SINDROMA KOMPARTEMEN

10
SINDROMA KOMPARTEMEN I. Pengertian Sindroma Kompartemen Sindrom kompartemen adalah suatu keadaan peningkatan tekanan yang berlebihan didalam suatu ruangan yang disebabkan oleh pendarahan masif pada suatu tempat . Sindroma Kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang di butuhkan untuk kehidupan jaringan. Ekstremitas kita terdiri dari otot- otot yang di bungkus oleh membran kuat yang tidak lentur. Trauma (Fraktur terbuka dan tertutup atau kompresi ), pada area ini dapat menyebabkan perdarahan atau hematoma dalam daerah yang tertutup sehingga menyebabkan penekanan pada syaraf dan pembuluh darah, hal ini menyebabkan kegagalan sirkulasi, termasuk juga syaraf. Biasanya luka ini berlanjut dalam beberapa jam.

description

myfrzmhytx,jtgxjc

Transcript of SINDROMA KOMPARTEMEN

Page 1: SINDROMA KOMPARTEMEN

SINDROMA KOMPARTEMEN

I. Pengertian Sindroma Kompartemen

Sindrom kompartemen adalah suatu keadaan peningkatan tekanan yang

berlebihan didalam suatu ruangan yang disebabkan oleh pendarahan masif pada suatu

tempat .

Sindroma Kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan

dalam otot kurang dari yang di butuhkan untuk kehidupan jaringan. Ekstremitas kita

terdiri dari otot- otot yang di bungkus oleh membran kuat yang tidak lentur. Trauma

(Fraktur terbuka dan tertutup atau kompresi ), pada area ini dapat menyebabkan

perdarahan atau hematoma dalam daerah yang tertutup sehingga menyebabkan

penekanan pada syaraf dan pembuluh darah, hal ini menyebabkan kegagalan sirkulasi,

termasuk juga syaraf. Biasanya luka ini berlanjut dalam beberapa jam.

Komplikasi ini tidak hanya pada masalah muskuloskletal tetapi juga pada

pasien luka bakar, gigitan serangga, infiltrasi masif pada pemberian cairan intravena,

seperti edema juga termasuk compartement syndrome.

Sindroma kompartemen merupakan salah satu komplikasi yang berat dari

trauma pada ekstremitas yang merupakan kedaruratan medik dan memerlukan intervensi

segera.. Kompartemen lengan bawah atau tungkai paling sering terkena. Kehilangan

fungsi permanen dapat terjadi bila keadaan ini berlangsung lebih dari 6 – 8 jam dan terjadi

iskemia dan nekrosis mioneural ( otot dan syaraf ) .

Page 2: SINDROMA KOMPARTEMEN

II. Etiologi

Penyebab Sindroma kompartemen adalah:

a. Penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu

ketat atau adanya penekanan dari luar seperti ligasi saat operasi atau gips/ balutan

yang menjerat dalam periode cukup lama yang menyebabkan keadaan iskemik

karena terjadinya penyempitan atau penutupan pembuluh darah,

b. Peningkatan isi kompartemen otot karena edema atau perdarahan sehubungan

dengan berbagai masalah misalnya ( iskemia, cedera remuk, penyuntikan bahan

penghancur toksik jaringan).

III. Gejala Sindroma Kompartemen

Dilatasi kapiler di otot menyebabkan peningkatan tekanan kapiler. Kapiler

menjadi lebih tegang dan histamin dilepaskan oleh otot yang iskemia. Hal ini

menyebabkan protein plasma hilang masuk kedalam ruang interstitial sehingga

menyebabkan udema dan menekan syaraf maka pasien akan merasa nyeri. Sehingga

umumnya pasien yang mengalami sindrom kompartemen, manifestasi klinis yang timbul

adalah sbb:

a. Pasien mengeluh adanya nyeri dalam

b. Edema

c. Berdenyut tak tertahankan/perubahan nadi distal

d. Parestesi

e. Kelumpuhan

f. Tegangan otot/nyeri tekan dengan eritema

g. Peningkatan nyeri pada gerakan pasif ekstremitas

Page 3: SINDROMA KOMPARTEMEN

Tekanan jaringan sesungguhnya dapat di ukur dengan memasukkan jarum

berisi air atau kateter sumbu kedalam kompartemen dan dapat di tentukan tekanannya

dengan transuder pemantau. Tekanan normal 8 mm Hg atau kurang.

Jaringan otot dan syaraf cepat memburuk cepat memburuk bila tekanan dalam

kompartemen meningkat . Tekanan terus- menerus di atas 30 sampai 40 mm Hg dapat

merusak peredaran darah mikro. Jaringan syaraf lebih peka terhadap kenaikan tekanan

jaringan dari pada otot. Parestesia biasanya timbul sebelum terjadi paralysis.

Gerakan peregangan pasif otot akan mengakibatkan nyeri akut, bila tidak, nyeri

pasien biasa di sebabkan oleh iskemia saraf. Arteri besar tidak terlibat dalam sindroma

kompartemen. Tekanan jaringan diatas tekanan sistolik yang dapat menutup arteri. Maka,

denyut nadi perifer masih akan teraba meskipun mungkin tertutup oleh edema. Tidak

adanya denyut nadi merupakan tanda oklusi arteri dan bukan merupakan sindroma

kompartemen.

Page 4: SINDROMA KOMPARTEMEN

IV. Patofisiologi.

Tekanan dari luar dalam waktu lama (balutan, gips, trauma, toxin , udema )

Pelepasan histamin Tekanan pada jaringan otot dan vaskuler

Peningkatan permeabilitas Gangguan sirkulasi Kapiler Edema Iskemik jaringan otot dan syaraf

Tekanan pada serabut Asidosis metabolik Syaraf Nyeri Nekrotik jaringan otot dan syaraf

Paralisis / kelumpuhan

V. Pencegahan dan Penatalaksanaan

Sindroma kompartemen dapat dicegah dengan mengontrol edema, yang dapat

dicapai dengan meninggikan ekstremitas yang cedera setinggi jantung untuk

meningkatkan drainase vena/menurunkan edema dan memberikan kompres es setelah

cedera yang akan menurunkan edema/pembentukan hematoma. Dengan tindakan tersebut

diharapkan gangguan sirkulasi yang ditimbulkan dapat diminimalisir dengan

mengembalikan perfusi jaringan dan mengurangi nyeri. Bila telah terjadi sindroma

kompartemen, balutan yang ketat harus dilonggarkan karena dapat membendung sirkulasi.

Page 5: SINDROMA KOMPARTEMEN

Peninggian ekstremitas secara nyata dihindari karena akan menghalangi aliran

arteri yang berdampak pada penurunan perfusi. Kaji/awasi tekanan intrakompartemen.

Siapkan untuk kolaborasi intervensi fasiotomi jika dalam 4 – 6 jam terjadi kegagalan

untuk menghilangkan tekanan/memperbaiki sindrom kompartemen. Setelah fasiotomi,

luka tidak dijahit tapi lebih baik dibiarkan terbuka dan ditutup dengan balutan steril yang

dilembabkan dengan larutan salin. Anggota badan dibidai dengan posisi fungsional dan

latihan rentang gerak pasif biasanya dianjurkan tiap 4 –6 jam, dalam 3 – 5 hari, ketika

edema telah menghilang dan perfusi jaringan telah kembali, luka didebrideman dan

ditutup.

VI. Intervensi keperawatan

1. Pantau tanda-tanda sindrom kompartemen, yaitu:

a. Tanda- tanda dini

Rasa nyeri yang berkurang atau meningkat

Nyeri dengan pergerakan kaki dan jari yang pasif

Kulit yang berbercak atau cianosis

Edema hebat

Pengisisan kapiler yang jelek

Parastesia

Ketidak mampuan mengerakkan kaki dan jari

b. Tanda –tanda lanjut

Pucat

Nadi lemah atau tidak teraba

Kulit dingin

Page 6: SINDROMA KOMPARTEMEN

2. Kaji fungsi syaraf perifer setiap jam selama 24 jam pertama

3. Anjurkan klien untuk mengatakan sensasi yang tidak biasanya misalanya kebas atau

penurunan kemapuan menggerakkan kaki atau jari-jarinya.

5. Jika terjadi tanda-tanda sindrom kompartemen beritahu dokter dan :

Hentikan peninggian dan penggunaan es

Kendorkan balutan / gips

6. Jika digunakan sistim pementauan kompartemen invatif, ikuti prosedur yang

digunakan .

7. Pantau dan dokumentasikan tekanan kompartemen sesuai protokol

8. pertahankan hidrasi

9. Evaluasi keadaan kardiovaskulerdan ginjal ( nadi, tekanan darah, dan haluaran urine)

10. Beritahu dokter bila da tanda-tanda dan gejala kelainan neurovaskuler.

Page 7: SINDROMA KOMPARTEMEN

Daftar pustaka

Depkes RI, (1995), Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Muskuloskletal, Pusdiknakes Depkes: Jakarta

Carpnito,Linda J(1998) Diagnosa keperawatan : aplikasi pada praktik klinis, EGC: Jakarta

Hinchliff,sue (1992) Kamus Keperawatan, EGC : Jakarta

Price, silvia,A dkk,(1995), Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, EGC: Jakarta