Seminar Jiwa
-
Upload
venniariskia -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of Seminar Jiwa
DEFINISI
Obsesi adalah ide, gagasan, keinginan yang terus menerus dan sangat
memaksa yang tidak berdasarkan kemauan sendiri, tetapi sebagai pikiran yang
mendesak ke dalam kesadaran dan dihayati sebagai hal yang tidak masuk akal atau
tidak disukai.
Kompulsi adalah keinginan atau dorongan untuk melakukan aksi yang
dihasilkan dengan berulang-ulang dan bentuk perbuatan yang bertentangan dengan
kebiasaan dan norma-norma yang ada.
Penderita obsesif kompulsif ini berusaha menghilangkan kecemasannya
dengan perbuatan atau buah pikiran yang berulang-ulang. Penderita mengetahui
bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau
tidak sesuai dengan keadaan, tetapi penderita tidak dapat menghilangkannya dan
juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk
berbuat dan berpikir demikian. Bila hal ini tidak dituruti maka akan timbul kecemasan
yang hebat.
EPIDEMOLOGI
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum
diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen. Beberapa penelitian telah memperkirakan
bahwa gangguan obsesif kompulsif ditemukan pada sebanyak 10 % pasien rawat
jalan di klinik psikiatri.
Untuk orang dewasa laki-laki dan wanita berpeluang sama terkena, tetapi
untuk remaja laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif kompulsif dibandingkan
perempuan. Kira-kira dua pertiga dari pasien memiliki onset gejala sebelum usia 25
tahun dan kurang dari 15 % memiliki onset gejala setelah usia 35 tahun.
ETIOLOGI
A. Konsep Psikologi
1. Disini tampak adanya hubungan antara ciri pembawaan obsesif kompulsif
dengan gangguan obsesif kompulsif. Gejala yang timbul di permukaan
adalah kesengsaraan sebagai pembelaan untuk mempertahankan
fungsinya sebagai pribadi yang utuh dan normal.
2. Gejala karena kemunduran alat-alat psikis ke fase awal sadisme.
Ambivalensi, pikiran magis, dan perubahan pada superego ke stadium
perkembangan yang lebih / rendah (misal : rigid/kaku, kasar rewel dan
positif infantil adalah hasil dari regresi) dikombinasikan dengan faktor-
faktor diatas untuk menghasilkan gambaran klinis gangguan obsesif
kompulsif.
B. Konsep Biologi
1. Neuroanatomi Fungsional
Penelitian Positron Emission Tomography (PET) menunjukkan
peningkatan nilai metabolik pada daerah Nukleus Caudatus dan Gyrus
Orbitalis. Karena secara fungsional, masing-masing daerah dari cortex
serebri dan sistem limbik mempunyai gambaran yang menonjol
dibandingkan daerah laindi striatum. Maka lesi pada daerah spesifik ini
menghasilkan gambaran gejala spesifik yang berlainan pula. Intensitas
dari gejala pada tiap individu tergantung pada tingkat disfungsi atau
kerusakan pada tiap sistem yang didapatkan.
2. Patologi otak
Isi dari obsesi, apakah itu seksual, kasar, maupun suka menghina bisa
juga terlihat pada semua manusia normal (kadang terjadi pada
prosestidak sadar, misal dalam mimpi). Hal ini adalah tekanan yang
normal oleh mekanisme striatal selama masa pertumbuhan. Pada
kebanyakan orang dewasa, hal ini tidak menimbulkan gangguan.
3. Disfungsi subsistem serotonin
Masing-masing kortek pre frontal dan striatum, kaya akan serotonin,
neurotransmiter utama yang berperan pada gangguan obsesif kompulsif.
Beberapa penelitian memperlihatkan gangguan obsesif kompulsif
mempunyai respon selektif pada obat yang menghambat sinaps 5
hiroxytrytamin (5HT) uptake (misal : Clomipramine, fluoxetine, sertraline)
yang terbukti menimbulkan efek primer pada aktivitas serotonin.