Isi Laporan Skenario b Blok 1 Tutor 6

63
Skenario B Tutorial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Keterampilan Belajar dan Berkomunikasi adalah blok pertama pada awal semester I dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Toto yang merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP. Toto tinggal satu kost dengan Tono, awalnya Toto berharap dapat belajar bersama dengan Tono yang sesama teman kuliah di FK. Namun ternyata Toto merasa tidak nyaman, sulit berkonsentrasi dan kehabisan waktu karena ia sering diminta bantuan oleh Tono untuk mengerjakan tugasnya. Sehingga seringkali Toto belajar larut malam menunggu sampai Tono beristirahat agar ia bisa belajar dan mengerjakan tugasnya dengan tenang. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. FK UMP 2011 Page 1

description

Isi Laporan Skenario b Blok 1 Tutor 6

Transcript of Isi Laporan Skenario b Blok 1 Tutor 6

Skenario B Tutorial 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBlok Keterampilan Belajar dan Berkomunikasi adalah blok pertama pada awal semester I dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Toto yang merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP. Toto tinggal satu kost dengan Tono, awalnya Toto berharap dapat belajar bersama dengan Tono yang sesama teman kuliah di FK. Namun ternyata Toto merasa tidak nyaman, sulit berkonsentrasi dan kehabisan waktu karena ia sering diminta bantuan oleh Tono untuk mengerjakan tugasnya. Sehingga seringkali Toto belajar larut malam menunggu sampai Tono beristirahat agar ia bisa belajar dan mengerjakan tugasnya dengan tenang.

1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor: dr. Safyudin, M.Biomed.Moderator: Ridwan PermanaSekretaris: Merri PebriyantiNotulen: Ayu AryaniWaktu: Selasa, 11 Oktober 2011Pukul. 08.00 - 10.30 WIB.Rule :1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.1. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.1. Izin saat akan keluar ruangan.

2.2 Skenario KasusToto 18 tahun, mahasiswa FK UMP blok 1, merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP yang dirasakannya sangat berbeda pada saat SMU. Toto anak yang pendiam, suka membaca namun ia terbiasa belajar sendiri dan dengan suasana hening. Toto di Palembang kost karena orang tuanya tinggal di daerah. Di tempat kostnya Toto tinggal dengan Tono, mahasiswa FK dari daerah juga. Toto berharap ia dapat belajar bersama dengan tinggal sekamar dengan sesama teman kuliah di FK. Ternyata Tono mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda, Tono harus mendengarkna musik agar ia dapat menyerap bahan kuliah dengan baik. Toto merasa tidak nyaman, sulit berkonsentrasi dan kehabisan waktu karena ia sering diminta bantuan oleh Tono untuk menyelesaikan tugasnya karena Tono tidak mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan tugas dengan baik. Seringkali ia harus belajar larut malam. Ia harus menungggu Tono beristirahat dahulu agar ia dapat belajar dan mengerjakan tugasnya dengan tenang.

2.3 Seven Jump Steps2.3.1 Klarifikasi Istilah1. Kost : tinggal di tempat orang lain dengan atau tanpa makan dengan membayar setiap bulan.2. Konsentrasi: pemusatan pikiran terhadap suatu objek.3. Literatur: acuan sumber pengetahuan.

2.3.2 Identifikasi Masalah1. Tono tidak mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan dengan baik.2. Toto merasa tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi karena Tono sering meminta bantuan kepadanya.3. Tono memiliki kebiasaan belajar yang berbeda dengan Toto.4. Toto harus belajar larut malam.5. Toto merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP.Identifikasi masalah ini sudah kami urutkan berdasarkan prioritas, dan yang menjadi main problem adalah identifikasi masalah 1, yaitu Tono tidak mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan dengan baik.Alasan kami memilih identifikasi masalah tersebut menjadi main problem adalah karena menurut kelompok kami, hal tersebut merupakan pemicu dari masalah yang lain. Jika saja Tono mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan dengan baik, maka ia tidak akan meminta bantuan kepada Toto, dengan begitu Toto bisa berkonsentrasi pada tugas kuliahnya serta tidak akan tidur larut setiap malamnya.

2.3.3 Analisis Masalah1. Tono tidak mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan yang baik. a. Apa kemungkinan yang menyebabkan Tono tidak mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan yang baik?Jawab :Kemungkinan hal tersebut disebabkan karena Tono tidak mempunyai kesadaran diri terhadap kekurangan yang ada pada dirinya, dan ditambah pula dengan tidak bisa mengatur waktu belajar dengan baik sehingga menyebabkan tidak ada waktu baginya untuk mempelajari bahasa Inggris lebih banyak serta juga kurang aktif dalam mencari tahu cara membuat laporan dengan baik.

b. Bagaimana cara agar Tono bisa mengerti dengan literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan cara membuat laporan yang baik ?Jawab :Cara yang harus dilakukan oleh Tono adalah :1. Mengatur waktunya dengan menyempatkan diri mengikuti kursus bahasa Inggris.2. Tono harus aktif bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman atau lebih kompeten tentang tata cara membuat laporan dengan baik. Misalnya bertanya kepada dosen atau kakak tingkat.

2. Toto merasa tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi karena Tono sering meminta bantuan kepadanya.a. Bagaimana sikap Toto dalam menanggapi perilaku Tono kepadanya ?Jawab :1. Seharusnya Toto membantu Tono agar bisa mengerti literatur yang menggunakan bahasa Inggris dan membuat laporan yang baik dengan cara mengajarkannya tentang hal itu, bukan dengan membantu mengerjakan semua tugas Tono.2. Toto seharusnya menolak dengan halus permintaan Tono yang selalu meminta bantuannya dalam menyelesaikan tugas, karena hal itu demi kebaikan bersama. Kebaikan bagi Tono adalah agar ia mempunyai usaha sendiri dan rasa tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai mahasiswa. Sedangkan kebaikan bagi Toto adalah ia dapat berkonsentrasi dalam mengerjakan tugasnya sendiri.

b. Bagaimana cara menimbulkan kesadaran pada diri Tono ?Jawab :1. Toto harus menasehati dan memberi tahu kekurangan Tono.2. Toto harus berani menolak permintaan Tono yang selalu menyuruhnya mengerjakan tugas-tugas Tono. Sesuai dengan hadits Qulil haqqa walaukana murran yang artinya katakan dengan jujur walaupun pahit terdengar. Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa Toto harus mengatakan rasa ketidaknyamanannya kepada Tono agar ia sadar dan kemudian mendorong Tono melakukan perubahan.

c. Bagaimana seharusnya sikap Tono terhadap Toto dalam meminta bantuan ?Jawab :1. Tono seharusnya dapat melihat situasi dan kondisi Toto sebelum ia meminta bantuan.2. Jangan mementingkan diri sendiri.3. Jangan meminta bantuan terlalu sering.

3. Tono memiliki kebiasaan belajar yang berbeda dengan Toto.a. Bagaimana sikap Toto dalam menanggapi perbedaan gaya belajar dengan Tono ?Jawab :1. Toto harus mengerti dengan keadaan itu, yakni dengan cara menghindar atau sedikit menjauh dari Tono ketika hendak belajar.2. Mencari tempat sunyi yang bisa membuatnya nyaman pada saat belajar.3. Menyarankan kepada Tono agar menggunakan headphone atau earphone ketika ingin mendengarkan musik saat belajar.

b. Bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi perbedaan gaya belajar antara Toto dan Tono ?Jawab :Solusi terbaik adalah dengan cara saling mengerti dan saling memahami.No.Gaya Belajar (Learning Style)

TotoTono

1.ReadingVisual

2.VisualReading

3.KinetheticAuditory

4.AuditoryKinesthetic

Tabel di atas adalah tabel hasil analisis dari kelompok kami mengenai gaya belajar antara Toto dan Tono. Gaya belajar Tono yang lebih cenderung visual, sehingga mendengarkan musik menjadi kenyamanan baginya dalam menyerap pelajaran. Namun hal itu sangat jauh berbeda dengan Toto yang lebih cenderung menggunakan gaya belajar reading, di mana orang yang mempunyai gaya belajar ini akan nyaman jika belajar dalam suasana hening dan sangat sulit bagi mereka berkonsentrasi bila mendengar suara-suara bising pada saat belajar. Sehingga kami menemukan solusi dalam hal ini, yaitu Tono disarankan menggunakan earphone atau headphone ketika mendengarkan musik saat hendak belajar. Dengan demikian Toto tidak merasa terganggu dan bisa belajar dengan tenang. Dengan kata lain, tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

4. Toto harus belajar larut malam.a. Apa kemungkinan yang terjadi apabila Toto selalu belajar larut malam ?Jawab :1. Dari segi kesehatan, kemungkinan besar kesehatan Toto akan menurun karena kurang tidur.2. Dari segi akademis, kemungkinan besar nilai akademis Toto akan menurun karena pecahnya konsentrasi saat belajar akibat mengantuk.

5. Toto merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP.a. Mengapa Toto merasa bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP ?Jawab :1. Karena proses belajar saat di SMA masih menggunakan sistem Teacher Centered, sedangkan di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang sudah menggunakan sistem Student Centered yang menekankan pada mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri, selain itu sistem belajar di FK UMP juga menggunakan sistem Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL) atau tutorial. Perbedaan tersebut membuat Toto terkejut sehingga ia bingung dalam menjalani proses pembelajaran di FK UMP.2. Proses adaptasi Toto yang terlalu lambat juga menjadi salah satu faktor penyebab kebingungannya.

b. Bagaimana cara Toto agar bisa beradaptasi dengan proses pembelajaran di FK UMP ?Jawab :1. Mengubah paradigma berpikir dan sistem belajar sewaktu SMA.2. Mencari tahu terlebih dahulu tentang aturan atau tata cara belajar di FK UMP dengan banyak bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman, misalnya pada staf dosen maupun kakak tingkat.3. Mengatur waktu aktivitasnya sehari-hari agar dapat berjalan efektif dan efisien. Misalnya dengan membuat schedule a task atau to do list.

2.3.4 Kerangka Konsep

2.3.5 HipotesisToto merasa tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi karena bingung dengan proses pembelajaran di FK UMP dan ditambah pula dengan perilaku Tono yang sering meminta bantuan kepadanya dalam mengerjakan tugas.

2.3.6 Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning IssuesNo.Pokok BahasanWhat I knowWhat I Dont KnowWhat I have to proveHow I will learn

1.Manajemen Waktu*Teks book dan Internet

2.Gaya Belajar*Teks book dan internet

3.Belajar Sepanjang Hayat*Teks book dan Internet

4.Adult Learning*Teks book dan Internet

5.Etika dan Teknik Komunikasi*Teks book dan Internet

6.Reflektif Diri*Teks book dan Internet

7.Komunikasi Interpersonal*Teks book dan Internet

8.Pola Belajar dari Teacher Centered ke Student Centered.*Teks book dan Internet

2.3.7 Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar Mandiri

SINTESIS

1. Manajemen WaktuWaktu merupakan hal yang sangat berharga, karena waktu yang telah lalu tidak akan mungkin bisa diulang kembali. Oleh karena kita dituntut agar dapat memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan hadits tentang lima perkara, yaitu Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.Selain itu kita harus memperhatikan firman Allah dalam surah Al-Ashr ayat 1-3 yang artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran. Dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.Oleh karena itu, sungguh jelas sekali betapa pentingnya kita melakukan manajemen waktu agar setiap waktu dalam hari-hari kita menjadi lebih berharga. Berikut akan dijelaskan mengenai manajemen waktu beserta tips yang bisa dilakukan.Pengertian ManajemenManajemen adalah suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sararan.Fungsi Manajemen1. LeadingManajemen berfungsi untuk menjadikan kita sebagai pemimpin, terutama dalam manajemen waktu ini kita dituntut menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri. Seperti dijelaskan dalam hadits :Sesungguhnya setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.Dari hadist tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa kita di dunia ini diharapkan agar senantiasa melakukan hal-hal yang baik.2. PlanningDan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selin mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiyaya (dirugikan). (Q.S Al-Anfaal :60)Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa perencanaan yang baik dapat menggetarkan orang lain. Artinya dengan rencana yang ada tentunya kita akan lebih siap menjalani kegiatan demi kegiatan dengan efektif.Dalam Perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu harus SMART. 1. Specificartinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.2. Measurableartinya rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.3. Achievableartinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan belaka.4. Realisticartinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.5. Timeartinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.3. OrganizingDalam hal ini manajemen berfungsi mengorganisasikan diri kita terhadap suatu kegiatan. Misalnya dengan membuat catatan kuliah yang terorganisir.4. ActuatingDan Katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At-Taubah :105)Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan dari kegiatan tersebut. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras dan kerja cerdas. Manajemen juga berfungsi untuk mengerahkan kita dalam melakukan suatu kegiatan yang telah terencana. Tanpa action maka semua perencanaan yang telah kita buat hanya sia-sia belaka. Janganlah kita menjadi orang yang No action, talk only.5. ControlingDan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaaf : 16-18)Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa setiap tindakan yang kita lakukan selalu dicatat oleh dua orang malaikat, dalam hal ini manajemen menuntut kita untuk selalu senantiasa melakukan pengawasan, pengendalian atau evaluasi terhadap rencana dan perbuatan yang kita lakukan untuk mencapai suatu tujuan.Agar kegiatan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan rencana maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.Langkah untuk Meningkatkan Manajemen WaktuDi awal tulisan telah disebutkan bahwa, mula-mula anda harus menetapkan tujuan. Apakah anda punya target yang ingin anda capai pada semester sekarang? Jika anda sudah yakin dengan tujuan dan target yang ingin anda raih pada semester ini, maka anda sudah bisa memulai membuat jadwal semester. 1. Membuat Jadwal Semestera. Catat tugas mata kuliah yang telah diketahui: paper, proyek penelitian, kuis, dan sejenisnya. Mencatat tugas pada setiap awal semester membuat anda mengetahui kapan anda membutuhkan waktu lebih banyak untuk kegiatan akademik dan kapan anda punya waktu lebih longgar untuk aktivitas lainnyab. Catat aktivitas ko-kurikuler termasuk hari kerja (jika bekerja), pertemuan atau rapat organisasi, aktivitas sosial, jadwal keluar kota (pulang kampung di akhir pekan atau liburan), dan sejenisnya. Mencatat aktivitas ko-kurikuler memungkinkan anda mendapat gambaran yang lebih akurat tentang seberapa penuh atau seberapa luang jadwal anda selama satu semester. Aktivitas non akademik ini penting untuk menciptakan keseimbangan pada jadwal andaPenting untuk diingat bahwa setelah anda mempunyai jadwal kegiatan semesteran ini, anda perlu memperbaharui jadwal semester ini secara berkala. Perubahan tenggat waktu pengumpulan tugas, misalnya, atau tugas mata kuliah yang baru dan aktivitas lain yang perlu direncanakan, menyebabkan jadwal harus dikoreksi dan diperbaharui. Mempunyai jadwal semester yang akurat penting untuk tahap berikutnya dari proses ini, yaitu merencanakan beban kerja mingguan. 2. Menilai dan Merencanakan Jadwal Mingguana. Buat daftar apa yang harus dikerjakan dalam minggu depan, termasuk tugas kuliah, praktikum, kuis. Buatlah daftar ini inklusif, karena segala sesuatu membutuhkan waktu, apakah itu membaca satu bab, mengerjakan soal latihan, atau menulis outline untuk makalah penelitian.b. Masukkan dalam daftar apa yang harus dikerjakan minggu itu: aktivitas ko-kurikuler, jam kerja, olah raga, makan, dan kumpul dengan teman. Aktivitas sehari-hari dan aktivitas ko-kurikuler penting dan menciptakan keseimbangan hidup, walaupun itu berarti mengambil waktu belajar. Mempersiapkan makan dan mandi, misalnya, atau menghadiri rapat organisasi bisa menghabiskan waktu sebanyak waktu untuk membaca satu bab buku ajarEstimasikan berapa lama setiap tugas dapat diselesaikan. Setiap aktivitas membutuhkan waktu yang berbeda, sehingga penting sekali untuk mengestimasikan berapa lama setiap tugas dapat diselesaikan dan menyediakan waktu untuk tugas tersebut. Bila anda tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, lebih baik mengestimasikan waktu secara konservatif. Jika anda dapat menyelesaikan waktu 30 menit lebih cepat dari yang anda perhitungkan, anda dapat menggunakan waktu sisanya untuk mengerjakan apapun yang anda suka, tetapi jika anda tidak dapat menyelesaikan dalam waktu yang telah direncanakan maka anda harus mengambil waktu dari kegiatan lain untuk menyelesaikan tugas yang membutuhkan waktu lebih lama dari yang direncanakan.c. Identifikasi pada hari apa setiap tugas akan diselesaikan, selalu ingat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas itu dan hal-hal lain yang juga harus dikerjakan pada hari itu. Dengan melihat jadwal minggu itu dan menyadari apa saja yang harus dikerjakan setiap harinya, tenggat tidak akan terlewati. Anda dapat membuat penyesuaian pada minggu tersebut, misalnya, jika anda melihat ada tugas yang membutuhkan waktu 6 jam untuk menyelesaikannya padahal hanya ada waktu tiga jam sebelum tenggat. Membuat jadwal minggu berikutnya setiap jumat petang atau jumat malam adalah suatu kebiasaan yang baik. Karena jika minggu berikutnya jadwal sangat padat, maka akan sangat membantu jika menyelesaikan sebagian tugas pada akhir pekan itu agar tekanan pada minggu yang akan datang berkurang.3. Jadwal Setiap Haria. Tulis jadwal harian pada setiap pagi. Termasuk tugas-tugas yang belum selesai dari hari sebelumnya. Pembuatan jadwal harian ini hanya membutuhkan beberapa menit saja karena anda sudah mempunyai jadwal mingguan sebagai pedoman. Gunakan kartu indeks atau buku kecil atau notes untuk mencatat jadwal harian ini agar anda dapat membawanya kemana-mana dan memeriksanya setiap saat untuk menandai tugas mana saja yang sudah diselesaikan.b. Berikan skala prioritas untuk setiap tugas harian yang telah ditulis. Beberapa aktivitas harus dikerjakan hari itu dan sebagian lagi mungkin merupakan opsional untuk diselesaikan hari itu. Anda dapat menggunakan sistem A,B, C untuk memberi prioritas pada setiap tugas. A diberikan pada tugas yang harus diselesaikan pada hari itu dan C adalah opsional, sedangkan B penting tetapi tidak sepenting A. Cobalah untuk menyelesaikan semua tugas A sebelum mulai mengerjakan tugas B, dan akhirnya yang C. Cara ini dapat mengurangi tingkat stress karena beban tugas yang cukup banyak.4. Evaluasi Setiap Jadwala. Evaluasi jadwal setiap pagi. Tanyakan pada diri sendiri apakah jadwal hari itu cukup realistis. Tuliskan berapa jam setiap tugas akan diselesaikan. Jika dirasa tidak mungkin diselesaikan, buang beberapa tugas dengan prioritas B dan C dari jadwal.b. Evaluasi jadwal setiap malam. Apakah semua tugas dalam daftar telah diselesaikan? Jika tidak, mengapa? Apakah karena jadwalnya tidak realistis atau manajemen waktunya yang tidak efektif? Apa penyesuaian yang bisa dilakukan agar di lain waktu anda dapat membuat jadwal yang lebih baik?Mengupayakan agar Manajemen Waktu Berjalan dengan Baik Berikut adalah beberapa strategi yang mungkin membantu membuat jadwal Anda menjadi efektif dan efesien. 1. Identifikasi waktu terbaik pada setiap harinya.Apakah Anda termasuk seorang night person atau morning person? Gunakan kekuatan waktu tersebut untuk belajar. Belajar pada waktu terbaik setiap harinya - apakah itu pagi (jika anda seorang morning person) atau malam hari (jika anda seorang night person) - memungkinkan anda menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat. 2. Belajar subyek yang sulit atau membosankan lebih dulu.Dalam keadaan segar, informasi dapat diproses lebih cepat dan anda jadi lebih menghemat waktu. Alasan lainnya adalah lebih mudah mendapatkan motivasi untuk mempelajari sesuatu yang menyenangkan pada saat lelah daripada mempelajari subyek yang membosankan.3. Pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar.Perpustakaan adalah tempat yang baik untuk belajar karena satu-satunya yang bisa dilakukan di perpustakaan adalah belajar. Tetapi jika perpustakaan tidak memungkinkan untuk belajar (karena jam operasi yang terbatas, misalnya), carilah tempat (dan waktu) yang memang benar-benar jauh dari gangguan.4. Jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan.Kuliah di perguruan tinggi tidak berarti anda harus belajar sepanjang waktu. Anda harus tetap mempunyai kehidupan sosial demi keseimbangan hidup anda. Jadi, tidak ada salahnya anda menjadwalkan berkunjung dan mengobrol dengan teman atau mengerjakan hobi anda yang lain.5. Usahakan anda punya waktu tidur dan makan yang cukup dan berkualitas.Tidur seringkali dianggap sebagai bank dalam manajemen waktu. Maksudnya, setiap kali anda mendapat tugas yang membutuhkan waktu cukup banyak, anda akan mengambil waktu tidur anda untuk mengerjakan tugas. Hal ini jelas tidak efektif karena anda pasti akan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi untuk mengerjakan tugas karena tubuh anda kelelahan sehingga kurang konsentrasi. Jadi kebutuhan tidur anda haruslah tetap diperhatikan. 6. Manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan.Jika anda menggunakan transpotasi umum untuk pergi dan pulang dari kampus anda seringkali harus menunggu beberapa menit bahkan beberapa jam di halte atau peron. Mengapa tidak manfaatkan waktu menunggu tersebut untuk membaca? Bawalah catatan atau ringkasan kuliah kemana pun anda pergi dan baca setiap ada kesempatan meskipun hanya satu paragraf. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, mobil misalnya, jangan membaca sambil mengemudi karena sangat berbahaya. Tapi tidak berarti tidak bisa belajar selama perjalanan. Dengarkan saja rekaman belajar anda sendiri dari kaset. Atau bisa juga dengan menggunakan tips berikut untuk memberikan manajemen waktu yang efektif.1. Use a To Do ListBuat daftar kegiatan yang harus atau yang akan dilakukan. Tidak hanya sebagai pengingat tapi juga sebagai alat agar kita bisa mengatur waktu kapan kita memulai kegiatan, kapan kegiatan itu selesai dan berapa lama kegiatan itu dikerjakan.2. Get Set In Your WaysBuat rutinitas harian dengan detail. Manajemen waktu yang baik itu menunjukkan organisasi yang baik pula.3. Break It Up!Pecahkan tugas besar menjadi tugas-tugas kecil agar memudahkan dalam proses pengerjaannya, yaitu bisa dikerjakan step by step.4. Be RealisticJangan memasang target waktu yang tidak masuk akal, berikan waktu tambahan dari estimasi waktu yang diperkirakan.5. Pick UpaGood HabitBuatlah kebiasaan baru yang bisa membuat waktu lebih berharga. Misalnya dengan meningkatan kebiasaan membaca literatur, jurnal dan lain-lain yang bisa menambah wawasan.6. Big MessesStart With Little PilesSelesaikan pekerjaan kamu. Buang segala sesuatu yang tidak dibutuhkan lagi begitu kamu sudah menggunakannya sebelum itu memenuhi ruangan.7. Start Tomorrow Tonight!Biasakan untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan atau yang diperlukan besok pada malam sebelumnya, seperti mempersiapkan baju yang akan dipakai besok atau menaruh semua hal yang akan diperlukan pada tempatnya, karena ini akan membuat waktu kita lebih efisien.8. Dont ForgetToWrite YourselfaNoteGunakan reminder (pengingat) pada To Do List utama. Gunakan HP atau alarm jam tangan!9. Schedule a TaskHal termudah untuk dapat mengerjakan apa yang ingin kamu kerjakan ialah membuat jadwal. Misalnya bagi kita mahasiswa, dengan membuat jadwal semester dan jadwal mingguan.10. First Things FirstBuat prioritas kegiatan yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Menurut pengarang buku Seven Habits Stephen R. Covey ada 4 level kepentingan dengan mempertimbangkan dua aspek, urgency (kemendesakan) dan importancy (kepentingan) yaitu: (1) urgent and important,(2) not urgent but important, (3) urgent but not important, (4) not urgent and not important.

11. Learn to Say No!Belajar untuk menolak ajakan yang tidak penting dan dapat menggangu kegiatan atau tugas kita dengan menggunakan kata-kata yang sopan. Kita harus fokus terhadap waktu kita. Stay focus!12. The Pausethat RefreshesBuat jeda waktu untuk istirahat pada jadwal. Hal ini akan membuat otak dan tubuh kita lebih fresh dalam melakukan kegiatan selanjutnya.13. Be FlexibleKita harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dialami saat itu. Membiasakan diri dengan manajemen waktu yang efektif membutuhkan waktu yang tidak singkat. Jika ada pekerjaan atau kegiatan yang tidak bisa dikerjakan tepat waktu, jadikan jadwal yang telah kita buat fleksibel dengan waktu yang ada. Dengan kata lain, kita harus meminimalisir kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi.

Kaitan antara learning issue Manajemen Waktu dengan kasus skenario B yang dibahas adalah dalam hal ini baik Toto maupun Tono harus mempunyai manajemen waktu yang baik. Bagi Toto yang seringkali belajar larut malam karena harus menunggu Tono beristirahat, seharusnya ia bisa mengatur waktu belajar atau mempunyai schedule a task sehingga ketika ia hendak belajar tidak perlu menunggu Tono tidur terlebih dahulu. Sedangkan bagi Tono yang kurang mengerti literatur bahasa Inggris dan membuat laporan dengan baik diharapkan dapat mengatur waktunya agar mengikuti kursus ataupun meluangkan waktu untuk bertanya kepada orang yang lebih kompeten tentang kesulitannya itu.

2. Gaya BelajarPengertian Gaya BelajarGaya belajar adalah cara seseorang untuk berkonsentrasi, berproses, menyerap, dan mengingat informasi baru dan sulit dicerna.Macam-Macam Gaya BelajarMenurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic.1. Auditory (Pendengaran)Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.Beberapa ciri seorang Auditory antara lain :1. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok,2. Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV,3. Suka berbicara,4. Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik,5. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya,6. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis,7. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.2. Visual (Penglihatan)Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.Beberapa karakteristik Visual adalah :1. Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya.2. Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu.3. Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.4. Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan.5. Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.6. Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu.3. Reading (Membaca) Orang yang memiliki gaya belajar Reading, belajar dengan menitikberatkan pada tulisan atau catatan. Karakteristik ini benar-benar menempatkan bacaan atau tulisan sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah membaca atau menuliskannya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini menyukai hal-hal yang berbau teoritis dan umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk peragaan atau praktis. Orang yang memiliki gaya belajar Reading biasanya memiliki karakteristik :1. Suka membaca dan membuat catatan.2. Huruf-huruf indah dan tulisan rapi merupakan hal yang sangat berkesan bagi mereka.3. Mudah mengingat apa yang mereka baca atau tuliskan.4. Kinesthetic (Menyentuh) Orang yang memiliki gaya belajar, Kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya. Orang yang memiliki gaya belajar Kinesthetic biasanya memiliki karakteristik :1. Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya2. Sulit untuk berdiam diri3. Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan4. Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik5. Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar6. Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulitSekali Anda telah mengenali gaya belajar yang Anda miliki,Anda dapat menerapkan cara belajar yang baik yang sesuai dengan gaya belajar Anda untuk memaksimalkan Prestasi pendidikan Anda.Manfaat Memahami Gaya Belajar Anda Penting untuk diingat bahwa Anda sebagai seorang individu adalah pembelajar yang unik. Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang bisa belajar dengan cara yang persis sama. Ada banyak keuntungan untuk memahami gaya belajar yang Anda miliki agar dalam belajar, kita bisa memproses informasi dengan lebih efisien. Beberapa manfaat tersebut meliputi:Keuntungan Akademik1. Memaksimalkan potensi belajar Anda2. Sukses pada semua tingkat pendidikan3. Memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih baik pada ujian dan tes4. Mengatasi keterbatasan di dalam kelas5. Mengurangi frustrasi dan tingkat stres6. Mengembangkan strategi belajar Anda

Keuntungan Pribadi1. Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri2. Mempelajari cara terbaik menggunakan otak Anda3. Mendapatkan wawasan kekuatan serta kelemahan diri Anda4. Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam5. Mengembangkan motivasi untuk belajar6. Mempelajari Bagaimana memaksimalkan kemampuan serta keterampilan alami AndaKeuntungan Profesional1. Unggul dalam kompetisi/persaingan2. Mengelola tim dengan cara yang lebih efektif3. Mempelajari bagaimana cara memberikan presentasi dengan lebih efektif4. Meningkatkan keterampilan dalam menjual5. Meningkatkan produktivitas AndaPerlu diingat bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam belajar.Setiap orang adalah unik dan setiap gaya belajar memberikan keuntungan sertakekurangan masing-masing. Memahami gaya belajar Anda sendiri dapat membantu Anda untuk belajar serta bekerja secara lebih efisien dan efektif. Sekarang , Agar Anda bisa memahami gaya belajar sendiri yang unik, kita akanmembahas setiap gaya belajar lebih detail dan mempelajari langkah-langkah apa yang dapat Anda ambil untuk memilih strategi belajar Anda sesuai dengan gaya belajar yang Anda miliki.

Kaitan antara learning issue Gaya Belajar dengan kasus skenario B adalah perbedaan gaya belajar Toto dan Tono yang harus dicari solusi terbaik. Penyelesaian masalah antarkeduanya adalah dengan saling memahami gaya belajar masing-masing. Sebagaimana hasil dari analisis kelompok, kami menemukan bahwa gaya belajar Tono yang lebih cenderung visual membuat Toto dengan gaya belajar reading yang dimilikinya merasa terganggu. Rasa terganggu itu muncul karena Toto terbiasa belajar dengan suasana hening, sementara Tono harus belajar sambil mendengarkan musik agar dapat menyerap pelajaran. Dari kasus ini, kami menemukan jalan keluar yang baik bagi keduanya, yaitu ketika belajar Tono harus menggunakan headphone atau earphone agar suara musik yang didengarkannya tidak mengganggu konsentrasi Toto. Dengan begitu kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan dan proses belajar keduanya dapat berjalan dengan baik.

3. Belajar Sepanjang HayatBelajar sepanjang hayat adalah suatu kewajiban bagi setiap orang, sesuai dengan tuntunan hadist Uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi yang artinya tuntutlah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat.1. Pendidikan sepanjang hayat adalah anjuran agama islam,2. Pendidikan atau peningkatan iptekdok tidak berhenti dengan selesainya satu jenjang pendidikan,3. Tuntutan akan pelayanan yang up to date dan upaya untuk mempertahankan kompetensi memerlukan pembelajaran yang terus menerus dari berbagai cara dan sumber.Tujuan Belajar Sepanjang Hayat :1. Perkembangan pengetahuan dan teknologi ilmu kedokteran dan kesehatan terus berlanjut,2. Pengetahuan dan ketrampilan yang didapat saat pendidikan dokter belum paripurna 3. Perlu mempelajari bagaimana belajar secara mandiri dan menggunakan TKI untuk menambah pengetahuan kedokteran dan kesehatan selama menjalani profesi kedokteran,4. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatanKompetensi khusus :1. Menyadari keterbatasan diri akan pengetahuan dan pengalaman.a. Berinisiatif untuk mengisi gap pengetahuan,b. Mencari, mereview, dan menyaring data dari berbagai sumber termasuk TKI,c. Membandingkan pengetahuan yang dimiliki sejawat, advisor dan pakar.2. Menerapkan pengetahuan yang dibutuhkan.3. Memelihara minat dalam pendidikan umum dan ilmu.a. Membaca literatur yang relevan,b. Mencari peluang untuk meningkatkan intelektual dan memperkaya profesionalisme (kursus, lokakarya).4. Terus mencari pengetahuan sosial dan humaniora untuk meningkatkan kualitas hidup dan membentuk empati, sensitivitas dan kerendahan hati. Alasan untuk Belajar Sepanjang Hayat :1. Masa pendidikan 2. Luasnya Ilmu Kedokteran 3. Cepatnya perkembangan ilmu dan Teknologi Kedokteran 4. Dokter harus memutakhirkan pengetahuannya,5. Dituntut oleh Undang Undang (UU praktik kedokteran)6. Tuntutan pelayanan kesehatan yang bermutu

Kaitan antara learning issue Belajar Sepanjang Hayat dengan kasus skenario B adalah bagi Tono ia harus senantiasa meningkatkan proses belajarnya agar bisa menggunakan literatur bahasa Inggris dan mengetahui cara membuat laporan dengan baik. Sedangkan bagi Toto ia harus mengikuti perkembangan zaman yang dalam hal ini harus mengikuti perkembangan dan tata cara di kampus dengan banyak belajar serta aktif bertanya tentang sistem pembelajaran di FK UMP kepada orang-orang yang lebih berpengalaman.

4. Adult LearningQ.S. Al-Alaq menjelaskan Iqro yang artinya bacalah. Dari surah tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya belajar itu, apalagi pendidikan orang dewasa yang dituntut mandiri. Menuntut ilmu itu tidak hanya sebatas di lingkungan kampus saja bagi seorang mahasiswa, ada hadits yang menyebutkan Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China itu artinya di mana saja kita bisa mendapatkan ilmu, tidak hanya terfokus pada satu tempat. Di tempat yang jauh sekalipun kita masih bisa menuntut ilmu.Ilmu adalah harta yang paling berharga karena ia tak akan pernah habis walaupun kita terus membagikannya untuk orang lain. Seperti dijelaskan juga dalam hadist Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi sesamanya.Pengertian Adult LearningPengertian menurut tata bahasa Yunani yang berasal dari andros artinya orang dewasa, dan agogus artinya memimpin. Pendidikan orang dewasa adalah lulusan (orang dewasa) sebagai sasaran pendidikan yang dapat mengarahkan diri sendiri dan menjadi guru menjadi dirinya sendiri.Pengertian menurut UNESCO (1976) pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isinya, tingkatannya, dan metodenya secara formal maupun non-formal untuk memenuhi kebutuhan yang melengkapi pendidikan di sekolah dalam rangka meningkatkan kemammpuan, memperkaya pengetahuan, mendapatkan ketrampilan dan perubahan sikap seseorang sebagai tenaga pembangun yang mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi sosial budaya.Menurut Lunandi (1987) yang terpenting dalam pendidikan orang dewasa adalah: Apa yang dipetajari pelajar, bukan apa yang diajarkan pengajar. Artinya, hasil akhir yang dinilai adalah apa yang diperoleh orang dewasa dan pertemuan pendidikan/pelatihan, bukan apa yang dilalukukan pengajar, pelatih atau penceramah dalam pertemuannya.Menurut Vemer dan Davidson dalam Lunandi (1987) ada enam faktor yang secara psikologis dapat menghambat keikutsertaan orang dewasa dalam suatu program pendidikan:1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglilhatan atau titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas mulai hergerak makin jauh. Pada usia dua puluh tahun seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm dari matanya. Sekitar usia empat puluh fahun titik dekat penglihatan itu sudah menjauh sampai 23 cm. 2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang, yakni makin pendek. Kedua faktor ini perlu diperhatikan dalam pengadaan dan penggunaan bahan dan alat pendidikan. 3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan dalam suatu situasi belajar. Kalau seseorang pada usia 20 tahun memerlukan 100 Watt cahaya1 maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 Watt, dan pada usia 70 tahun seterang 300 Watt baru cukup untuk dapat melihat dengan jelas. 4. Makin bertambah usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah daripada spektrum. Hal ini disebabkan oleh menguningnya komea atau lensa mata, sehingga cahaya yang masuk agak terasing. Akibatnya ialah kurang dapat dibedakannya warna-warna lembut. Untuk jelasnya perlu digunakan warna-warna cerah yang kontras untuk alat-alat peraga. 5. Pendengaran atau kemampuan menerima suara mengurang dengan bertambahnya usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran dalam kemampuannya membedakan nada secara tajam pada tiap dasawarsa dalam hidupnya. Pria cenderung lebih cepat mundur dalam hal ini daripada wanita. Hanya 11 persen dan orang berusia 20 tahun yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51 persen dan orang yang berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran. 6. Pembedaan bunyi atau kemampuan untuk membedakan bunyi makin mengurang dengan bertambahnya usia. Dengan demikian, bicara orang lain yang terlalu cepat makin sukar ditangkapnya, dan bunyi sampingan dan suara di latar belakangnya bagai menyatu dengan bicara orang. Makin sukar pula membedakan bunyi konsonan seperti t, g, b, c, dan d.

Kaitan antara learning issue Adult Learning ini dengan kasus skenario B adalah Toto dan Tono dituntut menerapkan sistem belajar orang dewasa yang mampu mengerahkan diri sendiri, dan berusaha meningkatkan kualilitas intelektualnya dari hasil evaluasi yang dilakukan. Hal tersebut diharapkan agar keduanya tidak mengalami kesulitan dalam menjalani proses kuliah.

5. Etika dan Teknik KomunikasiKomunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa komunikasi tak akan ada interaksi dan kemudian tak akan tampaklah indahnya kehidupan. Di dalam hadits ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaimana Rasulullah saw mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Misalnya :Pertama,qulil haqqa walaukana murran(katakanlah dengan benar walaupun pahit terdengar). Kedua,falyakul khairan au liyasmut(katakanlah bila benar kalau tidak bisa, diamlah). Ketiga,laa takul qabla tafakur(janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu). Keempat, Nabi menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya,Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabatmu itu sebagaimana sahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadir.Kelima, selanjutnya Nabi saw berpesan,Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orangyaitu mereka yang menjungkirkan-balikkan fakta (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput dengan lidahnya. Pesan Nabi SAW tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami.Prinsip-prinsip komunikasiAdapun prinsip-prinsip komunikasi itu antara lain :1. Adanya Proses KomunikasiApakah biasanya yang terjadi jika suatu proses komunikasi sedang berlangsung berikut ini adalah beberapa contoh kejadian yang oleh hampir tiap orang dinyatakan sebagai komunikasi.a. Seorang anak kecil menangis di tengah malam mencari ibunya.b. Seorang pengendara mobil menyembunyikan tuter (klakson) memperingatkan seorang penjalan kaki agar minggir.c. Nyala lampu lalu lintas berubah dari hijau ke merah.d. Seekor kucing mengeong karena ada kucing lain yang mau merebut ikan.Dalam semua contoh di atas, pihak-pihak yang berpartisipasi atau dengan kata lain yang turut mengambil bagian dalam proses komunikasi, saling memanfaatkan atau berbagi informasi. Unsur dasar dalam komunikasi adalah informasi.Proses yang mendasar dalam komunikasi adalah penggunaan bersama atau dengan kata lain ada yang memberi informasi (mengirim) dan ada yang menerima informasi. Penggunaan bersama di sini tidak harus yang memberi dan yang menerima harus saling berhadapan secara langsung akan tetapi bisa melalui media lain, seperti tulisan, isyarat, maupun yang berupa kode-kode tertentu yang bisa dipahami.Kesimpulannya, bahwa dalam proses komunikasi, pihak-pihak peserta dalam komunikasi menciptakan pesan-pesan yang berupa informasi bisa berbentuk pola, isyarat ataupun simbol, dengan harapan akan mengutarakan suatu makna tertentu bagi peserta-peserta lain (penerima).2. Makna yang Dikandung PesanDalam bagian sebelum ini, pesan dibahas sebagai suatu kumpulan pola-pola isyarat-isyarat atau simbol-simbol, baik pola, isyarat maupun simbol itu sendiri tidak mempunyai makna, karena hanya berupa perubahan-perubahan wujud perantara yang berguna untuk komunikasi.Makna adalah balasan terhadap pesan. Kita sudah mengetahui bahwa suatu pesan itu terdiri dari isyarat-isyarat atau simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru timbul, jika ada seseorang yang menafsirkan isyarat atau simbol bersangkutan dan berusaha memahami artinya. Dari segi psikologis, isyarat atau simbol bertindak selaku perangsang untuk membangkitkan balasan di pihak penerima pesan.Adapun makna balasan itu terbagi dua, yaitu :a. Makna PenegasMakna penegas adalah sejenis balasan yang menamakan atau menggambarkan objek yang ditujukan oleh suatu isyarat tertentu. Makna penegas mengenali, menunjuk dan memisahkan sesuatu. Misalnya : kursi. Kursi bukan meja, kursi bukan orang, kursi bukan rumah.Isyarat dari masing-masing objek ini menonjolkan dan membedakannya dari objek lainnya. Inilah yang dilakukan oleh makna penegas.b. Makna TambahanMakna tambahan adalah sejenis balasan dari segi perasaan, yang menyebabkan timbulnya reaksi terhadap suatu isyarat tertentu dengan perasaan takut, yakin, tidak senang dan sebagainya. Reaksi ini terpisah dari gambaran yang timbul dalam pikiran.3. Menuju Suatu Model Proses Komunikasi yang Umum dan MemusatAda tiga model dalam proses komunikasi, yaitu :a. Model Umpan BalikIstilah umpan balik sering dipergunakan bagi informasi yang didapat kembali oleh sumber dari penerima tujuan umpan balik ini adalah guna menilai pengaruh pesannya atau untuk melihat sampai seberapa jauhkah si penerima memahami makna yang ada pada diri sumber mengenai pesan yang digunakan bersama. Umpan balik ini dapat berupa wajah penerima yang kelihatan bingung atau berupa pulangnya kembali seorang pasien dalam waktu satu bulan ke klinik, mengikuti petunjuk untuk mendapatkan satu seti pil anti hamil lagi. Kadang-kadang umpan balik terlambat sekali datangnya. Misalnya jika pasien baru datang kembali beberapa bulan keudian, tetapi dalam keadaan hamil kebali. Kadang-kadang sama sekali tidak terdapat umpan balik atau kalaupun datang sudah tidak berguna lagi; misalnya jika bom ang hendak diamankan meletus ketika sumbu ledaknya dicabut.Jika pihak yang diajak berkomunikasi tidak atau kurang memahami maksud kita, susunlah sandi yang mirip dengan masalah tetapi berlainan wujudnya, agar jangan sampai pemahamannya tidak memencar.b. Model Timbal BalikPada model timbal balik, proses komunikasi tidak hanya terbatas pada penerimaan sumber terhadap informasi mengenai pengaru pesannya (umpan-balik) pada diri penerima. Proses komunikasi ini tidak terhenti sesudah umpan balik, melainkan berbalik kembali ke peserta pertama. Dan pihak pertama ini menyusun pesan yang baru lagi. Jadi ingkarannya berulang kembali.c. Model Komunikasi yang MemusatModel komunikasi yang memusat, mirip wujudnya dengan model dua tahap, akan tetapi pada model komunikasi yang memusat perubahan arah yang diambil oleh peserta-peserta bergerak melingkar dan adanya pengertian bersama sebagai hasil akhir dala proses komunikasi. Di sini, pengertian bersama diperlakukan sebagai arah yang ideal atau sebagai hasil akhir yang ideal dalam proses komunikasi.

Etika KomunikasiSecara ringkas nya dapat kita nyatakan etika komunikator menurut islam seperti berikut:1 Qaulan sadida (al-Nisa:9) :jujur dan benar2 Qaulan marufa (al-Nisa:5) : kebenaran dan kebaikan3 Qaulan baligha (al-Nisa:63) : informasi yand disampaikan kepada masyarakat hendaklah berupa kata-kata yang mampu membekas pada jiwa seseorang.4 Qaulan maisura (al-Isra:28) : informasi yang hendak di sampaikan hendaklah berupa suatu perkara yang layak dab baik untuk di bincangkan.5 Qaulan karima (al-Isra:23): informasi yang berupa dengan kata-kata yang mulia.Etika merupakan refleksi kritis terhadap moralitas, maka etika tidak bermaksud membuat orang bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja. Etika berusaha mengubah orang bertindak secara autonom atau bukan heteronom.Dua macam etika :1. Etika Deskriptif ( Budaya ) : Memberi fakta sebagai dasar (bereaksi).2. Etika Normatif (Norma-norma) : Mengambil keputusan (berpikir).Dasar-dasar Etika :1. Sopan dan Ramah kepada siapa saja.2. Memberi perhatian kepada orang lain.3. Berusaha menjaga perasaan orang lain.4. Bersikap membantu .5. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.6. Dapat menguasai diri, mengedalikan emosi dalam situasi apapun.Teknik-teknik yang baik dalam berkomunikasi1. Perlunya ide yang jelas dalam berkomunikasi.2. Periksa tujuan komunikasi.3. Periksa lingkungan fisik dan manusia sebelum berkomunikasi.4. Dalam berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara.5. Dalam merencanakan komunikasi, berkonsultasilah kepada pihak lain agar memperoleh dukungan.6. Komunikasilah hal hal yang berharga saja.7. Komunikasi yang efektif yang perlu tindak lanjut.8. Komunikasi pesan-pesan secara singkat.9. Tindakan komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan.10. Jadilah pendengar yang baik.

Kaitan antara learning issue Etika dan Teknik Komunikasi dengan kasus skenario B adalah antara Toto dan Tono harus saling menggunakan etika komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ketidaknyamanan antara keduanya. Selain itu juga diharapkan Tono dapat mengerti tentang tata cara dalam meminta bantuan kepada orang lain, yakni dengan cara melihat situasi dan kondisi orang tersebut.

6. Reflektif DiriSyadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau berkata, Orang yang pandai adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT Dari hadits tersebut jelas sekali bahwa kita perlu mengevaluasi diri untuk perbaikan di masa yang akan datang.PengertianPemikiran reflektif ialah pemeriksaan yang dilakukan secara aktif, teliti dan bersungguh terhadap kepercayaan, atau suatu yang didakwa sebagai pengetahuan (ilmu), berdasarkan asas-asas yang menyokong dakwaan itu serta terhadap rumusan yang terhasil daripada pemeriksaan itu.Fokus Refleksi1. Amalan/ tingkah laku pengajaran 2. Hasil/ akibat/ kesan 3. Kepercayaan, pegangan andaian 4. Kewajaran, kerasionalan Hasil1. Kefahaman baru2. Kesadaran 3. Keinsafan 4. Perubahan persepsi Prasyarat1. Keterbukaan minda/fikiran 2. Kesungguhan 3. Penanggungjawaban Alat Bantu RefleksiDiary atau JurnalKesan / Akibat Melakukan RefleksiMenjadikan seseorang itu SADAR tentang:1. Tingkah laku atau amalan pengajarannya. 2. Makna atau pengertian tingkah laku/amalan pengajarannya. 3. Tabiat atau kebisaannya tabiat melihat sesuatu, tabiat berfikir, dan tabiat bertindak. 4. Perasaannya tentang bagaimana ia berfikir, membentuk tanggapan atau bertindak. 5. Kecakapannya membuat tanggapan, membentuk makna/memberi pengertian, atau mengenal pasti sebab kepada sesuatu. 6. Perhubungannya dengan pihak lain dalam sesuatu situasi. 7. Penghakiman (value judgement).8. Memberi nilai/label terhadap sesuatu. mengatakan sesuatu sebagai positif/negatif.

Kaitan antara learning issue Reflektif Diri dengan kasus skenario B adalah Toto dan Tono harus sama-sama melakukan reflektif diri, mencari tahu apa yang menjadi kekurangan dalam diri mereka serta juga mengevaluasi tindakan yang mereka lakukan selama ini. Setelah itu diharapkan bagi keduanya untuk berusaha mencari jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan masalah mereka. Bagi Tono diharapkan dapat menyadari bahwa tindakan yang selalu meminta Toto mengerjakan tugasnya itu adalah salah, Tono juga diharapkan menyadari kekurangan dirinya dalam bahasa Inggris dan membuat laporan, sehingga nanti ia tergugah untuk meminimalisir kekurangan itu. Sementara bagi Toto, diharapkan ia bisa menyadari kekurangan pada dirinya yakni kurang cepat dalam proses adaptasi. Sehingga ia akan segera merubah dirinya menjadi sosok orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan demikian, reflektif diri adalah cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.

7. Komunikasi InterpersonalSebagaimana hadits Rasulullah saw.:Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik(QS. Al-Baqarah:83).Qaulan Baligha,Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada merekaQaulan Balighaperkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS An-Nissa :63).Katabalighberarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya.Qaulan Balighaartinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka(H.R. Muslim).Apa itu Komunikasi Interpersonal ?Komunikasi interpersonal adalahproses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).Komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.Komunikasi interpersonal ini adalahkomunikasiyang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan,komunikasi jenis ini dianggap paling efektifdalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).Klasifikasi Komunikasi Interpersonal1. Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.2. a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.d. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.Tujuan Komunikasi InterpersonalKomunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :a. Menemukan Diri SendiriSalah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia LuarHanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.c. Membentuk dan Menjaga Hubungan Yang Penuh ArtiSalah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.d. Berubah Sikap dan Tingkah LakuBanyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.e. Untuk Bermain dan KesenanganBermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.f. Untuk MembantuAhli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi InterpersonalEfektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaituketerbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264).1. Keterbukaan (Openness)Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).2. Empati (empathy)Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta sentuhan atau belaian yang sepantasnya.3. Sikap mendukung (supportiveness)Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif, bukan evaluatif, pontan, bukan strategic, dan provisional, bukan sangat yakin.4. Sikap positif (positiveness)Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.5. Kesetaraan (Equality)Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidaksependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.

Kaitan antara learning issue Komunikasi Interpersonal dengan kasus skenario B adalah permasalahan yang terjadi antara Toto dan Tono karena mereka tidak menggunakan komunikasi interpersonal dengan baik. Jika saja antara keduanya terjalin komunikasi yang baik, tentu tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan atau tidak nyaman. Dari masalah yang terjadi, diharapkan Toto bisa mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya kepada Tono seperti dalam tuntuan hadits Qulil haqqa walaukana murran yang artinya katakana dengan jujur walaupun pahit terdengar, dengan begitu tentu Tono akan lebih bisa memahami keadaan itu. Sehingga antara kedua akan segera mencari solusi terbaik.

8. Pola Belajar dari Teacher centered ke Student CenteredPendekatan Spices Vs Pendekatan Tradisional Pendekatan dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu kelompok pendekatan Inovatif (Student Centered Learning) yang juga dikenal sebagai pendekatan SPICES dan pendekatan Tradisional (Teacher Centered Learning) (1,3,4). Perbedaan antara kedua kelompok pendekatan ini tertera dalam tabel dibawah ini.SPICES approaches/Student Centered Learning (Innovative approaches)Traditional approaches/Teacher Centered Learning

S tudent-centeredTeacher-centered

P roblem- basedInformation gathering

I ntegratedDiscipline-based

C ommunity-based (C onsummer-based)Hospital-based

E lectiveStandard program

S ystematic Apprenticeship-based

Student centered berarti mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar menentukan apa yang ingin mereka ketahui, mampu mencari pengetahuan sendiri (mandiri) dan belajar berkesinambungan, memanfaatkan banyak media bukan hanya dari kuliah, penekanan pada pencapaian kompetensi bukan pada tuntasnya materi. Pada student centered meskipun dosen mempersiapkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, sumber pembelajaran yang digunakan, serta materi evaluasi yang akan dilakukan tetapi hal-hal ini tidak diberikan secara langsung dalam bentuk materi tetapi dipakai sebagai penuntun, dan mahasiswa harus mencari dan menggali ilmu sendiri dengan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang telah disiapkan. Dosen tidak hanya berfungsi sebagai pemberi kuliah saja tetapi juga sebagai fasilitator dan pembimbing praktikum dan pendamping dalam mendapatkan ketrampilan. Pada Teacher Centered pengetahuan ditransfer dari dosen ke mahaiswa dan mahasiswa hanya menerima secara pasif, dosen merupakan satu-satunya sumber informasi sehingga dapat bersikap Dosen can do no wrong, lebih menekankan pada penguasaan materi saja dan kuliah merupakan bagian yang terbesar. Problem based learning berarti mahasiswa diberikan trigger atau ilustrasi kasus yang akan digunakan untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi dan ilmu pengetahuan tanpa harus memecahkan masalah yang ditampilkan. Dengan cara ini mahasiswa dirangsang untuk mengembangkan nalar dan daya analisanya serta berpikir kritis serta mampu menggunakan ilmu yang telah dimilikinya serta menggali ilmu atau informasi yang masih dibutuhkannya. Integrasi berarti mahasiswa harus mampu menghubungkan dan mengintegrasikan ilmu yang diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Mahasiswa tidak boleh berpikir secara terkotak kotak dalam masing-masing disiplin ilmu.Community based berarti pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Pada institusi pendidikan komputer hal ini dapat disesuaikan sebagai consummer based, yaitu berorientasi pada kepentingan konsumen.. Elektif berarti untuk mahasiswa disiapkan modul-modul pilihan yang dapat diambil sesuai dengan kemauan dan bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat. Pada Institusi pendidikan komputer hal ini sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada mahasiawa untuk mengembangkan minat dan bakatnya diluar mata ajaran yang telah terstruktur. Systematic berarti dalam pelaksanan pembelajarannya mahasiswa harus belajar dan menguasai ilmu secara sistimatis tidak melompat-lompat agar didapatkan pemahaman secara baik. Kemp menyatakan bahwa pembelajaran mahsiswa merupakan kunci keberhsilan suatu pendidikan. Dari berbagai rujukan diketahui bahwa pembelajaran dalam konteks pendidikan memiliki beberapa ciri yaitu1. bersifat pribadi 2. merupakan pengalaman sepanjang hayat 3. Bertahap4. hasil bergantung pada pendekatan yang digunakan 5. Bertujuan untuk mencapai perubahan perilaku yang terdiria atas cara berpikir, cara berperasaan dan cara bertindak 6. Adanya tahapan proses pembelajaran yang terdiri atas tahapan perolehan pengetahuan, tahap latihan penerapan perolehan pengethauan tersebut sesuai sasaran pembelajaran dan tahap umpan balikUntuk mencapai perubahan perilaku ada 2 hal yang utama yaitu cara berpikir dan perolehan pengetahuan. Teori constructivism menyatakan bahwa pengetahuan merupakan satu produk konstruksi yang terjadi dalam otak manusia yang diperoleh melalui pembelajaran. Hal ini berlwanana dengan positism yang mengetakan bahwa pengetahuan dianggap statis sebagai satu kesatuan yang bersifat tetap (fixed entity) yang berada diluar yang mengetahui. Bila ditinjau dari perolehannnya maka pengetahuan positivism adalah produk penelitian ilmiah, sedangkan pada constructivism pengetahuan merupakan hasil pembelajaran yang dilandasi proses berpikir. Hubungan anytara proses berpikir dengan pengetahuan dinayatakan oleh Ewans sebagai berikut : Knowledge is made up of the facts of the subject and the students ability to use those facts to think and solve problems. Paul menyatakan bahwa : knowledge exists only in minds that have comprehended and justifiued it through thought. Knowledge is something we must think our way to, not something we can simply be given. Knowledge is produced by thought, evaluated, refined, maintained and transformed by thought. Knowledge can be acquired only through thought. The educational phylosophy underlying educational goals, standards, and objectives should be based on an accurate and full conception of the dependence of knowledge on thought.Jelaslah bahwa pembelajaran yang seharusnya adalah pembelajaran yang dapat memicu atau merangsnag kegiatan berpikirnya mahasiswa untuk dapat terlaksananya tahap pertama proses pembelajran, yaitu perolehan pengetahuannya mahaiswa sendiri. Pada saat ini mahaiswa memperoleh pengetahuannya melalui kuliah yang diberikan staf akademik yang merupakan metode tradisional secara turun temurun. Melalui kuliah tersebut staf pengajar memberikan pengetahuannya berorientasi pada hasil pembelajaran staf akademik. Jadi sebenarnya yang mengalami pembelajaran saat ini hanyalag staf akademik, sedangkan mahasiswa hanya meniru dan menghapal pengetahuan tersebut.

Kaitan antara learning issue Pola Belajar dari Teacher Centered ke Student Centered dengan kasus skenario B adalah Toto dan Tono sama-sama mempunyai masalah dalam kuliahnya, Toto mempunyai masalah dengan rasa bingungnya terhadap sistem belajar di FK UMP yang sangat jauh berbeda dengan sistem belajar pada waktu SMA. Sedangkan Tono memiliki masalah dengan menggunakan literatur bahasa Inggris dan membuat laporan. Dari kasus tersebut ternyata untuk mengatasi masalah itu keduanya dituntut untuk mengubah paradigma berpikir sewaktu SMA, mereka harus menggunakan sistem belajar Student Centered yang menekankan mahasiswa harus aktif dan mandiri. Bagi Tono seharusnya ia mempunyai inisiatif untuk mengikuti kursus bahasa Inggris dan aktif bertanya kepada dosen atau kakak tingkat mengenai cara membuat laporan yang baik. Sementara bagi Toto ia juga harus aktif bertanya dengan orang yang lebih berpengalaman tentang tata cara dan sistem belajar di FK UMP serta harus dengan cepat melakukan proses adaptasi.DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Reality Publisher.Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.Ati.staff.gunadarma.ac.id (11 Oktober 2011).Indrawan. tt. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang : Lintas Media.Larry King. tt. Seni Bicara Kepada Siapa Saja. Jakarta : Gramedia.Psasir.upm.edu.my (11 Oktober 2011).Rochmah. 2010. Komunikasi dan Konseling dalam Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.Syaddad.wordpress.com (11 Oktober 2011).Tim penyusun. 2010. Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Palembang : UniversitasMuhammadiyah Palembang.FK UMP 2011Page 41