Skenario 2 blok 7

download Skenario 2 blok 7

of 19

description

gingivitis

Transcript of Skenario 2 blok 7

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembesaran gingiva adalah suatu keadaaan dimana terjadi penambahan ukuran dari gusi normal. Dalam kondisi ini, jaringan gusi menggelembung secara berlebihan diantara gigi dan atau pada daerah leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertropi, hyperplasia ataupun kombinasi antara keduanya. Pembesaran gingiva dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lokal maupun faktor umumnya, misalnya faktor pembesaran karena defisiensi vitamin C, karena obat-obatan, berkaitan dengan penyakit ataupun kondisa sistemik, karena kehamilan,dan pubertas. Dan pembesaran gingiva juga adanya keterlibatan mikroorganisme bila terjadinya inflamasi. Dan pada perjalaran penyakitnya ditandai adanya lesi yang berubah.

1.2 Rumusan MasalahDalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah antara lain :1. Bagaimana pemeriksaan klinis pembesaran gingiva?2. Apa saja klasifikasi pembesaran gingiva?3. Bagaimana gambaran klinis pembesaran gingiva?4. Bagaimana patogenesis pembesaran gingiva?5. Apa diagnosis dan DD pada kasus ini?6. Apa prognosis pada kasus ini?7. Bagaimana rencana perawatannya?8. Bagaimana hipertensi pada perawatan periodontal?9. Bagaimana pengaruh obat Nefedipine terhadap jaringan periodonsium dan obat lain?10. Bagaimana gambaran radiografinya?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:1. Mampu menjelaskan pemeriksaan klinis2. Mampu menjelaskan klasifikasi pembesaran gingiva3. Mampu mengetahui gambaran klinis pembesaran gingiva4. Mampu menjelaskan patogenesis pembesaran gingiva5. Mampu mendiagnosis dan DD pada kasus ini6. Mampu menentukan prognosis pada kasus ini7. Mampu menentukan rencana perawatan pada kasus ini8. Mengetahui hipertensi pada perawatan periodontal 9. Mengetahui pengaruh obat nefedipine terhadap jaringan periodontal10. Mengetahui gambaran radiografnya

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan KlinisPemeriksaan Subjektif1. Penilaian pasien secara keseluruhan.Melihat pertimbangan mental pasien, status emosional, temperamen pasien, sikap, dan umur fisiologis.2. Medical historyDapat diperoleh secara verbal dengan menanyakan pasien dan merekam respon pasien pada kertas atau semacam kuesioner. Pentingnya keterangan medis ini harus dijelaskan oleh dokter karena pasien sering mangabaikan informasi ini karena menganggap hal ini tidak berhubungan dengan masalah gigi mereka.Pasien harus disadarkan akan : Kemungkinan adanya peran penyakit sistemik, kondisi, atau faktor perilaku dapat menjadi penyebab penyakit periodontal. Infeksi mulut bisa mempunyai pengauh kuat pada terjadinya dan parahnya beberapa kondisi penyakit sistemik.Medical history harus mencakup hal berikut :a. Apakah pasien dalam perawatan seorang dokter. Jika iya, bagaimana sifat dan durasi penyakit itu, dan terapinya. Nama, alamat, nomor telepon dokter tersebut harus disimpan karena komunikasi langsung dengan dokter tersebut bisa diperlukan.b. Keterangan tentang adanya opname, termasuk diagnosis, jenis operasi, dan hal-hal seperti anestesi, hemoragi, atau komplikasi infeksi, harus diperoleh.c. Keterangan tentang semua obat yang pernah diterima dan apakah obat itu diresepkan atau diterima langsung dari apotik. Semua efek dari obat tersebut harus dianalisis hati-hati pada jaringan mulut dan juga menghindari pengobatan sendiri. Perhatian khusus pada dosis dan durasi terapi dengan antikoagulan dan kortikosteroid.d. Keterangan semua masalah medis (kardiovaskular, hematologi, endokrin) termasuk penyakit infeksi, penyakit menular secara seksual dan HIV.e. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat timbul.f. Kecendungan pendarahan abnormal seperti mimisan, pendarahan panjang pada luka kecil, ecchymoses spontan, memar yang banyak, dan pendarahan menstrual yang berlebihan.g. Masalah alergi termasuk hay-fever, asma, sensitif terhadap makanan, sensitif obat aspirin, codaine, barbitura, sulfonamida, antibiotik, procaine, dan laxatif. Juga alergi terhadap bahan material dental seperti eugenol atau resik akrilik.h. Informasi tentang perubahan pubertas dan untuk wanita, monopause, gangguan menstrual, hysterectomy, kehamilan, dan keguguran.i. Sejarah medis keluarga juga harus dicatat, termasuk gangguan pendarahan dan diabetes.

3.. Dental historyBeberapa pasien bisa tidak menyadari tentang masalah mereka tapi banyak melaporkan pendarahan gusi, gigi yang hilang, perluasan pada gigi dengan kemunculan sebuah jarak yang sebelumnya tidak ada, rasa yang tidak enak pada mulut, dan terasa gatal pada gusi, mereda dengan menusukkan tusuk gigi.Dental history harus mencakup hal berikut :a. Daftar kunjungan ke dokter gigi, termasuk frekuensi, tanggal kunjungan, sifat perawatan, dan oral profilaksis atau tindakan pembersihan oral oleh dokter gigi, termasuk frekuensi dan tanggal kunjungan terakhir.b. Cara oral hygiene pasien, termasuk frekuensi menyikat gigi, beberapa kali dalam satu hari, cara, jenis sikat gigi dan pasta gigi, dan interval penggantian sikat gigi. Cara penjagaan kebersihan mulut lain, seperti obat kumur, finger massage, irigasi, dan dental floss.c. Ada perawatan orthodontik, termasuk durasi dan perkiraan waktu berakhir.d. Jika pasien merasa ada nyeri pada gigi atau gusi, cara merangsang nyeri, sifat dan durasi, dan cara meredakannya harus didapat.e. Pendarahan gusi, kapan pertama kali terjadi, apakah terjadi spontan, saat menyikat atau makan atau malam hari, apakah periodenya tetap, apakah berhubungan dengan menstruasi atau faktor spesifik, dan durasi pendarahan dan cara pendarahan berhenti.f. Adanya rasa tidak enak pada mulut dan adanya area impaksi makanan.g. Apakah gigi terasa hilang atau tidak nyaman ? apakah ada kesulitan saat mengunyah ? adanya gigi yang goyang harus diketahui.h. Kebiasaan pasien, seperti grinding atau clenching pada malam atau siang. Apakah gigi atau otot rahang terasa sakit pada pagi hari ? Kebiasaan lain seperti merokok atau mengunyah tembakau, gigit kuku menggigit objek lain.i. Adanya masalah periodontal sebelumnya, termasuk sifat, kondisi, dan perawatan penyakit sebelumnya. Jenis perawatan bedah atau tidak dan periode akhir perawatan. Kemungkinan penyakit sekarang disebabkan penyakit sebelumnya.

1. Survei intraoral dengan radiografiSurvei radiografi terdiri dari 14 foto intraoral dan 4 foto sayap gigit posterior. Radografi panoramik adalah metode sederhana dan cocok untuk melihat lengkung rahang dan struktur sekitar. Mereka membantu untuk mendeteksi perkembangan anomali, lesi patologis pada gigi dan rahang, dan fraktur.

2. Foto klinisFoto berwarna tidak terlalu perlu, tapi foto ini berguna untuk mendapat tampilan jaringan sebelum dan setelah perawatan. Foto tidak selalu diandalkan untuk membandingkan perubahan warna pada gingiva, tapi foto dapat menggambarkan perubahan morfologi gingiva.

Pemeriksaan Objektif1. Pemeriksaan orala. Oral hygieneKebersihan rongga mulut adalah penilaian pada perluasan akumulasi debris, plak, materia alba, dan stain pada permukaan gigi. Agen disclosing dapat digunakan untuk mendeteksi plak. Jumlah plak yang terdeteksi tidak dapat dihubungkan dengan keparahan penyakit. Contoh : periodontitis agresif adalah tipe periodontitis destruktif yang jumlah plak sangat sedikit.

b. Bau mulutHalitosis juga disebut fetor ex ore, fetor oris, dan oral malador. Penyebab utama adalah campuran sulfur yang menguap, khususnya hydrogen sulfida dan metil mercaptan, yang berasal dari pembusukan protein bakteri yang mengandung sulfur aminoacid. Produk ini terlibat dalam transisi penyakit dari sehat ke gingivitis dan kemudian periodontitis.Sumber lokal utama bau mulut adalah lidah dan sulkus gingiva dan termasuk retensi partikel makanan yang membusuk diantara gigi, coated tongue, NUG (necrotizing ulcerative gingivitis), dehidrasi, karies, nafas perokok, dan luka ekstraksi.

2. Pemeriksaan rongga mulutTermasuk bibir, dasar mulut, lidah, palatum, dan regio oropharingeal, dan juga kualitas dan kuantitas saliva. Walaupun tidak berhubungan dengan masalah periodontal, hal ini harus bisa dideteksi dokter gigi tentang adanya perubahan patologis.

3. Pemeriksaan nodus limpaNodus limpa dapat meluas sebagai hasil tahap infeksi, penularan metastasis, atau perubahan fibrotik berulang.Nodus yang terinflamasi akan meluas, jelas, lunak, dan tidak bergerak. Kulit pelapis limpa jadi merah dan hangat. Pasien sering sadar dengan adanya pembengkakan. NUG dan abses periodontal akut dapat menghasilkan perluasan nodus limpa.

4. Pemeriksaan gigi Struktur gigi (erosi, abrasi, atrisi) Dental stain Hipersensitivitas Relasi kontak proksimal Mobilitas gigi Trauma oklusi Sensitivitas perkusi Penutupan rahang Plak dan kalkulus.2

Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)Gambaran radiograf :1. Jumlah tulang yang ada2. kondisi alveolar crest3. hilangnya tulang pada area furkasi4. lebar ruang antargigi / jarak ligamen periodontal5. faktor lokal awal yang menyebabkan atau intensitas penyakit periodontal kalkulus bentuk retensi6. panjang akar dan morfologi dan ratio mahkota-akar7. pertimbangan anatomi posisi sinus maksila yang berhubungan dengan kelainan bentuk periodontal gigi yang hilang, supernumerary, dan impaksi8. pertimbangan oklusi karies lesi periapikal resorpsi akar.1

2.2 Klasifikasi Pembesaran GingivaKlasifikasi pembesaran gingival menurut Carranza FA & Hogan ELI. Pembesaran gingiva inflamatori ( inflammatory enlargement), terbagi dua:a. Pembesaran inflamatori kronisPembesaran inflamatori kronis disebabkan oleh paparan plak gigi yang sudah lama. Faktor yang merupakan akumulasi plak dan retensi termasuk OH buruk, maupun iritasi karena anatomi abnormal dan restorasi yang tidak sesuai serta pemakaian ortodontik.b. Pembesaran inflamatori akutPembesaran ini dihasilkan oleh bakteri yang terbawa jauh ke dalam jaringan saat benda-benda asing (bulu sikat gigi, biji apel, kulit udang) terdorong masuk secara paksa ke gingiva (sulkus).

II. Pembesaran gingiva diinduksi obat-obatan (drug-induced enlargement)Beberapa obat dapat menyebabkan pembesaran gingiva. Salah satunya adalah nifedipin. Nifedipin merupakan salah satu obat yang sering digunakan, dapat mengindeksi pembesaran gingiva 20% pada pasien. Contoh lain obat-obatannya adalah antikonvulsan, imunosupreson, calcium channel blooker.

III. Pembesaran berkaitan dengan penyakit atau kondisi sistemik (enlargemassociated with systemic diseases or conditions)a. pembesaran kondisional ( conditioned enlargement)1. KehamilanPerubahan hormon dapat menginduksi perubahan permeabilitas vaskular, yang mengakibatkan pembengkakan gingiva dan meningkatkan respon inflamasi terhadap plak.2. PubertasPembesaran ini kadang terlihat saat pubertas. Ini terjadi pada anak laki-laki dan perempuan dan muncul pada area dimana terjadi akumulasi plak. Jadi pembesaran terjadi karena respons inflamasi terhadap plak.3. Pembesaran gingiva karena defisiensi vitamin C.Merupakan respon terkondisi terhadap plak bacterial. Difisiensi vitamin C yang akut tidak menyebabkan inflamasi gingival, melainkan hanya menyebabkan hemoragi, degenarasi kolagen, dan dem pada jeringan kyat gingival. Perubahan ini memodifikasi respon gingiva terhadap iritan local sedemikian sehingga reaksi pertahanan yang normal terlambat dan inflamasi bertambah parah.4. Gingivitis sel plasmaGingivitis plasma sel diduga merupakan alergi, yang mungkin berubungan dengan pasta gigi atau berbagai makanan lain. Penghentian dari paparan alergen bisa menyembuhkan lesi.5. Pembesaran yang berkaitan dengan kondisi non spesifik/granuloma piogenik (nonspesific conditioned enlargement?pyogenic granuloma)b. Penyakit sistemik yang menyebabkan pembesaran gingiva (systemic diseases causing gingival enlargement)1. Leukemia2. Penyakir granulomatous

IV. Pembesaran neoplastik/tumor gingiva (neoplastic erlargement/gingival tumors)1. Tumor benigna2. Tumor maligna

V. Pembesaran semu (false enlargement)

VI. Pembesaran gingiva idiopatikPenyebabnya tidak diketahui, tetapi pada beberapa kasus berasal dari herediter.2

2.3 Gambaran Klinis1. Pembesaran gingiva kronik Berupa pembesaran papilla interdental dan/atau gingiva marginal Stadium awal, pembesaran ini berupa pembesaran berbentuk pelampung di sekeliling gigi yang terlibat. Pembesaran dapat bertambah besar sehingga menyelubungi sebagian mahkota gigi Distribusi pembesaran bisa papilari, merginal, dan bisa lokalisata dan generalisata. Perkembangan lambat dan tidak ada nyeri sakit sampai terkomplikasi oleh infeksi akut atau trauma. Kadang dapat terjadi sebagai massa diskret seperti tumor Distribusi interproksimal atau pada gingiva bebas atau gingiva cekat. Lambat berkembang dan tidak ada nyeri sakit. Bisa mengecil secara spontan, disertai eksaserbasi dan berlanjutnya pembesaran. Kadang terjadi ulserasi dengan nyeri sakit hebat pada lipatan antar massa bertangkai dengan gingiva berdekatan.

2. Pembesaran gingiva akut. Lesi terlokalisir disertai nyeri sakit yang timbulnya secara tiba-tiba Lesi biasanya terbatas pada gingiva bebas atau papilla interdental. Stadium awal berupa pembesaran berwarna merah dengan permukaan licin dan berkilat Satu sampai dua hari lesi jadi lunak dan meruncing Pembentukan mata abses tempat keluar eksudat nanah/purulen Gigi tetangga sensitif bila di perkusi. Dibiarkan lesi akan pecah secara spontan

3. Pembesaran gingiva idiopatik. Menyerang gingiva cekat juga gingiva margin dan papilla interdental Permukaan fasial dan lingual rahang maksila dan mandibula, umumnya terserang, tapi keterlibatannya dapat dibatasi ke rahang lain Gingiva yang membesar warna pink, kaku, dan hampir berkonsistensi keras, dan permukaan kasar. Beberapa kasus, gigi hampir tertutup, dan pembesaran sampai ke dalam vestibular mulut Rahang terlihat berubah bentuk karena massa pembesaran gingiva. Perubahan inflamasi kedua biasa terjadi pada gingiva margin.

4. Pembesaran gingiva diinduksi obat-obatan Pertumbuhannya tidak ada rasa sakit Pembesaran seperti manik-manik pada papilla interdental Meluas ke gingiva margin fasial dan lingual Kondisi makin berlanjut, pembesaran papila dan marginal bersatu Mereka bisa berkembang menjadi jaringan raksasa menutupi bagian mahkota dan dapat mengganggu oklusi Jika tidak ditambah inflamasi, lesi berbentuk mulberry, kaku, pink pucat, dan kenyal dengan permukaan berlobus dan tidak ada pendarahan. Pembesaran ini terjadi dibawah gingiva margin, dari batas yang dipisahkan liniar groove. Adanya pembesaran membuat plak sulit dikontrol, dapat menghasilkan inflamasi sekunder yang ditambah pertumbuhan gingiva karena obat.

5. Pembesaran gingiva berkaitan dengan kehamilana. Pembesaran marginal Bervariasi Distribusi generalisata, lebih mencolok pada sisi interproksimal daripada sisi vestibular dan oral (lingual dan fasial) Gingiva terlihat merah terang atau magenta, lunak, mudah tercabik, dan permukaan licin dan berkilat Pendarahan terjadi secara spontan atau iritasi ringan.b. Pembesaran gingiva menyerupai tumor Massa bulat dan pipih, saperti jamur yang diskret (terpisah) Menjulur dari tepi gingiva atau dari ruang interproksimal (paling sering), dilekatkan oleh dasar yang melekat Cenderung ekspansi ke lateral, dan tekanan dari lidah dan pipi memperjelas bentuknya yang pipih Warna merah gelap atau magenta Permukaan licin dan berkilat dan disertai bintik-bintik merah terang Konsistensi bervariasi, bisa setengah padat, tapi bisa juga lunak dan mudah tercabik Lesi tidak disertai nyeri sakit, namun bila lesinya besar dan bentuknya mempermudah penumpukan debris dibagian dasar, karena besarnya sudah menghalangi oklusi, bisa terjadi ulserasi yang disertai nyeri

6. Pembesaran gingiva karena defisiensi vitamin C Distribusi marginalis Gingiva merah kebiru-biruan, lunak, dan mudah tercabik, dengan permukaan licin dan berkilat Pendarahan dapat terjadi spontan atau dengan iritasi ringan Permukaan gingiva sering terjadi nekrosis disertai pembentukan membran semu

7. Pembesaran gingiva karena penyakit Leukimia Distribusi dapat difus atau marginal, dan lokalis atau umum Terjadi sebagai pembesaran gingiva mukosa secara difus, perluasan besar gingiva marginal atau diskret massa interproksimal menyerupai tumor Gingiva merah kebiru-biruan dan permukaan mengkilat, konsistensi agak padat Cenderung mudah koyak dan berdarah, terjadi spontan atau dengan iritasi lokal ringan Kadang bisa terjadi inflamasi ulseratif nekrosis akur pada celah yang terbentuk antara perbatasan gingiva yang membesar dengan permukaan gigi berdekatan.2

2.4 Patogenesis Pembesaran Gingiva yang Disebabkan oleh ObatBeberapa jenis obat dengan efek berbeda dapat menginduksi hyperplasia gingiva non-inflamasi dengan gambaran klinis yang sulit dibedakan. Berhubung efek kerja obat tersebut berbeda, namun gejala klinis yang ditimbulkan mirip, maka sebagian pakar menyatakan bahwa yang menginduksi hyperplasia gingiva bukan obatnya tetapi metabolit obatnya. Sebagian pakar menyatakan bahwa pertambahan besar gingiva adalah disebabkan bertambahnya elemen kolagen matriks jaringan ikat, sebagian lain menyatakan disebabkan akumulasi substansi ekstraseluler/substansi dasar.

Mekanisme kerja obat1. Pengaruh obat / metabolit secara tidak langsungObat / metabolit menstimulasi IL-2 oleh sel T atau diproduksinya metabolit tostesteron oleh fibroblast gingival, yang pada akhirnya akan menstimulasi proliferasi sintesa kolagen oleh fibroblast gingival.2. Pengaruh obat / metabolit secara langsungObat / metabolit secara langsung menstimulasi proliferasi fibroblast gingival, sintesa protein dan produksi kolagen.3. Penghambat aktivitas kolagenaseObat / metabolit dpat menghambat aktivitas kolagenase hingga penghancuran matriks akan terhambat.4. Penghambat degradasi kolagenObat / metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase fibroblastic inaktif, dengan akibat degradasi kolagenakan terhambat.5. Faktor genetisKecenderungsn bisa terjadi hyperplasia yang diinduksi obat-obatan pada seseorang.2

2.5 Diagnosis dan DD

DiagnosisPembesaran gingiva kronis menyeluruh (Gingival Enlargment Kronis Generalisata) disebabkan obat anti hipertensi Amlodipine.

Diagnosis DifferentGingivitis generalisata

2.6 Prognosis

Prognosis untuk kasus Ibu LG (65 tahun) adalah baik karena masih banyak tulang penyangga yang tersisa, kemungkinan mengoontrol factor iritan, kemantapan dalam menjaga OH, pasien kooperatif, dan penyakit sistemik dalam keadaa terkontrol.

2.7 Rencana perawatan1. Kunjungan Pertama (Fase I) Dokter gigi mengkonsultasikan ke dokter sebelumnya dan memeberitahukan bahwa obat tersebut merupakan faktor penyebab hyperplasia gingiva pada pasien. Jika dilakukan kontrol plak, pasien dianjurkan cara membersihkan gigi dengan dental floss. Pasien dikonsultasikan ke dokter ahlinya untuk mengganti obat hipertensinya.

2. Kunjungan Kedua (Fase II)/ Evaluasi Fase I Sekiranya kondisinya baik dan sudah terkontrol maka dapat dilakukan scalling sub gingiva. Kontrol plak.

3. Kunjungan Ketiga (Fase Bedah) Dilakukan sekiranya kontur dan tekstur gingiva tidak dapat kembali ke normal dimana bagi hyperplasia gingiva yang belum terlalu parah dilakukan gingivektomi dan bagi hyperplasia gingiva yang sudah pernah dilakukan bedah flep modifikasi.

4. Kunjungan Keempat (Fase IV) Kunjungan berkali.4

2.8 Pengaruh Hipertensi pada Perawatan PeriodontalPasien dengan penyakit hipertensi cenderung mempunyai perdarahan yang berlebihan bila dilakukan pencabutan gigi misalnya. Hipertensi ialah tekanan darah tinngi dimana daya pompa jatung untuk mengalirkan darah cepat, sehingga apabila pembuluh darah robek maka perdarahan yang terjadi lebih banyak dari pada orang dalam keadaan normal. Pasien yang mengkonsumsi obat hipertensi mempunyai kepekaan yang lebih terhadap epinefrin yang terkandun dalam larutan anastesia.5

2.2 FARMAKOLOGI2.14 Golongan Obat yang Menyebabkan Pembesaran Gingivaa. AntikonvulsanDilantin adalah hydantoin untuk pengobatan semua jenis epilepsi, kecuali petit mal (kejang ringan). Terdapat hubungan antara dilantin dengan pembesaran gingival. Hydantoin lain yang dikenal dapat menginduksi pembesaran gingival adalah ethotoin dan mephenytoin. Antikonvulsan lain yang efek sampingnya sama adalah succimides (ethosuximide, methusuxinimide, dan asam valproic). Phenytoin dapat menstimulasi proliferasi sel seperti fibroblas dan epithelium. Fibroblas yang berasal dari pembesaran gingival yang diinduksi oleh phenytoin menunjukkan peningkatan sintesis sulfat glikosaminoglikan in vitro. Phenytoin bisa menginduksi penurunan penghancuran kolagen sebagai hasil dari produksi kolagenase fibroblas yang tidak aktif.

b. ImunosupresanSiklosforin merupakan imunosupresif poten yang digunakan untuk mencegah penolakan organ transplant dan untuk mengobati beberapa penyakit autoimun. Pada pemeriksaan mikroskopis banyak ditemukan sel plasma dan substansi ekstraselular yang amorf yang menandakan bahwa hypersensitivitas dan pembesaran gingival merupakan respon terhadap siklosforin.Siklosforin juga memiliki efek samping lain, sperti nefrotoksisitas, hipertensi, dan hipertrikosis.

c. Calcium Channel BlockerCalcium channel blocker merupakan obat yang dikembangkan untuk pengobatan kardiovaskular, seperti hipertensi, angina pektoris, penyempitan arteri koroner, dan aritmia jantung. Obat ini menghambat ion kalsium masuk ke membrane sel jantung dan sel otot polos, memblok pergerakan kalsium ke intraselular. Obat ini dapat langsung menginduksi dilatasi ateri koronari dan arteriol, meningkatkan suplai oksigen ke dalam otot jantung; dan juga mengurangi hipertensi dengan cara mendilatasi vascular perifer. Obat ini merupakan turunan dihydropyridine (amlodipin, felodipin, nicardipin, nifedipin); turunan benzotiazin (diltiazem); dan turunan penilalkilamin (verapamil).Beberapa obat ini dapat menyebabkan pembesaran gingival. Nifedipine merupakan salah satu obat yang sering digunakan, dapat menginduksi pembesaran gingival 20 % pada pasien. Isradipidine merupakan turunan dyhidropidine yang pada beberapa kasus tidak mengakibatkan permbesaran gingiva dapat menggantikan nifedipin.2

2.3 RADIOLOGI

1. Early stage Kehilangan awal tulang periodontal Menunjukkan penurunan kepadatan tulang alveolar Triangulation 2. Moderate Stage Munculnya radiolusensi pada daerah furkasi di gig yang berakar banyak Kehilagan tulang secara horizontal dan vertical3. Advanced stage Mudah dideteksi adanya kehilangan tulang horizontal maupun vertical Keterlibatan daerah furkasi Membrane periodontal menebal Indikasi perubahan porsi gigi6

BAB IIIPENUTUP

1.1. KesimpulanPembesaran gingiva adalah suatu keadaaan dimana terjadi penambahan ukuran dari gusi normal. Dalam kondisi ini, jaringan gusi menggelembung secara berlebihan diantara gigi atau pada daerah leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertropi, hiperplasia ataupun kombinasi antara keduanya.Etiologi dari pembesaran gingiva ada dari faktor lokal maupun faktor umum. Sedangkan etiologi berdasarkan klasifikasi: pembesaran inflamatori kronis, pembesaran inflamatori akut, pembesaran gingiva yang diinduksi oleh obat-obatan, pembesaran gingiva idiopatik, pembesaran gingiva berhubungan dengan penyakit sistemik, gingivitis Plasma Sel, penyakit sistemik yang menyebabkan pembesaran gingiva.Untuk mengatasi pembesaran gingiva harus diperhatikan rencana perawatannya dan evaluasi dilakukan antara 1-3 bulan, tergantung keparahan lesi yang di amati adalah kedalaman poket, kalkulus, karies pada akar, dan inflamasi gingiva yang tetap.

DAFTAR PUSTAKA

1. White, Pharoah. Oral Radiology, Principles and Interpretation.Ed 5th. Mosby2. Carranza. 2006. Clnical periodontology tenth edition. Saunders: Elsevier3. Fedi, P.F., Vernino, A.R., Gray, J.L. Silabus Periodonti, ed.4. EGC. Jakarta.4. S. H. Dalimunthe. Terapi Periodontal.Departemen Periodontal FKG USU. Medan. 2006:635. Http://www.pengaruhobatantihipertensi.wordpress.com 6. Frommer, Trabulas. Radiology for The Dental Proffesional.9th ed.New York: Mosby Elsever, 2011: 416-419

18