Skizofrenia paranoid lapsus
-
Upload
rizkaririnar7932 -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Skizofrenia paranoid lapsus
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
1/8
LAPORAN KASUS
ILMU KESEHATAN JIWA
Oleh :
Rizka Arifani
072011101050
Dosen Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
dr. Alif Mardijana, Sp. KJ
disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik MadyaLab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa FK-UNEJRSD dr. Soebandi Jember
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
2/8
2
SMF PSIKIATRI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. A.W.
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Mlokorejo, Kecamatan Kasiyan, Jember
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status Perkawinan : belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta (kuli bangunan)
Tgl Pemeriksaan : 2 Juli 2012
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 2 Juli 2012 di rumah paman pasien (Desa
Mlokorejo, Kasiyan, Jember). Heteroanamnesis dilakukan tanggal 2 dan 3 Juli 2012 di
rumah paman pasien dan rumah Ketua RW (Perumahan Mastrip, Jalan Mastrip No.27).
KELUHAN UTAMA
Tiba-tiba marah-marah dan mengamuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
AUTOANAMNESISPasien datang pertama kali di UGD RSD dr.Soebandi pada tanggal 19 Juni 2012
sekitar pukul 20.00 diantar oleh ketua RW perumahan mastrip. Pasien terlihat sesuai
dengan umurnya, cara berpakaian tidak rapi karena habis mengamuk. Pasien tidak dapat
ditanyakan apapun karena terus mengamuk. Saat pemeriksan bertanya nama pasien, apa
yang dilakukan, dan apa yang dikerjakan, pasien mengacuhkan pemeriksa dan terus
mengamuk.
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
3/8
3
Home visite dilakukan tanggal 2 juli 2012 sekitar pukul 16.00 WIB. Saat bertemu
dengan pemeriksa, pasien menyambut kedatangan pemeriksa dengan baik dan terlihat
segar. Pasien tampak sesuai dengan usianya. Penampilannya rapi dan bersih.
Pasien dapat menjawab lengkap siapa namanya, pasien mengatakan tidak pernah
merasa marah ataupun sedih lagi dan merasa lebih ringan, tidak seperti minggu lalu.
Pasien menceritakan pasien minggu lalu mengamuk karena disuruh kakek. Pasien lalu
bercerita bahwa saat ini ada seorang kakek yang berada di dekatnya dan selalu
bersamanya. Kakek tersebut ikut bersamanya sejak sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu.
Awalnya, pasien hanya dapat mendengar suara bisikannya. Suara dan bisikan kakek
mengajaknya mengobrol, dan terkadang menyuruhnya melakukan berbagai hal seperti
ngaji, sholat, atau berdzikir. Suara dan bisikan kadang hilang kadang terdengar.
1 bulan yang lalu pasien ke Bali selama 2 minggu, di Bali untuk bekerja di konstruksi
bangunan, lalu pasien minum arak bersama teman-temanya beberapa malam sekali.
Selama di Bali, kakek tidak ikut dan tetap di jember. Pasien mengatakan pasien minum-
minum karena pusing, namun saat ditanya mengapa pasien pusing pasien terdiam sejenak,
lalu lanjut bercerita tanpa menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien langsung bercerita
sesampainya di Jember, pasien kembali mendengar dan bahkan melihat kakek tersebut.
Kakek marah-marah ke pasien karena pasien minum-minum di bali. Sejak saat itu, kakek
selalu marah jika pasien tidak menurutinya. Pasien sempat merasa takut karena disuruh-
suruh, namun lama kelamaan pasien merasa semua suruhan kakek benar dan baik
untuknya dan pasien berjanji pada kakek akan menuruti perkataan kakek.
Saat ditanya apa yang dilakukannya sebelum dibawa ke rumah sakit minggu lalu,
pasien bercerita pada selasa (19 juni 2012), pasien merasa bosan di rumah karena pasien
sendirian. Dan kakek terus menyuruhnya untuk keluar rumah dan menyuruhnya untuk
memukul 4 orang. Kakek terus menerus menyuruhnya memukul 4 orang, tapi tidak
menjelaskan alasannya kenapa, akhirnya pasien pun memukul 4 orang yang ditemuinya
waktu berjalan di mastrip. Pasien tidak mengingat wajah orang yang dipukulnya. Menurut
pasien, badannya saat itu seperti dikendalikan sepenuhnya oleh kakek.
Namun pasien ingat saat berada di rumah sakit, pasien ingat di rawat oleh 2 dokter.
Pasien menyebutkan bahwa keluarganya datang berkunjung (paman, ponakan dan
tantenya). Saat ditanya mengenai ayah dan ibu pasien menjawab ayah dan ibu sudah
meninggal, tetapi kakek datang. Kakek tidak pernah menyuruhnya memukul orang lagi.
Kakek juga menjadi jarang mengunjunginya dan mengajaknya ngobrol. Kakek hilang
setiap pasien selesai minum obat. Sehingga pasien merasa kangen dengan kakek. Suara
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
4/8
4
kakek hanya terdengar pelan saat tengah malam saat pasien sendirian. Lalu tiba-tiba
pasien terdiam, memejamkan mata dan tangan pasien bergerak-gerak seperti mengajak
bahasa isyarat, lalu pasien mengatakan kakek datang lagi bersama 2 orang lainnya, dan 1
orang pemuda dari bali. Pasien merasa senang kakek datang berkunjung.
Sejak pasien mengatakan bahwa kakek datang, saat dilakukan anamnesis selanjutnya,
pasien beberapa kali tiba-tiba berhenti bicara, lalu tiba-tiba mengucapkan Astagfirulloh
atau Allahuakbar sambil tangan pasien seperti melarang seseorang untuk mendekat ke
arahnya, lalu pasien berdzikir selama beberapa menit, kemudian tiba-tiba kembali
melanjutkan pembicaraannya. Ketika ditanya kenapa pasien tiba-tiba berhenti berbicara,
pasien hanya diam. Saat berdzikir pasien mengacuhkan semua pertanyaan pemeriksa.
Disela-sela berdzikir pasien terlihat seperti berbicara bahasa isyarat menggunakan tangan.
Dan saat melanjutkan pembicaraan setelah berdzikir pasien selalu mengawali dengan
cerita tentang kakek. Saat dilakukannya anamnesis, setiap kali ada anggota keluarga yang
lewat, pasien selalu menyapa, menegurnya, lalu mengajaknya mengobrol. Namun
percakapan itu hanya berlangsung sekitar 5 menit, karena tiba-tiba dia terdiam lalu
berdzikir lagi. Begitu seterusnya.
HETEROANAMNESIS
Heteroanamnesa pertama kali datang dilakukan pada Tn.W (ketua RW tempat tinggal
pasien) di UGD RSD dr.Soebandi.. Saat home visite dilakukan pada Tn K (paman
pasien), Sdr. Y (sepupu pasien) dan Tn W (ketua RW tempat tinggal pasien).
Heteroanamnesis dilakukan terpisah dari pasien pada tanggal 2 dan 3 Juli 2012.
Heteroanamnesis saat pertamakali masuk tidak dapat diperoleh dengan jelas, karena
data rekam medis dibuang oleh pasien ke tempat sampah saat hari ketiga perawatan
pasien.
Heteroanamnesis saat home visite tanggal 3 Juli 2012 dilakukan pada Tn.W (ketua RW
tempat pasien tinggal). Menurut Tn.W, sikap pasien mulai terlihat aneh sejak hari sabtu
(16 Juni 2012). Pasien pergi sholat subuh ke masjid kompleks rumah tanpa menggunakan
sandal, gerakan sholatnya tidak wajar, tampak mengumam dan mengomel sendiri dan
menunjuk-nunjuk tidak jelas. Pasien memukul 3 orang warga sampai hari senin, lalu
selasa pasien meminta maaf ke warga-warga sekitar, mendatangi satu persatu, mengajak
salaman sambil menangis keras. Kemudian saat pulang ke arah rumahnya bersama
seorang warga, tiba-tiba pasien memukul warga tersebut. Pasien mengamuk seperti orang
kesurupan, pasien juga membalik gerobak penjual di dekat rumahnya. Menurut ketua
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
5/8
5
RW, sebelumnya pasien termasuk orang yang baik, ramah terhadap tetangga. Pasien
semakin pendiam sejak kematian ibunya 4 tahun yang lalu, dan kematian ayahnya 1 tahun
yang lalu, serta karena kesulitan ekonomi yang dialami keluarga. Hubungan dengan
adiknya baik, namun beberapa bulan terakhir pasien jarang terlihat akrab dengan adiknya.
Menurut paman pasien, saat ini kondisi pasien telah tenang dan terlihat membaik
setelah minum obat teratur. Paman pasien baru bertemu dengan pasien pada tanggal 20
Juni 2012 (Hari perawatan ke-2 di rumah sakit) karena rumah paman pasien jauh.
Menurut paman pasien, sejak keluar rumah sakit (Rabu, 27 Juni 2012) sampai dengan
saat pemeriksa datang (Senin, 2 Juli 2012), pasien tidak pernah ngamuk sama sekali.
Tidak pernah tiba-tiba bengong dan wiridan lagi. Pasien sehari-hari seperti orang biasa,
bisa tidur teratur, mandi 2 kali sehari tanpa disuruh, makan 4-6X sehari tanpa disuruh,
pasien berpakaian rapi, menonton bola, bermain dengan ponakan-ponakannya, serta
terkadang pengajian di mesjid.
Heteroanamnesis dengan sdr.Y (sepupu pasien) dilakukan setelahnya. Pasien pernah
curhat bahwa pasien marah dan kecewa dengan adik pasien karena adik pasien merebut
pacarnya. Menurut sdr Y, pacar pasien berselingkuh dengan adik pasien dan pasien
melihatnya saat di rumah pasien. Namun pasien tidak bercerita dengan detail. Pasien
hanya bilang bahwa lagi berantem dengan adiknya, dan adiknya tidak pernah ada di
rumah karena sibuk bekerja.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami sakit dengan gejala seperti ini sebelumnya.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak pernah ke mantri/ dokter sebelumnya dan tidak pernah mengkonsumsi
obat apapun.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti ini.
RIWAYAT SOSIAL
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Kuli bangunan
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
6/8
6
Marital : Belum menikah Keluarga :
Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ibu pasien meninggal 4 tahun
yang lalu, Ayah pasien meninggal 1 tahun yang lalu. Adik pasien laki-laki. Penggunaan Waktu Luang: Ikut klub vespa Hubungan Antar Manusia :
Hubungan pasien dengan adik kandungnya sebelumnya baik, sejak 2-3
bulanan tidak baik, terjadi pertikaian atau perselisihan. Hubungan pasien dengan
orang tua baik. Hubungan pasien dengan keluarga lainnya baik. Hubungan
dengan tetangganya baik. Hubungan dengan teman-temannya baik.
Premorbid :Pendiam namun ramah ke orang lain, tertutup kecuali ke adiknya dan
sepupunya, giat bekerja.
Faktor keturunan : - Faktor organik : - Faktor pencetus : putus dengan pacar dan berselisih dengan adik
III. STATUS INTERNA SINGKAT Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit reguler kuat angkat
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8 C
Pemeriksaan FisikKepala-Leher : a/i/c/d : -/-/-/-
Jantung : S1S2 tunggal, e/g/e: -/-/-
Paru-Paru : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : BU (+) normal
Extremitas : Akral hangat di ke-empat extremitas
Tidak ada oedem di ke-empat extremitas
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
7/8
7
IV. STATUS PSIKIATRI
Kesan Umum : Pasien tampak sesuai usianya, keadaan gizi cukup, kesehatan
fisik yang baik, pakaian rapi, sopan dan bersih, tidak ada cacat
fisik.Kontak : Mata (+), Verbal (+), relevan, lancar.
Kesadaran : Kualitatif : kesadaran berubah (psikotik)
Kuantitatif : GCS 4-5-6
Afek/Emosi : cemas
Proses Berpikir : Bentuk : otistik, non realistik
Arus : blocking
Isi : waham pengaruh, preokupasi kakek
Persepsi : halusinasi visual (+), halusinasi pendengaran (+)
Kemauan : dalam batas normal
Psikomotor : dalam batas normal
Intelegensia : dalam batas normal
V. DIAGNOSA
Aksis I : F. 20.09 Skizofrenia paranoid periode pengamatan kurang dari satu
tahun
Aksis II : -
Aksis III : -
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan hubungan sosial (diputus pacarnya dan
berselisih dengan adiknya)
Aksis V : GAF 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
VI. TERAPI
1. Farmakoterapi Resperidon 2 mg 101 Cepezet 0
2. Psikoterapi: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang sakit yang dialami pasien agar
keluarga dapat memahami dan menerima keadaan pasien.
-
7/31/2019 Skizofrenia paranoid lapsus
8/8
8
Meminta keluarga untuk memperhatikan kepatuhan pasien minum obat danmembawa pasien kontrol secara rutin.
Meminta supaya keluarga senantiasa memberi dukungan moral kepada pasien danmembimbing pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
VII. PROGNOSIS
Dubia Ad malam
Kepribadian premorbid (pendiam, tertutup) : Buruk Onset (akut, usia dewasa muda) : Buruk Kecepatan terapi (cepat) : Baik Faktor keturunan (tidak ada) : Baik Faktor pencetus (diketahui) : Baik Perhatian keluarga (kurang) : Buruk Ekonomi (kurang) : Buruk