SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf ·...

171
i SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB PUTRA IDHATA DOLOPO Oleh: ALIEFA DESTA ANJARINI NIM: 201402002 PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Transcript of SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf ·...

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

i

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DENGAN ANAK

RETARDASI MENTAL DI SLB PUTRA IDHATA

DOLOPO

Oleh:

ALIEFA DESTA ANJARINI

NIM: 201402002

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

ii

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DENGAN ANAK

RETARDASI MENTAL DI SLB PUTRA IDHATA

DOLOPO

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

ALIEFA DESTA ANJARINI

NIM: 201402002

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

iii

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

iv

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan hidayahnya dari allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan

dengan penuh perjuangan dan iringan doa. Oleh karena itu skripsi ini

dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat

mencegah kecemasan pada saat menghadapi anak retardasi mental. Penulis juga

mempersembahkan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB

Putra Idhata Dolopo” antara lain :

1. Yang pasti pertama untuk kedua orang tua yang luar biasa mengiringi proses

skripsi ini yaitu sang pemimpin dalam keluarga bapak Gaguk Subiantoro

serta seorang wanita terindah yang diberikan dalam hidup ibu Tri Jaya

Andarini.

2. Mempersembahkan untuk saudara – saudara tercinta dek Ninok, Nayla.

3. Untuk ibu Sulistiani S.Pd dan ibu Dyah Rukminingsih S.Pd yang telah

membantu jalanya penelitian ini.

4. Mempersembahkan untuk para sahabat-sahabat yang telah bersama selama 4

tahun mengarungi perjuangan kuliah Sylvia Rika A.P.S.Kep, Indah

Rohmawati S.Kep, Roshela Avinka S.Kep, Tri Wulandari S.S.Kep, Puri

Pratama A. S.Km.

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

vi

5. Untuk teman saya Paijo, Dovi Dwi, yang telah banyak membantu serta

semua teman-teman khususnya keperawatan 8a angkatan 2014. Terima

Kasih banyak semuanya.

MOTTO

“HIDUP INI TIDAK BOLEH SEDERHANA .HIDUP INI HARUS BESAR ,

HEBAT, KUAT, LUAS DAN BERMANFAAT.

YANG SEDERHANA ITU ADALAH SIKAPNYA. SEHINGGA JIKA SEMAKIN

BESAR YANG ANDA INGINKAN, HARUS SEMAKIN SEDERHANA SIKAP

ANDA.

SEDERHANANYA, LAKUKAN YANG HARUS ANDA LAKUKAN , HINDARI

YANG HARUS ANDA HINDARI LALU PERHATIKAN APA YANG TERJADI ”

(PROCESS DOESN’T BRETRAY THE RESULTS) PROSES TIDAK MENGHIANATI HASIL

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

vii

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aliefa Desta Anjarini

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 19 Desember 1996

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sendag RT.02 RW.01 Kel.Kuncen

Kec.TamanKotaMadiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TK Dharma Wanita

2. SDN Kuncen

3. MtsN Kota Madiun

4. SMAN 5 Madiun

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun -

sekarang

Pekerjaan : KSR PMI Kota Madiun

: Relasi KPU Kota Madiun

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

ix

ABSTRAK

ALIEFA DESTA ANJARINI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN KELUARGA DENGAN ANAK ANAK RETARDASI

MENTAL DI SLB PUTRA IDHATA DOLOPO

147 Halaman + 12 tabel + 2 gambar + 15 lampiran

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap

anggota keluarga. Pada keluarga umur 40-65 tahun menunjukan dimana keluarga

mulai mengalami cemas pada masa depan anak dengan retardasi mental.

Sehingga mengalami gangguan tingkat kecemasan pada keluarga. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata

Dolopo.

Penelitian ini menggunakan design Non Equavalent Control Group Design.

Jumlah populasi 31 keluarga dengan anak retardasi mental. Sampel yang di

gunakan adalah Total Sampling. Dengan menggunakan dua kelompok yaitu

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan

lembar kuesioner dengan menggunakan Uji Statistik Wilcoxon Sign Rank Test

pada kelompok berpasangan dan Mannwhitney kelompok tidak berpasangan

dengan Sig (0,000 = 0 %) < α = 5%.

Hasil penelitian preetest dan posttest menggunakan uji wilcoxon

menunjukan perbedaan pada kedua kelompok. Dimana kelompok eksperimen

memperoleh hasil p value 0,000 ha di terima yang menunjukan adanya pengaruh

pendidikan kesehatan, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh hasil 1,000

tidak adanya perubahan tingkat kecemasan. Hasil analasis pada kedua kelompok

mengunakan Uji Maanwhitney menunjukan nilai Asymp. Sig (0,007 = 0 %) < α =

5%, menjukan pada dua kelompok pada saat posttest adanya perubahan tingkat

kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan yaitu

dengan melakukan pendidikan kesehatan yang di lakukan untuk mengurangi

tingkat kecemasan adalah di berikan pendidikan kesehatan pada keluarga dengan

anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

x

Kata Kunci : Kecemasan, Pendidikan Kesehatan

ABSTRACT

ALIEFA DESTA ANJARINI

EFFECT OF HEALTH EDUCATION TO THE LEVEL OF FAMILY

ANXIETY WITH CHILDREN OF MENTAL RETARDATION IN SLB

PUTRA IDHATA DOLOPO

147 Pages + 12 tables + 2 images + 15 attachments

Introduction The family is a group of people with marriage, birth and adoption

ties aimed at creating, maintaining culture, and improving the physical, mental,

emotional, and social development of each family member. In families aged 40-65

years shows where the family began to feel anxious in the future of children with

mental retardation. So that experience anxiety level disorder in family. The

purpose of this study was to determine the effect of health education on family

anxiety level with children mental retardation in SLB Puta Idhata Dolopo.

Methodelogy This research uses Non Equavalent Control Group Design design.

Number of population 31 families with children mental retardation. The sample

used is Total Sampling. By using two groups namely the experimental group and

the control group. Data collection using questionnaires using Wilcoxon Sign Rank

Test Test in paired group and Mannwhitney group unpaired with Sig (0.000 = 0%)

<α = 5%.

Result The results of preetest and posttest research using wilcoxon test showed

differences in both groups. Where the experimental group obtained p value 0,000

ha received that indicates the influence of health education, while in the control

group obtained 1,000 results no change in the level of anxiety. The results of the

analysis in both groups using the Maanwhitney Test showed Asymp value. Sig

(0,007 = 0%) <α = 5%, entrusted to two groups at the time of posttest of anxiety

change of family with child mental retardation at SLB Putra Idhata Dolopo.

Discusion

One way that can be done to overcome anxiety is by doing health education. What

is done to reduce the level of anxiety is in providing health education to families

with children mental retardation in SLB Putra Idhata Dolopo.

Keywords: Anxiety, Health Education

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Sampul Dalam ...................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan .............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iv

Lembar Persembahan ........................................................................................... v

Motto ................................................................................................................... vi

Lembar Pernyataan............................................................................................... vii

Daftar Riwayat ..................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................................. ix

Abstrack ............................................................................................................... x

Daftar Isi............................................................................................................... xi

Dafar Tabel........................................................................................................... xiv

Daftar Gambar ...................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................... xvi

Daftar Istilah..................................................................................................... xvii

Daftar Singkatan................................................................................................... xx

Kata Pengantar ..................................................................................................... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5

1.3 Tujuan Masalah .................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kecemasan .............................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Kecemasan .............................................................. 7

2.1.2 Proses Terjadinya Kecemasan .................................................. 8

2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan ........................................ 10

2.1.4 Faktor-Faktor Pengaruh Kecemasan ........................................ 11

2.1.5 Gejala Klinis Kecemasan .......................................................... 14

2.1.6 Tingkat Kecemasan .................................................................. 16

2.1.7 Respon Terhadap Kecemasan ................................................... 20

2.1.8 Pengukuran Kecemasan ............................................................ 21

2.1.9 Penatalaksanaan Kecemasan..................................................... 23

2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan ........................................................... 25

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xii

2.2.1 Definisi Pendidikan Kesehatan ................................................. 25

2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan ................................................. 26

2.2.3 Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan .... 27

2.2.4 Langkah-Langkah Pendidikan Kesehatan ................................ 28

2.2.5 Metode Pendidikan Kesehatan ................................................. 30

2.2.6 Proses Pendidikan Kesehatan ................................................... 33

2.2.7 Alat Bantu Pendidikan Kesehatan ............................................ 33

2.2.8 Media Pendidikan Kesehatan ................................................... 34

2.2.9 Sasaran Pendidikan Kesehatan ................................................. 36

2.3 Konsep Retardasi Mental

2.3.1 Pengertian Retardasi Mental ..................................................... 36

2.3.2 Etiologi ..................................................................................... 37

2.3.3 Epidemologi .............................................................................. 42

2.3.4 Manifestasi Klinis ..................................................................... 42

2.3.5 Tingkat Retardasi Mental ......................................................... 47

2.4 Konsep Keluarga

2.4.1 Pengertian Keluarga .................................................................. 47

2.4.2 Ciri-ciri Keluarga ...................................................................... 48

2.4.3 Tipe Keluarga ........................................................................... 49

2.4.4 Struktur Keluarga ...................................................................... 51

2.4.5 Fungsi Keluarga ........................................................................ 53

2.4.6 Tugas Keluarga ......................................................................... 53

2.4.7 Peran Keluarga .......................................................................... 55

2.5 Pengaruh PendidikanKesehatan Terhadap Tingkat kecemasan ........... 57

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 58

3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 59

BAB 4 METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 60

4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 61

4.2.1 Populasi .................................................................................. 61

4.2.2 Sampel ................................................................................... 61

4.2.3 Kriteria Sampel ...................................................................... 62

4.3 Teknik Sampling .................................................................................. 63

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................... 64

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 65

4.5.1 Identifikasi Variabel ............................................................... 65

4.5.2 Definisi Operasioanal Variabel .............................................. 66

4.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 67

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 67

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 67

4.9 Pengelolahan Data dan Analisa Data.................................................... 69

4.9.1 Pengelola Data ........................................................................ 69

4.9.2 Analisa Data ........................................................................... 73

4.9.3 Etika Penelitian ....................................................................... 74

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xiii

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 77

5.2 Karakteristik Responden....................................................................... 78

5.2.1 Karakteristik Responden ........................................................ 78

5.3 Hasil Penelitian ..................................................................................... 83

5.3.1 Tingkat Kecemasan Sebelum di lakukan

Pendidikan Kesehatan pada kelompok ekperimen

dengan Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di

SLB Putra Idhata Dolopo ....................................................... 83

5.3.2 Tingkat kecemasan sesudah dan sebelum di

lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

kontrol dengan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo ....................................... 84

5.3.3 Perubahan tingkat kecemasan keluarga pada

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dan

menganalisan pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental di SLB Putra Idhata ..................................... 85

5.4 Pembahasan

5.4.1 Tingkat kecemasan sesudah dan sebelum di

lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

ekperimen dengan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo ....................................... 87

5.4.2 Tingkat kecemasan sesudah dan sebelum di

lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

kontrol dengan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo ....................................... 90

5.4.3 Menganalisis perubahan tingkat kecemasan

keluarga sesudah dan sebelum di lakukan

pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol di SLB Putra Idhata

Dolopo .................................................................................... 92

5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 96

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 97

6.2 Saran .................................................................................................... 98

Daftar Pustaka .....................................................................................................100

Lampiran .............................................................................................................104

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penilaian kecemasan ……………………………………...... 23

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ...................................................... 40

Tabel 4.2 Kriteria Sampel Inklusi dan Eksklusi ......................................... 43

Tabel 4.3. Definisi Operasional ................................................................... 46

Tabel 5.1 Karakteristik Suku Responden……………………………… 78

Tabel 5.2 Karakteristik Agama Responden……………………………. 79

Tabel 5.3 Karakteristik Penghasilan Responden……………………..... 80

Tabel 5.4 Karakteristik Umur Responden……………………………... 80

Tabel 5.5 Karakteristik Pendidikan Responden……………………….. 81

Tabel 5.6 Karakteristik Jenis Kelamin Responden……………………. 82

Tabel 5.7 Karakteristik Pekerjaan Responden………………………… 82

Tabel 5.8 Hasil Kelompok Eksperimen ……………………………..... 83

Tabel 5.9 Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen…………….... 84

Tabel 5.10 Hasil Kelompok Kontrol………………………………… 84

Tabel 5.11 Hasil uji statistik pada kelompok kontrol .……………......... 85

Tabel 5.12 Perbedaan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 86

Tabel 5.13 Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol …………………………………………. 86

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 Rentang Kecemasan .................................................................. 16

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 38

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin penelitian pengambilan data awal ........................... 103

Lampiran 2 Surat izin penelitian pencarian data awal SLB……………….. 104

Lampiran 3 Surat izin penelitian di SLB………………………………… . 106

Lampiran 4 Surat perizinan penelitian dari SLB…………………………. 107

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Reaponden .............................. 108

Lampiran 6 Lembar persetujuan menjadi responden .................................. 109

Lampiran 7 Kisi-kisi kuesioner .................................................................... 110

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Penelitian ................................................... 111

Lampiran 9 SAP Pendidikan Kesehatan ..................................................... 114

Lampiran 10 Tabulasi data umum responden dan data mentah .................... 139

Lampiran 11 Hasil analisis ............................................................................ 140

Lampiran 12 Jadwal kegiatan skripsi ............................................................ 144

Lampiran 13 Lembar konsultasi ................................................................... 145

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 146

Lampiran 15 Leaflet ....................................................................................... 147

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xvii

DAFTAR ISTILAH

Anxietas : Cemas : Kecemasan

Anoreksia : Gangguan makan yang ditandai penolakan untuk

mempertahankan berat badan yang sehat

Bill Board : Papan spanduk

Booklet : Media untuk menyampaikan pesan melalui tulisan

dan gambar

Brain Storming : Curah pendapat

Buzz Group Kelompok kecil-kecil

Coding : Penyuntingan data

Confidentiality : Aspek yang menjamin kerahasiaan data atau

informasi

Cross sectional : Penelitian untuk mengembangkan hubungan antar

variabel dan menjelaskan hubungan yang di

temukan.

Depression : Depresi

Editing : Penyuntingan data

Eksperimen : Percobaan

Flyer : Selembaran

Flip chart : Lembar balik

Gastrointestinal : Saluran pencernaan

Galactosemia : Kelainan metabolisme yang bersifat genetis

GuidanceandCounseli

ng

: Bimbingan dan penyuluhan

Hamilton Rating Scale

for Anxiety (HRS-A)

: Alat ukur kecemasan HRS-A

Inform consent : Persetujuan atas dasar informasi dalam pelayanan

kesehatan

Interview : Wawancara

Integument : Jaringan kulit

Impotensi : Disfungsi seksual dimana ketidak mampuan untuk

eraksi

Kardiofaskuler : Pembuluh jantung

Korioretinitis : suatu proses inflamasi yang terdapat pada traktus

uvea pada mata

Leaflet : Lembaran yang dilipat

Neuromuskuler : Saraf otot

One group pre and

post test desaign

: Rancangan pra – pasca tes dengan satu grup

Planning : Merencanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan

Pre test : Pra test atau sebelum perlakuan

Pre test post test with

control design

: Rancangan pra – pasca tes dengan kelompok

control

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xviii

Post test : Sesudah perlakuan

Psikiater : Profesi dokter spesialitik yang memiliki spesialisasi

dalam diagnosis dan penanganan gangguan

emosional

Purposive sampling : Teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel diantara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti

Puzzle : Permainan bongkar pasang

Quasi eksperimen : Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab

akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti

Role play : Memainkan peranan

sindroma down /long

down

: Mongolisme (trisoma otosomal dan trisomi

kromosa 21 pada kromosoma seks)

Syndrome Hunter : Gangguan genetik langka yang terjadi ketika enzim

yang dibutuhkan tubuh Anda hilang

Scoring : Pemberian skor

Simulation game Permainan simulasi

Snow Bolling Bola salju

Stressor : Pemicu stress

Tabulating : Pengulangan

Uji Statistik wilcoxson : Ujinon parametris untuk mengukur signifikansi

perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan

berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi

tidak normal

Urogenital : Saluran kemih

WorldHealth

Organization

: Organisasi Kesehatan Dunia

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xix

DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activty Daily Living

CVA : Cerebro Vaskuler Accident

HRS-A : Hamilton Rating Scale for Anxiery

IQ : Intellegence Quotient

SLB : Sekolah Luar Biasa

TORCH : Toxoplasma,Rubella,CytomegaloVirus,

dan Herpes

WHO : Word Healt Organization

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan

Keluarga dengan Anak Retardasi Mental”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak

lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada peneliti, untuk itu saya

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dyah Rukminingsih,S.Pd Selaku Kepala Sekolah SLB Putra Idhata

Dolopo yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bpk. Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

3. Ibu Mega Arianti P., M.Kep sebagai Ketua Prodi S-1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Ibu Dian Anisia S.Kep.Ns .M.Kep sebagai pembimbing 1 skripsi yang

telah memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skipsi

ini.

5. Bapak Zainal Abidin ,SKM.,M.Kes(Epid) sebagai pembimbing 2 skripsi

yang telah memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya

skripsi ini.

6. Ibu Sesaria Betty M.,S.Kep.,Ns M.Kes selaku dewan penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi yang

telah dibuat oleh penulis.

7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, nasehat dan semangat untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Teman- teman serta sahabat Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan

2014, maupun dari prodi lain atas bantuan dan kerja sama maupun

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

xxi

9. Semua pihak yang telah memberikan doa, semangat, bantuan, serta

motivasi yang tidak bisa di sebutkan satu persatu dalam penyelesain

skripsi ini.

Semoga Alloh SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan

yang telah mereka berikan selama ini pada penulis.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Madiun, Mei 2018

Penulis

Aliefa Desta Anjarini

NIM.201402002

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagangguan kognitif adalah sebuah istilah mencakup setiap jenis

kesulitan atau defisiensi mental. Retardasi mental merupakan suatu kondisi

tentang tahapan tumbuh kembang dimana seorang anak mengalami

kemunduran dan hambatan dalam melakukan aktivitas selama hidupnya dan

umumnya di alami oleh anak yang berusia kurang dari 18 tahun (Sutini,

Keliat, & Gayatri, 2014). Angka kejadian retardasi mental di dunia pada

anak laki-laki dan perempuan 1,2 : 1. Anak retardasi mental di Amerika

Serikat berjumlah 3000 – 5000 setiap tahunnya. Anak retardasi mental di

Indonesia menempati populasi terbesar keempat di dunia (Ariani, Seoselo,

& Surilena 2014). Anak retardasi mental berjumlah 6.600.000 jiwa di

Indonesia (Tiranata, Retnaningsih, & Suwarsi, 2015)

Retardasi Mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi

dan merupakan suatu kondisi yang di tandai oleh intelegensin yang rendah

yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan

beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang di anggap

normal (Soejiningsih, 2006). Dampak yang terjadi pada anak retardasi

mental mengalami keterbatasan dalam kognitif, berbicara, berhubungan

sosial, activity daily living (ADL), perkembangan fisik (Dewi, 2011).

Keterbatasan tersebut membutuhkan perawatan terus menerus. Perawatan

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

2

dan pengobatan yang dilakukan tentunya membutuhkan biaya yang cukup

besar. Dampak dari keluarga yang mempunyai anak retardasi mental

mengalami kecemasan di tinjau dari segi paritasnya, dengan adanya

ketakutan tentang resiko berulangnya kelainan retardasi mental pada anak

berikutnya. Sedangkan menurut Hastuti (2004) menunjukan bahwa

permasalahanya yang banyak di alami oleh orang tua khususnya seorang ibu

dengan anak retardasi mental adalah mengacu pada tingkah laku dan emosi

anak retardasi mental, masalah keungan, kemandirian anak, dan masa depan

anak retardasi mental yang sering membuat keluarga cemas.

Data tersebut menunjukan bahwa keluarga dengan anak retardasi

mental menimbulkan kecemasan beragam yang di pengaruhi faktor-faktor

baik internal yaitu umur, sikap, serta kehendak dan kemampuan dan faktor

eksternal antara lain pendidikan, informasi, pengalaman, pelatihan

lingkungan, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan (Notoatmojo, 2003).

Pada keluarga yang mengalami kecemasan dalam cara merawat dengan

anak retardasi mental, dalam biaya (Nixson, 2016) penyebab kecemasan

keluarga anak retardasi mental dari kecemasan sendiri meliputi pendidikan,

informasi, kebudayaan lingkungan sekitar, pengalaman, pekerjaan, umur,

minat. Yang dimana dapat mempengaruhi tingkat kecemasan.

Kecemasan adalah suatu emosi dan pengalaman subyektif dari

seseorangan yang dimana suatu keadaan membuat seseorang tidak nyaman

dan di bagi dalam beberapa tingkatan. Jadi cemas berkaitan dengan perasaan

yang tidak pasti dan tidak berdaya (farida, 2010). Gejala kecemasan baik

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

3

sifatnya akut maupun kronis merupakan komponen utama bagi hampir

semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder) tidak semua orang

mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas tergantung

pada struktur kepribadiannya tergantung dari pendidikan di sekolah,

pengaruh lingkungan, pergaulan sosial, dan pengalaman hidupnya (Nixson,

2016). Gejala kecemasan yang tampak pada penampilan berupa jenis fisik

maupun mental, gejala fisiknya antara lain jari tangan, detak jantuk semakin

cepat, keringat dingin, kepala pusing. Gejala mentalnya meliputi ketakutan

merasa akan merasa takut, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tentram

dan ingin lari dari kenyataan (Nixon, 2016). Prevalensi kecemasan pada

orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental sebanyak 89%

keluarga, terutama pada kondisi keluarga dengan tingkat pendidikan yang

rendah dan social ekonomi rendah di dapatkan tingkat kecemasan yang

lebih tinggi (Majumdar, 2007).

Mengingat dampaknya sebagai perawat melakukan intervensi

keperawatan pada kecemasan dengan menggunakan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu suatu

proses meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan tidak hanya mengkaitkan diri pada

peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja. Tetapi juga

meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik)

dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

(Notoatmojo, 2007). Yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kecemasan

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

4

terhadap keluarga dengan anak retardasi mental. Pada penelitian

sebelumnya Trya (2015) dan Maria (2011), hal ini berarti di simpulkan

bahwa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan dapat

menurunkan kecemasan sebanyak analisis data dengan uji statistik non

parametrik yaitu uji wilcoxon. Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh

hasil signifikasi p value = 0,000 (signifikan). Nilai p value < α (0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Secara statistik dari hasil

uji t sampel berpasangan menunjukkan nilai t= 25,314 dan p = 0,000

(p<0,05) artinya ada pengaruh yang signifikan.

Studi pendahuluan data yang diperoleh di Kabupaten Madiun tahun

2014 jumlah anak retardasi mental adalah 115 orang (DINKES 2014),

ditahun 2017 jumlah penderita retardasi mental adalah 39 orang dari laki-

laki 20 orang dan 19 perempuan. Siswa SLB Putra Idhata Desa Glonggong,

Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Survey 8 orang yang sedang

menunggu anak retardasi mental belajar di SLB Putra Idhata Dolopo,

dimana 8 orang tersebut terdiri dari 8 keluarga keluarga anak retardasi

mental mengalami kecemasan dengan respon fisiologi seperti sesekali nafas

pendek, muka berkerut dan bibir bergetar, tidak dapat duduk tenang dimana

ini menunjukan ciri-ciri cemas ringan. Ada juga cemas dengan ciri-ciri

seperti gelisah ,sering nafas pendek, mulut kering, dan juga menunjukan

gerakan meremas tangan dapat terlihat bahwa keluarga mengalami cemas

sedang. Dengan masalah kecemasan dapat di persentasikan seperti cara

merawat anak retardasi mental 87%, kecemasan dengan cara mendidik anak

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

5

retardasi mental 75%, kecemasan pada biaya anak retardasi mental 50%,

kecemasan pada masa depan anak retardasi mental 85%, kecemasan pada

karir 87%.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga

dengan Anak Retardasi Mental”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut “Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Dengan Anak Retardasi Mental di

SLB Putra Idhta Dolopo”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat kecemasan

Keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo..

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo pada kelompok eksperimen sebelum

dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan.

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo pada kelompok kontrol sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

6

3. Menganalisis perubahan tingkat kecemasan keluarga pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dan menganalisa pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo .

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang

memberi manfaat di masa yang akan datang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan

materi perkuliahan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

menurunkan tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental di

SLB Putra Idhata Dolopo.

4. Bagi Keluarga Anak Retardasi Mental

Membantu menurunkan kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kecemasan

2.1.1 Pengertian kecemasan

Kecemasan berasal dari bahasa Latin “agustus” yang berarti kaku

dan “angoanci”yang berarti mencekik. Kecemasan (ansietas /anxiety)

adalah gangguan dalam alam perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang

mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

realitis (reality testing ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh

(tidak mengalami keretakan pribadi (spliting personality), perilaku dapat

terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Nixson, 2016). Cemas

adalah suatu emosi dan pengalaman subyektrif dari seseorang yang dimana

suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan di terbagi

dalam beberapa tingkatan. Jadi cemas berkaitan dengan perasaan yang

tidak pasti dan tidak berdaya (farida dan yudi, 2010).

Kecemasan dianggap abnormal hanya jika terjadi dalam situasi

sebagian besar orang dapat menanganinya tanpa kesulitan. Gangguan

kecemasan adalah sekelompok gangguan dimana kecemasan merupakan

gejala utama (gangguan kecemasan umum dan gangguan panik) atau

dialami jika seseorang berupaya mengendalikan perilaku maladaptif

tertentu. Kecemasan menjadi jika orang mengalaminya dari peristiwa yang

oleh sebagian besar tidak di anggap strres (Zuyina, 2011)

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

8

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronis merupakan

komponen utama bagi hampi semua gangguan kejiwaan (psychiatric

disorder). Tidak semua orang mengalami stressor psikososial dan

mengalami gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur

kepribadiannya. Perkembangan kepribadian (personality development)

seseorang dimulai sejak usia bayi hingga usia 18 tahun tergantung dari

pendidikan di sekolah, pengaruh lingkungan, pergaulan sosial, dan

pengalaman hidupnya (Nixson, 2016)

2.1.2 Proses terjadinya kecemasan

Proses terjadinya kecemasan menurut Nixson (2016) terdari dari

faktor presdiposisi dan fraktor presipitasi.

Faktor presdiposisi penyebab kecemasan dapat di pahami melalui

beberapa teori yaitu :

1. Teori psikoanalitik freud berpendapat bahwa kecemasan adalah

konflik emosinal antara insting dan superego yang mencerminkan

hati seseorang. Fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa

ada bahaya.

2. Teori tingkah laku teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa

kecemasan adalah hasil frustasi diaman sesuatu yang menghalangi

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan

dapat menimbulkan kecemasan.

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

9

3. Teori keluarga gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa di

temui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas

perkembangan individu dalam keluarga

4. Teori biologi otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine yang membantu dalam mengatur kecemasan.

Penghambat asam aminobutirikgama neroregulator merupakan

mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan seperti

endorphin. Kecemasan mungkin disertai dengan gejala fisik dan

menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

a. Faktor presipitasi

Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan

eksternal yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu (Nixson, 2016):

1) Ancaman terhadap integritas fisik ancaman ini berupa

ketidak mampuan fisiologis yang akan datang atau

menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-

hari. Sumber internal berupa kegagalan mekanisme

fisiologis seperti jantung, system imun, regulasi

temperature, perubahan fisiologi normal seperti kehamilan

dan penuaan. Sumber eksternal antara lain infeksi virus dan

bakteri zat polutan dan trauma.

2) Ancaman terhadap sistem tubuh ancaman ini dapat

membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial se

seorang. Sumber internal antara lain kesulitan melakukan

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

10

hubungan interpersonal dirumah, di tempat kerja dan

masyarakat sedangkan sumber eksternal dapat berupa

pasangan, orang tua, teman, perubahan status pekerjaan,

dan lain lain.

2.1.3 Faktor-faktor penyebab kecemasan

Adanya faktor yang menyebabkan kecemasan keluarga (Sentana, 2016)

1. Umur

Umur di pandang sebagai suatu keadaan yang menjadi dasar

kematangan dan perkembangan seseorang. Semakin lanjut usia

seseorang semakin meningkat pula kedewasaan tehnis dan tingkat

kedewasaan psikologisnya yang menunjukan kematangan jiwa, dalam

arti semakin bijaksana, mampu berpikir secara rasional, dapat

mengendalikan emosi dan bertoleransi terhadap orang lain.

2. Jenis kelamin

Pada umumnya seorang laki-laki dewasa mempunyai mental yang kuat

terhadap sesuatu hal yang dianggap mengancam bagi dirinya

dibandingkan perempuan. Perempuan cemas akan ketidak mampuannya

dibandingkan dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif,

sedangkan perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan bahwa

laki-laki lebih rileks dibandingkan perempuan.

3. Pengalaman

Pengalaman masa lalu yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi

perkembangan keterampilan menggunakan koping. Keberhasilan

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

11

seseorang dapat membantu individu untuk mengembangkan kekuatan

koping, sebaliknya kegagalan atau reaksi emosional menyebabkan

seseorang menggunakan koping yang maladatif terhadap stressor

tertentu.

4. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang

dari berbagai faktor berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan

sosial budaya, biasanya terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu. Tingkat pengetahuan seseorang rendah

akan cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan yang

mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi.

5. Kepribadian

Keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu

lain paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang

ditunjukkan oleh seseorang, namun mereka cenderung mempunyai

perasaan keraguan diri yang terus-menerus dan itu memaksa mereka

untuk mencapai lebih banyak dan lebih banyak lagi dalam waktu yang

lebih cepat.

2.1.4 Faktor-faktor pengaruh kecemasan

Ada beberapa faktor yang menunjukan reaksi kecemasan

mempengaruhi kecemasan menurut (Farida dan Yudi, 2010 dan Sentana,

2016)

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

12

1. Psikososial

Psikososial yang menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang

dengan kesehatan mental/emosionalnya. Yang dimana menjadikan faktor

predisposisi (pendukung) itu sendiri adalah, konflik emosional yang di

karenakan perasaan dan emosional yang disebabkan oleh pengalaman dan

pengetahuan diharapkan setelah di lakukan pendidikan kesehatantingkat

kecemasan bisa menurun, sebagai proses meningkatkan kesehatan tidak hanya

mengaitkan diri pada kemampuan, sikap, dan praktek kesehatan saja tetapi juga

meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik)

dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmojo,

2007). Gangguan konsep diri merupakan adanya gangguan pikiran dan

kepercayaan, frustasi perasaan kecewa dalam diri yang di sebabkan oleh tidak

tercapainya keinginan, riwayat gangguan kecemasan dimana adanya suatu

kejadian yang pernah membuat diri sendiri mengalami kecemasan, dan

medikasi cara utama terapi atau progam untuk mengobati suatu masalah.

2. Informasi

Informasi dalam pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang

terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari

pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan.

Keluarga mengetahui ancaman terhadap integritas fisik yang dimana ketidak

mampuan fisiologis atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas

hidup, dan ancaman terhadap harga diri terjadi karena kepercayaan diri yang

tidak di hargai oleh orang lain. Dimana nanti akan dilakukan pendidikan

kesehatan bentuk kegiatan dan pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan di

dalam rumah sakit, ataupun rumah sakit (Non Klinik) yang dapat di lakukan di

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

13

tempat ibadah, pusat kesehatan ibu dan anak, tempat pelayanan publik, tempat

penampungan, organisasi masyarakat organisasi pemeliharaan kesehatan

(asuransi), sekolah, panti lanjut usia (wreda), dan unit kesehatan bergerak

(mobile). (Nursalam, 2008)

3. Komunikasi

Suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,

dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung

dengan lingkungan dan orang lain. Hal ini disebabkan oleh pola mekanisme

koping keluarga yang merupakan suatu pola pendukung yang tidak di

mengerti dari keluarga. Dengan dilakukan pendidikan kesehatan merupakan

gamabran penting bagian dari peran perawatan yang profesional dalam upaya

promosi kesehatan dan penyegahan penyakit (preventif) yang telah di lakukan

zam Florens Night pada tahun 1959.

4. Lingkungan

Kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,

energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun

di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti

keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Jika faktor

tersebut kurang baik karna akan menghalangi pembentukan kepribadian

sehingga muncul gangguan fisiknya mengalami masalah sehingga

menimbulkan kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak, peristiwa

traumatik juga menyebabkan ketidak stabilan emosi dalam dirinya yang

mengakibatkan kecemasan sehingga harus di lakukan pendidikan kesehatan

dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoatmojo,

2007)

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

14

5. Biaya

Pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang

dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang

sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya

eksplisit dan biaya implisit. Karena hal ini sering pula menimbulkan gejala

gangguan kecemasan. Dalam pendidikan kesehatan biaya merupakan salah satu

penunjang dimana di lakukan pendidikan kesehatan agar lebih tercapaikan

kesehatan.

2.1.5 Gejala klinis kecemasan

Gejala-gejala kecemasna yang timbul pada seseorang individu

berbeda-beda, ada tergolong normal ada pula yang mengalami kecemasan

yang tampak dalam penampilan berupa gejala fisik maupun mental.

Nixson (2016) berpendapat bahwa gejala kecemasan bersifat fisik

dan mental antara lain :

1. Gejala fisik

a. Jari tangan dingin

b. Detak jantung semakin cepat

c. Kringat dingin

d. Kepala pusing

e. Nafsu makan berkurang

f. Tidur tidak nyenyak

g. Dada sesak

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

15

2. Gejala mental

a. Ketakutan merasa akan di timpa bahaya

b. Tidak dapat memusatkan perhatian

c. Tidak tentram dan ingin lari dari kenyataan

d. Ingin lari dari kenyataan

Jeffrey et al dalam Nixon (2016) mengemukakakn gejala kecemasan ada 3

yaitu :

1. Gejala fisik berupa kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak

berkeringat, sulit bernapas, jantung berdebar kencang, merasa lemas,

panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

2. Gejala behavioral berupa berperilaku menghindar, terguncang,

melekat dan dependen.

3. Gejala kognitif antara lain khawatir tentang sesuatu, persaan terganggu

akan ketakutan terhadap sesuatu yang akan terjadi dimasa depan,

keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi,

ketakutan akan ketidak mampuan untuk mengatasi masalah, pikiran

berasa campur aduk atau kebingungan dan sulit berkonsentrasi.

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

16

2.1.6 Tingkat kecemasan

Rentang cemas menurut Stuart (2006) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Rentang kecemasan

Respon adaptif Respon maladaptif

adaptasi ringan sedang berat panik

Gambar 2.1 Menjelaskan bahwa rentang kecemasan di bagi

menjadi 2 arah yaitu arah kekiri yaitu respon adaptif dan respon kekanan

adalah respon maladaptif. Semakin kekanan maka tingkat kecemasan

semakin berat hingga menjadi panikdan semakin ke kiri maka tingkat

kecemasan semakin ringan dan bias beradaptasi. Ansietas berbeda dengan

rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.

Kapasitas untuk menjadi cemas di perlukan untuk bertahan hidup, tetapi

tingkat kecemasan yang berat tidak sejalan dengan kehidupan.

Nixson (2016) mengidentifikasi kecemasan dalam 4 tingkatan

dengan karakteristik dalam presepsi yang berbeda yaitu :

1. Cemas ringan

Cemas ini termasuk normal seseorang waspada dan meningkat lahannya

presepsinya :

a. Respon fisiologi

1) Sesekali nafas pendek

2) Nadi dan tekanan darah naik

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

17

3) Gejala ringan pada lambung

4) Muka berkerut dan bibir bergetar

b. Respon kognitif

1) Lapang presepsi meluas

2) Mampu menerima pasangan yang kompleks

3) Konsentrasi pada masalah

4) Menyelesaikan masalah secara efektif

c. Respon perilaku dan emosi

1) Tidak dapat duduk tenang

2) Tremor halus pada tangan

3) Suara kadang-kadang meninggi

2. Cemas sedang

Cemas ini memungkinkan seseorang memusatkan perhatian pada hal

penting dan mempersempit lapang presepsinya.

1. Respon fisiologis

a) Sering nafas pendek

b) Nadi dan tekanan darah naik

c) Mulut kering

d) Anoreksia

e) Diare atau konstipasi

f) Gelisah

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

18

2. Respon kognitif

a. Lapang presepsi menyempit

b. Ransang luar tidak mampu diterima

c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

3. Respon perilaku dan emosi

a. Gerakan Tersentak-sentak (meremas tangan )

b. Berbicara banyak dan lebih cepat

c. Perasaan tidak nyaman

3. Cemas berat

Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi dan memusatkan

sesuatu yang spesifik dan tidak dapat berpikir dalam hal lain.

a. Respon fisiologi

1) Sering nafas pendek

2) Nadi dan tekanan darah naik

3) Berkeringat dan sakit kepala

4) Penglihatan kabur

b. Respon kognitif

1) Lapang presepsi sangan menyempit

2) Tidak mampu menyelesaikan masalah

c. Respon perilaku dan emosi

1) Perasaan ancaman meningkat

2) Verbalisasi cepat

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

19

4. Panik

Panik berhubungan dengan ketakutan dan tremor karena

kehilangan kendali. Orang yang panik tidak mampu melakukan suatu

walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi

kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktifitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan

lain-lain.

a. Respon fisiologi

1) Nafas pendek

2) Rasa tercekik dan berdebar

3) Sakit dada

4) Pucat

5) Hipotensi

b. Respon kognintif

1) Lapangan presepsi menyempit

2) Tidak dapat berpikir lagi

c. Respon perilaku dan emosi

1) Agitasi,mengantuk,dan marah

2) Ketakutan dan berteriak-teriak

3) Persepsi kacau

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

20

2.1.7 Respon terhadap kecemasan

Stuart (2006) berpendapat respon kecemasan antara lainadalah :

1. Respon fisiologi

a. Sistem kardiovaskuler respon yang terjadi palpitas, jantung berdebar,

tekanan darah meningkat, rasa pingsan, pingsan, tekanan darah

menurun dan denyut nadi menurun.

b. Sistem pernapasan respon yang terjadi adalah nafas cepat, sesak nafas,

tekanan pada dada, nafas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan,

sensasi tercekik dan terengah-engah.

c. Sistem neuromuskuler respon yang terjadi reflex meningkat, reaksi

terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, gelisah, mondar-

mandir, wajah tegang, kelemahan umum, dan tungkai lemah

d. Sistem gastrointestinal respon yang terjadi yaitu kehilangan nafsu

makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, nyeri

ulu hati dan diare.

e. Sistem saluran perkemihan respon yang terjadi adalah tidak dapat

menahan kencing dan sering berkemih.

f. Sistem integumen (kulit) respon yang terjadi adalah wajah kemerahan,

berkeringan pada telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada

kulit, dan wajah pucat.

2. Respon perilaku, dan afektif

a. Sistem perilaku respon ini terjadi antara lain gelisah, ketegangan fisik,

reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

21

cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, melarikan diri pada

masalah, hiperventilasi dan sangat waspada.

b. Sistem kognitif respon yang terjadi yaitu perhatian terganggu,

konsentrasi buruk, berupa pelupa, salah dalam memberi penilaian,

hambatan berpikir, lapangan persepsi menurun, kreativitas menurun,

produktifitas menurun, binggung, sangat waspada, kehilangan

obyektifitas, dan takut kendali.

c. Sistem afektif respon yang sering terjadi adalah mudah terganggu,

tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian,

kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah dan malu.

2.1.8 Pengukuran kecemasan

Penilaian kecemasan dapat diukur dengan menggunakan skala

HARS(Hamilton Anxiety Ratting Scala) yang terdiri dari 14 item (Nixson,

2016) yaitu:

1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah

tersinggung.

2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan

lesu.

3. Ketakutan seperti takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila

tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.

4. Gangguan tidur sukar tidur, terbangun pada malam hari tidur tidak

pulas, dan mimpi buruk.

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

22

5. Gangguan kecerdasan seperti menurunnya daya ingat, mudah lupa,

dan sulit berkonsentrasi.

6. Persaan depresi seperti hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

7. Gejala somatik seperti pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara

tidak stabil dan kedutan otot.

8. Gejala sensorik yaitu perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur,

muka merah, pucat dan merasa lemah.

9. Gejala kardiovaskuler yaitu takikardi, nyeri dada, denyut nadi

meregas, dan detak jantung hilang sekejap.

10. Gejala pernapasan yaitu rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,

sering menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek.

11. Gejala gastrointestinal yaitu sulit menelan, konstipasi, berat badan

menurun, muntah dan mual, nyeri lambung sebelum dan sesudah

makan, perasaan panas di perut.

12. Gejala urogenital yaitu sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

aminorea, areksi lemah atau impotensi.

13. Gejala vegetatif yaitu mulut kering, mudah berkeringat, muka merah,

bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

14. Perilaku saat wawancara yaitu gelisah, jari-jari gemetar, mengerutkan

dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkatkan dan nafas

pendek cepat.

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

23

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

kategori sebagai berikut (Nixson, 2016) :

Tabel 2.1 Tabel penilaian kecemasan

Nilai Keterangan

0 Tidak ada gejala sama sekali

1 Satu dari gejala yang ada

2 Sedang atau separuh dari gejala yang ada

3 Berat atau lebih dari tengah gejala yang ada

4 Sangat berat semua gejala ada

(Nixson, 2016)

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor item 1-14

dengan hasil :

1. Skor <6 : tidak ada kecemasan

2. Skor 6-14 : kecemasan ringan

3. Skor 15-27 :kecemasan sedang

4. Skor >27 : kecemasan berat

2.1.9 Penatalaksanaan kecemasan

Penatalaksanaan kecemasan menurut hawari dalam nixson (2016)

pada tahap pencegahat dan terapi memerlukan suatu pendekatan yang

bersifit holistic seperti fisik (somatik), psikososial dan psikoreligius.

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress cara yang mudah

dilakukan antara lain :

a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang

b. Tidur yang cukup

c. Tidak merokok

d. cukup berolah raga

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

24

e. Tidak minum minuman keras

2. Terapi psikofarma

Terapi ini berupa pengobatan untuk cemas yang berguna untuk

memulihkan fungsi organ neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf)

pusat otak. Obat sering di gunakan adalah obat anti cemas (anxiolytic)

seperti diazepam, clobazam, larozepam, buspirone HCL,

meprobamate dan alprazolam .

3. Terapi somatik

Terapi somatik ini untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik

(fisik) itu dapat di berikan obat-obatan yang ditunjukan pada organ

tubuh yang bersangkutan).

4. Psikoterapi

Terapi ini diberikan tergantung kebutuhan setiap individu, antara lain :

a. Psikoterapi suportif untuk memberikan motivasi, semangat dan

dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa

dan diberi keyakinan serta percaya diri.

b. Psikoterapi re-edukatif dengan memberikan pendidikan ulang

koreksi bila dinilai bahwa ketidak mampuan mengatasi kecemasan.

c. Psikoterapi re-kontruksi untuk memperbaiki kembali kepribadian

yang telah mengalami guncangan akibat stressor.

d. Psikoterapi kognitif untuk memulihkan fungsi kognitif seperti

kemampuan untuk berpikir rasional, konsentrasi dan daya ingat.

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

25

e. Psikoterapi psikodinamik untuk menganalisa proses dinamika

kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecemasan.

f. Psikoterapi keluarga untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan

faktor keluarga tidak menjadi faktor penyebab tetapi sebagai faktor

pendukung.

5. Psikoreligius

Terapi ini digunakan untuk meningkatkan keimanan seseorang yang

erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi

berbagai problem kehidupan yang stressor psikososial.

2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.2.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan

yaitu prosses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memmelihara dan meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya

mengkaitkan diri pada peningkatan kemampuan, sikap, dan praktek

kesehatan saja. Tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan

(baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan

kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2007)

Pendidikan kesehatan merupakan gambaran penting dan bagian dari

peran perawat yang profesional dalam upaya promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit (preventif) yang telah di lakukan pada zam Florens

Night pada tahun 1959. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk kegiatan

dan pelayanan keperawatan yang dapat di lakukan di dalam rumah sakit

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

26

ataupun di luar rumah sakit (Non Klinik) yang dapat di lakukan di tempat

ibadah, Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, tempat pelayanan publik, tempat

penampungan, organisasi masyarakat orgabisasi pemeliharaan kesehatan

(asuransi), sekolah, panti lanjut usia (wreda), dan unit kesehatan bergerak

(mobile).(Nursalam, 2008)

2.2.2 Tujuan pendidikan kesehatan

Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya

perilaku tersebut (Nursalam, 2008) yaitu :

1. Faktor faktor presdisposisi

Faktor faktor presdisposisi (presdisposing factors) yang mencakup

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan

kepercayaaan masyarakat terhadap hal- hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor faktor Pendukung

Faktor faktor pendukung (enabling factors) ini mencakup ketersediaan

sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya :

air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,

makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poli klinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta

(BPS) dan sebagainya.

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

27

3. Faktor faktor penguat

Faktor faktor penguat (reinforcing faktor) meliputi faktor sikap dan

perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), dan para

petugas pemerintah petugas kesehatan. Temasuk juga di sini undang-

undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun daerah yang

terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat

kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta

dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan keteladanan dari para

toma, toga, dan petugas kesehatan. Di samping itu, undang-undang

jika diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

2.2.3 Faktor –faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Beberapa faktor yang perlu di perhatikan agar pendidikan

kesehatan dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

2. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula

dalam menerima informasi baru.

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

28

3. Adat Istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat

dengan penyampai informasi.

5. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan.

2.2.4 Langkah-langkah pendidikan kesehatan

Menurut Dony, dkk (2014), beradasarkan langkah-langkah yang

ingin dicapai, penggolongan langkah-langkah pendidikan kesehatan ada 4

(empat) yaitu :

1. Analisa Situasi

Analisa situasi merupakan suatu dalam mengumpulkan data tentang

keadaan wilayah, masalah-masalah sehingga di peroleh informasi yang

akurat tentang masalah yang di hadapi.

2. Penentuan Prioritas Masalah

Mengurutkan masalah dari masalah yang di anggap paling penting

sampai dengan urutkan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

29

dengan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara

pembobotan.

3. Penentuan Tujuan

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku yang

tidak sehat.

a. Penentuan Sasaran

Sasaran untuk penyuluhan di bedakan menjadi :

1) Masyarakat umum

2) Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapai

3) Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang

membantu menggerakan dan menyebarkan informasi.

b. Penentuan Pesan

Pesan merupakan informasi yang di sampaikan kepada sasaran.

Pesan yang di sampaiakan harus di sesuaikan dengan sasaran yang

di berikan penyuluhan.

c. Penentuan Metode

Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang

ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif

atau psikomotor (contoh: untuk mengubah kognitif / pengetahuan

dapat memilih dengan menggunakan metode ceramah ataupun

diskusi).

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

30

d. Penentuan Media

Dalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan alat bantu

peraga. Pemilihan media dan metode yang tepat serta dukungan

dan kemampuan dari tenaga penyuluhan merupakan suatu hal

untuk mempermudah proses belajar mengajar.

e. Penentuan Rencana Penelitian

Penilai yang di lakuykan meliputi : penetuan tujuan penilaian,

penuntunan tolak ukur yang akan digunkan untuk penilaian.

4. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang

disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas

penyuluhan, waktu dan rencana penilaian.

2.2.5 Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Dony, dkk (2014),berdasarkan pendekatan sasaran yang

ingin di capai, penggolongan metode penelitian ada 3 (tiga ), yaitu :

1. Metode pendidikan individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance an counseling)

b. Wawancara (Interview)

2. Metode pendidikan kelompok

Metode pendidikan kelompok harus memperhatikan apakah kelompok

itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya

pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

31

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah.

2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian

(persentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik

yang di anggap penting dan biasanya di anggap hangat di

masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi Kelompok ; dibuat sedemikian rupa sehingga saling

berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk di antara peserta

agar ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan

mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan

pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi

berjalan hidup dan tidak ada dominasi dari salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ; merupakan modifikasi

diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan jawaban atau

tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut di tampung dan ditulis

dalam flipchart /papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan

pendapat tidak boleh ada komentar dari siapapun, baru

setelahnya semuanya mengemukakan pendapat, tiap anggota

mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

32

3) Bola salju (Snow Balling) ; tiap orang di bagi menjadi

pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian di lontarkan

suatu pertanyaan atau, masalah, setelah lebih kurang 5 menit

tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap

mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap 2 pasangan yang sudah beranggotakan 4 orang

ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian

seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group) ; kelompok langsung di

bagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian di lontarkan

suatu masalah yang sama /tidak sama dengan kelompok lain,

dan masing-masing kelompok mendiskusikan maslah tersebut.

Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari

kesimpulannya.

5) Memainkan peran (Role Play) ; beberapa kelompok di tunjukan

sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan

tertentu, misal sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau

bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota

masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi

/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi(Simulation Game) ; merupakan gambaran

role play dan diskusi kelompok. Pesan–pesan disajikan dalam

bentuk permainan monopoli. Cara memainkan persis seperti

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

33

bermain monopolidengan menggunakan dadu, atau gaco

(penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi

pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

3. Metode pendidikan Massa

Pada umum pendidikan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya

menggunakan atau melalui media massa.

2.2.6 Proses pendidikan kesehatan

Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok

yaitu (input), proses keluar (out put). Masukan (input) dalam pendidikan

kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu individu, kelompok dan

masyarakat dengan berbagai latar belakangnya. Proses adalah mekanisme

dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan dan perilaku pada diri

subyek belajar. Dalam proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik

berbagai faktor antara lain adalah mengajar, teknik belajar dan materi atau

bahan pelajaran. Sedangkan keluaran merupakan kemampuan sebagai hasil

perubahan yaitu perilaku sehat dan sasaran didik melalui pendidikan

kesehatan (Notoatmojo, 2003)

2.2.7 Alat bantu pendidikan kesehatan

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat atau perlengkapan yang di

perlukan penyuluhan guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu

lebih sering disebut alat peraga yang merupakan alat atau benda yang

dapat di amati, didengar, diraba atau di sarankan oleh indra manusia yang

berfungsi sebagai alat memperagakan yang menjelaskan uraian yang di

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

34

sampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar

mengajar, agar materi lebih mudah di tgerima dan di pahami oleh sasaran.

Pada garis hanya ada tiga macam alat bantu, yaitu sebagai berikut (Dony,

dkk 2014):

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indera mata (penglihatan pada waktu terjadinya proses

pendidikan). Alat ini ada dua bentuk, yaitu di proyeksikan (slide, film,

dan film strip) dan alat-alat tidak di proyeksikan.

2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian dalam

pendidikan, misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan sebagainya

3. Alat bantu lihat/dengar (audio-visual aids)seperti televisi dan video

cassete. Alat bantu ini disususn berdasarkan prinsip bahwapengetahuan

disetiap manusia di terima atau di tangkap melalui panca indra.

Semakin banyak indera yang di gunakan untuk menerima sesuatu

maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan

yang di peroleh (Elgar Dalecit dalam Notoatmojo 2005).

2.2.8 Media pendidikan kesehatan

Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suantu alat

bantu pendidikan (audio visual aids /AVA). Berdasarkan fungsinya

sebagai penyaluran pesan pesan kesehatan (media), media ini di bagi

menjadi 3 : cetak, elektronik, media papan (bill board) Dony,dkk (2014)

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

35

1. Media cetak

a. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik

tulisan maupun gambar.

b. Leaflet : melalui lembar yang di lipat, isi pesan bisa gambar/tulisan

atau keduanya.

c. Flyer (selembaran) : seperti leaflet tapi tidak berbentuk lipatan.

d. Filp chart (lembar balik ) : pesan / informasi kesehatan dalam

bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap

lembar (halaman) berisi gambar. Peragaan dan di baliknya berisi

kalimat sebagai pesan / informasi berkaitan dengan gambar

tersebut.

e. Rubrik / tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan atau suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan.

f. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan / informasi

kesehatan, yang biasanya di tempel di tembok tembok, di tempat-

tempat umum atau di kendaraan umum.

g. Foto , yang mengungkapkan informasi kesehatan.

2. Media elektronik

a. Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron,sandiwara,forum diskusi /

tanya jawab, pidato / ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat,

dll.

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

36

b. Radio ; bisa dalam bentuk obrolan / tanya jawab, sandiwara radio ,

ceramah, radio spot, dll.

c. Video Compact Disc (VCD)

d. Slide : slide juga dapat di gunakan untuk menyampaikan pesan /

informasi kesehatan.

e. Film strip juga dapat digunkan untuk menyampaikan pesan

kesehatan.

3. Media papan (billboard)

Papan / billboard yang di pasang di tempat-tempat umum dapat di

pakai di isi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.

Media papan di sini juga mencangkup pesan-pesan yang di tulis pada

lembaran seng yang di tempel pada kendaraan umum (bus / taksi)

(Notoatmojo, 2003)

2.2.9 Sasaran pendidikan kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu

baik yang sehat maupun yang sakit. Sasaran pendidikan kesehatan

tergantung tingkat dan tujuan penyuluhan yang di berikan. Lingkungan

pendidikan kesehatan di masyarakat dapat di lakukan melalui beberapa

lembaga dan organisasi masyarakat (Dony, dkk 2014)

2.3 Retardasi Mental

2.3.1 Pengertian retardasi mental

Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi dan

merupakan suatu kondisi yang di tandai oleh intelegensi yang rendah yang

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

37

menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi

terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal

(Prabowo, 2014)

Retardasi Mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi dan

merupakan suatu kondisi yang di tandai oleh intelegensin yang rendah

yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan

beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang di anggap

normal (Soejiningsih, 2006).

2.3.2 Etiologi

Menurut maramis (Prabowo, 2014) penyebab retardasi mental dibagi

menjadi 2 :

1. Retardasi Mental Primer

Akibat kelainan kromosom, dimana kelainan kromosom terdapat dalam

jumlah atau dalam bentuknya :

a. Kelaianan dalam jumlah kromosom

sindroma down /long down atau mongolisme (trisoma otosomal dan

trisomi kromosa 21 pada kromosoma seks)

b. Kelainan dalam bentuk kromosom

“chi du chat “ tidak terdapat cabang pendek pada kromosom 5 dan

18

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

38

2. Retardasi Mental Sekunder

a. Akibat infeksi dan intoxikasi

Dalam kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena

kerusakan jaringan otak akibat interaksi intrakranial, karena serum,

obat atau zat toxik lainnya.

b. Akibat rudapaksa dan / atau sebab fisik lain.

Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar- X,

bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat

mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental. Rudapaksa kepala

sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental .

Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa I (PPDGJ I)

menyebutkan :

1) Ensefalopatia karena kerusakan prenatal

2) Ensefalopatia karena keruskan pada waktu lahir

3) Ensefalopatia karena keruskan postnatal

c. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.

Semua retardasi emntal yang langsung di sebabkan oleh gangguan

metabolisme (umpamanya gangguan metabolisme lipida, karbohidrat

dan protein), pertumbuhan atau termasuk dalam kelompok ini.

d. Akibat penyakit otak nyata (postnatal)

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma

(tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena roda paksa /

keradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak nyata, tetapi yang

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

39

belom di ketahui betul etiologinya (diduga herediter atau familiar).

Reaksi sel-sel otak (structural) ini dapat bersifat degeneratif,

infiltratif, radang rolifirasit, sklerotif, atau reparative.

e. Akibat penyakit / pengaruh prenatal yang tidak jelas keeadan di

ketahui sejak dari lahir, tapi tidak di ketahui etiologinya, termasuk

amomali cranial primer dan efek cogniteal yang tidak di ketahui

sebabnya. Misalnya: Anensefali dan heinsefali, kelainan

pembentukan gizi, porensefali congenital, Kraneostenosa,

Hidrosifalus congenital, Hipertelirisme, Makro sefali

(megalensefali), Mikrosefali primer, Sindroma lurence-moon-biebdl

f. Akibat premeturitas

Dalam kasus ini termasuk retardasi mental yang berhubungan

dengan keadaan bayi yang waktu lahir berat badannya kurang dari

2500 gram dan atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta

tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam subkategori selain ini.

g. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental mungkin juga akibatnya suatugangguan jiwa yang

berat pada masa anak-anak. Untuk membuat diagnosa ini harus jelas

telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat patologi

otak. Penderita skizofrenia residnal dengan deteriorasi mental tidak

termasuk dalam kelompok ini.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

40

h. Akibat deprevasi psikososial

Retardasi mental dapat disebabkan oleh faktor-faktor bio medik atau

pun sosio budaya (yang berhubungan dengan deprevasi psikososial

dan penyusunan diri) untuk membuat diagnosa ini terdapat riwayat

deprivasi psikososial dan tidak terdapat tanda-tanda patologi susuan

saraf pusat. Keadaan yang mengakibatkan retardasi mental ini

mungkin ruptural-familial atau dan depreviasi lingkungan sosial.

Menurut Soetjiningsih adanya difungsi otak merupakan dari retardasi

mental terhadap beberapa faktor yang potensial berperan dalam terjadinya

retardasi mental. (Prabowo, 2014)

1. Non Organik

a. Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis

b. Faktor sosiokultural

c. Interaksi anak pengasuh yang tidak baik

d. Penelantaran anak

2. Organik

a. Faktor Prakonsepsi

1) Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik,

kelainan neonataneous, dll)

2) Kelaina kromosom (X-linked), translokasi, fragile-x, syndrome

polygenic.

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

41

b. Faktor Pranatal

1) Gangguan pertumbuhan otak trimestes

2) Kelainan kromosom (Trisomi, mosaik, dll)

3) Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV (Human

immunodeficiency virus)

4) Zat-zat Teratogen (alkohol, radiasi, dll)

5) Disfungsi plasenta

6) Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III

7) Kelainan cognital

8) Infeksi intrauterin (TORCH,HIV)

9) Zat-zat tetatogen (alkohol, kokain dan logam berat)

10) Ibu DM , PKU (phenyketonoria)

11) Toksemia grafidarum

12) Dysfungsi plasenta

13) Ibu mal nutri

c. Faktor Perinatal

1) Sangat prematur

2) Asfiksia neonatorium

3) Trauma lahir, pendarahan intrakranial

4) Meningitis

5) Kelainan metabolic, hipoglikemia, hiperbilisubinemia

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

42

d. Faktor Post Natal

1) Trauma berat pada kepala / susunan saraf pusat

2) Neurotoksin, misalnya logam berat

3) CVA

4) Anoksia misalnya : tenggelam

5) Metabolik :

Gizi buruk

Kelainan Hormonal misalnya hipotiroid, psedohipoparatiroid

Aminoaciduria misalnya : PKU (phenyketonuria)

Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia dll

Polisakaridosis misalnya syndrom hurter

Cerebral lipidosis (tay sachs) dengan hepatomegah (gaucher)

Penyakit degeneratif/metabolik lainnya

6) Infeksi

Meningitis ensefalitas dll.

Sub akut sklerosing panesefalitis.

2.3.3 Epidemologi

Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi ,di

indonesia 1-3% penduduk menderita kelaina ini. 4 insidenya sulit

diketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak di kenali sampai

anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya maish dalam taraf ringan .

Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10-14

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

43

tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan. (Prabowo, 2014)

2.3.4 Manifestasi klinis

Menurut Prabowo (2014) retardasi mental dlam PPDGJ I

diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan :

1. Retardasi mental ringan (IQ 52-69: umue mental 8-12 tahun),

karakteristik

a. Usia prasekolah ridak tampak anak retardasi mental, tetapi terlambat

dalam kemampuan berjalan, bicara, makan sendiri dll.

b. Usia sekolah dapat melakukan keterampilan membaca dan aritmatik

dengan pendidikan kusus, diarahkan pada kemampuan aktifitas sosial.

c. Usia dewasa dapat keterampilan sosial dan vakasional, diperolehkan

menikah tidak di anjurkan untuk tidak memiliki anak, kemampuan

psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi

2. Retardasi mental sedang (IQ 50-55 : umur 3-7 tahun), karakteristik :

a. Usia prasekolah, kelambatan terlihat dari perkembangan motorik,

terutama bicara, repon saat belajar dan perawatan diri

b. Usia sekolah dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar

kesehatan, perilaku aman serta keterampilan mulai sederhana, tidak

ada kemampuan membaca dan menghitung.

c. Usia dewasa melakukan aktifitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam

reaksi, dapat melakukan perjalanan sendiri ketempat yang di kenal,

tidak bias membiayai sendiri

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

44

3. Retardasi mental berat (IQ 20-25 s/d 35-40 : umur mental < 3 tahun),

karakteristik :

a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,

kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa repon dalam

perawatan diri tingkat dasar makanan seperti makanan.

b. Usia sekolah gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan,

memahami sejumlah komunikasi atau berespon, membantu bila dilatih

sistematis.

c. Usia dewasa melakukan kegiatan rutin dan aktifitas berulang, perlu

arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara

minimal, menggunakan gerak tubuh .

4. Retardasi mental sangat berat (IQ 20-25 : umur mental seperti bayi),

karakteristik :

a. Usia prasekolah retardasi mencolok fungsi sensorimotor minimal,

butuh perawatan total

b. Usia sekolah, kelambatan nyata disemua area berkembangan ,

memperlihatkan respon emosional dasar, keterampilan latihan kaki,

tangan dan rahang butuh pengawasan pribadi, usia mental bayi muda.

c. Usia dewasa mungkin bisa berjalan butuh perawatan fisik total

biasanya diikuti dengan kelainan fisik.

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

45

Di bawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering pada retardasi

mental

a. Kelainan pada mata

1) Katarak

a) Syndrom cockayne

b) Syndrom lowe

c) Galactosemia

d) Krelin

e) Rebela prenatal

2) Bintik cherry-merah pada daerah macula

a. Mukulipidosis

b. Penyakit niemann-pick

c. Penyakit tay-sachs

3) Korioretinitis

a) Lues kongnital

b) Penyakit sitomigaid virus

c) Rubella pranatal

4) Kornea keruh

a) Syndrome Hunter

b) Syndrome Hurler

5) Kejang

6) Kejang umum tonik klonik

1) Defisiensi glikogen senthetase

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

46

2) Hipersinemia

3) Hipooglikemia terutama yang disertai glyeogen stroge disease

I,II,III,IV

4) Phenyi ketonuria

5) Syndrome melabsorbsi methionin dan lain-lain

b. Kejang pada masa neonatal

1) Arginosicconic Asiduria

2) Hiperammonemia I dan II

3) Laktik asidosis dll

c. Kelainan kulit

1) Bintik cafe – au - lait

2) Ataksia-telengiektasia

3) Syndrom blomm

4) Neurofibromatosis

5) Tuberous selerosis

a. Kelainan rambut

1. Rambut rontok familial laktik asidosis dengan netrotising

ensefalopati

2. Rambut cepat memutih

1) Atrofi progesif serebral hemisfer

2) Ataksia telangi ektasia

3) syndrom malabsorbsi

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

47

3. Rambut halus

a. Hipotiroid

b. Malnutrisi

e. Kepala

1. Mikrosefali

2. Makrosefali

3. Hidrosefalus

4. Mucopolisakaridase

5. Efusi subdural

a. Perwatan Pendek

1. Kretin

2. syndrome prader willi

b. Distonia

Syndroma Hailer vorde-spaz

2.3.4 Tingkat-tingkat retardasi mental

Menurut (Prabowo, 2014) hasil bagi intelegnsi (HI atau IQ =

intelligensi quotint) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat

di pakai untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental. Sebagai

kriteria dapat di pakai juga kemampuan untuk dididik atau di latih dan

kemampuan sosial atau kerja (vokasional).

Tingkat-tingkat retardasi mental dalam PPDGJ I di bagi menjadi :

1. Retardasi mental taraf perbatasan

2. Retardasi mental ringan

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

48

3. Retardasi mental sedang

4. Retardasi mental berat

5. Retardasi mental sangat berat

2.4 Keluarga

2.4.1 Pengertian Keluarga

Keluarga sebagai sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan

terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang

dapat terkait dengan hubungan darah, hukum ataupun tidak, namun

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai

keluaga (Friedman, 2010). Keluarga adalah sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk

menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Secara

dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan

sebagai anggota dari kelompok masyarakat yang paling dasar, tinggal

bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan antar individu

(Suwardiman, 2011).

2.4.2 Ciri – ciri Keluarga

Ciri-ciri keluarga di Indonesia menurut Ali (2010)yaitu:

1. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan,

keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling

menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

49

2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran

yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.

3. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh

semangat kegotongroyongan.

4. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui

musyawarah dan mufakat.

2.4.3 Tipe Keluarga

Bentuk dalam keluarga menurut (Mubarak, 2010)seperti:

1. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami

/ istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah tangga dengan anak-

anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama atau hasil perkawinan

baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

2. Extended family

Extended family dalah keluarga inti yang ditambah dengan sanak

saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

3. Tradisional nuclear

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam

satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan

perkawinan, satu / keduanya dapat bekerja diluar rumah.

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

50

4. Middle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah / kedua-duanya bekerja

dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah /

perkawinan / meniti karier.

5. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya /

salah satu bekerja diluar rumah.

6. Single parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian pasangannya dan

anak-anaknya dapat tinggal dirumah / di luar rumah.

7. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

8. Dual carrier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

9. Commuter Married

Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu

10. Three generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

1. Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

51

2. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan

anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

3. Cohibing Couple

Dua orang / satu pasangan yang tidak tinggal bersama tanpa

pernikahan.

4. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam

satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan

yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

5. Unmaried Parent and Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya

diadopsi.

2.4.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut Mubarak (2010) terdiri dari bermacam-macam,

yaitu :

1. Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

52

2. Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami istri.

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran seperti bagaimana

dalam suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat.

Adapun macam-macam struktur keluarga menurut (Mubarak, 2010)

adalah:

1. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku

yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

53

2. Struktur peran

Struktur peran adalah serangkain perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa

bersifat formal atau informal.

3. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila: Jujur, terbuka,

melibatkan emosi konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi

keluarga bagi pengirim: memberikan pesan, memberikan umpan balik,

dan valid.

4. Struktur kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,

mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.

2.4.5 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga secara umum adalahsebagai hasil akhir atau akibat

dari struktur keluarga. Sedangkan fungsi dasar keluarga adalah untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga itu sendiri dalam masyarakat yang

lebih luas. Tujuan terpenting yang perlu dipenuhi keluarga adalah

menghasilkan anggota baru (fungsi reproduksi) dan melatih individu

tersebut menjadi bagian dari anggota masyarakat (fungsi sosialisasi). Fungsi

keluarga menjadi suatu perhatian ketika kita akan membahas bagaimana

kebutuhan dukungan yang dipersepsikan oleh keluarga dengan beban

keluarga yang mengalami tingkat kecemasan.

Adapun fungsi keluarga meliputi :

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

54

1. Fungsi afektif, kebahagiaan keluarga diukur oleh kekuatan cinta

keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota

keluarganya karena respon kasih sayang satu anggota keluarga ke

anggota keluarga lainnya memberikan dasar penghargaan terhadap

kehidupan keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga

yaitu : memiliki saling asuh, keseimbangan saling menghargai,

pertalian dan identifikasi, keterpisahan dan kepaduan.

2. Fungsi sosialisasi, sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang

universal dan lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup

masyarakat. Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar

yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan untuk mendidik keluarga

dengan anak retardasi mental tentang cara menjalankan fungsi adaptif

dalam lingkungan masyarakat, sehingga keluarga dengan anak retardasi

mental yang mengalami tingkat kecemasan merasa diterima oleh

lingkungan sosial.

3. Fungsi reproduksi, salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk

menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan masyarakat, yaitu

menyediakan anggota baru untuk masyarakat.

4. Fungsi ekonomi, fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan

sumber daya yang cukup, ruang, dan materi serta alokasinya yang

sesuai melalui proses pengambilan keputusan.

Termasuk ke dalam fungsi ekonomi yaitu :

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

55

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di

masa yang akan datang (pendidikan, dan jaminan hari tua).

5. Fungsi perawatan kesehatan, fungsi peningkatan status kesehatan pada

keluarga dengan anak retardasi mental dipenuhi oleh keluarga yang

menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan,

dan perlindungan terhadap munculnya bahaya. Pelayanan dan praktik

kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling relevan bagi perawat

keluarga (caregivers) (Mubarak, 2010).

2.4.6 Tugas Keluarga

Keluarga mempunyai tugas dalambidang kesehatan (Friedman, 2010

dalam Nuraenah, 2012) yaitu :

1. Keluarga mampu untuk mengenal masalah kesehatan keluarga

anakretardasi mental, keluarga perlu mengetahui penyebab dari anak

retardasi mental.

2. Keluargamampu dalam mengambil keputusan mengenai tindakan

keperawatan yang tepat dalam mengatasi anggota keluarga dengananak

retardasi mental, menanyakan kepada orang yang lebih tahu.

3. Keluarga mampu dalam merawat anggota keluarga dengan anak

retardasi mental anggota keluarga dengan riwayat retardasi mental.

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

56

4. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

berada di masyarakat.

5. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.

2.4.7 Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem peran

didasarkan pada harapan yang menerangkan apa yang harus individu

lakukan dalam situasi tertentu. Peran tersebut di pengaruhi: (Mubarak,

2010).

1. Peran formal keluarga

Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya, ada

peran yang membutuhkan keteramilan dan kemampuan tertentu. Peran

fomal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah

tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manajer

keuangan, dan tukang masak). Jika dalam keluarga hanya terdapat

sedikit orang yang memenuhi peran ini, maka akan lebih banyak

tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk memerankan

beberapa peran pada waktu yang berbeda (Mubarak, 2010)

2. Peran informal keluarga

Peran ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu

untuk menjaga keseimbangan dalam keluarganya yang didasarkan pada

personalitas atau kepribadian anggota keluarga secara individual.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

57

a. Pendorong : kegiatan mendorong, memuji, setuju dengan, dan

menerima kontribusi dari orang lain.

b. Pencari nafkah : peran yang dijalankan oleh orang tua untuk

memenuhi kebutuhan, baik material maupun mnonmaterial

anggota keluarganya.

c. Perawat keluarga : merawat keluarga yang sakit.

d. Penghubung keluarga : biasanya ibu mengirim dan memonitor

komunikasi dalam keluarga (Mubarak, 2010)

2.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara untuk menurunkan

tingkat kecemasan. Salah satunya dengan metode pendidikan kelompok

dengan cara ceramah. Dengan metode ini cocok dalam sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Dalam proses pendidikan kesehatan

persoalan pokok yaitu masukan (input) proses keluar (output). Dengan

mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan tingkat kecemasan.yang

menggunakan alat bantu lihat (visual aids). Dengan mengunakan media

cetak leafleat. Sasaran pendidikan kesehatan sendiri di tujukan kepada

keluarga mengalami tingkat kecemasan dengan faktor yang

mempengaruhi kecemasan yaitu: umur, jenis kelamin, pengalaman,

pengetahuan, kepribadian pada keluarga anak retardasi mental. Selain itu

juga penyebab dari kecemasan itu sendiri seperti psikososial, informasi,

komunikasi, lingkungan, dan biaya.

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

58

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

: Pengaruh

Bagan kerangka konsep pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

kecemasa keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

Faktor yang Mempengaruhi kecemasan keluarga

- Psikososial ;

konflik

emosional

gangguan konsep diri

frustasi

riwayat gangguan kecemasan

medikasi -

-Komunikasi ;

pola mekanisme koping keluarga

-Lingkungan ;

gangguan fisik

peristiwa traumatik

-Biaya ;

Tingkat Kecemasan keluarga

dengan anak retardasi mental

Cemas

Ringan

Panik Cemas

Berat

Cemas

Sedang

Informasi ;

ancaman terhadap harga diri

ancaman terhadap integritas fisik

Pendidikan kesehatan

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

59

Faktor kecemasan keluarga itu sendiri meliputi psikososial ; konflik,

emosional, gangguan konsep diri, frustasi, riwayat gangguan kecemasan,

informasi ; ancaman harga diri, komunikasi ; pola mekanisme koping

keluarga, lingkungan ; gangguan fisik, peristiwa traumatik, ancaman

integritas fisik dan biaya. Dari faktor kecemasan tersebut akan di lakukan

pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga, setelah

dilakukan intervensi dengan cara melakukan pendidikan kesehatan, setelah

di lakukan pendidikan kesehatan di harapkan tingkat kecemasan menurun.

Dimana dengan dilakukan pendidikan kesehatan tersebut mengalami tingkat

kecemasan yang sebelumnya mengalami panik, cemas berat, cemas sedang,

sampai dengan cemas ringan. Yang bisa menunjukan penurunan tingkat

kecemasan setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

3.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

H1 : ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan

keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

60

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi eksperimen.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Equavalent Control

Group Design, dimana pada penelitian ini membandingkan hasil intervensi

program pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen yang sampelnya di

observasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan kemudian setelah

diberikan perlakuan sampel tersebut diobservasi kembali dengan kelompok

kontrol yang sampelnya diobservasi sebelum dan sesudah tanpa diberikan

perlakuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental dengan

hasil yang akurat.

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Perlakuan O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test).

X : Perlakuan (Pendidikan kesehatan).

O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test).

- : Tidak di berikan perlakuan

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

61

Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud

dan tujuan serta inform consent. Responden yang terpilih diminta untuk

mengisi kuesioner pretest Tentang tingkat kecemasan keluarga dengan

anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo. Setelah mendapatkan

persetujuan dari responden peneliti membagikan kuesioner pada responden

dan menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan 14 item pernyataan pada

kuesioner. Kuesioner yang telah diisi secara lengkap selanjutnya

diserahkan kepada peneliti untuk pengolahan data. Setelah pengisian

kuesioner selesai, responden diberikan pendidikan kesehatan mengenai

cara menurunkan tingkat kecemasan pada keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo. Setelah pendidikan kesehatan selesai,

peneliti melakukan observasi kepada responden tentang cara

menghilangkan kecemasan dan di lakukan seminggu 3x pada kelompok

perlakuan setelah diberikan pendidikan kesehatan peneliti memberikan

kuesioner tingkat kecemasan pada keluarga dengan anak retardasi mental

di SLB Putra Idhata Dolopo untuk posttest.

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

62

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo dengan jumlah 39 anak retardasi mental.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga dengan anggota keluarga yang

mengalami tingkat kecemasan dengan anak retardasi mental di SLB Putra

Idhata Dolopo. Rumus besar sampel dalam penelitian ini dapat menggunakan

rumus penelitian experimental kemudian di distribusikan secara proposional

dengan tahapan:

(t-1) (r-1) > 15(t-1)

(2-1)(r-1) 15

(r-1) ≥ 15

r = 15+1

r =16

Keterangan

t : banyak kelompok perlakuan

r : jumlah replikasi

untuk menghindari adanya Drop Out dalam proses penelitian, maka perlu

penambahan jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dan rumus

berikut :

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

63

=17,7

=18

Keterangan : n’ = ukuran sampel setelah revisi

n = ukuran sampel asli

1-f = perkiraan proporsi Drop Out, yang di perkirakan 10%(f=0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang di butuhkan

dalam penelitian ini adalah 18 untuk kelompok eksperimen dan 13 untuk

kelompok kontrol sehingga total sampel adalah 31 responden .

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi

bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel kontrol ternyata

mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat di

bedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

64

Tabel 4.2 Kriteria sampel inklusi dan eksklusi

Perlakuan Kontrol

Inklusi :

karakteristik umum

subyek penelitian

dari suatu populasi

target terjangkau

dan akan di teliti

1. Keluarga yang bersedia menjadi

responden.

2. Keluarga bisa membaca dan

menulis.

3. Keluarga yang terdiri dari dua

orang atau lebih yang

mempunyai hubungan darah,

hubungan adopsi dan tinggal

bersama.

1. Keluarga yang bersedia

menjadi responden

2. Keluarga bisa membaca dan

menulis

3. Keluarga yang terdiri dari

dua orang atau lebih yang

mempunyai hubungan

darah, hubungan adopsi dan

tinggal bersama.

Eksklusi :

menghilangkan

atau

mengeluarkan

subjek yang tidak

memenuhi kriteria

inklusi

1. Keluarga yang tidak memiliki

hubungan darah

2. Keluarga yang tidak memiliki

hubungan darah langsung

3. Keluarga tidak bersedia,atau

yang tidak mempunyai

anakretardasi mental.

1. Keluarga yang tidak

memiliki hubungan darah

2. Keluarga yang tidak memiliki

hubungan darah langsung

3. Keluargatidak bersedia,atau

yang tidak mempunyai anak

retardasi mental.

Hasil pembagian sampel pada masing-masing keluarga di peroleh nilai

sebesar 16 responden pada kelompok perlakuan, dan 15 responden pada

kelompok kontrol. Dalam 31 total sampling yang ada pada SLB Putra Idhata

Dolopo.

4.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

probability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total sampling. Jadi 31

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo yang berjumlah 31 orang. Metode ini dapat

dilakukan dengan manual dan dapat menggunakan komputer.

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

65

4.4Kerangkakerjapenelitian

Sampel

Seluruh keluarga dengan masalah tingkat kecemasan dengan anak retardasi di SLB Putra Idhata

Dolopo

Teknik Sampling total sampling

Desain Penelitian Quasy Eksperimental (Non Equivalen pre- post test design)

Pengumpulan Data

POPULASI

Semua Keluarga Klien dengan masalah tingkat kecemasan di SLB Putra Idhata Dolopo

Pengukuran kecemasan keluarga I Pengukuran kecemasan keluarga I

Pengolahan Data

Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisis Uji Statistik wilcoxon Rank test dan Mann whitney

U test

Hasil dan Kesimpulan

Penyajian

Kelompok Eksperimen

Pendidikan Kesehatan kepada

keluargadengan anak retardasi mental

Kelompok Kontrol

Pengukuran kecemasan keluarga II

Pengukuran kecemasan keluarga II

Publikasi

Gambar 4.1 Kerangka Kerja

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

66

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam

penelitian seperti variabel independen, dependen. Variabel penelitian ini yaitu :

1. Variabel independen (Variabel bebas)

Variabel independen adalah Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pendidikan kesehatan tentang informasi cara menangani kecemasan

pada keluarga dengan anak retardasi mental.

2. Variabel dependen (Variabel terikat)

Variabel dependen adalah Variabel terikat pada penelitian ini adalah

tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental .

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

67

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.3 Definisi operasional penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo Variabel DefinisiOperasional Parameter AlatUkur Skala Skor

Independen

Pendidikan

kesehatan

Definisi pendidikan kesehatan merupakan

bagian dari promosi kesehatan yaitu proses

untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan dan tidak hanya mengkaitkan diri

pada peningkatan kemampuan, sika, dan

praktek kesehatan

Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga

dengan anak retardasi mental

1. Pengertian pendidikan kesehatan

2. Tujuan

3. Terjadinya kecemasan

4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

5. Bentuk pemberian kesehatan

- - -

Dependen

Tingkat

kecemasan

Tingkat kecemasan yang menggangu

sehingga menimbulkan atau dirasakan oleh

reponden dalam menghadapi anak retardasi

mental

Perasaan yang akan timbul sesuai skala kecemasan

HARS seperti:

1. Perasaan cemas

2. Ketegangan

3. Ketakutan

4. Gangguantidur

5. Gangguan kecerdasan

6. Perasaan depresi

7. Gejala somatik

8. Genjala sensorik

9. Gejala kardiovaskuler

10. Gejala pernapasan

11. Gejala gastroin-testinal

12. Gejala urogenital

13. Gejela vegetatif

14.Apakah anda merasakan

HARS

(Hamilto

n

Anxiety

Ratting

Scala)

Ordinal Skor

untuk

Nilai

HARS 0-

56

0-13 :

Cemas

Ringan

14-28 :

Cemas

Sedang

29-42 :

Cemas

Berat

43-56 :

Panik

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

68

4.6 Instrumen Penelitian

Dalam penyusunan instrumen penelitian terdapat uraian dalam

pengumpulan data, yaitu validitas dan reliabilitas. Uji Validitas instrumen

penelitian berupa kuesioner tingkat kecemasan keluarga dengan

menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scala) anak retardasi

14 item yang membuat perasaan-perasaan yang muncul dalam setiap

itemnya. Dan uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan telah vareliabel.

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di SLB Putra Idhata Dolopo

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal Desember sampai Mei

2018.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk ditujukan Cabang Dinas Pendidikan

Wilayah Kabupaten dan Kota Madiun.

2. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Cabang Dinas

Pendidikan Wilayah Kabupaten dan Kota Madiun, surat ijin ditujukan

Kepada Kepala Sekolah SLB Putra Idhata Dolopo.

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

69

3. Setelah mendapatkan ijin dari pihak Kepala Sekolah SLB Putra Idhata

Dolopo.

4. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan

tujuan serta inform consent.

5. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti membagikan

kuesioner pada responden dan menjelaskan cara pengisian kuesiner

serta tiap item pertanyaan pada kuesioner tingkat kecemasan keluarga

dengan anak retardasi mental.

6. Kuesioner yang telah diisi secara lengkap selanjutnya diserahkan

kepada peneliti untuk pengolahan data.

7. Setelah pengisian kuesioner selesai, peneliti memberikan intervensi

kepada kelompok perlakuan berupa pendidikan kesehatan

8. 1 minggu setelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 3x pada

kelompok eksperimen dan responden kelompok kontrol juga diberi

kuesioner untuk post test berupa pertanyaan yang sama menilai tingkat

kecemasan keluarga.

9. Kuesioner yang telah diisi lengkap selanjutnya diserahkan kepada

peneliti untuk pengolahan data.

4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data

4.9.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses

dan dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

70

tabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Langkah-

langkah pengolahan data :

1. Editing

Editing adalah data yang terkumpul, baik data kualitatif maupun data

kuantitatif harus dibaca sekali lagi untuk memastikan apakah data

tersebut dijadikan bahan analisa atau tidak (Nasehudin,dkk, 2012)

2. Coding

Memberikan skor atau nilai pada setiap item jawaban. Data yang

terkumpul bisa berupa angka, kata, atau kalimat. (Nasehudin,dkk, 2012)

Pada penelitian ini hasil dari scoring diberikan kode antara lain yaitu :

a. Coding untuk data umum

1) Umur

18-20 : 1

21-27 : 2

33-39 : 3

40-65 : 4

2) Jeniskelamin

Laki-laki : 1

Perempuan : 2

3) Pendidikan

Tidak Sekolah : 1

Sd : 2

SMP Sederajat : 3

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

71

SMA/SMK Sederajat : 4

Diploma/ Sarjana : 5

4) Suku

Batak : 1

Minang : 2

Melayu : 3

Aceh : 4

Jawa : 5

5) Agama

Islam : 1

Kristen : 2

Hindu : 3

Budha : 4

Khatolik : 5

6) Pekerjaan

Tidak bekerja : 1

Pedagang : 2

Petani : 3

Pegawai negeri : 4

Swasta : 5

TNI/Polri : 6

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

72

7) Penghasilan

Rp.0 : 0

< Rp 965.000,- : 1

Rp 965.000,- – Rp1.500.000,- : 2

Rp 1.500.000,- – Rp 3.000.000,- : 3

> Rp 3.000.000,- : 4

b. Coding untuk data kusus

1. Kode 1 yaitu kecemasan ringan (skor HARS 0-13)

2. Kode 2 yaitu kecemasan sedang (skor HARS 14-28)

3. Kode 3 yaitu kecemasan berat (skor HARS 29-42)

4. Kode 4 yaitu panik (skor HARS 43-56)

3) Scoring

Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan

nilai terendah dan tertinggi. Tahapan ini dilakukan setelah ditentukan

kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban resonden

atau hasil observasi dapat diberikan skor (Arikunto, 2010).

a. Nilai0 : tidak ada gejala sama sekali

b. Nilai 1 : satu dari gejala yang ada

c. Nilai 2 : sedang atau separuh dari gejala yang ada

d. Nilai 3 :berat atau lebih dari separuh gejala yang ada

e. Nilai 4 : sangat berat dimana semua gejala ada

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

73

4) Tabulating

Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012).

Tabel yang akan ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai

dengan kebutuhan analisis.

4.9.2 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk menganalisis pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa tingkat

kecemasan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam

tingkat kecemasan. Semua karakteristik responden dalam penelitian ini

seperti : usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, tingkat pendidikan, dan

pekerjaan berbentuk kategori yang dianalisis menggunakan analisa

proporsi dan dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental. Untuk menentukan analisa bivariat dari penelitian ini

peneliti melakukan analisa data terlebih dahulu. T-test satu sampel yang

di berikan dua pengakuan yang berbeda, merupakan data kuantitatif

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

74

(interfal-rasio), dan sampel yang digunakan harus dalam kondisi yang

sama atau homogenya dan berasal dari tabulasi yang telah berdistribusi

secara normal. Ada tidaknya perbedaan yang bermakna sebelum dan

sesudah di lakukan intevensi dapat diketahui melalui dua cara pertama

harga t hitung di banding kandengan harga t tabel sehingga diperoleh

interpretasi. Selanjutnya di lakukan uji statistik untuk perbedaan pretest

dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat

diketahui melalui dua cara pertama harga t hitung di bandingkan dengan

harga t tabel sehingga di peroleh interpretasi. Ketentuan pengujian adalah

bila harga t hitung lebih besar harga t tabel H0 di tolak. Cara yang kedua,

digunakan nilai probalitas berdasarkan tingkat kemaknaan 95% (alpha

0,05). Apabila distribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon. Uji

wilcoxon yang dipilih dalam penelitian ini jika data tidak berdistribusikan

adalah uji wilcoxon Sign Rank test untuk pengambilan keputusan

menggunakan cara pertama yaitu tujuan uji yaitu komperasi perbedaan

selisih dan tingkat kecemasan dengan jumlah sampel 2 pasangan.

Ketentuan pengujian adalah bila harga t hitung lebih besar harga t tabel

H0 di tolak. Cara yang kedua, digunakan nilai probalitas berdasarkan

tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05). Apabila distribusi tidak normal

menggunakan uji Manwhitney. Uji Manwhitney yang dipilih dalam

penelitian ini jika data tidak berdistribusikan adalah uji Manwhitney

untuk pengambilan keputusan menggunakan cara pertama yaitu jika

Sig> 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan antara variabel

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

75

jika Sig < 0,05 maka H0 di tolak, artinya ada perbedaan antar variabel.

Yang kedua yaitu dengan syarat 2 sampel tidak berpasangan, dengan

syarat skala ordinal interfal / rasio. Perhitungan uji statistik menggunakan

perhitungan dengan system komputerisasi SPSS 16.0.

4.10 Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia

menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Penelitian ilmu keperawatan,

karena hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka

peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Apabila hal ini

tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi)

manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti yang sekaligus juga perawat,

sering memperlakukan subjek penelitian seperti memperlakukan kliennya,

sehingga subjek harus menurut semua anjuran yang diberikan. Padahal pada

kenyataannya hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip etika

penelitian (Nursalam, 2016).

Dalam melakukan penelitian ini, masalah etika meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartiipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy).

2. Kerahasiaan(Confidentiality)

Setiap orang mempunyaihak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

76

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh

sebabitu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti setidaknya cukup

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek

penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya, serta perlunya

prinsip keterbukaan dan adil pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Keadilan dalam penelitian ini pada setiap calon responden, sama-sama

diberi intervensi meski responden tidak memenuhi kriteria inklusi.

Perlakuan peneliti dengan memberikan leaflet tentang kecemasan dan

retardasi mental kepada responden yang tidak menjadi sampel.

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

77

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan

mulai tanggal 24 Februari- 3 Maret 2018 di SLB Putra Idhata Dolopo Kab.

Madiun. Deskripsi ini mencangkup gambaran fisik keluarga dengan anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo, karakter keluarga sebagai responden, dan

variasi nilai observasi tingkat keluarga dengan anak retardasi mental. Selanjutnya

hasil penelitian tersebut akan dibahas secara rinci sesuai variabel yang diteliti.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SLB Putra Idhata Kab. Madiun di Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo,

Kabupaten Madiun adalah Unit Pelaksana Teknis pendidikan

persekolahan yang didirikan oleh Yayasan Putra Idhata dan kepala sekolah

SLB Putra Idhata Kab. Madiun sekarang Ibu Dyah Rukminingsih,S.Pd.

Berdasarkan SK Mendikbud No.08/48/0/1972 tanggal 4 Desember

1972. Dalam pelaksanaannya sekolah yang berstatus swasta tersebut

bertanggung jawab langsung kepada Yayasan Putra Idhata Kab. Madiun di

era otonomi berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Sekolah telah bersertifikat ISO :

9000-2008.

Sekolah ini juga terdapat cukup banyak anak dengan Retardasi

Mental. Sekolah terletak di daerah strategis antara Madiun – Ponorogo

dengan luas 5000 m2. Selain dilengkapi ruang belajar dan sarana belajar

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

78

yang baik, sekolah juga dilengkapi ruang assesment, perpustakaan,

laboratorium komputer, ruang olah raga, ruang ketrampilan, ruang

produksi braille, arena bermain dan asrama siswa.

Dengan berjalannya waktu akhirnya sekolah ini memiliki jenjang

TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB di SLB Putra Idhata Dolopo. Pada

tahun 2010 mulai adanya siswa dengan retardasi mental sampai sekarang

retardasi mental lebih mendominasi di sekolah ini. Sampai tahun 2017

seluruh siswa mencapai 39 anak retardasi mental.

5.2 Karakteristik Responden

Data ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan suku,

agama, penghasilan, umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan.

5.2.1 Karakteristik Suku Responden

Karakteristik responden berdasarkan suku di SLB Putra Idhata

Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018. Tabel

berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan suku pada

keluarga dengan anak retardasi mental.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan suku keluarga dengan

anak retardasi mental

No Suku Frekuensi Prosentase (%)

1 Melayu 1 3.2

2 Aceh 4 12,9

3 Jawa 26 83,9

Jumlah 31 100 Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

79

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar suku

yaitu suku jawa dengan jumlah 26 orang reponden dengan posentase

83,9%, dan sebagian kecil yang paling yaitu suku melayu sejumlah 1

orang reponden dengan prosentase 3,2%.

5.2.2 Karakteristik Agama Responden

Karakteristik responden berdasarkan agama di SLB Putra Idhata

Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018. Tabel

berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan agama

pada keluarga dengan anak retardasi mental.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan agama keluarga dengan

anak retardasi mental

No Agama Frekuensi Prosentase (%)

1 Islam 31 100

Jumlah 31 100 Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa 100% keluarga anak

retardasi mental beragama islam.

5.2.3 Karakteristik Penghasilan Responden

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan di SLB Putra

Idhata Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret

2018.Tabel berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan

penghasilan pada keluarga dengan anak retardasi mental.

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

80

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan penghasilan keluarga

dengan anak retardasi mental

No Penghasilan Frekuensi Prosentase (%)

1 < Rp 1.500.000 12 38,7

2 ≥ Rp 1.500.000 19 61,3

Jumlah 31 100 Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa penghasilan yang

terbanyak yaitu ≥ Rp 1.500.000 dengan jumlah responden 19 orang

reponden dengan prosentase 61,3 %, dan yang paling rendah yaitu dengan

penghasilan sebesar Rp < 1.500.000 sebanyak 12 orang dengan prosentase

38,7%.

5.2.4 Karakteristik Umur Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur di SLB Putra Idhata

Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018. Tabel

berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan umur pada

keluarga dengan anak retardasi mental.

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan umur keluarga dengan

anak retardasi mental

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 21-27 3 9,7

2 33-39 9 29,0

3 40-65 19 61,3

Jumlah 31 100

Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar umur

yaitu umur 40-65 dengan jumlah responden 19 orang reponden dengan

prosentase 61,3%, dan sebagian kecil yaitu umur 21-27 berjumlah 3 orang

reponden dengan prosentase 9,7%.

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

81

5.2.5 Karakteristik Pendidikan Responden

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan di SLB Putra

Idhata Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018.

Tabel berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan

pendidikan pada keluarga dengan anak retardasi mental.

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan keluarga

dengan anak retardasi mental

NO Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 Tidak Sekolah 3 9,7

2 SD 7 22,6

3 SMP 13 41,9

4 SMA/SMK 7 22,6

5 Diploma/Sarjana 1 3,2

Jumlah 31 100

Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa pendidikan sebagian

besar yaitu lulusan SMP dengan jumlah 13 orang responden dengan

prosentase 41,39%, ,dan sebagian kecil yaitu lulusan Diploma/Sarjana

sejumlah 1 orang reponden dengan prosentase 3,2%.

5.2.6 Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di SLB Putra

Idhata Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018.

Tabel berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan jenis

kelamin pada keluarga dengan anak retardasi mental.

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

82

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin keluarga

dengan anak retardasi mental

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

1 Laki-laki 5 16,1

2 Perempuan 26 83,9

Jumlah 31 100 Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang

terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah responden 26 orang reponden

dengan prosentase 83,9%, dan laki-laki dengan jumlah responden 5 orang

reponden dengan prosentase 16,1%.

5.2.7 Karakteristik Pekerjaan Responden

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di SLB Putra Idhata

Dolopo Kab. Madiun pada tanggal 24 Februari – 3 Maret 2018. Tabel

berikut ini memberikan gambaran responden yang berdasarkan pekerjaan

pada keluarga dengan anak retardasi mental.

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan keluarga

dengan anak retardasi mental

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1 Tidak bekerja/IRT 15 48,4

2 Pedagang 2 6,5

3 Petani 4 12,9

4 Pegawai negeri 1 3,2

5 Swasta 4 12,9

6 Lain-lain 5 16,1

Jumlah 31 100 Sumber : Kuesioner Responden di SLB Putra Idhata Dolopo 2018

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pekerjaan ysebagian besar

yaitu tidak bekerja/ IRT sebanyak 15 orang responden dengan jumlah

prosentase 48,4%, dan sebagian kecil yaitu pegawai negeri dengan jumlah

1 orang reponden dengan jumlah prosentase 3,2%.

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

83

5.3 Hasil Penelitian

5.3.1 Tingkat Kecemasan sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan

kesehatan pada kelompok eksperimen dengan keluarga anak

retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Hasil penelitian terhadap 16 responden keluarga dengan anak

retardasi mental sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan

pada kelompok ekperimen di SLB Putra Idhata Dolopo

Tabel 5.8 Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat kecemasan sebelum dan

sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

eksperimen dengan keluarga anak retardasi mental di SLB

Putra Idhata Dolopo

Tingkat

kecemasan

Pretest kelopok eksperimen Posttest kelompok

eksperimen

Frequensi Presentase Frequensi Presentase

Ringan 0 0 0 0

Sedang 0 0 14 87,5

Berat 15 93,8 2 12,5

Panik 1 6,2 0 0

Total 16 100 16 100 (Sumber : Lembar Kuesioner tingkat kecemasan keluarga pada anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat di ketahui tingkat kecemasan pada

keluarga anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo sebelum

dilakukan pendidikan kesehatan tertinggi yaitu tingkat kecemasan berat

dengan jumlah 15 responden dengan prosentase ( 93,8 %) dan terendah

yaitu pada tingkat kecemasan panik berjumlah 1 orang responden dengan

jumlah prosentase (6,2%). Sedangkan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan tertinggi yaitu tingkat kecemasan sedang dengan jumlah 14

responden dengan prosentase (87,5 %) dan terendah yaitu pada tingkat

kecemasan berat berjumlah 2 orang responden dengan jumlah prosentase

(12,5 %).

Page 105: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

84

Tabel 5.9 Hasil Penelitian Berdasarkan uji statistik Tingkat kecemasan

sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok eksperimen dengan keluarga anak retardasi mental

di SLB Putra Idhata Dolopo

Posttest_Eksperimen

- Pretest_Eksperimen

Z -3.873a

Asymp. Sig. (2-

tailed) .000

Data sumber : SPSS 16.0

Pada penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu Uji Wilcoxon

Sign Ranks Test di dapatkan hasil Asymp. Sig (0,000 = 0 %) < α = 5%

sehingga Ha di terima yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan

keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

5.3.2 Tingkat Kecemasan sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan

kesehatan pada kelompok kontrol dengan keluarga anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Hasil penelitian terhadap 15 responden keluarga dengan anak

retardasi mental sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan

pada kelompok kontrol di SLB Putra Idhata Dolopo

Tabel 5.10 Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat kecemasan sesbelum

dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok kontrol dengan keluarga anak retardasi mental di

SLB Putra Idhata Dolopo.

Tingkat

kecemasan

Pretest kelopok kontrol Posttest kelompok kontrol

Frequensi Presentase Frequensi Presentase

Ringan 5 33,3 5 33,3

Sedang 10 66,7 10 66,7

Berat 0 0 0 0

Panik 0 0 0 0

Total 15 100 15 100 (Sumber : Lembar Kuesioner tingkat kecemasan keluarga pada anak retardasi

mental di SLB Putra Idhata Dolopo)

Berdasarkan tabel 5.10 dapat di ketahui tingkat kecemasan pada

keluarga anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo sebelum dan

Page 106: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

85

sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol tertingi

yaitu tingkat kecemasan sedang dengan jumlah 10 responden dengan

prosentase (66,7%) dan terendah yaitu pada tingkat kecemasan ringan

berjumlah 5 orang responden dengan jumlah prosentase (33,3%).

Tabel 5.11 Hasil Penelitian Berdasarkan uji statistik Tingkat kecemasan

sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok kontrol dengan keluarga anak retardasi mental di

SLB Putra Idhata Dolopo

Posttest_Kontrol -

Pretest_kontrol

Z .000a

Asymp. Sig. (2-

tailed) 1.000

Data sumber : SPSS 16.0

Pada penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu Uji Wilcoxon

Sign Ranks Test di dapatkan hasil Asymp. Sig (1,000 = 0 %) < α = 5%.

sehingga Ha di tolak yang berarti tidak ada perbedaan tingkat kecemasan

keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

5.3.3 Perubahan tingkat kecemasan keluarga pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dan menganalisa pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

Hasil penelitian terhadap 31 responden keluarga dengan anak

retardasi mental sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan

pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol di SLB Putra Idhata

Dolopo

Page 107: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

86

Tabel 5.12 Analisa perbedaan sebelum dan sesudah di lakukan

pendidikan Kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga

dengan anak retardasi mental di Slb Putra Idhata Dolopo.

Kelompok

sesudah

N P value

Eksperimen 16 0,007

Kontrol 15

Berdasarkan tabel 5.12 dapat di ketahui perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan melihat tingkat kecemasan

sesudah di lakukan pendidikan kesehatan dengan uji statistik

menggunakan uji mannwhitney Pada kelompok eksperimen di berjumlah

16 orang responden dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang responden.

Tabel 5.13 Hasil Penelitian Berdasarkan uji statistik Tingkat kecemasan

sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan keluarga

anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

skor

Mann-Whitney U 70.000

Wilcoxon W 190.000

Z -2.710

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .049

a

Data sumber : SPSS 16.0

Sedangkan hasil uji statistik mannwhitney Asymp. Sig (0,007 =

0 %) < α = 5%, yang ha diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SLB Putra

Idhata Dolopo.

Page 108: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

87

5.4 Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi

mental di Slb Putra Idhata Dolopo. Sebelum dan sesudah di lakukan

pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental.

5.4.1 Tingkat Kecemasan keluarga Sesudah dan Sebelum di lakukan

Pendidikan Kesehatan pada kelompok ekperimen di SLB Putra

Idhata Dolopo

Berdasarkan tabel 5.7 dapat di ketahui tingkat kecemasan pada

keluarga anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo sebelum di

lakukan pendidikan berjumlah 15 orang pada tingkat kecemasan berat

dengan prosentase (93,8% ) dan tingkat kecemasan panik yang berjumlah

1 orang dengan prosentase (6,2%). Sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan yaitu di dapatkan penurunan tingkat kecemasan pada tingkat

kecemasan sedang dengan jumlah 14 responden dengan prosentase

( 87,5 %) dan pada tingkat kecemasan berat berjumlah 2 orang responden

dengan prosentase (12,5%) di SLB Putra Idhata Dolopo. Penelitian ini di

dukung penelitian (Pina, 2013) yang berjudul “Pengaruh pendidikan

kesehatan tentang menarche terhadap tingkat kecemasan siswa dalam

menghadapi menarche di SD Blimbing 01 Gatak Sukoharjo” bahwa pada

kelompok intervensi 87,5% keluarga mengalami cemas sedang setelah di

lakukan pendidikan kesehatan. Sama halnya penelitian Fatma (2017)

menunjukan bahwa pendidikan kesehatan ini sangat efektif diberikan

Page 109: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

88

untuk menurunkan tingkat kecemasan dengan metode ceramah yang

menggunakan media flif chart dan leaflet.

Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang

ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,

keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan. Sama halnya

dengan proses pendidikan kesehatan memiliki tujuan yang sama seperti

terjadinya perubahan tingkat kecemasan dimana ada proses meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan kesehatan, dan

tidak hanya mengkaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan

praktik kesehatan saja. Tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki

lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmojo, 2007).

Harapan peneliti pada kelompok eksperimen setelah di berikan

pendidikan kesehatan ini tingkat kecemasan bisa menurun. Dari hasil

penelitian di dapatkan 15 responden mengalami cemas berat dan 1

mengalami panik sebelum di lakukan pendidikan kesehatan pada keluarga

dengan anak retardasi mental, setelah di lakukan pendidikan kesehatan

tingkat kecemasan menurun menjadi 14 responden yang mengalami cemas

sedang dan 2 mengalami cemas berat .

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan keluarga

dengan anak retardasi mental salah satunya dilihat dari usia dan tingkat

pendidikan keluarga pada anak retardasi mental. Dari hasil karakteristik

umur keluarga dengan anak retardasi mental pada kelompok eksperimen

Page 110: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

89

mendapatkan hasil 93,7% (11 keluarga) berumur 40-65 tahun. Mubarak

(2009) berpendapat bahwa umur sangat mempengaruhi seseorang dalam

memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung ataupun tidak

langsung sehingga menambah pengalaman, kematangan dan pengetahuan.

Pertambahan umur seseorang maka kematangan berfikirnya meningkat,

sehingga kemampuan dalam menyerap informasi dan pengetahuan

meningkat pula. Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan keluarga

tertinggi SMP 41,9% (13 keluarga). Menurut Arikunto (2008) Tingkatan

pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu Pendidikan dasar/rendah ( SD-

SMP/MTs), Pendidikan Menengah (SMA/SMK), Pendidikan Tinggi

(D3/S1). Hal ini menunjukan bahwa masih ada 1 keluarga anak retardasi

mental mengalami tingkat kecemasan yang sama setelah di lakukan

pendidikan kesehatan. Sejalan dengan penelitian sebelumnya Feist (2009)

yaitu tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon adaptasi yang lebih

baik karena respon yang diberikan lebih rasional dan juga memengaruhi

kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus. Penelitian Gallo (1997), yang

menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan

individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Dari beberapa

teori yang di dapatkan peneliti berpendapat bahwa tingkat pendidikan yang

tinggi pada seseorang akan membentuk pola yang lebih adaptif terhadap

kecemasan, karena memiliki pola koping terhadap sesuatu yang lebih baik,

sedangkan pada seseorang yang hanya memiliki tingkat pendidikan rendah

akan cenderung lebih mengalami kecemasan karena pola adaptif yang kurang

terhadap hal yang baru dan mengakibatkan tingkat kecemasan tinggi .

Page 111: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

90

Berdasarkan analisa kuesioner tingkat kecemasan menggunakan

HARS kepada responden, meliputi 14 item. Kebanyakan keluarga

menjawab iya pada item nomer 4. Salah satu aspek tingkat kecemasan

yaitu aspek respon dan emosi. Ada 9 keluarga yang menjawab iya pada

keluarga dengan anak retardasi mental. Dimana keluarga dengan anak

retardasi mental mengalami perasaan cemas seperti susah tidur, mimpi

buruk. Menurut Potter & Perry (2006) Perasaan cemas yang di alami

keluarga yaitu sulit tidur, sering terbangun tengah malam, perubahan

siklus tidur, bahkan terlalu banyak tidur sehingga dapat menyebabkan

kebiasaan tidur buruk

Dari uraian diatas peneliti berasumsi bahwa tingkat kecemasan

setiap individu berbeda-beda karena individu memiliki emosional yang

berbeda. Semakin tinggi tingkat emosionalnya maka akan lebih tinggi

tingkat kecemasannya.

5.4.2 Tingkat Kecemasan keluarga Sesudah dan Sebelum di lakukan

Pendidikan Kesehatan pada kelompok kontrol di SLB Putra Idhata

Dolopo

Berdasarkan tabel 5.9 dapat di ketahui tingkat kecemasan pada

keluarga anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo sesudah di

lakukan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol tertingi yaitu

tingkat kecemasan sedang dengan jumlah 10 responden dengan

prosentase(66,7%) dan terendah yaitu pada tingkat kecemasan ringan

berjumlah 5 orang responden dengan jumlah prosentase (33,3%).

Page 112: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

91

Penelitian ini di dukung penelitian Fatma (2017) yang berjudul

“Pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche terhadap tingkat

kecemasan siswa dalam menghadapi menarche di SD Blimbing 01 Gatak

Sukoharjo” bahwa kelompok kontrol hanya 33,3% keluarga masih

mengalami cemas setelah di lakukan pendidikan kesehatan.

Kecemasan di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu internal

(umur, sikap, serta kehendak dan kemampuan) dan faktor eksternal

(pendidikan, informasi, pengalaman, pelatihan lingkungan, pelayanan

kesehatan dan petugas kesehatan) (Notoatmojo, 2003). Pada keluarga yang

mengalami kecemasan salah satunya adalah cara merawat anak retardasi

mental. Sentana (2016) Faktor penyebab kecemasan keluarga anak

retardasi mental itu sendiri meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman,

pengetahuan, dan kepribadian. Pada hasil kuesioner hasil tertinggi jenis

kelamin menunjukan perempuan 87,5% (14 keluarga). Pada umumnya

perempuan akan mudah mengalami cemas di bandingkan laki-laki.

Menurut April (2007) perempuan lebih sensitif yang membuatnya mudah

sekali tersinggung, mudah marah, diliputi oleh kecemasan, murung, dan

mudah merasakan kebingungan.

Hasil analisa didapatkan 13 responden pada keluarga anak retardasi

mental tidak bekerja. Puspa (2009) berpendapat bahwa bekerja itu suatu

kebutuhan. Dengan tidak bekerja, keluarga tidak dapat memenuhi

kebutuhan keluarganya, baik kebutuhan fisiologis dasar seperti makan,

minum, tempat tinggal, pakaian dan sejenisnya untuk meningkatkan

Page 113: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

92

kesejahteraan keluarga serta derajat kesehatan. Salah satu faktor pengaruh

kecemasan adalah biaya. Karena keluarga dengan anak retardasi mental

membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan anak retardasi

mental. (Farida dan Yudi, 2010)

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa keluarga yang mengalami

cemas pada kelompok kontrol di dapatkan tidak adanya perubahan tingkat

kecemasan. Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa tingkat kecemasan

keluarga menetap karena beberapa alasan. Keluarga mendapat informasi

dari media televisi, koran, dan fasilitas kesehatan lainnya. Tetapi informasi

yang di dapatkan tidak memadai tentang perawatan anak retardasi mental

sehingga keluarga tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk

bertindak sesuai pengetahuan yang di miliki, sehingga bersifat spontan saja.

Di lihat dari hasil kuesioner pada kelompok kontrol di temukan

adanya perubahan skor. Namun tingkat kecemasan menunjukan 15 keluarga

dengan hasil yang sama. Dimana tidak adanya perubahan tingkat

kecemasan saat di lakukkan posttest pada kelompok kontrol. Karena pada

kelompok tidak di berikan pendidikan kesehatan.

5.4.3 Menganalisis perubahan tingkat kecemasan keluarga Sesudah dan

Sebelum di lakukan Pendidikan Kesehatan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol di SLB Putra Idhata Dolopo

Berdasarkan tabel 5.10 dapat di ketahui perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan melihat tingkat

kecemasan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan dengan uji statistik

menggunakan uji mannwhitney Pada kelompok eksperimen di berjumlah

Page 114: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

93

16 orang responden dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang responden.

Sedangkan hasil uji statistik mannwhitney Asymp. Sig (0,007 = 0 %) < α =

5%, yang h1 diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental di SLB

Putra Idhata Dolopo.

Penelitian ini di dukung dari penelitian Fatma (2017) dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

menarche terhadap tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche

di SD Blimbing 01 Gatak Sukoharjo” bahwa yang mendapatkan

pendidikan kesehatan berpeluang besar bahwa ada perbedaan sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan terhadap kecemasan didapatkan

hasil yang signifikan (p=0,023). Hasildari penelitian ini menunjukkan

bahwa hasil posttest lebih baik dari hasil pre-test, hal ini disebabkan

adanya suatu perlakuan berupa pemberian intervensi pendidikan kesehatan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu dengan judul “ Pengaruh

Pendidikan kesehatan terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak

usia prasekolah” menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat kecemasan keluarga dalam hospitalisasi anak usia

prasekolah.

Avrianto (2014) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan sebagai

proses perubahan yang tidak mudah. Bukan semata penambahan

pengetahuannya saja tetapi keluarga diharapkan memiliki keterampilan

sekaligus sikap mantap dalam merawat anggota keluarga dengan anak

Page 115: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

94

retardasi mental. Dalam mewujudkan semua itu perlu adanya faktor

pendukung (support) atau kondisi yang memungkinkan lainnya seperti

adanya fasilitas dan dukungan semua pihak.

Dari analisa kuesiner keluarga anak retardasi mental di SLB Putra

Idhata Dolopo pada kelompok intervensi menunjukan adanya perubahan

tingkat kecemasan pada keluarga pada saat pretest dan posttest. Pada uji

statistik wilcoxon memperoleh hasil sign (<0,05) yaitu (0,000) dan adanya

1 ties yang menjelaskan bahwa adanya 1 keluarga tidak mengalami

penurunan tingkat kecemasan saat di lakukan postest.Pada kelompok

intervensi menunjukan saat pretest hasil terbanyak yaitu tingkat kecemasan

berat (87,5%) 14 keluarga dan saat di lakukan posttest menunjukan hasil

terbanyak menunjukan tingkat kecemasan sedang (81,2%) 13 keluarga.

Pada kelompok keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata

Dolopo pada kelompok kontrol di dapatkan hasil uji statistik wilcoxon

(0,05) yaitu (1.000) dengan ties 15 yang menjelaskan tidak adanya

perubahan tingkat kecemasan pada keluarga dengan anak retardasi mental

yang awalnya terbanyak adalah tingkat kecemasan sedang (62,5% ) 10

keluarga dan paling sedikit adalah tingkat kecemasan ringan (31,2) 5

keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo.

Dalam penelitian ini di temukan peran keluarga terdekat yakni

orang tua, anak, suami, istri dan saudara dalam merawat anak retardasi

mental. Dimana pendidikan kesehatan sangat efektif dalam menurunkan

tingkat kecemasan pada keluarga dengan anak retardai mental. Hasil ini

Page 116: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

95

menunjukan pada keluarga dengan tingkat kecemasan sudah mulai teratasi.

Dilihat dari hasil kuesioner sebelum di berikan pendidikan kesehatan

menunjukan bahwa tingkat kecemasan berat. Sebagian besar dialami

keluarga dengan anak retardasi mental. Hal ini sejalan dengan penelitian

Nida (2017) bahwa pendidikan kesehatan efektif dalam penurunan tingkat

kecemasan.

Setelah di lakukan intervensi selama 3 kali dalam seminggu pada

kelompok intervensi dalam pengamatan peneliti saat posttest di dapatkan

tingkat kecemasan menurun. Hal ini perlu di lakukan pada kelompok

kontrol agar bisa menurunkan tingkat kecemasan pada keluarga dengan

anak retardasi mental dengan cara adanya pendidikan kesehatan pada

keluarga agar hasilnya lebih baik dan lebih optimal. Dilihat dari hasil

kuesioner yang di dapatkan pada beberapa keluarga menunjukan

kecemasan keluarga menurun pada kelompok ekperimen setelah di berikan

pendidikan kesehatan. Keluarga terlihat bersahabat saat di ajak berbicara,

saat bersalaman tidak ada tanda-tanda keringat dingin. Sedangkan pada

kelompok kontrol masih tetap sama terkait kecemasannya. Saat

bersalaman keluarga masih ada tremor, keringat dingin, raut wajah pucat.

Menurut lubis (2014) Keluarga yang mengalami cemas dan stres akan

memunculkan respon fisiologis, seperti nafsu makan menurun, gugup,

tremor, hingga pusing dan insomnia, kulit mengeluarkan keringat dingin

dan wajah menjadi panas juga kemerahan.

Page 117: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

96

Dari pemaparan di atas, peneliti berpendapat bahwa pendidikan

kesehatan perlu di lakukan sebanyak 4 kali dalam seminggu, untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada keluarga dengan anak retardasi

mental agar hasilnya optimal.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Pada waktu pemberian pendidikan kesehatan ada keluarga yang kurang

maksimal dalam mendengarkan dan memperhatikan materi yang

diberikan sehingga tidak kooperatif.

2. Pemberian Posttest yang seharusnya diberikan 2 hari setelah pemberian

pendidikan kesehatan ada yang tidak sesuai jadwal, karena waktu itu

ada acara di tempat penelitian.

Page 118: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

97

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan

Kesehatan terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga dengan Anak Retardasi

Mental di SLB Putra Idhata Dolopo dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental pada

kelompok eksperimen sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di SLB

Putra Idhata Dolopo sebagian besar responden mengalami penurunan

tingkat kecemasan sebanyak 14 keluarga ( 86,7%) dengan p value

(0,000).

2. Tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental pada

kelompok kontrol sesudah di SLB Putra Idhata Dolopo sebagian besar

responden tidak mengalami penurunan tingkat kecemasan sebanyak 10

responden (62,5%) dengan p value (1,000)

3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan

keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra Idhata Dolopo

dengan Hasil analisis uji statistik Mannwhitney dengan p value (0,007)

Page 119: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

98

6.2 Saran

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

tingkat kecemasan dengan menggunakan metode yang lain untuk

menurunkan tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Menambah pustaka mengenai tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental yang benar dan di jadikan sumber dalam penelitian

mahasiswa, pengembangan teori dan meningkatkan pengetahuan bagi

pembaca tentang pentingnya pendidikan kesehatan terhadap tingkat

kecemasan keluarga pada anak retardasi mental.

3. Bagi Guru SLB Putra Idhata Dolopo

Dapat di jadikan progam pendidikan kesehatan secara periodeik setiap 1

bulan sekali tentang cara menurunkan tingkat kecemasan yang benar

dengan di berikan leaflet di setiap keluarga agar hasilnya optimal

4. Bagi Keluarga Anak Retardasi Mental

Diharapkan keluarga dapat menerapkan cara nonfarmakologis seperti

bertukar pikaran kepada sesama keluarga agar dapat menurunkan

tingkat kecemasan keluarga dengan anak retardasi mental di SLB Putra

Idhata Dolopo.

Page 120: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

99

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Aprillia, N.I dan Puspitasari, N. 2007. Faktor faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kecemasan pada Perempuan Perimenopause. Artikel Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Arikunto. S. 2008.Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta Bumi Aksara

Arikunto.S 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Ariani, M, Seoselo, DA,Surilena 2014 Karakteristik Pola Asuh dan Psikopatologi

Orang Tua Penyandang Retardasi Mental Ringan di Sekolah Luar Biasa –

C (SLB-C) Harapan Ibu. Jornal of Medicinel.13(2),74-83

Avrianto Ardianto. 2014. Komunikasi Masssa. Bandung : Simbiosa Rekatama

Media

Dewi ,E.I. 2011. Pengaruh Terapi Kelompok Suprotif Terhadap Bebandan

Tingkat Kecemasan Keluarga Dalam Merawat Anak Tunagrahita

Disekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Banyumas. Tesis. Jakata:Fakultas

Ilmu Keperawatan UI.

Dony, Setiawan, & Hendika,. 2014. Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang

Anak. Yogyakarta: Nuha Medika

Farida dan Yudi. 2010. Buku Ajar KeperawatanJiwa.Jakarta:SalembaMedika

Friedman, M.M., et al. 2010. Keperawatan keluarga : Riset, teori dan

praktik, Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Fatma, Siti 2017. Pengaruh Pendiidkan Kesehatan Menarche Terhadap Tingkat

Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Menarche di SD Blimbing )1 Gatak

Sukoharjo. Universitas Alma Ata Yogyakarta Vol. 5, No. 1, Tahun 2017,

51-57

Fiest & Fiest 2009. Teori Kepribadian Jilid 1 . Jakarta : Salemba Humanika

Page 121: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

100

Hastuti 2004. Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Meliki Anak Retardasi Mental

Ringan. Arkhe jurnal ilmiah psikologi, Volume 9 No2, 90-98

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Majumdar M,Pereira YDS,Fernandes J. 2005 Stressand anxiety in parents of

mentally retarded children. Indian J Psychiatry. 47 (3) : 144-147

Lubis, Putri. 2014. Tingkat Kecemasan Orangtua dengan Anak yang akan

Dioperasi. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Maria. 2011. Dukungan Sosial Keluarga Pada Pasien Gangguan Ancietas

Menyeluruh Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal

Stikes RS.Baptis Kediri,Volume 4 no 2 Nissn 2085-0921

Nasehudin,.T.S., Gozali,N. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:

Pustaka Setia.

Nixson. 2016.Terapireminiscence:Solusi Pendekatan Sebagai Upaya Tindakan

Keperawatan Dalam Menurunkan Kecemasan,Stress dan Depresi. Jakarta:

Trans Info Media

Nida, Dinda. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan PerEducation Terhadap

Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Siswi

Kelas 7 di SMP 1 Jiwan Madiun .Skripsi Stikes BHM Madiun

Notoatmodjo, S. .2007. Promosi Kesehatan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta

.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

.2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Kempat. Jakarta:

Salemba Medika.

Mubarak, W. I.,& Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep

DanAplikasi. Jakarta : Salemba medika.

Prabowo, E. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Yogyakarta : Nuha Medika

Page 122: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

101

Potter,P,A;dan Perry,A,G. 2006 Buku Ajar Fundemental Keperawatan:Konsep,

Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume2.Jakarta : EGC

Puspa, Dewi. 2009 Fenomena Ilusi Fisikal dalam Kinerja Anggaran Pemerintah

Daerah. Jurnal Akutansi dan Keuangan Indonesia . Volume 6.

Nomor.1 Juni 2009

Robbins SP, dan Judge. 2009. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat

Saragih,f,.S. 2010.Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu

Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek

RayaKecamatan Raya Kabupaten Simalungun Skripsi Universitas

Sumatra Utara (USU)

Sentana 2016. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan

Terhadap Keluarga Pasien Yang Dirawat Di ruangan Intensif Care

RSUD PROVINSI NTB TAHUN 2015 . Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V / 10 Mataram

Struart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Ed. 5. Jakarta: EGC

Soetijiningsih. 2006. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D Cetakanke 17 .

Bandung : Alfabeta

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutini, Keliat, BA, dan Gayatri. 2014. Pengaruh Terapi Self Help Group

Terhadap Koping Keluarga Anak Retardasi Mental.E-jurnal

UNPAD.2,11-123

Suwardiman. 2011. Hubungan antara dukungan keluarga dengan beban keluarga

untuk mengikuti regimen teraupetik pada keluarga klien halusinasi RSUD

Serang. Tesis Jakarta, FIK. Tidak dipublikasikan.

Page 123: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

102

Tiranata, Retananigsih, & Suwarsi. 2015. Hubungan Dukungan Sosial Dengan

Harga Diri Yang Memiliki Anak Retardasi di SLBN 1 Bantul. Jurnal

Keperawatan Respati.2(1)

Trya,A.S. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mengenai Menarche Terhadap

Penurunan Kecemasan Siswa Smp Negeri 1 Martapura. Jurnal Progam

StudiI lmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Udayana.

Zuyina dan Siti. 2011. Psikologi Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika

Page 124: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

103

Lampiran 1

Page 125: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

104

Lampiran 2

Page 126: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

105

Page 127: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

106

Lampiran 3

Page 128: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

107

Lampiran 4

Page 129: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

108

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun,

Nama : Aliefa Desta Anjarini

Nim : 201202002

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan dengan Anak Retardasi Mental di SLB

Putra Idhata Dolopo”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesedian saudara

untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.

Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan

saya gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatiaxn dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, Januari 2018

Peneliti

Aliefa Desta Anjarini

201402002

Lampiran 5

Page 130: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

109

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Aliefa Desta Anjarini mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Tingkat Kecemasan dengan Anak Retardasi Mental di SLB Putra Idhata

Dolopo” saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat

bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan

memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan

ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, Januari 2018

Saksi Responden

Lampiran 6

Page 131: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

110

KISI-KISI KUISIONER

Tingkat kecemasan

No Uraian Nomer soal

1 Perasaan cemas 1

2 Ketegangan 2

3 Ketakutan 3

4 Gangguan tidur 4

5 Gangguan kecerdasan 5

6 Perasaan depresi 6

7 Gejala somatik 7

8 Gejala sensorik 8

9 Gejala kardiovaskuler 9

10 Gejala pernapasan 10

11 Gejala gastrointestinal 11

12 Gejala urogenital 12

13 Gejala vegetatif 13

14 Apakah anda merasan 14

Lampiran 7

Page 132: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

111

KUESIONER PENELITIAN

Tingkat Kecemasan Orang Tua dengan Anak Retardasi Mental

A. Data Demografi

1. Nomor Responden : ….. (diisi peneliti)

2. Umur : 18-20 21-27 33-39 40-65tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Suku : Batak Minang Melayu Aceh Jawa

Lain-lain (.....................................) sebutkan

5. Agama : Islam Kristen Hindu Budha Khatolik

Lain-lain

6. Pendidikan : Tidak sekolah SD SMP SMA

Diploma/Sarjana

7. Pekerjaan : Tidak Bekerja Pedagang Petani PNS

Swasta TNI/POLRI

Lain-lain (……………………….............) sebutkan

8. Penghasilan : < Rp 965.000,-

Rp 965.000,- – Rp1.500.000,-

Rp 1.500.000,- – Rp 3.000.000,-

> Rp 3.000.000,-

Lampiran 8

Page 133: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

112

Petunjuk umum pengisian :

1. Bapak/ ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada.

2. Tuliskan tanda benar (√) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat pada pertanyaan A (data demografi).

3. Tuliskan tanda benar (√) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat pada pertanyaan B (Kuesioner kecemasan).

4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti.

No Pernyataan Jawaban Skor

Ya Tidak

1. Saya mengalami perasaan cemas Firasat buruk Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung

2. Saat saya mengalami tegang seperti

Merasa tegang Gelisah Gemetar Mudah terganggu Lesu

3. Saya merasa ketakutan ssat cemas seperti

Takut terhadap gelap Terhadap orang asing Bila tinggal sendiri Takut pada binatang besar

4. Saya mengalamim gangguan tidur saat cemas seperti

Sukar tidur Terbangun pada malam hari tidur tidak pulas Mimpi buruk

5. Saya mengalami gangguan kecerdasan saat cemas seperti

Menurunnya daya ingat Mudah lupa Sulit berkonsentrasi

6. Saya mempunyai persaan depresi saat cemas seperti

Hilangnya minat Berkurangnya kesenangan pada hobi Sedih Perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari

7. Saya mengalami gejala somatik pada saat

cemas seperti

Pada otot-otot dan kaku Gertakan gigi Suara tidak stabil Kedutan otot

8. Saya mengalami gejala sensorik saat cemas seperti

perasaan ditusuk-tusuk penglihatan kabur muka merah

Page 134: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

113

Pucat merasa lemah

9. Saya mengalami gejala kardiovaskuler pada saat cemas seperti

Takikardi/detak jantuk meningkat Nyeri dada Denyut nadi meregas Detak jantung hilang sekejap

10. Saya merasakan gejala pernapasan pada saat mengalami

kecemasan seperti

Rasa tertekan di dada Perasaan tercekik Sering menarik nafas panjang Merasa nafas pendek

11. Saya mengalami gejala gastrointestinal pada saat cemas seperti

Sulit menelan Konstipasi Berat badan menurun Muntah dan mual Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan Perasaan panas di perut

12 Saya mengalami gejala urogenital pada

saat merasakan cemas seperti

Sering kencing Tidak dapat menahan kencing Aminorea Areksi lemah atau impotensi

13 Saya mengalami gejala vegetatif pada

saat merasakan cemas seperti

Mulut kering Mudah berkeringat Muka merah Bulu roma berdiri Pusing atau sakit kepala

14. Perilaku saat wawancara yaitu

Gelisah Jari-jari gemetar Mengerutkan dahi atau kening Muka tegang Tonus otot meningkatkan dan nafas pendek cepat

”Terima Kasih atas kerja samanya”

Page 135: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

114

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KECEMASAN

Pokok Pembahasan : Tingkat Kecemasan

Sasaran : Keluarga dengan Anak Retardasi Mental

Tempat : SLB PUTRA IDHATA DOLOPO

Waktu Penyuluhan : 60 Menit

Penyuluh : Aliefa Desta Anjarini

I.Analisa Data

A. Latar Belakang

Gagangguan kognitif adalah sebuah istilah mencakup setiap jenis

kesulitan atau defisiensi mental. Retardasi mental merupakan suatu kondisi

tentang tahapan tumbuh kembang dimana seorang anak mengalami

kemunduran dan hambatan dalam melakukan aktivitas selama hidupnya dan

umumnya di alami oleh anak yang berusia kurang dari 18 tahun.

Angka kejadian retardasi mental di dunia pada anak laki-laki dan

perempuan 1,2 : 1. Anak retardasi mental di Amerika Serikat berjumlah

3000 – 5000 setiap tahunnya.yang menyebabkan tingkat kecemasan pada

keluarga dengan anak retardasi mental meningkat.Dari SLB PUTRA

IDHATA DOLOPO yang berjumlah 39 anak retardasi mental. Dengan

study pendahuluan 8 orang tersebut terdiri dari 8 keluarga anak retardasi

mental mengalami kecemasan .Dengan masalah kecemasan dalam cara

merawat anak retardasi mental 87%,kecemasan dengan cara mendidik anak

Lampiran 9

Page 136: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

115

retardasi mental 75%,kecemasan pada biaya anak retardasi mental

50%,kecemasan pada masa depan anak retardasi mental 85%,kecemasan

pada karir 87%.

Upaya menurunkan tingkat kecemasan pada Keluarga dengan anak

retardasi mental ini, dengan dilakukanya pendidikan kesehatan untuk

mencegah kecemasan yang akan meningat.

B. Kebutuhan Keluarga

Keluarga anak retardasi mental di SLB PUTRA IDHATA DOLOPO

membutuhkan pendidikan kesehatan tentang cara merawat anak retardasi

mental sebagai upaya menurunkan tingkat kecemasan keluarga dengan anak

retardasi mental. Karena mengingat bahwa tingkat kecemasan semakin

tahun akan meningkat. Pendidikan kesehatan ini akan menambah

pengetahuan cara bagaimana cara menangani apabila terjadi kecemasan.

c. Karakeristik Keluarga

1. tingkat kecemasan : keluarga dengan anak retardasi mental

2. Sosial : interaksi dengan lingkungan sosial terganggu

II.Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penididkan kesehatan, para keluarga anak retardasi mental

SLB PUTRA IDHATA DOLOPO mampu memahami dan mennurunkan

tingkat kecemasan.

Page 137: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

116

III.Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pendidikan keluarga selama 1x25 menit ,para keluarga

dengan anak retardasi mental di SLB PUTRA IDHATA DOLOPOmampu

memahami dan menurunkan tingkat kecemasan

1. memahami pendidikan kesehatan

2. memahami tujuan dari pendidikan kesehatan

3. mengetahui bagaimana terjadinya kecemasan

4. mengetahui faktor yang mempengaruhi kecemasan

5. mengetahui bagaimana cara menangani kecemasan

6. mengetahui dampak dari kecemasan itu sendiri

IV. Materi (terlampir)

Kecemasan

1. Pengertian kecemasan

2. Tingkat kecemasan

3. Gejala kecemasan

4. Faktor kecemasan

5. Dampak kecemasan

6. Cara menangani kecemasan

Page 138: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

117

Retardasi mental

1. Pengertian Retardasi mental

2. Penyebab Retardasi Mental

3. Manifestasi klinis

4. Beberapa Kelainan Fisik dan Gejala Yang Sering Pada Retardasi Mental

V .Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

VI.Media dan Alat Pengajaran

1. LCD Proyektor

2. Leaflet

VII.Kegiatan Penyuluahan

No Waktu Kegiatan pendidikan kesehatan Kegiatan peserta

1 Pembukaan

15 menit

Memberikan salam

Perkenalan

Menjelaskan tujuan pendidikan

kesehatan

Memberikan pretest berupa

tentang tingkat kecemasan

Menyebutkan tema materi

pendidikan kesehatan

Menjawab salam

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Menjawab

pretest

2 Inti 25 Menanyakan (review) kepada menjawab

Page 139: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

118

menit keluarga dengan anak retardasi

mental

Menjelaskan tentang pendidikan

kesehatan

a. Pengertian

b. Tujuan

c. Teradinya kecemasan

d. Pengaruh

e. Bentuk pemberian

f. Dampak

Demonstrasi cara menurangi

tingkat kecemasan

pertanyaan

penyuluh

mendengarkan

dan

memperhatikan

bertanya pada

penyuluh bila

masih ada yang

kurang jelas

ikut

berpartisipasi

aktif dalam

demontrasi

3 Evaluasi

15 menit

meminta keluarga untuk

menjawab pertanyaan penyuluh

memberika reward jika menjawab

benar dan membetulkan jika

masih ada kekurangan

memberikan post test berupa

kuesioner tentang tingkat

kecemasan

menyebutkan

dan

menjelaskan

jawaban

menjawab post

test

4 Penutup 5

menit

mengucapkan terima kasih dan

salam

memperhatiakn

menjawab

salam

Page 140: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

119

VIII. Referensi

Lampiran Materi SAP Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Kecemasan berasal dari bahasa Latin “agustus” yang berarti kaku dan

“angoanci”yang berarti mencekik .Kecemasan (ansietas /anxiety) adalah

gangguan dalam alam perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitis (reality testing

ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

pribadi (spliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-

batas normal (Nixson, 2016).

2. Tingkat kecemasan

Rentang cemas menurut Stuart (2006) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Rentang kecemasan

Respon adaptif Respon maladaptif

adaptasi ringan sedang berat panik

Gambar 2.1 Menjelaskan bahwa rentang kecemasan di bagi

menjadi 2 arah yaitu arah kekiri yaitu respon adaptif dan respon kekanan

adalah respon maladaptif. Semakin kekanan maka tingkat kecemasan

semakin berat hingga menjadi panikdan semakin ke kiri makatingkat

kecemasan semakin ringan dan bias beradaptasi. Ansietas berbeda dengan

rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.Kapasitas

Page 141: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

120

untuk menjadi cemas di perlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat

kecemasan yang berat tidak sejalan dengan kehidupan.

Nixson (2016) mengidentifikasi kecemasan dalam 4 tingkatan

dengan karakteristik dalam presepsi yang berbeda yaitu :

5. Cemas ringan

Cemas ini termasuk normal seseorang waspada dan meningkat lahannya

presepsinya :

d. Respon fisiologi

5) Sesekali nafas pendek

6) Nadi dan tekanan darah naik

7) Gejala ringan pada lambung

8) Muka berkerut dan bibir bergetar

e. Respon kognitif

5) Lapang presepsi meluas

6) Mampu menerima pasangan yang kompleks

7) Konsentrasi pada masalah

8) Menyelesaikan masalah secara efektif

f. Respon perilaku dan emosi

4) Tidak dapat duduk tenang

5) Tremor halus pada tangan

6) Suara kadang-kadang meninggi

Page 142: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

121

6. Cemas sedang

Cemas ini memungkinkan seseorang memusatkan perhatian pada hal penting

dan mempersempit lapang presepsinya.

4. Respon fisiologis

g) Sering nafas pendek

h) Nadi dan tekanan darah naik

i) Mulut kering

j) Anoreksia

k) Diare atau konstipasi

l) Gelisah

5. Respon kognitif

a. Lapang presepsi menyempit

b. Ransang luar tidak mampu diterima

c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

6. Respon perilaku dan emosi

a. Gerakan Tersentak-sentak (meremas tangan )

b. Berbicara banyak dan lebih cepat

c. Perasaan tidak nyaman

7. Cemas berat

Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi dan memusatkan sesuatu

yang spesifik dan tidak dapat berpikir dalam hal lain.

d. Respon fisiologi

5) Sering nafas pendek

Page 143: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

122

6) Nadi dan tekanan darah naik

7) Berkeringat dan sakit kepala

8) Penglihatan kabur

e. Respon kognitif

3) Lapang presepsi sangan menyempit

4) Tidak mampu menyelesaikan masalah

f. Respon perilaku dan emosi

3) Perasaan ancaman meningkat

4) Verbalisasi cepat

8. Panik

Panik berhubungan dengan ketakutan dan tremor karena kehilangan

kendali. Orang yang panik tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan

pengarahan,panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian,dengan panik terjadi

peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain,dan lain-lain.

a. Respon fisiologi

6) Nafas pendek

7) Rasa tercekik dan berdebar

8) Sakit dada

9) Pucat

10) Hipotensi

b. Respon kognintif

1) Lapangan presepsi menyempit

Page 144: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

123

2) Tidak dapat berpikir lagi

c. Respon perilaku dan emosi

4) Agitasi,mengantuk,dan marah

5) Ketakutan dan berteriak-teriak

6) Persepsi kacau

3.Gejala kecemasan

Gejala-gejala kecemasna yang timbul pada seseorang individu

berbeda-beda, ada tergolong normal ada pula yang mengalami kecemasan

yang tampak dalam penampilan berupa gejala fisik maupun mental.

Nixson (2016) berpendapat bahwa gejala kecemasan bersifat fisik

dan mental antara lain :

3. Gejala fisik

h. Jari tangan dingin

i. Detak jantung semakin cepat

j. Kringat dingin

k. Kepala pusing

4. Gejala mental

e. Ketakutan merasa akan di timpa bahaya

f. Tidak dapat memusatkan perhatian

g. Tidak tentram dan ingin lari dari kenyataan

h. Ingin lari dari kenyataan

i.

Page 145: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

124

Jeffrey et al dalam Nixon (2016) mengemukakakn gejala kecemasan ada 3

yaitu :

4. Gejala fisik berupa kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak

berkeringat, sulit bernapas, jantung berdebar kencang, merasa lemas,

panas dingin, mudah marah atau tersinggung.

5. Gejala behavioral berupa berperilaku menghindar, terguncang,

melekat dan dependen.

6. Gejala kognitif antara lain khawatir tentang sesuatu,persaan terganggu

akan ketakutan terhadap sesuatu yang akan terjadi dimasa

depan,keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera

terjadi,ketakutan akan ketidak mampuan untuk mengatasi

masalah,pikiran berasa campur aduk atau kebingungan dan sulit

berkonsentrasi.

7. Faktor terjadinya kecemasan

Ada beberapa faktor yang menunjukan reaksi kecemasan

mempengaruhi kecemasan menurut (Farida dan Yudi, 2010 dan Sentana,

2016)

6. Psikososial

Psikososial yang menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang

dengan kesehatan mental/emosionalnya. Yang dimana menjadikan faktor

predisposisi (pendukung) itu sendiri adalah, konflik emosional yang di

karenakan perasaan dan emosional yang disebabkan oleh pengalaman dan

pengetahuandiharapkan setelah di lakukan pendidikan kesehatantingkat

kecemasan bisa menurun, sebagai proses meningkatkan kesehatan tidak hanya

Page 146: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

125

mengaitkan diri pada kemampuan,sikap, dan praktek kesehatan saja tetapi juga

meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik)

dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmojo,

2007). Gangguan konsep diri merupakan adanya gangguan pikiran dan

kepercayaan, frustasi perasaan kecewa dalam diri yang di sebabkan oleh tidak

tercapainya keinginan, riwayat gangguan kecemasan dimana adanya suatu

kejadian yang pernah membuat diri sendiri mengalami kecemasan, dan

medikasi cara utama terapi atau progam untuk mengobati suatu masalah.

7. Informasi

Informasi dalam pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang

terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari

pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan.

Keluarga mengetahui ancaman terhadap integritas fisik yang dimana ketidak

mampuan fisiologis atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas

hidup,dan ancaman terhadap harga diri terjadi karena kepercayaan diri yang

tidak di hargai oleh orang lain. Dimana nanti akan dilakukan pendidikan

kesehatan bentuk kegiatan dan pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan di

dalam rumah sakit, ataupun rumah sakit (Non Klinik) yang dapat di lakukan di

tempat ibadah, pusat kesehatan ibu dan anak, tempat pelayanan publik, tempat

penampungan, organisasi masyarakat organisasi pemeliharaan kesehatan

(asuransi),sekolah, panti lannjutusia (wreda), dan unit kesehatan bergerak

(mobile). (Nursalam, 2008)

8. Komunikasi

Suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,

dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung

Page 147: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

126

dengan lingkungan dan orang lain. Hal ini disebabkan oleh pola mekanisme

koping keluarga yang merupakan suatu pola pendukung yang tidak di

mengerti dari keluarga. Dengan dilakukan pendidikan kesehatan merupakan

gamabran penting bagian dari peran perawatan yang profesional dalam upaya

promosi kesehatan dan penyegahan penyakit (preventif) yang telah di lakukan

zam Florens Night pada tahun 1959.

9. Lingkungan

Kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,

energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun

di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti

keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Jika faktor

tersebut kurang baik karna akan menghalangipembentukan

kepribadiansehinggamuncul gangguan fisiknyamengalami masalah sehingga

menimbulkan kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak, peristiwa

traumatik juga menyebab kan ketidak stabilan emosi dalam dirinya yang

mengakibatkan kecemasan sehingga harus di lakukan pendidikan kesehatan

dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoatmojo,

2007)

10. Biaya

pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang

dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang

sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya

eksplisit dan biaya implisit. Karena hal ini sering pula menimbulkan gejala

gangguan kecemasan. Dalam pendidikan kesehatan biaya merupakan salah satu

Page 148: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

127

penunjang dimana di lakukan pendidikan kesehatan agar lebih tercapaikan

kesehatan

8. Dampak kecemasan

1. Respon fisiologi

a. Sesekali nafas pendek

b. Nadi dan tekanan darah naik

c. Gejala ringan pada lambung

d. Muka berkerut dan bibir bergetar

2. Respon kognitif

a. Lapang presepsi meluas

b. Mampu menerima pasangan yang kompleks

c. Konsentrasi pada masalah

d. Menyelesaikan masalah secara efektif

3. Respon perilaku dan emosi

a. Tidak dapat duduk tenang

b. Tremor halus pada tangan

c. Suara kadang-kadang meninggi

9. Cara menangani kecemasan

Penatalaksanaan kecemasan menurut hawari dalam nixson (2016)

pada tahap pencegahat dan terapi memerlukan suatu pendekatan yang bersifit

holistic seperti fisik(somatik),psikososial dan psikoreligius.

4. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress cara yang mudah dilakukan

antara lain :

Page 149: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

128

a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang

b. Tidur yang cukup

c. Tidak merokok

d. cukup berolah raga

e. Tidak minum minuman keras

5. Terapi psikofarma

Terapi ini berupa pengobatan untuk cemas yang berguna untuk memulihkan

fungsi organ neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) pusat otak. Obat

sering di gunakan adalah obat anti cemas (anxiolytic) seperti diazepam,

clobazam, larozepam, buspirone HCL, meprobamate dan alprazolam .

6. Terapi somatik

Terapi somatik ini untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu

dapat di berikan obat-obatan yang ditunjukan pada organ tubuh yang

bersangkutan).

4. Psikoterapi

Terapi ini diberikan tergantung kebutuhan setiap individu, antara lain :

g. Psikoterapi suportif untuk memberikan motivasi,semangat dan dorongan agar

pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta

percaya diri.

h. Psikoterapi re-edukatif dengan memberikan pendidikan ulang koreksi bila

dinilai bahwa ketidak mampuan mengatasi kecemasan.

i. Psikoterapi re-kontruksi untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah

mengalami guncangan akibat stressor.

Page 150: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

129

j. Psikoterapi kognitif untuk memulihkan fungsi kognitif seperti kemampuan

untukberpikir rasional,konsentrasi dan daya ingat.

k. Psikoterapi psikodinamik untuk menganalisa proses dinamika kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecemasan.

l. Psikoterapi keluarga untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan faktor

keluarga tidak menjadi faktor penyebab tetapi sebagai faktor pendukung.

5. Psikoreligius

Terapi ini digunakan untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat

hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai

problem kehidupan yang stressor psikososial

Retardasi Mental

5. Pengertian retardasi mental

Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi dan

merupakan suatu kondisi yang di tandai oleh intelegensi yang rendah yang

menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi

terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal

(Prabowo ,2014)

6. Etiologi

Menurut maramis (Prabowo ,2014)penyebab retardasi mental dibagi

menjadi 2 :

3. Retardasi Mental Primer

Page 151: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

130

Akibat kelainan kromosom ,dimana kelainan kromosom terdapat dalam

jumlah atau dalam bentuknya :

c. Kelaianan dalam jumlah kromosom

sindroma down /long down atau mongolisme (trisoma otosomal dan

trisomi kromosa 21 pada kromosoma seks)

d. Kelainan dalam bentuk kromosom

“chi du chat “ tidak terdapat cabang pendek pada kromosom 5 dan 18

4. Retardasi Mental Sekunder

i. Akibat infeksi dan intoxikasi

Dalam kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena

kerusakan jaringan otak akibat interaksi intrakranial,karena

serum,obat atau zat toxik lainnya.

j. Akibat rudapaksa dan/ atau sebab fisik lain

Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain,seperti sinar-

X,bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat

mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental. Rudapaksa kepala

sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental .

Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa I (PPDGJ I)

menyebutkan :

Page 152: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

131

4) Ensefalopatia karena kerusakan prenatal

5) Ensefalopatia karena keruskan pada waktu lahir

6) Ensefalopatia karena keruskan postnatal

k. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.

Semua retardasi emntal yang langsung di sebabkan oleh gangguan

metabolisme (umpamanya gangguan metabolisme lipida, karbohidrat

dan protein), pertumbuhan atau termasuk dalam kelompok ini

l. Akibat penyakit otak nyata (postnatal)

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma

(tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena roda paksa

/keradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak nyata, tetapi yang

belom di ketahui betul etiologinya(diduga herediter atau familiar).

Reaksi sel-sel otak (structural) ini dapat bersifat degeneratif,

infiltratif, radang rolifirasit, sklerotif, atau reparative.

m. Akibat penyakit /pengaruh prenatal yang tidak jelas keeadan di

ketahui sejak dari lahir, tapi tidak di ketahui etiologinya, termasuk

amomali cranial primer dan efek cogniteal yang tidak di ketahui

sebabnya. Misalnya: Anensefali dan heinsefali, kelainan

pembentukan gizi, porensefali congenital, Kraneostenosa,

Hidrosifalus congenital, Hipertelirisme, Makro sefali (megalensefali),

Mikrosefali primer , Sindroma lurence-moon-biebdl

Page 153: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

132

n. Akibat premeturitas

Dalam kasus ini termasuk retardasi mental yang berhubungan

dengan keadaan bayi yang waktu lahir berar badannya kurang dari

2500 gram dan atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta

tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam subkategori selain ini.

o. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental mungkin juga akibatnya suatugangguan jiwa yang

berat pada masa anak-anak.Untuk membuat diagnosa ini harus jelas

telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat patologi

otak.Penderita skizofrenia residnal dengan deteriorasi mental tidak

termasuk dalam kelompok ini.

p. Akibat deprevasi psikososial

Retardasi mental dapat disebabkan oleh faktor-faktor bio medik

ataupun sosio budaya (yang berhubungan dengan deprevasi

psikososial dan penyusunan diri)untuk membuat diagnosa ini

terdapat riwayat deprivasi psikososial dan tidak terdapat tanda-tanda

patologi susuan saraf pusat. Keadaan yang mengakibatkan retardasi

mental ini mungkin ruptural-familial atau dan depreviasi lingkungan

sosial.

Page 154: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

133

5. Manifestasi klinis

Menurut Prabowo (2014) retardasi mental dlam PPDGJ I

diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan :

5. Retardasi mental ringan (IQ 52-69: umue mental 8-12

tahun),karakteristik

a. Usia prasekolah ridak tampak anak retardasi mental,tetapi

terlambat dalam kemampuan berjalan,bicara,makan sendiri dll.

b. Usia sekolah dapat melakukan keterampilan membaca dan

aritmatik denganpendidikan kusus,diarahkan pada kemampuan aktifitas

sosial.

c. Usia dewasa dapat keterampilan sosial dan vakasional,

diperolehkan menikah tidak di anjurkan untuk tidak memiliki anak,

kemampuan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi

6. Retardasi mental sedang (IQ 50-55 : umur 3-7 tahun), karakteristik :

a. Usia prasekolah, kelambatan terlihat dari perkembangan motorik,

terutama bicara, repon saat belajar dan perawatan diri

b. Usia sekolah dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar

kesehatan, perilaku aman serta keterampilan mulai sederhana, tidak

ada kemam puan membaca dan menghitung.

Page 155: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

134

c. Usia dewasa melakukan aktifitas latihan tertentu,berpartisipasi

dalam reaksi, dapat melakukan perjalanan sendiri ketempat yang di

kenal, tidak bias membiayai sendiri

7. Retardasi mental berat (IQ 20-25 s/d 35-40 : umur mental < 3 tahun),

karakteristik :

a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,

kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bias repon dalam

perawatan diri tingkat dasar makanan seperti makanan.

b. Usia sekolah gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan,

memahami sejumlah komunikasi atau berespon, membantu bila dilatih

sistematis.

c. Usia dewasa melakukan kegiatan rutin dan aktifitas berulang, perlu

arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara

minimal, menggunakan gerak tubuh .

8. Retardasi mental sangat berat (IQ 20-25 : umur mental seperti bayi),

karakteristik :

a. Usia prasekolah retardasi mencolok fungsi sensorimotor minimal,

butuh perawatan total

b. Usia sekolah, kelambatan nyata disemua area berkembangan ,

memperlihatkan respon emosional dasar, keterampilan latihan kaki,

tangan dan rahang butuh pengawasan pribadi, usia mental bayi muda.

Page 156: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

135

c. Usia dewasa mungkin bisa berjalan butuh perawatan fisik total

biasanya diikuti dengan kelainan fisik .

Di bawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering pada

retardasi mental

b. Kelainan pada mata

7) Katarak

a. Syndrom cockayne

b. Syndrom lowe

c. Galactosemia

d. Krelin

e. Rebela prenatal

8) Bintik cherry-merah pada daerah macula

d. Mukulipidosis

e. Penyakit niemann-pick

f. Penyakit tay-sachs

9) Korioretinitis

b. Lues kongnital

c. Penyakit sitomigaid virus

Page 157: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

136

d. Rubella pranatal

10) Kornea keruh

a. Syndrome Hunter

b. Syndrome Hurler

11) Kejang

12) Kejang umum tonik klonik

c. Defisiensi glikogen senthetase

d. Hipersinemia

e. Hipooglikemia terutama yang disertai glyeogen stroge

disease I,II,III,IV

f. Phenyi ketonuria

g. Syndrome melabsorbsi methionin dan lain-lain

b. Kejang pada masa neonatal

4) Arginosicconic Asiduria

5) Hiperammonemia I dan II

6) Laktik asidosis dll

c. Kelainan kulit

6) Bintik cafe – au - lait

Page 158: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

137

7) Ataksia-telengiektasia

8) Syndrom blomm

9) Neurofibromatosis

10) Tuberous selerosis

e. Kelainan rambut

4. Rambut rontok familial laktik asidosis dengan netrotising

ensefalopati

5. Rambut cepat memutih

a. Atrofi progesif serebral hemisfer

b. Ataksia telangi ektasia

c. syndrom malabsorbsi

6. Rambut halus

a. Hipotiroid

b. Malnutrisi

e. Kepala

6. Mikrosefali

7. Makrosefali

8. Hidrosefalus

Page 159: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

138

9. Mucopolisakaridase

10. Efusi subdural

h. Perwatan Pendek

3. Kretin

4. syndrome prader willi

Page 160: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

139

Tabulasi Data

NO UMUR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN SUKU AGAMA PEKERJAAN PENGHASILAN SKOR SEBELUM SKOR SESUDAH

1 49 PEREMPUAN SD ACEH ISLAM LAIN-LAIN < Rp 1.500.000 27 19

2 35 PEREMPUAN SD JAWA ISLAM LAIN-LAIN < Rp 1.500.000 19 17

3 55 PEREMPUAN TIDAK SEKOLAH JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 29 16

4 45 PEREMPUAN SD JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA /IRT < Rp 1.500.000 34 30

5 33 PEREMPUAN SD JAWA ISLAM SWASTA < Rp 1.500.000 27 21

6 39 PEREMPUAN SMA/SMK JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 32 20

7 52 PEREMPUAN SD ACEH ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 35 14

8 48 PEREMPUAN SD JAWA ISLAM LAIN-LAIN ≥ Rp 1.500.000 18 14

9 58 PEREMPUAN SD JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 22 18

10 43 LAKI-LAKI SMP ACEH ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 18 16

11 43 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 20 18

12 45 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 18 14

13 45 PEREMPUAN SMA/SMK JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 32 27

14 38 PEREMPUAN SMA/SMK JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT < Rp 1.500.000 36 25

15 44 PEREMPUAN TIDAK SEKOLAH JAWA ISLAM LAIN-LAIN ≥ Rp 1.500.000 46 35

16 29 PEREMPUAN DIPLOMA/SARJANA JAWA ISLAM PNS ≥ Rp 1.500.000 8 7

17 58 LAKI-LAKI TIDAK SEKOLAH JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 29 19

18 59 LAKI-LAKI SMA/SMK MELAYU ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 24 21

19 45 PEREMPUAN SMA/SMK ACEH ISLAM PETANI ≥ Rp 1.500.000 17 15

20 43 LAKI-LAKI SMP JAWA ISLAM PEDAGANG ≥ Rp 1.500.000 39 24

21 40 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM PETANI ≥ Rp 1.500.000 19 14

22 25 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM SWASTA ≥ Rp 1.500.000 9 9

23 42 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 33 20

24 42 PEREMPUAN SMA/SMK JAWA ISLAM LAIN-LAIN ≥ Rp 1.500.000 13 12

25 35 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 8 8

26 44 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 41 21

27 49 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM TIDAK BEKERJA/IRT ≥ Rp 1.500.000 39 24

28 47 PEREMPUAN SMA/SMK JAWA ISLAM PETANI ≥ Rp 1.500.000 7 6

29 32 LAKI-LAKI SMP JAWA ISLAM SWASTA ≥ Rp 1.500.000 22 17

30 33 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM SWASTA ≥ Rp 1.500.000 41 27

31 44 PEREMPUAN SMP JAWA ISLAM PETANI ≥ Rp 1.500.000 42 25

Lampiran 10

Page 161: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

140

HASIL UJI STATISTIK

WILCOXON SIGN RANKS TEST DAN MANNWHITNEY

Uji Normalitas

Case Processing Summary

kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

skor kontrol 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%

eksperimen 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Descriptives

kelompok Statistic Std. Error

skor kontrol Mean 2.1333 .09085

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.9385

Upper Bound 2.3282

5% Trimmed Mean 2.0926

Median 2.0000

Variance .124

Std. Deviation .35187

Minimum 2.00

Maximum 3.00

Range 1.00

Interquartile Range .00

Skewness 2.405 .580

Kurtosis 4.349 1.121

eksperimen Mean 1.6875 .11968

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.4324

Lampiran 11

Page 162: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

141

Mean Upper Bound 1.9426

5% Trimmed Mean 1.7083

Median 2.0000

Variance .229

Std. Deviation .47871

Minimum 1.00

Maximum 2.00

Range 1.00

Interquartile Range 1.00

Skewness -.895 .564

Kurtosis -1.391 1.091

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skor kontrol .514 15 .000 .413 15 .000

eksperimen .431 16 .000 .591 16 .000

Kontrol

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pretest_kontrol 15 1.6667 .48795 1.00 2.00

Posttest_Kontrol 15 1.6667 .48795 1.00 2.00

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Kontrol -

Pretest_kontrol

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 15c

Total 15

Page 163: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

142

a. Posttest_Kontrol < Pretest_kontrol

b. Posttest_Kontrol > Pretest_kontrol

c. Posttest_Kontrol = Pretest_kontrol

Test Statisticsb

Posttest_Kontrol -

Pretest_kontrol

Z .000a

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. The sum of negative ranks equals the sum of

positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Eksperimen

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Eksperimen -

Pretest_Eksperimen

Negative Ranks 15a 8.00 120.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 1c

Total 16

a. Posttest_Eksperimen < Pretest_Eksperimen

b. Posttest_Eksperimen > Pretest_Eksperimen

c. Posttest_Eksperimen = Pretest_Eksperimen

Test Statisticsb

Posttest_Eksperim

en -

Pretest_Eksperime

n

Z -3.873a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Page 164: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

143

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sesudah di lakukan pendidikan kesehatan

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

skor perlakuan 16 19.12 306.00

kontrol 15 12.67 190.00

Total 31

Test Statisticsb

skor

Mann-Whitney U 70.000

Wilcoxon W 190.000

Z -2.710

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .049a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Page 165: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

144

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 Pembuatan dan Konsul

Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Ujian Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengambilan Data

7 Penyusunan dan Konsul

Skripsi

8 Ujian Skripsi

Lampiran 12

Page 166: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

145

Lampiran 13

Page 167: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

146

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 14

Page 168: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

147

Lampiran 15

Page 169: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

148

Page 170: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

149

Page 171: SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …repository.stikes-bhm.ac.id/112/1/5.pdf · dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan anak retardasi agar dapat mencegah kecemasan

150