Penemuan Penyakit Secara Screening

26

Click here to load reader

Transcript of Penemuan Penyakit Secara Screening

Page 1: Penemuan Penyakit Secara Screening
Page 2: Penemuan Penyakit Secara Screening

A-Mala Hafsah

Fitri Rah-AyuNovi-a Istiqomah

Nyimas Novi-an Nis-a

Page 3: Penemuan Penyakit Secara Screening

Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada

orang-orang yang tampak sehat dan tidakmenunjukkan adanya gejala.

·Uji screening tidak dimaksudkan sebagai

diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan

sebagai tes diagnosis.

Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada

atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang

dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu.

Page 4: Penemuan Penyakit Secara Screening

strategi yang digunakan dalam suatu

populasi untuk mendeteksi penyakit pada

individu tanpa tanda-tanda atau gejala

penyakit itu,

usaha secara aktif untuk mendetesi atau

mencari penderita penyakit tertentu yang

tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu

masyarakat

Screening tidak dimaksudkan untuk

mendiagnosis

Page 5: Penemuan Penyakit Secara Screening

1. Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatanprioritas

2. Tersedia obat potensial untuk terapi nya

3. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis danterapinya nya

4. Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus

5. Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas danspesivisitas

6. Teknik dan cara screening harus dapat diterima olehmasyarakat

7. Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti

8. Ada SOP tentang penyakit tersebut

9. Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) denganresiko biaya bila tanpa screening

10. Penemuan kasus terus menerus

Page 6: Penemuan Penyakit Secara Screening

1. Penyaringan masal (mass screening)Penyaringan yang melibatkan populasi

secara keseluruhan.

Contoh: screening pra kanker leher rahim

dengan metode IVA pada 22.000 wanita.

2. Penyaringan MultiplePenyaringan yang dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik uji

penyaringan pada saat yang sama.

Page 7: Penemuan Penyakit Secara Screening

3. Penyaringan yang ditargetkanPenyaringan yang dilakukan peda kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.

Contoh screening pada pekerja pabrik yang terkena bahan timbal.

4. Penyaringan oportunistikPenyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan

Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

Page 8: Penemuan Penyakit Secara Screening

1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala

2. Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas

3. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya

4. Mencegah meluasnya penyakit

5. Mendidik masyarakat melakukan general check up

6. Memberikan gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit(waspada mulai dini)

7. Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi

Page 9: Penemuan Penyakit Secara Screening

Tahap 1Tahap pertama melakukan pemeriksaan

terhadap kelompok penduduk yang

dianggap mempunyai resiko tinggi menderita

penyakit

-Bila hasil test negatif maka dianggap orang

tersebut tidak menderita penyakit

- Bila hasil test positif maka dilakukan

pemeriksaan tahap kedua

Page 10: Penemuan Penyakit Secara Screening

Tahap 2Yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila

hasilnya positif maka dianggap sakit dan

mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya

negatif maka dianggap tidak sakit.

Bagi tahap kedua yang hasilnya negatif

dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik.

Ini berarti bahwa proses screening adalah

pemeriksaan pada tahap pertama.

Page 11: Penemuan Penyakit Secara Screening

1. Pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (test) dan hasil test dapat positif dan negatif

2. Individu dengan hasil test negatif, pada suatu saat dapat dilakukan test ulang

3. Pada individu dengan hasil test positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif

4. Individu dengan hasil test negatif dapat dilakukan test ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.

Page 12: Penemuan Penyakit Secara Screening

Hasil test positif

Pengobatan

intensif

Bisa test negatif

Kelompok orang yang

tampak sehat

Hasil tes negatif

Bisa test ulang

Hasil test positif

Pemeriksaan

diagnostik

Page 13: Penemuan Penyakit Secara Screening

• Mamografi dan Termografi untuk mendeteksi Ca. Mamae

• Papanicolaou Test & IVA > untuk mendeteksi Ca. Serviks

• Sphygmomanometer dan Stetoscope > Hipertensi

• Photometer > Diabetes > kadar gula darah melalui darah

• Plano test > kehamilan > kadar HCG dalam darah

• EKG (Elektrokardiogram) > jantung koroner

• Pita ukur lila > status gizi bumul

• X-Ray > TBC > pemeriksaan Sputun BTA

• Head to toe > abnormal pada tubuh

Page 14: Penemuan Penyakit Secara Screening

• Rectal Toucher > Ca. Prostat

• Pervasive Developmental Disorders Screening Test-II

(PDDST-II) > autis > gangguan prilaku usia 12-18 bulan

• CHAT (Checklist Autism in Toddlers) > autis > gangguan

perilaku usia >18 bulan

• Audio gram dan typanogram > gangguan

pendengaran

• MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans

(Computer Assited Axial Tomography) > kelainan struktur

otak

• Optalmoskop > gangguan syaraf optic

• Tonometer > gangguan tekanan mata

• Screening premarital > status kesehatan pra nikah

[hematologi rutin, GD, RH, Torch, Hepatitis B, VDRL/RPR]

Page 15: Penemuan Penyakit Secara Screening
Page 16: Penemuan Penyakit Secara Screening

1Program screening “see & and treat” yang

dilaksanakan oleh female cancer program

yang di 4 Puskesmas (Puskesmas Kampung

Melayu, Cipinang Besar Utara, Bidara Cina,

dan Rawa Bunga) , dengan kurun waktu dari

April 2009-Mei 2009.

Page 17: Penemuan Penyakit Secara Screening

Skrining dan uji diagnostik menggunakan

metode IVA dan Pap Smear untuk deteksi dini

lesi prakanker serviks, dengan pemeriksaan

biopsi untuk deteksi lanjut.

Page 18: Penemuan Penyakit Secara Screening
Page 19: Penemuan Penyakit Secara Screening
Page 20: Penemuan Penyakit Secara Screening

Syarat penerimaan sampel adalah 1. pasien bersedia mengikuti prosedur penelitian

2. Sudah menikah3. Pasien dengan salah satu faktor risiko sebagai

berikut:

- Umur Saat Menikah <20 Tahun,

- Penderita Umur >30 Tahun, - Riwayat/Akseptor Kontrasepsi Hormonal,

- Mempunyai Keluhan Keputihan/Perdarahan Kontak,

- Multiparitas, - Pekerjaseks Komersial,

- Perokok.

Page 21: Penemuan Penyakit Secara Screening

Sampel ditolak bila:1. Pasien sudah didiagnosis keganasan serviks

secara histopatologi

2. Pasien terdiagnosis hamil,

3. Riwayat pemakaian obat intravagina dalam

1 minggu terakhir

4. Menstruasi atau

5. Terjadi perdarahan pada saat pemeriksaan,

Page 22: Penemuan Penyakit Secara Screening

Didapatkan 600 orang yang menjadi

subjek screening yang sesuai dengan target

kriteria screening.

Page 23: Penemuan Penyakit Secara Screening

Pemeriksaan terhadap kelompok penduduk

yang dianggap mempunyai resiko tinggi

menderita penyakit dengan pemeriksaan IVA

didapati dari 600 orang dicurigai Ca.serviks

sebanyak 10 orang.

Page 24: Penemuan Penyakit Secara Screening

setelah didapati 10 orang yang dicurigai Ca.serviks maka dilakukan uji diagnostik dengan pap smear untuk mendapatkan sample kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan histologi. Setelah itu akan didapatkan hasil dysplasia (tanda-tanda mengarah ke kanker) sebanyak 7 orang dan

3 orang yang lain tidak mengalami tanda-tanda keganasan kanker. 7 orang yang terdeteksi

tersebut dianjurkan untuk melakukan pengobatan intensif berdasarkan stadium yang di derita

Page 25: Penemuan Penyakit Secara Screening

Hasil test positif :

7 orang

Pengobatan

intensif

Hasil negatif :

3 orang

Kelompok orang yaang

beresiko : 600 orang

Hasil tes negatif :

590 orang

Bisa test ulang

Hasil test positif :

10 orang

Pemeriksaan

diagnostik

Page 26: Penemuan Penyakit Secara Screening

Jazakumullah…