Referat Ewing Sarkoma

download Referat Ewing Sarkoma

of 22

Transcript of Referat Ewing Sarkoma

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    1/22

    EWING SARKOMA

    PENDAHULUAN

    Ewing sarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari sumsum tulang dengan

    frekuensi sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada

    umur 10-20 tahun dan lebih sering pada laki-laki daripada wanita1).

    Tumor ini pertama kali dideskripsikan oleh James Ewing pada tahun 1921

    dimana tumor ini kemudian dipisahkan dari jenis lymphoma dan jenis tumor ganas

    lainnya yang diketahui pada saat itu 2,3).

    Seperti osteosarkoma, tumor ini lebih banyak menyerang anak, remaja, dan

    dewasa muda dengan karakteristik histologis yang unik berupa round-cells tumor

    1,4,5,6).

    Lokasi paling sering adalah diafisis tulang panjang terutama femur, tibia, ulna dan

    metatarsus. Tumor mulai di ruang sumsum tulang, lalu menembus korteks dan

    mengangkatnya membentuk lapisan tulang reaktif yang memberi gambaran radiologik

    seperti kulit bawang (onion skin appearance)7).

    Ewing Sarkoma dapat bermetastasis ke banyak tempat, baik ke paru-paru maupun

    ke tulang lainnya. Secara mikroskopik, ditandai dengan sel yang berdiferensiasi

    buruk7).

    Pemeriksaan laboratorium tidak jarang menunjukan leukositosis dan peninggian

    laju endapan darah. Penyakit lain yang perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding

    adalah osteomielitis kronik dan granuloma eosinofilik7).

    Walaupun diklasifikasikan kedalam jenis tumor pada tulang, Ewing sarkoma

    mempunyai karakteristik tumor yang berasal dari jaringan mesoderm dan ektoderm

    sehingga sangat susah untuk diklasifikasikan3).

    1

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    2/22

    EPIDEMIOLOGI

    Ewing sarkoma merupakan tumor ganas primer pada tulang yang prevalensinya

    menempati urutan keempat terbanyak. Pada usia > 30 tahun, prevalensi tumor ini

    menempati urutan kedua setelah Osteosarkoma. Prevalensinya menjadi yang pertama

    terbanyak untuk usia > 10 tahun8).

    Insidens kejadian Ewing sarkoma dilaporkan kurang lebih 1 orang per 1 juta

    penduduk setiap tahunnya. Angka kejadian Ewing sarkoma telah dilaporkan memiliki

    interval usia yang sangat besar, yakni mulai dari balita hingga dewasa, namun lebih

    sering terjadi pada usia 5-25 tahun8).

    Lokasi paling sering adalah diafisis tulang panjang terutama femur, tibia, ulna dan

    metatarsus7).

    Bagian distal tulang panjang lebih sering terkena dibandingkan pada bagian

    proximal. Persentasi kejadiannya diperkirakan pada ekstremitas sebesar 53%,

    sedangkan pada daerah sentral hanya sebesar 43%. Pada femur diperkirakan sekitar

    22%, pada pelvis sekitar 19%, pada tibia 11 % , pada humerus 10% dan 9% pada

    fibula9)

    .

    Tumor ini sangat jarang dijumpai pada tulang belakang dan tulang-tulang kecil

    pada tangan dan kaki8). Namun, biasanya metacarpal dan phalanx merupakan tempat

    yang sering terkena10).

    Seperti halnya sarkoma pada tulang lainnya , insidensinya sedikit lebih banyak

    terjadi pada laki-laki dibanding wanita. Menariknya, Ewing sarkoma sangat jarang

    ditemukan pada orang-orang Afrika dan orang China2,8,). Insidensi kejadian Ewing

    sarkoma sangat tinggi pada anak berkulit putih dibandingkan dengan anak berkulit

    hitam11). Sampai saat ini tidak diketahui adanya faktor predisposisi yang jelas8).

    2

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    3/22

    ANATOMI TULANG12)

    Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai lima fungsi

    utama, yaitu :

    1. Membentuk rangka badan;

    2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot;

    3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam,

    seperti otak, sum-sum tulang belakang, jantung dan paru-paru.

    4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam;

    5. Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hemopoietik untuk memproduksi

    sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan trombosit.

    Pertumbuhan tulang dibagi atas:

    1. Pertumbuhan memanjang tulang,

    Pertumbuhan interstisial tidak dapat terjadi didalam tulang, oleh karena itu

    pertumbuhan interstisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang

    rawan. Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan pada tulang panjang, yaitu:

    a. Tulang rawan artikuler

    Pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan

    merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah

    epifisis. Pada tulang pendek, pertumbuhan tulang dapat terjadi pada seluruh

    daerah tulang.

    b. Tulang rawan lempeng epifisis

    Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan matafisis dan

    diafisis untuk bertumbuh memanjang.

    Pada daerah pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu:

    - Proses pertumbuhan

    3

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    4/22

    Adanya pertumbuhan interstisial tulang rawan dari lempeng epifisis

    memungkinkan terjadinya penebalan tulang.

    - Proses kalsifikasi

    Kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis

    terjadi melalui proses osifikasi endokondral.

    Dikenal tiga zona lempeng epifisis, yaitu:

    a. Zona pertumbuhan

    Pada zona ini terdapat lapisan germinal yang merupakan daerah interstisial,

    yang melekat pada epifisis dengan sel-sel kondrosit muda serta pembuluh

    darah halus. Juga terdapat lapisan proliferasi yang merupakan daerah

    interstisial yang paling aktif dalam zona ini dan palisade di sebelah dalam dari

    lapisan proliferasi.

    b. Zona transformasi tulang rawan

    Pada zona ini terdapat lapisan hipertrofi, kalsifikasi dan degenerasi yang

    merupakan daerah tulang rawan yang mengalami maturasi.

    c. Zona osifikasi

    Zona osifikasi daerah yang tipis dengan sel-sel kondrosit yang telah mati akibat

    kalsifikasi matriks.

    2. Pertumbuhan melebar tulang

    Pertumbuhan melebar tulang terjadi akibat pertumbuhan aposisi osteoblas pada

    lapisan dalam periosteum dan merupakan suatu jenis osifikasi intramembran.

    3. Remodelling tulang

    Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami

    remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang

    4

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    5/22

    tulang secara progresif. Remodelling tulang terjadi sebagai hasil proses antara

    deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.

    Proses remodelling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-

    anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif

    sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negatif. Remodelling

    juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.

    Pada anak-anak walaupun terjadi kelainan yang hebat, namun remodelling

    tetap terjadi secara spontan kecuali bila terdapat kelainan rotasi.

    Secara garis besar, tulang dibagi atas:

    1. Tulang panjang

    Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan humerus,

    dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis

    epifisis disebut metafisis.

    Daerah ini merupakan suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya

    kelainan atau penyakit, oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolik

    yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan

    perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan

    pertumbuhan tulang.

    2. Tulang pendek

    Contoh tulang pendek antara lain adalah tulang vertebra dan tulang karpal dan

    tulang tarsal.

    3. Tulang pipih

    Yang termasuk tulang pipih antara lain adalah tulang iga, scapula, dan pelvis.

    Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan

    bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi

    periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang

    5

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    6/22

    memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang

    dewasa12).

    ETIOLOGI

    Perubahan genetik antar kromosom dapat menyebabkan timbulnya sel kanker,

    seperti pada sel-sel yang ditemukan pada metastasis Ewing sarkoma. Ewing sarkoma

    dapat diakibatkan oleh suatu translokasi antara kromosom 11 dan kromosom 22 yang

    mengalami fusi antara gen EWS pada kromosom 22 dan gen FLI 1 pada kromosom

    113).

    PATOFISIOLOGI

    Walaupun tumor ini berasal dari sum-sum tulang, secara histologi Ewing sarkoma

    dikaitkan dengan suatu sarkoma pada sel-sel retikulum. Sangat sering, tumor ini

    didiagnosa sebagai suatu lesi monostotik pada metafisis dan diafisis pada tulang

    panjang anggota gerak2). Walaupun sangat jarang, tumor ini dapat pula terjadi pada

    area pelvis, tulang iga (costa) dan scapula2).

    Tumor mulanya berada di ruang sumsum tulang lalu menembus korteks dan

    mengangkatnya membentuk lapisan tulang reaktif sehingga memberi gambaran

    radiologik seperti kulit bawang7).

    MANIFESTASI KLINIS

    Gejala-gejala pada Ewing sarkoma pada umumnya menyerupai gejala pada

    Osteomielitis6,7). Gejala yang dirasakan dapat berupa nyeri hebat dan pembengkakan

    pada daerah tumor dan terdapat gejala umum lainnya seperti kakheksia, dan nyeri

    tekan pada daerah tumor. Gejala tambahan dapat berupa demam, dan penurunan berat

    badan.13,14).

    6

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    7/22

    Tumor biasanya sangat ganas, berkembang secara cepat dan penderita meninggal

    dalam 3-18 bulan pertama (95% meninggal pada tahun-tahun pertama)1).

    Pada daerah spine (tulang belakang), predileksi tumor biasanya lebih banyak pada

    sacrum, dan pada umumnya disertai dengan gejala-gejala defisit neurologis.

    Prognosisnya lebih buruk bila dibandingkan dengan lokasi lainnya di tubuh15).

    Ewing sarkoma dapat bermetastasis ke banyak tempat, baik ke paru-paru maupun

    metastasis ke tulang lainnya7).

    DIAGNOSIS

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

    - Anamnesis;

    - Pemeriksaan Fisis;

    Pada inspeksi tampak adanya pembengkakan pada daerah tumor, disertai

    adanya nyeri tekan pada palpasi. Pemeriksaan fisis saja belum dapat menegakkan

    diagnosis Ewing sarkoma, oleh karena gejala dan tanda yang ditemukan bersifat

    umum dan tidak hanya ditemukan pada Ewing sarkoma.

    - Pemeriksaan Penunjang

    1. Laboratorium

    Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan adanya peningkatan

    hitung jenis sel leukosit (leukositosis), peningkatan eritrosit sedimentation rate

    (ESR) atau LED dan peningkatan C-reactive protein (CRP)8,13). Selain itu

    dapat pula ditemukan adanya anemia dan peningkatan serum lactic

    dehidrogenase (LDH)2,13).

    2. Radiologi Imaging

    7

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    8/22

    a. Bone X-Ray

    Terlihat destruksi tulang pada daerah lesi terutama pada diafisis disertai

    dengan pembentukan tulang baru sepanjang diafisis tulang panjang

    berbentuk fusiform diluar lesi yang merupakan suatu tanda khas yang

    disebut onion skin appearance.

    Tumor dapat meluas sampai ke jaringan lunak dengan garis-garis osifikasi

    yang berjalan radier disertai dengan reaksi periosteal tulang yang

    memberikan gambaran yang disebutsunray appearance (sunray periosteal

    reaction) serta terdapat segitiga Codman sehingga tumor dapat disalah

    interpretasikan sebagai osteogenik sarkoma1).

    Pada lesi yang jarang dengan sedikit atau tanpa keterlibatan intramedular

    (misalnya pada subperiosteal Ewing sarkoma), adanya destruksi dengan

    gambaran saucer-shaped pada eksterior korteks merupakan suatu

    karakteristik tambahan yang dapat ditemukan pada Ewing sarkoma16).

    8

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    9/22

    Gambar 1. Ewing sarkoma pada femur. Tampak pada foto polos femur

    posisi PA dan lateral menunjukkan adanya mottled, lesi

    osteolitik (lingkaran biru) dengan poorly marginated pada

    diafisis. Tampak pula adanya sunray periosteal reaction

    (lingkaran merah) dan lamellar periosteal reaction (tanda

    panah)13).

    b. Bone Scan (Scanning Radioisotope)

    Pada pemeriksaan bone scan (scanning radioisotope) biasanya pada

    daerah lesi akan memperlihatkan adanya peninggian aktivitas1,13).

    Pemeriksaan Bone Scan pada seluruh tubuh biasanya dilakukan untuk

    mengetahui adanya lesi metastatik13).

    c. MRI

    Pemeriksaan MRI sangat membantu untuk mengetahui adanya ekstensi

    ke jaringan lunak yang biasanya terjadi pada Ewing sarkoma13,16).

    MRI juga dapat dilakukan sebagai pilihan dalam menentukan staging

    tumor dan evaluasi terhadap respon kemoterapi dan radioterapi13).

    9

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    10/22

    Gambar 2. Pada pemeriksaan MRI tampak massa berwarna putih

    (hiperintense) pada left hip yang menunjukkan adanya Ewing

    sarkoma3).

    d. CT-Scan

    CT-Scan pada tulang bertujuan untuk mengevaluasi adanya destruksi

    dan keterlibatan ekstra-osseus13).

    3. Pemeriksasan Histopatologi

    Secara maksroskopik dapat ditemukan adanya pelebaran tulang dan sklerosis,

    hemoragik, nekrosis maupun degenerasi kistik17).

    10

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    11/22

    Gambar 3. Tampak adanya infiltrat pada tulang dada dengan lesi tumor

    berwarna putih disertai fokal hemoragik dan nekrosis17).

    Secara mikroskopik, terlihat seperti sheet-like proliferasi dari round-cells tumor

    tanpa adanya produksi matriks. Namun demikian, untaian serat fibrous dapat pula

    teridentifikasi pada lesi16).

    Sel-selnya memiliki batas sitoplasma yang tidak jelas dengan nukleus yang bulat

    atau oval. Sangatlah susah untuk membedakan Ewing sarkoma dari round-cells tumor

    lainnya seperti pada limfoma, embryonal rhabdomyosarcoma, metastatikneuroblastoma, dansmall cellosteosarkoma hanya dengan mikroskop cahaya. Sel-sel

    ini berbentuk polihidral tanpa aturan dan tidak ditemukan substansi dasarnya1,16).

    11

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    12/22

    Gambar 4. Sel-sel kecil berwarna biru dalam suatu pola berbentuk sarang

    denganfocal pseudorossette17).

    4. Pemeriksaan Sitogenik

    Saat ini, langkah besar telah dilakukan menggunakan immunohistochemical

    dan metode genetik molekular untuk membedakan Ewing sarkoma dari round-

    cells tumorlainnya. Studi sitogenik telah menemukan suatu translokasi resiprokal

    (11;22) (q24;q12) ditemukan pada kedua-duanya baik pada Ewing sarkoma

    maupun pada primitive neuroectodermal tumor(PNET)16).

    5. Pemeriksaan Reverse Transkriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

    Pemeriksaan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

    dapat digunakan untuk melihat translokasi dimana pada pemeriksaan sitogenik

    tradisional tidak berhasil dilakukan.

    Disamping itu, tumor-tumor tersebut mempunyai suatu sel glikoprotein permukaan

    yang disebut p30/32 MIC2, dimana sel ini menghasilkan gen MIC2 yang terletak pada

    pangkal lengan dari kromosom X dan Y. Glikoprotein tersebut dapat dikenali oleh

    antibodi monoklonal16).

    STADIUM

    12

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    13/22

    Penentuan stadium sangat penting untuk menentukan jenis terapi yang diberikan

    dan menentukan prognosis penyakit. Sampai saat ini belum didapatkan keseragaman

    dalam penerapan sistem staging untuk Ewing sarkoma

    18,19)

    .

    Sebagian besar penentuan stadium Ewing sarkoma didasarkan pada lokasi tumor,

    apakah hanya ditemukan pada salah satu bagian tubuh tertentu (lokal), atau telah

    mengalami penyebaran ke bagian tubuh atau organ lainnya (metastasis)18).

    Menurut National Cancer Institute, stadium pada Ewing sarkoma dapat digolongkan

    sebagai berikut:

    1. Stadium Lokal

    Sel-sel kanker tidak menunjukkan adanya penyebaran ke organ/jaringan sekitar

    tulang dimana sel kanker mulai tumbuh18).

    2. Stadium Metastasis

    Sel-sel kanker telah menyebar dari tempat awal timbulnya sel kanker ke bagian

    tubuh lainnya. Sel kanker biasanya lebih sering bermetastasis ke hepar, tulang

    lainnya dan sum-sum tulang belakang. Penyebaran sel kanker ke limfonodus dan

    sistem saraf sangat jarang ditemukan18).

    3. Stadium Rekurensi

    Rekurensi merupakan suatu keadaan dimana sel-sel kanker muncul kembali setelah

    mendapatkan pengobatan.

    Rekurensi sel kanker dapat muncul pada tempat dimana lesi pertama kali muncul

    atau pada bagian tubuh lainnya18).

    Selain itu, terdapat pula jenis penentuan stadium lainnya yang digunakan pada

    Ewing sarkoma yaitu:

    13

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    14/22

    Stadium 1A - Low-grade tumor yang hanya ditemukan pada mantel tulang

    yang keras.

    Stadium 1B - Low-grade tumor disertai perluasan lokal pada jaringan lunak. Stadium 2A - High-grade tumor yang hanya ditemukan pada mantel tulang

    yang keras.

    Stadium 2B - High-grade tumor disertai perluasan lokal pada jaringan lunak.

    Stadium 3 Low atau high-grade tumor yang telah mengalami metastasis ke

    organ lain19).

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan Ewing sarkoma biasanya tergantung dari lokasi tumor, adanya

    metastasis, tingkat derajat beratnya penyakit serta usia dan kondisi kesehatan umum

    pasien20).

    Alternatif terapi yang biasanya dilakukan berupa kombinasi kemoterapi,

    kemoterapi yang dilanjutkan dengan pembedahan (neoadjuvant kemoterapi), serta

    kombinasi radioterapi dan kemoterapi20).

    A. Kemoterapi

    Kemoterapi merupakan pilihan pertama dalam penanganan Ewing sarkoma.

    Pemberian kemoterapi biasanya dilakukan setiap interval 3 minggu menggunakan

    kombinasi obat kemoterapi yang ada20).

    Jenis obat kemoterapi yang dapat diberikan antara lain:

    1. Cyclophosphamide.,

    14

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    15/22

    2. Vincristine,

    3. Actynomicin-D,

    4. Doxorubicin,

    5. Ifosfamide dan

    6. Etoposide 14).

    Kemoterapi pada Ewing sarkoma dikenal juga dengan istilah Multiagent

    Chemotherapy 16). Selama 20 tahun silam, studi multi institusional tentang

    kemoterapi telah mempertinggi kemampuan untuk meningkatkan rata-ratakelangsungan hidup jangka panjang (long-term survival)pada pasien ini.

    Pada tahun 1981, Intergroup Ewing's Sarcoma Study Group I (IESS-I)

    mendemonstrasikan penambahan Doxorubicin (Adriamycin) sebagai standar

    regimen Vincristine, Cyclophosphamide, dan Actinomycin-D yang dapat

    meningkatkan kelangsungan hidup pasien16).

    IESS-II menunjukkan bahwa dosis intensifikasi dari four-drug regimen

    memberikan suatu perkembangan signifikan pada kejadian bebas penyakit dan

    kelangsungan hidup menyeluruh. Sebanyak 73% pasien non-metastase, non-pelvis

    disease menunjukkan bebas relaps pada pertengahan follow up 5-6 tahun

    sesudahnya16).

    IESS-III membandingkan antara penggunaan secara intensiffour-drug regimen

    dengan suatu protokol yang sama dengan penambahan Ifosfamide dan Etoposide16).

    Terdapat perkembangan menyeluruh pada tingkat kejadian bebas penyakit dan

    kelangsungan hidup dengan menggunakan six-drug regimen yang banyak terjadi

    pada kelompok pasien usia muda dan pasien dengan tumor pelvis.

    15

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    16/22

    Studi Kooperatif Nasional membandingkan standarsix-drug regimen dengan

    penggunaan regimen tersebut pada jangka pendek dengan intensifikasi pemberian

    Ifosfamide and Cyclophosphamide

    16)

    .

    Penambahan Ifosfamide dan Etoposide pada Kemoterapi standar yang

    digunakan pada Ewing sarkoma secara signifkan memberikan peningkatan angka

    kelangsungan hidup selama lima tahun (five-years survival) pada pasien yang

    belum ditemukan adanya penyebaran (metastasis) pada organ-organ lain21).

    B. Radioterapi

    Radioterapi dapat diberikan bersamaan dengan pembedahan dan ataukemoterapi19).

    Seperti halnya round-cells tumorlainnya, Ewing sarkoma bersifat radiosensitif.

    Pada masa sebelumnnya, protokol radioterapi terdiri dari 4000 sampai 6000 cGy

    yang ditujukan pada tulang yang dituju untuk menjangkau tujuan primer dari

    kontrol lokal sepanjang penggunaan kemoterapi16).

    Kemoterapi dapat dilakukan pada tempat dimana tindakan pembedahan tidak

    dapat dilakukan misalnya pada tulang belakang20).

    Beberapa pasien dapat memperoleh penanganan radioterapi saja, namun suatu

    trial mengemukakan adanya tingkat kegagalan terapi yang sangat tinggi dan

    adanya relaps pada pemberian radioterapi tunggal jika dibandingkan dengan

    prosedur pembedahan20).

    16

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    17/22

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    18/22

    2. Stadium Metastasis18)

    Pada stadium ini dapat dipilih salah satu dari pilihan terapi berikut:

    1. Kombinasi kemoterapi yang dilanjutkan dengann radioterapi atau pembedahan;

    2. Kemoterapi dosis tinggi dengan atau tanpa radioterapi serta penambahan stem

    cell support

    3. Kemoterapi intensif dengan kombinasi multi-drug kemoterapi.

    3. Stadium Rekurensi18)

    Pada stadium ini, pilihan terapi yang dipilih tergantung pada lokasi dimana sel

    kanker tersebut muncul kembali, jenis terapi sebelumnya dan faktor individu pasien.

    Kemoterapi dapat diberikan pada pasien yang belum mendapatkan kemoterapi

    sebelumnya. Sedangkan radioterapi dapat diberikan untuk mengurangi gejala yang

    ada.

    Tindakan pembedahan biasanya dilakukan untuk menghilangkan tumor yang telah

    menyebar pada paru-paru atau organ tubuh lainnya. Suatu uji klinik dapat dilakukan

    untuk mencoba jenis terapi baru18).

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Primitive Neuroectodermal Tumors (PNETs)

    Tumor ini memiliki kesamaan dengan Ewing sarkoma. Keduanya sangat susah

    dibedakan secara histologik. Kebanyakan Ewing sarkoma dan PNETs dapat

    dibedakan dengan tumor lainnya seperti Rhabdomyosarcoma berdasarkan cell-

    surface glikoprotein p30/32 MIC2, dimana sel ini menghasilkan gen MIC2 yang

    terletak pada pangkal lengan dari kromosom X dan Y2,16).

    18

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    19/22

    2. Osteogenik sarkoma1)

    Osteogenik sarkoma sering ditemukan pada usia dewasa muda dan pada usia lebih

    dari 65 tahun. Osteogenik sarkoma dan Ewing sarkoma merupakan tumor ganas

    tersering yang ditemukan pada anak-anak.

    Penderita seringkali datang dengan keluhan tumor yang besar atau oleh karena

    terdapat fraktur patologis

    Osteogenik sarkoma lebih sering ditemukan pada metafisis tulang panjang

    terutama pada femur distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada

    radius distal dan humerus proksimal.

    Pada X-Ray biasanya ditandai oleh adanya gambaran Codman Triangle dan

    Sunburst appearance.

    3. Osteomielitis

    Terutama mengenai daerah tulang panjang, biasanya lesinya terdapat pada

    metafisis2). Gambaran klinisnya selain adanya nyeri dan pembengkakan dapat pula

    disertai adanya demam dan malaise22).

    Pada X-Ray dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan sklerosis tulang,

    penebalan periosteum, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum21).

    4. Granuloma eosinofilik2)

    19

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    20/22

    Pada granuloma eosinofilik biasanya memiliki lesi yang jinak dengan tampilan

    yang kurang agresif jika dibandingkan dengan Ewing sarkoma.

    Pada foto X-Ray tampak batasnya lebih tegas serta gambaran periosteal reaction-

    nya mempunyai batas yang lebih tajam.

    5. Myeloma Multipel1)

    Kebanyakan ditemukan pada usia yang lebih tua dibandingkan pada Ewing

    sarkoma yaitu pada usia 40-70 tahun.

    Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri yang menetap dan nyeri pinggang yang

    kadang disertai nyeri radikuler serta kelemahan anggota gerak.

    Lokasi tersering ditemukan pada tulang belakang, panggul, iga, sternum dan

    tengkorak. Pada X-Ray tampak adanya multiple litic area dan punched out lesion.

    6. Sarkoma sel retikulum tulang1)

    Sarkoma sel retikulum tulang atau retikulosarkoma dapat terjadi pada setiap umur

    terutama pada umur diatas 20 tahun (30-40 tahun). Lokasi retikulosarkoma

    terutama pada tulang panjang.

    Pada X-ray terlihat bintik-bintik destruksi tulang yang biasanya ditemukan pada

    daerah sumsum tulang. Pada pemeriksaan radioisotope ditemukan adanya lesi yang

    multiple.

    7. Metastasis dari neuroblastoma1)

    20

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    21/22

    PROGNOSIS

    Prognosis Ewing Sarkoma tergantung pada lokasi tumor dan tingkat penyebaran

    sel-sel kanker (metastasis)14). Bila dibandngkan dengan Osteosarkoma, Ewing sarkoma

    memiliki prognosis yang lebih buruk11) dan tidak jarang penderita meninggal beberapa

    tahun setelah di diagnosis7). Terapi yang disarankan adalah kombinasi radioterapi;

    kemoterapi dan pembedahan. Ewing sarkoma bersifat relatif radiosensitif7,14).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis Ewing sarkoma, diantaranya:

    1. Letak tumor; pada daerah selain pelvis, seperti pada daerah distal tulang panjang,

    costa dan tulang-tulang lainnya mempunyai prognosis yang lebih baik.

    2. Usia; pada usia muda biasanya prognosis lebih baik.

    3. Ukuran tumor; tumor diameternya > 8 cm memiliki prognosis yang lebih buruk.

    4. Laboratorium; anemia, peningkatan ESR (LDH), leukosit dan peningkatan LDH

    biasanya dikaitkan dengan prognosis yang buruk9).

    Pada salah satu studi yang dilakukan di Eropa terhadap 359 pasien dengan non-

    metastasis Ewing sarkoma, dikemukakan beberapa faktor yang dihubungkan dengan

    prognosis yang buruk, diantaranya adalah:

    1. Jenis kelamin laki-laki,

    21

  • 7/28/2019 Referat Ewing Sarkoma

    22/22

    2. Usia lebih dari 12 tahun,

    3. Anemia,

    4. Peningkatan level LDH,

    5. Pemberian radioterapi hanya untuk local control, dan

    6. Rangkaian kemoterapi yang buruk2).

    22