Sarkoma filoides
-
Upload
janet-chandra -
Category
Documents
-
view
109 -
download
13
description
Transcript of Sarkoma filoides
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker payudara menyerang satu dari sembilan wanita dan merupakan penyebab
kedua penyebab kematian oleh kanker pada wanita, setelah kanker serviks. Limfoma,
sarkoma dan maligna melanoma adalah tumor maligna non-epitelial yang paling sering, dan
tumor filoides dengan presentasi 0,3-0,9 % dari seluruh tumor payudara dan 2-3% dari
neoplasma fibroepitelial merupakan tumor yang paling jarang muncul. 1
Tumor filoides pertama kali diperkenalkan oleh Mullaer pada tahun 1838 sebagai
neoplasma fibro-epitel mammae yang jarang ditemukan. Sejak saat itu terjadi kontroversi
mengenai nomenklaturnya. Sebelumnya disebut cystosarcoma phyloides tapi sekarang WHO
merekomendasikan istilah “phyloides Tumor” yang umum dipakai . tumor ini disebut
phylodes yang berasal dari bahasa yunani yang artinya “ seperti daun” karena ketika dibelah
terlihat celah seperti daun. Tumor ini bermanifestasi pada wanita segala usia, mencakup
dewasa muda dan pasien manula dengan rata-rata umur34-54 tahun.2
Tumor filoides dilaporkan kurang dari 1% dari seluruh neoplasma payudara dan
sangat jarang ditemukan pada remaja perempuan. Umur rata-rata munculnya tumor filoides
pada usia 40-50 tahun. Tumor filoides maligna berkembang rata-rata 2-5 tahun kemudian
setelah tumor filoides benigna. Di Asia tumor filoides muncul pada umur yang lebih muda,
sekitar umur 25-30 tahun.1,2
WHO membagi tumor filodes menjadi benigna, borderline dan moderate berdasarkan
gambaran histopatologinya. Asal jaringan diduga dari stroma intralobular, dan sangat jarang
berasal dari fibroadenoma yang telah ada. Jaringan ikat yang membentuk masa terbesar dari
tumor tersebut berupa kombinasi padat, kistik dan gelatinosa. Area kistik merupakan area
yang mengalami nekrosis dan ifark.3
Tingkat rekurensi dan mortalitas pada tumor filodes cukup tinggi dan membutuhkan
batas sayatan yang bebas untuk kontrol lokal yang panjang. Belum banyak studi yang
membahasa ekstensi pembedahan yang baku dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penatalaksanaannya, dan hasil terapinya sering tidak dapat diprediksi.4
Pada tahun 2010 telah dilakukan evaluasi penatalaksanaan tumor filoides di RSCM,
kesimpulan yang diambil yaitu batas sayatan dapat merupakan faktor prognostik dalam
terjadinya rekurensi lokal pada pasien dengan tumor filoides. Tindakan wide eksisi dengan
batas sayatan bebas tumor cukup efektif dalam mengurangi rekurensi dari tumor filoides.5
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cystosarcoma phyllodes termasuk varian jarang fibroadenoma, cystosarcoma
phyllodes bertanggung jawab untuk kurang dari 1% dari semua lesi jinak dan ganas payudara
dan 2,5 % dari seluruh tumor fibroepitelial; fibroadenoma merupakan tumor yang lebih
umum. Tumor filoides berbeda dengan fibroadenoma karena walaupun kecil, tapi memiliki
kemungkinan kambuh yang pasti dengan atau tanpa metastasis. 2
Johann Muller yang pertama kali memberikan nama ‘cystosarcoma phyllodes’ pada
tahun 1838, karena tumor ini seringkali kistik dan secara klasik memiliki proyeksi seperti
daun di dalamnya. Istilah ‘sarkoma’ tidak dibenarkan dalam mayoritas kasus, maka saran
bahwa istilah ‘tumor filodes’ diganti, dengan istilah ‘sarkoma filodes’ terbatas pada sebagian
kecil yang membenarkan penunjukan ini atas dasar histologis atau oleh perilaku klinis.1`
DEFINISI
Tumor filoides adalah tumor nonepitelial yang paling sering di payudara. Walaupun
penelitian yang lampau menunjukan lesi mayor dari tumor ini adalah benigna tetapi dapat
diklasifikasikan sebagai benigna dan maligna. Tumor ini secara ekslusif tumbuh di payudara
wanita. Tetapi dapat juga timbul di prostat pada pria. Tumor filoides muncul dengan ukuran
yang besar, mobile, berbatas tegas dan pertumbuhannya sangat cepat. Terdapat kemiripan
gambaran pada mamografi antara tumor filoides dan fibroadenoma.1
Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor berdaging, dan
phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut menampilkan
karakteristik yang besar, sarkoma ganas, tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan epitel,
ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis. Karena sebagian besar tumor itu jinak maka
disebut juga sebagai tumor filoides.1,3
Meskipun kebanyakan tumor filoides tidak bermetastase, namun mereka memiliki
kecenderungan untuk tumbuh secara agresif dan rekuren secara lokal. Gambaran patologis
tumor filoides tidak selalu meramalkan perilaku klinis neoplasma karenanya pada beberapa
kasus terdapat tingkat ketidakpastian tentang klasifikasi lesi.6
ETIOLOGI
2
Etiologi cystosarcoma phyllodes sampai saat ini belum diketahui. Tumor filodes
secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat
memiliki kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin terlihat pada tumor yang
sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari fibroadenoma atau keduanya
berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat muncul de novo, tidaklah jelas. 4
Studi oleh Yamashita dkk, menyatakan Endothelin 1 pada prinsipnya merupakan
vasokonstriktor kuat, namun juga memiliki banyak fungsi lainnya. Ia menyebabkan stimulasi
sederhana DNA fibroblas payudara, namun dapat digabungkan dengan insulin-like growth
factor 1 (IGF-1) untuk menciptakan stimulasi kuat. ET-1 tidak terdapat pada sel epitel
payudara normal, namun reseptor ET-1 spesifik terdapat pada permukaan sel stroma normal.
Reseptor ET-1 dijumpai pada permukaan sel dari sel-sel stroma tumor filodes namun sel-sel
immunoreactive ditemukan dalam sel-sel epitel tapi bukan sel-sel stroma, memberi kesan
bahwa ET-1 disintesis oleh sel epitel tumor filodes. Dengan demikian hal tersebut
menyediakan kemungkinan mekanisme parakrin pada stimulasi pertumbuhan stroma cepat
yang selalu terlihat bersama tumor filodes. 6
PATOFISIOLOGI
Tumor ini bisa berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan mengandung
satu atau lebih komponen asal measenkim. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas
lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatik dan
gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma
hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun phylum
yang menggambarkan istilah filodes. 7
EPIDEMIOLOGI
Tidak ada perbedaan dalam frekuensi tumor filodes yang terlihat muncul diantara
pasien-pasien dari Amerika Serikat dan pasien-pasien dari negara lain. Tumor filodes
diperkirakan sekitar 1% dari total neoplasma payudara. Karena data yang terbatas, persentase
tumor filodes jinak dibanding ganas tidak terdefenisi dengan baik. Laporan yang ada
mengindikasikan bahwa sekitar 80-95% tumor filodes adalah jinak dan itu sekitar 10-15%
adalah ganas.8
Predileksi tampaknya tidak ada untuk tumor filodes. Tumor filodes muncur hampir
secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang telah dijelaskan pada pria. Tumor filodes
3
dapat terjadi pada segala usia; namun usia pertengahan adalah dekade kelima kehidupan.
Tumor bilateral sangat jarang. Usia mayoritas antara 35 dan 55 tahun. Tumor filodes jarang
pada pasien dibawah usia 20 tahun. Beberapa fibroadenoma juvenil pada remaja dapat
terlihat seperti tumor filodes secara histologis; namun, mereka berperilaku jinak sama seperti
fibroadenoma lainnya.1,2,3,6
KLASIFIKASI
Phyllodes tumor diklasifikasikan atas pemeriksaan mikroskop sebagai jinak,
borderline (atau indeterminate), atau ganas. Ahli patologi membuat keputusan berdasarkan
tingkat sel 'divisi (mitosis) dan jumlah sel yang tidak beraturan dalam sampel biopsi. Dalam
salah satu penelitian dari 101 pasien dengan tumor phyllodes, 58 persen diidentifikasi
sebagai jinak persen, 12 sebagai bordderline, dan 30 persen sebagai ganas.7
GAMBARAN KLINIS
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering
terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara. Tumor ini memiliki tekstur halus,
berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif
besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, tumor dengan ukuran > 30 cm pernah
dilaporkan. 3,8
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang,
namun tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma besar. Hal ini disebabkan karena
tumor filoides khususnya tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar
payudara, atau seluruhnya, dan menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih
memperlihatkan sejumlah mobilitas pada dinding dada.9
Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk
tumbuh secara agresif dan rekuren secara lokal. Mirip dengan sarkoma, tumor maligna
bermetastase secara hematogen. Ciri-ciri tumor filodes maligna adalah sebagai berikut: 10
Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal
Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti oleh tulang, jantung, dan
hati
Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera, beberapa bulan
sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi awal
4
Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
Kasarnya 30% pasien dengan tumor filodes maligna meninggal karena penyakit ini
DASAR DIAGNOSIS1,2,4
Anamnesis
Pasien khususnya muncul dengan massa payudara keras, bergerak, berbatas jelas,
tidak lunak
Sebuah massa kecil dapat dengan cepat berkembang ukurannya dalam beberapa
minggu sebelum pasien mencari perhatian medis
Tumor jarang melibatkan kompleks puting-areola atau meng-ulserasi kulit
Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan
nyeri tulang
Pemeriksaan fisik
Disadari adanya massa payudara keras, bergerak, berbatas-jelas, tidak lunak
Secara ganjil, cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri lebih
sering dibandingkan payudara kanan
Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk
memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya
Temuan fisik (misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang
ada pada fibroadenoma
Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan
memperlihatkan pertumbuhan yang cepat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada penanda tumor hematologik atau uji darah lainnya yang bisa digunakan untuk
mendiagnosa cystosarcoma. 1,11
Studi Pencitraan
Meski mamografi dan ultrasonografi umumnya penting dalam diagnosis lesi
payudara, namun keduanya sangat tidak dapat diandalkan dalam membedakan cystosarcoma
5
phyllodes jinak dari bentuk kondisi ganas ataupun dari fibroadenoma. Dengan demikian,
temuan pada studi pencitraan bukanlah diagnosis pasti dari cystosarcoma phyllodes.11
Biopsi7,12
FNA untuk pemeriksaan sitologi biasanya tidak memadai untuk diagnosis tumor
filoides. Biopsi jarum lebih dapat dipercaya, namun masih bisa terdapat kesalahan
pengambilan sampel dan kesulitan dalam membedakan lesi dari sebuah fibroadenoma
Biopsi payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk lesi
lebih besar adalah metode pasti untuk mendiagnosis tumor filoides
Temuan histologis
Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam
tampilan histologis dari satu lesi ke lesi lainnya. Umumnya, tumor filoides jinak
memperlihatkan peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam
stroma. Adakalanya, sel-sel sangat anaplastik dengan perubahan miksoid yang diamati.
Atipia seluler tingkat tinggi, dengan peningkatan selularitas stroma dan peningkatan jumlah
mitosis, hampir selalu diamati pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-
struktural, pada tumor filoides bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan
nukleolonema yang bertautan kasar dan sisterna berlimpah dalam retikulum endoplasma. 7,13
6
DIAGNOSIS BANDING
Fibroadenoma14
Angiosarcoma15
Kanker payudara16
PENATALAKSANAAN
Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus
diterapi dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.
Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih
tepat pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan.1,17
Situasinya kurang jelas pada pasien yang lebih tua. Untuk lesi kecil dimana diagnosis
diusulkan oleh tampilan makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus
dieksisi dengan batas 1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini
merupakan penatalaksanaan yang cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran)
untuk lesi menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi
dari spesimen biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan
maksud memastikan bersihan lokal yang memenuhi syarat. 1,2,17
Untuk lesi besar dan lesi rekuren, pembersihan yang baik pasti melibatkan
mastektomi mendekati-total dan lebih disukai mastektomi sederhana, dengan rekonstruksi
menengah yang seharusnya diharapkan pasien.
Terapi Bedah2, 18
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, dilakukan eksisi luas normal, dengan
lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun, batas 2 cm
untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. Jika
tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil kosmetik yang
memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa rekonstruksi,
adalah sebuah alternatif.
Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.
7
Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara
klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
KOMPLIKASI 6
Infeksi
Pembentukan seroma
Rekurensi lokal dan/atau metastasis
PROGNOSIS6
Meskipun cystosarcoma phylloides dianggap sebagai tumor jinak secara klinis,
kemungkinan untuk rekurensi lokal setelah eksisi selalu ada, khususnya dengan lesi
yang memperlihatkan histologi maligna. Tumor setelah pengobatan awal dengan
eksisi lokal luas, yang rekuren secara lokal idealnya diterapi dengan mastektomi total.
Penyakit metastase khususnya diamati pada paru, mediastinum dan tulang.
Sajian klinis beragam
o Jika tumor jinak, prognosis jangka panjang baik sekali mengikuti eksisi lokal
yang memadai
o Jika tumor berulang recara lokal setelah eksisi, eksisi lokal berikutnya atau
mastekomi total khususnya kuratif.
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. RW
Umur : 50 thn.
Jenis Kelamin : Perempun
8
Suku/Bangsa : Minahasa
Alamat : Kel. Bahu Ling. 7
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Sudah menikah
Anamnesis
I. Keluhan Utama :
Benjolan pada payudara kanan
II. Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan pada payudara kanan dialami penderita sejak kurang lebih 3
tahun yang lalu. Awalnya benjolan kecil seperti telur ayam dan tidak nyeri.
tapi lama kelamaan semakin membesar. Penderita mengaku menggunakan
obat tradisional (daun Pagar jaha) setelah itu benjolan tersebut pecah
kemudian timbul luka dan mengeluarkan darah dan lendir yang disertai
bau amis sejak 1 tahun yang lalu. Penderita menjalani operasi pada bulan
Juni (5 bulan yang lalu) tetapi 1 bulan setelah diangkat benjolan timbul
lagi dan semakin membesar. Penderita lalu dibawa ke RSUP. Prof kandou.
Keluhan nyeri dan keluar darah dari puting susu tidak dijumpai. Riwayat
penurunan berat badan dialami penderita sejak ± 2 tahun yang lalu.
III. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat penyakit Dibetes Melitus sejak 5 tahun yang lalu
terkontrol dengan Glibenklamid
- Riwayat Hipertensi, Jantung, Kolesterol, Asam Urat disangkal
penderita.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Hanya pasien yang sakit seperti ini
- Ibu penderita meninggal karena DM
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
T : 120/80 mmHg
N : 100x/menit
R : 20 x/menit
9
S : 36,60C
Kepala : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan , pembesaran KGB (-)
Thoraks :
® mammae dextra : I : kedua payudara tampak asimetris, terlihat masa seukuran 2 buah
kelapa, venektasi (+), eritema(+), peau de’orange (-), retraksi puting
(-), ulkus (+) ukuran 7 cm, satelit nodul (-)
P : teraba masa dengan ukuran ±20 x 20 cm, konsistensi padat,
sebagian kistik dengan permukaan berlobus-lobus. Sebagian masa
berbatas tegas, tetapi di sekitar regio skapula batas kurang jelas.
Kelenjar getah bening aksilaris kiri dan kanan maupun kelenjar
getah bening supraklavikularis dan infraklafikularis tidak teraba
membesar.
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan .
Pemeriksaan penunjang
Lab 27/11/2012
Leukosit : 7100
Eritrosit : 2.89
Hemoglobin : 8.5
Hematogrit : 25.2
Trombosit : 279.000
Lab 28/11/2012
Leukosit : 7100
Eritrosit : 2.89
Hemoglobin : 8.5
Hematokrit : 25.2
Tromboit : 279.000
Creatinin : 0.4
Ureum : 14
Diagnosis
10
Suspect tumor filodes mammae dextra
Penatalaksanaan
Modified Radikal mastektomi
Laporan operasi
27/11/2012(09.30-17.00)
- penderita terlentang dengan general anastesi
- Antisepsis lapangan operasi
- Ditutup dengan duk steril
- Insisi 2 cm dari batas tumor
- Buat flap kulit superior sampai batas klavikula inferior sampai batas costae, medial
sampai sterno, lateral sampai m. lattisimus dorsi.
- Identifikasi tampak tumor menginfiltrasi m. pectoralis mayor
- Tampak KGB pada level 1 PA
- Dilakukan simple mastektomi dengan sebagian m. pectoralis mayor diangkat
- Kontrol perdarahan
- Pasang drain NGT
- Luka operasi dijahit aproksimasi
- Operasi selesai
- Jaringan diperiksa PA
Hasil Pemeriksaan Histopatologi
Mikroskopik :
Sediaan tumor : tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan
inti hiperkromatik kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian
tersusun palisade, tampakjuga fokus-fokus nekrosis dengan perdarahan dan
pada bagian lain tampak jaringan miksoid.
Sediaan kelenjar getah bening :
Tampak potongan-potongan jaringan kelenjar menunjukkan 1 kelenjar menunjukkan
hyperplasia reaktif dan 1 kelenjar telah diinfiltrasi oleh sel-sel tumor yang sama.
Kesimpulan : Malignant phylloides tumor telah metastase ke 1 kelenjar getah bening.
Follow up
11
Pre-operasi
25/11/2012
S : benjolan pada payudara kanan
O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36 0c
® mammae dextra : benjolan ukuran 20 x 20 cm, fixed, perabaan keras, nyeri tekan (-)
A : Ca mammae dextra
P : rencana MRM
26/11/2012
S : benjolan pada payudara kanan
O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36 0c
® mammae dextra : benjolan ukuran 20 x 20 cm, fixed, perabaan keras, nyeri tekan (-)
A : Ca mammae dextra
P : rencana MRM
Post-operasi
28/11/2012
S : nyeri luka operasi (-), sesak (-)
O : T : 110/60 mmHg N : 88x/menit R : 20x/menit S : afebril
Anemis (+) Hb post op : 8.6
® mammae dextra : luka tertutup kasa, rembesan darah (-), drain (-)
A: post mastektomi e.c phylloides tumor hari ke-I
P : - IVFD RL + PRC 1 bag
- Vit. B com 2cc + vit. C 5 amp dlm D5% 500 cc / 24 jam
- Betrix 2 x 1 amp
- Matolac 3 x 1 amp
BAB IIIPEMBAHASAN
Pasien ini didiagnosis dengan tumor filoides. Dari anamnesa pasien wanita 50 tahun,
datang dengan keluhan benjolan pada payudara kanan. Benjolan didapat kira-kira 3 tahun
yang lalu, awalnya benjolan sebesar telur ayam lalu lama kelamaan semakin membesar,
benjolan keluar darah dan cairan yang berbau amis. Lima bulan lalu penderita melakukan
operasi untuk mengangkat benjolan tersebut tetapi empat bulan kemudian benjolan muncul
12
lagi dengan ukuran yang semakin membesar dengan cepat. Menurut kepustakaan tumor
filoides adalah tumor nonepitelial yang paling sering di payudara. Walaupun penelitian yang
lampau menunjukan lesi mayor dari tumor ini adalah benigna tetapi dapat diklasifikasikan
sebagai benigna dan maligna. Tumor ini secara ekslusif tumbuh di payudara wanita. Tetapi
dapat juga timbul di prostat pada pria. Tumor filoides muncul dengan ukuran yang besar,
mobile, berbatas tegas dan pertumbuhannya sangat cepat. Terdapat kemiripan gambaran pada
mamografi antara tumor filoides dan fibroadenoma.
Tumor filodes muncur hampir secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang
telah dijelaskan pada pria. Tumor filodes dapat terjadi pada segala usia, namun usia
pertengahan adalah dekade kelima kehidupan. Tumor bilateral sangat jarang. Usia mayoritas
antara 35 dan 55 tahun. Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia 20 tahun. Beberapa
fibroadenoma juvenil pada remaja dapat terlihat seperti tumor filodes secara histologis;
namun, mereka berperilaku jinak sama seperti fibroadenoma lainnya. Pada pasien ini tumor
ini muncul pada usia 48 tahun dan hanya terdapat pada mammae dextra. Hal ini sesuai
dengan referensi yaitu pasien masuk dalam usia mayoritas dan tumbuh tidak bilateral.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien terlihat ukuran payudara tidak
simetris dengan masa pada payudara kanan berukuran ± 20x20 cm dan dijumpai venektasi.
Tanda-tanda peau de’orange, retraksi puting dan satelite nodulle tidak dijumpai. Pada palpasi
didapai konsistensi padat, sebagian kistik dengan permukaan berlobus-lobus dan berbatas
tegas. Kelenjar getah bening aksilaris kiri dan kanan tidak tampak membesar begitu pula
dengan kelenjar getah bening supraklavikula dan infraklavikula. Kebanyakan tumor tumbuh
dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang, namun tumor-tumor tidak
menetap dalam arti karsinoma besar. Hal ini disebabkan karena tumor filoides khususnya
tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar payudara, atau seluruhnya, dan
menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas
pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik disadari adanya massa payudara keras, bergerak,
berbatas-jelas, tidak lunak. Cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri
lebih sering dibandingkan payudara kanan. Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan
cukup translusen untuk memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya. Temuan fisik
(misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang ada pada
fibroadenoma. Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan
memperlihatkan pertumbuhan yang cepat.
Tumor filloides dapat dicurigai pada pasien ini. Tumor filoides masa yang timbul
umumnya keras, berbatas jelas dan pada kulit tidak tampak perubahan warna kulit maupun
13
peau de’orange serta retraksi puting yang lebih mengarak ke Ca mammae. Permukaan dari
tumor filoides biasanya tampak venektasi yang juga dijumpai pada pasien ini. Temuan fisik
dari tumor ini menyerupai fibroadenoma tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Penegakkan
diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologi. Tingkat rekurensi dari tumor filoides
cukup tinggi, rekurensinya mencapai 40%.
Tumor filoides merupakan neoplasma fibroepitel yang jarang ditemukan pada
payudara dan sangat bervariasi jenisnya, tetapi biasanya jinak. Pemeriksaan patologi
menunjukkan komponen epitel dan mesenkim dan dapat menunjukkan tingkat keganasannya.
Tumor filoides sering dijumpai pada wanita dengan rata-rata umur 45-55 tahun. Komponen
jaringan ikat yang menyusun sebagian besar tumor memiliki campuran gelatin, kistik dan
daerah padat. Tumor filoides maligna mengandung unsur komponen liposarkoma atau
rhabdomiosarkoma lebih banyak dibanding komponen fibrosarkoma. Pemeriksaan baku
untuk menegakkan diagnosis tumor filoides adalah dengan pemeriksaan histopatologi. Selian
untuk diagnostik pemeriksaan histopatologi juga untuk menentuka apakah tumor filoides ini
masuk dalam benigna, borderline atau maligna.
Hasil pemeriksaan histopatologi pada pasien ini secara mikroskopik sediaan tumor
tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan inti hiperkromatik
kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian tersusun palisade, tampakjuga focus-
fokus nekrosis dengan perdarahan dan pada bagian lain tampak jaringan miksoid.
Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus
diterapi dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.
Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih
tepat pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan. Situasinya
kurang jelas pada pasien yang lebih tua. Untuk lesi kecil dimana diagnosis diusulkan oleh
tampilan makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus dieksisi dengan batas
1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini merupakan
penatalaksanaan yang cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran) untuk lesi
menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi dari spesimen
biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan maksud memastikan
bersihan lokal yang memenuhi syarat.
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, dilakukan eksisi luas normal,
dengan lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun,
batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah
dianjurkan. Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil
14
kosmetik yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa
rekonstruksi, adalah sebuah alternatif. Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum
dibenarkan. Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai
secara klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
Pada penderita dilakukan simpel mastektomi berupa MRM (Modified Radical
Mastectomy) yang disebut juga mastektomi dengan diseksi kelenjar getah bening aksilaris
dan preservasi m. pectoralis mayor. Akan tetapi pada pasien ini pada waktu dilakukan
mastektomi terlihan bahwa jaringan tumor sudah mengilfitrasi sebagian dari m. pectoralis
mayor sehingga sebagian m. pectoralis mayor ikut direseksi.
Tumor filoides merupakan neoplasma fibroepitel yang jarang ditemukan pada
payudara dan sangat bervariasi jenisnya, tetapi biasanya jinak. Pemeriksaan patologi
menunjukkan komponen epitel dan mesenkim dan dapat menunjukkan tingkat keganasannya.
Tumor filoides sering dijumpai pada wanita dengan rata-rata umur 45-55 tahun. Komponen
jaringan ikat yang menyusun sebagian besar tumor memiliki campuran gelatin, kistik dan
daerah padat. Tumor filoides maligna mengandung unsur komponen liposarkoma atau
rhabdomiosarkoma lebih banyak dibanding komponen fibrosarkoma. Pemeriksaan baku
untuk menegakkan diagnosis tumor filoides adalah dengan pemeriksaan histopatologi. Selian
untuk diagnostik pemeriksaan histopatologi juga untuk menentuka apakah tumor filoides ini
masuk dalam benigna, borderline atau maligna.
Hasil pemeriksaan histopatologi pada pasien ini secara mikroskopik sediaan tumor
tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan inti hiperkromatik
kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian tersusun palisade, tampakjuga focus-
fokus nekrosis dengan perdarahan dan pada bagian lain tampak jaringan miksoid. Sediaan
melalui kelenjar getah bening tampak potongan-potongan jaringan kelenjar menunjukkan 1
kelenjar menunjukkan hyperplasia reaktif dan 1 kelenjar telah diinfiltrasi oleh sel-sel tumor
yang sama. Kesimpulan yang didapatkan pada pemeriksaan histopatologi jaringan tumor dan
kelenjar getah bening yaitu malignant phylloides tumor yang telah metastase ke 1 kelenjar
getah bening.
Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam
tampilan histologis dari satu lesi ke lesi lainnya. Umumnya, tumor filoides jinak
memperlihatkan peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam
stroma. Adakalanya, sel-sel sangat anaplastik dengan perubahan miksoid yang diamati.
Atipia seluler tingkat tinggi, dengan peningkatan selularitas stroma dan peningkatan jumlah
15
mitosis, hampir selalu diamati pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-
struktural, pada tumor filoides bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan
nukleolonema yang bertautan kasar dan sisterna berlimpah dalam retikulum endoplasma.
DAFTAR PUSTAKA
1. "Cystosarcoma Phyllodes." Section 18, Chapter 242 in The Merck Manual of Diagnosis and Therapy, edited by Mark H. Beers, MD, and Robert Berkow, MD. Whitehouse Station, NJ: Merck Research Laboratories, 2004.242-9
2. Burstein HJ,Harris JR,Morrow Monica .Malignant Tumors of The Breast. In: Devita, Hellman, Rosenberg’s Cancer: Principle & Practice of Oncology,8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. Page 312-17.
16
3. Bousquet G, Confavreux C, Magne N, et al. Outcome and prognostic factors in breast sarcoma: a multicenter study from the rare cancer network. Radiother Oncol. 2007;85:355–61.
4. Casciato D, Lowitz B. Manual of Clinical Oncology. 4th edition. 2629-32
5. tumor filoides. Diakses tanggal 30 November 2012. Dari : http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/10/tumor-filodes.html
6. Tse GM, Chaiwun B, Lau KM, Scolyer M, et all. Endothelin-1 expression correlates with atypical histologycal features in mammary phyllodes tumors. J Clin Pathol. 2007 ; 60(9): 1051-6
7. Patrasncu A, Popescu FE, Plesea I, Badelescu E, et all. Clinical and cytophatological aspect in phyllodes tumors in the breast. Romanian Journal of Morphology and embryology 2009, 50(4): 605-11
8. Stamatakos M, tsaknaki S, Konyzognou K, Gogas J, et all. Phylloidas tumors of the breast: a rare neoplasm, though not that innocent.int semin surg oncol. 2009; 6:6
9. Takenaka M, Toh U, Otsuka H, Takahasi H, et al. Giant Malignant phyllodes Tumor: a case report. The kurame medical journal 2011. (2) 67-72
10. hemalatha AL, Sidhuram VS, Asha U. MFH mimic in breast : a high-grade malignant phyllodes tumor. Case report pathol. 2011.
11. Mutarak M, Letturmongtum P, Somwagjaroen A, Chaiwun B. Phyllodes Tumors of The Breast. Biomedical Imagind and Interv J. 2006. 2(2).
12. Simsir A, Weisman J, Thorner K, Cangiarella J. Mammary lesion diagnosed as papillary at aspiration biopsy. Cancer Cytophat. 2003. 99(3). 156-165.
13. Yilmaz E, Sal S, Lebe B. Differentiation of phyllodes tumors versus fibroadenomas. Acta Radiol. 2002;43(1):34–9.
14. Bandyopadhyay R, Nag D, Mondal SK, Roy S, et all. Distinction of phyllodes tumor from fibroadenoma : cytologyst perspective. J cytol. 2010. 27(2). 59-62
15. Kumar M, Goel MM, Sagar M, Tiwari S. Angiosarcoma in reccurent malignant phyllodes tumor of breast. Indian Journal of Pathology dan Microbiology. 2012. 55(2). 264-5
16. Quinlan-Davidson S, Hodgson N, Elavathil L, Shanggugo T. Borderline Phyllodes Tumor with an Incidental Invasive Tubular carcinoma and Lobular Carcinoma in situ component : a case report. J Breast Cancer. 2011. 14(3). 237-240
17. Verma S, Singh R, Rai A, Pandey CP, et all. Extent of surgery in the management of phyllodes tumor of the breast. JCRT. 2010. 6(4). 111-15
18. Cavalli F, Kaye BS, Hensen HH, Armitage J, et all. Textbookm of medical oncology. 4th edition. Informa healthcare. 2009. UK.88-90
17
18