Skenario tutor 2.docx

5
Skenario Bencana longsor terjadi disebuah desa, rumah yang terletak disisi tebing yang longsor hampir seluruhnya tertimbun tanah. Dari keterangan penduduk desa, rumah itu dihuni seorang kakek berusia 65 tahun. Setelah dibantu alat berat dan warga desa, korban dapat dievakuasi. Korban ditemukan tertimpa lemari, tergeletak merintih, mengeluh dada sesak, nyeri di dada, tangan kanan dan paha kanannya. Melalui pemeriksaan sekilas oleh perawat yang berada ditempat kejadian, didapatkan gambaran : sadar tapi terlihat bingung, cemas, dan kesulitan bernafas. R: 40x/menit, P: 110x/menit lemah dan TD: 90/40 mmHg. Wajah dan bibir terlihat kebiruan. Kulit pucat, dingin dan berkeringat dingin. GCS 13 (E=3 M=6 V=4). Kepala terdapat luka terbuka didahi dan pelipis kanan, diameter 2-4 cm, yang lain dalam batas normal. Leher: trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi. Toraks: inspeksi- gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, memar disekitar dada kanan bawah sampai kesamping. Auskultasi – bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdebgar jelas, bunyi jantung terdebgar jelas, cepat. Palpasi – nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai kesamping. Krepitasi pada kosta 9, 10, 11 kanan depan. Perkusi – kanan hipersonor, kiri sonor. Ekstremitas: lengan kanan – nyeri, bengkak, potongan kayu tertancap pada lengan kanan. Paha kanan – inspeksi tampak deformitasi, memar, hematom pada paha kanan tengah kanan. Palpasi – nyeri tekan. ROM: pasif limitasi gerakan, aktif: limitasi gerakan. Setelah dilakukan penanganan ditempat oleh perawat tersebut, korban dibawa ke IGD RS terdekat. Langkah 1 (Memahami kata-kata yang tidak dimengerti) 1. Deformitasi - Perubahan bentuk tubuh sebagian atau utuh

Transcript of Skenario tutor 2.docx

SkenarioBencana longsor terjadi disebuah desa, rumah yang terletak disisi tebing yang longsor hampir seluruhnya tertimbun tanah. Dari keterangan penduduk desa, rumah itu dihuni seorang kakek berusia 65 tahun. Setelah dibantu alat berat dan warga desa, korban dapat dievakuasi. Korban ditemukan tertimpa lemari, tergeletak merintih, mengeluh dada sesak, nyeri di dada, tangan kanan dan paha kanannya. Melalui pemeriksaan sekilas oleh perawat yang berada ditempat kejadian, didapatkan gambaran : sadar tapi terlihat bingung, cemas, dan kesulitan bernafas. R: 40x/menit, P: 110x/menit lemah dan TD: 90/40 mmHg. Wajah dan bibir terlihat kebiruan. Kulit pucat, dingin dan berkeringat dingin. GCS 13 (E=3 M=6 V=4). Kepala terdapat luka terbuka didahi dan pelipis kanan, diameter 2-4 cm, yang lain dalam batas normal. Leher: trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi. Toraks: inspeksi- gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, memar disekitar dada kanan bawah sampai kesamping. Auskultasi bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdebgar jelas, bunyi jantung terdebgar jelas, cepat. Palpasi nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai kesamping. Krepitasi pada kosta 9, 10, 11 kanan depan. Perkusi kanan hipersonor, kiri sonor. Ekstremitas: lengan kanan nyeri, bengkak, potongan kayu tertancap pada lengan kanan. Paha kanan inspeksi tampak deformitasi, memar, hematom pada paha kanan tengah kanan. Palpasi nyeri tekan. ROM: pasif limitasi gerakan, aktif: limitasi gerakan. Setelah dilakukan penanganan ditempat oleh perawat tersebut, korban dibawa ke IGD RS terdekat.

Langkah 1 (Memahami kata-kata yang tidak dimengerti)1. Deformitasi Perubahan bentuk tubuh sebagian atau utuh2. Limitasi gerakan Tindakan membatasi atau dalam keadaan terbatas3. Krepitasi hipersonor/sonor Suara memarut akibat gesekan kedua ujung fragmen tulang yang fraktur Bunyi yang terdengar seperti sewaktu menaburkan garam kedalam api4. Vena jugularis distensi Vena dalam leher yang membesar5. Hematom Kumpulan darah yang membeku akibat pecahnya dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan memar/kebiruan dibawah kulit6. GCS (E=3, M=6, V=4) Glasgow Coma Scale adalah sistem yang terstandarisasi untuk mengevaluasi dengan cepat tingkat kesadaran pasien yang kritisE (eye)1= tidak ada respon2= berespon dengan rangsangan nyeri3= berespon dengan rangsangan disentuh4= berespon dengan rangsangan suara

M (motorik)1= tidak ada respon2= ekstensi abnormal3= fleksi abnormal4= menjauhi rangsangan5= dapat melokalisir nyeri6= dapat mengikuti perintah

V (verbal)1= tidak dapat berespon2= hanya dapat mengeran3= inkoheren4= disorientasi5= dapat berorientasi

Langkah 2 (Membuat Pertanyaan)1. Bagaimana tindakan pertama yang dapat dilakukan pada pasien tersebut ?2. Apa yang dapat menyebabkan gerakan dinding dada asimetris dan kanan tertinggal ?3. Mengapa respirasi dan nadi meningkat sedangkan tekanan darah menurun ?4. Apa yang menyebabkan pasien cemas dan bingung ?5. Apa yang menyebabkan vena jugularis distensi dan toraks bergeser ke kiri ?6. Apa saja data menyimpang dalam kasus tersebut ?7. Apa yang harus dilakukan perawat setelah diketahui bahwa ada kayu yang tertancap pada lengan dan paha kanannya ?8. Apa yang terjadi jika pasien tersebut tidak segera ditangani ?

Langkah 3 (Menjawab pertanyaan)1. Cek DRABC tension pneumotoraks dilakukan dengan cara jarum ditusukkan di ICS 2 mid clavicula untuk mengeluarkan udara

2. karena ada fraktur dada sebelah kanan sehingga pada saat inspirasi gerakan dada tidak simetris karena terjadi krepitasi pada kosta 9, 10, 11 kanan depan karena bunyi perkusi hipersonor karena paru-paru sebelah kanan kolaps

3. Respirasi meningkat, karena adanya kompensasi nafas cepat tapi dangkal Nadi meningkat, karena suplai O2 menurun yang disebabkan fungsi paru yang terganggu TD menurun, karena klien mengalami syok

4. fraktur psikologik traumatik

5. trakea bergeser ke kanan karena respon dari paru-paru yang normal

6. tension pneumotoraks multiple fraktur syok terdapat potongan kayu yang masih tertancap dilengan kanan

7. kayu tidak dicabut buat ring bandage untuk menyangga dan sebagai deeping kemudian dibalut menggunakan mitela

8. gagal nafas meninggal

Langkah 4 (Membuat Skema)LongsorTraumaDadatanganpahakepala

Langkah 51. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penanganan yang terjadi di lapangan dan di UGD pada :a. Syok b. Tension pneumotoraksc. Multiple fraktur2. Askep