Analisis ian Kualitas Dalam

download Analisis ian Kualitas Dalam

of 9

Transcript of Analisis ian Kualitas Dalam

'"rna I Ilmiah Exacta

Vol. 2 No.1 Mei 2009

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA BAGIAN DRY LAMINATING PADA PT ALCAN PACKAGING FEXIPACTAsep Endih Nurhidayat ([email protected]) Endang Suhendar (endang_ [email protected]) Abstact Good quality (quality), the competitive price (cost), the exact delivery time (delivery), and product flexibility (Flexibility) are some factors that can be used as the benefits of a product. Bas~ on r~sults processing and analyze the data obtained from PT. Alcan Packaging Flexlpack, It can be concluded that in dry lamination station there are many defects, such defects Bub~le (BB), disability Delaminasi (DL), disability wrinkles (KLD), Scratch defect edges (Q), disability shrink film (N) , and disability Tropping (TP). Type of disability that most often occur during the month of May 2005 is disabled Tropping (TP) with the p~rce~~ge of disability of 43.56% and disability wrinkles (KLD), with the percentage of dlsablhty of 39.60%. The cause of a defect in the main station for dry lamination defects, among others, TP caused by tension and Rewind tapper that is damaged, incoming inspection of materials that are less strict, and the size of the roll is too long.

PENDAHULUANKualitas yang baik (quality), harga yang kompetitif (cost), pengiriman yang tepat waktu (delivery), dan fleksibilitas produk (flexibility) adalah beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai keunggulan dari suatu produk. Sebuah perusahaan dapat memilih salah satu dari keempat faktor tersebut untuk dijadikan keunggulan produk yang dihasilkannya. Namun bila dilihat dari kondisi saat ini, dimana kemajuan teknologi dan peradaban manusia yang semakin pesat ternyata memiliki pengaruh besar terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk, maka sudah semestinya kualitas produk dijadikan keunggulan utama yang ditawarkan perusahaan terhadap produkproduk yang dihasilkannya. Kualitas produk dicirikan dengan terpenuhinya spesifikasi yang akan dipasarkan, sehingga mempengaruhi tingkat penjualan dari produk yang bersangkutan. Untuk mengatasi hal ini, PT. Alcan Packaging Flexipack perlu menerapkan suatu konsep yang dapat mengurangi jumlah cacat yang terjadi pada proses produksinya. Sehubungan dengan hal itu, mencoba mengangkat masalah pengendalian kualitas ini sebagai alat penelitian. Dalam pembahasan masalah, maka akan menggunakan beberapa alat bantu pengendalian mutu statistik guna mempermudah proses analisa ini.

yang diinginkan oleh pelanggannya. Hal ini hanya dapat terpenuhi apabila perusahaan menerapkan suatu pengendalian terhadap proses produksi yang dijalankannya. PT. Alcan Packaging Flexipack, adalah persahaan yang bergerak dalam industri pembuatan kemasan fleksibel untuk berbagai macam produk. Pelanggan PT. Alcan Packaging Flexipack adalah berbagai perusahaan yang bergerak dalam industri makanan, obat-obatan, dan lain-lain, baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, PT. Alcan Packaging Flexipack dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas sebab kualitas kemasan akan sangat berpengaruh terhadap higienitas, keamanan, serta keindahan dari produk Latar Belakang 1. Sejarah singkat perusahaan PT. Alcan Packaging Flexipack (APF) terletak di JIn. Gatot Subroto Km 5.4, Tangerang - Banten. Pada awal berdirinya di tahun 1982, perusahaan ini bemama PT. Filmeco Perkasa dan mulai beroperasi di wilayah Tangerang sebagai perusahaan yang bergerak di bidang us aha metalisasi. Perusahaan ini kemudian menjadi pelopor berdirinya industri kemasan fleksibel di Indonesia. Pada tahun 1996, perusahaan ini mulai memasarkan produknya atas nama

64http://www.univpancasila.ac.id 8/13

[urnal Ilmiak Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

dagang Flexipack - Converting, Tangerang. Perusahaan ini kemudian diambil alih oleh YAW Europack GmbH (Jerman) dan mengganti namanya dengan PT. Interkemas Flexipack pada tahun 1997. Perubahan nama perusahaan yang ketiga kalinya terjadi pada tahun 2003, yaitu menjadi PT. Alcan Packaging Flexipack. Produk-produk kemasan fleksibel yang dihasilkan oleh PT. Alcan Packaging Flexipack sangat bervariasi, baik dari segi bahan, proses produksi yang dialami, maupun bentuk yang dihasilkan. Sebagian dari produk tersebut akan diekspor ke luar negeri, seperti ke Australia, Filipina, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat (USA), Jepang, dan lain-lain.

2. Proses produksi

Pada industri konverting seperti PT. Alcan Packaging Flexipack, terdapat 5 tahapan proses produksi yang utama, yaitu proses pembuatan silinder (cylinder making process), proses pencetakan (printing process), proses laminasi (lamination and extrution process), proses pembelahan (slitting process), dan proses pembuatan kantung (bag making process). Sedangkan proses blown film merupakan proses penunjang, karena PT. Alcan Packaging Flexipack hanya membuat film dengan skala kecil guna menutupi kekurangan akan kebutuhan film yang disuplai dari luar.

l-i--~~~~o~--fl~on Solvent free

___ aking_Iin_.der_~H Printing ~_Y

HI;1

Ij1\

:_--I--=!:--i-"Gambar 1 Proses Produksi a. Laminasi kering (dry lamination) adalah penggabungan dua atau lebih lapisan film fleksibel dengan menggunakan bahan perekat. Setelah bahan yang akan dilapisi terselimuti oleh perekat secara merata di seluruh permukaannya, zat perekat ini kemudian dikeringkan dan diuapkan dari pelarut yang terkandung di dalamnya, setelah itu direkatkan pada bahan yang lainnya. Metode dry lamination ini paling populer digunakan karena memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan metode lainnya, seperti : kekuatan zat perekatnya tinggi, kestabilan dimensional pada saat proses tinggi sehingga sesuai untuk proses pencetakan, dan lebih ekonomis terhadap mesin dengan lini proses pendekProses Laminasi

Proses laminasi adalah proses menyatukan atau mengkombinasikan dua atau lebih substrat dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari kemasan baik terhadap gas, aroma, udara, air atau terhadap sinar ultra violet (UV); untuk menambah daya tarik produk dan untuk membuat lapisan heat seal agar kemasan dapat disegel (disatukan kedua sisinya), karena umumnya beberapa bahan material untuk pencetakan tidak dapat disegel atau mempunyai daya segel yang lemah. Proses laminasi yang dilakukan di PT. Alcan Packaging Flexipack ada 3 macam, yaitu : laminasi kering (dry lamination), laminasi ekstrusi (extrution lamination), dan laminasi bebas solvent(solvent free).

65http://www.univpancasila.ac.id 8/13

'"rna I Ilmiah Exacta

Vol. 2 No.1 Mei 2009

b. Laminasi ekstrusi (extrution lamination) merupakan metode laminasi dengan melelehkan resinresin termoplastik dan melapisinya pada bahan. c. Laminasi bebas solvent (solvent free lamination) merupakan proses yang tidak menggunakan pelarut untuk melarutkan perekat yang dipakai sehingga pada mesin tidak ada heat chamber untuk menguapkan pelarut. KAJIAN PUSTAKA 1. Kualitas Kualitas secara konvensional didefinisikan sebagai karakteristik langsung dari suatu produk. seperti performansi (performance), keandalan (reability), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Sedangkan definisi kualitas secara strategik adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. 2. Pengendalian kualitas Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan atau memenuhi standard kualitas. Dengan kata lain, pengendalian kualitas merupakan suatu sistem untuk Pengendalian Proses Statistik atau Statistical Process Control (SPC) adalah suatu terminologi yang digunakan untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistikal dalam memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk berkualitas. Kualitas dan konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal bisa diartikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu output agar memenuhi spesifikasi dan toleransi yang telah ditetapkan oleh bagian desain suatu perusahaan. Spesifikasi dan toleransi yang telah ditetapkan oleh bagian desain produk yang disebut sebagai kualitas desain harus berorientasi kepada kebutuhan atau keinginan konsumen (orientasi pasar). Dalam sistem pengendalian mutu statistik dikenal 7 alat bantu berdasarkan "manajemenjepang", yaitu :

meningkatkan performansi secara terus menerus pada level operasi atau proses, untuk setiap area fungsional dari suatu organisasi yang berdasarkan atas pengujian, analisis, dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada dan modal yang tersedia. Pengendalian kualitas sangat erat hubungannya dengan produksi, dimana pada pengendalian kualiatas ini dilakukan pemeriksaan, atau pengujian atas karakteristik nyata yang dimiliki produk untuk dinilai dan dianalisa serta dibandingkan terhadap standar nilai produk yang diharapkan, kemudian dengan analisa akan didapatkan penyebab terjadinya penyimpangan sebagai dasar untuk mengambil tindakan pencegahan dan perbaikan. Dalam rangka mengendalikan kualitas produk agar produk yang dihasilkan terjamin kualitasnya, maka suatu perusahaan membutuhkan suatu metode atau teknik yang tepat untuk diaplikasikan dalam proses produksinya. Dalam hal ini, perusahaan dapat menerapkan konsep Pengendalian Proses Statistikal atau yang lebih dikenal dengan istilah Statistical Process Control (SPC). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Lembar Periksa (Checksheet) Stratiftk:asi(Stratification) Histogram (Histogram) Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram Scatter (Scatter Diagram) Peta Kendali (Control Chart) Diagram Sebab-Akibat (Cause-Effect Diagram)

BASIL PENELITIAN Data yang di dapatkan adalah data produksi stasiun dry lamination. Output yang dihasilkan oleh stasiun ini adalah lembaran plastik (jlexible packaging) dalam bentuk roll-roll. Dari data perusahaan yang didapatkan, dapat dilihat bahwa di stasiun kerja tersebut masih dihasilkan beberapa macam cacat (defect) pada ouput. Secara tradisional, perusahaan biasanya melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat dengan cara memisahkan antara produk yang baik dengan produk yang cacat (reject), kemudian mengerjakan

66http://www.univpancasila.ac.id 8/13

'"rnal Umiak Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

ulang produk yang cacat tersebut. Kegiatan inspeksi semacam ini dipandang dari sistem kualitas modem adalah hal yang tidak memberikan hasil pada peningkatan kualitas (quality improvement). Oleh sebab itu, dalam menganalisa masalah ini dari sudut pandang manajemen kualitas dengan1. Histogram

menggunakan alat bantu yang biasa digunakan dalam pengendalian mutu statistik sehingga kualitas produk dapat dikendalikan sejak dini yaitu di awal proses, dan tidak perlu melakukan perbaikan terhadap produk-produk yang cacat mengetahui frekuensi dari masing-masing cacat yang dihasilkan di stasiun kerja yang bersangkutan.

Histogram merupakan salah satu alat bantu awal yang digunakan untukHistogram jumlah data cacat di bagian Dry Lamination

J'enis cocotBB44!l0

J'umloh cocot1 4 40 11 1 44

40

DL KLDQ

1; 40~ 30

{j 20

E

N TPKLD

~ 10

o

BB

DL

QCQcat

N

TP C Jumlah eaeat

:1enls

Gambar 2 Histogram Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui jenis-jenis cacat dan frekuensi munculnya masing-masing jenis cacat selama bulan Mei 2005 di stasiun drylamination. 2. Diagram pareto (pareto Diagram)

Diagram pareto digunakan untuk menunjukan urutan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Pengurutan prioritas masalah yang dibuat berdasarkan frekuensi dan intensitas yang munculnya masalah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Berikut ini diagram pareto untuk jenis cacat di dry lamination.

J'enis cocot TP

J'umloh cocot44 40 11 4 1 1

Persentose cocot43.610 39.610 10.910 4.010 1.010 1.010

Kumulotif jumloh cocot44 84 95 99 100 101

Persentose kumulotif jumloh cocot43.5610 83.1710 94.0610 98.0210 99.0110 10010

KLDQ

DL BBN

TOTAL

101

67http://www.univpancasila.ac.id 8/13

'"mal Ilmiak Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

Diagram poNto janis CClcat di bagian Dry lAmination120% 'DO 'DO%

... ell8

80

80% 60% 44 40%

U 60 40 20

~

..!i!

~ ..,

11

20%

40% DL

0+ --T:KLD

a

t= Jumlah cacat-+-Persentase

BB

N

Jens cacat

kumulatWcacat

Gambar 3 Pareto Tanggal terjadinya cacat 1-May-05 2-May-05 3-May-05 4-May-05 5-May-05 6-May-05 7-May-05 8-May-05 9-May-05 10-May-05 11-May-05 12-May-05 13-May-05 14-May-05 15-May-05 16-May-05 17-May-05 18-May-05 19-May-05 20-May-05 21-May-05 22-May-05 23-May-05 24-May-05 25-May-05 26-May-05 27-May-05 28-May-05

Jl Tabe12 produk cacat harian Presentase rroporsl ' OTQI yang cacat cacat (p) cacatdiproduksi 947 1188 799 238 105 199 621 421 253 592 385 648 286 607 674 700 192

OFF5 0 0 0.0053 0 0 0.53% 0 0 0 0 0 3.22% 0 1.98% 0 0 0 0 0 0 0 0

OFF0 0 0 0

OFF0 20 0 0 0.0322 0 0.0198 0 0

50 0 0 0 0 0 0 0

OFF0 0 0 0 0 0

OFF OFF796 818 872 665 290 0 0 5 0 0 0 0 0.0057 0 0 0 0 0.57% 0 0

68http://www.univpancasila.ac.id 8/13

'"rnal Ilmiah Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

OFF 228

o9

o0.0176

o1.76%

511Perhitungan :=

Rata-rata jumlah produk Rata-rata total caeat Rata-rata proporsi cacat Rata-rata persentase cacatp

Dugaan rata-rata produksi per hari 3cr 3...J P~~PL VCL CL LCLp:I-

543.13 1.8333 0.0034 = 0.34 % = Total jumlah cacat Total jumlah produk = 0.0034 = 0.34 % 543 = 0.657 %

4413035

3 cr

=

Pp- 3 cr

= =

0.657% 0.338% 0%

Dengau demikian, dapat dibuat peta kendali p sebagai berikut :PetQ kendali p un1uk cacat Tropping (TP)3.5'1'. 3.0'1'. 2.5'1'.

+-------

-~---

I