Skizofrenia Paranoid

21
LAPORAN KASUS PSIKOTIK SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0) IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. M Tempat/ Tanggal lahir : Tanru Tedong, 15 Februari 1984 Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku/ Agama : Bugis / Islam Status Perkawinan : Sudah menikah Warga negara : Indonesia Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumat Tangga Alamat : Jl. Pendidikan Sidrap - Sidrap Tanggal Masuk : 11 Maret 2015 RIWAYAT PSIKIATRI I. RIWAYAT PENYAKIT 1

description

lapsus

Transcript of Skizofrenia Paranoid

LAPORAN KASUS PSIKOTIKSKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIENNama: Ny. MTempat/ Tanggal lahir: Tanru Tedong, 15 Februari 1984Umur : 31 tahunJenis Kelamin: PerempuanSuku/ Agama: Bugis / IslamStatus Perkawinan: Sudah menikah Warga negara: Indonesia Pendidikan: SMPPekerjaan : Ibu Rumat TanggaAlamat: Jl. Pendidikan Sidrap - SidrapTanggal Masuk: 11 Maret 2015

RIWAYAT PSIKIATRI1. RIWAYAT PENYAKIT1. Keluhan utamaMengamuk

1. Riwayat gangguan sekarang Keluhan dan gejalaPasien wanita datang ke RSKD diantar oleh keluarganya untuk pertama kalinya dengan keluhan mengamuk. Keluhan muncul sejak 1 bulan yarng lalu. Saat mengamuk pasien sering memukul orang-orang disekitarnya, menyuruh anak-anaknya keluar dari rumah dan menghancurkan barang-barang. Perubahan perilaku dialami sejak 1 tahun lalu. Pasien sering berbicara sendiri dan biasa berbicara dengan televisi. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya memukul orang dan menyuruhnya keluar dari rumah. Pasien juga mengaku sering melihat bayangan makhluk halus yang gentayangan. Pasien sebelumnya orang yang pendiam dan taat beragama. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, namun suami pasien sudah meninggal. Sebelum suami pasien meninggal, pasien sempat meminta cerai kepada suaminya. Setelah suami pasien meninggal, kondisi keuangan pasien semakin memburuk. Kebutuhan anak-anak pasien selama suaminya meninggal dibiayai oleh ibu pasien. Pasien juga sering merasa tetangganya selalu memperbincangkan pasien bila sedang berkumpul. Pasien sudah tidak tidur sejak 2 hari lalu dan tidak ada nafsu makan. Hendaya/ disfungsiHendaya sosial (+)Hendaya pekerjaan (+)Hendaya waktu senggang (+) Faktor stressor psikososialKondisi keuangan pasien memburuk pasca kematian suami Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnyaTidak ada riwayat keluhan sebelumnya

1. Riwayat gangguan sebelumnya Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) NAPZA : Merokok (-)Alkohol (-)Obat-obatan (-)1. Riwayat kehidupan pribadi Masa prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)Pasien lahir normal dan cukup bulan di Tanru Tedong, 15 Februari 1984 di rumah dan dibantu oleh dukun. Masa Kanak Awal (1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal sesuai anak seusianya. Pasien diasuh oleh ibu kandungnya. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien mulai sekolah pada umur 7 tahun, sesuai dengan anak-anak seumurannya. Pasien tinggal bersama keluarganya. Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien bersekolah hanya sampai SMP dan tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Pasien tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman. Riwayat Masa DewasaRiwayat pendidikan : SMPRiwayat Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaRiwayat Pernikahan : Pasien sudah menikah Riwayat Kehidupan Beragama : Pasien beragama Islam dan taat beragamaRiwayat militer : Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militerRiwayat Pelanggaran Hukum : Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukumAktivitas Sosial : Selama pasien sakit, pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasa1. Riwayat kehidupan keluarga:Pasien merupakan anak ke- 3 dari 3 bersaudara ( ). Kedua orang tua sudah meninggal. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, ada, yaitu Ayah pasien yang saat ini di rawat di bangsal Sawit RSKD 1. Situasi sekarang : Pasien tinggal bersama ibu dan tiga orang anaknya.1. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan kehidupannyaPasien merasa sakit dan butuh pengobatan (tilikan derajat 6)

AUTOANAMNESISDM: Selamat siang BuP : Selamat siang DM: Saya Putri dokter muda yang bertugas disini. Siapa namanya Bu ?P: Mariani dokDM: Masih ingat tanggal lahirnya Bu ?P: Masih, 15 februari dokDM: Tahun berapa Bu ?P: 84 dok DM: Jadi berapa umurnya ibu sekarang ?P: Sudah 31 tahun dok DM: Apa pekerjaannya ibu sekarang?P: Tidak ada dok, Cuma dirumah sajaDM: Ibu tahu dimana ini sekarang ?P: Rumah Sakit Dadi, kalau orang sakit jiwanya dibawa kesini dokDM: Bagaimana itu yang dikatakan sakit jiwanya Bu ?P: Orang yang seperti saya dokDM: Ibu sadar kalau ibu sakit jiwanya ?P: Sadar dok, itumi saya dibawa kesiniDM: Siapa yang bawa ibu kesini ?P: Keluargaku, kakak kandungkuDM: Kita tahu kenapa ibu dibawa kesini ?P: Karena seringka mengamukDM: Mengamuk karena apa Bu ?P: Tidak saya tahu juga dok, kalau ada saya dengar suara-suara DM : Suara-suara apa itu Bu ?P: Suara-suara dok. Itu suara-suara selaluka dia suruh pukul orang jadi saya pukulDM: Kapan waktu terjadinya itu Bu ?P: Sudah satu bulan ini dok. Biasa juga kalau mengamukka saya suruh anak-anakku keluar dari rumah DM: Kenapa ibu suruh anak-anaknya keluar dari rumah ? P: Karena suara-suara itu bisikka dok, dia bilang suruh anak-anakmu keluar dari rumah. Pernah juga saya pukul guru SD nya anakku karena saya kira dari itu suara-suara padahal bukanDM : Katanya kalau ibu mengamuk,ibu biasa hancur-hancurkan barang ?P: Iya kalau saya mengamuk dokDM : Kenapa kita hancur-hancurkan barang ?P: Tidak tahu juga dokDM: Jadi selain itu masih ada lagi kita dengar suara-suara dok ?P : Tidak adami dok, tapi saya selalu lihat makhlus halus terbang-terbang gentayangan dokDM: Makhluk halus apa itu Bu ?P: Kalau sore-sore selalu saya lihat di luar rumah makhluk halus terbang-terbang dok DM: Kapan itu kita lihat makhluk halus terbang-terbang Bu ?P: Setiap sore biasa dok, kalau dikampung. Kalau saya hitung sudah mau hampir satu bulanDM: Kalau sekarang selama ibu disini masih biasa lihat makhluk halus terbang-terbang Bu ?P: Selama disini sudah tidak dok DM: oh iya ibu. Jadi sekarang apa kerjanya Bu ?P: Tidak ada dok, dirumah sajaDM: Berapa anaknya ibu ?P: 3 dokDM: Katanya suaminya ibu sudah meninggal ?P: Iya sudah dok DM: Katanya ibu pernah minta cerai ke suaminya, sebelum suaminya ibu meninggal ?P: Pernah DM: Kenapa ibu minta cerai ?P: Karena tidak cocok dokDM: Tidak cocok bagaimana Bu ?P: Tidak cocok dokDM: Oh begitu, jadi anak-anak ibu tinggal sama siapa sekarang ?P: Sama saya dengan neneknya dok. Neneknya yang selalu bantu-bantu saya urus anak-anakku, karena saya sakit begini dok. Hanya neneknya yang selalu bantu saya, kalau tetangga-tetanggaku selalu saja dia ceritai saya dokDM: Cerita bagaimana maksudnya ibu ? ibu punya buktinya ?P : Mereka ceritai saya memang dokDM: Kalau disekolah kita sering dapat juara ?P: Tidak dok, saya biasa-biasa saja. Sampai SMP saja saya sekolahDM : Oh iya.. Ibu 100-7 berapa Bu ?P : 93 DM: Kalau 93-7 berapa Bu ?P: 86 dokDM: Ibu tahu istilah panjang tangan, apa artinya Bu ?P: Suka mencuri dok DM: Kalau meja hijau ?P: Persidangan dok, kayak yang di berita-beritaDM: Terima kasih Bu, sudah mau cerita-cerita sama saya. Ibu yang rajin minum obatnya yahP: Iya dok, terima kasih 1. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL1. Deskripsi Umum Penampilan: Seorang wanita berambut pendek sedikit keriting. Menggunakan baju piyama berwarna orange. Kulit sawo matang. Perawatan tubuh baik dan wajah sesuai umur. Perawatan baik. Kesadaran: Berubah Perilaku dan aktivitas motorik: Tenang Pembicaraan: Spontan, lancar dan intonasi biasa Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif1. Keadaan Afektif Mood : sedih Afek : tumpul Empati: Tidak dapat dirabarasakan1. Fungsi Intelektual Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikan Daya konsentrasi: Baik Daya ingat: Daya ingat jangka panjang: Baik Daya ingat jangka pendek: Baik Daya ingat segera: Baik Orientasi (waktu, tempat, orang): Baik Pikiran abstrak: Baik Bakat Kreatif: Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri: Terganggu

1. Gangguan Persepsi Halusinasi: Halusinasi auditorik (mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh pasien memukul orang, menyuruh anak-anaknya keluar dari rumah dan menghancur-hancurkan barang)Halusinasi Visual (melihat bayangan makhluk halus yang gentayangan) Ilusi: Tidak ada Depersonalisasi: Tidak ada Derealisasi: Tidak ada1. Proses Berpikir4. Arus Pikiran Produktifitas: Cukup Kontinuitas : Relevan, koheren Hendaya Berbahasa: Tidak ada4. Isi Pikiran Preokupasi : Tidak ada Gangguan isi pikir : Ideas of Refference (pasien selalu merasa diperbincangkan ketika tetangganya sedang berkumpul)1. Pengendalian Impuls : Terganggu1. Daya Nilai Norma Sosial: Terganggu Uji Daya Nilai: Terganggu Penilaian Realitas: Terganggu1. Tilikan (Insight) : Derajat 6 (pasien sadar kalau dirinya sakit dan perlu pengobatan)1. Taraf dapat dipercaya: Dapat Dipercaya

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTPemeriksaan Fisik: Status InternusTekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 36.5C, pernapasan 20 x/menit. Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterus. Status neurologisGejala rangsangan meningeal (-), kaku kuduk (-), kernig sign (-), pupil bulat dan isokor. Fungsi motorik dan sensorik pasien dalam batas normal. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis pasien.

1. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien wanita datang ke RSKD diantar oleh keluarganya untuk pertama kalinya dengan keluhan mengamuk. Keluhan muncul sejak 1 bulan yarng lalu. Saat mengamuk pasien sering memukul orang-orang disekitarnya, menyuruh anak-anaknya keluar dari rumah dan menghancurkan barang-barang. Perubahan perilaku dialami sejak 1 tahun lalu. Pasien sering berbicara sendiri dan biasa berbicara dengan televis. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya memukul orang dan menyuruhnya keluar dari rumah. Pasien juga mengaku sering melihat bayangan makhluk halus yang gentayangan. Pasien sebelumnya orang yang pendiam dan taat beragama. Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, namun suami pasien sudah meninggal. Sebelum suami pasien meninggal, pasien sempat meminta cerai kepada suaminya. Setelah suami pasien meninggal, kondisi keuangan pasien semakin memburuk. Kebutuhan anak-anak pasien selama suaminya meninggal dibiayai oleh ibu pasien. Pasien juga sering merasa tetangganya selalu memperbincangkan pasien bila sedang berkumpul. Pasien sudah tidak tidur sejak 2 hari lalu dan tidak ada nafsu makan.

Dari pemeriksaan status mental, tampak seorang wanita berambut pendek sedikit keriting. Menggunakan baju piyama berwarna orange.. Kulit sawo matang. Perawakan tubuh baik dan wajah sesuai umur. Perawatan diri baik. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas motorik tenang. Pembicaraan spontan, lancar intonasi biasa. mood sedih, afek tumpul, empati tidak dapat diraba rasakan. Terdapat Halusinasi Auditorik pasien mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh pasien memukul orang, menyuruh anaknya keluar dari rumah, dan menghancur-hancurkan barang dan halusinasi visual berupa pasien sering melihat bayangan makhluk halus gentayangan. Juga terdapat Ideas of Refference yaitu pasien sering merasa diperbincangkan oleh tetangganya. Norma sosial terganggu, uji daya nilai terganggu, penilaian realitas terganggu. Pasien merasa sakit dan butuh pengobatan. Semua yang diutarakan pasien dalam taraf dapat dipercaya .

1. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I:Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan gejala klinis yang bermakna berupa pola perilaku mengamuk, sering memukul orang, merusak barang-barang, berbicara sendiri dan berbicara dengan televisi. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta menimbulkan hendaya (disability) bagi pasien dalam kehidupan sehari-hari, terutama hendaya di bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang, sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.Dari pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat dalam menilai realita dimana pasien memiliki halusinasi auditorik berupa bisikan-bisikan yang menyuruh pasien memukul orang, menyuruh anak-anaknya keluar dari rumah dan menghancur-hancurkan barang dan halusinasi visual berupa melihat bayangan makhluk halus gentayangan sehingga digolongkan gangguan jiwa psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak, sehingga penyebab gangguan organik dapat disingkirkan dan digolongkan gangguan jiwa psikotik non organik.Dari alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan Ideas of Refference yang telah berlangsung 1 bulan, sehingga berdasarkan PPDGJ III di diagnosis Skizofrenia (F20). Pasien mengalami halusinasi auditorik dan waham berupa Ideas of Refference yang menonjol, sehingga berdasarkan PPDGJ III di diagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0) Aksis II: Informasi yang didapatkan belum cukup untuk mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian..Aksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV: Kondisi keuangan pasien memburuk pasca meninggalnya suamiAksis V: GAF Scale 50-41 : Gejala berat, disabilitas berat.

1. DAFTAR MASALAH Organo biologik:Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi. Psikologi :Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

Sosiologik :Adanya hendaya dalam bidang sosial, penggunaan waktu senggang, dan pekerjaan sehingga memerlukan sosioterapi.

1. PROGNOSISDubiaFaktor Pendukung : Tidak ada kelainan organobiologik Ayah pasien saat ini di rawat di bangsal Sawit RSKD Adanya dukungan dari keluargaFaktor penghambat : Tidak rutin minum obat Keuangan pasien memburuk pasca suaminya meninggal

1. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted), kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Untuk diagnosis skizoprenia, berdasarkan PPDGJ III : Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas :a. Thought echo, Thought insertion or withdrawl, Thought broadcastingb. Delusion of control, Delusion of influence, Delusion of passivity, Delusional perceptionc. Halusinasi auditorikd. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa sajab. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolation)c. Perilaku katatonikd. Gejala-gejala negatifAdanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Untuk diagnosis Skizofrenia paranoid, berdasarkan PPDGJ III :1.Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan: - Halusinasi dan waham arus menonjol;(a)Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).(b)Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual ,atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.(c)Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol

XI. RENCANA TERAPIa. Farmakoterapi Risperidone 2 mg 2x1Clozapine 25 mg 0-0-1b. Psikoterapi Supportif VentilasiMemberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien merasa lega dan keluhannya berkurang KonselingMemberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.c. SosioterapiMemberikan penjelasan kepada pasien, keluarga dan orang-orang di sekitarnya tentang penyakit pasien sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.

IX. FOLLOW UPMemantau keadaan umum dan perkembangan penyakit seperti menilai efektifitas obat yang diberikan serta kemungkinan efek samping obat yang diberikan.

1