KESEHATAN JIWA

30
KESEHATAN JIWA Pada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK- RT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir in i , data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnya diseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinya peningkatan tersebut. Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif 'yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted Life Years (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Angka in i lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit Tuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%). Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan lainnya yang ada dimasyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan "Kesehatan" adalah: "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis". Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan sosial” (sosio- kultural), yang tidak dititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan "kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”. Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagian

description

for nurse

Transcript of KESEHATAN JIWA

Page 1: KESEHATAN JIWA

KESEHATAN JIWAPada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnyamengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yangdilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderitagangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir in i , data tersebutdapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnyadiseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinyapeningkatan tersebut.Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negaramenunjukkan bahwa hari-hari produktif 'yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted LifeYears (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalahkesehatan jiwa. Angka in i lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakitTuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%).Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salahsatu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatanlainnya yang ada dimasyarakat.Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan"Kesehatan" adalah:"Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis".Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selaludilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan"(organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidakdititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan"kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”.Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagianyang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam menunjangterwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan"Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagaiunsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:2"Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembanganfisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang danperkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Maknakesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) danmemperhatikansemua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalamhubungannya dengan manusia lain.Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral darikesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dansosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1. Merasa senang terhadap dirinya sertao Mampu menghadapi situasio Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidupo Puas dengan kehidupannya sehari-hario Mempunyai harga diri yang wajaro Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak

Page 2: KESEHATAN JIWA

pula merendahkan2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain sertao Mampu mencintai orang laino Mempunyai hubungan pribadi yang tetapo Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbedao Merasa bagian dari suatu kelompoko Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan oranglain "mengakah" dirinya3. Mampu memenuhi tuntutan hidup sertao Menetapkan tujuan hidup yang realistiso Mampu mengambil keputusano Mampu menerima tanggungjawabo Mampu merancang masa depano Dapat menerima ide dan pengalaman baruo Puas dengan pekerjaannyaUntuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untukmengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayihingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkunganterutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.3Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diriyaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir,cara berperan, dan cara bertindak.Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:o Menemukan kepuasan dalam hidupo Membina hubungan yang erat dan sehato Menetapkan tujuan dan mencapainyao Menghadapi maju mundurnya kehidupano Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalahPenilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:o Merasa hidup ini sulit dikendalikano Merasa streso Menghindari tantangan hidupo Memikirkan kegagalanBeberapa upaya untuk membangun penilaian diri:1. Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri.2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangandan kelebihannya.3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengantidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan,tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri.Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan tcrjadi reaksi baik secarajasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya para

Page 3: KESEHATAN JIWA

karyawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk ataujika ada kesulitan dalam hubungan kerja.Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena stresmerupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Padaumumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak menyadari hahwadirinya mengalami stres.Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifatnegatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau4gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yangmenjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat negatif/merugikan dapatterjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Ada beberapa macarrpenyebab stres:o Stresor fisik/jasmani, antara lain:Suhu dingin/panas, suara bising, rasa sakit, kelelahan fisik, polusiudara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya.o Stresor psikologik, antara lain:Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu, iri hatio Stresor sosial-budaya, antara lain:Hubungan sosial, kesulitan pekerjaan, menganggur, pensiun,PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflik rumah tangga.Stres dapat berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang:o Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa:Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit perut/diare,lelah, gangguan makan, eksim.o Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa:Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung menyalahkan orang lain,cemas, menarik di r i , menyerang, mudah tersinggung.o Pada tahap yang berat stres dapat menimbulkan:Penyakit fisik (misal tekanan darah tinggi, asma berat, serangan jantungdan sebagainya)Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat 12langkah pengendalian stres:1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik:Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaikbaiknya.2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yangbersamaan:Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberiwaktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yangbaru sebelum melangkah lebih lanjut.53. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya5. Berbuat sesuai kemampuan dan minat6. Membuat keputusan yang bijaksana7. Berpikir positif8. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang l a i n yang

Page 4: KESEHATAN JIWA

dapat dipercaya9. Memelihara kesehatan d in sendiri10. Membina persahabatan dengan orang lain11. Meluangkan waktu untuk diri sendiri:Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi12. Melakukan relaksasi:Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untukmengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.

http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf

Monday, February 9, 2009

KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA

BAB 1KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA

A. Pengertian Kesehatan Jiwa 1. A mind that grows and adjust, is in control and is free of stress. (Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius). (Rosdahl, Textbook of Basic Nursing, 1999: 58)2. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan. (Stuart & Laraia, Principle and Practice Psychiatric Nursing, 1998) (Yahoda)3. Fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain. (UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996)

B. Kriteria Sehat Jiwa Menurut Yahoda 1. Sikap positif terhadap diri sendiri2. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri 3. Integrasi (keseimbangan/keutuhan)4. Otonomi 5. Persefsi realitas 6. Environmental mastery (Kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan)

C. Rentang Sehat Jiwa 1. Dinamis bukan titik statis2. Rentang dimulai dari sehat optimal mati 3. Ada tahap-tahap 4. Adanya variasi tiap individu 5. Menggambarkan kemampuan adaptasi 6. Berfungsi secara efektif sehat

Page 5: KESEHATAN JIWA

D. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang merupakan perpaduan dan integrasi dari area teori-teori yang berbeda: ilmu-ilmu sosial, seperti psikologi dan sosiologi, ilmu-ilmu dasar seperti Anatomi, fisiologi, mikrobiologi, dan biokimia serta ilmu media tentang diagnose dan pengobatan terhadap penyakit.Menurut Stuart Sundeen Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi.

E. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Peran dan fungsi keperawatan jiwa2. Hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien3. Konsep model keperawatan jiwa 4. Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa 5. Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa 6. Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa 7. Keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa 8. Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa 9. Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa10. Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar keperawatan11. Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar profesional BAB 2TREND CURRENT ISSUE DAN KECENDERUNGAN DALAM KEPERAWATAN JIWA

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam Keperawatan Jiwa di antaranya adalah masalah berikut :- Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi- Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa - Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa - Kecenderungan situasi di era globalisasi - Globalisasi dan perubahan orientasi sehat - Kecenderungan penyakit jiwa - Meningkatnya post traumatik sindrom - Meningkatnya masalah psikososial - Trend bunuh diri pada anak - Masalah AIDS dan Napza - Pattern of parenting- Presfektif life span history - Kekerasan - Masalah ekonomi dan kemiskinan

Page 6: KESEHATAN JIWA

a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsiDahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala.

b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi.

c. Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan JiwaTerjadinya perang, konflik, dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

d. Kecenderungan situasi di Era GlobalisasiEra globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antar Negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.

e. Globalisasi dan Perubahan Orientasi SehatGlobalisasi atau era pasar bebas disadari atau tidak telah berdampak pada pelayanan kesehatan.

f. Kecenderungan Penyakit1. Meningkatnya post traumatic syndrome disorder 2. Meningkatnya masalah psikososial 3. Trend bunuh diri pada anak dan remaja 4. Masalah Napza dan HIV/AIDS

g. Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri 1. Sekilas tentang Sejarah 2. Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di Era Globalisasi

h. Issue Seputar Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri1. Pelayanan keperawatan mental psikiatri yang ada kurang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah hal ini karena masih kurangnya hasil-hasil riset keperawatan tentang keperawatan jiwa klinik.2. Perawat psikiatri yang ada kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang bias diakui secara internasional.3. Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman seringkali tidak jelas dalam “Position Description”, job responsibility dan system reward di dalam pelayanan keperawatan dimana mereka bekerja (Stuart Sudeen, 1998).4. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan)

i. Bagaimana profesi keperawatan mental psikiatri di Indonesia menghadapinya? a. Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara global, maka fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang member penekanan pada preventif dan promotif.

Page 7: KESEHATAN JIWA

b. Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan institusi pendidikan yang telah ada dan mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa.c. Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang bekerja di pelayanan.d. Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.

 BAB 3KONSEP STRESS DAN ADAPTASI

A. Konsep Dasar Stress1. Pengertian stressStress merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “stingere” yang berarti “keras” (stricus). Istilah ini mengalami perubahan seiring dengan perkembangan penelaahan yang berlanjut dari waktu ke waktu dari straise, stresce, dan stress. 2. Model stress berdasarkan stimulus3. Model stress berdasarkan respon 4. Model stress berdasarkan transaksional

B. Psikofisiologi Stress Menurut Selye (1982) stress merupakan tanggapan non spesifik terhadap setiap tuntutan yang diberikan pada suatu organisme dan digambarkan sebagai GAS.1. Penyebab stress dan stressor psikososial Jenis stressor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut : a. Perkawinan b. Problem orangtuac. Hubungan interpersonal (Antarpribadi)d. Pekerjaan e. Lingkungan hidupf. Keuangan g. Hokumh. Perkembangan i. Penyakit fisik atau cideraj. Faktor keluarga k. Lain-lain

2. Tahapan stress

Page 8: KESEHATAN JIWA

a. Stress tingkat Ib. Stress tingkat IIc. Stress tingkat III d. Stress tingkat IV e. Stress tingkat Vf. Stress tingkat VI

 BAB 4FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYAGANGGUAN JIWA

A. Skizofrenia sebagai bentuk gangguan jiwa Skizofrenia merupakan bahasan yang menarik perhatian pada konferensi tahunan The American Psychiatric Association/APA di Miami, Florida, Amerika Serikat, Mei 1995 lalu.

B. Faktor Penyebab Skizofrenia Penyebab skizofrenia menurut penelitian mutakhir antara lain : 1. Faktor genetik2. Virus 3. Auto antibody 4. Malnutrisi

C. Penyebab Umum Gangguan JiwaSumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh factor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu : 1. Faktor-faktor somatik (somatogenik) atau organobiologis2. Faktor –faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif 3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural - Faktor keturunan- Faktor konstitusi - Cacat kongenital - Perkembangan psikologik yang salah- Deprivasi dini - Pola keluarga yang petagonik - Masa remaja - Faktor sosiologik dalam perkembangan yang salah- Genetika - Neurobiological - Biokimiawi tubuh - Neurobehavioral - Stress - Penyalahgunaan obat-obatan - Psikodinamik - Sebab biologik

Page 9: KESEHATAN JIWA

- Sebab psikologik - Sebab sosio kultural

D. Proses Perjalanan PenyakitGejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain : 1) Fase Promodal;- Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun- Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.2) Fase Residual;- Klien mengalami minimal 2 gejala: gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

 BAB 5TANDA GEJALA GANGGUAN JIWA

A. Gangguan Kognisi Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal).Proses kognisi meliputi : - Sensasi dan persepsi - Perhatian- Ingatan- Asosiasi - Pertimbangan - Pikiran- Kesadaran

B. Gangguan PerhatianPerhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang.

C. Gangguan IngatanIngatan (kenangan, memori) adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran.

D. Gangguan Asosiasi Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan dengannya.

Page 10: KESEHATAN JIWA

E. Gangguan PertimbanganPertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untuk membandingkan/ menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas. F. Gangguan PikiranPikiran umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang.

G. Gangguan KesadaranKesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.

H. Gangguan KemauanKemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan untuk kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.

I. Gangguan Emosi dan AfekEmosi aalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis. Afek adalah kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang, menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologik.

J. Gangguan Psikomotor Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa.  BAB 6ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUANALAM PERASAAN

A. Pengertian MoodPerasaan suasana hati yang mewarnai seluruh kehidupan psikis seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam waktu yang lama. Misalnya seseorang yang sedih, malas untuk berkomunikasi, makan, bekerja, dan sebagainya.

B. Rentang Respon Emosi

Emotional Responsive Reaksi kehilangan yang wajar Supresi Supresi reaksi kehilangan yang memanjang Mania atau depresi

Rentang respon emosi bergerak dari emotional responsive sampai mania/ depresi dengan cirri-ciri sebagai berikut : • Responsive • Reaksi kehilangan yang wajar• Supresi • Depresi

Page 11: KESEHATAN JIWA

C. Tipe Gangguan Alam Perasaan Secara garis besar tipe gangguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mood episode, depressive disorder, dan bipolar disorders.

D. Faktor Predisposisi Gangguan MoodBerbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori ini menunjukkan rentang faktor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi. 1. Genetic factor 2. Aggression turned inward theory 3. Object loss theory 4. Personality organization theory 5. Cognitive model 6. Learned helplessness model 7. Behavioral model 8. Biological model 9. Masalah dalam bounding and attachment dan genetic

E. Gejala Gangguan Mood DepresiDepresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. Gejala lain yang sering menyertai gangguan mood adalah:- Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun- Nafsu makan dan berat badan menurun- Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan) disertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misal mimpi orang yang sudah meninggal. - Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan motorik)- Hilang perasaan senang, semangat, dan minat, meninggalkan hobi.- Kreativitas dan produktivitas menurun- Gangguan seksual (libido menurun)- Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri

 BAB 7 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN POST PARTUM BLUES

A. PengertianPost Partum Blues merupakan Depresi yang terjadi setelah melahirkan (Post-Partum).

B. Tanda dan GejalaKlien yang menderita post partum blues akan menunjukkan kesedihan mendalam, sering menangis, insomnia (susah tidur) atau tidur tidak nyenyak, mudah tersinggung, kehilangan minat

Page 12: KESEHATAN JIWA

terhadap bayi, kurang berminat terhadap kegiatan rutin sehari. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas.

C. Faktor Penyebab- Masalah dalam pernikahan- Kemiskinan atau tidak adanya dukungan sosial dari keluarga- Adanya stress atau kejadian buruk selama masa kehamilan seperti kematian orang tua, atau orang terdekat atau perpindahan ke tempat baru, atau gangguan alam perasaan. - Pengalaman melahirkan yang bersifat traumatisKelainan fisik yang dapat menyebabkan depresi : 1. Efek samping obat-obatan2. Infeksi 3. Kelainan hormonal 4. Penyakit jaringan ikat 5. Kelainan neurologis 6. Kelainan gizi 7. Kanker

BAB 8ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EKSPRESI MARAH

A. KonsepMarah1. PengertianKemarahan (anger) adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas sampai agresivitas yang dialami oleh semua orang. Biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus yang tidak menyenangkan atau mengancam (Widjaya Kusuma, 1992:423). Kemarahan menurut Stuart dan Sunden (1987 : 363) adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Budi Ana Keliat, 1996:5)

2. Rentang Respon KemarahanRespon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif maladaptif (lihat gambar berikut).

Respon adaptif Respons maladaptif

Pernyataan (assertion) Frustasi Pasif Agresif Ngamuk

3. Proses KemarahanStress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : 1) Mengungkapkan secara verbal 2) Menekan; dan 3) Menantang

Page 13: KESEHATAN JIWA

B. Peran Perawat pada Klien Marah1. Pengkajian2. Diagnose keperawatan 3. Intervensi dan implementasi keperawatan 4. Evaluasi 5. Fungsi positif marah 6. Respon perawat terhadap kemarahan klien  BAB 9 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU MENCEDERAI DIRI

A. Konsep Bunuh Diri 1. Pengertian bunuh diri Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang dengan sengaja yang tahu akan akibatnya yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat. 2. Trend bunuh diri pada anak dan remaja Bunuh diri sebagai masalah dunia Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam. 3. Faktor yang berkontribusi pada anak dan remaja 4. Stressor pencetus secara umum5. Faktor yang mempengaruhi bunuh diri - Faktor mood dan biokimiawi otak- Faktor riwayat gangguan mental- Faktor meniru, imitasi, dan pembelajaran- Faktor isolasi sosial dan human relations - Faktor hilangnya perasaan aman dan ancaman kebutuhan dasar - Faktor religiusitas 6. Rentang respon 7. Jenis bunuh diriAda tiga jenis bunuh diri yang bisa diidentifikasi, yakni bunuh diri anomik, altruistik, dan egoistik. 8. Terapi lingkungan pada kondisi khusus bunuh diri (Suicide)Ruangan aman dan nyaman, terhindar dari alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau orang lain, alat-alat medis, obat-obatan dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci.

B. Peran Perawat dalam Perilaku Mencederai Diri Pengkajian Diagnoga keperawatan Intervensi dan rasional Intervensi klien bunuh diri

Page 14: KESEHATAN JIWA

 BAB 10 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PERILAKU KEKERASAN

A. Konsep Perilaku Kekerasan 1. Pengertian perilaku kekerasan Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah.

2. Rentang respon marah Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol.

3. Faktor predisposisi - Faktor psikologis - Faktor sosial budaya- Faktor biologis - Faktor presipitasi

B. Peran Perawat dalam Perilaku Kekerasan Asuhan keperawatan Pengkajian • Kesadaran diri Perawat harus menyadari bahwa stress yang dihadapinya dapat mempengaruhi komunikasinya dengan klien.

• Pendidikan klien Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara mengekspresikan marah yang tepat. • Latihan asertif Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki perawat :- Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang- Mengatakan ‘tidak’ untuk sesuatu yang tidak beralasan - Sanggup melakukan complain- Mengekspresikan penghargaan dengan tepat • KomunikasiStrategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif :- Bersikap tenang

Page 15: KESEHATAN JIWA

- Bicara lembut- Bicara tidak dengan cara menghakimi- Bicara netral dan dengan cara yang konkrit - Tunjukkan respek pada klien- Hindari intensitas kontak mata langsung- Demonstrasikan cara mengontrol situasi tanpa kesan berlebihan- Fasilitasi pembicaraan klien- Dengarkan klien- Jangan terburu-buru yang tidak dapat perawat tepati • Perubahan lingkunganUnit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas. • Tindakan perilaku Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar, dan apa saja kontribusi perawat selama perawatan.• Psikofarmakologi Antianxiety dan sedative-hipnotics. Obat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi yang akut.

• Managemen krisis Bila pada waktu intervensi awal tidak berhasil, maka diperlukan intervensi yang lebih aktif.• Seclusion - Pengkajian fisik - Pengekangan dengan sprei basah atau dingin- Restrains - Isolasi - Kontraindikasi - Evaluasi  BAB 11ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA

A. Rentang Respon Gangguan Penggunaan Zat AdiktifRentang respon gangguan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai yang berat. Respon adaptif Respon maladaptif

Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan

B. Pengenalan Zat AdiktifZat adiktif : suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan.

C. Beberapa Faktor Pendukung Terjadinya Gangguan Penggunaan NAPZA 1. Faktor biologis

Page 16: KESEHATAN JIWA

- Genetik (tendensi keturunan) - Metabolik - Infeksi pada organ otak2. Faktor psikologis - Tipe kepribadian - Harga diri yang rendah - Disfungsi keluarga - Individu yang mempunyai perasaan tidak aman - Cara pemecahan masalah individu yang menyimpang - Individu yang mengalami krisis identitas dan kecenderungan untuk mempraktikkan homoseksual, krisis identitas. - Rasa bermusuhan dengan keluarga atau dengan orantua. 3. Faktor sosial Cultural- Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan zat seperti tembakau, nikotin, ganja, dan alkohol.- Norma kebudayaan pada suku bangsa tertentu, menggunakan halusinogen atau alkohol untuk upacara adat dan keagamaan.- Lingkungan tempat tinggal, sekolah, teman sebaya banyak mengedarkan dan menggunakan zat adiktif. - Persefsi dan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan zat adiktif - Remaja yang lari dari rumah - Penyimpangan seksual pada usia dini - Perilaku tindak kriminal pada usia dini, misalnya mencuri, merampok dalam komunitas. - Kehidupan beragama yang kurang

 BAB 12ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (LOSS AND GRIEF)

A. Definisi Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

B. Proses Kehilangan 1. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna positif – melakukan kompensasi dengan kegiatan positif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman) 2. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekpresikan ke dalam diri – muncul gejala sakit fisik. 3. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekspresikan ke luar diri individu – kompensasi dengan perilaku konstruktif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman)4. Stressor internal dan eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna - merasa tidak brdaya – marah dan berlaku agresi diekspresikan ke luar diri individu – kompensasi dengan perilaku destruktif – merasa bersalah – ketidakberdayaan.

Page 17: KESEHATAN JIWA

C. Fase-Fase Kehilangan1. Fase peningkatan (denial)2. Fase marah (anger)3. Fase tawar menawar (bargaining)4. Fase depresi (depression)5. Fase penerimaan (acceptance)

BAB 13ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSEKSUAL

A. Pengertian PsikoseksualSeksualitas dalam arti yang luas ialah semua aspek badaniah. Psikologik dan kebudayaan yang berhubungan langsung dengan seks dan hubungan seks manusia.Kita membedakan beberapa pengertian yang berkaitan dengan psikoseksual yang meliputi : 1) Sexual identity (identitas kelamin)2) Gender identity (identitas jenis kelamin)3) Gender role behavior (perilaku peranan jenis kelamin)

B. Teori Psikoseksual1) Menurut teori Libido Freud2) Teori interpersonal 3) Teori biologis 4) Teori psikoanalitik

C. Seksualitas Normal dan Penyesuaian Seks yang SehatNormal dalam hal ini diartikan sehat atau tidak patologik dalam hal fungsi keseluruhan.

D. Tingkatan Respon Faaliyah Seksual1) Tingkat I (perangsangan)2) Tingkat 2 (dataran)3) Tingkat 3 (orgasme)4) Tingkat 4 (resolusi)

E. Organ SeksualitasKlitoris merupakan organ seksualitas utama pada wanita di samping vagina, labia, putting susu dan mulut.

F. Dorongan Seksual dan Transmutasi SeksualDorongan seksual, seperti dorongan lain pada manusia, merupakan kejadian yang normal dan netral.

G. Disfungsi Seksual

Page 18: KESEHATAN JIWA

Disfungsi seksual adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami suatu perubahan dalam fungsi seksual yang digambarkan sebagai ketidakpuasan, merasa tidak dihargai, tidak adekuat.

H. Deviasi Seksual dan Seksual AbnormalDeviasi seksual adalah gangguan arah tujuan seksual.

I. Faktor Predisposisi Penyimpangan Seksual1. Faktor biologis2. Faktor psikososial 3. Pandangan psikoanalitis Disini kita melihat fase-fase psikoseksual yang pasti dilalui setiap individu sesuai dengan tahap perkembangannya. Fase-fase tersebut adalah : a. Fase oral/mulut (0-18 bulan)b. Fase anal (1 ½ - 3 tahun)c. Fase uretral d. Fase phallus (3-5 tahun)e. Fase latensi (5/6 tahun 11/13 tahun)f. Fase genital (11/13 tahun – 18 tahun)4. Pandangan perilaku Perspektif ini memandang perilaku seksual sebagai suatu respon yang dapat diukur dengan komponen fisiologis maupun psikologis terhadap stimulus yang dipelajari atau kejadian yang mendukung.

J. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi spesifik meliputi : 1. Penyakit fisik dan emosional2. Efek samping dari pengobatan3. Kecelakaan atau pembedahan4. Perubahan karena proses penuaan BAB 14TERAPI MODALITAS

I. TERAPI KOGNISIA. Konsep Gangguan KognisiSecara garis besar gejala gangguan jiwa dikelompokkan menjadi empat kelompok besar. Gangguan Kognisi adalah adanya masalah dalam proses mental yang dengannya seseorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal).

1. Pengertian Cognitive Behavioral Therapy Cognitive behavioral therapy : Apikasi dari berbagai variasi teori belajar dalam kehidupan. Tujuannya adalah untuk menolong seseorang keluar dari kesulitannya dalam berbagai bidang kehidupan dan pengalaman.

B. Peran Perawat Jiwa dalam Kognitif Terapi

Page 19: KESEHATAN JIWA

Secara umum kognitif terapi meliputi beberapa teknik dengan tujuan sebagai berikut : - Meningkatkan aktivitas yang diharapkan (increasing activity)- Menurunkan perilaku yang tidak dikehendaki (reducing unwanted behavior)- Meningkatkan rekreasi (increasing pleasure)- Meningkatkan dan memberi kesempatan dalam kemampuan sosial (enchancing social skill)1. Teknik restrukturisasi kognisi (Rectucturing Cognitive)Perawat berupaya untuk memfasilitasi klien dalam melakukan pengamatan terhadap pemikiran dan perasaan yang muncul. 2. Teknik penemuan fakta-fakta (Questioning the evidence)3. Teknik penemuan alternatif (Examing Alternative)Banyak klien melihat bahwa masalah terasa sangat berat karena tidak adanya alternative pemecahan lagi.

4. Dekatastropik (Decatastrophizing)Teknik dekatastropik dikenal juga dengan teknik bila dan apa (the what-if then). 5. Reframing Reframing adalah strategi dalam berubah persepsi klien terhadap situasi atau perilaku. 6. Thought Stopping Kesalahan berpikir seringkali menimbulkan dampak seperti bola salju bagi klien. 7. Learning New Behavior with Modeling Modeling adalah strategi untuk merubah perilaku baru dalam meningkatkan kemampuan dan mengurangi perilaku yang tidak dapat diterima. 8. Membentuk pola (Shaping)Membentuk pola perilaku baru oleh perilaku yang diberikan reinforcement. 9. Token Economy Token economy adalah bentuk reinforcement positif yang sering digunakan pada kelompok anak-anak atau klien yang mengalami masalah psikiatrik.10. Role PlayRole play memungkinkan klien untuk belajar menganalisa perilaku salahnya melalui kegiatan sandiwara yang bisa dievaluasi oleh klien dengan memanfaatkan alur cerita dan perilaku orang lain.11. Social Skill TriningTeknik yang didasari oleh sebuah keyakinan bahwa keterampilan apapun diperoleh sebagai hasil belajar. Beberapa prinsip untuk memperoleh baru bagi klien adalah : - Bimbingan - Demonstrasi - Praktik- Feedback 12. Aversion Therapy Aversion therapy bertujuan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk klien dengan cara mengaversikan kegiatan buruk tersebut dengan sesuatu yang tidak disukai.

13. Contingency Contracting Contingency contracting berfokus pada perjanjian yang dibuat antara therapist dalam hal ini perawat jiwa dengan klien.

Page 20: KESEHATAN JIWA

II. LOGOTERAPIA. Konsep LogoterapiB. Peran Perawat dalam Logoterapi Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang merupakan perpaduan dan integrasi dari area teori-teori yang berbeda: Ilmu-ilmu sosial, seperti psikologi dan sosiologi, ilmu-ilmu dasar seperti anatomy, fisiologi, mikrobilogi, dan biokimia serta ilmu medis tentang diagnose dan pengobatan terhadap penyakit.

III. TERAPI KELUARGA A. Konsep Terapi Keluarga B. Peran perawat dalam terapi keluarga

IV. TERAPI LINGKUNGANA. Konsep terapi lingkungan B. Peranan perawat dalam terapi lingkungan

V. TERAPI PSIKORELIGIUS A. PendahuluanB. Religius sebagai kebutuhan dasar dan God Spot pada otak manusia C. Riset epidemologis, korelasi antara kesehatan dan religiusitasD. Riset religiusitas pada klien jiwa E. Pendapat para ahli ilmu jiwa F. Pandangan beberapa ahli ilmu jiwa G. Pengaruh do’a terhadap penyakit kejiwaan H. Penerapan psikoreligius terapi di Rumah Sakit Jiwa I. Kaitan antara shalat dengan ilmu keperawatan

VI. TERAPI KELOMPOKa. Tujuan terapi kelompok b. Sasaran dan keanggotaan c. Mekanisme dalam terapi kelompok d. Pelaksanaan terapi kelompok

VII. PROGRAM PERENCANAAN PULANG a. Pengertian b. Tujuan dan prinsip c. Jenis-jenis pemulangan pasiend. Standar keperawatan perencanaan pulang

 DAFTAR ISI

BAB I KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA 1A. Pengertian kesehatan jiwa 1

Page 21: KESEHATAN JIWA

B. Kriteria sehat jiwa 1C. Pengertian keperawatan kesehatan jiwa 1D. Tentang sehat jiwa 2E. Prinsip-prinsip keperawatan kesehatan jiwa 2

BAB II TREND CURRENT ISSUE DAN KECENDERUNGAN DALAM KEPERAWATAN JIWA 3

BAB III KONSEP STRESS DAN ADAPTASI 6A. Konsep dasar stress 6B. Psikofisiologi stress 6

BAB IV FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA A. Skizofrenia sebagai bentuk gangguan jiwa 8B. Faktor penyebab skizofrenia 8C. Penyebab umum gangguan jiwa 8BAB V TANDA GEJALA GANGGUAN JIWA 10A. Gangguan Kognisi 10B. Gangguan Perhatian 10C. Gangguan ingatan 10D. Gangguan asosiasi 10E. Gangguan pertimbangan 10F. Gangguan pikiran 11G. Gangguan kesadaran 11H. Gangguan kemauan 11I. Gangguan emosi dan efek 11J. Gangguan Psikomotor 11BAB VI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN ALAM PERASAAN 12A. Pengertian Mood 12B. Rentang respon emosi 12C. Tipe gangguan alam perasaan 12D. Faktor predisposisi gangguan mood 12E. Gejala gangguan mood depresi 13BAB VII ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM BLUES 14A. Pengertian 14B. Tanda dan Gejala 14C. Faktor penyebab 14BAB VIII ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EKSPRESI MARAH 15A. Konsep Marah 15

Page 22: KESEHATAN JIWA

B. Peran perawat pada klien marah 16BAB IXASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PRILAKU MENCEDERAI DIRI 17A. Konsep bunuh diri 17B. Peran perawat dalam perilaku mencederai diri 18BAB XASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PERILAKU KEKERASAN 19A. Konsep perilaku kekerasan 19B. Peran perawat dalam perilaku kekerasan 19

BAB XI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA 22A. Rentang respon gangguan penggunaan zat adiktif 22B. Pengenalan zat adiktif 22C. Faktor pendukung terjadinya gangguan penggunaan NAPZA 22BAB XIIASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA 24A. Definisi 24B. Proses kehilangan 24C. Fase-fase kehilangan 24BAB XIII ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSEKSUAL 25A. Pengertian psikoseksual 25B. Teori psikoseksual 25C. Seksualitas normal 25D. Tingkatan respon 25E. Organ seksualitas 25F. Dorongan seksual 26G. Disfungsi seksual 26H. Defisiasi seksual 26I. Faktor predispon penyimpangan seksual 26J. Faktor Presipitasi 26BAB XIVTERAPI MORALITAS 271. Terapi Kognisi 27 2. Terapi logo terapi 293. Terapi keluarga 294. Terapi lingkungan 295. Terapi psikoreligius 296. Terapi kelompok 307. Program perencanaan pulang 30

KATA PENGANTAR

Page 23: KESEHATAN JIWA

Assalamaulaikum Wr. WbAlhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan Ridhonya jualah, maka Penulis dapat menyelesaikan resume yang berjudul Keperawatan Jiwa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan resume ini jauh dari kesempurnaan karena masih banyak kekurangan baik teknik penulis maupun isinya. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada kita semua.

http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/02/konsep-dasar-kesehatan-jiwa.html