Presus Campak

23
BAB I STATUS PASIEN 1. 1. IDENTITAS Identitas Pasien  Nama : An. F Tanggal Lahir : 31 Oktober 2008 Usia : 1 tahun 9 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Komplek DLM I/286 Kemayoran Jakarta Pusat Agama : Islam Tang gal Mas uk RS : 16 Agustu s 2010  No. Rekam Medik : 35.69.47 Identitas Orang Tua Pasien  Nama Ayah : Tn. R Nama Ibu : Ny. R Usia : 34 tahun Usia : 27 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai Negeri Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pangkat / Kes. : III B Pangkat / Kes. : - Pendidikan : S1 Pendidikan : S1 Hubungan : Ayah Kandung Hubungan : Ibu Kandung 1. 2. ANAMNESIS Dilak ukan allo-anamnesis dengan kedua orang tua pasien pada tanggal 16 Agustus 2010, pukul 15.00 WIB Keluhan Utama Demam Keluhan Tambahan Batuk, pilek, mual, pegal-pegal di seluruh tubuh, timbul ruam di tubuh. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul tiba-tiba, terus menerus, makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa gelisah. Pasien telah mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasien telah melakukan tes darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejak kamis. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak dan kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh anaknya susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mual terutama sehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan. Timbul ruam dik uli t sej ak min ggu. Bua ng air kecil bany ak, pas ien ganti popo k kur ang leb ih 4-5 kali /hari , tidak berdarah, ti dak nyeri saat berkemih. Buang ai r bes ar 1 kal i/hari den gan konsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada 1

Transcript of Presus Campak

Page 1: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 1/23

BAB I

STATUS PASIEN

1. 1. IDENTITAS

Identitas Pasien Nama : An. F

Tanggal Lahir : 31 Oktober 2008

Usia : 1 tahun 9 bulanJenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Komplek DLM I/286 Kemayoran Jakarta Pusat

Agama : IslamTanggal Masuk RS : 16 Agustus 2010

 No. Rekam Medik : 35.69.47

Identitas Orang Tua Pasien

 Nama Ayah : Tn. R Nama Ibu : Ny. R 

Usia : 34 tahun Usia : 27 tahunAgama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaPangkat / Kes. : III B Pangkat / Kes. : -

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Hubungan : Ayah Kandung Hubungan : Ibu Kandung

1. 2. ANAMNESIS

Dilakukan allo-anamnesis dengan kedua orang tua pasien pada tanggal 16 Agustus 2010, pukul15.00 WIB

Keluhan UtamaDemam

Keluhan Tambahan

Batuk, pilek, mual, pegal-pegal di seluruh tubuh, timbul ruam di tubuh.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul

tiba-tiba, terus menerus, makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa

gelisah. Pasien telah mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasientelah melakukan tes darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejak 

kamis. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak dan

kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh anaknya

susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mual terutamasehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan. Timbul

ruam dikulit sejak minggu. Buang air kecil banyak, pasien ganti popok kurang lebih 4-5

kali/hari, tidak berdarah, tidak nyeri saat berkemih. Buang air besar 1 kali/hari dengankonsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada

1

Page 2: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 2/23

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Tidak ada

Riwayat Kehamilan Ibu

Status obstetri ibu pasien dengan G2P2A0. Cukup bulan.

Riwayat Kelahiran

Tempat lahir : Rumah Bersalin

Penolong : BidanCara persalinan : Spontan

Data saat lahir : BL 3000 gram, PL 50 cm

Keadaan bayi saat lahir : langsung menangisKelainan bawaan : tidak ada

Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi I II III IV

BCG

DPT

Polio

Hep B

Campak 

Kesan : imunisasi dasar lengkap, imunisasi ulangan belum.

Riwayat Perkembangan

Gigi Pertama : 6 bulanDuduk : Sudah bisa, usia + 8 bulan

Jalan sendiri : Sudah bisa, usia + 4 bulanBicara : Sudah bisa, usia + 1 tahun

Membaca : Belum bisa membaca

2

Page 3: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 3/23

Riwayat Makanan

Bawah 1 tahun :

UMUR ASI / PASI Buah / Biskuit Bubur susu Nasi Tim

0 – 2 bln ASI - - -

2 – 4 bln ASI - - -

4 – 6 bln ASI Satu kali/hari Dua kali/hari -

6 – 8 bln ASI Satu kali/hari Dua kali/hari Tiga kali/hari

8 – 10 bln ASI+Sustagen Satu kali/hari Dua kali/hari Tiga kali/hari

10 – 12

 blnASI+Sustagen Satu kali/hari Dua kali/hari Tiga kali/hari

Riwayat Keluarga

Corak reproduksi :

No UsiaJenis

KelaminHidup

Lahir

MatiAbortus

Mati

(sebab)

Keterangan

kesehatan

1 3 Tahun P Sehat

2 1 Tahun L Pasien

Anggota Keluarga Lain yang serumah

Kakak adik dari pihak suami

Masalah Dalam Keluarga

Tidak ada.

Status Rumah Tinggal

MenumpangData Orang Tua Pasien

Data orang tua Ayah Ibu

Umur sekarang 34 tahun 27 tahun

Perkawinan ke 1 1

Umur saat menikah 28 tahun 23 tahun

Pendidikan terakhir S1 S1

( tamat/sampai kls/tkt ) Tamat Tamat

Agama Islam Islam

Suku bangsa Betawi Jawa

Keadaan kesehatan Baik Baik  

Konsanguitas Tidak terdapat Tidak terdapat

3

Page 4: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 4/23

1. 3. PEMERIKSAAN FISIK 

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Agustus pukul 15.30 WIBKeadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Baik  

Status Mental : LemasBerat Badan : 10 kg Panjang Badan : 83 cm

Tanda Tanda Vital

 Nadi : 114 x/mnt, irama teratur, isi cukup, sama di keempat ekstremitas

Frek. Nafas : 28 x/mnt, pernafasan Kussmaul

Suhu : 37,30C di ukur lewat axilla

Data Antopometri

Berat Badan pasien : 10 kg

Berat Badan ideal : 11.6 kg

Panjang Badan : 83 cmRumus : BB/TBx100% = 10/11.6x100 = 86.2

Status Gizi : Malnutrisi sedang

Status Generalis

 Kepala : Bentuk normocephal , distribusi merata, tidak mudah dicabut Muka : Raut muka normal, kulit normal Mata : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik.

Telinga : Daun telinga normal, lekukan sempurna, Liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak 

ada sekret, terlihat ruam di belakang telinga. Hidung : Bentuk normal, tidak ada nafas cuping hidung , sekret putih kental. Mulut  : Mukosa bibir kering, tidak pecah, tidak sianosis, Uvula ditengah, Faring hiperemis,

Tonsil T1-T1 tenang Leher  : Bentuk normal, tidak terdapat kelainan, terlihat ruam kemerahan.Tidak ada perbesaran

KGB, Trachea ditengah.

 Dada : Bentuk normochest, terlihat ruam kemerahan, tidak ada benjolan, Pergerakan dada

simetris saat statis an dinamis, tidak terdapat retraksi, Paru : Sonor pada kedua lapang paru, Suara nafas dasar veikuler +/+, tidak ada rhonki, tidak ada

wheezing Jantung : Pulsasi iktus kordis tidak tampak  , Iktus kordis teraba di sela iga V garis midklavikula

sinistra, tidak kuat angkat, tidak ada thrill . Bunyi Jantung I-II reguler, Gallop (-),

Murmur (-) Abdomen : Datar, tidak ada luka / sikatrik / venektasi / perdarahan , Bising usus (+) normal,

Supel, turgor kulit baik, hati tidak teraba, limpa tidak teraba, suara tympani Ekstremitas : Bentuk simetris, ruam kemerahan pada tangan, tidak terdapat deformitas , tidak ada

udem di ke empat ekstremitas, tidak ada sianosis, capillary refill < 2 dtk, akral

hangat. Refleks

Refleks Fisiologis : Biscep (+)

Triscep (+)KPR (+)

4

Page 5: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 5/23

APR (+)

Refleks Patologis : Babinsky (-)

Chaddok (-)Oppenheim (-)

Hoffman-Tromer (-)

Tanda Rangsang Meningeal: Kaku kuduk (-)Brudzinsky I (-)

Brudzinsky II (-)

Kernig (-)

1. 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 17 Agustus 2010

 Hematologi (Darah Lengkap)- Hemoglobin :12.5 gr/dL

- Hematokrit :38 %- Eritrosit : :4,8 juta/UL

- Leukosit : :4600 /UL

- Trombosit :100000 /UL- MCV : 79 fl

- MCH : 26 pg

- MCHC : 33 gr/dL

1. 5. RESUME

Pasien datang dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul tiba-tiba, terus menerus,makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa gelisah. Pasien telah

mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasien telah melakukan tes

darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejak kamis minggusebelumnya. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak 

dan kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh

anaknya susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mualterutama sehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan.

Timbul ruam dikulit sejak minggu. Buang air kecil banyak, pasien ganti popok kurang lebih 4-5

kali/hari, tidak berdarah, tidak nyeri saat berkemih. Buang air besar 1 kali/hari dengan

konsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah.

Keadaan Umum

Tampak sakit sedang, compos mentis.

Pemeriksaan Fisik 

Pasien tampak sakit sedang dan kompos mentisHR: 114x/menit Suhu : 37.3◦C

5

Page 6: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 6/23

RR : 28x/menit

Mata : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada, sekret putih kental

Mulut : Mukosa bibir kering

Thoraxs : Bentuk dan gerak simetris dan tidak ada retraksi, kulit terlihat kemereahan.Jantung : Bunyi jantung I-II regular, tidak ada murmur dan gallop

Pulmo : Suara vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing

Abdomen : Datar, bising usus positif, supelEkstremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis

1. 6. DIAGNOSIS KERJA

Measles

Suspek DHF

1. 7. DIAGNOSIS BANDING

Rubella, Eksantema subitum, Alergi obat.

1.8 PEMERIKSAAN ANJURAN

- Rumple led

- Cek IgM anti campak 

1. 8. PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 1000 cc/24 jam

-Inj Cefotaxime 3x250 mg IV- Pct syr 3x1 cth

- Ambroxol syr 3x1/3 cth

- Diit makanan lunak 

1. 9. PROGNOSIS

Dubia et Bonam

6

Page 7: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 7/23

7

Page 8: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 8/23

FOLLOW UP

17 Agustus 2010 18 Agustus 2010 19 Agustus 2010

S Demam(+) hari ke 6, batuk(+), pilek(+),

 belum BAB selama satu hari

Demam (-), batuk(+), dahak(+), BAB dan BAK(+)

normal, minum agak kurang

Demam (-), batuk(+), BAB dan BAK(+)

normal, minum agak kurang, semala muntah

dengan isi makanannya

O Tampak sakit sedang, compos mentis

HR: 100x/menit

RR: 28x/menit

T 37.1˚C

Mata: konjungtiva tidak anemic dan sclera

tidak ikterik,

Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-)

Mulut: tampak sedikit kering, faring

hiperemis

Leher: KGB tidak teraba, terlihat ruam

kemerahan

Thoraks: pergerakan simetris, terlihat ruam

kemerahan

Jantung: BJ I-II regular, murmur(-), gallop

(-)

Paru: Suara nafas vesikuler, Rhonki (-),

Wheezing(-)

Abdomen: Datar, terlihat ruam kemerahan,

supel, lembut, nyeri tekan(-), bising usus(+)

normal, turgor baik 

Ekstremitas: akral hangat, ruam pada tangan

Tampak sakit sedang, compos mentis

HR: 124x/menit

RR: 28x/menit

T: 36.1◦C

Rambut: tidak mudah di cabut

Mata: konjungtiva anemic (-), sclera ikterik(-),

Hidung : (nafas cuping hidung (-)

Mulut: tampak kering

Leher: KGB tidak teraba, ruam kemerahan

Thoraks: pergerakan simetris, ruam kemerahan

Jantung: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru: Vesikuler, Rhonki (-), Wheezing(-)

Abdomen: datar, ruam kemerahan, supel, nyeri tekan

(-), bising usus (+), turgor baik,

Ekstremitas: Akral hangat, ruam kemerahan pada

tangan dan kaki

Tampak sakit sedang, compos mentis.

HR: 96x/menit

RR: 32x/menit

T: 36.3◦C

Kepala: normocephal,

Mata: Konjungtiva anemic (-), sclera ikterik (-)

Hidung: nafas cuping hidung (-)

Mulut: Tampak kering

Leher: KGB tidak teraba, ruam kemerahan.

Thoraxs: Pergerakan simetris, ruam kemerahan

Jantung: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru: Suara vesikuler, Rhonki(-), Wheezing(-)

Abdomen: Supel, ruam kemerahan, datar, bising

usus (+)

Ekstremitas: Akral hangat, Udem(-), ruam

kemerahan pada tangan dan kaki, terlihat

 bersisik pada tangan.

A - Suspek DHF

- Measles

- Campak  

- DHF grade 1

- Campak  

P - IVFD RL 1000cc/24jam

- Inj cefotaxim 3x250mg IV

- Pct syr 3xcth1

- Epexol 3x1/3 cth

- IVFD RL 1000cc/24 jam

- Inj cefotaxim 3x250mg IV/

- Vit A 100.000 IU

- Pct 3x100mg

- Epexol 3xcts1/2 p.o

- Cek DL/24 jam

- Pindah ke ruang isolasi

-

- IVFD RL 1000 cc/24 jamstop

- Inj cefotaxim 3x250mgstop

- Vit A 100.000 IU

- Pct 3x100mg p.o(k/p)

- Epexol 3xcts1/2 p.o

LA

Hemoglobin :12.5 gr/dLHematokrit :38 %

Hemoglobin :10.9 gr/dLHematokrit :33 %

Hemoglobin :11.5 gr/dLHematokrit :34 %

8

Page 9: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 9/23

B Eritrosit : :4,8 juta/ULLeukosit : :4600 /UL

Trombosit :100000 /ULMCV : 79 fl

MCH : 26 pg

MCHC : 33 gr/dL

Eritrosit : :4,1 juta/ULLeukosit : :6400 /UL

Trombosit :88000 /ULMCV : 81 fl

MCH : 27 pg

MCHC : 33 gr/dL

Eritrosit : :4,3 juta/ULLeukosit : :6300 /UL

Trombosit :126000 /ULMCV : 79 fl

MCH : 27 pg

MCHC : 34 gr/dL

9

Page 10: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 10/23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus

yang umumnya menyerang anak, dengan karakteristik demam, batuk, konjungtivitis dan

ruam makulo papular general. 1

Berdasarkan WHO suspek campak apabila kasus dengan demam 38oC atau lebih

dan ruam makula papular dan disertai minimal satu gejala batuk, koriza, dan

konjungtivitis.2

B. Epidemiologi

Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) campak 

menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan

tempat ke 5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak usia 1-4 tahun (0,77%) 3.

U mur terbanyak menderita campak adalah < 12 bulan diikuti kelompok 1-4 tahun dan 5-

14 tahun.4

Campak merupakan penyakit endemis terutama di negara berkembang. Di

Indonesia penyakit campak sudah dikenal sejak lama.3 Angka kejadian campak di

Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar 3000-4000 per tahun

demikian juga frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak meningkat dari 23 kali

menjadi 174 kali.5 Pengalaman menunjukkan bahwa epidemi campak di Indonesia timbul

secara tidak teratur. Di daerah perkotaan epidemi campak terjadi setiap 2-4 tahun.Wabah

terjadi pada kelompok anak yang renta terhadap campak, yaitu di daerah dengan populasi

 balita banyak mengidap gizi burukdan daya tahan tubuh yang lemah. Telah lamadiketahui bahwa campak menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secara umum,

sehingga mudah terjadi infeksi sekunder atau penyulit. Penyulit yang sering dijumpai

ialah bronkopneumonia (75,2%), gastroenteritis (7,1%), ensefalitis (6,7%) dan lain-lain

(7,9%)3

10

Page 11: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 11/23

C. Etiologi

Campak disebabkan oleh virus RNA dari Famili  Paramixoviridae, genus

 Morbillivirus. 6,8 Virus campak berada di sekret nasofaring dan dalam waktu yang singkat

sesudah timbulnya ruam. 3 Virus tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam

suhu kamar .6 . Campak salah satu penyakit yang paling dapat ditularkan, sebagaimana jika

merekadalam ruang udara dengan pasien terinfeksi campak dalam satu jam 7 

WHO telah mendapatkan 24 genotip campak diseluruh dunia, dan ada 3 genotip

di Indonesia, yaitu genotip G2, G3 dan D9. Dengan pendekatan epidemiologi molekuler,

dapat diketahui bagaimana penyebaran virus campak dari suatu tempat ke tempat lain

atau dari suatu negara ke negara lain (mobilization of population)

D. Patogenesis

Virus campak ditularkan melalui areosol droplet.1 Periode inkubasi biasanya 10

hari dari paparan ke onset demam 2. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat

minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya. Infeksi awal diyakini dibangun dalam

saluran pernapasan walaupun tidak didefinisikan sasaran utamanya secara baik. 1 Dari

saluran pernapasan, virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan

dengan sel mononuklear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional.1,3 Di sini

virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulailah penyebaran ke sel

 jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan

terbebtuknya sel raksasa berinti banyak (sel Warthin) sedangkan limfosit T (termasuk T-

supressor dan T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut ikut membelah.3

Gambaran dari kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara

lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah fokus infeksi yaitu ketika virus

masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring,

konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.Pada hari ke 9-10, fokusinfeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, akan menyebabkan

timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel. Pada saat itu virus dalam jumlah

 banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis berupa

demam tinggi, anak tampak sakit berat dan tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi

yang disebut bercak koplik, yang dapat tanda pasti untuk menegakkan diagnosis. 3

11

Page 12: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 12/23

Selanjutnya daya tahan tubuh menurun. Sebagai akibat respon delayed

hypersensitivity terhadap antigen virus, muncul ruam makulopapular pada hari ke-14

sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi pada kasus yang

mengalami defisit sel-T 3

Fokus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh darah. Vesikel tampak secara

mikroskopik di epidermis tetapi virus tidak berhasil tumbuh di kulit. Penelitian dengan

imunofluorens dan histologik menunjukkan adanya antigen campak dan diduga terjadi

suatu reaksi Arthus. Darah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluaran pernafasan

memberikan kesempatan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media

dan lain-lain. Dalam keadaan tertentu pneumonia dapat terjadi, selain itu campak dapat

menyebabkan gizi kurang.3

E. Manifestasi klinis dan diagnosis

Gejala klinis terjadi selama masa tunas 10-12 hari, yang terdiri dari tiga stadium,5 yaitu:

1. Stadium prodromal

Berlangsung 2-4 hari, ditandai oleh demam ringan sampai sedang, batuk kering,

koryza dan konjungtivitis.6 Pada stadium ini dapat timbulnya enantema mukosa pipi

di depan molar tiga disebut bercak koplik.3,5,6 Bercak koplik merupakan bintik putih

keabu-abuan, biasanya sebesar butir pasir dengan aerola sedikit kemerahan. Bercak 

ini muncul dan menghilang dengan cepat, biasanya dalam 12-18 jam.6 Radang

konjungtiva dan fotofobia dapat mengesankan campak sebelum muncul bercak 

koplik. Terutama, garis melintang radang konjungtiva, batas tegas sepanjang tepi

kelopak mata, mungkin membantu diagnostik pada stadium prodormal

Kadang-kadang, fase prodormal dapat berat, ditunjukkan oleh demam tinggi

mendadak, kadang dengan kejang-kejang dan bahkan pneumonia.

2. Stadium erupsi3,5,6

Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5oC (104-

105OF). Ruam biasanya mulai sebagai makula tidak jelas pada bagian atas lateral

leher, dibelakang telinga, sepanjang garis pertumbuhan rambut dan pada posterior 

 pipi. Lesi sendiri-sendiri menjadi semakin makulopapuler sebagai ruam yang

12

Page 13: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 13/23

menyebar dengan cepat pada seluruh muka leher, lengan atas dada pada sekitar 24

 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung,

abdomen, seluruh lengan dan paha lalu menyebar ke kaki.

3. Stadium penyembuhan (konvalense)

Setelah 2-3 hari ruam mulai menghilang dari muka.6 Hilangnya ruam menuju ke

 bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul.3,5,6 Ruam kulit menjadi

hiperpigmentasi (kehitaman) dan mengelupas

Limfonodi pada sudut rahang dan pada daerah servilkal posterior biasanya

membesar, dan splenomegali ringan dapat dicatat.6

F. Diagnosis

Diagnosis campak dapat ditegakkan secara klinis, sedangkan pemeriksaan penunjang

sekedar membantu; seperti pada pemeriksaaan sitologik ditemukan sel raksasa pada

lapisan mukosa hidung dan pipi , dan pada pemeriksaan serologi didapatkan IgM

spesifik. 3

G. Diagnosis Banding3,5,6

1. Roseala Infantum (Eksantema subitum)

Gejala demam tinggi selama 3-4 hari disertai iritabilitas biasanya terjadi sebelum

timbul kemerahan pada kulit penderita roseola infantum dan diikuti penurunan

demam secara drastis menjadi normal. Dibedakan dari campak di mana ruam dari

Roseola infantum tampak ketika demam menghilang.

Eksentema subitum bersifat diskrit dan makulopapular berwarna merah tua dan

 biasanya timbul di daerah dada dan menyebar ke muka dan ekstremitas.

2. Rubela

Pada umumnya tidak diawali suatu masa prodromal yang spesifik. Pembesaran

kelenjar getah bening yang khas jarang terlihat pada anak. Remaja dan dewasa muda

dapat menunjukkan gejala demam ringan serta 1-4 hari timbulnya kemerahan

13

Page 14: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 14/23

Eksantem pada rubella mulai timbul di muka dan leher dan menyebar ke seluruh

tubuh lebih cepat, dalam 24-48 jam sudah menyeluruh. Pada hari ketiga eksentema di

 bagian tubuh mulai memudar dan tinggal menyisakan bagian ekstremitas

Tanda patognomonik adanya pembesaran kelenjar getah bening khussunya pada

daerah oksipital dan daerah belakan kepala.

3. Ruam akibat obat-obatan

H. Komplikasi

Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat replikasi virus atau karena superinfeksi bakteri

antara lain8, berupa :

1. Otitis media

Invasi virus ke dalam gendang telinga umumnya terjadi pada campak. Gendang

telinga biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi. 3

2. Bronkopneumonia

Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai dengan

 batuk, meningkatnya frekuensi nafas dan adanya ronki basah halus. Pada saat suhu

turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan menghilang,kecuali

 batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari lagi. Apabila suhu tidak juga

turun pada saat yang diharapkan dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung,

dapat diduga adanya pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada

sel epitel yang dirusak oleh virus 3,5

3. Laryngotracheobronchitis (croup)

Laringitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang

 bertambah parah pada saat demam mencapai puncak. Ditandai dengan distres

 pernapasan, sesak sianosis, dan stridor. Ketika demam turun akan membaik dan

gejala menghilang.3

4. Diare

5. Ensefalitis.

14

Page 15: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 15/23

Merupakan penyulit neurologik yang paling sering terjadi, biasanya terjadi pada hari

ke 4-7 setelah ruam. Terjadi ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun

melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak 3.

6. SSPE

Subacute sclerosing panencephalitis merupakan kelainan degeneratif susunan

saraf pusat yang jarang disebabkan oleh infeksi virus campak. Kemungkian menderita

SSPE pada anak yang sebelumnya menderita campak adalah 0,6-2,2 per 10.000

infeksi campak. Resiko terjadi SSPE lebih besar pada usia yang lebih muda, dengan

inkubasi rata-rata 7 tahun3

Gejala SSPE didahului dengan gangguaan tingkah laku dan intelektual yang

 progresif, diikuti oleh inkoordinasi motorik, kejang umum bersifat mioklonik.

Labortorium menunjukkan peningkatan globulin dengan cairan serebrospinal,

antibodi terhadap campak dalam serum meningkat (1:1280). Tidak ada terapi untuk 

SSPE. Rata-rata jangka waktu timbul gejala sampai meninggal antara 6-9 bulan.

I. Penatalaksanaan

Manajemen pada pasien tanpa penyulit bersifat simtomatik dan dapat dirawat di

rumah. Obat simtomatik yang diberikan berupa antipiretik, antitusif, ekpekteran, dan

antikonvulsan bila diperlukan.3,5,9

Indikasi rawat inap pada pasien campak adalah hiperpireksia (suhu > 39oC),

dehidrasi, kejang asupan oral sulit atau adanya komplikasi.9

Perawatan pasien campak tanpa komplikasi, dilakukan dengan cara :

1.Pasien dirawat di ruang isolasi

2. Tirah baring di tempat tidur 

3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari

4. Diet makan cukup cairan, kalori yang memadai.

15

Page 16: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 16/23

J. Pencegahan

Imunisasi merupakan salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden

campak.10 Sebagai dampak program imunisasi tersebut insiden campak cenderung turun

 pada semua golongan umur. Pada bayi (<1 tahun) dan anak umur 1-4 tahun terjadi

 penurunan cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relatif landai.10

Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang

 berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, dan yang kedua vaksin yang

 berasal dari campak yang dimatikan. Sejak tahun 1967 virus campak yang telah

dimatikan tidak digunakan lagi oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara

dan dapat menimbulkan atypical measles yang hebat

Dosis baku minimal untuk pemberian virus campak yang dilemahkan adalah

1000TCID-50 atau sebanyak 0,5 ml. Tetapi dalam hal vaksin hidup, pemberian dengan

20 TCID saja sudah memberikan hasil yang baik. Cara pemberian yang dianjurkan

adalah subkutan. Pemberian dosis tunggal vaksin campak hidup (live attenuated)

 biasanya dikombinasikan dengan vaksin hidup lainnya (mumps. rubella), dapat diberikan

 bersama-sama dengan vaksin yang diinaktivasi lainnya atau bersama-sama toksoid; dapat

memberikan imunitas aktif pada 94-98% individu-individu yang rentan, kemungkinan

kekebalan yang timbul dapat bertahan seumur hidup, kalaupun terjadi infeksi maka

 bentuk infeksinya sangat ringan atau infeksi tidak nampak dan tidak menular. Dosis

kedua vaksin campak dapat meningkatkan tingkat kekebalan sampai 99%.

Direkomendasi 2 dosis vaksin utk memastikan imunitas, sebab 15% anak divaksinasi

gagal membangun imunitas dari dosis pertama.11

Banyak anak yang sudah mendapat imunisasi campak tetapi masih bisa terkena

 penyakit campak, sehingga telah terjadi ketidakberhasilan imunisasi campak. Banyak 

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan imunisasi campak, yaitu faktor hospes, lingkungan dan agent. Dari faktor agent, penyebabnya bisa karena pengaruh virus

vaksin campak yang dipakai, perlakuan/pendistribusian vaksin (cold-chain), dan

kemungkinan adanya perbedaan genotip virus campak. Dibeberapa negara dengan tingkat

cakupan imunisasi campak yang tinggi dan sudah tidak didapatkan infeksi campak 

indigenous, masih timbul wabah penyakit campak karena adanya kasus impor.

16

Page 17: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 17/23

BAB III

ANALISA KASUS

Diagnosis campak pada pasien ini ditegakkan berdasarkan :.

1. Anamnesis :

Dari anamnesis didapatkan keluhan utama demam sejak hari kamis yang

awalnya merupakan demam ringan. Disertai juga dengan batuk berdahak dan pilek.

Pada hari minggu malam *hari ke-4) panas menjadi tinggi disertai keluarnya ruam-

ruam dari belakang telinga yang menyebar pada muka, dan seluruh tubuh. Orang tua

 juga mengatakan bahwa minggu saat batuk dan pilek muncul, mata pasien menjadi

kemerahan.

2. Pemeriksaan fisik :

Pada saat dilakukan pemeriksaan di RSPAD Gatot soebroto didapatkan suhu

tubuh pasien pada saat diperiksa 37.3 oC, suhu pasien yang tidak mencapai 40-40.5˚C

disebabkan karena pasien telah diberikan pengobatan sebelum dilakukan pemeriksaan,

adanya ruam makulopapular yang tedapat pada belakang telinga, dahi, muka, dada dan

 punggung, kedua tangan, perut dan kedua paha, dan adanya faring yang hiperemis.

17

Page 18: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 18/23

• Saya setuju dengan diagnosis tersebut, hal ini berdasarkan atas kepustakaan yang

ada,yaitu dikatakan campak apabila adanya karakteristik demam, batuk, konjungtivitis,

dan ruam makulopapular general. Berdasarkan WHO suspek campak apabila kasus

dengan demam 38˚C atau lebih dan timbulnya ruam makulopapular dan disertai minimal

satu gejala batuk, koriza, dan konjungtivitis. Hal tersebut sesuai dengan pasien yaitu

adanya demam, batuk dan pilek, serta adanya ruam makulopapular. Pada pemeriksaan

fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, nadi 114x/menit,

suhu 37.3˚C karena pasien telah mendapatkan pengobatan sebelum dilakukan

 pemeriksaan. Menurut orang tua demam timbul tiba-tiba, terus menerus, makin lama

makin parah. Pada pemeriksaan mulut ditemukan faring yang hiperemis, dan dari hasil

laboratorium didapatkan leukopenia dan trombositopenia yang dapat menggambrakan

adanya infeksi virus. Hal ini membuktikan adanya gejala dan tanda dari penyakit campak 

• Diagnosis banding pada pasien ini adalah rubela, eksantema subitum dan erupsi akibat

obat.

1. Rubela secara epidemiologi angka kejadian tertinggi terjadi pada anak usia 5-14

tahun. Sedangkan secara klinis sifat demam rubelle jarang mencapai 38,5oC dan

yang khas pada rubella pembesaran kelenjar limfe bisa timbul 5-7 hari sebelum

timbul eksantema, khas mengenai kelenjar suboksipital, postaurtikular dan servikal

dan disertai nyeri tekan. Pada pasien ini suhu tubuhnya 37,3oC dan tidak terdapat

 pembesaran kelenjar suboksipital, postaurtikular yang disertai nyeri tekan.

Eksantem pada rubella mulai timbul di muka dan leher dan menyebar ke seluruh

tubuh lebih cepat, dalam 24-48 jam sudah menyeluruh. Pada hari ketiga eksantema

di bagian tubuh mulai memudar dan tinggal menyisakan bagian ekstremitas.3

2. Eksantema Subitum

Pada roseola infantum ruam tampak ketika demam menghilang. Sedangkan

 pada pasen ruam muncul bersamaan demam yang tinggi.

3. Alergi obat

Pada pasien tidak terdapat adanya riwayat minum obat-obatan.

18

Page 19: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 19/23

• Pasien ini berumur 1 tahun 9 bulan, yang berdasarkan epidemiologi kelompok umur 1-4

tahun merupakan urutan kedua setalah umur < 12 bulan yang menderita morbili

terbanyak.4 Sedangkan pada kelompok umur pasien, morbili merupakan urutan ke 5

dalam urutan penyakit utama pada anak usia 1- 4 tahun.3

• Pada riwayat imunisasi dapat dilihat bahwa pasien telah mendapatkan imunisasi campak,

tetapi pasien masih terkena campak, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

1. Kegagalan dalam imunisasi

Kegagalan dalam imunisasi dapat disebabkan oleh pengaruh virus vaksin yang

dipakai dan kesalahan dalam pendistribusian vaksin (chold-chain).

Pada pasien ini tidak diketahui proses imunisasi campak pada pasien, sehingga

 pengaruh virus vaksin yang dipakai dan kesalahan pendistribusian bisa menjadi faktor 

kegagalan imunisasi pada pasien ini.

2. Perbedaan genotip virus campak 

Adanya beberapa genotip ini, dapat menerangkan mengapa seorang anak yang

telah terkena campak, dapat terkena campak lagi bila dia terinfeksi dengan virus cam-

 pak dari genotip lainnya. Imunisasi campak, saat ini yang dipakai untuk vaksin

campak di Indonesia adalah galur (strain) CAM-70 berasal dari genotip A.

Seharusnya dengan ditemukannya 3 genotip virus campak di Indonesia tersebut,

vaksin campak dibuat dari isolat virus campak lokal juga, sehingga diharapkan bisa

memberikan kekebalan yang lebih

• Penyakit campak ini mempunyai potensi untuk menimbulkan komplikasi yang cukup

 berbahaya, yaitu komplikasi jangka pendek berupa diare, radang paru, radang telinga dan

komplikasi jangka panjang yang biasanya fatal yaitu subacute scleroting pan-encephalitis

(SSPE).

o Komplikasi jangka panjang bersifat fatal, yaitu subacute scleroting pan-

encephalitis (SSPE) perlu diwaspadai Kemungkian menderita SSPE pada anak 

yang sebelumnya menderita campak adalah 0,6-2,2 per 10.000 infeksi campak 

dan diatas 50% terjadi pada kasus campak sebelum berumur 2 tahun. Resiko

SSPE lebih besar pada usia yang lebih muda, dengan inkubasi rata-rata 7 tahun3.

19

Page 20: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 20/23

• Pemeriksaan lain yang harus dilakukan pada pasien ini berdasarkan kepustakaan yang

ada disebutkan perlu pemeriksaan serologi untuk lebih menegakkan diagnosis

• Manajemen pada pasien campak tanpa penyulit bersifat simtomatik dan dapat dirawat di

rumah, indikasi rawat inap pada pasien campak adalah hiperpireksia (suhu > 39oC),

dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya komplikasi.9 Pada pasien ini dilakukan

 perawatan karena masukan makanan yang berkurang.

1. Isolasi

Penatalaksannan isolasi pada campak merupakan hal yang tepat, karena campak 

mudah menular.

2. IVFD RL 1000 cc/24 jam

Cairan yang dibutuhkan, pada anak 100ml/ 100 kalori, kebutuhan kalori padaanak berat badan 10 kg adalah 100kkal X 10 = 1000 kalori. Sehingga kebutuhan

cairan 1000 cc/24 jam

Perhitungan cairan melalui infus = (1000x20)/(24x60) = 13,8 tetes permenit

3. Ambroxol syr 3x ½ cth

Pada pasien ini diberikan ambroxol. Dosis perhari Ambroxol adalah 1,2 - 1,6 mg

Ambroxol HCI per kg berat badan.

Dosis anak berat 10 kg = (1,2 – 1,6 )mg X 10 = 12 mg- 16 mg. Pada pasien ini

diberikan ambroxol Hcl ½ cth atau sama dengan 15 mg, dosis ini sesuai dengan dosis

 pemberian pada anak berat 10 kg.

4. Paracetamol syr 3x100 mg

Dosis paracetamol 10-15 mg/kg bb, dosis yang digunakan pada anak 10 kg adalah

100- 150 mg. Pada pasien ini diberikan dosis paracetamol 100 mg, dosis ini sesuai

dengan kebutuhan anak BB 10 kg.

5. Inj Cefotaxime 3x250 mg IV

Aktif terhadap beberapa jenis kuman yang diindikasikan untuk pengobatan karena

infeksi di saluran napas atas, dan dapat juga untuk infeksi saluran pernapasan bawah.

20

Page 21: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 21/23

Dengan dosis untuk anak 50-100 mg/kgbb/hari, dibagi menjadi 3-4 kali pemberian.

Dosis yang diberikan pada pasien dengan berat 10 kg ini 250 mg/ 8 jam.

Pada pasien ini diberikan antibiotik Cefotaxime 3 x 250 mg. Menurut kepustakaan

 pemberian antibiotik pada pasien campak tidak diperlukan, karena campak 

merupakan penyakit self limting.

6. Vitamin A

Pada pasien ini diberikan vitamin A. Menurut kepustakaan pada pasien campak perlu

diberikan vitamin A 100.000 IU. Vitamin A berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

diferensiasi limfosit B.

• Pada pasien ini tidak terdapat adanya penyulit, sehingga prognosa jangka pendek buat

 pasien ini adalah ad bonam. Tetapi pada morbili terdapat komplikasi jangka panjang

yang bersifat fatal yaitu SSPE, melihat bahwa umur pasien tahun 1bulan ini secara

epidemiologi merupakan faktor resiko terkena SSPE maka prognosisnya menjadi dubia

ad bonam.

 

21

Page 22: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 22/23

DAFTAR PUSTAKA

1. Juffire M, Mulyani NS. Modul Pelatihan Diare. UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2009

2. Adisasmito W. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia: Systematic

 Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat. Makara Kesehatan2007;11(1). 1-10

3. Wilunda C, Panza A. Factors Associated With Diarrhea Among Children Less Than 5

Years Old In Thailand: A Secondary Analysis of Thailand Multiple Indicator Cluster 

Survey 2006. J Health Res.2009:17-22

4. Jangan Anggap Remeh Diare. Available from : www.medicastore.com. Di akses pada

tanggal 18 Agustus 2010 pukul 23.00

5. Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran

EGC.2007: p150-51

6. Firmansyah. Agus, dkk. Modul Pelatihan Tata Laksana Diare pada Anak. Badan

Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia. Jakarta. 2007

7. Draft Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Jakarta.2007

8. Guandalini. Stefanu. Essential Pediatric Gastro Enterology, Hepatology, and Nutrition.

McGraw-Hill Medical publishing. USA.2005

9. Markum, dkk. Buku Ajar llmu Kesehatan Anak. FK UI. Jakarta.1991

10. Hasan. Rusepno, dkk. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Staf Pengajar Ilmu

Kesehatan Anak FK UI. Jakarta. 1985.

11.Probiotic. Available from:  http://www.probioticnutrition.com/. Di unduh tanggal 18

Agustus pukul 20.30

12. Suraatmaja. Sudaryat, dkk. Kapita Selekta Gastroenterologi. CV. Sagung Seto. Jakarta.

2007

13. Subijanto MS, Ranuh R, Djupri L, Soeparto P Soeparto.Managemen Pada Diare Pada

Bayi Dan Anak. Divisi Gastroenterologi RSU Dr. Soetomo Surabaya. 2006

14. Dehydration and Diarrhea in Children: Prevention and Treatment . Available from: 

http://www.cps.ca/caringforkids/whensick/DehydrationDiarrhea.htm. Di unduh tanggal

19 Agustus 2010 pukul 20.48

22

Page 23: Presus Campak

7/27/2019 Presus Campak

http://slidepdf.com/reader/full/presus-campak 23/23

15. Diarrhea causes symptoms, diagnosis and treatment . Available from: 

http://www.medicinenet.com/diarrhea/article.htm. Di unduh tanggal 20 Agustus 2010

 pukul 10.00

16.Penyebab diare. Available from: http://medicastore.com/diare/penyebab_diare.htm. Di

unduh tanggal 20 Agustus 2010 Pukul 10.15

23