SN
-
Upload
syahrial-laskar-pelangi -
Category
Documents
-
view
35 -
download
7
Transcript of SN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. P. N.
Umur : 6 Tahun
Alamat : Kerom/ Distrik Arso Timur
Berat Badan : 19 Kg
Panjang Badan : 82 cm
Jenis Kelamin : Laki- laki
Nama Ayah : Tn. B
Nama Ibu : Ny. C
Pekerjaan Orang Tua :
Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SD (Tidak tamat)
Tanggal MRS : 19 Oktober 2012
Tanggal Pemeriksaan : 01 November 2012
Tanggal Keluar RS : 01 November 2012
1
II. ANAMNESA
Merupakan hasil heteroanamnesis dari Ibu dan Ayah pasien pada tanggal 01
November 2012
Keluhan Utama : Bengkak- bengkak pada badan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan bengkak- bengkak kira- kira 1 minggu
sebelum masuk RS (SMRS), awalnya bengkak timbul pertama di perut
kemudian ke bagian badan atas lalu ke bawah. Keluhan bengkak- bengkak
ini baru pertama kali di alami oleh pasien. Keluhan ini juga disertai
dengan kencing yang berwarna merah dan demam yang timbul bersamaan
dengan bengkak. Demam ini tidak disertai dengan kejang. Batuk pilek
tidak ditemukan pada pasien ini, keluhan lain yaitu BAB cair 3 kali/hari,
tidak ada ampas, darah dan lendir juga tidak ditemukan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien merupakan rujukan dari RSUD Kwaingga dengan susp. Sindroma
Nefrotik. Pasien dating ke RSUD Kwaingga pada tanggal 17 Oktober
dengan bengkak – bengkak pada wajah, perut, dan kaki sejak ± 1 minggu
SMRS. Pasien juga panas dan disertai batuk pilek, pasien juga mengeluh
buang air kecil sedikit dan warna seperti teh pekat. Setelah pasien dirawat
selama 2 hari bengkak tidak berkurang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada mata udema periorbita +/+,
conjungtiva anemis +/+. Pemeriksaan paru, rhonki +/+ wheezing -/-, pada
jantung, bunyi jantung irregular, mur – mur -/-. pemeriksaan abdomen,
cembung, supel, bising usus normal, ascites (+), ekstremitas, pitting udema
(+/+) minimal.
2
Pengobatan yang pasien terima adalah :
- IVFD RL : D5% = 2 : 1 (20 tetes per menit micro)
- Injeksi Cefotaxime 2 x 350 mg
- Injeksi Ranitidine 2 x 1 cc (dalam bentuk mg)
- Parasetamol 3 x ½ tablet (dalam bentuk mg)
- Terapi oral Malaria sudah selesai (dg apa ?, selama berapa hari ?)
Hasil laboratorium 17 Oktober 2012:
- DDR : PF +
- Hb : 9,4
- Leukosit :11.500
- Urine Lengkap :
Urine makro : kuning keruh, protein ++++, leukosit +, nitrit +
Urine mikro : sedimen leukosit >>>, eritrosit 1-3
- SGOT : 17 mg/dl
- SGPT : 3 mg/dl
Hasil laboratorium 19 Oktober 2012:
- DDR : (-)
- Hb : 6,8 gr %
Alasan pasien dirujuk karena keterbatasan sarana - prasarana dan mohon
konsultasi juga penangan selanjutnya.
Menurut ibu pasien, pada umur 3 tahun pasien pernah menderita kurang
darah dan sempat di transfusi darah 2 kantong.
3
Riwayat Kehamilan
Selama hamil ibu pasien pernah sakit Malaria pada saat usia kandung 7
atau 8 bulan. Riwayat konsumsi alkohol dan minum obat–obat disangkal.
Riwayat merokok (+) sehari 2-3 batang. Riwayat gizi selama kehamilan
menurut ibu pasien suka memakan makanan seperti buah – buahan dan
daging – daging, ikan dan sayur- sayuran namun ibu pasien tidak
mendapatkan imunisasi TT.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di rumah sendiri dan di tolong oleh dukun beranak. cukup
bulan, spontan, ibu pasien tidak tahu berat bayi saat lahir karena bayi tidak
ditimbang saat lahir.
Riwayat Neonatal
Warna Kulit : Kemerahan
Sianosis/pucat/kuning dan sesak : ( - )
Perdarahan : ( - )
Lumpuh : ( - )
Menangis Kuat dan Gerak Aktif : ( + )
Riwayat Imunisasi
Menurut keterangan ibunya, Pasien mendapatkan imunisasi lengkap sesuai
dengan KMS.
Riwayat Tumbuh Kembang
Menurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan tumbuh kembang anak normal atau tumbuh
4
kembang anak sebayanya. Pasien mulai mengangkat kepala saat berusia 3
bulan dan pasien mulai berjalan saat usia memasuki 1 tahun.
Riwayat Gizi
Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, pasien lanjut
menkomsumsi ASI hingga berumur 1 tahun 2 bulan. Pasien mulai
mengkonsumsi makanan tambahan dimulai dari bubur halus 3 bulan dan
pasien mulai mengkonsumsi buah- buahan pada usia 8 bulan, kemudian
makan padat pada usia 1 tahun.
Riwayat Kepribadian
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara dan tinggal bersama
kedua orang tua, kakak pasien. Pasien lebih dekat pada bapak pasien dan
lebih sering rewel ketika di tinggal bapak pasien.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien. Di rumah berdiding tembok
dengan 2 kamar, dengan rumah yang berventilasi cukup. Biasanya
memasak menggunakan tungku dalam rumah. Lingkungan sekitar berupa
dataran rendah, berlumpur ketika hujan, dan banyak hewan peliharaan
(babi, sapi, ayam dan anjing) berkeliaran disekitar rumah pasien. Sumber
air minum pasien menggunakan air hujan.
5
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 1 November 2012
Status Gizi
Berat Badan : 20 Kg
Panjang Badan : 102 cm
Umur : 6 tahun
Kesan : - Berman 100% (gizi baik)
- Antopometri lebih dari median ( gizi baik)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – Tanda Vital : Suhu: 36,5 0c ,R : 22 x /m N : 130 x / m
Kepala : Ubun – Ubun Besar telah menutup, tidak ada
kelainan
Mata : Cowong ( - ) , Anemis ( -/- ) Ikterik ( - ) Produksi
air Mata ( + ), edema periorbita (+) minimal
Hidung : PCH ( - )
Mulut : Mucosa bibir kering ( - ) , oral trush ( - ), Sianosis
(-)
Tenggorokan : Faring Hyperemis ( - )
Leher : Pembesaran KGB ( - )
Thorax : Simetris, ikut gerak nafas, Retraksi (-),
Suara nafas vesikuler +/+, Ronki +/+, wheezing (-).
Iktus Kordis (-), thrill (-), BJ I-BJ II normal
Reguler, gallop (-), mur mur (-).
6
Abdomen
Inpeksi : Cembung
Palpasi : Distensi, Nyeri tekan ( - ) Hepar dan lien sulit
dievaluasi, tugor kulit kembali cepat, shiffting
dullnes (+), pekak berpindah (+)
Perkusi : Hipertimpani
Auskultasi : Bising Usus Normal ( + ) 4 – 6 x per menit
Extremitas : Akral hangat ,edema ( + ) pucat dan sianosis (- ),
kekuatan otot baik
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Bekas luka di kulit ?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Darah tanggal 20 Oktober 2012
Leukosit : 8.400 ( 10 /UL )
HB : 7,1 ( g/dl )
HCT : 21 %
PLT : 197.000 ( /ul)
DDR : Negatif
7
Lab Kimia Darah tanggal 20 Oktober 2012
Ureum : 25 mg%
Kreatinin : 0,92 mg%
Albumin : 2,3 gr%
Globulin : 3,4 gr %
SGOT : 18 u/l
SGPT : 5 u/l
Trigliserida : 222 mg%
Kolesterol Total : 208 mg%
Natrium : 134 mmol/l
Kalium : 4,0 mmol/l
Lab Apusan Darah Tepi tanggal 20 Oktober 2012
Eritrosit : Anisositosis, mikrosit (+), normosit (+), normokromik,
polikromasi (+)
Leukosit : Jumlah kesan cukup, relative, granulasi tokisk neutrofil (+),
limfosit atipik (+). Diff manual lekosit: basofil 0; eosinofil
1; neutrofil batang 6%, netrofil segmen 65%; limfosit 22%;
monosit 6%
Trombosit : Jumlah kesan cukup, penyebaran tidak merata, trombosit
mengelompok (+)
Kesan : Anemia sedang
Tampak adanya respon eritropoesis
8
Adanya peningkatan respon fagositosis
Urine Lengkap tanggal 22 Oktober 2012
Warna : kuning
Kekeruhan : agak keruh
pH : 5.0
protein : +3
Leukosit : +3
Darah : +3
Bakteri : +2
Lain : spora (+) leukosit mengelompok (+)
Pemeriksaan Darah tanggal 24 Oktober 2012
Hb : 7,0 gr%
Leukosit : 19.700 sel/mm3
Urinr Lengkap tanggal 27 Oktober 2012
Warna : kuning
Kekeruhan : agak keruh
pH : 6.0
protein : +3
Leukosit : +1
Darah : +3
Silinder : granula +2, hyaline +1
Bakteri : +1
9
Kristal : amorf urat
Lain : -
Urine Lengkap dan Serum Albumin tanggal 29 Oktober 2012
Warna : kuning
Kekeruhan : agak keruh
pH : 6,5
protein : +3
Leukosit : +1
Darah : +3
Bakteri : +1
Silinder : granula +1
Lain :Hypha(+) leukosi mengelompok (+), eritrosit
mengelompok (+)
Serum Albumin : 4,0 gr%
IV. RESUME
Seorang anak ♂, 6 tahun, berat badan 19 kg, datang karena rujukan dari
RSUD Kwaingga dengan susp. Sindrom Nefrotik. Pasien datang ke RSUD
dengan bengkak – bengkak pada perut, wajah, dan kaki sejak 1 minggu
yang lalu, pasien juga disertai panas, batuk / pilek dan buang air kecil
sedikit. Pasien juga mengeluh sempat BAB cair 3 kali, warna kuning,
tidak ada ampas, darah dan lendir juga tidak ditemukan, sekali BAB
sekitar ½ gelas vit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum
tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis, suhu badan 36,5 0c
10
, respirasi 22 x /m, nadi 130 x / m. Pada pemeriksan kepala leher adanya
conjuntiva anemis +/+, udema periorbita. Pemeriksaan thorax ditemukan
ronki +/+, pemeriksaan abdomen adanya distensi sehingga hepar dan lien
sulit dievaluasi, shifting dullnes (+) pekak berpindah (+) pada ekstremitas
ditemukan udema (+). Pada pemeriksaan laboratorium diemukan Hb 7,1.
Leukosit 19.700., Albumin 2,3 gr%., Trigliserida 222 mg%, kolesterol
total 208 mg%., Proteinuri +3. Pada pemeriksaan urine didapat Leukosit
+3, Darah +3, Bakteri +2, Silinder granula +2, hyaline +1, dan spora (+)
leukosit mengelompok (+)
V. DAFTAR MASALAH
Bengkak
BAK sedikit dan berwarna seperti teh pekat
Demam
BAB cair
Yg diwarna merah, apakah bukan masalah ?
VI. DIAGNOSIS
Sindroma Nefrotik
VII.DIAGNOSIS BANDING
Gagal Ginjal Akut
11
VIII. RENCANA DIAGNOSTIK, TERAPI, MONITORING DAN
EDUKASI
Diagnostik
Foto Thorax
Urin lengkap, untuk ?
Darah Lengkap, untuk ?
Kimia darah
USG apa ?
Terapi
IVFD D5 % + KCL ….% 10cc 36 tetes/menit (mikro)
Inj Cefotaxime 3x750 mg(IV) hari I
Inj Furosemid 2x10 mg(IV)
Puyer Batuk 3x1 Pulv (PO)
Multi vitamin 2x1cth
Diet RG (berapa gram/hari ?)
TKTP : berapa kalori, berapa gram protein
Monitoring
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital (terutama nadi), maksudnya ?
Cairan (balance cairan) : intake dan output
12
Edukasi
Tampung urine
Edukasi keluarga tentang keadaan pasien dan perjalanan penyakit
Edukasi keluarga pasien untuk memberikan makanan rendah
garam, caranya ?
Edukasi keluarga pasien untuk memperhatikan pola makan dari
pasien dan anjurkan untuk menyediakan makanan yang
mengandung cukup gizi seperti daging, sayur ataupun buah-buahan
dan berikan vitamin penambah nafsu makan seperi curcuma plus.
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungtionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia
13
X. FOLLOW UP (dibuat landscape)
uraian tgl tgl tgl tgl Dst
S
O
A
P
Hr/tgl S O A P
19-22/
10/2012
Panas (-), batuk
lendir (+), sesak
(+), muntah (-),
Makan (+)
sedikit, Minum
(+), BAB (+),
BAK (+),
Produksi urine ±
400 cc/24 jam
warnanya seperti
teh pekat
KU : Tampak lemas,
Kes: CM.
TTV : TD : 120/80
mmHg, Sb:36,5ºC, N:92
x/m, R:24 x/m.
K/L : ca +/+-,si
-/-,udema palpebra (+),
P>KGB.
Thorax : Simetri ikut
gerak nafas,
retraksi (-)
Suara nafas
vesikuler +/+,
BJ I-II
Sindrom
Nefrotik
-IVFD D5 + KCL 10cc
36 Tpm micro
- Inj Cefotaxime 3x750
mg(IV) hari I
- Inj Furosemid 2x10
mg(IV)
- Puyer Batuk 3x1
Pulv (PO)
- Multi vitamin 2x1cth
- Diet RG
- TKTP
- Pro cek UL, RFT,LFT
- Edukasi untuk
Tampung Urine
14
reguler, Rh
+/+, Whz -/-.
Abdomen : cembung,
asites (+), BU (+) N >
3x/menit, kembung(+).
Distensi (+), H/L: sulit
dievaluasi, turgor kulit
cukup.
Ekstrimitas : akral
hangat, udem (+/+)
23-10-2012 Batuk lendir (+)
,sesak (+) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+), BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
450 cc/24 jam
warnanya seperti
teh.
KU : sakit sedang,
Kes: CM.
TTV : TD : 120/80
mmHg, Sb:36,3º C,
N:100 x/m, R:24 x/m.
K/L : ca +/+-,si
-/-,udema palpebra (+),
P>KGB.
Thorax : Simetri ikut
gerak nafas, retraksi (-)
Suara nafas vesikuler
+/+, BJ I-II reguler, Rh
+/+, Whz -/-.
Abdomen:cembung,
Sindrom
Nefrotik
-IVFD D5 ½ NS 36
Tpm micro
-Inj cefotaxime
3x750mg (hr ke IV)
- Inj Furosemid 2x10
mg(IV)
- Puyer Batuk 3x1
Pulv (PO)
- Multi vitamin 2x1cth.
- Prednisolon (3-3-2)
hari I
- Pro transfusi albumin
serum 20%
- Pre furosemid 10 mg
15
asites (+), BU (+) N
3x/menit, Distensi (+).
H/L sulit dievaluasi,
turgor kulit cukup
- Post furosemid 10 mg
24-10-2012 Batuk lendir (+)
,sesak (+) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+), BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
500 cc/24 jam
warnanya seperti
teh kuning keruh.
KU:sakit sedang, Kes:
CM.
TTV: TD: 120/70
mmHg, Sb:36,7º C,
N:106 x/m, R:26 x/m.
K/L : ca +/+-,si
-/-,udema palpebra (+),
P>KGB.
Thorax : Simetri ikut
gerak nafas, retraksi (-)
Suara nafas vesikuler
+/+, BJ I-II reguler, Rh
+/+, Whz -/-.
Abdomen:cembung,
asites (+), BU (+) N
x3/menit, kembung
dan distensi (+)↓. H/L
sulit dievaluasi, turgor
kulit cukup
Sindrom
Nefrotik
-IVFD D5 ½ NS 36
Tpm micro
-Inj cefotaxime 3x750
mg (hr ke V)
- Puyer Batuk 3x1
Pulv (PO)
- Multi vitamin 2x1cth.
- Transfusi albumin
20% 50cc (hari I)
Pre Furosemid 10mg
Post Furosemid 10 mg
-Prednisolon (3-3-2)
hari II
-
25/10 /2012 Batuk lendir (+), KU:sakit sedang, Kes: Sindrom -IVFD D5 ½ NS 36
16
sesak (-) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+)
dibatasi
600cc/hari, BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
550 cc/24 jam
warnanya seperti
teh kuning keruh.
CM.
TTV: TD 130/80
mmHg, Sb:36,8º C,
N:110 x/m, R:26 x/m.
K/L : ca +/+-,si
-/-,udema palpebra (+)↓,
P>KGB.
Thorax: Simetri ikut
gerak nafas, retraksi (-)
Suara nafas vesikuler
+/+, BJ I-II reguler, Rh
-/-, Whz -/-.
Abdomen:cembung,
asites (+), BU (+) N
x3/menit, kembung
dan distensi (+)↓. H/L
sulit dievaluasi, turgor
kulit cukup
Nefrotik Tpm micro
-Inj cefotaxime 3x750
mg (hari VI)
- Puyer Batuk 3x1
Pulv (PO)
- Multi vitamin 2x1cth.
- Pro transfusi albumin
20% 50cc(hari ke II)
Pre Furosemid 10mg
Post Furosemid 10 mg
-Prednisolon (3-3-2)
hari III
LP = 56 cm
27/10/2012 Batuk lendir (+)↓,
sesak (-) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+)
dibatasi
KU:sakit sedang, Kes:
CM.
TTV: TD: 130/60
mmHg, Sb:37º C,
N:110 x/m, R:20 x/m.
Thorax : Dalam batas
Sindrom
Nefrotik
- IVFD D5 ½ NS 36
Tpm micro
-Inj cefotaxime 3x750
mg (hari VII) →
Eritromisin 3xpulv 1
(hari I)
17
600cc/hari, BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
1500 cc/24 jam
warnanya seperti
kuning jernih.
normal
K/L:Dalam Batas
Normal
Abdomen: cembung,
asites (+), BU (+) N
3x/menit. Distensi (+),
H/L: sulit dievaluasi,
turgor kulit cukup
- Puyer Batuk 3xpulv 1
(PO)
- Multi vitamin 1x1cth.
- Transfusi Albumin
20% (50cc hari ke III)
Pre Furosemid 10mg
Post Furosemid 10 mg
- Prednisolon (3-3-2) hr
ke V
LP = 55 cm
29-
31/10/2012
Batuk lendir (-),
sesak (-) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+)
dibatasi
600cc/hari, BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
650 cc/24 jam
warnanya seperti
kuning jernih.
KU:sakit sedang, Kes:
CM.
TTV: TD: 130/60
mmHg, Sb:37º C,
N:110 x/m, R:22 x/m.
Thorax : Dalam batas
normal
K/L:Dalam Batas
Normal
Abdomen: agak
cembung, asites (+)↓,
BU (+) N 3x/menit.
Distensi (+)↓, H/L:
sulit dievaluasi, turgor
Sindrom
Nefrotik
- Eritromisin 3x pulv 1
(PO) Hari ke II
- Puyer Batuk 3x1
Pulv (PO)
- Multi vitamin 1x1cth.
- Transfusi Albumin
20% (50cc hari ke 3)
- Prednisolon (3-3-2) hr
ke VII-IX
LP = 54 cm
18
kulit cukup
01/11/2012 Batuk lendir (-),
sesak (-) demam
(-), Muntah (-)
,Makan (+),
Minum (+)
dibatasi
600cc/hari, BAB
(+), BAK (+)
Produksi urine. ±
500 cc/24 jam
warnanya seperti
kuning jernih.
KU:sakit sedang, Kes:
CM.
TTV: TD: 100/50
mmHg, Sb:36,1º C,
N:80 x/m, R:20 x/m.
Thorax : Dalam batas
normal
K/L:Dalam Batas
Normal
Abdomen: agak
Cembung, asites (+)↓,
BU (+) N 3x/menit.
Distensi (+)↓, H/L:
sulit dievaluasi, turgor
kulit cukup
Sindrom
Nefrotik
- Eritromisin 3x pulv 1
(PO) Hari ke II
- Multi vitamin 1x1cth.
- Prednisolon (3-3-2) hr
ke X
LP = 54 cm
Pasien Minta Pulang
karena Adik pasien
Sakit.
19
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis (…..sebutkan), pemeriksaan fisik
(…..sebutkan), dan pemeriksaan laboratorium (…..sebutkan), pasien ini
didiagnosis Sindroma Nefrotik. Dimana pada hasil anamnesis, pasien mengeluh
BAK sedikit, bengkak pada seluruh tubuh, demam, dan BAB dengan konsistensi
cair. munculnya BAK sedikit pada apsien dikarenakan, pengeluaran hormon
antidiuretik karena penurunan tekanan intravaskuler yang diikuti penurunan
perfusi ke ginjal1 tidak ditulis di awal, analisa pertama kearah diagnosa. Hal ini sesuai dengan salah satu
manifestasi klinis dari Sindroma Nefrotik yaitu penyakit ini biasanya muncul
sebagai edema, yang pada mulanya ditemukan disekitar mata dan pada tungkai
bawah, dimana edemanya bersifat ‘pitting’ semakin lama, edema menjadi
menyeluruh dan mungkin disertai kenaikan berat badan1. Pada penyakit ini juga
dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti diare, namun diduga
penyebabnya adalah edema di mukosa usus dan bukan karena infeksi2. Pasien
merasa demam dimungkinkan karena adanya peningkatan leukositosis pada
pemeriksaan laboratorium yang nanti akan dibahas.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan adanya udema, pada thorax
didapatkan adanya ronkhi, dan pada pemeriksaan abdomen ada asites yang
ditandai shifting dullness dan pekak berpindah.
20
Adanya gangguan pernafasan pada pasien ini dapat disebabkan efusi
pleura karena penimbunan asites yang semakin lama, sedangkan udema pada
pasien ini disebabkan adanya kerusakan glomerulus dengan 2 teori yaitu3;
1. Teori Underfill
Edema terjadi karena tekanan onkotik darah menurun, sehingga
terjadi ekstravasasi plasma dari dalam pembuluh darah ke ruang
intertitial
2. Teori Overfill
Edema terjadi akibat meningkatnya volume plasma sehingga terjadi
gerakan cairan dari dalam pembuluh darah ke ruang intertitial.
Proses diatas terjadi didahului oleh kehilangan protein karena kenaikan
permeabilitas dinding kapiler glomerulus dan diikuti hipoalbunemia yang
menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit 19.700., Albumin 2,3 gr
%., Trigliserida 222 mg%, kolesterol total 208 mg%., Proteinuri +3. Pada
pemeriksaan urine didapat Leukosit +3, Darah +3, Bakteri +2, dan spora (+)
leukosit mengelompok (+).
Leukosistosis pada pasien Sindroma Nefroti biasa ditemukan pada kasus
SN yang relaps. Beberapa kemungkinan terjadinya infeksi adalah 2:
1. Kadar immunoglobulin yang rendah
2. Defisiensi protein secara umum
3. Gangguan opsonisasi terhadap bakteri
4. Hipofungsi limpa, dan
5. Akibat pengobatan immunosupresi
21
Hipoalbuminemia terjadi akibat meningkatnya penyerapan ulang
(reabsorbsi) dan katabolisme albumin oleh tubulus proksimalis, meskipun hal ini
masih diperdebatkan (kontroversial). Peningkatan pengambilan (intake) protein
tidak meningkatkan metabolisme karena tanggap (respon) hemodinamik. Pada
peningkatan pengambilan (intake) adalah naiknya tekanan glomerulus, berakibat
terjadi peningkatan jumlah protein yang lolos ke dalam air kemih (urin), sehingga
serum albumin akan menurun. Hipoalbuminemia ini juga disebabkan oleh karena
produksi albumin oleh hepar tidak dapat mengimbangi jumlah protein yang
dibuang (ekskresi) ke ginjal4.
Pada pasien SN primer timbul hiperkolesterolemia dan hiperlipidemia dan
kenaikan ini tamapak lebih nyata pada pasien dengan kelainan minimal. Umunya
terdapat korelasi terbalik antara konsentasi albumin serum dan kolesterol. Pada
pasien SN konsentrasi lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dengan
lipoprotein densitas rendah (LDL) meningkat, dan kadang – kadang sangat
mencolok. Lipoprotein densitas tingi (HDL) umumnya normal atau meningkat
pada anak – anak dengan SN walaupun rasio kolesterol-HDL terhadap kolesterol
total tetap rendah. Seperti pada hipoalbuminemia, hiperlipidemia dapat
disebabkan oleh sintesis yang meningkat atau karena degradasi yang menurun.
Bukti mennjukkan keduanya abnormal. Meningkatnya produksi lipoprotein di
hati, diikuti dengan meningkatnya sintesis albumin dan sekunder terhadap
lipoprotein, melalui jalur yang berdekatan. Namun meningkatnya kadar lipid
dapat pula terjadi pada laju sintesis albumin yang normal. Menurunnya degradasi
ini rupanya berpengaruh terhadap hiperlipidemia karena menurunnya aktifitas
22
lipase lipoprotein. Menurunnya aktifitas ini mungkin sekunder akibat hilangnya α-
glikoprotein asam sebagai perangsang lipase2.
Kelainan patogenetik yang mendasari nefrosis (SN) adalah proteinuria,
akibat dari kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus. Mekanisme dari
kenaikan permeabilitas ini belum diketahui tetapi mungkin terkait, setidak –
tidaknya sebagian, dngan hilangnya muatan negative glikoprotein dalam dinding
kapiler. Pada status nefrosis, protein yang hilang biasanya melebihi 2g/24 jam dan
terutama terdiri dari albumin1.
Pemeriksaan sedimen air kemih (urin) biasanya menunjukkan adanya
leukosit, eritrosit, sel epitel yang berasal dari saluran kemih bagian atas atau
bawah, silinder, kristal dan organisme yang menular, seperti bakteri, ragi,
trikomonas. Pada orang sehat memiliki sedikit leukosit (0–2/LPB) dalam sedimen
air kemih (urin) mereka dan sedikit eritrosit(1–3 /LPB).9-11. Hematuri
mikroskopik didapatkan sekitar 20–30% kasus sindroma nefrotik, sedangkan
hematuri makroskopik sangat jarang ditemukan. Penemuan hematuri makroskopik
di sindrom nefrotik idiopati, perlu dipikirkan kemungkinan terjadi trombosit vena
renalis, walaupun banyak penyebab terjadinya hematuri. Bila etiologi glomerular,
akan terlihat gambaran eritrosit yang dismorfik atau berupa silinder eritrosit atau
granuler. Sel epitel yang berasal dari uretra dan kandung kemih tidak jarang
dijumpai, terutama apabila air kemih (urin) yang dikeluarkan bukan air kemih
(urin) porsi tengah. Silinder menunjukkan gangguan parenkim ginjal. Sel dalam
sedimen air kemih (urin) tidak diketahui asalnya, akan tetapi jika ada sel yang
terperangkap dalam protein tubulus merupakan bukti bahwa sel tersebut berasal
dari ginjal. Kelainan saluran kemih bagian bawah juga dapat terjadi bersamaan.
23
Silinder lekosit menunjukkan peradangan yang mengenai tubulus, jaringan
peritubulus atau glomerulus. Silinder eritrosit biasanya berasal dari glomerulus
yang rusak. Silinder granular atau campuran mungkin menunjukkan gabungan
(kombinasi) peradangan dan perdarahan atau mungkin menunjukkan kerusakan
yang telah menyatu (berintegrasi) dan lepas ke dalam lumen tubulus. Khusus
untuk SN, silinder yang ada biasanya adalah silinder granular dan lemak4.
Pada kasus ini didiagnosis banding yang pertama dengan gagal ginjal akut,
karena gejala klinis yang hampir sama yakni ada udema pada seluruh tubuh,
demam, dan oligouri 1,2. Pada gagal ginjal akut juga ditemukan penurunan Hb,
proteinuria pada pemeriksaan darah, dan terdapat hematuria, silinder hialin dan
granular pada pemeriksaan urin3,4. Namun yang membedakannya adalah pada
sindroma nefrotik ditemukan hiperkolesterolemia, proteinuria yang masif, dan
adanya perbaikan produksi urin walaupun masih terdapat proteinuri. Sedangkan
pada gagal ginjal akut, khas dengan penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan
peningkatan ureum kreatinin, dan kadang pasien datang karena tidak kencing
dalam 1-2 hari3.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian cairan D5 ½-NS,
cairan ini merupakan larutan gula 5% pre dan pasca operasi biasanya mencapai
keseimbangan yang baik antara reaksi kelaparan dan hiperglikemia yang
disebabkan oleh aktivasi simpatik. Solusi 10% mungkin lebih tepat ketika respon
stres dari reaksi mengalami penurunan, setelah sekitar satu hari setelah operasi.
Setelah lebih dari sekitar 2 hari, rejimen yang lebih lengkap nutrisi parenteral total
ditunjukkan.5…..apakah px operasi ?
24
Cefotaxime 3x750 mg. Cefotaxime merupakan golongan sefalosporin
generasi ketiga, obat ini sangat aktif terhadap berbagai kuman Gram-Positif
maupun gram negative aerobik.6 Cefotaksim diberikan untuk mencegah
komplikasi sindrom nefrotik yaitu infeksi, karena pada pasien sindrom nefrotik
sangat rentan terhadap infeksi, bila terdapat infeksi perlu segera di obati dengan
pemberian antibiotik. Infeksi yang terutama adalah selulitis dan peritonitis primer
(biasanya disebabkan oleh kuman gram negative dan sreptococus pneumonia)
perlu diberikan pengobatan penisilin parenteral dikombinasi dengan sefalosporin
generasi ketiga yaitu sefotaksim atau seftriakson selama 10-14 hari.infeksi lain
yang sering ditemukan adalah pneumonia dan infeksi saluran napas atas karena
virus.7 dasar pemilihan antibiotic ?
Pada pasien ini juga diberikan Furosemid 2x10 mg. Furosemid merupakan
diuretik kuat. Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya
diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu
dikombinasikan dengan spironalakton (antagonis aldosteron, diuretic hemat
kalium) 2-4 mg/kgbb/hari. Sebelum pemberian diuretic, perlu disingkirkan
kemungkinan hipovolemia. Pada pemakaian diuretic lebih dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit kalium dan natrium darah.7 (hubungannya dg SN ?)
Sesuai dengan anjuran ISKDC (International Study on Kidney Diseases in
Children) pengobatan inisial pada sindrom nefrotik dimulai dengan pemberian
prednison dosis penuh (full dose) 60 mg/m2LPB/hari (maksimal 80 mg/hari), dibagi
dalam 3 dosis, untuk menginduksi remisi. Dosis prednison dihitung berdasarkan berat
badan ideal (berat badan terhadap tinggi badan). Prednison dalam dosis penuh inisial
diberikan selama 4 minggu. Setalah pemberian steroid dalam 2 minggu pertama,
remisi telah terjadi pada 80% ksus, dan remisi mencapai 94 % setelah pengobatan
25
steroid 4 minggu. Bila terjadi remisi pada 4 minggu pertama, (bila terjadi pd mg ke-
2 ?) maka pemberian steroid dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40
mg/m2 LPB/hari (2/3 dosis awal) secara alternating (selang sehari), 1 kali sehari
setelah makan pagi. Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh, tidak
tarjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai resisten steroid.8
Keterangan: Berat badan dihitung berdasarkan berat badan tanpa edema (berat
badan terhadap tinggi badan pada persentil 50).8
Pada pasien ini diberikan KAMULVIT B12 SYRUP 120 ML 2x1 cth,
Kamulvit mengandung : Vitamin A 1800 iu, Vitamin B1 1,8 mg, Vitamin B2 0,75
mg, Vitamin B6 0,3 mg, Vitamin B12 3 µg, Vitamin C 30 mg, Vitamin D 200
iu, Kalsium Glukonat 250 mg, Natrium Hipofosfit 15 mg, Kalsium Hipofosfat 15
mg, Kalsium Pantotenat 3 mg, zat-zat tambahan 6 mg. indikasi pemberian
Kamulvit untuk :
Membantu pertumbuhan tulang, rambut, & gigi serta untuk
meningkatkan kekebalan tubuh alami.
Masa penyembuhan.
Untuk mencegah & mengobati gangguan alergi
Pasien ini di berikan Multivitamin karena selama di rawat di Rumah sakit
napsu makan pasien berkurang.9
Pada pasien ini diberikan puyer batuk dengan isi ambroxol 1/3 tab (9.5
mg)…dosis ?, CTM ½ tab (2 mg)….dosis ?. Ambroxol adalah golongan mukolitik
yang merupakan suatu metabolit bromheksin diduga sama kerja dan
penggunaannya.6 Pasien ini diberikan Ambroxol karena merupakan sekretolik
pada gangguan saluran nafas akut dan khususnya pada eksaserbasi bronchitis
26
kronik, bronchitis asmatik dan asma bronchial.10 CTM adalah Antihistamin yang
bekerja pada reseptor H-1, bekerja untuk mencegah stimulasi refleks bersin, efek
antimuskarinik menurunkan sekresi lendir dan meningkatkan dilatasi bronkus.
Efek samping CTM adalah paralisis gerakan cilia, efek antikolinergik, sedasi.11
Pada pasien dengan Sindrom Nefrotik diberikan diet rendah protein yaitu
1,2 – 2,0 g/kg BB/hari dan cukup kalori yaitu 35 kal/kg BB/hari serta rendah
garam (1g/hari). Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien, dapat
makanan biasa atau lunak. 12
Pada kasus ini penderita seharusnya belum diperbolehkan pulang
dikarenakan masih terdapat proteinuri pada pemeriksaan laboratrium terakhir,
tetapi orang tua paien meminta untuk pulang paksa dengan alasan adik pasien
sedang sakit di rumah dengan rumah yang berada sangat jauh dari rumah sakit.
Kesimpulan dari pembahasan kasus ini adalah sindrom nefrotik dapat
menyerang semua golongan umur, dan sindrom nefrotik biasanya di ikuti oleh
gejala penyerta seperti bengkak, demam dan kadang terdapat gejala
gastrointestinal seperti diare. Sindrom nefrotik juga, dapat mengakibatkan
komplikasi seperti infeksi. Bila penanganan maupun pengobatannya dilakukan
dengan cepat dan tepat maka tidak akan mengakibatkan keadaan yang memburuk.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Bergstein M. J. Nelson edisi 15 vol.3. Ilmu Kesehatan anak. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2000. Hal 1828-1830, 1847
2. Wirya W. I. Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta. 2004. Hal 383 – 385, 389-390.
3. Materi kuliah, lihat cara penulisan materi kuliah
4. H. Irda et all. Gambaran kolesterol, albumin, dan sedimen urin penderita
anak Sindroma nefrotik . Makasar 2007. [diunduh pada tanggal 15
November 2012] Tersedia dari:
http://journal.unair.ac.idfilerPDFPDF%20Vol.%2013-02-02.pdf
5. Wikipedia. Intravena Larutan Gula. 2012. [diunduh pada tanggal 16
November 2012] Tersedia dari: http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/
Intravenous_sugar_solution&prev=/search%3Fq%3DD5%2B1/2NS.
6. Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi edisi 5 “Diuretik dan antidiuretik”.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2008. Hal 389, 532, 681-685
7. Trihono P P, Alatas H, Tambunan T, Pardede S O. Tatalaksana Sindrom
Nefrotik Idiopatik Pada Anak Edisi Kedua. Balai Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta. 2008. Hal 4,17.
8. Sunaryanto A. Sindrom Nefrotik. Fakultas Kedokteran UNUD/RS
Sanglah Denpasar. 2009. Hal 12
28
9. Apotik medicastore. KAMULVIT B12 SYRUP 120 ML.2009 [diunduh
tanggal 16 November 2012]. Tersedia dari:
http.://apotik.medicastore.com/index.php?
mod=obat&id=11137&name=KAMULVIT+B12+SYRUP+120+ML.
10. Sukandar E. Y et all. ISO FARMAKOTERAPI. PT ISFI Penerbitan.
Jakarta Barat.2008. hal. 467.
11. Nasution. Obat pada Saluran Pernafasan. 2009. [diunduh tanggal 16
November 2012]. Tersedia dari :
http;//eprints.undip.ac.id/.../ OBAT _PADA_SALURAN_PERNAFASAN.
pdf.
12. BAB II Tinjauan teori Sindroma Nefrotik. 2009.[diunduh tanggal 15
November 2012]. Tersedia dari :
http://digilib.unimus.ac.iddownload.phpid=1380
29