SKIZOAFEKTIF

download SKIZOAFEKTIF

of 53

description

lapkas psikiatri

Transcript of SKIZOAFEKTIF

SKIZOAFEKTIF

Laporan KasusPembimbing : dr.Tommy H.,Sp.KJ

Co Ass: - Nerhis Sydney Wiska - Dika Anggriyawan - Yazid Hafzi Azizi MutaqinIdentitas PasienNama : Tn. HJenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 42 tahunSuku : SundaAgama : KristenAlamat : Jl. Ciwangi No. 49 RT/RW 06/07, Gunung parang Cikole, Kota SukabumiTanggal Masuk RS : 27 Juni 2015Status perkawinan : Belum MenikahPendidikan terakhir : SMAPekerjaan : Wiraswasta

Dilakukan Alloanamnesis pada tanggal 10 Juli 2015 dan Autoanamnesis pada tanggal 10 Juli 2015.

Keluhan UtamaPasien marah-marah.

Riwayat Penyakit SekarangSejak kurang lebih tiga minggu SMRS pasien sering marah-marah tanpa sebab. Pasien sering gelisah, bicara dan tertawa sendiri tanpa sebab. Pasien sering terlihat susah tidur, bahkan sejak tiga hari SMRS pasien tidak bisa tidur sama sekali dan tidak mau makan. Menurut keluarga pasien, perilaku ini timbul karena keinginan pasien tidak terpenuhi.

Pasien meminta yang aneh seperti aqua galon 15 galon,terkadang pasien menelepon tukang galon sendiri,jika tukang galon tidak datang maka pasien mengamuk,minyak goreng 1 karton,dan kebutuhan pokok lainnya.Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan di kedua telinga. Bisikan yang didenger suara perempuan yang mirip dengan suara adik kandungnya dan pembantunya.

Pasien juga merasa dirinya terancam. Maka dari itu pasien selalu curiga dengan setiap orang bahkan dengan keluarganya sendiri. Karena takut ada yang mengambil barang-barangnya sehingga mengunci seluruh kamar di rumahnya dan disimpan di dalam saku kantung celananya.Semakin hari pasien semakin gelisah dan mudah marah.

Riwayat Penyakit DahuluMenurut keluarga pasien, ada keluhan seperti ini sebelumnya.Riwayat dirawat di Rumah Sakit karena gangguan jiwa diakui sebanyak duakali. Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat penyakit kronis disangkal.Riwayat di bawa ke orang pintarRiwayat penyalah gunaan zatRiwayat sakit fisik lainnya Riwayat KeluargaPasien anak pertama dari dua bersaudara. Kedua orang tua pasien masih ada. Riwayat gangguan jiwa pada anggota keluarga disangkal.

Riwayat Perkembangana. sosial Pasien tidak pernah bergaul dengan sesama, karena sepulang sekolah pasien langsung pulang dan mengajukan permintaan-permintaan pada orang taunya. b. PekerjaanPasien sering membantu keluarganya menjaaga toko keluarga.c. PendidikanPendidikan terakhir adalah SMA. Keluarga pasien mengaku nilai setiap mata pelajaran yang diperoleh pasien cukup baik dan tidak pernah tinggal kelas.d. Perkawinan Pasien belum menikahe. Ekonomi menengah ke atasPemeriksaan Fisika. Keadaan Umum : Baikb. Kesadaran : Composmentisc. Tanda-tanda vital i. Tekanan darah : 110/80 mmHg ii. Nadi : 82 x/menit iii. Suhu : 36,5 C iv. RR : 21 x/menit

i. Kepala : Normocephaliii. Mata: Reflek Cahaya (+), pupil isokor 3mm/3mm, Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. iii. Hidung : deviasi septum (+), sekret -/-iv. Mulut : Mukosa bibir keringTelinga : Serumen -/-, membran timpani utuhLeher : KGB tidak teraba membesarvii. Toraks : Paru dan jantung dalam batas normalviii. Abdomen : Bising usus (+) normal, nyeri tekan ()ix. Ekstremitas : Akral hangat, udem (-)

Autoanamnesa tanggal 10 Juli 2015, lokasi: Ruangan KemuningD: Selamat pagi Bapak H!P: Pagi Dok. Ada apa ya Dok?D: Saya periksa dulu yah disuruh Dokter Tommy.P: ya ngga apa-apa, saya mau sama dokter tommy aja tapi yah. D: Iya iya. Apa yang dirasakan hari ini Pak? P: Nggak saya nggak ngerasa apa apa Dok. D: terus kalau begitu, kenapa bapak dibawa ke sini?P: Ngga tahu, saya ngga sakit apa-apa. Tiba-tiba waktu saya nonton TV di ruang belakang ada adik ipar saya yang polisi datang membawa pistol lalu bilang mau pistol atau kartina. Ya udah Dok, saya jawab karantina.

D: Katanya Bp. H di bawa oleh keluarga ke sini karena marah-marah dan sering mengamuk. Ingat ga? P: nggak saya nggak ngamuk. D: Emang kenapa Pak menjadi mudah marah? P: Saya tidak marah-marah. Cuma pembantu saya sering merusak barang saya. D: Kalau di rumah Bapak ngapain? P: Kalau di rumah saya nemenin papa mama saya di ruang atas. D: Bapak kerja nggak? P: Saya kalau bosen turun ke bawah jaga toko.

D: Bapak kalau di sini suka ngobrol nggak? Sama siapa? P: Sama mama. D: Sering ngobrolin apa? P: Suka nanyain mama teh gimana udah sehat belum. Soalnya mama saya tulangnya keropos, jadi mau saya bawa ke dokter di Jakarta di Kelapa Gading. D: Bapak tuh pernah melihat bayangan atau denger suara-suara bisikan nggak? P: Nggak, nggak pernah. D: Jadi bapak tuh sakit nggak nih sekarang?P: Nggak, nggak sakit.Autoanamnesa tanggal 13 -7-2015D : siang pakP : siang D : bapak kenapa terlihat sedihP : saya sedih dokD : sedih kenapa pakP : sedih pingin ketemu serlyD : bapak kenapa tiba-tiba inget sherlyP : Saya itu, dengar suaranya dokD : kapan biasanya bapak dengar suara serly?P : sepanjang hari dok dari padi sampe malam

D : emang dia bilang apa?P : sakit sakit dok dia bilang gitu,saya takut serly kenapa-kenapaD : emang bapa takut sherly kenapa?P : saya takut sherly di gorok lehernyaD : bapa katanya di rumah sering ngamuk ya?P : nga,saya g ngamuk D : bapa katanya suka ngumpetin kunci ya?P : nga ,malahan serly yg sering minta minta kunci ke saya D : bapa katanya suka ngunciin pintu ya?P : nga ko kamar saya aja di biarin kebuka g pernah di kunci

D : bapa kalo di rumah deket ny sama siapa?P : sama semua deket koD : paling deket sama siapa?P : sama ibuD : bapa di rumah katanya sering curiga ya sama orang? P : nga ,nga pernah ko curiga sama siapa?D : katanya bapa suka curiga sama pembantu?P : nga ko nga curigaD : bapa kalo di rumah suka minta apa ke orang tua?P : paling minta uang D: buat apa uang nya?P: buat jajan

D : jajan apa? Berapa yang bapa minta?P : paling buat jajan teh ,6000D : dikasih sama ibu?P : dikasih ko,tapi sering g dikasiD : emang bapa tiap hari mintanya?P : ia tiap hari buat beli teh olongD : (dokter sedang diam)P : (pasien berbicara) saya sampe sekarang belum tau kunci kamar saya dimana, di pinjem sama serly

D: kunci apa pa ? buat apa?P : kunci rumah ,supaya saya pulang bisa langsung masukD : (dokter diam)P : (dengan ekspresi sedih) saya te g tau dok kenapa serly bilang sakit terusD :y uda y pa yang sabar nanti kita priksa lagi yaP : saya kapan pulang dok?D : nanti ya nunggu dr tomi.Setelah dm pergi pasen berkataP : pa dokter yang di bilang serly semuanya bohong jangan percaya.

gangguan kepribadianParanoid A (+) kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakanB (-) kecenderungan untuk teteap menyimpan dendam misalnya menolak untuk memaafkanC (+) kecurigaan dan keccenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai siakap permusuhan atau penghinaanD (-) perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang adaE (-) kecurigaan yang berulang tanpa dasar(justification) tntang kesetiaan seksual dari pasangannyaF (+) kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan,yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiriG (-) preokupasi dengan penjelasan penjelasan yang bersekongkol dan tidak substansif dari suatu peristiwa,baik yang menyangkut diri sendiri maupun dunia pada umum

Cuplikan Wawancara AutoanamnesaAutoanamnesa tanggal 10 Juli 2015, lokasi: Ruangan KemuningKeterangan: Pasien (P), dokter muda (D)D: Selamat pagi Bapak H!P: Pagi Dok. Ada apa ya Dok?D: Saya periksa dulu yah disuruh Dokter Tommy.P: ya ngga apa-apa, saya mau sama dokter tommy aja tapi yah. D: Iya iya. Apa yang dirasakan hari ini Pak? P: Nggak saya nggak ngerasa apa apa Dok.

D: terus kalau begitu, kenapa bapak dibawa ke sini?P: Ngga tahu, saya ngga sakit apa-apa. Tiba-tiba waktu saya nonton TV di ruang belakang ada adik ipar saya yang polisi datang membawa pistol lalu bilang mau pistol atau kartina. Ya udah Dok, saya jawab karantina.D: Katanya Bp. H di bawa oleh keluarga ke sini karena marah-marah dan sering mengamuk. Ingat ga?P: nggak saya nggak ngamuk. D: Emang kenapa Pak menjadi mudah marah?P: Saya tidak marah-marah. Cuma pembantu saya sering merusak barang saya.D: Kalau di rumah Bapak ngapain? P: Kalau di rumah saya nemenin papa mama saya di ruang atas.

D: Bapak kerja nggak?P: Saya kalau bosen turun ke bawah jaga toko.D: Bapak kalau di sini suka ngobrol nggak? Sama siapa?P: Sama mama.D: Sering ngobrolin apa?P: Suka nanyain mama teh gimana udah sehat belum. Soalnya mama saya tulangnya keropos, jadi mau saya bawa ke dokter di Jakarta di Kelapa Gading. D: Bapak tuh pernah melihat bayangan atau denger suara-suara bisikan nggak?P: Nggak, nggak pernah. D: Jadi bapak tuh sakit nggak nih sekarang?P: Nggak, nggak sakit.

Gangguan kepribadian Paranoid A (+) kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakanB (-) kecenderungan untuk teteap menyimpan dendam misalnya menolak untuk memaafkanC (+) kecurigaan dan keccenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai siakap permusuhan atau penghinaanD (-) perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang adaE (-) kecurigaan yang berulang tanpa dasar(justification) tntang kesetiaan seksual dari pasangannyaF (+) kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan,yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiriG (-) preokupasi dengan penjelasan penjelasan yang bersekongkol dan tidak substansif dari suatu peristiwa,baik yang menyangkut diri sendiri maupun dunia pada umumStatus Mentalis1.Raut Wajah : Curiga, sedih2. Pikiran:- Bentuk : autistik - Jalan : negativisme,flight of idea- Isi : waham paranoid,3. Gangguan perhatian : Hiperproseksia4. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+), kuantitas sepanjang hari, kualitas : suara perempuan yang terdengar seperti sherly.

5.Gangguan emosi : apropiatAfek: Tidak SesuaiMood: Disforia depresi6. Gangguan tingkah laku : hiperaktif 7. Decorum:- Penampilan : Kurang- Kebersihan : Baik- Sopan santun : Baik8. Tilikan : drajat 1ResumeTn. H, 42 tahun di antar oleh keluarganya yang mengeluh pasien sering marah-marah sejak kurang lebih tiga minggu SMRS. Pada pasien terdapat gejala psikotik berupa waham kejar, ganggauan halusinasi auditorik. Selain itu juga terdapat gangguan afektif berupa gelisah dan insomnia. Menurut keluarga pasien, perilaku ini timbul karena keinginan pasien yang tidak terpenuhi.Pada pemeriksaan status mental didapatkan raut wajah yang curiga terkadang sedih. Bentuk pikiran autistik, jalan pikiran negativisme, flight og ideas, isi pikiran berupa waham paranoid. Didapatkan gangguan atensi berupa inatensi selektif. Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Mood pasien Labil mooddisforia depsresi, agitasi dengan afek yang tidak sesuai. Gangguan tingkah laku berupa hiperaktif. Decorum baik. Tilikan 1.Diagnosis MultiaksialAKSIS I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe ManikF31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Manik dengan Gejala PsikotikAKSIS II : F60.3Gangguan kepribadian emosional tak stabilAKSIS III : Tidak adaAKSIS IV: Masalah dengan primary support group (keluarga)AKSIS V : Skala GAF 20-11

Rencana TerapiPsikofarmakaHaloperidol 5 mg 3 x 1tabTrihexyphenidyl 2 mg 3 x 1tabChlorpromazine 100 mg 1 x 1 tabDepacort 250 mg 1 x 1 tabPsikoterapi SuportifPsikoterapi Persuasi: Minum obat teratur dan kontrol ke dokterPsikoterapi Sugestif: Meyakinkan pasien bahwa segala bisikan dan suara yang didengar itu tidak nyata.Psikoterapi Bimbingan: Memberi nasehat kepada pasien bahwa bersosialisasi itu penting karena dapat menghindari stress.Psikoterapi Penyuluhan: Suportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan dalam proses penyembuhan pasien.Psikoterapi Ventilasi: Membiarkan pasien bercerita

Psikoterapi socialMelibatkan pasien dalam berbagai aktivitas di RS dan memberikan pengetahuan kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien, memberi dukungan kepada pasien dan tetap berkomunikasi baik dengan pasien.

PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd functionam : dubia ad bonamAd sanationam: dubia ad bonam

SKIZOAFEKTIF

DEFINISI Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif.Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol.Gangguan skizoafektif terbagi atas tipe manik, depresif, dan campuranEPIDEMIOLOGIGangguan skizoafektif tipe depresif mungkin lebih sering terjadi pada orang tua daripada orang muda, laki-laki < perempuan National comorbidity study : 66 orang yang di diagnosa skizofrenia, 81% pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22% gangguan bipolar .

ETIOLOGIDugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia.Oleh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup genetik dan lingkungan.MANISFESTASI KLINISGejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa wahamHalusinasiperubahan dalam berpikirperubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik manik maupun depresifGejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III):Harus ada sedikitnya satu gejala yang amat jelas atau dua gejala yang kurang jelas dan sedikitnya sudah berjalan 1 bulan - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang - thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)- thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

- delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar- delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar- delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

Halusinasi Auditorik:Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja;Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Pedoman DIAGNOSISGangguan skizoafektif tipe manicKategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manic.Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khasSkizoafektif tipe depresifKategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F 32)Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas

Gangguan Skizoafektif Tipe CampuranGangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-) berada secara bersama-sama dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6)

Terapi terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial

farmakoterapiPrinsip dasar untuk gangguan skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan pemberian antimanik atau antidepresan. Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan lithium carbonate,carbamazepine (tegretol),valproate (Depakene),ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu obat saja tidak efektif. skizoafektif tipe depresifdapat diberikan antidepresan.Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) sering digunakan sebagai agen lini pertama, pasien dengan insomnia dapat disembuhkan dengan antidepresan trisiklikApabila pengobatan dengan antidepresan tidak efektif dapat dicoba dengan terapi elektrokonvulsif

Terapi kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) dengan megembangkan cara berpikir alternatid, fleksibel, dan positif serta melatih kembalirespon kognitif dan pikiran yang baru.Psikoedukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara pengobotan, efek samping pengobatan.- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah pulang dari perawatan.- Menggali kemampuan pasien yang bisa dikembangkan.

PROGNOSISpasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan pasien dengan gangguan mood.Kesimpulan Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang memiliki gejala skizofrenia dan gejala afektif yang terjadi bersamaan dan sama-sama. Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia,episode manik, dan gangguan depresif. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yangbersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama.Pada farmakoterapi,digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti depresan bila memenuhi kriteria diagnostikgangguan skizoafektif tipe depresif. Sedangkan apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer. Prognosis Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka pronosis nyaburuk. Dan sebaliknya semakin persisten gejala gangguan afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKAMaslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : JakartaSadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 2003