SAP KEL 9 PHBS

download SAP KEL 9 PHBS

of 19

description

SAP PHBS

Transcript of SAP KEL 9 PHBS

SATUAN ACARA PENYLUHAN(SAP)Pokok Bahasan:Perilaku Hidup Bersih dan SehatSub Pokok Bahasan:PHBS Pada Sekolah Hari / Tanggal:Senin, 12 Oktober 2015Tempat:SDN Jawa 1 MartapuraWaktu:10.00 - 11.00 WitaPengampu:Mahasiswa Akper MartapuraSasaran:Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah Murid SDN Jawa 1 Martapura

Tujuan A. Tujuan Instruksional Umum :Setelah diberikan penyuluhan ini selama kurang lebih 45 menit diharapkan Anak- anak SDN Jawa 1 diharapkan dapat memahami cara penanggulangan diare.B. Tujuan instruksional KhususSetelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta dapat:a. Menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat dengan benarb. Menjelaskan penyebab diare dengan tepatc. Menyebutkan 6 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benard. Menyebutkan 4 dari 7 pencegahan diare dengan benare. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benarf. Dapat melakukan demonstrasi ulang mengenai pembuatan larutan gula garam dan oralit dengan benar.

C. Pokok Bahasan1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat2. Penyebab Diare3. Tanda dan Gejala Diare4. Cara Pencegahan Diare 5. Cara Penanganan Diare6. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam

D. Metode Penyluhan1. Ceramah 2. Tanya jawab3. Demonstrasi

E. Alat Media Penyluhan1. Mediaa. Slideb. Leaflet2. Alat Ceramaha. Laptopb. LCDc. Sound Systemd. Meja

F. Kegiatan Penyluhan No.Kegiatan PenyuluhAudiensWaktu

FASE ORENTASI (PEMBUKAAN)1. Salam pembukaan2. Perkenalan3. Mengkomunikasikan tujuan

1. Menjawab salam2. Memperhatikan3. Memperhatikan

5 menit

FASE KERJA (ISI)1. Menyampaikan materi tentang:a. Pengertian PHBSb. Cakupan program PHBSc. Perilaku kesehatan lingkungand.

1. Menyimak dan memperhatikan penyuluhan.2. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.

35 menit

EVALUASI1. Evaluasi Struktura. Persiapan alat atau mediaMedia yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan alatnya dapat digunakan sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan diskusi media yang digunakan adalah slide dan leaflet, sedangkan alat yang dipakai adalah laptop, LCD, dan sound system.b. Persiapan materiMateri yang digunakan dalam penyuluhan adalah dalam bentuk makalah yang disajikan secara tepat dan singkat yang disajikan pada slide dan leaflet yang dapat mempermudah ceramah.2. Evaluasi Proses Penyuluhana. Penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan sasaran mengerti dan memahami dari penyuluhan yang disampaikan.b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang baik antara penyuluh dengan pesertac. Kehadiran peserta diharapkan 60-80%, mengingat kegiatan penyuluhan akan sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan pemahaman anak-anak mengenai cara Pencegahan Diare.d. Sasaran diharapkan tidak merasa bosan saat menerima materi dan tidak meninggalkan tempat sebelum acara ditutup. 3. Evaluasi Hasil penyuluhana. Jangka Pendek 80 % dari peserta dapat menjelaskan pengertian Diare 80% dari peserta dapat menjelaskan penyebab Diare 80% dari peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala Diare 80% dari peserta dapat menyebutkan cara pencegahan Diare 80% dari peserta dapat menjelaskan cara penanganan Diare 80% dari peserta dapat mengulang melakukan demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralitb. Jangka Panjang Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya pencegahan diare pada anak sedini mungkin.

10 Menit

FASE TERMINASI (PENUTUP)a. Menyimpulkan materi yang telah didiskusikan.b. Melakukan evaluasi penyuluhanc. Mengakhiri kontrakd. Mengakhiri kegiatan penyuluhan dengan salam.

10 Menit

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2007).Anak sekolah yang merupakan salah satu sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Pendidikan perlu mendapatkan perhatian disamping populasi anak usia sekolah dalam suatu komunitas cukup besar yaitu anatara 40-50%, anak usia sekolah merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit seperti: diare, cacingan, karies dan anemia yang umumnya berkaitan dengan PHBSB. Cakupan Program PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Mewujudkan PHBS di tiap tatanan; diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian serta kembali lagi ke proses pengkajian. Proses yang demikian dapat digambarkan pada bagan berikut ini:

Gambar 2.1. Managemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sumber: Depkes RI, 2002

Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, yaitu masalah PHBS dan sumber daya. Selanjutnya output pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah perencanaan berbasis data, rumusan masalah akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan, penggerakan pelaksanaan yang merupakan implementasi dari intervensi masalah terpilih, di mana penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait (Depkes RI, 2002)Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.( Depkes RI, 2002).Dalam setiap tahapan manajemen tersebut, petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri (Depkes RI, 2002).Program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep Lawrence Green. Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan cara mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut ke arah yang lebih positif. Proses pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan berikut ini :Gambar 2.2. Bagan Pengkajian dan Penindaklanjutan Program PHBS

Sumber: Depkes RI, 2002

C. Perilaku Kesehatan LingkunganSeseorang dapat merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan kata lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatan sendiri, keluarga atau masyarakat. Misalnya, bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007)Menurut Becker, (1979) yang dikutip oleh Notoatmodjo, (2007) membuatklasifikasi tentang perilaku hidup sehat ini yaitu sebagai berikut:1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh) dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).2. Olah raga yang teratur mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Namun kenyataannya, kebiasaan merokok ini khususnya di Indonesia seolah sudah membudaya hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil penelitian, sekitar 15% remaja telah merokok.4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan mengkonsumsi NARKOBA (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya, juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum keras.5. Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan akibat penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat jadi berkurang. Hal ini juga membahayakan kesehatan.6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, lebih sebagai akibat tuntutan hidup yang keras seperti diatas. Kecenderungan stres meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Kita harus dapat mengendalikan stres atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.7. Perilaku atau gaya hidup yang positip bagi kesehatan. Misalnya, tidak bergantiganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan dan sebagainya

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo S., (2007), ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan Sehat yaitu factor pemudah (predisposising factor), faktor pemungkin (enambling factor) dan factor penguat (reinforcing factor).1. Faktor pemudah (predisposising factor), adalah faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi. Misalnya, pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai yang dimiliki oleh seseorang yang tidak mau merokok karena melihat kebiasaan dalam anggota keluarganya tidak ada satupun yang mau merokok.2. Faktor pemungkin (enambling factor) adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban ketersediaan makanan bergizi da sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.3. Faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orang tua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti oleh anak-anak. Contoh pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan, atau selalu minum air yang sudah dimasak. maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak. Seperti halnya pada masyarakat akan memerlukan acuan untuk berperilaku melalui peraturan-peraturan atau undang-undang baik dari pusat maupun pemerintah daerah, perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama termasuk juga petugas kesehatan setempat.

D. Manajemen PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Menurut Depkes RI (2002), manajemen PHBS adalah penerapan keempatproses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutanberikut ini:1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.2. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dimana dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Misalnya, seseorang menderita diare karena minum air yang tidak dimasak, seseorang membuang sampah sembarangan karena tidak adanya fasilitas tong sampah3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanva aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti trend yang berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya. Misalnya, seseorang yang mengidolakan aktor atau artis yang tidak merokok. Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Depkes RI, 2002)

E. Indikator PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Menurut Depkes RI (2002) menetapkan indikator yang ditetapkan pada program PHBS berdasarkan area / wilayah, ada tiga bagian yaitu sebagai berikut:1. Indikator NasionalDitetapkan 3 indikator, yaitu:a. Persentase penduduk tidak merokok.b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional, seperti merokok telah menjadi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru juga berpotensi menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun. Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain (Depkes RI, 2002)

2. Indikator Lokal SpesifikIndikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Dengan demikian Ada 16 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku sehat sebagai berikut :a. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.b. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.c. Pasangan usia subur (PUS ) memakai alat KB.d. Balita ditimbang.e. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.f. Bayi di imunisasi lengkap.g. Penduduk minum air bersih yang masak.h. Penduduk menggunakan jamban sehat.i. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.j. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.k. Penduduk tidak menggunakan NAPZA.Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.l. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).m. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur hipertensi.n. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.o. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah kesehatan yang ada didaerah.3. Indikator PHBS di setiap TatananIndikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di 5 (lima) tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan Sekolah, tatanan sarana kesehatan.a. Indikator tatanan rumah tangga :1) Perilaku :a) Tidak merokokb) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanc) Imunisasid) Penimbangan balitae) Gizi Keluarga/sarapanf) Kepesertaan Askes/JPKMg) Mencuci tangan pakai sabunh) Menggosok gigi sebelum tiduri) Olah Raga teratur2) Lingkungan :a) Ada jambanb) Ada air bersihc) Ada tempat sampahd) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)e) Ventilasif) Kepadatang) Lantai

b. Indikator tatanan tempat kerja :1) Perilakua) Menggunakan alat pelindungb) Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokokc) Olah raga yang teraturd) Bebas NAPZAe) Kebersihan lingkungan kerjaf) Ada Asuransi Kesehatan2) Lingkungana) Ada jambanb) Ada air bersihc) Ada tempat sampahd) Ada SPAL (Saluran Pengaliran Air Limbah)e) Ventilasif) Pencahavaang) Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)h) Ada kantini) Terbebas dari bahan berbahayaj) Ada klinik

c. Indikator tatanan tempat umum1) Perilakua) Kebersihan jambanb) Kebersihan lingkungan2) Lingkungana) Ada jambanb) Ada air bersihc) Ada tempat sampahd) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)e) Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

d. Indikator tatanan sekolah :1) Perilakua) Kebersihan pribadib) Tidak merokokc) Olah raga teraturd) Tidak menggunakan NAPZA2) Lingkungana) Ada jambanb) Ada air bersihc) Ada tempat sampahd) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)e) Ventilasif) Kepadatang) Ada warung sehath) Ada UKS (usaha Kesehatan Sekolah)i) Ada taman sekolah

e. Indikator tatanan sarana kesehatan1) Perilakua) Tidak merokokb) Kebersihan lingkunganc) Kebersihan kamar mandi2) Lingkungana) Ada jambanb) Ada air bersihc) Ada tempat sampahd) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)e) Ada IPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah) rumah sakitf) Ventilasig) Tempat cuci tanganh) Ada pencegahan serangga

F. Sasaran PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Dalam program PHBS ini diarahkan pada sasaran utama sasaran utama yaitu PHBS Tatanan Rumah Tangga yaitu seluruh anggota keluarga yaitu Pasangan Usia Subur(PUS), bumil, buteki, anak, remaja, lansia, dan pengasuh anak yang selanjutnya diharapkan akan berkembang ke arah Desa/Kelurahan, Kecamatan/Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat. (Depkes RI, 2006)Menurut Tarigan M., (2004), sasaran PHBS pada anak-anak yang kurang baik akan menimbulkan berbagai penyakit pada anak-anak antara lain yaitu diare, sakit gigi, sakit kulit, cacingan. Dengan demikian untuk mengurangi prevalensi dampak buruk tersebut, maka perlu diterapkan sasaran PHBS dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Kebersihan KulitMemelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut ini :a. Mandi dua kali seharib. Mandi pakai sabunc. Menjaga kebersihan pakaiand. Menjaga kebersihan lingkungan

2. Kebersihan RambutUntuk selalu memelihara rambut dan kulit kepala dan kesan cantik serta tidak berbau apek, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Memberhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnnya dua kali seminggub. Mencuci rambut dengan shampo/bahan pencuci rambut lainc. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri (Irianto K., 2007)

3. Kebersihan GigiHal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan gigi adalah sebagai berikut:a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap habis makanb. Memakai sikat gigi sendiric. Menghindari makanan yang merusak gigid. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigie. Memeriksakan gigi secara rutin (Irianto K., 2007)4. Kebersihan Tangan, kaki dan kukuKebersihan tangan berhubungan dengan penggunaan sabun dan cuci tangan dengan menggunakan sabun. Pencucian tangan dengan sabun yang benar dan disaat yang tepat memainkan peranan penting dalam mengurangi kemungkinan adanya bakteri penyebab diare melekat pada tangan, tapi praktik cuci tangan harus dilakukan dengan benar dan pada saat yang tepat. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah ketika sebelum makan, sebelum memberi makan anak, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar dan setelah membantu anak buang air besar (ESP-USAID, 2006 dalam BAPPENAS, 2008).Menurut Siti Khadijah (2007), kebersihan kaki sama halnya dengan kebersihan tangan yaitu dalam kebersihannya harus menggunakan sabun sehingga kulit kaki bersih dan bebas dari penyakit khususnya penyakit kulit. Kuku yang bersih menghindarkan kita dari berbagai penyakit dan juga secara estetika akan lebih indah. Oleh karena itu kuku yang kotor dapat menyebabkan penyakit tertentu antara lain :a. Pada kuku sendiri1) Cantengan2) Jamur kukub. Pada tempat lain1) luka dan infeksi tempat garukan2) cacingan

Menurut Odang, 1995 yang dikutip oleh Siti Khadijah, 2007 menyatakan bahwa dalam menghindari penyakit akibat kuku yang kotor maka perlu diperhatikan hal berikut :a. Membersihkan tangan sebelum makanb. Memotong kuku secara teraturc. Membersihkan lingkungand. Mencuci kaki sebelum tidur.

5. Kebiasaan Berolah Raga.Olah raga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti dan frekuensi yang digunakan untuk berolah raga. Dengan demikian akan menentukan status kesehatan seseorang khususnya anak-anak pada masa pertumbuhan (Notoatmodjo S., 2007).Dorongan berolah raga secara teratur dapat memelihara jantung, peredaran darah dan frekuensi nadi. Macam-macam olah raga dapat kita lakukan antara lain bersepeda, lari, berenang dan senam (Irianto, K., 2007)

6. Kebiasaan Tidur yang CukupTidur yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga. Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat, sebab susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat.Tidur yang sehat merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remang-remang (tidak silau) serta kondisi tubuh yang nyaman. Misalnya, tungkai diletakkan agak tinggi agar memperlancar peredaran darah pada anggota gerak bawah (Irianto K., 2007)Tidur yang sehat harus memenuhi syarat kepadatan hunian ruang tidur yaitu luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 (dua) orang tidur.(Depkes RI, 1989)

7. Gizi dan Menu SeimbangKeadaan gizi setiap individu merupakan faktor yang amat penting karena zat gizi zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia sepanjang hayatnya. Gizi seimbang adalah satu faktor percepatan pada pertumbuhan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Sebaliknya, kekurangan gizi pada anak-anak akan mengakibatkan lemahnya kemampuan belajar, cepat lelah dan sakit-sakitan (Hidayat Syarif, 1997 yang dikutip oleh Tarigan M., 2004)Hal penting yang perlu diperhatikan pada gizi seimbang ini adalah makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, lemak protein, vitamin, mineral dan serat sesuai dengan proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan serta pola makan yang teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam hari (Tarigan M., 2004)

G. Sarana dan Prasarana PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada praktek PHBS adalah fasilitas sanitasi yang tercermin dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Pada tahun 2002, persentasi rumah yang memiliki yang mempunyai akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 50% dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar baru mencapai 63,5% (RPJPK, 2005 yang dikutip (Adisasmito W., 2008). Fasilitas sanitasi merupakan sarana yang dipergunakan sebagai pendukung perilaku kebersihan diri dalam tatanan rumah tangga dan lingkungannya. Fasilitas sanitasi yang harus tersedia sebagai faktor pendukung untuk PHBS pada anak-anak adalah sebagai berikut :1. Air bersih2. Sabun mandi3. Sikat gigi4. Pasta gigi5. Gunting kuku6. Tong sampah7. Toilet8. Kamar mandi9. Lap pengering/handuk10. Pembersih lantai11. Shampo (Pembersih rambut)

H. DEMONSTRASI1. Membuat Larutan Gula Garama. Alat:1) Sendok 2) Gelasb. Bahan:1) 1 sdm gula2) sdm garam3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)c. Cara Membuat:1) Cucilah tangan dengan bersih2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air 3) Masukkan gula 1 sdm penuh4) Masukkan sdm garam5) Aduk sampai larut6) Larutan gula garam segera minum2. Membuat Larutan OralitLarutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebiha. Alat:1) Sendok2) Gelasb. Bahan:1) 1 bungkus oralit2) Segelas air masak (200 ml)c. Cara membuat:1) Cuci tangan sampai bersih2) Tuang air masak satu gelas3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

3. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :UmurSetiap MencretJumlah oralit yang disediakan di rumah

< 1 tahun/ gelas400 ml/hari (2 bungkus)

1 - 4 tahun1 gelas600-800 ml/hari (3-4 bungkus)

5 12 tahun1 / gelas800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)

Dewasa3 gelas1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)

Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.

EVALUASI

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat1. Apakah pengertian dari Diare?2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare?3. Apa tanda dan gejala timbulnya Diare?4. Apa saja penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita Diare?5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi Diare?6. Bagaimana demonstarasi pembuatan larutan gula garam dan oralit?

Jawaban :1. Pengertian Diare Diare adalah (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut.

2. Faktor Penyebab Diare1) Faktor infeksia. Infeksi enteral (infeksi bakteri, virus dan parasite)b. Infeksi parenteral (otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya)2) Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak)3) Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan)4) Faktor psikologis (rasa takut dan cemas)5) Faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal (lingkungan yang kumuh dan kotor)

3. Tanda dan Gejala Diarea. BAB encer lebih dari 3xb. Muntahc. Demamd. Nyeri perute. Badan terasa lemahf. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurangg. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.h. Daerah sekitar anus kemerahan dan leceti. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat badan.j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

4. Pencegahan Diarea. Mencuci tangan pakai sabun dengan benarb. Meminum air minum yang telah diolahc. Membuang air besar dan air kecil di jamband. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasake. Mencuci botol susu dan tempat makan anakf. Menjaga kebersihan dirig. Menjaga kebersihan lingkungan

5. Penanganan Diarea. Mengganti cairan tubuh yang hilang dengan oralitb. Berikan zinc selama 10-14 haric. Pemberian ASId. Segera ke fasilitas kesehatan, jika:1) Kondisi tidak membaik dalam 3 hari 2) Buang air besar cair bertambah sering3) Muntah berulang-ulang4) Makan atau minum sedikit5) Demam 6) Tinja berdarahc. Makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.d. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan

6. Demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralit1. Membuat Larutan Gula Garama. Alat:1) Sendok 2) Gelasb. Bahan:1) 1 sdm gula2) sdm garam3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)c. Cara Membuat:1) Cucilah tangan dengan bersih2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air 3) Masukkan gula 1 sdm penuh4) Masukkan sdm garam5) Aduk sampai larut6) Larutan gula garam segera minum2. Membuat Larutan OralitLarutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebiha. Alat:1) Sendok2) Gelasb. Bahan:1) 1 bungkus oralit2) Segelas air masak (200 ml)c. Cara membuat:1) Cuci tangan sampai bersih2) Tuang air masak satu gelas3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

DAFTAR PUSTAKAIndriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Pustaka GrhatamaOTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT Triprakarsa Media Utama Priyanta, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba MedikaSuraatmaja, Sudaryat. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Agung Seto.