SASARAN BELAJAR fix banget.docx

43
Daftar Isi Skenario…………………………………………………………………………..2 Kata Sulit…………………………………………………………………………3 Pertanyaan dan Jawaban………………………………………………………….4 Hipotesis………………………………………………………………………….5 LO.1. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia. …………………………………....7 LI.1. Definisi Hipoksia. ……………………………………………………7 LI.2. Jenis-Jenis Hipoksia. …………………………………………………7 LI.3. Mekanisme Hipoksia. ……………………………………………..….8 LI.4. Faktor Resiko & Penyebab Hipoksia. ………………………………..9 LI.5. Dampak & Gejala Hipoksia. …………………………………………9 LI.6. Pencegahan dan Penanganan Hipoksia. …………………………….13 LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen Dalam Sel. ……………...15 LI.1. Definisi dan Fungsi Oksigen. ……………………………………….15 LI.2. Metabolisme Oksigen Dalam Sel. …………………………………..23 LI.3. Reaksi Redoks Oksigen Dalam Sel. ……………………….……. ….24 LO.3. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin. …………………….25 LI.1. Definisi dan Struktur Hemoglobin. ………………………………… 25 LI.2. Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin. ……………………………..25 LI.3. Peran Hemoglobin di dalam Tubuh………………………………….26 LI.4. Mekanisme Hemoglobin dalam Respirasi …………………………..26 LO.4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Menjaga Kesehatan…………………………………………………………………27 Daftar Pustaka……………………………………………………………………30 1

Transcript of SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Page 1: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Daftar Isi

Skenario…………………………………………………………………………..2

Kata Sulit…………………………………………………………………………3

Pertanyaan dan Jawaban………………………………………………………….4

Hipotesis………………………………………………………………………….5

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia.…………………………………....7LI.1. Definisi Hipoksia. ……………………………………………………7LI.2. Jenis-Jenis Hipoksia. …………………………………………………7LI.3. Mekanisme Hipoksia. ……………………………………………..….8LI.4. Faktor Resiko & Penyebab Hipoksia. ………………………………..9LI.5. Dampak & Gejala Hipoksia. …………………………………………9LI.6. Pencegahan dan Penanganan Hipoksia. …………………………….13

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen Dalam Sel. ……………...15LI.1. Definisi dan Fungsi Oksigen. ……………………………………….15LI.2. Metabolisme Oksigen Dalam Sel. …………………………………..23LI.3. Reaksi Redoks Oksigen Dalam Sel. ……………………….…….….24

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin. …………………….25LI.1. Definisi dan Struktur Hemoglobin. …………………………………25LI.2. Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin. ……………………………..25LI.3. Peran Hemoglobin di dalam Tubuh………………………………….26LI.4. Mekanisme Hemoglobin dalam Respirasi …………………………..26

LO.4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Menjaga Kesehatan…………………………………………………………………27Daftar Pustaka……………………………………………………………………30

1

Page 2: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Skenario

Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam

Anto, 19 tahun adalah anggota muda pecinta alam sebuah

Universitas di Jakarta. Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan tehnik

mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh Instruktur, bahwa untuk

mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi

kesehatan yang prima. Disamping itu untuk mendaki gunung

diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen

yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas

permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi

kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Untuk

itu diperlukan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia

seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian

sel.

2

Page 3: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Kata Sulit

a) Hipoksia : kekurangan oksigen dalam tubuh.

b) Hipoksia seluler : penurunan suplay oksigen dalam jaringan

sampai dibawah tingkat fisiologis meskipn perfusi jaringan

oleh darah memadai.

c) Sesak nafas : kondisi dimana paru-paru kekurangan oksigen /

kesulitan bernafas.

d) Kelelahan otot : suatu keadaan yang terjadi setelah kontrkasi

otot kuat yag lama serta berkurangnya respon terhadap

stimulasi yang lama dimana otot tidak mampu berkontraksi

dalam jangka waktu tertentu.

e) Sungkup oksigen : alat bantu nafas yang berisikan oksigen.

f) Kematian sel : ketidakmampuan sel untuk mempertahankan

membran.

g) Prima : keadaan yang baik atau sehat.

h) adaptasi : penyesuaian terhadap lingkungan.

3

Page 4: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Pertanyaan

1. Jelaskan mekanisme pengikatan oksigen oleh hemoglobin!

2. Apa penyebab dan dampak hipoksia bagi tubuh?

3. Apa faktor-faktor resiko yang menyebabkan hipoksia?

4. Bagaimana cara mencegah hipoksia?

5. Bagaimana mekanisme kematian sel?

6. Bagaimana mekanisme tubuh beradaptasi pada kondisi

hipoksia?

7. Apakah usia seseorang mempengaruhi hipoksia?

8. Mengapa seiring ketinggian tempat, tekanan oksigen semakin

berkurang?

9. Apa contoh gejala-gejala hipoksia?

10. Apa jenis-jenis hipoksia?

11. Bagaimana cara menjaga kesehatan agar tetap prima dalam

pandangan islam?

Jawaban Hasil Brainstorming

1. Hemoglobin mengikat oksigen menjadi oksihemoglobin dibawa

ke seluruh tubuh melalui peredaran darah

2. Terjadi kematian sel dalam organ, menurunnya fungsi organ

tubuh, inflamasi jaringan (alzeimer, jantung dan otak)

3. Faktor-faktor resiko : oksigen paru yang tidak memadai karena

keadaan ekstrimsip(lingkungan/faktor luar), gaya hidup seperti

kebiasaan merokok dapat mempengaruhi status oksigen

seseorang, usia, kelainan/penyakit bawaan

4. Cara mencegah: perhatikan batas ketinggian dan kondisi tubuh,

latihan fisik, bawa sungkup oksigen

4

Page 5: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

5. O2 berkurang berkurangnya ATP energi berkurang

kematian sel

6. Penonaktifan anabolisme, penonaktifan metabolisme aerob,

pengaktifan metabolisme anaerob

7. Berpengaruh, karena semakin bertambah usia sistem respirasi

mengalami penurunan fungsi

8. Suhu berpengaruh pada oksigen, gravitasi berpengaruh pada

oksigen

9. Gejala-gejala : sesak nafas, pusing, lelah, penurunan fungsi

tubuh, kuku dan kulit memucat dll.

10. Jenis-jenis : anemik, stagnan, histosik, iskemik

11. Cara menjaga kesehatan : mawas diri dan menjaga pola

makan(porsi) tidak boleh berlebihan.

Hipotesis

Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen dalam

tubuh yang disebabkan oleh adanya faktor internal dan

eksternal yang akan berdampak pada penurunan fungsi organ

dan kemungkinan akan terjadinya kematian sel. Hipoksia

memiliki beberapa jenis, yaitu : hipoksia hipoksik, hipoksia anemik,

hipoksia stagnan atau isekemik, dan hipoksia histotosik. Beberapa gejalanya

adalah sesak nafas, pusing, lelah, penurunan fungsi tubuh,

memucatnya kuku dan kulit. Yang dapat dicegah dengan

perhatikan batas ketinggian pada saat mendaki gunung dan

kondisi tubuh, latihan fisik, bawa sungkup oksigen. Dalam

islam pun kita disarankan untuk mawas diri dan menjaga pola

makan(porsi) tidak boleh berlebihan.

5

Page 6: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

SASARAN BELAJAR

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia.LI.1. Definisi Hipoksia.LI.2. Jenis-Jenis Hipoksia.LI.3. Mekanisme Hipoksia.LI.4. Faktor Resiko & Penyebab Hipoksia.LI.5. Dampak & Gejala Hipoksia.LI.6. Pencegahan dan Penanganan Hipoksia.

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen Dalam Sel.LI.1. Definisi dan Fungsi Oksigen.LI.2. Metabolisme Oksigen Dalam Sel.L!.3. Reaksi Redoks Oksigen Dalam Sel.

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin.LI.1. Definisi dan Struktur Hemoglobin.LI.2. Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin.LI.3. Peran Hemoglobin di dalam TubuhLI.4. Mekanisme Hemoglobin dalam Respirasi

LO.4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Menjaga Kesehatan.

6

Page 7: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

7

Page 8: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Pembahasan

LO.1. Memahami dan Menjelaskan HipoksiaLI.1. Definisi Hipoksia

Hipoksia adalah keadaan tubuh kekurangan oksigen untuk menjamin keperluan hidupnya. Dengan menipisnya udara pada ketinggian, maka tekanan parsiil oksigen dalam udara menurun atau mengecil. Mengecilnya tekanan parsiil oksigen dalam udara pernapasan akan berakibat terjadinya hipoksia (Dr. H. Sukotjo Danusastro, DSKP, MBA-Aspek Aerofisiologi dalam Penerbangan)

Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat fisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai (kamus Dorland)

Hipoksia adalah kekurangan oksigen ditingkat jaringan. (W.F Ganong-Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)

LI.2. Jenis-Jenis Hipoksia

Secara umum, hipoksia terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :1. Hipoksia Hipoksik

Hipoksia hipoksik merupakan keadaan hipoksia yang disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah, dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran pernapasanmasalah pada individu normal pada daerah ketinggian dan merupakan penyulit pada pneumonia serta penyakit pernafasan lain.

2. Hipoksia AnemikHipoksia Anemik merupakan hipoksia yang terjadi karena berkurangnya kemampuan darah mentransport O2, bisa karena kurang sel darah merah (penurunan hematokrit), penurunan Hb, atau karena keracunan CO (CO punya afinitas kuat terhadap Hb. Contohnya pada anemia. Penderita anemia dapat mengalami kesulitan yang cukup besar sewaktu melakukan aktivitas fisik karena adanya keterbatasan kemampuan untuk meningkatkan pengangkutan O2 ke jaringan yang aktif.

3. Hipoksia Stagnan atau IsekemikHipoksia Stagnan atau Isekemik adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawa oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi aliran darah ke kapiler meskipun PO2 arterinya tetap konstan atau konsentrasi hemoglobin normal. Hipoksia ini ditandai oligemia jaringan atau aliran darah ke jaringan sangat rendah, mengakibatkan gangguan arteriolar dan vasokonstriksi, ginjal dan jantung saat terjadi syok, hati dan otak mungkin mengalami kerusakan akibat hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif.

4. Hipoksia HistotosikHipoksia histotosik merupakan hipoksia yang terjadi apabila jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan memadai , namun oleh karena kerja suatu agen

8

Page 9: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

toxic, yang disebabkan oleh hambatan oksidasi jaringan paling sering disebabkan oleh keracunan sianida. Sianida menghambat sitokrom oksidase dan mungkin beberapa enzim lainnya, maka sel jaringan tidak mampu menggunakan oksigen yang tersedia.

Menurut David J Pierson, adanya jenis hipoksia lain, yaitu:1. Hipoksia Afinitas Oksigen

Hipoksia akibat berkurangnya kemampuan hemoglobin untuk melepas oksigen.

Berdasarkan tingkatnya, hipoksia terbagi menjadi 2, yaitu :1. Hipoksia Fulminan

Hipoksia ini terjadi dimana pernafasan menjadi sangat cepat dikarenakan paru-paru menghirup udara tanpa adanya oksigen.Biasanya orang yang mengalami ini akan pingsan setelah beberapa saat kemudian.

2. Hipoksia AkutHipoksia ini terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya terjadi pada seorang pendaki gunung yang tiba-tiba panik takkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih akan tergantikan oleh gas beracun, dan akhirnya paru-paru tidak sanggup untuk menyaring udara tersebut kemudian mengalami jatuh pingsan mendadak.

LI.3. Faktor Resiko & Penyebab Hipoksia

Faktor Resiko : Internal :a. Ekslampsia,b. Toxemia,c. Hipertensi,d. Anemia,e. Pneumonia (radang paru),f. Isoimunisasi (infeksi anemia, diabetes melitus),g. Trauma fisik pada ibu hamil yang mengakibatkan syok,h. Usia yang menua,i. Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat mempengaruhi status oksigenasi

seseorang.

Eksternal :a. Keracunan karbon monoksida (CO),b. Gravitasi pada ketinggian tertentu (seperti saat mendaki gunung, atau saat

penerbangan di atas pesawat),c. Terhirupnya asap pada saat terjadinya kebakaran.

Penyebab :a. O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ektrinsik,b. Shunt vena ke arteri,c. Transport dan pelepasan oksigen yang tidak memadai,d. Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan disebabkan

keracunan enzim sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vit.B,

9

Page 10: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

e. Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen.

f. Menurunnya volume darah yang bersirkulasi,g. Terjeratnya leher,h. Paparan terhadap dingin.

LI.4. Dampak & Gejala Hipoksia

Dampak Hipoksia :a. Kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi, bernapas,b. Bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya

meninggal. hal ini tergantung pada ketinggian dan kondisi pasien,c. Kematian sel,d. Terjadi perubahan pada sistem saraf,e. Gangguan judgement.

Gejala Hipoksia :a. Penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya,b. Keringat dingin, mengantuk, kelelahan, pusing, terlalu bahagia, mual,

muntah,c. Denyut nadi yang meningkat, dan tekanan darah yang tinggi,

meningkatnya frekuensi napas,d. Sianosis (perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput

lendir), yang dibagi menjadi 2, yaitu : Sianosis Perifer, terlihat pada kuku dan mengarah pada hipoksia

stagnant. Sianosis Sentral, terlihat pada selaput lendir seperti ujung lidah, bibir,

dan cuping telinga (bagian kulitnya sangat tipis).

LI.5. Pencegahan & Penanganan Hipoksia

Pencegahan Hipoksia :a. Menjaga stamina tubuh,b. Rutin dalam berolahraga,c. Menjaga pola makan,

Penanganan Hipoksia :a. Terapi Oksigen

Tujuannya mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik. Keuntungan mengurangi sesak nafas, dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas dan dapat memperbaiki kualitas hidup. Tata cara :

Meletakkan kepala pasien di dalam suatu “tenda” yang berisi udara dengan oksigen yang kuat.

Pasien bernapas dengan oksigen murniatau oksigen dengan konsentrasi tinggi dari sebuah masker.

Pemberian oksigen dengan pipa intranasalTerapi oksigen mempunyai efek yang baik bagi aliran darah dan

kelangsungan hidup jaringan yang terkena gangguan kekurangan oksigen.

10

Page 11: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen. Indikasi Pemberian Terapi Oksigen adalah :

Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah,

Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,

Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian oksigen dindikasikan kepada klien dengan gejala : Klien dengan keadaan tidak sadar, Sianosis, Hipovolemia, Perdarahan, Anemia berat, Keracunan gas karbondioksida, Asidosis, Selama dan sesudah pembedahan

Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini : Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus).

Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:· PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%· PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale, polisitemia (hematokrit >56%)

Pemberian secara berselang. Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:· Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%· Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi seperti hipertensi pulmoner.somnolen dan aritmia.

Metode Terapi Oksigen. Dapat dibagi menjadi 2 tehnik, yaitu : Sistem Aliran Darah Rendah

Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.Contoh sistem aliran rendah adalah :

11

Page 12: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

1. Kateter NasalMerupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan

oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.- Keuntungan

Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.

- KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih

dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat

 2. Kanula Nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.- Keuntungan

Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.

- KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari

44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.

3. Sungkup Muka SederhanaMerupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang

seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.- Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

- KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari

40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

 

4. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing

12

Page 13: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt- Keuntungan

Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir

- KerugianTidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika

aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

5. Sungkup Muka dengan Kantong Non RebreathingTeknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen

mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi- Keuntungan :

Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

- KerugianKantong oksigen bisa terlipat.

Sistem Aliran TinggiTeknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak

dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.

Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.- Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2

- KerugianTidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika

aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

 

Bahaya Pemberian OksigenPemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi

tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :1. Kebakaran

13

Page 14: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.

2. Depresi VentilasiPemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.

3. Keracunan OksigenDapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.

Terapi Oksigen HiperbarikSuatu bentuk terapi dengan memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam suatu hyperbaric chamber yaitu ruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfir normal. 

Pemberian AsetozolamidObat ini menghambat karbonat anhidrase menyebabkan peningkatan ekresi HCO3 di urin merangsang pernapasan, meningkatkan PCO2 dan mengurangi pembentukan cairan serebrospinal.

Dalam kondisi mendaki gunung :- Turun segera, dengan turun segara dapat menyembuhkan

gejala dalam beberapa jam, namun misi naik gunung dapat tertunda.

- Istirahat di ketinggian yang sama, diharapkan terjadinya proses aklimatisasi (penyesuain ketersediaan oksigen yang menurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

LI.6. Mekanisme Hipoksia

Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat anorganik terbentuk sehingga menurunkan Ph intrasel. Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml oksigen per menit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas. Jaringan akan mengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah

14

Page 15: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

ventilasi spontan berhenti. Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:1. Hipoksemia arteri.2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa

adanya hipoksemia arteri, dan 3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan

Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik untuk menyediakan energi yang cukup untuk metabolisme. Apabila ada ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan, menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu dan mengakibatkan kematian sel.

Hipoksia dapat terjadi melalui berbagai mekanisme, diantaranya :- Hipoksia anemik,- Intoksikasi karbon monoksida (CO),- Hipoksia respiratorik,- Hipoksia sekunder akibat ketinggian.

Hipoksia sekunder akibat pirau kanan ke kiri (right-to-left shunting) ekstrapulmoner :- Hipoksia sirkulatoris,- Hipoksia yang spesifik organ,- Peningkatan kebutuhan oksigen.

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen Dalam SelLI.1. Definisi dan Fungsi Oksigen

Oksigen adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang mengisi 20% dari udara yang kita hirup (dan setidaknya setengah dari berat

15

Page 16: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

seluruh kerak bumi yang padat). Oksigen bergabung dengan sebagian besar unsur-unsur lain untuk membentuk oksida. Oksigen sangat penting untuk manusia, hewan dan tumbuhan.Rumus dari gas oksigen adalah: O2 Fungsi Oksigen:

a. Oksigen memiliki peranan yang sangat penting dalam semua proses di dalam tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh mengalami kemunduran bahkan sampai kematian. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional, bila terjadi gangguan pada salah satu sistem respirasi atau sumbatan pada saluran pernapasan maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.

b. Otak merupakan organ yang sangat membutuhkan oksigen jika otak kekurangan oksigen lebih dari 5 menit maka sel otak akan mengalami kerusakan permanen. Selain otak Oksigen juga sangat dibutuhkan untuk kelangsungan metabolisme. Oksigen merupakan komponen yang sangat penting dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP).Jadi, oksigen berperan penting sebagai pembangkit energy pada tubuh.

c. Oksigen berperan pada proses metabolisme tubuh yang pada akhirnya akan menghasilkan energy berupa ATP melalui proses respirasi sel. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan berbagai aktivitas di dalam tubuh. Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara optimal, maka mitokondria akan memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP.

LI.2. Metabolisme Sel Oksigen Dalam Sel

Metabolisme aerob berperan dalam pembakaran nutrien dan membentuk energi. Proses ini menggunakan oksigen (O2) dan menghasilkan karbodioksida (CO2). Sistem sirkulasi berperan mengantarkan O2 dan nutrien ke jaringan tubuh dan kemudian mengambil CO2 yang terbentuk. Peran ganda dari sistem sirkulasi dalam hal transportasi oksigen dan karbondioksida disebut sebagai fungsi respirasi darah. Sistem transportasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sitem kardiovaskular.

Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990). Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin.Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias masuk

16

Page 17: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

ke dalam jaringan. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat dibagi menjadi 2:

1. 1,5% O2 terlarut di plasma2. 98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin

Jumlah maksimum oksigen yang dapat bergabung dengan hemoglobin darah, untuk orang normal mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam setiap 100 mililiter darah dan tiap gram hemoglobin dapat berikatan dengan maksimal 1.34 mililiter oksigen (1.39 mililiter bila hemoglobin secar kimiawi bersifat murni, tetapi ini dikurangi dengan yang tidak murni seperti methemoglobin). Sedangkan jumlah total oksigen yang terikat dengan hemoglobin di dalam darah arteri normal, dengan kejenuhan normal 97 persen, adalah kira-kira 19.4 mililiter tiap 100 mililiter darah. Waktu melewati kapiler jaringan, jumlah ini berkurang, rata-rata menjadi 14.4 mililiter (PO2, 40 mmHg, hemoglobin tersaturasi 75%), dengan demikian pada keadaan normal, kira-kira 5 mililiter oksigen ditranpor kejaringan oleh setiap 100 mililiter darah.

Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2 akan ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2 selain PO2 adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.Transpor oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi, yaitu pertukaran gas antara atmosfir dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan darah, transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas antara darah dan sel.

Normalnya, sekitar 97% oksigen ditranspor dari paru-paru ke jaringan terikat dengan hemoglobin dan sisanya 3% terlarut dalam plasma. Untuk memonitor oksegenasi dalam jaringan digunakan beberapa parameter seperti oxygen delevery (DO2), oxygen Content ( CaO2) , tekanan parsial oksigen, saturasi oksigen, dan oxygen consumption (VO2). Terapi oksigen harus segera diberikan pada keadaan-keadaan hipoksemia atau yang dicurigai hipoksemia, Evaluasi terapi oksigen dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi sistem kardiopulmoner dan analisa gas darah (J Med Nus. 2006;26 : 134-140). Transpor O2 dari paru ke jaringan diuraikan menjadi 4 parameter, yaitu:

1. Konsentrasi O2 di dalam darah2. Kecepatan pengantaran/pengiriman (delivery) O2 di darah arteri3. Kecepatan pengambilan (uptake) O2 dari kapiler darah ke jaringan4. Fraksi O2 di kapiler darah yang masuk ke jaringan.

Oksigen tidak mudah larut di dalam air. Sekitar 93% plasma adalah air sehingga untuk memudahkan oksigenisasi darah diperlukan molekul khusus pengikat oksigen, yaitu hemoglobin. Konsentrasi oksigen (O2) dalam darah, juga disebut kandungan O2 (O2 content), merupakan gabungan O2 yang terikat pada hemoglobin dan O2 yang terlarut dalam plasma.

17

Page 18: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Konsentrasi O2 yang terikat pada hemoglobin (HbO2) ditentukan oleh variabel pada persamaan –> HbO2 = 1.34 x Hb x SO2

Hb adalah konsentrasi hemoglobin dalam darah dan biasa dinyatakan dalam gram per 100 militer (g/dL). Angka 1,34 adalah kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin. (dinyatakan dalam mL O2 per gram Hb). SO2 adalah rasio hemoglobin yang mengikat oksigen terhadap jumlah total hemoglobin dalam darah (SO2 = HbO2/total Hb), juga disebut saturasi O2 dari hemoglobin. HbO2 dinyatakan dengan satuan yang sama dengan Hb (g/dL).Mekanisme transport oksigen terdiri dari tiga tahap :

1. Sistem pernapasan yang membawa O2 udara sampi alveoli, kemudian difusi masuk ke dalam darah.

2. Sistem sirkulasi yang membawa darah berisi O2 kejaringan.3. Sistem O2-Hb dalam eritrosit dan transpor ke jaringan.

Berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin:

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah:

Kc = [HbO2] / [Hb][O2]

Pada ketinggian 3 km, tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada permukaan laut tekanan parsial gas oksigen sebesar 0,2 atm.

Gangguan oksigenasi menyebabkan berkurangnya oksigen di dalam darah (hipoksia semia) yang selanjutnya akan menyebabkan berkurangnya oksigen di jaringan (hipoksia). Pada perdarahan dan syok terjadi gabungan hipoksia stagnan dan anemik.

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul

yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.Contoh : fotosintesis (asimilasi C)

energi cahaya6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02

klorofil glukosa(energi kimia)

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien.

18

Page 19: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.

2. Katabolisme (Dissimilasi), yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.Contoh:

enzimC6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal. energi kimia

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.

Proses respirasi sel:

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi (gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.2. Daur Krebs.3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolisis:

Peristiwa perubahan :Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.

Jadi, Hasilnya: 2 Asam piruvat 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi

tinggi. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):

19

Page 20: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs

3. Rantai Transpor Elektron Respiratori

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2

NADH 2 ATP2. Siklus Krebs:

2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP

2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH23. Rantai trsnspor elektron respirator:

10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20

20

Page 21: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

30 ATP2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20

4 ATPTotal

38 ATP

Proses fermentasi:

Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energienzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).

enzimC6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.

2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD piruvat

dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

Proses Glikogenesis:

Proses biosintesis glikogen dari glukosa yang selanjutnya disimpan dalam hati.

21

Page 22: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Prosesnya:

Proses Glikogenolisis:

Perubahan glikogen yang ada dalam sel menjadi glukosa.

Prosesmya:

Proses metabolisme O2

Sistem transport O2 dapat dibagi menjadi 2:1. 1,5% O2 terlarut di plasma2. 98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin

Jumlah maksimum oksigen yang dapat bergabung dengan hemoglobin darah, untukorang normal mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam setiap 100 mililiter darah dantiap gram hemoglobin dapat berikatan dengan maksimal 1.34 mililiter oksigen (1.39 mililiterbila hemoglobin secar kimiawi bersifat murni, tetapi ini dikurangi dengan yang tidak murniseperti methemoglobin).

22

Page 23: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Sedangkan jumlah total oksigen yang terikat dengan hemoglobin didalam darah arteri normal, dengan kejenuhan normal 97 persen, adalah kira-kira 19.4mililiter tiap 100 mililiter darah. Waktu melewati kapiler jaringan, jumlah ini berkurang, rata-rata menjadi 14.4 mililiter (PO2, 40 mmHg, hemoglobin tersaturasi 75%), dengan demikianpada keadaan normal, kira-kira 5 mililiter oksigen ditranpor kejaringan oleh setiap 100mililiter darah.

Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2 akanditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2 selain PO2adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.Transpor oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi, yaitu pertukaran gas antara atmosfir dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan darah, transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas antara darah dan sel.

Normalnya, sekitar 97% oksigen ditranspor dari paru-paru ke jaringan terikat dengan hemoglobin dan sisanya 3% terlarut dalam plasma. Untuk memonitor oksegenasi dalam jaringan digunakan beberapa parameter seperti oxygen delevery (DO2), oxygen Content (CaO2) , tekanan parsial oksigen, saturasi oksigen, dan oxygen consumption (VO2). Terapioksigen harus segera diberikan pada keadaan-keadaan hipoksemia atau yang dicurigaihipoksemia, Evaluasi terapi oksigen dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi sistem kardiopulmoner dan analisa gas darah

(J Med Nus. 2006;26 : 134-140)

Transpor O2 dariparu ke jaringan diuraikan menjadi 4parameter, yaitu:1. Konsentrasi O2 di dalam darah2. Kecepatan pengantaran/pengiriman (delivery) O2 di darah arteri3. Kecepatan pengambilan (uptake) O2 dari kapiler darah ke jaringan4. Fraksi O2 di kapiler darah yang masuk ke jaringan.

Oksigen tidak mudah larut di dalam air. Sekitar 93% plasma adalah air sehingga untukmemudahkan oksigenisasi darah diperlukan molekul khusus pengikat oksigen, yaituhemoglobin. Konsentrasi oksigen (O2) dalam darah, juga disebut kandungan O2 (O2content), merupakan gabungan O2 yang terikat pada hemoglobin dan O2 yang terlarutdalam plasma.Konsentrasi O2 yang terikat pada hemoglobin (HbO2) ditentukan oleh variabel padapersamaan –> HbO2 = 1.34 x Hbx SO2Hb adalah konsentrasi hemoglobin dalam darah dan biasa dinyatakan dalam gram per100 militer (g/dL). Angka 1,34 adalah kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin.(dinyatakan dalam mL O2 per gram Hb). SO2 adalah rasio hemoglobin yang mengikatoksigen terhadap jumlah total hemoglobin dalam darah (SO2 = HbO2/total Hb), juga disebutsaturasi O2 dari hemoglobin. HbO2 dinyatakan dengan satuan yang sama dengan Hb (g/dL).

Mekanisme transport oksigen terdiri dari tiga tahap:

1. Sistem pernapasan yang membawa O2 udara sampi alveoli, kemudian

23

Page 24: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

difusi masuk ke dalam darah.2. Sistem sirkulasi yang membawa darah berisi O2 kejaringan.3. Sistem O2-Hb dalam eritrosit dan transpor ke jaringan.

Berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin:

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

LI.3. Reaksi Redoks Oksigen Dalam Sel

Oksidasi adalah proses pengeluaran elektron,sedangkan reduksi adalah proses penambahan elektron.oksidasi selalu di tandai dengan reduksi akseptor elektron.oksigen dapat bergabung dengan beberapa zat di bantu oleh enzim oksigenase.oksigen,dapat bereaksi dengan hampir semua unsur membentuk senyawa oksida.contohnya saat oksigen bereaksi dengan besi,makan akan terbentuk karat yang tersusun atas Fe2O3.dan dapat kembali menjadi besi dengan cara reduksi.oksigen juga dapat bereaksi dengan molekul-molekul,contohnya saat oksigen bereaksi dengan molekul yang mengandung gugus H dan C,yang hasilnya akan membentuk H2O dan CO2.enzim yang berperan dalam reaksi redoks disebut oksireduktase,dan oksireduktase ini di bagi menjadi:-oksidase-dehidrogenase-hidroperoksidase-oksigenase

24

Page 25: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

LO.3. Memahami dan Penjelaskan Peranan HemoglobinLI.1. Definisi dan Struktur Hemoglobin

Definisi HemoglobinHemoglobin merupakan zat protein yang ditemukan pada sel darah merah yang memberi merah pada darah. Hemoglobin terdiri dari zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Batasan normal hemoglobin pada pria dewasa adalah 13,5-17 gr/dl, sedangkan pada wanita dewasa 12-15 gr/dl. Hemoglobin berperan dalam memelihara fungsi transpor oksigen dari paru-paru ke jaringan. Hemoglobin mengambil oksigen di paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar , mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

Struktur HemoglobinHemoglobin mengandung empat subunit: dua rantai-α dan rantai-β. Walaupun urutan asam amino berbeda, struktur tiga dimensi rantai-α dan rantai-β hemoglobin serupa satu sama lain dan serupa dengan lantai polipeptida tunggal dari mioglobin. Rantai-α hemoglobin memiliki 141 residu asam amino, sedangkan rantai-β memiliki 146 residu asam amino. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula yang menjadikan darah kita berwarna merah.

HB02 adalah oksihemoglobin yg membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termaksud otak.

25

Page 26: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Sumber : Marks et al, 1996, Biokimia Kedokteran Dasar :Sebuah Pendekatan Klinik, hal. 86. EGC. Jakarta

LI.2. Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin

Keadaan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin:

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

Reaksi pengikatan O2 terjadi secara bertahap:

1. Hb + O2 = HbO2

2. Hb02 + 02 = Hb(O2)2

3. Hb02 + 02 = Hb(O2)3

4. HbO3 + 02= Hb(O2)4

Reaksi keseluruhan:

Hb + 4O2 → Hb(O2)4

HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah:

Kesetimbangan akan bergeser ke kiri

Berdasarkan azas Le-Chatelier, dengan berkurangnya gas oksigen berati kesetimbangan akan bergeser ke kiri, dan berakibat kadar HbO2 di dalam darah menurun. Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai oksigen ke seluruh jaringan akan berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya rasa mual dan pusing, serta perasaan tidak nyaman pada tubuh.

Kondisi tersebut akan mengakibatkan tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi hemoglobin sebanyak-banyaknya. Dengan meningkatnya konsentrasi hemoglobin akan menggeser kembali kesetimbangan ke kanan dan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula. Penyesuaian ini berlangsung kurang lebih 2-3 minggu.

Dari penelitian, diketahui bahwa kadar hemoglobin rata-rata penduduk yang bertempat tinggal di dataran tinggi akan memiliki hemoglobin lebih tinggi daripada penduduk yang bertempat tinggal di dataran rendah.

26

Kc = [HbO2][Hb ][O2]

Page 27: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

LI.3. Peran Hemoglobin di dalam Tubuh

Selain berperan dalam transportasi oksigen, hemoglobin juga berperan sebagai molekular transduser panas melalui siklus oksigenasi- deoksigenasi. Hemoglobin juga adalah modulator metabolisme eritrosit dan oksidasi hemoglobin merupakan petanda proses penuaan hemoglobin. Pada penderita malaria, hemoglobin mempunyai implikasi resistensi genetik. Aktivitas enzimatik hemoglobin mempunyai peranan dalam interaksi dengan obat, selain ia juga merupakan sumber katabolit fisiologi yang aktif (Giardina et al., 1995). Penurunan jumlah hemoglobin dalam darah dapat menimbulkan gangguan pada fungsi-fungsi di atas.

Uptake oksigen maksimum (VO2 max), kadar hemoglobin dan volume darah di dalam tubuh adalah saling berkait. Jika volume darah dalam keadaan tidak berubah, penurunan konsentrasi hemoglobin akan menyebabkan penurunan nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max), manakala, jika konsentrasi hemoglobin meningkat, uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut meningkat. Apabila kadar hemoglobin tidak berubah, tetapi volume darah bertambah, nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut bertambah dan jika volume darah berkurang, nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut berkurang. Di sini dapat disimpulkan bahwa uptake oksigen maksimum (VO2 max) sangat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin dan volume darah (Gledhill et al., 1999).

LI.4. Mekanisme Hemoglobin dalam Respirasi

Hemoglobin mengikat O2 membentuk oksihemoglobin. O2 menempel pada Fe 2+ di heme. Afinitas hemoglobin terhadap O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan konsentrasi 2,3-bifosfogliserat dalam sel darah merah.

2Hb+2O2 2HbO2

Kemudian oksihemoglobin akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuhm akan terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

27

Page 28: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

LO.4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Menjaga Kesehatan

Dua anugerah membuat banyak orang merugi, yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR al-Bukhari). Gunakan dengan baik lima hal sebelum lima yang lain: masa mudamu sebelum engkau tua; sehatmu sebelum engkau sakit; kayamu sebelum engkau jatuh miskin; masa senggangmu sebelum engkau sibuk; hidupmu sebelum engkau mati. (HR al-Hakim)Meski filosofi yang sering dilontarkan dalam agama adalah: “Untuk apa kesehatan?” tidak berarti agama sama sekali tidak berbicara mengenai “Bagaimana hidup sehat?”.

Ada beberapa riwayat Hadis yang mengandung ajaran-ajaran hidup sehat. Misalnya, sabda Rasulullah ?, “Lakukanlah bepergian, maka kalian sehat.” (HR Ahmad). “… dan berpuasalah kalian, maka kalian sehat.” (HR ath-Thabarani). “Orang yang tidur dalam keadaan tangannya berbau lemak, lalu ia terkena sesuatu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR ad-Darimi).

Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam menerapkan pola makan yang sehat. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam memakan kurma dengan mentimun. (HR al-Bukhari dan Muslim). Rasulullah melarang tidur setelah makan (HR Abu Nuaim). Rasulullah menganjurkan mengawali berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air. (HR at-Tirmidzi) Rasulullah memerintahkan makan malam meskipun dengan setelapak kurma. (HR at-Tirmidzi).

Ada beberapa ulama yang secara khusus menulis ajaran kesehatan dalam Islam, misalnya Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam ath-Thibb an-Nabawi. Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam al-آdâb asy-Syar’iyah, secara panjang lebar mengurai pola hidup sehat yang diterapkan oleh Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam Begitu pula asy-Syami dalam kitab sejarah Subulul-Hudâ wa-Rasyad, secara khusus menulis judul “Sejarah Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam Menjaga Kesehatan”. Juga, Imam al-Ghazali dalam Ihyâ’ Ulûmiddin, tidak jarang menyinggung hikmah-hikmah kesehatan yang terdapat dalam ajaran-ajaran Islam.

Pola hidup sehat ada tiga macam: yang pertama, melakukan hal-hal yang berguna untuk kesehatan; yang kedua, menghindari hal-hal yang membahayakan kesehatan; yang ketiga, melakukan hal-hal yang dapat menghilangkan penyakit yang diderita. Semua pola ini dapat ditemukan dalilnya dalam agama, baik secara jelas atau tersirat, secara khusus atau umum, secara medis maupun non medis (rohani).Allah berfirman: AينDفDر GسIمG ال MبDحI ي Aال IهS Dن إ رDفIوا GسI ت AالAو Iوا ب Aر GاشAو Iوا Iل :ArtinyaوAك … makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS al-A’raf [7]: 31)

Menurut mufasir kontemporer, semacam as-Sa’di, ayat tersebut mencakup perintah menjalani pola hidup sehat dalam bentuk melakukan dan menghindari, yakni mengonsumsi makanan yang bermanfaat untuk tubuh, serta meninggalkan pola makan yang membahayakan. Makan dan minum sangat diperlukan untuk kesehatan,

28

Page 29: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

sedangkan berlebih-lebihan harus ditinggalkan untuk menjaga kesehatan.

As-Sa’di juga menganggap larangan Allah dalam QS al-Baqarah: 95, “Walâ tulqû bi-aydîkum ilat-tahlukah (dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan)” merupakan prinsip umum yang bisa juga dijadikan dalil bagi kesehatan. Seorang Muslim dilarang melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya, termasuk di dalamnya adalah mengonsumsi atau melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan.

Tuntunan kesehatan fisik dalam agama tentu saja dibangun di atas pondasi kesehatan rohani, karena ajaran agama bukanlah teori-teori kedokteran. Contoh-contoh yang disebutkan di atas semuanya memiliki landasan moral, tak murni tuntunan medis.

Dalam pandangan agama, kesehatan merupakan kemaslahatan duniawi yang harus dijaga selagi tidak bertentangan dengan kemaslahatan ukhrawi atau kemaslahatan yang lebih besar. Kesehatan, kedokteran dan semacamnya sudah menyangkut kepentingan umum yang dalam pandangan Islam merupakan kewajiban kolektif (fardu kifayah) bagi kaum Muslimin.

Sebagai gejala jasmani murni, sehat dan sakit, boleh dibilang tidak secara langsung berkaitan dengan agama. Dalam pandangan agama, sehat belum tentu lebih baik daripada sakit, begitu pula sebaliknya. Sehat dan sakit merupakan dua kondisi yang sama-sama memiliki potensi untuk mendapat label baik atau buruk. Jika manusia bisa mendapat pahala atau dosa dari kondisi sehatnya, maka ia juga bisa mendapatkan pahala atau dosa dari kondisi sakitnya. Di situlah sebetulnya fokus pandangan agama mengenai sehat dan sakit. Selebihnya dari itu, merupakan pengembangan dari prinsip-prinsip moral seperti telah disebutkan di atas.

Pada dasarnya, agama sangat menganjurkan kesehatan, sebab apa yang bisa dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sehat lebih banyak daripada yang apa yang bisa dilakukannya dalam keadaan sakit. Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah dan membangun peradaban dengan baik, jika faktor fisik berada dalam kondisi yang kondusif. Jadi, kesehatan fisik, secara tidak langsung, merupakan faktor yang cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.

Namun demikian, posisi kesehatan tetap sebagai sarana, bukan tujuan. Tujuan agama adalah tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan itu sendiri. Maka, oleh karena itu, dalam sabda-sabda Rasulullah dapat dengan mudah kita temukan janji-janji manis untuk orang-orang yang sakit: bahwa penyakit merupakan penghapus dosa dan mesin pahala yang besar.

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa orang meninggal karena sakit perut atau terkena wabah thaun, maka ia syahid. Orang yang sabar saat kedua matanya buta, maka ia mendapat surga (HR al-Bukhari), dan lain sebagainya. Tapi, hal ini sama sekali tidak bisa diartikan bahwa Islam menganjurkan sakit perut, sakit mata, dan seterusnya. Yang dianjurkan adalah sikap tabah dan rela terhadap

29

Page 30: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

takdir ketika penyakit-penyakit tersebut menyerangnya. Sebab, misi agama adalah mengajak manusia agar menjadikan setiap kondisi dalam hidupnya sebagai sarana untuk mendulang kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, kuat maupun lemah, dan seterusnya.

Selain itu, janji pahala tersebut, bisa dipahami sebagai paradigma Islam dalam membesarkan hati orang-orang yang berada dalam kondisi sengsara agar ia tidak putus asa, sebagaimana Islam juga senantiasa memberikan peringatan dan menyalakan lampu kuning untuk orang-orang yang berada dalam kondisi sehat-sejahtera, agar ia tidak terlena.

Dengan demikian, maka jelas sekali bahwa agama mengajarkan hidup sehat, meskipun di balik itu, yang jauh lebih ditekankan oleh agama adalah bagaimana menggunakan kesehatannya itu untuk sesuatu yang baik. Kondisi terbaik yang paling diimpikan oleh agama bagi kehidupan masyarakat adalah kebaikan dalam kesehatan. Selebihnya dari itu, kesehatan boleh hilang asal kebaikan tetap terjaga, dalam kondisi apapun.

30

Page 31: SASARAN BELAJAR fix banget.docx

Daftar Pustaka

- Asmadi.1999.Konsep Prosedural dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta:EGC.

- Ganong,W,F.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.- Isselbacher,et all.2005.Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit

Dalam.Vol.1.Bandung.- Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien Jakarta: Salemba Medika.- Murray, R,K. et all.2002.Biokimia Harper.Edisi 25.Jakarta:EGC.

31