Skizofrenia Paranoid

17
Pendahuluan Gangguan psikotik adalah kondisi dengan ketidakmampuan yang berat dari daya nilai realitas. Bukti langsung ketidakmampuan dari daya nilai realitas dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya waham atau halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologik kondisi itu, atau inkoherensi atau katatonia. Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, ‘miskin’ kontak emosional seperti pendiam, sulit diajak bicara, pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif. Anamnesis Anamnesis dilakukan dengan wawancara psikiatrik atau riwayat psikiatrik. Yang terdiri atas keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat psikiatrik lampau, riwayat medis lampau, riwayat keluarga, serta riwayat perkembangan psikologis dan sosial. 1. Keluhan Utama

description

blok22

Transcript of Skizofrenia Paranoid

PendahuluanGangguan psikotik adalah kondisi dengan ketidakmampuan yang berat dari daya nilai realitas. Bukti langsung ketidakmampuan dari daya nilai realitas dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya waham atau halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologik kondisi itu, atau inkoherensi atau katatonia. Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, miskin kontak emosional seperti pendiam, sulit diajak bicara, pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangandorongan kehendak atau inisiatif.AnamnesisAnamnesis dilakukan dengan wawancara psikiatrik atau riwayat psikiatrik. Yang terdiri atas keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat psikiatrik lampau, riwayat medis lampau, riwayat keluarga, serta riwayat perkembangan psikologis dan sosial.1. Keluhan UtamaKeluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau mencari pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri. Dengan demikian dapat diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk mengobservasi dan mengevaluasi diri. Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap kondisi pasien, masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan daripada masalah yang sesungguhnya menurut dokter. Keluhan utama ini yang akan dijabarkan lebih jauh dalam riwayat penyakit sekarang. Ada baiknya jika pada permulaan, pasien diberi kebebasan untuuk menceritakan kisahnya, membatasi jumlah pertanyaan dan menggunakan pertanyaan terbuka. Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik bahwa dokter bersedia mendengarkan, juga akan membuat pasien menunjukkan proses berpikir dan pola bicara yang sebenarnya.2. Riwayat Penyakit SekarangKlasifikasi tentang keluakan utama dilakukan disini. Informasi yang dicarai antara lain mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gejala yang dialami, onset, dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala itu konstan, hilang timbul, atau makin memburuk, faktor yang mencetuskan dan meringankan gejala, peristiwa yang baru terjadi seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga, keuangan, hukum, pekerjaan, dan masalah sosial yang mungkin berhubungan dengan timbulnya gejala serta pertolongan apa saja yang sudah diupayakan. Alasan penghentian pengobatan, penting untuk mengetahui ketaatberobatan pasien. Yang perlu juga ditanyakan adalah penggunaan alkohol atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi, dan kapan penggunaan terakhir.3. Riwayat Psikiatrik LampauBagian ini menggambarkan semua episode dan gejala yang pernah dialami dahulu sebelum ini, diobati ataupun tidak. Dimulai dari pertama kali gejala atau episode tersebut muncul sampai dengan yang terakhir. Harus digambarkan disini perjalanan longotudinal gejala tersebut, apakah terus menerus, kambuhan, atau episode tunggal. Jika pasien pernah mendapatkan pengobatan termasuk psikoterapi sebelum ini, tanyakan jenisnya, dosis, dan lama pengobatan. Juga alasan penghentian pengobatan. Hal ini akan membantu membedakan antara kondisis non-respons dan pemberian dosis subterapeutik.4. Riwayat Medik LampauTujuan pemeriksaan ini adalah menyaring penyakit medis dan menemukan penyebab medis dari penyakit psikiatrik. Yang utama disini adalah riwayat penyakit medis yang relevan terhadapa keluhan utama, termasuk penyakit medis sekarang dan pengobatannya serta penyakit keuturunan. Juga digambarkan riwayat pembedahan yang pernah dialami. 5. Riwayat KeluargaMengetahui siapa saja keluarga pasien yang menderita gangguan jiwa akan bermanfaat untuk memperoleh gambaran diagnostik seutuhnya, karena banyak gangguan jiwa bersifat familial dan mempunyai komponen genetik. Untuk masing-masing anggota keluarga dapatkan informasi berikut: umur, jika meninggal: tahun, umur, dan penyebab meninggalnya; juga hubungan interpersonal orang tersebut dengan pasien (dekat, asing, bermusuhan, pelaku, atau korban penganiayaan fisik atau seksual).6. Riwayat SosialKebiasaan sosial, pemakaian Napza, hobi dan pengisian waktu luang, hubungan antarmanusia, kondisi perumahan, relasi sosial, catatan hukum, kasus kriminal dan penahanan, hukuman penjara.1Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan MentalPemeriksaan PenunjangDifferential DiagnosisWorking DiagnosisSkizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karateristik dari pikiran dan presepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.5Pedoman Diagnostik : 5Harus ada sedikitnya satu dari gejala ini yang amat jelas:1. Thought Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama namun kualitasnya berbeda. Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya atau pikirannya diambil keluar oleh suatu dari luar dirinya. Throught broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya.2. Delusi delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar delusion of influence = waham tentang dipengaruhi oleh suatu kekuatan dari luar delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu kekuatan tertentu dari luar delusional of perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.3. Halusinasi auditorik Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien Mendiskusi perihal pasien diantara mereka sendiri Jenis suara yang berasal dari salah satu bagian tubuhWaham-waham menetap lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan suatu yang mustahil.Atau paling sedikit dua jenis gejala di bawah ini harus selalu ada:1. halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan efektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus menerus.2. arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau berbicara yang tidak relevan atau neologis.3. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibelitas cerea, negativisme, mutisme dan strupor.4. gejala-gejala negatif. Seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas semua hal tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.Adanya gejala khas diatas telah berlangsung kurun waktu s1 bulan atau lebih (tidak berlaku untuk fase nonpsikotik prodormal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten yang bermakna dalam mutu dari beberapa aspek prilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.Jenis SkizofreniaDiagnosa Skizofrenia berawal dari Diagnostik and Statistical Manual ofMental Disorders (DSM) yaitu: DSM-III (American Psychiatric Assosiation,1980) dan berlanjut dalam DSM-IV (American Psychiatric Assosiation,1994) danDSM-IV-TR (American Psychiatric Assosiation,2000). Berikut ini adalah tipeskizofrenia dari DSM-IV-TR 2000. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yangdominan yaitu (Davison, 2006) :1.5.1. Tipe ParanoidCiri utama skizofrenia tipe ini adalah waham yang mencolok atau halusinasiauditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afektif yang relatif masihterjaga. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran, ataukeduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham kecemburuan,keagamaan, atau somalisas) mungkin juga muncul. Ciri-ciri lainnya meliputiansietas, kemarahan, menjaga jarak dan suka berargumentasi, dan agresif.1.5.2. Tipe Disorganized (tidak terorganisasi)Ciri utama skizofrenia tipe disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkahlaku kacau dan afek yang datar atau inappropriate. Pembicaraan yang kacau dapatdisertai kekonyolan dan tertawa yang tidak erat kaitannya dengan isi pembicaraan.Disorganisasi tingkah laku dapat membawa pada gangguan yang serius padaberbagai aktivitas hidup sehari-hari.1.5.3. Tipe KatatonikCiri utama skizofrenia tipe ini adalah gangguan pada psikomotor yang dapatmeliputi ketidakbergerakan motorik (waxy flexibility). Aktivitas motor yangEpidemiologiDi seluruh dunia prevalensi seumur hidup skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. Lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada usia yang lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden skizofrenia lebih besar di daerah urban dibandingkan daerah rural.Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat,terutama ketergantungan nikotin yaitu hampir 90% pasien. Pasien skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku menyerang. Bunuh diri merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang terbanyak, hampir 10% dari pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri.EtiologiKarena banyak ragamnya presentasi gejala dan prognostik skizofrenia, tak ada faktor etiologik tunggal yang dianggap kausatif. Model yang paling sering digunakan adalah model stres-diatesis, yang mengatakan bahwa orang yang menderita skizofrenia memiliki kerentanan biologik khas, atau diatesis, yang dicetuskan oleh stres dan menimbulkan gejala skizofrenia. Stres mungkin biologik, genetik, psikososial, atau lingkungan. Berikut ini beberapa etiologi skizofrenia yang dikemukakan beberapa para ahli;1. KeturunanDapat dipastikan bahwa ada faktor keturunan yang juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. potensi untuk mendapatkan skizofrenia diturunkan (bukan penyakit itu sendiri) melalui gene yang resesif. Potensi ini mungkin kuat, mungkin juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi skizofrenia atau tidak (mirip hal genetik pada diabetes melitus).2. BiokimiaSkizofrenia mungkin berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang memungkinkan neuron-neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari aktivitas neurotransmitter dopamine yang berlebihan di bagian-bagian tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal terhadap dopamine. Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas dopamine yang berlebihan saja tidak cukup untuk skizofrenia. Beberapa neurotransmitter lain seperti serotonin dan norepinephrine tampaknya juga memainkan peranan.3. PsikososialFaktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter yang semakin lama semakin kuat, adanya trauma yang bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang tua anak yang patogenik, serta interaksi yang patogenik dalam keluarga. Pasien yang keluarganya memiliki emosi ekspresi (EE) yang tinggi memiliki angka relaps lebih tinggi daripada yang berkeluarga berekspresi emosi lebih rendah. EE telah didefinisikan sebagai setiap perilaku yang intrusif, terlibat berlebihan, terlepas dari itu kejam dan kritis ataukah mengontrol dan membayikan.Sangat penting untuk mengerti stresor psikososial mana yang mungkin spesifik untuk pasien skizofrenik masing-masing. Mengetahui bahwa stres psikologik dan lingkungan paling mungkin mencetuskan dekompensasi psikotik pada pasien akan mcmbantu klinisi secara suportif mengarah ke hal ini dan dalam proses itu membantu pasien merasa dan tetap lebih terkontrol.2Patofisiologi1. Neurobiologi Terdapat peningkatan jumlah penelitian yang mengindikasikan adanya peran patofisiologis area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat melibatkan proses patologi primer di tempat lain. Pencitraan otak manusia hidup dan pemeriksaan neuropatologi jaringan otak postmortem menyatakan sistem limbik sebagai lokasi potensial proses patologi primer pada setidaknya beberapa, bahkan mungkin sebagian besar, pasien skizofrenia. Dua area yang menjadi subjek penelitian aktif adalh waktu ketika suatu lesi neuropatologi terlihat di otak serta interaksi lesi tersebut dengan stresor sosial dan lingkungan. Dasar penampakan abnormalitas otak mungkin terletak pada pembentukan abnormal atau pada degenerasi neuron setelah pembentukan. Namun, fakta bahwa kembar monozigotik memiliki angka kejadian bersama sebesar 50% menyiratkan adanya interaksi yang masih sangat sedikit diketahui antara lingkungan dan timbulnya skizofrenia. Di lain pihak, faktor yang mengatur ekspresi gen baru mulai dipahami. Meski kembar monozigotik mempunyai informasi genetik yang sama, regulasi gen yang berbeda sepanjang hidup mungkin menyebabkan salah satu kembar monozigotik mengalami skizofrenia, sementara kembarannya tidak. 2. Neuroanatomik, Neurofungsional, dan NeurokognitifCT-scan dan MRI secara konsisten menunjukkan peningkatan volume ventrikel lateral dan ketiga pada pasien skizofrenia. Studi ini umumnya juga menunjukkan pengurangan volume otak secara keseluruhan pasien skizofrenia dan pengurangan tertentu. dalam ukuran dari struktur lobus temporal medial, seperti amigdala dan hipokampus. Selain itu, penelitian telah melaporkan penurunan ukuran dari thalamus dan kelainan pada garis tengah daerah perkembangan. Tak satu pun dari perubahan ini spesifik untuk skizofrenia, meskipun beberapa telah terbukti ada pada pasien dengan episode penyakit pertama dan tidak menggunakan obat sebelumnya. Teknik fungsional neuroimaging, seperti tomografi emisi positron (PET), menunjukkan secara in vivo pengukuran metabolisme glukosa regional atau aliran darah otak, dimana keduanya mencerminkan aktivitas neuron regional. Sebagian besar penelitian telah mendeteksi perubahan aktivitas di korteks prefrontal, struktur ganglia basalis, daerah temporo-limbik, dan thalamus, menunjukkan fungsi sirkuit cortico-striato-thalamo-kortikal yang terganggu. Penurunan aktivitas dalam korteks prefrontal pada pasien skizofrenia sering diamati selama tugas aktivasi kognitif dan memori kerja. Selama halusinasi pendengaran aktif, aktivasi abnormal thalamus, striatum, limbik, dan daerah paralimbik telah terdeteksi. Pasien skizofrenia yang menampilkan kelainan pada bagian prefrontal, thalamic, dan cerebellar, menunjukkan gangguan dalam sirkuit pontine-cerebellar-thalamic-frontal.3. Neurokimia Penemuan menunjukkan bahwa disregulasi dopamin yang kompleks terjadi dengan aktivitas hiperdopaminergik dalam proyeksi mesencephalic ke striatum limbik dan aktivitas hipodopaminergik di neokorteks. Bukti dari kegiatan hiperdopaminergik termasuk hubungan antara efektivitas dopamin reseptor yang mengikat obat dan pengurangan gejala positif serta peningkatan reseptor D2 dalam studi postmortem dan PET. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berbagai gejala positif berhubungan dengan kelainan dalam penyimpanan dopamin presynaptic, pelepasan, transportasi, dan reuptake dalam sistem mesolimbik. Hipo-aktivitas dari sistem dopamin ditunjukkan dari penemuan penurunan onset dopamin pada pasien dengan gejala negatif, dan dalam beberapa penelitian agonis dopamin telah terbukti memperbaiki gejala negatif. Pencitraan fungsional juga menunjukkan bahwa hipo-frontalitas akan lebih parah pada pasien dengan gejala negatif. Serotonergik, glutamatergic, dan sistem neurotransmitter lainnya (misalnya, gamma-aminobutyric acid [GABA]) telah diselidiki pada skizofrenia, terutama mengacu pada interaksi dengan sistem dopaminergik.. Dalam studi tentang sistem GABAergic, penurunan dekarboksilase asam glutamat, enzim GABA-sintesis, telah diamati dalam korteks prefrontal pada pasien skizofrenia, dan perubahan dalam subtipe neuron GABAergic telah dilaporkan.Sistem opioid juga telah dianggap sebagai kandidat yang berpotensial yang terlibat dalam skizofrenia, didasarkan terutama pada kesamaan antara efek farmakologis dari terjadinya tanda opioid dan kejiwaan. Hipotesis telah diusulkan pada peningkatan maupun penurunan level dari berbagai peptide opioid sebagai faktor yang mendasari sebagai penyebab gejala skizofrenia. Namun, penelitian klinis berdasarkan hipotesis sering menghasilkan hasil variable atau bermacam-macam.8PenatalaksaanMedikamentosa1. Terapi biologik 2,10Skizofrenia diobati dengan antipsikotik. Obat ini dibagi dalam 2 golongan yaitu antipsikotik generasi I (APG I) atau dopamine reseptor antagonis (DRA) dan anti psikotik generasi II (APG II) atau serotonin dopamine antagonis (SDA) atau Pada awalnya pikirkan obat APG II yakni klorpromazine yang dapat diberikan pada kisaran dosis ekuivalen 300-600 mg per hari. Pemeliharaan dosis rendah antipsikotik diperlukan, setelah kekampbuhan pertama. Dosis pemeliharaan sebaiknya dipertahankan selama beberapa tahun.2Obat APG I berguna terutama untuk mengontrol gejala positif sedangkan untuk gejala negative tidak bermanfaat. Obat APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun negative. Standart emas adalah APG II.10Klozapin dipakai pada kasus resisten. Pada umumnya obat potensi tinggi maupun rendah sama efektifnya, tapi salah satunya mungkin lebih manjur pada kasus individual. Gunakan klorpromazin sebagai rujukan untuk potensi relative. Haloperidol dipakai untuk penangan cepat (1-10mg peroral atau IM selama 30-60 menit); dosis harian dapat setinggi 100 mg.Beberapa contoh obat APG I, antara lain:10 Fenotiazine ( chlorpromazine, thioridazine, perphenazine, trifluoperazine) Tioxantine Butirofenon (haloperidol) Difenilbutil piperidine (pimozid)Beberapa contoh obat APG II, antara lain:10 Clozapine Risperidone Olanzapine QuetiapinePemeliharaan: sesudah tanda dan gejala reda dan pasien stabil (biasanya sesudah 4 minggu), dosis dapat diturunkan ke tingkat rendah untuk menjaga pasien bebas gejala. Sesudah 6 bulan remisi, obat dapat distop sementara masa percobaan apakah timbul relaps, jika kambuh obat diberikan lagi. Sebagian pasien mungkin memerlukan terapi pemeliharaan seumur hidup untuk mencegah relaps.112. Terapi kejang listrik(TKL) 2Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa psikosis akut. Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespons dengan obat dapat membaik dengan TKL.Non- medika mentosa:121. PsikososialTerapi kelompok: focus pada dukungan dan pengembangan keterampilan sosial (aktivitas sehari- hari). Kelompok khususnya berguna mengurangi isolasi sosial dan menambah uji realita.Terapi keluarga: dapat secara berarti mengurangi angka relaps untuk anggota keluarga skizofrenik. Interaksi keluarga berekspresi emosi tinggi dapat dikurangi dengan terapi keluarga. Terapi seni: Terapi seni dirancang untuk mempromosikan ekspresi kreatif. Bekerja dengan terapis seni dalam sebuah kelompok kecil atau individu dapat memungkinkan Anda untuk mengekspresikan pengalaman Anda dengan skizofrenia. Beberapa orang menemukan bahwa mengekspresikan hal-hal dalam cara non-verbal melalui seni dapat memberikan pengalaman baru skizofrenia dan membantu mereka mengembangkan cara-cara baru berhubungan dengan orang lain. Terapi seni telah ditunjukkan untuk mengurangi gejala negatif dari skizofrenia pada beberapa orang.2. Program dukungan dan terapi (psikoterapi suportif) 13Terapi suportif mungkin berguna bagi banyak orang dengan skizofrenia. Teknik perilaku, seperti pelatihan keterampilan sosial, dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaan. Pelatihan kerja dan kelas membangun hubungan adalah penting. Anggota keluarga dari orang dengan skizofrenia harus dididik tentang penyakit dan dukungan yang tersedia. Program yang menekankan penjangkauan dan pelayanan dukungan masyarakat dapat membantu orang yang tidak memiliki keluarga dan yang kekurangan dukungan sosial. Anggota keluarga dan pengasuh sering didorong untuk membantu orang dengan skizofrenia untuk meneruskan pengobatan mereka. Adalah penting bahwa orang dengan skizofrenia belajar bagaimana untuk:- Mengambil obat dengan benar dan bagaimana mengelola efek samping- Perhatikan tanda-tanda awal kambuh dan apa yang harus dilakukan jika gejala kembali- Mengatasi gejala yang terjadi bahkan saat mengambil obat. Seorang terapis dapat membantu Gunakan transportasi umumKomplikasiTerdapat komplikasi sosial, dimana penderita dikucilkan oleh masyarakat. Setelah itu dapat juga menjadi korban kekerasan dan melukai diri sendiri. Pada komplikasi depresi, penderita dapat melakukan tindakan bunuh diri. Disamping bunuh diri karena depresi dan halusinasi, penderita skizofrenia yang tadinya tidak merokok, banyak menjadi perokok berat ini diperkirakan karena faktor obat, yang memblok satu reseptor dalam otak (nikotin). Reseptor nikotin yang menimbulkan rasa senang, pikiran jernih, mudah menangkap sesuatu. Akibatnya penderita skizofrenia mencari kompensasi dengan mengambil nikotin dari luar, dari rokok. Dan resiko dari perokok memperpendek usia, karena adanya penyakit saluran pernapasan, kanker, jantung, dan penyakit fisik lainnya. Kemudian, dengan penggunaan antipsikotik, ada tekanan terhadap hormon estrogen, testosteron, dan hormon-hormon tersebut memproteksi tulang sehingga dapat terjadi osteoporosis.14PrognosisPrognosis ke arah baik berkaitan dengan:141. Onset lambat2. Faktor pencetus yang jelas seperti stress3. Onset akut4. Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik5. Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif)6. Menikah7. Riwayat keluarga gangguan mood8. Sistem pendukung yang baik9. Gejala positif10. Afek terpelihara dengan baikKesimpulan