kti baru.doc
-
Upload
ardiawan-satya-pratama -
Category
Documents
-
view
170 -
download
9
Transcript of kti baru.doc
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup dan Masalah
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi dengan judul
Asuhan Kebidanan pada Ny “ R “ dengan presentasi kaki sempurna atas
Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas Palembang
Tahun 2013.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir dalam menyelesaikan
masalah kesehatan pasien yang dihadapi secara komprehensif sehingga
mendapat gambaran tentang bagaimana cara memberikan asuhan
kebidanan pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong kaki atas Indikasi
oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun
2013.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data subjektif dan data
objektif pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong kaki atas Indikasi
oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun
2013.
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa, masalah
serta kebutuhan pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong kaki atas
Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas
Palembang Tahun 2013.
c. Mengidentifikasi diagnosa, masalah potensial dan mengantisipasi agar
tidak terjadi diagnosa potensial pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong
kaki atas Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas
Palembang Tahun 2013.
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada Ny “ R “ dengan
presentasi bokong kaki atas Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah
Sakit Rk Charitas Palembang Tahun 2013.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, tepat dan rasional pada
Ny “R“ dengan presentasi bokong kaki atas Indikasi oligohidramnion ,
IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun 2013.
f. Melaksanakan rencana asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
secara tepat, efisien dan aman pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong
kaki atas Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas
Palembang Tahun 2013.
g. Mengevaluasi secara efektif asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong kaki atas Indikasi
oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun
2013.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah informasi, ilmu pengetahuan, wawasan, keterampilan serta
memperoleh pengalaman dalam memberikan pelayanan dan pelaksanaan
asuhan kebidanan khususnya pada Ny “ R “ dengan presentasi bokong
kaki atas Indikasi oligohidramnion , IUGR di Rumah Sakit Rk Charitas
Palembang Tahun 2013.
2. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat dari
pendidikan dan praktek di lapangan serta kemampuan mahasiswa dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi, masukan dan pedoman bagi
para petugas kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny “ R
“ dengan presentasi bokong kaki atas Indikasi oligohidramnion , IUGR di
Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun 2013.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, penulis menggunakan metode penulisan
secara deskriptif yaitu suatu metode penulisan yang bersifat menggambarkan
apa yang sudah diamati dan dilakukan dengan menggunakan Manajemen
Asuhan Kebidanan dengan Tujuh Langkah Varney. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk megumpulkan
data, dimana penulis mendapat keterangan atau informasi secara lisan dri
pasien atau kelurga dengan bercakap – cakap dengan orang tersebut atau
face to face. ( Notoatmodjo, 2010 ).
2. Observasi
Dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan pasien seperti
dalam kenyataannya dan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang k
3. Pemeriksaan Fisik dan Obstetri
Dilakukan dengan beberapa cara yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang untuk melengkapi data.
4. Pemeriksaan Dalam
Terdiri dari pemeriksaan pembukaan, perlunakan serviks, ketuban,
penurunan bagian terendah, palvimetri panggul. ( Manuaba, 1998 )
eadaan ibu (S. Nasution, 1995).
5. Pemeriksaan Tambahan
Terdiri dari pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air
ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis. ( Manuaba, 1998 )
6. Studi Kepustakaan
Data ini diperoleh dengan cara mencari dan mempelajari berbagai teori-teori
dari berbagai sumber buku acuan yang mendukung.
7. Studi Dokumentasi
Dilakukan untuk melengkapi data melalui catatan mengenai status pasien,
catatan perkembangan pasien beserta pemeriksaan penunjang (A. Aziz
Alimul Hidayat, 2007)
F. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah dilakukan dengan pengambilan studi kasus melalui
pengumpulan data, interpretasi data, identifikasi masalah dan diagnosa
potensial, identifikasi yang memerlukan penanganan segera, merencanakan
asuhan menyeluruh, melaksanakan perencanaan asuhan dan evaluasi asuhan
yang telah diberikan dan dikembangkan dalam lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Pelaksanaan Studi Kasus
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medik
1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Wiknjosastro Hanifa, 2005, hal 180).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke dalam jalan lahir (Prawirohardjo Sarwono, 2007, hal
100).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu ( Depkes RI, 2008 ).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke jalan lahir ( Sumarah, SSiT, buku perawatan Ibu Bersalin
– Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, 2009, hal. 1 ).
b. Macam – macam Persalinan
1) Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada kehamilan
aterm / 37 minggu sampai 40 minggu, letak memanjang, persentase
belakang kepala, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam
waktu kurang dari 24 jam.
2) Persalinan buatan atau persalinan abnormal adalah persalinan yang
berlangsung dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat dilahirkan
pervaginam ( ekstraksiforsep / cunam, ekstraksi vacum ), dan per
abdomen yaitu seksiosesar ( SC ).
3) Persalinan anjuran atau induksi persalinan adalah bila persalinan
mulai tidak dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemberian peticin atau prostaglandin atau setelah pemecahan air
ketuban.
c. Sebab – Sebab Terjadinya Persalinan ( Manuaba, EGC, 2008 )
1) Teori pengaruh hormone
Satu sampai dua minggu sebelum partus terjadi penurunan kadar
hormone, estrogen dan progestron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2) Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkanoleh kelenjar hipofisis. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteronedapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering terjadikontraksiBraxtonhicks.Menurunnya
konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.
3) Teori keregangan otot rahim
Induksi persalinan dalam dilakukan dengan memecahkan ketuban
sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk
berkontraksi makin meningkat.
4) Teori prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat
meningkat pada cairan amnion prostaglandin dapat melunakkan
serviks dan merangsang kontraksi.
d. Faktor – faktor yang Berperan dalam Persalinan
1) Kekuatan mendorong janin keluar ( Power )
a) Kekuatan his dan mengejan.
b) Kontraksi otot-otot rahim
2) Faktor janin ( passage ) seperti letak, posisi, dan sikap janin.
3) Faktor jalan lahir ( passanger ) seperti struktur tulang, dan bentuk
panggul.
4) Posisi selama persalinan seperti jongkok, setengah duduk, terlentang
dan lain-lain.
5) Psikologis seperti kondisi psikis klien dan pengalaman yang lalu.
e. Tahap Persalinan
Menurut Sumarah, 2009 tahapan persalinan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1) Kala pembukaan ( kala I )
Di mulai dari timbulnya kontraksi uterus atau his persalinan yang di
tandai dengan adanya pengaruh terhadap serviks uteri sampai dengan
pembukaan lengkap ( full Delatation ) kira - kira 10 cm.
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :
a) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung dari
pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 8 jam.
b) Fase aktif : berlangsung selama 7 jam dari pembukaan serviks 3
cm sampai pembukaan 10 cm, dan dibagi atas 3 subfase :
(1) Periode akselerasi : berlangsung dalam waktu 2 jam, dari
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan
berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Periode deselarasi : dimana pembukaan berlangsung lambat
kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm
atau lengkap.
(a) Primigravida : 6 – 18 jam ( rata-rata 13 jam )
(b) Multigravida : 2 – 10 jam ( rata-rata 7 jam )
2) Kala pengeluaran ( II )
Dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
a) Primipara: ½ - 3 jam ( rata - rata 1,5 jam )
b) Multipara : 5 – 30 menit ( rata - rata 20 menit )
3) Kala pelepasan dan pengeluaran plasenta ( kala III )
Dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban komplit.
a) Primipara : 5 – 30 menit ( rata - rata 15 menit )
b) Multipara : 5 – 30 menit ( rata - rata 15 menit )
4) Kala pengawasan ( kala IV )
Dimulai sejak lahirnya plasenta dan selaput ketuban sampai keadaan
ibu mulai stabil yaitu 1-2 jam setelah persalinan berlangsung.
Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah :
a) Tingkat kesadaran penderita.
b) Pemeriksaan tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu pasien.
c) Kontraksi uterus.
d) Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dinggap masih normal jika jumlahnya tidak > 400 –
500 cc.
2 .Presentasi Bokong
a. Pengertian presentasi bokong
presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin dalam posisi
membujur/memanjang ,kepala berada pada fundus sedangkan bagian
terendah adalah bokong.( Sumarah, SSiT, buku perawatan Ibu Bersalin –
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, 2009, hal 122)
b. Macam macam presentasi bokong
1) Bokong Murni ( frank breech)
Pada bagian terendah janin adalah bokong saja dan kedua tungkai
terangkat keatas.
2) Bokong sempurna ( Complete breech)
Pada bagian terendah janin adalah bokong dan kedua tungkai/kaki.
3) Bokong tidak sempurna ( Incomplete breech)
Pada bagian terendah janin adalah bokong dan kaki atau lutut yang
di bagi atas :
a) Terdapat kedua kaki disebut letak kaki sempurna. bila hanya satu
kaki disebut kaki tidak sempurna.
b) Terdapat kedua lutut disebut letak lutut sempurna. Bila hanya satu
lutut disebut lutut tidak sempurna.
c. Etiologi
1) Abnormalitas uterus , misalnya ada mioma uteri ,uterus bikornis
2) Kematian janin / intra uteri fetal death ( IUFD) yang sudah lama
terjadi.
3) Kehamilan ganda / gemelli
4) Suatu keadaan dimana janin didalam uterus memungkinkan untuk aktif
bergerak , contohnya pada multipara , premature , dan hidramnion .
5) Kepala tidak dapat masuk kedalam pintu atas panggul / PAP misalnya
danya hidrosefalus dimana kepala janin lebih besar dari ukuran
normaal ,
6) Tidak diketahui penyebabnya.
Etiologi Menurut H.komar A. Syamsuddin, buku bunga rampai
obsetri,2004 ,hal 25 yaitu
- Factor ibu : panggul sempit dan tumor jalan lahir
- Factor janin : janin kecil, janin besar , hamil ganda , kelainan
( hidramnion , hidrosefalus ),letak plasenta diatas atau dibawah
(Plasenta previa)
- Factor uterus : uterus yang lembek , kelainan uterus
d. Diagnosis
1) Pemeriksaan palpasi Leopold
a) Leopold 1 : fundus teraba kepala , bulat keras ,dan melenting
b) Leopold II : bagian kanan atau kiri teraba punggung dan bagian
kecil janin
c) Leopold III : teraba bokong , agak bulat , lunak , tidak melenting .
2) Pemeriksaan auskultasi
Pada pemeriksaan ini letak DJJ yang paling jelas terdengar di atas
perut
3) Pemeriksaan rongent
Kesan terlihat bayangan kepala pada fundus
4) Pemeriksaan dalam ( vaginal toucher)
Teraba sacrum , anus , tuber isciadikum , kadang – kadang kaki atau
lutut . perlu diperhatikan perbedaannya dengan presentasi muka . cara
membedakannya dengan melalukan pemeriksaan dalam dan hasilnya
sebagai berikut :
a) Apabila menemukan lubang kecil tanpa tulang ,tidak ada hisapan,
terdapat mekonium kesimpulan hal tersebut adalah anus.
b) Apabila menemukan lubang , menghisap , lidah ,maka
kesimpulan hal tersebut adalah mulut.
c) Apabila menemukan tumit , sudut 90F dengan jari-jari rata , maka
kesimpulan hal tersebut adalah kaki.
d) Apabila menemukan jari-jari panjang tidak rata dan tidak terdapat
sudut maka disimpulkan hal tersebut adalah tangan .
e) Apabila teraba patela maka di simpulkan adalah lutut.
e Mekanisme Persalinan
1) Mekanisme persalinan pada presentasi bokong hakekatnya sama
dengan presentasi kepala , perbedaannya adalah waktu yang
diperlukan lebih lama daripada presentasi kepala . hal ini sebagai
dampak dari bokong yng stukturnya lebih lunak daripada tulang
kepalajanin sehingga penekanan pada bagian bawah uterus menjadi
tidak adekuat untuk menimbulkan rangsang kontraksi uterus .
2) Bokong masuk ke dalam pintu atas panggul dengan posisi melintang
atau miring pada garis pangkal paha.
3) Persalinan bertambah maju dengan adanya pangkal paha / trokhanter
depan turun terlebih dahulu sampai dasar panggul. Pada saat paha /
trokhanter depan sampai dasar panggul kemudian mengalami interna
rotasi / putar paksi dalam sebesar 45 F sehingga paha depan berputar
ke depan smpai di bawah arkus pubis sebagai pusat putaran bayi
lahirnya bokong bayi dibawah simpisis . kejadian ini mengakibatkan
distansia intertrokhanter terletak satu garis dengan diameter anterior
posterior panggul . jika paha posterior yang turun terlebih dahulu
maka interna rotasi sebesar135 F , atau sebesar 225 F bila berputar
kearah yang berlawanan.
4) Selanjutnya bokong semakin turun dan menekan perineum sampai di
depan vulva , dan dengan gerakan latero – fleksi tubuh janin
(punggung) , maka pangkal paha belakang didorong melewati margo
anterior perineum dan melakukan retraksi melewati bagian gluteus
janin sehingga janin menjadi lurus ketika pangkal paha depan
dilahirkan . kemudian diikuti kelahiran tungkai dan kaki secara
sepontan meskipun bantuan penolong diperlukan .
5) Setelah itu bokong mengadakan eksternal rotasi ( putar paksi luar)
sehingga bagian punggung berputar kearah depan dan bahu
berhubungan dengan salah satu diameter oblik rongga panggul . bahu
selanjutkan turun dan mengalami internal rotasi sehingga distansia
biakromialis berhimpit dengan diameter anteroposterior pintu bawah
panggul . kemudian setelah kedua belah bahu lahir bagian kepala
memasuki rongga panggul yang pada umumnya dalam keadaan fleksi
yang tajam pada torak dengan salah satu diameter oblik .
6) Setelah itu kepala melakukan rotasi internal sehingga bagian
posterior leher berada dibawah simpisis . kemudian kepala dilahirkan
dalam keadaan fleksi , maka berturut turut lahirlah dagu , mulut ,
hidung , dahi , ubun - ubun besar dan ubun – ubun kecil melewati
perineum.
7) Pada umumnya bokong mengalami engagement dalam dimeter
transversal ronggga panggul dan sacrum mengarah kedepan atau ke
belakang . perbedaan mekanisme persalinan yaitu dalam hal pada saat
rotasi internal terjadi 90 F . rotasi pada punggung janin terkadang
tidak mengarah ke perut ibu , tetapi mengarah ke vertebrata , maka
hal ini perlu dihindarkan . walaupun kepala janin tetap bisa lahir
dengan membiarkan dagu dan muka melewati tepi bawah simpisis ,
tetapi dapat menimbulkan ekstensi kepala dengan tarikan yang ringan
sekalipun . jadi tetap harus dicegah dan diperbaiki karena ekstensi
kepala ini dapat meningkatkan diameter kepala pada saat melewati
panggul .
F Prognosis
1. Prognosis Bagi janin
Prognosis bagi janin dapat menimbulkan asfiksia karena adanya
gangguan peredaran darah plasenta setelah kosong , dan perut lahir
dimana tali pusat terjepit antara kepala dan panggul .
2. Prognosis Bagi Ibu
Resiko terkena infeksi karena robekan perineum yang lebih besar dan
karena tindakan yang dilakukan , ketuban pecah lebih cepat , dan
partus lama
Hal-hal yang perlu diperlukan sebelum pertolongan persalinan
- Pembukaan serviks sudah lengkap
- Singkirkan adanya ketidaksesuaian kepala dan panggul
- Kosongkan kandung kemih
- Lakukan episiotomi, terlebih adanya tafsiran berat badan janin
dan kondisi perineum yang signifikan .
- Kepastian kemampuan meneran ibu
- Persiapan penanganan resusitas
- Posisi ibu litotomi atau dipinggir tempat tidur untuk memperluas
bagian lateral panggul dan searah dengan sumbuh panggul
- Kolaborasi dokter
Persalinan presentasi bokong pervaginam
Ada tiga cara persalinan sungsang lewat vagina
- Spontan yaitu persalinan yang terjadi sepenuhnya merupakan
hal yang terjadi secara spontan dengan tenaga ibu dan kontraksi
uterus tanpa dilakukan tarikan atau manipulasi sedikit pun selain
memegang janin yang dilahirkan jenis persalinan ini disebut
persalinan dengan cara bracht.
- Ekstrasi parsial yaitu persalinan yang terjadi secara spontan
sampai umbilicus , tetapi selanjutnya dilakukan ekstraksi. Jadi
Janin lahir dengan kekuatan ibu , his , dan tenaga penolong ,
misalnya cara klasik , muller , mouritceau.
- Ekstraksi total yaitu persalinan yang terjadi dengan cara seluruh
tubuh janin di ektrasikan oleh tenaga penolong persalinan /
dokter kebidanan. Contoh : bayi dilahirkan dengan ekstraksi
kaki ekstraksi bokong.
Pada persalinan presentasi bokong terdapat 3 face yaitu
Fase lambat
Dilakukan sebelum bokong lahir dengan tetap melakukan
pemantauan .jangan dilakukan kristeler / dorongan pada
fundus karena dapat mengakibatkan tangan janin menjungkit
keatas
Fase bertindak cepat
Setelah bayi lahir sampai pusat , janin harus dilahirkan dalam
waktu maksimal 8 menit karena tali puasat terhimpit antara
badan dan panggul.bila tidak terjadi secara spontan ,maka
harus dilakukan manual aid dengan persalinan ekstraksi
parsial seperti dengan cara klasik , muller , mouritceau yang
akan dibahas berikut.
Fase lambat
Pada saat mulut lahir , seluruh kepala kemudian dilahirkan
dengan pelan - pelan untuk menghindari resiko perdarahan
intracranial akibat perdarahan tekanan didalam uterus dan di
dunia luar dimana tekanan luar lebih rendah.
Pertolongan persalinan pervaginam dilakukan pada ibu
multigravida dan telah di singkirkan kemungkinankesempitan
panggul maupun adanya tumor dijalan lahir . episiotomi
dilakukan pada saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah teregang.
Bracht
Seperti penjelasan didepan pada penjelasan persalinan presentasi
bokong yang terjadi secara spontan , persalinan spontan Terjadi
sepenuhnya merupakan hal secara spontan tanpa dilakukan tarikan
atau manipulasi sedikitpun selain memegang janin ketika bokong
sudah lahir . adapun caranya sebagai berikut .
1. Setiap ada his ibu diminta meneran
2. Bila bokong sudah lahir , penolong kemudian memegang
bokong janin tanpa melakukan tarikan dengan cara kedua ibu
jari penolong di letakan pada paha janin sedangkan keempat
jari pada ke dua tangan mencengkeram bagian sacrum janin.
Pada saat perut lahir , penolong mengendorkan tali pusat .
karena tali pusat terjepit antara kepala janin dan panggul ,
maka harus lahir maksimal 8 menit.
3. Setelah angulus scapula inferior lahir ,kemudian dilakukan
hiperlordosis , yaitu bokong diarahkan keperut ibu sampai
seluruh kepala lahir.
4. Bila terjadi kesulitan untuk kelahiran bahu janin ataupun
kepala , maka segera dilakukan manual aid dengan ekstraksi
parsial .
5. Untuk pertolongan bayi segera setelah lahir dengan presentasi
bokong perlu disiapkan persiapan resusitasi sebelum persalinan
untuk persiapan penanganan asfiksia.
Ekstraksi Parsial
Cara klasik (Deventer)
Cara klasik bertujuan untuk melahirkan bahu belakang terlebih
dahulu. bahu belakang mempunyai daerah yang lebih luas
dengan adanya kurvatura sakrii. Adapun prosedurnya sebagai
berikut :
1. Setelah bokong bayi lahir , pegang bokong hingga kaki lahir.
Jangan lupa untuk mengendorkan tali pusat . pegang bokong
janin dengan menggunakan ibu jari yang berdampingan pada
os sacrum.
2. Selanjutnya bayi ditarik kebawah sehingga scapula dibawah
simpisis
3. Bila bahu belakang bayi bahu kiri , maka bayi di pegang
dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kaki ,
dengan tangan cara jari telunjuk diselipkan pada kedua kaki
janin , kemudian bayi di tarik kearah kanan atas ibu.bahu dan
lengan belakang kiri bayi dilahirkan dengan tangan kiri
penolong .caranya dua jari tangan kiri menelusuri punggung
bayi sampai dengan fosa cubiti. lengan kiri bayi dilahirkan
dengan gerakan seolah olah tangan bayi mengusap muka nya.
4. Bila bahu belakang bayi bahu kanan , maka bayi di pegang
dengan tangan kiri penolong pada pergelangan kaki , dengan
cara jari telunjuk diselipkan pada kedua kaki janin ,kemudian
bayi ditarik kearah kiri atas ibu. Bahu dan lengan belakang
sebelah kanan bayi dilahirkan dengan tangan kanan penolong
. caranya dua jari tangan kiri menelusuri punggung janin
sampai dengan fosa cubiti. Bahu kanan bayi dilahirkan
dengan gerakan seolah olah tangan bayi mengusap mukanya.
5. Langkah selanjutnya memegang kaki janin dengan tangan
penolong pada pergelangan kaki, kemudian bayi ditarik
kebawah samping berlawanan arah dengan tarikan pertama,
dengan gerakan yang sama seperti melahirkan bahu
belakang , lahirkan bahu bayi sebelah depan.
Metode perasat muller
Metode muller bertujuan untuk penangan kelahiran bahu depan
terlebih dahulu . caranya sebagai serikut :
1. Setelah janin lahir sampai perut, longgarkan tali pusat,pegang
bokong janin dengan menggunakan ibu jari sejajar pada os
sacrum dan keempat jadi di femur bagian depan .
2. Selanjutnya janin ditarik kebawah sehingga angulus scapula
3. Kemudian melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan
cara yang sama dengan klasik , untuk melahirkan bahu
depan , bayi di tarik ke bawah samping , kemudian dua jari
menelusuri punggung bayi sampai fosa cubit , lengan depan
lahir dengan cara seperti gerakan tangan janin mengusap
muka serta ditarik keatas samping untuk melahirkan bahu
lengan bawah .
Cara lovset
1. Mekanisme kerja metode ini , bahwa bahu belakang selalu
berada pada letak yang lebih rendah disbanding dengan bahu
depan sehingga dengan memutar bahu belakang menjadi
bahu depan , maka bahu akan lahir dengan mudah dibawah
simfisis.
2. Setelah bayi dalam posisi anteroposterior , pegang bokong
bayi dengan kedua tangan penolong .tarik kebawah sampai
scapula berada dibawah sinmfisis.
3. Pegang bayi pada dada dan punggung , kemudian bayi
berputar 180 F sampai bahu belakang berubah menjadi bahu
depan dan lahir.
4. Dengan arah yang berlainan dengan putaran pertama , bayi
diulangi diputar 180F sampai kedua bahu lahir.
Melahirkan Kepala
Cara mouritceau
Manuver ini bertujuan untuk melahirkan kepala janin . janin
diletakkan di lengan kiri bawah penolong seperti menunggang kuda
.jari tengah dimasukkan ke dalam mulut sedangkan jari telunjuk
dan jari manis diletakan pada maksila untuk menjaga kepala janin
dalam keadaan fleksi.tangan kanan memegang kedua bahu janin
dengan dua jari diletakkan pada bahu kanan dan kiri.pendamping
persalinan diminta menekan supra pubis. Janin kemudian ditarik ke
bawah searah sumbuh panggul smpai semua kepala lahir.
Penanganan tangan menjungkit (muchae arms)
Dapat terjadi satu atau dua tangan
1. Bila satu tangan menjungkit
Tangan janin akan terlepas dengan cara mengusap muka ,
maka putar janin sampai 90F kea rah tangan janin menunjuk.
2. Bila kedua tangan janin menjungkit
Untuk melepas kedua tangan janin yang menjungkit , maka
bebaskan dengan gerakan seperti diatas , kemudian janin
diputar 180 F ke arah yang berlawanan dengan gerakan
pertama.
Penanganan kesulitan kepala
Penanganan melahirkan kesulitan kepala setelah dilakukan
cara Mauritceau tetap gagal tergantung keadaan janin.
1. Ekstrasi porcep bila janin masih hidup.
2. Kraniotomi bila janin sudah meninggal.
Ekstraksi total
Ekstraksi kaki
Ekstraksi kaki relative lebih mudah dilakukan dibanding
ekstraksi bokong. Adapun caranya sebagai berikut.
1. Tangan kanan penolong secara obstetric dimasukkan
kedalam intruitus vagina kemudian setelah menemukan
bokong janin , menyusuri sampai paha dan akhirnya ke lutut.
Lakukan gerakan abduksi dan fleksi pada paha janin. Tangan
kiri melakukan tekanan ke arah bawah pada fundus .tangan
yang berada di dalam vagina memegang pergelangan
tungkai janin dan ditarik keluar dengan pelahan sampai lutut
tampak di vulva.
2. Setelah kedua kaki lahir , maka kedua tangan penolong
memegang betis bayi lalu dilakukan tarikan kebawah
hingga pangkal paha lahir , kemudian tangan berpindah
memegang pangkal paha dan diulangi di tarik ke arah bawah
hingga kedua trokhanter atau bokong lahir.
3. Selanjut bayi dilahirkan dengan manual aid seperti ekstraksi
parsial.
Ekstraksi bokong
Dilakukan pada presentasi bokong murni dan bokong berada di
dasar panggul. Jari telunjuk dimasukan ke dalam intruitus vagina
menelusuri bokong hingga sampai pada lipat paha kemudian
melakukan tarikan ke arah bawah hingga trokhanter lahir . agar
tarikan lebih kuat , maka tangan kiri penolong memegangan tangan
kiri. Setelah kedua lipat paha kelihatan , maka kedua jari mengait
kedua lipat paha dan melakukan tarikan kebawah sampai bokong
lahir .
selanjutnya bayi dilahirkan dengan manual aid seperti ekstraksi
parsial.
Persalinan perabdominal ( seksio sesar)
Seksio sesar dipertimbangkan :
- Kelainan panggul : panggul sempit
- Janin besar : nulipara lebih dari 3500 g , multipara lebih
dari 4000 g.
- Riwayat persalinan buruk
- Cacat rahim
- Hipertensi dalam kehamilan : preeclampsia / eklampsia
- Ketuban pecah lebih dari 12 jam
- Prematuritas
- Pertumbuhan janin terlambat berat
- Gawat janin
- Kemajuan persalinan lambat
- Skor zatuchi – Andros kurang atau sama dengan 3
Kriteria zatuchi – Andros
Keterangan Nilai sk
ore0 1 2
Paritas Nulipara Multipara
Umur kehamilan ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
Tafsiran berat janin 3630 g 3629 -3176 g ≤ 3175 g
Pernah presentasi bokong Belum pernah Pernah 1 kali Pernah 2 kali
Penurunan ≤ 3 - 2 ≥ -1
Pembukaan ≤ 2 cm 3 cm ≥ 4 cm
Jumlah nilai ( skore)
Tindakan :
- Skore ≤ 3 : seksio sesa
- Skore = 4 : Reevaluasi , kalau tetap 4 lakukan seksio sesar
- Skor ≥ 5 : pervaginam
3. Oligohidramnion
Oligohidramnion mengacu pada defisiensi besar volume cairan amnion.
Oligohidramnion adalah berkurangnya volume cairan amnion yang dapat
memungkinkan janin tidak bergerak dengan leluasa sehingga janin dapat
menempatkan diri dalam letak kepala, lintang maupun letak sungsang.
Berkurangnya volume cairan amnion dapat menimbulkan hipoksia janin
sebagai akibat dari kompresi tali pusat karena gerakan janin atau kontraksi rahim.
Selain itu, lintasan mekonium janin ke dalam volume cairan amnion yang
tereduksi menghasilakan suatu suspensi tebal dan penuh pertikel yang dapat
menyebabkan ganguan pernapasan janin.
Ada beberapa definisi oligohidramnion yang dipakai diantaranya:
a. Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
b. Volumenya kurang dari 500 cc saat usia 32-36 minggu
c. Ukuran satu kantong (kuadran) < 2 cm
d. Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima
Volume air ketuban tergantung dari usia kehamilan, sehingga definisi
terbaik adalah < presentil kelima. Volume air ketuban meningkat secara stabil saat
kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1
liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc
pada 40 minggu. Pengurangan volume maksimal bisa mencapai 150 cc/minggu
pada usia hamil 38-43 minggu.
Tiga hal utama yang berperan adalah volume air ketuban adalah (1)
regulasi normal aliran air ketuban dari janin, (2) pergerakan air dan bahan2 yang
larut didalamnya serta menembus membran (3) Efek ibu pada pergerakan cairan
menembus plasenta.
Sumber ketuban yang berperanan adalah pipis bayi yang merupakan
sumber utama air ketuban dalam timester II. Sumber lain adalah cairan yan
berasal dari paru janin serta rongga hidung janin.
Oligohidramnion diakibatkan oleh banyaknya cairan yang hilang ataupun
kurangnya produksi urin janin. Secara umum oligohidramnion berhubungan
dengan salah satu kondisi dibawah ini:
a. Pecahnya selaput ketuban.
b. Kelainan bawaan pada saluran ginjal dan atau saluran kemih janin.
c. Produksi pipis janin yang kurang secara kronis.
d. Hamil lewat waktu (Postterm)
Oligohidramnion lebih sering ditemukan pada kehamilan yang sudah
cukup bulan karena volume air ketuban biasanya menurun saat hamil sudah cukup
bulan. Ditemukan pada sekitar 12 % kehamilan yang mencapai 41 minggu.
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks
cairan ketuban (Amniotic Fluid Index= AFI). Tetapi secara klinis (dengan
pemeriksaan fisik) bisa diduga dengan : pengukuran tinggi rahim dari luar serta
bagian bayi yang mudah diraba dari luar (didinding perut ibu). Namun hal ini
hanya berupa asumsi/dugaan saja, tetap harus dikonfirmasi dengan USG.
Oligohidramnion didefinisikan sebagai amniotic fluid index yang kurang dari
5 cm. Karena volume air ketuban tergantung pada usia kehamilan maka definisi
yang lebih tepat adalah amniotic fluid index yang kurang dari presentil 5 ( lebih
kurang amniotic fluid index yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).
Oligohidramnion perlu digolongkan sesuai dengan etiologinya.
Oligohidramnion berhubungan dengan keterbelakangan pertumbuhan dalam
rahim dan pada 60 persen kasus. Bila dihubungkan dengan bukti ultrasonik
keterbelakangan pertumbuhan asimetrik, gangguan janin sangat mungkin terjadi,
kasus-kasus itu yang diakibatkan oleh ruptura membaran janin yang spontan
mungkin tidak berhubungan dengan gangguan janin sebelumnya.
Oligohidramnion mungkin terjadi sebagai akibat tekanan janin intrautero, sekresi
hormone penekan janin (katekolamin, vasopressin) dapat menghambat resopsi
cairan paru-paru lewat penelanan oleh janin. Akhirnya, terdapat kasus yang
berhubungan dengan berbagai Janis cacat janin, misalnya sindroma Potter
(agenesis ginjal), yang butuh pemeriksaan ultarsonik dan genetic secara rinci.
Kejadian oligohidramnion lebih dini berakibat lebih berat terhadap janin.
Adhesi antara amnion dan janin menyebabkan pertumbuhan janin terjadi dan
abnormalitas cukup serius. Bila diketahui pada kehamilan muda, efek terhadap
janin lebih disebabkan akibat efek penekanan seperti deformitas janin dan
amputasi ekstremitas. Berhubungan dengan adanya abnormalitas traktus
genitourinaria, seperti agenesis ginjal, obstruksi traktus urinarius. Insufisiensi
plasenta dapat merupakan faktor predisposisi. Dapat menyebabkan hipoplasi
pulmoner, karena kompresi akibat tidak ada cairan, terjadi inhalasi cairan yang
menghambat pertumbuhan paru-paru dan terjadi defek paru intrinsik. Sering
ditemukan janin dengan presentasi bokong, dengan posisi fleksi ekstrim dan rapat.
Sering menyebabkan persalinan prematur.
Diagnosis Ultrasonografi : Oligohidramnion berat bila indeks cairan amnion
< 5 cm. Jika tanpa kelainan kongenital mayor dapat dicoba amnio infusi. Pada
umumnya persalinan tidak berbeda bila janin dalam keadaan normal. Seksio
sesarea atas indikasi obstetri atau deselerasi berulang setelah amnioinfusi.
Resusitasi jantung pulmoner untuk kemungkinan hipoplasia paru, bila terdapat
kelainan kongenital upayakan lahir pervaginam. Hal ini baik ibu dan buruk untuk
bayi.
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang
berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan
oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter digambarkan
sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat
sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki
bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam
rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal. Oligohidramnion juga menyebabkan
terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat
lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter,
kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan
pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
4. Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin normal
5. 32 minggu.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I.PENGUMPULAN DATAPENGKAJIAN
INTRA NATAL CARETanggal/Pukul Pengkajian : 23 maret 2013Pemeriksa : dyah ayu
RS/PUSKESMAS/RB : Rs. Rk.charitasNO.RM/REG : 30019 / 00-92-03-97 Dirawat : Dokter : dr. ”S” Bidan :
Cara masuk : Langsung ke kamar Unit Gawat Darurat Bersalin IRJ (KIA) Dokter pribadi
A. DATA SUBJEKTIF1. Biodata
Nama ibu : Ny. “R” Nama suami : Tn.”H”Umur : 20 Th Umur : 27 ThAgama : Islam Agama : BudhaPendidikan : Smp Pendidikan : SDPekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh Alamat : jln kamboja lr.puding
No 1199 rt 19 rw 07 Alamat :jln kamboja lr.puding No 1199 rt 19 rw 07
No. Telp/HP : 0711-369XXX No. Telp/HP : 0711-369XXX
2. Keluhan :
Ibu datang membawa surat pengantar dari dokter “S” , mengeluh nyeri perut yang menjalar kepinggang , sudah keluar lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 wib ( 23 maret 2013) , ibu mengatakan hamil 9 bulan , anak pertama , tidak pernah keguguran dan gerakan janin masih dirasakan .
3. Riwayat MentruasiHPHT : lupa HTP : lupa Siklus : 28 hariMasalah lain : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan :
Menikah : ya, ke : 1 tidakUsia saat menikah : 19 tahun Lamanya menikah : 1 Tahun
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang laluNo
TahunPartus
Tempat
Partus
UmurKehamilan
JenisPersalina
n
Penolong
Peralinan
Penyulit
Masa
Nifas
Anak Keadaan
AnakJK
BB
1. Kehamilan saat ini
2.
3.
4.
6. Riwayat kehamilan saat ini : G 1 P 0 A 0a. Pemeriksaan kehamilan : dokter : 5 kali BPS : 4 kali
PKM : - kali RB : - kali RS : - kali lain-lain : - kali
b. Masalah yang pernah dialami Hamil muda : tidak ada keluhan
Hamil tua : pusing
Imunisasi : tidak ada
c. Pengobatan / anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini: - Di beri tablet Fe.- Di beri Vitamin
7. Riwayat penyakit / operasi yang lalu : (jenis penyakit/operasi, dimana dan kapan): tidak ada
8. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi tidaak ada
9. Riwayat kesehatan keluarga: tidak ada 10 Riwayat Keluarga Berencana
a. Metode KB yang pernah dipakai : tidak pakai KBb. Komplikasi/masalah : tidak ada
11 Pola makan dan minumc. Makan : 3 kali / harid. Minum : 8 gelas / harie. Jenis makanan/ minuman yang sering dikonsumsi : nasi ,
sayur,ikan, susu,vitamin f. Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola makan dan minum,
hitung secara kuantitas/kualitas : tidak ada
12. Pola eliminasi BAB : 1 kali/hari BAK : 3 kali/hariMasalah/gangguan yang ditemukan pada pola eliminasi : tidak ada
13. Pola personal hygieneMandi : 3 kali/hari Sikat gigi : 4 kali/hari
14. Pola istirahattidur siang : 1 jam/hari tidur malam : 9 jam/haritidur malam pukul : 21:00 WIBMasalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat : tidak ada
15. Pola psikososiala. Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : menerima
b. Sosial support dari : suami , orangtua, mertua, keluarga lain
c. Hubungan ibu dengan : suami: baik dan harmonis
keluarga : baik dan harmonis
d. Adat istiadat yang dilakukan selama masa kehamilan : tidak ada
e. Keluraga lain yang tinggal dirumah lain-lain : tidak adaf. Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola psikososial : tidak
ada
B. DATA OBJEKTIF1. Pemeriksaan fisika. Keadaan umum : tampak baik
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Sikap tubuh : normal BB sekarang : 58 kg BB sebelum hamil : 40 kgTB : 150 cm LILA : 25 Cm
d. Tanda-tanda vital : TD :130/90 mm/Hg Nadi : 78 x/menit pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36 0C
f. Turgor : baikh. Rambut : bersihi. Muka : tidak tampak kelainanj. Mata
Sklera : tidak ikterus Konjungtiva : tidak pucat Penglihatan : jelas Alat Bantu : kacamata : tidak ada , kontak lensa : tidak ada
j Gigi : tidak ada
k Telinga : tidak tampak kelainan
l. Leher : tidak tampak kelainan
m. Payudara : simetrisn. Putting susu : menonjol dan bersih
Areola mammae : bersih Pengeluaran ASI : tidak tampak
o. Jantung : bunyi jelas teraturp. Paru-paru : bunyi nafas bersihq. Abdomen :
Hepar/lien : tidak dapat dinilai
Bekas operasi : tidak ada
Pembesaran : memanjang Strie : albicans Linea nigra : tidak ada Kontraksi uterus :ada : 2 x / 10’/20”
Terlihat gerakan janin : tidak
Bagian atas :TFU 28,5 cm / kepala janin
Bagian samping : samping kanan : punggung janin , samping kiri
bagian kecil janin
Bagian bawah : Bokong janin
Penurunan : 4/5 TBJ : 1976 gram DJJ : 137 x/mnt, teraturlemah
q. Ekstremitas : tidak tampak cacat
Refleks patella: kanan (+) kiri (+)
Edema : -
Akral : normal
r. Ano-genetalia
Vulva : bersih
Pengeluaran : darah lender
Haemoroid : tidak ada
Fistel : tidak ada
2. Lain-lain : tidak ada
3. Periksa dalam / toucher
a. Pukul : 09.30 WIB, oleh : bidan
b. Indikasi : untuk memantau majunya persalinan
c. Portio : tebal
d. Pendataran : 50%
e. Pembukaan : 2 cm
f. Ketuban : utuh
g. Prsentase : bokong kaki
h. Penurunan : HI
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah : HB : 13,1 gr/dl, Gol.Darah : A ,Rh
: (+)
Trombosit : 224 , CT : 3.00 menit , BT : 7.00 menit
Leukosit : 13,5
Lain-lain : HBSag nonreaktif
b. Urine : tidak dilakukan
3. CTG : tidak dilakukan
4. USG : dilakukan , hasilnya posisi janin
bokong dibawah
5. RONTGEN : tidak dilakukan
Mengetahui Yang melakukan
Bidan Praktek Klinik Mahasiswa
(………………………….) (….
………………………)
Ttd dan nama jelas Ttd dan nama
jelas
II. DIAGNOSA / MASALAHNO. DIAGNOSA
NO. MASALAH
NO. KEBUTUHAN
III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASINO. DIAGNOSA POTENSIAL
NO. MASALAH POTENSIAL
NO. ANTISIPASI
IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERANO. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
V. PERENCANAANNO. PERENCANAAN
VI. PELAKSANAANNO. PELAKSANAAN
VII. EVALUASINO. EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : No. RM : Ruang :Umur : JK :
Tanggal : Kelas :
Diagnosa/ Masalah :
TANGGAL/ PUKUL
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
NAMA DAN PARAF
Bidan,
………………………..CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : No. RM : Ruang :Umur : JK :
Tanggal : Kelas :
Diagnosa/ Masalah :
TANGGAL/ PUKUL
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
NAMA DAN PARAF
Bidan,
…………