Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

29
KASUS UJIAN Disusun Oleh: Ega surya setya N. 110.2007.097 Penguji: Dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K) KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT

Transcript of Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

Page 1: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

KASUS UJIAN

Disusun Oleh:

Ega surya setya N.

110.2007.097

Penguji:

Dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT

GATOT SOEBROTO

JAKARTA

2014

Page 2: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : 3 april 1971

Usia : 43 tahun

Suku bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : MTs YPMI Wanayasa purwakarta

Pekerjaan : TNI Angkatan Darat

Alamat rumah : Asr Kodam 0602 Serang

Status Pernikahan : Sudah menikah

Tanggal Masuk RSPAD : 24 Februari 2014

Diantar oleh : Kesatuan

II. RIWAYAT PSIKIATRI

A. Keluhan Utama

Autoanamnesa (9-10 Maret 2014)

Pasien mengaku marah-marah dirumah.

Alloanamnesa (9 Maret 2014 Ny. T, istri pasien)

Pasien marah-marah dan memukul istrinya.

Keluhan Tambahan

Autoanamnesa:

Pasien sering merasa bahwa banyak orang yang memperhatikan dan ingin

memukul pasien, dan pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek

pasien.

Page 3: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Autoanamnesis pada tanggal 9 maret 2014, Pasien mengaku marah – marah

dan memukul istri, sehingga istri kabur dari rumah dan membawa kedua anaknya,

menurut pasien tindakannya memukul istri karena merasa disepelekan soal keuangan

oleh istri pasien.

Pasien juga mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek pasien

dan pasien merasa bahwa ada banyak orang yang memperhatikan dan membenci

pasien, sehingga membuat pasien kesal.

Pasien mengaku sejak dirawat di paviliun Amino, pasien minum obat secara

teratur dan tepat waktu. Keinginan pasien saat ini adalah ingin kembali ke rumah

meminta maaf kepada istri pasien, pasien juga berharap istri pasien mau pulang ke

rumah.

Alloanamnesis dengan istri pasien, pada tanggal 9 maret 2014 melalui

telepon, menurut istri pasien sudah satu bulan lebih pasien sering marah - marah tanpa

sebab yang jelas, setiap kali pasien marah-marah istri pasien selalu dipelakukan kasar

seperti dipukul dan diludahi, istri pasien mengaku kabur dari rumah karena sudah

tidak tahan dengan perlakuan pasien.

Istri pasien mengatakan bahwa satu bulan terakhir ini cara bicara pasien

menjadi aneh, tidak jelas, dan tidak jarang pasien terlihat bicara sendiri. Perilaku

pasien juga terlihat aneh, seperti rajin membersihkan rumah tetangga, namun pasien

tidak pernah memperhatikan kebersihan rumahnya sendiri.

Kedua anak pasien selalu merasa takut setiap kali pasien ada di rumah karena

pasien sering bertindak kasar kepada kedua anak pasien. Begitu pula di tempat kerja

dan lingkungan sekitar rumah, hampir semua teman dan tetangga merasa terganggu

dengan perilaku pasien yang cenderung temperamental dan berkata-kata kasar.

Menurut istri pasien, pasien sangat tidak suka jika ada orang lain termasuk

atasannya menegur mengenai perilaku pasien yang dinilai buruk, pasien sangat berani

dan cenderung tidak takut sekalipun harus berhadapan dengan atasannya, tiap kali

pasien mendapat teguran pasien selalu marah-marah dan mengajak berkelahi siapapun

yang menegurnya dan pasien sering melampiaskan kekesalannya ke istri pasien.

Istri pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak teratur meminum obat yang

di berikan dokter spesialis jiwa, pasien selalu marah jika dipaksa agar minum obat

oleh istri pasien.

Page 4: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Menurut pengakuan istri pasien, pasien sudah berkali-kali di rawat di

Paviliun Amino RSPAD gatot Soebroto sejak tahun 1993 dan juga di RS.

Dustira Bandung pada tahun 2010.

Pertama kali dirawat di paviliun RSPAD Gatoto Soebroto pada tahun

1993 selama ± 2 minggu, karena pasien sering marah – marah tanpa sebab dan

merusak barang-barang di rumah.

Perilaku pasien mulai berubah semenjak kepulangan pasien dari

bertugas di timor-timor, sewaktu bertugas di timor-timur pasien pernah

mendapat masalah yaitu tidak sengaja menembak temannya sendiri hingga

tewas dan menurut keterangan beberapa teman pasien pada waktu itu, hal ini di

karenakan kesalahan komunikasi.

Selama menjalani perawatan pasien teratur minum obat, namun

sewaktu pasien pulang ke rumah pasien jarang meminum obat dan selalu

menolak jika di minta untuk minum obat.

Pada tahun 2010 pasien pernah menjalani perawatan di rumah sakit

dustira namun seminggu menjalani perawatan pasien kabur dan pulang ke

rumah.

Istri pasien mengaku tidak terlalu ingat sudah berapa kali pasien

pernah menjalani perawatan dan pengobatan hal ini di karenakan pasien

memang sudah terlalu sering menjalani perawatan sejak tahun 1993 hingga

sekarang dengan keluhan yang sama.

2. Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak pernah mengalami penyakit berat yang membuat pasien

harus di rawat, dan istri pasien menyangkal bahwa pasien pernah mengalami

kecelakaan atau trauma dikepala.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien adalah perokok dan tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat – obatan

terlarang.

Page 5: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Menurut istri pasien, Pasien lahir di purwakarta pada tahun 1971, pasien

adalah anak tunggal, dan pada waktu pasien lahir ayah pasien sudah lama

meninggal. Tidak didapatkan informasi yang akurat mengenai riwayat

kelahiran pasien.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Tidak didapatkan informasi yang akurat.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien mengaku Saat bersekolah ditingkat dasar pasien sudah tinggal terpisah

dari ibunya, hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi, dan pada waktu itu

pasien tinggal di rumah bibinya di purwakarta. Pasien bisa mengikuti seluruh

pelajaran dengan baik, pasien mengaku sering menjadi juara kelas sewaktu di

sekolah dasar.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

Saat bersekolah ditingkat menengah pertama yaitu di MTs YPMI Wanayasa

purwakarta, pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan karena

keterbatasan ekonomi, setelah lulus pasien tidak bisa melanjutkan ke jenjang

berikutnya sehingga akhirnya pasien pulang kembali tinggal bersama ibunya.

5. Masa dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Setelah lulus sekolah tingkat menengah pertama, selama empat tahun

pasien bekerja membantu ibunya, hingga pada tahun 1989 pasien mengikuti

pendidikan menjadi tentara angkatan darat.

b. Riwayat Pekerjaan

Pasien adalah seorang Tentara Angakatan Darat yang ditempatkan di

purwakarta hingga tahun 2004, dan kemudian pindah ke kodam 06012

serang.

c. Riwayat Pernikahan / Psikoseksual

Pasien menikah pada tahun 1992 dan di karuniai 2 orang anak ( 1 anak laki-

laki dan 1 anak perempuan), pada awal pernikahan pasien dengan istri hidup

harmonis.

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Page 6: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

Pasien beragama Islam dan mengaku menjalankan solat bila mau.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien pernah menembak temannya sendiri sewaktu bertugas di timor –

timor.

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak tunggal, sejak kecil pasien dibesarkan seorang diri oleh

ibunya di karenakan ayahnya yang sudah lama meninggal sejak pasien lahir.

Pasien memiliki tiga saudara tiri, dan hubungan pasien dengan saudara tirinya

kurang begitu dekat.

GENOGRAM

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Pasien

F. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien Tinggal di Asrama Kodam 0602 Serang, dengan istri dan kedua anaknya.

G. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungan

Pasien merasa nyaman dilingkungan Paviliun Amino tetapi pasien ingin segera

pulang ke rumah dan bertugas kembali.

H. Persepsi keluarga tentang diri pasien

Istri pasien mengatakan, pasien sering marah – marah dan merusak barang.

Hubungan pasien dengan istri dan anaknya kurang baik, hal ini di karenakan

perilaku pasien yang dianggap buruk oleh istri dan kedua anaknya.

Page 7: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

I. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai

Pasien mengatakan ingin membuat kolam air mancur di halaman pavilion amino.

III. STATUS MENTAL

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014

A. Deskripsi Umum

1.Penampilan

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 43 tahun dengan penampilan tidak

sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, rambut hitam dan beruban. Pasien

menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng dengan alas kaki. Perawatan diri

kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan normal.

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Selama wawancara pasien lebih banyak bergerak duduk dan berdiri

memperagakan apa yang dibicarakan pasien. Kontak mata dengan pemeriksa baik.

Pasien dapat menjawab pertanyaan, namun terkadang jawaban kurang sesuai atau

keluar dari topik yang di tanyakan pemeriksa.

3. Pembicaraan

Pasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan, volume suara cukup, irama

cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi pembicaraan dapat di mengerti

meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain.

4. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien cukup kooperatif saat diajukan pertanyaan dan pasien mau menjawab

pertanyaan yang diberikan.

B. Alam Perasaan

Mood dan Afek

Mood : eutimik

Afek : inappropriate affect (afek yang tidak sesuai)

Keserasian : tidak serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Auditorik, pasien merasa ada suara-suara yang mengejek

pasien.

Page 8: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

2. Ilusi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual

1. Inteligensi dan kemampuan informasi

Pasien dapat menjawab tahun berapa saat ini, siapa presiden RI saat ini,wakil

presiden RI saat ini serta gubernur dan wakil gubernur propinsi Banten saat ini.

2. Orientasi

Waktu : Pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam

serta mengetahui hari.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD

Gatot Soebroto.

Orang : Baik, pasien mengenali semua temannya di bangsal dengan

benar, dan mengetahui sedang di wawancarai oleh dokter

muda.

3. Daya Ingatan

Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan nama

nama kakak dan adiknya serta orang tuanya.

Jangka sedang : Baik, pasien dapat mengingat aktivitas yang

dilakukannya selama berada di bangsal seminggu

terakhir.

Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan sore

sebelum wawancara.

Jangka segera : Baik, pasien dapat mengulang kalimat yang diberikan

pemeriksa.

4. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien tidak dapat menghitung dengan benar 100-7 dan tidak dapat menjawab

pengurangan berikutnya dengan benar.

5. Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat membaca sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa. Pasien

mau menulis namanya.

Page 9: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

6. Kemampuan Visuospasial

Pasien mampu memngambar pot bunga, kaligrafi bertuliskan basmallah.

7. Pikiran Abstrak

Pasien dapat mengartikan peribahasa sederhana “ada gula ada semut” maupun

peribahasa yang lainnya.

8. Kemampuan menolong diri sendiri

Pasien mampu melakukan aktifitas mandi, makan dan menganti pakaian

dengan baik.

E. Pikiran

1. Proses Pikir

Flight of idea

2. Isi Pikir

Waham Curiga

F. Pengendalian Impuls

Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan

berperilaku baik dan sopan serta kooperatif saat dilakukan wawancara.

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial

Pasien kooperatif, sopan terhadap pemeriksa dan perawat serta teman –

temannya di bangsal.

2. Penilaian realita

Terganggu (adanya waham curiga dan halusinasi auditorik)

H. Tilikan

Derajat 1, menyangkal bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat Dipercaya

Page 10: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

Secara umum, keterangan yang didapat dari autoanamnesa dan alloanamnesa

dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : kompos mentis

Tensi : 110 / 80 mmHg

Nadi : 84 x / menit

Frekuensi nafas : 22 x / menit

Sietem kardiovaskular : dalam batas normal

Sistem respirasi : dalam batas normal

Sistem gastrointestinal : dalam batas normal

Sistem ekstremitas : dalam batas normal

B.Status Neurologik

GCS : E4 M6 V5

V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien, laki-laki, berinisial Tn. D berusia

43 tahun, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir MTs, bekerja sebagai tentara

yang ditempatkan di Serang dengan status sudah menikah, datang ke rumah sakit

diantar oleh kesatuan pada tanggal 24 Februari 2014 dengan keluhan marah-marah

dan memukul istri hingga istri pasien kabur dari rumah.

Berdasarkan STATUS MENTAL, Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia

43 tahun dengan penampilan tidak sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang,

rambut hitam dan beruban. Pasien menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng

dengan alas kaki. Perawatan diri kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan

normal.Secara umum perilaku pasien tampak normal. Selama wawancara pasien

duduk dan berdiri terus menerus.

Mood eutimik (suasana perasaan dalam rentang normal, tidak adanya mood

yang tertekan), afek inappropriate. Pasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan,

volume suara cukup, irama cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi

Page 11: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

pembicaraan dapat di mengerti meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari

satu topik ke topik lain.

Pada persepsi pasien tidak memiliki riwayat halusinasi visual, olfaktorik,

gustatorik, dan taktil, namun memiliki halusinasi auditorik. Proses pikir flight of

ideas dan waham curiga pada isi pikir. Pasien memiliki orientasi yang cukup baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress

(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan

pekerjaan.Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan

jiwa.

Gangguan ini merupakan gangguan mental non-organik karena tidak ditemukan

adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada dalam pengaruh

zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik dan

gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.

Dari anamnesa dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai gangguan kearah

Skizoafektif tipe manik (F25.0). Gangguan pasien telah terjadi bertahun - tahun,

dengan halusinasi auditorik dan merasa ada yang memperhatikan, sehingga

berdasarkan PPDGJ III diagnosis untuk aksis I adalah F25.0 Skizoafektif tipe manik.

Aksis II

Belum ditemukan data yang cukup bermakna untuk menentukan suatu gangguan

kepribadian, butuh didalami lebih lanjut, oleh karena itu belum ada diagnosis untuk

Axis II.

Aksis III

(-)

Aksis IV

Untuk aksis IV ditemukan adanya masalah berkaitan dengan hubungan rumah

tangganya.

Page 12: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of

Functioning (GAF) menurut PPDGJ IIIdidapatkan pada Aksis V GAF pada saat ini

adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : (Menurut PPDGJ III) F25.0 Skizoafektif tipe manik / DD : bipolar

episode manik

Aksis II : Belum ada diagnosis

Aksis III : -

Aksis IV : Masalah yang berkaitan dengan rumah tangga

Aksis V : GAF saat ini 60-51

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik

Tidak ada

Psikologik

Mood :Eutimik

Afek : inappropriate affect

Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik

Proses Pikir : flight of ideas

Isi pikir : Waham curiga

Tilikan : Derajat 1, RTA terganggu

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Page 13: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

- Risperidon 2 x 2 mg

b. Psikoterapi

Terhadap pasien:

Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan

reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan

memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,

mensupport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia

seutuhnya. Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam

kehidupan social ekonomi, minimal pasien dapat mengendalikan emosi dan

melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

c. Sosioterapi

Terhadap keluarga:

Psikoedukasi mengenai :

a. Penyakit pasien

Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif

mengenai penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang

memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga bisa

menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan

mencegah kekambuhan.

b. Terapi yang diberikan

Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien

dimana diterangkan kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek

samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu ditekankan

pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur sehingga

diharapkan keluarga turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya

program terapi.

Page 14: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

XI. DISKUSI

Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku dan alam pikir yang secara

klinis bermakna dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability)

dalam fungsi pekerjaan dan sosial, dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat

disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien didapatkan

adanya gangguan ini selama bertahun - tahun, adanya gejala berupa halusinasi

auditorik yaitu mendengar suara bisikan dan adanya waham curiga yang menonjol.

Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III, diagnosis untuk aksis I adalah F25.0, yaitu

Skizofrenia tipe manik.

Dalam subtipe Skizoafektif terdapat klasifikasi seperti :

Halusinasi atau waham harus menonjol secara bersamaan dengan adanya

ganguuan afek;

Halusinasi auditorik mendengar suara – suara bisikan yang mengejeknya.

Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi pada pasien waham yang ada

hanyalah waham curiga saja.

Adanya gangguan afek yang menonjol bersamaan dengan munculnya gejala gejala

psikotik.

Pada pasien terdapat ciri-ciri skizofrenia seperti yang dilampirkan diatas, serta

adanya gangguan pada afek yang menonjol secara bersamaan. kecenderungan pada

Skizoafektif tipe manik (F.25.0) dimana pasien berhalusinasi mendengar suara bisikan

yaitu adanya halusinasi auditorik, dan merasa bahwa istrinya selalu berselingkuh

dengan banyak laki-laki lain yaitu waham curiga, serta adanya suatu perasaan yang

selalu ingin marah – marah terhadap istrinya sampai memukul istrinya terus menerus.

Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis serta hasil pemeriksaan,

kecenderungan pasien ini menderita Skizoafektif tipe manik yang dijelaskan pada

PPDGJ III F25.0.

Psikofarmaka yang diberikan untuk pasien tersebut adalah obat atipikal.

Pemberian Risperidone (derivat Benzisoxazole) yang merupakan APG II pertama

Page 15: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

diberikan 2 x 2 mg yang bekerja sebagai antagonis poten serotonin dan dopamin, obat

ini berafinitas terhadap dopamin D2 receptor juga terdapat serotonin 5-HT2 receptor

sehingga efektif terhadap gejala positif dan gejala negatif pada pasien.

Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan

juga terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa

adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien serta menekankan betapa

pentingnya kepatuhan minum obat.

Dari hasil autoanamnesis terakhir dengan pasien, pasien kooperatif dan mau

bergabung bersama pasien lain dan selalu makan dan minum obat teratur. Pasien

berkeinginan untuk segera keluar dari RSPAD agar bisa melanjutkan pekerjaannya

sebagai seorang tentara dan sangat ingin memlakukan hubungan seksual dengan

istrinya.

Page 16: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

XII. LAMPIRAN

Page 17: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

XIII. Hhh

Page 18: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

XIV. FOLLOW UP

Nama : Tn. D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : TNI Angkatan Darat

Nomer rekam medis : 34 – 40 - 56

Status Pernikahan : Sudah menikah

Tanggal Masuk RSPAD : 24 Februari 2014

Diagnosis : Skizoafektif tipe manic

Tanggal 9 maret 2014 (14:30)

Subyektif

pasien masih banyak bicara dan banyak bergerak,pasien mengatakan ingin pulang

bertemu anak dan istrinya.

Obyektif

laki – laki tampak lebih tua dari usianya

perawatan diri kurang

sikap / psikomotor : kooperatif

bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau

mood / afek : eutimik, inapproppiate affect

proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga

persepsi : halusinasi auditorik

RTA : terganggu

Assessment / penilaian

Aksis I : skizoafektif tipe manic

Aksis II : -

Aksis III : -

Aksis IV : masalah rumah tangga

Aksis V : GAF 60 - 51

Planning / perencanaan

Risperidon 2 x 2 mg

Page 19: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

Tanggal 10 maret 2014 (10:30)

Subyektif

pasien berkali – kali bertanya kapan pasien bisa pulang, pasien masih banyak bicara

dan mondan – mandir saat bicara.

Obyektif

laki – laki tampak lebih tua dari usianya

perawatan diri kurang

sikap / psikomotor : kooperatif

bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau.

mood / afek : eutimik, inapproppiate affect

proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga

persepsi : halusinasi auditorik

RTA : terganggu

Assessment / penilaian

Aksis I : skizoafektif tipe manic

Aksis II : -

Aksis III : -

Aksis IV : masalah rumah tangga

Aksis V : GAF 60 - 51

Planning / perencanaan

Risperidon 2 x 2 mg

Tanggal 11 maret 2014 (08:00)

Subyektif

Pasien sedang berolahraga, pasien juga meminta cuti untuk pulang sebentar ke

rumahnya karena rindu dengan keluarganya.

Obyektif

laki – laki tampak lebih tua dari usianya

perawatan diri kurang

sikap / psikomotor : kooperatif

bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau.

mood / afek : eutimik, inapproppiate affect

proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga

persepsi : halusinasi auditorik

Page 20: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

RTA : terganggu

Assessment / penilaian

Aksis I : skizoafektif tipe manic

Aksis II : -

Aksis III : -

Aksis IV : masalah rumah tangga

Aksis V : GAF 60 - 51

Planning / perencanaan

Risperidon 2 x 2 mg

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

1. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8th edition. Lippincot Williams and

Wilkins. Philadelphia; 1996.

2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.

3. Maslim, Rusdi.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.

4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri, cetakan pertama, edisi

kedua, Jakarta; 2013.