scabies

18
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN NO.RM : 0025 – 15-22 ANAMNESIS Nama : By. A Ruang : Rawat Jalan Umur : 3 Bulan Kelas : - Nama : By. A No. Rekam Medis : 34.26.91 Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 3 bulan Alamat : Bakurejo 1/11 Gebang Purworejo Tanggal Pemeriksaan: 27 Juli 2015 Dokter yang merawat : dr. Yuli Sulistyowati, Sp.KK Co- asisten: Eka Fitri Maharani Tanggal : 1 Oktober 2012, Auto-anamnesis dengan pasien Keluhan Utama : Bentol di kedua tangan, kaki, dan ketiak yang terasa gatal Riwayat Penyakit Sekarang: 1 bulan muncul SMRS, karena ditemukan bentol-bentol keras di area tumit. Setelah itu pasien berobat ke bidan dan diberi zalf. Setelah diberi obat, bentolan menghilang. Ketika obat habis, bentol-bentol muncul kembali dan menyebar di seluruh tubuh. Pasien menjadi rewel dan tampak gatal pada malam hari. Awal mula bentol-bentol kemerahan hanya di sela-sela jari RM.01.

description

laporan kasus skabies

Transcript of scabies

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

ANAMNESISNama : By. A Ruang : Rawat Jalan

Umur : 3 Bulan Kelas : -

Nama : By. A

No. Rekam Medis : 34.26.91

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 3 bulan

Alamat : Bakurejo 1/11 Gebang Purworejo

Tanggal Pemeriksaan : 27 Juli 2015

Dokter yang merawat : dr. Yuli Sulistyowati, Sp.KK Co-asisten: Eka Fitri Maharani

Tanggal : 1 Oktober 2012, Auto-anamnesis dengan pasien

Keluhan Utama :

Bentol di kedua tangan, kaki, dan ketiak yang terasa gatal

Riwayat Penyakit Sekarang:

1 bulan muncul SMRS, karena ditemukan bentol-bentol keras di area tumit. Setelah itu pasien

berobat ke bidan dan diberi zalf. Setelah diberi obat, bentolan menghilang.

Ketika obat habis, bentol-bentol muncul kembali dan menyebar di seluruh tubuh. Pasien

menjadi rewel dan tampak gatal pada malam hari. Awal mula bentol-bentol kemerahan hanya

di sela-sela jari tangan, tetapi lama kelamaan menyebar hingga seluruh tubuh. Keluhan sampai

sekarang belum membaik dan malah semakin meluas.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat keluhan kulit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

Ibu dan kakak pasien mengalami keluhan serupa.

RM.01.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

PEMERIKSAAN FISIKNama : By. A Ruang : Rawat Jalan

Umur : 3 Bulan Kelas : -

PEMERIKSAAN UMUM (Dilakukan di Poliklinik Kulit & Kelamin 1 Oktober 2012)

Kesan umum : Pasien nampak sering mengusap dan menggaruk badan.

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign :

t : afebris

N : 124 x/menit

RR : 28 x/menit

Status Dermatologis:

Lokasi : Seluruh badan

UKK : Pada sela-sela jari, pergelangan tangan, punggung, badan, kepala,

tungkai bawah dan kaki tampak papul eritema dan vesikel eritema

berbentuk bulat, batas tegas, penyebaran disekret disertai dengan

ekskoriasi.

DIAGNOSIS &

TERAPI

Nama : By. A Ruang : Rawat Jalan

Umur : 3 Bulan Kelas : -

DIAGNOSIS BANDING

Scabies

Dermatitis atopik

Prurigo

DIAGNOSIS KERJA

Skabies

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Burrow ink test

Kerokan kulit

RENCANA TERAPI

RM.02.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

Farmakoterapi

R/ Permetrin zalf tube I ʃ 1dd ue (dioles malam, cuci pagi hari)

R/ Cetirizine tab mg.10 no.V ʃ 1dd tab I

Edukatif

a. Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular.

b. Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan tempat

tinggal

c. Mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan dengan bilasan terakhir menggunakan air

panas

d. Menjemur bantal, kasur dan guling secara rutin.

e. Bila gatal sebaiknya dihindari untuk menggaruk karena dapat menyebabkan luka dan

resiko terkena infeksi

f. Menjelaskan pentingnya mengobati keluarga yang menderita keluhan serupa.

PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam

• Quo ad sanam : dubia ad bonam

• Quo ad functionam : dubia ad bonam

• Quo ad kosmeticam : dubia ad bonam

Diperiksa dan disahkan oleh:

Dokter Pembimbing, Co-Assisten,

(dr. Yuli Sulistyowati. Sp.KK) (Eka Fitri Maharani)

RM.03.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

PEMBAHASANNama : By. A Ruang : Rawat Jalan

Umur : 3 Bulan Kelas : -

SKABIES

I. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang

termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat

dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit skabies sering disebut kutu badan.

Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan

sebaliknya.

Skabies mudah menyebar baik secara langsung atau melalui sentuhan langsung dengan

penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang

pernah dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau sarcoptesnya.

Skabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti disela-sela jari, siku, selangkangan.

II. Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili

Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Secara morfologik merupakan

tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini

transient, berwarna putih, kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330

– 450 mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x

150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai

alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan

pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan

alat perekat.

Gambar : Sarcoptes scabiei Jantan & Betina

RM.04.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

III. Patogenesis

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas

kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali

oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum

korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir

sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup

sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva

yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga

keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina,

dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa

memerlukan waktu antara 8 – 12 hari.

RM.05.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 – 4 hari, kemudian larva meninggalkan

terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang

akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan

tungau jantan mati setelah kopulasi.

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita

sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit

yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan

oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan

setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,

vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi

sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau

IV. Cara Penularan

Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak langsung.

Yang paling sering adalah kontak langsung yang saling bersentuhan atau dapat pula melalui

alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan

melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang yang sehat.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan, atau

apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang relative sempit.

Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama di

RM.06.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan

pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas.

V. Klasifikasi skabies

Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga

dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya

sehingga

sangat sukar ditemukan.

2. Skabies incognito.

Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda

klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito

sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip

penyakit lain.

3. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat

didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul

sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari

satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan

sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies

manusia

yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya

terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha,

perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini

bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang

tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

5. Skabies Norwegia.

RM.07.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama

generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang

berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku.

Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi

bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).

Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal

membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak.

Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher,

telapak

tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga

terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.

7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat

menderita skabies yang lesinya terbatas.

VI. Diagnosa Skabies

Gambaran Klinis Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes

scabiei sangat bervariasi. Meskipun demikian kita dapat menemukan gambaran klinis berupa

keluhan subjektif dan objektif yang spesifik. Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign yaitu:

a. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau

ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga

biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

perkampungan yang padat penduduknya, serta kehidupan di pondok pesantren, sebagian

besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan

hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, tetapi tidak memberikan gejala.

Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang bewarna putih keabu-

abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang satu cm, pada ujung

RM.08.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya

menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain).

d. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik dapat ditemukan satu atau lebih

stadium hidup tungau ini

Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian

luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna

(pria). Pada orang dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita

imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi diseluruh permukaan kulit.

Gambar predileksi scabies

VII. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk diagnosa skabies dilakukan dengan cara:

Membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan

yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena

sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk

melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10 persen selanjutnya hasil kerokan tersebut

diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali. Cara lain adalah dengan

meneteskan minyak immesi pada lesi, dan epidermis diatasnya dikerok secara perlahan-

lahan.

RM.09.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

Burrow ink test: Pemeriksaan menggunakan tinta/pewarna, yaitu dengan cara

papul/vesikel yang dicurigai diolesi pewarna kemudian dicuci dengan pelarutnya sehingga

terlihat alur berisi tinta.

Epidermal shave biopsi : papul atau terowongan diangkat menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk lalu diiris menggunakan skalpel sejajar dengan permukaan kulit, biopsi dilakukan

sangat superfisial sehingga perdarahan tidak terjadi dan tida diperlukan anestesi

Uji tetrasiklin : tetrasiklin dioleskan pada tempat yang dicurigai kemudian dibersihkan dan

diperiksa dengan menggunakan lampu wood, tetrasiklin dalam terowongan akan

menunjukan fluoresensi berwarna kuning.

VIII. Diagnosis banding

Dermatitis atopik; adanya riwayat atopik pada keluarga. Biasanya gatal, erupsi

vesikopapular predominan pada fleksor. Tapi tidak ditemukan terowongan.

Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler

dengan tanda khas ditemukan punctum.

Prurigo; papul multipel gatal. Biasanya pada bagian ekstensor ekstremitas. Tidak tampak

terowongan.

.

IX. Terapi

Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya.

Secara Umum

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara penularanya

Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular.

Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan tempat tinggal

Mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan dengan bilasan terakhir menggunakan air

panas

Menjemur bantal, kasur dan guling secara rutin.

Bila gatal sebaiknya dihindari untuk menggaruk karena dapat menyebabkan luka dan resiko

terkena infeksi

Menjelaskan pentingnya mengobati keluarga yang menderita keluhan serupa.

RM.010.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

Secara Khusus

Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan topikal scabies yaitu:

Permetrin.

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah

pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia

kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam

kemudian dicuci bersih

Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering

terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

Sulfur.

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan.

Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari

selama 3 malam.

Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 – 3

bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3 hari.

Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).

Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap

semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di

bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian

cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.

Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai

antiskabies dan antigatal.

Pengobatan sistemik

AntiHistamin (sedatif / non sedatif)

Sedatif: diphenhydramine

Non Sedatif: loratadine, cetirizine

Antibiotik (Amoxicillin 3x 500mg, ampisilin 3x 500mg, cefadroxil 2x 500mg, eritromisin

4x500mg)

Antihelmentic:  ivermectin (200 µg/kg /PO single dose dan diulang 2 minggu kemudian)

RM.011.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINNO.RM : 0025 – 15-22

X. Prognosis.

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan

menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat di berantas dan memberikan prognosis

yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta:

FKUI; 2005. 119-22

2. Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED: 3 jilid :

1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

3. Anonim.2007Skabies(kulitgatal biknsebel).http://www.cakmoki86.wordpress.com

4. Anonim. 2008. Skabies. http://www.medlinuk.blogspot.com

5. Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

(http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html).

6. Handoko,Ronny P.2008.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.ED: V FKUI

7. Wolff, Klaus et al. Fitzpatrics: Color Atlas And Synopsis of Clinical Dermatologi 8th ed.

New York: Mc Graw Hill.2013.

RM.012.