Skripsi Revisi Hasanuddin

download Skripsi Revisi Hasanuddin

of 55

Transcript of Skripsi Revisi Hasanuddin

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    1/55

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang Masalah

    Keinginan setiap perusahaan untuk memuaskan pelanggannya telah menjadi

    sasaran utama dalam mempertahankan posisi dan memenangkan persaingan

    usaha di pasar. Perusahaan-perusahaan sejenis akan bersaing dengan produk

    dan tujuan yang sama secara kompetitif. Masing-masing perusahaan berupaya

    untuk menjaga image-nya sehingga tidak mengalami keterpurukan akibat kalah

    dalam bersaing.

    Persaingan telah membuat setiap manajer menghendaki adanya perubahan

    setiap saat dan bukan saja dilakukan oleh personil di dalam perusahaan tetapi

    dilakukan oleh pelanggannya. Perusahaan yang memanfaatkan jasa

    pelanggannya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM).

    Perusahaan ini telah mengembangkan berbagai produk telekomunikasi untuk

    dapat digunakan oleh masyarakat dalam kemasan voucher dan pulsa yang dapat

    digunakan pada telepon genggam (handphone).

    Perkembangan telekomunikasi di Indonesia membuat TELKOM harus

    mampu mampertahankan posisinya sebagai perusahaan milik negara yang telah

    membangun Indonesia dari aspek telekomunikasi dan kondisi ini dimanfaatkan

    untuk menghadirkan 5 pilar bisnis perusahaan yaitu: a) Fixed Phone (TELKOM

    Phone), b) Mobile Phone (TELKOMSEL), c) Network & Interconnection

    (TELKOM Intercarier), d) Data & Internet (TELKOM Speedy), dan e) Fixed

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    2/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    3/55

    3

    membuat TELKOM terus berupaya untuk meningkatkan penjualan produknya

    kepada masyarakat.

    Sistem many to many yang dikembangkan oleh TELKOM Kancatel Kolaka

    merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah

    pelanggan. Namun kegiatan tersebut dihadapkan dengan sejumlah tantangan

    yang harus dikendalikan oleh manajemen TELKOM terutama dalam melakukan

    sosialisasi terhadap sistem yang dilakukan oleh karena tidak semua pelanggan

    dapat melakukan sistem many to many tetapi memerlukan adanya sosialisasi.

    Pengguna jasa TELKOMFlexi mengalami perkembangan yang fluktuatif akibat

    adanya pesaing. Tahun 2008 jumlah pengguna produk TELKOMFlexi di

    Kancatel Kolaka dalam semester pertama mencapai 1.347 orang dan pada

    semester kedua tahun yang sama jumlah pelanggan menurun 8 % menjadi

    1.239 orang. Pada tahun 2009 peningkatan jumlah pelanggan pengguna

    TELKOMFlexi di Kancatel Kolaka melalui sistem many to many mencapai

    1.425 orang pada semester pertama dan meningkat terus menjadi 1.557 orang

    pada akhir tahun 2009. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam

    penggunaan sistem many to many untuk memasarkan produk TELKOMFlexi.

    Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen perusahaan terus berupaya

    untuk mendifferensiasikan produk TELKOMFlexi yang dapat disajikan kepada

    pelanggannya yang semakin bertambah di Kolaka.

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Sistem Many

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    4/55

    4

    To Many Marketing Dalam Meningkatkan Jumlah Pengguna Produk

    TELKOMFlexi (Studi Kasus Pada TELKOM Kancatel Kolaka).

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Bagaimana pelaksanaan sistem many to many marketingdapat meningkatkan

    jumlah pengguna produk TELKOMFlexi di Kancatel Kolaka?

    1.3Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui pelaksanaan sistem many to many marketing dalam

    meningkatkan jumlah pengguna produk TELKOMFlexi di Kancatel Kolaka.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang ingin

    memperdalam masalah strategi pemasaran produk Flexi dalam

    meningkatkan jumlah pelanggan pada TELKOM Kancatel Kolaka.

    2. Sebagai bahan informasi bagi pengambil kebijakan pada TELKOM

    Kancatel Kolaka.

    3. Sebagai baham masukan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan

    dengan penelitian ini.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    5/55

    5

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pelaksanaan sistem many to

    many marketing dalam meningkatkan jumlah pengguna produk Flexi di

    TELKOM Kancatel Kolaka. Penelitian ini akan dilakukan selama periode

    semester ke dua tahun 2009.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    6/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    7/55

    7

    2.2 Pengertian Pemasaran

    Pemasaran ada dimana-mana. Formal maupun informal, orang atau

    organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut sebagai

    pemasaran. Pemasaran yang baik semakin menjadi unsur yang vital bagi

    keberhasilan bisnis (Kotler & Keller, 2006).

    Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran adalah satu fungsi

    organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan

    dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

    dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik saham.

    Sedangkan manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar

    sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

    menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

    unggul (Kotler & Keller, 2006). Inti dari pemasaran adalah pertukaran,

    seseorang akan memperoleh sesuatu baik berupa produk atau jasa dengan

    menukarkan sesuatu misalnya uang sebagai gantinya. Agar pertukaran terjadi

    diperlukan sedikitnya lima syarat, yaitu:

    1. Sekurang-kurangnya ada dua pihak.

    2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya.

    3. Terjadinya komunikasi antar kedua belah pihak.

    4. Adanya kebebasan untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran.

    5. Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain

    merupakan hal yang tepat dan diinginkan.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    8/55

    8

    Menurut William J. Stanton, yang diterjemahkan oleh Basu Swastha DH

    (1990) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu keseluruhan dari kegiatan-

    kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

    mempromosikan, mendistribusikan barang tersebut agar organisasi perusahaan

    dapat berjalan lancar.

    Pemasaran adalah merupakan salah satu kegiatan utama dalam bidang

    perekonomian, di samping kegiatan produksi dan konsumsi. Konsumsi baru

    bisa terlaksana setelah adanya kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan kata

    lain, produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi.

    Pemasaran jika kita lihat berada diantara produksi dan konsumsi, yang berarti

    pemasaran menjadi penghubung kedua faktor tersebut. Dalam kondisi

    perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran orang sulit mencapai

    tujuan konsumsi yang memuaskan. Betapapun baiknya produk yang dihasilkan,

    jikalau orang lain tidak mengetahuinya, maka produk tersebut sulit akan laku.

    Menurut Alex S. Niti Semito dalam bukunya berjudul Marketing (1981 :

    13), mengemukakan bahwa: Pemasaran adalah sebagai kegiatan yang

    bertujuan untuk memperlancar barang atau jasa dari produsen ke konsumen

    secara paling efektif dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang

    efektif. Pengertian di atas lebih menekankan bahwa kegiatan pemasaran

    bukan hanya untuk menjual barang dan jasa tetapi kegiatan harus pula

    dilaksanakan secara efisien sehingga secara ekonomis dapat

    dipertanggungjawabkan dan bilamana kegiatan tersebut dapat dibuktikan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    9/55

    9

    bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar terhadap kelancaran arus barang

    atau jasa berarti dapat menciptakan permintaan yang efektif. Dari berbagai

    defenisi yang diuraikan di atas, pada umumnya bermaksud bahwa pemasaran

    adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi

    kebutuhannya. Namun ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu sebagai

    berikut:

    a. Adanya suatu individu atau kelompok manusia yang mempunyai

    perhatian terhadap kebutuhan dan keinginan manusia.

    b. Terdapat suatu barang atau jasa yang bernilai bagi manusia sebagai

    obyek dari pemasaran.

    c. Kegiatan pertukaran yang dilakukan manusia untuk memenuhi

    kebutuhannya yang dilakukan dengan sadar.

    d. Adanya perpindahan hak milik atas barang dan jasa sebagai akibat

    kegiatan pemasaran.

    e. Terdapatnya perencanaan produk atas barang-barang atau jasa-jasa yang

    akan dikomunikasikan untuk merangsang dan menciptakan pembeli yang

    potensial.

    2.3 Pengertian Jasa

    Philip Kotler (1997) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau

    perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang

    pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

    menghasilkan kepemilikan tertentu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    10/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    11/55

    11

    2. Tidak terpisahkan (Inseparability)

    Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

    jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

    dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedian jasa dan

    masyarakat merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak

    mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan

    masyarakat ini, efektifitas individu yang menyampaikan jasa merupakan

    unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa adalah

    proses penarikan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan karyawan.

    3. Bervariasi (Variability)

    Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output,

    artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,

    kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli

    dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat

    orang lain sebelum memutuskan untuk menikah. Dalam hal ini penyediaan

    jasa dapat melakukan tiga tahap dalam pengendalian kualitasnya yaitu :

    a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik.

    b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa

    c. Memantau kepuasan masyarakat melalui sistem saran dan keluhan, survey

    masyarakat sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.

    4. Mudah lenyap (Perishability)

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    12/55

    12

    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

    Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni.

    2.4 Teori Marketing Mix

    Marketing mix merupakan salah satu konsep dasar dalam pemasaran

    modern. Istilah marketing-mix sendiri pertama kalinya dikemukakan oleh Neil

    Borden, profesor dari Harvard Business School, dalam pidatonya di American

    Marketing Association (AMA) pada tahun 1953. Setelah itu, pada akhir 1950-

    an, Prof. Jerome McCarthy dari Michigan University mengklasifikasikan

    marketing-mix ini menjadiproduct, price, place, dan promotion. Karena itulah,

    marketing-mix ini sering disebut juga sebagai 4P. Philip Kotler (1987)

    mengemukakan: Marketing mix adalah seperangkat variabel-variabel

    pemasaran terkontrol dimana perusahaan menggabungkan untuk menghasilkan

    tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Fandy Tjiptono

    (2004), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

    pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada

    pelanggan. Jerome Mc-Carthy (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi

    4 komponen P (Product, Price, Promotion dan Place) yang antara lain:

    1. Produk (Products)

    Merupakan bentuk penawaran organisasi yang ditujukan untuk mencapai

    tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini

    bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat

    ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    13/55

    13

    keinginan tertentu. Phillip Kotler (1995) mendefinisikan produk adalah apa

    saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh,

    digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau

    kebutuhan.

    2. Harga (Price)

    Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat

    harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga

    diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga manurut Kotler (1994)

    menyatakan: Price is what the seller feel its worth, in terms of money to

    the buyer yang dapat diartikan bahwa harga adalah sesuatu yang dirasakan

    oleh penjual bahwa itu cukup berharga dalam bentuk uang kepada pembeli.

    Menurut Evans dan Berman (1995) harga adalah: a price represents the

    value of a good or service for both the seller and the buyer dan dapat

    diartikan bahwa harga mewakili nilai dari suatu barang atau jasa untuk

    penjual dan pembeli. Sedangkan penetapan harga merupakan: price

    planning is the systematic decision making by an organization regarding all

    aspects of pricing yang artinya bahwa penetapan harga adalah pembuatan

    keputusan sistematik oleh suatu organisasi mengenai seluruh aspek

    pemberian harga. Adapun metode penetapan harga jual menurut Philip

    Kotler dan Gary Armstrong (1995) adalah: cost based pricing, buyer based

    pricingdan competition based pricing.

    3. Saluran Distribusi (Place)

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    14/55

    14

    Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-

    barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai ke konsumen dan

    merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa

    bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah

    saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan

    mudah memperoleh suatu produk.

    Menurut Basu Swastha (1996), saluran distribusi kadang-kadang juga

    disebut saluran perdagangan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai

    berikut: saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan

    oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke

    konsumen atau pemakai industri. Menurut Philip Kotler dan Gary

    Armstrong (1996), cara penentuan jumlah distribusi yang digunakan

    dibedakan menjadi tiga, yaitu:

    a. Intensive Distribution, saluran distribusi yang

    relatif panjang dan jumlah peyalurannya banyak penyalur terutama

    pengecer. Cara ini digunakan untuk jenis produkconvinience goods.

    b. Selective Distribution, saluran distribusi yang

    digunakan relatif pendek dengan cara memilih beberapa pedagang besar

    atau retailer yang terbatas. Cara ini digunakan untuk menyalurkan

    produk jenisshopping goods danspecialty goods.

    c. Exclusive Distribution, saluran distribusi yang

    digunakan dengan menetapkan satu pedagang besar atau agen tertentu

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    15/55

    15

    dan biasanya digunakan untuk menyalurkan jenis barang yang

    memerlukan pelayanan saat pembelian atau dapat untuk jenis specialty

    goods.

    4. Promosi (Promotion)

    Promosi merupakan variabel bauran pemasaran yang keempat dimana badan

    usaha dalam membuat produk tersebut mudah didapat oleh konsumen maka

    badan usaha harus menginformasikan produknya kepada konsumen dan

    meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut dapat memberikan kepuasan

    yang diinginkan konsumen. Bauran promosi menggambarkan berbagai

    macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke

    konsumen.

    2.5 Konsep Bauran Promosi

    Menurut Kotlerdan Gary A. (2000), bauran promosi adalahramuan khusus

    dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang

    dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

    Menurut Basu Swastha (1999), promotional mix adalah Kombinasi strategi

    yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat

    promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan

    program penjualan.Promotion Mix terdiri dari:

    a. Pengiklanan.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    16/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    17/55

    17

    1. Tipe Produk/Pasar.

    a. Perusahaan barang

    konsumen, biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan,

    menyusun promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian

    hubungan masyarakat.

    b. Perusahaan barang

    industri, menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan

    diikuti dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.

    2. Strategi dorong atau tarik.

    a. Strategi dorong (Push Strategy), merupakan strategi promosi yang

    menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk

    mendorong produk lewat saluran distribusi. Produsen

    mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada

    pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.

    b. Strategi tarik(Pull Strategy), merupakan strategi promosi yang

    menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen

    demi memupuk permintaan konsumen. Apabila strategi tarik berhasil

    konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan mencari

    dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen.

    3. Kesiapan Pembeli.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    18/55

    18

    Pengaruh dari alat promosi itu bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli yang

    berbeda.

    4. Daur hidup Produk.

    Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan

    kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan

    penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man

    menjual produk tersebut. Kemudian tahap pertumbuhan, semua kiat itu

    dapat diperlambat karena permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat

    pembicaraan dari mulut ke mulut. Selanjutnya tahap kemapanan (dewasa),

    promosi penjualan, periklanan dan penjualan perorangan semua bertambah

    penting, secara berurutan. Dan terakhir adalah tahap kemunduran, promosi

    penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi, dan tenaga

    penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.

    Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam

    memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu

    produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan

    tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat

    menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat

    mencapai keberhasilan dalam penjualan.

    Basu Swastha DM dan Irawan (1999), mengemukakan bahwa promosi

    merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan

    dari suatu prodak atau jasa. Stanson (1999), mendefinisikan promosi sebagai

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    19/55

    19

    kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan

    personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk

    mencapai tujuan program penjualan. Sedang Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel

    (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan,

    membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka

    mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

    Menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran promosi tradisional meliputi

    berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial dan

    aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan,

    penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat. Promosi menunjuk pada

    berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan

    kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen sasaran

    untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan mengenai promosi

    yaitu dasar kegiatan promosi adalah komunikasi perusahaan dengan konsumen

    untuk mendorong terciptanya penjualan.

    Fungsi Promosi adalah mencari dan mendapatkan perhatian dari calon

    pembeli. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Dan

    pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang

    yang ditawarkan.

    Adapun tujuan promosi adalah sebagai berikut:

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    20/55

    20

    1. Menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan

    manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar tentang perubahan

    harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang

    tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli,

    membangun citra perusahaan.

    2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk

    agar diterima pembeli.

    3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli

    sepanjang

    masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat

    perhatian. Seteiah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya

    pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses

    komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan

    produk yang dikonsumsinya.

    2.6 KonsepMany to Many Marketing

    Many to many Marketing pertama kali diperkenalkan oleh Evert

    Gummesson, yang merupakan profesor dari Universitas Stockholm School

    of Business, Swedia. Menurut Gummesson (2004), Many to

    many Marketing describes, analyzes, and utilizes the network

    properties of marketing, yang dapat diartikan bahwa many to

    many marketing adalah menjelaskan, menganalisa dan

    memanfaatkan unsur-unsur dari pemasaran. Adapun unsur-

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    21/55

    21

    unsur yang dimaksud adalah 4P (product, price, promotion,

    dan place). Menurut Gummesson (2006) many to many

    marketing memiliki 3 variabel yaitu: networks, interaction, dan

    relationships. Hubungan ketiga variabel tersebut dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1.1 Hubungan antara networks, relationships dan interaction

    1. Network(Jaringan)

    Menurut Gummesson (2002) A network is a set of relationship which can

    grow into enormously complex pattern. Masyarakat adalah jaringan yang

    berhubungan sehingga dapat terjadinya bisnis. Kunci dari jaringan adalah

    pendekatan dan pergaulan dalam kehidupan.

    Jaringan terdiri dari 3 macam yaitu: jaringan terpusat, jaringan tidak

    terpusat, dan jaringan terdistribusi. Pertama yang harus dilakukan dalam

    many to many marketing adalah mengidentifikasi jaringan yang ada.

    Kemudian membedakan hubungan dalam jaringan. Lalu diharapkan untuk

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    22/55

    22

    berinteraksi dengan jaringan. Dan yang terakhir adalah mempelajari

    jaringan.

    Gambar 1.2 Networks dalam many to many marketing

    2. Interaction (Interaksi)

    Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau

    lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Interaksi

    sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,

    individu dengan kelompok dan antar kelompok dengan kelompok. Ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah interaksi dalam

    suatu jarigan yaitu:

    o Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru

    orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang

    dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lungkungan keluarga,

    kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    23/55

    23

    o Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu

    untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya.

    Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses

    peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang

    sangat mendalam.

    o Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan

    sesorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi

    sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

    o Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan

    seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi

    motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara

    kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya

    diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan

    berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru

    kepada siswa.

    o Simpati adalah proses kejiwaan, dimana seorang individu merasa

    tertarik kepada seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya,

    penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    24/55

    24

    o Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata

    perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme

    tubuh yang sangat intens/dalam.

    Setelah terbentuk jaringan maka otomatis akan terjadi interaksi antar

    individu dalam suatu jaringan. Interaksi dalam suatu jaringan dapat terjadi

    langsung (online) maupun secara tidak langsung (offline).

    3. Relationship (Hubungan)

    Setiap anggota atau individu yang merupakan bagian dari suatu jaringan

    maka akan terbentuk sebuah hubungan. Hubungan dalam suatu jaringan

    atau komunitas dengan sistem many to many marketingdapat digambarkan

    sebagai berikut:

    Gambar 1.3 Hubungan dalam suatu jaringan atau komunitas

    Penjelasan dari gambar di atas B adalah bisnis dalam hal ini perusahaan dan

    C adalah customers atau pelanggan. Hubungan yang terjadi bisa berupa

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    25/55

    25

    hubungan antar perusahaan atau B2B, hubungan antara pelanggan dengan

    perusahaan berupa B2C atau C2B dan hubungan antara pelanggan dengan

    pelanggan atau C2C.

    2.7 Pengenalan Produk Flexi

    Flexi adalah salah satu produk andalan TELKOM saat ini. Produk ini

    merupakan layanan telepon bergerak tanpa kabel terbatas (Fixed Wireless

    Access) yang dikenal dengan jargon bukan telepon biasa. Pelanggan Flexi

    akan memiliki nomor telpon yang menggunakan kode area seperti telpon

    PSTN. Sehingga pelanggan hanya bisa menggunakan Flexi dalam satu area

    kode tertentu saja. Flexi menggunakan teknologi CDMA 2000 1X.

    Jumlah pelanggan Flexi secara nasional sampai dengan akhir 2008 telah

    mencapai 13,5 juta pelanggan atau naik sekitar 125 % dibandingkan posisi

    akhir tahun 2007 yang berjumlah sekitar 6 juta pelanggan. Jumlah BTS Flexi

    hingga akhir tahun 2008 telah berjumlah 4.000 BTS yang tersebar diseluruh

    tanah air.

    Produk Flexi ditawarkan ke masyarakat dalam 3 pilihan mode langganan,

    yaitu:

    1. Flexi Trendy

    Flexi Trendy merupakan kartu Pra Bayar Isi Ulang dari Flexi yang

    menawarkan kenyamanan dan kecepatan akses komunikasi. Produk ini

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    26/55

    26

    memberikan berbagai fasilitas serta pilihan nominal pulsa sesuai yang

    diinginkan.

    2. Flexi Classy

    Flexi Classy merupakan kartu Paska Bayar dari Flexi yang menawarkan

    kenyamanan dan kecepatan akses komunikasi. Produk ini memberikan

    berbagai fasilitas dan kemudahan bagi para pengguna layanan Flexi

    yang tidak ingin direpotkan oleh rutinitas isi ulang.

    3. Flexi Home

    Flexi Home merupakan produk terbaru dari Flexi yang menggunakan

    Fixed Wireless Terminal(FWT) berbasis ESN (Non Sim Card) sebagai

    terminal dirumah. Cara mendaftarkan Flexi Home sama dengan

    mendaftar telepon rumah biasa, dengan datang ke Plasa TELKOM,

    petugas melakukan survey, membeli pesawat dan nomor Flexi Home,

    selanjutnya pembayaran seperti telepon rumah biasa menggunakan

    abodemen.

    Flexi juga menawarkan fitur dimana pelanggan Flexi masih dapat

    menggunakan Flexi-nya meskipun berada diluar kota. Layanan ini dikenal

    dengan sebutan Flexi Combo yang dapat diaktifkan dengan menghubungi 147

    call center TELKOM.

    2.8 Strategi Pemasaran Flexi di Kancatel Kolaka

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    27/55

    27

    Keberhasilan suatu organisasi bisnis di era kompetisi seperti sekarang ini

    tergantung dari kesiapan organisasi tersebut dalam menghadapi ancaman dan

    tantangan yang timbul, yaitu melalui formulasi dan implementasi strategi yang

    tepat yang menyelaraskan pada keunggulan inti (core competencies)

    perusahaan (Hax & Majluf, 1995). Kajian empirik Covin (1990), tentang tipe

    strategi yang diimplementasikan perusahaan, menghasilkan kesimpulan bahwa

    perusahaan yang memiliki strategi proaktif, inovatif dan berani berkonfrontasi

    dengan pesaing menunjukkan kinerja lebih baik dibanding dengan perusahaan

    yang bersifat pasif. Untuk itu TELKOM Kancatel Kolaka menerapkan strategi

    pemasaran dengan konsep marketing mix plus, yaitu: product, price, place,

    promotion dan plusnya many to many marketing.

    1. Product

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Flexi ditawarkan dalam 3

    pilihan mode langganan yaitu: Flexi Trendy, Flexi Classy dan Flexi Home.

    Dimana masing-masing memilik keunggulan tersendiri, sehingga pelanggan

    dapat memilih produk apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Flexi Trendy

    yang merupakan kartu prabayar ditujukan untuk segmen pasar menengah ke

    bawah yang membutuhkan komunikasi mobile yang dapat dikontrol

    pemakaiannya.

    Flexi Classy merupakan kartu pascabayar yang ditujukan untuk segmen

    pasar menengah ke atas yang membutuhkan komunikasi mobile tanpa batas

    jumlah pemakaian perbulannya dan tagihan dari pembayaran dibayarkan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    28/55

    28

    pada akhir periode pemakaian dalam sebulan. Sedangkan Flexi Home

    merupakan layanan telepon rumah (PSTN) yang mempunya kelebihan

    pesawatnya tanpa kabel yang lebih simple dan Flexible untuk dipindahkan,

    sedangkan proses pembayaran sama dengan Flexi Classy.

    2. Price

    Dari segi harga layanan Flexi memberikan tarif percakapan ke sesama

    pengguna Flexi sebesar Rp 49 per menit atau sekitar Rp 2.940 per jam.

    Bahkan untuk hubungan SLJJ/interlokal tarif yang ditawarkan juga sama

    dengan syarat menggunakan kode akses TELKOMGlobal yaitu sebelum

    kode area dan nomor Flexi tujuan (01017+Kode Area+Nomor Flexi

    Tujuan).

    3. Place

    Strategi lain yang digunakan dalam penjualan Flexi adalah menyediakan

    satu tempat di setiap kota yang memberikan layanan berupa one stop

    service yaitu Plasa TELKOM dimana semua kebutuhan pelanggan akan

    dilayani ditempat ini, termasuk layanan Flexi.

    Khusus untuk layanan Flexi mempunyai seorang CSR (customer service

    representative) yang mengurusi semua penjualan produk Flexi baik itu ke

    AD (auto dealer) maupun langsung ke pelanggan, selain penjualan CSR

    juga mengurusi semua complain dan memberikan informasi yang

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    29/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    30/55

    30

    yang tidak tertarik menjadi tertarik, bagaimana membuat pelanggan yang

    tidak mengerti jadi mengerti dan bagaimana membuat pelanggan yang tidak

    ingin membeli jadi membeli produk kita.

    2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian

    Adapun kerangka pikir dari pembahasan proposal skripsi ini dapat dilihat

    pada gambar berikut ini:

    PT. TELKOMKANCATEL KOLAKA

    PRODUK PENJUALAN

    TELKOMFLEXI

    MENINGKATKANJUMLAH PELANGGAN

    Flexi

    Trendy

    Flexy Classy Flexy Home

    MIX & M2M

    MARKETING

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    31/55

    31

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Obyek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Cabang TELKOM Kolaka dengan

    obyek penelitian adalah pelaksanaan sistem many to many.

    3.2 Jenis dan Sumber Data

    Dalam pembahasan proposal ini digunakan dua jenis data yaitu data primer

    dan data sekunder.

    a. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian pada

    TELKOM Kancatel Kolaka dalam bentuk dokumen dan laporan seperti data

    jumlah pelanggan, karakteristik responden, distribusi responden dan

    tanggapan responden terhadap produk TELKOMFlexi.

    b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku-buku, literatur-

    literatur serta materi yang diperoleh diperkuliahan yang ada relevansinya

    dalam penyusunan proposal skripsi ini.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    32/55

    32

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengguna jasa produk

    TELKOMFlexi yang ada di wilayah kerja Kantor Cabang

    Telekomunikasi (Kancatel) Kolaka.

    3.3.2 Sampel

    Oleh karena jumlah populasi yang sangat besar, maka sampel penelitian

    ditentukan dengan menggunakan teknik accidental sampling, yaitu

    penelitian sampel secara kebetulan dengan pengguna jasa

    TELKOMFlexi sebanyak 35 orang untuk memperoleh keterangan yang

    terkait dengan tujuan penelitian. Dengan demikian jumlah sampel

    penelitian berjumlah 35 responden.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpul dengan menggunakan

    metode sebagai berikut:

    1. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan dengan melakukan

    pengamatan langsung ke obyek penelitian.

    2. Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

    menggunakan pedoman wawancara tertulis.

    3.5 Metode Analisis

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    33/55

    33

    Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini akan dianalisis

    dengan menggunakan analisis desktiptif untuk menjelaskan tanggapan

    responden terhadap sistem many to many yang dilakukan dalam penjualan

    produk TELKOMFlexi di Kancatel Kolaka.

    3.6 Defenisi Operasional

    1. Pelanggan adalah jumlah orang atau perusahaan yang berlangganan dengan

    menggunakan produk TELKOM Kancatel Kolaka yaitu Flexi.

    2. Many to many marketingadalah metode pemasaran produk atau jasa yang

    menggunakan pendekatan langsung kepada pelanggan dalam komunitas

    (kelompok pelanggan) yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama

    lain dalam suatu jaringan yang memiliki kesamaan tujuan (interest).

    3. Flexi adalah merupakan produk layanan telekomunikasi tanpa kabel

    (wireless) yang berbasis teknologi CDMA dengan lisensi FWA (Fixed

    Wireless Access) milik PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    34/55

    34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

    Telekomunikasi Indonesia berawal dari tahun 1884, dimana pemerintah

    kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan jasa pos

    domestik dan jasa telegram internasional. Jasa telepon tersedia pertama kalinya

    di Indonesia pada tahun 1882. Dan sampai dengan tahun 1906, disediakan oleh

    perusahaan swasta dengan lisensi pemerintah selama 25 tahun. Tahun 1906,

    pemerintah kolonial Belanda membentuk departemen yang mengendalikan

    semua jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Tahun 1961, beberapa dari

    jasa ini dipindahkan ke perusahaan milik negara.

    Tahun 1965, pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi kedua

    perusahaan negara, yaitu: PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Tahun

    1974, PN Telekomunikasi dipecah menjadi dua yaitu: Perusahaan Umum

    Telekomunikasi dan PT Inti. Tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    35/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    36/55

    36

    1. Jaringan telepon umum /public switched telephone network(PSTN)

    PSTN merupakan produk jasa yang digunakan melalui pelayanan yang

    dilakukan oleh TELKOM kepada masyarakat.

    2. Jasa sambungan telepon bergerak / mobille cellular services (GSM dan

    CDMA). Pelayanan ini dilakukan dengan menggunakan kerangka

    kerangka yang dibantu dengan produk TELKOM seperti mobille celluer

    service.

    3. Jasa satelit /satellite services (Vsat, Byru dan Pasti)

    4. Multimedia (Pay TV, VoD dan Video Streeming)

    5. Internet (Speedy, Browsing, Email, Chatting dan FTP)

    Perkembangan TELKOM dalam tahun 2008-2009 telah memberikan warna

    baru dengan menawarkan produk TELKOMFlexinya untuk memberikan

    sebagai salah satu perusahan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia

    menawarkan layanan infokom yang sesuai kebutuhan pelanggan saat ini.

    Sampai dengan 30 Juni 2009 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 98,2 juta

    pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tetap kabel (PSTN) sejumlah 8,7

    juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel (Flexi) sejumlah 13,5 juta

    pelanggan dan 76 juta pelanggan jasa telepon bergerak (selular). Pertumbuhan

    jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2008 sebanyak 43,40 %. Dalam

    menjalankan usahanya TELKOM memiliki 5 pilar bisnis perusahaan yaitu:

    1. Fixed Phone (TELKOM Phone),

    2. Mobile Phone (TELKOMSEL),

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    37/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    38/55

    38

    diimbangi dengan kualitas layanan yang baik disertai dengan inovasi produk

    dan pemasaran produk yang baik agar produk dan layanan yang diberikan tetap

    menjadi pilihan konsumen.

    Saat ini setiap operator telekomunikasi baik GSM atau CDMA berlomba-

    lomba memberikan diskon tarif yang cukup variatif mulai dari yang 0,5 rupiah

    sampai 0,1 rupiah atau bahkan ada sampai gratis seperti yang pernah diterapkan

    TELKOM melalui produk Flexi. Namun kadang yang diiklankan terlalu

    berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    39/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    40/55

    40

    4.2.1Jenis kelamin

    Jenis kelamin yang dikaji dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

    banyaknya pengguna TELKOMFlexi berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan

    perempuan. Responden yang ditemui terdiri dari laki-laki dan perempuan yang

    menggunakan jasa TELKOMFlexi. Adapun karaktersitik responden berdasarkan

    jenis kelamin dapat disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

    No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)1 Perempuan 20 57,14

    2 Laki-Laki 15 42,86

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah, 2010

    Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih

    dominan adalah perempuan sebanyak 20 atau 57,14% yang berindikasikan

    bahwa kebanyakan responden yang menggunakan jasa TELKOMFlexi

    didominasi oleh perempuan.

    4.2.2 Pendidikan

    Responden menurut tingkat pendidikan dapat dijelaskan berdasarkan tingkat

    pendidikan formal. Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden

    berdasarkan tingkat pendidikan seperti pada tabel berikut :

    Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    41/55

    41

    No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

    1 SMA 23 65,71

    2 Perguruan Tinggi 12 34,29

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer, 2010

    Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini

    merupakan pengguna jasa TELKOMFlexi yang memiliki tingkat pendidikan

    SMA berjumlah 23 orang 65,71 % dan Perguruan Tinggi 12 orang atau 34,29

    %. Hal ini menunjukkan bahwa responden masyarakat yang menggunakan

    layanan jasa TELKOMFlexi mayoritas berpendidikan SMA. Implikasi terhadap

    variabel kepuasan adalah pemenuhan kebutuhan jasa TELKOMFlexi yang

    disediakan oleh kantor cabang TELKOM Kolaka.

    4.2.3Pekerjaan

    Responden yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang

    berbeda-beda. Ada yang bekerja sebagai pegawai, karyawan dan penguasa serta

    ada yang tidak bekerja. Adapun karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

    dapat disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 3. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan

    No. Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

    1 Pegawai/Karyawan 14 40,00

    2 Pengusaha 9 25,71

    3 Pedagang 7 20,00

    4 Tidak bekerja 5 14,29

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    42/55

    42

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data primer diolah, 2010

    Tabel 3 menggambarkan pekerjaan responden yang digunakan dalam

    penelitian berdasarkan jenis pekerjaan, 14 orang atau 40 % responden

    merupakan pegawai/karyawan, 9 orang atau 25,71 % responden bekerja sebagai

    pengusaha, 7 orang atau 20 % bekerja sebagai pedagang dan 5 orang atau 14,29

    % responden yang tidak bekerja tetapi menggunakan jasa TELKOMFlexi untuk

    memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa

    pengguna jasa TELKOMFlexi, 40 % didominasi oleh masyarakat yang bekerja

    sebagai pegawai maupun karyawan. Implikasi terhadap variabel kepuasan adalah

    layanan jasa TELKOMFlexi yang dilakukan oleh karyawan ditempat kerja dan

    dilingkungan masyarakat guna berkomunikasi.

    4.3. Deskripsi Variabel Penelitian

    Penelitian yang dilakukan pada kantor cabang TELKOM Kolaka bertujuan

    untuk mengetahui pelaksanaan sistem many to many, sistem ini digunakan

    untuk melakukan penjualan produk dan jasa TELKOMFlexi kepada

    masyarakat. Masyarakat sebagai pelanggan akan beraktivitas dalam kegiatan

    penjualan tersebut selaku penjual.

    4.3.1. Pelanggan dalam penelitian ini merupakan orang atau perusahaan yang

    berlangganan dengan menggunakan produk TELKOM Kancatel Kolaka.

    Jumlah pelanggan TELKOMFlexi dalah tahun 2008-2009 mengalami

    peningkatan yang fluktuasi dari sementer ke sementer pada setiap kegiatan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    43/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    44/55

    44

    peningkatan pemasaran produk telkom yang meliputi produk telkom fleksi

    trendy, flexi classic dan flexi home. Produk ini dipasarkan dengan

    menggunakan program many to many melalui World of Mouth (WOM).

    Peningkatan tersebut juga menunjukkan adanya upaya PT. Telkom Kantor

    Cabang Kolaka untuk memasarkan produk-produk telkom flexi dan

    bersaing secara kompetitif dalam menghadapi pesaing-pesaingnya.

    Terjadi penambahan pelanggan pelanggan dalam pemasaran

    telkomflexi yang terjadi pada tahun 2009 yakni dari 1.425 orang menjadi

    1.557 orang mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan jumlah pelanggan

    yang menggunakan ketiga jenis produk telkomflexi tersebut. Tanggapan

    terdapat jumlah pelanggan yang terlibat dalam penggunan TELKOMFlexi

    disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Penambahan Pelanggan

    TELKOMFlexiNo. Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

    1. Bertambah 16 45,17

    2. Tetap 12 34,29

    3. Tidak bertambah 7 20

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data diolah, 2010.

    Tabel 4 menunjukkan penambahan jumlah pelanggan dalam

    penjualan TELKOMFlexi dengan menggunakan sistem many to many.

    Sebanyak 16 orang atau 45,17% responden menyatakan bahwa dalam

    penjualan produk jasa TELKOMFlexi dengan menggunakan sistem many to

    many terjadi penambahan pelanggan dari 2 tahun terakhir. Sementara itu 12

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    45/55

    45

    orang atau 34,29 % responden menyatakan tetap jumlah pelanggan

    TELKOMFlexi sedangkan sisanya 7 orang atau 20% responden menyatakan

    bahwa pelanggan TELKOMFlexi tidak mengalami penambahan dalam

    sistem many to many. Namun demikian dapat dikemukakan bahwa kegiatan

    penjualan yang dilakukan dengan menggunakan sistem many to many dapat

    meningkatkan jumlah pelanggan.

    Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Miswar Al

    Hariri (Pegawai Negeri Sipil) bahwa :

    Peningkatan pelanggan terjadi karena masyarakat ingin menggunakan

    TELKOMFlexi sebagai produk jasa yang murah dan mudah diakses dalam

    berkomunikasi yang membuat pelanggan terus bertambah.(Wawancara, 6 Agustus 2010)

    Hasil wawancara menunjukkan bahwa TELKOMFlexi menjadi

    produk telekomunikasi yang memiliki pulsa dengan kemampuan jangkauan

    dan hemat pulsa sehingga melalui sistem many to many dapat meningkatkan

    pelanggan. Walupun ada beberapa pelanggan yang tidak melakukan

    pembelian ulang tetapi produk dalam sistem many to many dapat

    meningkatkan penjualan TELKOMFlexi.

    4.3.2 Many to many marketing adalah metode pemasaran produk atau jasa yang

    menggunakan pendekatan langsung kepada pelanggan dalam komunitas

    (kelompok pelanggan) yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama

    lain dalam suatu jaringan yang memiliki kesamaan tujuan (interest).

    Kebaikan program many to many yang ditanggapi masyarakat dalam

    penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    46/55

    46

    Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kebaikan Sistem Many ToMany pada TELKOMFlexi

    No. Keterangan Jumlah (orang)Persentase

    (%)

    1. Baik 15 42,89

    2. Netral 12 34,29

    3. Tidak baik 8 22,86

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data diolah, 2010

    Tabel 5 menunjukkan kebaikan sistem many to many pada sebanyak

    15 orang atau 42,36% responden menyatakan baik, karena sistem tersebut

    memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk memperoleh informasi

    dan penjualan produk jasa dengan baik dan dilakukan dari satu orang ke

    orang lain tanpa melalui TELKOM Kancatel Kolaka. 12 orang atau 34,29%

    responden menyatakan sikap netral terhadap kebaikan sistem many to many

    yang dilakukan sebagai strategi penjualan dari TELKOM di Kolaka,

    sementara itu 8 orang atau 22,86 % responden menyatakan tidak baik,

    karena sistem tersebut akam tidak memberikan keuntungan kepada

    pelanggan tetap pelanggan menjadi terbeban untuk memasarkan produk

    TELKOMFlexi. Namun demikan dalam skala sikap tersebut dapat dilihat

    bahwa masyarakat yang menjadi responden memiliki komitmen untuk

    memasarkan produk jasa TELKOMFlexi tersebut yang pada gilirannya akan

    meningkatkan jumlah pelanggan dan berdampak pada peningkatan

    penjualan.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    47/55

    47

    4.3.3 Flexi adalah merupakan produk layanan telekomunikasi tanpa kabel

    (wireless) yang berbasis teknologi CDMA dengan lisensi FWA (Fixed

    Wireless Access) milik TELKOM. Produk-produk tersebut memiliki

    kapasitas masing-masing yang dapat memberikan pengaruh terhadap

    loyalitas pembelian. Produk-produk layanan telekomunikasi tanpa kabel

    (wireless) yang berbasis teknologi CDMA dengan lisensi FWA (Fixed

    Wireless Access).

    Hasil wawancara dengan Anton Aras (Pegawai BUMN) diperoleh informasi

    bahwa :

    Pegawai telah menggunakan TELKOMFlexi sebagai media yang dapatmenghubungan setiap unit kerja dan mendukung aktivitas pekerjaan,

    olehnya itu TELKOMFlexi menjadi bagian yang penting dalam

    pengembangan pekerjaan(Wawancara, 6 Agustus 2010)

    Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa produk TELKOMFlexi

    dengan digunakan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan pada pegawai

    BUMN di Kolaka. Mereka menggunakan TELKOMFlexi dengan tujuan

    untuk berkomunikasi dalam melakukan aktivitas di kantor. Sama halnya

    dengan mereka yang menggunakan TELKOMFlexi untuk berkomunikasi

    secara umum, artinya dalam kekerabatannya TELKOMFlexi merupakan

    bagian dari masyarakat yang memudahkan mereka berinteraksi.

    Hal senada dikemukakan oleh Achyadi (tokoh masyarakat) diperoleh

    informasi bahwa :

    Masyarakat melakukan sistem many to many tanpa sadar karena biasanya

    mereka selalu memberitahu tentang kelebihan dan kekurangan suatu jenis

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    48/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    49/55

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    50/55

    50

    Dari wawabcara tersebut dapat dipoeroleh bahwa peranan dari strategi

    WOM dapat menunjang sistem many to many dalam meningkatkan pemasaran

    kantor flexi di Kabupaten Kolaka.

    4.4.2 Harga

    Harga yang ditetapkan pada masing-masing produk memiliki sifat

    keterjangkauan, Hasil penelitian diperoleh harga produk untuk flexi

    Rp.15.000/pcs, flexi classic Rp.15.000/pcs dalam bentruk pasca bayar

    sedangkan produk flexi home sebesar Rp.28.000 per abondemen. Penetapan

    harga tersebut dilakukan oleh manajemen PT. Telkom untuk memudahkan

    pelanggan dalam menentukan jenis produk yang akan digunakan. Tanggapan

    responden terhadap harga produk telkomflexi disajikan tetapi sikap dari

    responden direkam dapat tabel berikut:

    Tabel 7. Tanggapan Responden Terhadap Harga dari Produk TerkomFlexi

    No. Keterangan Jumlah (orang)

    Persentase

    (%)

    1. Mahal 10 28,57

    2. Sedang 7 20

    3. Murah 18 51,43

    Jumlah 35 100

    Sumber : Data diolah, 2010

    Tabel 7 menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan pada masing-masing

    produk selalu berubah setiap saat dan tidak dapat ditetapkan dengan pasti,

    namun demikian dalam penelitian ini dipeoleh sikap responden yang

    menyatakan sikapnya terhadap harga yang ditetapkan. 10 orang atau 28.57%

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    51/55

    51

    responden menyatakan mahal karena produk yang dijual sebagian besar

    didasarkan pada nilai kurs yang menyebabkan harga jual tidak tetap. 7 orang

    atau 20 % responden menyatakan sikap netral, artinya perubahan harga tidak

    mempengaruhi daya beli mereka sementara itu 18 orang atau 51,43% responden

    menyatakan bahwa produk yang dijual TELKOM adalah murah. Dengan

    demikian hal ini berindikasikan bahwa produk yang dijual kepada pelanggan

    merupakan produk dengan harga yang murah dan terjangkau.

    4.4.3 Promosi

    Dalam kegiatan pemasaran. PT. Telkom menggunakan strategi Wolrd of

    Mounth (WOM). Ada 5 elemen penting dalam WOM marketing.

    a. Talkers atau pembicara yang dapat

    menjadi teman atau duta dari produk

    Telkomflexi.

    b. Topics, atau perihal apa yang dapat

    mereka bicarakan tentang telkomflexi?

    Harga murah, service bagus, TV ditaxi

    anda, kemudahan Valet parking gratis?

    Apa yang mudah dibicarakan oleh orang

    lain tentang perusahaan anda.

    c. Tools atau alat apa yang dapat

    diberikan. Website game yang diciptakan

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    52/55

    52

    untuk orang-orang bermain, dengan

    menggunakan kartu flexi

    d. Taking Part atau partisipasi perusahaan.

    Pemberian hadiah dalam lomba foto

    dengan memakai handphone dengan kartu

    flexi.

    e. Tracking, atau pengawasan akan hasil

    WOM marketing kita, dan dengan melihat

    hasil dan penyesuaian,

    Strategi WOM dikembangkan oleh Yuswohady (2008) untuk menarik

    perhatian pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Dan pada penelitian ini

    WOM menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan pelanggan melalui

    sistem man to man.

    Promosi dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan

    ajang penjualan promosi dan ada juga yang menggunakan ajang penjualan

    melalui pedagang besar TELKOMFlexi (AD = Auto Dealer). Strategi penjualan

    dengan menggunakan kegiatan promosi akan mendukung sistem many to many

    karena pada tahapan promosi, masyarakat dapat mengamati dan memperoleh

    informasi secara langsung terhadap keunggulan dan kualitas produk

    TELKOMFlexi yang memungkinkan masyarakat dapat menggunakannya

    dengan baik.

    4.4.4 Tempat

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    53/55

    53

    Srategi penjualan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan tempat

    yang strategis, akan meningkatkan penjualan perusahaan. Tempat atau lokasi

    dalam kegiatan penjualan TELKOMFlexi di Kolaka masih terpusat pada kantor

    TELKOM sehingga masyarakat diharapkan dapat melakukan sistem many to

    many yang dirancang TELKOM guna meningkatkan jumlah pelanggan.

    Posisi tempat penjualan yang strategi menungkinkan meningkatkan kinerja

    perusahaan dan pendapatan usaha. Dengan demikian perusahaan dapat

    meningkatkan penjualan dan penambahan jumlah pelanggan dari waktu ke

    waktu.

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    54/55

    54

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

    sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem many to many

    marketing pada Kantor Cabang Telekomunikasi Kolaka dapat meningkatkan

    jumlah pelanggan dengan menggunakan komunikasi antarmuka atau tata muka

    untuk saling memberi pesan langsung terhadap kualitas dan kualitas produk

    Flexi yang dijual pada TELKOM. Pelaksanaan sistem many to many dilakukan

    melalui promosi penjualan dan penempatan posisi penjualan dipasar yang

    mudah dijangkau pembeli yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan

    dan jumlah pelanggan pada masa mendatang.

    5.2. Saran

    Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat

    disarankan sebagai berikut:

  • 8/8/2019 Skripsi Revisi Hasanuddin

    55/55