Skenario III.laporn.conten

33
SKENARIO III. MENCEGAH GIGI BERLUBANG Seorang ibu, datang ke klinik Pedodonsia RSGM Unej untuk memeriksakan gigi anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Ibu tersebut menginginkan gigi anaknya yang berlubang dilakukan perawatan dan lubangnya tidak menjadi besar serta gigi yang utuh tetap baik sampai gigi dewasanya tumbuh. Dari anamnesa diketahui bahwa penderita meminum susu, melakukan gosok gigi menggunakan pasta gigi anak-anak, walaupun kadang- kadang tidak mau melakukannya serta penderita tinggal di daerah yang kadar fluornya 0,5 ppm. Pada pemeriksaan klinis diketahui bahwa penderita mempunyai karies angka karies yang tinggi. Dokter gigi menganjurkan untuk dilakukan pencegahan karies secara sistemik maupun lokal. 1

description

KGP

Transcript of Skenario III.laporn.conten

Page 1: Skenario III.laporn.conten

SKENARIO III. MENCEGAH GIGI BERLUBANG

Seorang ibu, datang ke klinik Pedodonsia RSGM Unej untuk

memeriksakan gigi anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Ibu tersebut

menginginkan gigi anaknya yang berlubang dilakukan perawatan dan lubangnya

tidak menjadi besar serta gigi yang utuh tetap baik sampai gigi dewasanya

tumbuh. Dari anamnesa diketahui bahwa penderita meminum susu, melakukan

gosok gigi menggunakan pasta gigi anak-anak, walaupun kadang-kadang tidak

mau melakukannya serta penderita tinggal di daerah yang kadar fluornya 0,5 ppm.

Pada pemeriksaan klinis diketahui bahwa penderita mempunyai karies angka

karies yang tinggi. Dokter gigi menganjurkan untuk dilakukan pencegahan karies

secara sistemik maupun lokal.

1

Page 2: Skenario III.laporn.conten

STEP 1

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Angka karies : angka yang menunjukkan seberapa banyak karies (jumlah

gigi yang terserang) yang diderita seseorang dari dulu sampai sekarang.

2. Fluor : berasal dari bahasa asing yaitu fluere (mengalir), dimana

fluor ini tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus berikatan dengan

elektron lain karena merupakan unsur nonlogam paling reaktif dan

elektronegatif yang terletak pada nomor atom 9 golongan VIIA, fungsi

fluor sebagai perlindungan tulang dan memperkuat struktur gigi dan

tulang, dan bisa diperoleh dari air berfluor, ikan, sayuran, susu, daging,

dan sebagainya.

3. Kadar fluor 0,5 ppm : jika dalam satu liter air diendapkan terdapat 0,5 mg

molekul fluor, dimana 1 ppm=mg/l.

4. Pencegahan : tindakan pemeliharaan kesehatan daripada pengobatan

penyakitnya.

5. Pencegahan sistemik : pencegahan yang dilakukan untuk mencegah

penyakit dimana prosesnya melalui sistem pencernaan, dari sistem

pencernaan tersebut didistribusikan ke darah, tetapi dari pencegahan

sistemik ini terdapat pula pencegah topikal (lokal) misalnya dari saliva

yang mengandung fluoride secara langsung dan terus-menerus membasahi

gigi.

6. Pencegahan lokal : pencegahan pada daerah yang spesifik.

2

Page 3: Skenario III.laporn.conten

STEP 2

PERMASALAHAN

1) Apa saja sumber fluor?

2) Bagaimanakah mekanisme fluor agar bisa mencegah karies?

3) Apa saja dampak kekurangan maupun kelebihan fluor? Dan dosis

normalnya berapa?

4) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi?

5) Bagaimana indikator untuk menentukan angka karies?

6) Apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah karies secara sistemik dan

lokal?

3

Page 4: Skenario III.laporn.conten

STEP 3

ANALISIS MASALAH

1) Sumber fluor bisa diperoleh dari :

Air minum, air permukaan laut, air ledeng dan air sumur. Air sumur ini

semakin banyak sumurnya yang digali maka kandungan fluornya

semakin banyak.

Makanan bisa diperoleh dari kentang, kapri, jeruk, ikan teri, sawi,

terutama dari ikan berupa kulit dan tulangnya.

Minuman bisa diperoleh dari air teh.

Dari atmosfer berupa udara.

Kemudian bisa diperoleh dari obat kumur, tablet fluor baik yang tetes

maupun langsung minum, dan pasta gigi.

Fluor ini absorbsinya paling mudah di lambung.

2) Mekanisme fluor agar bisa mencegah karies yaitu :

Terdapat tiga prinsip dari perlekatan fluor terhadap permukaan enamel,

yaitu:

1. Perpindahan ion antara F- dengan OH- dalam apatit sehingga

membentuk lapisan fluorapatit.

2. Terdapat pertumbuhan pembentukan kristal fluorapatit dari

larutan supersaturasi.

3. Pelarutan apatit dengan pembentukan CaF2.

Berikut menunjukkan formula dari reaksi kimia hidroksil apatit dan

fluor:

Ca10(PO4)6(OH)2+2F- Ca10(PO4)6F2+2OH-

Hidroksilapatit fluor fluorapatit

Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang

dapat memfermentasikan karbohidrat melalui perubahan hidroksilapatit

pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan tahan asam.

Karena tahan asam tersebut sehingga proses demineralisasi terhambat

dan sebaliknya proses remineralisasi mengalami peningkatan.

4

Page 5: Skenario III.laporn.conten

Peningkatan proses remineralisasi karena fluor reaktif dan termasuk

elektron positif sehingga mudah berikatan dengan ion Ca.

3) Dampak kelebihan fluor yaitu:

Batas dosis Akibat

>1,2 ppm fluorosis

>2 ppm Mottled enamel

5 ppm osteoklerosis

50 ppm Kelainan kelenjar tiroid

120 ppm Retardasi pertumbuhan

125 ppm Kelainan ginjal

Dampak kekurangan fluor yaitu:

Gigi mudah rapuh

Karies, jika kadar fluor <0,7 ppm

Menurunkan IQ

Penuan dini

Osteoporosis(tulang rapuh)

Dosis normal fluor yaitu:

Dosis normal fluor dalam air yang dianjurkan yaitu 0,7-1,2 ppm

Batasan normal kandungan fluor dalam air menurut WHO pada tahun

1984 dikatakan bahwa batasan aman fluor tergantung wilayah karena

berhubungan dengan iklim pada suatu wilayah tersebut. Untuk wilayah

hangat (tropis) konsentrasi fluor normalnya dalam kandungan air minum

sebaiknya masih di bawah 1mg/liter atau 1ppm. Sementara di wilayah

dengan iklim lebih dingin sebaiknya konsentrasinya 1,2ppm. Adanya

perbedaan konsentrasi fluor berdasarkan wilayah karena berdasarkan

kenyataannya pada wilayah dengan iklim panas, tubuh akan

mengeluarkan keringat dan membutuhkan banyak minum air maka dari

itu konsentrasi fluor sebaiknya ditentukan lebih rendah.

5

Page 6: Skenario III.laporn.conten

Kebutuhan asupan fluor tergantung faktor usia dan kandungan fluor

dalam sumber airnya.

Apabila asupan fluor dari sumber air kurang dari 0,3ppm, maka

suplemen yang dibutuhkan:

Usia anak Dosis fluor

6 bulan-3 tahun 0,25mg/hari

3-6 tahun 0,5mg/hari

6-16 tahun 1mg/hari

Apabila kandungan fluor dari sumber air lebih tinggi misalnya 0,3-

0,6ppm, maka kebutuhan suplemen menjadi lebih rendah:

Usia anak Dosis fluor

6 bulan-3 tahun Tidak butuh suplemen fluor

3-6 tahun 0,25mg/hari

6-16 tahun 0,5mg/hari

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi, yaitu:

Faktor diet, dimana makanan karbohidrat sederhana (glukosa dan

sukrosa) dan minuman yang mengandung sukrosa bersifat kariogenik

sehingga rentan untuk terjadinya karies.

Faktor pendidikan terkait dengan DHE (Dental Health Education).

Cara menyikat gigi yang baik dan benar.

Faktor plak, semakin banyak plak pada gigi semakin berpotensi

terjadinya karies dan ginggivitis.

Faktor gigi, kandungan fluor yang dikonsumsi mempengaruhi sehat

tidaknya gigi, daerah pit dan fisure dari gigi serta titik kontak proksimal

rentan terjadi karies, begitu pula pada gigi crowded. Hal itu terjadi

karena kurangnya pasokan fluor untuk mencapai pit dan fisure yang sulit

dijangkau. Demikian halnya dengan gigi crowded relatif susah untuk

dibersihkan sepenuhnya.

6

Page 7: Skenario III.laporn.conten

Faktor ekonomi

Dari oral hyginenya.

Faktor merokok, dimana nikotin yang terkandung dapat menekan aliran

saliva.

Faktor kebiasaan, misalnya pada anak dibiasakan minum susu

menggunakan gelas daripada menggunakan botol yang beresiko rampan

karies.

Pada orang yang cacat mental, fisik bahkan sistemik mempengaruhi

salivanya dan kebersihan rongga mulutnya sehingga rentan untuk

terjadinya karies.

5) Indikator untuk menentukan angka karies dapat ditentukan sebagai

berikut:

1) Kondisi klinis: dapat dilihat kondisi plaknya yang meningkat rentan

untuk terjadi karies begitu juga dengan pengalaman karies kemungkinan

untuk terjadi karies lagi.

Pengukuran luas plak bisa dilakukan pada permukaan gigi yaitu daerah

labial dan palatal yang secara kasat mata terlihat. Berdasarkan indeks

Vermillion dan Green:

Skor Plak

0 Tidak ada plak

1 Plak menutupi <1/3 permukaan gigi

2 Plak menutupi <2/3 permukaan gigi

3 Plak menutupi >2/3 permukaan gigi

2) Kondisi lingkungan: berdasarkan riwayat sosial, penggunaan fluor,

ngemil, perawatan giginya rutin atau tidak.

3) Kesehatan umum: misalnya anak cacat mental butuh perhatian khusus,

begitu juga dengan flow salivanya bisa dijadikan indikator.

Begitu juga dapat ditunjukkan dengan adanya white spot menunjukkan

karies tinggi, populasi bakteri streptococcus mutans yang tinggi,

7

Page 8: Skenario III.laporn.conten

penggunaan alat orto rentan karies, gigi yang sensitif perlu dicurigai,

akar yang terbuka, serta pH saliva yang rendah.

Angka karies dapat ditentukan berdasarkan indeks dari jumlah gigi yang

ditambal atau tidak ditambah jumlah gigi yang hilang dan ditambah lagi

dengan gigi yang sudah ditambal. Untuk gigi permanen menggunakan

DMF(Decay Missing Filling) yang bisa dilihat dari S(surface) dan

T(teeth). Sedangkan gigi sulung menggunakan DEF(Decay Exfoliated

Filling).

Indeks rata-rata = D+M+F

Jumlah orang yang diperiksa

Skor Indikator

0,0-0,1 Sangat rendah

0,2-2,6 Rendah

2,7-4,4 Sedang

4,5-6,5 Tinggi

>6,5 Sangat tinggi

6) Yang dapat dilakukan untuk mencegah karies secara lokal, yaitu:

Penanganan secara lokal ini dilakukan pada saat gigi tumbuh bisa dengan

cara pengaturan diet dikendalikan penggunaan gula dalam makanan dan

minuman, pengendalian plak misalnya dengan dental floss dan obat

kumur, pengaturan fluor, menyikat gigi yang baik dan benar, tidak

merokok, dipisahkan dari botol susu.

Pemberian fluor secara lokal: topikal aplikasi, pasta gigi berfluor, obat

kumur 0,2% berfluor (NaF), fissure sealant, dan khlorheksidin.

Penggunaan topikal aplikasi bisa berbentuk gel, pasta dan SnF.

Aplikasi topikal berupa:

Pemberian fluor melalui aplikasi topikal dapat memakai bermacam-

macam bentuk fluor antara lain:

8

Page 9: Skenario III.laporn.conten

Pasta fluor. Pasta fluor dapat berupa pasta fluor dengan konsentrasi tinggi (

SnF2 10%) dan larutan fluor SnF2 10%.

Larutan. Larutan yang biasa dipakai adalah larutan fluor SnF2 20%. Sebelum

dipakai larutan fluor SnF2 20% biasanya dicampur dengan larutan pengencer

atau pemanis (sorbitol) dengan perbandingan 1:1 sehingga akan didapat larutan

fluor dengan konsentrasi 10%. Kapas dicelupkan pada larutan fluor yang

sudah siap dipakai, lalu dioleskan pada seluruh permukaan gigi yang sudah

dikeringkan. Larutan fluor ini juga biasa dipakai pada spot application.

Pemberian fluor melalui spot application merupakan perawatan karena

diberikan langsung pada white spot atau pada daerah yang terkena karies.

Bahan yang dipakai adalah larutan fluor SnF2 20%. Pada teknik spot

application, cotton pellet dicelupkan pada larutan SnF2 20% lalu cotton pellet

diletakkan pada white spot selama 2-3 menit (Putri dkk, 2010).

Fluor dalam bentuk gel. Jika larutan harus diulaskan kuadran demi kuadran,

maka gel dapat diaplikasikan pada seluruh lengkung gigi sekaligus dengan

memakai aplikator khusus sehingga sediaan fluor dalam bentuk gel lebih

banyak digunakan daripada larutan (Kidd dan Bechal, 1992). Fluor dalam

bentuk gel diletakkan pada mouth guard atau sendok cetak, kemudian sendok

cetak dipakai 2-3 menit (Putri dkk, 2010). Namun, karena tiap milimeter gel

mengandung 12 mg F, penggunaan di rumah atau untuk anak-anak tidak

dianjurkan. Penggunaan gel akan lebih aman diaplikasikan di tempat praktek

dokter gigi, dan lebih mudah karena gel melekat ke gigi dan tidak perlu

pembasahan yang terus menerus dalam waktu lama seperti penggunaan larutan

(Kidd dan Bechal, 1992).

Yang dapat dilakukan untuk mencegah karies secara sistemik, yaitu:

Penanganan secara sistemik ini dilakukan pada saat pertumbuhan atau

perkembangan gigi

Upaya pencegahannya bisa dengan fluorodisasi baik pada air susu

dengan kadar 2-5 ppm/l, air minum 1 ppm, dan air garam 250 mg/kg.

9

Page 10: Skenario III.laporn.conten

Bisa juga dengan menggunakan tablet hisap fluor untuk usia 5 bulan-12

tahun dengan konsentrasi tidak lebih dari 0,7 ppm.

STEP 4

MAPPING

FAKTOR GIGI

DICEGAH TIDAK DICEGAH

DIET KONTROL PLAK FLUOR

KARIES

KELEBIHAN KEKURANGAN

SISTEMIK

APLIKASI FLUOR

LOKAL

10

Page 11: Skenario III.laporn.conten

STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi.

2) Memahami pencegahan karies dengan penggunaan fluor baik sistemik

maupun lokal.

3) Memahami mekanisme bekerjanya fluor dalam mencegah karies.

11

Page 12: Skenario III.laporn.conten

STEP 7

PEMBAHASAN DARI LEARNING OBJECTIVE

1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi.

a) Jumlah bakteri

Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas

berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri di dalam mulut disebabkan transmisi

antar manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah

S. mutans yang banyak, maka usia 2-3 tahun akan mempunyai risiko karies yang

lebih tinggi pada gigi susunya.Walaupun laktobasilus bukan merupakan penyebab

utama karies, tetapi bakteri ini ditemukan meningkat pada orang yang

mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.

b) Umur

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi

karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih

rentan terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan

gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan

beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak-anak mempunyai resiko karies yang

paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko

terhadap terjadinya karies akar.

Begitu pula terkait faktor umur menurut Suryabudhi (2003) seseorang

yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama

hidup maka pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya

semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam pengambilan keputusan

tindakannya terhadap kesehatan gigi dan mulut.

c) Jenis kelamin

Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF

yang lebih tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral higiene

wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (M missing) yang lebih

12

Page 13: Skenario III.laporn.conten

sedikit daripada pria. Sebaliknya, pria mempunyai komponen F (filling) yang

lebih banyak dalam indeks DMF.

d) Tekanan sosial budaya

Gula masih tetap menjadi bagian utama diet penduduk di kerajaan Inggris.

Dimana tiap orang baik itu laki-laki, perempuan dan anak-anak mengkonsumsi

±900 gr/minggu. Hal itu terjadi karena sejumlah besar modal ditanamkan pada

industri gula, minuman ringan, dan makanan manis yang dipromosikan dalam

bentuk iklan sehingga membuat masyarakat tertarik untuk membelinya. Begitu

pula makanan yang tidak terduga kariogenik ternyata mengandung sukrosa,

misalnya sup tomat, pasta kalengan, roti untuk bayi, dan yogurt buah. Jika hal itu

dibiarkan dan tidak bisa dikendalikan dari individunya sehingga bisa berisiko

karies.

e) Makanan pelindung

Keju dan kacang-kacangan merupakan contoh dari makanan pelindung.

Makanan pelindung tersebut dimakan setelah makan makanan yang mengandung

gula, dimana fungsinya untuk menaikkan pH plak.

f) Kurangnya sarana dan prasarana serta petugas pelayanan kesehatan yang

kurang.

Green et al (1980) menyatakan bahwa kesehatan manusia dipengaruhi oleh

dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku.

Faktor perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

(1) Faktor-faktor predisposisi (predisposin factors), yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, kepercayaan, niai, sikap dan persepsi yang

berhubungan dengan motivasi individu ataupun kelompok dalam

masyarakat.

(2) Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam bentuk

Iingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan,

misalnya puskesmas, obat-obatan, sekolah kesehatan dan lain sebagainya.

13

Page 14: Skenario III.laporn.conten

(3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang termasuk dalam

kelompok referensi dan perilaku masyarakat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaku kesehatan

seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan atau

tradisi. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan penilaku petugas

kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Misalnya, seseorang yang tidak memanfaatkan pelayanan puskesmas yang ada,

mungkin bukan karena dia tidak tahu akan bahaya penyakitnya, atau karena tidak

percaya pada puskesmas, tetapi karena rumahnya jauh, sedangkan sarana

transportasi umum untuk ke puskesmas sulit dan mahal.

Faktor non prilaku dapat berasal dari lingkungan endemik, keadaan sosial,

status ekonomi, pemerataan penduduk (demografi), keadaan geografi, dan lain

sebagainya.

2. Memahami pencegahan karies dengan penggunaan fluor baik sistemik

maupun lokal

Secara lokal

Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat bermacam-macam larutan atau

obat-obatan fluor yang dapat dipakai untuk mencegah karies, yaitu Natrium

Fluoride (NaF0, acidulated phospat-fluoride atau Fl3 PO4 (APF), dan stannaous

Fluoride atau SnF2 (Putri dkk, 2010).

Natrium Fluoride (NaF)

Natrium fluoride digunakan dalam bentuk larutan yang dicampur air

dengan konsentrasi 2% atau 2 mg NaF dalam 100 mg larutan. Aplikasi topikal

menggunakan Naf 2% biasanya terdiri atas satu seri perawatan yang terdiri dari 4

kali kunjungan dengan interval antara kunjungan 1, 2, 3, dan 4 adalah 2-7 hari.

Aplikasi ini dianjurkan untuk anak-anak usia 3, 7, 10, dan 13 tahun sebab aplikasi

14

Page 15: Skenario III.laporn.conten

topikal dengan cara ini mempunyai efek profilaksis (tindakan pencegahan) (Putri

dkk, 2010).

Kebaikan dari aplikasi topikal menggunakan larutan NaF adalah rasanya

yang cukup enak (tidak pahit, meskipun ada rasa asin), tidak menimbulkan

pewarnaan ekstrinsik, tidak mengiritasi jaringan gingiva, dan mendidik penderita

untuk melaksanakan disiplin kunjungan ke balai pengobatan selama satu seri

kunjungan. Sedangkan kekurangannya adalah larutan ini tidak tahan lama kecuali

disimpan dalam botol polietilen yang berwarna gelap sehingga tidak tembus

cahaya matahari. Apabila disimpan dalam botol tembus cahaya maka sinar

matahari akan merangsang reaksi kimia dengan ion fluor bebas (Putri dkk, 2010).

Acidulated-phospat-fluoride atau Fl3 PO4 (APF)

Penyerapan fluor oleh email dapat ditingkatkan jika pHnya diturunkan.

Namun, pH yang rendah dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi disertai

dengan pembentukan kalsium fluoride dan pelepasan fosfat. Hingga akhirnya

penelitian laboratorium menunjukkan bahwa penambahan fosfat dapat efektif

sebagai buffer (Kid dan Bechal, 1992).

Lebih dari 50% fluor dalam larutan APF berbentuk asam hidrofluor (HF)

yang tak terurai sementara kebanyakan fluor dalam larutan natrium fluorida yang

non asam dengan konsentrasi fluor yang sebanding, berbentuk sebagai ion F−¿¿.

HF lebih cepat berdifusi ke dalam email ketimbang ion F−¿¿, sehingga fluor dari

APF lebih dalam berdifusi daripada fluor yang berasal dari larutan NaF non asam

(Kid dan Bechal, 1992).

Aplikasi topikal dengan larutan fluor yang telah diasamkan ini terdiri atas

satu seri perawatan, 2 kali kunjungan untuk satu tahun. Semakin sering aplikasi

topikal dilakukan, lebih efektif dalam mencegah karies. Keuntungan pemakaian

larutan ini adalah larutan stabil jika disimpan dalam botol polietilen, namun

aplikasi ini dapat menimbulkan pewarnaan ekstrinsik pada gigi geligi. Topikal

aplikasi ini terutama diberikan pada kasus karies rampan (Putri dkk, 2010).

15

Page 16: Skenario III.laporn.conten

Stannous Fluoride (SnF2)

Konsentrasi yang dipakai adalah 8-10% dan diberikan sekali setiap 4-6

bulan dimulai pada usia 3 tahun. Juga efektif untuk orang dewasa. Larutan ini

sangat aktif sehingga akan cepat kehilangan kekuatannya, oleh karena itu harus

dibuat larutan yang baru setiap kali pemakaian, serta pemakaiannya lebih efektif

daripada NaF. SnF2 juga dapat memberikan efek walau pada daerah tempat kadar

fluoride dalam air minum cukup besar. Penggunaan SnF2 8% sekali per tahun

sudah dapat melindungi gigi dari karies. Namun, SnF2 memiliki bau dan rasa yang

tidak enak, dapat menimbulkan pigmentasi pada gigi, dapat mengiritasi gingiva,

dan mudah teroksidasi sehingga tidak efektif lagi (Putri dkk, 2010).

Topikal Aplikasi

Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah  pengolesan langsung

fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5

menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF2, APF yang

memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. Salah

satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol

varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor)

dan diberikan sekitar 3-6 bulan sekali. Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6

tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah

dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat

menyebabkan fluorosis enamel (Angela, 2005).

NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF

merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu 

yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak

mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi

2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti,

2002). 

Sekarang SnF2 jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran,

misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya

16

Page 17: Skenario III.laporn.conten

mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan,

serta mengiritasi gingiva. SnF2 juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu

memakai sediaan yang masih baru (Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa

ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan 

bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan

pH 2,4-2,8.

APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia

dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak

mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai,

merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF

dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan

jeruk nipis (Yanti, 2002). 

Pasta Gigi

Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-

kira 1 mg F/g (1 g sama dengan 12mm pasta gigi pada sikat gigi). Diduga bahwa

anak pra sekolah rata-rata menelan 0,3-0,4 g pasta gigi setiap kali menggosok gigi

sehingga jumlah fluor yang masuk ke dalam tubuh tiap harinya mencapai 0,5 mg.

Hal ini bisa mengakibatkan fluorosis jika tidak diperhatikan. Untuk itu, bagi anak-

anak di bawah usia 6 tahun, lebih baik membatasi penggunaan pasta gigi sebatas

0,3 g saja yang besarnya sama dengan kacang polong kecil, dan penyikatannya

pun hendaknya dibatasi sampai 2 kali sehari saja.

Secara sistemik

Garam fluor

Pemberian garam fluor bisa digunakan sebagai alternatif bagi daerah-

daerah yang tidak mempunyai pipa saluran air minum. Konsentrasi fluor pada

garam dapur yaitu untuk 1 kg garam dapur harus ditambahkan 200 – 300 mg

fluor. Dengan konsumsi garam berfluor rata-rata pada orang dewasa adalah 6

gr/hari.

Susu fluor

Sebuah penelitian di Galsgow menunjukkan adanya penurunan karies

sebesar 35 persen pada molar permanen murid sekolah dasar sebagai hasil dari

17

Page 18: Skenario III.laporn.conten

minum susu yang mengandung 7 bagian /106 F setiap hari selama 4 tahun

lamanya.Namun, terdapat variasi dalam jumlah yang dikonsumsi, dan terlebih lagi

tidak semua anak menyukai susu, maka dengan cara ini akan sedikit sekali

memperoleh fluor atau bahkan tidak sama sekali. Tetapi fluor yang diberikan pada

susu kurang efektif pada biaya dan lebih berisiko menimbulkan fluorosis.

Pemberian Fluor per oral

Tablet fluor dan tetes fluor utamanya dapat memberikan efek sistemik

karena harus dimetabolisme terlebih dahulu dalam tubuh. Tablet fluor ini juga

dapat memberi efek lokal ketika gigi erupsi, anak-anak diberanikan untuk

membiarkan tablet fluor mencair perlahan-lahan dalam mulutnya. Pemberian

tablet atau tetes fluor ini jangan sekali-kali diberikan jika kadar fluor dalam air

melebihi 0,7 ppm.

Dosis fluor yang dianjurkan:

UmurKadar fluor dalam air minum

0-0,3 0,3-0,7 0,7

2 minggu-2 tahun 0,25 0 0

2-4 tahun 0,5 0,25 0

4-16 tahun 1 0,5 0

NB: 2,2 mg sodium fluorida mengandung 1 mg F

Obat Tetes Fluor

Fluor dalam bentuk tetes, biasanya cara penggunaannya dicampur dengan

vitamin. Obat tetes ini biasanya sering digunakan oleh bayi dan balita. Obat yang

diberikan bisa bersamaan dengan susu atau bubur bayi. Jumlah fluor nya harus

sesuai dengan aturan pemakaian. Misalnya, Vitafluor Drops, dengan aturan pakai

3 kali 4 tetes / hari untuk umur dibawah 3 tahun dan 3 kali 8 tetes / hari untuk

anak diatas 3 tahun.

18

Page 19: Skenario III.laporn.conten

ASI (Air Susu Ibu)

Pemberian ASI lebih aman daripada air susu botol terhadap risiko karies.

Karena ASI mengandung laktosa, dimana laktosa tersebut daya kariogeniknya

kurang jika dibandingkan sukrosa. Pemberian ASI setelah anak lahir ini

membantu dalam kesehatan pembentukan matriks enamel dan dentin. Walaupun

dapat kita ketahui bahwa pembentukan matriks enamel dan dentin dari gigi susu

dimulai sejak dalam kandungan tetapi enamel secara sempurna dibentuk pada

umur 1½ bulan untuk gigi insisivus satu susu dan terakhir untuk gigi molar kedua

dari gigi susu saat umur 11 tahun. Untuk pemberian kadar fluor saat ibu hamil

menyebabkan fluor yang masuk melalui plasenta sangat sedikit sehingga kurang

optimal. Dengan demikian pemberian ASI semenjak bayi lahir dapat membantu

nutrisi kesehatan gigi anak dalam pencegahan terjadinya karies.

3. Memahami mekanisme bekerjanya fluor dalam mencegah karies

Reaksi Fluor dengan Email

Agar fluor dapat diikat oleh email, fluor tersebut harus diletakkan dalam bentuk

fluor apatit, yaitu ion hidroksil digantikan oleh ion fluor.

Ca10(PO4)6(OH)2 + 2F C10(PO4)6F2 + 2OH

Dari larutan yang mengandung konsentrasi fluor yang lebih tinggi akan diserap F

yang lebih banyak pula. Tetapi tidak seluruhnya dari fluor ini dibentuk menjadi

fluor apatit. Sebagian ion fluor akan diserap dalam permukaan Kristal tapi sisanya

akan bergabung dengan ion kalsium dari kisi-kisi untuk membentuk kalsium

fluoride (CaF2), membebaskan ion fosfat dan sebagian menguraikan kisi-kisi

dalam proses:

Ca10(PO4)6(OH)2 + 20F 10Ca2F2 + 6PO4 + 2OH

Efek Bakteriostatik :

Bakteri yang melekat di permukaan gigi disebut dengan plak. Beberapa

jenis bakteri didalam mulut, salah satunya bakteri Sreptococcus mutans

menghasilkan asam yang merupakan metabolisme karbohidrat. Salah satu

19

Page 20: Skenario III.laporn.conten

senyawa pembentuk elemen gigi yang berperan penting dalam mekanisme

Flouride Varnish adalah hidroksilapatit. Hidroksilapatit merupakan bagian dari

senyawa-senyawa kalsium fosfat dan merupakan senyawa terpenting untuk

melindungi gigi. Secara lokal flour diikat di permukaan luar dari kristal

hidroksilapatit, sebagai reaksi pertamanya flour akan membentuk endapan calsium

fluoride di permukaan enamel dan terbentuknya flourapatit sebagai reaksi kedua.

Endapan calsium fluoride yang terbentuk lebih banyak dari flourapatit.

Reaksi pertama :

Ca10(PO4)6(OH)2 + 20 F 10CaF2 + 6PO4 + 2OH

Hidroksilapatit Kalsium Flourida

CaF2 ini tidak terikat kuat pada gigi dan secara bertahap dapat terlepas.

Sebagai reaksi kedua terjadi sebagai berikut :

Ca10(PO4)6(OH)2 + 2 F Ca10(PO4)6 F2 + 2OH

Hidroksilapatit Flourapatit

Pada reaksi kedua ini terjadi pertukaran langsung antara ion OH dan ion F,

jumlah flourapatit yang terbentuk tidak banyak. Reaksi pertukaran ini tergantung

dari pH, pada pH 4 reaksi ini akan berlangsung kira-kira seratus kali lebih cepat

dibandingkan pada pH 7. Ini disebabkan pada pH yang rendah akan terbentuk

suatu hasil yaitu ikatan kalsiumfosfat yang disebut brushit.

Brushit merupakan ikatan kalsiumfosfat yang paling stabil dalam keadaan

pH yang lebih rendah dari 4,3. Brushit juga bereaksi dengan flour dan membentuk

senyawa flourapatit. Reaksi persenyawaan ini terjadi lebih cepat dibandingkan

dengan reaksi pertukaran ion yang disebut sebelumnya, sehingga dapat dikatakan

20

Page 21: Skenario III.laporn.conten

bahwa mekanisme utama yang menghambat terjadinya karies adalah reaksi

brushit dengan flour.

Efek pada bakteri penyebab karies dan metabolismenya bergantung pada

pH dan konsentrasinya, fluor dapat menimbulkan efek antibakteri dan antienzim.

Pada aplikasi topikal dengan konsentrasi lebih dari 1 persen F, baik APF (pH 3,2)

maupun SnF (pH 2,1) ternyata toksik terhadap streptococcus mutans. Adanya ion

fluor dalam plak dapat menurunkan efek kariogenik dengan jalan menghambat

pembentukan asam dan penurunan pH yang diakibatkannya.

Fluor dalam bentuk ion (F-) tidak dapat menembus ke dalam sel bakteri,

namun fluor dalam bentuk asam fluorida (HF) dapat masuk ke dalam sel bakteri.

Pada saat pH plak rendah akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri, ion hidrogen

(H+) yang terbentuk ketika keadaan asam akan berikatan dengan ion fluorida (F -)

sehingga terbentuk asam fluorida (HF). HF dapat masuk ke dalam sel bakteri.

Kemudian di dalam sel bakteri HF kembali terion menjadi H+ dan F-. F- yang

terbentuk akan menghambat pembentukan asam fosfo-enolpiro anggur yang

dibutuhkan bakteri saat glikolisis. Akibatnya, metabolisme bakteri terganggu.

Meningkatkan remineralisasi

Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat

menetralisasi asam sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan

demineralisasi.

Saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang hilang

ketika demineralisasi kembali menyusun gigi. Permukaan kristal yang

terdemineralisasi yang terletak antara lesi akan bertindak sebagai

‘nukleator’dan permukaan baru akan terbentuk.

Proses tersebut disebut remineralisasi, yaitu penggantian mineral pada

daerah-daerah yang terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada

email atau dentin (termasuk bagian akar).

21

Page 22: Skenario III.laporn.conten

Fluor akan meningkatkan remineralisasi dengan mengadsorpsi pada

permukaan kristal menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk

pembentukan mineral baru.

Mineral yang baru terbentuk disebut veneer yang tidak mengandung

karbonat dan komposisinya memiliki kemiripan antara HAP dan FAP.

FAP mengandung sekitar 30.000 ppm fluor dan memiliki kelarutan

terhadap asam yang rendah.

Mineral yang baru terbentuk memiliki sifat seperti FAP yang kelarutan

dalam asam lebih rendah daripada CAP.

22

Page 23: Skenario III.laporn.conten

23