Sap Tb(Phc Sistem

27
SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP) Fundamental of Pathophysiology Penyakit Tuberculosis OLEH : FAIDHOTURROHMAH DWI SETIYOWATI 135070207111005 REGULER 1 KELOMPOK 2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

PHC blok

Transcript of Sap Tb(Phc Sistem

SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)

Fundamental of Pathophysiology Penyakit Tuberculosis

OLEH :

FAIDHOTURROHMAH DWI SETIYOWATI

135070207111005

REGULER 1

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015

1. LATAR BELAKANG

A. Deskripsi Mata Ajar

Blok ini adalah integrasi antara anatomi, fisiologi, biokimia, patofisiologi, patologi

anatomi, patologi klinik, mikrobiologi, farmakologi dan proses keperawatan sistem

pernapasan. Semua komponen ini bertujuan untuk memahami etiologi,

patogenesis, dan morfologi penyakit sistem pernapasan melalui pemeriksaan

laboratorium, serta memahami farmakokinetik dan farmakodinamik obat untuk

penyakit sistem pernapasan. Proses keperawatan sistem pernafasan juga akan

dibahas. Blok sistem pernapasan ini merupakan integrasi dari dua mata

kuliah Fundamental of Pathophysiology Respiratory System (4 SKS) dan

Nursing Care of Respiratory System (4 SKS) dengan jumlah total SKS adalah

8 SKS.

B. Kompetensi Mahasiswa Blok Respiratory

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Fundamental of pathofisiology

Respiratory system

1.1 Structural Organization

1) The conducting airways

2) The Lungs

1.2 Exchange Gasses

1) Basic properties of gasses

2) Respiratory Pressures

3) Mechanic Of Breathing

1.3 Exchange & Transport Of Gasses

1) Ventilation

2) Perfusion

3) Diffusion

4) Matching Of ventilation & perfusion

5) Gas transport

1.4 Control Of Breathing

1) Chemoreceptors

2) Lungs receptors

3) Cough reflex, Dispnea

1.5 Acid-basa Balance and interpretation of Blood Gass Analysis

2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penyakit Tuberkulosis

2.1 Definisi Tuberculosis

2.2 Etiologi Tuberculosis

2.3 Faktor Resiko Tuberculosis

2.4 Manifestasi Tuberculosis

2.5 Patofisiologi Tuberculosis

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

2.7 Penatalaksanaan Tuberculosis

2.8 Komplikasi Tuberculosis

2.9 Pencegahan Tuberculosis

3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan penerapan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga dengan gangguan system respirasi

2. Tujuan

a) Tujuan UmumSetelah menyelesesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami dan

menjelaskan konsep dasar sistem pernapasan yang meliputi anatomi, fisiologi,

biokimia, patofisiologi, patologi anatomi, patologi klinik, mikrobiologi, farmakologi

dan proses keperawatan sistem pernapasan khususnya penyakit tuberculosis.

Melakukan asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem pernapasan

sesuai dengan standar profesional dan memperhatikan aspek legal etik.

b) Tujuan Khusus a. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan

b. Mampu menjelaskan fundamental of pathofisiology penyakit tuberculosis

c. Memahami mekanisme terjadinya penyakit tuberculosis

d. Mampu melakukan pemeriksaan diagnostic pada pasien dengan penyakit

tuberculosis

e. Memberikan intervensi pada pasien dengan penyakit tuberculosis

dosen

Mahasiswa

3. Sub pokok bahasana. Definisi Tuberculosis

b. Etiologi Tuberculosis

c. Faktor Resiko Tuberculosis

d. Manifestasi Tuberculosis

e. Patofisiologi Tuberculosis

f. Pemeriksaan Diagnostik

g. Penatalaksanaan Tuberculosis

h. Komplikasi Tuberculosis

i. Pencegahan Tuberculosis

4. Rencana Kegiatana) Metode

Ceramah dan diskusib) Media dan alat bantu

Power pointAlat bantu : LCD, computer, Mic

c) Setting tempat

d) Waktu dan tempatWaktu : Senin, 19 Oktober 2015Pukul : 08.00-09.00 WIBTempat : Biomedik lantai 2

e) Materi : Fundamental of Pathofisiology Penyakit Tuberkulosisf) Peserta : Mahasiswa PSIK semester IVg) Pengajar : Faidhoturrohmah Dwi Setiyowati

5. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap time Kegiatan PengajarKegiatan

MahasiswaMetode Media

Pendahulua

n

3

menit

1. Membuka kegiatan

dengan mengucapkan

salam

“Assalamualaikum,,

Selamat Pagi..”

2. Memperkenalkan diri

“Saya Ns. Faid, pagi

ini kita akan

membahas tentang

FP penyakit

tuberculosis dan

mekanisme terjadinya

penyakit TB”

3. Menjelaskan maksud

dan tujuan

“Tujuan dari materi

kuliah hari ini adalah :

a. Diakhir perkuliahan

mahasiswa mampu

menjelaskan

fundamental of

pathofisiology

penyakit

tuberculosis

b. Memahami

mekanisme

terjadinya penyakit

tuberculosis

c. Mampu melakukan

pemeriksaan

1. Menjawab

Salam

”Waalaikum

salam,, Selamat

pagi”

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Ceramah

dan

diskusi

Power

point

Komputer

LCD

Mic

diagnostic pada

pasien dengan

penyakit

tuberculosis

4. Menjelaskan kontrak

waktu

“selama 1 jam

kedepan kita akan

membahas tentang

FP penyakit

tuberculosis……….”

5. Menyebutkan materi

atau topik yang akan

diberikan.

4. Menyetujui

5. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Penyajian 12

menit

1. Menjelaskan

fundamental of

pathofisiology

tuberculosis

“kita mulai dari

definisi Tuberkulosis

itu apa? Tuberkulosis

adalah penyakit

infeksi yang yang

menyerang parenkim

paru-paru disebabkan

oleh Mycobacterium

Tuberculosis.

Menjelaskan mulai

dari definisi, etiologi,

factor resiko,

Manifestasi klinik,

Patofisiologi

Tuberculosis,

1. Mendengarkan

dan

memperhatika

n dengan

seksama

(Mahasiswa

mencatat

materi yang

penting di

buku)

Ceramah

dan

diskusi

Power

point

Komputer

LCD

Mic

Pemeriksaan

Diagnostik,

Penatalaksanaan

Tuberculosis,

Komplikasi

Tuberculosis, dan

Pencegahan

Tuberculosis”

2. Memberikan

kesempatan

mahasiswa untuk

bertanya jika tidak

mengerti

“silahkan bertanya

jika tidak mengerti

dan angkta tangan

dulu sebelum

bertanya…”

2. Mahasiswa

berperan aktif

dengan

mengajukan

pertanyaan

“Bu, saya mau

bertanya

apakah

penyakit

tuberculosis itu

pengobatanny

a harus rutin

dilakukan? Jika

tidak rutin apa

yang akan

terjadi?

Penutup 5

menit

1. Melakukan evaluasi

pada akhir

pertemuan

2. Menyimpulkan

materi yang telah

disampaikan

“jadi dapat

disimpulkan bahwa

penyakit

1. Menjawab

pertanyaan

yang diajukan

2. Mendengarkan

dan

memperhatika

n

Ceramah

dan

diskusi

Power

point

Komputer

LCD

Mic

tuberculosis itu

dapat menular

melalui droplet

nuclei yang dibawa

lewat udara, pada

pasien dengan

penyakit

tuberculosis harus

rutin meminum obat

untuk mencegah

komplikasi yang

lebih serius……..”

3. Memberikan salam

penutup

“Baik, apakah ada

pertanya lagi? Jika

tidak ada saya akhiri

perkuliahan hari ini.

Wassalamualaikum

Wr Wb..

Selamat siang…”

3. Menjawab

salam

“Waalaikum

salam Wr Wb..

Selamat pagi

….”

5. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur

a) Mahasiswa menghadiri perkuliahan sesuai jadwal yang ada

b) Tersedianya alat media untuk melakukan perkuliahan

c) Mahasiswa memberikan respon terhadap pelaksanaan

d) Adanya persiapan yang baik terkait materi, sasaran dan prasarana yang

akan digunakan.

2. Evaluasi proses

a) Mahasiswa mengikuti dari awal sampai akhir perkuliahan

b) Mahasiswa tidak meninggalkan tempat perkuliahan

c) Mahasiswa berperan aktif dan antusias mengikuti kegiatan perkuliahan

d) Mahasiswa memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.

e) Mahasiswa mampu memahami isi materi dengan baik.

3. Evaluasi Hasil

a) Mahasiswa dapat memahami fundamental of pathofisiology tuberculosis

dengan baik

b) 70% peserta dapat menjelaskan materi yang disampaikan dengan baik.

6. Lampiran a. Lampiran materib. Lampiran lembar evaluasi

(lampiran)MATERI

1. Definisi Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang yang menyerang parenkim paru-paru

disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang parenkim paru.

Penyakit ini juga bisa menyerang orang tubuh lain seperti meningen, tulang,

nodus limfe, dll.

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis (Keliat, 2004). TB paru merupakan salah satu

penyakit saluran pernapasan bagian bawah Penularan kuman ini melalui droplet

nuclei dan bisa bertahan hidup di udara mulai beberapa menit sampai jam

setelah dikeluarkan oleh penderita sewaktu batuk, bersin, menyanyi dan

berbicara, dan orang yang terpapar akan terinfeksi (Alsagaff dan Mukty, 2006).

Berifat menahun dan menular dari penderita ke orang lain.

2. EtiologiPenyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh

Micobacterium Tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan

ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan

kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya, sehingga

paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman ini juga

terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam

dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Penyebaran Mycobacterium

Tuberculosis yaitu melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan

menginfeksi (Depkes RI, 2002).

Bakteri Myobacterium Tuberculosis bersifat dorman ( tertidur) di dalam

tubuh.Apabila bakteri ini masuk kedalam orang yang mempunyai system imun

yang baik maka bakteri ini akan dorman di dalam tubuh.Selama beberapa tahun

kemudian apabila orang ini system imunnya turun, makan bakteri ini akan aktif di

dalam tubuh.

Pada bakteri mycobacterium tuberculosis terdapat suatu molekul yang

bernama lipoarabinomanan yang fungsinya sebagai media interaksi antara inang

dengan patogen di dalam makrofag.

3. Factor Resiko

Faktor-faktor Toksin

Merokok, minuman keras, dan tembakau merupakan faktor penting dapat

menurunkan daya tahan tubuh (Nelson, 1995).

Faktor risiko tuberkulosis paru menurut Bambang Ruswanto (2010), yaitu:

Jenis kelamin

WHO (2012) melaporkan bahwa di sebagian besar dunia, lebih banyak laki-laki

daripada wanita didiagnosa tuberkulosis. Hal ini didukung dalam penelitian Feng

et al (2012) yang menunjukkan bahwa di Taiwan, Cina, jenis kelamin pria

merupakan faktor risiko independen untuk terinfeksi TB karena memiliki

kebiasaan merokok.

Umur

Menurut DEPKES (2002), di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru

adalah usia produktif yaitu 15-50 tahun.

Status gizi

Status gizi yang buruk seperti kekurangan protein, kalori dan zat besi merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru.

Perilaku merokok

Kondisi sosial ekonomi

Kondisi sosial ekonomi merupakan penyebab tidak langsung seperti adanya

kondisi gizi memburuk, perumahan yang tidak sehat dan akses terhadap

pelayanan kesehatan juga menurun kemampuannya. Menurut perhitungan rata-

rata penderia TB kehilangan 3-4 bulan waktu kerja dalam setahun dan juga

kehilangan penghasilan setahun secara total mancapai 30% dari pendapatan

rumah tangga.

Kepadatan penghuni rumah

Kelembapan rumah

Lantai rumah

Ventilasi

Pencahayaan

Dinding rumah

Imigran dari daerah yang berprevalensi tinggi TB

Ras yang berisiko tinggi dan kelompok etnis minoritas (misalnya, Afrika Amerika,

Amerika Indian, asli Alaska, Asia, Kepulauan Pasifik dan Hispanik)

Mereka yang menetap di lingkungan yang berisiko tinggi untuk penularan TB,

seperti fasilitas-fasilitas perbaikan, penampungan bagi tuna wisma, rumah sakit,

dan rumah-rumah perawatan (Price dan Wilson, 2012).

Pendidikan

Rendahnya pendidikan seseorang penderita TB dapat mempengaruhi seseorang

untuk mencari pelayanan kesehatan. Terdapat beberapa penelitian yang

menyimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai pendidikan rendah akan

berpeluang untuk mengalami ketidaksembuhan 5,5 kali lebih besar berbanding

dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Croft, 2002)

Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif

Individu imunosupresif (termasik lansia, pasien dengan kanker,mereka yang

dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan HIV)

4. Manifestasi KlinikGambaran klinik Tuberkulosis paru, (Faizal, 1992).

Batuk

Batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau, lebih

tanpa pengobatan dengan menggunakan antibiotik dapat dianggap telah

terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis (Kochi, 1997 dalam Alfred et al.,

2005). Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkus dan

terjadi iritasi. Akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi

produktif yang berguna untuk membuang produk-produk ekskresi peradangan.

Dahak

Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,

kemudian berubah menjadi mukopurulen/kuning atau kuning hijau sampai

purulen dan kemudian dapat bercampur dengan darah.

Batuk darah

Sifat batuk dimulai dari batuk non produktif. Keadaan ini biasanya akan

berlanjut menjadi batuk darah. Kebanyakan batuk darah

pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus

dinding bronkus. Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau

bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah

yang sangat banyak. Kehilangan darah yang banyak kadang akan

mengakibatkan kematian yang cepat.

Sesak Nafas

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru

yang cukup luas atau pengumpulan cairan di rongga pleura sebagai komplikasi

tuberculosis.

Nyeri Dada

Nyeri kadang berupa, nyeri menetap yang ringan. Kadang-kadang lebih

sakit sewaktu menarik nafas dalam. Bisa juga disebabkan regangan otot karena

batuk

Gejala khusus :

a. Timbul suara mengi, suara napas melemah yang disertai sesak, jika terdapat

cairan pada rongga pleura dapat menimbulkan keluhan nyeri dada.

b. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan

kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,

suara nafas melemah yang disertai sesak.

c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang

pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di

atasnya, pada muara ini akan menimbulkan nanah.

d. Pada anak-anak dapat mengenai lapisan pembungkus otak yang disebut

dengna meningitis.

e. Perasaan tidak enak (malaise), lemah

Batuk terus menerus

Sekret berlebih

Merangsang batuk

Nadi RR

Sembuh

Komplikasi

Suhu meningkat

Hipertermia

Stimulasi sel goblet

Hipersekresi mucus

Invasi bakteri M. tuberculosis(droplet inhalation)

Terisap oleh orang sehat

Menempel di jalan nafas/paru-paru

Menetap dan berkembang biak

Membentuk sarang primer

Sembuh dengan bekas

Infeksi primer

Inflamasai saluran pernafasan

TBC

Kuman dormant (aktif setelah beberapa tahun)

Fibrosis jaringan

Gg. Pertukaran gas

Alveoli tidak dapat mengembang saat

ekspirasi

Terbentuk jaringan ikat (elastik dan

tebal)

Difusi O2 dan CO2 terganggu

Nyeri

Merangsang saraf untuk mengeluarkan

neurotransmitter bradikinin

Iskemia jaringan

Merangsang saraf untuk aktifasi RAS

Rapid Eye Movemen (REM)

Gangguan pemenuhan istirahat

dan tidur

Kurang terpajan informasi

Akses informasi rendah

Krisis situasional

Perubahan status kesehatan

Cadangan energi

Pemecahan karbohidrat dan

lemak secara berlebih

Metabolisme

Aktivitas seluler

Pembuluh darah pecah

Iritasi sal. nafas

Deficit pengetahuan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Batuk darah

BB menurun

Anoreksia

Distensi abdomen

Nutrisi < keb

5. Patofisiologi

6. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan bakteriologik

- dahak : dahak yang digunakan harus benar-benar dahak atau ingus tanpa

bercampur air ludah. Dahak yang paling baik adalah dahak di pagi hari

- urine : urine yang paling baik di gunakan adalah urine di pagi hari atau urine

pancar tengah

- air kuras lambung : ini biasa di gunakan pada anak-anak karena dahaknya

yang sudah tertelan. Ini paling baik di lakukan sebelum makan

b. Pemeriksaan fisik

Pada TB paru, kelainan yang di dapat tergantung luas kelainan struktur

paru.pada permulaan (awal)perkembangan penyakit umumnya tidak(atau sulit

sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah

lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 dan S2), serta

daerah apeks lobus inferior (s6). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara

lain suara napas bronkial,suara napas melemah, ronki basah.

c. Analisa cairan pleura

Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rivalta.intepretasi hasil analisis yang

mendukung diagnosis TB adalah uji Rivalta postifi dan kesan cairan

eksudat.serta pada analisa cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan

glukosa rendah.

d. Pemeriksaan histolopatologi jaringan

Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis

TB. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau autopsi.

e. Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksan darah rutin kurang menjukkan indikator spesifik untuk TB. Laju

endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikatir

penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju

endap darah yang normal tidak menyingkirkan TB.

f. Tuberkulin skin test (TST) / Mantoux Test

Uji ini dilakukan dengan menginjeksikan secara intracutaneous 0.1ml Tween-

stabilized liquid PPD (Purified Protein Derivative) pada bagian punggung atau

dorsal dari lengan bawah. Dalam waktu 48 – 72 jam, area yang menonjol

(indurasi), bukan eritema, diukur.

7. Penatalaksanaan 1. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi

cepat M. tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya

komplikasi.

Jenis dan dosis OAT :

1) Isoniazid (H)

Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam

keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang.

2) Rifampisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten).

3) Pirazinamid (P)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan

suasana asam.

4) Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan

kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan

pendengaran.

5) Ethambutol (E)

Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan

berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau,

maupun optic neuritis.

2. Pembedahan

Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangkat jaringan

paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi

untuk mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk reseksi bagian paru

yang rusak.

Dari segi keperawatan :

1. Pemanatauan tanda – tanda infeksi sekunder

2. Pemberian oksigen yang adekuat

3. Latihan batuk efektif

4. Fisioterapi paru

5. Penmberian nutrisi yang adekuat

6. Pemberian obat antituberkulosis, seperti isoniazid, streptomisin, etambutol,

rifampisin, pirazinamid, dan lain lain.

7. Vaksinasi BCG untuk bayi.

8. Pencegahan dengan penyuluhan dan pemberian edukasi seputar penyakit.

8. Komplikasi Kesulitan melakukan intubasi

Cedera pada trakea dan bronkus.

Perdarahan.

Spasmus pada bronkus dan laring.

Aritmia:

Sinus takikardia.

- Aritmia yang serius.

- Aritmia yang mengancam jiwa.

Henti jantung.

Pneumotoraks.

Emfisema mediastinum

Apergilomata adalah kavitas tuberkulosis yang sudah diobati dengan baik dan

sudah sembuh terinfeksi jamur Aspergillus fumigatus. A. fumigatus yaitu spesies

jamur lingkungan yang menghasilkan spora yang terdapat di dalam udara

dengan dihirup secara terus menerus.

Kor pulmonale adalah suatu bentuk penimbunan cairan di dalam paru (abses

paru)

Laringitis tuberkulosis adalah radang pangkal tenggorokan dengan gejala serak,

perubahan suara dan gatal pada kerongkongan

9. PencegahanJika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga

kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu

pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi. Ikuti tips ini untuk

membantu menjaga dan pencegahan penyakit tbc kepada teman dan keluarga dari

infeksi bakteri

1. Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan

orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc aktif.

2. Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil

di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka

jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar.

3. Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut

kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan tb secara

efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat

4. Selain pencegahan tbc, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat baik untuk

melawan infeksi sehingga lebih cepat sembuh.

Ini adalah langkah yang paling penting yang dapat diambil untuk melindungi diri

sendiri dan orang lain dari tbc. Bila penderita menghentikan pengobatan dini atau

melewatkan dosis, bakteri tbc memiliki kesempatan untuk mengembangkan mutasi

yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup bahkan jika diberi obat tbc yang

paling kuat sekalipun. Strain yang resistan terhadap obat yang dihasilkan jauh lebih

mematikan dan sulit diobati.

Daftar Pustaka

1. Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi (konsep klinis proses – proses penyakit).Jakarta : EGC

2. Smeltzer, Suzanne C., Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth ed.8 vol.3. Jakarta: EGC

3. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN.2013.Riset Kesehatan

Dasar.Jakarta: KEMENKES RI

(lampiran evaluasi)Pilihlah jawaban yang paling benar !

1. Fungsi lain dari paru adalah …………………………………………………..

1) Menghasilkan vasoactive bradikinin, yg merubah angiotensin I menjadi

angiotensin II

2) Juga berfungsi sebagai organ resersoar (penyimpanan) darah

3) Memproduksi heparin oleh sel pada kapiler paru

4) Menyediakan O2 untuk jaringan tubuh dan membuang CO2.

2. Cara penularan TB dapat melalui ………………………………………………..

a. Alat makan

b. Droplet nuclei

c. Darah

d. Udara

e. Kontak fisik

3. Sifat bakteri TB adalah ………………………………………………………………..

1. bentuk batang

2. Tidak tahan asam

3. sensitive terhadap cahaya

4. bovin

4. Faktor risiko TB

1. alkoholik

2. HIV

3. DM

4. steroid

5. Manifestasi dari tuberculosis adalah, kecuali ……………………………….

a. Hemopteu d. mengi

b. Sesak napas e. mual muntah

c. berdahak

Isilah jawaban di bawah ini dengan singkat !

6. Jelaskan mekanisme terjadinya nyeri pada pasien dengan penyakit tuberculosis !

7. Jelaskan mekanisma terjadinya penurunan berat badan pada penderita TB !

8. Kelainan apa saja yang ditemukan dalam pemeriksaan fisik pada pasien dengan

penyakit tuberculosis ?

9. Pemeriksaan diagnostic apa saja yang dilakukan dalam penyakit tuberculosis !

10. Penatalaksaanan apa saja yang dapat dilakukan pada penderita tuberculosis ?

11. Tujuan dari pengobatan tuberculosis?

12. Sebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit tuberculosis