Screening

9
A. PENGERTIAN Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu test atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita penyakit. Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda- tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyaakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Screening tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya posistif dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khususnya bagi penakit-penyakit menular. Macam-macam screening : 1. Penyaringan massal (Mass Screening) Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.

Transcript of Screening

A. PENGERTIAN Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu test atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita penyakit.Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyaakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.Screening tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya posistif dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khususnya bagi penakit-penyakit menular.Macam-macam screening :1. Penyaringan massal (Mass Screening)Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.Contoh : screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita2. Penyaringan MultiplePenyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.3. Penyaringan yang ditargetkanPenyaringan yang dilakukan pada kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan timbal.

4. Penyaringan oportunistikPenyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita-penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan.Contoh : Screening pada klien yang berknsultasi kepada seorang dokter.

B. TUJUAN SCREENING TESTScreening test memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk).2. Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemi dapat dihindari.3. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya.4. Mencegah meluasnya penyakit.5. Mendidik masyarakat melakukan general check up.6. Memberikan gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu pnyakit (waspada mulai dini).7. Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi.

C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN Dalam pelaksanaan screening test membutuhkan peralatan sesuai dengan diagnosis yang ditentukan. Beberapa contoh :1. USG untuk mendeteksi kelainan penyakit dalam perut, misalnya apendikitis, gastritis, deteksi kehamilan, dll.2. Tensimeter dan stetoskop untukpemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi.3. Pemeriksaan RO (Rontgen) untuk uji tapis penyakit TBC, paru, kelainan tulang, dll4. Mammografi untuk mendeteksi ca mammae5. Pap smear untuk mendeteksi ca cervix6. Stick test pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus7. Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner8. DDST untuk screening tumbuh kembang anak, dll

D. CARA MENYIMPULKAN HASIL SCREENING TESTUntuk menilai hasil screening dibutuhkan kriteria tertentu seperti berikut :1. Validasi Validasi adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan individu yang benar-benar sakit terhadap yang sehat.Validasi mempunyai dua komponen :a. Sensitivitas Sensivitas mengacu pada peluang bahwa seorang individu yang sakit akan diklasifikasikan sebagai sakit.b. SpesifisitasSpesifisitas mengacu pada peluang bahwa seorang individu yang sehat akan diklasifikasikan sebagai sehat.Secara ideal, hasil test untuk screening harus 100% sensitif dan 100% spesifik, tetapi dalam praktik hal ini tidak pernah ada dan biasanya sensitivitas berbanding terbalik dengan spesivisitas. Bila hasil tes mempunyai sensivitas yang tinggi, maka akan diikuti spesivitas yang rendah, dan sebaliknya.

Hasil screeningKeadaan penderita

SakitTidak sakit

Positifab

Negatifcd

a = positif benarb = positif palsuc = negatif palsud = negatif benarjumlah orang yang diklasifikasikan sebagai sakitjumlah total orang sakit

Sensitivitas =

a

= a +c

jumlah orang yang diklasifikasikan sebagai sehatjumlah total orang sehat

Spesifisitas =

b

= b + d

Penilaian hasil screening dengan menghitung sensitivitas dan spesifisitas mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut :1) tidak smua hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan tegas ya atau tidak2) Perhitungan ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perhitungan sensitivitas dan spesifisitas setelah penyakit di diagnosis, sedangkan tujuan screening adalah mendeteksi penyakit yang belum tampak dan bukan untuk menguji kemampuan alat tes yang digunakan.

2. ReliabilitasReliabilitas adalah kemampuan suatu tes memberikan hasil yang sama / konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama.Ada 2 faktor yang mempengaruhi :a. Variasi cara screening : stabilitas alat, fluktuasi keadaan (demam)b. Kesalahan / perbedaan pengamat: pengamat beda / pengamat sama dengan hasil yang beda.Upaya meningkatkan reliabilitas :1) pembakuan /standarisasi cara screening2) Peningkatan ketrampilan pengamat3) Pengamatan yang cermat pada setiap nilai pengamatan4) Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan5) Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi penyakit juga bervariasi / bertingkat.3. Derajat Screening (yield)Yield adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui screening, sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti serta pengobatan dini.

E. CARA MELAKUKAN SCREENINGProses pelaksanaan screening yaitu :1. Tahap 1Tahap pertama melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakita. Bila hasil tes negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.b. Bila hasil tes positif maka dilakukan pemeriksaan tahap kedua.2. Tahap 2Yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit.Bagi tahap kedua yang hasilnya negative dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti bahwa proses screening adalah pemeriksaan pada tahap pertama.Penjelasan : a. Pada sekelompok indvidu yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatifb. Individu dengan hasil tes negatif pada suatu saat dapat dapat dilakukan tes ulang.c. Pada individu dengan hasil tes positif dilakukan pemerisaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secar intensif.d. Individu dengan hasil test negatif dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.

Secara skematis digambarkan sebagai berikut :Kelompok orang yang tampak sehatHasil tes negatifHasil tes positifpemeriksaan diagnostikHasil tes positifHasil tes negatifpengobatan intensif

bisa tes ulang

Pemeriksaan yang digunakan untuk screening berupa pemeriksaan laboratorium / radiologi, misalnya :a. Pemeriksaan gula darahb. Pemeriksaan RO untuk uj tapis penyakit TBCPemeriksaan tersebut harus dilakukan :a. dengan cepat, dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut (px diaknostik)b. tidak mahalc. mudah dilakukan oleh petugas kesehatand. tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.Sebelum melakukan screening terlebih dahulu harus ditemukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari pada screening.