SN Indonesia

16
Prayoga Noor Hakim Dondy Juliansyah Imelda Suryadita Sindroma Nefrotik pada Dewasa

description

n

Transcript of SN Indonesia

Page 1: SN Indonesia

Prayoga Noor HakimDondy JuliansyahImelda Suryadita

Sindroma Nefrotik pada Dewasa

Page 2: SN Indonesia

Definisi

• Kondisi dimana terdapat : proteinuria disertai edema perifer, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolnemia.

• Insidensi sindroma nefrotik yaitu 3 kasus per 100.000 tiap tahun pada orang dewasa.

Page 3: SN Indonesia

Pemeriksaan yang harus di lakukan1.Menilai klinis pasien2.Identifikasi penyebab yang mendasari3.Fungsi ginjal4.Serum ureum dan kreatinin serta hitung LFG5.Dipstik urin hematuria ( ciri glomerulonefritis)6.Proteunuria 3-4 + di sarankan urin pagi7.Kreatinin urin akurat pada urin 24 jam > 300-350 mg/mmol8.Hiperkolestrol ( kolestrol total >10 mmol/l)9.Usg Ginjal segera terutama bila ( nyeri pinggang, hematuria)

Page 4: SN Indonesia

Etiologi

• Berbagai penyakit glomerular (idiopatik) primer dan sekunder

dapat menyebabkan keadaan ini.

Page 5: SN Indonesia

Gejala klinik

Edema

• Edema periorbital

• Edema ekstremitas

bawah

• Edema genital

• Asites

Albumin serum

rendah

• Tiredness

• Leuconychia

Pernapasan

• Efusi pleura

• JVP meningkat

• Gagal ginjal akut

Pernapasan dan

nyeri dada

• Efusi pleura

• tromboemboli

Page 6: SN Indonesia

Pathophysiology

Peningkatan permeabilitas glomerulus ke molekul besar, sebagian besar albumin

Proteinuria

Serum albumin menurun

Edema

Page 7: SN Indonesia

Penyakit glomerular (idiopatik) primer

• Sebagian besar kasus sindrom nefrotik disebabkan oleh

penyakit glomerular primer .

• Tiga puluh tahun yang lalu idiopatik nefropati membranosa

adalah penyebab utama yang paling umum dari sindrom ini.

• glomerulosklerosis fokal segmental pada pasien kulit hitam.

• Membran simpati nephropaty tetap penyebab paling umum

pada pasien kulit putih

Page 8: SN Indonesia

Penyakit Glomerular sekunder

• Berbagai macam penyakit dan obat-obatan dapat

menyebabkan sindrom nefrotik .

Nefropati diabetik adalah penyebab umum

Amyloid nefropati (10% kasus )

Page 9: SN Indonesia

Penyebab Sindroma nefrotik sekunder

Penyakit

• Diabetes mellitus• SLE• Amyloidosis

Obat-obatan

• Antimicrobial agents

• Non-steroidal antiinflammatory drugs

• Penicillamine• Captopril• Lithium

Infeksi

• HIV• Hepatitis B and C• Mycoplasma• Syphilis• Malaria• Schistosomiasis

Congenital causes

• Congenital nephrotic

• Denys-Drash syndrome

Page 10: SN Indonesia

Anamnesis• Tanyakan riwayat penyakit

• Tanda-tanda penyakit sistemik

• Riwayat pengobatan

• Infeksi akut/kronis

• Nefropati membranosa asosiasi dg kanker paru dan usus besar , perlu

di curigai terutama pada pasien usia lanjut

• riwayat keluarga karena sindrom ini memiliki beberapa penyebab

bawaan, seperti sindrom Alport

Page 11: SN Indonesia

Complications of nephrotic syndrome

Thromboembolism

Deep vein thrombosis or

renal vein thrombosis

Arterial thrombosis (very rare)

Infection

Cellulitis

Bacterial infections, such as pneumonia

and cellulitis

Bacterial peritonitis

(rare)

Viral infections in immunocompromised

patients

Other complications

Hyperlipidaemia

Loss of vitamin D (via binding protein) leading to

bone disease

Acute renal failure

Page 12: SN Indonesia

Komplikasi tromboemboli

• di Amerika Serikat menemukan deep vein thrombosis terjadi

pada 1,5% dan vena renal tromboemboli di 0,5% pasien

dengan sindrom nefrotik.

• Beberapa Kasus telah menunjukkan bahwa nefropati

membranosa terutama terkait dengan trombosis vena, 11-15

dan risiko trombosis vena lebih tinggi bila serum albumin <20-

25 g/l

Page 13: SN Indonesia

TatalaksanaEdema

• Pasien sering perlu untuk membatasi asupan natrium mereka (<100 mmol / hari; 3

g / hari)

• membatasi asupan cairan mereka (1,5 liter / hari),

• Diuretik : furosemid (thiazide atau diuretik hemat kalium sering ditambahkan)

dosis begitu besar dari diuretik intravena sering digunakan untuk kasus-kasus

refrakter.

• Saran ! membalikkan edema perlahan-lahan, dengan target penurunan berat 0,5-1

kg/hari,

Efek gangguan elektrolit, gagal ginjal akut, dan tromboemboli akibat

hemokonsentrasi.

Page 14: SN Indonesia

Tatalaksana Proteinuria

1. Angiotensin converting enzyme inhibitor, tunggal atau

dengan angiotensin II antagonis reseptor.

2. Nefrektomi atau embolisasi ginjal

Page 15: SN Indonesia

Tatalaksana

• Diet khusus

Diet protein rendah membuat risiko keseimbangan nitrogen

negatif dan kekurangan gizi sehingga tidak dianjurkan.

Page 16: SN Indonesia

TERIMAKASIH