SKENARIO

7
SKENARIO: Tn.A, umur 35 tahun, dibawa ke UGD RS Dustira oleh warga sekitar tempat kecelakaan setelah mengalami kecelakaan lalulintas saat mengendarai motornya. Penderita mengalami tabrakan dengan mobil dan penderita diketahui mengendarai motor tanpa memakai helm. Pada saat kecelakaan, penderita terlempar dan ditemukan sekitar 10 meter dari motornya. Lokasi kejadian berjarak sekitar 30 menit dari UGD RS Dustira. Penderita bergumam dengan kata-kata tidak jelas setelah kecelakaan sampai dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa, didapatkan keterangan bahwa mata penderita bereaksi dengan rangsang nyeri, kata-kata penderita bergumam tidak jelas, gerakan tangan menghidar dengan rangsang nyeri, dan penderita mengorok. Pada pemeriksaan fisik kepala penderita ditemukan luka di daerah frontal kanan, raccoon eyes (+), dan epistaksis. Pada tanda vital didapatkan:

description

UGD

Transcript of SKENARIO

Page 1: SKENARIO

SKENARIO:

Tn.A, umur 35 tahun, dibawa ke UGD RS Dustira oleh warga sekitar

tempat kecelakaan setelah mengalami kecelakaan lalulintas saat mengendarai

motornya. Penderita mengalami tabrakan dengan mobil dan penderita diketahui

mengendarai motor tanpa memakai helm. Pada saat kecelakaan, penderita

terlempar dan ditemukan sekitar 10 meter dari motornya. Lokasi kejadian berjarak

sekitar 30 menit dari UGD RS Dustira. Penderita bergumam dengan kata-kata

tidak jelas setelah kecelakaan sampai dibawa ke rumah sakit.

Saat diperiksa, didapatkan keterangan bahwa mata penderita bereaksi

dengan rangsang nyeri, kata-kata penderita bergumam tidak jelas, gerakan tangan

menghidar dengan rangsang nyeri, dan penderita mengorok. Pada pemeriksaan

fisik kepala penderita ditemukan luka di daerah frontal kanan, raccoon eyes (+),

dan epistaksis.

Pada tanda vital didapatkan:

Tekanan darah: 80/60 mmHg

Nadi : 130 kali/menit

Respirasi : 30 kali/menit

Suhu : 36,50C

Pada pemeriksaan thoraks didapatkan:

Inspeksi : Gerakan hemithoraks kanan tertinggal, memar pada hemithoraks

kanan, dan JVP meningkat.

Page 2: SKENARIO

Palpasi : Trakhea terdorong ke kiri, gerakan hemithoraks kiri tertinggal.

Perkusi : Hipersonor pada thoraks kanan, thoraks kiri sonor.

Auskultasi : VBS kanan menghilang, VBS kiri normal, bunyi jantung murni,

regular, bunyi jantung tambahan tidak ada.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan:

Inspeksi : Terdapat jejas di daerah perut bawah bagian tengah

Palpasi : Defans muscular tidak ada

Perkusi : Dull pada perut bawah bagian tengah

Auskultasi : Bising usus menurun

Pada ekstremitas terdapat 1/3 fraktur femur tebuka dextra.

Diagnosis Banding :

1. Tension Pneumothoraks Dextra + Trauma Kepala + Fraktur Femur Dextra

2. Flail Chest + Trauma Kepala + Fraktur Femur Dextra

3. Tamponade Jantung + Trauma Kepala + Fraktur Femur Dextra

Diagnosis Kerja:

Tension Pneumothoraks Dextra + Trauma Kepala + Fraktur Femur Dextra

Page 3: SKENARIO

PENANGANAN PASIEN di UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

Pengelolaan pada pasien terluka parah perlu penilaian dan penanganan

yang cepat dan tepat untuk keselamatan hidup pasien. Pada pasien dengan trauma,

penatalaksanaan yang cepat dan tepat dengan penilaian awal sangat diperlukan

yang meliputi persiapan, triage, primary survey, dan secondary survey. Pada

primary survey dan secondary survey dilakukan berulang agar mengetahui

keadaan pasien dan dapat memberikan terapi yang tepat. Penolong harus dapat

memproteksi diri sebelum menolong pasien.

1) Triase

Pada pasien ini termasuk triase merah karena pasien mengalami gangguan

pada Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure (ABCDE). Pasien

harus segera mendapatkan tindakan advance trauma life support untuk

kelangsungan hidupnya.

2) Primary Survey

A. Airway

Dilakukan pembebasan jalan nafas dengan control servikal pada trauma

yang mengancam jiwa, trauma multiple, trauma kepala, dan trauma dengan

GCS kurang dari 8. Jaw thrust saja yang dilakukan pada kondisi ini karena

curiga fraktur cervical. Dilakukan pemasangan collar neck dan airway definitif.

Page 4: SKENARIO

B. Breathing

Hubungkan selang oksigen yang sudah diberikan sebanyak 12 liter/menit

demgam bag valve mask karena airway yang baik tidak selalu menjamin

ventilasi yang baik.

C. Circulation

Dapat dipasang 2 kateter IV berukuran besar, mengambil sampel darah

untuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, tes kehamilan golongan darah

dan cross-match dan analisis gas darah, memberikan cairan dengan cairan RL

yang dihangatkan dan pemberian darah,dan cegah hipotermi.

D. Disability

Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat dan tepat

dengan GCS.

E. Exposure

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, sering dengan cara

menggunting, untuk memeriksa dan evaluasi penderita. Setelah pakaian

dibuka, penderita diselimuti agar tidak kedinginan. Harus dipakaikan selimut

hangat dan ruangan yang cukup hangat.

3) Pada pasien terdapat 1/3 fraktur terbuka dextra. Terapi pada fraktur tersebut

adalah debridement, pemberian tetanus toksoid, pemberian rawat luka dengan

kompres terbuka, pemberian antibiotik, pemantauan gejala infeksi, menutup

luka dengan memastikan tidak adanya infeksi, dan imobilisasi pada ekstrimitas

yang patah.

Page 5: SKENARIO

4) Foto thoraks dan CT-Scan digunakan untuk menegakkan diagnosis.

5) Persiapan untuk tindakan pembedahan.