Slide Meningitis

27
MENINGITIS MENINGITIS

description

Slide Meningitis

Transcript of Slide Meningitis

Page 1: Slide Meningitis

MENINGITISMENINGITIS

Page 2: Slide Meningitis

MeningitisMeningitisPENDAHULUANDalam keadaan N sawar darah otak merupakan

mekanisme proteksi yang efektif, tetapi jika invasi mikroorganisme dari luar sawar akan rusak.

Daerah yang terlibat biasanya adalah piamater dan arachnoid

Meningitis bakterial --- salah satu infeksi berhub dgn tgkt. Perkembangan

- < 2 bl: E. coli, streptokokus beta hemolikus grup B- 2 bl – 6 thn: Haemophilus influenza, Neisseria

meningitidis- > 6 th: Neisseria meningitidis, Streptokokkus

pneumoniae

Page 3: Slide Meningitis

MODUS MASUK1. Trauma atau prosedur bedah2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas3. Limfatik, misalnya mastoid, kemungkinan sinus4. Sirkulasi

Jika sudah masuk ke dalam meningen organisme menyebar kedalam cairan serebrospinal. Efusi subdural sering terjadi.

Perluasan infeksi ke dalam saraf kranial perifer atau kompesi dari saraf

Peningkatan tek intrakranial menimbulkan ketulian, kebutaan, atau paralisis wajah dan otot kepala dan leher

Page 4: Slide Meningitis

Tipe meningitis:1. Purulenta2. Tuberkulosis3. Virus4. piogenik

Page 5: Slide Meningitis

GK:Terdapat gbrn tertentu yang berlaku untuk semua

jenis meningitis, sebelum timbul gejala meningeal terdapat riw pireksia beberapa hari

Kemungkinan terdapat “flu” dan sakit tenggorokan diikuti dengan nyeri kepala yang menyebar ke belakang menimbulkan nyeri pada luar dan punggung

Keadaan ini disertai oleh muntah dan fotopobia. Anak menjadi cengeng dan gelisah, dengan tangisan bernada tinggi. Pada meningitis meningokokal ditemukan petekie.

Pada pemeriksaan tanda kernig (+). Pada bayi, kemungkinan terdapat retraksi atau badan dapat melengkung (opistotonus) akibat spasme leher.

Page 6: Slide Meningitis

1. MENINGITIS PURULENTAA. DefinisiRadang selaput otak (araknoid dan piamater) yang

menimbulkan eksudasi berupa PUS disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus

B. EtiologiKuman jenis Pneumokokus, Haemophilus influenza,

Staphylokokus, Streptokokus, E. coli, Meningokokus, dan salmonella

C. EpidemiologiAngka kejadian Meningitis Purulenta pada bayi dan anak di

Indonesia khususnya Jakarta masih belum menurunTertinggi pada umur antara 2 bulan-2 tahun. Umumnya

terdapat pada anak yang distrofik. Yang daya tahan nya rendah. Di negeri yang sudah maju, angka kejadian sudah sangat berkurang.

Page 7: Slide Meningitis

D. PatogenesisUmumnya akibat komplikasi penyakit lain. Kuman secara

hematogen sampai ke selaput otak. Misalnya pada penyakit Faringotonsilitis, pneumonia, bronkopneumonia, endokarditis, dll

Dapat pula terjadi sebagai perluasan, perontinuitatum dari peradangan organ/ jaringan di dekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis, trombosis sinus kavernosus, dll

E. PATampak serbukan sel radang akut yang terdiri atas sel

polimorfpnukleus yang memenuhi rongga subaraknoid disertai pelebaran pembuluh darah setempat yang mengandung jenis kuman penyebab

Page 8: Slide Meningitis

F. Gejala klinis1. Gejala infeksi akut- Anak menjadi lesu- Mudah terangsang- Panas- Muntah- Anoreksia- Pada anak yang besar mungkin ada

sakit kepala

Page 9: Slide Meningitis

2. Gejala tekanan intrakranial yang meninggi- Anak sering muntah- Nyeri kepala (pada anak besar)- Morning cry (pada neonatus)- Kesadaran bayi/anak menurun dari apatis sampai koma- Kejang yang terjadi dapt bersifat umum, fokal, twitching- Ubun-ubun besar menonjil dan tegang- Terdapat gejala kelaian serebral lainnya seperti arcis

atau paralisis, strabismus- Crack pot sign’ dan cheyne stokes- Hipertensi pada anak besar dan “chocked disc” pada

paila bervus optikus

Page 10: Slide Meningitis

3. Gejala rangsangan meningeal- Terdapat kaku kuduk, malahan dapat terjadi

rigiditas umum- Tanda-tanda spesifik: kerniq, brudzinsky I dan II

positifBila terdapat tersebut diatas, selanjutnya dilakukan

LP untuk mendapatkan cairan serebrospinalG. DIAGNOSISDitentukan atas dasar gejala klinis dan hasil

pemeriksaan mikroskopis likuor serebrospinalDiagnosis dapat diperkuat dengan hasil positif

pemeriksaan langsung sediaan warna dibawah mikroskop dan hasil biakan

Page 11: Slide Meningitis

H. KOMPLIKASI- Akibat pengobatan yang tidak sempurna atau

pengobatan yang terlambat- Efusi sub dural- Ventrikulitis- Abses serebri- Sekuele neurologis berupa paresis atau paralisis- Hidrosefalus

I. PENGOBATAN1. Membina masukan yang baik, penderita perlu langsung

mendapat cairan intravena. Bila didapatkan tanda asidosis maka hal ini harus dikoreksi dengan memberikan cairan yang mengandung korektor basa

Page 12: Slide Meningitis

2. Bila anak dalam status konvulsi, diberikan diazepam 0,5 mg/kgBB/kali intravena yang dapat diulang 15 menit kemudian bila kejang belum berhenti.

3. Karena penyebab utama meningitis purulenta pada bayi dan anak di Indonesia (jakarta) ialah hemofilus influenza dan pneumokokus, maka diberikan ampisillin intravena sebanyak 400 mg/kgBB/hari dibagi dalam 6 dosis ditambah kloramfenikol 100 mg/kgBB/ hari intravena dibagi dalam 4 dosis

4. Ulangan LP pada meningitis purulen anak dilakukan pada hari ke-10 pengobatan sedang pada neonatus pada hari ke-21

Page 13: Slide Meningitis

5. Keadaan yang menyimpang dari perjalanan penyakit di atas, misalnya terdapat panas terus menerus yang tidak dapat dijelaskan, ubun-ubun besar tetap menonjol, kejang-kejang timbul lagi atau timbul gejala neurologis lain, maka hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya efusi subdural. Hal ini dapat dikethui dengan melakukan transiluminasi

J.PROGNOSISMortalitas tergantung pada virulensi kuman

penyebab, daya tahan tubuh penderita, terlambat atau cepatnya mendapat pengobatan yang tepat dan pada cara pengobatan dan perawatan yang diberikan.

Page 14: Slide Meningitis

2. MENINGITIS TUBERKULOSAA. DEFINISIMeningitis tuberkulosa adalah radang

selaput otak akibat komplikasi tuberkulosa primer

B. EPIDEMIOLOGIBanyak ditemukan di Indonesia karena

morbiditas tuberkulosis anak masih tinggi. Angka kejadian tinggi dijumpai pada anak terutama bagi dan anak kecil dan kekebalan alamiah yang masih rendah.

Page 15: Slide Meningitis

C. PATOGENESIS/PATOLOGIMeningitis tuberkulosa---komplikasi penyebaran

TB primer----PARU.Terjadinya meningitis biasanya sekunder melalui

pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tlg belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga aracknoid

Kadang2 terjadi perkontinuitatum dari mastoiditis atau spondilitis pada pemeriksaan histologi. Meningitis tuberkulosa ternyata merupakan menigoensefalitis

Page 16: Slide Meningitis

Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otal terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan galatinosa dapt menimbulkan obstruksi pada siterna basais dan mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan pada syaraf otak.

Kelainan pembuluh darah seperti arteritis dan flebitis yang menimbulkan penyumbatan. Akibat penyumbatan ini terjadi infark otak yang mengakibatkan perlunakan otak.

Page 17: Slide Meningitis

D. GAMBARAN KLINISDidahului stadium prodromal berupa iritasi selaput

otak.Meningitis biasanya perlahan-lahan tanpa panas

atau hanya terdapt kenaikan suhu yang ringan.Jarang terjadi akut dengan panas yang tinggi.

Sering dijumpai anak mudah terangsang atau anak menjadi apatis dan tidurnya sering terganggu. Anak besar dapat mengeluh sakit kepala. Anoreksia, obstipasi, dan muntah juga sering ditemukan.

Page 18: Slide Meningitis

• Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dengan kejang. Gejala di atas menjadi lebih berat dan gejala rangsangan meningeal mulai nyata, kuduk kau, seluruh tubuh menajdi kaku, dan timbul opistotonus. Refleks tendon menjadi lebih tinggi, ubun2 menonjol, dan umumnya juga terdapat kelumpuhan syaraf mata sehingga timbul strabismus dan nistagmus. Sering tuberkel terdapat di koroid. Suhu tubuh menjadi lebih tinggi dan kesadaran lebih menurun hingga timbul stupor.

• Stadium terminal berupa kelumpuhan2, koma menjadi lebih dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. Nadi & pernapasan menjadi tidak teratur, kadang2 terjadi pernapasan cheyne stokes. Hiperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih kembali.

Page 19: Slide Meningitis

E. LABORATORIUMLP penting untuk pemeriksaan bakteriologik di lab

lainnya. Likuor serebrospinal berwarna jernih, kekuning-kuningan. Tekanan dan jumlah sel meninggi, kadar protein meninggi, kadar glukosa dan klorida total menurun

F. KOMPLIKASI- Paresis- Paralisis- Hidrosefalis- Anak menjadi buta atau tuli- Retardasi mental

Page 20: Slide Meningitis

G. PENGOBATAN- Kombinasi obat anti TB dg kortikosteroid,

pengobatan simptomatik bila kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah2 dgn fisioterapi

- Bila ada resistensi terhadap salah satu obat tsb ---- dapat diganti dengan Neserve drugs. Streptomisin diberikan dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hr. selama 3 bulan atau jika perlu diteruskan 2x seminggu selama 2-3 bulan lagi sampai likuor serebrospinal menjadi normal.

Page 21: Slide Meningitis

3. MENINGITIS VIRUSA. DEFINISIAdalah suatu sindrom infeksi virus susunan syaraf

pusat yang akut dengan gejala rangsang meningeal, pleiositosis dala, LCS dan diferensial terutama limfosit, perjalanan penyakit tidak lama

B. ETIOLOGIDisebabkan oleh virus seperti entero virus,

echovirus, “mumps”, virus herpes simpleks, varisela, herpes zoster, arbovirus, virus limfositik korio meningitis, virus hepatitis, dan adenovirus.

Page 22: Slide Meningitis

C. EPIDEMIOLOGIMeningitis virus lebih sering dijumpai pada anak

daripada orang dewasa. Di negeri tropis tingginya frekuensi meningitis virus tidak bergantung pada musim sperti di negeri beriklim dingin yang angka kejadian tertinggi dijumpai pada musim panas dan musim rontok.

D. PATOGENESISUmumnya virus secara hematogen (viremia)

sampai ke selaput otak. Enterovirus berkembang biak dalam traktus digestivus menjalar ke kelenjar getah bening regional dan kemudian menimbulkan viremia. Pada percobaan ditemukan bahan virus herpes dapat juga menajlar melalui serabut syaraf.

Page 23: Slide Meningitis

E. GEJALA KLINISUmumnya permulaan penyakit berlangsung

mendadak, walaupun kadang2 didahului dengan panas untuk beberapa hari. Gejala yang ditemukan pada anak besar ialah panas dan nyeri kepala yang mendadak yang disertai dengan kaku kuduk.

Page 24: Slide Meningitis

F. DIAGNOSISDiagnosis etiologinya dapat dibuat dengan isolasi virus.

Dalam pemeriksaan serologis tidak dikerjakan berhubung dengan banyaknya jumlah virus yang dapat mneyebabkan penyakit ini.

Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan gejala klinis, kelainan LCS dan perjalanan penyakit yang “self limited”. Biakan LCS terhadap kemungkinan penyebab mikroorganisme lain harus dikerjakan (fungus, leptospira, mikrobakteria) agar kemungkinan mikroorganisme tsbt sebagai penyebabnya dapat disingkirkan.

Selain biakan likuor, pemeriksaan lain seperti uji tuberkulin, foto ro toraks, mencari sumber tuberkulosis harus dikerjakan agar dapat menyingkirkan kemungkinan meningitis tuberkulosa

Page 25: Slide Meningitis

G. PROGNOSISPenyakit ini self limited dan penyembuhan

sempurna dijumpai setelah … hari pada kasus ringan dan setelah 7-14 hari pada keadaan berat

H. PENGOBATANIstirahat dan pengobatan simptomatis LCS

yang dikeluarkan untuk keperluan diagnosis dapat mengurangi gejala nyeri kepala.

Page 26: Slide Meningitis

4. MENINGITIS PIOGENIKJenis meningitis ini terjadi setelah infeksi

saluran pernapasan bagian atas atau setelah pneumonia. Neonatus dapat terinfeksi o/ E. coli melalui tali pusat atau sal cerna. Meningitis stafilokokus dapat terjadi setelah minum susu yang terinfeksi jika ibu menderita abses payudara. Cairan serebrospinal yang mengandung leukosit keruh, ……bulannya menurun dan uji pandy positif

Page 27: Slide Meningitis

Prinsip terapi dan manajemen perawatan1. Identifikasi dari organisme, mis: pungsi lumbal,

biakan darah, usapan talipusat dan tenggorokan

2. Kemoterapi/ antibiotika intramuskular, intratekal, atau intravena (infus)

3. Observasi pencatatan dan menghilangkan konvulsi

4. Infus intravena jika terdapat dehidrasi5. Perawatan rutin6. Kompres hangat 7. Dukungan bagi orangtua