Seminar Jiwa

3
DEFINISI Obsesi adalah ide, gagasan, keinginan yang terus menerus dan sangat memaksa yang tidak berdasarkan kemauan sendiri, tetapi sebagai pikiran yang mendesak ke dalam kesadaran dan dihayati sebagai hal yang tidak masuk akal atau tidak disukai. Kompulsi adalah keinginan atau dorongan untuk melakukan aksi yang dihasilkan dengan berulang-ulang dan bentuk perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan dan norma-norma yang ada. Penderita obsesif kompulsif ini berusaha menghilangkan kecemasannya dengan perbuatan atau buah pikiran yang berulang- ulang. Penderita mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi penderita tidak dapat menghilangkannya dan juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk berbuat dan berpikir demikian. Bila hal ini tidak dituruti maka akan timbul kecemasan yang hebat. EPIDEMOLOGI Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen. Beberapa penelitian telah memperkirakan bahwa gangguan obsesif kompulsif ditemukan pada sebanyak 10 % pasien rawat jalan di klinik psikiatri.

description

IKJ

Transcript of Seminar Jiwa

Page 1: Seminar Jiwa

DEFINISI

Obsesi adalah ide, gagasan, keinginan yang terus menerus dan sangat

memaksa yang tidak berdasarkan kemauan sendiri, tetapi sebagai pikiran yang

mendesak ke dalam kesadaran dan dihayati sebagai hal yang tidak masuk akal atau

tidak disukai.

Kompulsi adalah keinginan atau dorongan untuk melakukan aksi yang

dihasilkan dengan berulang-ulang dan bentuk perbuatan yang bertentangan dengan

kebiasaan dan norma-norma yang ada.

Penderita obsesif kompulsif ini berusaha menghilangkan kecemasannya

dengan perbuatan atau buah pikiran yang berulang-ulang. Penderita mengetahui

bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau

tidak sesuai dengan keadaan, tetapi penderita tidak dapat menghilangkannya dan

juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk

berbuat dan berpikir demikian. Bila hal ini tidak dituruti maka akan timbul kecemasan

yang hebat.

EPIDEMOLOGI

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum

diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen. Beberapa penelitian telah memperkirakan

bahwa gangguan obsesif kompulsif ditemukan pada sebanyak 10 % pasien rawat

jalan di klinik psikiatri.

Untuk orang dewasa laki-laki dan wanita berpeluang sama terkena, tetapi

untuk remaja laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif kompulsif dibandingkan

perempuan. Kira-kira dua pertiga dari pasien memiliki onset gejala sebelum usia 25

tahun dan kurang dari 15 % memiliki onset gejala setelah usia 35 tahun.

ETIOLOGI

A. Konsep Psikologi

1. Disini tampak adanya hubungan antara ciri pembawaan obsesif kompulsif

dengan gangguan obsesif kompulsif. Gejala yang timbul di permukaan

Page 2: Seminar Jiwa

adalah kesengsaraan sebagai pembelaan untuk mempertahankan

fungsinya sebagai pribadi yang utuh dan normal.

2. Gejala karena kemunduran alat-alat psikis ke fase awal sadisme.

Ambivalensi, pikiran magis, dan perubahan pada superego ke stadium

perkembangan yang lebih / rendah (misal : rigid/kaku, kasar rewel dan

positif infantil adalah hasil dari regresi) dikombinasikan dengan faktor-

faktor diatas untuk menghasilkan gambaran klinis gangguan obsesif

kompulsif.

B. Konsep Biologi

1. Neuroanatomi Fungsional

Penelitian Positron Emission Tomography (PET) menunjukkan

peningkatan nilai metabolik pada daerah Nukleus Caudatus dan Gyrus

Orbitalis. Karena secara fungsional, masing-masing daerah dari cortex

serebri dan sistem limbik mempunyai gambaran yang menonjol

dibandingkan daerah laindi striatum. Maka lesi pada daerah spesifik ini

menghasilkan gambaran gejala spesifik yang berlainan pula. Intensitas

dari gejala pada tiap individu tergantung pada tingkat disfungsi atau

kerusakan pada tiap sistem yang didapatkan.

2. Patologi otak

Isi dari obsesi, apakah itu seksual, kasar, maupun suka menghina bisa

juga terlihat pada semua manusia normal (kadang terjadi pada

prosestidak sadar, misal dalam mimpi). Hal ini adalah tekanan yang

normal oleh mekanisme striatal selama masa pertumbuhan. Pada

kebanyakan orang dewasa, hal ini tidak menimbulkan gangguan.

3. Disfungsi subsistem serotonin

Masing-masing kortek pre frontal dan striatum, kaya akan serotonin,

neurotransmiter utama yang berperan pada gangguan obsesif kompulsif.

Beberapa penelitian memperlihatkan gangguan obsesif kompulsif

mempunyai respon selektif pada obat yang menghambat sinaps 5

hiroxytrytamin (5HT) uptake (misal : Clomipramine, fluoxetine, sertraline)

yang terbukti menimbulkan efek primer pada aktivitas serotonin.