SAP TB PARU RSPG BARU.doc

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT TB PARU DI POLI PARU RS PETROKIMIA GRESIK Oleh : Nino Adianto NIM 131413143153 Agida De Argarinta NIM 131413143140 Siti Hidayati Al Indasah NIM 131413143142 Yeny Rachmawati NIM 131413143144 Rosanna Agustine NIM 131413143155 Deni Rosadi NIM 131413143152 Ahmad Khanzul K NIM 131413143154 Masruroh Vivianti NIM 131413143157 Rudianto NIM 131413143165 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Transcript of SAP TB PARU RSPG BARU.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT TB PARUDI POLI PARU RS PETROKIMIA GRESIK

Oleh :

Nino Adianto

NIM 131413143153

Agida De Argarinta

NIM 131413143140

Siti Hidayati Al IndasahNIM 131413143142

Yeny Rachmawati

NIM 131413143144

Rosanna Agustine

NIM 131413143155

Deni Rosadi

NIM 131413143152

Ahmad Khanzul K

NIM 131413143154

Masruroh Vivianti

NIM 131413143157

Rudianto

NIM 131413143165PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik: Tuberkulosis ParuSasaran:Pasien dan keluarga pasien di Poli Paru RS Petrokimia GresikTempat:Poli Paru RS Petrokimia GresikHari/Tanggal:Rabu, 25 Maret 2015

Waktu:15.00 s.d 17.00 WIB

Tujuan Instruksional

1. Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga dapat mengetahui apa itu penyakit TB Paru, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan.

2. Tujuan Instruksional KhususSetelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga dapat :a. Menyebutkan pengertian dari TB Paru

b. Menyebutkan tanda dan gejala TB Paru

c. Menyebutkan cara penularan TB Paru.d. Mengerti pelaksanaan pengobatan TB Parue. Mengerti cara pencegahan TB Paru.f. Mengerti komplikasi TB Paru

3. SasaranPasien dan keluarga pasien di poli paru RS Petrokimia Gresik.

4. Materia. Pengertian TB Paru

b. Tanda dan gejala TB Paru

c. Cara penularan TB Paru.

d. Cara Pencegahan TB Paru.

e. Penanganan TB Paru

5. Metodea. Ceramahb. Tanya Jawab6. Mediaa. Slide showb. Leaflet c. Alat peraga: masker dan hand rub7. Kriteria Evaluasia. Evaluasi Struktur

1. Peserta hadir ditempat penyuluhan 10 menit sebelum acara2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Paru3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnyab. Evaluasi Proses

1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benarc. Evaluasi Hasil

1) Pasien dan keluarga pasien mengetahui tentang isi penyuluhan

2) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 8 orang 8. Kegiatan PenyuluhanNo.WAKTUKEGIATAN PENYULUHKEGIATAN PESERTA

1.

5MenitPembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang akan diberikanMenjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2.15

menitPelaksanaan :

1. Menggali pengetahuan keluarga pasien

2. Menjelaskan tentang pengertian dari TB Paru

3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala TB Paru

4. Menjelaskan tentang cara penularan TB Paru.

5. Menjelaskan tentang cara pencegahan TB Paru.6. Menjelaskan tentang penanganan TB Paru

7. Mempraktikkan: etika batuk, cuci tangan

8. Memberikan kesempatan untuk bertanyaMenjawab pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

MemperhatikanMemperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Bertanya

3.20MenitEvaluasi :

1. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada ibu yang dapat menjawab pertanyaan.

2. Meminta peserta mempraktikkan etika batuk dan cuci tangan

Menjawab pertanyaan

Mengevaluasi

4.5MenitTerminasi :

1. Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.

2. Mengucapkan salam penutupMendengarkan

Menjawab salam

9. PengorganisasianPembimbing Akademik: Deny Yasmara, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. KMB.Palaksanaana. Moderator : Masruroh Vivianti b. Pembicara : Rudiantoc. Observer : Rosanna Agustined. Fasilitator : Agida De. A, Siti Hidayati, Yeny Rachmawati, Nino Adianto, Ahmad Khanzul Khoir, Deni Rosadi10. Deskripsi Pengorganisasian

1. Moderator

Tugas :

a. Mengatur jalannya penyuluhan

b. Menyampaikan judul materi

c. Mengatur kontrak waktud. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khususe. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka2. Penyaji

Tugas :

a. Menyajikan materi penyuluhan dan

b. Menjawab pertanyaan dari peserta

3. Observer

Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan4. Fasilitator

Tugas

: Menstimulasi peserta yang tidak aktif11. Setting Tempat

Keterangan Gambar:

: Audience

: Moderator

: Penyuluh

: Fasilitator

:ObserverTUBERKULOSIS PARU

A. Pengertian Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasa merupakan lokasi infeksi primer (Arif dkk, 2009).Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun (Sudoyo, 2009).B. Patogenesis.

Menurut Arif, dkk (2009) penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman adalah kuman berbentuk batang langsing yang tahan asam, dan aerobik yang merupakan organisme patogen maupun saprofit. Dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian besar komponen M. Tuberkulosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh sebab itu, M. Tuberkulosis senang tinggal di daerah apikal paru-paru yang kandungan oksigennya sangat tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang sangat kondusif untuk kuman penyebab penyakit tuberculosis.

Tuberkulosis ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh bakteri M. tuberculosis. Udara terkontaminasi oleh bakteri karena penderita tuberkulosis aktif melepaskan bakteri melalui batuk dan bakteri bisa bertahan dalam udara selama beberapa jam. Janin bisa tertular dari ibunya sebelum atau selama proses persalinan karena menghirup atau menelan cairan ketuban yang terkontaminasi. Bayi bisa tertular karena menghirup udara yang mengandung bakteri (Irman, 2008).Menurut Wibisono (2010) sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis biasanya menghancurkan bakteri atau menahannya di tempat terjadinya infeksi. Kadang bakteri tidak dimusnahkan tetapi tetap berada dalam bentuk tidak aktif (dorman) di dalam makrofag (sejenis sel darah putih) selama bertahun-tahun.Sekitar 80% infeksi tuberkulosis terjadi akibat pengaktivan kembali bakteri yang dorman. Bakteri yang tinggal di dalam jaringan parut akibat infeksi sebelumnya (biasanya di puncak salah satu atau kedua paru-paru) mulai berkembangbiak. Pengaktivan bakteri dorman ini bisa terjadi jika sistem kekebalan penderita menurun (misalnya karena AIDS, pemakaian kortikosteroid atau lanjut usia). Biasanya seseorang yang terinfeksi oleh tuberkulosis memiliki peluang sebesar 5% untuk mengalami suatu infeksi aktif dalam waktu 1-2 tahun.

1. Perkembangan tuberkulosis pada setiap orang bervariasi, tergantung kepada berbagai faktor: Suku : tuberkulosis berkembang lebih cepat pada orang kulit hitam dan penduduk asli Amerika

2. Sistem kekebalan : infeksi aktif lebih sering dan lebih cepat terjadi pada penderita AIDS. Penderita AIDS memiliki peluang sebesar 50% utnuk menderita infeksi aktif dalam waktu 2 bulan. Jika bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik, maka kemungkinan meninggal pada penderita AIDS dan tuberkulosis dalam waktu 2 bulan adalah sebesar 50%.Tuberkulosis aktif biasanya dimulai di paru-paru (tuberkulosis pulmoner). Tuberkulosis yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner) biasanya berasal dari tuberkulosis pulmoner yang telah menyebar melalui darah. Infeksi bisa tidak menyebabkan penyakit, tetapi bakteri tetap hidup dorman di dalam jaringan parut yang kecil.C. Tanda Dan GejalaMenurut BAG/SMF IKA (2008) diagnosis TB dapat diidentifikasi jika :1. Pada anak harus dicurigai menderita Tb kalau :

a. Kontak erat (serumah) dengan penderita Tb dengan sputum BTA (+)

b. Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari.

c. Terdapat gejala umum

2. Gejala-gejala yang harus dicurigai Tb adalah:

a. Gejala umum atau tidak spesifik

1) Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi.

2) Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak bertambah (failure to thrive) dengan adekuat.

3) Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.

4) Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, bisa multiplel, paling sering didaerah leher, axilla dan inguinal.5) Gejala-gejala respiratorik

a) Batuk lama lebih dari 3 minggu

b) Tanda cairan di dada, nyeri dadaD. Cara PenularanTuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap kali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan (Smeltzer, 2002).Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).

Pada anak harus dicurigai menderita Tb kalau :

1. Kontak erat (serumah) dengan penderita Tb dengan sputum BTA (+)

2. Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari.

3. Terdapat gejala umumE. Pemeriksaan PenunjangMenurut BAG/SMF IKA (2008), peneriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis TBC:1. Uji tuberculin (Mantoux)

Uji tuberculin dilakukan dengan cara mantoux (penyuntikan intrakutan). Tuberkulin yang digunakan adalah tuberculin PPD RT 23 kekuatan 2 TU atau

PPD-S kekuatan 5 TU. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam mm disebut positif bila indurasi : > 10 mm.

2. Reaksi cepat BCG

Dilakukan pada bayi berusia diatas 2 bulan. Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm (dalam 3-7 hari) maka dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.

3. Foto rontgen paru : sering kali tidak khas

Pembacaan sulit, hati-hati kemungkinan overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin bila ditemukan infiltrate dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal

Gambaran rontgen paru pada Tb dapat berupa:

Milier, atelektasis, infiltrate, pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal, konsolidasi, reaksi pleura dan/atau efuai pleura, kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas, destroyed lung.

Catatan : diskongkruensi antara gambaran klinis dan gambaran radiologis harus dicurigai Tb. Foto rontgen paru sebaiknya dilakukan PA dan lateral/

4. Pemeriksaan mikrobiologi : pemeriksaan langsung BTA dan kultur sputum (pada anak bilasan lambung karena sputum sulit didapat).

5. Pemeriksaan serologi (ELISA, PAP, Mycodot) masih memerlukan penelitian lebih lanjut.6. Pemeriksaan PA (Biopsi Kelenjar Leher)7. Respons terhadap pengobatan OAT. Kalau dalam 2 bulan terdapat perbaikan klinis nyata, dapat menunjang atau memperkuat diagnosis TBC.

F. Penatalaksanaan

Obat harus diminum teratur, setiap hari dan dalam waktu yang cukup lama. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan (Wibisono, 2010)Secara garis besar dapat dibagi menjadi penatalaksanaan untuk ;

1. TBC tidak berat

2. TBC paru berat atau TBC ekstrapulmonal

Pada TBC paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat anti tuberculosis (OAT) dengan jangka waktu terapi 6 bulan. Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), Rifampycine (R) dan Pyrazinamide (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari isoniazid (H) dan Rifampyzine (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4 HR).

Pada TBC berat (TBC milier, meningitis dan TBC tulang) maka juga diberikan streptomycine atau ethambutol pada permulaan pengobatan. Jadi pada TBC berat biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan kemudian dilanjutkan dengan isoniazid dan rifampycine selama 10 bulan lagi atau lebih sesuai dengan perkembangan klinisnya. Kalau ada kegagalan karena reisten obat, maka obat diganti sesuai dengan hasil uji resisten atau tambah dan ubah kombinasi OAT. Obat anti tuberculosis yang digunakan adalah :

1. Isoniazid (INH) selama 6-12 bulan

a. Dosis

: 5-10 mg/kg bb/hari diberikan sehari sekali 1 kali

b. Dosis profilaksis : 5-10 mg/kg bb/hari diberikan sehari sekali 1 kali

c. Dosis maksimum : 300 mg/hari

2. Rifampycine (R) selama 6-12 bulan

a. Dosis

: 10-20 mg/kg bb/hari sehari 1 kali

b. Dosis maksimum : 600 mg/hari3. Pyrazinamide (Z) selama 2-3 bulan pertama

a. Dosis

: 25-35 mg/kg bb/hari diberikan sehari 2 kali

b. Dosis maksimum : 2 g/hari

4. Ethambutol (E) selama 2-3 bulan pertama

a. Dosis

: 15-20 mg/kg bb/hari diberikan sehari sekali/2 kali

b. Dosis maksimum : 1250 mg/hari

5. Streptomycine (S) selama 1-2 bulan pertama

a. Dosis : 15-40 mg/kg bb/hari diberikan sehari 1 kali im.

Pengobatan untuk penderita kambuhan atau gagal pada pengobatan pertama yang dilakukan selama 8 bulan, yaitu : (Arjatmo, 2010)a. Obat diminum setiap hari selama 3 bulanb. Suntikan Streptomicyn setiap hari selama 2 bulan (IM)c. Obat diminum 3 kali seminggu selama 5 bulan

Penghentian Pengobatan ( BAG/SMF IKA, 2008)1. Bila selama 6 bulan evaluasi membaik:

a. Batuk hilang

b. Klinis membaik

c. Klien menjadi lebih aktif

d. Berat badan meningkat

e. Foto thorak membaik

f. Penurunan LED2. Bila setelah 6 bulan tidak ada perbaikan kemungkinan:

a. Kepatuhan minum obat kurang

b. MDR

c. Bukan TBCG. Perawatan Tuberkulosis (Irman, 2008)1) Cuci tangan

Lima (5) Moment cuci tangan :

(1) Sebelum menyentuh pasien(2) Sebelum melakukan tindakan aseptif(3) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien (4) Setelah bersentuhan dengan pasien(5) Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasienEnam (6) langkah cuci tangan (WHO, 2013) :(1) Ratakan sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan(2) Gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada kedua tangan(3) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari kedua tangan(4) Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci(5) Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan juga pada tangan satunya(6) Usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri, lakukan juga pada tangan satunya kemudian bilas2) Etika batuk

(1) Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue/saputangan atau lengan dalam baju anda ketika batuk.

(2) Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

(3) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol

(4) Gunakan masker

Pemakaian masker harian tidak boleh digunakan berhari-hari. Agar efektif menghindarkan diri dari gejala penyakit, pemakaian masker sekali pakai harus digunakan satu kali setelah dipakai seharian. Masker harian tersebut harus sering diganti, setidaknya dua sampai tiga kali sehari. Sebagai preventif agar tidak terkena akumulasi bakteri dalam masker, bila batuk usahakan tidak di dalam masker. Apabila batuk saat menggunakan masker, lebih baik dibuka dulu maskernya karena bakteri akan menempel di masker yang akan membuat alergi. 3) Nutrisi(1) Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari, tetapi tetap dalam jumlah kalori yang direkomendasikan. Pilih sayuran yang berbeda dari berbagai jenis seperti sayuran hijau tua, sayuran berwarna oranye, kacang, dll.(2) Susu atau produk susu harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari.Kalsium dalam susu sangat penting dalam membangun kesehatan tulang pasien TBC.

(3) Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah lemak. 10 persen asupan kalori harian harus berasal dari lemak jenuh dan sekitar 200 mg kolesterol. Jagalah asupan total lemak dan minyak antara 25 30 persen kalori harian. Sebagian besar lemak harus berasal dari lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang ditemukan dalam makanan seperti ikan, kacang-kacangan dan minyak sayur.(4) Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Makanlah makanan kecil sepanjang hari dengan rentang waktu yang singkat. Pastikan agar tubuh mendapat cukup asupan cairan dan garam dalam makanan.(5) Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan baik dan mudah dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat diberikan kepada pasien setelah kondisinya sangat membaik. Selain makanan yang dianjurkan untuk para penderita penyakit TBC, ada juga beberapa makanan yang harus dihindari bahkan merupakan pantangan bagi para penderita penyakit tuberkulosis (TBC).H. Pencegahan (Sudoyo, 2009)a. Hindari atau minimalkan kontak dengan penderita TBb. Isolasi penderita TBc. Perbaikan nutrisi tertama orang yang tinggal dengan penderita TBd. Menjaga kebersihan lingkungan :1) Membuka jendela dan perbaikan ventilasi rumah agar sirkulasi udara menjadi lebih baik

2) Tidak membuang dahak atau sputum disembarang tempat

3) Memberikan penampung sputum yang diberi desinfektanI. Komplikasi (Smeltzer, 2002)

Pada anak komplikasi biasa terjadi pada 5 tahun pertama setelah infeksi terutama 1 tahun pertama. Penyebaran limfohematogen menjadi :

1. Tb milier atau meningitis Tb 2. Effusi pleura biasa terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer. 3. Tb tulang dan sendi terbanyak terjadi dalam 3 tahun pertama.4. Tb ginjal dan kulit terbanyak setelah 5 tahun dari infeksi primer.DAFTAR PUSTAKABAG/SMF IKA. 2008. Pedoman Diagnosis dan Therapi. Surabaya Airlangga University Press. Carpenito. L.J. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.Mansjoer, Arif, dkk 2009, Kapita Selekta Jilid I, EGC, Jakarta.

Smeltzer & Bare 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta. Salemba MedikaSudoyo A, dkk 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. Interna Publishing, Jakarta.

Tjokronegoro, Arjatmo 2010, Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.Wibisono, M. Yusuf, dkk. 2010. Buku Ajar Penyakit Paru. Surabaya. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair RSUD Dr. SoetomoZulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UILEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN

Topik Penyuluhan: TB ParuHari/Tanggal

: Rabu/ 25 Maret 2015Waktu

: 15.00 - 17.00 WIB

Tempat

: Poli Paru RS Petrokimia Gresik EvaluasiYatidak

1.Persiapan

2Pelaksanaan oleh moderator

Pembukaan

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.

- Melakukan kontrak waktu

- Menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan penyuluhan

Pelaksanaan oleh penyaji

Isi

a. Menggali pengetahuan/pengalaman pasien dan keluarga

b. Menyampaikan materi :

1) Menjelaskan tentang pengertian TB Paru2) Menjelaskan tentang penyebab TB Paru3) Menjelaskan tentang tanda dan gejala TB Paru4) Menjelaskan tentang pencegahan bahaya TB Paru

c. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya tentang materi yang diberikand. Memberikan jawaban dan penjelasan dari pertanyaan yang diajukan.

Evaluasi dan penutup

a. Menanyakan kembali ke pasien tentang materi yang telah diberikanb. Memberi kesempatan pada pembimbingc. Menyatakan kegiatan telah selesai oleh moderator

d. Mengucapkan terima kasih kepada pasien oleh

e. Moderator

f. Mengucapkan salam sebagai penutup acara oleh moderator

g. Membagi leaflet oleh anggota

3Evaluasi

a. Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kegiatan.

b. Peran sesuai dengan perencanaan pengorganisasian.

c. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan.

d. Peserta memberikan pertanyaan

DAFTAR HADIR PESERTA

PENDIDIKAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

PENYAKIT TB PARU

DI POLI PARU RS PETROKIMIA GRESIKNONAMATANDA TANGAN

DAFTAR HADIR PESERTA

PENDIDIKAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

PENYAKIT TB PARU

DI POLI PARU RS PETROKIMIA GRESIKNONAMATANDA TANGAN

FLIPCHART