Skenario a 1 Nbb

175
Skenario A blok III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Etika, Hukum dan Komunikasi Medik adalah blok kedua pada semester 1 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. Blok III Metode Ilmiah 1

description

tk

Transcript of Skenario a 1 Nbb

Skenario A blok III

Skenario A blok III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Etika, Hukum dan Komunikasi Medik adalah blok kedua pada semester 1 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai 1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data Praktikum

TUTORIAL SKENARIO A

Tutor

: dr. Legiran, M.Kes

Moderator

: Afif Naufal Akbarsyah

Sekretaris Meja: Adawiyah Simanjuntak

Sekretaris Papan: Malahayati Hasan

Waktu Tutorial: Senin, 22 Oktober 2012 & Rabu, 24 Oktober

2012Rule Tutorial

: 1. Alat komunikasi dinonaktifkan 2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan

pendapat/ aktif 3. Mengacungkan tangan saat akan mengutarakan pendapat, 4. Izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan, 5. Tidak boleh membawa makanan dan minuman pada saat proses tutorial berlangsung 6. Dilarang memotong pembicaraan ketika ada

yang sedang memberikan pendapat

7. Dilarang berbisik-bisik dengan teman

2.2 Skenario Kasus

Tuan Basuki, supir luar kota, menikah, datang ke tempat praktek dokter Joko karena menderita sakit kencing dan bernanah sejak 3 hari yang lalu. Dokter mendiagnosis Tuan Basuki menderita Gonorrhoe, kemudian memberinya obat. Tuan Basuki khawatir penyakit tersebut telah menular ke istrinya namun tidak ingin isterinya tahu. Oleh karena itu, Tn. Basuki meminta dokter untuk merahasiakan hal tersebut dari istrinya dan meminta dokter Joko untuk memeriksa isterinya dengan alasan general check-up. Dokter Joko awalnya tidak setuju karena alasan yang dibuat-buat. Akhirnya, karena khawatir istri pasien sudah tertular, dokter Joko mengabulkan permintaan Tuan Basuki. Meskipun terpaksa, Nyonya Basuki tetap menjalani pemeriksaan atas bujukan suami.

Dari hasil pemeriksaan Nyonya Basuki ternyata sudah tertular. Dokter Joko memberikan resep antibiotika untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Nyonya Basuki tidak mau minum obat karena merasa tidak sakit. Ia lalu minta penjelasan dokter Joko tentang penyakitnya. Dokter Joko bingung untuk menjelaskan keadaan sebenarnya pada Nyonya Basuki karena ia telah berjanji akan merahasiakan penyakit Tuan Basuki.2.3 Paparan 2.3.1 Klarifikasi Istilah

1. Menderita : 2. Bernanah: 3. Mendiagnosis: 4. Gonorrhoe: 5. Tempat praktek:6. Menular: 7. General Check-up: 8. Infeksi:

9. Antibiotika:

2.3.2 Identifikasi masalah1. Fajar 18 tahun mahasiswa semester I FK UMP selalu berpikir kritis dan berbicara apa adanya. Namun, tidak memperhatikan perasaan orang lain saat berkomunikasi2. Fajar selalu ketinggalan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena tidak mendapatkan informasi3. Fajar menanyakan dengan nada tinggi mengapa ia tidak diberitahu informasi tentang kegiatan mahasiswa

4. Teman Fajar merasa tersinggung dengan ucapan Fajar saat menjadi moderator tutorial5. Fajar tidak memperhatikan kata-kata yang di sampaikan oleh teman-temannya pada proses tutorial2.3.3 Analisis masalahFajar 18 tahun mahasiswa semester I FK UMP selalu berpikir kritis dan berbicara apa adanya. Namun, tidak memperhatikan perasaan orang lain saat berkomunikasi1. Apakah orang yang berpikir kritis dan berbicara apa adanya harus tidak memperhatikan orang lain?Jawab :2. Apakah sifat egois dibenarkan dalam islam?jawab :3. Bagaimana dampak negatif dari sifat egois?jawab :4. Bagaimana cara mengatasi sifat egois?jawab :5. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik agar tidak menyinggung perasaan orang lain? Jawab : Fajar selalu ketinggalan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena tidak mendapatkan informasi1. Mengapa fajar mahasiswa fk ump tidak mendapatkan informasi dari teman temannya sehingga ia ketinggalan kegiatan ektrakulikuler?

jawab: karena temanteman fajar merasa tersinggung atas ucapannya saat menjadi moderator tutorial, sehingga fajar jarang di ajak berdiskusi.

2. Bagaimana cara agar temanteman fajar mau mengajaknya berdiskusi?

Jawab: fajar sebaiknya melakukan refleksi diri,kemudian meminta maaf kepada temantemannya dan memahami serta menerapkan etika dalam berkomunikasi sehingga tidak terjadi dampak negatif yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain saat berkomunikasi.

3. Apakah yang di maksud refleksi diri? bagaimana cara melakukan refleksi diri?

Jawab: refleksi diri adalah

4. Apakah yang dimaksud etika berkomunikasi dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam etika berkomunikasi?Jawab: etika komunikasi adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya daam sikap hidup manusia baik secra pribadi maupun kelompok.

Dalam hal etika berkomunikasi ada hal hal dasar etikayang perlu diperhatikan, antara lain :

a. Bersika sopan dan ramah kepada siapa saja

b. Memberi perhatian kepada siapa saja

c. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain

d. Bersikap ingin membantu

e. Memiliki rasa toleransi yang tinggi

f. Dapat menguasai diri atau mengendalikan emosi5. Apa manfaat etika berkomunikai dalam interaksi sosial?

Jawab: Manfaat etika berkomunikasi antara lain:

a. Membuat anda jadi disegani, dihormati, disenangi orang lain

b. Memudahkan hubungan baik anda dengan orang lain

c. Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi

d. Menjadikan anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, pergaulan dan tempat dimana anda bekerja.Fajar menanyakan dengan nada tinggi mengapa ia tidak diberitahu informasi tentang kegiatan mahasiswa 1. Bagaimana metode berbicara yang baik dalam berkomunikasi agar Mendapatkan informasi yang jelas?

Jawab: Metode berbicara yang baik dalam berkomunikasi adalah dengan cara berbicara sopan dan juga santun serta selalu menghargai pendapat orang lain serta dengan menjaga komunikasi yang efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang disampaikan

seseorang komunikator dapat diterima oleh komunikan dengan baik. 2. Apakah ada batas-batas dalam komunikasi? Jelaskan! Jawab: Ada. Batasan dalam komunikasi yang efektif adalah komunikasi

yang efektif adalah membatasi bahasa verbal yaitu kata-kata yang

kita sampaikan kepada responden atau pendengar haruslah kata-kata yang tidak menyinggung perasaan responden dan tidak mengurangi daya tangkap atau informasi yang akan kita sampaikan kepada responden. Yang kedua bahasa non verbal seperti bahasa fisik

seperti ekspresi wajah dan ketepatan bicara kita sebaiknya membuat responden senang dan tidak merasa risih atau tersinggung serta

mengutarakan kata-kata secara efektif karena itu termasuk dalam etika berkomunikasi interpersonal. 3. Bagaimana mengendalikan diri dalam berkomunikasi?

Jawab: Penyampaian informasi yang jelas dan tepat karena itu termasuk komponen komunikasi interpersonal yaitu umpan balik dimana pengirim pesan mampu untuk menentukan apakah pesannya diterima dengan baik dan bagaimana efek pesannya terhadap si penerima pesan jika fajar menanyakan kepada temannya dengan nada tinggi maka efek yang diterima temannya itu pasti marah.. Komunikasi yang ada dapat diadaptasi dan diatur untuk mencapai efek yang diinginkan

4. Bagaimana pandangan islam tentang komunikasi yang baik?

Jawab: Sebagai muslim, kita harus berkata dengan mulia, hindarilah mengucapkan kata-kata yang hina seperti, mengejek dan lain sebagainya. Selain itu sebagai muslim yang beriman, lisan haruslah dijaga dari perkataan yang sia-sia. Apapun yang kita ucapkan harus mengandung nasihat yang menyejukkan hati orang lain yang mendengarkan, harus berkata lemah lembut dan tidak mengeraskan suara seperti membentak. (al imran:159)Teman Fajar merasa tersinggung dengan ucapan Fajar saat menjadi moderator tutorial1. Apa yang harus dilakukan Fajar agar teman-temannya tidak tersinggung dengan ucapannya?Jawab : Fajar harus mempunyai teknik berkomunikasi dan prinsip komunikasi interpersonal dengan baik, serta melakukan reflektif diri

2. Apa yang dimaksud prinsip komunikasi interpersonal?Jawab : adanya keterbukaan, empati, saling mendukung, hubungan positif, kesetaraan dan kepercayaan

3. Bagaimana teknik komunikasi yang baik?jawab : menghargai saat orang seseorang berbicara dan jangan pernah sekalipun memotong pembicaraan, berbicara yang jelas, dan bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara

4. Bagaimana cara memperbaiki komunikasi interpersonal antara Fajar dan temannya?jawab : Fajar harus memiliki sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dewasa, sehingga fajar dapat menjalin hubungan harmonis dengan temannya berdasarkan fungsi komunikasi

5. Apa yang dimaksud dengan fungsi komunikasi ?jawab : Menurut Onong Uchjana Effendy (2003 :55) komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Menginformasikan (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence)Fajar tidak memperhatikan kata-kata yang di sampaikan oleh teman-temannya pada proses tutorial 1. Bagaimana etika dalam berdiskusi? Jawab:

2. Bagaimana perilaku Fajar yang semestinya/seharusnya dalam berkomunikasi

secara efektif dengan temannya saat proses tutorial berlangsung? Jawab: Seharusnya Fajar bisa bersikap tidak mendominasi proses diskusi/tutorial serta menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi dengan sesama anggota diskusi/tutorial agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau tersinggung dengan ucapan Fajar pada saat diskusi/tutorial berlangsung. 3. Apa dampak yang ditimbulkan jika Fajar tidak menerapkan komunikasi yang baik dalam proses tutorial?

Jawab: Dampak yang akan ditimbulkan apabila Fajar tidak menerapkan kom-

Unikasi yang baik dalam proses tutorial adalah:

1) Proses tutorial tidak akan berjalan dengan baik

2) Ada beberapa siswa yang merasa dirugikan dalam proses tutorial

3) Tidak terjalinnya hubungan saling menghormati dan menghargai antar anggota diskusi/tutorial

4) Komunikasi antar siswa dalam proses tutorial tidak berjalan dengan efektif

5) Partisipasi atau peran aktif para peserta diskusi/tutorial tidak seimbangA. Merumuskan Hipotesis

Fajar 18 tahun mahasiswa semester I FK UMP selalu berfikir kritis dan berbicara apa adanya. Namun, teman-temannya membencinya sehingga rendahnya/kurangnya komunikasi interpersonal diantara mereka.

Kerangka Konsep :

B. Learning Issues

Pokok BahasanWhat I KnowWhat I Dont Know (Learning Issues)What I Have to ProveHow I will learn

Cara belajar manusia dewasaPengertian belajar orang dewasaPrinsip-prinsip belajar orang dewasaPentingnya cara belajar manusia dewasa dalam kehidupan sehari-hariTextbook, jurnal, internet, dan sumber lain.

Komunikasi EfektifPengertian komunikasi efektifBagaimana cara berkomunikasi yang efektifPengaruh dari komunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hariTextbook, jurnal, internet, dan sumber lain.

Teknologi KomunikasiPengertian teknologi komunikasiCara menggunakan teknologi komunikasi dengan baik dan benar.

Macam-macam teknologi komunikasi.pengaruh teknologi komunikasi dalam kehidupan sehari-hariTextbook, jurnal, internet, dan sumber lain.

Pandangan islam tentang menuntut ilmu dan bekomunikasi secara islamiPengertian dari komunikasi dan menuntut ilmu dalam islamAyat-ayat alquran dan hadis tentang menuntut ilmu dan berkomunikasi secara islamiPentingnya berkomunikasi dan menuntut ilmu dalam kehidupanTextbook, jurnal, internet, dan sumber lain.

Pembahasan learning issueCara Belajar Manusia Dewasa

Pendidikan orang dewasa adalah

pendidikan yang menitik beratkan pada cara bertanya sepanjang hayat dan mempelajari keterampilan untuk mengarahkan diri sendiri.

Mengarahkan diri untuk bertanya dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Cara belajar manusia dewasa :

Belajar mandiri (belajar sendiri) = dengan bimbingan kepada tutor atau guru

Belajar Kelompok = kemamuan seseorang yang didapat dari komunikasi kelompok.

Demokratis

Lebih kearah keingintahuan pribadi

Mengapa harus belajar sepanjang hayat :

1. Belajar sepanjang hayat merupakan salah satu ajaran dalam agama islam2. Masa + jenjang pendidikan ada batasnya3. Kecepatan perkembangan IPTEKDOKES melebihi kompetensi yang telah di dapat selama pendidikan4. Tuntutan pelayanan yang up to date paripurna oleh masyarakatFaktor-faktor Cara Belajar Manusia Dewasa

1. faktor kebebasan

2. tanggung jawab

3. pengambilan keputusan

4. pengarahan diri sendiri

5. psikologis

6. Fisik

7. daya ingat

8. motivasi

Belajar Bagi Orang Dewasa

An Andragogical Theory Of Adult Learning

Usaha awal untuk mendefinisikan karakteristik yang unik di proses belajar pada orang dewasa sudah dimulai sejak jaman tahun 1950-an dalam buku Informal Education yang menyatakan bahwa orang dewasa belajar dengan efektif dalam situasi yang informal, nyaman, fleksibel, dan tidak mengancam. Sebelum melihat lebih jauh tentang andragogy, terlebih dahulu kita lihat definisi dari pedagogy

First there was pedagogy

Pedagogy berasal dari bahasa Yunani paid yang berarti anak dan agogus yang berarti pemimpin dari Oleh karena itu, pedagogy secara literal berarti seni dan ilmu dalam mengajar anak-anak metode ini digunakan pada sekolah monastik dan katedral di Eropa pada abad ke-7 dan abad ke-12.

Model pedagogi pada intinya lebih menitikberatkan pada teacher-directed education dimana guru memiliki tanggung jawab penuh dalam membuat keputusan mengenai apa yang akan dipelajari, bagaimana pembelajarannya dan kapan pembelajaran berlangsung. Learner hanyalah submisif dan menerima instruksi guru.

Berikut asumsi mengenai pembelajar:

1) kebutuhan untuk mengetahui-->pembelajar hanya tahu materinya saja, tanpa tahu aplikasinya.

2) Self-concept-->guru menganggap bahwa pembelajar memiliki kepribadian yang dependen

3) Role of experience (peran pengalaman)-->pengalaman dari peserta didik lebih sedikit gunanya sebagai sumber belajar. Pengalaman tidak cukup sebagai sumber pengetahuan. Proses belajar bergantung pada guru, textbook, dan bantuan audio-visual

4) Kesiapan belajar-->peserta didik siap untuk belajar ketika pengajar mereka mengatakan bahwa mereka harus belajar.

5) Orientasi belajar-->subject-centered orientation, artinya peserta didik menganggap bahwa belajar adalah mendapatkan materi

6) Motivasi-->peserta didik termotivasi oleh motivasi eksternal

And Then Come Andragogy

Orang dewasa punya empat variabel definisi :

1) biologis-->apabila individu mencapai usia dimana individu sudah dapat bereproduksi

2) legal/hukum-->apabila individu mencapai usia dimana hukum memberikan ijin bagi individu untuk memilih dalam pemilu, mendapat surat ijin mengemudi atau menikah

3) sosial-->apabila individu mulai menampilkan peranan orang dewasa seperti bekerja, menjadi orangtua dll

4) psychological-->apabila individu sampai pada konsep diri yang bertanggungjawab pada hidup kita sendiri.

Andragogy = teori belajar orang dewasa

Adanya perubahan paradigma dari pedagogik (cara belajar & mengajar anak-anak) ke paradigma yang berprinsip bahwa orang dewasa memiliki cara belajar yang unik.

Orang-orang terkenal seperti Confucius, Lao Tse, Jesus, Aristotele, socrates, plato, cicero, beberapa orang terkenal lainnya merupakan guru bagi orang dewasa. Hal ini karena pengalaman orang dewasa tersebut berbeda sehingga mempengaruhi konsep belajar & mengajar. Belajar bukan lagi dipandang sebagai dominasi pendidikan formal. Mereka belajar sebagai suatu proses mental, bukan menerima secara pasif

Terdapat dua stream :

scientific stream yang mencari & menemukan pengetahuan baru dengan menggunakan investigasi penelitian oleh Edward Thorndike

the artistik stream yang mencari dan menemukan pengetahuan baru dengan intuisi dan analisis pengalaman, yang sangat menitikberatkan pada bagaimana orang dewasa belajar.

o Dalam pendidikan orang dewasa kurikulum dibangun berdasarkan kebutuhan dan minat pelajar. Sumber nilai yang paling tinggi dalam pendidikan orang dewasa adalah belajar dari pengalaman.

o Adult education adalah sebuah metode baru yang mengeksplorasi incentive tidak hanya sebagai hal yang bersifat kuantitatif tetapi lebih pada aspek kualitatif. Pelajar dewasa memiliki aspirasi intelektual

o Adult learning membuat kita sadar akan significant experience, sadar akan mengevaluasi pengalaman tersebut

Lindeman

Beberapa asumsi :

2) orang dewasa dimotivasi belajar sebagai kebutuhan pengalaman dan minat karena belajar menimbulkan kepuasan

3) orientasi belajar pada orang dewasa adlah life centered

4) pengalamanadalah sumber pembelajaran bagi orang dewasa

5) orang dewasa memiliki kebutuhan mendalam untuk menjadi self-directing

6) individual differences-->orang dewasa harus membuat provision optimal perbedaan dalam penampilan, waktu, tempat, dan pace of learning-nya.

Kontribusi dari psikologi klinis

o sigmund freud : mengidentifikasi pengaruh subconscious mind pada tingkah laku

o carl jung : memperkenalkan empat fungsi dari proses human consciousness yaitu : sensasai, pikiran, emosi dan intuisi

o e. Erikson : memperkenalkan eight-ages of man : oral-sensory, muscular-oral, locomotion, genital, latency, puberty, dan adolescence, young adulthood, adulthood, dan final stage

o maslow : menekankan pada peran safety

o rogers : pendekatan student-centered pada pendidikan, berdasarkan 5 hipotesis dasar

1. dalam pembelajaran, sifatnya lebih baik memfasilitasi bukan mengajari

2. seseorang akan belajar secara maksimal kalau ia merasa terlibat dalam prosesnya.

3. pengalaman, apabila diasimilasi akan melibatkan perubahan dari organisasi diri, cenderung bertahan melalui denial atau distorsi simbolis

4. struktur dan organisasi diri akan sulit diubah jika berada dalam situasi tertekan dan sebaliknya, jika dalam situasi yang relax akan dapat diubah

5. situasi pendidikan akan efektif bila (a) ancaman pada diri pembelajar diminimalkan (b) perbedaan pandangan pada pembelajar difasilitasi.

Developmental psychology (psikologi perkembangan)o Disiplin ini berkontribusi terhadap perkembangan pengetahuan mengenai perubahan usia sepanjang rentang kehidupan dalam karakterisik-karakteristik seperti kemampuan fisik, mental, minat, sikap, nilai, kreativitas, dan gaya hidup.

o Pressey dan kuhlen (1957) mempelopori penelitian dalam perkembangan manusia dan membangun fondasi bidang spesialisasi baru dalam psikologi yaitu life span developmental psychology

o Havighurst (1972) mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang berasosiasi dengan perbedaan dalam tahapan yang berbeda mengenai kesiapan manusia untuk mempelajari hal-hal berbeda pada waktu yang berbeda pula, serta mengungkapkan teachable moments

o Sheehy (1974 mengemukakan gambaran umum mengenai krisis yang dapat diprediksi dalam kehidupan orang dewasa

o Knox (1977) mengemukakan rangkuman yang lebih ilmiah tentang penemuan-penemuan dalam perkembangan orang dewasa dan pembelajaran

o Ilmu yang berhubungan dekat dengan disiplin ini adlaah gerontologi yang menghasilkan penemuan-penemuan besar mengenai proses penuaan

Sosiologi dan psikologi sosial

Disiplin ilmu ini berkontribusi besar terhadap pengetahuan-pengetahuan baru mengenai perilaku dalam kelompok dan sistem sosial yang lebih besar, terhadap faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghambat learning & perubahan, serta pengaruh lingkungan, seperti kebudayaan, ras, karakteristik, populasi, dan kepadatan , dalam belajar

Filosofi

Isyu filsafat telah menjadi hal penting dalam literatur mengenai pergeseran pendidikan orang dewasa di negara ini sejak permulaan munculnya. Premis yang mendasari adalah pencapaian perubahan pendidikan orang dewasa yang menyatu & berpotensi membutuhkan tujuan umum dalam semua program di semua institusi. Pada satu sisi, tujuan ini seharusnya merupakanpengembangan individu, tetapi di sisi lain seharusnya mengembangkan lingkungan juga.

Kenneth benne dalam konferensi nasional yang bertema filosofi pendidikan orang dewasa di Massachusets mengungkapkan 4 isyu :

apa tujuan pendidikan orang dewasa?

apa hubungan isi dengan metode pemberian instruksi?

haruskah minat individu & keinginan menentukan kurikulum pendidikan orang dewasa? Atau haruskah kebutuhan masyrakat memainkan peranan dalam membuat program pendidikan?

apa implikasi teori-teori yang berbeda-beda atau nature of man and society terhadap perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan orang dewasa?

Konferensi tersebut tidak menyelesaikan masslah yang ada tetapi menghasilkan 3 hal positif :

1. menemukan konsep-konsep yang terbukti berguna dalam pekerjaan

2. menyatakan pentingnya filosofi sebagai materi yang dibutuhkan dan berkelanjutan dari semua formulasi kebijakan dan penentuan program

3. melengkapi contoh penderitaan orang dari banyak disiplin dan dari banyak tempat yang lebih baik dalam pendidikan

lebih jelasnya, hal tersebut menstimulasi diskusi berkelanjutan tentang isyu-isyu filosofis dalam pendidikan orang dewasa. Hal tersebut juga mempengaruhi publikasi sebuah buku filosofi adult learner serta buku mengenai penggunaan pendekatan filosofis terhadap improvisasi praktis dalam pendidikan yang berkelanjutan.

Contributions from adult education

houle study tentang mengapa orang dewasa masih melqnjutkan pendidikannya dan bagaimana mereka belajar

tiga kategori subjek menurut Houle :

the goal-oriented learners

diawali dengan minat memenuhi goal proses belajar hanya dijalankan ketika ia menginginkannya sesuai dengan goal-nya

the activity-oriented

diawali dengan adanya kebutuhan akan belajar yang mendesak. Kategori subjek ini berusaha mencari (menikmati) interaksi sosial selama proses belajar

the learning-oriented

tujuan belajar bagi kategori subjek ini adalah mencari ilmu baginya biji merupakan kebutuhannya sendiri, karena dari kecil sudah terbiasa (seperti kutu buku)

o yang memotivasi orang dewasa untuk mempelajari suatu project/tugas (keuntungan jangka pendek):1. satisfying a curiosity

2. menyukai konten tugasnya

3. suka melatih kemampuannya

4. menikmati aktivitas belajar

(keuntungan jangka panjang ) :1. menghasilkan sesuatu

2. membagi pengetahuan atau kemampuan untuk oorang lain

3. memahami apa yang akan terjadi di masa datang

o steps in doing projects (dalam kelompok)

1. deciding to begin (brain storming, cari tujuan dsb)

2. choosing the pionner (jangan terlalu bergantung pada planner atau ketua kelompok)

3. engages in learning episodes (bagaimana menggunakan atau memanfaatkan sumber dan kemampuan sebaik mungkin)

Asal Mula Andragogy-Sebuah Konsep Integrative

o tahun 1949 : usaha pertama untuk membawa seluruh konsep, insight, dan penelitian-penelitian yang tadinya terpisah tentang adult learning ke dalam suatu kerangka yang menyeluruh. Oleh karena itu kemudian digunakan konsep yang integratif dan berbeda untuk menyatukan hal-hal tersebut

o konsep andragogy berkembang di eropa, untuk mebedakannya dari teori youth learning-pedagody

o tahun 1967, Duson Savicevic memperekenalkan konsep andragogy di kebudayaan Amerika

o istilah andragogy dipergunakan oleh guru tata bahasa jerman, Kapp tahun 1983 untuk menjelaskan teori pendidikan dari plato.

o Eugene Rosenstock : adult education membutuhkan guru, metode, dan filosofi khusus. Guru harus dapat bekerjasama dengan muridnya

o Dutch literature membedakan istilah andragogy, andragogics, dan andragology.

o Andragogy : aktivitas profesional dan terencana yang bertujuan merubah orang dewasa

o Andragogics : latar belakang dari metodologi dan ideologis yang mengatur proses aktual andragogi

o Andragology : studi ilmiah dari andragogi dan andragogics

o Penggunaan teori andragogi membuat perbedaan pada program-program pendidikan orang dewasa menjadi diorganisasikan dan dioperasikan melalui guru yang terlatih

o Ada bukti bahwa konsep andragogi berdampak pada pendidikan dasar, menengah, dan atas.Andragogical Model

Andragogical model didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:

1) The need to know

Orang dewasa butuh untuk tahu mengapa mereka belajar sesuatu sebelum mereka belajar, apa konsekuensi positif ataupun negatif yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu, fasilitator membantu learner untuk memenuhi rasa ingin tahu orang dewasa tersebut. Misalnya, fasilitator bisa memberikan intelectual case yang berguna untuk memperbaiki keefektifan belajar dan performance mereka dalam kualitas hidup mereka.

2) The learners self-concept

Orang dewasa ingin dilihat sebagai individu mampu mengerahkan diri sendiri oleh orang lain. Oleh karena itu, adult educator harus berusaha untuk menciptakan pengalaman belajar yang membantu adult untuk pindah dari pembelajar yang dependent ke pembelajar self-directing

3) The role of the learners experience

Adult lebih heterogen dalam gaya belajar, motivasi, intereset, dan tujuan sehingga dibutuhkan individualisasi dalam pengajaran dan strategi belajar. Pengaruh positif dari banyaknya pengalaman pada adult ini adalah misalnya, teknik belajar, kegiatan problem solving, dan lainnya. Sementara itu, pengaruh negatifnya adalah adult menjadi close-minded. Oleh karena itu fasilitator harus dapat memberikan ide-ide baru, alternatif, jalan berpikir dll.

4) Readiness to learn

Adult telah siap untuk mempelajari hal-hal yang ingin mereka pelajari dan mampu untuk mengatasi secara efektif situasi dalam kehidupan nyata. Implikasi kritis dari asumsi ini adalah pentingnya waktu pembelajaran yang harus disesuaikan dengan tugas perkembangan mereka. Namun, educator tidak dapat menunggu saja secara pasif. Bisa melalui performance dari orang yang superior, konseling karir dll.

5) Orientation to learning

Adults memiliki orientasi pada hidup (life-centered atau problem-centered). Adults termotivasi untuk belajar pada hal-hal yang dapat membantu mereka dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan. Oleh karena itu, akan lebih efektif jika ilmu-ilmu baru yang mereka hadapi disajikan dalam konteks situasi kehidupan nyata.6) Motivasi

Adults dapat merespon pada motivasi eksternal (promosi, gaji yang lebih tinggi), tapi motivasi yang paling potensial adalah internal pressure (keinginan untuk meningkatkan kepuasan kerja, harga diri, kepuasan hidup dll). Tough (1979) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seluruh adults termotivasi untuk tumbuh dan berkembang, tapi seringkali terhambat oleh halangan-halangan seperti konsep diri yang negatif, tidak adanya kesempatan, program yang berlawanan dengan prinsip pembelajaran adult dll.

Meletakkan model pedagogi dan andragogi dalam perspektif

Perbedaan antara konsep pedagogy dan andragogi adalah :

Pedagogical model adalah sebuah model ideologi dari asumsi andragogi. Model andragogi adalah sebuah sistem asumsi yang menyangkut asumsi sistem pedagogi. Model andragogi bukanlah sebuah ideologi, melainkan serangkaian asumsi alternatif, model tradisional yang membicarakan karakteristik dari situasi belajar.

Ringkasan/Kesimpulan

Setelah perang dunia I mulai muncul asumsi-asumsi tentang karakteristik yang unik dari pembelajar dewasa. Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar jika minat dan kebutuhan terpenuhi, pembelajaran berfokus pada kehidupan, pengalaman adalah sumber utama dari pembelajaran dewasa. Orang dewasa membutuhkan pengarahan dari dirinya sendiri, perbedaan individual meningkat sejalan dengan usia.

Para ahli psikologiklinis seperti Freud, Jung, erikson, ,maslow, dan rogers memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembelajaran dewasa

Perbedaan konsep pedagogi dan andragogi dibutuhkan untuk pemahaman yang uth mengenai konsep andragogi

Para pakar pendidikan dan pelatihan berpendapat bahwa cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Perbedaan ini harus sangat diperhatikan dalam mengembangkan dan merancang program pelatihan untuk orang dewasa. Prisip-prinsip belajar orang dewasa pada dasarnya berbeda dengan prinsip-prinsip belajar anak-anak dalam aspek-aspek sbb:1. Konsep diri. Salah satu perbedaan utama anatar anak-anak dan orang dewasa dalam belajar adalah bahwa anak-anak masih merasa diri mereka sebagai dependent, yaitu tergantug pada orang tua dan guru.Sebaliknya orang dewasa akan merasa tersinggung apabila diperlakukan sebagai murid dengan cara yang kurang menghargai, merendahkan, atau cara lain yang menyamakan dia seperti anak-anak.2. Pengalaman. Orang dewasa telah mengumpulkan pengalaman yang cukup banyak dalam hidup mereka, baik dari pekerjaan maupun dari kegiatan lain. Dengan demikian mereka mampu juga menentukan apa yang harus diajarkan dan dalam bentuk atau format seperti apa.3. Kesiapan untuk belajar. Dalam pendidikan anak-anak, guru atau sekolah menentukan apa yang harus diajarkan pada murid baik dalah hal isi maupun urutannya. Dalam kasus orang dewasa, mereka juga dapat memilih apa yang masih mereka butuhkan dan bagaimana seharusnya urutan belajarnya. Dalam situasi ini, pelatih harus memposisikan dirinya sebagai "nara sumber" yang membantu peserta dewasa untuk melakukan diagnosa kebutuhan mereka sendiri.4. Perpestik Waktu. Dalam pendidikan anak, murid diharapkan untuk dapat menyimpan "informasi" sebanyak mungkin yang akan digunakan "pada suatu hari nanti" yang mungkin dua belas sampai limabelas tahun lagi. Sebaliknya orang dewasa lebih tertarik untuk memperoleh hal-hal baru yang bisa diterapkan segera, baik untuk memecahkan masalah maupun untuk meningkatkan kinerja sendiri.

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Proses belajar bagi anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa lebih menekankan untuk apa ia belajar.Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri.Dalam proses pembelajaran orang dewasa (andragogi), ia menghendaki kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar dengan pelibatan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi borang dewasa dalam belajar dapat bersifat psikis dan fisik :

Faktor Psikis1. Harapan masa depanHarapan masa depan peserta paket dapat mempengaruhi semangat belajar. Adanya keterkaitan dengan pengembangan kariernya di masa depan akan memacu semangat belajar peserta paket.2. Latar belakang sosialLingkungan sosial yang merupakan masyarakat belajar dapat mempengaruhi peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagai peluang berharga untuk menambah kepercayaan dirinya di lingkungan sosialnya.3. KeluargaBagi para peserta, latar belakang keluarga merupakan faktor yang cukup dominan.Keluarga yang utuh dan harmonis serta penuh syukur akan berpengaruh positif terhadap dirinya, begitupun sebaliknya.Keluarga dengan banyak anak dan yang sedikit anak akan menimbulkan masalah yang berbeda, hal tersebut juga mempengaruhi sikap belajar.4. Daya ingatDiakui banyak orang bahwa makin lanjut usia dibarengi dengan penurunan daya ingat. Orang dewasa lebih mudah lupa dibanding anak-anak.Ada ungkapan tentang perbedaan anak dan orang dewasa dalam belajar bahwa anak belajar ibarat mengukir di atas batu. Artinya anak-anak lebih lama untuk memahami sesuatu tetapi kalau sudah paham terus diingatnya dan sulit untuk dilupakan.Sedangkan pada orang dewasa, ia mudah memahami sesuatu tetapi belum beberapa lama sudah terlupakan. Ibarat mengukir di atas air, oleh karena itu dalam proses belajar orang dewasa catatan dan resume atau rangkuman materi pelajaran sangatlah membantu peserta.

Faktor FisikBertambahnya usia mempengaruhi ketahanan fisik terutama penglihatan, pendengaran, artikulasi, dan penyakit.

1. Faktor penglihatanPada umumnya orang lanjut usia (40 60 tahun), ketajaman penglihatan berkurang oleh karena itu pengelompokan peserta jangan terlalu banyak. Usahan setiap kelompok antara 15 25 orang, sehingga dimungkinkan penataan tempat duduk lebih dekat dengan sumber belajar. Media pembelajaran seperti OHP, Flipchart, dan lain-lain agar dibuat sedikmikian rupa sehingga peserta dapat melihat dengan jelas.

2. Faktor PendengaranTak dipungkiri pada usia lanjut fungsi pendengaran juga menurun. Dalam hal ini perlu pengaturan secara baik dari fasilitator maupun media yang digunakan seperti radio, kaset, dan lain-lain harus memungkinkan semua peserta dapat mendengar dengan jelas.

3. Faktor artikulasiArtikulasi dipengaruhi oleh struktur alat-alat ucap di dalam rongga mulut. Pada usia lanjut, banyak yang sebagian giginya tanggal, tenggoroan yang tidak sesempurna pada masa remaja. Apalagi yang mendapat gangguan syaraf akibat stroke, bibir menurun, dan pipi cekung serta tidak jarang secara reflek bergetar, dan lain-lain. Kondisi seperti ini mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalan yang tidak tepat mempengaruhi makna bahasa. Hal tersebut perlu disadarin oleh fasilitator agar pelafalan kata diupayakan dengan tepat.

4. Faktor penyakitBertambah usiapun sering dibarengi dengan penyakit yang disebabkan fungsi organ tubuh mulai berkurang. Biasanya penyakit yang mengiringi usia itu adalah gula darah, kolesterol, tekanan darah yang meninggi atau menurun, dan lain-lain. Gangguan penyakit ini mengurangi stamina fisik dan ketahanan psikis. Dengan kondisi ini perlu diperhatikan:Agenda pelajaran perlu dipertimbangkan untuk tidak menjadwalkan proses belajar hingga larut malamLatihan fisik yang berlebihanPengaturan menu makanan yang cocok.Oleh karena itu untuk memperlancar proses pembelajaran orang dewasa perlu memperhatikan beberapa prinsipA. Nilai dan NormaPerbedaan orang dewasa dengan anak-anak dalam pemahaman atas nilai dan norma adalah pada orang dewasa terletak pada dirinya sendiri, sedangkan pada anak-anak terletak pada pendidik. Orang dewasa dalam memahami suatu informasi tidak serta merta diterima atau ditelan bulat-bulat tetapi selalu dibandingkan dengan nilai dan norma yang sudah melekat dalam dirinya yang terbentuk selama pengelamannya. Orang dewasa tidak akan mudah terbujuk dan lalu setuju terhadap informasi yang diterima, apalagi yang ia ragukan kebenaran dan kurang sejalan dengan nilai dan norma yang diyakininya. Sedangkan nilai dan norma pada diri anak masih dalam proses pembentukan. Oleh karena itu mereka memerlukan contoh dan teladan yang baik dari pendidik.Implikasi dalam proses pembelajaran orang dewasa adalah lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pada hakekatnya pendekatan pembelajaran ini, peserta diberi kesempatan mengambil tanggung jawab yang luas untuk mengambil keputusan sendiri dalam belajar.

C. Belajar MenemukanOrang dewasa belajar dengan cara menemukan yaitu informasi yang diterima menjadi sikap hidupnya setelah ia menganalisis, mensintesis, merefleksi dan merenungkan. Apabila informasi itu ternyata benar menurut dirinya maka ia mengambil keputusan dalam dirinya berupa setuju tidak setuju, suka tidak suka, boleh tidak boleh, maupun baik atau buruk.Anak-anak belajar dengan cara mengumpulkan informasi. Anak-anak tidak memproses informasi lebih lanjut seperti cara orang dewasa tersebut.C. Perhatian dan MotivasiProses belajar tidak akan terjadi tanpa perhatian dari peserta. Perhatian dapat dibangkitkan dengan penggunaan media dan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut memunculkan motivasi pada diri peserta.Motivasi sangat berperan dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah kondisi dalam diri individu yang mendorong seseorang berbuat (belajar). Motivasi berkaitan dengan minat. Orang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan tumbuh motivasi untuk mempelajari seseuatu itu. Motivasi dapat bersifat internal yaitu datang dari diri sendiri dan bersifat eksternal yaitu motivasi tumbuh karena pengaruh dari luar.D. KeaktifanSecara psikologis setiap manusia mempunyai dorongan untuk berbuat sesuai inspirasinya. Belajar tidak dapat dipaksaan dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi bila orang mengalaminya sendiri. Belajar menyangkut apa yang harus dikerjakannya untuk dirinya sendiri, inisiatif belajar harus datang dari dalam diri peserta.Orang dewasa belajar tidak hanya menerima, menyimpan informasi tetapi juga mentransformasikannya. Orang belajar memiliki sifat aktif, konstruksif dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta diklat mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar peserta mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisi, menafsirkan, menarik kesimpulan, mengadopsi, dan mengambil keputusan.Prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang selalu aktif untuk ingin tahu. Keaktifan terlihat baik berupa kegiatan fisik seperti membaca, menulis, mendengar, berlatih, dan lain-lain, maupun kegiatan psikis seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah, membandingkan suatu konsep, menganalisis, mensisntesis, menilai, merefleksi, merasakan, dan lain-lain. Belajar harus dilakukan secara aktif baik individu maupun kelompok.D. Keterlibatan LangsungBelajar paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Belajar dengan prinsip ini, peserta tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Orang belajar naik sepeda yang paling baik langsung diberi sepedanya untuk dapat dinaiki. Belajar bersepeda tidak dapat melelui modul dan diceramahi. John deway mengungkapkan Learning by doing. Belajar harus dilakukan dan dialami secara langsung.E. PengulanganPrinsip belajar yang tidak kalah penting adalah mengulang-ulang. Mengulang-ulang suatu materi pelajaran merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya dalam diri individu. Daya-daya itu ialah inteligensi, mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan lain-lain. Ibarat mengasah pedang yang terus menerus menjadi tajam. Air yang beratus tahun menetes pada batu, batu itupun akan berlubang. Orang hafal doa, lagu bahkan sebuah kitab suci adalah hasil mengulang dan mengulang.Teori psikologi asosiasi yang dipelopori Thorndike yang mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon yang benar. Namun demikian tidak semua bentuk belajar dapat dilakukan dengan pengulangan.G. TantanganDalam situasi belajar orang akan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut selalu ada hambatan yang dapat diatasi dengan mempelajari bahan ajar. Apabila tujuan sudah tercapai maka akan menetapkan tujuan baru, demikian terus menerus sehingga terjadi belajar yang terus menerus. Untuk itu agar dapat memberi tantangan yang lebih besar kepada peserta didik perlu penggunaan metode eksperimen, inkuiri, dan lain-lain.

H. Balikan dan PenguatanPeserta akan belajar lebih serius manakala mengetahui hasil belajarnya memuaskan. Hal tersebut akan menjadi penguatan untuk belajar lebih serius lagi. Penguatan belajar yang disebabkan hasil yang memuaskan disebut penguatan positif.Selain itu penguatan belajar dapat disebabkan oleh rasa cemas karena hasil belajar yang jelek. Misalnya dapat nilai terendah. Penguatan ini disebut penguatan negatif. Baik penguatan positif maupun penguatan negatif akan mendorong peserta untuk belajar.I. Perbedaan IndividualSetiap peserta diklat memiliki karakteristik mental yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini menyebabkan setiap peserta diklat memiliki variasi kecepatan belajar yang tidak sama. Kesadaran akan hal tersebut akan mendorong peserta untuk menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.

Pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isinya, tingkatannya, dan metodenya secara formal maupun non formal untuk memenuhi kebutuhan yang melengkapi pendidikan di sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, mendapatkan keterampilan dan membawa perubahan sikap seseorang sebagai tenaga pembangunan yang mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya serta membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa juga dapat menilai kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktek dan mengarah pada pemecahan masalah.

Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu dan bagaimana memecahkan masalah, bukan sekedar pengetahuan dan teori-teori. Dengan demikian mereka memerlukan contoh dan noncontoh aplikasi pengetahuan dan teori dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan sepanjang hayat adalah anjuran agama islam,

Pendidikan atau peningkatan iptekdok tidak berhenti dengan selesainya satu jenjang pendidikan

Tuntutan akan pelayanan yang up to date dan upaya untuk mempertahankan kompetensi memerlukan pembelajaran yang terus menerus dari berbagai cara dan sumber

9 Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Posted on 15 Februari 2009 by AKHMAD SUDRAJAT

Pendidikan mempunyai banyak pengertian, tetapi secara umum diterima sebagai suatu perubahan perilaku. Tulisan dimaksudkan bukan untuk menganalisa teori yang ada dibalik Pendidikan Orang Dewasa, melainkan untuk memahami prinsip-prinsip Pendidikan Orang Dewasa (atau yang biasa disingkat POD) yang dapat diterima. Prinsip-prinsip yang disajikan di sini pada dasarnya sama dengan yang dikembangkan pada beberapa pelatihan yang menggunakan metode instruksional, tetapi satu hal yang membedakan adalah prinsip-prinsip POD lebih dikenal secara luas.

Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan training (pelatihan) dan pendidikan, dan biasanya diterapkan pada situasi kelas formal atau untuk sistem on the job training (magang). Tiap bentuk pelatihan sebaiknya memuat sebanyak mungkin 9 prinsip yang tersebut di bawah ini. Supaya kita mudah mengingatnya (9 prinsip tersebut), maka biasanya digunakn sistem jembatan keledai atau istilah asingnya mnemonic, yaitu RAMP 2 FAME.R = Recency

A = Appropriateness (ketepatan)

M = Motivation

P = Primacy

2 = 2 Way Communication

F = Feedback

A = Active Learning

M = Multi Sense Learning

E = Excercise

Prinsip-prinsip ini dalam berbagai cara sangat penting, karena memungkinkan Anda (pelatih) untuk menyiapkan satu sessi secara tepat dan memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga memungkinkan anda melakukan evaluasi untuk sessi tersebut. Mari kita coba lihat ide-ide yang melatarbelakangi istilah RAMP 2 FAME. Penting untuk dicatat bahwa prinsip-prinsip ini tidak disajikan dalam satu urutan. Kedudukannya sama dalam satu kaitan antar hubungan.

R RECENCYHukum dari Recency menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima pada saat terakhir adalah yang paling diingat oleh peserta/ partisipan. Ini menunjukkan dua pengetian yang terpisah di dalam pendidikan. Pertama, berkaitan dengan isi (materi) pada akhir sessi dan kedua berkaitan dengan sesuatu yang segar dalam ingatan peserta. Pada aplikasi yang pertama, penting bagi pelatih untuk membuat ringkasan (summary) sesering mungkin dan yakin bahwa pesan-pesan kunci/inti selalu ditekankan lagi di akhir sessi. Pada aplikasi kedua, mengindikasikan kepada pelatih untuk membuat rencana kaji ulang (review) per bagian di setiap presentasinya.

Faktor-faktor untuk pertimbangan tentang recency

Usahakan agar tiap sessi yang diberikan berjangka waktu yang relatif pendek, tidak lebih dari 20 menit (jika itu memungkinkan).

Jika sessi lebih dari 20 menit, harus sering diringkas (direkap). Sessi yang lebih panjangsebaiknya dibagi-bagi ke dalam sessi-sessi yang lebih pendek dengan beberapa jeda sehingga anda dapat membuat ringkasan.

Akhir dari tiap sessi merupakan suatu yang penting. Buatlah ringkasan/rekap dari keseluruhan sessi dan beri penekanan pada pesan-pesan atau poin-poin kunci.Upayakan agar peserta/partisipan tetap sadar kemana arah dan perkembangan dari belajar mereka

A : APPROPRIATENES (Kesesuaian)Hukum dari appropriatenes atau kesesuaian mengatakan kepada kita bahwa secara keseluruhan, baik itu pelatihan, informasi, alat-alat bantu yang dipakai, studi kasus -studi kasus, dan material-material lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta/partisipan. Peserta akan mudah kehilangan motivasi jika pelatih gagal dalam mengupayakan agar materi relevan dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pelatih harus secara terus menerus memberi kesempatan kepada peserta untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara informasi-informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah diperolah peserta, sehingga kita dapat menghilangkan kekhawatiran tentang sesuatu yang masih samar atau tidak diketahui.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai appropriatness :

Pelatih harus secara jelas mengidentifikasi satu kebutuhan bagi peserta agar mengambil bagian dalam pelatihan. Dengan kebutuhan yang teridentifikasi, pelatih harus yakin bahwa sehala sesuatu yang berhubungan dengan sessi sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Gunakan deskripsi, contoh-contoh atau ilustrasi-ilustrasi yang akrab (familiar) dengan peserta.M: MOTIVATION (motivasi)Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi:

Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih

Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.

Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.P : PRIMACY (Menarik Perhatian di awal sessi)Hukum dari primacy mengatakan kepada kita bahwa hal-hal yang pertama bagi peserta biasanya dipelajari dengan baik, demikian pula dengan kesan pertama atau serangkaian informasi yang diperoleh dari pelatih betul-betul sangat penting. Untuk alasan ini, ada praktek yang bagus yaitu dengan memasukkan seluruh poin-poin kunci pada permulaan sessi. Selama sessi berjalan, poin-poin kunci berkembang dan juga informasi-informasi lain yang berkaitan. Hal yang termasuk dalam hukum primacy adalah fakta bahwa pada saat peserta ditunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, mereka harus ditunjukkan cara yang benar di awalnya. Alasan untuk ini adalah bahwa kadang-kadang sangat sulit untuk tidak mengajari peserta pada saat mereka membuat kesalahan di permulaan latihan.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai primacy:

Sekali lagi, upayakan sessi-sessi diberikan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebaiknya sekitar 20 menit seperti yang disarankan dalam hukum recency.

Permulaan sessi anda akan sangat penting. Seperti yang anda ketahui bahwa sebagian banyak peserta akan mendengarkan, dan oleh karena itu buatlah semenarik mungkin dan beri muatan informasi-informasi penting ke dalamnya.

Usahakan agar peserta selalu sadar arah dan perkembangan dari belajarnya.

Yakinkan peserta akan memperoleh hal-hal yang tepat pada saat anda pertama kali meminta mereka melakukan sesuatu2 : 2- WAY COMMUNICATION (Komunikasi 2 arah)

Hukum dari 2-way-communication atau komunikasi 2 arah secara jelas menekankan bahwa proses pelatihan meliputi komunikasi dengan peserta, bukan pada mereka. Berbagai bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip komunikasi 2 arah atau timbal balik. Ini tidak harus bermakna bahwa seluruh sessi harus berbentuk diskusi, tetapi yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara pelatih/fasilitator dan peserta/partisipan.Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai 2-way communication:

Bahasa tubuh anda juga berkaitan dengan komunikasi 2 arah: anda harus merasa yakin bahwa itu tidak bertentangan dengan apa yang anda katakan.

Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan siapa itu dirancang, yaitu tak lain adalah peserta.

F: FEEDBACK (Umpan Balik)Hukum dari feedback atau umpan balik menunjukkan kepada kita, baik fasilitator dan peserta membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka.Penguatan juga membutuhkan umpan balik. Jika kita menghargai peserta (penguatan yang positif) untuk melakukan hal-hal yang tepat, kita mempunyai kesempatan yang jauh lebih besar agar mereka mengubah perilakunya seperti yang kita kehendaki. Waspada juga bahwa terlalu banyak penguatan negatif mungkin akan menjauhkan kita memperoleh respon yang kita harapakan.Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai feedback:

Peserta harus diuji (dites) secara berkala untuk umpan balik bagi fasilitator

Pada saat peserta dites, mereka harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka sesegera mungkin.

Tes bisa juga meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan fasilitator secara berkala mengenai kondisi kelompok

Semua umpan balik tidak harus berupa yang positif, seperti yang dipercaya banyak orang. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif

Pada saat peserta berbuat atau berkata benar (misal menjawab pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta lain jika itu mungkin).

Persiapkan penyajian anda sehingga ada penguatan positif yang terbangun di awal sessi.

Perhatikan betul-betul peserta yang memberi umpan balik positif (berbuat betul) sama halnya kepada mereka yang memberi umpan balik negatif (melakukan kesalahan).A : ACTIVE LEARNING (Belajar Aktif)Hukum dari active learning menunjukkan kepada kita bahwa peserta belajar lebih giat jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan. Ingatkah satu peribahasa yang mengatakan Belajar Sambil Bekerja ? Ini penting dalam pelatihan orang dewasa. Jika anda ingin memerintahkan kepada peserta agar menulis laporan, jangan hanya memberitahu mereka bagaimana itu harus dibuat tetapi berikan kesempatan agar mereka melakukannya. Keuntungan lain dari ini adalah orang dewasa umumnya tidak terbiasa duduk seharian penuh di ruangan kelas, oleh karena itu prinsip belajar aktif ini akan membantu mereka supaya tidak jenuh.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai active learning:

Gunakan latihan-latihan atau praktek selama memberikan instruksi Gunakan banyak pertanyaan selama memberikan instruksi Sebuah kuis cepat dapat digunakan supaya peserta tetap aktif Jika memungkinkan, biarkan peserta melakukan apa yang ada dalam instruksi

Jika peserta dibiarkan duduk dalam jangka waktu lama tanpa berpartisipasi atau diberi pertanyaan-pertanyaan, kemungkinan mereka akan mengantuk /kehilangan perhatian.

M : MULTIPLE -SENSE LEARNINGHukum dari multi- sense learning mengatakan bahwa belajar akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima inderanya. Jika anda memberitahu trainee mengenai satu tipe baru sandwich mereka mungkin akan mengingatnya. Jika anda membiarkan mereka menyentuh, mencium dan merasakannya dengan baik, tak ada jalan bagi mereka untuk melupakannya.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai multiple-sense learning:

Jika anda memberitah/mengatakan sesuatu kepada peserta, cobalah untuk menunjukkannya dengan baik

Gunakan sebanyak mungkin indera peserta jika itu perlu sebagai sarana belajar mereka, tetapi jangan sampai lupa sasaran yang ingin dicapai

Ketika menggunakan multiple-sense learning, anda harus yakin bahwa tidak sulit bagi kelompok untuk mendengarnyaa, melihat dan menyentuh apapun yang anda inginkan.Saya dengar dan saya lupa

Saya lihat dan saya ingat

Saya lakukan dan saya paham

(Confusius, 450 SM)

E. EXERCISE (Latihan)Hukum dari latihan mengindikasikan bahwa sesuatu yang diulang-ulang adalah yang paling diingat. Dengan membuat peserta melakukan latihan atau mengulang informasi yang diberikan, kita dapat meningkatkan kemungkinan mereka semakin mampu mengingat informasi yang sudah diberikan. Yang terbaik adalah jika pelatih menambah latihan atau mengulangi pelajaran dengan mengulang informasi dalam berbagai cara yang berbeda. Mungkin pelatih dapat membicarakan mengenai suatu proses baru, lalu menunjukkan diagram/overhead, menunjukkan produk yang sudah jadi dan akhirnya minta kepada peserta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Latihan juga menyangkut intensitas. Hukum dari latihan juga mengacu pada pengulangan yang berarti atau belajar ulang.Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam exercise:

Semakin sering trainee mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat informasi yang diberikan

Dengan memberikan pertanyaan berulang-ulang kita meningkatkan latihan

Peserta harus mengulang latihannya sendiri, tetapi mencatat tidak termasuk di dalamnya

Ringkaslah sesering mungkin karena ini bentuk lain dari latihan. Buatlah selalu ringkasan saat menyimpulkan sessi

Buat peserta selalu ingat secara berkala apa yang telah sidajikan sedemikian jauh dalam presentasi

Sering disebutkan bahwa tanpa beberapa bentuk latihan, peserta akan melupakan 1/4 dari yang mereka pelajari dalam 6 jam, 1/3 dalam 24 jam, dan sekitar 9 % dalam 6 minggu.

KesimpulanPrinsip-prinsip dari belajar berkaitan kepada pelatihan dan pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut digunakan di seluruh sektor/area, baik dalam ruang kelas atau sistem magang. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan kepada anak-anak dan remaja sebaik kepada orang dewasa. Instruksi yang efektif harus menggunakan sebanyak mungkin prinsip-prinsip ini, jika tidak keseluruhan-nya. Pada saat anda merencanakan satu sessi, lihat keseluruhan draft untuk meyakinkan bahwa prinsip-prinsip telah digunakan dan jika tidak, mungkin perlu suatu revisi (perbaikan).

Komunikasi EfektifDefinisi komunikasi

Komunikasi merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan atau perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau berhubungan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar communis yang berarti sama. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan suatu media. Sebagai makhluk sosial, manusia sering berkomunikasi satu sama lain. Namun, komunikasi bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, tetapi juga dilakukan oleh makhluk-makhluk yang lainnya. Semut dan lebah dikenal mampu berkomunikasi dengan baik. Bahkan tumbuh-tumbuhanpun sepertinya mampu berkomunikasi.

Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Komunikasi dianggap paling tidak harus menghasilkan hal pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. ( Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss)Menyampaikan Informasi dan Menghasilkan Pengertian

Pengertian artinnya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi/ sumber pesan. Menghasilkan Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika mengucapkan selamat Pagi, apa Kabar?. Kita tidak bermaksud mencari keterangan informasi. Dalam hal ini komunikasi yang dapat membuat hubungan menjadi lebih menyenangkan.

Mempengaruhi Sikap

Komunikasi ini yang paling sering kita lakukan. Komunikasi ini kita sebut komunikasi persuasive. Misalnnya, guru yang mengajak muridnnya untuk lebih memahami ilmu pengetahuan.

Menghasilkan Hubungan Sosial yang Lebih Baik

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan ( Philip G Zimbardo) membuktikan kurangnnya komunikasi menjadi orang agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab social.Menghasilkan Tindakan Nyata

Komunikasi yng menimbulkan pengertian memang sukar, jauh lebih sukar lagi komunitas persuasive yang menghasilkan tindakan yang nyata atau mendorong orang untuk bertindak. Namun demikian, kebberhasilan komunikasi biasannya diukur dari tindakan. Kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.Fungsi komunikasiDengan berkomunikasi, insya Allah, kita dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:

1. Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.

2. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.

3. Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.

4. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.

5. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.

6. Fungsi dawah. Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok

Jenis komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi verbal dengan kata-kata

2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

BENTUK KOMUNIKASI

Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :

1. Bentuk Komunikasi berdasarkan

a. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.

A--------((-----------B

b. Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :

a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele

Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

Komunikasi kelompok

Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.

Perawat----- ( ( ------Pengunjung puskesmas

b. Komunikasi perorangan.

Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.

Perawat----- ( ( ------Pasien

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :

a. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

A ------------------( B

b. Komunikasi timbal balik.

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

Tekhnik komunikasi Efektif

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.

2. Mengenali komunikan (audience).

3. Berorientasi pada tema komunikasi.

4. Menyampaikan pesan dengan jelas.

5. Menggunakan alat bantu yang sesuai.

6. Menjadi pendengar yang baik.

7. Memusatkan perhatian.

8. Menghindari terjadinya gangguan.

9. Membuat suasana menyenangkan.

10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.

Elemen elemen komunikasi

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:

1. Komunikator.

Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi

2. Komunikan.

Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.

3. Media.

Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.

4. Pesan.

Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.

5. Tanggapan.

Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.Proses Komunikasi

proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya

2. Simbol/ isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

Tujuan Komunikasi

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:

1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

2. Mempengaruhi perilaku seseorang

3. Mengungkapkan perasaan

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

5. Berhubungan dengan orang lain

6. Menyelesaian sebuah masalah

7. Mencapai sebuah tujuan

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lainManfaat Komunikasi yang Efektif

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:

1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.

2. Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.

3. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau jamaah.

4. Aktivitas amar maruf nahi munkar di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan lebih persuasif dan penuh kedamaian.

Tips Komunikasi yang Efektif Nah guna mempersiapkan diri lebih baik, tidak ada salahnya kita mempelajari tips-tips dasar dibawah ini :

1. Gunakan kalimat seefektif mungkinUraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena pada sasaran. Hindari mengungkapkan informasi detail yang kurang relevan, seperti, Tadi sebelum menuju tempat ini saya bertemu family saya di suatu tempat.. Biasanya lawan bicara anda tidak akan peduli dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Hindari penggunaan idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon pendengar anda. Dengan kata lain, kenali latar belakang calon pendengar anda.

2. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasanJika anda ingin mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih baik anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.

3. Jangan berbicara terlalu lambatTutur kata yang terlalu pelan dan lamban hanya akan membuat lawan bicara anda bosan dan tidak sabar. Lagipula gaya bicara anda yang terlalu pelan akan mengesankan anda ragu-ragu dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang optimis dan penuh percaya diri.

Namun yang patut kita ingat, bukan berarti anda harus berbicara secara cepat tanpa ritme. Anda harus pandai menentukan ritme bicara, dimana harus berbicara dan dimana harus berhenti. Ritme yang tepat dalam berkomunikasi tentunya didapat setelah anda sering melakukan latihan/pengalaman orasi yang cukup.

4. Hindari gumaman yang terlalu seringGumaman yang terlalu sering hanya akan mengganggu pembicaraan anda. Lagipula lawan bicara anda akan merasa lelah menunggu kapan pembicaraan anda selesai. Sebisa mungkin minimalkan atau hilangkan gumaman seperti ehmmm., eeee., oooo.., dsb. Hal ini juga akan mengurangi respek calon pendengar anda, karena anda dinilai tidak menguasai materi pembicaraan.5. Hindari humor yang tidak perluMelontarkan humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, anda harus tanggap membaca suasana setelah anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara anda benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan menunjukkan wajah yang terganggu dengan humor anda. Jika lawan bicara anda tidak tertarik dengan humor anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa lawan bicara untuk mentertawakan humor anda yang telah gagal.

Dengan mempelajari dan melakukan tips diatas, anda dapat berkomunikasi secara lebih efektif sekaligus melatih diri anda menjadi pribadi yang efektif. Ingat keefektifan diperlukan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.

Hukum Komunikasi Efektif

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand -understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer's behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Olehkarena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi.Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengardan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.

Etika Dalam Berkomunikasi

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1.Jujur tidak berbohong2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan3. Lapang dada dalam berkomunikasi4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien6. Tidak mudah emosi / emosional7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan10. Bertingkahlaku yang baik

Sikap Dalam Berkomunikasi

Ada beberapa sikap yang perlu di cermati oleh seseorang dalam berkomunikasi, khususnnya dalam komunikasi, yaitu :

1. Berorientasi pada kebenaran (Truth)

2. Tulus (Sincerity)

3. Ramah (Friendship)

4. Kesungguhan (Seriousness)

5. Ketenangan ( Poise)

6. Percaya diri ( Self Convidence)

7. Mau mendengarkan dengan baik (Good listener)

Hambatan Dalam Komunikasi

Dalam berkomunikasi kita memiliki beberapa kendala yaitu :

1. Hambatan dari Proses Komunikasi Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. 3. Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima 4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

1. Teknologi komunikasi adalah saling tukar Informasi atau berita yang berjalan lancar dan terus menerus.

2. Teknologi komunikasi merupakan alat yang penambah kemampuan orang berkomunikasi

3. Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware)dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya.

KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI

Komunikasi dapat berlangsung bila mempunyai 4 komponen,yaitu :1. pengirim berita (sumber berita, ide, Informasi)(komunikator)

2. media penyampaian (media transmisi yg akan mengantarkan pesan dari satu pihak ke pihak lain

3. isi pesan (berita)

4. pihak yang menerima pesan (komunikan)

5. umpan balik SKEMA DALAM BERKOMUNIKASIPENGIRIM ---- INFORMASI ----- PENERIMA

KOMUNIKATOR

KOMUNKAN

DASAR DALAM TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan ke

dalam teknologi komunikasi adalah :

Teknologi komunikasi dapat diimplementasikan dalam

suatu alat.

Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur

sosial, ekonomi dan politik.

Teknologi komunikasi membawa nilai-nilai yang berasal

dari struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu.

Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera

manusia terutama kemampuan mendengar dan melihat

Contoh Teknologi komunikasi ,ponsel (telephone selular / Hp) dapat disebut sebagai salah satu bentuk Teknologi komunikasi.

Dan jawaban yang dapat ditentukan oleh pertanyaan :

1. apakah ponsel sebuah alat ?

ya

2. apakah ponsel dilahirkan oleh struktur ekonomi,social

dan politik tertentu?

ya,karena secara kasat mata dan bias diraba dan

dapat disimpan dalam tas

3. apakah ponsel membawa nilai nilai yang berasal dari

struktur ekonomi, social dan politik yang membuatnya?

ya, karena ponsel itu dilahirkan oleh struktur ekonomi kapitalis danstruktur social liberal.ponsel membawa nilai liberal,semua orang bebas menghubungi siapa saja.dan mereka di didik untuk tidak memiliki kendala psikologis untuk bicara dengan siapa saja.

4. apakah ponsel bisa meningkatkan kemampuan indra

manusia ?

ya, karena ponsel meningkatkan indra pendengaran orang yang memakainya.orang yang memakainya dapat dihubungi kapan saja,sepanjang ponselnya aktif

Kendati demikian ponsel, adalah Teknologi komunikasi yang relative terjangkau oleh masyarakat dan mudah akrab dengan kebiasaan hidup sehari-hari.

PERBEDAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi informasi lebih ditekankan pada hasil data

yang diperoleh sedangkan pada teknologi komunikasi ditekankan pada bagaimana suatu hasil data dapat disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan.

Teknologi informasi berkembang cepat dengan

meningkatnya perkembangan komputer beserta peranti pendukungnya (hardware, software, brainware) dan didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi yang ada (bagaimana data diproses dan diperoleh dari tempat yang jauh).

Teknologi komunikasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu informasi dapat disampaikan dengan cepat dan tepat. PERANAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Keter