Makalah Seminar Md Menur Jiwa

47
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung ( isolasi diri ). Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adekuat untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan/diberikan kepada klien tetap menarik diri yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari –hari kurang adekuat. Menyadari pentingnya stimulus yang adekuat tersebut serta melihat kenyataan bahwa selama beberapa hari kami amati banyak kasus-kasus dengan menarik diri di ruang Jiwa Flamboyan, maka kami terdorong untuk menerapkan Asuhan Keperawatan klien Ny. N. J dengan masalah utama menarik diri pada kasus Shizoprenia hebifrenik dengan tujuan : 1. Mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima. 2. Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan proses keperawatan. 3. Mendesiminasikan Asuhan Keperawatan klien menarik diri. 1

Transcript of Makalah Seminar Md Menur Jiwa

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGMenarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung ( isolasi diri ). Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain.Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adekuat untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan/diberikan kepada klien tetap menarik diri yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari hari kurang adekuat.Menyadari pentingnya stimulus yang adekuat tersebut serta melihat kenyataan bahwa selama beberapa hari kami amati banyak kasus-kasus dengan menarik diri di ruang Jiwa Flamboyan, maka kami terdorong untuk menerapkan Asuhan Keperawatan klien Ny. N. J dengan masalah utama menarik diri pada kasus Shizoprenia hebifrenik dengan tujuan : 1. Mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima.2. Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan proses keperawatan.3. Mendesiminasikan Asuhan Keperawatan klien menarik diri.

1.2. TUJUAN1.2.1. TUJUAN UMUMMahasiswa/i dapat melakukan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah keperawatan menarik diri.1.2.2. TUJUAN KHUSUS1.2.2.1. Mengetahui pengertian menarik diri.1.2.2.2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab menarik diri.1.2.2.3. Mengidentifikasi tanda-tanda menarik diri.1.2.2.4. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang muncul.1.2.2.5. Menetapkan diagnosa.1.2.2.6. Memberikan tindakan keperawatan sesuai rencana.1.2.2.7. Melaksanakan evaluasi dan pendokumentasi.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

Isolasi Sosial : Menarik diri.

A. Proses Terjadinya MasalahB. Pengertian Masalah Utama 1. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

2. PenyebabSalah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.3. Gejala Klinis :1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).3) Gangguan hubungan sosial (menarik diri).4) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).5) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.( Budi Anna Keliat, 1999)6) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.7) Menghindar dari orang lain (menyendiri).8) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.9) Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.10) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.11) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.12) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998)

4. Akibat dari Menarik DiriKlien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal. Gejala Klinis :1) Bicara, senyum dan tertawa sendiri.2) Menarik diri dan menghindar dari orang lain.3) Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.4) Tidak dapat memusatkan perhatian.5) Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.6) Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung. C. Penatalaksanaan1) Kontinuitas perawatan merupakan hal peting. Klien dapat menerima pengobatan di berbagai tempat, termasuk rumah sakit jiwa akut, rumah sakit jiwa jangka panjang program berbasis komunitas.2) Tingkat perawatan bergantung pada keparahan gejala dan ketersediaan dukungan dari keluarga dan sosial.3) Pendekatan manajemen kasus merupakan hal yang penting karena perawatan klien pada umumya berjangka panjang, membutuhkan kerja sama dengan berbagai penyedia layanan untuk memastikan pelayanan tersebut diberikan secara terkoordinasi.A. Hospitalisasi psikiatrik jangka pendek digunakan untuk menatalaksanakan gejala-gejala akut dan memberikan lingkungan yang aman dan terstruktur serta berbagai pengobatan termasuk :1) Pengobatan farmakologik2) Manajemen lingkungan3) Terapi pendukung4) Psikologi edukasi bagi klien dan keluarga.5) Rencana pemulangan dari RS.

B. Hospitalisasi psikiatri jangka panjang1) Diberikan kepada klien dengan gejala persisten yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.2) Tujuannya adalah menstabilkan dan memindahkan klien secepat mungkin ke lingkungan yang kurang restriktif.C. Rehabilitasi psikososial1) Rehabilitasi psikososial menekankan perkembangan keterampilan dan dukungan yang diperlukan untuk hidup, belajar dan bekerja dengan baik di komunitas.Pendekatan ini menjadi bagian dari program pengobatan di berbagai tempat pemberian pelayanan.

D. Pohon Masalah Resiko Perubahan Sensori-persepsi :Halusinasi(effect)

Isolasi sosial : menarik diri(Core Problem)

Harga diri rendah(etilogi)

Kerusakan interaksi sosial

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses piker

Resiko perubahan sensori persepsi : halusianasi

Isolasi sosial : menarik diriKurangnya motivasi perawatan diri

Gangguan konsep diri

Koping individu inefektif

Kurang pengetahuan

Terapi tidak efektif fungsi sosial (rawat jalan obat tidak teratur(punya masalah dengan pekerjaan)Minum, dan kontrol jarang)

E. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji. Resiko Perubahan Sensori-persepsi :Halusinasia) Data Subyektif :1) Klien mengatakan mendengar suara bisikan2) Klien mengatakan melihat bayangan3) Klien mengatakan mencium bau-bauan4) Klien mengatakan mengecap suatu rasa pada mulut, bibir, dan lidah5) Klien mengatakan ada sesuatu yan menyentuh/merabab) Data Obyektif :1) Bicara atau tertawa sendiri2) Menunjuk kearah tertentu3) Seperti sedang mencium sesuatu.4) Sering meludah atau muntah.5) Menggaruk garuk permukaan kulit Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi :1) Isi halusinasi yang dialami oleh klien 2) Waktu dan frekuensi halusinasi3) Situasi pencetus halusinasi4) Respon klien

F. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji1. Isolasi sosial : Menarik Diria) Data Subyektif :1) Perasaan kesepian / ditolak. Orang lain2) Merasa tidak aman berada dekat orang lain.3) Tidak memiliki teman dekat.4) Merasa tidak berguna.5) Merasa tidak yakin dapat melangsungkan hidup6) Merasa sedih.b) Data Obyektif :1) Tidak memiliki teman dekat.2) Tidak kooperatif/banyak diam.3) Melakukan tindakan yang tak bermakna.4) Tidak bisa memulai pembicaraan.5) Tampak asik dengan pikirannya sendiri/ banyak melamun.6) Tidak ada kontak mata.7) Tampak sedih , murung dan afek tumpul.8) Menolak hubungan/kontak.9) Malas melakukan aktivitas 10) Alur pembicaraan blocking. Tidak berani menatap lawan bicara1) Lebih banyak menunduk 2) Bicara lambat, suara rendah3. Diagnosa Keperawatan1. Resiko persepsi sensori :Halusinasi b/d isolsi sosial ; menarik diri2. Isolasi sosial : Menarik b/d harga diri rendah

G. Rencana Tindakan keperawtan1. Resiko persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan Isolasi sosial : Menarik DiriTujuan umumkLien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasiTUK 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya1.1.Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah bersahabat Menunjukkan rasa senang Ada kontak mata Mau berjabat tangan Mau menyebutkan nama Mau menjawab salam Mau duduk berdampingan dengan perawat Mau mengutarakan masalah yang dihadapiIntervensi :1.1.1.Bina hubungan saling percaya Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang ia sukai Jujur dan menempati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Berikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klienRasional :Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan SelanjutnyaTUK 2Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diriKriteria evaluasi :2.1.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari : Diri sendiri Orang lain lingkunganIntervensi : 2.1.1.Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri serta tanda-tanda yang muncul2.1.2.Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri2.1.3.Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tanda yang muncul2.1.4.Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannyaRasional :Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dan dapat membantu mengurangi stres dan penyebab menarik diri

TUK 3Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lainKriteria evaluasi :3.1.klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain misalnya : banyak teman tidak sendiri, bisa berdiskusi, dll3.2.Klien dapat menyebutkan kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain misalnya: sendiri tidak memiliki teman sepi, dllIntervesi :3.1.1.Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain3.1.2Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang bila tidak berinteraksi dengan orang lain3.1.3Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain3.1.4.Beri penguatan positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lainRasional :Dapat meningkatkan motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain

TUK 4Klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap Kriteria evaluasi : 4.1.klien dapat mendemonstrasikan interaksi sosial secara bertahap antara lain : klienperawat klien-perawat-perawat lain klien-perawat-perawat lain-klien lain klien-keluarga/kelompok/masyarakatintervesi :4.1.1.kaji kemampuan klien dalam membina hubungan dengan orang lain4.1.2.dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain misalnya : Klien dan perawat Klien, perawat dan perawat lain Klien dan klien Klien, keluarga dan masyarakat4.1.3.Beri respon positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh klien4.1.4.Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain4.1.5.Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan4.1.6.Beri respon positif terhadap keberhasilan yang dicapai klien dalam mengikuti kegiatan ruanganRasional :Mengeksprorasikan perassaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dengan bantuan perawatTUK 5klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lainkriteria evaluasi :5.1.klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain dan kelompokintervensi :5.1.1.dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain5.1.2.diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain5.1.3.berikan respon positif atas keberhasilan klien dalam mengikuti kegiatan ruangan atau kelompokRasional :Dapat membantuklien dalam menemukan cara yang tepat menyelesaikan masalah

TUK 6klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluargakriteria evaluasi :6.1.keluarga dapat : menjelaskan perasaannya mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri berpartisipasi dalam perwatan klien menarik diri

intervensi :6.1.1.bina hubungan saling percaya dengan keluarga :a. salam, perkenalkan dirib. jelaskan tujuanc. buat kontrakd. eksprorasi perasaan klien6.1.2.diskusikan dengan anggota keluarga :a. perilaku menarik dirib. penyebab menarik diric. akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapid. cara keluarga menghadapi klien menarik diri6.1.3.dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain6.1.4.anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian untuk menjenguk klien minimal satu kali seminggu6.1.5.berikan penguatan positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWARS. JIWA DAERAH MENUR-SURABAYA

RUANGAN RAWAT : FLAMBOYAN TANGGAL DIRAWAT : 24-08- 2012I. IDENTITAS KLIEN Inisial: Ny,W (P) Tanggal Pengkajian : 1-10-2012Umur: 47 tahun RM No. : 0418XXInforman: Status klien dan klien

II. ALASAN MASUKKlien dirumah sering menyendiri dan bicara sendiri, oleh keluarga dibawa ke IGD RSJ Menur. Keadaan utama saat pengkajian klien diam saja, bicara sendiri dan hanya tiduran dilantai

II. FAKTOR PREDISPOSISI1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? MRS kali ini 2. Pengobatan sebelumnya: sudah lebih kurang 20 tahun ini klien menyendiri dan bicara sendiri, oleh keluarga baru kali ini klien dibawa berobat3. Pengalaman Jelaskan No. 1, 2, 3: penolakan ada, klien dicerai oleh suaminyaMasalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping keluarga.4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ada , kakek buyut PasienMasalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping keluarga : Penurunan.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : ketika di tanya pengalaman yang tidak menyenangkan, klien diam Masalah Keperawatan : sulit dievaluasiIV. FISIK1. Tanda vital: TD : 110/80 mmHg N : 80 x/mnt S : 370c P : 20x/mnt 2. Ukur: TB : 153cmBB : 68 kg3. Keluhan fisik: Tidak ada keluhan karena klien diam saja

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram Jelaskan: klien merupakan anak ke 1 dari 6 bersaudara.Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri a Gambaran diri: ketika ditanya tentang bagian tubuh yang disukai, klien diamb.Identitas: ketika ditanya tentang identitasnya, klien diamc. Peran: ketika ditanya tentang perannya, klien diamd. Ideal diri: ketika ditanya tentang keinginannya, klien diame. Harga diri: ketika klien ditanya harga dirinya selama ini, klien diam Masalah Keperawatan: gangguan konsep diri

3. Hubungan Sosiala. Orang yang berarti : ketika ditanya orang yang berarti, klien diamb. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat : ketika ditanya tentang Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat klien diam, diruanganpun klien lebih banyak menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan pasien lain.c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : ketika ditanya hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien diamMasalah keperawatan: hambatan interaksi sosial

4. Spirituala. Nilai dan keyakinan : klien beragama islamb. Kegiatan ibadah : selama pengkajian klien tidak pernah melakukan ibadah sama sekaliMasalah Keperawatan : Distress Spiritual

GENOGRAM

KETERANGAN :

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

: HUBUNGAN DARAH : PASIEN

VI. STATUS MENTAL1. Penampilan: tidak rapiJelaskan : rambut dan pakaian klien tampak acak-acakanMasalah Keperawatan : kurang perawatan diri 2. Pembicaraan: Membisujelaskan : klien tidak pernah berkomunikasi.Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal3. Aktivitas Motorik: lesu Jelaskan : klien hanya tiduran, jika berjalan kaki dijinjit, gerakan kaku.Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas4. Alam perasaan: -Jelaskan : ketika ditanya klien perasaannya, klien diam sajaMasalah Keperawatan : Sulit di Evaluasi5. Afek : TumpulJelaskan :klien hanya tidak berespon walaupun ada stimulus yang kuatMasalah Keperawatan : hambatan komuniksi 6. lnteraksi selama wawancara : kontak mata kurang dan tidak kooperatifJelaskan : klien banyak menunduk dan tidak pernah berkomunikasi.Masalah Keperawatan : hambatan interaksi sosial7. Persepsi : -Jelaskan : klien sering menyendiri dan tiduran, dirumah klien bicara sendiri.Masalah Keperawatan : resiko halusinasi8. Proses Pikir : -Jelaskan : klien diam dan tidak pernah bicara.Masalah Keperawatan : sulit di Evaluasi9. Isi Pikir : -Jelaskan : klien diam dan tidak pernah berbicaraMasalah Keperawatan : sulit dievaluasi10. Tingkat kesadaran : -Jelaskan : ketika ditanya kapan, dimana dan dengan siapa? Klien diam sajaMasalah Keperawatan : sulit dievaluasi11. Memori : - Jelaskan : Klien diam saja Masalah Keperawatan : sulit dievaluasi12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : -Jelaskan : Klien diam sajaMasalah Keperawatan : sulit dievaluasi13. Kemampuan penilaian: - Jelaskan : Klien diam saja Masalah Keperawatan : sulit dievaluasi14. Daya tilik diri : - Jelaskan : Klien diam sajaMasalah Keperawatan : sulit dievaluasi

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang1. Makan: Bantuan minimal2. BAB/BAK: Bantuan minimalJelaskan : personal hygiene klien harus diarahkan terlebih dahuluMasalah Keperawatan : defisit perawatan diri3. Mandi: Bantuan minimal4. Berpakaian/berhias: Bantuan minimal5. Istirahat dan tidur Tidur siang lama: 3 jam Waktu Tidur malam : jam 21.00, waktu bangun jam 05.00Jelaskan : klien dapat tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguanMasalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan6. Penggunaan obat: Bantuan minimalVIII. Mekanisme Koping (Maladaptif) : menghindar dan reaksi lambatMasalah Keperawatan : koping individu inefektif

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik klien pendiam, dan bicara sendiri di rumah sehingga oleh suaminya klien dicerai.2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik klien diam3. Masalah dengan pendidikan, spesifik klien sekolah sampai kelas 5 SD4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik klien tidak ada pekerjaan5. Masalah dengan perumahan, spesifik tinggal dengan keluarga6. Masalah ekonomi, spesifik dibiayai keluarga7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik klien menggunakan fasilitas Jamkesda.8. Masalah lainnya, yang spesifik : -Masalah Keperawatan : Syndroma StreesX. Pengetahuan Kurang Tentang:Jelaskan : ketika ditanya pengetahuannya tentang Penyakit jiwa, Faktor presipitasi, koping, penyakit spesifik, obat-obatan : pasien diam. Masalah Keperawatan : sulit dievaluasi

X. Data lain- lain :( 23-08-2012)-SGOT : 10-2 jam PP : 203-SGPT: 11-kolesteron : 147-BUN: 11,5-Asam Urat : 4,6-Creatinin : 0,9-Gula puasa : 118XI. Aspek Medik Diagnosa medic: F 20.8 ( SKIZOFRENIA LAINYA ) Terapi Medik: RESPERIDONE 2 x 2 mg TRIFLUOPERAZINE 2 x 5 mg

XII. Daftar Masalah Keperawatan1. Gangguan proses keluarga2. hambatan komunikasi verbal3. kurang perawatan diri4. intoleransi aktivitas5. hambatan interaksi sosial6. resiko halusinasi7. gangguan konsep diri8. defisit perawatan diri9. koping individu inefektif

XIII. Daftar Diagnosis keperawatan

Resiko persepsi sensori : halusinasi b/d isolasi sosial ; menarik diri

Perawat,

(.)

15

ANALISA DATA

NAMA: Ny. WNIRM :041804XXRUANGAN: FLAMBOYAN

NODATAETIOLOGIMASALAHTT

DS: .

DO: Klien tidak berinteraksi dengan orang lain klien tidak pernah berkomunikasi klien hanya tiduran, jika berjalan kaki dijinjit, gerakan kaku klien tidak berespon walaupun ada stimulus yang kuat klien banyak menunduk dan tidak pernah berkomunikasi klien sering menyendiri dan tiduran, dirumah klien bicara sendiriIsolasi sosial: menarik diriResiko Perubahan Sensori

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGLDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANKRITERIA EVALUASITINDAKAN KEPERAWATAN

260912

Isolasi sosial: menarik diriTUM : klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasiTUK :1. pasien dapat membina hubungan saling percaya

2).klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

3).Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial

4).Klien dapat menyebutkan keuntungan berintraksi dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

5).klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain

6).klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

1.1 Setelah berinteraksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: ekspresi wajah cerah, tersenyum, mau berinteraksi dengan orang lain, ada kontak mata, bersedia menceritakan perasaan dan bersedia mengungkapakan perasaan.

2.1 Setelah berinteraksi pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri yang berasal dari diri sendiri dan orang lain.

3.1. Setelah berinteraksi pasien dapat melaksanakan hubungan sosial, dengan:a. Perawatb. Perawat lainc. Klien laind. Kelompok

4.1.Setelah berinteraksi pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.a. Banyak temanb. Tidak kesepian c. Bisa diskusid. Saling menolongdan kerugian tidak berhubungan dengan orang laina. Merasa sendirib. Merasa kesepian c. Tidak bisa berdiskusi

5.1.klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain dan kelompok

6.1.keluarga dapat : menjelaskan perasaannya mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri berpartisipasi dalam perwatan klien menarik diri

1.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.a. Beri salam setiap interaksib. Perkenalkan nama, nama panggilan, perawat dan tujuan perawat berkenalanc. Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasiend. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksie. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klienf. Buat kontrak yang jelas

2.1.1. Tanyakan pada pasien tentang :a. Orang yang tinggal serumah b. Orang yang paling dekat dengan pasien dirumh/ diruang perawatanc. Orang yang tidak dekat dengan pasien dirumah/ diruang perawatand. Apa yang membuat pasien tidak dekat dengan orang tersebut2.1.2. Diskusikan dengan klien tentang penyebab perilaku menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.3.1.1. Observasi perilaku pasien saat berhubungan sosial3.1.2. Beri motivasi dan bantu pasien intuk berkenalan dengan orang lain.3.1.3. diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampun pasien bersosialisasi3.1.4. Beri motivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwalnya 3.1.5. Beri pujian terhadap kemampuan pasien.4.1.1. Tanyakan pada pasien tentang:a. Manfaat berinteraksi dengan orang lainb. Kerugian menarik diri4.1.2. Diskusikan bersama pasien tentang manfaat dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.4.1.3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya.

5.1.1.dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain5.1.2.diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain5.1.3.berikan respon positif atas keberhasilan klien dalam mengikuti kegiatan ruangan atau kelompok

6.1.1.bina hubungan saling percaya dengan keluarga :e. salam, perkenalkan dirif. jelaskan tujuang. buat kontrakh. eksprorasi perasaan klien6.1.2.diskusikan dengan anggota keluarga :e. perilaku menarik dirif. penyebab menarik dirig. akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapih. cara keluarga menghadapi klien menarik diri6.1.3.dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain6.1.4.anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian untuk menjenguk klien minimal satu kali seminggu6.1.5.berikan penguatan positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

IMPLEMENTASI DAN EVALUASINAMA KLIEN : Ny. N.JRINM : 02-95-51 RUANGAN : FLAMBOYAN

TanggalDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasiTT

1 OKTOBER 2012Resiko halusinasi b/d Isolasi sosial:Menarik diri

Tuk 1 : Pasien dapat membina hubungan saling percaya.Jam 16.00ORIENTASI:Selamat sore Ibu! Perkenalkan saya suster L. saya biasa dipanggil suster L. Saya perawat diruang Flamboyan.Siapa nama ibu? Biasanya dipanggil siapa? Apa perasaan N hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman N? maunya dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau diruang tamu? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

KERJA:Setelah kita berkenalan ibu N bisa berbincang-bincang dengan saya, sekarang N bisa mengungkapkan perasaan N dan apa masalah yang sedang N hadapi sekarang? Mungkin saya dapat membantu N dalam menyelesaikan masalah yang sedang N hadapi sekarang?

TERMINASIIbu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk kita bercakap-cakap tentang masalah yang sedang dialami? N maunya kita bertemu dimana? Bagaimana kalau ditempat ini juga? N maunya kita bertemu jam brapa? Bagaimana kalau jam 10.00?Baiklah, sekarang N boleh beristrahat lagi, sampai ketemu besok ya N,

S: pasien diam dan tidak mau berbicara.O: pasien tidak mau bersalaman, kontak mata kurang, pasien tidak menjawab pertanyaan.A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensiPasien mau berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA KLIEN : Ny. N.JRINM : 02-95-51 RUANGAN : FLAMBOYAN

TanggalDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasiTT

27-09-12Resiko halusinasi b/d Isolasi sosial:Menarik diri

Tuk 1 : Pasien dapat membina hubungan saling percaya.

Jam 16.00ORIENTASI:Selamat sore Ibu! saya suster L. bagaimana kabarnya hari ini?ibu sudah mandi atau belum ? Bagaimana kalau kita berkenalan dengan teman-teman diruangan ini ? KERJA:Setelah kita berkenalan dengan teman-teman disini,bagaimana kalau bebincang-biuncang dan berbagi pengalaman dengan teman-teman diruangan ini ???

TERMINASIIbu, bagaimana perasaannya setelah berkenalan dan berbagi pengalaman dengan teman-teman diruangan ini? Ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk kita berbicara tentang aktivitas yang sering ibu lakukan dirumah ? ibu maunya kita bertemu dimana? Bagaimana kalau ditempat ini juga? ibu maunya kita bertemu jam brapa? Bagaimana kalau jam 10.00?Baiklah, sekarang ibu boleh beristrahat lagi, sampai ketemu besok ya bu,

S: pasien diam dan tidak mau berbicara.O: pasien tidak mau bersalaman, kontak mata kurang, pasien tidak menjawab pertanyaan.

A: Masalah belum teratasI

P: Lanjutkan intervensiPasien mau berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA KLIEN : Ny. N.JRINM : 02-95-51 RUANGAN : FLAMBOYAN

TanggalDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasiTT

28-09-12Resiko halusinasi b/d Isolasi sosial:Menarik diri

Tuk 1 : Pasien dapat membina hubungan saling percaya.

Jam 10.00ORIENTASI:Selamat pagi Ibu! Bu masih ingat Saya tidak ? bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap bu, sesuia janji kita kemarin tentang pekerjaan ibu dirumah? maunya dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalu di tempat tidur saja? Maunya berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

KERJA:Ibu,biasanya dirumah kerja apa? Pekerjaan yang paling ibu sukai itu apa? Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu?

TERMINASIIbu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk kita bercakap-cakap tentang masalah yang sedang dialami? ibu maunya kita bertemu dimana? Bagaimana kalau ditempat ini juga? Ibu maunya kita bertemu jam brapa? Bagaimana kalau jam 11.00?Baiklah, bu sekarang ibu boleh beristrahat lagi, sampai ketemu besok ya Bu,

S: pasien diam dan tidak mau berbicara.O: pasien tidak mau bersalaman, kontak mata kurang, pasien tidak menjawab pertanyaan.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensiPasien mau berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

BAB VIPENUTUP

A.KESIMPULANKesimpulan yang dapat kami ambil dari Pasien An.M.P dengan masalah keperwatan Isolasi Sosial :Menarik Diri adalah sebagai berikut:1. Komunikakasi yang efektif dalam membuat suatu interaksi yang nyaman antara pasien dan perawat untuk membina hubungan saling percaya adalah dengan komunikasi terapiotik dan dengan menggunakan prinsip komunikasi yang baik dan benar,berbicara dengan jelas,empati terhadap klien,dan tidak memotong pembicaraan klien.2. Membina hubungan Interaksi antara pasien dan orang lain ataupun perawat dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah Menarik diri yang dialami pasien.

B.SARAN1. Bagi Perawat agar sebelum melakukan hubungan interaksi dengan klien agar dapat membina hubungan saling percaya dengan klien,agar klien mau berinteraksi dengan perawat ataupun klien lain,sehingga perawat dapat mengidentifikasi masalah yang dialami klien.2. Perawat dapat menjadi panutan yang baik dalam pelaksanaan Asuhan keperawatan dengan pasien yang memiliki gangguan Isolasi Sosial menarik diri.3. pasien dengan masalah isolasi sosial:menarik diri

DAFTAR PUSTAKA

1. Keliat.B.A. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2.EGC, Jakarta,20052. Keliat.B.A.dkk.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta:20093. Maslim Rusdi.Diagnosis Gangguan jiwa.FK-unika Atma Jaya,Jakarta :20014. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998.5. Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6 th Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998.