Tinpus SN + GNA
Embed Size (px)
Transcript of Tinpus SN + GNA
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
1/35
SINDROM NEFROTIK
Definisi
Sindrom nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada
anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria
masif, hipoalbuminemia, hiperkholesterolemia serta sembab. Yang dimaksud
proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg berat
badan/hari atau lebih. Albumin dalam darah biasanya menurun hingga kurang dari ,5
gram/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula hipertensi,
hematuri, bahkan kadang-kadang a!otemia.1,
Epidemiologi
Sindrom nefrotik adalah gangguan yang dapat terjadi baik pada orang de"asa
maupun pada anak-anak, tetapi umumnya anak-anak lebih sering terjadi 15 kali lipat
daripada orang de"asa, dengan kejadian -#/100.000 anak-anak per tahun. $ada anak-
anak umumnya lebih sering terjadi antara umur -5 tahun. $enyakit ini lebih sering
terjadi pada pria daripada "anita, dengan rasio %1. &eskipun penyakit ini tidak bersifat
herediter, ada ke'enderungan yang berhubungan dengan keluarga pada -() pasien
dari penyakit ini dan 'enderung terjadi pada keluarga yang mempunyai ri"ayat alergi.#,*
Sindrom nefrotik yang tidak menyertai penyakit sistemik disebut sindrom
nefrotik primer, yang merupakan *0 ) dari kasus anak, sedangkan sindrom bila timbul
sebagai bagian dari penyakit sistemik atau berhubungan dengan obat atau toksin maka
disebut sindrom nefrotik sekunder. +an bila sindrom nefrotik tidak diketahui
penyebabya maka disebut sindrom nefrotik idiopatik.
Etiologi
Se'ara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi golongan, yaitu %#
1. Sindrom nefrotik primer, faktor etiologinya tidak diketahui. +ikatakan sindrom nefrotik
primer oleh karena sindrom nefrotik ini se'ara primer terjadi akibat kelainan pada glomerulus
itu sendiri tanpa ada penyebab lain. olongan ini paling sering dijumpai pada anak. ermasuk
dalam sindrom nefrotik primer adalahsindrom nefrotik kongenital, yaitu salah satu jenis
sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di ba"ah 1 tahun.
22
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
2/35
elainan histopatologik glomerulus pada sindrom nefrotik primer dikelompokkan
menurut rekomendasi dari S+ nternational Study of idney +isease in hildren2.
elainan glomerulus ini sebagian besar ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskop 'ahaya,
dan apabila diperlukan, disempurnakan dengan pemeriksaan mikroskop elektron dan
imunofluoresensi%
1. elainan minimal &2
iri-'iri klinis dari sindrom nefrotik adalah terganggunya glomerolus,
sedangkan 'iri-'iri patologisnya adalah meleburnya atau berpadunya foot prosesus
dengan sel epitel 3iseral perubahan dinding kapiler glomerolus yang dapat terlihat
dengan mikroskop ele'tron pada spesimen renal biopsi2. ondisi ini disebut minimal
change diseasekarena anak dengan tipe sindrom nefrotik seperti ini memiliki renalbiopsi yang normal/hampir normal di ba"ah mikroskop 'ahaya. +engan 'ara
imunofloresensi ternyata terdapat deposit g &. ipe ini paling sering ditemukan pada
anak-anak yang menderita sindrom nefrotik. $rognosisnya lebih baik dibandingkan
golongan lain.
. lomerulosklerosis S2
lomerulosklerosis fokal segmental S4S2
lomerolus fokal segmental adalah penyakit dimana jaringan parut terbentuk
dari beberapa glomerolus ginjal. ata fokal maksudnya adalah beberapaglomerolus menjadi jaringan parut, sedangkan yang lainnya tetap normal. ata
segmental maksudnya adalah hanya bagian dari glomerolus indi3idu saja yang
rusak. $ada kelainan ini yang men'olok adalah s'lerosis glomerolus yang
sering disertai atrofi tubulus. ipe ini 10-15) penyebab dari sindrom nefrotik.
$rognosis buruk.
lomerulosklerosis fokal global S42
#. lomerulonefritis proliferatif mesangial difus $&+2
erdapat proliferasi sel mesangial yang tersebar dan terjadi penebalan batang
lobular.
6. lomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif
erdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel $&. $embengkakan
sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat. $rognosisnya jarang yang
baik, tapi kadang-kadang terdapat penyembuhan setelah pengobatan yang lama.
5. lomerulonefritis kresentik 2
7entuk yang jarang dari glomerulonefritis dimana sel mesangial bagian dari
kapiler glomerolus2 bertambah ukurannya, membuat glomerolus tampak bergumpal-
gumpal. +idapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel simpai
23
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
3/35
kapsular2 dan 3is'eral. eadaan ini terlihat berhubungan dengan beberapa tipe dari
respon imun, karena inflamasi dari glomerolus berhubungan dengan deposit g &.
$rognosis buruk.
8. lomerulonefritis membrano-proliferatif &$2
angguan ginjal dengan terjadinya proliferasi sel mesangial dan penempatan
fibrin yang menyerupai membran basalis di mesangium interglobulin beta 1/ bata
1A rendah dan terjadinya inflamasi glomerolus yang menyebabkan respon imun yang
abnormal dan menimbunya antibodi selama ultrastruktur glomerolus. &$ adalah
tipe yang paling sering ditemukan pada orang de"asa. +eposit imun dtemukan pada
kapiler ginjal, yang menyebabkan terjadinya penebalan dan merusak system
penyaringan ginjal. $asien didapati dengan tekanan darah yang tinggi dan gejala-
gejala dari sindrom nefrotik. $rognosis tidak baik. &$ tipe dengan deposit subendotelial
&$ tipe dengan deposit intramembran
&$ tipe dengan deposit transmembran/subepitelial
9. lomerulopati membranosa &2
$enyakit ginjal yang berkaitan dengan terjadinya inflamasi glomerolus dan
membran basalis. ipe ini ditandai dengan penebalan yang menyeluruh dari
membrane basalis dari kapiler glomerolus tanpa proliferasi sel. $enyebab pasti tidak
diketahui, tapi terdapat hubungan dengan kompleks imun pada membran basalis.
angguan ini adalah penyebab yang sering terjadi pada sindrom nefrotik. 4aktor
resiko termasuk penyakit ginjal primer, panyakit infeksi seperti malaria dan hepatitis
7, keadaan sistemik seperti lupus dan kanker, efek samping dari obat. Semua
glomerolus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel.
olongan ini jarang ditemukan pada anak, kira-kira hanya 1) dari sindrom nefrotik
dan prognosisnya kurang baik.
(. lomerulonefritis kronik lanjut :2
Sindrom nefrotik primer yang banyak menyerang anak biasanya berupa sindrom
nefrotik tipe kelainan minimal. $ada de"asa pre3alensi sindrom nefrotik tipe kelainan
minimal jauh lebih sedikit dibandingkan pada anak-anak.
. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari suatu penyakit sistemik
atau sebagai akibat dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya efek
samping obat. $enyebab yang sering dijumpai adalah %
24
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
4/35
a. $enyakit metabolik atau kongenital% diabetes mellitus, amiloidosis, sindrom
Alport, miksedema.
b. nfeksi % hepatitis 7, malaria, s'histosomiasis, lepra, sifilis, streptokokus, A+S.
'. oksin dan alergen% logam berat ;g2, penisillamin, probenesid, ra'un serangga,
bisa ular.
d. $enyakit sistemik bermediasi imunologik% lupus eritematosus sistemik, purpura
;eno'h-S'h
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
5/35
sepenuhnya. $ada sebagian besar kejadian, kehilangan protein melalui urin
memi'u terjadinya hipoalbuminemia, yang menyebabkan menurunnya tekanan
onkotik plasma dan terjadinya transudasi 'airan dari intra3as'ular ke ruang
interstitial, sehingga terjadi edema dan menurunnya tekanan perfusi renal. ;al
tersebut mengaktifkan system renin-angiotensin-aldosteron , yang merangsang
reabsorbsi natrium di tubulus. =olume intra3as'ular yang berkurang juga
merangsang pelepasan hormone A+;.#
$ada tipe kelainan minimal, meningkatnya permeabilitas kapiler juga
tidak sepenuhnya dapat dimengerti, namun diyakini adanya gangguan imun
dimana sel- melepaskan sitokin, yang merusak foot pro'esses epitel glomeruli.
;al ini menyebabkan bo'ornya albumin di ginjal. Salah satu fungsi protein ialah
untuk menahan penyerapan plasma dari peredaran darah ke jaringan-jaringan
tubuh. >adi dengan kekurangan albumin di dalam darah maka pembengkakan
edema2 akan tetap berlaku.*
$roteinuria albuminuria2 masif merupakan penyebab utama terjadinya sindrom
nefrotik, namun penyebab terjadinya proteinuria belum diketahui benar. Salah
satu teori yang dapat menjelaskan adalah hilangnya muatan negatif yang
biasanya terdapat di sepanjang endotel kapiler glomerulus dan membran basal.
;ilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang bermuatan
negatif tertarik keluar menembus sa"ar kapiler glomerulus. ;ipoalbuminemia
merupakan akibat utama dari proteinuria yang hebat. Sembab mun'ul akibat
rendahnya kadar albumin serum yang menyebabkan turunnya tekanan onkotik
plasma dengan konsekuensi terjadi ekstra3asasi 'airan plasma ke ruang
interstitial.6
$ada pasien S primer timbul hiperkolesterolemia ? hiperlipidemia dan
kenaikan ini tampak lebih nyata pada pasien dengan &. umumnya terdapat
korelasi terbalik antara konsentrasi albumin serum dan kolesterol. adar
trigliserid lebih ber3ariasi dan bahkan dapat normal pada pasien dengan dengan
hipoalbuminemia ringan.5
$ada pasien S konsentrasi lipoprotein densitas sangat rendah =:+:2
dan lipoprotein densitas rendah :+:2 meningkat, dan kadang-kadangsangat
2#
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
6/35
men'olok. :ipoprotein densitas tinggi ;+:2 umumnya normal atau meningkat
pada anak-anak dengan S "alaupun rasio kolesterol-;+: terhadap kolesterol
total tetap rendah. Seperti pada hipalbuminemia, hiperlipidemia dapat
disebabkan oleh sintesis yang meningkat atau karena degradasi yang menurun.#,5
Apabila albumin serum kembali normal, baik se'ara spontan ataupun dengan
pemberian infus albumin, maka umumnya kelainan lipid ini menjadi normal kembali.
ejala ini mungkin akibat tekanan onkotik albumin serumnya. :ipid dapat juga
ditemukan di dalam urin dalam bentuk titik lemak o3al dam maltese 'ross. 5
;ipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma
intra3askuler. eadaan ini menyebabkan terjadi ekstra3asasi 'airan menembus
dinding kapiler dari ruang intra3askuler ke ruang interstitial yang menyebabkan
edema. $enurunan 3olume plasma atau 3olume sirkulasi efektif merupakan
stimulasi timbulnya retensi air dan natrium renal. @etensi natrium dan air ini
timbul sebagai usaha kompensasi tubuh untuk menjaga agar 3olume dan
tekanan intra3askuler tetap normal. @etensi 'airan selanjutnya mengakibatkan
pengen'eran plasma dan dengan demikian menurunkan tekanan onkotik plasma
yang pada akhirnya memper'epat ekstra3asasi 'airan ke ruang interstitial.5
7erkurangnya 3olume intra3askuler merangsang sekresi renin yang memi'u
rentetan akti3itas aksis renin-angiotensin-aldosteron dengan akibat retensi
natrium dan air, sehingga produksi urine menjadi berkurang, pekat dan kadar
natrium rendah. ;ipotesis ini dikenal dengan teori underfill. +alam teori ini
dijelaskan bah"a peningkatan kadar renin plasma dan aldosteron adalah
sekunder karena hipo3olemia. etapi ternyata tidak semua penderita sindrom
nefrotik menunjukkan fenomena tersebut.#
2$
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
7/35
7eberapa penderita sindrom nefrotik justru memperlihatkan peningkatan
3olume plasma dan penurunan akti3itas renin plasma dan kadar aldosteron,
sehingga timbullah konsep baru yang disebut teori overfill. &enurut teori ini
retensi renal natrium dan air terjadi karena mekanisme intrarenal primer dan
tidak tergantung pada stimulasi sistemik perifer. @etensi natrium renal primer
mengakibatkan ekspansi 3olume plasma dan 'airan ekstraseluler. $embentukan
edema terjadi sebagai akibat overfilling 'airan ke dalam kompartemen
interstitial. eori overfill ini dapat menerangkan 3olume plasma yang
meningkat dengan kadar renin plasma dan aldosteron rendah sebagai akibat
hiper3olemia.#
2%
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
8/35
$embentukan sembab pada sindrom nefrotik merupakan suatu proses yang
dinamik dan mungkin saja kedua proses underfill dan overfill berlangsung
bersamaan atau pada "aktu berlainan pada indi3idu yang sama, karena
patogenesis penyakit glomerulus mungkin merupakan suatu kombinasi
rangsangan yang lebih dari satu.#
Gejala klinis
Apapun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik utama adalah oedem, yang
tampak pada sekitar *5) anak dengan sindrom nefrotik. Seringkali oedem
timbul se'ara lambat sehingga keluarga mengira sang anak bertambah gemuk.
$ada fase a"al oedem sering bersifat intermiten biasanya a"alnya tampak
pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah misal,
daerah periorbita, skrotum atau labia2. Akhirnya oedem menjadi menyeluruh
dan masif anasarka2.8
Bedem berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai sembab
muka pada pagi hari "aktu bangun tidur, dan kemudian menjadi bengkak pada
ekstremitas ba"ah pada siang harinya. 7engkak bersifat lunak, meninggalkan
bekas bila ditekan pitting edema2. $ada penderita dengan sembab hebat, kulit
menjadi lebih tipis dan mengalami oo!ing. Sembab biasanya tampak lebih hebat
pada pasien S& dibandingkan pasien-pasien S4S atau &$. ;al tersebut
2&
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
9/35
disebabkan karena proteinuria dan hipoproteinemia lebih hebat pada pasien
S&.8
angguan gastrointestinal sering timbul dalam perjalanan penyakit sindrom
nefrotik. +iare sering dialami pasien dengan sembab masif yang disebabkan
sembab mukosa usus. ;epatomegali disebabkan sintesis albumin yang
meningkat, atau edema atau keduanya. $ada beberapa pasien, nyeri perut yang
kadang-kadang berat, dapat terjadi pada sindrom nefrotik yang sedang kambuh
karena sembab dinding perut atau pembengkakan hati. afsu makan menurun
karena edema. Anoreksia dan terbuangnya protein mengakibatkan malnutrisi
berat terutama pada pasien sindrom nefrotik resisten-steroid. Asites berat dapat
menimbulkan hernia umbilikalis dan prolaps ani. $ada beberapa pasien, nyeri
diperut kadang-kadang berat, kemungkinan adanya peritonitis harus
disingkirkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya. 7ila
komplikasi tersebut tidak ada kemungkinan penyebab nyeri dapat disebabkan
karena edema dinding perut atau pembengkakan hati. 8
Bleh karena adanya distensi abdomen baik disertai efusi pleura atau tidak, maka
pernapasan sering terganggu, bahkan kadang-kadang menjadi ga"at. eadaan
ini dapat diatasi dengan pemberian infus albumin dan diuretik.8
Anak sering mengalami gangguan psikososial, seperti halnya pada penyakit
berat dan kronik umumnya yang merupakan stres nonspesifik terhadap anak
yang sedang berkembang dan keluarganya. e'emasan dan merasa bersalah
merupakan respons emosional, tidak saja pada orang tua pasien, namun juga
dialami oleh anak sendiri. e'emasan orang tua serta pera"atan yang terlalu
sering dan lama menyebabkan perkembangan dunia sosial anak menjadi
terganggu. &anifestasi klinik yang paling sering dijumpai adalah sembab,
didapatkan pada *5) penderita. Sembab paling parah biasanya dijumpai pada
sindrom nefrotik tipe kelainan minimal S&2. 7ila ringan, sembab biasanya
terbatas pada daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah, misal
daerah periorbita, skrotum, labia. Sembab bersifat menyeluruh, dependen dan
pitting. Asites umum dijumpai, dan sering menjadi anasarka. Anak-anak dengan
asites akan mengalami restriksi pernafasan, dengan kompensasi berupa
ta'hypnea. Akibat sembab kulit, anak tampak lebih pu'at.8
3'
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
10/35
anda utama sindrom nefrotik adalah proteinuria yang masif yaitu C 60
mg/m/jam atau C 50 mg/kg/6 jam biasanya berkisar antara 1-10 gram per
hari. $asien S& biasanya mengeluarkan protein yang lebih besar dari pasien-
pasien dengan tipe yang lain.1,
;ipoalbuminemia merupakan tanda utama kedua. adar albumin serum D .5
g/d:. ;iperlipidemia merupakan gejala umum pada sindrom nefrotik, dan
umumnya, berkorelasi terbalik dengan kadar albumin serum. >ika kadar albumin
terlalu rendah, tubuh bisashockmendadak yang mengakibatkan kematian dalam
"aktu singkat. +alam "aktu lama, rendahnya albumin dapat mengakibatkan
penderita mudah terkena infeksi karena fungsi protein salah satunya adalah
menangkal infeksi. adar kolesterol :+: dan =:+: meningkat, sedangkan
kadar kolesterol ;+: menurun. adar lipid tetap tinggi sampai 1-# bulan
setelah remisi sempurna dari proteinuria.1,
;ematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom nefrotik, namun
tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan berbagai tipe sindrom
nefrotik.9
4ungsi ginjal tetap normal pada sebagian besar pasien pada saat a"al penyakit.
$enurunan fungsi ginjal yang ter'ermin dari peningkatan kreatinin serum
biasanya terjadi pada sindrom nefrotik dari tipe histologik yang bukan S&.1
idak perlu dilakukan pen'itraan se'ara rutin pada pasien sindrom nefrotik.
$ada pemeriksaan foto toraks, tidak jarang ditemukan adanya efusi pleura dan
hal tersebut berkorelasi se'ara langsung dengan derajat sembab dan se'ara tidak
langsung dengan kadar albumin serum. Sering pula terlihat gambaran asites.ES ginjal sering terlihat normal meskipun kadang-kadang dijumpai
pembesaran ringan dari kedua ginjal dengan ekogenisitas yang normal.1
PEMERIKSAAN
+iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
I. Anamnesis
3(
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
11/35
eluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai, atau
seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. eluhan lain juga dapat
ditemukan seperti urin ber"arna kemerahan.
II. Pemeiksaan fisis
$ada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata,
tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia. adang-kadang ditemukan hipertensi.
III. Pemeiksaan pen!njang
"a#oatoi!m
- Erinalisa yang menyatakan proteinuria #F atau 6F
- hematuri mikroskopik mungkin terjadi pada 0) anak-anak.
- Gkskresi protein dalam urin melebihi 60 mg/mH/jam pada anak-anak.
- ilai kreatinin serum biasanya normal, tapi mungkin bisa meningkat karena berkurangnya
perfusi renal, yang mempengaruhi 3olume intra3askuler.
- Albumin serum pada umumnya berkurang lebih dari ,5 g/dl
- olesterol serum dan le3el trigliserida meningkat
- :e3el # dan 6 normal
- ;ematokrit, hemoglobin, dan trombosit meningkat karena terjadinya hemokonsentrasi
- adar natrium rendah, yang bisa disebabkan karena kadarnya benar-benar rendah atau
pseudohiponatremi, yang lebih mirip dengan keadan hiperlipidemia
$iopsi ginjal
7iasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis sindrom nefrotik pada anak atau sindrom
nefrotik dengan kelainan minimal. +iagnosis pada kelainan minimal diambil berdasarkan
umur penderita, respon dari pengobatan, dan perkiraan relaps pada beberapa bulan kemudian
yang lebih sering dari biasanya. ;anya pada anak dengan 'orak Ikurang sepertiJ minimal
change disease hematuria, hipertensi, insuffisiensi renal, hipo'omplementemia, umur D 1 thn
atau C ( thn2 yang memerlukan renal biopsy.
32
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
12/35
DIAGNOSIS $ANDING
1. Sembab non-renal % gagal jantung kongestif, gangguan nutrisi, edema hepatal, edema
Kuin'ke.
. lomerulonefritis akut#. :upus sistemik eritematosus.
Pen%!lit
1. Sho'k akibat sepsis, emboli atau hipo3olemia
. hrombosis akibat hiperkoagulabilitas
#. nfeksi
6. ;ambatan pertumbuhan
5. agal ginjal akut atau kronik
8. Gfek samping steroid, misalnya sindrom ushing, hipertensi, osteoporosis, gangguan
emosi dan perilaku.
PENATA"AKSANAAN
7ila diagnosis sindrom nefrotik telah ditegakkan, sebaiknya janganlah tergesa-
gesa memulai terapi kortikosteroid, karena remisi spontan dapat terjadi pada 5-
10) kasus. Steroid dimulai apabila gejala menetap atau memburuk dalam "aktu
10-16 hari.
nternational Study of idney +isease in hildren S+2 menganjurkan
untuk memulai dengan pemberian prednison oral induksi2 sebesar 80
mg/m/hari dengan dosis maksimal (0 mg/hari selama 6 minggu, kemudian
dilanjutkan dengan dosis rumatan sebesar 60 mg/m/hari se'ara selang sehari
dengan dosis tunggal pagi hari selama 6 minggu, lalu setelah itu pengobatan
dihentikan.(
A. Sindoma nefotik seangan petama
1. $erbaiki keadaan umum penderita %
a. +iet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. @ujukan ke
bagian gi!i diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan
penurunan fungsi ginjal.
33
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
13/35
b. ingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau
albumin konsentrat.
'. Atasi infeksi.
d. :akukan obser3asi untuk diagnostik dan untuk men'ari komplikasi.
e. 7erikan terapi suportif yang diperlukan% irah baring bila ada edema anasarka.
+iuretik diberikan bila ada edema anasarka atau mengganggu akti3itas. >ika
ada hipertensi, dapat ditambahkan obat antihipertensi.
. erapi prednison sebaiknya baru diberikan selambat-lambatnya 16 hari setelah
diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan untuk memastikan apakah penderita
mengalami remisi spontan atau tidak. 7ila dalam "aktu 16 hari terjadi remisi spontan,
prednison tidak perlu diberikan, tetapi bila dalam "aktu 16 hari atau kurang terjadi
pemburukan keadaan, segera berikan prednison tanpa menunggu "aktu 16 hari.
$. Sindoma nefotik kam#!& 'elaps(
1. 7erikan prednison sesuai protokol relapse, segera setelah diagnosis relapse
ditegakkan.
. $erbaiki keadaan umum penderita.
a. Sindrom nefrotik kambuh tidak sering
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh D kali dalam masa 8 bulan atau
D 6 kali dalam masa 1 bulan.
12 nduksi% $rednison dengan dosis 80 mg/m/hari mg/kg 77/hari2
maksimal (0 mg/hari, diberikan dalam # dosis terbagi setiap hari
selama # minggu.
34
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
14/35
2 @umatan% Setelah # minggu, prednison dengan dosis 60 mg/m/6( jam,
diberikan selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 6
minggu. Setelah 6 minggu, prednison dihentikan.
b. Sindrom nefrotik kambuh sering
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh C kali dalam masa 8 bulan atau
C 6 kali dalam masa 1 bulan.
12 nduksi% $rednison dengan dosis 80 mg/m/hari mg/kg 77/hari2
maksimal (0 mg/hari, diberikan dalam # dosis terbagi setiap hari
selama # minggu.
2 @umatan% selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 6
minggu. Setelah 6 minggu, dosis prednison diturunkan menjadi 60
mg/m/6( jam diberikan selama 1 minggu, kemudian #0 mg/m/6( jam
selama 1 minggu, kemudian 0 mg/m/6( jam selama 1 minggu,
akhirnya 10 mg/m/6( jam selama 8 minggu, kemudian prednison
dihentikan.
$ada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral -# mg/kg/hari
diberikan setiap pagi hari selama ( minggu. Setelah ( minggu siklofosfamid dihentikan.
ndikasi untuk merujuk ke dokter spesialis nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons
terhadap pengobatan a"al, relapse frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra
steroid, atau untuk biopsi ginjal.
Efek samping kotikosteoid
- 7erkurangnya pertahanan tubuh terhadap infeksi seperti batuk dan pilek
- 7ertambahnya nafsu makan yang dapat memi'u bertambahnya berat badan se'ara
'epat
- ulit pada pipi menjadi merah, bengkak, dan melar, dan juga berjera"at
- &eningkatnya tekanan darah
- &asalah tingkah laku seperti 'epat naik darah atau perubahan suasana hati dan/atau
depresi
3"
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
15/35
- Steroid dengan dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan meningkatnya kadar
gula dalam darah dan lemak
- Atherosklerosis oleh karena menebalnya arteri
- $elannya tingkat tumbuh-kembang menyebabkan pertumbuhan berbantut
- Bsteoporosis tulang menjadi berongga karena kekurangan kalsium2
- ulit menjadi tipis, terdapat striae
- astritis
- atarak
- +iabetes
PENATA"AKSANAAN DIETETIK
$emberian diet tinggi protein tidak diperlukan bahkan sekarang
dianggap kontra indikasi karena dapat menambah beban ginjal untuk
mengeluarkan sisa metabolisme protein hiperfiltrasi2 dan menyebabkan
terjadinya s'lerosis glomerolus. >adi 'ukup diberikan diet protein normal
gram/kgbb. +iet rendah garam hanya diperlukan selama anak menderita edema.
&asukan natrium harus dibatasi L gram/hari untuk mengurangi keseimbangan
natrium yang positif. $embatasan garam yang ketat hanya diperlukan terhadap
pasien yang tidak memberikan respons terhadap diuretika. +iet penurunan lipid
umumnya dianjurkan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia.
7ila pemberian diureti' tidak berhasil, biasanya terjadi karena
hipo3olemia atau hipalbuminemia berat M 1 g/:2 diperlukan pemberian infuse
albumin 0-5)2 rendah garam 1g/kgbb2 selama 6 jam, untuk menarik 'airan
dari jaringan intertisial dan di akhiri dengan pemberian furosemid 1-
mg/kgbb2. 7ila pasien tidak mampu, dapat diberikan plasma 0 ml/kgbb se'ara
pelan-pelan 10 tetes/menit untuk men'egah terjadinya komplikasi dekompensasi
3#
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
16/35
jantung / edema paru. $emberian plasma berpotensi untuk menyebabkan
penularan infeksi hepatitis, ;=, dll.
PENATA"AKSANAAN EDEMA
Apabila edema tidak memberikan respons dengan membatasi pemasukan garam
dalam makanan, maka sering diperlukan pemberian diuretika. 7iasanya diberikan :oop
diureti' seperti furosemid 1- mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasi dengan spironolakton
antagonis aldosteron2 -# mg/kgbb/hari. amun banyak pasien terutama dengan anasarka
atau kongesti paru-paru tidak memberikan respon terhadap obat tia!id. Entuk keadaan ini
diperlukan furosemide, asam etakrin atau bumetamid. +iantara obat-obat ini furosemid yang
paling banyak dipakai karena toleransi yang baik bahkan dengan dosis yang sangat tinggi.
4urosemid dapat diberikan baik se'ara intra3ena maupun oral, dengan dosis 5-100 mg/hari,
bergantung pada beratnya edema dan respons pengobatan.terhadap pasien yang refrakter
terhadap furosemid sebagai monoterapi, kombinasi obat diuretika yang bekerja pada tingkat
lain dari furosemid, seperti hidroklorotia!id ,5-10 mg/hari2 dapat meningkatkan respons
diuretika. Selama pengobatan diuretika, pasien harus dipantau untuk mendeteksi
kemungkinan adanya komplikasi seperti hipokalemia, alkalosis metaboli', atau kehilangan
'airan intra3as'ular berat.
PENATA"AKSANAAN )IPOA"$*MINEMIA DAN PROTEIN*RIA
nfus albumin hanya diberikan untuk pasien dengan deplesi 3olume
plasma simtomatik dengan hipotensi. 7eberapa obat dapat mengurangi
keluarnya protein di dalam urin antara lain AG inhibitor mempunyai efek
proteinuria yang penting. Gfek antiproteinuria ini bergantung pada dosis, lama
pengobatan, dan masukan natrium. $engobatan AG inhibitor biasanya dapat
ditoleransi beberapa pasien, namun dapat timbul anemia, hipotensi, batuk
kering. $emberian AG inhibitor dimulai dengan dosis rendah untuk menguji
toleransinya, kemudian dinaikkan se'ara progresif sampai dosis toleransi
maksimal.
Bbat-obat anti inflamasi juga dapat menurunkan proteinuria sampai 50) atau lebih,
yang disebabkan karena menurunnya permeabilitas kapiler terhadap protein, menurunnya
tekanan kapiler intraglomerolus dan menurunya luas permukaan filtrasi. ndometasin 150
3$
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
17/35
mg/hari2 dan meklofenamat 00-#00 mg/hari2 merupakan dua obat yang sering dipakai.
Bbat-obat ini dapat menimbulkan hiperkalemia dan pada S dapat memperberat retensi
natrium, menurunkan respons terhadap diuretika dan mengganggu hipertensi arteri. Selain itu
juga dapat menyebabkan gagal ginjal akut, nefritis interstisial, akut, atau kerusakan ginjal
kronik. Bbat-obat ini tidak boleh diberikan pabila klirens kreatinin D 50 ml/menit.
PENATA"AKSANAAN )IPER"IPIDEMIA
$ada kebanyakan pasien S, diet saja tidak 'ukup untuk menurunkan hiperlipidemia.
$ada saat ini, penghambat ;&-oA, seperti lo3astatin, pra3astatin, dan sim3astatin
merupakan obat pilihan untuk mengobati hiperlipidemi*a pada S. Bbat-obat ini
menghambat en!im dalam biosintesis kolesterol. $ada pasien S obat ini menurunkan
se3'ara bermakna pada kolesterol serum, lipoprotein densitas rendah :+:2, apolipoprotein
7, dan juga trigliserida. 7isanya pasien dapat bertoleransi dengan baik, "alaupun terjadi
kenaikan transaminase serum pada bulan pertama pengobatan. >arang terjadi miositis dan
mialgia, namun ada baiknya diperiksa fotokinase kreatinin se'ara teratur.
KOMP"IKASI+,
nfeksi adalah komplikasi terbesar dari sindrom nefrotik. Anak dengan relaps
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap infeksi bakteri oleh karena kehilangan
immunoglobulin dan properdin faktor 7 pada urin. elainan imunitas sel media, terapi
imunosupresif, malnutrisi, dan edema/as'ites bereaksi sebagai media kultur yang
potensial.
7eberapa sebab meningkatnya kerentanan terhadap infeksi adalah%
1. kadar immunoglobulin yang rendah
. defisiensi protein se'ara umum
#. gangguan opsonisasi terhap bakteri
6. hipofungsi limpa, dan
5. akibat pengobatan imunosupresif
$eritonitis bakterial spontan adalah tipe infeksi yang paling sering terjadi,
meskipun sepsis, pneumonia, selulitis dan infeksi saluran kemih juga dapat ditemukan.
&eskipun streptokokus pneumonia adalah penyebab tersering peritonitis, bakteri gram
negati3e seperti G. 'oli juga dapat ditemui. arena demam dan gejala klinis mungkin
minimal pada pemberian terapi kortikosteroid, ke'urigaan yang tinggi, e3aluasi yang
tertunda, termasuk kultur darah dan 'airan peritoneal2, dan inisiasi a"al dari terapi
3%
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
18/35
antibiotik adalah penting. $eran dari terapi antibiotik profilaksis selama relaps masih
merupakan kontro3ersial.
Semua anak dengan sindrom nefrotik sebaiknya menerima 3aksin pneumokokus
poli3alen jika sebelumnya tidak diimunisasi2, yang se'ara ideal diberikan ketika anak
sedang terjadi remisi dan sudah tidak lagi menerima terapi prednison harian. Anak
dengan titer 3arisela negati3e sebaiknya diberikan 3aksin 3arisela ketika sedang remisi
atau pada saat terapi steroid hari pilihan diberikan dengan dosis yang rendah. Anak
dengan nefrotik non-imun yang relaps yang terpapar 3arisela sebaiknya menerima
3aksin 3arisella !oster immunoglobulin =N2 selama 9 jam dari "aktu paparan.
=aksin influen!a sebaiknya diberikan pada basis tahunan.
Anak dengan sindrom nefrotik juga beresiko tinggi terhadap terjadinya
tromboembolik. ejadian komplikasi ini pada anak adalah -5), yang beresiko lebih
rendah daripada orang de"asa dengan sindrom nefrotik. rombus pada arteri maupun
3ena dapat terlihat, termasuk trombosis 3ena renal, embolus paru, trombosis sinus
sagital, dan trombosis dari indwellingkateter arteri dan 3ena. @esiko trombosis
berhubungan dengan meningkatnya faktor protrombotik fibrinogen, trombositosis,
hemokonsentrasi, imobilisasi relatif2 dan menurunnya faktor fibrinolitik urin
kehilangan antitrombin, protein dan S2. Antikoagulasi profilaktik tidak dianjurkan
pada anak-anak jika mereka tidak mengalami tromboembolik sebelumnya. +iuresis
yang terlalu berlebihan sebaiknya dihindari dan pemakaian dari kateter indwelling
terbatas karena faktor ini dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi pembekuan.
$ada pasien S berbagai gangguan hormone timbul karena protein pengikat
hormone hilang dalam urin. ;ilangnya globulin pengikat tiroid 72 dalam urin pada
beberapa pasien S dan laju eksresi globulin umumnya berkaitan dengan beratnya
proteinuria. $ada S penelitian mengenai fungsi teroid menunjukkan nilai dalam batas
normal namun nilai mean # dan 7, lebih rendah dari 'ontrol. erdapat juga
peningkatan eksresi # urin dan 6. "alaupun begitu, S; normal dan pasien se'ara
klinis eutiroid. ;ipokalsemia pada S disebabkan oleh albumin serum yang rendah dan
berakibat menurunnya kalsium terikat, tetapi fraksi yang terionisasi normal dan
menetap. +isamping itu pasien ini sering mengalami hipokalsiuria, yang kembali
normal dengan membaiknya protein uria. &ereka juga menderita absorpsi kalsium
gastrointestinal yang menurun, dengan eksresi kalsium dalam feses seharinya sama atau
lebih besar dari pemasukan le"at makanan meningkatnya reabsorpsi kalsium dalam
tubles ginjal mungkin sebagai akibat sedikitnya reabsorpsi natrium. ;ubungan antara
3&
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
19/35
hipokalsemia, hipokalsiuria dan menurunnya absorpsi kalsium dalam gastrointestinal
menunjukkan kemungkinan adanya kelainan metabolisme 3itamin +.
elah diketahui sejak lama bah"a pertumbuhan badan sangat menurun dan
terhenti sama sekali pada anak dengan S yang tidak dikontrol. $enyebab utama
retardasi pertumbuhan tersebut adalah malnutrisi protein, kalori, kurang nafsu makan
sekunder, hilangnya protein dalam urin, dan malabsorpsi karena edema saluran gastro
intestinal. Sekarang penyebab utamanya karena pengobatan dengan kortikosteroid.
$engobatan kortikosteroid dosis tinggi dan "aktu lama dapat memperlambat maturasi
tulang dan terhentinya pertumbuhan linear terutama apabila dosis melampaui 5
mg/m/hari.
;iponatremia sering ditemukan pada anak dengan S. eadaan ini sering
disebabkan oleh retensi air dari pada kekurangan nantrium. Oalaupun telah dibuktikan
danya ganguan pada klirens air bebas pada pasien S, yang mungkin desebabkan oleh
meningkatnya reabsorpsi natrium ditubulus proksimal dan berkurangnya hantaran
natrium dan air ke ansa henle tebal. angguan peng asaman urin ditandai oleh
ketidakmampuan menurunkan p; urin sesudah pemberian beban asam. $engamatan
menunjukkan bah"a kelainan bagian distal ini disebabkan oleh menurunnya hantaran
natrium kearah asidifikasi distal. angguan fungsi tubulus proksimal terlihat pada
bikarbonaturia atau glukosuria pada S, terutama pada S4S. angguan fungsi tubulus
proksimal se'ara keseluruhan agak jarang ditemukan, yaitu dengan asidosis tubulus
renal, pembuangan kalium, fosfaturia, dan hipofosfatemia dan aminoasiduria.
Emumnya pasien dengan kelainan ini timbul pada usia muda dengan S berat dengan
resisten steroid a"al atau terlambat. Oalaupun biopsy pda a"alnya menunjukkan
S&, tetapi pada biopsy ulang kemudian menunjukkan kelainan sklerosis fokal.
erjadinya gagal ginjal kronik sering ditemukan pada pasien ini dan bukan disebabkan
oleh A dan fraksi filtrasi berkurang bertentangan dengan 3asokonstriksi renal
sebagai penyebab. +isimpulkan bah"a penyebab primer gagal ginjal akut adalah edema
interstisial dengan akibat meningkatnya tekanan tubulus proksimal yang menyebabkan
turunnya :4.
PROGNOSIS
$rognosis umumnya baik, ke'uali pada keadaan-keadaan sebagai berikut %
4'
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
20/35
1. &enderita untuk pertamakalinya pada umur di ba"ah tahun atau di atas 8 tahun.
. +isertai oleh hipertensi.
#. +isertai hematuria.
6. ermasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
5. ambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
$ada umumnya sebagian besar F (0)2 sindrom nefrotik primer memberi respons
yang baik terhadap pengobatan a"al dengan steroid, tetapi kira-kira 50) di antaranya akan
relapse berulang dan sekitar 10) tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid.
DAFTAR P*STAKA SN
1. $atel, $arul. 00*. ephroti' Syndrome. +iunduh dari%
http%//""".nlm.nih.go3/medlineplus/en'y/arti'le/0006*0.htm 15 4ebruari 0112
. Brth et al.;arrisonPs eQt of nternal &edi'ine, 15th edition, halaman 15(5-1800.
#. Oila Oirya , 00. Sindrom nefrotik. 7uku Ajar efrologi Anak. Gdisi . >akarta%
7alai $enerbit 4E pp. #(1-68.
4(
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
21/35
6. $rimary nephroti' syndrome in 'hildren% lini'al signifi'an'e of histopathologi'
3ariants of minimal 'hange and of diffuse mesangial hyper'ellularity. idney
nternational, =ol. 0 1*(/2, pp. 985R991. +iunduh dari%
http%//""".nature.'om/ki/journal/30/n8/abs/ki1*(10*a.html 15 4ebruari 0112
5. elepouris. Gllie. 1***. B3er3ie" of hea3y proteinuria and the nephroti' syndrome.
+iunduh dari% http%//pedneph.info/e"4iles/B3er3ie")0of)0hea3y)0proteinuria
)0and)0the)0nephroti')0syndrome.pdf 15 4ebruari 0112
8. :ane, >erome. 010. $ediatri' ephroti' Syndrome. +iunduh dari%
http%//emedi'ine.meds'ape.'om/arti'le/*(*0-o3er3ie" 15 >anuari 011
9. iaudet, $atri'k. 006. ongenital ephroti' Syndrome, 4innish ype. +iunduh
dari% http%//""".orpha.net/data/patho/7/uk-4.pdf 15 4ebruari 0112
(. iaudet, $atri'k. 010. reatment of diopathi' ephroti' Syndrome in hildren.
+iunduh dari% http%//""".uptodate.'om/'ontents/treatment-of-idiopathi'-nephroti'-
syndrome-in-'hildren.htm 15 4ebruari 0112
*. ephroti' Syndrome. +iunduh dari % http%//""".emedi'ine.'om/ped/topi'1586.htm
15 4ebruari 0112
10. ompli'ation of ephroti' Syndrome. +iunduh dari% http%// """.
nephrology'hannel. om/nephroti'/ 15 4ebruari 0112
G"OMER*"ONEFRITIS AK*T
Penda&!l!an
lomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
tahap akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak. erminologi
glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan bah"a
kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur
ginjal yang lain.1
42
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
22/35
lomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral.
$eradangan dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria
dan atau hematuria. &eskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron
pada akhirnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal.
$enyakit yang mula-mula digambarkan oleh @i'hard 7right pada tahun 1(9
sekarang diketahui merupakan kumpulan banyak penyakit dengan berbagai
etiologi, meskipun respon imun agaknya menimbulkan beberapa bentuk
glomerulonefritis.
ndonesia pada tahun 1**5, melaporkan adanya 190 pasien yang dira"at
di rumah sakit pendidikan dalam 1 bulan. $asien terbanyak dira"at di
Surabaya 8,5)2, kemudian disusul berturut-turut di >akarta 6,9)2, 7andung
19,8)2, dan $alembang (,)2. $asien laki-laki dan perempuan berbanding %
1 dan terbanyak pada anak usia antara 8-( tahun 60,8)2.#
ejala glomerulonefritis bisa berlangsung se'ara mendadak akut2 atau
se'ara menahun kronis2 seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan
gejala. ejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah anemia2, atau
hipertensi. ejala umum berupa sembab kelopak mata, ken'ing sedikit, dan
ber"arna merah, biasanya disertai hipertensi. $enyakit ini umumnya sekitar
(0)2 sembuh spontan, 10) menjadi kronis, dan 10) berakibat fatal.#
Definisi
lomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post
sterptokokus A$S2 adalah suatu proses radang non-supuratif yang
mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta
hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat lain. $enyakit ini sering
mengenai anak-anak.9
lomerulonefritis akut A2 adalah suatu reaksi imunologis pada
ginjal terhadap bakteri atau 3irus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi
kuman strepto'o''us. lomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai
43
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
23/35
untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi
dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.
Sedangkan istilah akut glomerulonefritis akut2 men'erminkan adanya korelasi
klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan
penyakit dan prognosis.#
Etiologi
Sebagian besar 95)2 glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah
infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe 1, #, 6, 1, 1(, 5, 6*. Sedang tipe , 6*, 55, 58, 59 dan 80
menyebabkan infeksi kulit (-16 hari setelah infeksi streptokokus, timbul gejala-gejala
klinis. nfeksi kuman streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya
glomerulonefritis akut paska streptokokus berkisar 10-15).#,9
Strepto'o''us ini dikemukakan pertama kali oleh :ohlein pada tahun 1*09
dengan alasan bah"a %6,5
1. imbulnya A setelah infeksi skarlatina
. +iisolasinya kuman Strepto'o''us beta hemolyti'us golongan A
#. &eningkatnya titer anti-streptolisin pada serum penderita.
&ungkin faktor iklim, keadaan gi!i, keadaan umum dan faktor alergi
mempengaruhi terjadinya A setelah infeksi dengan kuman Strepto'o''uss.
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering
ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain
diantaranya%1,8,(
1. 7akteri % streptokokus grup , meningococcocus, Sterptoccocus Viridans,
Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus,
Salmonella typhidll.
. =irus % hepatitis 7, 3ari'ella, 3a''inia, e'ho3irus, par3o3irus, influen!a,parotitis epidemika dll.
44
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
24/35
#. $arasit % malaria dan toksoplasma
Steptokok!s
Sterptokokus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang se'ara khas
membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. &erupakan golongan
bakteri yang heterogen. :ebih dari *0) infeksi streptokkus pada manusia disebabkan
oleh Streptococcushemolisis kumpulan A. umpulan ini diberi spesies nama S.
pyogenes.*,10
S. pyogenes -hemolitik golongan A mengeluarkan dua hemolisin, yaitu%
a. Sterptolisin B
adalah suatu protein 7& 80.0002 yang aktif menghemolisis dalam keadaan
tereduksi mempunyai gugus-S;2 tetapi 'epat menjadi tidak aktif bila ada oksigen.
Sterptolisin B bertanggung ja"ab untuk beberapa hemolisis yang terlihat ketika
pertumbuhan dipotong 'ukup dalam dan dimasukkan dalam biakan pada lempeng agar
darah. Sterptolisisn B bergabung dengan antisterptolisin B, suatu antibody yang timbul
pada manusia setelah infeksi oleh setiap sterptokokus yang menghasilkan sterptolisin
B. antibody ini menghambat hemolisis oleh sterptolisin B. fenomena ini merupakan
dasar tes kuantitatif untuk antibody. iter serum antisterptolisin B ASB2 yang melebihi
180-00 unit dianggap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi sterptokokus yang
baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang tetap tinggi setelah serangan infeksi
pada orang yang hipersensitifitas.*
b. Sterptolisin S
Adalah !at penyebab timbulnya !one hemolitik disekitar koloni sterptokokus
yang tumbuh pada permukaan lempeng agar darah. Sterptolisin S bukan antigen, tetapi!at ini dapat dihambat oleh penghambat non spesifik yang sering ada dalam serum
4"
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
25/35
manusia dan he"an dan tidak bergantung pada pengalaman masa lalu dengan
sterptokokus.*
Patofisiologi
Sebenarnya bukan sterptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.
+iduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khsus yang
merupakan unsur membran plasma sterptokokal spesifik. erbentuk kompleks antigen-
antibodi didalam darah dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut
se'ara mekanis terperangkap dalam membran basalis.selanjutnya komplomen akan
terfiksasi mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear
$&2 dan trombosit menuju tempat lesi. 4agositosis dan pelepasan en!im lisosom
juga merusak endothel dan membran basalis glomerulus 7&2. Sebagai respon
terhadap lesi yang terjadi, timbu proliferasi sel-sel endotel yang diikuti sel-sel
mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya kebo'oran kapiler
gromelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang
sedang dibentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. Agaknya
kompleks komplomen antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-nodul
subepitel pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah-
bungkah pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan 'ahaya glomerulus
tampak membengkak dan hiperseluler disertai in3asi $&.
&enurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus akibat
dari reaksi hipersensi3itas tipe . ompleks imun antigen-antibodi yang timbul dari
infeksi2 mengendap di membran basalis glomerulus. Akti3asi kpmplomen yangmenyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus.11
ompleks-kompleks ini mengakibatkan kompelen yang dianggap merupakan
mediator utama pada 'edera. Saat sirkulasi melalui glomerulus, kompleks-kompleks ini
dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir pada subendotel membran basalis
glomerulus sendiri, atau menembus membran basalis dan terperangkap pada sisi epitel.
7aik antigen atau antibodi dalam kompleks ini tidak mempunyai hubungan imunologis
dengan komponen glomerulus. $ada pemeriksaan mikroskop elektron 'edera kompleks
4#
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
26/35
imun, ditemukan endapan-endapan terpisah atau gumpalan karateristik paa mesangium,
subendotel, dan epimembranosa. +engan miskroskop imunofluoresensi terlihat pula
pola nodular atau granular serupa, dan molekul antibodi seperti g, g& atau gA serta
komponen-komponen komplomen seperti #,6 dan sering dapat diidentifikasi
dalam endapan-endapan ini. Antigen spesifik yang dila"an oleh imunoglobulin ini
terkadang dapat diidentifikasi.1,1#
;ipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidaseyang dihasilkan oleh
Streptokokus, merubah g menjadi autoantigenic.Akibatnya, terbentuk autoantibodi
terhadap g yang telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam
sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.9
Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga berperan pada
terjadinya A$S. Sreptokinase mempunyai kemampuan merubah plaminogen
menjadi plasmin. $lasmin ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen sehingga
terjadi 'as'ade dari sistem komplemen.9
$ola respon jaringan tergantung pada tempat deposit dan jumlah kompleks yang
dideposit. 7ila terutama pada mesangium, respon mungkin minimal, atau dapat terjadi
perubahan mesangiopatik berupa ploriferasi sel-sel mesangial dan matrik yang dapt
meluas diantara sel-sel endotel dan membran basalis,serta menghambat fungsi filtrasi
simpai kapiler. >ika kompleks terutama terletak subendotel atau subepitel, maka respon
'enderung berupa glomerulonefritis difusa, seringkali dengan pembentukan sabit epitel.
$ada kasus penimbunan kronik komplek imun subepitel, maka respon peradangan dan
proliferasi menjadi kurang nyata, dan membran basalis glomerulus berangsur- angsur
menebal dengan masuknya kompleks-kompleks ke dalam membran basalis baru yang
dibentuk pada sisi epitel.1,1#
&ekanisme yang bertanggung ja"ab terhadap perbedaan distribusi deposit
kompleks imun dalam glomerulus sebagian besar tidak diketahui, "alaupun demikian
ukuran dari kompleks tampaknya merupakan salah satu determinan utama. ompleks-
kompleks ke'il 'enderung menembus simpai kapiler, mengalami agregasi, dan
berakumulasi sepanjang dinding kapiler do ba"ah epitel, sementara kompleks-
kompleks berukuran sedang tidak sedemikian mudah menembus membran basalis, tapi
masuk ke mesangium. omplkes juga dapat berlokalisasi pada tempat-tempat lain.
4$
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
27/35
>umlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, misal
antigen bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu atau dengan
terapi spesifik. $ada keadaan demikian, deposit kompleks-kompleks imun dalam
glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan danberlangsung singkat, seperti pada
glomerulonefritis akut post steroptokokus.1,
;asil penyelidikan klinis T imunologis dan per'obaan pada binatang
menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab. 7eberapa
penyelidik mengajukan hipotesis sebagai berikut %6
1. erbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrana basalis
glomerulus dan kemudian merusaknya.
. $roses auto-imun kuman Strepto'o''us yang nefritogen dalam tubuh menimbulkan
badan autoimun yang merusak glomerulus.
#. Strepto'o''us nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai komponen
antigen yang sama sehingga dibentuk !at anti yang langsung merusak membrana
basalis ginjal.
Gejala klinis
ambaran klinis dapat berma'am-ma'am. adang-kadang gejala ringan tetapi
tidak jarang anak datang dengan gejala berat.. erusakan pada rumbai kapiler
gromelurus mengakibatkan hematuria/ken'ing ber"arna merah daging dan
albuminuria, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Erine mungkin tampakkemerah-merahan atau seperti kopi adang-kadang disertai edema ringan yang terbatas
di sekitar mata atau di seluruh tubuh. Emumnya edema berat terdapat pada oliguria dan
bila ada gagal jantung. Gdema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi
glomerulus :4/4@2 yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, !at-!at nitrogen
mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan a!otemia. $eningkatan aldosteron
dapat juga berperan pada retensi air dan natrium. +ipagi hari sering terjadi edema pada
"ajah terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota4@
biasanya menurun meskipun aliran plasma ginja biasanya normal2 akibatnya, ekskresi
4%
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
28/35
air, natrium, !at-!at nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan a!otemia.
$eningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium. +ipagi hari
sering terjadi edema pada "ajah terutama edem periorbita, meskipun edema paling
nyata dibagian anggota ba"ah tubuh ketika menjelang siang. +erajat edema biasanya
tergantung pada berat peradangan gelmurulus, apakah disertai dnegan payah jantung
kongestif, dan seberapa 'epat dilakukan pembatasan garam.1,,9,(
;ipertensi terdapat pada 80-90) anak dengan A pada hari pertama,
kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali. 7ila terdapat
kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap tinggi selama
beberapa minggu dan menjadi permanen bila keadaan penyakitnya menjadi
kronis. Suhu badan tidak beberapa tinggi, tetapi dapat tinggi sekali pada hari
pertama. adang-kadang gejala panas tetap ada, "alaupun tidak ada gejala
infeksi lain yang mendahuluinya. ejala gastrointestinal seperti muntah, tidak
nafsu makan, konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita A.1,6,9
;ipertensi selalu terjadi meskipun peningkatan tekanan darah mungkin
hanya sedang. ;ipertensi terjadi akibat ekspansi 3olume 'airan ekstrasel G42
atau akibat 3asospasme masih belum diketahui dengna jelas.1,
"a#oatoi!m
Erinalisis menunjukkan adanya proteinuria F1 sampai F62, hematuria
makroskopik ditemukan hampir pada 50) penderita, kelainan sedimen urine
dengan eritrosit disformik, leukosituria serta torak selulet, granular, eritrositF
F2, albumin F2, silinder lekosit F2 dan lain-lain. adang-kadang kadar ureum
dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia,asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia. adang-kadang tampak adanya
proteinuria masif dengan gejala sindroma nefrotik. omplomen hemolitik total
serum total hemolytic comploment2 dan # rendah pada hampir semua pasien
dalam minggu pertama, tetapi 6 normal atau hanya menurun sedikit,
sedangkan kadar properdin menurun pada 50) pasien. eadaan tersebut
menunjukkan akti3asi jalur alternatif komplomen.1,6,9
4&
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
29/35
$enurunan # sangat men'olok pada pasien glomerulonefritis akut
pas'astreptokokus dengan kadar antara 0-60 mg/dl harga normal 50-160
mg.dl2. $enurunan # tidak berhubungan dengann parahnya penyakit dan
kesembuhan. adar komplomen akan men'apai kadar normal kembali dalam
"aktu 8-( minggu. $engamatan itu memastikan diagnosa, karena pada
glomerulonefritis yang lain yang juga menunjukkan penuruanan kadar #,
ternyata berlangsung lebih lama.,1
Adanya infeksi sterptokokus harus di'ari dengan melakukan biakan
tenggorok dan kulit. 7iakan mungkin negatif apabila telah diberi antimikroba.
7eberapa uji serologis terhadap antigen sterptokokus dapat dipakai untuk
membuktikan adanya infeksi, antara lain antisterpto!im, ASB,
antihialuronidase, dan anti +nase 7. Skrining antisterpto!im 'ukup bermanfaat
oleh karena mampu mengukur antibodi terhadap beberapa antigen sterptokokus.
iter anti sterptolisin B mungkin meningkat pada 95-(0) pasien dengan
A$S dengan faringitis, meskipun beberapa starin sterptokokus tidak
memproduksi sterptolisin B.sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu
antigen sterptokokus. 7ila semua uji serologis dilakukan, lebih dari *0) kasus
menunjukkan adanya infeksi sterptokokus. iter ASB meningkat pada hanya
50) kasus, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen
sterptokokus biasanya positif. $ada a"al penyakit titer antibodi sterptokokus
belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan se'ara seri. enaikan
titer -# kali berarti adanya infeksi.1,#,9
rioglobulin juga ditemukan A$S dan mengandung g, g& dan
#. kompleks imun bersirkulasi juga ditemukan. etapi uji tersebut tidak
mempunyai nilai diagnostik dan tidak perlu dilakukan se'ara rutin pada
tatalaksana pasien.1
Diagnosis
+iagnosis glomerulonefritis akut pas'astreptokok perlu di'urigai pada
pasien dengan gejalan klinis berupa hematuria nyata yang timbul mendadak,
"'
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
30/35
sembab dan gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus. anda
glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya infeksi streptokokus
se'ara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen # mendukung bukti untuk
menegakkan diagnosis. etapi beberapa keadaan lain dapat menyerupai
glomerulonefritis akut pas'astreptokok pada a"al penyakit, yaitu nefropati-gA
dan glomerulonefritis kronik. Anak dengan nefropati-gA sering menunjukkan
gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas
seperti glomerulonefritis akut pas'astreptokok, tetapi hematuria makroskopik
pada nefropati-gA terjadi bersamaan pada saat faringitas synpharyngetic
hematuria2, sementara pada glomerulonefritis akut pas'astreptokok hematuria
timbul 10 hari setelah faringitas sedangkan hipertensi dan sembab jarang
tampak pada nefropati-gA.1,,9,1
lomerulonefritis kronik lain juga menunjukkan gambaran klinis berupa
hematuria makroskopis akut, sembab, hipertensi dan gagal ginjal. 7eberapa
glomerulonefritis kronik yang menunjukkan gejala tersebut adalah
glomerulonefritis membranoproliferatif, nefritis lupus, dan glomerulonefritis
proliferatif kresentik. $erbedaan dengan glomerulonefritis akut pas'astreptokok
sulit diketahui pada a"al sakit.1,,9,1
$ada glomerulonefritis akut pas'astreptokok perjalanan penyakitnya
'epat membaik hipertensi, sembab dan gagal ginjal akan 'epat pulih2 sindrom
nefrotik dan proteinuria masih lebih jarang terlihat pada glomerulonefritis akut
pas'astreptokok dibandingkan pada glomerulonefritis kronik. $ola kadar
komplemen # serum selama tindak lanjut merupakan tanda marker2 yang
penting untuk membedakan glomerulonefritis akut pas'astreptokok dengan
glomerulonefritis kronik yang lain. adar komplemen # serum kembali
normal dalam "aktu 8-( minggu pada glomerulonefritis akut pas'astreptokok
sedangkan pada glomerulonefritis yang lain jauh lebih lama.kadar a"al # D50
mg/dl sedangkan kadar ASB C 100 kesatuan odd.1,
Gksaserbasi hematuria makroskopis sering terlihat pada
glomerulonefritis kronik akibat infeksi karena streptokok dari strain non-
nefritogenik lain, terutama pada glomerulonefritis membranoproliferatif. $asien
glomerulonefritis akut pas'astreptokok tidak perlu dilakukan biopsi ginjal untuk
"(
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
31/35
menegakkan diagnosis tetapi bila tidak terjadi perbaikan fungsi ginjal dan
terdapat tanda sindrom nefrotik yang menetap atau memburuk, biopsi
merupakan indikasi.1,,9
Penatalaksanaan
idak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di
glomerulus.
1. stirahat mutlak selama #-6 minggu. +ulu dianjurkan istirahat mutlah selama 8-(
minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. etapi
penyelidikan terakhir menunjukkan bah"a mobilisasi penderita sesudah #-6 minggu
dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan penyakitnya.
. $emberian penisilin pada fase akut. $emberian antibiotika ini tidak mempengaruhi
beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi
Strepto'o''us yang mungkin masih ada. $emberian penisilin ini dianjurkan hanya
untuk 10 hari, sedangkan pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya
sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang
menetap. Se'ara teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen
lain, tetapi kemungkinan ini sangat ke'il sekali. $emberian penisilin dapat
dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg 77 dibagi # dosis selama 10 hari. >ika
alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin #0 mg/kg 77/hari
dibagi # dosis.
#. &akanan. $ada fase akut diberikan makanan rendah protein 1 g/kgbb/hari2 dan
rendah garam 1 g/hari2. &akanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu tinggi
dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. 7ila ada anuria atau muntah,
maka diberikan =4+ dengan larutan glukosa 10). $ada penderita tanpa komplikasi
pemberian 'airan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada komplikasi
seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah 'airan yang
diberikan harus dibatasi.
"2
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
32/35
6. $engobatan terhadap hipertensi. $emberian 'airan dikurangi, pemberian sedati3a
untuk menenangkan penderita sehingga dapat 'ukup beristirahat. $ada hipertensi
dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidrala!in. &ula-mula diberikan
reserpin sebanyak 0,09 mg/kgbb se'ara intramuskular. 7ila terjadi diuresis 5-10 jam
kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, 0,0#
mg/kgbb/hari. &agnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek
toksis.
5. 7ila anuria berlangsung lama 5-9 hari2, maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah dengan beberapa 'ara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan
lambung dan usus tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar2. 7ila prosedur di atas
tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka pengeluaran darah 3ena pun
dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
8. diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini
pemberian furosemid :asiQ2 se'ara intra3ena 1 mg/kgbb/kali2 dalam 5-10 menit
tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
9. 7ila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedati3a dan oksigen.1,6,11
Komplikasi
Bliguria sampai anuria yang dapat berlangsung -# hari. erjadi sebagia
akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. ambaran seperti insufisiensi ginjal
akut dengan uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Oalau aliguria
atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka
dialisis peritoneum kadang-kadang di perlukan.
Gnsefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena
hipertensi. erdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan
kejang-kejang. ni disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia
dan edema otak.
"3
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
33/35
angguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya tekanand arah yang bukan saja
disebabkan spasme pembuluh darah, melainkan juga disebabkan oleh
bertambahnya 3olume plasma. >antung dapat memberas dan terjadi gagal
jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.
Anemia yang timbul karena adanya hiper3olemia di samping sintesis
eritropoetik yang menurun.1,#,6,9
Pognosis
Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5) di antaranya mengalami
perjalanan penyakit yang memburuk dengan 'epat pembentukan kresen pada
epitel glomerulus. +iuresis akan menjadi normal kembali pada hari ke 9-10
setelah a"al penyakit, dengan menghilangnya sembab dan se'ara bertahap
tekanan darah menjadi normal kembali. 4ungsi ginjal ureum, kreatinin2
membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dalam "aktu #-6 minggu.
omplemen serum menjadi normal dalam "aktu 8-( minggu. etapi kelainan
sedimen urin akan tetap terlihat selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
pada sebagian besar pasien.1,1
+alam suatu penelitian pada #8 pasien glomerulonefritis akut
pas'astreptokok yang terbukti dari biopsi, diikuti selama *,5 tahun. $rognosis
untuk menjadi sembuh sempurna sangat baik. ;ipertensi ditemukan pada 1
pasien dan pasien mengalami proteinuria ringan yang persisten. Sebaliknya
prognosis glomerulonefritis akut pas'astreptokok pada de"asa kurang baik.1,6,1
elainan sedimen urin yang menetap proteinuria dan hematuria2 pada
#,5) dari 5#6 pasien yang diikuti selama 1-19 tahun di rinidad. $re3alensi
hipertensi tidak berbeda dengan kontrol. esimpulannya adalah prognosis
jangka panjang glomerulonefritis akut pas'astreptokok baik. 7eberapa
penelitian lain menunjukkan adanya perubahan histologis penyakit ginjal yang
"4
-
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
34/35
se'ara 'epat terjadi pada orang de"asa. Selama komplemen # belum pulih dan
hematuria mikroskopis belum menghilang, pasien hendaknya diikuti se'ara
seksama oleh karena masih ada kemungkinan terjadinya pembentukan
glomerulosklerosis kresentik ekstra-kapiler dan gagal ginjal kronik.1,6,1
DAFTAR P*STAKA GNA
1. $ri'e, Syl3ia A, 1**5 $atofisiologi %konsep klinis proses-proses penyakit, ed 6, G,
>akarta.
. Staf $engajar lmu esehatan Anak 4E, 1*(5, lomerulonefritis akut, (#5-(#*,
nfomedika, >akarta.
#. lmu esehatan elson, 000, 3ol #, ed Oahab, A. Samik, Gd 15, lomerulonefritisakut pas'a streptokokus,1(1#-1(16, G, >akarta.
6. http%//"""/.5m''.'om/ Assets/ SE&&A@Y/$0#9#.html. A''essed April (th, 00*.
5. http%//""".4indarti'les.'om/'f0/g801/0005/8010005*8/pi/arti'le.jhtmUtermVg
lomerunopritisFsaltFdialysis. A''essed April (th, 00*.
8. markum. &.S, Oiguno .$, Siregar.$,1**0, lomerulonefritis, lmu $enyakit +alam ,
96-(1, 7alai $enerbit 4E,>akarta.
9. +onna >. :ager, &.+.http//""".3h.org/adult/pro3ider/pathologi//;$.html.
A''essed April (th, 00*.
(. http//""".enh.org/en'y'lopedia/en'y/arti'le/000695.asp. A''essed April (th, 00*.
*. http%//""".kalbefarma.'om/files/'dk/files/0(Wlarifikasi;istopatologik.pdf/0(Wlari
fikasi;istopatologik.html. A''essed April (th, 00*.
""
http://www/http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/08_KlarifikasiHistopatologik.pdf/08_KlarifikasiHistopatologik.htmlhttp://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/08_KlarifikasiHistopatologik.pdf/08_KlarifikasiHistopatologik.htmlhttp://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/08_KlarifikasiHistopatologik.pdf/08_KlarifikasiHistopatologik.htmlhttp://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/08_KlarifikasiHistopatologik.pdf/08_KlarifikasiHistopatologik.htmlhttp://www/ -
7/26/2019 Tinpus SN + GNA
35/35
10. http%//""".kalbe.'o.id/files/'dk/files/11W;ematuri$adaAnak.pdf/11W;ematuri$adaA
nak.html. A''essed April (th, 00*.
11. http%//pkukm"eb.ukm.my/Xdanial/Strepto'o''us.html. A''essed April (th, 00*.
1. http%//medlinuQ.blogspot.'om/009/0*/glomerulonephritis-akut.html. A''essed April
(th, 00*.
(3.http%//""".uam.es/departamentos/medi'ina/patologia/1*-0Q.>$. A''essed April (th,
00*.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_HematuriPadaAnak.pdf/11_HematuriPadaAnak.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_HematuriPadaAnak.pdf/11_HematuriPadaAnak.htmlhttp://pkukmweb.ukm.my/~danial/Streptococcus.htmlhttp://medlinux.blogspot.com/2007/09/glomerulonephritis-akut.htmlhttp://www.uam.es/departamentos/medicina/patologia/19-20x.JPGhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_HematuriPadaAnak.pdf/11_HematuriPadaAnak.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_HematuriPadaAnak.pdf/11_HematuriPadaAnak.htmlhttp://pkukmweb.ukm.my/~danial/Streptococcus.htmlhttp://medlinux.blogspot.com/2007/09/glomerulonephritis-akut.htmlhttp://www.uam.es/departamentos/medicina/patologia/19-20x.JPG