Revisi Skripsi Lengkap Ian

84
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang saat ini begitu banyak diminati oleh masyarakat indonesia dan dunia terutama bagi kaum pria. Kebiasaan buruk ini sangat mudah kita dapatkan dilingkungan sekitar kita misalnya ditempat- tempat umum seperti jalan raya, halte, angkutan umum dll. Beberapa alasan orang melakukan kebiasaan merokok adalah untuk memenuhi kepuasan psikologis, ada juga yang ikut- ikutan, sekedar iseng, beradapatasi dengan pergaulan dan masih banyak lagi. Meskipun kebanyakan para perokok itu adalah seorang pria, tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini sering kita temukan wanita remaja, ibu– ibu, bahkan wanita lanjut usia yang mengkonsumsi rokok. Kebiasaan ini sering ditemukan pada wanita- wanita yang bekerja di tempat- tempat hiburan malam. Sebagian besar dari perokok baik pria atau wanita, tua ataupun muda mengetahui betapa berbahayanya kandungan rokok tersebut,

description

skripsi ian

Transcript of Revisi Skripsi Lengkap Ian

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang saat ini begitu banyak diminati oleh masyarakat indonesia dan dunia terutama bagi kaum pria. Kebiasaan buruk ini sangat mudah kita dapatkan dilingkungan sekitar kita misalnya ditempat- tempat umum seperti jalan raya, halte, angkutan umum dll. Beberapa alasan orang melakukan kebiasaan merokok adalah untuk memenuhi kepuasan psikologis, ada juga yang ikut- ikutan, sekedar iseng, beradapatasi dengan pergaulan dan masih banyak lagi. Meskipun kebanyakan para perokok itu adalah seorang pria, tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini sering kita temukan wanita remaja, ibu ibu, bahkan wanita lanjut usia yang mengkonsumsi rokok. Kebiasaan ini sering ditemukan pada wanita- wanita yang bekerja di tempat- tempat hiburan malam. Sebagian besar dari perokok baik pria atau wanita, tua ataupun muda mengetahui betapa berbahayanya kandungan rokok tersebut, namun peminat dari dari rokok ini tak kunjung menurun bahkan semakin bertambah ditiap tahunnya. Smet ( dalam Komasari & Helmi, 2000 ) menyatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antar 11 13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum beerusia 18 tahun.1 Data WHO juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja. Penelitian di jakarta menunjukkan bahwa 64,8% pria dan dengan usia diatas 13 tahun adalah perokok.2Dilihat dari sisi manapun merokok tetap mengakibatkan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia. Dari sisi kesehatan, bahaya rokok sudah tidak terbantahkan lagi. Di samping WHO, lebih dari 70 ribu artikel ilmiah membutikan hal itu. Dalam kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia berbahaya, dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker). Dampak bahaya rokok memang antik dan klasik, asap rokok merupakan penyebab berbagai penyakit. Tidak ada orang mati mendadak karena merokok. Dampaknya tidak instant, berbeda dengan minuman keras dan narkoba. Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan. Paparan asap rokok yang terus menerus pada orang dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit jantung dan paru paru sebesar 20 30 persen. Selain itu lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis dan pneumoni.3Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat merokok antara lain gangguan jantung, impotensi dan beberapa jenis kanker. Baik perokok itu sendiri maupun orang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok (passive smoker). Data terkini menunjukan bahwa Indonesia adalah negara terbesar mengkonsumsi rokok menempati urutan ke-5 di dunia. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 34,5% pada tahun 2004 atau sekitar 60 juta jiwa. 4Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas.5,6 Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.7 Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.8,9 Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat.10,9 Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat.11 Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.12 Kelompok Kerja Serebrokardiovaskuler FK UNPAD/RSHS tahun 1999, menemukan prevalensi hipertensi sebesar 17,6%,13,14 dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di daerah urban adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI menemukan prevalensi sebesar 38,7%.20 Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi.12 Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular.11,15 Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di masa yang akan datang.B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah sebaagai berikut:apakah ada hubungan positif antara perilaku merokok dengan tingkat kejadian hipertensi?C. TUJUAN PENILITIAN1. Tujuan UmumMengetahui ada atau tidaknya hubungan antara perilaku merokok dengan tingkat kejadian hipertensi.2. Tujuan Khususa. Mengidentifikasi kejadian hipertensib. Menganalisis hubungan perilaku merokok dengan hipertensiD. MANFAAT PENILITIAN1. Bagi PenilitiUntuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga peneliti bisa memberikan informasi tentang bahaya merokok serta usaha untuk memberi pencegaha penyakit hipertensi.2. Bagi pelayanan kesehatanHasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan guna meningkatkan mutu pelayanan sehingga para petugas kesehatan bisa memberikan informasi tentang hipertensi dan bahaya merokok.

3. Bagi institusi pendidikanDapat menjadi bahan untuk menentukan metode pembelajaran terutama yang berkaitan dengan pencegahan terjadinya hipertensi dan juga sebagai bahan pustaka untuk pembaca.

BAB IILANDASAN TEORIA. PERILAKU MEROKOKMerokok dapat mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri, banyak penelitian membuktikan banyaknya penyakit yang telah terbukti menjadi akibat buruk merokok baik secara langsung maupun tidak langsung. Tembakau atau rokok sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut Departemen Kesehatan Dalam Gizi dan Promosi Masyarakat, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang cukup tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus konsumen rokok terbesar di dunia.16Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hasil prevalensi perokok secara nasional sekitar 30%. Prevalensi perokok ini khususnya laki-laki mengalami kenaikan menjadi 63,2%. Sedangkan pada perempuan sedikit menurun yaitu 4,4%. Prevalensi merokok di pedesaan Indonesia (37%) lebih tinggi dari pada di perkotaan (32%).17Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil prevalensi perokok secara nasional sekitar 27,7%. Prevalensi perokok ini khususnya laki-laki mengalami kenaikan menjadi 54,5%. Sedangkan pada perempuan sedikit menurun yaitu 2% pada tahun 1995 menjadi 1,2% pada tahun 2001. Prevalensi kesehatan mantan perokok relatif kecil baik secara keseluruhan (2,8%) maupun pada laki-laki dan perempuan (5,3%) pada laki-laki dan 0,3% pada perempuan. Angka kekerapan merokok di Indonesia juga tinggi yaitu 60%-70% pada laki laki di perkotaan dan 80%-90 % pada laki-laki pedesaan. Berdasarkan data WHO tahun 2002 di Indonesia menduduki urutan kelima terbanyak dalam konsumsi 215 miliar batang rokok. Dari survai secara nasional juga ditemukan bahwa laki-laki remaja banyak yang menjadi perokok dan hampir 2/3 dari kelompok umur produktif adalah perokok. Pada pria prevalensi perokok tertinggi adalah umur 25-29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu rentan populasi penduduk. Sebagian perokok mulai merokok pada umur < 20 tahun dan separuh dari laki-laki umur tahun ke atas telah merokok tiga puluh tahun atau lebih, lebih dari perokok menghisap minimal 10 batang perhari, hampir 70% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum mereka berusia 19 tahun. Rata- rata merokok yang dilakukan oleh kebanyakan laki-laki dipengaruhi oleh faktor psikologis meliputi rangsangan sosial melalui mulut, ritual masyarakat, menunjukkan kejantanan, mengalihkan diri dari kecemasan, kebanggaan diri. Selain faktor psikologis juga dipengaruhi oleh faktor fisiologis yaitu adiksi tubuh terhadap bahan yang dikandung rokok seperti nikotin atau juga disebut kecanduan terhadap nikotin.181. Tipe Kondisi Perokok Ada 4 kondisi perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory, adapun ke empat kondisi tersebut adalah sebagai berikut : a. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.

b. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. c. Kondisi merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. d. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.19 2. Tahapan Perilaku MerokokTahapan seseorang untuk menjadi perokok antara lain:a. PersiapanSebelum seseorang mencoba rokok, melibatkan perkembangan perilaku dan intensi tentang merokok dan bayangan tentang apa rokok itu.b. Inisiasi (initiation) Reaksi tubuh saat seseorang mencoba rokok pertama kali berupa batuk, berkeringat. Hal ini sebagian besar diabaikan dan semakin mendorong perilaku adaptasi terhadap rokok. c. Menjadi perokok Melibatkan suatu proses concept formation, seseorang belajar kapan dan bagaimana merokok dan memasukkan aturan-aturan perokok ke dalam konsep dirinya. d. Perokok tetap Terjadi saat faktor psikologi dan mekanisme biologis bergabung yang semakin mendorong perilaku merokok. (1) Faktor Psikologis (Oskamp & Schultz, 1998 dalam Pitaloka, 2006). (a) Kebiasaan (terlepas dari motif positif atau negatif). (b) Untuk menghasilkan reaksi emosi positif (kenikmatan). (c) Untuk mengurangi reaksi emosi negatif (cemas, tegang). (d) Alasan sosial (penerimaan kelompok). (e) Ketergantungan (memenuhi keinginan/ kebutuhan dari dalam diri)dan (2) Proses Biologis.203. Kategori Perokoka. Perokok PasifPerokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan besar berbahaya terhadap mereka yang bukan perokok, terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembusan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin.17

b. Perokok AktifMenurut Bustan rokok aktif adalah asap rokok yang berasaldari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.214. Jumlah Rokok Yang DihisapJumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu a. Perokok ringanDisebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.b. Perokok sedangDisebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang per hari.c. Perokok beratDisebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.215. Lama Menghisap RokokMenurut Bustan merokok dimulai sejak umur < 10 tahun atau lebih dari 10 tahun.Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok sigaret dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini.21Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 1025 mmHg dan menambah detak jantung 520 kali per menit.186. Jenis Rokok Yang DihisapMenurut Sitepoe, M, rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis: a. Rokok Putih Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b. Rokok Kretek Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Rokok Klembak Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :1) Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. 2) Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.187. Bahan Bahan Yang Terkandung Dalam RokokPada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asaprokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel.Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya bersifat racun antara lain Karbon Monoksida (CO) dan Polycylic Aromatic hydrokarbon yang mngandung zat zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, byntopyrenes, vinylchlorida dan nitrosonornicotine).17a. NikotinKomponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok, nikotin bersifat toksik terhadap saraf dengan stimulasi atau depresi. Nikotin merupakan aikaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi beracun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak/susunan saraf. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan jarang adanya jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti.16b. Karbon MonoksidaKarbon monoksida yang dihisap oleh perokok tidak akan menyebabkan keracunan CO, sebab pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lamban namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan nafas. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Dalam rokok terdapat CO sejumlah 2%-6% pada saat merokok, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.18c. TarTar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan bertambah banyak.18d. Timah Hitam Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 mikro gram. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari menghasilkan 10 mikro gram.Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh antara 20 mikro gram per hari. Bisa dibayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok perhari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.18B. HIPERTENSI1. Pengertian HipertensiHipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sutau keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang berada diatas normal, biasanya disebabkan oleh genetik, atau kebiasaan kurang sehat seperti merokok. Hipertensi sering disebut juga sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena setiap orang yang mengalami hipertensi tidak merasakan gejala- gejala (asimptomatik) hingga berkembang menjadi kronik dan bisa menyebabkan kematian.22 Menurut buku ajar IPD, Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal seperti yang telah disepakati oleh para ahli yaitu lebih dari atau sama dengan 140/90 (JNC-7).23 Sedangkan Menurut Lauralee sherwood, hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang kadang-kadang mekanisme kontrol tekanan darah tidak berfungsi secara benar atau tidak mampu secara total mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi.24Berdasarkan beberapa defenisi yang bersumber dari berbagai referensi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah dalam arteri berada diatas normal yaitu sama dengan atau lebih dari 140/ 90 mm/Hg (JNC- 7).

2. Epidemiologi HipertensiHipertensi menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun diseluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung kronik akan menyebabkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskuler, serebrovaskuler dan renovaskuler. Analisis Kearney, memperlihatkan bahwa peningkatan angka kejadian hipertensi sungguh luar biasa: pada tahun2000, lebih dari 25% populasi dunia merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 miliar orang, dan dua pertiga penderita hipertensi ada di negara berkembang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat, jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2025 yang akan datang, jumlah penderita hipertensi diprediksiakan meningkat menjadi 29%, atau sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia.25Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat.10,9Di Indonesia, angka kejadian hipertensi berkisar 6-15% dan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan.26

Grafik : Angka kejadian hipertensi pada orang dewasa 20 tahun berdasarkan umur dan jenis kelamin

Sumber : Data NHANES2005-20083. Etilogi Hipertensi Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.27 Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.28,29

a. Faktor genetikAdanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.30b. UmurInsidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.31 c. Jenis KelaminPrevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause.32

d. EtnisHipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar.33e. ObesitasBerat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT 20 batang perhari45

Untuk kepentingan analisis skala dikatagorikan menjadi:a. Perokok Ringan (Menghisap rokok 10 batang perhari)b. Perokok Berat (Menghisap rokok >10 batang perhari)Skala : Ordinal 3. Lama Menghisap RokokAdalah waktu pertama kali merokok sampai dengan dilakukannya pengukuran atau pemeriksaan. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner.Untuk kepentingan analisis skala dikategorikan menjadi:a. Menghisap rokok 10 tahunb. Menghisap rokok > 10 tahun45Skala: Ordinal

BAB IVMETODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIANRancangan penelitian ini adalah Cross Sectional Study, untuk mengetahui hubungan antara kebiaasaan merokok dengan kejadian hipertensi dan pada penelitian ini juga dilakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan.Dalam penelitian Cross Sectional Study peneliti melakukan observasi pengukuran pada satu saat tertentu. Kata satu saat bukan berarti semua subjek diamati tepat pada satu saat yang sama, tetapi artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.46B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIANPenelitian dilakukan di PT. SEMEN TONASA PANGKEP, pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013.C. POPULASI DAN SAMPEL1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP bagian bengkel mesin yang berjenis kelamin laki- laki.2. SampelSampel dalam penelitian ini yaitu seluruh pegawai pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP bagian bengkel mesin yang berjenis kelamin laki- laki, mengkonsumsi rokok dan termasuk kriteria inklusi. Alasan saya mengambil sampel pada pegawai pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP bagian bengkel mesin, karena beberapa hal yaitu:a. Seluruh pegawai pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP bagian bengkel mesin berjenis kelamin laki- lakib. Sampel yang di ambil harus bearada pada satu tempat kerja yang sama.c. Populasi konsumsi rokok terbesar adalah pada mereka yang berjenis kelamin laki- laki.d. Pegawai yang bekerja di pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP bagian bengkel mesin di bebaskan untuk mengkonsumsi rokok saat bekerja karena berada di ruangan terbuka.Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Kriteria inklusi1) Pegawai pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP2) Berjenis kelamin laki-laki dan merokok.3) Bersedia untuk diwawancarai.b. Kriteria eksklusi1) Pengisian kuesioner tidak lengkap2) Memiliki riwayat keluarga hipertensi3) Menderita penyakit yang bias menyebabkan hipertensiD. BESAR SAMPEL DAN RUMUS BESAR SAMPELPengambilan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus (Lemeshowb dkk, 1997) :46 n = =

Keterangan :n = Jumlah Sampel Minimal =derajat kepercayaanZ = Derajat KemaknaanP =Proporsi pasienq =1- pd =kesalahan sampling yang masih dapat di toleransi (limit dari error)Z pada 0,05 dua arah = 1,96 dan satu arah = 1,64 Berdasarkan data dari dinas kesehatan Sulawesi selatan prevalensi hipertensi di Kota Makassar pada tahun 2007 adalah 23,5% . Ini berarti nilai p = 0,23 dan nilai q = 1- p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,1 dan nilai = 0,05 , maka jumlah sampel yang di butuhkan sebesar :n = = 68orang Jadi, jumlah sampel minimal adalah 68 orang.E. TEKNIK SAMPLINGTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yakni dengan purposive sampling, dimana peneliti memilih responden berdasarkan pada pertimbangan subyektif, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.46F. PENGUMPULAN DATA Jenis data:Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakankuesioner yang dibagikan kepada semua pegawai laki- laki pada saat itu. Instrument Penelitian: Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu kuesioner,tensimeter, dan stetoskop.G. MANAJEMEN DATA (editing, coding, tabulating, transfering)Langkah-langkah pengolahan data menurut Alimul adalah sebagai berikut:1. EditingEditing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban menjadi lengkap.Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau ketidaksengajaan kesalahan pengisian dapat segera dilengkapi atau disempurnakan.Editing dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan.2. CodingCoding yaitu memberikan kode angka pada atribut variabel agar lebih mudah dalam analisa data.Coding dilakukan dengan caramenyederhanakan data yang terkumpul dengan cara memberi kode atau simbol tertentu.3. TabulatingPada tahapan ini data dihitung, melakukan tabulasi untuk masing-masing variabel.Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.4. Transfering Tranfering data yaitu memindahkan data dalam media tertentu pada master tabel.

H. ANALISIS DATA1. Analisis univariatUntuk mengetahui dan memperlihathan distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik serta presentasi dari tiap variabel yang diteliti.2. Analisa bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, disamping itu juga dilakukan uji bivariat untuk melihat hubungan variabel bebas dengan terikat.

BAB VHASIL PENELITIANA. DESKRIPSI LOKASI PENELITIANSemen Tonasa Semen Gresik Group adalah produsen semen terbesar di kawasan timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di desaBiringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer darikota Makassar.B. ANALASIS UNIVARIAT1. Prevalensi HipertensiDari hasil pemeriksaan tekanan darah terhadap 80 responden, menurut klasifikasi dari JNC 7 maka frekuensi terbanyak adalah prehipertensi sebanyak 48 responden (60,0%) sedangkan yang terendah adalah hipertensi derajat II sebanyak 1 responden (1,2%) dimana tekanan darah tertinggi dari 80 responden tersebut adalah 160/90. Distribusi Kategori Tekanan Darah menurut JNC VIIKategoriJumlah

Frekuensi (n)Persentase (%)

NormalPrehipertensiHipertensi derajat IHipertensi derajat II194812 1 23.8 60.0 15.0 1.2

Total80100.0

Sumber : Data Primer (Kuesioner)

2. UmurDistribusi responden berdasarkan kelompok umur yang menjadi objek penelitian yang memiliki proporsi terbanyak adalah mereka dengan kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 33 responden (41.3 %) dan terendah adalah kelompok umur 50-59 sebanyak 9 responden (11.2%) Hasil dapat terlihat pada tabel berikut :Karakteristik Responden berdasarkan UmurUmurFrekuensi (n)Persentase (%)

20-29 tahun30-39 tahun40-49 tahun50-59 tahun332414 941.330.017.511.2

Total80100.0

Sumber : Data Primer (Kuesioner)3. Distribusi Kategori Perokok Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dihisap Berdasarkan data penelitian, responden dikategorikan kepada dua kelompok yaitu, Perokok Ringan bila menghisap rokok sama dengan atau kurang dari 10 batang perhari dan perokok berat bila menghisap rokok lebih dari10 batang perhari.Persentase Kategori Perokok Berdasarkan Jumlah Rokok yang DihisapJumlah rokokFrekuensi (n)Persentase (%)

>10 batang 4657.5

10 batang3442.5

Total80100.0

Sumber : Data Primer (Kuesioner)Dari hasil yang didapatkan, 46 orang (57.5%) adalah perokok berat, dan 34 orang (42.5%) adalah perokok ringan.4. Distribusi Kategori Perokok Berdasarkan Lama Menghisap Rokok Pada penelitian ini responden juga dikelompokkan mengikut lama menghisap rokok. Responden dikelompokkan dalam kategori perokok yang mengkonsumsi rokok sama dengan atau kurang dari 10 tahun ,dan perokok yang mengkonsumsi rokok lebih dari 10 tahun. Persentase Responden Berdasarkant Lama Menghisap RokokLama merokokFrekuensi (n)Persentase (%)

>10 tahun3948.8

10 tahun4151.2

Total80100.0

Sumber : Data Primer (Kuesioner)Hasil menunjukkan 41 orang (51.2%) adalah yang mengkonsumsi rokok sama dengan atau kurang dari 10 tahun, dan 39 orang responden (48.8%) mengkonsumsi rokok lebih dari 10 tahun.

C. ANALISIS BIVARIAT1. Hubungan Antara Lama Merokok dengan Derajat Tekanan DarahUntuk melihat hubungan antara lama merokok dengan hipertensi pada karyawan pabrik PT. SEMEN TONASA PANGKEP dapat dilihat pada tabel berikut :Hubungan antara lama mengkonsumsi rokok dengan Derajat Tekanan Darah

Variable

Derajat Tekanan darah Nilai p

Total

Hipertensi Pre Hipertensi Normotensi

n %n %n %n%

>10 tahun10 tahun 9 4 23.1 9.8 25 23 64.1 56.1 5 1412.834.10.045 39 41 100.0 100.0

Total 13 16.2 4860.01923.880

100.0%

Sumber : Data Primer (Kuesioner)Proporsi responden menurut variabel lama merokok, maka proporsi hipertensi terbesar yaitu pada mereka yang lama merokok lebih dari 10 tahun sebanyak 9 responden (23.1 %) dan proporsi pre hipertensi terbesar yaitu pada mereka yang mengkonsumsi rokok lebih dari 10 tahun sebanyak 25 responden (64.1%). Sedangkan proporsi normotensi yang terbesar adalah mereka yang lama merokok sama dengan atau kurang dari 10 tahun sebanyak 14 responden (34.1%). Berdasarkan uji Chi-square didapatkan hasil p = 0,045 yang menunjukkan p10 batang10 batang 9 4 19.6 11.8 32 16 69.6 47.1 5 1410.941.20.007 46 34 100.0 100.0

Total 13 16.2 4860.01923.880

100.0%

Sumber : Data Primer (Kuesioner)Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa yang memiliki proporsi hipertensi terbesar yaitu responden yang mengkonsumsi rokok lebih dari 10 batang perhari sebanyak 9 responden (19.6%) dan proporsi pre hipertensi terbesar yaitu pada mereka yang mengkonsumsi rokok lebih dari 10 batang per hari sebanyak 32 responden (69.6%). Sedangkan untuk proporsi normotensi terbesar adalah responden yang yang mengkonsumsi rokok sama dengan atau kurang 10 batang per hari yaitu 14 responden (41.2%). Berdasarkan uji Chi-square didapatkan hasil p = 0,007 yang menunjukkan p