skenario 2 campak

6
Sarah Kemalasari – 1102010264 SKENARIO 2 1. Memahami dan menjelaskan campak a. Definisi Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh Paramyxovirus. Campak disebut juga rubeola, morbilli, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui droplet yang terhirup. b. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dari famili Paramyxovirus, genus Morbillivirus. Virus ini adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada sekret nasofaring, darah, dan urin. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0C dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar virus ini bertahan selama 34 jam dan virus ini kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari di luar tubuh. Virus ini mudah hancur oleh sinar ultraviolet. c. Transmisi Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari. Ibu yang menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayi berusia 4-6 bulan.

description

campak

Transcript of skenario 2 campak

Page 1: skenario 2 campak

Sarah Kemalasari – 1102010264

SKENARIO 2

1. Memahami dan menjelaskan campaka. Definisi

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh Paramyxovirus. Campak disebut juga rubeola, morbilli, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui droplet yang terhirup.

b. EtiologiPenyakit ini disebabkan oleh virus campak, dari famili Paramyxovirus, genus Morbillivirus. Virus ini adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada sekret nasofaring, darah, dan urin.

Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0C dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar virus ini bertahan selama 34 jam dan virus ini kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari di luar tubuh. Virus ini mudah hancur oleh sinar ultraviolet.

c. TransmisiCampak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari.

Ibu yang menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayi berusia 4-6 bulan.

d. Patogenesis

Page 2: skenario 2 campak

e. Manifestasi klinisSekitar 10 hari setelah infeksi akan muncul demam yang biasanya tinggi, diikuti dengan coryza, batuk, dan peradangan pada mata. Stadium masa inkubasi

Berlangsung 10-12 hari

Stadium masa prodromal/kataralMunculnya demam ringan sampai sedang, batuk yang semakin berat, coryza, peradangan mata, fotophobia, dan munculnya enantema atau bintik-bintik merah biasanya pada palatum durum dan palatum molle. Gejala yang khas pada campak adalah bercak koplik, yaitu bercak putih atau keabu-abuan pada mukosa pipi. Bercak koplik ini muncul dan menghilang dengan cepat, biasanya 12-18 jam.

Pada fase prodromal berat, demam akan tinggi mendadak, kadang-kadang dengan kejang dan bahkan pneumonia.

Stadium akhir/erupsiDitandai demam tinggi (40-40,5C) dan timbulnya ruam-ruam kulit kemerahan, mulai dari makula dan semakin menjadi makulopapular, ruam dimulai dari belakang telinga. Pada 24 jam pertama menyebar ke leher, muka, lengan atas dan bagian atas dada, lalu pada 24 jam berikutnya menyebar ke punggung, abdomen, seluruh lengan dan paha. Ketika sampai kaki, ruam pada muka mulai menghilang.

Pada campak sangat ringan, ruam hanya sedikit dan kadang terdapat lesi pada kaki. Pada campak ringan, ruam tidak menyatu, sedangkan pada campak berat, ruam menyatu, kulit tertutup sempurna termasuk telapak tangan dan kaki, dan muka bengkak. Ruam sedikit hemorragik dan gatal biasanya ringan.

Stadium konvalesenRuam kulit mengalami deskuamsi dan mengalami hiperpigmentasi (berubah warna menjadi lebih gelap), kemudian menghilang dalam 7-10 hari.

f. Diagnosis dan diagnosis bandingBiasanya dibuat dari gambaran klinis khas, konfirmasi laboratorium jarang diperlukan. Selama stadium prodromal sel raksasa multinuklear dapat dilakukan pada pulasan mukosa hidung. Virus dapat diisolasi pada biakan jaringan, dan diagnostik naik pada titer antibodi dapat dideteksi antar serum akut dan konvalesen. Angka sel darah putih cenderung rendah dengan limfositosis relatif. Pungsi lumbal pada penderita dengan ensefalitis campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan sedikit kenaikan limfost. Kadar glukosa normal.

Diagnosis banding:- Eksantema subitum (ruam pada saat demam hilang)- Rubella (bercak forschheimer, ruam tidak mencolok)

Page 3: skenario 2 campak

- Infeksi karena ekovirus (ruam tidak mencolok)- Virus koksaki- Adenovirus- Mononukleosis infeksiosa- Toksoplasmosis- Meningokoksemia (tidak ada batuk dan konjungtivitas)- Demam skarlet- Penyakit rickettsia (ruam tidak melibatkan muka)- Penyakit serum (ada tidaknya batuk)- Penyakit Kawasaki- Ruam pada obat (ada tidaknya batuk)

g. Komplikasi Otitis media

Merupakan infeksi telinga tengah

PneumoniaDisebabkan oleh virus campak sendiri, Pneumonia campak pada penderita HIV sering mematikan dan tidak selalu disertai oleh ruam. Bronkopneumonia bisa terjadi karena infeksi sekunder. Laringitis, trakeitis, bronkitis lazim ada. Salah satu kemungkinan bahaya campak adalah eksaserbasi proses tuberkulosis yang ada sebelumnya.

Miokarditis Komplikasi ini jarang terjadi

Komplikasi neurologisEnsefalomielitis pasca infeksi, bisa terjadi pada 7-28 hari setelah infeksi campak. Ensefalitis badan inklusi campak timbul karena gangguan imunitas seluler (reaksi autoimun), biasanya terjadi 1-10 bulan setelah infeksi campak. Ensefalitis terjadi pada sekitar 1 dari 1000 kasus. Panensefalitis sklerosa subakut merupakan komplikasi lanjut yang jarang terjadi dan muncul pada sekitar 1 dari 300.000 kasus. Panensefalitis terjadi akibat virus menetap dalam tubuh setelah infeksi campak, biasanya terjadi 1-15 tahun setelah infeksi.

h. Pemeriksaan fisik dan penunjang Deteksi antigen

Deteksi langsung pada sel epitel dalam sekret respirasi dan urin

Isolasi dan identifikasi virusApusan nasofaring dan konjungtiva, sample darah, sekret pernapasan dan urin yang diambil dari pasien selama demam untuk isolasi virus.

Pemeriksaan serologi IgGPeningkatan titer antibodi 4 kali lipat antara serum fase akut dan fase konvalensi atau terlihat antibodi IgM spesifik campak dalam spesimen serum yang diambil antara 1 dan 2 minggu setelah awitan ruam. Pada pasien dengan ensefalitis, titer antibodi naik sampai 10 hingga 100 kali lipat.

Page 4: skenario 2 campak

Rontgen thoraxDilakukan pada pasien dengan pneumonia atau miokarditis

Pungsi lumbalDilakukan pada pasien dengan ensefalitis

i. TatalaksanaPengobatan campak berupa perawatan umum seperti pemberian cairan dan kalori yang cukup. Obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain adalah anti demam, anti batuk, vitamin A, antibiotik diberikan bila ada indikasi.

j. Pencegahan Imunisasi aktif

Pemberian vaksin MMR, diberikan 2 kali, pada bayi 9 bulan dan anak-anak usia 6 tahun. Vaksin ini berasal dari virus hidup yang dilemahkan. Diberikan secara intrakutan/intramuskular dosis 0,5 cc. Vaksin ini bertahan selama 14 tahun. Tidak boleh diberikan untuk ibu hamil atau anak penderita tuberkulosis yang tidak diobati.

Imunisasi pasifKumpulan serum orang dewasa, serum konvalesen, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan imunoglobulin serum yang diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,25 mL/kg dalam 5 hari setelah pemajanan atau lebih baik sesegera mungkin.