Sinusitis

5
SINUSITIS PARANASAL Luh Made Ratnawati SMF/Bagian THT RS Sanglah/ FK UNUD Sinusitis biasanya terjadi bersamaan dengan rinitis shg disebut dengan rinosinusitis Definisi rinosinusitis: peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal Klasifikasi sinusitis: Ada beberapa klasifikasi sinusitis diantaranya: 1. Berdasarkan konsensus internasional pada Interernational Conference of Sinus Disease: - Sinusitis akut: lama penyakit > 7 hr - < 8 mg, episod serangan < 4 x setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal - Sinusitis kronis: lama penyakit > 8 minggu, episod serangan > 4 x setahun, setelah terapi optimal mukosa tetap abnormal 2. Pembagian lain: Sinusitis akut: sinusitis yang berlangsung < 4 minggu Sinusitis sub akut: sinusitis berlangsung 4 – 12 minggu Sinusitis kronis: sinusitis berlangsung > 12 minggu Sinusitis akut Peradangan hidung dan sinus paranasal dengan lama penyakit 7 hari – 8 minggu, episod serangan < 4 setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal Etiologi: infeksi saluran nafas atas akibat virus disertai infeksi sekunder oleh bakteri patogen Prevalensi: di bagian THT RSCM sinusitis akut 25% dari kasus infeksi saluran nafas atas, 2 – 3 kali lebih tinggi dari negara lain Patofisiologi Ostium sinus di meatus nasi media sangat sempit, bila terjadi edema → mukosa saling bertemu → silia tidak dapat bergerak → lendir tidak dapat dialirkan Terjadi gangguan drainase dan ventilasi sinus maksila dan frontal → gannguan katifitas silia →genangan lendir Lendir makin kental → media baik bagi kuman patogen Bila edema lama → terjadi hipoksia dan retensi lendir → bakteri anaerob berkembang biak dan terjadi kerusakan silia Bila proses berlangsung lama → terjadi perubahan jaringan seperti jaringan polipoid, hipertrofi, polip, kista Sinus maksila (Antrum High More) paling sering terkena infeksi o.k.: merupakan sinus paranasal terbesar ostium sinus terletak di bagian medial atas muara sinus pada meatus nasi media yang sempit ( kompleks ostiomeatal/KOM)

Transcript of Sinusitis

Page 1: Sinusitis

SINUSITIS PARANASALLuh Made RatnawatiSMF/Bagian THT RS Sanglah/ FK UNUD

Sinusitis biasanya terjadi bersamaan dengan rinitis shg disebut dengan rinosinusitisDefinisi rinosinusitis: peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal Klasifikasi sinusitis: Ada beberapa klasifikasi sinusitis diantaranya: 1. Berdasarkan konsensus internasional pada Interernational Conference of Sinus Disease: - Sinusitis akut: lama penyakit > 7 hr - < 8 mg, episod serangan < 4 x setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal - Sinusitis kronis: lama penyakit > 8 minggu, episod serangan > 4 x setahun, setelah terapi optimal mukosa tetap abnormal

2. Pembagian lain:

• Sinusitis akut: sinusitis yang berlangsung < 4 minggu• Sinusitis sub akut: sinusitis berlangsung 4 – 12 minggu• Sinusitis kronis: sinusitis berlangsung > 12 mingguSinusitis akut• Peradangan hidung dan sinus paranasal dengan lama penyakit 7 hari – 8 minggu, episod serangan < 4 setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal• Etiologi: infeksi saluran nafas atas akibat virus disertai infeksi sekunder oleh bakteri patogen• Prevalensi: di bagian THT RSCM sinusitis akut 25% dari kasus infeksi saluran nafas atas, 2 – 3 kali lebih tinggi dari negara lain

Patofisiologi

• Ostium sinus di meatus nasi media sangat sempit, bila terjadi edema → mukosa saling bertemu → silia tidak dapat bergerak → lendir tidak dapat dialirkan• Terjadi gangguan drainase dan ventilasi sinus maksila dan frontal → gannguan katifitas silia →genangan lendir• Lendir makin kental → media baik bagi kuman patogen

• Bila edema lama → terjadi hipoksia dan retensi lendir → bakteri anaerob berkembang biak dan terjadi kerusakan silia• Bila proses berlangsung lama → terjadi perubahan jaringan seperti jaringan polipoid, hipertrofi, polip, kista

Sinus maksila (Antrum High More) paling sering terkena infeksi o.k.:• merupakan sinus paranasal terbesar• ostium sinus terletak di bagian medial atas• muara sinus pada meatus nasi media yang sempit ( kompleks ostiomeatal/KOM) • dasar sinus merupakan dasar akar gigi

Sinus frontal paling jarang terkena infeksi ok: • ostium sinus terletak di bagian bawah• sinus frontal terbentuk paling akhir, bahkan pada beberapa orang sinus frontal tidak berkembang

Faktor predisposisi

Page 2: Sinusitis

• Obstruksi mekanik: deviasi septum, hipertrofi konka, tumor, benda asing, obstruksi kompleks ostiomeatal, polip nasi, hipertrofi adenoid• Rinitis alergika: edema mukosa dan sekret yang banyak merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri• Polusi lingkungan: dapat terjadi perubahan mukosa dan kerusakan silia

Gejalaklinik:

Keluhan:• Rinore purulen > 7 hari, < 8 minggu• Post nasal drip, batuk• Obstruksi nasi• Nyeri pada derah sinus yang terkena• Nyeri alih ke peri orbita, gigi, telinga• Demam, sefalgia

Pemeriksaan fisik

• Rinoskopi anterior: mukosa hidung hiperemi & edema sekret purulen di meatus nasi media dan/ superior kelainan lain yang menyertai sebagai faktor predisposisi • Rinoskopi posterior: terdapat post nasal drip di dinding belakang faring

Pemeriksaan penunjang:

• Transiluminasi: normal sinus maksila dan frontal terlihat terang, pada keadaan patologis sinus terlihat suram• Radiologis: rutin dg pemeriksaan posisi Waters untuk melihat sinus maksila, frontal, etmoid. Posisi lateral untuk melihat sinus sfenoid, etmoid dan frontal. Pemeriksaan lain dengan CT scan posisi koronal dan MRI

Indikasi pemeriksaan radiologis: ~ sinusitis akut dengan tanda & gejala yg berat~ tidak ada perbaikan dengan terapi yang adekuat~ kecurigaan adanya cairan dan jaringan patologis dalam rongga sinus• Sinuskopi: pemeriksaan sinus maksila dengan alat endoskop. Endoskop dimasukkan ke dalam rongga sinus melalui lobang pada fossa kanina atau meatus nasi inferior. Dievaluasi kondisi sinus, mukosa, jaringan patologis yang didapatkan

Pola kuman:

• Bakteri Gram positip merupakan bakteri dominan – Streptococcus pneumoniae 30 – 50% kasus - Hemophylus influenzae 20 – 40 % - Staphylococcus epidermis - Streptococcus anhemolyticus - Moraxella catharalis

Page 3: Sinusitis

- Staphylococcus aureus• Bakteri Gram positip - Golongan Pseudomonas - Enterobacter aerogenes

TerapiTerapi yg diberikan berupa terapi medikamentosa:• Antibiotik: - Lini I: Amoksisilin, Kotrimoksasol - Lini II: Amoksisilin klavulanat Sefalosporin generasi II Makrolid, Linkosamid Diberikan 10 – 14 hari, bila tak ada perbaikan perlu pemeriksaan foto polos, test alergi, kultur• Terapi tambahan: - Dekongestan - Mukolitik - Penderita atopi: antihistamin • Pembedahan: jarang diperlukan, kecuali bila terjadi komplikasi ke orbita / intrakranial atau nyeri hebat karena sumbatan ostiumSinusitis kronisPeradangan mukosa hidung dan sinus paranasal > 8 minggu, umumnya susah sembuh dengan terapi medikamentosa Perlu dicari faktor penyebab dan predisposisiKeluhan: - rinore kental dan lama - obstruksi nasi - post nasal drip, batuk - pendengaran terganggu: o.k. sumbatan muara tuba - gejala sistemik sering tidak jelas

Pemeriksaan:• Pemeriksaan fisik:• Rinoskopi anterior: x Sekret purulen di kavum nasi, meatus nasi media x kadang disertai polip x adanya faktor predisposisi: deviasi septi, kelainan kompleks ostiomeatal, hipertrofi adenoid• Rinoskopi posterior: post nasal drip di nasofaring atau orofaring

• Pemeriksaan penunjang:• Transiluminasi: suram pada sinus yang sakit• Punksi dan irigasi sinus maksila: keluar pus, dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi kuman• Sinuskopi: terlihat pus dan jaringan abnormal pada sinus yang diperiksa• Radiologis: x Foto polos Water’s, Lateral: adanya air fluid level / perselubungan di sinus maksila x CT scan potongan koronal: dapat diketahui perluasan penyakit, kelainan kompleks ostiomeatalTerapi• Medikamentosa: bila tidak terdapat faktor predisposisi Antibiotik: pada sinusitis kronik peran bakteri diragukan dan kegunaan terapi medik terbatas Antibiotik digunakan sebagai terapi awal

Page 4: Sinusitis

seperti pada sinusitis akut atau sebagai payung untuk persiapan tindakan selanjutnya Terapi medik tambahan: x Dekongestan oral / topikal x Mukolitik x Antihistamin x Kortikosteroid oral / topikal

• Tindakan operatif: Indikasi tindakan: - pengobatan medikamentosa tidak berhasil - adanya kelainan mukosa yang bersifat menetap Jenis tindakan yang dikerjakan: x Antrostomi meatus nasi inferior x Caldwell- Luc x Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) / Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)• Mengatasi faktor predisposisi mis deviasi septum, hipertrofi adenoid dll

KomplikasiOsteomyelitis & abses subperiostal: sering terjadi pada sinusitis frontal dan pada anak-anak. Pada sinusitis maksila dapat terjadi fistel oroantral• Otitis media: dapat terjadi otitis media akut maupun kronis dan otitis media serosa• Kelainan pada orbita: penyebaran dapat terjadi perkontinuitatum atau tromboflebitis. kelainan yang terjadi: edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita• Kelainan intrakranial: meningitis, abses otak, abses ektradural/subdural, trombosis sinus kavernosus• Kelainan paru: bronkitis kronis , bronkiektasis. Kelainan sinus dan paru disebut: sinobronkitisterima kasih