Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

32
KELOMPOK 4 1. GILANG PERDANA 2. MOCH FAUZUL IMAN 3.MULYADI 4. PRATIWI PAROWUNG 5. MADE RAHAYU INDRAYANI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL 1 2014 KELAS 8 B D4 KEUANGAN SPESIALISASI AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS- BPKP

description

STAN JAKARTA D4 BPKP 2013

Transcript of Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Page 1: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

KELOMPOK 4

1. GILANG PERDANA2. MOCH FAUZUL IMAN3. MULYADI4. PRATIWI PAROWUNG5. MADE RAHAYU INDRAYANI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH

1

2014KELAS 8 BD4 KEUANGAN SPESIALISASI AKUNTANSIKURIKULUM KHUSUS-BPKP

Page 2: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

SAP BERBASIS AKRUAL

A. PENDAHULUAN

Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menetapkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) disusun oleh Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen. Pada tahun 2005 KSAP telah

menyusun draft SAP yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 tentang SAP.

Basis akuntansi yang digunakan pada PP 24 Tahun 2005 tersebut adalah basis kas

untuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan; basis akrual untuk aset, kewajiban dan

ekuitas, atau secara keseluruhan dikenal sebagai basis “cash toward accrual”. Sementara

itu pasal 70 ayat 2 Ketentuan Peralihan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, menetapkan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan

belanja berbasis akrual diterapkan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008.

Pemerintah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) baru dengan

menetapkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan

Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi

Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi

Pemerintahan.

SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah,

baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.

B. BASIS AKUNTANSI

Basis akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi untuk menentukan periode

pengakuan dan pelaporan suatu transaksi ekonomi dalam laporan keuangan. Basis

akuntansi yang umum dikenal ada lima, yaitu basis akrual (accrual basis), basis akrual

yang dimodifikasi (modified accrual), basis kas (cash basis), basis kas yang

dimodifikasi (modified cash), dan basis kas menuju akrual (cash toward accrual).

1. Basis Akrual (accrual basis)

2

Page 3: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor

01 adalah: “basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas

atau setara kas diterima atau dibayar”

2. Basis akrual yang dimodifikasi (modified accrual)

Pada basis akrual yang dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur

measurable dan available yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat

terjadinya, sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru

diakui pada saat kas sudah diterima atau diakui sebagai pendapatan ditangguhkan.

Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana kewajiban timbul.

3. Basis kas (cash basis)

Basis kas menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Pada basis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima bukan ketika hak atas

pendapatan tersebut timbul dan belanja diakui ketika dibayar bukan ketika

kewajiban untuk membayar timbul. Pada basis kas, pembelian aset jangka panjang

tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui sebagai belanja, sehingga tidak ada

pencatatan dan penyajian atas aktiva tetap dan penyusutan.

4. Basis kas yang dimodifikasi (modified cash)

Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja pada basis

kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah

dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah berakhirnya tahun berjalan.

Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama waktu tertentu tersebut, yang

berasal dari transaksi tahun lalu diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas

periode sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan

tahun sebelumnya tersebut dikurangkan dari periode pelaporan tahun berjalan.

5. Basis kas menuju akrual (cash toward accrual)

Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia, dan ini ditegaskan dalam KKAP

paragraf 39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa basis akuntansi yang

digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan

3

Page 4: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran

dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.

Meskipun menganut basis kas menuju akrual, entitas pelaporan dapat

menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan

menggunakan sepenuhnya basis akuntansi akrual, baik dalam pengakuan

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan Realisasi

Anggaran tetap berdasarkan basis kas (KKAP Paragraf 42 dan PSAP 01 paragraf 6

dan 7).

C. LATAR BELAKANG PERUBAHAN SAP DARI CASH TOWARD ACCRUAL

BASIS MENJADI ACCRUAL BASIS

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah satu

reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada

setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang

dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:

”Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja

berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16

undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama

pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum

dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.”

Dalam wacana akuntansi, secara konseptual akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat

menghasilkan informasi yang lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan

akuntansi berbasis kas. Akuntansi berbasis akrual mampu mendukung terlaksanakannya

perhitungan biaya pelayanan publik dengan lebih wajar. Nilai yang dihasilkan mencakup

seluruh beban yang terjadi, tidak hanya jumlah yang telah dibayarkan. Dengan

memasukkan seluruh beban, baik yang sudah dibayar maupun yang belum dibayar,

akuntansi berbasis akrual dapat menyediakan pengukuran yang lebih baik, pengakuan yang

tepat waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa mendatang. Dalam rangka pengukuran

kinerja, informasi berbasis akrual dapat menyediakan informasi mengenai penggunaan

sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual

4

Page 5: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

merupakan salah satu sarana pendukung yang diperlukan dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas pemerintah.

Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan

membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005):

1. Mendukung manajemen kinerja.

2. Memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik.

3. Memperbaiki pengertian akan biaya program.

4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya.

5. Meningkatkan pelaporan keuangan.

6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).

Dalam salah satu penelitiannya, ADB menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi

berbasis akrual di negara-negara berkembang harus direncanakan secara realistis dan

praktis sesuai dengan kemampuan sumber daya dan kapasitas yang tersedia. Banyak

penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan

penerapan akuntansi berbasis akrual adalah strategi implementasi yang direncanakan

dengan baik, komitmen, tujuan yang dikomunikasikan secara jelas, sumber daya manusia

yang andal, dan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Penerapan akuntansi berbasis akrual jika akan dilakukan harus dirancang secara hati-

hati mengingat Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual (cash towards

accrual) baru saja diterbitkan dan belum diimplementasikan sepenuhnya, baik oleh

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Kondisi di atas bagaimanapun akan memungkinkan timbulnya kesulitan dalam

penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual. Bagi kalangan yang baru belajar

menerapkan akuntansi berbasis kas menuju akrual, peralihan ini pasti menuntut waktu

untuk memahaminya. Bagi kalangan yang lebih akrab dengan akuntansi pemerintahan,

berbagai permasalahan konseptual dan teknis yang menyertai penerapan akuntansi berbasis

akrual dalam kondisi praktek dan aturan manajemen keuangan negara Republik Indonesia

saat ini masih menimbulkan pertanyaan-pertanyaan.

5

Page 6: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

D. PENGERTIAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Basis akrual yang telah dijelaskan di atas adalah penjelasan menurut PSAP 01.

Selain penjelasan tersebut, terdapat beberapa penjelasan lainnya yang akan lebih

menambah wawasan tentang basis akrual ini.

Basis akrual menurut International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)

adalah :

“accrual basis means basis of accounting under which transactions and other events are recognized when they occur (and not only when cash or its equivalent is received or paid). Therefor, the transactions and events are recorded in the accounting records and recognized in the financial statement of the periods to which they relate. The elements recognized under accrual accounting are assets, liabilities, net assets/equity, revenue and expenses”

Basis akrual menurut Skousen, dkk

“accrual accounting recognizes revenues as they are earned, not necessarily when cash is received. Expenses are recognized and recorded they are incurred, not necessarily when cash is paid. Accrual accounting provides for a better matching of revenues and expenses during an accounting period and generally results in financial statements that more accurately reflect a company’s financial position and results of operations.” (Intermediate Accounting, Edition 15, K. Fred Skousen, dkk hal.73)

Basis akrual menurut “Memorandum Pembahasan Penerapan Basis Akrual dalam

Akuntansi Pemerintah Indonesia” adalah :

“Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi

dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat

terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima

atau dibayarkan.”

Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan sesuai dengan saat terjadinya

arus sumber daya, pendapatan diakui pada saat penghasilan telah diperoleh (earned)

dan beban atau biaya diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber daya di konsumsi,

sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus

sumber daya dicatat.

E. TUJUAN DAN KELEBIHAN/MANFAAT PENERAPAN BASIS AKRUAL

Secara sederhana, dikatakan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual ditujukan

untuk mengatasi ketidakcukupan basis kas untuk memberikan data yang lebih akurat.

6

Page 7: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Dalam presentasinya, Heather Thompson, Project Manager dari Transition from Cash to

Accrual Accounting Project, Public Expenditure Management, pemerintah BARBADOS,

menyampaikan beberapa tujuan penggunaan basis akrual yakni sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem keuangan (penganggaran,

akuntansi dan pelaporan) dalam sektor publik.

2. Untuk meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen aset dan budaya sektor

publik.

3. Untuk meningkatkan akuntabilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh

pemerintah.

4. Menyediakan informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan

keputusan.

5. Untuk mereformasi sistem anggaran belanja (apropriasi).

6. Untuk mencapai transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan

oleh pemerintah.

Dengan demikian, tujuan penerapan basis akuntansi akrual pada dasarnya untuk

memperoleh informasi yang tepat atas jasa yang diberikan pemerintah dengan lebih

transparan. Sebagai contoh, biaya-biaya pensiun pegawai pemerintah yang dimasukkan

dalam biaya dalam periode akuntansi saat mereka masih dipekerjakan mencerminkan

biaya yang sebenarnya, jika dibandingkan dengan pembayaran pensiun yang terakumulasi

pada saat pegawai tersebut sudah pensiun dan tidak relevan dengan biaya periode setelah

mereka pensiun.

Contoh-contoh lain, seperti diuraikan dalam makalah yang sama, adalah belanja

modal dari proyek yang merupakan beban periode tahun berjalan dirasa kurang tepat jika

dibanding dengan biaya depresiasinya dan beban bunga atas pinjaman berbasis akrual akan

memberikan informasi risiko yang lebih akurat, terutama bagi pemberi garansi.

Tujuan penerapan basis akrual lainnya adalah untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan pemerintah. Negara yang menerapkan basis akuntansi akrual, yang

mensyaratkan pada manajernya bertanggungjawab atas hasil atau output dengan

mengurangi kendali atas input, secara umum, berada di barisan depan dalam reformasi

manajemen publiknya. Para manajer tersebut harus bertanggungjawab atas seluruh biaya

yang berkaitan dengan hasil atau output yang diproduksi, bukan hanya nilai kas yang

7

Page 8: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

dibayarkan. Hanya dengan basis akrual, biaya yang sebenarnya dapat diinformasikan dan

hal ini akan mendukung pengambilan keputusan yang efektif dan efisien.

Ringkasnya, ketika para manajer diberikan fleksibilitas dalam mengelola sumber daya

yang dipercayakan (input), mereka berkepentingan untuk menyediakan informasi yang

akurat seperti itu. Penerapan basis akrual sejalan dengan tujuan reformasi manajemen

keuangan di suatu negara dalam arti yang luas. Penggunaan basis akrual untuk pelaporan

keuangan akan berhasil diterapkan pada negara yang secara signifikan mengurangi kendali

atas input.

International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government

Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya

untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan

penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan sesuai dengan saat terjadinya arus

sumber daya. Sehingga, basis akrual ini menyediakan estimasi yang lebih tepat atas

pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis

akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya

dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.

Manfaat-manfaat penerapan basis akrual, menurut H Thompson, akan mencakup hal-

hal dibawah ini:

1. Menyediakan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah

2. Menunjukkan bagaimana aktivitas pemerintah dibiayai dan bagaimana pemerintah

dapat memenuhi kebutuhan kasnya.

3. Menyediakan informasi yang berguna tentang tingkat yang sebenarnya kewajiban

pemerintah

4. Meningkatkan daya pengelolaan asset dan kewajiban pemerintah.

5. Basis akrual sangat familiar pada lebih banyak orang dan lebih komprehensif

dalam penyajian informasinya.

6. Prinsip dan standar yang dapat diterima umum membentuk basis transaksi

pelaporan.

7. Menyediakan data yang lebih meningkat ketika pemerintah melakukan kegiatan

perencanaan dan pengambilan keputusan ekonomi.

8

Page 9: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

8. Secara signifikan memperkuat pengelolaan dan pengembangan anggaran,

khususnya melalui pengakuan dan pengendalian asset dan kewajiban pemerintah.

9. Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) yang dipraktekkan secara internasional

berbasis akrual.

Dengan demikian, alasan-alasan penggunaan basis akrual diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Akuntansi berbasis kas tidak menghasilkan informasi yang cukup – misal transaksi

non kas - untuk pengambilan keputusan ekonomi misalnya informasi tentang

hutang dan piutang, sehingga penggunaan basis akrual sangat disarankan.

2. Hanya akuntansi berbasis akrual menyediakan informasi yang tepat untuk

menggambarkan biaya operasi yang sebenarnya (full costs of operation), misalnya

keputusan apakah suatu pekerjaan harus dikontrakkan atau dilakukan secara swa

kelola.

3. Hanya akuntansi berbasis akrual yang dapat menghasilkan informasi yang dapat

diandalkan dalam informasi aset dan kewajiban.

4. Hanya akuntansi berbasis akrual yang menghasilkan informasi keuangan yang

komprehensif tentang pemerintah, misalnya penghapusan hutang yang tidak ada

pengaruhnya di laporan berbasis kas.

Mengingat manfaat nyata penggunaan basis akrual seperti diatas, seperti yang

disampaikan oleh IMF bahwa akuntansi berbasis akrual menyediakan pengukuran yang

lebih luas atas batasan komitmen-komitmen keuangan pemerintah dibanding basis

akuntansi kas, makalah ini tidak akan memfokuskan pada masalah pro dan kontra basis

akrual, tetapi akan memfokuskan pada strategi penerapan basis akrual. Hal ini juga sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah bahwa

penerapan basis akrual harus diterapkan mulai tahun anggaran 2009. Dan, pihak legislatif

sangat mendukung bahkan mewajibkan kepada pemerintah untuk melakukan hal itu.

F. PERKEMBANGAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan informasi yang lebih

akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Sehingga

9

Page 10: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

penggunaan akuntansi berbasis akrual makin diminati dan penggunaannya berkembang

dengan pesat baik di Internasional maupun di Indonesia sendiri.

1. Perkembangan Akuntansi Berbasis Akrual Internasional

Pemerintah Pusat Swedia merupakan salah satu negara yang pertama kali

menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual, yaitu penerapan pada tingkat

kementerian pada tahun 1993 dan penerapan pada level konsolidasian setahun

kemudian. Pengembangan dan penerapan sistem akuntansi berbasis akrual

memakan waktu beberapa tahun dan tergolong lancar karena tidak ada perdebatan

besar di pemerintahan dan tidak ada penolakan dari kementrian. Namun dalam

perkembangannya Departemen Keuangan Swedia memutuskan untuk membatalkan

penerapan penganggaran berbasis akrual dengan alasan penerapan dual system

(sistem akuntansi berbasis akrual dan penganggaran berbasis kas) sesuai dengan

perkembangan internasional.

Selain Swedia, Akuntansi berbasis akrual juga diterapkan pertama kali di

Selandia Baru pada awal 1990-an yang diterapkan dalam laporan keuangan dan

penyusunan anggarannya. Penerapan akuntansi berbasis akrual tersebut mengubah

manajemen pemerintahan dari sistem berbasis ketaatan, yang menggunakan aturan

yang detil, restriktif, dan plafon anggaran kas, menjadi rezim yang berbasis kinerja

dan akuntabilitas.

Dalam perkembangan satu dekade berikutnya negara-negara anggota

Organisation for Economic Co-operation (OECD) mulai merubah basis

akuntansinya, yaitu dari akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual,

walaupun tingkat penerapan akuntansi akrual ini tidak sama pada setiap negara.

Penggunaan basis akrual telah menjadi salah satu ciri dari praktik manajemen

keuangan modern (OECD-PUMA/SBO, 2002/9).

Penggunaan basis akrual tidak hanya untuk penyusunan laporan keuangan, di

beberapa negara telah menggunakan basis akrual baik untuk penyusunan laporan

keuangan maupun untuk penganggaran (misalnya, Selandia Baru, Australia,

Inggris). Di negara-negara anggota OECD, basis akrual sejauh ini lebih banyak

diterima untuk pelaporan keuangan daripada untuk tujuan penganggaran. Dua

alasan yang sering dikemukakan atas hal ini adalah pertama, penganggaran secara

akrual dipercaya akan menimbulkan risiko disiplin anggaran. Keputusan politik

10

Page 11: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

untuk mengeluarkan uang harus dikaitkan dengan kapan pengeluaran itu dilaporkan

dalam anggaran. Hanya basis kas yang dapat memenuhi hal tersebut. Alasan kedua,

yaitu bahwa legislator cenderung resisten untuk mengadopsi anggaran akrual

karena kompleksitas dari konsep akrual itu sendiri (OECD-PUMA/SBO, 2002/10).

Reviu atas status akuntansi dan penganggaran akrual di beberapa negara-

negara anggota OECD digambarkan dalam Tabel-1, tabel ini menunjukkan bahwa

sebagian besar negara anggota telah mengenalkan aspek akuntansi akrual dan akan

lebih aktif lagi untuk menyosialisasikannya pada masa-masa berikutnya.

Tabel I

Status Akuntansi dan Penganggaran Akrual di Negara-Negara Anggota OECD

No.Nama

Negara

Akuntansi Akrual untuk Individual Departemen/Lbg

Laporan Konsolidasian

Akrual

Penganggaran Akrual

1.New Zealand

sejak T.A. 1992 sejak T.A. 1992 Sejak T.A. 1995

2. Swedia sejak T.A. 1994 sejak T.A. 1994ESA 95 sedang dikenalkan akrual penuh

3. Inggris sejak T.A. 2000 sejak T.A. 2006 ESA 95, sejak 2002

4.Amerika Serikat

sejak T.A. 1998 sejak T.A. 1998 Beberapa

5. Australia sejak T.A. 1995 sejak T.A. 1997 sejak T.A. 2000

6. JermanLaporan Kas, didukung dengan informasi akrual

TidakESA 95. Dalam persiapan

7.Perancis Sedang dikenalkan

Beberapa, akrual penuh sedang dikenalkan

ESA 95. berpindah ke akrual basis modifikasian

Sumber : Authokarala dan Reid

Keterangan:

11

Page 12: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

ESA 95 (European System of Accounts 1995) mengamanatkan penggunaan

akrual basis untuk penyusunan laporan keuangan. Negara-negara anggota EU

diharuskan menyusun laporan dan prediksi keuangan pemerintah sesuai dengan

ESA 95.

2. Perkembangan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh

paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi menurut Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) di dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 yang saat ini

masih diterapkan pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan menggunakan

basis akuntansi kas menuju akrual, yakni pengakuan pendapatan, belanja, dan

pembiayaan menggunakan basis kas, sedangkan untuk pengakuan aset, kewajiban,

dan ekuitas dalam neraca menggunakan basis akrual.

Penyusunan SAP berbasis akrual dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu

menyusun PSAP berbasis akrual dari awal dan menyesuaikan PSAP berbasis kas

menuju akrual (sesuai PP Nomor 24 Tahun 2005) menjadi PSAP berbasis akrual

dengan referensi IPSAS, dengan mempertimbangkan praktek-praktek yang berlaku,

administrasi pemerintahan yang ada dan kemampuan sumber daya manusia.

Atas dua strategi tersebut, KSAP sepakat menggunakan strategi yang ke-2 dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a. SAP berbasis kas menuju akrual telah disusun dengan mengacu pada beberapa

referensi bertaraf internasional; antara lain IPSAS, Government Finance

Statistic (GFS), sehingga diharapkan SAP berbasis kas menuju akrual yang

akan disesuaikan menjadi akrual sudah dapat diterima umum.

b. Mengurangi resistensi dari para pengguna SAP terhadap perubahan basis

akuntansi. Pengguna SAP masih dalam pembelajaran dan perlu waktu yang

cukup lama untuk memahaminya sehingga apabila SAP akrual berbeda jauh

dengan SAP berbasis kas menuju akrual akan menimbulkan resistensi.

c. Penyusunan SAP berbasis akrual relatif menjadi lebih mudah karena sebagian

dari PSAP berbasis kas menuju akrual (PSAP Nomor 01, 05, 06 ,07, dan

12

Page 13: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

08 dalam PP Nomor 24 Tahun 2005) telah berbasis akrual sehingga hanya

memerlukan penyesuaian beberapa PSAP berbasis akrual.

d. Penerapan SAP berbasis akrual yang disusun sesuai pola SAP berbasis kas

menuju akrual lebih mudah bagi para pengguna standar karena sudah

disosialisasikan, dan para pengguna telah memiliki pemahaman dan

pengalaman terhadap SAP berbasis kas menuju akrual.

Pada bulan Desember Tahun 2008 KSAP telah menyusun Draft Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dan hingga Desember 2009 RPP SAP

Akrual masih dalam pembahasan di Departemen Hukum dan HAM. Selanjutnya

tahapan implementasi SAP berbasis akrual pada pemerintah pusat mulai dari tahun

2009 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel II

Tahapan Implementasi SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat

Thn Tahapan Hal-hal yang dilakukan

2009

1.

Menyusun Informasi Akrual secara manual yang berfungsi sebagai Pelengkap LRA berbasis kas.

1.Penelitian pos-pos akrual yang disajikan dalam informasi akrual.

2.Laporan Keuangan dilampiri Informasi Akrual.

2.Updating COA dan Posting Rule Neraca

3. Penelitian Bisnis Proses Akrual.

3. Menyiapkan dasar hukum

4.Informasi akrual disusun manual

5. Penelitian pos-pos akrual

6. Penetapan SAP basis akrual

2010

1.Menyusun Sistem Akuntansi Berbasis Akrual.

1.Menyiapkan bisnis proses dan COA

2.Menyusun Informasi Akrual berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi.

2. Updating aplikasi SAI

3.Laporan Keuangan meliputi pos akrual melalui ayat penyesuaian.

3. Sosialisasi Standar

4.Pengembangan Bisnis proses basis akrual termasuk penyediaan BAS Akrual

2011 1. Menyusun Informasi Akrual 1. Menyiapkan bisnis proses dan

13

Page 14: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Thn Tahapan Hal-hal yang dilakukan

berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi.

COA basis akrual

2.Laporan Keuangan meliputi pos akrual melalui ayat penyesuaian.

2.Penyusunan aplikasi berbasis akrual

3.Sosialisasi Sitem Akuntansi Akrual.

3.Melaksanakan pelatihan akuntansi akrual

4. Sosialisasi Standar

5. Terintegrasi dengan SAI

6. Penyelesaian Bisnis Proses

7.Penyusunan Sistem Akuntansi Akrual

2012

1.Laporan Keuangan meliputi pos akrual melalui ayat penyesuaian.

1.Penyempurnaan SAI dengan menambahkan basis Akrual

2.Pelatihan Sistem Akuntansi Akrual.

2.Pengembangan Aplikasi basis akrual dari transaksi

3.Pelatihan Sistem Akuntansi Akrual dan Aplikasi

2013 1.Transaksi keuangan diakuntasikan berdasarkan basis akrual.

1.Laporan keuangan disusun melalui Aplikasi berbasis Akrual

2.Pelatihan dan Akuntansi Akrual

2014 1.Uji coba penerapan akrual secara penuh.

1.Uji coba akrual pada LK K/L tertentu

2. Uji coba akrual pada LK BUN

3.Penyempurnaan Peraturan dan Sistem akuntansi akrual

2015 1.Implementasi Akuntansi Akrual secara menyeluruh.

1.Implementasi Akrual Penuh pada seluruh LK K/L, LK BUN dan LKPP

2. Monitoring dan Evaluasi

G. PENGARUH BASIS AKRUAL TERHADAP PENGAKUAN TRANSAKSI

14

Page 15: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan

suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang

melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan,

sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui

yaitu:

1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan

kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke

dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;

2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur atau dapat diestimasi dengan andal.

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan

setiap pos dalam laporan keuangan.

Dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual, penerapan pengakuan dan

pengukuran terhadap aset dan kewajiban adalah sama karena neraca yang disusun

menggunakan basis akrual. Sementara pengakuan pendapatan dan belanja dalam basis

kas menuju akrual menggunakan basis kas yang terdapat dalam Laporan Realisasi

Anggaran, dan dalam basis akrual pengakuan pendapatan dan pengakuan beban serta

belanja menggunakan basis akrual yang terdapat dalam Laporan Operasional. Berikut

adalah penjelasan terhadap pengakuan-pengakuan tersebut:

1. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Neraca

Prinsip pengakuan dan pengukuran yang berlaku dalam penyusunan neraca

adalah :

Pengakuan/Pengukuran Penjelasan

1 Pengakuan Aset 1 aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa

depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai

nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

  2 aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya

dan/atau kepenguasaannya berpindah

2 Pengukuran Aset 1 kas dicatat sebesar nilai nominal

    2 investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai

perolehan

    3 piutang dicatat sebesar nilai nominal15

Page 16: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Pengakuan/Pengukuran Penjelasan

    4 persediaan dicatat sebesar:

    - biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

    - biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

    - nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan

3 Pengakuan

Kewajiban

1 kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa

pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan

atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban

yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban

tersebut mempunyai nilai penyesuaian yang dapat

diukur dengan andal.

    2 kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima

atau pada saat kewajiban timbul

4 Pengukuran

Kewajiban

1 kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban

dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan

dalam mata uang rupiah.

2. Pengakuan Pendapatan dan Belanja/Beban

Pengakuan Pendapatan & Belanja dalam

LRA

Pengakuan Pendapatan & Beban dalam

LO

(Basis Kas) (Basis Akrual)

Pendapatan-LRA diakui pada saat

diterima di rekening kas umum

negara/daerah atau oleh entitas pelaporan

Pendapatan-LO diakui pada saat:

- Timbulnya hak atas Pendapatan

- Pendapatan direalisasi, yaitu adanya

aliran masuk sumber daya ekonomi

Belanja diakui pada saat terjadinya

pengeluaran dari rekening kas umum

negara/daerah atau entitas pelaporan

Beban diakui pada saat:

- Timbulnya kewajiban

- Terjadinya konsumsi aset

  - Terjadinya penurunan manfaat

ekonomis atau potensi jasa

16

Page 17: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

H. PENGARUH BASIS AKRUAL TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH (DI LIHAT DARI KOMPONEN DAN ELEMEN

LK)

1. Komponen laporan keuangan

Perbandingan komponen laporan keuangan antara basis kas menuju akrual dan

basis akrual dapat dilihat dalam tabel berikut:

komponen laporan keuangan basis kas

menuju akrual terdiri dari :

komponen laporan keuangan basis akrual

terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Neraca 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

3. Laporan Arus Kas (LAK) 3. Neraca

4. Catatan atas Laporan Keuangan

(CALK)

 

 

4. Laporan Operasional

5. Laporan Arus Kas

6. Laporan Perubahan Ekuitas

7. Catatan atas Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan dalam Draft Standar Akuntansi Pemerintah

Berbasis Akrual terdiri dari 7 komponen laporan dimana terdapat penambahan 3

jenis laporan dalam draft SAP berbasis akrual yaitu Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Penjelasa mengenai masing-masing jenis laporan tersebut adalah:

a. Laporan Realisasi Anggaran

LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,

surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan

dengan anggarannya dalam satu periode.

LRA disusun menggunakan basis kas, baik dalam basis kas menuju akrual

maupun dalam basis akrual, karena kita masih menganut sistem anggaran

berbasis kas.

Namun ada suatu perbedaan antara LRA dalam basis kas menuju akrual

dengan LRA dalam basis akrual dalam penggunaan akun pendapatan, Dalam

susunan laporan keuangan berbasis akrual terdapat laporan operasional yang

juga mencatat akun pendapatan, maka untuk membedakan pencatatan atas

realisasi pendapatan dalam LRA dan LO terdapat identitas tambahan atas

17

Page 18: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

rekening pendapatan yang dipakai, yaitu untuk pendapatan dalam LRA

menggunakan akun "pendapatan-LRA", sedangkan pendapatan dalam LO

menggunkaan akun "pendapatan-LO". Namun untuk LRA dalam basis kas

menuju akrual tidak memerlukan identitas tambahan, sehingga cukup dicatat

dengan akun “pendapatan” saja.

Struktur LRA dalam basis akrual:

1) Pendapatan-LRA

2) Belanja

3) Transfer

4) Surplus/defisit-LRA

5) Pembiayaan

6) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih melaporkan mutasi SAL yang

merupakan akumulasi saldo SiLPA/SiKPA dari LRA.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih menyajikan sekurang-kurangnya

pos-pos:

1) Saldo anggaran lebih awal;

2) Penggunaan saldo anggaran lebih;

3) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan;

4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya; dan

5) Lain-lain.

c. Neraca

Neraca yang disajikan dalam basis kas menuju akrual dan dalam basis akrual

sama-sama disusun menggunakan basis akrual.

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajibang, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Struktur neraca dalam basis akrual adalah:

1) Aset

2) Kewajiban

3) Ekuitas (tanpa dirinci lebih lanjut ke ekuitas dana lancar, ekuitas dana

investasi, dan ekuitas dana cadangan sebagaimana dalam basis kas menuju

18

Page 19: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

akrual). Ekuitas merupakan surplus/defisit Laporan Operasional atau

selisih antara pendapatan dan beban akrual.

d. Laporan Operasional

Laporan operasional disusun untuk mencatat transaksi finansial yang diakui

berdasarkan basis akrual.

Laporan Operasional melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis

akrual sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas

dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Keterkaitan antara laporan tersebut dapat dilihat di bab III.

Laporan keuangan mencakup laporan operasional yang sekurang-kurangnya

menyajikan pos-pos sebagai berikut:

1) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional

2) Beban dari kegiatan operasional

3) Surplus/defisit dari kegiatan non operasional bila ada

4) Pos luar biasa, bila ada

5) Surplus/defisit-LO

e. Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas baik dalam basis kas menuju akrual dan basis

akrual dilakukan dengan cara yang sama.

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,

perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas

setara kas pada tanggal pelaporan.

f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:

1) Ekuitas awal2) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dana, yang

antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: a) Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya;b) Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

19

Page 20: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

Di samping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari

unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Ekuitas dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

g. Catatan atas Laporan Keuangan

Penyusunan catatan atas laporan keuangan baik dalam basis kas menuju akrual

dan basis akrual disusun dengan cara yang sama.

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan

Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Akun

Kode akun yang digunakan pada bagan akun standar berbasis akrual adalah:

a. Akun utama pembukuan Kas adalah akun realisasi anggaran yang akan

menghasilkan laporan : LRA, LAK, dan Laporan Perubahan SAL.

b. Setiap transaksi kas selain dibukukan pada LRA juga dibukukan pada Laporan

Operasional.

c. Jurnal umum diperlukan untuk mencatat antara lain:

1) Penyisihan piutang

2) Amortisasi/Depresiasi

3) Akrual utang, Akrual pendapatan

4) Berbagai koreksi, dll.

d. Transaksi butir b dan c menghasilkan Laporan : Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas.

Perbedaan akun-akun yang digunakan dalam bagan akun standar berbasis kas

menuju akrual dan berbasis akrual dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

No. Buku Jurnal Sistem Akuntansi Berbasis Kas

Menuju Akrual

Buku Jurnal Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

20

Page 21: Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual

1. Buku Kas Buku Kas

2. Jurnal Korolari untuk mencatat realisasi

anggaran, yang mempengaruhi neraca

Semua transaksi kas di"korolari"kan untuk

mencatat:

    a. Transaksi realisasi anggaran

    b. Transaksi dalam Laporan Finansial/Laporan

Operasional

3. Jurnal Umum Jurnal umum untuk mencatat:

    a. Berbagai akrual, seperti pendapatan yang

masih harus diterima, beban yang masih harus

dibayar.

    b. Penyusutan

    c. Koreksi,dll

21