Sarkoma filoides

27
BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara menyerang satu dari sembilan wanita dan merupakan penyebab kedua penyebab kematian oleh kanker pada wanita, setelah kanker serviks. Limfoma, sarkoma dan maligna melanoma adalah tumor maligna non-epitelial yang paling sering, dan tumor filoides dengan presentasi 0,3-0,9 % dari seluruh tumor payudara dan 2-3% dari neoplasma fibroepitelial merupakan tumor yang paling jarang muncul. 1 Tumor filoides pertama kali diperkenalkan oleh Mullaer pada tahun 1838 sebagai neoplasma fibro-epitel mammae yang jarang ditemukan. Sejak saat itu terjadi kontroversi mengenai nomenklaturnya. Sebelumnya disebut cystosarcoma phyloides tapi sekarang WHO merekomendasikan istilah “phyloides Tumor” yang umum dipakai . tumor ini disebut phylodes yang berasal dari bahasa yunani yang artinya “ seperti daun” karena ketika dibelah terlihat celah seperti daun. Tumor ini bermanifestasi pada wanita segala usia, mencakup dewasa muda dan pasien manula dengan rata-rata umur34-54 tahun. 2 Tumor filoides dilaporkan kurang dari 1% dari seluruh neoplasma payudara dan sangat jarang ditemukan pada remaja perempuan. Umur rata-rata munculnya tumor filoides pada usia 40-50 tahun. Tumor filoides maligna berkembang rata-rata 2-5 tahun kemudian setelah tumor filoides benigna. Di Asia tumor filoides muncul pada umur yang lebih muda, sekitar umur 25-30 tahun. 1,2 WHO membagi tumor filodes menjadi benigna, borderline dan moderate berdasarkan gambaran histopatologinya. Asal jaringan 1

description

bedah onkologi

Transcript of Sarkoma filoides

Page 1: Sarkoma filoides

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker payudara menyerang satu dari sembilan wanita dan merupakan penyebab

kedua penyebab kematian oleh kanker pada wanita, setelah kanker serviks. Limfoma,

sarkoma dan maligna melanoma adalah tumor maligna non-epitelial yang paling sering, dan

tumor filoides dengan presentasi 0,3-0,9 % dari seluruh tumor payudara dan 2-3% dari

neoplasma fibroepitelial merupakan tumor yang paling jarang muncul. 1

Tumor filoides pertama kali diperkenalkan oleh Mullaer pada tahun 1838 sebagai

neoplasma fibro-epitel mammae yang jarang ditemukan. Sejak saat itu terjadi kontroversi

mengenai nomenklaturnya. Sebelumnya disebut cystosarcoma phyloides tapi sekarang WHO

merekomendasikan istilah “phyloides Tumor” yang umum dipakai . tumor ini disebut

phylodes yang berasal dari bahasa yunani yang artinya “ seperti daun” karena ketika dibelah

terlihat celah seperti daun. Tumor ini bermanifestasi pada wanita segala usia, mencakup

dewasa muda dan pasien manula dengan rata-rata umur34-54 tahun.2

Tumor filoides dilaporkan kurang dari 1% dari seluruh neoplasma payudara dan

sangat jarang ditemukan pada remaja perempuan. Umur rata-rata munculnya tumor filoides

pada usia 40-50 tahun. Tumor filoides maligna berkembang rata-rata 2-5 tahun kemudian

setelah tumor filoides benigna. Di Asia tumor filoides muncul pada umur yang lebih muda,

sekitar umur 25-30 tahun.1,2

WHO membagi tumor filodes menjadi benigna, borderline dan moderate berdasarkan

gambaran histopatologinya. Asal jaringan diduga dari stroma intralobular, dan sangat jarang

berasal dari fibroadenoma yang telah ada. Jaringan ikat yang membentuk masa terbesar dari

tumor tersebut berupa kombinasi padat, kistik dan gelatinosa. Area kistik merupakan area

yang mengalami nekrosis dan ifark.3

Tingkat rekurensi dan mortalitas pada tumor filodes cukup tinggi dan membutuhkan

batas sayatan yang bebas untuk kontrol lokal yang panjang. Belum banyak studi yang

membahasa ekstensi pembedahan yang baku dan faktor-faktor yang mempengaruhi

penatalaksanaannya, dan hasil terapinya sering tidak dapat diprediksi.4

Pada tahun 2010 telah dilakukan evaluasi penatalaksanaan tumor filoides di RSCM,

kesimpulan yang diambil yaitu batas sayatan dapat merupakan faktor prognostik dalam

terjadinya rekurensi lokal pada pasien dengan tumor filoides. Tindakan wide eksisi dengan

batas sayatan bebas tumor cukup efektif dalam mengurangi rekurensi dari tumor filoides.5

1

Page 2: Sarkoma filoides

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cystosarcoma phyllodes termasuk varian jarang fibroadenoma, cystosarcoma

phyllodes bertanggung jawab untuk kurang dari 1% dari semua lesi jinak dan ganas payudara

dan 2,5 % dari seluruh tumor fibroepitelial; fibroadenoma merupakan tumor yang lebih

umum. Tumor filoides berbeda dengan fibroadenoma karena walaupun kecil, tapi memiliki

kemungkinan kambuh yang pasti dengan atau tanpa metastasis. 2

Johann Muller yang pertama kali memberikan nama ‘cystosarcoma phyllodes’ pada

tahun 1838, karena tumor ini seringkali kistik dan secara klasik memiliki proyeksi seperti

daun di dalamnya. Istilah ‘sarkoma’ tidak dibenarkan dalam mayoritas kasus, maka saran

bahwa istilah ‘tumor filodes’ diganti, dengan istilah ‘sarkoma filodes’ terbatas pada sebagian

kecil yang membenarkan penunjukan ini atas dasar histologis atau oleh perilaku klinis.1`

DEFINISI

Tumor filoides adalah tumor nonepitelial yang paling sering di payudara. Walaupun

penelitian yang lampau menunjukan lesi mayor dari tumor ini adalah benigna tetapi dapat

diklasifikasikan sebagai benigna dan maligna. Tumor ini secara ekslusif tumbuh di payudara

wanita. Tetapi dapat juga timbul di prostat pada pria. Tumor filoides muncul dengan ukuran

yang besar, mobile, berbatas tegas dan pertumbuhannya sangat cepat. Terdapat kemiripan

gambaran pada mamografi antara tumor filoides dan fibroadenoma.1

Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor berdaging, dan

phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut menampilkan

karakteristik yang besar, sarkoma ganas, tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan epitel,

ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis. Karena sebagian besar tumor itu jinak maka

disebut juga sebagai tumor filoides.1,3

Meskipun kebanyakan tumor filoides tidak bermetastase, namun mereka memiliki

kecenderungan untuk tumbuh secara agresif dan rekuren secara lokal. Gambaran patologis

tumor filoides tidak selalu meramalkan perilaku klinis neoplasma karenanya pada beberapa

kasus terdapat tingkat ketidakpastian tentang klasifikasi lesi.6

ETIOLOGI

2

Page 3: Sarkoma filoides

Etiologi cystosarcoma phyllodes sampai saat ini belum diketahui. Tumor filodes

secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat

memiliki kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin terlihat pada tumor yang

sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari fibroadenoma atau keduanya

berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat muncul de novo, tidaklah jelas. 4

Studi oleh Yamashita dkk, menyatakan Endothelin 1 pada prinsipnya merupakan

vasokonstriktor kuat, namun juga memiliki banyak fungsi lainnya. Ia menyebabkan stimulasi

sederhana DNA fibroblas payudara, namun dapat digabungkan dengan insulin-like growth

factor 1 (IGF-1) untuk menciptakan stimulasi kuat. ET-1 tidak terdapat pada sel epitel

payudara normal, namun reseptor ET-1 spesifik terdapat pada permukaan sel stroma normal.

Reseptor ET-1 dijumpai pada permukaan sel dari sel-sel stroma tumor filodes namun sel-sel

immunoreactive ditemukan dalam sel-sel epitel tapi bukan sel-sel stroma, memberi kesan

bahwa ET-1 disintesis oleh sel epitel tumor filodes. Dengan demikian hal tersebut

menyediakan kemungkinan mekanisme parakrin pada stimulasi pertumbuhan stroma cepat

yang selalu terlihat bersama tumor filodes. 6

PATOFISIOLOGI

Tumor ini bisa berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan mengandung

satu atau lebih komponen asal measenkim. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas

lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatik dan

gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma

hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun phylum

yang menggambarkan istilah filodes. 7

EPIDEMIOLOGI

Tidak ada perbedaan dalam frekuensi tumor filodes yang terlihat muncul diantara

pasien-pasien dari Amerika Serikat dan pasien-pasien dari negara lain. Tumor filodes

diperkirakan sekitar 1% dari total neoplasma payudara. Karena data yang terbatas, persentase

tumor filodes jinak dibanding ganas tidak terdefenisi dengan baik. Laporan yang ada

mengindikasikan bahwa sekitar 80-95% tumor filodes adalah jinak dan itu sekitar 10-15%

adalah ganas.8

Predileksi tampaknya tidak ada untuk tumor filodes. Tumor filodes muncur hampir

secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang telah dijelaskan pada pria. Tumor filodes

3

Page 4: Sarkoma filoides

dapat terjadi pada segala usia; namun usia pertengahan adalah dekade kelima kehidupan.

Tumor bilateral sangat jarang. Usia mayoritas antara 35 dan 55 tahun. Tumor filodes jarang

pada pasien dibawah usia 20 tahun. Beberapa fibroadenoma juvenil pada remaja dapat

terlihat seperti tumor filodes secara histologis; namun, mereka berperilaku jinak sama seperti

fibroadenoma lainnya.1,2,3,6

KLASIFIKASI

Phyllodes tumor diklasifikasikan atas pemeriksaan mikroskop sebagai jinak,

borderline (atau indeterminate), atau ganas. Ahli patologi membuat keputusan berdasarkan

tingkat sel 'divisi (mitosis) dan jumlah sel yang tidak beraturan dalam sampel biopsi. Dalam

salah satu penelitian dari 101 pasien dengan tumor phyllodes, 58 persen diidentifikasi

sebagai jinak persen, 12 sebagai bordderline, dan 30 persen sebagai ganas.7

GAMBARAN KLINIS

Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering

terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara. Tumor ini memiliki tekstur halus,

berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif

besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, tumor dengan ukuran > 30 cm pernah

dilaporkan. 3,8

Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang,

namun tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma besar. Hal ini disebabkan karena

tumor filoides khususnya tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar

payudara, atau seluruhnya, dan menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih

memperlihatkan sejumlah mobilitas pada dinding dada.9

Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk

tumbuh secara agresif dan rekuren secara lokal. Mirip dengan sarkoma, tumor maligna

bermetastase secara hematogen. Ciri-ciri tumor filodes maligna adalah sebagai berikut: 10

Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal

Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti oleh tulang, jantung, dan

hati

Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera, beberapa bulan

sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi awal

4

Page 5: Sarkoma filoides

Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal

Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi

Kasarnya 30% pasien dengan tumor filodes maligna meninggal karena penyakit ini

DASAR DIAGNOSIS1,2,4

Anamnesis

Pasien khususnya muncul dengan massa payudara keras, bergerak, berbatas jelas,

tidak lunak

Sebuah massa kecil dapat dengan cepat berkembang ukurannya dalam beberapa

minggu sebelum pasien mencari perhatian medis

Tumor jarang melibatkan kompleks puting-areola atau meng-ulserasi kulit

Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan

nyeri tulang

Pemeriksaan fisik

Disadari adanya massa payudara keras, bergerak, berbatas-jelas, tidak lunak

Secara ganjil, cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri lebih

sering dibandingkan payudara kanan

Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk

memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya

Temuan fisik (misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang

ada pada fibroadenoma

Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan

memperlihatkan pertumbuhan yang cepat

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada penanda tumor hematologik atau uji darah lainnya yang bisa digunakan untuk

mendiagnosa cystosarcoma. 1,11

Studi Pencitraan

Meski mamografi dan ultrasonografi umumnya penting dalam diagnosis lesi

payudara, namun keduanya sangat tidak dapat diandalkan dalam membedakan cystosarcoma

5

Page 6: Sarkoma filoides

phyllodes jinak dari bentuk kondisi ganas ataupun dari fibroadenoma. Dengan demikian,

temuan pada studi pencitraan bukanlah diagnosis pasti dari cystosarcoma phyllodes.11

Biopsi7,12

FNA untuk pemeriksaan sitologi biasanya tidak memadai untuk diagnosis tumor

filoides. Biopsi jarum lebih dapat dipercaya, namun masih bisa terdapat kesalahan

pengambilan sampel dan kesulitan dalam membedakan lesi dari sebuah fibroadenoma

Biopsi payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk lesi

lebih besar adalah metode pasti untuk mendiagnosis tumor filoides

Temuan histologis

Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam

tampilan histologis dari satu lesi ke lesi lainnya. Umumnya, tumor filoides jinak

memperlihatkan peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam

stroma. Adakalanya, sel-sel sangat anaplastik  dengan perubahan miksoid yang diamati.

Atipia seluler tingkat tinggi, dengan peningkatan selularitas stroma dan peningkatan jumlah

mitosis, hampir selalu diamati pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-

struktural, pada tumor filoides bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan

nukleolonema yang bertautan kasar dan sisterna berlimpah dalam retikulum endoplasma. 7,13

6

Page 7: Sarkoma filoides

DIAGNOSIS BANDING

Fibroadenoma14

Angiosarcoma15

Kanker payudara16

PENATALAKSANAAN

Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus

diterapi dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.

Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih

tepat pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan.1,17

Situasinya kurang jelas pada pasien yang lebih tua. Untuk lesi kecil dimana diagnosis

diusulkan oleh tampilan makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus

dieksisi dengan batas 1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini

merupakan penatalaksanaan yang cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran)

untuk lesi menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi

dari spesimen biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan

maksud memastikan bersihan lokal yang memenuhi syarat. 1,2,17

Untuk lesi besar dan lesi rekuren, pembersihan yang baik pasti melibatkan

mastektomi mendekati-total dan lebih disukai mastektomi sederhana, dengan rekonstruksi

menengah yang seharusnya diharapkan pasien.

Terapi Bedah2, 18

Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, dilakukan eksisi luas normal, dengan

lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun, batas 2 cm

untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. Jika

tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil kosmetik yang

memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa rekonstruksi,

adalah sebuah alternatif.

Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.

7

Page 8: Sarkoma filoides

Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara

klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel

maligna.

KOMPLIKASI 6

Infeksi

Pembentukan seroma

Rekurensi lokal dan/atau metastasis

PROGNOSIS6

Meskipun cystosarcoma phylloides dianggap sebagai tumor jinak secara klinis,

kemungkinan untuk rekurensi lokal setelah eksisi selalu ada, khususnya dengan lesi

yang memperlihatkan histologi maligna. Tumor setelah pengobatan awal dengan

eksisi lokal luas, yang rekuren secara lokal idealnya diterapi dengan mastektomi total.

Penyakit metastase khususnya diamati pada paru, mediastinum dan tulang.

Sajian klinis beragam

o Jika tumor jinak, prognosis jangka panjang baik sekali mengikuti eksisi lokal

yang memadai

o Jika tumor berulang recara lokal setelah eksisi, eksisi lokal berikutnya atau

mastekomi total khususnya kuratif.

BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. RW

Umur : 50 thn.

Jenis Kelamin : Perempun

8

Page 9: Sarkoma filoides

Suku/Bangsa : Minahasa

Alamat : Kel. Bahu Ling. 7

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : PNS

Status Perkawinan : Sudah menikah

Anamnesis

I. Keluhan Utama :

Benjolan pada payudara kanan

II. Riwayat Penyakit Sekarang :

Benjolan pada payudara kanan dialami penderita sejak kurang lebih 3

tahun yang lalu. Awalnya benjolan kecil seperti telur ayam dan tidak nyeri.

tapi lama kelamaan semakin membesar. Penderita mengaku menggunakan

obat tradisional (daun Pagar jaha) setelah itu benjolan tersebut pecah

kemudian timbul luka dan mengeluarkan darah dan lendir yang disertai

bau amis sejak 1 tahun yang lalu. Penderita menjalani operasi pada bulan

Juni (5 bulan yang lalu) tetapi 1 bulan setelah diangkat benjolan timbul

lagi dan semakin membesar. Penderita lalu dibawa ke RSUP. Prof kandou.

Keluhan nyeri dan keluar darah dari puting susu tidak dijumpai. Riwayat

penurunan berat badan dialami penderita sejak ± 2 tahun yang lalu.

III. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat penyakit Dibetes Melitus sejak 5 tahun yang lalu

terkontrol dengan Glibenklamid

- Riwayat Hipertensi, Jantung, Kolesterol, Asam Urat disangkal

penderita.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Hanya pasien yang sakit seperti ini

- Ibu penderita meninggal karena DM

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik

T : 120/80 mmHg

N : 100x/menit

R : 20 x/menit

9

Page 10: Sarkoma filoides

S : 36,60C

Kepala : tidak ada kelainan

Leher : tidak ada kelainan , pembesaran KGB (-)

Thoraks :

® mammae dextra : I : kedua payudara tampak asimetris, terlihat masa seukuran 2 buah

kelapa, venektasi (+), eritema(+), peau de’orange (-), retraksi puting

(-), ulkus (+) ukuran 7 cm, satelit nodul (-)

P : teraba masa dengan ukuran ±20 x 20 cm, konsistensi padat,

sebagian kistik dengan permukaan berlobus-lobus. Sebagian masa

berbatas tegas, tetapi di sekitar regio skapula batas kurang jelas.

Kelenjar getah bening aksilaris kiri dan kanan maupun kelenjar

getah bening supraklavikularis dan infraklafikularis tidak teraba

membesar.

Abdomen : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : tidak ada kelainan .

Pemeriksaan penunjang

Lab 27/11/2012

Leukosit : 7100

Eritrosit : 2.89

Hemoglobin : 8.5

Hematogrit : 25.2

Trombosit : 279.000

Lab 28/11/2012

Leukosit : 7100

Eritrosit : 2.89

Hemoglobin : 8.5

Hematokrit : 25.2

Tromboit : 279.000

Creatinin : 0.4

Ureum : 14

Diagnosis

10

Page 11: Sarkoma filoides

Suspect tumor filodes mammae dextra

Penatalaksanaan

Modified Radikal mastektomi

Laporan operasi

27/11/2012(09.30-17.00)

- penderita terlentang dengan general anastesi

- Antisepsis lapangan operasi

- Ditutup dengan duk steril

- Insisi 2 cm dari batas tumor

- Buat flap kulit superior sampai batas klavikula inferior sampai batas costae, medial

sampai sterno, lateral sampai m. lattisimus dorsi.

- Identifikasi tampak tumor menginfiltrasi m. pectoralis mayor

- Tampak KGB pada level 1 PA

- Dilakukan simple mastektomi dengan sebagian m. pectoralis mayor diangkat

- Kontrol perdarahan

- Pasang drain NGT

- Luka operasi dijahit aproksimasi

- Operasi selesai

- Jaringan diperiksa PA

Hasil Pemeriksaan Histopatologi

Mikroskopik :

Sediaan tumor : tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan

inti hiperkromatik kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian

tersusun palisade, tampakjuga fokus-fokus nekrosis dengan perdarahan dan

pada bagian lain tampak jaringan miksoid.

Sediaan kelenjar getah bening :

Tampak potongan-potongan jaringan kelenjar menunjukkan 1 kelenjar menunjukkan

hyperplasia reaktif dan 1 kelenjar telah diinfiltrasi oleh sel-sel tumor yang sama.

Kesimpulan : Malignant phylloides tumor telah metastase ke 1 kelenjar getah bening.

Follow up

11

Page 12: Sarkoma filoides

Pre-operasi

25/11/2012

S : benjolan pada payudara kanan

O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36 0c

® mammae dextra : benjolan ukuran 20 x 20 cm, fixed, perabaan keras, nyeri tekan (-)

A : Ca mammae dextra

P : rencana MRM

26/11/2012

S : benjolan pada payudara kanan

O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36 0c

® mammae dextra : benjolan ukuran 20 x 20 cm, fixed, perabaan keras, nyeri tekan (-)

A : Ca mammae dextra

P : rencana MRM

Post-operasi

28/11/2012

S : nyeri luka operasi (-), sesak (-)

O : T : 110/60 mmHg N : 88x/menit R : 20x/menit S : afebril

Anemis (+) Hb post op : 8.6

® mammae dextra : luka tertutup kasa, rembesan darah (-), drain (-)

A: post mastektomi e.c phylloides tumor hari ke-I

P : - IVFD RL + PRC 1 bag

- Vit. B com 2cc + vit. C 5 amp dlm D5% 500 cc / 24 jam

- Betrix 2 x 1 amp

- Matolac 3 x 1 amp

BAB IIIPEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosis dengan tumor filoides. Dari anamnesa pasien wanita 50 tahun,

datang dengan keluhan benjolan pada payudara kanan. Benjolan didapat kira-kira 3 tahun

yang lalu, awalnya benjolan sebesar telur ayam lalu lama kelamaan semakin membesar,

benjolan keluar darah dan cairan yang berbau amis. Lima bulan lalu penderita melakukan

operasi untuk mengangkat benjolan tersebut tetapi empat bulan kemudian benjolan muncul

12

Page 13: Sarkoma filoides

lagi dengan ukuran yang semakin membesar dengan cepat. Menurut kepustakaan tumor

filoides adalah tumor nonepitelial yang paling sering di payudara. Walaupun penelitian yang

lampau menunjukan lesi mayor dari tumor ini adalah benigna tetapi dapat diklasifikasikan

sebagai benigna dan maligna. Tumor ini secara ekslusif tumbuh di payudara wanita. Tetapi

dapat juga timbul di prostat pada pria. Tumor filoides muncul dengan ukuran yang besar,

mobile, berbatas tegas dan pertumbuhannya sangat cepat. Terdapat kemiripan gambaran pada

mamografi antara tumor filoides dan fibroadenoma.

Tumor filodes muncur hampir secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang

telah dijelaskan pada pria. Tumor filodes dapat terjadi pada segala usia, namun usia

pertengahan adalah dekade kelima kehidupan. Tumor bilateral sangat jarang. Usia mayoritas

antara 35 dan 55 tahun. Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia 20 tahun. Beberapa

fibroadenoma juvenil pada remaja dapat terlihat seperti tumor filodes secara histologis;

namun, mereka berperilaku jinak sama seperti fibroadenoma lainnya. Pada pasien ini tumor

ini muncul pada usia 48 tahun dan hanya terdapat pada mammae dextra. Hal ini sesuai

dengan referensi yaitu pasien masuk dalam usia mayoritas dan tumbuh tidak bilateral.

Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien terlihat ukuran payudara tidak

simetris dengan masa pada payudara kanan berukuran ± 20x20 cm dan dijumpai venektasi.

Tanda-tanda peau de’orange, retraksi puting dan satelite nodulle tidak dijumpai. Pada palpasi

didapai konsistensi padat, sebagian kistik dengan permukaan berlobus-lobus dan berbatas

tegas. Kelenjar getah bening aksilaris kiri dan kanan tidak tampak membesar begitu pula

dengan kelenjar getah bening supraklavikula dan infraklavikula. Kebanyakan tumor tumbuh

dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang, namun tumor-tumor tidak

menetap dalam arti karsinoma besar. Hal ini disebabkan karena tumor filoides khususnya

tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar payudara, atau seluruhnya, dan

menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas

pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik disadari adanya massa payudara keras, bergerak,

berbatas-jelas, tidak lunak. Cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri

lebih sering dibandingkan payudara kanan. Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan

cukup translusen untuk memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya. Temuan fisik

(misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang ada pada

fibroadenoma. Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan

memperlihatkan pertumbuhan yang cepat.

Tumor filloides dapat dicurigai pada pasien ini. Tumor filoides masa yang timbul

umumnya keras, berbatas jelas dan pada kulit tidak tampak perubahan warna kulit maupun

13

Page 14: Sarkoma filoides

peau de’orange serta retraksi puting yang lebih mengarak ke Ca mammae. Permukaan dari

tumor filoides biasanya tampak venektasi yang juga dijumpai pada pasien ini. Temuan fisik

dari tumor ini menyerupai fibroadenoma tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Penegakkan

diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologi. Tingkat rekurensi dari tumor filoides

cukup tinggi, rekurensinya mencapai 40%.

Tumor filoides merupakan neoplasma fibroepitel yang jarang ditemukan pada

payudara dan sangat bervariasi jenisnya, tetapi biasanya jinak. Pemeriksaan patologi

menunjukkan komponen epitel dan mesenkim dan dapat menunjukkan tingkat keganasannya.

Tumor filoides sering dijumpai pada wanita dengan rata-rata umur 45-55 tahun. Komponen

jaringan ikat yang menyusun sebagian besar tumor memiliki campuran gelatin, kistik dan

daerah padat. Tumor filoides maligna mengandung unsur komponen liposarkoma atau

rhabdomiosarkoma lebih banyak dibanding komponen fibrosarkoma. Pemeriksaan baku

untuk menegakkan diagnosis tumor filoides adalah dengan pemeriksaan histopatologi. Selian

untuk diagnostik pemeriksaan histopatologi juga untuk menentuka apakah tumor filoides ini

masuk dalam benigna, borderline atau maligna.

Hasil pemeriksaan histopatologi pada pasien ini secara mikroskopik sediaan tumor

tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan inti hiperkromatik

kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian tersusun palisade, tampakjuga focus-

fokus nekrosis dengan perdarahan dan pada bagian lain tampak jaringan miksoid.

Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus

diterapi dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.

Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih

tepat pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan. Situasinya

kurang jelas pada pasien yang lebih tua. Untuk lesi kecil dimana diagnosis diusulkan oleh

tampilan makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus dieksisi dengan batas

1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini merupakan

penatalaksanaan yang cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran) untuk lesi

menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi dari spesimen

biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan maksud memastikan

bersihan lokal yang memenuhi syarat.

Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, dilakukan eksisi luas normal,

dengan lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun,

batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah

dianjurkan. Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil

14

Page 15: Sarkoma filoides

kosmetik yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa

rekonstruksi, adalah sebuah alternatif. Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum

dibenarkan. Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai

secara klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel

maligna.

Pada penderita dilakukan simpel mastektomi berupa MRM (Modified Radical

Mastectomy) yang disebut juga mastektomi dengan diseksi kelenjar getah bening aksilaris

dan preservasi m. pectoralis mayor. Akan tetapi pada pasien ini pada waktu dilakukan

mastektomi terlihan bahwa jaringan tumor sudah mengilfitrasi sebagian dari m. pectoralis

mayor sehingga sebagian m. pectoralis mayor ikut direseksi.

Tumor filoides merupakan neoplasma fibroepitel yang jarang ditemukan pada

payudara dan sangat bervariasi jenisnya, tetapi biasanya jinak. Pemeriksaan patologi

menunjukkan komponen epitel dan mesenkim dan dapat menunjukkan tingkat keganasannya.

Tumor filoides sering dijumpai pada wanita dengan rata-rata umur 45-55 tahun. Komponen

jaringan ikat yang menyusun sebagian besar tumor memiliki campuran gelatin, kistik dan

daerah padat. Tumor filoides maligna mengandung unsur komponen liposarkoma atau

rhabdomiosarkoma lebih banyak dibanding komponen fibrosarkoma. Pemeriksaan baku

untuk menegakkan diagnosis tumor filoides adalah dengan pemeriksaan histopatologi. Selian

untuk diagnostik pemeriksaan histopatologi juga untuk menentuka apakah tumor filoides ini

masuk dalam benigna, borderline atau maligna.

Hasil pemeriksaan histopatologi pada pasien ini secara mikroskopik sediaan tumor

tampak jaringan tumor terdiri dari banyak sel-sel berbentuk spindle dengan inti hiperkromatik

kasar, banyak juga sel dengan mitosis, sel-sel sebagian tersusun palisade, tampakjuga focus-

fokus nekrosis dengan perdarahan dan pada bagian lain tampak jaringan miksoid. Sediaan

melalui kelenjar getah bening tampak potongan-potongan jaringan kelenjar menunjukkan 1

kelenjar menunjukkan hyperplasia reaktif dan 1 kelenjar telah diinfiltrasi oleh sel-sel tumor

yang sama. Kesimpulan yang didapatkan pada pemeriksaan histopatologi jaringan tumor dan

kelenjar getah bening yaitu malignant phylloides tumor yang telah metastase ke 1 kelenjar

getah bening.

Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam

tampilan histologis dari satu lesi ke lesi lainnya. Umumnya, tumor filoides jinak

memperlihatkan peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam

stroma. Adakalanya, sel-sel sangat anaplastik  dengan perubahan miksoid yang diamati.

Atipia seluler tingkat tinggi, dengan peningkatan selularitas stroma dan peningkatan jumlah

15

Page 16: Sarkoma filoides

mitosis, hampir selalu diamati pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-

struktural, pada tumor filoides bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan

nukleolonema yang bertautan kasar dan sisterna berlimpah dalam retikulum endoplasma.

DAFTAR PUSTAKA

1. "Cystosarcoma Phyllodes." Section 18, Chapter 242 in The Merck Manual of Diagnosis and Therapy, edited by Mark H. Beers, MD, and Robert Berkow, MD. Whitehouse Station, NJ: Merck Research Laboratories, 2004.242-9

2. Burstein HJ,Harris JR,Morrow Monica .Malignant Tumors of The Breast. In: Devita, Hellman, Rosenberg’s Cancer: Principle & Practice of Oncology,8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. Page 312-17.

16

Page 17: Sarkoma filoides

3. Bousquet G, Confavreux C, Magne N, et al. Outcome and prognostic factors in breast sarcoma: a multicenter study from the rare cancer network. Radiother Oncol. 2007;85:355–61.

4. Casciato D, Lowitz B. Manual of Clinical Oncology. 4th edition. 2629-32

5. tumor filoides. Diakses tanggal 30 November 2012. Dari : http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/10/tumor-filodes.html

6. Tse GM, Chaiwun B, Lau KM, Scolyer M, et all. Endothelin-1 expression correlates with atypical histologycal features in mammary phyllodes tumors. J Clin Pathol. 2007 ; 60(9): 1051-6

7. Patrasncu A, Popescu FE, Plesea I, Badelescu E, et all. Clinical and cytophatological aspect in phyllodes tumors in the breast. Romanian Journal of Morphology and embryology 2009, 50(4): 605-11

8. Stamatakos M, tsaknaki S, Konyzognou K, Gogas J, et all. Phylloidas tumors of the breast: a rare neoplasm, though not that innocent.int semin surg oncol. 2009; 6:6

9. Takenaka M, Toh U, Otsuka H, Takahasi H, et al. Giant Malignant phyllodes Tumor: a case report. The kurame medical journal 2011. (2) 67-72

10. hemalatha AL, Sidhuram VS, Asha U. MFH mimic in breast : a high-grade malignant phyllodes tumor. Case report pathol. 2011.

11. Mutarak M, Letturmongtum P, Somwagjaroen A, Chaiwun B. Phyllodes Tumors of The Breast. Biomedical Imagind and Interv J. 2006. 2(2).

12. Simsir A, Weisman J, Thorner K, Cangiarella J. Mammary lesion diagnosed as papillary at aspiration biopsy. Cancer Cytophat. 2003. 99(3). 156-165.

13. Yilmaz E, Sal S, Lebe B. Differentiation of phyllodes tumors versus fibroadenomas. Acta Radiol. 2002;43(1):34–9.

14. Bandyopadhyay R, Nag D, Mondal SK, Roy S, et all. Distinction of phyllodes tumor from fibroadenoma : cytologyst perspective. J cytol. 2010. 27(2). 59-62

15. Kumar M, Goel MM, Sagar M, Tiwari S. Angiosarcoma in reccurent malignant phyllodes tumor of breast. Indian Journal of Pathology dan Microbiology. 2012. 55(2). 264-5

16. Quinlan-Davidson S, Hodgson N, Elavathil L, Shanggugo T. Borderline Phyllodes Tumor with an Incidental Invasive Tubular carcinoma and Lobular Carcinoma in situ component : a case report. J Breast Cancer. 2011. 14(3). 237-240

17. Verma S, Singh R, Rai A, Pandey CP, et all. Extent of surgery in the management of phyllodes tumor of the breast. JCRT. 2010. 6(4). 111-15

18. Cavalli F, Kaye BS, Hensen HH, Armitage J, et all. Textbookm of medical oncology. 4th edition. Informa healthcare. 2009. UK.88-90

17

Page 18: Sarkoma filoides

18