Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

99
PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KHOIRUL UMMAH A24050394 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

description

Budidaya Perbenihan kentang

Transcript of Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

Page 1: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

KHOIRUL UMMAH

A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

RINGKASAN

KHOIRUL UMMAH. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.)

di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Di bawah bimbingan AGUS PURWITO.

Kegiatan magang ini dilakukan untuk mempelajari kegiatan budidaya dan

produksi bibit kentang sampai pemasaran, mengetahui serta membandingkan

produktivitas pembibitan kentang di lapang, dan meningkatkan ketrampilan dalam

budidaya maupun kemampuan manajerial. Kegiatan magang dilaksanakan mulai

12 Februari sampai 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa

Barat.

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola satu generasi

dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan.

Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara di stek dan dilakukan di rumah kaca

(greenhouse). Hasil dari stek kentang yang ditanam akan menghasilkan umbi G0

(generasi vegetatif nol). Perbanyakan umbi G0 dilakukan di rumah ketat serangga

(screenhouse) yang akan menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama).

Bibit G1 diperbanyak di lapang dan menghasilkan bibit G2 (generasi vegetatif

kedua). Bibit G2 diperbanyak akan menghasilkan bibit G3 (generasi vegetatif

ketiga). Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4 (generasi vegetatif

keempat). Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Kentang G4

diperbanyak menghasilkan kentang konsumsi.

Hasil pengamatan pada kegiatan panen pembibitan kentang untuk umbi

G2, G3, dan G4 menunjukkan produktivitas paling tinggi untuk pembibitan

kentang G2 yaitu kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 34.41 ton/ha. Produktivitas

pembibitan kentang G3 di kebun Ciarileu Blok 2 sebesar 16.40 ton/ha.

Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G4 yaitu kebun Gambung

Blok Panarikan 1 adalah sebesar 22.28 ton/ha.

Page 3: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

Kesimpulan kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan tentang budidaya tanaman kentang dan kemampuan

manajerial. Keberhasilan produksi kentang didukung oleh manajemen yang tepat.

Faktor yang menentukan produktivitas umbi kentang yaitu penerapan teknik

budidaya yang tepat disamping syarat agroklimat.

Page 4: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Khoirul Ummah

A24050394

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

Judul : PRODUKSI BIBIT KENTANG

(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : KHOIRUL UMMAH

NIM : A24050394

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr.

NIP 19611101 1987 03 1003

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr.

NIP 19611101 1987 03 1003

Tanggal Lulus

Page 6: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Demak, Jawa Tengah pada tanggal 3 Nopember

1987. Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari Bapak Abdul

Choliq dan Ibu Mai Saroh.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD N 2 Demak, kemudian pada tahun 2002

penulis menyelesaikan studi di SLTP N 2 Demak. Selanjutnya penulis lulus dari

SMU N 1 Demak pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2006

penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam Organisasi

Mahasiswa Daerah (OMDA) Demak, menjadi panitia masa pengenalan

departemen (MPD), dan menjadi panitia (Festival Tanaman) Festa.

Page 7: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi

kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

’’ Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm,

Pangalengan, Bandung, Jawa Barat ’’.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program

sarjana Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. sebagai dosen pembimbing skripsi

atas segala saran dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

2. Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si. dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS

sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberi saran yang

membangun untuk perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen pembimbing akademik

atas bimbingan selama pelaksanaan kuliah.

4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura yang

telah memberi ilmu dan staf Komisi Pendidikan atas informasi dan

bantuan selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

5. Kedua orang tua Bapak Abdul Choliq dan Ibu Mai Saroh, dan kakak

Muchammad Mutho' yang telah memberikan do'a dan semangat.

6. H. Moch. Adung sebagai pemilik perusahaan yang bersedia menerima

penulis untuk melaksanakan magang di perusahaan Hikmah Farm.

7. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M. SSi, Ir. Ela Nurlaela, Ir. Bunyan

Ismail atas bimbingan selama magang, dan seluruh staf Hikmah Farm

yang bersedia membantu penulis dalam mendapatkan informasi.

8. Teman magang, Lia atas kerjasama dan dukungannya.

9. Emoth dan Dito atas kerjasama dan bantuannya.

10. Ratih, Malya, Sifat, Retna, Ryan, Rela dan seluruh teman-teman

Agronomi dan Hortikultura 42 atas kebersamaannya.

Page 8: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

11. Teman-teman Saung Nadia (Ecak, Fitri, Reny, dan Hilda).

12. Teman-teman Saung Ivon, M Uti, M indah, M bay, M Desi, Nyi

Yasmin, M Dewi, M Ruri, Bena, Yuni, Eka, Dewi, Susi, Uni Ren, dan

Tria.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 9: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

DAFTAR ISI

Halaman PENDAHULUAN

Latar Belakang ......................................................................................... 1 Tujuan ..................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang................................................................................... 4

Syarat Tumbuh Kentang .......................................................................... 5 Sistem Sertifikasi Benih Kentang ............................................................ 5 Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan .................................................. 7

Budidaya Kentang.................................................................................... 8

METODE MAGANG Waktu dan Tempat .................................................................................. 12 Metode Pelaksanaan................................................................................ 12 Pengamatan dan Pengumpulan Data....................................................... 12 Analisis Data dan Informasi.................................................................... 13

KEADAAN UMUM Gambaran Umum Perusahaan................................................................. 14

Sejarah Perusahaan....................................................................... 14 Sarana dan Prasarana.................................................................... 15

Letak Geografi atau Letak wilayah Administratif .................................. 16 Keadaan Iklim dan Tanah ....................................................................... 16 Luas Areal dan Tata Guna Lahan............................................................ 16 Keadaan Tanaman dan Produksi............................................................. 18 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan............................................... 18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis............................................................................................ 22 Produksi Bibit kentang................................................................. 22 Pembibitan Kentang G0 ............................................................... 24 Pembibitan Kentang G1 ............................................................... 27 Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 .......................................... 30 Pembukaan dan Persiapan Lahan........................................... 31 Penanaman ............................................................................. 32 Pemeliharaan Tanaman .......................................................... 35 Panen ...................................................................................... 43 Pasca Panen............................................................................ 45 Pemasaran .............................................................................. 47 Penanaman Umbi Kentang G4..................................................... 48 Aspek Manajerial ..................................................................................... 54 Asisten Mandor ............................................................................ 54 Asisten Kepala Kebun.................................................................. 55

Page 10: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PEMBAHASAN Produksi Bibit Kentang ............................................................................ 56 Budidaya Pembibitan Kentang................................................................. 57 Pembibitan Kentang G0 ............................................................... 57 Pembibitan Kentang G1 ............................................................... 57 Pembibitan Kentang G2 ............................................................... 58 Pembibitan Kentang G3 dan G4 .................................................. 61 Penanaman Umbi Kentang G4..................................................... 63 Analisis Usaha Tani Kentang................................................................... 64

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .............................................................................................. 72 Saran......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73

LAMPIRAN..................................................................................................... 75

Page 11: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm .......................................17

2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan Sertifikasi Benih Kentang...............23

3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang Sertifikasi Benih Kentang.......24

4. Produksi Umbi Kentang G0...............................................................................25

5. Pengkelasan Umbi Bibit G0 Berdasarkan Ukuran.............................................27

6. Produksi Umbi Kentang G1...............................................................................30

7. Pengkelasan Umbi Bibit G1 Berdasarkan Ukuran.............................................30

8. Jenis dan Dosis Pupuk pada Kebun Hikmah Farm ............................................33

9. Jenis dan Fungsi Pestisida yang digunakan Hikmah Farm ................................38

10. Produksi Umbi Kentang G2...............................................................................44

11. Produksi Umbi Kentang G3...............................................................................44

12. Produksi Umbi Kentang G4...............................................................................45

13. Hasil Pemeriksaan Pembibitan Kentang G2 di Kebun Pasir Hayam.................56

14. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G2.........................................60

15. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G3 dan Kentang G4..............61

16. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G0 per 200 m2...........................64

17. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G1 per 200 m2...........................66

18. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per hektar ............................67

19. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G3 per 200 m2...........................69

20. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G4 per 200 m2...........................71

Page 12: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Struktur Organisasi Hikmah Farm .....................................................................21

2. Pola Perbanyakan Bibit Kentang .......................................................................22

3. Bagan Produksi Umbi Kentang G0....................................................................24

4. Planlet Hasil Kultur Jaringan yang akan Menghasilkan Benih G0....................26

5. Pembibitan Kentang G0 di Greenhouse.............................................................26

6. Rumah Ketat Serangga Screenhouse Untuk Penanaman Umbi Kentang G0 ....28

7. Lahan Pembibitan Kentang setelah Diolah ........................................................32

8. Lahan yang telah di pupuk dengan Pupuk Kandang, Pupuk Kimia, dan

Pupuk Hayati.............................................................................................. ........33

9. Bibit Kentang Siap Tanam.................................................................................34

10. ”Gerendel” Alat untuk Membuat Jarak Tanam..................................................35

11. Alat Power Sprayer untuk Penyemprotan Pestisida ..........................................38

12. Tanaman Terserang Penyakit Busuk Daun (Phytopthora infestans) .................40

13. Tanaman Terserang Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) ............41

14. Tanaman Terserang Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus..............................41

15. Penyakit Kudis Lak pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan

(Rhizoctonia solani) ...........................................................................................42

16. Penyakit Busuk Kering pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan

(Fusarium spp) ...................................................................................................42

17. Kegiatan Pemanenan Kentang G2 .....................................................................43

18. Kemasan Penjualan Kentang Bibit.....................................................................47

19. Penjualan Kentang Bibit G2, G3, dan G4 pada Tahun 2004-2006....................48

20. Kemasan Kentang Konsumsi untuk Pasar Supermarket....................................53

Page 13: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Luas Lahan, produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia

Tahun 2003-2007 ...............................................................................................76

2. Data Curah Hujan Pangalengan Tahun 2007-2009............................................76

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan di Hikmah Farm..............77

4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Mandor di Hikmah Farm.....79

5. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Kepala Kebun di Hikmah

Farm ...................................................................................................................80

6. Kriteria Kesuaian Lahan untuk Kentang............................................................81

7. Layout Lokasi Kebun Hikmah Farm .................................................................82

8. Contoh Form untuk Produksi BiBit Kentang Bersertifikat................................83

9. Harga Kentang Bibit G0, G1, G2, G3, dan G4 ..................................................84

10. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Lion Superindo Tahun 2008 .....85

11. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Makro Indonesia Tahun 2008...85

12. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Yogya Toserba Tahun 2008......86

Page 14: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan

bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi

kebutuhan masyarakat. Produk hortikultura memiliki peranan besar dalam

memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Kentang (Solanum tuberosum L.)

merupakan salah satu komoditas yang memegang peranan penting dan mendapat

prioritas untuk dikembangkan serta mempunyai potensi untuk diversifikasi

pangan. Menurut Samadi (2007) kentang merupakan sumber karbohidrat yang

bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Selain berfungsi sebagai

sayuran, kentang adalah bahan baku untuk industri olahan makanan misalnya

kentang rebus, kentang goreng, dan keripik kentang. Oleh sebab itu produksi

kentang perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kentang adalah tanaman pangan utama keempat dunia, setelah gandum,

jagung, dan padi. Produksi kentang di Indonesia telah berkembang dengan pesat

dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kentang terbesar di Asia

Tenggara. Luas areal, hasil produksi, dan produktivitas kentang dari tahun ke

tahun berfluktuasi (Lampiran 1).

Menurut Astawan (2004) produksi kentang di Eropa rata-rata mencapai

25.5 ton per hektar, sedangkan produksi kentang di Indonesia masih lebih rendah.

Berdasarkan Deptan (2008) produksi kentang di Indonesia rata-rata mencapai

16.09 ton per hektar. Tingginya produksi kentang di Eropa terkait antara lain

dengan pemakaian bibit yang berkualitas dan bersertifikat, teknik budidaya yang

sesuai, penanganan pasca panen yang baik, serta iklim dan cuaca yang

mendukung.

Rendahnya produktivitas kentang rata-rata nasional dipengaruhi antara lain

oleh masih terbatasnya penggunaan bibit kentang bermutu oleh petani. Sebagian

besar petani menggunakan bibit umbi kentang dari generasi berikutnya, yaitu hasil

panen yang dimanfaatkan sebagai bibit. Kondisi tersebut disebabkan oleh

mahalnya harga bibit kentang bermutu, sementara harga kentang konsumsi relatif

Page 15: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

2

rendah. Selain itu, bibit kentang belum cukup tersedia di lapangan pada waktu

diperlukan oleh petani (Pitojo, 2004).

Sampai saat ini jumlah pengusaha dan penangkar bibit kentang masih

terbatas. Beberapa perusahaan, perguruan tinggi, dan instansi ada yang

memproduksi bibit generasi vegetatif nol (G0), generasi vegetatif pertama (G1),

dan generasi vegetatif kedua (G2). Terbatasnya jumlah penangkar benih kentang

mengakibatkan kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Hal ini

mengakibatkan budidaya kentang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga

produktivitas kentang semakin rendah.

Penangkaran bibit kentang yang dilakukan di rumah kaca (greenhouse)

maupun rumah ketat serangga (screenhouse) bertujuan untuk mencukupi

kebutuhan bibit dengan kualitas dan standar mutu, seperti bibit G0 (generasi

vegetatif nol) dan G1 (generasi vegetatif pertama). Menurut Prihmantoro dan

Indriani (1998) fungsi dari greenhouse atau screenhouse diantaranya mencegah

infeksi virus, mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit, menghindari

terpaan angin kencang dan air hujan, serta mengurangi intensitas cahaya yang

masuk. Penangkaran bibit untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak

dilaksanakan pada areal yang lebih luas (lapang) yaitu penangkaran untuk

mendapatkan bibit G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan

keempat) yang dilakukan di lapang.

Bibit kentang G0 diperoleh dari hasil stek mini dari kultur jaringan yang

bebas virus, oleh sebab itu perlu diperbanyak untuk menghasilkan umbi G1. Bibit

kentang G1 sebagai benih penjenis dibudidayakan untuk menghasilkan benih

dasar yaitu kentang G2 yang akan ditanam di lapang untuk menghasilkan benih

pokok (umbi G3), umbi G3 ini diperbanyak untuk menghasilkan benih sebar

(umbi G4). Umbi kentang G4 didistribusikan ke petani untuk ditanam sebagai

umbi kentang konsumsi.

Penangkar yang diperbolehkan untuk melaksanakan penangkaran bibit

adalah lembaga penelitian, universitas, dan Balai Benih Induk kentang yang telah

mampu dan diberi kewenangan, dan perusahaan swasta yang telah terakreditasi

kerena memenuhi persyaratan. Hikmah Farm merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang produksi bibit kentang dan memiliki program untuk

Page 16: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

3

mengembangkan produksi bibit kentang bersertifikat. Usaha tani bibit bersertifikat

merupakan program unggulan Hikmah farm di masa mendatang dan sudah

dilaksanakan (Prabowo, 2005).

Tujuan

1. Mempelajari kegiatan budidaya dan produksi bibit kentang sampai pemasaran.

2. Mengetahui dan membandingkan produktivitas pembibitan kentang di lapang.

3. Memperluas wawasan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dalam

budidaya dan kemampuan manajerial.

Page 17: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang

ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual

dari umbinya. Kentang memiliki akar serabut dengan percabangan halus, agak

dangkal, dan akar adventif yang menyebar. Tanaman yang tumbuh dari biji

membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak. Batang

berada di atas permukaan tanah berdiri tegak, awalnya bulat dan akhirnya menjadi

persegi serta bercabang jika pertumbuhannya sudah lanjut. Bentuk pertumbuhan

tanaman berkisar dari kompak hingga menyebar (Rubatzky dan Yamaguchi,

1998).

Menurut Samadi (2007) tanaman kentang berdaun rimbun dan terletak

berselang-seling pada batang tanaman. Bentuk daun oval dengan ujung daun

meruncing dan tulang-tulang daun menyirip. Warna bunga bervariasi, kuning atau

ungu. Bunga tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah bunga bergantung kultivar.

Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji.

Kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang tumbuh

sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping.

Sebagian batang kentang berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi kentang.

Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan dari stolon

dan diikuti dengan pembesaran stolon. Pitojo (2004) mengemukakan bahwa

stolon muncul dari ruas batang paling bawah, berwarna putih dan tumbuh di

dalam tanah mendatar ke arah samping dan membentuk umbi di bagian ujungnya.

Kentang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan warna umbinya, yaitu

kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning yaitu kentang

yang kulit dan dagingnya berwarna kuning. Kentang kultivar ini digunakan dalam

industri makanan ataupun untuk konsumsi. Beberapa kultivar yang termasuk

kentang kuning diantaranya Granola, Thung, Cipanas, Patrones, dan Cosima.

Kentang putih memiliki kulit dan daging berwarna putih. Misalnya kultivar

Marita, Radosa, dan Donata. Sedangkan kentang merah, kulit umbi berwarna

Page 18: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

5

merah dan daging umbi berwarna kuning kemerahan. Misalnya kultivar Desiree,

Red Pontiac, dan Arka (Novary, 1999).

Syarat Tumbuh Kentang

Menurut Martodireso dan Suryanto (2001) tanah yang cocok untuk

tumbuh dan berkembangnya tanaman kentang adalah tanah yang berdrainase baik,

tekstur sedang, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Ketersediaan air

tidak boleh kurang dari 50% kapasitas lapang. Kedalaman air tanah 15 cm dan

derajat keasaman (pH) tanah yang dikehendaki adalah 5 - 6.5.

Tanah yang terlalu salin (banyak garam terlarut) dan tanah sodik (banyak

kandungan Na) mengganggu pertumbuhan umbi. Tanah salin membuat akar sulit

mengambil air tanah. Sedangkan tanah banyak kandungan Na menghalangi suplai

air untuk tanaman. Penanaman disesuaikan dengan jenis tanaman sebelumnya.

Penanaman kentang secara terus-menerus pada lahan yang sama perlu dihindari

sebab dapat menularkan sumber penyakit tular tanah seperti nematoda sista

kentang. Rotasi tanaman penting dilakukan untuk mengendalikan hama dan

penyakit (Ashari, 1995).

Menurut Astawan (2004) untuk daerah tropis, lingkungan yang cocok

untuk budidaya tanaman kentang adalah dataran tinggi dengan ketinggian

1 000-1 300 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1 500 mm per

tahun. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang adalah pada

suhu 18-21oC, serta kelembaban udara 80-90 %. Data curah hujan Pangalengan

tahun 2007-2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Sistem Sertifikasi Benih Kentang

Sertifikasi benih adalah pemberian sertifikat terhadap benih tanaman

setelah melalui proses pemeriksaan, pengujian, dan telah memenuhi standar mutu

benih untuk diedarkan. Menurut UU No. 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman

dan UU No. 44 tentang Perbenihan Tanaman, benih yang akan diedarkan kepada

pihak lain harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah

ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri Pertanian (Haluoleo,

2009).

Page 19: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

6

Menurut Wattimena (2000) perbanyakan stek mikro dan stek mini

dilakukan oleh Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang, umbi G0,

G1, dan G2 oleh BBI (Balai Benih Induk) Pangalengan, Umbi G3 oleh BBU

(Balai Benih Umum), dan G4 oleh penangkar benih PD. Mamin (Perusahaan

Daerah Makanan dan Minuman) di Pangalengan bertindak sebagai BBU. Produksi

G0 dan G1 dilakukan di dalam rumah ketat serangga sedangkan G2, G3, dan G4

dilakukan di kebun produksi. Evaluasi untuk sertifikasi hanya dilakukan untuk

umbi G2, G3, dan G4. Sistem penangkar lain juga dapat memproduksi bibit

apabila dapat menghasilkan bibit yang bersertifikat dan telah terakreditasi kerena

memenuhi persyaratan.

Pemeriksaan dilakukan terhadap benih yang akan diperbanyak di lahan

dengan dua kali pemeriksaan tanaman (umur 30-40 HST dan 40-50 HST) dan

pemeriksaan umbi setelah disortir. Pemeriksaan di lapang terutama mengenai

kemurnian kultivar, penyakit virus kentang, layu bakteri (Ralstonia

solanacearum), dan hawar daun (Phytopthora infestans). Pemeriksaan umbi

dilakukan terhadap penyakit busuk coklat, busuk lunak, busuk kering, hawar

daun, nematoda bintil akar, kemurnian kultivar, dan kerusakan mekanis. Bibit

kentang yang telah lulus pemeriksaan akan diberikan sertifikat dan label oleh

BPSBTPH. Benih kentang berlabel putih adalah benih kentang G2 yang

merupakan benih dasar yang telah lulus pemeriksaan. Benih kentang berlabel

ungu adalah benih kentang G3 yang merupakan benih pokok yang telah lulus

pemeriksaan. Sedangkan benih kentang berlabel biru adalah benih kentang G4

yang merupakan benih sebar yang telah lulus pemeriksaan (Wattimena, 2000).

Menurut Wirawan dan Wahyuni (2002) bibit bermutu dan bersertifikat

mempunyai ciri-ciri bibit bersih dan terbebas dari hama dan penyakit serta kotoran

seperti biji-biji dan kerikil, benih murni tidak tercampur dengan varietas lain,

warna benih tidak kusam, bibit sehat, tidak keriput, ukuran normal dan seragam,

kulit tidak terkelupas, dan memenuhi standar toleransi sertifikasi benih.

Menurut Samadi (2007) dalam mempersiapkan bibit, perlu dilakukan

seleksi dengan kriteria tertentu agar diperoleh bibit yang berkualitas baik. Bibit

yang berkualitas baik akan dapat berproduksi tinggi dan memberikan keuntungan

besar. Kriteria umbi yang baik antara lain (1) umbi berasal dari tanaman sehat,

Page 20: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

7

yaitu tanaman yang tidak terserang hama dan penyakit, (2) umbi sudah berumur

150-180 hari dan berukuran seragam, (3) umbi tidak cacat atau terserang hama

dan penyakit, (4) umbi berukuran sedang dan memiliki 3-5 mata tunas, dan

(5) berbobot 30-50 gram.

Produksi Bibit Kentang dan Pembibitan

Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Bibit

diperoleh dari benih yang disemaikan dalam perkembangan generatif, sedangkan

dalam perkembangbiakan vegetatif bibit diartikan sebagai tanaman yang berfungsi

sebagai alat reproduksi, misalnya umbi (Wirawan dan Wahyuni, 2002).

Menurut Pitojo (2004) produksi umbi G0 diawali dengan penyediaan

bahan tanam yang berupa tanaman kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu

teknik untuk mengisolasi bagian tanaman kemudian menumbuhkannya pada

media dalam kondisi aseptik di laboratorium sehingga bagian tanaman tersebut

memperbanyak diri menjadi tanaman yang lengkap.

Menurut Waluya (2009) planlet hasil kultur jaringan ditumbuhkan di

dalam botol kultur hingga memiliki akar, batang, daun, dan tunas. Setelah tumbuh

menjadi tanaman lengkap, planlet dicuci bersih dengan air yang sudah dimasak

secara perlahan sampai semua agar-agar sudah tidak ada pada akar planlet, setelah

itu planlet di rendam pada larutan Dithane/benlate 1 g/L + Agrept 1 g/L selama

10 menit, larutan tersebut berfungsi sebagai bakterisida dan fungisida. Kegiatan

selanjutnya adalah aklimatisasi.

Aklimatisasi adalah proses pemindahan planlet dari lingkungan yang

terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu,

cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof.

Media yang dapat digunakan yaitu arang sekam yang sudah disterilkan kemudian

dibasahi sampai jenuh dengan air steril. Lalu planlet ditanam dengan jarak yang

tidak terlalu rapat agar bibit tidak membusuk.

BPTP (2008) menyatakan setelah aklimatisasi, tanaman kentang di stek

bagian pucuk daunnya untuk bahan stek mini. Stek mini dilakukan dengan

memotong 1-2 daun per tanaman. Stek mini ditanam di bak bedengan. Setelah

berumur 3 minggu tanaman dapat di stek. Kemudian stek ditanam di bedengan

dengan jarak tanam 5 cm x 10 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah

Page 21: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

8

lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Setelah

3 minggu tanaman induk di stek kembali hingga 3 kali selama pertumbuhan.

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 110 hari. Umbi hasil panen disortir dan

disimpan di gudang penyimpanan. Setelah umbi bertunas, umbi ditanam di lapang

untuk menghasilkan umbi G1.

Pitojo (2004) mengemukakan penangkaran benih sumber generasi pertama

dilakukan di rumah ketat serangga (screenhouse). Lahan yang digunakan untuk

penangkaran benih diolah secara sempurna dan dilakukan sterilisasi tanah untuk

memutus siklus fungi. Sterilisasi menggunakan fungisida Basamid dengan dosis

40 g/m2. Tanah diaduk dan dicangkul kemudian ditutup dengan mulsa plastik.

Sebelum penanaman, mulsa dibuka dan di atas bedengan ditabur insektisida

Rhodocap 10 G dengan dosis 1 kg/100 m2.

Pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 200 kg dan

untuk pupuk organik terdiri dari 4 kg ZA, 6 kg TSP, dan 2 kg KCl untuk setiap

100 m2 lahan. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Kegiatan

pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan, penyiangan gulma, serta

pembumbunan (Pitojo, 2004).

Pengairan dilaksanakan seminggu sekali untuk menjaga kelembaban

tanah. Kegiatan penyiangan dilakukan apabila rumput mulai terlihat tumbuh di

areal penanaman. Pembumbunan dilakukan dua kali. Pembumbunan pertama

dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan pembumbunan kedua dilaksanakan

dua minggu berikutnya (Samadi, 2007).

Kegiatan pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 90 HST.

Kentang yang dihasilkan merupakan bibit kentang G2 yang bila diperbanyak akan

menghasilkan bibit G3. Bibit G3 apabila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4

yang akan diproduksi oleh petani. Secara umum teknik budidaya kentang G2, G3,

dan G4 sama dengan budidaya kentang G1, hanya saja penangkaran bibit G2, G3,

dan G4 dilakukan di lapang (Sinar Tani, 2009).

Budidaya Kentang

Umbi bibit yang banyak dipakai untuk pembibitan kentang umumnya

berbobot 30-50 gram, yang berumur 150-180 hari, memiliki 3-5 mata tunas.

Penanaman umbi dapat dilakukan dengan pembelahan atau tidak. Pemotongan

Page 22: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

9

umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam

umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/liter)

Prabowo (2007).

Kegiatan yang dilakukan dalam budidaya kentang yang pertama kali yaitu

pengolahan tanah. Sisa tanaman dan rumput dibersihkan kemudian tanah dibajak

atau dicangkul. Tanah yang telah dicangkul selanjutnya dibuat bedengan. Pupuk

dasar yang diberikan yaitu pupuk kandang dan pupuk anorganik. Pupuk kandang

diberikan secara merata di atas bedengan dengan dosis 15-20 ton/ha. Pupuk

anorganik yang dibutuhkan yaitu 200 kg/ha Urea, 150 kg/ha ZA, 300 kg/ha SP-36,

dan 100 kg/ha KCl. Pemberian pupuk anorganik bersamaan dengan pupuk

kandang. Kemudian pupuk ditimbun tanah dan dicangkul hingga merata

(Prabowo, 2007).

Kegiatan pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan

bersamaan dengan pemupukan susulan, pembumbunan dan pemupukan pertama

yaitu saat tanaman berumur 30 HST, sedangkan untuk pembumbunan dan

pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 HST. Pembumbunan

dilakukan yang terlambat dilakukan mengakibatkan tanaman rebah,

perkembangan stolon terganggu, dan sebagian umbi tidak tertutup tanah

(Pitojo, 2004).

Menurut Williams et al. (1993) selama pertumbuhan, tanaman kentang

rentan terhadap hama dan penyakit. Beberapa hama dan penyakit yang perlu

diwaspadai antara lain adalah hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella),

kutu daun (Aphis gossipii), penyakit hawar basah (Phytophthora infestans),

penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan busuk Kering

(Fusarium spp).

Hama penggerek umbi (Phthorimaea opercullella) menyebabkan

timbulnya alur-alur gerekan bekas luka dimakan larva. Pengendaliannya dapat

dilakukan dengan penerapan kultur teknis, rotasi tanaman, serta memusnahkan

umbi yang sakit. Kutu daun (Aphis gossipii) menyerang tanaman dengan

mengisap cairan daun muda sehingga perkembangan tanaman tidak normal.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida

(Pitojo, 2004).

Page 23: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

10

Menurut Semangun (2007) penyakit hawar basah (Phytophthora infestans)

menimbulkan bercak basah pada daun hingga berubah menjadi coklat sampai

hitam dan akhirnya membusuk, bagian bawah daun yang terinfeksi terdapat

serbuk putih yang mengandung spora. Pengendalian dari penyakit ini diantaranya

menggunakan bibit yang sehat saat penanaman, pergiliran tanaman, serta

penyemprotan pestisida. Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum)

menyebabkan tanaman layu sebagian atau keseluruhan. Cara pengendaliannya

adalah menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman (rotasi

tanaman), dan membuang tanaman yang layu.

Busuk Kering (Fusarium spp) menyebabkan bercak-bercak berlekuk

warna coklat tua pada umbi, umbi menjadi kering, berkerut, dan mengeras. Cara

pengendaliannya adalah kegiatan panen dilakukan secara hati-hati jangan sampai

melukai umbi serta penanaman menggunakan umbi yang sehat (Semangun, 2007).

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan rotasi tanaman

dengan tanaman selain dari famili Solanacearum, mencabut dan memusnahkan

tanaman yang terserang, dan pemberian pestisida dengan jenis dan dosis yang

berbeda bergantung hama dan penyakit yang menyerang (Pracaya, 2003).

Menurut Samadi (2007) kentang dipanen apabila daun-daun tanaman telah

berubah menjadi kuning bukan karena serangan penyakit, batang tanaman

mengering dan menguning, serta kulit umbi melekat dengan daging umbi dan

tidak mengelupas apabila ditekan. Martodireso dan Suryanto (2001)

mengemukakan bahwa panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur tiga

setengah bulan. Alat panen yang digunakan antara lain cangkul dan garpu atau

tangan. Panen dilakukan dengan hati-hati agar umbinya tidak terbelah karena

cangkul. Umbi yang telah dipanen dibiarkan beberapa saat di lapangan, sehingga

tanah yang menempel pada umbi menjadi kering dan terlepas dari kulit umbi.

Pasca panen yang harus diperhatikan adalah sortasi, pembersihan,

pengemasan, pengangkutan, dan pengolahan hasil. Tujuan dari pasca panen antara

lain agar tanaman yang telah dipanen tetap baik mutunya, agar menjadi lebih

menarik, agar dapat memenuhi standar perdagangan, agar selalu terjamin untuk

dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukan, serta agar

Page 24: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

11

sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau dipasarkan dengan

kualitas yang tetap terjamin (Rahardi et al., 1993).

Page 25: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009

sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa

Barat.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung

dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan di

lapang secara langsung selama 4 bulan terkait dengan budidaya tanaman kentang.

Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data dari

arsip di perusahaan. Pada dua bulan pertama kegiatan magang dilakukan dengan

mengikuti seluruh kegiatan di lapang dan melaksanakan pekerjaan sesuai kegiatan

kebun. Pada dua bulan berikutnya melakukan kegiatan terkait dengan aspek

manajerial.

Kegiatan budidaya kentang meliputi pengolahan tanah, penanaman,

pemeliharaan tanaman, panen, dan pasca panen. Kegiatan manajerial yang

dilakukan meliputi mengawasi karyawan dalam kegiatan budidaya dan pasca

panen kentang, menentukan kebutuhan tenaga kerja, menghitung prestasi kerja

pekerja, menentukan daerah yang akan dilakukan pengolahan tanah, daerah yang

akan dilakukan pemupukan, daerah yang akan dilakukan penyiangan gulma serta

daerah yang akan dipanen. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyusun

rencana kerja dan melaksanakan rencana kerja yang telah disusun. Prestasi kerja

selama menjadi karyawan, asisten mandor, dan asisten kepala kebun dapat dilihat

pada Lampiran 3, 4, dan 5.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh melalui pengambilan

Page 26: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

13

data di lapang dengan mengikuti kegiatan serta pengamatan dan pencatatan

langsung, diskusi dengan pekerja, mandor, maupun kepala kebun.

Data sekunder digunakan untuk melengkapi informasi di lapang, diperoleh

dari arsip laporan manajemen di kantor administrasi kebun maupun studi pustaka.

Data sekunder yang dikumpulkan adalah keadaan umum perusahaan seperti

sejarah perusahaan, letak geografi, layout lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim,

luas areal, produksi dan produktivitas tanaman, serta struktur organisasi kebun

dan ketenagakerjaan.

Kegiatan yang dilakukan di lapang meliputi :

• Produksi Bibit Kentang

Mengikuti kegiatan produksi bibit kentang yang diawali dengan

pemeriksaan yang dilakukan oleh BPSBTPH. Mulai dari pemeriksaan

pendahuluan sampai pemeriksaan pasca panen kentang.

• Pembibitan Kentang G0 (generasi vegetatif nol)

Melakukan kegiatan teknik penanaman planlet (tanaman yang berasal dari

hasil kultur jaringan) di greenhouse.

• Pembibitan Kentang G1 (generasi vegetatif pertama)

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G0 di screenhouse.

• Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4 (generasi vegetatif kedua, ketiga, dan

keempat)

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G1, G2, dan G3 di lapang.

• Penanaman Umbi Kentang G4

Melakukan kegiatan teknik budidaya kentang G4 di lapang.

• Perbedaan Hasil Panen

Melakukan kegiatan menghitung hasil panen pembibitan kentang yang

dilakukan di lapang yaitu pembibitan kentang G2, G3, dan G4.

Analisis Data dan Informasi

Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode

kualitatif disajikan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari seluruh

kegiatan yang terkait teknik budidaya di lapang. Sedangkan metode kuantitatif

disajikan dengan menyajikan data yang diperoleh dengan rataan dan persentase.

Page 27: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

KEADAAN UMUM

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan sebuah perusahaan keluarga yang

mengusahakan tanaman hortikultura dengan komoditas utama kentang. Perjalanan

Hikmah Farm dimulai dari H. Adung yang dahulu anak petani kentang di

Pangalengan yang memiliki lahan usaha yang cukup luas. Setiap hari H. Adung

pergi ke sawah diajarkan oleh ayahnya menjadi petani kentang. H. Adung

membantu ayahnya untuk memandori dan mengawasi kegiatan penanaman dan

perawatan yang dilakukan sejumlah petani di lahan kentang tersebut. H. Adung

mempelajari dan mengetahui cara budidaya kentang, sampai akhirnya pada tahun

1962 mempunyai lahan seluas 11 tumbak (1 tumbak = 16 m2). Lahan tersebut

ditanami kentang varietas Marita sebanyak 14 kg.

Hasil panen dari kentang tersebut ternyata bagus sehingga dari tahun ke

tahun H. Adung bisa memanen dengan baik dan bisa membeli lahan baru. Tahun

1967 KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) memberi pinjaman kepada

H. Adung untuk menambah permodalan dan meningkatkan skala usaha.

Usahanya berkembang hingga menguasai pasca panen dan pemasaran.

Pemasaran pertama kali adalah di pasar tradisional Pangalengan dan Bandung.

Namun dalam mengusahakannya dalam beberapa tahun jangkauan pasar

bertambah yaitu Sukabumi dan pasar Senen Jakarta.

Permintaan pasar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun maka

pada tahun 1982 H. Adung mendirikan perusahaan dagang yang bernama PD.

Hikmah yang dikelola bersama istri dan anak-anaknya. Perusahaan ini masih tetap

membudidayakan tanaman kentang dengan granola sebagai varietas utamanya.

Pada tahun 1986 PD Hikmah mendapat tawaran kerjasama dengan PT

Indofood dalam pengadaan bahan baku bibit kentang. Ada pula tawaran untuk

memasok bibit kentang ke PT Indokerti Prima Subur. Selain itu juga memasarkan

ke sejumlah perusahaan pengolahan lainnya.

Pada tahun 1995 PD Hikmah mulai menjual bibit kentang setelah

melakukan kerjasama operasi dengan PTPN VIII sehingga luas lahan cukup

Page 28: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

15

memadai untuk pembibitan. Seiring dengan berubahnya iklim bisnis kentang di

Pangalengan dan Indonesia umumnya, serta berubahnya manajemen dan strategi

bisnis dari PD Hikmah dan PT Indofood, kontrak kemitraan ini sudah tidak

berjalan lagi sejak tahun 2002.

PD Hikmah terdaftar sebagai produsen dan pedagang bibit kentang

bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor :

074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II / 2003. PD Hikmah memproduksi,

memproses, dan memasarkan bibit kentang yang berkualitas tinggi untuk

memenuhi kebutuhan petani kentang seluruh Indonesia dan untuk ekspor. Pada

tahun 2005 PD Hikmah berubah nama menjadi Hikmah Farm sebagai bentuk

pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi di dalam usaha agribisnis.

Sekarang perusahaan ini dikelola oleh anak-anaknya dan H. Adung bertindak

sebagai presiden direktur.

Sarana dan Prasarana

Hikmah Farm sebagai perusahaan yang besar dengan lahan operasional

kurang lebih 147 ha dan semuanya terletak di kabupaten Bandung. Hikmah Farm

ditunjang dengan sarana dan prasarana dalam usahanya, antara lain :

- Perkantoran : Kantor pusat Hikmah Farm terletak di Desa

Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke

arah Selatan Bandung.

- Gudang : Gudang biru (kentang bibit), gudang kuning

(kentang bibit), gudang selatan dan retail (kentang

konsumsi), dan gudang hitam (kentang bibit G0 dan

G1).

- Greenhouse (GH) : GH 1 (200 m2), GH 2 (200 m2), GH 3 (500 m2), dan

GH 4 (900 m2).

- Screenhouse (SH): SH 1 (165 m2), SH 2 (200 m2), SH 3 (94 m2), SH 4

(400 m2), SH 5 (300 m2), SH 6 (280 m2), dan SH 7

(200 m2).

- Sistem informasi : Alat komunikasi jarak jauh berupa radio monitor.

Page 29: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

16

Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif

Lokasi perkebunan Hikmah Farm secara geografis terletak pada

7° 06’-7° 31’ LS dan 107° 49’-107° 64’ BT dan berada pada ketinggian

1 200-1 700 meter di atas permukaan laut. Kantor pusat Hikmah Farm terletak di

Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, 43 km ke arah Selatan Bandung,

yang beralamatkan di Jl. PTPN VIII Kertamanah km 1 Pangalengan, Kabupaten

Bandung, Jawa Barat 40378.

Batas-batas wilayah lokasi Hikmah Farm Pangalengan yaitu sebelah Utara

berbatasan dengan Kecamatan Cimaung, sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Garut, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu, dan

sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kertasari.

Keadaan Iklim dan Tanah

Hikmah Farm terletak pada daerah yang sesuai dengan syarat tumbuh

tanaman kentang. Curah hujan tahunan berkisar 2 555 mm/tahun. Suhu udara

minimum berkisar 11 °C dan suhu udara maksimum 27 °C. Pertumbuhan umbi

akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 °C dan lebih dari 30 °C.

Pangalengan memiliki topografi lahan datar sampai berombak. Jenis tanahnya

adalah andosol coklat kehitaman dengan struktur tanah lempung berliat sampai

lempung berdebu dengan pH berkisar antara 5-6.5. Tanah Andosol terbentuk dari

pelapukan materi vulkanik dari gunung api. Tanah ini subur dengan warna coklat

kehitaman yang remah. Faktor iklim, ketinggian, dan kondisi tanah yang

drainasenya baik membuat tanaman kentang dapat berkembang dengan baik.

Kriteria kesesuaian lahan penanaman kentang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas lahan pertanaman kentang yang dikelola Hikmah Farm adalah

147.4 ha (Tabel 1). Kegiatan produksi yang dilakukan antara satu kebun dengan

kebun lainnya berbeda. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengadakan

pemanenan dengan waktu yang berbeda pula sehingga bisa memenuhi kebutuhan

pasar secara berkesinambungan.

Page 30: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

17

Tabel 1. Lokasi dan Luas Lahan yang Dikelola Hikmah Farm

No Lokasi Luasan (ha)

1 Ciarileu 31.0

2 Cikole 13.0

3 Gambung 27.0

4 Kiara Jeuntas 16.0

5 Legok Bako 2.0

6 Pajaten 33.5

7 Purbasari 16.7

8 Sukamenak 8.2

Total 147.4

Meskipun letak dan jarak antara satu kebun dengan kebun lain berjauhan,

namun setiap kebun dilengkapi dengan fasilitas umum seperti radio monitor agar

memudahkan bertelekomunikasi satu sama lain, selain itu bagi para pekerja juga

disediakan alat transportasi mobil truk untuk mengantarkan dan menjemput

pekerja apabila bekerja di lahan yang jauh.

Layout lokasi kebun Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 7. Hikmah

Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan beberapa pemilik lahan pada

sebagian kebun. Kerjasama tersebut merupakan sistem sewa, sehingga luas lahan

tanaman bervariasi setiap tahunnya. Beberapa lahan sudah dikembalikan kepada

PTPN dan ada juga yang luasannya ditambah.

Beberapa kebun memiliki topografi dan lingkungan tumbuh berbeda-beda.

Hal ini menyebabkan adanya perlakuan yang berbeda pada setiap kebun, tetapi

secara umum teknik budidayanya tidak jauh berbeda antar satu lahan dengan

lahan lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kesuburan

tanah supaya dapat digunakan terus menerus untuk budidaya kentang,

memberikan pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman, mengendalikan

pertumbuhan gulma, mencegah serangan hama dan penyakit, dan mengadakan

kegiatan panen pada waktu yang tepat.

Lahan yang akan digunakan untuk penanaman kentang harus dirotasikan

dengan tanaman selain famili Solanaceae. Rotasi tanaman bertujuan untuk

memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman kentang yang ada pada lokasi

Page 31: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

18

tersebut selain itu juga untuk menjaga kesuburan tanah. Kesuburan tanah ini dapat

terjaga karena kebutuhan setiap tanaman akan zat hara berbeda-beda. Hikmah

Farm melakukan teknik rotasi tanaman dengan menanam wortel, jagung, atau

kubis. Setelah tanaman rotasi dipanen lahan tersebut diberakan selama satu bulan

sebelum ditanami kentang.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Hikmah Farm membudidayakan tanaman kentang kultivar Granola,

Atlantik, dan Pinky. Kentang kultivar Granola mempunyai ciri antara lain kulit

umbi dan daging umbi berwarna kuning, umbi berbentuk oval, dan umur panen

antara 100-120 HST. Kentang ini digunakan sebagai kentang konsumsi dan dijual

sebagai bibit. Kentang kultivar Atlantik, kulit dan daging umbinya berwarna putih

dengan umur panen sekitar 90-105 HST serta menghasilkan umbi berukuran

besar. Kentang ini digunakan untuk kentang goreng (french friesh), sebab mutu

hasil goreng bagus (tidak mudah gosong). Kentang kultivar Pinky, kulit umbinya

berwarna merah dan daging umbi berwarna kuning kemerah-merahan dengan

umur panen sekitar 100 HST. Kentang ini digunakan untuk campuran masakan.

Penanaman kentang semua kultivar menggunakan bibit yang telah mengalami

masa dormansi selama 3-4 bulan dan sudah tumbuh 3-4 mata tunas dengan tinggi

tunas 1-2 cm.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Sebagai sebuah perusahaan keluarga, kekuasaan tertinggi Hikmah Farm

berada pada seorang presiden direktur yang mengelola dan mengawasi jalannya

perusahaan. Presiden direktur membawahi Direktur Administrasi & Keuangan,

Direktur Personalia, Direktur Produksi, dan Direktur Pemasaran (Gambar 1).

Direktur administrasi dan keuangan bertugas merencanakan dan mengatur

keuangan perusahaan, mengusahakan penerimaan dan pengeluaran uang tunai,

dan merencanakan sumber-sumber dana yang menguntungkan bagi perusahaan

yang dibantu oleh manajer keuangan serta staf administrasi dan keuangan yang

merencanakan dan membuat laporan keuangan dan pembukuan beserta stafnya.

Staf administrasi dan keuangan berjumlah 3 orang.

Page 32: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

19

Pengelolaan terhadap pengembangan sumberdaya manusia merupakan

tanggungjawab direktur personalia yang dibantu stafnya seperi dalam menentukan

kebutuhan jumlah karyawan, proses penerimaan karyawan baru, seleksi,

penempatan, serta penilaian kerja. Staf bagian humas dan personalia berjumlah

3 orang.

Direktur pemasaran bertugas mengkoordinir semua kegiatan perusahaan

baik pembelian maupun penjualan, menentukan syarat-syarat pembelian,

menentukan standar harga, dan merencanakan pasar baru atas hasil produksi.

Tugas direktur ini dibantu oleh manajer pemasaran dan menajer pengembangan

bisnis dalam operasi pemasaran dan pengembangan usaha. Staf pemasaran dan

pengembangan bisnis membantu manajer dalam melakukan kegiatan penjualan

harian dan pengaturan distribusi. Staf pemasaran dan pengembangan bisnis

berjumlah 4 orang.

Direktur produksi bertugas mengkoordinasikan semua kegiatan

perusahaan, mengadakan hubungan dengan pihak luar yang berhubungan dengan

hasil produksi perusahaan, menentukan jenis produksi, menentukan jadwal

kegiatan tanam, dan menentukan kebijakan operasional pelaksanaan budidaya di

lapang. Direktur produksi membawahi manajer penelitian dan manajer areal.

Manajer penelitian dibantu staf penelitian dalam melakukan penelitian-penelitian

yang berhubungan dengan pengembangan usaha. Staf penelitian berjumlah

2 orang. Manajer areal bertugas melakukan kegiatan produksi di setiap arealnya

dan bertanggung jawab terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Manajer areal

membawahi beberapa kepala kebun.

Kepala kebun dibantu oleh mandor kebun dan mandor pestisida. Tugas

kepala kebun yaitu mengkoordinir semua kegiatan masing-masing kebun, dan

membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan. Selain itu membuat

laporan mingguan yaitu laporan modal kebun dan laporan modal karyawan.

Laporan modal kebun berisi hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang

digunakan, sedangkan laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan.

Tugas dari mandor kebun adalah mengawasi dan membimbing karyawan

dalam setiap kegiatan budidaya kentang, mengamati perkembangan tanaman, dan

membuat laporan kegiatan harian karyawan. Mandor pestisida bertugas

Page 33: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

20

menentukan luas areal yang disemprot, pestisida yang dipakai, jenis, dosis, dan

volume yang digunakan.

Tenaga kerja yang ada di Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan

tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang bekerja secara tetap

di kantor Hikmah Farm. Tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja harian

serta borongan. Upah untuk pekerja borongan rata-rata lebih tinggi dari pada upah

pekerja harian. Sistem borongan dilakukan untuk mempercepat pekerjaan. Pekerja

borongan lebih mengejar target sehingga menyelesaikan pekerjaannya dengan

cepat untuk mendapatkan upah yang lebih besar. Hikmah Farm memberlakukan

sistem rotasi pekerja atau pertukaran dan penambahan pekerja antar kebun apabila

terjadi kekurangan pekerja di setiap kebun. Biasanya pekerja membawa peralatan

kerja sendiri-sendiri. Tenaga kerja merupakan penduduk daerah sekitar kebun.

Jumlah karyawan kebun kurang lebih 790 orang.

Hari kerja karyawan kebun adalah 6 hari dengan hari libur Jum’at. Namun

ada kebun yang tetap masuk pada hari Jum’at namun jam kerjanya hanya sampai

pukul 10.00 WIB. Pekerja ini tetap masuk sebab lokasi kebunnya lebih dekat.

Waktu kerja di kebun selama 5.5 jam per hari dimulai dari pukul 07.00 WIB

sampai dengan 12.30 WIB dengan istirahat selama setengah jam per harinya yaitu

pukul 09.00 WIB. Karyawan kantor waktu kerjanya mulai dari pukul 06.00 WIB

sampai dengan 15.00 WIB dengan hari libur bergilir dalam satu bulan. Waktu

istirahatnya dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.

Gaji karyawan kebun biasanya dihitung per bulan. Pekerja harian wanita

sebesar Rp 8 500 per hari, sedangkan pekerja harian pria sebesar Rp 9 500

per hari. Biaya lembur diberikan Rp 2 000 per jam. Tenaga kerja wanita lebih

banyak dari pada pria dengan persentase 60 % wanita dan 40 % pria.

Page 34: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

21

Presiden Direktur

Auditor Internal

Dir. Adm. & Keuangan Dir. Personalia Dir. Produksi Dir. pemasaran Staf Humas Manajer Penelitian Manajer Pemasaran Staf Personalia Staf Pemasaran Manajer Keuangan Staf. Penelitian Manajer Pengemb. Bisnis Staf. Keuangan

Manajer Areal Staf. Pengemb. Bisnis

Staf. Administrasi Kepala Kebun

Mandor Kebun Mandor Pestisida

Karyawan

Gambar 1. Struktur Organisasi Hikmah Farm

Page 35: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu kegiatan budidaya

tanaman kentang yang secara umum hampir sama seperti budidaya tanaman lain.

Dimulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan penanaman, penanaman,

pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Selain itu juga dilakukan kegiatan

pemasaran kentang.

Produksi Bibit kentang

Hikmah Farm memproduksi bibit kentang dari generasi nol (G0) sampai

generasi keempat (G4). Perbanyakan bibit kentang bersertifikat mengikuti pola

satu generasi (Gambar 2), dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet

melalui kultur jaringan. Planlet tanaman kentang ditanam dengan cara stek. Hasil

dari stek kentang yang ditanam merupakan umbi G0 (generasi vegetatif nol).

Perbanyakan umbi G0 menghasilkan umbi G1 (generasi vegetatif pertama), tahap

perbanyakan selanjutnya adalah umbi kentang kelas G2 (generasi vegetatif

kedua). Setelah menghasilkan umbi G3 (generasi vegetatif ketiga) maka

diperbanyak dan menghasilkan umbi G4 (generasi vegetatif keempat).

Planlet (tanaman kultur jaringan)

Umbi G0

Umbi G1

Umbi G2

Umbi G3

Umbi G4

Gambar 2. Pola Perbanyakan Bibit Kentang

Page 36: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

23

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH). Bibit kentang bermutu merupakan syarat utama pada budidaya

kentang. Produksi kentang yang tinggi hanya dapat dicapai melalui bibit kentang

bermutu. Bibit kentang bermutu adalah bibit yang telah bersertifikat (Wattimena,

2000).

Pelaksanaan sertifikasi benih dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama

yaitu kelayakan sejarah lahan untuk dilakukan penangkaran bibit serta tanaman

yang pernah ditanam sebelum penanaman kentang.

Tahap pemeriksaan yang kedua adalah pada masa penanaman yang

dilakukan tiga kali yaitu saat tanaman berumur 30-40 HST (Hari Setelah Tanam),

40-50 HST, dan saat berumur 60-70 HST. Pemeriksaan yang dilakukan di lapang

meliputi penyakit yang menyerang tanaman. Pihak pengawas benih memeriksa

setiap kebun dengan mengambil sampel kurang lebih 1 000 tanaman dari setiap

hektar.

Pemeriksaan umbi merupakan tahap pemeriksaan setelah umbi disortasi

dan grading. Pengawas bibit akan memeriksa kurang lebih 1 000 butir umbi

secara acak dari setiap lot umbi. BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan

label setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus pemeriksaan. Sertifikat

diberikan untuk lot bibit yang lulus pemeriksaan sedangkan label dikeluarkan

setelah sertifikat diberikan. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat,

jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran

umbi, dan tanggal pemasangan label (Lampiran 8). Benih dasar (G2) berlabel

putih, benih pokok (G3) berlabel ungu, dan benih sebar (G4) berlabel biru. Batas

toleransi pemeriksaan lapang dan umbi kentang bersertifikasi dapat dilihat pada

Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapang Sertifikasi Benih Kentang

Faktor Benih G2 Benih G3 Benih G4 Isolasi (minimal) 10 m 10 m 10 m Virus (maksimal) 0.1 % 0.5 % 2 % Layu bakteri 0.5 % 1 % 1 % Busuk daun, penyakit lain 10 % 10 % 10 % CVL (campuran varietas lain) 0 % 0.1 % 0.5 %

Sumber : BPSBTPH, 2003

Page 37: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

24

Tabel 3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang Sertifikasi Benih Kentang

Faktor Benih G2

(%) Benih G3

(%) Benih G4

(%) Busuk coklat dan busuk lunak (maksimal) 0.3 0.5 0.5 Common scab, black scurf, powdery scab, late blight (infeksi ringan) (maksimal)

3 5 5

Busuk kering (maksimal) 1 3 3 Penggerek umbi (maksimal) 3 5 5 Nematoda bintil akar (infeksi ringan) (maksimal)

3 5 5

CVL (maksimal 0 0.1 0.5 Kerusak mekanis, serangga atau hewan kecil 3 5 5

Sumber : BPSBTPH, 2003 Pembibitan Kentang G0

Produksi umbi G0 diawali dengan penyediaan bahan tanam yang berupa

tanaman kultur jaringan untuk diperbanyak (Gambar 3).

Tanaman Kultur Jaringan

Aklimatisasi

Produksi Stek Mini

Tanam

Umbi G0

Gambar 3. Bagan Produksi Umbi Kentang G0

Tanaman kultur jaringan kentang (Gambar 4) diperoleh dari Balitsa

dengan harga Rp 25 000 per botol, dalam satu botol terdapat 12 sampai

14 tanaman. Tanaman tersebut dicuci kemudian dipotong menjadi 1-2 buku

per tanaman, sehingga menghasilkan 3-5 potong dalam satu tanaman. Kemudian

dilakukan aklimatisasi dengan menanam bagian tanaman dalam bak plastik yang

Page 38: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

25

berisi media arang sekam dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm. Arang sekam

mempunyai sifaf porous (berpori-pori), tidak kotor, dan cukup menahan air.

Aklimatisasi merupakan kegiatan untuk mengadaptasikan planlet dari

kondisi terkendali ke lingkungan lapang yang kondisinya tidak terkendali (Zacky,

2009). Aklimatisasi dilakukan selama 3 minggu di greenhouse. Setelah

aklimatisasi, tanaman kentang di stek bagian pucuk daunnya untuk bahan stek

mini. Stek mini dilakukan dengan memotong 1-2 daun per tanaman. Stek mini

ditanam di bak bedengan dengan ukuran 1.5 m x 16 m dengan jarak tanam

(5 cm-10 cm) x (5 cm - 10 cm). Stek mini dapat di stek kembali sampai 2 bulan.

Setelah 5-6 bulan dari perhitungan terakhir stek mini, umbi mini kentang G0

dipanen.

Jumlah populasi dari stek mini yang ditanam dalam setiap bak bedengan

sebanyak 2 400 tanaman. Terdapat 6 bak bedengan dalam greenhouse, sehingga

jumlah tanaman sebanyak 14 400 tanaman. Hama dan penyakit yang menyerang

dalam setiap bak bedengan masing-masing adalah 37.5 %, 43.75 %, 18.75 %,

50 %, 25 %, dan 50 %. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak

7 umbi, sehingga menghasilkan 63 000 umbi dalam setiap greenhouse. Tabel 4

merupakan produksi umbi kentang pada pembibitan G0.

Tabel 4. Produksi Umbi Kentang G0

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi)

L (> 60) 10 15 750

M (31-60) 25 31 500

S (21-30) 20 18 900

SS (<20) 20 18 900

Afkir dan Busuk 15 9 450

Umbi mini yang dihasilkan dipanen dan dikering anginkan selama

beberapa hari, kemudian diperlakukan dengan fungisida sebelum disimpan di

tempat yang kering sekitar 2-3 bulan. Setelah umbi bertunas kemudian ditanam di

lapang untuk menghasilkan umbi G1 (Purwito dan Wattimena, 2008).

Page 39: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

26

Gambar 4. Planlet Hasil Kultur Jaringan yang akan Menghasilkan Benih G0

Setiap 3 kali sehari tanaman disiram menggunakan sprinkler dengan

sistem drip irrigation fertigation, yaitu memberikan unsur hara bersamaan dengan

pengairan. Unsur hara yang diberikan yaitu Multigrand-K dengan dosis 30 gram

per 200 m2 dengan volume semprot 12 liter. Penyiangan gulma dilakukan apabila

terdapat rumput atau gulma yang tumbuh. Kegiatan ini harus dilakukan secara

hati-hati agar tidak mengganggu perakaran mengingat jarak tanam yang sempit.

Jika terdapat tanaman yang layu atau berwarna kuning harus segera dicabut dan

disulam dengan stek yang baru. Pembibitan kentang G0 dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Pembibitan kentang G0 di Greenhouse

Hasil panen umbi kentang G0 dikumpulkan dan disimpan ke gudang. Di

gudang penyimpanan umbi kentang disortasi dan grading menurut ukuran

(Tabel 5).

Page 40: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

27

Tabel 5. Pengkelasan Umbi Bibit G0 Berdasarkan Ukuran

Kelas umbi Ukuran (gram)

L (besar) > 60 M (sedang) 31-60 S (kecil) 21-30 SS (sangat kecil) <20

Sumber : Hikmah Farm, 2009

Umbi yang telah disortir dan grading disimpan dalam cool storage. Ruang

pendingin ini berfungsi untuk memperpanjang umur simpan bibit kentang. Umbi

disimpan pada suhu 17-20 0C. Bibit yang disimpan di ruang pendingin setelah

panen, masa dormansinya semakin panjang. Sebelum dimasukkan dalam cool

storage (ruang pendingin), umbi disemprot pestisida menggunakan knapsack

sprayer, diantaranya Probox (30 gram), Score (15 ml), Alika (15 ml), dan

Previcur (30 ml) dengan volume semprot 14 liter.

Menurut Novary (1999) penyimpanan pada suhu rendah dilakukan dalam

lemari es dengan suhu 5-8 0C. Penyimpanan cara ini mampu menghambat

kegiatan respirasi dan metabolisme umbi, proses penuaan, kehilangan air dan

pelayuan, kerusakan oleh bakteri dan kapang, serta proses pertumbuhan yang tak

dikehendaki seperti tumbuhnya tunas.

Kegiatan sortasi umbi dilakukan selama penyimpanan atau jika ada

pesanan dari pembeli. Rata-rata umbi kentang G0 dijual dengan harga Rp 2 500

per umbi. Namun jika ukurannya lebih kecil maka bisa kurang dari Rp 2 500 per

umbi.

Pembibitan Kentang G1

Bibit kentang yang digunakan untuk menghasilkan kentang G1 adalah

bibit kentang G0. Penanaman kentang G0 dilakukan di Rumah Ketat Serangga

(screenhouse) (Gambar 6). Media yang digunakan untuk menanam adalah media

tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan dicangkul dan disterilkan. Sterilisasi

yang dilakukan adalah menggunakan fungisida yaitu Basamid dengan dosis

40 g/m2 dan bahan aktif Dazomet 98 %. Pemberiannya dengan cara ditabur di atas

bedengan kemudian diaduk dengan cangkul sampai merata.

Page 41: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

28

Gambar 6. Rumah Ketat Serangga (Screenhouse) untuk Pembibitan Kentang G1

Bedengan ditutup dengan mulsa plastik dan dibiarkan selama satu sampai

dua minggu. Setelah mulsa plastik dibuka, bedengan diberi pupuk kandang

campuran sekam dan kotoran ayam dengan perbandingan 2 : 1, dengan dosis

280-360 kg per 200 m2. Kemudian tanah dicangkul sampai pupuk merata.

Menurut Umboh (2000) sebelum diberi mulsa tanah perlu diolah. Pertama-tama

tanah dibersihkan lalu digemburkan. Penggemburan tanah ditujukan untuk

perbaikan sistem aerasi tanah.

Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Pembuatan lubang

tanam menggunakan kayu berbentuk seperti garpu berukuran 20 cm atau tugal

kayu. Umbi yang ditanam adalah umbi yang telah bertunas 1-3 cm dengan mata

tunas menghadap ke atas. Selanjutnya umbi ditutup dengan tanah dan diratakan.

Penyiangan gulma dilakukan bila rumput sudah tumbuh di areal tanaman

kentang. Kegiatan ini dilakukan secara manual dengan mencabut dan membuang

tanaman penganggu dan dilakukan secara hati-hati agar tidak terkena perakaran

tanaman kentang. Pengairan dilaksanakan seminggu sekali untuk menjaga

kelembaban tanah. Pengairan dilakukan dengan cara irigasi sprinkler. Menurut

Jumin (2008) pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia

dalam tanah, karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan

tanaman. Kekurangan air akan menggangggu aktivitas fisiologi maupun morfologi

sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.

Kegiatan pembumbunan tanah dilakukan dua kali. Pembumbunan yang

pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan

dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Pemupukan susulan

Page 42: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

29

menggunakan pupuk kelelawar dengan dosis 16 kg per m2. Pupuk susulan lain

yaitu Ponska. Pupuk Ponska diberikan dengan dosis 2 kg per m2. Ketinggian tanah

bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm. Pembumbunan kedua

dilakukan pada saat tanaman berumur 35-45 HST dengan cara yang sama pada

pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar 10 cm sehingga ketinggian

pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

Kegiatan roguing bertujuan untuk membuang tanaman yang tumbuh

abnormal atau terserang hama dan penyakit. Roguing dilakukan sejak awal

penanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia

dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer. Terdapat tiga

kriteria umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur

15-30 HST, tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan

umur 60-95 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi

hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman sangat

muda membutuhkan larutan unsur hara Multigrand-K sebanyak 30 gram dengan

volume semprot 12 liter setiap 200 m2.

Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST) membutuhkan campuran

pestisida Aminil, Acrobat, Alika, dan Aquarez masing-masing 40 gram, 4 gram,

10 ml, dan 4 ml dengan volume semprot 20 liter setiap 200 m2.

Penyemprotan tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-95 HST).

Tanaman umur ini membutuhkan campuran pestisida Equation sebanyak 8 gram,

Agrifos sebanyak 40 ml, dan Aquarez sebanyak 4 ml dengan volume semprot

16 liter per 200 m2.

Pemanenan kentang dilakukan pada saat tanaman berumur 97-100 HST.

Tanaman kentang yang siap dipanen ciri-cirinya daun dan batang sudah

mengering, kulit umbi telah melekat sempurna pada daging dan tidak mudah

terkelupas saat ditekan.

Jumlah populasi dari penanaman bibit kentang G0 dalam setiap bedengan

sebanyak 660 tanaman. Terdapat 6 bedengan dalam schreenhouse, sehingga

jumlah tanaman sebanyak 3 960 tanaman. Daya tumbuh tanaman kentang G1

dalam setiap bedengan masing-masing adalah 87.5 %, 87.5 %, 68.75 %, 87.5 %,

Page 43: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

30

75 %, dan 84.25%. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak 10 umbi,

sehingga menghasilkan 32 175 umbi dalam setiap schreenhouse. Tabel 6

merupakan produksi umbi kentang pada pembibitan G1.

Tabel 6. Produksi Umbi Kentang G1

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi) XL (> 120) 5 1 608 L (91-120) 20 6 435 M (61-90) 25 8 043 S (30-60) 30 9 652 SS (<30) 10 3 217

Afkir dan Busuk 10 3 217

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam

kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan

grading. Bibit yang disortasi dan grading berdasarkan ukuran terlihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Pengkelasan Umbi Kentang Bibit G1 Berdasarkan Ukuran

Kelas Umbi Ukuran (gram) XL (paling besar) > 120 L (besar) 91-120 M (sedang) 61-90 S (kecil) 30-60 SS (sangat kecil) <30

Sumber : Hikmah Farm, 2009

Umbi yang telah disortasi dan grading disimpan di gudang. Kegiatan

sortasi dan grading dilakukan 3-4 kali sampai dilakukan pemeriksaan umbi oleh

BPSBTPH untuk sertifikasi benih.

Pembibitan Kentang G2, G3, dan G4

Bahan tanam yang digunakan untuk menghasilkan bibit kentang G2 adalah

umbi kentang G1. Pembibitan ini dilakukan di lapang tidak menggunakan

greenhouse ataupun screenhouse.

Page 44: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

31

1. Pembukaan dan Persiapan Lahan

a) Pengolahan tanah

Pengolahan tanah yang dilakukan adalah secara konvensional yaitu

menggunakan cangkul. Hal ini dikarenakan letak lahan yang berada pada daerah

lereng gunung sehingga tidak memungkinkan alat olah tanah seperti traktor. Cara

ini digunakan bila lahan yang akan diolah adalah bekas penanaman kentang sebab

bedengan sudah tidak terbentuk lagi dan rata dengan tanah. Cara lain yang sering

digunakan dalam pengolahan tanah adalah metode ”Laci”.

Metode ”Laci” digunakan bila lahan yang akan diolah yaitu bekas

penanaman jagung dan kubis. Metode ini dilakukan dengan cara mencangkul dan

menggeser rumput dan gulma yang berada di atas bedengan dan parit ke parit

berikutnya, kemudian sisa-sisa rumput tersebut ditimbun tanah yang berasal dari

bedengan di kanan dan kiri sisa rumput tersebut kemudian diratakan dengan

diinjak-injak dengan kaki.

b) Pembuatan bedengan

Bedengan dibuat untuk melindungi kerusakan akar umbi kentang terhadap

genangan air, sebab akar tanaman kentang sangat peka terhadap genangan air

sehingga mudah mengalami pembusukan dan perkembangan tanaman terganggu.

Pada umumnya bedengan dibuat dengan panjang 6 m, lebar 76 cm, dan jarak antar

bedengan atau parit 15-20 cm (Gambar 7). Hal ini untuk memudahkan dalam

kegiatan pemeliharaan tanaman. Pada musim hujan kedalaman parit sekitar

15 cm. Bila lebih dari 15 cm maka umbi akan membusuk karena tergenang air.

Sedangkan pada musim kemarau kedalaman parit sekitar 20 cm, apabila kurang

maka tanah sekitar akan kering karena panas.

Pada lahan miring arah bedengan searah kemiringan lereng. Bagian bawah

bedengan dibuat parit untuk menghambat laju aliran permukaan dari erosi dan

sebagai jalan saat penyemprotan, sedangkan pada lahan datar bedengan diatur

secara terasering, pembuatan parit berfungsi sebagai saluran irigasi.

Page 45: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

32

Gambar 7. Lahan Pembibitan Kentang setelah Diolah

2. Penanaman

a) Pemupukan Dasar

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman umbi kentang, lahan penanaman

dipupuk terlebih dahulu. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada kentang

harus dalam komposisi yang seimbang sebab pemberian suatu unsur hara yang

kurang atau lebih akan menyebabkan produksi rendah.

Pupuk yang diberikan tanaman dapat bermacam-macam jenis dan dosisnya

tergantung pada kebutuhan tanaman tersebut. Pupuk yang biasa diberikan

tanaman diantaranya pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik

merupakan sisa-sisa (serasah) tanaman dan hewan, misalnya pupuk kandang,

pupuk kompos, pupuk hijau, dan sebagainya. Pupuk organik mempunyai fungsi

yang penting untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan, meningkatkan

populasi jasad renik, serta meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk anorganik atau

pupuk kimia merupakan hasil dari pabrik pembuat pupuk yang mengandung

unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya

mengandung unsur hara yang tinggi (Sutedjo, 1994).

Hikmah Farm menggunakan pupuk dasar antara lain pupuk hayati, pupuk

kandang, dan pupuk kimia (Gambar 8). Pupuk hayati adalah pupuk yang

mengandung mikroba untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari

dalam tanah. Aplikasi pupuk yang pertama diberikan yaitu pupuk hayati emas

(PHE) dengan dosis 200 kg per hektar. Bahan aktif dari PHE terdiri dari bakteri

penambat N, mikroba pelarut hara P dan K, dan mikroba pemantap agregat. Pupuk

tersebut ditabur diantara bedengan yang telah dibuat untuk penanaman.

Selanjutnya disebar pupuk kandang yang diletakkan di atas pupuk hayati.

Page 46: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

33

Gambar 8. Lahan yang telah di pupuk

Pupuk kandang yang digunakan biasanya berasal dari kotoran ayam atau

sapi sebanyak 14-18 ton per ha. Pupuk yang terakhir diberikan yaitu pupuk

anorganik. Pupuk anorganik yang diberikan yaitu pupuk yang sudah dicampur

sebelumnya di gudang dengan dosis yang telah ditentukan (Tabel 8). Pupuk

tersebut disebar di atas pupuk hayati dan pupuk kandang sehingga ketiga pupuk

tersebut tertumpuk menjadi satu. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah yang

berasal dari bedengan di kanan dan kiri sehingga letak bedengan berpindah, yang

semula parit menjadi bedengan baru.

Tabel 8. Jenis dan Dosis Pupuk pada Kebun Hikmah Farm

No Jenis pupuk Nama Pupuk Kandungan Hara (%) Dosis (kg/ha)

1 Organik Kotoran Sapi N : 1.52 P : 0.68 K : 0.79

14 000-18 000

2 Hayati PHE Bakteri Penambat N, Mikroba Pelarut Hara P dan K,

dan Mikroba Pemantap Agregat

200

Anorganik N : 15 P2O5 : 15 K2O : 15

3

Ponska

S : 10

500

Superfos P2O5 : 18 600 Urea N : 46 100 KST MgO : 27 200

S : 4 MgO : 6 K2O : 40

Kornkali

Na : 3

150

Sumber : Hikmah Farm, 2009

Page 47: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

34

b) Penentuan Jarak Tanam dan Penanaman

Jarak tanam berpengaruh terhadap produksi dan ukuran umbi. Jarak tanam

yang terlalu rapat dapat menyebabkan persaingan antar tanaman dalam memenuhi

unsur hara sehingga umbi yang dihasilkan akan lebih kecil bila dibandingkan

dengan umbi yang ditanam dengan jarak yang lebih renggang. Jarak tanam yang

digunakan tergantung dari ukuran bibit yang akan ditanam, semakin kecil ukuran

bibit maka jarak tanamnya pun semakin rapat. Pada umumnya pembuatan jarak

tanam umbi menggunakan tugal dari kayu. Jarak tanam yang digunakan yaitu

76 cm x (15-35) cm untuk kentang bibit.

Kegiatan penanaman dilakukan setelah lubang tanam dibuat. Hal yang

harus diperhatikan saat penanaman diantaranya penggunaan bibit. Bibit yang

ditanam sebaiknya bibit yang bersertifikat yang telah memenuhi standar mutu

yang telah ditetapkan. Bibit yang siap untuk ditanam yaitu bibit yang sudah

tumbuh minimal 4 mata tunas (Gambar 9). Bibit dimasukkan ke dalam lubang

tanam dengan mata tunas menghadap ke atas. Setelah semua bibit ditanam dalam

satu bedengan maka langsung ditimbun dengan tanah.

Gambar 9. Bibit Kentang Siap Tanam

Selain menggunakan tugal kayu, jarak tanam dibuat menggunakan alat

”gerendel” (roda berjari) berukuran 35 cm (Gambar 10). Keuntungan dari

penggunaan alat ini yaitu lebih menghemat waktu dan tenaga kerja untuk

membuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan cara mendorong ”gerendel”

dari bedengan paling ujung ke bedengan selanjutnya sampai bedengan terakhir

sambil berjalan dan kembali lagi ke bedengan paling ujung.

Page 48: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

35

Gambar 10. ”Gerendel” alat untuk Membuat Jarak Tanam

3. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman kentang dilakukan sampai tanaman

dipanen. Kegiatan tersebut meliputi penyiangan gulma, pembumbunan,

pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.

a) Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma merupakan kegiatan membuang tanaman pengganggu

di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual dengan

mencabut dan membuang gulma tersebut. Penyiangan gulma dapat pula dengan

cara dicangkul kemudian dikumpulkan. Penyiangan dilakukan saat tanaman

berumur 20-30 hari setelah tanam (HST) atau setelah terlihat adanya gulma yang

tumbuh. Gulma yang disiangi diusahakan sudah terlihat agak tumbuh besar dan

banyak, sehingga mudah saat penyiangan. Kegiatan ini harus dilakukan secara

hati-hati agar tidak mengenai perakaran tanaman kentang. Gulma yang banyak

ditemui diantaranya rumput belulang (Eleusine indica), kirinyuh (Chromolaena

odorata), teki (Cyperus cyperoides), dan bubuhan (Bidens biterata).

b) Pembumbunan

Pembumbunan adalah kegiatan pengolahan lahan secara ringan di sekitar

tanaman dan dilanjutkan dengan menaikkan tanah sehingga dapat meninggikan

bedengan. Pembumbunan ini bertujuan untuk melindungi umbi dari sinar matahari

langsung. Sinar matahari yang mengenai umbi menyebabkan terjadinya reaksi

kimia pada kentang yang dinamakan solanin dan mengakibatkan umbi berwarna

hijau. Solanin merupakan racun bagi manusia apabila terkena dosis yang banyak

(Sumoprastowo, 2000).

Page 49: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

36

Selain itu fungsi pembumbunan yaitu menahan batang agar tanaman tidak

rebah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mengendalikan gulma, dan

menjadikan perakaran tanaman lebih baik. Keterlambatan waktu pembumbunan

dapat mengakibatkan umbi keluar sebab tidak tertimbun tanah serta stolon tumbuh

menjadi batang sehingga produksi umbi akan berkurang.

Kegiatan pembumbunan ini dilakukan dua kali. Pembumbunan yang

pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan

dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Tanah di parit dicangkul dan

diangkat kemudian diletakkan di atas bedengan tanaman. Ketinggian tanah

bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm.

Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35-40 HST

dengan cara yang sama pada pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar

10 cm sehingga ketinggian pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

c) Pemupukan

Tanaman kentang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

memerlukan unsur hara dan nutrisi dengan jumlah, waktu pemberian, dan cara

yang tepat. Pemberian pupuk susulan dapat menyokong pertumbuhan tanaman

kentang. Pupuk susulan diberikan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan

bersamaan dengan pembumbunan pertama pada umur 28-30 HST. Jenis pupuk

yang diberikan adalah kotoran kelelawar sebanyak 800 kg per hektar. Penggunaan

kotoran kelelawar karena di daerah tersebut banyak tersedia. Pupuk susulan juga

dapat menggunakan Ponska atau pupuk lain. Pupuk susulan yang kedua diberikan

bersamaan dengan pembumbunan yang kedua yaitu saat tanaman berumur

35-40 HST dosis 200 kg per hektar. Pupuk diletakkan diantara tanaman dengan

cara disebar kemudian ditutup dengan tanah.

d) Pengairan

Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta

produksi tanaman. Menurut Samadi (2007) fungsi air terutama untuk melarutkan

unsur-unsur hara dalam tanah dan mengangkutnya ke seluruh bagian tanaman.

Jika pemberian air terlambat, tanaman akan layu karena tidak ada keseimbangan

Page 50: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

37

antara besarnya penguapan melalui permukaan daun dengan banyaknya air yang

diserap tanaman.

Pengairan tanaman kentang dilakukan pada musim kemarau. Saat musim

penghujan tidak dilakukan karena air sudah tersedia. Hikmah Farm pengairannya

menggunakan sprinkler. Pemberian air dilakukan pada 5-7 hari sekali atau

tergantung keadaan tanaman di lapang.

e) Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT)

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan agar dihasilkan produksi

yang optimal, untuk mengendalikannya harus diketahui jenis hama dan penyakit

yang menyerang tanaman, gejala serangan, dan cara pengendaliannya.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual dan

menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan mencabut dan

membuang tanaman yang terserang supaya tidak menjalar ke tanaman yang lain.

Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia

dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer (Gambar 11).

Pestisida dilarutkan dalam 200 liter air dalam satu drum. Terdapat tiga kriteria

umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST,

tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur

60-95 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi

hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman ini

setiap hektar membutuhkan 3 drum larutan unsur hara dengan volume semprot

600 liter. Pada musim hujan penyemprotan lebih sering dilakukan antara 2-3 hari

sekali. Sebab pestisida yang mengenai daun tercuci oleh air hujan sehingga obat

banyak yang terbuang. Sedangkan pada musim kemarau dilakukan penyemprotan

antara 4-5 hari sekali.

Page 51: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

38

a. Mesin Penggerak b. Stank Sprayer

Gambar 11. Alat Power Sprayer untuk Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST) membutuhkan sebanyak

5 drum campuran pestisida dengan volume semprot 1000 liter per hektar.

Penyemprotan tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-95 HST). Tanaman

umur ini membutuhkan sebanyak 4 drum per hektar dengan volume semprot

800 liter per hektar. Pestisida yang sering digunakan Hikmah Farm dalam

budidaya kentang terdapat pada (Tabel 9).

Tabel 9. Jenis dan Fungsi Pestisida yang digunakan Hikmah Farm

Umur

Tanaman

(HST)

Volume

Semprot

(liter/hektar)

Jenis

Pestisida

Fungsi Dosis

(per hektar)

15-30 600 Multigrand-K Unsur hara 1 500 gram Aminil Fungisida 2 000 gram

30-60 1 000 Acrobat Fungisida 200 gram Alika Insektisida 500 ml Aquarez Perekat 250 ml Equation Fungisida 400 gram

60-95 800 Agrifos Fungisida 2 000 ml Aquarez Perekat 200 ml

Unsur hara yang dipakai dalam satu hektar adalah Multigrand-K yang

mengandung dua unsur makro yaitu Kalium 46 % dan Nitrogen 22 %. Selain itu

juga mengandung unsur lain berupa P2O5, ZnNa, Ca, Mg, dan Mn yang sedikit

jumlahnya. Dosis yang digunakan yaitu 1 500 gram per 600 liter. Fungisida yang

digunakan dalam satu hektar lahan antara lain Aminil dengan dosis 2 000 gram

per 1 000 liter, bahan aktif yang terkandung yaitu chlorothalonil 750 g/kg WP.

Acrobat dengan dosis 200 gram per 1 000 liter, bahan aktifnya yaitu dimetomort

Page 52: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

39

50 WP. Equation dengan dosis 400 gram per 800 liter, bahan aktif yang

terkandung yaitu simoksanil 29 % dan famoksadon 22.5 % WG. Agrifos dosis

yang digunakan yaitu 2000 ml per 800 liter, dengan bahan aktif asam fosfit

400 g/l SL. Sedangkan insektisida yang digunakn yaitu Alika dengan dosis 500 ml

per 1 000 liter, bahan aktif yang terkandung yaitu lemda sibahytrin 106 g/l dan

tiametoksam 141 g/l. Perekat yang digunakan yaitu Aquarez dengan dosis 200 ml

per 800 liter, bahan aktif yang terkandung dalam Aquarez yaitu organik kompon

38 %.

Alat power sprayer mempunyai jangkauan semburan 3 m ke kanan dan

3 m ke kiri dari parit jalan. Alat ini dihubungkan ke mesin diesel oleh selang.

Penyemprotan menggunakan tiga selang sprayer dengan panjang selang masing-

masing sekitar 300 m. Masing-masing selang dipegang oleh 3 orang. Satu orang

memegang stank sprayer dan menyemprot tanaman kentang dari bedengan paling

ujung sampai bedengan paling akhir kemudian kembali lagi ke bedengan paling

ujung. Dua orang lainnya menarik dan menggulung selang.

Penyakit yang menyerang tanaman kentang di Hikmah Farm diantaranya

busuk daun (Phytopthora infestans), layu bakteri (Ralstonia solanacearum), dan

penyakit yang disebabkan oleh virus. Sedangkan yang menyerang umbi setelah

dipanen diantaranya kudis lak (Rhizoctonia solani), busuk kering (Fusarium spp),

dan kudis (Strepromyces scabies).

Menurut Suhardi (1984) penyakit busuk daun merupakan penyakit

terpenting pada tanaman kentang. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini

sangat bergantung pada keadaan cuaca, intensif tidaknya tindakan penyemprotan

fungisida, dan toleransi varietas kentang terhadap penyakit tersebut. Selanjutnya

Semangun (2007) menambahkan jamur Phytopthora infestans dapat juga

menyerang umbi, meskipun di Indonesia jarang terjadi. Jika keadaan baik bagi

pertumbuhannya, pada umbi terjadi bercak yang agak mengendap, berwarna

coklat. Bagian yang terserang ini tidak menjadi lunak. Jika keadaan membantu

perkembangan penyakit, karena pengaruh Phytopthora infestans yang dibantu

oleh bakteri atau jamur lain maka umbi menjadi busuk basah.

Page 53: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

40

1. Busuk Daun (Phytopthora infestans)

Penyakit ini yang paling banyak menyerang tanaman kentang dan sering

dikenal dengan nama ”lodoh” yang disebabkan oleh cendawan Phytopthora

infestans. Gejala yang ditimbulkan adalah timbulnya bercak basah pada daun

hingga berubah menjadi coklat sampai hitam dan akhirnya membusuk, bagian

bawah daun yang terinfeksi terdapat serbuk putih yang mengandung spora

(Gambar 12). Pengendalian dari penyakit ini diantaranya menggunakan bibit yang

sehat saat penanaman, pergiliran tanaman, serta penyemprotan secara teratur dan

dengan teknik yang benar.

Gambar 12. Tanaman Terserang Penyakit Busuk Daun (Phytopthora infestans)

2. Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum ini

menyebabkan tanaman layu sebagian atau keseluruhan. Mula-mula pucuk

tanaman layu kemudian menjalar ke seluruh tanaman dan akhirnya tanaman mati.

Gejala infeksi pada umbi yang baru dipanen adalah munculnya lendir yang

lengket pada mata tunas (Gambar 13). Cara pengendaliannya adalah

menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman (rotasi tanaman),

dan membuang tanaman yang layu.

Page 54: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

41

Gambar 13. Tanaman Terserang Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)

3. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus

Ciri-ciri tanaman yang terserang virus adalah daun bergelombang,

menggulung, atau keriting. Pinggir daun bergerigi, ukurannya kecil-kecil, daun

menguning, dan umbi yang dihasilkan kecil atau tidak menghasilkan umbi sama

sekali (Gambar 14). Belum ada pestisida untuk mengendalikan virus ini,

pencegahannya dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, mencabut dan

mengubur, atau membakar tanaman yang terserang.

Gambar 14. Tanaman Terserang Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus

4. Kudis Lak (Rhizoctonia solani)

Gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat jamur hitam kecoklatan pada umbi

(Gambar 15). Cara pengendaliannya adalah menanam menggunakan bibit yang

sehat, dilakukan pergiliran tanaman (rotasi tanaman), serta memisahkan umbi

yang terserang.

Page 55: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

42

Gambar 15. Penyakit Kudis Lak pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan

Rhizoctonia solani

5. Busuk Kering (Fusarium spp)

Gejala yang terlihat yaitu bercak-bercak berlekuk warna coklat tua, umbi

menjadi kering, berkerut, dan mengeras (Gambar 16). Cara pengendaliannya

adalah kegiatan panen dilakukan secara hati-hati jangan sampai melukai umbi.

Penanaman menggunakan umbi yang sehat.

Gambar 16. Penyakit Busuk Kering pada Umbi Kentang disebabkan oleh

cendawan Fusarium spp. f). Roguing

Kegiatan roguing dilakukan sejak awal penanaman dalam waktu satu minggu

dua kali atau lebih sampai menjelang pemeriksaan lapangan oleh BPSBTPH

Tujuan roguing untuk membuang tanaman yang tumbuh abnormal, terserang

hama dan penyakit, serta tumbuhan pengganggu. Pada areal yang luas, roguing

dilakukan oleh 5-6 orang. Pekerja berjajar selang dua baris tanaman dan berjalan

searah mengamati masing-masing tanaman.

Page 56: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

43

4. Panen

Kegiatan pemanenan merupakan tahap akhir dari teknik budidaya tanaman

yang menentukan produksi yang dihasilkan. Pelaksanaan panen harus dilakukan

dengan benar dan tepat waktu, cara, dan kriteria umbi yang dipanen. Panen

tanaman kentang dilakukan pada umur 100-110 HST. Sepuluh hari sebelum panen

tanaman diberi herbisida Gramoxone dengan dosis 1 200 ml dengan volume

semprot 800 liter per hektar. Tujuan pemberian herbisida adalah untuk mematikan

gulma dan membuat batang tanaman kentang menjadi kering sehingga

memudahkan pekerjaan panen serta memudahkan umbi lepas dari stolon.

Pemanenan yang terlalu awal dapat menyebabkan rendahnya produksi dan kulit

umbi dapat terkelupas sehingga terinfeksi busuk umbi dan tidak dapat disimpan

lama.

Tanaman kentang yang siap dipanen ciri-cirinya daun dan batang sudah

mengering bukan karena penyakit namun pengaruh dari pemberian Gramoxon dan

kulit umbi telah melekat sempurna pada daging dan tidak mudah terkelupas saat

ditekan. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah pada pagi hari dan sedang tidak

turun hujan, sebab umbi akan basah dan kotor sehingga akan cepat busuk pada

saat penyimpanan. Panen dilakukan dengan mencangkul bagian kanan dan kiri

bedengan tanaman secara bergantian dan hati-hati jangan sampai mengenai umbi

(Gambar 17).

Gambar 17. Kegiatan Pemanenan Kentang G2

Umbi diambil secara manual dengan tangan dan diletakkan di pinggir

bedengan. Umbi dibiarkan sekitar 1 jam di lahan agar terkena sinar matahari

langsung sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering. Kemudian

Page 57: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

44

umbi dipisahkan berdasarkan ukurannya dan dimasukkan dalam karung plastik.

Hasil panen diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang penyimpanan

kemudian disortasi.

Lahan bekas panen disewakan kepada bandar kentang untuk dicangkul dan

diambil lagi kentang yang masih tersisa dan tertinggal di lahan. Kegiatan ini

disebut ”ngasag”. Harga satu hektar tanah sekitar Rp 1 000 000. Pekerja ngasag

dibayar Rp 1 000 per satu ember kentang yang didapat.

Pembibitan kentang G2, G3, dan G4 membutuhkan umbi kurang lebih

2 000 kg per hektar. Hama dan penyakit yang menyerang dalam 1 hektar

pertanaman pada pembibitan kentang G2 yaitu 2.1 %. Jumlah umbi dalam satu

tanaman rata-rata sebanyak 10 umbi. Tabel 10 merupakan produksi umbi kentang

pada pembibitan G2.

Tabel 10. Produksi Umbi Kentang G2

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi) XL (>200) 1.5 304 L (61-200) 18.7 3 667 M (31-60) 46 9 112 S (<30) 31 6 074 Afkir 1.8 364

Pembibitan kentang G3 membutuhkan umbi kurang lebih 2 000 kg per

hektar. Hama dan penyakit yang menyerang dalam 1 hektar pertanaman yaitu

2.9 %. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak 10 umbi. Pembibitan

G3 tidak menghasilkan umbi ukuran XL. Tabel 11 merupakan produksi umbi

kentang pada pembibitan G3.

Tabel 11. Produksi Umbi Kentang G3

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi) L (61-200) 7 1 153 M (31-60) 55.36 9 079 S (<30) 36.9 6 052 Afkir 0.7 115

Pembibitan kentang G4 membutuhkan umbi kurang lebih 2 000 kg per

hektar. Hama dan penyakit yang menyerang dalam 1 hektar pertanaman yaitu

4.2 %. Jumlah umbi dalam satu tanaman rata-rata sebanyak 10 umbi. Pembibitan

Page 58: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

45

G4 tidak menghasilkan umbi ukuran XL dan umbi afkir. Tabel 12 merupakan

produksi umbi kentang pada pembibitan G4.

Tabel 12. Produksi Umbi Kentang G4

Ukuran Umbi (gram) Jumlah Umbi (%) Total Umbi (umbi) L (61-200) 27.87 610 M (31-60) 43.28 7 159 S (<30) 28.85 4 772

5. Pasca Panen

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam

kondisi bersih dan aman agar terlindung dari sinar matahari sebab cahaya dapat

menyebabkan pertumbuhan tunas, selain itu juga harus terlindung dari hujan dan

kehilangan. Agar kondisi umbi dalam keadaan baik maka gudang harus memenuhi

syarat seperti fentilasi cukup, dan lantai terbuat dari kayu agar dapat memberikan

pertukaran udara bagi umbi. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, pada

permukaan umbi diberi insektisida Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara

ditabur tipis-tipis.

Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan grading. Sortasi

merupakan kegiatan memisahkan umbi kentang berdasarkan kualitas yaitu umbi

yang bagus dan yang jelek seperti belah karena cangkul, cacat, dan busuk.

Sedangkan grading adalah kegiatan memisahkan umbi berdasarkan ukuran.

Proses persiapan bibit kentang dilakukan melalui beberapa tahap dimulai dari

sortasi dan grading I, pengangkutan ke gudang, penyimpanan dan sortasi grading

II, penggasan, penyimpanan dan sortasi III, penyimpanan dan sortasi IV, sampai

persiapan sertifikasi oleh BPSBTPH.

Kegiatan sortasi dan grading I dilakukan saat umbi masih di kebun. Umbi

bibit dipisahkan dengan ukuran XL (> 200 gram), L (61-200 gram),

MS (< 61 gram), serta umbi yang afkir (luka akibat tercangkul). Umbi tersebut

dikumpulkan berdasarkan ukuran dan dimasukkan ke dalam karung jaring plastik

berisi 38-40 kg. Kemudian umbi diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang

penyimpanan. Setelah seminggu atau tergantung kondisi setelah panen dilakukan

sortasi dan grading II. Umbi bibit ukuran MS (<61 gram) dipisahkan lagi menjadi

ukuran M (31-60 gram) dan S (<30 gram).

Page 59: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

46

Kegiatan perlakuan gas bertujuan untuk mempercepat masa dormansi dan

mencegah dari serangan hama dan penyakit. Kegiatan ini dilakukan bila

kebutuhan dan permintaan umbi meningkat. Jenis obat yang digunakan untuk

perlakuan gas adalah CS2 dengan dosis 800 ml per 8 ton umbi kentang. Obat

diletakkan pada tumpukan krat kentang. Kegiatan perlakuan gas dilakukan selama

24 jam.

Setelah umbi digas, kemudian disimpan kembali di gudang penyimpanan.

Untuk mencegah hama dan penyakit, permukaan atas umbi diberi insektisida

Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis, kemudian krat

disusun. Sortasi III dilakukan untuk memisahkan umbi yang afkir, umbi yang

telah keluar tunas, dan yang belum keluar tunas. Masing-masing umbi yang telah

disortir diletakkan pada krat yang berbeda. Kegiatan sortasi tetap dilakukan

sampai pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH.

Pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH dilaksanakan antara 1-3 hari setelah

kegiatan sortasi yang terakhir. Pengawas akan memeriksa kurang lebih 1 000 butir

umbi secara acak dari setiap lot umbi. Setelah permintaan penangkar bibit

dinyatakan lulus pemeriksaan, BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label.

Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas,

nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal

pemasangan label.

Kehilangan hasil panen digudang disebabkan diantaranya oleh

penyimpanan umbi yang terlalu lama sehingga membuat umbi menjadi busuk,

tempat penyimpanan yang kurang baik sehingga meyebabkan tempat menjadi

lembab dan berpengaruh pada umbi, dan ikut terbawa umbi yang busuk saat panen

sehingga menularkan pada umbi yang masih bagus.

Hasil panen di kebun Gambung Blok Panarikan 1 sebanyak 44 550 kg.

Setelah disortasi kehilangan hasilnya untuk umbi yang busuk sebanyak 336 kg

dan umbi yang hilang karena tidak tersortir, jatuh di lantai, atau tercampur dengan

bibit yang lain sebanyak 8 304 kg. Sehingga kehilangan hasil panen saat di

gudang yaitu 19.39 %.

Page 60: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

47

6. Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan hal yang penting dari usaha pertanian.

Kegiatan ini meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-

kegiatan yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang. Penjualan kentang bibit

dilakukan di gudang penyimpanan. Kentang bibit yang dijual meliputi kentang

G0, G1, G2, G3, dan G4 dengan harga yang berbeda (Lampiran 9). Pengemasan

untuk penjualan kentang bibit diantaranya menggunakan waring tali plastik, tolok

bambu, dan peti kayu (Gambar 18).

a. Kemasan Tolok Bambu b. Kemasan Peti Kayu

c. Kemasan Waring Tali Plastik

Gambar 18. Kemasan Penjualan Kentang Bibit

Pengemasan kentang disesuaikan dengan permintaan konsumen. Kemasan

tolok bambu dan waring tali plastik digunakan apabila jarak angkut dari gudang

pembelian dengan tempat pembelinya lebih dekat, sedangkan kemasan peti kayu

digunakan untuk pembelian jarak jauh. Keuntungan dari kemasan peti kayu yaitu

jika terjadi goncangan, bibit tidak saling berbenturan dan tidak jatuh di lantai

Page 61: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

48

karena tertahan peti kayu. Namun apabila menggunakan kemasan peti kayu harga

penjualan bertambah Rp 10 000 untuk setiap peti kayu. Data penjualan bibit

kentang G2, G3, dan G4 di Hikmah Farm pada tahun 2004-2006 terlihat pada

Gambar 19.

0

50000

100000

150000

200000

2004 2005 2006

tahun

volu

me

penj

uala

n (t

on)

Umbi G2

Umbi G3

Umbi G4

Gambar 19. Penjualan Kentang Bibit G2, G3, dan G4 di Hikmah Farm pada

Tahun 2004-2006

Penjualan kentang bibit G2 mengalami penurunan dari tahun 2004 ke

tahun 2006, bahkan pada tahun 2006 tidak menjual kentang bibit G2. Hal ini

disebabkan kesulitan dalam pengadaan benih G1 karena selain memerlukan

perawatan yang intensif dipengaruhi juga oleh bibit yang masih sedikit

jumlahnya. Berbeda dengan kentang bibit G3 dan G4. Pada tahun 2005 sempat

mengalami kenaikan volume penjualan, namun pada tahun 2006 mengalami

penurunan penjualan. Hal ini berkaitan dengan jumlah bibit kentang yang akan

digunakan untuk pembibitan jumlahnya masih sedikit, selain itu teknik budidaya

yang diterapkan juga sangat berpengaruh. Apabila teknik budidaya dilakukan

dengan tepat maka akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas umbi kentang.

Penanaman Umbi Kentang G4

Umbi Kentang G4 merupakan generasi terakhir dari bibit bersertifikat.

Penanaman kentang G4 akan menghasilkan umbi G5 yang dijadikan kentang

konsumsi. Umbi G5 apabila ditanam akan menghasilkan kentang yang bersifat

lokal dan tidak dapat dijadikan sebagai bibit. Karena semakin tinggi generasi

kentang maka peluang untuk terinfeksi penyakit semakin tinggi pula.

Secara umum teknik budidaya penanaman umbi kentang G4 sama dengan

penanaman umbi generasi sebelumnya. Pengolahan tanah yang dilakukan adalah

Page 62: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

49

secara konvensional yaitu menggunakan cangkul. Bedengan dibuat untuk

melindungi kerusakan akar umbi kentang terhadap genangan air. Sebab akar

tanaman kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah mengalami

pembusukan dan perkembangan tanaman terganggu. Pada umumnya bedengan

dibuat dengan panjang 6 m, lebar 76 cm, dan jarak antar bedengan atau parit

15-20 cm. Hal ini untuk memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman.

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman umbi kentang, lahan penanaman

dipupuk terlebih dahulu. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada kentang

harus dalam komposisi yang seimbang sebab pemberian suatu unsur hara yang

kurang atau lebih akan menyebabkan produksi rendah. Pupuk dasar yang

diberikan antara lain pupuk hayati, pupuk kandang, dan pupuk kimia. Aplikasi

pupuk yang pertama diberikan yaitu pupuk hayati emas (PHE) dengan dosis

200 kg per hektar. Bahan aktif dari PHE terdiri dari bakteri penambat N, mikroba

pelarut hara P dan K, dan mikroba pemantap agregat. Pupuk tersebut ditabur

diantara bedengan yang telah dibuat untuk penanaman. Selanjutnya disebar pupuk

kandang yang diletakkan di atas pupuk hayati.

Pupuk kandang yang digunakan biasanya berasal dari kotoran ayam atau

sapi sebanyak 14-18 ton per ha. Pupuk yang terakhir diberikan yaitu pupuk

anorganik. Pupuk anorganik yang diberikan yaitu pupuk yang sudah dicampur

sebelumnya di gudang meliputi Ponska 500 kg/ha, Superfos 600 kg/ha, Urea

100 kg/ha, KST 200 kg/ha, dan Kornkali sebanyak 150 kg/ha. Pupuk tersebut

disebar di atas pupuk hayati dan pupuk kandang sehingga ketiga pupuk tersebut

tertumpuk menjadi satu. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah yang berasal dari

bedengan di kanan dan kiri sehingga letak bedengan berpindah, yang semula parit

menjadi bedengan baru.

Pembuatan jarak tanam umbi menggunakan tugal dari kayu. Jarak tanam

yang digunakan untuk kentang konsumsi yaitu 76 cm x (25-45) cm. Kegiatan

penanaman dilakukan setelah lubang tanam dibuat. Bibit yang siap untuk ditanam

yaitu bibit yang sudah tumbuh minimal 4 mata tunas. Bibit dimasukkan ke dalam

lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas. Setelah semua bibit ditanam

dalam satu bedengan maka langsung ditimbun dengan tanah. Kegiatan

pemeliharaan tanaman kentang konsumsi dilakukan sampai tanaman dipanen.

Page 63: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

50

Kegiatan tersebut meliputi penyiangan gulma, pembumbunan, pemupukan

susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiangan gulma merupakan kegiatan membuang tanaman pengganggu

di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual dengan

mencabut dan membuang gulma tersebut. Penyiangan gulma dapat pula dengan

cara dicangkul kemudian dikumpulkan. Penyiangan dilakukan saat tanaman

berumur 20-30 hari setelah tanam (HST) atau setelah terlihat adanya gulma yang

tumbuh.

Pembumbunan adalah kegiatan pengolahan lahan secara ringan di sekitar

tanaman dan dilanjutkan dengan menaikkan tanah sehingga dapat meninggikan

bedengan. Kegiatan pembumbunan ini dilakukan dua kali. Pembumbunan yang

pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan

dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Tanah di parit dicangkul dan

diangkat kemudian diletakkan di atas bedengan tanaman. Ketinggian tanah

bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm. Pembumbunan kedua

dilakukan pada saat tanaman berumur 35-40 HST dengan cara yang sama pada

pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar 10 cm sehingga ketinggian

pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

Pemberian pupuk susulan dapat menyokong pertumbuhan tanaman

kentang. Pupuk susulan diberikan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan

bersamaan dengan pembumbunan pertama pada umur 28-30 HST. Jenis pupuk

yang diberikan adalah kotoran kelelawar sebanyak 800 kg per hektar. Penggunaan

kotoran kelelawar karena di daerah tersebut banyak tersedia. Pupuk susulan juga

dapat menggunakan Ponska atau pupuk lain. Pupuk susulan yang kedua diberikan

bersamaan dengan pembumbunan yang kedua yaitu saat tanaman berumur

35-40 HST dosis 200 kg per hektar. Pupuk diletakkan diantara tanaman dengan

cara disebar kemudian ditutup dengan tanah.

Pengairan tanaman kentang dilakukan dengan sawah tadah hujan pada

musim penghujan. Pengairan saat musim kemarau menggunakan sprinkler.

Pemberian air dilakukan pada 5-7 hari sekali atau tergantung keadaan tanaman di

lapang. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual dan

menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan mencabut dan

Page 64: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

51

membuang tanaman yang terserang supaya tidak menjalar ke tanaman yang lain.

Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia dilakukan

dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer. Pestisida dilarutkan

dalam 200 liter air dalam satu drum. Terdapat tiga kriteria umur tanaman. Pertama

pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST, tanaman muda dengan

umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur 60-100 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi

hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman ini

setiap hektar membutuhkan 3 drum larutan unsur hara dengan volume semprot

600 liter per hektar. Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST)

membutuhkan sebanyak 5 drum campuran pestisida dengan volume semprot

1 000 liter per hektar. Penyemprotan pestisida tahap akhir dilakukan pada

tanaman tua (60-100 HST). Tanaman umur ini membutuhkan sebanyak 4 drum

per hektar dengan volume semprot 800 liter per hektar.

Kegiatan pemanenan merupakan tahap akhir dari teknik budidaya tanaman

yang menentukan produksi yang dihasilkan. Pelaksanaan panen harus dilakukan

dengan benar dan tepat waktu, cara, dan kriteria umbi yang dipanen. Panen

tanaman kentang konsumsi dilakukan pada umur 110-120 HST. Sepuluh hari

sebelum panen tanaman diberi herbisida Gramoxone dengan dosis 1 200 ml

dengan volume semprot 800 liter per hektar. Tujuan pemberian herbisida adalah

untuk mematikan gulma dan membuat batang tanaman kentang menjadi kering

sehingga memudahkan pekerjaan panen serta memudahkan umbi lepas dari

stolon. Pemanenan yang terlalu awal dapat menyebabkan rendahnya produksi dan

kulit umbi dapat terkelupas sehingga terinfeksi busuk umbi dan tidak dapat

disimpan lama.

Umbi diambil secara manual dengan tangan dan diletakkan di pinggir

bedengan. Umbi dibiarkan sekitar 1 jam di lahan agar terkena sinar matahari

langsung sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering. Kemudian

umbi dipisahkan berdasarkan ukurannya dan dimasukkan dalam karung plastik.

Hasil panen diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang kemudian disortasi.

Page 65: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

52

Seperti halnya lahan bekas penanaman kentang bibit, lahan bekas panen

kentang konsumsi juga disewakan kepada bandar kentang untuk dicangkul dan

diambil lagi kentang yang masih tersisa dan tertinggal di lahan.

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam

kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan pencucian

kentang sebelum disortasi dan grading. Seperempat bagian waring tali plastik

berisi kentang (± 9.5 kg) dimasukkan dalam bak pencucian yang berisi air bersih

kemudian dibersihkan sampai tanah yang menempel pada kentang terlepas.

Setelah kentang bersih kentang diletakkan di atas lantai kayu hingga kering.

Umbi untuk konsumsi dipisahkan dengan ukuran AL (> 200 gram),

AB (126-200 gram), ABC (100-125 gram), AR (< 100 gram), dan umbi yang afkir

(luka akibat tercangkul). Umbi tersebut dikumpulkan berdasarkan ukuran dan

dimasukkan ke dalam karung jaring plastik berisi 38-40 kg. Umbi konsumsi

ukuran AR (< 100 gram) dipisahkan lagi menjadi ukuran D (33-99 gram) dan

Ares (<33 gram).

Hikmah Farm memasarkan produk kentang konsumsi ke pasar tradisional

dan pasar swalayan. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran antara lain

pasar Pangalengan Bandung, pasar Caringin Bandung, pasar Kramatjati Jakarta,

dan pasar Kemang Bogor. Penjualan kentang di pasar tradisional dilakukan oleh

karyawan Hikmah Farm dengan melakukan transaksi dengan harga yang telah

ditentukan sebelumnya. Harga kentang konsumsi yang bagus berkisar antara

Rp 3 800 sampai Rp 4 000 per kilogram, atau bergantung harga dipasaran.

Sedangkan kentang afkir yang rusak mekanik (umbi terbelah) dijual dengan harga

antara Rp 2 500 sampai Rp 3 000 per kilogram. Kegiatan ini biasa dilakukan pagi

hari dengan bandar-bandar yang ada di pasar.

Kentang konsumsi yang dijual di pasar swalayan adalah kultivar Granola,

Pinky, dan Atlantik. Daerah yang menjadi tujuan pemasaran yaitu Bandung dan

Jakarta. Daerah pemasaran di Bandung meliputi PT. Yogya Toserba, PT. Makro

Indonesia, dan PT. Setiabudi. Sedangkan daerah pemasaran di Jakarta meliputi

Hero dan PT Lion Superindo. Harga penjualan di supermarket PT Lion

Superindo, PT Makro Indonesia, dan PT Yogya Toserba tahun 2008 dapat dilihat

pada Lampiran 10, 11, dan 12.

Page 66: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

53

Kemasan kentang yang dijual di supermarket menggunakan jaring tali

kecil (polinet) berisikan 1.5 kg dan 2 kg serta memakai label. Label yang

digunakan ada 3 macam (Gambar 20) yaitu warna hijau untuk kentang kultivar

Granola (kentang konsumsi), warna kuning untuk kentang kultivar Atlantik

(kentang goreng), warna merah untuk kentang kultivar Pinky (campuran

masakan). Ada juga yang menggunakan waring tali plastik untuk kentang ukuran

5, 10, 20, dan 40 kg. Harga kentang kultivar Granola sekitar Rp 6 800/kg, kentang

kultivar Atlantik sekitar Rp 7 500/kg, sedangkan kentang kultivar Pinky sekitar

Rp 8 200. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan permintaan dan harga

dipasaran.

a. Kultivar Granola b. Kultivar Pinky

c. Kultivar Atlantik

Gambar 20. Kemasan Kentang untuk Pasar Supermarket

Page 67: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

54

Aspek Manajerial

Aspek manajerial yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu sebagai asisten

mandor selama satu bulan dan asisten kepala kebun selama satu bulan terakhir.

Asisten Mandor

Mandor dalam setiap kebun baik jumlah maupun tugasnya berbeda-beda.

Namun secara umum tugas pokok mandor sama yaitu mengawasi dan

membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang maupun pasca

panen. Setiap mandor kebun mempunyai pekerja yang harus diawasi tersendiri.

Pekerja wanita diawasi oleh satu mandor dan pekerja pria diawasi oleh satu

mandor. Ada pula mandor yang mengawasi keduanya baik pekerja pria maupun

wanita. Mandor juga bertugas mengamati perkembangan tanaman, menetapkan

kebijakan kegiatan kerja di lapang dan bertanggung jawab atas segala aktivitas

dan hasil kerja di kebun kepada kepala kebun.

Kehadiran para pekerja ditulis setiap hari oleh mandor dalam buku absensi

untuk mengetahui jumlah karyawan yang bekerja pada hari itu dan untuk

diperhitungkan pembayaran setiap bulannya. Ada pekerja yang sifatnya harian ada

juga yang borongan. Untuk pekerja harian, gaji karyawan ditentukan oleh berapa

hari karyawan tersebut bekerja dalam 1 bulan. Sedangkan pekerja borongan,

gajinya ditentukan oleh prestasi kerja karyawan tersebut. Setiap kebun ada buku

besar masing-masing untuk mengetahui kebutuhan fisik maupun biaya pekerjaan

yang digunakan.

Selama kegiatan pemupukan berlangsung mandor mengawasi dan

memeriksa hasil pekerjaan karyawan. Jika terdapat bedengan yang belum rata

diberi pupuk maka mandor mencontohkan cara menebar pupuk. Kegiatan

pemupukan harus dilakukan dengan teknik yang benar, serta pemberian pupuk

yang tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu agar dihasilkan produksi kentang

yang maksimal.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan

pestisida. Setiap kebun kegiatan ini diawasi oleh satu mandor. Mandor yang

menentukan pestisida apa yang dipakai serta jenis, dosis, dan volume yang

digunakan. Mandor mengawasi karyawan secara langsung. Mandor

Page 68: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

55

mencontohkan cara menyemprot yang benar dan membagi blok mana saja yang

disemprot. Kendala yang dihadapi selama penyemprotan adalah kebocoran selang

sehingga menghambat pekerjaan.

Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen

seperti usia tanaman mencapai 100 HST. Kegiatan ini dilakukan apabila telah

mendapat persetujuan dari manajer areal. Sebelum kegiatan panen berlangsung

mandor memberi pengarahan mengenai batas blok yang akan dipanen.

Asisten Kepala Kebun

Kepala kebun hanya dipegang oleh satu orang dalam setiap kebun. Tugas

kepala kebun diantaranya membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir

karyawan. Selain itu ada laporan mingguan seperti laporan modal kebun dan

laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi jumlah bibit yang ditanam

di lahan, hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan, sedangkan

laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan selama satu bulan.

Laporan-laporan tersebut dimasukkan dalam buku besar kebun yang ada di

kantor. Waktu untuk melaporkan tergantung setiap kepala kebun, ada yang

melaporkan setiap hari, tiga hari sekali, dan seminggu sekali.

Selain mengkooordinir semua aktivitas masing-masing kebun dan

mengontrol karyawan serta mandor di lapang, kepala kebun juga membuat

perencanaan kerja. Perencanaan tersebut meliputi kegiatan budidaya tanaman di

lapang, seperti waktu pengolahan lahan, jadwal penanaman, kegiatan

pemeliharaan, serta waktu panen.

Semua kegiatan budidaya yang telah direncanakan kepala kebun

didiskusikan dengan manajer areal. Setelah mendapat persetujuannya maka

kegiatan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan

mandor. Kepala kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang telah berlangsung di

lapang kepada manajer area baik kegiatan budidaya maupun kegiatan sortasi di

lapang.

Page 69: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

PEMBAHASAN

Produksi Bibit kentang

Kegiatan produksi bibit kentang membutuhkan sumberdaya modal yang

tinggi dan membutuhkan perencanaan dalam pengusahaannya. Produksi bibit

kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Pemohon harus

memenuhi ketentuan yaitu memiliki benih sumber, mempunyai fasilitas

penangkaran, dan memelihara dan mengatur lahan pertanaman. Penangkar harus

mengggunakan bibit kentang yang bebas hama dan penyakit. Areal penangkaran

kentang berada di daerah dataran tinggi, bukan bekas pertanaman Solanaceae, dan

terisolasi dari tanaman kentang yang lain dengan jarak minimal 10 meter.

Pemeriksaan pendahuluan dilakukan sebulan sebelum tanam meliputi nama dan

alamat pemohon, letak penangkaran, luas areal penangkaran, rencana tanggal

tanam, dan sumber benih. Pemeriksaan lapang pertama dilakukan pada saat

tanaman berumur 30-40 HST, sedangkan pemeriksaan lapang kedua dilakukan

pada saat tanaman berumur 40-50 HST, pemeriksaan umbi merupakan tahap

pemeriksaan yang terakhir. Tabel 13 merupakan hasil pemeriksaan pembibitan

kentang G2 oleh BPSBTPH dari pemeriksaan di lapang sampai sortasi umbi di

kebun Pajaten Blok Pasir Hayam 1.

Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Pembibitan Kentang G2 di Kebun Pasir Hayam

Pemeriksaan Umur bibit

(HST)

Faktor yang

ditemukan

% serangan

Pertama 33 Virus 0.1 Layu Bakteri 0.3

Kedua 39 Layu Bakteri 0.4 Ketiga 53 Rhizoktonia 0.5

Layu Bakteri 0.2 Keempat 158 Scab 0.4

Busuk kering 0.2 Sumber : BPSBTPH, 2009

Hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan lulus karena serangan penyakit

yang ditimbulkan tidak melampaui batas standar toleransi pemeriksaan baik di

lapang maupun umbi kentang.

Page 70: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

57

Perbanyakan stek dari bibit induk berupa planlet akan menghasilkan umbi

kentang kelas G0 yang merupakan generasi vegetatif nol. Setelah menghasilkan

benih G0 tahap perbanyakan selanjutnya adalah bibit kentang G1 yang ditanam

pada media tanah di screenhouse (rumah kasa).

Setelah menghasilkan bibit G1 maka bila diperbanyak akan menghasilkan

bibit G2 dan perbanyakan dilakukan di lapang. Bibit G2 ini bila diperbanyak akan

menghasilkan bibit G3. Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4.

Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Untuk menghasilkan

kentang konsumsi maka dilakukan penanaman bibit G4.

Budidaya Pembibitan Kentang

Pembibitan Kentang G0

Bibit G0 dihasilkan dari penanaman planlet dari bibit induk yang telah di

stek. Kegiatan pembibitan ini dilakukan dalam greenhouse sebab perawatan dan

pengawasan lebih intensif. Fungsi dari greenhouse diantaranya menghindari

terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, menghindarkan lahan dari kondisi

yang becek, mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak

terbakar pada saat terik, serta mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit.

Media tanam yang digunakan yaitu arang sekam. Arang sekam mempunyai sifaf

porous (berpori-pori), tidak kotor, dan cukup menahan air. Penggunaan arang

sekam ini bertujuan agar menghasilkan umbi yang lebih banyak sebab ruang gerak

umbi lebih lebar. Setiap dilakukan penanaman, arang sekam diganti dengan arang

sekam baru.

Ruang pendingin (cool storage) berfungsi untuk memperpanjang umur

simpan bibit kentang. Umbi disimpan pada suhu 17-20 0C. Bibit yang disimpan di

ruang pendingin setelah panen, masa dormansinya semakin panjang.

Pembibitan Kentang G1

Bibit kentang yang digunakan untuk menghasilkan kentang G1 adalah

bibit kentang G0 yang telah dipanen dari greenhouse. Penanaman kentang G0

dilakukan di screenhouse. Screenhouse terbuat dari kasa yang memiliki ciri

memecah gulir air apabila terjadi hujan sehingga air tidak langsung mengenai

Page 71: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

58

tanaman dan mengurangi serangan hama dan penyakit. Media yang digunakan

untuk menanam adalah media tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan

dicangkul dan disterilkan. Sterilisasi yang sering dilakukan adalah menggunakan

insektisida antara lain basamid dengan dosis 40 g/m2 ditabur di atas bedengan

secara merata. Insektisida Basamid berbentuk butiran berwarna putih keabu-abuan

yang berkerja sebagai fumigan untuk mngendalikan nematoda, serangga, dan

penyakit.

Pembibitan Kentang G2

Bahan tanam yang digunakan untuk menghasilkan bibit kentang G2 adalah

umbi kentang G1. Pembibitan ini dilakukan di lapang tidak menggunakan

greenhouse atau screenhouse. Pengolahan tanah dilakukan seperti pada umumnya.

Jika lahan penanaman bekas ditanami jagung dan kubis, maka diolah dengan

sistem laci. Sistem ini lebih bagus sebab bedengan sudah terbentuk sebelumnya

sehingga memudahkan dan mempercepat pekerjaan, selain itu tidak mengganggu

cacing tanah sebab tanah dicangkul hanya bagian permukaan atas saja tidak

sampai dalam. Dengan pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan struktur

tanah yang gembur dan aerasi tanah yang baik.

Pembuatan parit dilakukan selama pengolahan tanah disesuaikan dengan

kemiringan lereng agar air hujan atau irigasi dapat mengalir tanpa terjadi erosi

sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Saluran parit di pinggir lahan juga

berfungsi untuk membatasi lahan pembibitan dengan lahan pertanaman di luar

areal lahan kentang.

Bedengan dibuat dengan panjang 6 m dengan lebar 76 cm dan jarak antar

bedengan 15-20 cm. Salah satu yang mempengaruhi produksi dan ukuran umbi

adalah jarak tanam. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan

perkembangan umbi tertekan sehingga umbi yang dihasilkan akan lebih kecil bila

dibandingkan dengan umbi yang ditanam dengan jarak yang lebih renggang.

Penanaman dalam satu bedeng sebaiknya menggunakan umbi yang

berukuran sama agar dapat tumbuh seragam dan serempak. Kegiatan

pemeliharaan tanaman kentang meliputi penyiangan gulma, pembumbunan,

pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Page 72: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

59

Kegiatan pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali. Pada saat tanaman

berumur 28-30 HST dan umur 35-40 HST. Pembumbunan dilakukan dua kali

sebab setelah umur 50 HST tanaman kentang sudah rimbun sehingga sulit untuk

dilakukan pembumbunan kembali. Pembumbunan pada pembibitan kentang dapat

meningkatkan produksi. Karena semakin banyak stolon yang tertimbun maka

bakal umbi semakin banyak sehingga persaingan makanan untuk umbi semakin

ketat, akhirnya umbi menjadi lebih kecil.

Pemupukan susulan menggunakan pupuk kelelawar dengan dosis 800 kg

per hektar. Pupuk susulan lain yaitu Ponska. Pupuk Ponska diberikan dengan

dosis 200 kg per hektar.

Pengawasan tanaman dilakukan secara berkelanjutan disertai kegiatan

pengendalian hama dan penyakit, roguing, dan pemeriksaan sertifikasi.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida.

Setiap kebun jenis dan dosis pestisida yang diberikan berbeda-beda tergantung

umur tanaman dan serangan hama dan penyakitnya. Tanaman yang masih sangat

muda hanya memerlukan unsur hara seperti Multigrand-K untuk pertumbuhan

tanaman.

Kegiatan roguing bertujuan untuk membuang tanaman yang tidak

dikehendaki seperti terserang penyakit busuk daun (Phytopthora infestans), layu

bakteri (Ralstonia solanacearum), dan yang disebabkan oleh virus. Pemeriksaan

lapang untuk keperluan sertifikasi benih dilakukan menggunakan standar meliputi

jarak isolasi dari penanaman kentang yang lain minimal 10 m, infeksi penyakit

busuk daun dan penyakit lain maksimal 10 %, infeksi penyakit layu bakteri

maksimal 0.5 %, infeksi virus maksimal 0.1 %, dan campuran dari varietas lain

0%.

Pemanenan dilakukan dengan cara yang sama seperti panen umbi generasi

sebelumnya yaitu pada umur 100-110 HST. Kegiatan pemanenan meliputi panen

percobaan, pengobatan herbisida, dan panen. Panen percobaan dilakukan untuk

memperkirakan keadaan umbi yang masih berada dalam tanah meliputi ukuran

umbi, berat umbi, dan jumlah umbi dengan mengambil sampel secara acak. Hal

ini bermanfaat untuk menentukan waktu untuk dilakukan penyemprotan herbisida

serta meramalkan jumlah produksi umbi kentang.

Page 73: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

60

Hasil panen setiap kebun berbeda-beda. Produktivitas kebun Ciarileu,

Kiara Jeuntas, dan Pajaten dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G2

no Kebun Blok Luas (ha)

UmbiXL

(kg)

Umbi L

(kg)

Umbi MS (kg)

Umbi BS (kg)

Produksi (kg)

Produktivitas (ton/ha)

1 Ciarileu 2 2.9 - 36 974 60 572 2 230 99 776 34.41 2 Kiara

Jeuntas Utara 3 - 6 840 85 861 - 92 701 30.90

3 Pajaten Pasir Hayam 1

3 912 11 001 45 562 1 094 58 569 19.52

4 Pajaten Pasir Hayam 2

2 - 11 704 40 014 865 52 583 26.29

Sumber : Hasil Pengamatan

Keterangan : XL : umbi kentang ukuran > 200 gram; L : umbi kentang ukuran 61-200 gram; MS : umbi kentang ukuran < 61 gram; BS : umbi yang rusak terkena cangkul atau cacat.

Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G2 yaitu kebun

Ciarileu Blok 2 sebesar 34.41 ton/hektar. Tingginya produktivitas di lahan

Ciarileu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam dan luar. Faktor dari dalam

yang berpengaruh yaitu penggunaan umbi yang dipakai saat penanaman. Syarat

dari bibit yang bagus yaitu sudah tumbuh tunas minimal 4 mata tunas, sudah

mengalami masa dorman selama 3-4 bulan, tidak berwarna hijau, bebas penyakit

busuk kering, tidak terserang nematoda, serta tidak rusak mekanik (belah).

Faktor lingkungan luar yang mempengaruhi yaitu iklim, cuaca, serta

teknik budidaya tanaman. Tanah di kebun Ciarileu tergolong subur sebab lahan

tersebut bekas penanaman kina. Tanaman kina dipanen setiap tahunnya sedangkan

umur tanaman ini hanya 15 tahun. Oleh sebab itu energi dari tanaman ini tidak

banyak yang hilang dan unsur hara tidak banyak yang terbuang untuk kegiatan

panen. Sehingga tanah bekas pertanaman kina masih banyak unsur hara yang

tersimpan dalam tanah hal ini membuat tanahnya subur.

Iklim di kebun Ciarileu sangat mendukung. Ketinggiannya mencapai

1 300-1 500 m dpl. Penanaman kentang sebaiknya dilakukan saat musim hujan

namun tidak saat hari hujan. Selain itu teknik budidaya yang diterapkan sudah

tepat.

Page 74: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

61

Kegiatan pasca panen diantaranya kegiatan persiapan tempat

penyimpanan. Gudang penyimpanan harus memenuhi syarat diantaranya bersih,

tidak bocor, serta tersedia krat yang bersih untuk tempat umbi. Sebab tempat yang

bersih dan berfentilasi yang baik dapat memberikan pertukaran udara bagi umbi.

Umbi hasil panen disimpan selama kurang lebih dua minggu tergantung jumlah

pesanan dan stok yang ada di gudang. Kemudian disortir dan grading dipisahkan

menurut ukuran besar, sedang, kecil, afkir, dan busuk.

Pembibitan Kentang G3 dan G4

Pembibitan kentang G3 merupakan kelanjutan dari pembibitan kentang

G2. Sedangkan pembibitan kentang G4 merupakan kelanjutan dari pembibitan

kentang G3. Secara umum pembibitan ini teknik budidayanya sama dengan

pembibitan kentang pada generasi sebelumnya. Kepastian benih sumber,

persyaratan lapang harus sudah diperiksa oleh petugas sertifikasi dalam

pemeriksaan pendahuluan. Sejarah lahan juga harus diketahui untuk menentukan

apakah lahan tersebut layak untuk ditanami kentang.

Hasil panen bibit kentang G3 berbeda dengan bibit G4. Penanaman umbi

G2 dilakukan di kebun Ciarileu Blok 2, sedangkan umbi G3 ditanam di kebun

Ciarileu, Gambung, Kiara Jeuntas, dan Pajaten (Tabel 15).

Tabel 15. Produksi dan Produktivitas Pembibitan Kentang G3 dan Kentang G4

Sumber : Hasil Pengamatan

Keterangan : XL : umbi kentang ukuran > 200 gram; L : umbi kentang ukuran 61-200 gram; MS : umbi kentang ukuran < 61 gram; BS : umbi yang rusak terkena cangkul atau cacat.

no Kelas Umbi

Kebun Blok Luas (ha)

Umbi XL (kg)

Umbi L (kg)

Umbi MS (kg)

Umbi BS (kg)

Produksi (kg)

Produkti vitas

(ton/ha) 1 G3 Ciarileu 2 1.12 - 1 292 16 948 129 18 369 16.40 2 G4 Ciarileu 4 10 4 636 47 652 90 136 3 405 145 829 14.58 3 G4 Gambung Panarikan 1 2 - 18 848 24 909 793 44 550 22.28 4 G4 Gambung Panarikan 2 2.5 - 7 733 27 531 764 36 028 14.41 5 G4 Kiara

Jeuntas Utara 4 - 11 191 48 279 - 59 470 14.87

6 G4 Pajaten Pasir Hayam 1

2 - 2 717 6 137 120 8 974 4.49

7 G4 Pajaten Pasir Hayam 2

1.5 - 6 916 17 898 - 24 814 16.54

Page 75: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

62

Walaupun lokasi pembibitan G3 sama dengan pembibitan G2 yaitu di

kebun Ciarileu Blok 2, namun produktivitasnya berbeda. Tidak selamanya umbi

yang ditaman di lahan yang sama menghasilkan produksi yang sama. Hal ini

dipengaruhi oleh penerapan teknik budidayanya. Selain itu generasi kentang juga

berpengaruh. Semakin tinggi generasi kentang serangan hama dan penyakit yang

terbawa umbi semakin besar.

Produktivitas paling tinggi yaitu kebun Gambung Blok Panarikan 1. Tanah

di kebun Gambung termasuk dalam kelas 2 dengan ciri penyakit agak banyak

namun hal ini tidak menjadi penghambat dalam kegiatan budidaya. Walaupun

keadaan tanah tidak cukup bagus namun bila diimbangi dengan teknik budidaya

yang benar dan tepat akan menghasilkan produksi yang tinggi seperti di kebun

Gambung Blok Panarikan 1. Berbeda dengan teknik budidaya yang diterapkan

pada Blok Panarikan 2. Walaupun dalam kebun yang sama namun jika teknik

budidaya yang diterapkan kurang tepat maka hasilnya pun berbeda.

Rata-rata produksi pada kebun di atas hampir sama yang berbeda hanyalah

kebun Pasir Hayam 1. Produktivitas tersebut paling rendah jika dibandingkan

dengan kebun-kebun yang lain, yang paling berpengaruh yaitu teknik budidaya

yang diterapkan. Di kebun ini pemeliharaan tanamannya kurang diperhatikan,

seperti dalam pengendalian gulma. Saat menyiangi rumput, akar rumput tersebut

tidak tercabut dengan benar sehingga masih ada yang tertinggal. Pembumbunan

kurang tinggi dan rapi sehingga tanah menjadi turun kembali. Tingginya

pembumbunan mempengaruhi jumlah dan ukuran umbi, semakin tinggi

bumbunan tanah maka stolon yang tertimbun, maka semakin banyak sehingga

persaingan makanan semakin ketat sehingga ukuran umbi akan kecil-kecil namun

jumlahnya banyak.

Penyemprotan pestisida yang dilakukan kurang intensif. Penyemprotan

pestisida jarak semburannya adalah 3 m ke kanan dan 3 m ke kiri dan dilakukan

bolak-balik agar tanaman kentang yang disempot terkena obat secara merata.

Penggunaan pestisida kontak harus segera dihentikan apabila telah terlihat reaksi

pada hama, dan diganti dengan pestisida sistemik. Apabila tetap diberikan

pestisida kontak maka hama akan menjadi resisten terhadap pestisida tersebut

Page 76: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

63

selain itu hama akan pergi dari tempat tersebut saat penyemprotan dan kembali

lagi selang beberapa hari setelah penyemprotan.

Faktor yang mempengaruhi selain dari teknik budidaya yang diterapkan

adalah dari bibit yang dipakai untuk penanaman. Kentang G2 berasal dari bibit

G1. Sedangkan kentang G3 ditanam dari bibit G2 dan seterusnya. Semakin tinggi

tingkatan generasi kentang maka semakin tinggi pula bibit tersebut terserang

penyakit. Bibit G1 adalah generasi pertama yang di tanam di lapang setelah

dipanen dari screenhuose, oleh sebab itu penyakit atau virus yang terbawa umbi

masih sedikit persentasenya dibandingkan dengan bibit G2, G3, G4, maupun G5.

Dari setiap generasi kentang yang ditanam membawa penyakit yang berbeda dan

beragam. Semakin tua generasi yang diturunkan kualitas kentang yang dihasilkan

akan semakin menurun dan semakin rentan hama dan penyakitnya.

Penanaman Umbi Kentang G4

Penanaman kentang umbi G4 merupakan kelanjutan dari penanaman bibit

G3. Hasil panen dari penanaman kentang ini adalah umbi G5 yang merupakan

bibit lokal dan dijadikan kentang konsumsi. Secara umum pembibitan ini teknik

budidayanya sama dengan penanaman kentang pada generasi sebelumnya.

Perbedaannya saat penanaman yaitu penentuan jarak tanam. Kentang bibit jarak

tanam agak dirapatkan agar mendapatkan bibit yang banyak namun kecil-kecil

yaitu 76 cm x (15 cm - 35 cm), sedangkan kentang konsumsi agak direnggangkan

yaitu 76 cm x (25 cm - 45 cm). Penjarangan jarak tanam ini bertujuan agar

pertumbuhan tanaman dan umbi kentang sayur dapat lebih maksimal untuk

menghasilkan umbi kentang dengan ukuran yang lebih besar.

Kentang konsumsi dipanen pada umur 110-120 HST. Semakin lama umbi

dipanen maka kulit kentang akan semakin mengeras dan kuat selain itu umbi yang

dihasilkan semakin banyak. Umbi kentang konsumsi yang dihasilkan di Kebun

Purbasari Blok C seluas 8 hektar meliputi umbi ukuran AL (> 200 gram)

sebanyak 8 531 kg, umbi ukuran ABC (100-125 gram) sebanyak 101 650 kg,

umbi ukuran AR (< 100 gram) sebanyak 44 764 kg, dan umbi afkir sebanyak

8 478 kg, sehingga produksi umbi sebanyak 163 423 kg dan produktivitasnya

20.43 ton/ha.

Page 77: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

64

Analisis Usaha Tani Kentang

Analisis usaha tani menunjukkan struktur biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang diperoleh suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Besarnya

biaya produksi mempengaruhi tingkat penerimaan usaha tani. Semakin besar atau

semakin kecil biaya produksi yang dikeluarkan, maka penerimaan semakin rendah

atau semakin tinggi pula. Analisis usaha tani pembibitan kentang G0 Hikmah Farm

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Analisis Usaha Tani Pembibitan Kentang G0 per 200 m2

No Komponen Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi 1 Greenhouse 200 m2 60 000 12 000 000 2 Planlet kultur jaringan 900 botol 25 000 22 500 000 3 Arang Sekam 480 kg 1 000 480 000 4 Unsur hara - Multigrand-K 0.21 kg 15 000 3 150 5 Upah Tenaga kerja - Penyiapan media 30 HOK 9 500 285 000 - Penanaman 60 HOK 9 500 570 000 - Penyiangan gulma 50 HOK 9 500 475 000 - Pemanenan 60 HOK 9 500 570 000 - Sortasi 120 HOK 9 500 11 400 000 - Keamanan 100 HOK 8 500 850 000 6 Biaya Listrik 1 musim tanam 1 200 000 1 200 000 7 Biaya Air 1 musim tanam 1 500 000 1 500 000 8 Pemeliharaan Alat 1 000 000 9 Lain-lain - Biaya tak terduga 10% 52 833 150 5 283 315

Total Biaya Produksi 58 116 465 B Penerimaan 1 Bibit Ukuran L 6 300 2 500 15 750 000 2 Bibit Ukuran M 15 750 2 000 31 500 000 3 Bibit Ukuran S 12 600 1 500 18 900 000 4 Bibit Ukuran SS 18 900 1 000 18 900 000 5 Bibit Afkir/busuk 9 450 0 0

Total Penerimaan 85 050 000 C Pendapatan Usaha Tani Total Penerimaan - Total Biaya

Produksi 26 933 535

D R/C Total Penerimaan : Total Biaya Produksi

1.46

Sumber : Perhitungan, 2009

Penerimaan yang diterima dari usaha tani bibit kentang G0 berasal dari total

penjualan bibit dari masing-masing ukuran, mulai dari ukuran L, M, S, dan SS. Bibit

afkir dan busuk tidak diperhitungkan, karena bibit kentang G0 untuk pembibitan

Page 78: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

65

maka bibit afkir dan busuk dibuang atau dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri.

Penerimaan ini diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah output dengan harga

jual per satuan. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

sarana produksi. Kebutuhan benih G0 di Hikmah Farm dipenuhi dari hasil produksi

sendiri di rumah kaca (greenhouse). Biaya yang dikeluarkan untuk membeli planlet

kultur jaringan sebesar Rp 22 500 000 untuk 900 botol.

Terdapat 6 bak bedengan di dalam rumah kaca yang masing-masing

berukuran 6 m x 1.5 m. Stek mini ditanam dengan jarak 5-10 cm x 5-10 cm. Jumlah

populasi dari stek mini hasil aklimatisasi kultur jaringan dalam setiap bak bedengan

sebanyak 2 400 tanaman. Hama dan penyakit yang menyerang dalam setiap bak

bedengan masing-masing adalah 37.5 %, 43.75 %, 18.75 %, 50 %, 25 %, dan 50 %.

Pembibitan G0 tidak memerlukan pupuk dasar organik maupun anorganik,

karena penanaman stek di media arang sekam. Pengairan dilakukan bersamaan

dengan pemupukan dengan drip irrigation fertigation menggunakan pupuk

Multigrand-K. Biaya tak terduga dihitung sebesar 10 % dari total biaya produksi.

Pendapatan usaha tani merupakan selisih dari penerimaan usaha tani dengan biaya

produksi. Pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kentang G0 sebesar

Rp 26 933 535. Nilai ini menunjukkan bahwa usaha tani kentang G0 di Hikmah Farm

menguntungkan. Nilai R/C atas biaya produksi adalah sebesar 1.46 artinya setiap

pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 000 akan mendapat imbalan penerimaan

sebesar Rp 1 460.

Hikmah Farm mengusahakan pembibitan kentang G1 di screenhouse.

Analisis biaya produksi pembibitan kentang G1 Hikmah Farm dapat dilihat pada

Tabel 17. Struktur biaya dan pendapatan pada usaha tani bibit Kentang G1 berbeda

dengan kelas bibit G0. Pembibitan kentang G1 dilakukan pada media tanah, namun

berada di dalam screenhouse, agar bibit tidak terserang virus serta hama dan penyakit.

Pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kentang G1 sebesar Rp 25 496 828.

Nilai ini menunjukkan bahwa usaha tani kentang G1 di Hikmah Farm

menguntungkan walaupun nilai tersebut lebih rendah dibandingkan usaha pembibitan

kentang G0. Nilai R/C atas biaya produksi adalah sebesar 2.01 artinya setiap

pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 000 akan mendapat imbalan penerimaan

sebesar Rp 2 010. Selain membudidayakan bibit kentang G0 dan G1, Hikmah Farm

juga mengusahakan pembibitan kentang G2 di lapang. Analisis usaha tani pembibitan

kentang G2 Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 79: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

66

Tabel 17. Analisis Usaha Tani Pembibitan Kentang G1 per 200 m2

No Komponen Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi 1 Greenhouse 200 m2 60 000 12 000 000 2 Bibit G0 - Bibit Ukuran L 360 umbi 2 500 900 000 - Bibit Ukuran M 600 umbi 2 000 1 200 000 - Bibit Ukuran S 1 800 umbi 1 500 2 700 000 - Bibit Ukuran SS 1 200 umbi 1 000 1 200 000 3 Pupuk - Organik 360 kg 110 39 600 - Anorganik 12 kg 1 500 18 000 - Guano 16 kg 2 500 40 000 4 Unsur hara - Multigrand-K 0.09 kg 15 000 1 350 5 Pestisida - aminil 0.12 kg 112 500 13 500 - acrobat 0.012 kg 600 000 7 200 - aquarez 0.027 l 110 000 2 970 - alika 30 ml 300 9 000 - equation 24 g 250 6 000 - agrifos 0.12 l 45 000 5 400 - Basamid 8 000 g 48 384 000 6 Upah Tenaga kerja - Pengolahan Tanah 20 HOK 12 000 480 000 - Pemupukan Dasar 20 HOK 12 000 240 000 - Penanaman 20 HOK 9 500 190 000 - Penyiangan gulma 20 HOK 9 500 190 000 - Pembumbunan 10 HOK 12 000 120 000 - Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500 - Pemanenan 20 HOK 9 500 380 000 - Sortasi 120 HOK 9 500 1 140 000 - Keamanan 100 HOK 8 500 850 000 7 Pemeliharaan Alat 1 000 000 8 Lain-lain - Biaya tak terduga 10% 22 886 520 2 288 652 Total Biaya Produksi 25 175 172

B Penerimaan 1 Bibit Ukuran XL 1 608 umbi 1 000 1 608000 2 Bibit Ukuran L 6 435 umbi 1 500 9 652 500 3 Bibit Ukuran M 8 043 umbi 1 500 12 064 500 4 Bibit Ukuran S 9 652 umbi 2 500 24 130 000 5 Bibit Ukuran SS 3 217 umbi 1 000 3 217 000 6 Bibit Afkir/Busuk 3 217 umbi 0 - Total Penerimaan 50 672 000

C Pendapatan Usaha Tani Total Penerimaan (-) Total Biaya Produksi

25 496 828

D R/C Total Penerimaan : Total Biaya Produksi

2.01

Sumber : Perhitungan, 2009

Page 80: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

67

Tabel 18. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per hektar

No Komponen Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi 1 Lahan 1 ha 5 000 000 5 000 000 2 Benih G1 - Bibit Ukuran L 8 000 umbi 1 500 12 000 000 - Bibit Ukuran M 10 000 umbi 1 500 15 000 000 - Bibit Ukuran S 16 000 umbi 2 500 40 000 000 3 Pupuk - Organik 18 000 kg 110 1 980 000 - PHE 200 kg 5 500 1 100 000 - Ponska 500 kg 1 750 875 000 - Superfos 600 kg 1 500 900 000 - Urea 100 kg 1 200 120 000 - KST 200 kg 2 500 500 000 - Kornkali 150 kg 2 500 375 000 - Guano 800 kg 2 500 2 000 000 4 Unsur hara - Multigrand-K 3 kg 15 000 45 000 5 Pestisida - aminil 6 kg 112 500 675 000 - acrobat 0.6 kg 600 000 360 000 - aquarez 1.35 l 110 000 148 500

- alika 1 500 ml 300 450 000 - equation 1 200 g 250 300 000 - agrifos 6 l 45 000 270 000 6 Upah Tenaga kerja - Pengolahan Tanah 76HOK 12 000 912 000 - Pemupukan Dasar 38 HOK 12 000 456 000 - Penanaman 50 HOK 8 500 425 000 - Penyiangan gulma 38 HOK 8 500 323 000 - Pembumbunan 38 HOK 12 000 456 000 - Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500 - Pemanenan 114 HOK 8 500 969 000 - Sortasi 270 HOK 8 500 2 295 000 - keamanan 100 HOK 8 500 8 500 000 7 Pemeliharaan Alat 1 000 000 8 Lain-lain - Biaya tak terduga 10% 90 509 000 9 050 900

Total Biaya Produksi 99 559 900 B Penerimaan 1 Bibit Ukuran XL 304 kg 3 500 861 000 2 Bibit Ukuran L 3 667 kg 15 000 44 550 000 3 Bibit Ukuran M 9 112 kg 18 000 132 840 000 4 Bibit Ukuran S 6 074 kg 23 000 113 137 000 5 Bibit Afkir 364 kg 2 500 735 000

Total Penerimaan 292 123 000 C Pendapatan Usaha Tani Total Penerimaan (-)Total

Biaya Produksi 196 563 100

D R/C Total Penerimaan : Total Biaya Produksi

1.97

Sumber : Perhitungan, 2009

Page 81: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

68

Penerimaan usaha tani bibit kentang G2 diperoleh dari total produksi yang

dihasilkan selama satu musim tanam dikalikan dengan harga bibit kentang masing-

masing kelas. Bibit ukuran XL dijual dengan harga Rp 3 500, karena bibit ini dijual

sebagai kentang konsumsi bukan untuk pembibitan. Sama halnya dengan kentang

afkir yaitu kentang yang secara fisik tidak bagus seperti belah karena cangkul dan

terserang hama dan penyakit. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dari

kotoran sapi, pupuk hayati, dan pupuk kimia.

Penggunaan pestisida disesuaikan dengan umur tanaman kentang. Fungsi dari

pemberian perekat untuk pestisida yaitu untuk meningkatkan efektifitas atau daya

kerja pestisida, dengan melekatkan dan meratakan butiran semprot pada daun

sehingga tidak mudah tercuci oleh hujan.

Tenaga kerja yang mengelola usaha tani bibit kentang G2 merupakan tenaga

kerja borongan dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian yaitu tenaga kerja yang

bekerja secara harian dengan gaji Rp 9 500 untuk pekerja laki-laki dan Rp 8 500

untuk pekerja perempuan. Tenaga kerja borongan dibayar sesuai dengan prestasi kerja

dengan rata-rata pendapatan Rp 12 000 per hari.

Pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kentang G2 sebesar

Rp 196 563 100. Nilai ini menunjukkan bahwa usaha tani kentang G2 di Hikmah

Farm sangat menguntungkan. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan usaha

pembibitan kentang G1. Nilai R/C atas biaya produksi adalah sebesar 1.97 artinya

setiap pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 000 akan mendapat imbalan

penerimaan sebesar Rp 1 970. Selain membudidayakan bibit kentang G2 di lapang.

Hikmah Farm juga mengusahakan pembibitan kentang G3. Analisis usaha tani

pembibitan kentang G3 Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 19.

Page 82: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

69

Tabel 19. Analisis Usaha Tani Pembibitan Kentang G3 per hektar

No Komponen Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi 1 Lahan 1 ha 5 000 000 5 000 000 2 Benih G2 - Bibit Ukuran L 800 kg 15 000 12 000 000 - Bibit Ukuran M 600 kg 18 000 10 800 000 - Bibit Ukuran S 600 kg 23 000 13 800 000 3 Pupuk - Organik 18 000 kg 110 1 980 000 - PHE 200 kg 5 500 1 100 000 - Ponska 500 kg 1 750 875 000 - Superfos 600 kg 1 500 900 000 - Urea 100 kg 1 200 120 000 - KST 200 kg 2 500 500 000 - Kornkali 150 kg 2 500 375 000 - Guano 800 kg 2 500 2 000 000 4 Unsur hara - Multigrand-K 3 kg 15 000 45 000 5 Pestisida - aminil 6 kg 112 500 675 000 - acrobat 0.6 kg 600 000 360 000 - aquarez 1.35 l 110 000 148 500

- alika 1 500 ml 300 450 000 - equation 1 200 g 250 300 000 - agrifos 6 l 45 000 270 000 6 Upah Tenaga kerja - Pengolahan Tanah 76HOK 12 000 912 000 - Pemupukan Dasar 38 HOK 12 000 456 000 - Penanaman 50 HOK 8 500 425 000 - Penyiangan gulma 38 HOK 8 500 323 000 - Pembumbunan 38 HOK 12 000 456 000 - Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500 - Pemanenan 114 HOK 8 500 969 000 - Sortasi 270 HOK 8 500 2 295 000 - keamanan 100 HOK 8 500 8 500 000 7 Pemeliharaan Alat 1 000 000 8 Lain-lain - Biaya tak terduga 10% 60 209 000 6 020 900

Total Biaya Produksi 66 229 900 B Penerimaan 1 Bibit Ukuran XL - - - 2 Bibit Ukuran L 933 kg 9 000 8 397 000 3 Bibit Ukuran M 7 334 kg 11 000 80 674 000 4 Bibit Ukuran S 4 902 kg 11 000 53 922 000 5 Bibit Afkir 93 kg 2 500 232 500

Total Penerimaan 143 225 500 C Pendapatan Usaha Tani Total Penerimaan (-) Total

Biaya Produksi 76 995 600

D R/C Total Penerimaan : Total Biaya Produksi

2.16

Sumber : Perhitungan, 2009

Page 83: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

70

Struktur biaya dan pendapatan pada usaha tani bibit Kentang G3 tidak jauh

berbeda dengan kelas bibit G2. Hal ini disebabkan teknik budidaya yang diterapkan

tidak jauh berbeda.

Penerimaan usaha tani bibit kentang G3 diperoleh dari total produksi yang

dihasilkan selama satu musim tanam dikalikan dengan harga bibit kentang masing-

masing kelas. Pembibitan kentang G3 tidak menghasilkan bibit ukuran XL, karena

saat panen jumlah umbi G3 sedikit dan tidak terlalu besar untuk ukuran XL. Kentang

afkir dijual dengan harga Rp 2 500 sebagai kentang konsumsi.

Tingkat pendapatan pada pembibitan G3 di Hikmah Farm lebih rendah dari

pada pembibitan G2 yaitu sebesar Rp 76 995 600. Hal ini disebabkan oleh harga jual

bibit G2 lebih tinggi dari harga jual bibit G3. Namun demikian usaha tani pembibitan

G3 masih menguntungkan. Nilai R/C atas biaya produksi adalah sebesar 2.16 artinya

setiap pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 000 akan mendapat imbalan

penerimaan sebesar Rp 2 160. Hikmah Farm juga mengusahakan pembibitan kentang

G4. Analisis usaha tani pembibitan kentang G4 Hikmah Farm dapat dilihat pada

Tabel 20.

Biaya produksi seperti pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja pada

pembibitan kentang G4 tidak jauh berbeda dengan pembibitan kentang G2 maupun

G3. Begitu pula dengan teknik budidaya yang diterapkan tidak jauh berbeda sebab

penanaman dilakukan di lapang. Pendapatan yang diperoleh dari pembibitan kentang

G4 yaitu sebesar Rp 58 106 600. Nilai R/C atas biaya produksi adalah sebesar 2.20

artinya setiap pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 000 akan mendapat imbalan

penerimaan sebesar Rp 2 200.

Pembibitan kentang G4 tidak terdapat bibit afkir. Bibit afkir saat dipanen

termasuk dalam kriteria bibit busuk. Bibit busuk ikut dipanen namun tidak dijual

melainkan dibuang di dekat lahan penanaman.

Page 84: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

71

Tabel 20. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G4 per hektar

No Komponen Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

A Biaya Produksi 1 Lahan 1 ha 5 000 000 5 000 000 2 Benih G3 - Bibit Ukuran L 800 kg 9 000 7 200 000 - Bibit Ukuran M 600 kg 11 000 6 600 000 - Bibit Ukuran S 600 kg 11 000 6 600 000 3 Pupuk - Organik 18 000 kg 110 1 980 000 - PHE 200 kg 5 500 1 100 000 - Ponska 500 kg 1 750 875 000 - Superfos 600 kg 1 500 900 000 - Urea 100 kg 1 200 120 000 - KST 200 kg 2 500 500 000 - Kornkali 150 kg 2 500 375 000 - Guano 800 kg 2 500 2 000 000 4 Unsur hara - Multigrand-K 3 kg 15 000 45 000 5 Pestisida - aminil 6 kg 112 500 675 000 - acrobat 0.6 kg 600 000 360 000 - aquarez 1.35 l 110 000 148 500

- alika 1 500 ml 300 450 000 - equation 1 200 g 250 300 000 - agrifos 6 l 45 000 270 000 6 Upah Tenaga kerja - Pengolahan Tanah 76HOK 12 000 912 000 - Pemupukan Dasar 38 HOK 12 000 456 000 - Penanaman 50 HOK 8 500 425 000 - Penyiangan gulma 38 HOK 8 500 323 000 - Pembumbunan 38 HOK 12 000 456 000 - Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500 - Pemanenan 114 HOK 8 500 969 000 - Sortasi 270 HOK 8 500 2 295 000 - keamanan 100 HOK 8 500 850 000 7 Pemeliharaan Alat 1 000 000 8 Lain-lain - Biaya tak terduga 10% 43 909 000 4 390 900

Total Biaya Produksi 48 299 900 B Penerimaan 1 Bibit Ukuran XL - - - 2 Bibit Ukuran L 3 734 kg 6 500 24 271 000 3 Bibit Ukuran M 5 798 kg 8 500 49 283 000 4 Bibit Ukuran S 3 865 kg 8 500 32 852 500 5 Bibit Afkir - - -

Total Penerimaan 106 406 500 C Pendapatan Usaha

Tani Total Penerimaan (-)Total Biaya

Produksi 58 106 600

D R/C Total Penerimaan : Total Biaya Produksi

2.20

Sumber : Perhitungan, 2009

Page 85: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Produktivitas paling tinggi pada pembibitan kentang G2 yaitu kebun

Ciarileu Blok 2 sebesar 34.41 ton/ha. Tingginya produktivitas di kebun Ciarileu

dipengaruhi oleh penggunaan umbi yang dipakai saat penanaman, iklim, cuaca,

serta teknik budidaya tanaman. Produktivitas pembibitan kentang G3 di kebun

Ciarileu Blok 2 sebesar 16.40 ton/ha. Produktivitas paling tinggi pada pembibitan

kentang G4 yaitu kebun Gambung Blok Panarikan 1 adalah sebesar 22.28 ton/ha.

Walaupun keadaan tanah di kebun Gambung Blok panarikan 1 tidak cukup bagus

namun bila diimbangi dengan teknik budidaya yang benar dan tepat akan

menghasilkan produksi yang tinggi. Keberhasilan produksi kentang didukung oleh

penerapan budidaya yang tepat disamping syarat agroklimat.

Saran

Perluasan areal lahan perlu dilakukan agar menghasilkan produksi yang

lebih maksimal mengingat meningkatnya jumlah permintaan terhadap kentang.

Peningkatan manajemen usaha tani, perbaikan budidaya, dan pasca panen dapat

mendukung peningkatan produktivitas kentang. Untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas sumberdaya manusia sistem manajemen yang baik sangat diperlukan.

Page 86: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. 485 hal.

Astawan, M. 2004. Kentang : Sumber Vitamin C dan Pencegah Hipertensi.

http://www.gizi.net. [18 Mei 2008]. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2008. Perbanyakan Benih Kentang Generasi

Nol (G0) Secara Cepat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Utara. 6 hal.

Departemen Pertanian. 2008. Data Statistik Departemen Pertanian.

http://www.deptan.go.id. [28 November 2008]. Haluoleo, J. 2009. Sertifikasi Benih. http://Jefri-Agronomi.blogspot.com.

[09 Desember 2009]. Hardjowigeno, S., Widiatmaka, dan A.S. Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian, Jurusan Tanah, IPB. Bogor. 225 hal.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

250 hal. Martodireso, S. dan W.A. Suryanto. 2001. Terobosan Teknologi Pemupukan dalam

Era Pertanian Organik, Budidaya Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. 78 hal.

Novary, E.W. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya.

Jakarta. 197 hal. Pitojo, S. 2004. Benih Kentang. Kanisius. Yogyakarta. 131 hal. Prabowo, D.W. 2005. Analisis Pendapatan Usaha Tani Dan Pengembangan Usaha

Benih Kentang Bersertifikat di PD. Hikmah, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 109 hal.

Prabowo, Y. 2007. Budidaya Kentang. http://www.blogspot.com. [18 Mei 2008]. Pracaya. 2003. Hama Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 417 hal. Prihmantoro, H. dan Y.H. Indriani. 1998. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk

Bisnis dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta. 122 hal.

Page 87: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

74

Purwito, A. dan G.A. Wattimena. 2008. Kombinasi Persilangan dan Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Kultivar Unggul Kentang. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 93 hal.

Rahardi, F., R. Palungkun, dan A. Budiarti. 1993. Agribisnis Tanaman Sayur.

Penebar Swadaya. Jakarta. 50 hal. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia I. Prinsip, Produksi, dan

Gizi. Jilid I. Institut Teknik Bandung. Bandung. 313 hal. Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 115 hal. Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 845 hal. Sinar Tani. 2009. Membangun Kemandirian Agribisnis. http://www.sinartani.com.

[25 Agustus 2009]. Suhardi. 1984. Masalah Penyakit Hawar Daun (Phytophtora infestans) pada

Tanaman Kentang dan Upaya Penanggulangannya. Seminar Hama dan Penyakit Sayuran. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Cipanas. 25-29 hal.

Sumoprastowo, R.M. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur-Mayur, Buah-Buahan,

dan Bahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta. 89 hal. Sutedjo, M.M. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal. Umboh, A.H. 2000. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Penebar Swadaya. Jakarta. 89 hal. Waluya, A. 2009. Aklimatisasi Planlet Hasil Perbanyakan Secara Kultur Jaringan.

http://www.waluya.blogspot.com/2009/02/aklimatisasi-planlet-hasil-perbanyakan. [09 Desember 2009].

Wattimena, G.A. 2000. Pengembangan Propagul Kentang Bermutu dan Kultivar

Kentang Unggul dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kentang di Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 86 hal.

Williams, C.N., J.O. Uzo, and W.T.H Peregrine. 1993. Produksi Sayuran Daerah

Tropika. Dalam G. Tjitrosoepomo. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar

Swadaya. Jakarta. 120 hal. Zacky. 2009. Tahapan Perbanyakan Tanaman Kentang Melalui Kultur Jaringan.

http://zacky-zone89.blogspot.com. [09 Desember 2009].

Page 88: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

LAMPIRAN

Page 89: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

76

Lampiran 1. Luas lahan, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia

Tahun 2003-2007

Tahun Luas (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2003 65 923 1 009 979 15.32

2004 65 420 1 072 040 16.39

2005 61 557 1 009 619 16.40

2006 59 748 1 011 911 16.94

2007 62 375 1 003 732 16.09 Sumber : Deptan, 2008

Lampiran 2. Data Curah Hujan Pangalengan Tahun 2007-2009

2007 2008 2009 Bulan

Jumlah Curah

Hujan (mm)

Jumlah Curah

Hujan (mm)

Jumlah Curah

Hujan (mm)

Januari 99 199 336

Februari 397 166 415

Maret 330 425 284

April 389 338 223

Mei 167 132 222

Juni 134 7 151

Juli - - *

Agustus - 80 *

September 8 45 *

Oktober 170 303 *

November 278 455 *

Desember 424 333 *

Jumlah 2 396 2 483 * Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, 2009

Keterangan : (-) : tidak ada hujan

(*) : data belum ada

Page 90: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

77

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan di Hikmah Farm

Tanggal Uraian Prestasi Kerja Keterangan Kegiatan Penulis Standar Pekerja (m2/HK)

13 Feb 2009 Penyortiran kentang 302.5 kg - 495 kg Gd. Legok Bako 14 Feb 2009 Penyortiran kentang 192.5 kg - 357.5 kg Gd. Legok Bako 15 Feb 2009 Penyortiran kentang 357.5 kg - 453.75 kg Gd. Legok Bako 16 Feb 2009 Penanaman kentang 141.44 240 261.76 Kebun Ciarileu 17 Feb 2009 Pembukaan lahan 95.68 128 124.8 Kebun Kiara Jeuntas 18 Feb 2009 Penyiangan gulma 186.96 310.08 296.4 Kebun Kiara Jeuntas 19 Feb 2009 Penanaman stek kentang - - - Greenhouse 21 Feb 2009 Pengendalian HPT - 5 5.5 Kebun Pasir Hayam 22 Feb 2009 Penyortiran kentang 605 kg - 687.5 kg Gd. Legok Bako 23 Feb 2009 Pemanenan kentang 78.08 80 80 Kebun Purbasari 24 Feb 2009 Pemanenan kentang G0 18 24 24 Greenhouse 25 Feb 2009 Pemanenan kentang 75.20 80 78.08 Kebun Gambung 26 Feb 2009 Penyortiran kentang 302.5 kg - 261.25 kg Gd. Kuning 28 Feb 2009 Pemupukan dasar 218.8 320 273.53 Kebun Kiara Jeuntas 01 Mar 2009 Pemupukan dasar 240.08 320 300.96 Kebun Kiara Jeuntas 02 Mar 2009 Penanaman kentang 205.28 240 251.52 Kebun Kiara Jeuntas 03 Mar 2009 Pemeriksaan tanaman kentang - - - Kebun Kiara Jeuntas, Ciarileu,

Gambung, dan Gd. Legok Bako 04 Mar 2009 Penyortiran kentang 385 kg - 440 kg Gd. Ritel 05 Mar 2009 Penyortiran kentang 302.5 kg - 220 kg Gd. Ritel 07 Mar 2009 Penyortiran kentang 330 kg - 412.5 kg Gd. Hitam 08 Mar 2009 Pemupukan dasar 257.28 320 328 Kebun Kiara Jeuntas 09 Mar 2009 Penyiangan gulma 200.64 310.08 319.2 Kebun Sukamenak 10 Mar 2009 Penanaman stek kentang - - - Greenhouse 11 Mar 2009 Pemanenan kentang 81.92 80 86.08 Kebun Ciarileu

Page 91: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

78

12 Mar 2009 Penanaman kentang 251.52 240 300.96 Kebun Pajaten 14 Mar 2009 Penyortiran kentang 522.5 kg - 550 kg Gd. Kuning 15 Mar 2009 Penanaman stek kentang - - - Greenhouse 16 Mar 2009 Penyiangan gulma pada

tanaman kubis 223.44 310.08 342 Kebun Legok Bako

17 Mar 2009 Penyortiran kentang sayur 412.5 kg - 467.5 kg Gd. Ritel 18 Mar 2009 Pengendalian HPT - 5 6 Kebun Kiara Jeuntas 19 Mar 2009 Penyortiran kentang 440 kg - 385 kg Gd. Kuning 21 Mar 2009 Pemasangan mulsa plastik - - - Kebun Sukamenak 22 Mar 2009 Penyortiran kentang 220 kg - 320.5 kg Gudang Utara 23 Mar 2009 Penyiangan gulma 232.56 310.08 310.08 Kebun Sukamenak 24 Mar 2009 Pemupukan susulan 500 750 750 Kebun Cibuluh 25 Mar 2009 Penyortiran kentang 302.5 kg - 247.5 kg Gd. Kuning 26 Mar 2009 Penyiangan gulma pada

tanaman kubis 250.8 310.08 314.64 Kebun Ciarileu

28 Mar 2009 Penyortiran kentang 467.5 kg - 522.5 kg Gd. Kuning 29 Mar 2009 Penyiangan gulma pada

tanaman kubis 250.8 310.08 323.76 Kebun Ciarileu

30 Mar 2009 Penanaman stek kentang - - - Greenhouse 31 Mar 2009 Pengobatan bibit - - - Gd. Hitam 1 April 2009 Penyortiran kentang 577.5 kg - 605 kg Gd. Ritel 2 April 2009 Penyortiran kentang 357.5 kg - 330 kg Gd. Kuning 4 April 2009 Penyortiran kentang 412.5 kg - 440 kg Gd. Selatan 5 April 2009 Penanaman stek kentang - - - Greenhouse 6 April 2009 Penyiangan gulma 255.36 310.08 319.2 Kebun Kiara Jeuntas 7 April 2009 Penyortiran kentang 357.5 kg - 412.5 kg Gd. Hitam 8 April 2009 Penyiangan gulma 278.16 310.08 310.08 Kebun Kiara Jeuntas

11 April 2009 Penyiangan gulma 260.4 310.08 328.32 Kebun Sukamenak 12 April 2009 Pemanenan kentang 80 96 Kebun Gambung

Page 92: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

79

Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Mandor di Hikmah Farm

Tanggal Uraian Prestasi Kerja Keterangan Kegiatan Jumlah Pekerja

yang Diawasi (orang)

Prestasi Kerja Pekerja (m2/HK)

Lama Kegiatan (jam)

13 April 2009 Pembumbunan tanah 9 365.92 4 Kebun Kiara Jeuntas 14 April 2009 Penyortiran kentang 13 357.5 5.5 Gd. Kuning 15 April 2009 Pengolahan tanah 13 116 5.5 Kebun Sukamenak 16 April 2009 Pemanenan kentang 38 80 4.5 Kebun Purbasari 17 April 2009 Pengolahan tanah 24 60 3 Kebun Ciarileu 18 April 2009 Penyortiran kentang 13 495 5.5 Gd. Kuning 20 april 2009 Pemanenan kentang 80 86.08 5 Kebun Ciarileu 21 April 2009 Pemanenan kentang 80 91.2 5 Kebun Ciarileu 22 April 2009 Penyortiran kentang sayur 6 453.75 5.5 Gd. Ritel 23 April 2009 Pengemasan produk keripik

kentang 3 - 9.5 Ruang Pengemasan

24 April 2009 Penyortiran Kentang 8 687.5 5.5 Gd. Selatan 25 April 2009 Penyiangan gulma (kubis) 23 342 4.5 Kebun Ciarileu 26 April 2009 Persiapan tanam stek kentang 9 158.4 5.5 Greenhouse 28 April 2009 Pemupukan 30 273.53 4.5 Kebun Ciarileu 29 April 2009 Pemanenan kentang 80 77.52 5 Kebun Ciarileu 30 April 2009 Penanaman stek kentang 6 - 5.5 Greenhouse 1 Mei 2009 Pengolahan tanah 24 165.76 3 Kebun Ciarileu 2 Mei 2009 Penyemprotan pestisida 9 5 500 5 Kebun Kiara Jeuntas 4 Mei 2009 Penanaman stek kentang 6 - 5.5 Greenhouse 5 Mei 2009 Pemasangan mulsa plastik 8 - 5.5 Greenhouse 6 Mei 2009 Penyortiran kentang 11 261.25 5.5 Gd. Kuning 7 Mei 2009 Pembumbunan kentang 31 355.68 4.5 Kebun Ciarileu 8 Mei 2009 Pembumbunan tanah 23 86.64 3 Kebun Sukamenak 9 Mei 2009 Pemanenan kentang 35 82.08 4.5 Kebun Kiara Jeuntas 11 Mei 2009 Pemanenan kentang 37 - 4.5 Kebun Kiara Jeuntas

Page 93: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

80

Lampiran 5. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Asisten Kepala Kebun di Hikmah Farm

Tanggal Uraian Prestasi Kerja Keterangan Kegiatan Jumlah Mandor yang

Diawasi (orang) Lama Kegiatan (jam)

13 Mei 2009 Pengolahan tanah 3 5 Kebun Ciarileu 14 Mei 2009 Penyortiran kentang 1 5.5 Gd. Ritel 15 Mei 2009 Pengolahan tanah 4 3 Kebun Ciarileu 16 Mei 2009 Pemanenan kentang 4 5 Kebun Gambung 18 Mei 2009 Pemanenan kentang 4 5 Kebun Gambung 19 Mei 2009 Pemanenan kentang 7 5 Kebun Pajaten 20 Mei 2009 Pemanenan kentang 4 5 Kebun Kiara Jeuntas 21 Mei 2009 Pemanenan kentang 4 5.5 Kebun Kiara Jeuntas 22 Mei 2009 Pengolahan tanah 3 3 Kebun Ciarileu 23 Mei 2009 Penyemprotan pestisida 1 4 Kebun Pajaten 25 Mei 2009 Pemanenan kentang 4 5.5 Kebun Purbasari 26 Mei 2009 Pemanenan kentang 7 5 Kebun Pajaten 27 Mei 2009 Penyortiran kentang 1 5.5 Gd. Selatan 28 Mei 2009 Pembumbunan tanah 3 4.5 Kebun Ciarileu 29 Mei 2009 Pengolahan tanah 3 3 Kebun Cikole 30 Mei 2009 Pendataan gudang - 4 Gd. Selatan 1 Juni 2009 Pendataan gudang - 4 Gd. Kuning 2 Juni 2009 Penggasan kentang 1 4.5 Gd. Legok Bako 3 Juni 2009 Penanaman jagung 3 4.5 Kebun Legok Bako 4 Juni 2009 Pengolahan tanah 3 4.5 Kebun Sukamenak 5 Juni 2009 Pemupukan 3 3 Kebun Sukamenak 6 Juni 2009 Penyemprotan pestisida 1 5 Kebun Ciarileu 8 Juni 2009 Pemasaran kentang - 4 Pasar Pangalengan 9 Juni 2009 Pemupukan 3 4.5 Kebun Pasir angin 10 Juni 2009 Balai Benih Kentang - - Balai Benih Umbi 11 Juni 2009 Penanaman kentang 3 4.5 Kebun Ciarileu 12 Juni 2009 Administrasi kantor - - Kantor

Page 94: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

81

Lampiran 6. Kriteria Kesuaian Lahan untuk Kentang

Kualitas/Karakteristik Kelas Kesesuaian Lahan

Lahan S1 S2 S3 N1 N2 Temperatur (t)

- Rata - rata tahunan (0C) 16 -18 >18 – 20 14 - <16

>20 – 23 12 - <14 Td

>23 <12

Ketersediaan Air (w)

- Bulan kering (<75 mm) 3 -7 7- 8 <3 >8 - 9 Td >9

- Curah Hujan (mm) 750 – 3 000 >3000 - - - 500 - <750 400 - <500 Td <400 - LGP (hari) 150 -270 120 - 170 90 - 120 80 -90 <80 Media Perakaran (r)

- Drainase Tanah Baik Sedang Agak

terhambat, Terhambat Sangat Cepat,

Agak Cepat Sangat

Terhambat

- Tekstur L, SCl,

SiL, Si, CL LS, SL,

SiCL, SC SiC, Str C, C Kerikil pasir,

liat masif - Kedalaman Efektif (cm) > 75 50 – 75 30 - <50 Td < 30 - Gambut

a. Kematangan - Saprik Hemik Hemik - Fibrik Fibrik

b. Ketebalan (cm) - < 100 100 -150 >150 - 200 > 200 Retensi hara (f) - KTK Tanah ≥ Sedang Rendah Sangat rendah Td - -pH Tanah 5.5 - 6.5 >6.5 - 7.0 >7.0 - 7.5 >7.5 – 8.0 >8.0 5.0 - <5.5 4.5 - <5.0 4.0 - 4.5 <4.0 - C-Organik (%) >0.8 >0.8 Td Td Td Kegaraman (c) - Salinitas (mmhos/cm) <2 2 -3.5 >3.5 - 6 >6 - 7 >7 Toksisitas (x) - Kejenuhan Al (%) - Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 50 -<75 40 - <50 < 40 Hara Tersedia (n) - Total N ≥ Rendah Sangat rendah - - - - P2O5 ≥ Sedang Rendah Sangat rendah - - - K2O ≥ Rendah Sangat rendah - - - Kemudahan pengelolaan (p) - - Sangat keras, - Berkerikil, sangat teguh Berbatu sangat lekat Terrain / Potensi mekanisasi - Lereng (%) <3 3 – 8 >8 - 15 >15 - 25 >25 - Batuan permukaan (%) <3 3 – 15 >15 - 40 Td >40 - Singkapan batuan (%) <2 2 -10 >10 -25 >25 -40 >40 Tingkat bahaya erosi (e) SR R S B SB Bahaya banjir (b) F0 F1 F2 F3 F4

Keterangan: Td : Tidak berlaku Si : Debu S : Pasir L : Lempung Str C : Liat berstruktur Liat masif : Liat dari tipe 2:1 (Vertisols) Sumber : Hardjowigeno, 1999

Page 95: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

82

Lampiran 7. Layout Lokasi Kebun Hikmah Farm

Keterangan : 1 a. Gudang pupuk anorganik 6. Kebun Purbasari b. Gudang kentang konsumsi 7 a. Gudang bibit

c. Gudang pestisida b. Grenhouse d. Kantor 8. Kebun Pasir Angin 2. Gudang kentang konsumsi 9. Kebun Cikole 3. Kebun Kiara Jeuntas 10. Kebun Pasir Hayam 4 a. Kebun Legok Bako 11. Kebun Pajaten b. Gudang Legok Bako 12. Kebun Ciarileu 5. Kebun Gambung

U 5

6

7 a 7 b 4 b 1 d 4 a 1 c

8 1 b 3 1 a

9 2

10 12 11

Page 96: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

83

Lampiran 8. Contoh Form untuk Produksi BiBit Kentang Bersertifikat

1. Nama Produsen : Aep Saepulloh / Hikmah Farm

2. No Induk / Musim Tanam : JK.1/KnDD.2/1.081 / 2008-2009

3. Asal Lapangan / Luas : Pasir Hayam I / 1.0 Ha

4. Kelas Benih : G2

5. Varietas : Granola

6. No. Lot : HM/2/Scr/Psh I

7. Tanggal Panen : 2 Maret 2009

8. Tonase Panen : 22.717 Ton

9. Tonase Calon Benih : 15.546 Ton

10. Tanggal Sortir Akhir : 4 Mei 2009

11. Tonase Benih : 11.525 Ton

12. Jumlah Wadah : 549 @ 21 Kg

13. Tanggal Diperiksa : 5 Mei 2009

14. Kesimpulan : Lulus / Tidak Lulus / Ulang

*) coret yang tidak perlu

Poin 1 s/d 10 harap diisi oleh penangkar sebelum diperiksa

Poin 11 s/d 14 diisi oleh petugas BPSBTPH setelah pemeriksaan umbi selesai

Penangkar Petugas BPSBTPH

Aep Saepulloh Taufik F

Page 97: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

84

Lampiran 9. Harga Kentang Bibit G0, G1, G2, G3, dan G4

Kelas Umbi Ukuran Umbi Harga (Rp) per kg

G0 per umbi 2 500

G1 per umbi 1 500

G2 L 18 000

M 20 000

S 25 000

G3 L 9 000

M, S 13 000

G4 L 6 500

M, S 8 500

Sumber : Bag. Gudang Hikmah Farm, 2008

Page 98: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

85

Lampiran 10. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Lion Superindo Tahun 2008

Bulan Jumlah (kg) Harga per kg (Rp) Total Nilai (Rp)

Januari 233 7 300 1 699 363

Februari 255 7 400 1 890 400

Maret 264 7 400 1 969 875

April 215 7 400 1 600 125

Mei 329 7 400 2 445 280

Juni 263 7 400 1 952 493

Juli 128 7 400 956 250

Agustus 77 7 400 569 500

September 43 7 400 318 750

Oktober 128 7 400 956 250

November 140 7 500 1 051 875

Desember 140 8 200 1 157 063 Sumber : Bag. Pemasaran Hikmah Farm, 2008

Lampiran 11. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Makro

Indonesia Tahun 2008 Bulan Jumlah (kg) Harga per kg (Rp) Total Nilai (Rp)

Januari 1 473 4 500 6 494 595

Februari 1 702 4 500 7 714 770

Maret 595 4 900 2 919 750

April 1 350 4 800 6 496 975

Mei 1 454 5 000 7 312 125

Juni 757 5 400 4 145 875

Juli 1 704 4 700 8 027 188

Agustus 2 523 4 700 12 003 275

September 2 185 5 000 11 056 375

Oktober 833 5 800 4 855 625

November 1 305 6 300 8 234 375

Desember 1 779 6 900 12 442 513 Sumber : Bag. Pemasaran Hikmah Farm, 2008

Page 99: Skripsi Kentang studi kasus di Hikmah Farm

86

Lampiran 12. Harga Penjualan Kentang di Supermarket PT Yogya Toserba Tahun 2008

Bulan Jumlah (kg) Harga per kg (Rp) Total Nilai (Rp)

Januari 5 347 6 300 33 360 375

Februari 5 825 6 100 35 632 425

Maret 5 955 5 900 35 451 588

April 6 160 6 200 38 753 838

Mei 6 889 6 300 42 679 563

Juni 5 469 6 300 34 562 488

Juli 7 008 6 200 43 799 438

Agustus 12 253 5 900 73 204 338

September 13 676 6 204 84 853 375

Oktober 7 446 6 400 47 789 125

November 8 758 6 900 60 809 000

Desember 13 573 7 200 98 620 825 Sumber : Bag. Pemasaran Hikmah Farm, 2008