Referat an Dan Lapsus Skizofrenia Paranoid

38
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA REFERAT & LAPSUS FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR REFERAT : ANOREKSIA NERVOSA LAPORAN KASUS : SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) Oleh : M. Ridha Zulfikar MH, S. Ked. 10542 0094 09 Pembimbing : dr. Hawaidah, Sp. KJ (K) 1

description

Skizofrenia Paranoid F20.0

Transcript of Referat an Dan Lapsus Skizofrenia Paranoid

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

REFERAT & LAPSUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

MARET 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

REFERAT :ANOREKSIA NERVOSA

LAPORAN KASUS :

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

Oleh :M. Ridha Zulfikar MH, S. Ked.

10542 0094 09

Pembimbing :dr. Hawaidah, Sp. KJ (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama: M. Ridha Zulfikar MH, S. Ked.

Stambuk:10542 0094 09

Judul Referat:Anoreksia Nervosa

Judul Lapsus : Skizofrenia Paranoid (F20.0)Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Maret 2014

Pembimbing

dr. Hawaidah, Sp. KJ (K)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan referat dan lapsus ini dengan judul Anoreksia Nervosa dan Skizofrenia Paranoid (F20.0). Syukur Alhamdulillah ya Allah. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.

Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas referat dan Lapsus ini. Namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada dr. Hawaidah, Sp. KJ (K), selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa referat dan lapsus ini masih jauh dari yang diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.

Semoga referat dan lapsus bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.

Makassar, Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

iv

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2

2.1. Defenisi

2

2.2. Epidemiologi

2

2.3. Etiologi

2

2.4. Diagnosis dan Gambaran Klinis

4

2.5. Diagnosis Banding

6

2.6. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

7

2.7. Terapi

8

BAB III KESIMPULAN

9

DAFTAR PUSTAKA

10

BAB IPENDAHULUANGangguan makan merupakan penyakit kompleks yang mengenai anak dan remaja. Berdasarkan DSM IV ada tiga bentuk gangguan makan yaitu: anoreksia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) dan gangguan makan yang tidak tergolongkan. Gangguan tersebut dapat menyebabkan morbiditas biologik, psikologik dan sosial, serta kematianAnoreksia nervosa adalah gangguan perilaku yang berkaitan dengan penolakan makan. Anoreksia nervosa dapat merupakan penyerta gangguan neurotik atau psikotik ataupun sindrom tersendiri yang disebut dengan istilah anoreksia idiopatik atau anoreksia esensialSeseorang dengan gangguan makan mungkin mulai dengan hanya makan jumlah yang lebih kecil dari biasanya, tetapi pada beberapa titik, keinginan untuk makan lebih sedikit di luar kendali. Gangguan makan sangat kompleks dan meskipun banyak penelitian ilmiah mengenai hal tersebut, penyakit ini tetap sulit dipahamiPenyebab gangguan makan belum diketahui dengan jelas, namun diduga terkait dengan berbagai faktor biologik, genetik dan psikososial. Mengingat kompleksnya aspekaspek biopsikososial kelainan ini maka diperlukan tim yang profesional dalam penanganannya, yang melibatkan dokter, perawat, ahli gizi dan kesehatan jiwa. BN memiliki prognosis yang lebih baik dari pada ANBAB IITINJAUAN PUSAKA

2.1. DefenisiAnoreksi adalah keluhan nafsu makan menurun dapat ditemukan pada semua penyakit, termasuk juga penyakit saluran makanan. Selain dari pada itu juga dapat ditemukan pada penderita dengan kelainan jiwa, atau jiwanya yang labil dan ini disebutkan anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa adalah contoh yang amat khas dari gangguan somatik yang penyebabnya berasal dari faktor psikik. Anoreksia nervosa adalah gangguan perilaku yang berkaitan dengan penolakan makan. Anoreksia nervosa dapat merupakan penyerta gangguan neurotik atau psikotik ataupun sindrom tersendiri yang disebut dengan istilah anoreksia idiopatik atau anoreksia esensial Penyebabnya tampaknya multifaktorial, dengan determinan termasuk pengaruh genetik, kepribadian perfeksionisme dan compulsiveness, riwayat gangguan kecemasan, keluarga, depresi, obesitas, rekan, tekanan budaya sekitar mengenai penampilan

Anorexia nervosa merupakan gangguan makan yang biasanya dimulai pada masa remaja dan ditandai oleh diet yang tekun, sering disertai dengan dorongan untuk berolahraga sehingga berat badan rendah berkelanjutan. Fitur lain termasuk body image terganggu, bertambahnya keinginan untuk menurunkan berat badan, dan ketakutan kegemukan 2.2. EpidemiologiTulisan pertama mengenai anorexia nervosa dipublikasikan pada abad XVI oleh porta, dokter dari Napoli yang berjudul Reflection of the prominent phylosoper Simone Porta of naples on the case of the young daughter della magna who lioved two years without eating or drinkingPada tahun 1689 Richard Morton menjelaskan mengenai: atrofi atau konsumsi dalam tegang, hilangnya jaringan tubuh yang terjadi tanpa demam,sering batuk, dan selalu disertai hilangnya nafsu makan dan gangguan yang jelas mengenai saluran pencernaan, seperti akilia dan dispepsia

2.3. Etiologi

Etiologi yang tepat tidak diketahui. Namun diduga terkait dengan berbagai faktor biologik, genetik dan psikososial. Selain jenis kelamin perempuan, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Kekhawatiran yang berlebihan tentang berat badan atau riwayat diet muncul, yang menunjukkan peningkatan risiko, dan beberapa faktor predisposisi genetik mungkin ada. Keluarga dan sosial faktor mungkin memainkan peran pulaBerikut adalah sejumlah faktor yang dianggap berperan terhadap kelainan ini, faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor psikososial berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri.

2. Faktor genetik adanya bukti bahwa AN banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot 2.4. Diagnosis dan Gambaran Klinis

Menurut PPDGJ-III ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal-hal seperti dibawah ini:

a. Berat badan tetap dipertahakan 15% dibawah yang seharusnya (baik yang berkurang maupun yang tak pernah dicapai), atau Quetelet body-mass index adalah 17,5 atau kurang (Quetelets body mass index = beart / tinggi ). Pada penderita pra-pubertas bisa saja gagal mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan.

b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah satu atau lebih dari hal-hal yang berikut ini:

Merangsang muntah oleh diri sendiri

Menggunakan pencahar (urus-urus)

Olah raga berlebihan

Memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika

c. Terdapat distorsi body-image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah.

d. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypolhalamic-pituitary-gonadal axis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual. (Suatu kekecualian adalah pendarahan vagina yang menetap pada wanita yang anoreksia yang menerima terapi hormon, umumnya dalam bentuk pil kontrasepsi). Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme periferal dari hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

e. Jika onset terjadinya pada masa pra-pubertas, perkembangan pubertas tertunda, atau dapat juga tertahan (pertumbuhan berhenti, pada anak perempuan buah dadanya tidak berkembang dan terdapat amenore primer; pada anak laki-laki genitalnya tetap kecil). Pada penyembuhan, pubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat2.5. Diagnosis Banding

Pada tahap pertama dalam menghadapi penyakit ini kita harus yakin bahwa tidak ada suatu penyebab organik. Selanjutnya harus pula kita perhatikan penyakit kronik, seperti tuberkulosis paru, tumor ganas, dll yang mungkin menjadi penyebab keluhan penyakit anoreksia nervosaBeberapa diangosis banding anoreksia nervosa adalah:

Kehilangan nafsu makan organik (R63.0)

Kehilangan nafsu makan psikogenik (F50.8)

2.6. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Tanpa pengobatan, angka kematian mendekati 10%. Dengan pengobatan, setengah dari pasien mendapatkan kembali sebagian atau semua berat badan. Sekitar seperempat memiliki hasil intermediate dan dapat kambuh. Selain itu memiliki hasil yang buruk, termasuk kambuh dan komplikasi fisik dan mental terus-menerus2.7. Terapi

Mengingat implikasi medis dan psikologi yang rumit dari anoreksia nervosa, rencana perawatan yang komprehensif, termasuk rumah sakit bila perlu dan terapi individu dan keluarga, dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan harus dipertimbangkan Secara umum terapi utamanya adalah psikoterapi ditambah dengan terapi simtomatik untuk gangguan sekunder yang timbul serta pemberian diet tertentu. Terapi hormonal kadang-kadang juga dibutuhkan

Mungkin diperlukan pengobatan intervensi jangka pendek untuk mengembalikan berat badan pada penderita anoreksia nervosa . Ketika berat badan telah parah atau cepat turun di bawah 75 % dari ideal, pemulihan dengan cepat sangat penting , dan rawat inap harus dipertimbangkanRawat inap di rumah sakit dianjurkan pada pasien-pasien dengan gangguan fisik berat atau pada mereka yang gagal dengan pengobatan rawat jalan. Namun dengan rawat inap pasien sering kehilangan berat badan kembali setelah keluar dari rumah sakit. Keputusan untuk rawat inap harus berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Keinginan pasien dan keluarganya.

2. Anjuran ahli.

3. Derajat beratnya penyakitPendekatan terapi yang dapat dilakukan untuk pasien anoreksia nervosa dapat berupa konseling dimana konseling merupakan proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional dan memutuskan hal tertentu. Fokusnya pada masalah klien atau pasien. Percakapannya merupakan percakapan dua arah. Bertujuan untukmembantu klien untuk mengenal dirinya, memahami permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesiannya Parental counseling merupakan salah satu contoh konseling yang dapt dilakukan, pendekatan ini untuk mengajarkan hal-hal praktis seperti perencanaan makanan, pendidikan dan mengembalikan aktivitas sehari-hari pada penderita orangtua Terapi keluarga dan konseling pernikahan dilakukan bilak eadaan keluarga atau pernikahan itu sendiri yang menjadi sumber atau penyebab gangguan, dan akan sangat bermanfaat bila komunikasi dalam keluarga jelek Psikoterapi yang dapat diberikan pada penderita anoreksia nervosa adalah psikoterapi perilaku atau behavioral dan psikoterapi kognitif. Terapi perilaku telah ditemukan efektif untuk mendorong kenaikan berat badan meski tidak besar. Pemantauan merupakan komponen penting dari psikoterapi kognitif dan perilaku. Pasien diajarkan untuk memantau asupan makanan, perasaan dan emosi mereka, perilaku mereka, dan masalah mereka dalam hubungan interpersonal. Pasien diajarkan menrestruktur dan mengidentifikasi keyakinan inti mereka. Pemecahan masalah merupakan metode khusus dimana pasien belajar bagaimana memikirkan dan menyusun strategi untuk mengatasi masalah yang terkait makanan dan interpersonal mereka. Kerentanan pasien untuk bergantung pada perilaku anorectic dapat diatasi jika mereka dapat belajar untuk menggunakan teknik ini dengan efektifBAB III

KESIMPULANAnoreksia nervosa adalah gangguan perilaku yang berkaitan dengan penolakan makan. Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

Anorexia nervosa terjadi terutama pada anak perempuan dan wanita muda. Onset biasanya selama masa remaja.

Etiologi yang tepat tidak diketahui. Dapat berupa pengaruh genetik, gangguan kecemasan, keluarga, depresi, obesitas, rekan sekitar, tekanan dan budaya sekeliling terhadap penampilan.

Secara umum terapi utamanya adalah psikoterapi ditambah dengan terapi simtomatik untuk gangguan sekunder yang timbul serta pemberian diet tertentu.DAFTAR PUSTAKA

1. S. Lisal, Johan. 2006. Gangguan Makan Pada Anak Dan Remaja. http://med.unhas.ac.id/DataJurnal/tahun2006vol2007/ARTIKEL%20MASUK%202006%20ok/GANGGUAN%20%20MAKAN%20%20PADA%20%20ANAK%20%20DAN%20%20REMAJA.pdf.

2. National Institutes of Health. 2007.Eating Disorder.US: DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES.3. Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi.Bandung: P.T. Alumni.4. Yager, Joel., dan E. Andersen, Arnold. 2005. Anoreksia Nervosa. The New England Journal of Medicine.5. E. Bernstein, Bettina. 2012. Pediatric Anorexia Nervosa. California: medscape, Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/912187-overview#aw2aab6b2b3aa.6. Slamet, Suryono. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

7. J. Stunkard, Albert., dan G. Terence, Wilson. 2008. Anorexia Nervosa. USA: The Merck Manuals., Available from URL: http://www.merckmanuals.com/professional/psychiatric_disorders/eating_disorders/anorexia_nervosa.html8. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.9. Sadock, Benjamin James dan Sadock, Virginia Alcott. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry. New York: Lippincott Williams & Wilkins.10. Maramis, Willy F dan Maramis, Albert A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.11. Elvira, Sylvia D dan Hadisukanto, Gitayanti. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.LAPORAN KASUS PSIKOTIK

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. HsUmur

: 46 Tahun

Alamat

: PL. Balang Lompo, Kabupaten PangkepAgama

: Islam

Suku

: Bugis-MakassarStatus perkawinan

: MenikahPendidikan

: SDPekerjaan

: PembantuAlloanamnesis didapat dari Anak pasien

Nama

: Ny. KHubungan dengan pasien: Ibu kandung

II. LAPORAN PSIKIATRI

A. Keluhan utama :

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang :Keluhan dan gejala

Keluhan ini dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku mendengar suara bisik-bisikan yang memerintahnya, pasien ingin membakar dirinya karena diperintah oleh suara-suara bisikan, pasien juga sering disuruh bunuh diri oleh suara bisikan tersebut. Pasien juga mengaku selalu mendengar suara 4 orang yang tidak dikenalnya. Pasien juga mengamuk katika TV dinyalakan. Pasien juga sering jalan-jalan mutar-mutar karena bila berdiam diri akan dilarang oleh suara-suara bisikan, pasien keluar masuk Rumah Sakit sehingga tidak dapat dihitung lagi. Pasien juga meyakini bahwa dirinya sakit karena di guna-guna oleh salah seorang tetangganya yang iri terhadap dirinya. Pasien rawat inap terakhir 4 bulan yang lalu. Dan 4 hari yang lalu pasien pulang kerumahnya sebelum masuk lagi ke Rumah Sakit, pasien dikeluarkan karena telah merasa baik, pasien teratur minum obat. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat penyakit dulu

(+)

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

Merokok (+) 1 bungkus/hari

Alkohol (+)

3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya

Pasien pernah dibawa ke RSKD beberapa kali sebelumnya.E. Riwayat kehidupan pribadi

1. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir normal dirumah, cukup bulan, dan ditolong oleh dukun.1. Riwayat masa kanak awal pertengahan

a. Usia 1-3 tahun

Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak sebayanya.

b. Usia 3-5 tahun

Pada usia 5 tahun pasien sering bermain-main bersama teman-teman seumurannya.c. Usia 6-11 tahun

Pada umur 6 tahun pasien mulai masuk SD dan hanya sampai kelas 4 SD. 2. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

Pada usia ini pasien tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya namun sering dirumah membantu-bantu orang tuanya.

3. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat PendidikanPasien hanya bersekolah sampai kelas 4SD dan tidak lanjut ke jenjang berikutnya.b. Riwayat PekerjaanPasien bekerja sebagai pembantu dan terkadang meenjual di pasar.c. Riwayat PernikahanPasien telah menikah sebanyak 3 kalid. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara (,) Hubungan pasien dengan keluarga baik . pasien mempunya 1 anak dan suaminya meninggal 6 bulan yang lalu.e. Riwayat Kehidupan SosialHubungan pasien dengan tetangga dan teman teman sebayanya terjalin baik.

f. Riwayat AgamaPasien memeluk agama islam.g. Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal serumah bersama orang tuanya, adik beserta keluarganya. h. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannyaPasien merasa baik-baik saja dan tidak sakit.AUTOANAMNESIS

DM: Asslamualaikum ibu, selamat pagi

P

: Wsslm.. pagi dok..

DM : Perkenalkan saya dokter muda yang bertugas di RS ini. Siapa namata ?

P

: Namaku Hs dokterDM : Berapa umurta Bu Hs ?

P

: 46 tahun dok

DM : Bu kita orang asli mana ?

P

: Saya asli Pangkep dok

DM : Bu karna kita sudah saling kenal, bisa saya tanya-tanya sedikit

tentang keadaan dan kepribadianta ? saya mau tau bagaimana

pengalaman hidupta

P

: Iya dok silahkan dok *dengan jawaban yang sopan

DM : Sudah berapa lamaki dirawat disini Bu ?

P: Sudah 1 bulan mi mungkin dok, sering ka saya keluar masuk disini dok tapi saya lupa mi berapa kali

DM : Kenapa bisaki dibawa kesini ?

P

: Karena gara-gara Ilmu dokDM : Ilmu apa itu Bu?

P:Ilmu yang na kasi kena-kena ka sama orang dok, karena mau ka na siksa.DM : Na siksa bagaimana ki bu ?

P

: Selalu ka na suruh bakar diri ku dok,

DM: Kenapa ki mau bakar diri ta?

P

: Pengaruh setan dokDM : Pengaruh setan bagaimana?setan itu yang suruh ki ibu ?

P: Iye dok, dia bisik-bisik ka terus, na suruh ka juga jalan-jalan terus karna kalau diam ka na larang ka, dia marah kalau saya diam-diam.

DM : Kita liat itu yang biasa bisik-bisik ditelinga ta?

P: Iya dok, kadang ada saya liat bayangan seperti setan, itu anaknya anggota golkar di balla lompo yang suruh ka begitu, karena saya P3 dulu.DM : Kenapa dia yang kita bilang suruh ki bakar diri ta?P: Karena memang dia dok, dia ndak mau liat saya senang, dia selalu iri sama saya.DM : Kita sadar itu kalau kita ada yang bisik-bisik ki?

P: Sadar biasa dok, karena pengaruh ilmu, ada juga itu yang sering saya dengar tinggal 4 orang pak munir ji saya tau namanya.

DM : Apa biasa dia bilang ke kita itu 4 orang? kita kenal sama pak munir?

P: Ndak tau dok, apa dia bilang. tidak saya kenal juga sama mereka, tidak saya liat juga orangnya dok.

DM : Ibu kita merasa biasa ada yang kejar-kejar ki atau ada orang ikuti ki?P: Iye dok, itu mi tadi yang saya bilang, itu anaknya anggota golkar di daerahku, dia itu selalu yang mau sakiti ka, mau ka juga na bunuh. Dia juga yang biasa ajak ka iris tangan ku dok,

DM: Ibu berapa kali mi masuk di Rumah Sakit ini?

P: Sudah sering mi dok, itu statusku banyak sekali mi. Pernah ka juga parangi orang

DM: Kenapaki mau parangi orang?

P: Itu toh dok, kalau ada yang kasi ki baru cantik sekali kita liat jangan ki ambil ki atau makan itu. Karna saya dulu begitu ka dok, ada pisang na kasi ka mama ku na bilang dari dukun baru cantik sekali saya liat itu pisang, baru saya makan mi langsung ka pergi cari parang langsung saya parangi itu orang, di jahit ki kepalanya itu orang.

DM: Kenapa sampai itu yang kita parangi?

P

: Karna waktu itu ada yang suruh ka dok.

DM: Kita kenal itu yang suruh ki?

P

: TidakDM: Sama itu suara yang perintah ki bakar diri ta dengan yang suruh ki parangi itu orang?

P

: Tidak, beda tong lagi itu.DM: Oo iya

DM : Ibu tinggal dirumah dengan siapa ?

P

: Bertiga k dirumah dok. Sama orang tua dan adik

DM : Kita berapa bersaudara ?

P

: Dua orang dokDM : Kita anak ke berapa ?

P

: Anak pertamaDM : Yang kedua cewek atau cowok ?

P

: Cowok dokDM : Oo iya.. Kalau Ibu sendiri bagaimana ? sudah menikah/belum

P

: Sudah dok, sudah 3 kaliDM : Kenapa ki menikah 3 kali ibu ?

P

: Karna suamiku yang pertama tidak cocok ka dok,

DM : Kalau yang kedua ibu?

P: Sama juga dok, mungkin karena pelarian jadi tidak lama sama dia.

DM: Yang ketiga?

P

: Kalau yang ketiga sudah meninggal mi.

DM : Kapan dia meninggal?

P: Waktu tahun 2013, saya di Rumah Sakit waktu dia meninggal, jadi pas hari ke 100 nya baru saya ada.

DM: Kenapa ki tidak datang waktu meninggal suami ta?

P

: Dirumah sakit ka dok, tidak ada yang kasi tau ka.DM : Oo iya. Ibu kita tau dimana sekarang ?

P

: Di Rumah Sakit dok

DM : Menurutta kita sakit atau tidak ?

P

: Iya dok, sakit karena ilmuDM : Masih ingat tahun berapaki lahir ?

P

: Tahun 1968 dok

DM: Sekolah SD dimanaki ibu ?

P

: Saya lupami dok

DM : Tadi pagi sarapan apa ?

P

: Nasi sama telur

DM : Coba, bisa ki ulangi 7965

P

: 7965

DM : Kita tahu apa artinya peribahasa panjang tangan ?

P

: Iya dok, artinya pencuri

DM: Kalau ada kita temukan dompet dijalan, kita apakan ki itu dompet bu ?

P: Saya ambilki dok, terus saya kembalikan ke orangnya

DM : Oo iya Ibu, kalau begitu terima kasih banyak ya bu sudah mau ki

ditanya-tanya.

P

: Sama-sama dok

D. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1) Penampilan

Tampak seorang wanita bertubuh kurus dengan potongan rambut pendek, nyaris botak, memakai baju warna hijau dengan celana pendek sebetis berwarna putih, kurang rapi. Wajah pasien sesuai dengan umur, perawatan diri kurang.

2) Kesadaran

Berubah

3) Perilaku dan aktivitas psikomotor

Pasien duduk tenang saat wawancara

4) Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

B. Keadaan Afektif

1) Mood

: Eutimik

2) Afek

: Restrictif (terbatas)

3) Keserasian

: Tidak serasi

4) Empati

: Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (kognitif)

1) Taraf pendidikan: Sesuai dengan taraf pendidikan

2) Orientasi :

a. Waktu

: Baik

b. Tempat: Baik

c. Orang

: Baik

3) Daya ingat:

a. Jangka Panjang: Baik

b. Jangka Sedang

: Baik

c. Jangka Pendek

: Baik

d. Jangka Segera

: Baik

4) Konsentrasi dan perhatian

: Baik

5) Pikiran Abstrak

: Baik

6) Bakat Kreatif

: Menyanyi7) Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

D. Gangguan Persepsi :

1) Halusinasi

: Halusinasi visual (melihat bayangan) dan

halusinasi auditorik (mendengar suara)

2) Ilusi

: Tidak ada

3) Depersonalisasi: Tidak ada

4) Derealisasi: Tidak ada

E. Pikiran

1) Arus pikiran:

a. Produktivitas: Cukup, berbicara spontan

b. Kontinuitas: Relevan

2) Isi pikiran

a. Preokupasi: Tidak ada

b. Gangguan isi pikiran:

Waham curiga : pasien merasa ada seseorang yang ingin melakukan kejahatan terhadap dirinya.F. Pengendalian Impuls : Cukup

G. Daya Nilai dan Tilikan

1) Norma sosial: Tidak terganggu

2) Uji daya nilai: Tidak terganggu

3) Penilaian realita: Terganggu

4) Tilikan

: Derajat 3 (sadar bahwa dirinya sakit tetapi melemparkan kesalahan kepada orang lain)

H. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

E. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

A. Status Internus :

TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86x/I, Pernapasan : 20x/I, Suhu : 370c, Jantung : DBN, Paru-paru : DBN

B. Status Neurologis :

GCS (E4M6V5), Pupil : Bulat (isokor) ukuran 2 mm, reflex cahaya langsung (+/+), tanda rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig sign (-), fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.F. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien Masuk Rumah Sakit yang diantar oleh keluarga pasien karena mengamuk keluhan ini dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku mendengar suara bisik-bisikan yang memerintahnya, pasien ingin membakar dirinya karena diperintah oleh suara-suara bisikan, pasien juga sering disuruh bunuh diri oleh suara bisikan tersebut. Pasien juga mengaku selalu mendengar suara 4 orang yang tidak dikenalnya. Pasien juga mengamuk katika tv dinyalakan. Pasien juga sering jalan-jalan mutar-mutar karena bila berdiam diri akan dilarang oleh suara-suara bisikan, pasien telah bolak-balik keluar Rumah sakit sehingga tidak dapat dihitung lagi. Pasien juga meyakini bahwa dirinya sakit karena di guna-guna oleh salah seorang tetangganya yang iri terhadap dirinya. Pasien rawat inap terakhir 4 bulan yang lalu. Dan pasien dikeluarkan 4 hari sebelum masuk lagi ke Rumah sakit, pasien dikeluarkan karena telah merasa baik, pasien teratur minum obat. Dari pemeriksaan status mental didapatkan Penampilan Tampak seorang wanita bertubuh kurus dengan potongan rambut pendek, nyaris botak, memakai baju warna hijau dengan celana pendek sebetis berwarna putih, kurang rapi. Wajah pasien sesuai dengan umur, perawatan diri kurang. Didapatkan kesadaran berubah, pasien duduk tenang saat wawancara, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif, mood eutimik, afek restrictif (terbatas), keserasian tidak serasi, dan empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual baik, terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi, dan gangguan isi pikir berupa waham curiga. Pengendalian impuls cukup, norma sosial tidak terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, penilaian realita terganggu, dan tilikan derajat 3 (pasien merasa bahwa dirinya sakit tetapi melemparkan kesalahan kepada orang lain).

G. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)

Aksis I :

Berdasarkan autoanamnesa, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna, yakni mengamuk dengan pola perilaku marah-marah, memecahkan perabotan rumah, serta ingin membakar dirinya sendiri, sehingga menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarga serta lingkungannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi visual maupun auditorik, sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa psikotik.Pada riwayat penyakit sebelumnya serta pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum maupun kelainan pada otak yang mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga pasien didiagnosa gangguan jiwa psikotik non organik.Dari pemeriksaan status mental pasien didapatkan gejala yaitu afek yang terbatas, gangguan persepsi berupa halusinasi visual maupun auditorik, serta waham dengan perlangsungan penyakit > dari 1 bulan. Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) didiagnosis dengan Skizofrenia Paranoid (F20.0)Aksis II : Berdasarkan data premorbit tidak didapatkan kepribadian yang mengarah ke salah satu cirri kepribadian, maka dikategorikan ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Tidak jelas. Diduga karena faktor ekonomiAksis V : GAF Scale 60-51 (Gejala sedang, Disability sedang)

H. PROGNOSIS

Faktor pendukung :

Tidak ditemukan riwayat organobiologik

Ada dukungan dari keluarga untuk sembuh Faktor Penghambat :

Stressor tidak jelasI. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka :Haloperidol 5mg 3x1

Chlorpromazine 100mg 0-0-1

Triheksipenidhil 2mg 2x1 (bila perlu)

Psikoterapi : Meminta pasien untuk teratur minum obat

J. FOLLOW UP

Memantau keadaan pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi serta memantau efek samping obat.K. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan dari PPDGJ-III, pada umumnya Skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Untuk mendiagnosis skizofrenia, sedikitnya ada satu atau dua gejala berikut ini yang sangat jelas :

a. Thought

Thought Echo

Thought insertion or withdrawal

Thought broadcasting

b. Delusion

Delusion of control

Delusion of influence

Delusion Of passivity

Delusional perceptionc. Halusinasi

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau

Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya

Yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau polotik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas.

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik olehwaham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.c. Perilaku katatonik, seperti keadaan galuh gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor.d. Gejala-gejela negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkanpenarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harusjelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptikaAdanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

Harus ada sesuatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhandari beberapa aspek prilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagaihilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam dirisendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.Pedoman diagnostik skizofrenia paranoid :

Memenuhi kriteria umum skizofrenia

Sebagai tambahan

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memerintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh : halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol.

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control) dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata/ tidak menonjol.

ii

iii

ii

iv

14