2013 yang telah

menghasilkan data Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan berbagai

indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi, serta diskusi

berbagai pihak (stakeholder) terdapat beberapa rekomendasi yang

disepakati untuk segera dilaksanakan yakni :

Identifikasi materi-materi PBAK yang sudah ada di K/L

(Kemenkominfo, BUMN, Kemendikbud, KPK, kejaksaan, POLRI, dll)

untuk masyarakat

Optimalisasi lebih tinggi program PBAK di K/L yang memberikan 10

layanan dan melibatkan tokoh agama dalam PBAK K/L

Monitoring efektifitas penggunaan anggaran penyuluhan hukum di

K/L khususnya 10 layanan untuk memberikan informasi anti korupsi.

Peningkatan penyebaran informasi anti korupsi secara langsung

kepada tokoh agama dan pemerintah (K/L), ormas, asosiasi profesi,

asosiasi pedagang, asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan lainnya

Mengembangkan jejaring forum anti korupsi sampai ke daerah untuk

menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat (Critical Mass

Agent perubahan, ketokohan dan panutan)

Memasukan materi STRANAS PPK pada jalur pendidikan PNS

Memasukan pengetahuan anti korupsi sebagai kualifikasi, kompetensi,

dan promosi jabatan pada IPDN, LAN, STAN, Lemhanas, SPN,

Sespimma, Sespimti, Akpol

Melibatkan peran Inspektorat, BPK, Pengawasan Internal mendukung

Eksternal dan sebaliknya untuk implementasi STRANAS PPK

Pengarusutamaan STRANAS PPK ke dalam RPJMN , lintas dan semua

sektor.

Menjadikan STRANAS PPK pilar penting bagi implementasi berbagai

legislasi dan kebijakan, desa, MP3EI, Investasi, Pendidikan , Kesehatan,

maupun prolegnas, reformasi birokrasi, pelayanan publik

Mengembangkan pilot survey integritas , wilayah, lembaga, individu,

dunia usaha, partai politik, dst

VI. REKOMENDASI

Page 116: SPAK 2013 Editan Terakhir

VI. REKOMENDASI

92 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Khusus bagi kepolisian, menata sistem dan data, dimulainya dari

pengaduan masyarakat, pelayanan yang diberikan, tindak lanjut dan

waktunya, investigasi, penuntutan, sanksi dan hukuman (Data Crime

Statistik)

Memotivasi sekolah untuk mengembangkan mekanisme reward dan

punishment oleh sekolah kepada guru berprestasi

Mendorong proses penerimaan murid baru yang terbuka, adil, tanpa

memprioritaskan anak guru dan pejabat (education for all)

Menyusun kebijakan mengenai insentif dan biaya layanan yang

diberikan oleh tokoh formal dan disosialisasikan kepada masyarakat

Mendorong penggunaan Citizen Report Card atau Community Score

Card untuk penilaian kualitas pelayanan publik

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 93

Page 117: SPAK 2013 Editan Terakhir

VI. REKOMENDASI

92 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Khusus bagi kepolisian, menata sistem dan data, dimulainya dari

pengaduan masyarakat, pelayanan yang diberikan, tindak lanjut dan

waktunya, investigasi, penuntutan, sanksi dan hukuman (Data Crime

Statistik)

Memotivasi sekolah untuk mengembangkan mekanisme reward dan

punishment oleh sekolah kepada guru berprestasi

Mendorong proses penerimaan murid baru yang terbuka, adil, tanpa

memprioritaskan anak guru dan pejabat (education for all)

Menyusun kebijakan mengenai insentif dan biaya layanan yang

diberikan oleh tokoh formal dan disosialisasikan kepada masyarakat

Mendorong penggunaan Citizen Report Card atau Community Score

Card untuk penilaian kualitas pelayanan publik

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 93

Page 118: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 95

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner SPAK13.K

Page 119: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 95

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner SPAK13.K

Page 120: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

96 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 97

Page 121: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

96 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 97

Page 122: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

98 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 99

Page 123: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

98 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 99

Page 124: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

100 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran 2 : Foto-Foto Workshop Instruktur Nasional

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 101

Page 125: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

100 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran 2 : Foto-Foto Workshop Instruktur Nasional

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 101

Page 126: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

102 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 103

Lampiran 3 : Foto-Foto Pencacahan

Pencacahan di Tapango, Provinsi Sulawesi Barat

Pencacahan di Binuang, Provinsi Sulawesi Barat

Page 127: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

102 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 103

Lampiran 3 : Foto-Foto Pencacahan

Pencacahan di Tapango, Provinsi Sulawesi Barat

Pencacahan di Binuang, Provinsi Sulawesi Barat

Page 128: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

104 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Pencacahan di Kelurahan Amassangan, Provinsi Sulawesi Barat

Pencacahan di Provinsi Lampung

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 105

Lampiran Tabel 1. Jumlah Target Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi

Provinsi Klasifikasi Wilayah

Perkotaan Perdesaan Total (1) (2) (3) (4)

Aceh 40 80 120

Sumatera Utara 360 120 480

Sumatera Barat 80 80 160

Riau 120 80 200

Jambi 80 40 120

Sumatera Selatan 120 120 240

Bengkulu 40 40 80

Lampung 120 140 260

Kepulauan Bangka Belitung 40 0 40

Kepulauan Riau 80 0 80

DKI Jakarta 560 0 560

Jawa Barat 1.720 400 2.120

Jawa Tengah 880 480 1.360

DI Yogyakarta 160 40 200

Jawa Timur 1.120 520 1.640

Banten 390 80 470

Bali 160 10 170

Nusa Tenggara Barat 120 110 230

Nusa Tenggara Timur 30 80 110

Kalimantan Barat 120 80 200

Kalimantan Tengah 20 40 60

Kalimantan Selatan 80 40 120

Kalimantan Timur 120 40 160

Sulawesi Utara 80 10 90

Sulawesi Tengah 40 70 110

Sulawesi Selatan 80 130 210

Sulawesi Tenggara 40 0 40

Gorontalo 0 40 40

Sulawesi Barat 0 70 70

Maluku 80 0 80

Maluku Utara 40 10 50

Papua Barat 40 0 40

Papua 40 50 90

Total 7.000 3.000 10.000

Page 129: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

104 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Pencacahan di Kelurahan Amassangan, Provinsi Sulawesi Barat

Pencacahan di Provinsi Lampung

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 105

Lampiran Tabel 1. Jumlah Target Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi

Provinsi Klasifikasi Wilayah

Perkotaan Perdesaan Total (1) (2) (3) (4)

Aceh 40 80 120

Sumatera Utara 360 120 480

Sumatera Barat 80 80 160

Riau 120 80 200

Jambi 80 40 120

Sumatera Selatan 120 120 240

Bengkulu 40 40 80

Lampung 120 140 260

Kepulauan Bangka Belitung 40 0 40

Kepulauan Riau 80 0 80

DKI Jakarta 560 0 560

Jawa Barat 1.720 400 2.120

Jawa Tengah 880 480 1.360

DI Yogyakarta 160 40 200

Jawa Timur 1.120 520 1.640

Banten 390 80 470

Bali 160 10 170

Nusa Tenggara Barat 120 110 230

Nusa Tenggara Timur 30 80 110

Kalimantan Barat 120 80 200

Kalimantan Tengah 20 40 60

Kalimantan Selatan 80 40 120

Kalimantan Timur 120 40 160

Sulawesi Utara 80 10 90

Sulawesi Tengah 40 70 110

Sulawesi Selatan 80 130 210

Sulawesi Tenggara 40 0 40

Gorontalo 0 40 40

Sulawesi Barat 0 70 70

Maluku 80 0 80

Maluku Utara 40 10 50

Papua Barat 40 0 40

Papua 40 50 90

Total 7.000 3.000 10.000

Page 130: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

106 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 2. Jumlah Realisasi Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi

Provinsi Klasifikasi Wilayah

Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Aceh 37 71 108

Sumatera Utara 325 112 437

Sumatera Barat 75 69 144

Riau 106 72 178

Jambi 74 38 112

Sumatera Selatan 103 97 200

Bengkulu 32 36 68

Lampung 107 137 244

Kepulauan Bangka Belitung 36 0 36

Kepulauan Riau 71 0 71

DKI Jakarta 501 0 501

Jawa Barat 1.514 366 1.880

Jawa Tengah 820 448 1.268

DI Yogyakarta 135 39 174

Jawa Timur 1.031 482 1.513

Banten 349 71 420

Bali 147 10 157

Nusa Tenggara Barat 110 102 212

Nusa Tenggara Timur 27 76 103

Kalimantan Barat 109 76 185

Kalimantan Tengah 19 36 55

Kalimantan Selatan 72 38 110

Kalimantan Timur 104 37 141

Sulawesi Utara 71 9 80

Sulawesi Tengah 36 65 101

Sulawesi Selatan 69 115 184

Sulawesi Tenggara 38 0 38

Gorontalo 0 37 37

Sulawesi Barat 0 63 63

Maluku 64 0 64

Maluku Utara 28 10 38

Papua Barat 34 0 34

Papua 30 44 74

Total 6.274 2.756 9.030

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 107

Lampiran Tabel 3. Karakteristik Responden menurut Klasifikasi Kota/Desa

Karakteristik Responden Perkotaan Perdesaan Total

n % n % n %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

KRT 3.663 58,38 1.611 58,45 5.274 58,41

Istri/Suami 2.611 41,62 1.145 41,55 3.756 41,59

Jenis Kelamin

Laki-laki 2.689 42,86 1.230 44,63 3.919 43,40

Perempuan 3.585 57,14 1.526 55,37 5.111 56,60

Kelompok Umur (Tahun)

< 20 41 0,65 8 0,29 49 0,54

20-29 521 8,30 234 8,49 755 8,36

30-39 1.517 24,18 689 25,00 2.206 24,43

40-49 1.798 28,66 686 24,89 2.484 27,51

50-59 1.327 21,15 620 22,50 1.947 21,56

60-69 690 11,00 331 12,01 1.021 11,31

70 + 380 6,06 188 6,82 568 6,29

Status Perkawinan

Tidak kawin 221 3,52 38 1,38 259 2,87

Kawin 5.042 80,36 2.300 83,45 7.342 81,31

Cerai Hidup 184 2,93 73 2,65 257 2,85

Cerai Mati 827 13,18 345 12,52 1.172 12,98

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

SLTP ke bawah 3.715 59,21 2.433 88,28 6.148 68,08

SLTA 1.806 28,79 250 9,07 2.056 22,77

Di atas SLTA 753 12,00 73 2,65 826 9,15

Status Bekerja/Berusahan

Bekerja/Berusaha 4.230 67,42 2.144 77,79 6.374 70,59

Tidak Bekerja/Berusaha 2.044 32,58 612 22,21 2.656 29,41

Rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan

< Rp 1 Juta 1.202 19,16 1.064 38,61 2.266 25,09

Rp 1 Juta – 2.9 Juta 3.660 58,34 1.484 53,85 5.144 56,97

Rp 3 Juta – 5.9 Juta 1.216 19,38 192 6,97 1.408 15,59

Rp 6 Juta – 9.9 Juta 151 2,41 15 0,54 166 1,84

Rp10 Juta – 14.9 Juta 30 0,48 1 0,04 31 0,34

>= Rp 15 Juta 15 0,24 15 0,17

Total 6.274 100,00 2.756 100,00 9.030 100,00

Page 131: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

106 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 2. Jumlah Realisasi Sampel SPAK 2013 menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi

Provinsi Klasifikasi Wilayah

Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Aceh 37 71 108

Sumatera Utara 325 112 437

Sumatera Barat 75 69 144

Riau 106 72 178

Jambi 74 38 112

Sumatera Selatan 103 97 200

Bengkulu 32 36 68

Lampung 107 137 244

Kepulauan Bangka Belitung 36 0 36

Kepulauan Riau 71 0 71

DKI Jakarta 501 0 501

Jawa Barat 1.514 366 1.880

Jawa Tengah 820 448 1.268

DI Yogyakarta 135 39 174

Jawa Timur 1.031 482 1.513

Banten 349 71 420

Bali 147 10 157

Nusa Tenggara Barat 110 102 212

Nusa Tenggara Timur 27 76 103

Kalimantan Barat 109 76 185

Kalimantan Tengah 19 36 55

Kalimantan Selatan 72 38 110

Kalimantan Timur 104 37 141

Sulawesi Utara 71 9 80

Sulawesi Tengah 36 65 101

Sulawesi Selatan 69 115 184

Sulawesi Tenggara 38 0 38

Gorontalo 0 37 37

Sulawesi Barat 0 63 63

Maluku 64 0 64

Maluku Utara 28 10 38

Papua Barat 34 0 34

Papua 30 44 74

Total 6.274 2.756 9.030

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 107

Lampiran Tabel 3. Karakteristik Responden menurut Klasifikasi Kota/Desa

Karakteristik Responden Perkotaan Perdesaan Total

n % n % n %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

KRT 3.663 58,38 1.611 58,45 5.274 58,41

Istri/Suami 2.611 41,62 1.145 41,55 3.756 41,59

Jenis Kelamin

Laki-laki 2.689 42,86 1.230 44,63 3.919 43,40

Perempuan 3.585 57,14 1.526 55,37 5.111 56,60

Kelompok Umur (Tahun)

< 20 41 0,65 8 0,29 49 0,54

20-29 521 8,30 234 8,49 755 8,36

30-39 1.517 24,18 689 25,00 2.206 24,43

40-49 1.798 28,66 686 24,89 2.484 27,51

50-59 1.327 21,15 620 22,50 1.947 21,56

60-69 690 11,00 331 12,01 1.021 11,31

70 + 380 6,06 188 6,82 568 6,29

Status Perkawinan

Tidak kawin 221 3,52 38 1,38 259 2,87

Kawin 5.042 80,36 2.300 83,45 7.342 81,31

Cerai Hidup 184 2,93 73 2,65 257 2,85

Cerai Mati 827 13,18 345 12,52 1.172 12,98

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

SLTP ke bawah 3.715 59,21 2.433 88,28 6.148 68,08

SLTA 1.806 28,79 250 9,07 2.056 22,77

Di atas SLTA 753 12,00 73 2,65 826 9,15

Status Bekerja/Berusahan

Bekerja/Berusaha 4.230 67,42 2.144 77,79 6.374 70,59

Tidak Bekerja/Berusaha 2.044 32,58 612 22,21 2.656 29,41

Rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan

< Rp 1 Juta 1.202 19,16 1.064 38,61 2.266 25,09

Rp 1 Juta – 2.9 Juta 3.660 58,34 1.484 53,85 5.144 56,97

Rp 3 Juta – 5.9 Juta 1.216 19,38 192 6,97 1.408 15,59

Rp 6 Juta – 9.9 Juta 151 2,41 15 0,54 166 1,84

Rp10 Juta – 14.9 Juta 30 0,48 1 0,04 31 0,34

>= Rp 15 Juta 15 0,24 15 0,17

Total 6.274 100,00 2.756 100,00 9.030 100,00

Page 132: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

108 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 4. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat

menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Kebiasaan di Masyarakat Klasifikasi

Wilayah

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap istri yang menerima uang pemberian suami diluar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut

Perkotaan 0,89 22,22 20,33 56,56 100,00

Perdesaan 1,23 22,76 24,07 51,94 100,00

Total 1,07 22,50 22,30 54,13 100,00

Seorang Pegawai Negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Perkotaan 0,34 19,40 19,45 60,81 100,00

Perdesaan 0,51 27,01 21,48 51,00 100,00

Total 0,43 23,41 20,52 55,65 100,00

Orang tua mengajak anaknya dalam kampanye PEMILU/PILKADA demi mendapatkan uang saku yang lebih banyak

Perkotaan 0,27 14,81 17,36 67,56 100,00

Perdesaan 0,62 18,69 21,17 59,52 100,00

Total 0,45 16,85 19,37 63,33 100,00

Seseorang mengetahui saudaranya tanpa izin mengambil uang orang tuanya tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya

Perkotaan 0,03 2,87 12,30 84,81 100,00

Perdesaan 0,11 3,81 15,90 80,18 100,00

Total 0,07 3,37 14,19 82,37 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Perkotaan 2,50 58,14 12,30 27,06 100,00

Perdesaan 4,65 61,81 11,83 21,71 100,00

Total 3,63 60,07 12,05 24,24 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika menjelang hari raya keagamaan.

Perkotaan 1,92 52,31 14,57 31,20 100,00

Perdesaan 3,67 57,11 14,70 24,52 100,00

Total 2,84 54,83 14,64 27,69 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Perkotaan 0,87 38,81 18,26 42,06 100,00

Perdesaan 1,85 43,20 17,97 36,98 100,00

Total 1,39 41,12 18,11 39,39 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/ Kades/Lurah ketika menjelang hari raya keagamaan

Perkotaan 0,56 30,38 19,02 50,04 100,00

Perdesaan 0,84 31,36 20,30 47,51 100,00

Total 0,71 30,90 19,69 48,71 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 109

Lanjutan LampiranTabel 4.

Kebiasaan di Masyarakat Klasifikasi

Wilayah

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Demi mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin keluarga/saudara/ teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 1,45 31,69 16,53 50,33 100,00

Perdesaan 2,18 41,89 18,33 37,60 100,00

Total 1,83 37,06 17,48 43,63 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 0,27 11,10 11,97 76,65 100,00

Perdesaan 0,98 18,65 16,11 64,25 100,00

Total 0,65 15,08 14,15 70,12 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP, Akta Kelahiran, SIM dll).

Perkotaan 0,82 36,57 17,13 45,49 100,00

Perdesaan 1,16 46,50 15,54 36,79 100,00

Total 1,00 41,80 16,29 40,91 100,00

Memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

Perkotaan 0,68 29,83 16,91 52,59 100,00

Perdesaan 1,23 41,68 17,53 39,56 100,00

Total 0,97 36,07 17,24 45,72 100,00

Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada Polisi

Perkotaan 0,60 20,98 15,92 62,50 100,00

Perdesaan 0,76 34,93 20,22 44,09 100,00

Total 0,69 28,32 18,18 52,81 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Perkotaan 0,74 25,40 18,02 55,84 100,00

Perdesaan 0,58 29,47 18,87 51,07 100,00

Total 0,66 27,54 18,47 53,33 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Perkotaan 0,99 28,59 18,22 52,21 100,00

Perdesaan 1,02 29,95 21,99 47,04 100,00

Total 1,00 29,31 20,20 49,49 100,00

Guru meminta uang/barang dari orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

Perkotaan 0,31 8,79 13,12 77,77 100,00

Perdesaan 0,29 14,44 18,44 66,82 100,00

Total 0,30 11,77 15,93 72,01 100,00

Memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

Perkotaan 0,34 8,09 14,71 76,87 100,00

Perdesaan 0,44 14,45 20,58 64,53 100,00

Total 0,39 11,44 17,80 70,37 100,00

Pegawai melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

Perkotaan 0,37 11,01 15,02 73,61 100,00

Perdesaan 0,29 12,20 18,23 69,28 100,00

Total 0,33 11,63 16,71 71,33 100,00

Membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan PEMILU/ PILKADA.

Perkotaan 0,61 23,90 15,03 60,46 100,00

Perdesaan 0,94 29,11 15,25 54,70 100,00

Total 0,79 26,64 15,14 57,42 100,00

Mengharapkan pembagian uang/barang pada pelaksanaan PEMILU/PILKADA

Perkotaan 0,65 25,55 17,39 56,41 100,00

Perdesaan 0,84 27,48 17,42 54,26 100,00

Total 0,75 26,57 17,41 55,28 100,00

Page 133: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

108 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 4. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat

menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Kebiasaan di Masyarakat Klasifikasi

Wilayah

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap istri yang menerima uang pemberian suami diluar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut

Perkotaan 0,89 22,22 20,33 56,56 100,00

Perdesaan 1,23 22,76 24,07 51,94 100,00

Total 1,07 22,50 22,30 54,13 100,00

Seorang Pegawai Negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Perkotaan 0,34 19,40 19,45 60,81 100,00

Perdesaan 0,51 27,01 21,48 51,00 100,00

Total 0,43 23,41 20,52 55,65 100,00

Orang tua mengajak anaknya dalam kampanye PEMILU/PILKADA demi mendapatkan uang saku yang lebih banyak

Perkotaan 0,27 14,81 17,36 67,56 100,00

Perdesaan 0,62 18,69 21,17 59,52 100,00

Total 0,45 16,85 19,37 63,33 100,00

Seseorang mengetahui saudaranya tanpa izin mengambil uang orang tuanya tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya

Perkotaan 0,03 2,87 12,30 84,81 100,00

Perdesaan 0,11 3,81 15,90 80,18 100,00

Total 0,07 3,37 14,19 82,37 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Perkotaan 2,50 58,14 12,30 27,06 100,00

Perdesaan 4,65 61,81 11,83 21,71 100,00

Total 3,63 60,07 12,05 24,24 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika menjelang hari raya keagamaan.

Perkotaan 1,92 52,31 14,57 31,20 100,00

Perdesaan 3,67 57,11 14,70 24,52 100,00

Total 2,84 54,83 14,64 27,69 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Perkotaan 0,87 38,81 18,26 42,06 100,00

Perdesaan 1,85 43,20 17,97 36,98 100,00

Total 1,39 41,12 18,11 39,39 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/ Kades/Lurah ketika menjelang hari raya keagamaan

Perkotaan 0,56 30,38 19,02 50,04 100,00

Perdesaan 0,84 31,36 20,30 47,51 100,00

Total 0,71 30,90 19,69 48,71 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 109

Lanjutan LampiranTabel 4.

Kebiasaan di Masyarakat Klasifikasi

Wilayah

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Demi mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin keluarga/saudara/ teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 1,45 31,69 16,53 50,33 100,00

Perdesaan 2,18 41,89 18,33 37,60 100,00

Total 1,83 37,06 17,48 43,63 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 0,27 11,10 11,97 76,65 100,00

Perdesaan 0,98 18,65 16,11 64,25 100,00

Total 0,65 15,08 14,15 70,12 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP, Akta Kelahiran, SIM dll).

Perkotaan 0,82 36,57 17,13 45,49 100,00

Perdesaan 1,16 46,50 15,54 36,79 100,00

Total 1,00 41,80 16,29 40,91 100,00

Memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

Perkotaan 0,68 29,83 16,91 52,59 100,00

Perdesaan 1,23 41,68 17,53 39,56 100,00

Total 0,97 36,07 17,24 45,72 100,00

Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada Polisi

Perkotaan 0,60 20,98 15,92 62,50 100,00

Perdesaan 0,76 34,93 20,22 44,09 100,00

Total 0,69 28,32 18,18 52,81 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Perkotaan 0,74 25,40 18,02 55,84 100,00

Perdesaan 0,58 29,47 18,87 51,07 100,00

Total 0,66 27,54 18,47 53,33 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Perkotaan 0,99 28,59 18,22 52,21 100,00

Perdesaan 1,02 29,95 21,99 47,04 100,00

Total 1,00 29,31 20,20 49,49 100,00

Guru meminta uang/barang dari orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

Perkotaan 0,31 8,79 13,12 77,77 100,00

Perdesaan 0,29 14,44 18,44 66,82 100,00

Total 0,30 11,77 15,93 72,01 100,00

Memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

Perkotaan 0,34 8,09 14,71 76,87 100,00

Perdesaan 0,44 14,45 20,58 64,53 100,00

Total 0,39 11,44 17,80 70,37 100,00

Pegawai melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

Perkotaan 0,37 11,01 15,02 73,61 100,00

Perdesaan 0,29 12,20 18,23 69,28 100,00

Total 0,33 11,63 16,71 71,33 100,00

Membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan PEMILU/ PILKADA.

Perkotaan 0,61 23,90 15,03 60,46 100,00

Perdesaan 0,94 29,11 15,25 54,70 100,00

Total 0,79 26,64 15,14 57,42 100,00

Mengharapkan pembagian uang/barang pada pelaksanaan PEMILU/PILKADA

Perkotaan 0,65 25,55 17,39 56,41 100,00

Perdesaan 0,84 27,48 17,42 54,26 100,00

Total 0,75 26,57 17,41 55,28 100,00

Page 134: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

110 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 5. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat

menurut Jenis Kelamin, 2013

Kebiasaan di Masyarakat Jenis

Kelamin

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap istri yang menerima uang pemberian suami diluar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut

Laki-laki 1,17 25,39 23,15 50,30 100,00

Perempuan 0,99 20,26 21,64 57,11 100,00

Total 1,07 22,50 22,30 54,13 100,00

Seorang Pegawai Negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Laki-laki 0,38 21,08 21,18 57,36 100,00

Perempuan 0,47 25,22 20,00 54,31 100,00

Total 0,43 23,41 20,52 55,65 100,00

Orang tua mengajak anaknya dalam kampanye PEMILU/PILKADA demi mendapatkan uang saku yang lebih banyak

Laki-laki 0,47 15,48 19,48 64,57 100,00

Perempuan 0,44 17,92 19,28 62,36 100,00

Total 0,45 16,85 19,37 63,33 100,00

Seseorang mengetahui saudaranya tanpa izin mengambil uang orang tuanya tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya

Laki-laki 0,13 3,43 14,31 82,13 100,00

Perempuan 0,02 3,32 14,10 82,56 100,00

Total 0,07 3,37 14,19 82,37 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Laki-laki 3,73 59,07 12,61 24,58 100,00

Perempuan 3,55 60,85 11,62 23,98 100,00

Total 3,63 60,07 12,05 24,24 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika menjelang hari raya keagamaan.

Laki-laki 2,44 53,30 15,04 29,22 100,00

Perempuan 3,15 56,03 14,33 26,49 100,00

Total 2,84 54,83 14,64 27,69 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Laki-laki 1,45 39,87 17,89 40,78 100,00

Perempuan 1,33 42,10 18,27 38,30 100,00

Total 1,39 41,12 18,11 39,39 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/ Kades/Lurah ketika menjelang hari raya keagamaan

Laki-laki 0,58 29,31 20,43 49,68 100,00

Perempuan 0,80 32,13 19,12 47,95 100,00

Total 0,71 30,90 19,69 48,71 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 111

Lanjutan Lampiran Tabel 5.

Kebiasaan di Masyarakat Jenis

Kelamin

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Demi mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin keluarga/saudara/ teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 1,88 34,89 17,51 45,72 100,00

Perempuan 1,79 38,76 17,45 42,00 100,00

Total 1,83 37,06 17,48 43,63 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 0,83 13,51 13,97 71,69 100,00

Perempuan 0,50 16,30 14,29 68,91 100,00

Total 0,65 15,08 14,15 70,12 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP, Akta Kelahiran, SIM dll).

Laki-laki 0,79 39,94 17,21 42,05 100,00

Perempuan 1,16 43,24 15,57 40,03 100,00

Total 1,00 41,80 16,29 40,91 100,00

Memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

Laki-laki 0,79 34,61 17,48 47,12 100,00

Perempuan 1,11 37,20 17,05 44,64 100,00

Total 0,97 36,07 17,24 45,72 100,00

Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada Polisi

Laki-laki 0,64 26,92 17,35 55,09 100,00

Perempuan 0,72 29,41 18,83 51,03 100,00

Total 0,69 28,32 18,18 52,81 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Laki-laki 0,46 26,93 18,24 54,37 100,00

Perempuan 0,81 28,02 18,64 52,53 100,00

Total 0,66 27,54 18,47 53,33 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Laki-laki 0,92 27,97 20,45 50,67 100,00

Perempuan 1,07 30,35 20,01 48,57 100,00

Total 1,00 29,31 20,20 49,49 100,00

Guru meminta uang/barang dari orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

Laki-laki 0,25 10,30 15,67 73,78 100,00

Perempuan 0,34 12,91 16,12 70,62 100,00

Total 0,30 11,77 15,93 72,01 100,00

Memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

Laki-laki 0,32 11,08 17,06 71,55 100,00

Perempuan 0,44 11,72 18,38 69,46 100,00

Total 0,39 11,44 17,80 70,37 100,00

Pegawai melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

Laki-laki 0,35 10,20 16,77 72,68 100,00

Perempuan 0,31 12,75 16,66 70,28 100,00

Total 0,33 11,63 16,71 71,33 100,00

Membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan PEMILU/ PILKADA.

Laki-laki 0,68 23,39 16,01 59,92 100,00

Perempuan 0,87 29,17 14,47 55,48 100,00

Total 0,79 26,64 15,14 57,42 100,00

Mengharapkan pembagian uang/barang pada pelaksanaan PEMILU/PILKADA

Laki-laki 0,62 24,87 17,77 56,73 100,00

Perempuan 0,84 27,89 17,12 54,15 100,00

Total 0,75 26,57 17,41 55,28 100,00

Page 135: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

110 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 5. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Kebiasaan di Masyarakat

menurut Jenis Kelamin, 2013

Kebiasaan di Masyarakat Jenis

Kelamin

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sikap istri yang menerima uang pemberian suami diluar penghasilan suami tanpa mempertanyakan asal usul uang tersebut

Laki-laki 1,17 25,39 23,15 50,30 100,00

Perempuan 0,99 20,26 21,64 57,11 100,00

Total 1,07 22,50 22,30 54,13 100,00

Seorang Pegawai Negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Laki-laki 0,38 21,08 21,18 57,36 100,00

Perempuan 0,47 25,22 20,00 54,31 100,00

Total 0,43 23,41 20,52 55,65 100,00

Orang tua mengajak anaknya dalam kampanye PEMILU/PILKADA demi mendapatkan uang saku yang lebih banyak

Laki-laki 0,47 15,48 19,48 64,57 100,00

Perempuan 0,44 17,92 19,28 62,36 100,00

Total 0,45 16,85 19,37 63,33 100,00

Seseorang mengetahui saudaranya tanpa izin mengambil uang orang tuanya tetapi tidak melaporkan kepada orang tuanya

Laki-laki 0,13 3,43 14,31 82,13 100,00

Perempuan 0,02 3,32 14,10 82,56 100,00

Total 0,07 3,37 14,19 82,37 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Laki-laki 3,73 59,07 12,61 24,58 100,00

Perempuan 3,55 60,85 11,62 23,98 100,00

Total 3,63 60,07 12,05 24,24 100,00

Memberi uang/barang kepada tokoh adat/agama/masyarakat ketika menjelang hari raya keagamaan.

Laki-laki 2,44 53,30 15,04 29,22 100,00

Perempuan 3,15 56,03 14,33 26,49 100,00

Total 2,84 54,83 14,64 27,69 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/Kades/Lurah ketika suatu keluarga melaksanakan hajatan (pernikahan, khitanan, kematian, dsb)

Laki-laki 1,45 39,87 17,89 40,78 100,00

Perempuan 1,33 42,10 18,27 38,30 100,00

Total 1,39 41,12 18,11 39,39 100,00

Memberi uang/barang kepada ketua RT/RW/ Kades/Lurah ketika menjelang hari raya keagamaan

Laki-laki 0,58 29,31 20,43 49,68 100,00

Perempuan 0,80 32,13 19,12 47,95 100,00

Total 0,71 30,90 19,69 48,71 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 111

Lanjutan Lampiran Tabel 5.

Kebiasaan di Masyarakat Jenis

Kelamin

Pendapat Masyarakat

Sangat Wajar

Wajar Kurang Wajar

Tidak Wajar

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Demi mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan, seseorang menjamin keluarga/saudara/ teman agar diterima menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 1,88 34,89 17,51 45,72 100,00

Perempuan 1,79 38,76 17,45 42,00 100,00

Total 1,83 37,06 17,48 43,63 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 0,83 13,51 13,97 71,69 100,00

Perempuan 0,50 16,30 14,29 68,91 100,00

Total 0,65 15,08 14,15 70,12 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP, Akta Kelahiran, SIM dll).

Laki-laki 0,79 39,94 17,21 42,05 100,00

Perempuan 1,16 43,24 15,57 40,03 100,00

Total 1,00 41,80 16,29 40,91 100,00

Memberi uang lebih kepada polisi untuk mempercepat pengurusan SIM dan STNK

Laki-laki 0,79 34,61 17,48 47,12 100,00

Perempuan 1,11 37,20 17,05 44,64 100,00

Total 0,97 36,07 17,24 45,72 100,00

Pelanggar lalu lintas yang memberi uang damai kepada Polisi

Laki-laki 0,64 26,92 17,35 55,09 100,00

Perempuan 0,72 29,41 18,83 51,03 100,00

Total 0,69 28,32 18,18 52,81 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transpor ke tempat acara akad nikah

Laki-laki 0,46 26,93 18,24 54,37 100,00

Perempuan 0,81 28,02 18,64 52,53 100,00

Total 0,66 27,54 18,47 53,33 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Laki-laki 0,92 27,97 20,45 50,67 100,00

Perempuan 1,07 30,35 20,01 48,57 100,00

Total 1,00 29,31 20,20 49,49 100,00

Guru meminta uang/barang dari orangtua murid ketika kenaikan kelas/penerimaan rapor

Laki-laki 0,25 10,30 15,67 73,78 100,00

Perempuan 0,34 12,91 16,12 70,62 100,00

Total 0,30 11,77 15,93 72,01 100,00

Memberi uang/barang kepada pihak sekolah agar anaknya dapat diterima di sekolah tersebut.

Laki-laki 0,32 11,08 17,06 71,55 100,00

Perempuan 0,44 11,72 18,38 69,46 100,00

Total 0,39 11,44 17,80 70,37 100,00

Pegawai melakukan pekerjaan/usaha sampingan di luar tugasnya pada saat jam kerja

Laki-laki 0,35 10,20 16,77 72,68 100,00

Perempuan 0,31 12,75 16,66 70,28 100,00

Total 0,33 11,63 16,71 71,33 100,00

Membagikan uang/barang kepada calon pemilih pelaksanaan PEMILU/ PILKADA.

Laki-laki 0,68 23,39 16,01 59,92 100,00

Perempuan 0,87 29,17 14,47 55,48 100,00

Total 0,79 26,64 15,14 57,42 100,00

Mengharapkan pembagian uang/barang pada pelaksanaan PEMILU/PILKADA

Laki-laki 0,62 24,87 17,77 56,73 100,00

Perempuan 0,84 27,89 17,12 54,15 100,00

Total 0,75 26,57 17,41 55,28 100,00

Page 136: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

112 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Menurut Klasifikasi Wilayah Selama Setahun Terakhir, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya,

sendiri Ya, dengan perantara

Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 45,71 6,39 47,90 100,00

Perdesaan 36,20 7,99 55,81 100,00

Total 40,70 7,23 52,07 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 49,44 9,85 40,71 100,00

Perdesaan 47,99 11,69 40,32 100,00

Total 48,68 10,82 40,50 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 25,61 8,95 65,44 100,00

Perdesaan 14,44 6,50 79,06 100,00

Total 19,73 7,66 72,61 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 10,71 2,14 87,15 100,00

Perdesaan 9,75 3,23 87,02 100,00

Total 10,20 2,71 87,08 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 38,45 1,38 60,17 100,00

Perdesaan 37,03 1,13 61,85 100,00

Total 37,70 1,25 61,05 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 19,45 0,96 79,60 100,00

Perdesaan 16,44 0,76 82,80 100,00

Total 17,86 0,86 81,28 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 2,52 0,55 96,93 100,00

Perdesaan 1,16 0,40 98,44 100,00

Total 1,80 0,47 97,73 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 3,95 1,59 94,46 100,00

Perdesaan 3,85 2,32 93,83 100,00

Total 3,90 1,98 94,12 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 7,74 6,57 85,69 100,00

Perdesaan 5,45 8,64 85,91 100,00

Total 6,53 7,66 85,81 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 2,52 2,91 94,57 100,00

Perdesaan 2,47 3,34 94,19 100,00

Total 2,49 3,14 94,37 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 113

Lampiran Tabel 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Menurut Jenis Kelamin Selama Setahun Terakhir, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya,

sendiri Ya, dengan perantara

Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 42,14 6,53 51,33 100,00

Perempuan 39,58 7,78 52,64 100,00

Total 40,70 7,23 52,07 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 49,73 10,01 40,26 100,00

Perempuan 47,86 11,45 40,69 100,00

Total 48,68 10,82 40,50 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 22,65 8,32 69,04 100,00

Perempuan 17,46 7,15 75,39 100,00

Total 19,73 7,66 72,61 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 10,95 2,95 86,10 100,00

Perempuan 9,62 2,53 87,85 100,00

Total 10,20 2,71 87,08 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 36,21 0,99 62,80 100,00

Perempuan 38,86 1,44 59,70 100,00

Total 37,70 1,25 61,05 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 16,99 0,88 82,13 100,00

Perempuan 18,54 0,83 80,62 100,00

Total 17,86 0,86 81,28 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 2,06 0,51 97,43 100,00

Perempuan 1,61 0,44 97,95 100,00

Total 1,80 0,47 97,73 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 4,33 2,11 93,56 100,00

Perempuan 3,56 1,88 94,56 100,00

Total 3,90 1,98 94,12 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 7,19 7,68 85,13 100,00

Perempuan 6,02 7,65 86,33 100,00

Total 6,53 7,66 85,81 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 3,41 3,60 92,99 100,00

Perempuan 1,78 2,78 95,44 100,00

Total 2,49 3,14 94,37 100,00

Page 137: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

112 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 6. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Menurut Klasifikasi Wilayah Selama Setahun Terakhir, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya,

sendiri Ya, dengan perantara

Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 45,71 6,39 47,90 100,00

Perdesaan 36,20 7,99 55,81 100,00

Total 40,70 7,23 52,07 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 49,44 9,85 40,71 100,00

Perdesaan 47,99 11,69 40,32 100,00

Total 48,68 10,82 40,50 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 25,61 8,95 65,44 100,00

Perdesaan 14,44 6,50 79,06 100,00

Total 19,73 7,66 72,61 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 10,71 2,14 87,15 100,00

Perdesaan 9,75 3,23 87,02 100,00

Total 10,20 2,71 87,08 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 38,45 1,38 60,17 100,00

Perdesaan 37,03 1,13 61,85 100,00

Total 37,70 1,25 61,05 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 19,45 0,96 79,60 100,00

Perdesaan 16,44 0,76 82,80 100,00

Total 17,86 0,86 81,28 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 2,52 0,55 96,93 100,00

Perdesaan 1,16 0,40 98,44 100,00

Total 1,80 0,47 97,73 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 3,95 1,59 94,46 100,00

Perdesaan 3,85 2,32 93,83 100,00

Total 3,90 1,98 94,12 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 7,74 6,57 85,69 100,00

Perdesaan 5,45 8,64 85,91 100,00

Total 6,53 7,66 85,81 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 2,52 2,91 94,57 100,00

Perdesaan 2,47 3,34 94,19 100,00

Total 2,49 3,14 94,37 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 113

Lampiran Tabel 7. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan dengan Petugas Layanan Publik

Menurut Jenis Kelamin Selama Setahun Terakhir, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya,

sendiri Ya, dengan perantara

Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 42,14 6,53 51,33 100,00

Perempuan 39,58 7,78 52,64 100,00

Total 40,70 7,23 52,07 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 49,73 10,01 40,26 100,00

Perempuan 47,86 11,45 40,69 100,00

Total 48,68 10,82 40,50 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 22,65 8,32 69,04 100,00

Perempuan 17,46 7,15 75,39 100,00

Total 19,73 7,66 72,61 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 10,95 2,95 86,10 100,00

Perempuan 9,62 2,53 87,85 100,00

Total 10,20 2,71 87,08 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 36,21 0,99 62,80 100,00

Perempuan 38,86 1,44 59,70 100,00

Total 37,70 1,25 61,05 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 16,99 0,88 82,13 100,00

Perempuan 18,54 0,83 80,62 100,00

Total 17,86 0,86 81,28 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 2,06 0,51 97,43 100,00

Perempuan 1,61 0,44 97,95 100,00

Total 1,80 0,47 97,73 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 4,33 2,11 93,56 100,00

Perempuan 3,56 1,88 94,56 100,00

Total 3,90 1,98 94,12 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 7,19 7,68 85,13 100,00

Perempuan 6,02 7,65 86,33 100,00

Total 6,53 7,66 85,81 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 3,41 3,60 92,99 100,00

Perempuan 1,78 2,78 95,44 100,00

Total 2,49 3,14 94,37 100,00

Page 138: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

114 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Klasifikasi

Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 61,59 38,41 100,00

Perdesaan 56,97 43,03 100,00

Total 59,43 40,57 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 63,53 36,47 100,00

Perdesaan 58,92 41,08 100,00

Total 61,14 38,86 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 77,63 22,37 100,00

Perdesaan 72,60 27,40 100,00

Total 75,69 24,31 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 61,29 38,71 100,00

Perdesaan 56,85 43,15 100,00

Total 59,06 40,94 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 73,35 26,65 100,00

Perdesaan 63,93 36,07 100,00

Total 68,48 31,52 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 79,11 20,89 100,00

Perdesaan 76,15 23,85 100,00

Total 77,67 22,33 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 74,63 25,37 100,00

Perdesaan 65,63 34,38 100,00

Total 71,58 28,42 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 60,99 39,01 100,00

Perdesaan 64,15 35,85 100,00

Total 62,63 37,37 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 69,74 30,26 100,00

Perdesaan 68,00 32,00 100,00

Total 68,98 31,02 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 63,50 36,50 100,00

Perdesaan 57,35 42,65 100,00

Total 60,30 39,70 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 115

Lampiran Tabel 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 60,49 39,51 100,00

Perempuan 58,55 41,45 100,00

Total 59,43 40,57 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 61,53 38,47 100,00

Perempuan 60,82 39,18 100,00

Total 61,14 38,86 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 75,49 24,51 100,00

Perempuan 75,90 24,10 100,00

Total 75,69 24,31 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 57,90 42,10 100,00

Perempuan 60,08 39,92 100,00

Total 59,06 40,94 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 68,46 31,54 100,00

Perempuan 68,50 31,50 100,00

Total 68,48 31,52 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 77,36 22,64 100,00

Perempuan 77,90 22,10 100,00

Total 77,67 22,33 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 70,42 29,58 100,00

Perempuan 72,73 27,27 100,00

Total 71,58 28,42 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 63,81 36,19 100,00

Perempuan 61,52 38,48 100,00

Total 62,63 37,37 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 71,29 28,71 100,00

Perempuan 66,83 33,17 100,00

Total 68,98 31,02 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 58,81 41,19 100,00

Perempuan 62,50 37,50 100,00

Total 60,30 39,70 100,00

Page 139: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

114 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 8. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Klasifikasi

Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 61,59 38,41 100,00

Perdesaan 56,97 43,03 100,00

Total 59,43 40,57 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 63,53 36,47 100,00

Perdesaan 58,92 41,08 100,00

Total 61,14 38,86 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 77,63 22,37 100,00

Perdesaan 72,60 27,40 100,00

Total 75,69 24,31 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 61,29 38,71 100,00

Perdesaan 56,85 43,15 100,00

Total 59,06 40,94 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 73,35 26,65 100,00

Perdesaan 63,93 36,07 100,00

Total 68,48 31,52 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 79,11 20,89 100,00

Perdesaan 76,15 23,85 100,00

Total 77,67 22,33 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 74,63 25,37 100,00

Perdesaan 65,63 34,38 100,00

Total 71,58 28,42 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 60,99 39,01 100,00

Perdesaan 64,15 35,85 100,00

Total 62,63 37,37 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 69,74 30,26 100,00

Perdesaan 68,00 32,00 100,00

Total 68,98 31,02 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 63,50 36,50 100,00

Perdesaan 57,35 42,65 100,00

Total 60,30 39,70 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 115

Lampiran Tabel 9. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Mengetahui Prosedur dan Biaya Resmi yang Berlaku menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 60,49 39,51 100,00

Perempuan 58,55 41,45 100,00

Total 59,43 40,57 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 61,53 38,47 100,00

Perempuan 60,82 39,18 100,00

Total 61,14 38,86 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 75,49 24,51 100,00

Perempuan 75,90 24,10 100,00

Total 75,69 24,31 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 57,90 42,10 100,00

Perempuan 60,08 39,92 100,00

Total 59,06 40,94 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 68,46 31,54 100,00

Perempuan 68,50 31,50 100,00

Total 68,48 31,52 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 77,36 22,64 100,00

Perempuan 77,90 22,10 100,00

Total 77,67 22,33 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 70,42 29,58 100,00

Perempuan 72,73 27,27 100,00

Total 71,58 28,42 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 63,81 36,19 100,00

Perempuan 61,52 38,48 100,00

Total 62,63 37,37 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 71,29 28,71 100,00

Perempuan 66,83 33,17 100,00

Total 68,98 31,02 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 58,81 41,19 100,00

Perempuan 62,50 37,50 100,00

Total 60,30 39,70 100,00

Page 140: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

116 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 0,44 3,58 13,59 82,39 100,00

Perdesaan 0,10 2,21 8,73 88,97 100,00

Total 0,28 2,94 11,31 85,47 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 0,45 3,80 13,86 81,88 100,00

Perdesaan 0,15 1,13 8,47 90,24 100,00

Total 0,30 2,42 11,06 86,22 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 0,96 4,48 10,92 83,65 100,00

Perdesaan 0,25 3,27 12,57 83,91 100,00

Total 0,69 4,01 11,55 83,75 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 0,07 3,07 16,83 80,03 100,00

Perdesaan 0,00 2,98 15,27 81,75 100,00

Total 0,03 3,03 16,05 80,89 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 0,20 0,27 1,87 97,66 100,00

Perdesaan 0,10 0,39 2,26 97,25 100,00

Total 0,15 0,33 2,07 97,45 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 0,58 3,26 4,81 91,36 100,00

Perdesaan 0,00 0,66 3,31 96,02 100,00

Total 0,30 2,00 4,08 93,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 0,65 2,35 12,42 84,59 100,00

Perdesaan 0,00 0,00 6,25 93,75 100,00

Total 0,43 1,55 10,33 87,69 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 0,00 5,29 23,19 71,52 100,00

Perdesaan 0,94 0,00 16,04 83,02 100,00

Total 0,49 2,54 19,47 77,50 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 0,26 2,61 9,16 87,97 100,00

Perdesaan 0,00 3,33 9,33 87,33 100,00

Total 0,15 2,93 9,23 87,69 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 3,35 7,53 13,65 75,47 100,00

Perdesaan 1,47 1,47 11,76 85,29 100,00

Total 2,37 4,37 12,67 80,59 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 117

Lampiran Tabel 11. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 0,20 3,28 11,09 85,44 100,00

Perempuan 0,35 2,66 11,50 85,49 100,00

Total 0,28 2,94 11,31 85,47 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 0,34 2,70 11,33 85,63 100,00

Perempuan 0,26 2,19 10,85 86,70 100,00

Total 0,30 2,42 11,06 86,22 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 0,84 3,91 12,71 82,53 100,00

Perempuan 0,53 4,12 10,38 84,98 100,00

Total 0,69 4,01 11,55 83,75 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 0,00 3,40 12,92 83,69 100,00

Perempuan 0,07 2,70 18,82 78,42 100,00

Total 0,03 3,03 16,05 80,89 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 0,22 0,24 2,24 97,30 100,00

Perempuan 0,09 0,40 1,95 97,56 100,00

Total 0,15 0,33 2,07 97,45 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 0,12 1,72 4,25 93,91 100,00

Perempuan 0,42 2,20 3,96 93,41 100,00

Total 0,30 2,00 4,08 93,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 0,00 0,84 11,15 88,01 100,00

Perempuan 0,86 2,26 9,51 87,38 100,00

Total 0,43 1,55 10,33 87,69 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 0,00 2,51 23,16 74,34 100,00

Perempuan 0,95 2,57 15,99 80,49 100,00

Total 0,49 2,54 19,47 77,50 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 0,30 3,65 6,07 89,97 100,00

Perempuan 0,00 2,26 12,17 85,57 100,00

Total 0,15 2,93 9,23 87,69 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 2,84 5,10 12,85 79,21 100,00

Perempuan 1,68 3,28 12,39 82,65 100,00

Total 2,37 4,37 12,67 80,59 100,00

Page 141: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

116 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 10. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 0,44 3,58 13,59 82,39 100,00

Perdesaan 0,10 2,21 8,73 88,97 100,00

Total 0,28 2,94 11,31 85,47 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 0,45 3,80 13,86 81,88 100,00

Perdesaan 0,15 1,13 8,47 90,24 100,00

Total 0,30 2,42 11,06 86,22 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 0,96 4,48 10,92 83,65 100,00

Perdesaan 0,25 3,27 12,57 83,91 100,00

Total 0,69 4,01 11,55 83,75 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 0,07 3,07 16,83 80,03 100,00

Perdesaan 0,00 2,98 15,27 81,75 100,00

Total 0,03 3,03 16,05 80,89 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 0,20 0,27 1,87 97,66 100,00

Perdesaan 0,10 0,39 2,26 97,25 100,00

Total 0,15 0,33 2,07 97,45 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 0,58 3,26 4,81 91,36 100,00

Perdesaan 0,00 0,66 3,31 96,02 100,00

Total 0,30 2,00 4,08 93,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 0,65 2,35 12,42 84,59 100,00

Perdesaan 0,00 0,00 6,25 93,75 100,00

Total 0,43 1,55 10,33 87,69 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 0,00 5,29 23,19 71,52 100,00

Perdesaan 0,94 0,00 16,04 83,02 100,00

Total 0,49 2,54 19,47 77,50 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 0,26 2,61 9,16 87,97 100,00

Perdesaan 0,00 3,33 9,33 87,33 100,00

Total 0,15 2,93 9,23 87,69 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 3,35 7,53 13,65 75,47 100,00

Perdesaan 1,47 1,47 11,76 85,29 100,00

Total 2,37 4,37 12,67 80,59 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 117

Lampiran Tabel 11. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Pernah atau Tidaknya Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 0,20 3,28 11,09 85,44 100,00

Perempuan 0,35 2,66 11,50 85,49 100,00

Total 0,28 2,94 11,31 85,47 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 0,34 2,70 11,33 85,63 100,00

Perempuan 0,26 2,19 10,85 86,70 100,00

Total 0,30 2,42 11,06 86,22 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 0,84 3,91 12,71 82,53 100,00

Perempuan 0,53 4,12 10,38 84,98 100,00

Total 0,69 4,01 11,55 83,75 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 0,00 3,40 12,92 83,69 100,00

Perempuan 0,07 2,70 18,82 78,42 100,00

Total 0,03 3,03 16,05 80,89 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 0,22 0,24 2,24 97,30 100,00

Perempuan 0,09 0,40 1,95 97,56 100,00

Total 0,15 0,33 2,07 97,45 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 0,12 1,72 4,25 93,91 100,00

Perempuan 0,42 2,20 3,96 93,41 100,00

Total 0,30 2,00 4,08 93,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 0,00 0,84 11,15 88,01 100,00

Perempuan 0,86 2,26 9,51 87,38 100,00

Total 0,43 1,55 10,33 87,69 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 0,00 2,51 23,16 74,34 100,00

Perempuan 0,95 2,57 15,99 80,49 100,00

Total 0,49 2,54 19,47 77,50 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 0,30 3,65 6,07 89,97 100,00

Perempuan 0,00 2,26 12,17 85,57 100,00

Total 0,15 2,93 9,23 87,69 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 2,84 5,10 12,85 79,21 100,00

Perempuan 1,68 3,28 12,39 82,65 100,00

Total 2,37 4,37 12,67 80,59 100,00

Page 142: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

118 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 12. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Biaya sesuai keten-tuan

Tidak memi-

liki uang lebih

Menolak praktek

suap

Tidak ada

manfaat nya

Takut melang

gar hukum

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 87,83 7,23 1,75 2,43 0,75 100,00

Perdesaan 85,46 9,58 0,45 3,95 0,56 100,00

Total 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 89,86 5,67 1,72 2,35 0,39 100,00

Perdesaan 87,84 8,55 0,84 2,43 0,34 100,00

Total 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 92,98 3,28 1,06 1,90 0,79 100,00

Perdesaan 90,11 6,59 1,50 1,50 0,30 100,00

Total 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 88,54 5,20 1,89 4,09 0,29 100,00

Perdesaan 94,08 4,10 0,00 1,37 0,46 100,00

Total 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 91,88 4,70 1,06 2,06 0,31 100,00

Perdesaan 89,92 6,76 0,71 2,22 0,40 100,00

Total 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 91,79 4,30 1,26 1,84 0,81 100,00

Perdesaan 90,11 8,05 0,69 0,92 0,23 100,00

Total 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 92,11 6,28 1,04 0,39 0,18 100,00

Perdesaan 93,33 0,00 6,67 0,00 0,00 100,00

Total 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 94,56 1,32 0,26 3,85 0,00 100,00

Perdesaan 97,73 2,27 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 93,44 2,07 2,43 0,70 1,36 100,00

Perdesaan 90,08 6,11 0,00 3,05 0,76 100,00

Total 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 90,90 2,59 6,52 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 93,10 3,45 1,72 1,72 0,00 100,00

Total 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 119

Lampiran Tabel 13. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Biaya sesuai keten tuan

Tidak memiliki uang

lebih

Menolak praktek

suap

Tidak ada

manfaat nya

Takut melang

gar hukum

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 86,86 8,26 1,25 2,85 0,78 100,00

Perempuan 86,52 8,48 1,01 3,43 0,56 100,00

Total 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 88,65 6,78 1,51 2,61 0,45 100,00

Perempuan 88,86 7,60 1,03 2,23 0,29 100,00

Total 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 90,85 5,36 1,59 1,38 0,83 100,00

Perempuan 92,88 3,77 0,88 2,10 0,37 100,00

Total 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 92,14 4,31 1,36 2,20 0,00 100,00

Perempuan 90,61 4,95 0,52 3,18 0,73 100,00

Total 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 90,90 5,22 1,12 2,36 0,40 100,00

Perempuan 90,85 6,15 0,70 1,98 0,33 100,00

Total 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 91,35 5,43 0,98 1,78 0,46 100,00

Perempuan 90,67 6,69 0,98 1,10 0,56 100,00

Total 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 89,62 5,56 4,82 0,00 0,00 100,00

Perempuan 95,51 2,44 1,33 0,49 0,23 100,00

Total 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 98,41 1,26 0,00 0,33 0,00 100,00

Perempuan 94,50 2,37 0,22 2,91 0,00 100,00

Total 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 92,47 4,96 1,12 0,73 0,73 100,00

Perempuan 91,48 2,74 1,61 2,71 1,46 100,00

Total 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 90,40 4,26 5,35 0,00 0,00 100,00

Perempuan 94,57 1,36 1,77 2,31 0,00 100,00

Total 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100,00

Page 143: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

118 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 12. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Biaya sesuai keten-tuan

Tidak memi-

liki uang lebih

Menolak praktek

suap

Tidak ada

manfaat nya

Takut melang

gar hukum

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 87,83 7,23 1,75 2,43 0,75 100,00

Perdesaan 85,46 9,58 0,45 3,95 0,56 100,00

Total 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 89,86 5,67 1,72 2,35 0,39 100,00

Perdesaan 87,84 8,55 0,84 2,43 0,34 100,00

Total 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 92,98 3,28 1,06 1,90 0,79 100,00

Perdesaan 90,11 6,59 1,50 1,50 0,30 100,00

Total 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 88,54 5,20 1,89 4,09 0,29 100,00

Perdesaan 94,08 4,10 0,00 1,37 0,46 100,00

Total 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 91,88 4,70 1,06 2,06 0,31 100,00

Perdesaan 89,92 6,76 0,71 2,22 0,40 100,00

Total 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 91,79 4,30 1,26 1,84 0,81 100,00

Perdesaan 90,11 8,05 0,69 0,92 0,23 100,00

Total 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 92,11 6,28 1,04 0,39 0,18 100,00

Perdesaan 93,33 0,00 6,67 0,00 0,00 100,00

Total 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 94,56 1,32 0,26 3,85 0,00 100,00

Perdesaan 97,73 2,27 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 93,44 2,07 2,43 0,70 1,36 100,00

Perdesaan 90,08 6,11 0,00 3,05 0,76 100,00

Total 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 90,90 2,59 6,52 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 93,10 3,45 1,72 1,72 0,00 100,00

Total 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 119

Lampiran Tabel 13. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Alasan Tidak Membayar Melebihi Ketentuan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Biaya sesuai keten tuan

Tidak memiliki uang

lebih

Menolak praktek

suap

Tidak ada

manfaat nya

Takut melang

gar hukum

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 86,86 8,26 1,25 2,85 0,78 100,00

Perempuan 86,52 8,48 1,01 3,43 0,56 100,00

Total 86,67 8,38 1,11 3,17 0,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 88,65 6,78 1,51 2,61 0,45 100,00

Perempuan 88,86 7,60 1,03 2,23 0,29 100,00

Total 88,77 7,24 1,24 2,40 0,36 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 90,85 5,36 1,59 1,38 0,83 100,00

Perempuan 92,88 3,77 0,88 2,10 0,37 100,00

Total 91,87 4,56 1,23 1,74 0,60 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 92,14 4,31 1,36 2,20 0,00 100,00

Perempuan 90,61 4,95 0,52 3,18 0,73 100,00

Total 91,35 4,64 0,93 2,70 0,37 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 90,90 5,22 1,12 2,36 0,40 100,00

Perempuan 90,85 6,15 0,70 1,98 0,33 100,00

Total 90,87 5,76 0,87 2,14 0,36 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 91,35 5,43 0,98 1,78 0,46 100,00

Perempuan 90,67 6,69 0,98 1,10 0,56 100,00

Total 90,96 6,17 0,98 1,38 0,52 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 89,62 5,56 4,82 0,00 0,00 100,00

Perempuan 95,51 2,44 1,33 0,49 0,23 100,00

Total 92,56 4,00 3,08 0,25 0,12 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 98,41 1,26 0,00 0,33 0,00 100,00

Perempuan 94,50 2,37 0,22 2,91 0,00 100,00

Total 96,32 1,85 0,12 1,71 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 92,47 4,96 1,12 0,73 0,73 100,00

Perempuan 91,48 2,74 1,61 2,71 1,46 100,00

Total 91,97 3,84 1,37 1,73 1,10 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 90,40 4,26 5,35 0,00 0,00 100,00

Perempuan 94,57 1,36 1,77 2,31 0,00 100,00

Total 92,12 3,06 3,87 0,95 0,00 100,00

Page 144: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

120 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 14. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Sebelum pelayanan

Pada saat pelayanan

Sesudah pelayanan

Sebelum dan

sesudah pelayanan

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 24,32 20,05 54,66 0,97 100,00

Perdesaan 28,18 17,27 50,91 3,64 100,00

Total 25,69 19,06 53,32 1,92 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 23,87 22,93 52,08 1,13 100,00

Perdesaan 34,11 12,40 52,71 0,78 100,00

Total 27,63 19,06 52,31 1,00 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 35,15 24,29 39,24 1,32 100,00

Perdesaan 42,19 29,69 26,56 1,56 100,00

Total 37,84 26,35 34,40 1,41 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 19,31 13,29 65,23 2,17 100,00

Perdesaan 12,24 22,45 63,27 2,04 100,00

Total 15,92 17,69 64,29 2,11 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 38,90 20,41 34,41 6,27 100,00

Perdesaan 25,00 14,29 46,43 14,29 100,00

Total 31,16 17,00 41,11 10,74 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 23,67 17,89 52,79 5,65 100,00

Perdesaan 50,00 16,67 27,78 5,56 100,00

Total 31,62 17,52 45,24 5,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 37,68 31,52 22,03 8,77 100,00

Perdesaan 50,00 0,00 50,00 0,00 100,00

Total 39,80 26,10 26,85 7,26 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 46,47 21,91 31,05 0,56 100,00

Perdesaan 44,44 5,56 44,44 5,56 100,00

Total 45,68 15,50 36,31 2,52 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 34,35 11,62 49,51 4,51 100,00

Perdesaan 42,11 5,26 47,37 5,26 100,00

Total 37,85 8,75 48,54 4,85 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 46,59 11,89 24,19 17,32 100,00

Perdesaan 40,00 30,00 30,00 0,00 100,00

Total 43,99 19,05 26,49 10,48 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 121

Lampiran Tabel 15. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Jenis Kelamin,

2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Sebelum pelayanan

Pada saat pelayanan

Sesudah pelayanan

Sebelum dan

sesudah pelayanan

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 28,88 18,43 50,53 2,16 100,00

Perempuan 23,04 19,59 55,64 1,72 100,00

Total 25,69 19,06 53,32 1,92 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 23,94 19,17 55,92 0,97 100,00

Perempuan 30,86 18,96 49,16 1,02 100,00

Total 27,63 19,06 52,31 1,00 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 36,12 24,89 37,99 1,00 100,00

Perempuan 39,85 28,07 30,19 1,89 100,00

Total 37,84 26,35 34,40 1,41 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 17,96 22,32 59,72 0,00 100,00

Perempuan 14,55 14,59 67,35 3,52 100,00

Total 15,92 17,69 64,29 2,11 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 27,78 19,53 44,06 8,63 100,00

Perempuan 33,87 14,97 38,73 12,43 100,00

Total 31,16 17,00 41,11 10,74 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 35,16 23,93 37,25 3,66 100,00

Perempuan 29,28 13,30 50,50 6,92 100,00

Total 31,62 17,52 45,24 5,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 24,34 35,48 38,35 1,83 100,00

Perempuan 54,45 17,20 15,95 12,39 100,00

Total 39,80 26,10 26,85 7,26 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 39,77 18,25 41,98 0,00 100,00

Perempuan 53,03 12,07 29,25 5,66 100,00

Total 45,68 15,50 36,31 2,52 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 40,05 9,33 41,47 9,15 100,00

Perempuan 36,44 8,38 53,11 2,08 100,00

Total 37,85 8,75 48,54 4,85 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 34,74 20,61 32,95 11,69 100,00

Perempuan 60,48 16,27 14,95 8,30 100,00

Total 43,99 19,05 26,49 10,48 100,00

Page 145: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

120 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 14. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Sebelum pelayanan

Pada saat pelayanan

Sesudah pelayanan

Sebelum dan

sesudah pelayanan

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 24,32 20,05 54,66 0,97 100,00

Perdesaan 28,18 17,27 50,91 3,64 100,00

Total 25,69 19,06 53,32 1,92 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 23,87 22,93 52,08 1,13 100,00

Perdesaan 34,11 12,40 52,71 0,78 100,00

Total 27,63 19,06 52,31 1,00 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 35,15 24,29 39,24 1,32 100,00

Perdesaan 42,19 29,69 26,56 1,56 100,00

Total 37,84 26,35 34,40 1,41 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 19,31 13,29 65,23 2,17 100,00

Perdesaan 12,24 22,45 63,27 2,04 100,00

Total 15,92 17,69 64,29 2,11 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 38,90 20,41 34,41 6,27 100,00

Perdesaan 25,00 14,29 46,43 14,29 100,00

Total 31,16 17,00 41,11 10,74 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 23,67 17,89 52,79 5,65 100,00

Perdesaan 50,00 16,67 27,78 5,56 100,00

Total 31,62 17,52 45,24 5,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 37,68 31,52 22,03 8,77 100,00

Perdesaan 50,00 0,00 50,00 0,00 100,00

Total 39,80 26,10 26,85 7,26 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 46,47 21,91 31,05 0,56 100,00

Perdesaan 44,44 5,56 44,44 5,56 100,00

Total 45,68 15,50 36,31 2,52 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 34,35 11,62 49,51 4,51 100,00

Perdesaan 42,11 5,26 47,37 5,26 100,00

Total 37,85 8,75 48,54 4,85 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 46,59 11,89 24,19 17,32 100,00

Perdesaan 40,00 30,00 30,00 0,00 100,00

Total 43,99 19,05 26,49 10,48 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 121

Lampiran Tabel 15. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Kapan pemberian/ permintaan dilakukan menurut Jenis Kelamin,

2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Sebelum pelayanan

Pada saat pelayanan

Sesudah pelayanan

Sebelum dan

sesudah pelayanan

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 28,88 18,43 50,53 2,16 100,00

Perempuan 23,04 19,59 55,64 1,72 100,00

Total 25,69 19,06 53,32 1,92 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 23,94 19,17 55,92 0,97 100,00

Perempuan 30,86 18,96 49,16 1,02 100,00

Total 27,63 19,06 52,31 1,00 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 36,12 24,89 37,99 1,00 100,00

Perempuan 39,85 28,07 30,19 1,89 100,00

Total 37,84 26,35 34,40 1,41 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 17,96 22,32 59,72 0,00 100,00

Perempuan 14,55 14,59 67,35 3,52 100,00

Total 15,92 17,69 64,29 2,11 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 27,78 19,53 44,06 8,63 100,00

Perempuan 33,87 14,97 38,73 12,43 100,00

Total 31,16 17,00 41,11 10,74 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 35,16 23,93 37,25 3,66 100,00

Perempuan 29,28 13,30 50,50 6,92 100,00

Total 31,62 17,52 45,24 5,62 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 24,34 35,48 38,35 1,83 100,00

Perempuan 54,45 17,20 15,95 12,39 100,00

Total 39,80 26,10 26,85 7,26 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 39,77 18,25 41,98 0,00 100,00

Perempuan 53,03 12,07 29,25 5,66 100,00

Total 45,68 15,50 36,31 2,52 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 40,05 9,33 41,47 9,15 100,00

Perempuan 36,44 8,38 53,11 2,08 100,00

Total 37,85 8,75 48,54 4,85 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 34,74 20,61 32,95 11,69 100,00

Perempuan 60,48 16,27 14,95 8,30 100,00

Total 43,99 19,05 26,49 10,48 100,00

Page 146: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

122 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 16. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Klasifikasi

Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Uang Makanan

Barang Berharga

Balas Jasa

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 97,14 2,51 0,27 0,09 100,00

Perdesaan 95,45 4,55 0,00 0,00 100,00

Total 96,54 3,23 0,18 0,05 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 98,34 0,38 0,64 0,64 100,00

Perdesaan 99,22 0,00 0,00 0,78 100,00

Total 98,67 0,24 0,40 0,69 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 97,93 1,19 0,72 0,16 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,72 0,73 0,44 0,10 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 92,48 5,68 1,84 0,00 100,00

Perdesaan 87,76 8,16 2,04 2,04 100,00

Total 90,21 6,87 1,94 0,98 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 96,06 3,18 0,00 0,76 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,25 1,41 0,00 0,34 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 92,80 1,45 4,28 1,46 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 94,97 1,02 2,99 1,02 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 95,29 3,99 0,71 0,00 100,00

Perdesaan 94,44 5,56 0,00 0,00 100,00

Total 94,96 4,61 0,43 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 98,24 0,00 1,76 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,94 0,00 1,06 0,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 123

Lampiran Tabel 17. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Uang Makanan Barang

Berharga Balas Jasa

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 94,90 4,59 0,39 0,12 100,00

Perempuan 97,90 2,10 0,00 0,00 100,00

Total 96,54 3,23 0,18 0,05 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 98,60 0,13 0,41 0,87 100,00

Perempuan 98,73 0,34 0,40 0,53 100,00

Total 98,67 0,24 0,40 0,69 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 97,63 1,36 0,82 0,19 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,72 0,73 0,44 0,10 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 87,69 7,42 2,45 2,45 100,00

Perempuan 91,90 6,51 1,60 0,00 100,00

Total 90,21 6,87 1,94 0,98 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 97,24 2,76 0,00 0,00 100,00

Perempuan 99,06 0,33 0,00 0,61 100,00

Total 98,25 1,41 0,00 0,34 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 94,55 0,00 2,88 2,57 100,00

Perempuan 95,26 1,68 3,06 0,00 100,00

Total 94,97 1,02 2,99 1,02 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 91,46 7,76 0,78 0,00 100,00

Perempuan 99,31 0,69 0,00 0,00 100,00

Total 94,96 4,61 0,43 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 98,34 0,00 1,66 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,94 0,00 1,06 0,00 100,00

Page 147: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

122 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 16. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Klasifikasi

Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Uang Makanan

Barang Berharga

Balas Jasa

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 97,14 2,51 0,27 0,09 100,00

Perdesaan 95,45 4,55 0,00 0,00 100,00

Total 96,54 3,23 0,18 0,05 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 98,34 0,38 0,64 0,64 100,00

Perdesaan 99,22 0,00 0,00 0,78 100,00

Total 98,67 0,24 0,40 0,69 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 97,93 1,19 0,72 0,16 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,72 0,73 0,44 0,10 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 92,48 5,68 1,84 0,00 100,00

Perdesaan 87,76 8,16 2,04 2,04 100,00

Total 90,21 6,87 1,94 0,98 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 96,06 3,18 0,00 0,76 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,25 1,41 0,00 0,34 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 92,80 1,45 4,28 1,46 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 94,97 1,02 2,99 1,02 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 95,29 3,99 0,71 0,00 100,00

Perdesaan 94,44 5,56 0,00 0,00 100,00

Total 94,96 4,61 0,43 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 98,24 0,00 1,76 0,00 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,94 0,00 1,06 0,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 123

Lampiran Tabel 17. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Bentuk pemberian/permintaan yang diberikan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Uang Makanan Barang

Berharga Balas Jasa

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 94,90 4,59 0,39 0,12 100,00

Perempuan 97,90 2,10 0,00 0,00 100,00

Total 96,54 3,23 0,18 0,05 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 98,60 0,13 0,41 0,87 100,00

Perempuan 98,73 0,34 0,40 0,53 100,00

Total 98,67 0,24 0,40 0,69 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 97,63 1,36 0,82 0,19 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,72 0,73 0,44 0,10 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 87,69 7,42 2,45 2,45 100,00

Perempuan 91,90 6,51 1,60 0,00 100,00

Total 90,21 6,87 1,94 0,98 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 97,24 2,76 0,00 0,00 100,00

Perempuan 99,06 0,33 0,00 0,61 100,00

Total 98,25 1,41 0,00 0,34 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 94,55 0,00 2,88 2,57 100,00

Perempuan 95,26 1,68 3,06 0,00 100,00

Total 94,97 1,02 2,99 1,02 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 91,46 7,76 0,78 0,00 100,00

Perempuan 99,31 0,69 0,00 0,00 100,00

Total 94,96 4,61 0,43 0,00 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 98,34 0,00 1,66 0,00 100,00

Perempuan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 98,94 0,00 1,06 0,00 100,00

Page 148: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

124 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 18. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan pengeluaran uang/barang dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah

Diminta langsung

oleh petugas

Diminta oleh

pihak ketiga

Hal yang

lumrah

Tidak ada yang meminta

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 17,73 1,00 37,79 43,48 100,00

Perdesaan 33,64 3,64 32,73 30,00 100,00

Total 23,38 1,94 35,99 38,69 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 34,51 1,00 30,28 34,22 100,00

Perdesaan 35,66 3,88 37,98 22,48 100,00

Total 34,93 2,06 33,11 29,90 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 48,48 7,84 24,29 19,39 100,00

Perdesaan 59,38 6,25 23,44 10,94 100,00

Total 52,64 7,24 23,96 16,16 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 34,85 1,26 22,41 41,48 100,00

Perdesaan 40,82 0,00 14,29 44,90 100,00

Total 37,71 0,65 18,51 43,12 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 55,07 2,61 19,05 23,27 100,00

Perdesaan 57,14 7,14 21,43 14,29 100,00

Total 56,22 5,14 20,38 18,26 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 51,75 5,03 19,57 23,66 100,00

Perdesaan 55,56 5,56 22,22 16,67 100,00

Total 52,90 5,19 20,37 21,55 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 71,46 2,26 7,58 18,70 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 76,37 1,87 6,28 15,48 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 56,92 5,35 19,18 18,55 100,00

Perdesaan 44,44 22,22 16,67 16,67 100,00

Total 52,03 11,97 18,19 17,81 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 52,14 3,44 11,43 32,98 100,00

Perdesaan 57,89 5,26 5,26 31,58 100,00

Total 54,74 4,26 8,65 32,35 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 66,88 3,46 19,45 10,22 100,00

Perdesaan 50,00 20,00 10,00 20,00 100,00

Total 60,21 9,99 15,71 14,09 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 125

Lampiran Tabel 19. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan Pengeluaran Uang/Barang Dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin

Diminta langsung

oleh petugas

Diminta oleh

pihak ketiga

Hal yang

lumrah

Tidak ada yang meminta

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 26,01 1,49 35,97 36,52 100,00

Perempuan 21,20 2,31 36,00 40,49 100,00

Total 23,38 1,94 35,99 38,69 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 33,49 1,15 36,23 29,13 100,00

Perempuan 36,19 2,85 30,39 30,58 100,00

Total 34,93 2,06 33,11 29,90 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 49,16 9,20 24,99 16,66 100,00

Perempuan 56,72 4,94 22,76 15,58 100,00

Total 52,64 7,24 23,96 16,16 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 35,95 1,63 19,28 43,14 100,00

Perempuan 38,90 0,00 18,00 43,11 100,00

Total 37,71 0,65 18,51 43,12 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 62,94 7,07 17,20 12,79 100,00

Perempuan 50,83 3,59 22,93 22,65 100,00

Total 56,22 5,14 20,38 18,26 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 64,55 2,57 20,92 11,96 100,00

Perempuan 45,22 6,92 20,00 27,87 100,00

Total 52,90 5,19 20,37 21,55 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 93,61 0,00 2,12 4,26 100,00

Perempuan 60,04 3,64 10,21 26,10 100,00

Total 76,37 1,87 6,28 15,48 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 59,58 6,10 14,87 19,45 100,00

Perempuan 42,63 19,27 22,32 15,78 100,00

Total 52,03 11,97 18,19 17,81 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 52,45 8,49 6,55 32,50 100,00

Perempuan 56,22 1,54 10,00 32,25 100,00

Total 54,74 4,26 8,65 32,35 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 62,74 3,26 17,92 16,09 100,00

Perempuan 55,69 22,00 11,78 10,52 100,00

Total 60,21 9,99 15,71 14,09 100,00

Page 149: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

124 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 18. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan pengeluaran uang/barang dilakukan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah

Diminta langsung

oleh petugas

Diminta oleh

pihak ketiga

Hal yang

lumrah

Tidak ada yang meminta

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 17,73 1,00 37,79 43,48 100,00

Perdesaan 33,64 3,64 32,73 30,00 100,00

Total 23,38 1,94 35,99 38,69 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 34,51 1,00 30,28 34,22 100,00

Perdesaan 35,66 3,88 37,98 22,48 100,00

Total 34,93 2,06 33,11 29,90 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 48,48 7,84 24,29 19,39 100,00

Perdesaan 59,38 6,25 23,44 10,94 100,00

Total 52,64 7,24 23,96 16,16 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 34,85 1,26 22,41 41,48 100,00

Perdesaan 40,82 0,00 14,29 44,90 100,00

Total 37,71 0,65 18,51 43,12 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 55,07 2,61 19,05 23,27 100,00

Perdesaan 57,14 7,14 21,43 14,29 100,00

Total 56,22 5,14 20,38 18,26 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 51,75 5,03 19,57 23,66 100,00

Perdesaan 55,56 5,56 22,22 16,67 100,00

Total 52,90 5,19 20,37 21,55 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 71,46 2,26 7,58 18,70 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 76,37 1,87 6,28 15,48 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 56,92 5,35 19,18 18,55 100,00

Perdesaan 44,44 22,22 16,67 16,67 100,00

Total 52,03 11,97 18,19 17,81 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 52,14 3,44 11,43 32,98 100,00

Perdesaan 57,89 5,26 5,26 31,58 100,00

Total 54,74 4,26 8,65 32,35 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 66,88 3,46 19,45 10,22 100,00

Perdesaan 50,00 20,00 10,00 20,00 100,00

Total 60,21 9,99 15,71 14,09 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 125

Lampiran Tabel 19. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Kapan Pengeluaran Uang/Barang Dilakukan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin

Diminta langsung

oleh petugas

Diminta oleh

pihak ketiga

Hal yang

lumrah

Tidak ada yang meminta

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 26,01 1,49 35,97 36,52 100,00

Perempuan 21,20 2,31 36,00 40,49 100,00

Total 23,38 1,94 35,99 38,69 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 33,49 1,15 36,23 29,13 100,00

Perempuan 36,19 2,85 30,39 30,58 100,00

Total 34,93 2,06 33,11 29,90 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 49,16 9,20 24,99 16,66 100,00

Perempuan 56,72 4,94 22,76 15,58 100,00

Total 52,64 7,24 23,96 16,16 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 35,95 1,63 19,28 43,14 100,00

Perempuan 38,90 0,00 18,00 43,11 100,00

Total 37,71 0,65 18,51 43,12 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 62,94 7,07 17,20 12,79 100,00

Perempuan 50,83 3,59 22,93 22,65 100,00

Total 56,22 5,14 20,38 18,26 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 64,55 2,57 20,92 11,96 100,00

Perempuan 45,22 6,92 20,00 27,87 100,00

Total 52,90 5,19 20,37 21,55 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 93,61 0,00 2,12 4,26 100,00

Perempuan 60,04 3,64 10,21 26,10 100,00

Total 76,37 1,87 6,28 15,48 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 59,58 6,10 14,87 19,45 100,00

Perempuan 42,63 19,27 22,32 15,78 100,00

Total 52,03 11,97 18,19 17,81 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 52,45 8,49 6,55 32,50 100,00

Perempuan 56,22 1,54 10,00 32,25 100,00

Total 54,74 4,26 8,65 32,35 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 62,74 3,26 17,92 16,09 100,00

Perempuan 55,69 22,00 11,78 10,52 100,00

Total 60,21 9,99 15,71 14,09 100,00

Page 150: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

126 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 20. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Tidak keberatan

Agak keberatan

Keberatan Sangat

keberatan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 58,88 22,31 12,43 6,38 100,00

Perdesaan 60,98 24,39 9,76 4,88 100,00

Total 59,98 23,40 11,03 5,59 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 61,24 21,08 13,45 4,23 100,00

Perdesaan 64,71 27,45 1,96 5,88 100,00

Total 62,60 23,58 8,94 4,88 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 39,80 29,31 19,39 11,51 100,00

Perdesaan 52,38 30,95 11,90 4,76 100,00

Total 45,06 30,00 16,26 8,69 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 59,40 21,23 10,02 9,35 100,00

Perdesaan 55,00 25,00 10,00 10,00 100,00

Total 57,15 23,16 10,01 9,68 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 52,16 30,95 10,60 6,29 100,00

Perdesaan 16,67 72,22 5,56 5,56 100,00

Total 31,44 55,04 7,65 5,86 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 34,80 34,31 26,38 4,51 100,00

Perdesaan 63,64 18,18 18,18 0,00 100,00

Total 43,96 29,19 23,78 3,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 48,58 12,21 20,78 18,43 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 59,89 9,53 16,21 14,37 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 61,79 18,85 14,95 4,42 100,00

Perdesaan 83,33 8,33 0,00 8,33 100,00

Total 70,59 14,55 8,84 6,02 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 67,80 6,15 15,61 10,44 100,00

Perdesaan 50,00 33,33 16,67 0,00 100,00

Total 59,19 19,29 16,12 5,39 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 23,46 33,95 20,79 21,79 100,00

Perdesaan 42,86 28,57 28,57 0,00 100,00

Total 31,10 31,83 23,86 13,21 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 127

Lampiran Tabel 21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Jenis

Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Tidak keberatan

Agak keberatan

Keberatan Sangat

keberatan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 54,50 26,72 13,28 5,50 100,00

Perempuan 65,31 20,17 8,84 5,68 100,00

Total 59,98 23,40 11,03 5,59 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 58,49 23,97 11,88 5,66 100,00

Perempuan 65,79 23,28 6,65 4,28 100,00

Total 62,60 23,58 8,94 4,88 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 36,11 32,08 19,73 12,08 100,00

Perempuan 55,00 27,69 12,40 4,92 100,00

Total 45,06 30,00 16,26 8,69 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 54,17 16,49 14,01 15,32 100,00

Perempuan 59,08 27,47 7,42 6,04 100,00

Total 57,15 23,16 10,01 9,68 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 28,72 47,88 13,79 9,61 100,00

Perempuan 34,26 62,44 1,31 1,99 100,00

Total 31,44 55,04 7,65 5,86 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 30,81 38,60 28,57 2,02 100,00

Perempuan 55,12 21,20 19,71 3,98 100,00

Total 43,96 29,19 23,78 3,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 55,26 7,56 27,85 9,33 100,00

Perempuan 66,35 12,27 0,00 21,39 100,00

Total 59,89 9,53 16,21 14,37 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 66,10 19,94 11,10 2,86 100,00

Perempuan 76,53 7,43 5,86 10,18 100,00

Total 70,59 14,55 8,84 6,02 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 62,79 17,78 18,13 1,30 100,00

Perempuan 56,74 20,32 14,76 8,18 100,00

Total 59,19 19,29 16,12 5,39 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 36,08 30,02 11,98 21,92 100,00

Perempuan 23,56 34,58 41,86 0,00 100,00

Total 31,10 31,83 23,86 13,21 100,00

Page 151: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

126 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 20. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Tidak keberatan

Agak keberatan

Keberatan Sangat

keberatan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 58,88 22,31 12,43 6,38 100,00

Perdesaan 60,98 24,39 9,76 4,88 100,00

Total 59,98 23,40 11,03 5,59 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 61,24 21,08 13,45 4,23 100,00

Perdesaan 64,71 27,45 1,96 5,88 100,00

Total 62,60 23,58 8,94 4,88 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 39,80 29,31 19,39 11,51 100,00

Perdesaan 52,38 30,95 11,90 4,76 100,00

Total 45,06 30,00 16,26 8,69 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 59,40 21,23 10,02 9,35 100,00

Perdesaan 55,00 25,00 10,00 10,00 100,00

Total 57,15 23,16 10,01 9,68 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 52,16 30,95 10,60 6,29 100,00

Perdesaan 16,67 72,22 5,56 5,56 100,00

Total 31,44 55,04 7,65 5,86 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 34,80 34,31 26,38 4,51 100,00

Perdesaan 63,64 18,18 18,18 0,00 100,00

Total 43,96 29,19 23,78 3,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 48,58 12,21 20,78 18,43 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 59,89 9,53 16,21 14,37 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 61,79 18,85 14,95 4,42 100,00

Perdesaan 83,33 8,33 0,00 8,33 100,00

Total 70,59 14,55 8,84 6,02 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 67,80 6,15 15,61 10,44 100,00

Perdesaan 50,00 33,33 16,67 0,00 100,00

Total 59,19 19,29 16,12 5,39 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 23,46 33,95 20,79 21,79 100,00

Perdesaan 42,86 28,57 28,57 0,00 100,00

Total 31,10 31,83 23,86 13,21 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 127

Lampiran Tabel 21. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan Publik menurut Tanggapan Ketika Dimintai Tidak Sesuai Ketentuan menurut Jenis

Kelamin, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Tidak keberatan

Agak keberatan

Keberatan Sangat

keberatan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 54,50 26,72 13,28 5,50 100,00

Perempuan 65,31 20,17 8,84 5,68 100,00

Total 59,98 23,40 11,03 5,59 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 58,49 23,97 11,88 5,66 100,00

Perempuan 65,79 23,28 6,65 4,28 100,00

Total 62,60 23,58 8,94 4,88 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 36,11 32,08 19,73 12,08 100,00

Perempuan 55,00 27,69 12,40 4,92 100,00

Total 45,06 30,00 16,26 8,69 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 54,17 16,49 14,01 15,32 100,00

Perempuan 59,08 27,47 7,42 6,04 100,00

Total 57,15 23,16 10,01 9,68 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 28,72 47,88 13,79 9,61 100,00

Perempuan 34,26 62,44 1,31 1,99 100,00

Total 31,44 55,04 7,65 5,86 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 30,81 38,60 28,57 2,02 100,00

Perempuan 55,12 21,20 19,71 3,98 100,00

Total 43,96 29,19 23,78 3,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 55,26 7,56 27,85 9,33 100,00

Perempuan 66,35 12,27 0,00 21,39 100,00

Total 59,89 9,53 16,21 14,37 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 66,10 19,94 11,10 2,86 100,00

Perempuan 76,53 7,43 5,86 10,18 100,00

Total 70,59 14,55 8,84 6,02 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 62,79 17,78 18,13 1,30 100,00

Perempuan 56,74 20,32 14,76 8,18 100,00

Total 59,19 19,29 16,12 5,39 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 36,08 30,02 11,98 21,92 100,00

Perempuan 23,56 34,58 41,86 0,00 100,00

Total 31,10 31,83 23,86 13,21 100,00

Page 152: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

128 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Tujuan, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Mempercepat proses

pengurusan

Mendapatkan pelayanan yang lebih

baik

Demi menjaga

hubungan baik

Sebagai tanda

terima kasih

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 35,98 5,45 7,06 51,51 100,00

Perdesaan 37,27 14,55 10,00 38,18 100,00

Total 36,44 8,68 8,10 46,77 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 43,07 9,06 5,50 42,37 100,00

Perdesaan 52,71 14,73 2,33 30,23 100,00

Total 46,62 11,14 4,33 37,91 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 64,91 12,02 3,31 19,76 100,00

Perdesaan 75,00 12,50 1,56 10,94 100,00

Total 68,76 12,21 2,64 16,39 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 37,96 14,26 4,09 43,69 100,00

Perdesaan 32,65 18,37 4,08 44,90 100,00

Total 35,41 16,24 4,08 44,27 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 42,05 40,43 2,69 14,83 100,00

Perdesaan 46,43 32,14 0,00 21,43 100,00

Total 44,49 35,81 1,19 18,51 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 27,53 22,82 11,15 38,50 100,00

Perdesaan 61,11 5,56 11,11 22,22 100,00

Total 37,67 17,61 11,14 33,59 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 65,29 11,59 8,18 14,93 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 71,27 9,60 6,78 12,36 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 50,54 17,70 3,83 27,93 100,00

Perdesaan 11,11 38,89 16,67 33,33 100,00

Total 35,07 26,02 8,86 30,05 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 69,32 12,16 2,21 16,30 100,00

Perdesaan 89,47 0,00 0,00 10,53 100,00

Total 78,43 6,67 1,21 13,69 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 77,78 7,70 0,00 14,52 100,00

Perdesaan 80,00 10,00 10,00 0,00 100,00

Total 78,66 8,61 3,95 8,78 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 129

Lampiran Tabel 23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Jenis Kelamin dan Tujuan, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin

Mempercepat proses

pengurusan

Mendapatkan pelayanan yang lebih

baik

Demi menjaga

hubungan baik

Sebagai tanda

terima kasih

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 37,29 8,87 5,92 47,92 100,00

Perempuan 35,73 8,53 9,92 45,82 100,00

Total 36,44 8,68 8,10 46,77 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 44,17 11,16 3,66 41,01 100,00

Perempuan 48,76 11,13 4,91 35,20 100,00

Total 46,62 11,14 4,33 37,91 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 67,65 10,98 4,15 17,21 100,00

Perempuan 70,06 13,64 0,87 15,43 100,00

Total 68,76 12,21 2,64 16,39 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 42,22 16,62 4,49 36,67 100,00

Perempuan 30,85 15,98 3,82 49,35 100,00

Total 35,41 16,24 4,08 44,27 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 52,46 30,75 2,67 14,11 100,00

Perempuan 38,09 39,87 0,00 22,04 100,00

Total 44,49 35,81 1,19 18,51 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 49,09 13,79 5,87 31,25 100,00

Perempuan 30,14 20,12 14,62 35,13 100,00

Total 37,67 17,61 11,14 33,59 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 78,24 13,62 5,38 2,76 100,00

Perempuan 64,66 5,78 8,10 21,46 100,00

Total 71,27 9,60 6,78 12,36 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 34,22 23,21 11,59 30,97 100,00

Perempuan 36,13 29,50 5,47 28,90 100,00

Total 35,07 26,02 8,86 30,05 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 76,94 14,23 0,00 8,83 100,00

Perempuan 79,38 1,78 2,00 16,84 100,00

Total 78,43 6,67 1,21 13,69 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 76,24 13,43 6,17 4,16 100,00

Perempuan 82,96 0,00 0,00 17,04 100,00

Total 78,66 8,61 3,95 8,78 100,00

Page 153: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

128 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 22. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Tujuan, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Mempercepat proses

pengurusan

Mendapatkan pelayanan yang lebih

baik

Demi menjaga

hubungan baik

Sebagai tanda

terima kasih

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 35,98 5,45 7,06 51,51 100,00

Perdesaan 37,27 14,55 10,00 38,18 100,00

Total 36,44 8,68 8,10 46,77 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 43,07 9,06 5,50 42,37 100,00

Perdesaan 52,71 14,73 2,33 30,23 100,00

Total 46,62 11,14 4,33 37,91 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 64,91 12,02 3,31 19,76 100,00

Perdesaan 75,00 12,50 1,56 10,94 100,00

Total 68,76 12,21 2,64 16,39 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 37,96 14,26 4,09 43,69 100,00

Perdesaan 32,65 18,37 4,08 44,90 100,00

Total 35,41 16,24 4,08 44,27 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 42,05 40,43 2,69 14,83 100,00

Perdesaan 46,43 32,14 0,00 21,43 100,00

Total 44,49 35,81 1,19 18,51 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 27,53 22,82 11,15 38,50 100,00

Perdesaan 61,11 5,56 11,11 22,22 100,00

Total 37,67 17,61 11,14 33,59 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 65,29 11,59 8,18 14,93 100,00

Perdesaan 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Total 71,27 9,60 6,78 12,36 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 50,54 17,70 3,83 27,93 100,00

Perdesaan 11,11 38,89 16,67 33,33 100,00

Total 35,07 26,02 8,86 30,05 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 69,32 12,16 2,21 16,30 100,00

Perdesaan 89,47 0,00 0,00 10,53 100,00

Total 78,43 6,67 1,21 13,69 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 77,78 7,70 0,00 14,52 100,00

Perdesaan 80,00 10,00 10,00 0,00 100,00

Total 78,66 8,61 3,95 8,78 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 129

Lampiran Tabel 23. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik dan Pernah Membayar Melebihi Ketentuan menurut menurut Jenis Kelamin dan Tujuan, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin

Mempercepat proses

pengurusan

Mendapatkan pelayanan yang lebih

baik

Demi menjaga

hubungan baik

Sebagai tanda

terima kasih

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 37,29 8,87 5,92 47,92 100,00

Perempuan 35,73 8,53 9,92 45,82 100,00

Total 36,44 8,68 8,10 46,77 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 44,17 11,16 3,66 41,01 100,00

Perempuan 48,76 11,13 4,91 35,20 100,00

Total 46,62 11,14 4,33 37,91 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 67,65 10,98 4,15 17,21 100,00

Perempuan 70,06 13,64 0,87 15,43 100,00

Total 68,76 12,21 2,64 16,39 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 42,22 16,62 4,49 36,67 100,00

Perempuan 30,85 15,98 3,82 49,35 100,00

Total 35,41 16,24 4,08 44,27 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 52,46 30,75 2,67 14,11 100,00

Perempuan 38,09 39,87 0,00 22,04 100,00

Total 44,49 35,81 1,19 18,51 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 49,09 13,79 5,87 31,25 100,00

Perempuan 30,14 20,12 14,62 35,13 100,00

Total 37,67 17,61 11,14 33,59 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 78,24 13,62 5,38 2,76 100,00

Perempuan 64,66 5,78 8,10 21,46 100,00

Total 71,27 9,60 6,78 12,36 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 34,22 23,21 11,59 30,97 100,00

Perempuan 36,13 29,50 5,47 28,90 100,00

Total 35,07 26,02 8,86 30,05 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 76,94 14,23 0,00 8,83 100,00

Perempuan 79,38 1,78 2,00 16,84 100,00

Total 78,43 6,67 1,21 13,69 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 76,24 13,43 6,17 4,16 100,00

Perempuan 82,96 0,00 0,00 17,04 100,00

Total 78,66 8,61 3,95 8,78 100,00

Page 154: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

130 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 24. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut

Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 0,54 99,46 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,34 99,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 1,03 98,97 100,00

Perdesaan 1,55 98,45 100,00

Total 1,22 98,78 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 0,78 99,22 100,00

Perdesaan 1,56 98,44 100,00

Total 1,08 98,92 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 0,46 99,54 100,00

Perdesaan 3,57 96,43 100,00

Total 2,19 97,81 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 2,52 97,48 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 1,76 98,24 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 5,02 94,98 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 4,16 95,84 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 5,56 94,44 100,00

Total 2,18 97,82 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 131

Lampiran Tabel 25. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut

Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 0,60 99,40 100,00

Perempuan 0,13 99,87 100,00

Total 0,34 99,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 1,41 98,59 100,00

Perempuan 1,06 98,94 100,00

Total 1,22 98,78 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 0,21 99,79 100,00

Perempuan 2,09 97,91 100,00

Total 1,08 98,92 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 0,46 99,54 100,00

Perempuan 3,59 96,41 100,00

Total 2,19 97,81 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 3,27 96,73 100,00

Perempuan 0,77 99,23 100,00

Total 1,76 98,24 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 8,10 91,90 100,00

Total 4,16 95,84 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 3,93 96,07 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 2,18 97,82 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Page 155: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

130 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 24. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut

Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Layanan Publik Klasifikasi

Wilayah Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 0,54 99,46 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,34 99,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 1,03 98,97 100,00

Perdesaan 1,55 98,45 100,00

Total 1,22 98,78 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 0,78 99,22 100,00

Perdesaan 1,56 98,44 100,00

Total 1,08 98,92 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 0,46 99,54 100,00

Perdesaan 3,57 96,43 100,00

Total 2,19 97,81 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 2,52 97,48 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 1,76 98,24 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 5,02 94,98 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 4,16 95,84 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 5,56 94,44 100,00

Total 2,18 97,82 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 0,00 100,00 100,00

Perdesaan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 131

Lampiran Tabel 25. Persentase Masyarakat yang Membayar Melebihi Ketentuan menurut

Melaporkan dan Tidak Melaporkan menurut Jenis Kelamin, 2013

Layanan Publik Jenis

Kelamin Ya Tidak Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 0,60 99,40 100,00

Perempuan 0,13 99,87 100,00

Total 0,34 99,66 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 1,41 98,59 100,00

Perempuan 1,06 98,94 100,00

Total 1,22 98,78 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 0,21 99,79 100,00

Perempuan 2,09 97,91 100,00

Total 1,08 98,92 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 0,46 99,54 100,00

Perempuan 3,59 96,41 100,00

Total 2,19 97,81 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 3,27 96,73 100,00

Perempuan 0,77 99,23 100,00

Total 1,76 98,24 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 8,10 91,90 100,00

Total 4,16 95,84 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 3,93 96,07 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 2,18 97,82 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 0,00 100,00 100,00

Perempuan 0,00 100,00 100,00

Total 0,00 100,00 100,00

Page 156: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

132 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Percuma tidak akan

ditindak lanjuti

Tidak tahu

cara dan kepada

siapa

Proses rumit dan

lama

Takut dipersulit atau di

laporkan balik

Hal lumrah, hanya

sebagai ucapan terima kasih

Saya juga menerim

a keuntung

an

Lain nya

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 5,37 2,61 0,99 2,70 77,11 10,28 0,94 100,00

Perdesaan 5,45 2,73 0,91 3,64 76,36 10,00 0,91 100,00

Total 5,40 2,65 0,96 3,04 76,84 10,18 0,93 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 7,23 5,19 1,40 4,80 65,73 13,67 1,99 100,00

Perdesaan 9,45 3,94 2,36 0,79 64,57 18,11 0,79 100,00

Total 8,04 4,73 1,75 3,33 65,30 15,29 1,55 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 18,22 4,88 1,42 9,07 38,25 26,73 1,43 100,00

Perdesaan 17,46 9,52 3,17 4,76 26,98 36,51 1,59 100,00

Total 17,93 6,64 2,09 7,43 33,97 30,45 1,49 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 8,14 3,16 1,11 1,69 68,31 16,68 0,90 100,00

Perdesaan 6,12 8,16 0,00 0,00 71,43 12,24 2,04 100,00

Total 7,17 5,56 0,58 0,88 69,81 14,55 1,45 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 7,67 11,53 5,83 9,89 32,28 24,87 7,94 100,00

Perdesaan 14,81 11,11 0,00 11,11 33,33 25,93 3,70 100,00

Total 11,59 11,30 2,63 10,56 32,86 25,45 5,61 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 7,99 16,28 0,32 10,61 49,91 13,32 1,56 100,00

Perdesaan 22,22 0,00 0,00 5,56 33,33 38,89 0,00 100,00

Total 12,36 11,28 0,22 9,06 44,82 21,18 1,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 14,00 2,77 9,20 18,76 29,01 16,33 9,93 100,00

Perdesaan 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00 100,00

Total 20,46 2,27 7,55 15,39 23,80 22,38 8,14 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 2,76 8,53 1,09 6,74 56,94 22,88 1,08 100,00

Perdesaan 0,00 0,00 0,00 0,00 82,35 17,65 0,00 100,00

Total 1,71 5,30 0,68 4,18 66,56 20,90 0,67 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 12,30 5,94 0,56 3,91 40,81 32,90 3,57 100,00

Perdesaan 15,79 15,79 5,26 0,00 42,11 21,05 0,00 100,00

Total 13,87 10,39 2,69 2,15 41,40 27,55 1,96 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 25,01 7,26 3,17 3,73 33,06 24,54 3,25 100,00

Perdesaan 20,00 0,00 10,00 0,00 20,00 50,00 0,00 100,00

Total 23,03 4,39 5,87 2,26 27,90 34,60 1,96 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 133

Lampiran Tabel 27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut menurut Jenis Kelamin dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Percumatidak akan

ditindak lanjuti

Tidak tahu cara dan

kepada siapa

Proses rumit dan

lama

Takut dipersulit atau

di laporkan

balik

Hal lumrah, hanya

sebagai ucapan terima kasih

Saya juga

menerima

keuntungan

Lainnya

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 6,02 3,05 0,62 2,41 74,34 11,79 1,76 100,00

Perempuan 4,89 2,32 1,24 3,55 78,91 8,84 0,24 100,00

Total 5,40 2,65 0,96 3,04 76,84 10,18 0,93 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 7,85 4,22 1,43 3,24 66,82 14,97 1,47 100,00

Perempuan 8,21 5,18 2,03 3,41 63,98 15,57 1,61 100,00

Total 8,04 4,73 1,75 3,33 65,30 15,29 1,55 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 20,40 3,63 2,15 8,00 32,20 30,88 2,74 100,00

Perempuan 14,98 10,25 2,02 6,76 36,08 29,92 0,00 100,00

Total 17,93 6,64 2,09 7,43 33,97 30,45 1,49 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 8,73 6,07 0,46 1,63 64,61 17,33 1,17 100,00

Perempuan 6,13 5,22 0,65 0,38 73,29 12,69 1,64 100,00

Total 7,17 5,56 0,58 0,88 69,81 14,55 1,45 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 14,11 11,36 5,80 9,86 27,65 23,33 7,90 100,00

Perempuan 9,51 11,25 0,00 11,14 37,18 27,20 3,72 100,00

Total 11,59 11,30 2,63 10,56 32,86 25,45 5,61 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 17,05 12,61 0,57 8,30 34,92 26,18 0,38 100,00

Perempuan 9,35 10,43 0,00 9,54 51,18 17,97 1,53 100,00

Total 12,36 11,28 0,22 9,06 44,82 21,18 1,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 29,62 4,47 13,04 23,75 5,21 12,84 11,06 100,00

Perempuan 11,02 0,00 1,89 6,77 42,96 32,21 5,14 100,00

Total 20,46 2,27 7,55 15,39 23,80 22,38 8,14 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 2,82 7,48 1,24 3,10 59,40 24,73 1,23 100,00

Perempuan 0,39 2,69 0,00 5,48 75,13 16,31 0,00 100,00

Total 1,71 5,30 0,68 4,18 66,56 20,90 0,67 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 9,07 10,23 0,79 3,20 31,14 40,59 4,99 100,00

Perempuan 16,98 10,50 3,91 1,46 48,02 19,14 0,00 100,00

Total 13,87 10,39 2,69 2,15 41,40 27,55 1,96 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 11,42 6,85 0,00 3,52 29,43 45,72 3,06 100,00

Perempuan 43,74 0,00 16,33 0,00 25,16 14,77 0,00 100,00

Total 23,03 4,39 5,87 2,26 27,90 34,60 1,96 100,00

Page 157: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

132 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 26. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut menurut Klasifikasi Wilayah dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013

Layanan Publik

Klasifikasi Wilayah

Percuma tidak akan

ditindak lanjuti

Tidak tahu

cara dan kepada

siapa

Proses rumit dan

lama

Takut dipersulit atau di

laporkan balik

Hal lumrah, hanya

sebagai ucapan terima kasih

Saya juga menerim

a keuntung

an

Lain nya

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pengurus RT/RW

Perkotaan 5,37 2,61 0,99 2,70 77,11 10,28 0,94 100,00

Perdesaan 5,45 2,73 0,91 3,64 76,36 10,00 0,91 100,00

Total 5,40 2,65 0,96 3,04 76,84 10,18 0,93 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Perkotaan 7,23 5,19 1,40 4,80 65,73 13,67 1,99 100,00

Perdesaan 9,45 3,94 2,36 0,79 64,57 18,11 0,79 100,00

Total 8,04 4,73 1,75 3,33 65,30 15,29 1,55 100,00

Petugas Polisi

Perkotaan 18,22 4,88 1,42 9,07 38,25 26,73 1,43 100,00

Perdesaan 17,46 9,52 3,17 4,76 26,98 36,51 1,59 100,00

Total 17,93 6,64 2,09 7,43 33,97 30,45 1,49 100,00

Petugas PLN

Perkotaan 8,14 3,16 1,11 1,69 68,31 16,68 0,90 100,00

Perdesaan 6,12 8,16 0,00 0,00 71,43 12,24 2,04 100,00

Total 7,17 5,56 0,58 0,88 69,81 14,55 1,45 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Perkotaan 7,67 11,53 5,83 9,89 32,28 24,87 7,94 100,00

Perdesaan 14,81 11,11 0,00 11,11 33,33 25,93 3,70 100,00

Total 11,59 11,30 2,63 10,56 32,86 25,45 5,61 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Perkotaan 7,99 16,28 0,32 10,61 49,91 13,32 1,56 100,00

Perdesaan 22,22 0,00 0,00 5,56 33,33 38,89 0,00 100,00

Total 12,36 11,28 0,22 9,06 44,82 21,18 1,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Perkotaan 14,00 2,77 9,20 18,76 29,01 16,33 9,93 100,00

Perdesaan 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00 100,00

Total 20,46 2,27 7,55 15,39 23,80 22,38 8,14 100,00

Petugas KUA

Perkotaan 2,76 8,53 1,09 6,74 56,94 22,88 1,08 100,00

Perdesaan 0,00 0,00 0,00 0,00 82,35 17,65 0,00 100,00

Total 1,71 5,30 0,68 4,18 66,56 20,90 0,67 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perkotaan 12,30 5,94 0,56 3,91 40,81 32,90 3,57 100,00

Perdesaan 15,79 15,79 5,26 0,00 42,11 21,05 0,00 100,00

Total 13,87 10,39 2,69 2,15 41,40 27,55 1,96 100,00

Petugas BPN

Perkotaan 25,01 7,26 3,17 3,73 33,06 24,54 3,25 100,00

Perdesaan 20,00 0,00 10,00 0,00 20,00 50,00 0,00 100,00

Total 23,03 4,39 5,87 2,26 27,90 34,60 1,96 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 133

Lampiran Tabel 27. Persentase Masyarakat yang Pernah Berhubungan Sendiri dengan Petugas Layanan

Publik menurut menurut Jenis Kelamin dan Alasan Tidak Melaporkan, 2013

Layanan Publik

Jenis Kelamin

Percumatidak akan

ditindak lanjuti

Tidak tahu cara dan

kepada siapa

Proses rumit dan

lama

Takut dipersulit atau

di laporkan

balik

Hal lumrah, hanya

sebagai ucapan terima kasih

Saya juga

menerima

keuntungan

Lainnya

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pengurus RT/RW

Laki-laki 6,02 3,05 0,62 2,41 74,34 11,79 1,76 100,00

Perempuan 4,89 2,32 1,24 3,55 78,91 8,84 0,24 100,00

Total 5,40 2,65 0,96 3,04 76,84 10,18 0,93 100,00

Petugas Kantor Desa/ Kelurahan dan Kecamatan

Laki-laki 7,85 4,22 1,43 3,24 66,82 14,97 1,47 100,00

Perempuan 8,21 5,18 2,03 3,41 63,98 15,57 1,61 100,00

Total 8,04 4,73 1,75 3,33 65,30 15,29 1,55 100,00

Petugas Polisi

Laki-laki 20,40 3,63 2,15 8,00 32,20 30,88 2,74 100,00

Perempuan 14,98 10,25 2,02 6,76 36,08 29,92 0,00 100,00

Total 17,93 6,64 2,09 7,43 33,97 30,45 1,49 100,00

Petugas PLN

Laki-laki 8,73 6,07 0,46 1,63 64,61 17,33 1,17 100,00

Perempuan 6,13 5,22 0,65 0,38 73,29 12,69 1,64 100,00

Total 7,17 5,56 0,58 0,88 69,81 14,55 1,45 100,00

Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas

Laki-laki 14,11 11,36 5,80 9,86 27,65 23,33 7,90 100,00

Perempuan 9,51 11,25 0,00 11,14 37,18 27,20 3,72 100,00

Total 11,59 11,30 2,63 10,56 32,86 25,45 5,61 100,00

Guru/Kepala Sekolah

Laki-laki 17,05 12,61 0,57 8,30 34,92 26,18 0,38 100,00

Perempuan 9,35 10,43 0,00 9,54 51,18 17,97 1,53 100,00

Total 12,36 11,28 0,22 9,06 44,82 21,18 1,08 100,00

Petugas Lembaga Peradilan

Laki-laki 29,62 4,47 13,04 23,75 5,21 12,84 11,06 100,00

Perempuan 11,02 0,00 1,89 6,77 42,96 32,21 5,14 100,00

Total 20,46 2,27 7,55 15,39 23,80 22,38 8,14 100,00

Petugas KUA

Laki-laki 2,82 7,48 1,24 3,10 59,40 24,73 1,23 100,00

Perempuan 0,39 2,69 0,00 5,48 75,13 16,31 0,00 100,00

Total 1,71 5,30 0,68 4,18 66,56 20,90 0,67 100,00

Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Laki-laki 9,07 10,23 0,79 3,20 31,14 40,59 4,99 100,00

Perempuan 16,98 10,50 3,91 1,46 48,02 19,14 0,00 100,00

Total 13,87 10,39 2,69 2,15 41,40 27,55 1,96 100,00

Petugas BPN

Laki-laki 11,42 6,85 0,00 3,52 29,43 45,72 3,06 100,00

Perempuan 43,74 0,00 16,33 0,00 25,16 14,77 0,00 100,00

Total 23,03 4,39 5,87 2,26 27,90 34,60 1,96 100,00

Page 158: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

134 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 28. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Uang/Barang untuk Memilih

Kandidat Tertentu dalam Pilkades/Pilkada/Pemilu menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 13,34 14,12 13,79

Tidak 70,88 71,62 71,30

Tidak ingat 0,23 0,41 0,34

Tidak relevan 15,54 13,85 14,57

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 65,60 72,49 69,64

Menerima dengan terpaksa 10,42 9,26 9,74

Menolak dengan halus 17,12 14,29 15,46

Menolak dengan tegas 6,86 3,96 5,16

Total 100,00 100,00 100,00

n 339 494 833

Perdesaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 12,20 12,20 12,20

Tidak 70,96 69,90 70,37

Tidak ingat 0,08 0,39 0,25

Tidak relevan 16,76 17,51 17,17

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 75,33 79,57 77,68

Menerima dengan terpaksa 10,67 8,60 9,52

Menolak dengan halus 11,33 10,22 10,71

Menolak dengan tegas 2,67 1,61 2,08

Total 100,00 100,00 100,00

n 150 186 336

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 12,73 13,13 12,95

Tidak 70,92 70,73 70,81

Tidak ingat 0,15 0,40 0,29

Tidak relevan 16,19 15,75 15,94

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 70,61 75,90 73,63

Menerima dengan terpaksa 10,55 8,95 9,63

Menolak dengan halus 14,14 12,33 13,11

Menolak dengan tegas 4,70 2,83 3,63

Total 100,00 100,00 100,00

n 489 680 1.169

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 135

Lampiran Tabel 29. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Pengalaman dan Tanggapan Ketika Diminta

Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 3,22 3,19 3,21

Tidak 78,27 78,18 78,22

Tidak ingat 0,14 0,29 0,23

Tidak relevan 18,36 18,33 18,35

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 13,78 13,82 13,80

Menerima dengan terpaksa 12,45 9,62 10,83

Menolak dengan halus 59,87 50,11 54,30

Menolak dengan tegas 13,90 26,45 21,06

Total 100,00 100,00 100,00

n 97 124 221

Perdesaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,14 1,31 1,23

Tidak 75,68 69,85 72,45

Tidak ingat 0,41 0,26 0,33

Tidak relevan 22,77 28,58 25,99

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 21,43 20,00 20,59

Menerima dengan terpaksa 7,14 20,00 14,71

Menolak dengan halus 57,14 55,00 55,88

Menolak dengan tegas 14,29 5,00 8,82

Total 100,00 100,00 100,00

n 14 20 34

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 2,10 2,22 2,17

Tidak 76,88 73,86 75,18

Tidak ingat 0,28 0,28 0,28

Tidak relevan 20,73 23,64 22,37

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 16,00 15,72 15,84

Menerima dengan terpaksa 10,91 12,80 12,00

Menolak dengan halus 59,08 51,61 54,78

Menolak dengan tegas 14,01 19,88 17,39

Total 100,00 100,00 100,00

n 111 144 255

Page 159: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

134 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 28. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Uang/Barang untuk Memilih

Kandidat Tertentu dalam Pilkades/Pilkada/Pemilu menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 13,34 14,12 13,79

Tidak 70,88 71,62 71,30

Tidak ingat 0,23 0,41 0,34

Tidak relevan 15,54 13,85 14,57

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 65,60 72,49 69,64

Menerima dengan terpaksa 10,42 9,26 9,74

Menolak dengan halus 17,12 14,29 15,46

Menolak dengan tegas 6,86 3,96 5,16

Total 100,00 100,00 100,00

n 339 494 833

Perdesaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 12,20 12,20 12,20

Tidak 70,96 69,90 70,37

Tidak ingat 0,08 0,39 0,25

Tidak relevan 16,76 17,51 17,17

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 75,33 79,57 77,68

Menerima dengan terpaksa 10,67 8,60 9,52

Menolak dengan halus 11,33 10,22 10,71

Menolak dengan tegas 2,67 1,61 2,08

Total 100,00 100,00 100,00

n 150 186 336

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah ditawari uang/barang untuk memilih kandidat tertentu dalam PILKADES, PILKADA, atau PEMILU?

Ya 12,73 13,13 12,95

Tidak 70,92 70,73 70,81

Tidak ingat 0,15 0,40 0,29

Tidak relevan 16,19 15,75 15,94

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 70,61 75,90 73,63

Menerima dengan terpaksa 10,55 8,95 9,63

Menolak dengan halus 14,14 12,33 13,11

Menolak dengan tegas 4,70 2,83 3,63

Total 100,00 100,00 100,00

n 489 680 1.169

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 135

Lampiran Tabel 29. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Pengalaman dan Tanggapan Ketika Diminta

Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 3,22 3,19 3,21

Tidak 78,27 78,18 78,22

Tidak ingat 0,14 0,29 0,23

Tidak relevan 18,36 18,33 18,35

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 13,78 13,82 13,80

Menerima dengan terpaksa 12,45 9,62 10,83

Menolak dengan halus 59,87 50,11 54,30

Menolak dengan tegas 13,90 26,45 21,06

Total 100,00 100,00 100,00

n 97 124 221

Perdesaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,14 1,31 1,23

Tidak 75,68 69,85 72,45

Tidak ingat 0,41 0,26 0,33

Tidak relevan 22,77 28,58 25,99

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 21,43 20,00 20,59

Menerima dengan terpaksa 7,14 20,00 14,71

Menolak dengan halus 57,14 55,00 55,88

Menolak dengan tegas 14,29 5,00 8,82

Total 100,00 100,00 100,00

n 14 20 34

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Diminta Uang/Barang Saat Proses Penerimaan Pegawai Negeri/Swasta

Ya 2,10 2,22 2,17

Tidak 76,88 73,86 75,18

Tidak ingat 0,28 0,28 0,28

Tidak relevan 20,73 23,64 22,37

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 16,00 15,72 15,84

Menerima dengan terpaksa 10,91 12,80 12,00

Menolak dengan halus 59,08 51,61 54,78

Menolak dengan tegas 14,01 19,88 17,39

Total 100,00 100,00 100,00

n 111 144 255

Page 160: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

136 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 30. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman

Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 2,57 2,32 2,43

Tidak 78,91 79,66 79,34

Tidak ingat 0,11 0,29 0,21

Tidak relevan 18,42 17,73 18,02

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 39,79 47,02 43,75

Menerima dengan terpaksa 4,86 7,86 6,50

Menolak dengan halus 45,16 37,91 41,19

Menolak dengan tegas 10,20 7,21 8,56

Total 100,00 100,00 100,00

n 82 99 181

Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,22 1,05 1,13

Tidak 75,19 70,17 72,41

Tidak ingat 0,41 0,13 0,25

Tidak relevan 23,18 28,65 26,21

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 33,33 31,25 32,26

Menerima dengan terpaksa 0,00 0,00 0,00

Menolak dengan halus 60,00 62,50 61,29

Menolak dengan tegas 6,67 6,25 6,45

Total 100,00 100,00 100,00

n 15 16 31

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,84 1,66 1,74

Tidak 76,91 74,75 75,69

Tidak ingat 0,27 0,21 0,23

Tidak relevan 20,98 23,39 22,33

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 37,49 41,86 39,84

Menerima dengan terpaksa 3,13 5,29 4,29

Menolak dengan halus 50,43 45,95 48,03

Menolak dengan tegas 8,94 6,89 7,84

Total 100,00 100,00 100,00

n 97 115 212

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 137

Lampiran Tabel 31. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman

Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 1,34 1,18 1,25

Tidak 69,87 70,84 70,42

Tidak ingat 0,33 0,38 0,36

Tidak relevan 28,46 27,60 27,97

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 43,02 40,11 41,45

Menerima dengan terpaksa 0,00 8,27 4,47

Menolak dengan halus 45,69 24,49 34,23

Menolak dengan tegas 11,29 27,14 19,86

Total 100,00 100,00 100,00

n 38 49 87

Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 0,81 0,46 0,62

Tidak 62,50 60,85 61,59

Tidak ingat 0,33 0,20 0,25

Tidak relevan 36,36 38,50 37,54

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 50,00 42,86 47,06

Menerima dengan terpaksa 10,00 0,00 5,88

Menolak dengan halus 30,00 42,86 35,29

Menolak dengan tegas 10,00 14,29 11,76

Total 100,00 100,00 100,00

n 10 7 17

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 1,06 0,81 0,92

Tidak 65,91 65,66 65,77

Tidak ingat 0,33 0,29 0,30

Tidak relevan 32,70 33,25 33,01

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 45,91 40,92 43,44

Menerima dengan terpaksa 4,13 5,83 4,97

Menolak dengan halus 39,20 29,92 34,61

Menolak dengan tegas 10,76 23,34 16,98

Total 100,00 100,00 100,00

n 48 56 104

Page 161: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

136 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 30. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman

Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 2,57 2,32 2,43

Tidak 78,91 79,66 79,34

Tidak ingat 0,11 0,29 0,21

Tidak relevan 18,42 17,73 18,02

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 39,79 47,02 43,75

Menerima dengan terpaksa 4,86 7,86 6,50

Menolak dengan halus 45,16 37,91 41,19

Menolak dengan tegas 10,20 7,21 8,56

Total 100,00 100,00 100,00

n 82 99 181

Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,22 1,05 1,13

Tidak 75,19 70,17 72,41

Tidak ingat 0,41 0,13 0,25

Tidak relevan 23,18 28,65 26,21

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 33,33 31,25 32,26

Menerima dengan terpaksa 0,00 0,00 0,00

Menolak dengan halus 60,00 62,50 61,29

Menolak dengan tegas 6,67 6,25 6,45

Total 100,00 100,00 100,00

n 15 16 31

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Diterima Menjadi Pegawai Negeri/Swasta

Ya 1,84 1,66 1,74

Tidak 76,91 74,75 75,69

Tidak ingat 0,27 0,21 0,23

Tidak relevan 20,98 23,39 22,33

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 37,49 41,86 39,84

Menerima dengan terpaksa 3,13 5,29 4,29

Menolak dengan halus 50,43 45,95 48,03

Menolak dengan tegas 8,94 6,89 7,84

Total 100,00 100,00 100,00

n 97 115 212

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 137

Lampiran Tabel 31. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman

Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 1,34 1,18 1,25

Tidak 69,87 70,84 70,42

Tidak ingat 0,33 0,38 0,36

Tidak relevan 28,46 27,60 27,97

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 43,02 40,11 41,45

Menerima dengan terpaksa 0,00 8,27 4,47

Menolak dengan halus 45,69 24,49 34,23

Menolak dengan tegas 11,29 27,14 19,86

Total 100,00 100,00 100,00

n 38 49 87

Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 0,81 0,46 0,62

Tidak 62,50 60,85 61,59

Tidak ingat 0,33 0,20 0,25

Tidak relevan 36,36 38,50 37,54

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 50,00 42,86 47,06

Menerima dengan terpaksa 10,00 0,00 5,88

Menolak dengan halus 30,00 42,86 35,29

Menolak dengan tegas 10,00 14,29 11,76

Total 100,00 100,00 100,00

n 10 7 17

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari Bantuan Oleh Saudara/Teman Agar ART Lolos Seleksi Penerimaan Masuk Sekolah

Ya 1,06 0,81 0,92

Tidak 65,91 65,66 65,77

Tidak ingat 0,33 0,29 0,30

Tidak relevan 32,70 33,25 33,01

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 45,91 40,92 43,44

Menerima dengan terpaksa 4,13 5,83 4,97

Menolak dengan halus 39,20 29,92 34,61

Menolak dengan tegas 10,76 23,34 16,98

Total 100,00 100,00 100,00

n 48 56 104

Page 162: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

138 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 32. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari untuk Membayar Uang Damai

Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 8,87 7,55 8,11

Tidak 56,26 55,26 55,69

Tidak ingat 0,31 0,38 0,35

Tidak relevan 34,56 36,81 35,85

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 27,33 33,01 30,35

Menerima dengan terpaksa 47,76 51,22 49,60

Menolak dengan halus 12,99 6,28 9,42

Menolak dengan tegas 11,92 9,49 10,63

Total 100,00 100,00 100,00

n 302 305 607

Perdesaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 4,55 3,48 3,96

Tidak 51,98 46,30 48,83

Tidak ingat 0,24 0,13 0,18

Tidak relevan 43,23 50,09 47,03

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 23,21 24,53 23,85

Menerima dengan terpaksa 50,00 52,83 51,38

Menolak dengan halus 8,93 9,43 9,17

Menolak dengan tegas 17,86 13,21 15,60

Total 100,00 100,00 100,00

n 56 53 109

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 6,55 5,44 5,93

Tidak 53,96 50,62 52,08

Tidak ingat 0,27 0,25 0,26

Tidak relevan 39,22 43,69 41,73

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 25,79 30,20 28,07

Menerima dengan terpaksa 48,60 51,75 50,23

Menolak dengan halus 11,47 7,33 9,33

Menolak dengan tegas 14,14 10,72 12,37

Total 100,00 100,00 100,00

n 358 358 716

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 139

Lampiran Tabel 33. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Perilaku di Masyarakat Apakah

Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Jenis Perilaku Klasifikasi

Wilayah

Pemahaman Masyarakat Apakah Perilaku Tersebut Termasuk Korupsi

atau Tidak

Ya Tidak Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

Perkotaan 74,91 17,72 7,37 100,00

Perdesaan 63,66 23,09 13,25 100,00

Total 68,98 20,55 10,47 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 81,63 12,30 6,07 100,00

Perdesaan 73,53 16,05 10,42 100,00

Total 77,37 14,27 8,36 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

Perkotaan 60,17 34,44 5,39 100,00

Perdesaan 49,47 40,83 9,69 100,00

Total 54,54 37,81 7,65 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

Perkotaan 62,30 30,94 6,76 100,00

Perdesaan 54,31 32,73 12,96 100,00

Total 58,10 31,88 10,02 100,00

Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Perkotaan 56,16 35,45 8,39 100,00

Perdesaan 50,30 37,51 12,20 100,00

Total 53,07 36,53 10,40 100,00

Menjamin keluarga/saudara/ teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 65,40 26,84 7,76 100,00

Perdesaan 52,99 33,54 13,47 100,00

Total 58,87 30,36 10,77 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Perkotaan 58,33 34,19 7,48 100,00

Perdesaan 49,35 36,42 14,23 100,00

Total 53,60 35,36 11,04 100,00

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Perkotaan 68,17 24,45 7,39 100,00

Perdesaan 55,09 32,02 12,89 100,00

Total 61,28 28,44 10,28 100,00

Page 163: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

138 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 32. Persentase Pengalaman dan Tanggapan Ketika Ditawari untuk Membayar Uang Damai

Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas, 2013

Rincian Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 8,87 7,55 8,11

Tidak 56,26 55,26 55,69

Tidak ingat 0,31 0,38 0,35

Tidak relevan 34,56 36,81 35,85

Total 100,00 100,00 100,00

n 2.689 3.585 6.274

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 27,33 33,01 30,35

Menerima dengan terpaksa 47,76 51,22 49,60

Menolak dengan halus 12,99 6,28 9,42

Menolak dengan tegas 11,92 9,49 10,63

Total 100,00 100,00 100,00

n 302 305 607

Perdesaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 4,55 3,48 3,96

Tidak 51,98 46,30 48,83

Tidak ingat 0,24 0,13 0,18

Tidak relevan 43,23 50,09 47,03

Total 100,00 100,00 100,00

n 1.230 1.526 2.756

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 23,21 24,53 23,85

Menerima dengan terpaksa 50,00 52,83 51,38

Menolak dengan halus 8,93 9,43 9,17

Menolak dengan tegas 17,86 13,21 15,60

Total 100,00 100,00 100,00

n 56 53 109

Perkotaan+Perdesaan

Pernahkah Ditawari untuk Membayar Uang Damai Saat Ditilang Oleh Petugas Polisi Lalu Lintas

Ya 6,55 5,44 5,93

Tidak 53,96 50,62 52,08

Tidak ingat 0,27 0,25 0,26

Tidak relevan 39,22 43,69 41,73

Total 100,00 100,00 100,00

n 3.919 5.111 9.030

Jika ya, tanggapan dalam situasi tersebut?

Menerima 25,79 30,20 28,07

Menerima dengan terpaksa 48,60 51,75 50,23

Menolak dengan halus 11,47 7,33 9,33

Menolak dengan tegas 14,14 10,72 12,37

Total 100,00 100,00 100,00

n 358 358 716

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 139

Lampiran Tabel 33. Persentase Pendapat Masyarakat terhadap Beberapa Perilaku di Masyarakat Apakah

Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Jenis Perilaku Klasifikasi

Wilayah

Pemahaman Masyarakat Apakah Perilaku Tersebut Termasuk Korupsi

atau Tidak

Ya Tidak Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

Perkotaan 74,91 17,72 7,37 100,00

Perdesaan 63,66 23,09 13,25 100,00

Total 68,98 20,55 10,47 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 81,63 12,30 6,07 100,00

Perdesaan 73,53 16,05 10,42 100,00

Total 77,37 14,27 8,36 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

Perkotaan 60,17 34,44 5,39 100,00

Perdesaan 49,47 40,83 9,69 100,00

Total 54,54 37,81 7,65 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

Perkotaan 62,30 30,94 6,76 100,00

Perdesaan 54,31 32,73 12,96 100,00

Total 58,10 31,88 10,02 100,00

Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Perkotaan 56,16 35,45 8,39 100,00

Perdesaan 50,30 37,51 12,20 100,00

Total 53,07 36,53 10,40 100,00

Menjamin keluarga/saudara/ teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Perkotaan 65,40 26,84 7,76 100,00

Perdesaan 52,99 33,54 13,47 100,00

Total 58,87 30,36 10,77 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Perkotaan 58,33 34,19 7,48 100,00

Perdesaan 49,35 36,42 14,23 100,00

Total 53,60 35,36 11,04 100,00

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Perkotaan 68,17 24,45 7,39 100,00

Perdesaan 55,09 32,02 12,89 100,00

Total 61,28 28,44 10,28 100,00

Page 164: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

140 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 34. Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Jenis Kelamin, 2013

Jenis Perilaku Jenis

Kelamin

Pemahaman Masyarakat Apakah Perilaku Tersebut Termasuk Korupsi

atau Tidak

Ya Tidak Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

Laki-laki 72,47 20,31 7,22 100,00

Perempuan 66,27 20,74 12,99 100,00

Total 68,98 20,55 10,47 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 80,58 14,44 4,98 100,00

Perempuan 74,87 14,14 10,99 100,00

Total 77,37 14,27 8,36 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

Laki-laki 56,63 37,89 5,49 100,00

Perempuan 52,92 37,74 9,34 100,00

Total 54,54 37,81 7,65 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

Laki-laki 59,53 32,91 7,57 100,00

Perempuan 56,98 31,09 11,93 100,00

Total 58,10 31,88 10,02 100,00

Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Laki-laki 55,68 36,76 7,55 100,00

Perempuan 51,04 36,35 12,61 100,00

Total 53,07 36,53 10,40 100,00

Menjamin keluarga/saudara/ teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 62,33 29,69 7,98 100,00

Perempuan 56,18 30,89 12,94 100,00

Total 58,87 30,36 10,77 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Laki-laki 56,57 35,54 7,90 100,00

Perempuan 51,29 35,23 13,48 100,00

Total 53,60 35,36 11,04 100,00

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Laki-laki 65,00 27,00 8,00 100,00

Perempuan 58,39 29,55 12,06 100,00

Total 61,28 28,44 10,28 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 141

Lampiran Tabel 35. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Sumber Informasi

Klasifikasi Wilayah

Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keluarga/kerabat/teman

Perkotaan 0,89 9,02 22,70 64,92 2,48 100,00

Perdesaan 0,18 5,77 16,81 70,01 7,23 100,00

Total 0,52 7,31 19,60 67,60 4,98 100,00

Tokoh agama

Perkotaan 0,79 10,64 25,80 60,33 2,43 100,00

Perdesaan 0,33 6,10 19,21 67,11 7,26 100,00

Total 0,55 8,25 22,33 63,90 4,98 100,00

Tokoh masyarakat

Perkotaan 0,29 3,67 16,27 77,07 2,70 100,00

Perdesaan 0,11 2,58 13,47 76,07 7,77 100,00

Total 0,19 3,09 14,79 76,55 5,37 100,00

Akademisi

Perkotaan 0,32 3,30 5,63 86,45 4,30 100,00

Perdesaan 0,04 0,84 2,25 87,58 9,29 100,00

Total 0,17 2,00 3,85 87,05 6,93 100,00

Organisasi Kemasyarakatan/LSM

Perkotaan 0,16 2,78 7,30 85,16 4,60 100,00

Perdesaan 0,07 0,91 2,54 85,95 10,53 100,00

Total 0,12 1,79 4,80 85,58 7,72 100,00

Pemerintah

Perkotaan 1,14 11,46 21,15 63,33 2,92 100,00

Perdesaan 0,40 5,92 16,40 69,30 7,99 100,00

Total 0,75 8,54 18,65 66,47 5,59 100,00

KPK dan Lembaga Negara lainnya

Perkotaan 1,44 10,54 14,48 69,15 4,39 100,00

Perdesaan 0,44 4,61 10,02 75,35 9,59 100,00

Total 0,91 7,42 12,13 72,41 7,13 100,00

Page 165: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

140 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 34. Termasuk Korupsi atau Tidak menurut Jenis Kelamin, 2013

Jenis Perilaku Jenis

Kelamin

Pemahaman Masyarakat Apakah Perilaku Tersebut Termasuk Korupsi

atau Tidak

Ya Tidak Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Memberi uang damai kepada Polisi agar tidak ditilang

Laki-laki 72,47 20,31 7,22 100,00

Perempuan 66,27 20,74 12,99 100,00

Total 68,98 20,55 10,47 100,00

Memberi uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 80,58 14,44 4,98 100,00

Perempuan 74,87 14,14 10,99 100,00

Total 77,37 14,27 8,36 100,00

Memberi uang lebih kepada petugas untuk mempercepat urusan administrasi (KTP dan KK)

Laki-laki 56,63 37,89 5,49 100,00

Perempuan 52,92 37,74 9,34 100,00

Total 54,54 37,81 7,65 100,00

Petugas KUA meminta uang tambahan untuk transport ke tempat acara akad nikah

Laki-laki 59,53 32,91 7,57 100,00

Perempuan 56,98 31,09 11,93 100,00

Total 58,10 31,88 10,02 100,00

Menerima pembagian uang/barang pada pelaksanaan Pilkades/Pemilu/Pilkada

Laki-laki 55,68 36,76 7,55 100,00

Perempuan 51,04 36,35 12,61 100,00

Total 53,07 36,53 10,40 100,00

Menjamin keluarga/saudara/ teman dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta

Laki-laki 62,33 29,69 7,98 100,00

Perempuan 56,18 30,89 12,94 100,00

Total 58,87 30,36 10,77 100,00

Guru mendapat jaminan (jatah) anaknya diterima masuk ke sekolah tempat dia mengajar

Laki-laki 56,57 35,54 7,90 100,00

Perempuan 51,29 35,23 13,48 100,00

Total 53,60 35,36 11,04 100,00

Seorang pegawai negeri bepergian bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi

Laki-laki 65,00 27,00 8,00 100,00

Perempuan 58,39 29,55 12,06 100,00

Total 61,28 28,44 10,28 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 141

Lampiran Tabel 35. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Sumber Informasi

Klasifikasi Wilayah

Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keluarga/kerabat/teman

Perkotaan 0,89 9,02 22,70 64,92 2,48 100,00

Perdesaan 0,18 5,77 16,81 70,01 7,23 100,00

Total 0,52 7,31 19,60 67,60 4,98 100,00

Tokoh agama

Perkotaan 0,79 10,64 25,80 60,33 2,43 100,00

Perdesaan 0,33 6,10 19,21 67,11 7,26 100,00

Total 0,55 8,25 22,33 63,90 4,98 100,00

Tokoh masyarakat

Perkotaan 0,29 3,67 16,27 77,07 2,70 100,00

Perdesaan 0,11 2,58 13,47 76,07 7,77 100,00

Total 0,19 3,09 14,79 76,55 5,37 100,00

Akademisi

Perkotaan 0,32 3,30 5,63 86,45 4,30 100,00

Perdesaan 0,04 0,84 2,25 87,58 9,29 100,00

Total 0,17 2,00 3,85 87,05 6,93 100,00

Organisasi Kemasyarakatan/LSM

Perkotaan 0,16 2,78 7,30 85,16 4,60 100,00

Perdesaan 0,07 0,91 2,54 85,95 10,53 100,00

Total 0,12 1,79 4,80 85,58 7,72 100,00

Pemerintah

Perkotaan 1,14 11,46 21,15 63,33 2,92 100,00

Perdesaan 0,40 5,92 16,40 69,30 7,99 100,00

Total 0,75 8,54 18,65 66,47 5,59 100,00

KPK dan Lembaga Negara lainnya

Perkotaan 1,44 10,54 14,48 69,15 4,39 100,00

Perdesaan 0,44 4,61 10,02 75,35 9,59 100,00

Total 0,91 7,42 12,13 72,41 7,13 100,00

Page 166: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

142 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 36. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013

Sumber Informasi

Jenis Kelamin

Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keluarga/kerabat/teman

Laki-laki 0,60 7,77 20,77 67,40 3,45 100,00

Perempuan 0,46 6,95 18,69 67,75 6,16 100,00

Total 0,52 7,31 19,60 67,60 4,98 100,00

Tokoh agama

Laki-laki 0,67 9,48 22,87 63,58 3,41 100,00

Perempuan 0,45 7,30 21,91 64,15 6,20 100,00

Total 0,55 8,25 22,33 63,90 4,98 100,00

Tokoh masyarakat

Laki-laki 0,18 3,98 16,39 75,57 3,89 100,00

Perempuan 0,21 2,41 13,56 77,30 6,52 100,00

Total 0,19 3,09 14,79 76,55 5,37 100,00

Akademisi

Laki-laki 0,18 2,42 4,09 88,41 4,90 100,00

Perempuan 0,16 1,68 3,66 85,99 8,51 100,00

Total 0,17 2,00 3,85 87,05 6,93 100,00

Organisasi Kemasyarakatan/LSM

Laki-laki 0,16 1,96 5,73 86,72 5,42 100,00

Perempuan 0,08 1,66 4,07 84,68 9,51 100,00

Total 0,12 1,79 4,80 85,58 7,72 100,00

Pemerintah

Laki-laki 0,79 9,35 20,24 65,75 3,87 100,00

Perempuan 0,72 7,91 17,41 67,04 6,93 100,00

Total 0,75 8,54 18,65 66,47 5,59 100,00

KPK dan Lembaga Negara lainnya

Laki-laki 0,99 8,58 12,77 72,63 5,03 100,00

Perempuan 0,85 6,52 11,64 72,24 8,75 100,00

Total 0,91 7,42 12,13 72,41 7,13 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 143

Lampiran Tabel 37. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Jenis Media Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Televisi

Perkotaan 12,11 38,65 28,83 18,56 1,84 100,00

Perdesaan 4,90 26,00 29,99 32,40 6,72 100,00

Total 8,32 31,99 29,44 25,84 4,41 100,00

Radio

Perkotaan 0,20 3,44 10,88 82,04 3,43 100,00

Perdesaan 0,22 1,56 6,17 84,71 7,33 100,00

Total 0,21 2,45 8,40 83,45 5,49 100,00

Koran/Majalah

Perkotaan 1,51 10,90 17,34 66,78 3,47 100,00

Perdesaan 0,11 2,58 7,23 82,32 7,77 100,00

Total 0,77 6,52 12,02 74,96 5,73 100,00

Internet

Perkotaan 0,67 4,37 7,42 80,76 6,78 100,00

Perdesaan 0,07 0,84 1,74 85,22 12,13 100,00

Total 0,36 2,51 4,43 83,11 9,60 100,00

Alat peraga (spanduk, pamflet, brosur, stiker, dsb)

Perkotaan 0,41 6,58 21,23 68,46 3,31 100,00

Perdesaan 0,11 2,03 10,84 78,08 8,93 100,00

Total 0,25 4,19 15,76 73,53 6,27 100,00

Penyampaian secara langsung (pidato, khutbah, nasehat, dsb )

Perkotaan 0,80 8,98 27,59 60,14 2,49 100,00

Perdesaan 0,25 4,72 20,11 67,47 7,44 100,00

Total 0,51 6,74 23,65 64,00 5,10 100,00

Page 167: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

142 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 36. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Sumber Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013

Sumber Informasi

Jenis Kelamin

Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keluarga/kerabat/teman

Laki-laki 0,60 7,77 20,77 67,40 3,45 100,00

Perempuan 0,46 6,95 18,69 67,75 6,16 100,00

Total 0,52 7,31 19,60 67,60 4,98 100,00

Tokoh agama

Laki-laki 0,67 9,48 22,87 63,58 3,41 100,00

Perempuan 0,45 7,30 21,91 64,15 6,20 100,00

Total 0,55 8,25 22,33 63,90 4,98 100,00

Tokoh masyarakat

Laki-laki 0,18 3,98 16,39 75,57 3,89 100,00

Perempuan 0,21 2,41 13,56 77,30 6,52 100,00

Total 0,19 3,09 14,79 76,55 5,37 100,00

Akademisi

Laki-laki 0,18 2,42 4,09 88,41 4,90 100,00

Perempuan 0,16 1,68 3,66 85,99 8,51 100,00

Total 0,17 2,00 3,85 87,05 6,93 100,00

Organisasi Kemasyarakatan/LSM

Laki-laki 0,16 1,96 5,73 86,72 5,42 100,00

Perempuan 0,08 1,66 4,07 84,68 9,51 100,00

Total 0,12 1,79 4,80 85,58 7,72 100,00

Pemerintah

Laki-laki 0,79 9,35 20,24 65,75 3,87 100,00

Perempuan 0,72 7,91 17,41 67,04 6,93 100,00

Total 0,75 8,54 18,65 66,47 5,59 100,00

KPK dan Lembaga Negara lainnya

Laki-laki 0,99 8,58 12,77 72,63 5,03 100,00

Perempuan 0,85 6,52 11,64 72,24 8,75 100,00

Total 0,91 7,42 12,13 72,41 7,13 100,00

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 143

Lampiran Tabel 37. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Klasifikasi Wilayah, 2013

Jenis Media Klasifikasi

Wilayah Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Televisi

Perkotaan 12,11 38,65 28,83 18,56 1,84 100,00

Perdesaan 4,90 26,00 29,99 32,40 6,72 100,00

Total 8,32 31,99 29,44 25,84 4,41 100,00

Radio

Perkotaan 0,20 3,44 10,88 82,04 3,43 100,00

Perdesaan 0,22 1,56 6,17 84,71 7,33 100,00

Total 0,21 2,45 8,40 83,45 5,49 100,00

Koran/Majalah

Perkotaan 1,51 10,90 17,34 66,78 3,47 100,00

Perdesaan 0,11 2,58 7,23 82,32 7,77 100,00

Total 0,77 6,52 12,02 74,96 5,73 100,00

Internet

Perkotaan 0,67 4,37 7,42 80,76 6,78 100,00

Perdesaan 0,07 0,84 1,74 85,22 12,13 100,00

Total 0,36 2,51 4,43 83,11 9,60 100,00

Alat peraga (spanduk, pamflet, brosur, stiker, dsb)

Perkotaan 0,41 6,58 21,23 68,46 3,31 100,00

Perdesaan 0,11 2,03 10,84 78,08 8,93 100,00

Total 0,25 4,19 15,76 73,53 6,27 100,00

Penyampaian secara langsung (pidato, khutbah, nasehat, dsb )

Perkotaan 0,80 8,98 27,59 60,14 2,49 100,00

Perdesaan 0,25 4,72 20,11 67,47 7,44 100,00

Total 0,51 6,74 23,65 64,00 5,10 100,00

Page 168: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

144 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 38. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013

Jenis Media Jenis

Kelamin Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Televisi

Laki-laki 9,17 33,95 29,40 24,39 3,09 100,00

Perempuan 7,65 30,46 29,47 26,98 5,44 100,00

Total 8,32 31,99 29,44 25,84 4,41 100,00

Radio

Laki-laki 0,21 2,36 9,73 83,66 4,03 100,00

Perempuan 0,21 2,53 7,37 83,28 6,62 100,00

Total 0,21 2,45 8,40 83,45 5,49 100,00

Koran/Majalah

Laki-laki 0,98 8,39 13,52 73,07 4,04 100,00

Perempuan 0,61 5,06 10,85 76,43 7,05 100,00

Total 0,77 6,52 12,02 74,96 5,73 100,00

Internet

Laki-laki 0,47 3,28 5,34 83,42 7,49 100,00

Perempuan 0,27 1,91 3,73 82,87 11,23 100,00

Total 0,36 2,51 4,43 83,11 9,60 100,00

Alat peraga (spanduk, pamflet, brosur, stiker, dsb)

Laki-laki 0,43 4,93 17,64 72,27 4,73 100,00

Perempuan 0,11 3,61 14,31 74,51 7,46 100,00

Total 0,25 4,19 15,76 73,53 6,27 100,00

Penyampaian secara langsung (pidato, khutbah, nasehat, dsb )

Laki-laki 0,64 7,81 25,22 62,62 3,71 100,00

Perempuan 0,41 5,90 22,43 65,08 6,18 100,00

Total 0,51 6,74 23,65 64,00 5,10 100,00

Page 169: SPAK 2013 Editan Terakhir

LAMPIRAN

144 INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013

Lampiran Tabel 38. Persentase Frekuensi Mendapatkan Pengetahuan tentang Anti Korupsi dari Beberapa

Media Selama 12 Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013

Jenis Media Jenis

Kelamin Sangat Sering

Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Tidak Tahu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Televisi

Laki-laki 9,17 33,95 29,40 24,39 3,09 100,00

Perempuan 7,65 30,46 29,47 26,98 5,44 100,00

Total 8,32 31,99 29,44 25,84 4,41 100,00

Radio

Laki-laki 0,21 2,36 9,73 83,66 4,03 100,00

Perempuan 0,21 2,53 7,37 83,28 6,62 100,00

Total 0,21 2,45 8,40 83,45 5,49 100,00

Koran/Majalah

Laki-laki 0,98 8,39 13,52 73,07 4,04 100,00

Perempuan 0,61 5,06 10,85 76,43 7,05 100,00

Total 0,77 6,52 12,02 74,96 5,73 100,00

Internet

Laki-laki 0,47 3,28 5,34 83,42 7,49 100,00

Perempuan 0,27 1,91 3,73 82,87 11,23 100,00

Total 0,36 2,51 4,43 83,11 9,60 100,00

Alat peraga (spanduk, pamflet, brosur, stiker, dsb)

Laki-laki 0,43 4,93 17,64 72,27 4,73 100,00

Perempuan 0,11 3,61 14,31 74,51 7,46 100,00

Total 0,25 4,19 15,76 73,53 6,27 100,00

Penyampaian secara langsung (pidato, khutbah, nasehat, dsb )

Laki-laki 0,64 7,81 25,22 62,62 3,71 100,00

Perempuan 0,41 5,90 22,43 65,08 6,18 100,00

Total 0,51 6,74 23,65 64,00 5,10 100,00

Page 170: SPAK 2013 Editan Terakhir

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 i

Katalog BPS : 4407001 INDEKS

PERILAKU

ANTI

KORUPSI

Katalog BPS : 4407002

2013

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

INDEKS PERILAKU ANTI KORUPSI 2013 145

Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4. Fax.: (021) 3857046 Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]

KerjasamaBadan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)dan Badan Pusat Statistik

IND

EKS PER

ILAK

U A

NTI K

OR

UPSI 2013

Cover SPAK.indd 1 14/10/2014 15:22:09