SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao...

23

Transcript of SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao...

Page 1: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi
Page 2: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

i

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan

adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi

perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada

dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan

kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian

sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana

pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan

tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Perkebunan Skala 1:250.000

sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas

perkebunan berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan tingkat kesesuaian komoditas, potensi pengembangan kawasan.

Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian

target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan pertanian.

Jakarta, November 2015

Menteri Pertanian,

Amran Sulaiman

Page 3: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

ii

KATA PENGANTAR

Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi

persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-

externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan

menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.

Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan

bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,

antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan

dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga

hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun

antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,

Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan perkebunan sangat membutuhkan data dan

informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta). Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk

pengembangan kawasan perkebunan.

Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan, tingkat kesesuaian

komoditas, arahan pengembangan komoditas sampai potensi pengembangan kawasan pertanian. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di tingkat

Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan perkebunan.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas

ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan produksi dan kualitas produk perkebunan.

Jakarta, November 2015 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002

Page 4: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

iii

SUSUNAN TIM

Tim Pengarah

Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian

Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Tim Pelaksana

Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II

:

:

:

Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian

Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian

Tim Penyusun

Penulis : Chendy Tafakresnanto, Afif Muzaki Ahsan, Zainul Azmi

Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono, Wahyu Supriyatna

Disain dan Layout : Adi Priyono

Page 5: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

iv

INFORMASI UMUM

A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM

B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2015

C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Website : www.pertanian.go.id/sikp

Cetakan pertama, November 2015

Page 6: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

SUSUNAN TIM ii

INFORMASI UMUM iii

DAFAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR PETA vii

I. PENDAHULUAN 1

II. BAHAN DAN METODE 3

2.1. Bahan dan Alat 3

2.2. Metode 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 5

3.1. Potensi Perkebunan Pulau Jawa

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa

5

6

3.3. Potensi Perkebunan Provinsi DIY

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi DIY

6

8

IV. PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA 10

Page 7: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Pulau Jawa 5

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa 6

Tabel 3. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Provinsi DIY 7

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8

Page 8: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

vii

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1 Peta Pengembangan Kawasan Kakao Pulau Jawa 11

Peta 2 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 12

Peta 3 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 1 13

Peta 4 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 2 14

Peta 5 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 3 15

Page 9: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

1

I. PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan

operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan

sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman

Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan

pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali

baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi

manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang

pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi

yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan

antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di

samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya

revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan

teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan

ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,

karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung

sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian

pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif

serta penguatan data base sumber daya yang ada di wilayah.

Pembangunan kawasan pertanian sangat membutuhkan data,

informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian. Data dan

informasi komoditas perkebunan sangat diperlukan untuk menaikan daya

saing dan peningkatkan nilai ekspor produk perkebunan. Ketersediaan

data dan informasi yang berbasis spasial kawasan pertanian Non PJKU

dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta skala 1:1.000.000, yang

memberikan informasi wilayah-wilayah sumberdaya lahan pertanian

(SDLP) berpotensi untuk pengembangan kawasan pertanian Non PJKU

secara global. Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang

memberikan informasi potensi pengembangan kawasan pertanian Non

PJKU lebih rinci untuk perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat

Kabupaten yang setara dengan peta skala 1:50.000, sudah dapat digunakan

untuk operasional lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian SDLP

juga kajian sosial ekonomi wilayah pada tingkat kecamatan untuk analisis

permasalahan yang timbul di lapangan, sehingga dapat memberikan

kontribusi yang optimal dalam pembangunan suatu kawasan pertanian

Non PJKU.

Kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

pertanian Non PJKU Nasional dan Provinsi ini dimaksudkan sebagai salah

satu upaya untuk menyajikan data dan informasi mengenai potensi biofisik

(tanah, iklim, terrain, dan vegetasi). Berkaitan dengan hal di atas,

penyusunan peta potensi pengembangan kawasan pertanian Non PJKU

sangat diperlukan. Pada anggaran tahun ini penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan pertanian Non PJKU difokuskan pada penyusunan

potensi pengembangan kawasan perkebunan terpilih.

Page 10: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

2

Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

perkebunan Nasional dan Provinsi adalah :

(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya

lahan perkebunan Nasional dan Provinsi.

(2) Menyusun peta pengembangan kawasan pertanian perkebunan

Nasional dan Provinsi.

(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional

dan Provinsi.

Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

perkebunan Nasional dan Provinsi adalah:

(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya lahan

kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi.

(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan pertanian

perkebunan Nasional dan Provinsi.

Peta potensi pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan

Provinsi merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan

perkebunan yang dihasilkan dari analisis sumberdaya lahan dengan

mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000 (Kemenhut,

2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala 1:250.000

(BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi lokasi,

sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan kawasan

perkebunan. Hasil penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

perkebunan disajikan dalam bentuk data tabular dan spasial.

Page 11: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan dan Alat

Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi antara lain:

1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 dari Badan Informasi Geospasial

(BIG)

2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian (BBSDLP, 2013).

3. Data potensi lahan (BBSDLP, 2014).

4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala

1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).

5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan

lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).

6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian

Kehutanan, 2013).

Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi berupa:

komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,

minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.

2.2. Metode

Potensi pengembangan kawasan Perkebunan Nasional dan Provinsi

diperoleh dari analisis sumberdaya tanah/lahan skala 1:250.000 (BBSDLP,

2013). Satuan lahan hasil pemetaan SDLP digunakan sebagai pendekatan

dalam menganalisis potensi sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung

karakteristik tanah/lahan unik yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi

lahan. Karakteristik tanah/lahan tersebut antara lain: curah hujan, suhu

udara, drainase tanah, kelerengan, tekstur tanah, kedalaman tanah, tingkat

kematangan gambut, ketebalan gambut, reaksi tanah (pH), dan

karakteristik lingkungan lainnya.

Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan dengan cara matching, yaitu

dengan cara membandingkan antara karakteristik tanah/lahan dengan

persyaratan tumbuh tanaman, yaitu karet, kakao, kopi, cengkeh, pala, dan

jambu mente. Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka

FAO (1976). Kesesuaian lahan dilakukan secara bio-fisik (kualitatif). Sistem

kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai (S) dan

ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan atas

kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3),

sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan. Kriteria

kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan

untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al., 2011). Hasil kegiatan evaluasi

lahan berupa Kelas Kesesuaian Lahan untuk komoditas perkebunan.

Berdasarkan hasil evaluasi lahan tersebut ditetapkan Arahan

Page 12: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

4

Pengembangan Komoditas Perkebunan, yaitu lahan-lahan yang tergolong

kelas Sesuai (S). Selanjutnya, data spasial arahan pengembangan

komoditas Perkebunan tersebut dioverlay dengan data spasial penggunaan

lahan dan HGU skala 1:250.000 dan status kawasan hutan skala 1:250.000

untuk menghasilkan Peta Potensi Pengembangan Perkebunan.

Peta potensi pengembangan perkebunan merupakan dasar untuk

delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi.

Konsep dasar penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perkebunan sebagai berikut: 1) Potensi pengembangan kawasan disatukan

oleh faktor alamiah, kegiatan ekonomi, sosial budaya dan berbagai

inftrastruktur pertanian, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama yang

mengedepankan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan, 2) Delineasi

ditentukan tidak berdasarkan pada luasan semata, tetapi aspek

keberlanjutan dan kualitas spesifik produk yang dihasilkan. Delineasi

kawasan tersebut dilakukan secara manual langsung di layar monitor (on

screen digitizing). Kawasan perkebunan adalah wilayah pengembangan

perkebunan yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas

(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup lahan potensial dan lahan

yang secara eksisting sudah dibudidayakan untuk komoditas perkebunan.

Komoditas perkebunan pada kawasan tersebut adalah komoditas dominan

dengan penyebaran >50%. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perkebunan Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perkebunan Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut dan

delineasi potensi pengembangan perkebunan. Prosedur penyusunan peta

potensi pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi

disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan

Nasional dan Provinsi

DATA DAN INFORMASI SDLP

- Spasial/Peta - Tabular

PENYUSUNAN PETA SATUAN LAHAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

AKURASI DATA

PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN

- PETA STATUS KAWASAN - HUTAN

PETA ARAHAN PENGEMBANGAN

PERKEBUNAN

PETA PENGGUNAAN LAHAN + HGU

PETA POTENSI PENGEMBANGAN

KAWASAN PERKEBUNAN

Page 13: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Potensi Perkebunan Pulau Jawa

Potensi pengembangan perkebunan diperoleh dari hasil kesesuaian

lahan komoditas perkebunan, berupa kelas kesesuaian lahan. Potensi

pengembangan perkebunan menyajikan lahan eksisting maupun lahan

potensial untuk pengembangan perkebunan. Potensi pengembangan

perkebunan di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 1. Sebaran potensi

pengembangan perkebunan Pulau Jawa disajikan pada Peta Potensi

Pengembangan Perkebunan Pulau Jawa.

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa potensi pengembangan komoditas

perkebunan kopi, kakao, karet, cengkeh, pala, dan jambu mente di Pulau

Jawa, yaitu sekitar 3.876.091 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi di Pulau Jawa

umumnya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl), bahan induk volkan,

dan beriklim basah (>2.500 mm/th) seluas 3.876.091 ha yang terdiri atas

lahan sangat sesuai (S1) seluas 356.449 ha, lahan cukup sesuai (S2) seluas

2.079541 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 1.440.101 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kakao di Pulau Jawa

terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan reaksi tanah agak masam-

netral (pH 5,5-7,0), dan beriklim kering dan basah, seluas 587.879 ha yang

terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 133.622 ha, dan lahan cukup

sesuai (S2) seluas 454.257 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan karet di Pulau Jawa

terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah masam (pH <5,0),

dan beriklim basah (>2.500 mm/th), seluas 2.185.399 ha yang terdiri atas

lahan sangat sesuai (S1) seluas 741.532 ha, lahan cukup sesuai (S2) seluas

441.443 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 1.002.423 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan cengkeh di Pulau

Jawa terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah masam-agak

masam (pH <6,0), dan beriklim basah (>2.500 mm/th), seluas 1.504.036

ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 626.171 ha, lahan

cukup sesuai (S2) seluas 602.844 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas

275.020 ha.

Tabel 1. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Pulau Jawa

S1 S2 S3 N S1 S2 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N1 BANTEN 24.382 356.474 228.764 331.686 611 37.272 903.423 221.816 139.929 165.128 414.433 211.575 95.626 9.091 625.014 995 16.973 593.321 330.017 27.908 913.398 2 JAWA BARAT 156.818 624.982 576.727 2.357.760 27.677 46.427 3.642.183 194.744 225.542 542.247 2.753.753 189.877 251.578 14.730 3.260.102 27.677 32.227 17.404 3.638.980 14.201 3.090 66.364 3.632.632

3 JAWA TENGAH 77.132 552.423 355.742 2.455.091 50.705 170.332 3.219.352 183.032 63.183 233.966 2.960.207 162.071 201.221 195.556 2.881.540 50.705 164.439 17.907 3.207.338 5.893 12.014 216.184 3.206.297 4 DIY - 88.452 32.350 193.386 1.990 1.624 310.576 28.919 588 6.130 278.552 15.209 3.252 1.016 294.712 1.990 1.016 9.646 301.538 608 9.038 3.005 301.538

5 JAWA TIMUR 98.116 457.210 246.519 3.999.620 52.640 198.602 4.550.223 113.021 12.201 54.951 4.621.292 47.439 51.167 54.627 4.648.232 52.640 95.051 201.999 4.451.775 103.551 91.652 173.082 4.433.179 356.449 2.079.541 1.440.101 9.337.544 133.622 454.257 12.625.756 741.532 441.443 1.002.423 11.028.237 626.171 602.844 275.020 11.709.600 134.006 309.705 840.277 11.929.647 124.253 115.795 486.544 12.487.044 TOTAL

PALA JAMBU MENTENO PROVINSI

KOPI KAKAO KARET CENGKEH

Keterangan: S1 = Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, , S3 = Sesuai marjinal, N = Tidak sesuai

Page 14: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

6

Potensi pengembangan komoditas perkebunan pala di Pulau Jawa

terdapat pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-

netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim basah (>2.000 mm/th), seluas 1.283.988

ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 134.006 ha, lahan

cukup sesuai (S2) seluas 309.705 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas

840.277 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan jambu mente di

Pulau Jawa terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak

masam-netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim kering (<2.000 mm/th), seluas

726.592 ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 124.243 ha,

lahan cukup sesuai (S2) seluas 115.795 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3)

seluas 486.544 ha.

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa

Potensi pengembangan kawasan perkebunan di Pulau Jawa

diperoleh dari potensi pengembangan komoditas perkebunan dengan

faktor alamiah dan mengedepankan aspek keberlanjutan serta kualitas

spesifik produk yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut Pulau Jawa

merupakan pengembangan kawasan perkebunan kopi dan kakao. Potensi

pengembangan kawasan perkebunan di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 2.

Sebaran potensi pengembangan perkebunan Pulau Jawa disajikan pada

Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa.

a. Kawasan Kopi

Potensi pengembangan kawasan perkebunan kopi di Pulau Jawa

tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa

Timur, seluas 387.039 ha. Potensi pengembangan kawasan perkebunan

kopi tersebut umumnya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl) dengan

curah hujan cukup tinggi (>2.500 mm/th). Potensi pengembangan

kawasan perkebunan kopi di Pulau Jawa sudah lama terbentuk dan

kualitas produk kopi masing-masing lokasi sangat spesifik.

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa

NO. PROVINSI KOMODITAS

KOPI KAKAO 1 BANTEN - 44.314

2 JAWA BARAT 244.691 -

3 JAWA TENGAH 36.256 3.866

4 DIY - 3.184

5 JAWA TIMUR 106.092 -

TOTAL 387.039 51.364

b. Kawasan Kakao

Potensi pengembangan kawasan perkebunan kakao di Pulau Jawa

tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Banten, Jawa Tengah, dan Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY), seluas 51.364 ha. Potensi pengembangan

kawasan perkebunan kakao terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan

tanahnya bereaksi agak masam-netral (pH 5,5-7,0). Potensi pengembangan

kawasan perkebunan kakao di Pulau Jawa umumnya sudah lama terbentuk

dan kualitas produk kakao masing-masing lokasi cukup spesifik.

3.3. Potensi Perkebunan Provinsi DIY

Potensi pengembangan perkebunan di Provinsi DIY diperoleh dari

Page 15: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

7

hasil kesesuaian lahan komoditas perkebunan, sehingga hasilnya berupa

kelas kesesuaian lahan. Potensi lahan menyajikan lahan eksisting maupun

lahan potensial untuk pengembangan. Potensi pengembangan perkebunan

di Provinsi DIY disajikan pada Tabel 3. Sebaran potensi pengembangan

perkebunan Provinsi DIY disajikan pada Peta Potensi Pengembangan

Perkebunan Provinsi DIY.

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa potensi pengembangan komoditas

perkebunan kopi, kakao, karet, cengkeh, pala, dan jambu mente di Provinsi

DIY sekitar 120.803 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi di Provinsi DIY

umunya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl), bahan induk volkan, dan

beriklim basah (>2.500 mm/th) seluas 120.803 ha yang terdiri atas lahan

cukup sesuai (S2) seluas 88.452 ha, tersebar di seluruh kabupaten; dan

lahan sesuai marjinal (S3) seluas 32.350 ha, tersebar di seluruh kabupaten.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kakao di Provinsi DIY

terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi agak

masam-netral (pH 5,5-7,0) seluas 3.613 ha yang terdiri atas lahan sangat

sesuai (S1) seluas 1.990 ha, berada di Kabupaten Gunung Kidul; lahan

cukup sesuai (S2) seluas 1.624 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung

Kidul, dan Kulon Progo.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan karet di Provinsi DIY

terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi masam

(pH <5,0) seluas 35.637 ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas

28.919 ha, tersebar di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Sleman;

lahan cukup sesuai (S2) seluas 588 ha, berada di Kabupaten Kulon Progo;

dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 6.130 ha, tersebar di Kabupaten

Kulon Progo dan Sleman.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan cengkeh di Provinsi

DIY terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi

masam sampai agak masam (pH <6,0) seluas 19.477 ha yang terdiri atas

lahan sangat sesuai (S1) seluas 15.209 ha, tersebar di Kabupaten Kulon

Progo dan Sleman; lahan cukup sesuai (S2) seluas 3.252 ha, tersebar di

Kabupaten Kulon Progo dan Sleman; lahan sesuai marjinal (S3) seluas

1.016 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo.

Tabel 3. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Provinsi DIY

S2 S3 N S1 S2 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N

1 BANTUL 4.855 2.374 44.298 300 51.226 51.526 300 51.226 300 2.074 49.153 2.074 300 49.153

2 GUNUNG KIDUL 51.398 24.845 71.091 1.990 1.047 144.297 13.653 133.680 439 146.895 1.990 439 6.307 138.598 608 5.700 2.428 138.598

3 KULON PROGO 14.058 3.744 40.103 277 57.627 176 588 6.028 51.112 176 3.149 277 54.302 277 57.627 277 57.627

4 SLEMAN 18.142 1.388 37.895 57.425 15.089 103 42.233 15.033 103 42.289 1.265 56.160 1.265 56.160

88.452 32.350 193.386 1.990 1.624 310.576 28.919 588 6.130 278.552 15.209 3.252 1.016 294.712 1.990 1.016 9.646 301.538 608 9.038 3.005 301.538

PALA JAMBU METE

TOTAL

NO KABUPATEN/KOTAKOPI KAKAO KARET CENGKEH

Keterangan: S1 = Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, , S3 = Sesuai marjinal, N = Tidak sesuai,

Potensi pengembangan komoditas perkebunan pala di Provinsi DIY

pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-netral (pH

<5,5-7,0), dan beriklim basah (>2.000 mm/th) seluas 12.651 ha yang

terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 1.990 ha, berada di Kabupaten

Gunung Kidul; lahan cukup sesuai (S2) seluas 1.016 ha, tersebar di

Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo; dan lahan sesuai

Page 16: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

8

marjinal (S3) seluas 9.646 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul,

dan Sleman.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan jambu mente di

Provinsi DIY pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-

netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim kering (<2.000 mm/th) seluas 12.651 ha

yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 608 ha, berada di

Kabupaten Gunung Kidul; lahan cukup sesuai (S2) seluas 9.038 ha, tersebar

di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Sleman; dan lahan sesuai marjinal

(S3) seluas 3.005 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan

Kulon Progo.

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi DIY

Potensi pengembangan kawasan perkebunan di Provinsi DIY

diperoleh dari potensi pengembangan perkebunan dengan faktor alamiah

dan mengedepankan aspek keberlanjutan serta kualitas spesifik produk

yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut Provinsi DIY merupakan

kawasan perkebunan kakao. Potensi pengembangan kawasan perkebunan

kakao di Provinsi DIY disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi

pengembangan perkebunan kakao Provinsi DIY disajikan pada Peta

Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY.

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi

DIY

URAIAN KABUPATEN/KOTA LUAS(Ha) T O T A L

KAWASAN KAKAO

GUNUNG KIDUL 3.184 3.184

T O T A L 3.184 3.184

Kawasan Kakao

Potensi pengembangan kawasan perkebunan kakao di Provinsi DIY

berada di Kabupaten Gunung Kidul seluas 3.184 ha (terdapat di 2 wilayah).

Pengembangan kawasan kakao di Provinsi DIY menempati ketinggian

tempat 100-600 m dpl. Tanah yang dibudidayakan untuk pengembangan

kawasan kakao berkembang dari bahan sedimen dan volkan dengan reaksi

tanah agak masam-netral (pH 5,5-7,0) dengan bentuk wilayah berombak

sampai berbukit kecil (lereng 3-25%).

Page 17: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

9

IV. PENUTUP

Pembangunan sektor pertanian di Indonesia merupakan suatu

proses pembangunan yang unik dibandingkan dengan pembangunan

sektor lain, karena ketergantungan dan pengaruh timbal baliknya yang

besar pada kondisi lingkungan dan sumber daya alam. Sumberdaya lahan

sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai

peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan pertanian.

Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang

menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian

lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan

potensi pengembangan kawasan pertanian.

Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan

perkebunan yang secara agroekosistem sesuai dan layak untuk

dikembangkan di wilayah, maka akan memudahkan dalam penyusunan,

pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan pertanian dengan pendekatan

kawasan. Data dan informasi SDLP sampai tersusunnya potensi

pengembangan kawasan perkebunan masih skala 1:250.000, sehingga

perlu ditindaklanjuti pada skala operasional (>1:50.000). Mengingat data

sudah terformat dalam database yang dinamis, sehingga bisa di update

menggunakan SIG untuk dapat memperkuat Sistem Informasi Kawasan

Pertanian (SIKP).

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi, kakao, karet,

cengkeh, pala, dan jambu mente di Pulau Jawa sekitar 3.876.091 ha.

Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi seluas 3.876.091 ha,

kakao seluas 587.879 ha, karet seluas 2.185.399 ha, cengkeh seluas

1.504.036 ha, pala seluas 1.283.988 ha, jambu mente seluas 726.592 ha.

Di Pulau Jawa terdapat potensi pengembangan kawasan perkebunan

kopi dan kakao. Potensi pengembangan kawasan perkebunan kopi

tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur, seluas 387.039 ha. Potensi pengembangan kawasan perkebunan

kakao tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Banten, Jawa Tengah dan

Daerah Istimewa Yogyakarta, seluas 51.364 ha.

Provinsi DIY berpotensi untuk pengembangan komoditas

perkebunan kopi seluas 120.803 ha, kakao seluas 3.613 ha, karet seluas

35.637 ha, cengkeh seluas 19.477 ha, pala seluas 12.651 ha, dan jambu

mente seluas 12.651 ha.

Provinsi DIY hanya terdapat kawasan perkebunan kakao. Potensi

pengembangan kawasan perkebunan kakao berada di Kabupaten Gunung

Kidul seluas 3.184 ha.

Page 18: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

10

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala

1:250.000. BPN, Jakarta.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya

Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,

Bogor.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Data Potensi

Lahan skala 1:250.000. BBSDLP, Bogor.

Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta Sumberdaya Iklim Indonesia skala

1:1.000.000. Balitklimat, Bogor.

FAO. 1976. A Framework of Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.

Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.

Kemenhut, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2013. Peta Lahan Sawah Baku skala 1:5.000 (Jawa)

dan skala 1:20.000 (Luar Jawa). Kementan, Jakarta.

Marsoedi, Ds., Widagdo., Dai, J., Suharta, N., Darul, SWP., Hardjowigeno, S.,

Hof, J., dan Jordens, ER., 1997. Pedoman Klasifikasi Landfrom. LT 5

Versi 3.0. Proyek LREP II, CSAR, Bogor.

Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A dan Suryani, E. 2011. Petunjuk Teknis

Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Page 19: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

!

!

!

!

!!

!

!

!

! !

! !

!!

!

!!!

!!!

!

!

!!

!

!! !!

! !!

!!

!

!

!!

!!!!! !!

!!

!!! !!

!

!!

!

!! !!

!

! !!

!

!

!

!

!

!!

! ! ! !!!

!

!!!!! !

!!

!

!

!

!!

!

! !

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!! !

!

!!!!

!

!

!

!!

!

! !!

!

!

!

!! !

!

!!!

!!

!!!

! !!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!! ! !

!!

!

!

!

!

!

!

!

! !! !!!! !! !! !!

! !!!!!

!

!!

!!!

!!

!!!

!!!!

!!

!!!! !

! !

!!

!!! !

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!!! !!

!!

!!!

!!

!!

!!!

!!! !!!!

!!!

!!!

!

!!

!!!

!!

!! !!

! !!

!

! !!!

!!

! !!!

! !

! !!

!!

!

!!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

S E L A TK A R I M A T A

L A U T J A W A

SELAT BALI

SELA

T LOM

BOK

S E L A T S U N D A

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/"/

"/

Prov. Bali

Prov. Banten

Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta

Prov. DKI

Prov. Jawa Barat

Prov. Jawa Tengah Prov. Jawa Timur

Prov. Kalimantan Selatan

Prov. Lampung

Prov. Sumatera Selatan

SEMARANG

SERANG

SURABAYA

BANDUNG

BANDARLAMPUNG

MataramDenpasar

115°

115°

113°

113°

111°

111°

109°

109°

107°

107°

-6° -6°

-8° -8°

-10°

-10°

KAWASAN KAKAO PULAU JAWA140°

140°

130°

130°

120°

120°

110°

110°

100°

100°

10°

10°

5° 5°

0° 0°

-5° -5°

-10°

-10°

-15°

-15°

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN KAKAOPULAU JAWA

0 50 100 150 20025Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2015U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Kakao1

Page 20: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!! !

!

!

!!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!!!

!

!!!

!

!

!

!

!!

!

!!

!!

!

!!

!!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

! !

! !

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

! !

!

!!

!!

!

!

!!

!!

! !! ! ! !

!

!

!!

!! !

!

!!!

!!!!

!

!

!

!

!! !

!

! ! ! !

!

!

!!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

! !

!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!! !

!!

!!

!

!

!

! ! !!

!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!!

!!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!

!!

!

!!!

!!

!

!!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

! !!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!!

!

! !

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! ! !

!

! !

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!!

!

!

!

!

!

!

! ! !

!

!! !

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!! !

!

!

!

!

!

!!

!!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

! !

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

! !

!!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

! ! !!

! !

!!

!!

!

!

! ! !

!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!! !!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!!

!

! !

!

! ! !

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!!!

! !!

! !!!

!

! !

!! ! !

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

! !

! !

! ! !!

!!

!

! !

! !

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!!

!

!!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

! !

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!!!

!

!

!!!! !

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!

!

!

! !

!

! !!

!

!!!

!

!

!!

!

!!

! !

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!!

!

! !!

!

!

!

!

!!

! !!!

!!

! !

!!

! !

!!

!!

!

!

!

!

! ! !

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!! !

!

! ! ! ! !!

!

!!

! !

!!

!

!

! !!

!!

!!

! !!

! !

!

!

!

!

!!

!

!

!

! ! !

!!

!!

! !

!!

!

!

!

! !

!!

!

!

! !! ! !

!

!

!

!!!!

!!!

!!

!!

!

!!

!! !

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!!

!

!! !

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!!!

!

!

!!!

!

!

!!

!

! ! !

!!

!

!!

!!

!

!!

!!

!!

! !

!

!!

!

! !

!

!

!

! !

!!

!!

!!

!

!!

!!

!

!

! !

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

! !!

!

!!

!!

!

!

!!!

!

!

!

!!

! !

!

!

!!

! !! ! !

!

!

!!

!

!

!!

! !

!

!! !

!

! !

!!

!!

! !

!!

!

!

!

!! !!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!!!

!!

!

!!

! !!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!!

!

!

!!!!

! !

! !! ! ! ! ! !

!!

!

!

! !!!

!!

!

!

!!

! !

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!!!

!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

! !

!

!

! !

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!! !

!!

!!

!!

!

!

!

!

! !

!! !

!

!

!

!

!!

!

! !

!

!!

!

!!

!!!!

!!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!

!

!

!

! !

!

!!

!!!!!!!

!

!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

"/

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

YOGYAKARTA

SLEMAN

KARANGANYAR

SUKOHARJO

WONOSARI

BANTUL

PURWOREJO

MUNGKID

BOYOLALI

WONOGIRI

WATES

KEBUMEN

KOTA KOTA YOGYAKARTA

KOTA MAGELANG

KOTA SURAKARTA

PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROV. JAWA TENGAH

PROV. JAWA TIMUR

Kab. Kulon Progo

Kab. Bantul

Kab. Gunung Kidul

Kab. Sleman

Kab. Banjarnegara

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Wonosobo

Kab. MagelangKab. Boyolali

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo

Kab. Wonogiri

Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Pacitan

3

1 2

111°

111°

110°

110°

-8° -8°

POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAOPROVINSI DI YOGYAKARTA

0 6,5 13 19,5 26 32,53,25Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2015U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDA

Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal

Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao

Page 21: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

! !

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !!

!!

!

!

!

p

"/

"

"

""

"

"

!."

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

!.

!.

!.

!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROV. JAWA TENGAH

KOTA MAGELANG

KAB. KULON PROGO

KAB. BANTUL

KAB. SLEMAN

KAB. BANJARNEGARA

KAB. KEBUMEN

KAB. PURWOREJO

KAB. WONOSOBO

KAB. MAGELANG

G. Kucir

G. Wayang

G. Butak

G. Kembang

G. Widosari

G. Wangi

G. Dliwang

Kutowinangun

Jenar Wetan

Tambahrejo Bayan

Karanganyar

Gerbosari

Golongan Karanggayam

Petahanan

Karanganyar

Sruweng

Ambal

Karangsambung

PasarpariPejagoan

Krakal

Bagelen

Kepil

Kaliboto Kulon

Banyuasin

Ngaseman

Tempuran

Sentolo

Borobudur

Panjatan

Pengasih

Giripurwo

Mertoyudan

SendangagungPrembun

Patutrejo

Kemiri

Bruno

Wadaslintang

Kuwarasan

Setrojenar

Klirong

Kajoran

Nanggulan

Brosot

PURWOREJO

MUNGKID

WATES

KEBUMEN

W. Sempor

W. Wadaslintang

S. Jali

S. Tang si

S. Pro

go

S. Jeb ol

S. Lukulo

S.Elo

S. Bedono

S. Pro go

S. Progo

S. Serang

S. Luk

ulo

S. B ogo won

to

Kec. Galur

Kec. Girimulyo

Kec. Kalibawang

Kec. Kokap

Kec. Lendah

Kec. Minggir

Kec. Moyudan

Kec. Nanggulan

Kec. Panjatan

Kec. Pengasih

Kec. Samigaluh

Kec. Sedayu

Kec. Sentolo

Kec. Srandakan

Kec. TemonKec. Wates

Kec. Adimulyo

Kec. Alian

Kec. Ambal

Kec. Bagelen

Kec. Banyuurip

Kec. Bayan

Kec. Bener

Kec. Bonorowo

Kec. Borobudur

Kec. Bruno

Kec. BuluspesantrenKec. Butuh

Kec. Gebang

Kec. Gombong

Kec. Grabag

Kec. Kajoran

Kec. Kaligesing

Kec. Kaliwiro

Kec. Karanganyar

Kec. Karanggayam

Kec. Karangsambung

Kec. Kebumen

Kec. Kemiri

Kec. Kepil

Kec. Klirong

Kec. KutoarjoKec. Kutowinangun

Kec. Kuwarasan

Kec. Loano

Kec. Mertoyudan

Kec. Mirit

Kec. Mungkid

Kec. Ngombol

Kec. Padureso

Kec. Pejagoan

Kec. Petanahan

Kec. PituruhKec. Poncowarno

Kec. Prembun

Kec. Puring

Kec. Purwanegara

Kec. Purwodadi

Kec. Purworejo

Kec. Sadang

Kec. Salaman

Kec. Sempor

Kec. Sruweng

Kec. Tempuran

Kec. Wadaslintang

110°15'

110°15'

110°0'

110°0'

109°45'

109°45'

109°30'

109°30'

-7°45

'

-7°45

'

POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 1

1

3

2

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 1PROVINSI DI YOGYAKARTA

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2015U

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi

LEGENDA

Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal

Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao

Page 22: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

! !

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!!

!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

p

p

p

"/

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

!.

!.

!.

!.

!.

!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

!.

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROV. JAWA TENGAH

KOTA KOTA YOGYAKARTA

KOTA SURAKARTA

KAB. KULON PROGO

KAB. BANTUL

KAB. GUNUNG KIDUL

KAB. SLEMAN

KAB. MAGELANG

KAB. BOYOLALI

KAB. KLATENKAB. SUKOHARJO

KAB. WONOGIRI

KAB. KARANGANYAR

KAB. SRAGEN

Peg. Ncale

G. Prampelan

G. Kukusan

G. Jimbaran

G. Merapi

Karangmojo

Ceper

Ngemplak

Ponjong

Karangdowo

Juwiring

Tegalkonas

Pandeyan

Manyaran

Serengan

Grogol

Mulur

Eromoko

Wuryantoro

Tasikmadu

Josutan

Kebakkramat

Jaten

Semin

Wonosari

Baturetno

Tempel

Donotirto

Pokoh

Imogiri

Pleret

Prenggan

Ngebelcilik

Srimartani

Tirtomartani

Bronggang

Cepogo

Bokoharjo

Patuk

Samberan

Gondang

Kadipolo

Ngawu

Srihardono

Patangpuluhan

Medarigede

Tlatar

Pantog Wetan

Sidoagung

Sidomulyo

Argorejo

Murtigading

JapunanMusuk

Wedi

Kauman

Hargomulyo

NgeranganKaranganom

Kalikotes

Kampung Kidul

Kradenan

Tawangsari

Kartasura

Tinggen

Tawang

Bekonang

Jatirejo

Melikan

Semen

Srumbung

Panggungharjo

Tegalrejo

Dokpong

Pakem

Ngipik

Dlingo

Samiran

Mandungan

Wijirejo

Sendangsari

Jatinom

Mayungan

Nglipar

Paseban

SLEMAN

KARANGANYAR

SUKOHARJO

WONOSARI

BANTUL

BOYOLALI

WONOGIRI

YOGYAKARTA

W. Gajahmungkur

S.De

ngken

g

S. Te

rusan

S. Bengawan Solo

S. Oy o

S. Walik an

S.Prog o

S. Opak

S. Progo

S. Bengawan Solo

Kec. Banguntapan

Kec. Bantul

Kec. Berbah

Kec. Cangkringan

Kec. Depok

Kec. Dlingo

Kec. Gamping

Kec. Gedang Sari

Kec. Godean

Kec. Imogiri

Kec. Jetis

Kec. Kalasan

Kec. Karangmojo

Kec. Kasihan

Kec. Kretek

Kec. Minggir Kec. Mlati

Kec. Moyudan

Kec. Ngaglik

Kec. Ngawen

Kec. Ngemplak

Kec. NgliparKec. Pajangan

Kec. Pakem

Kec. Paliyan

Kec. Pandak

Kec. Panggang

Kec. Patuk

Kec. Piyungan

Kec. Playen

Kec. Pleret

Kec. Ponjong

Kec. Prambanan

Kec. Pundong

Kec. PurwosariKec. Sanden

Kec. Sedayu

Kec. Semanu

Kec. SeminKec. Sewon

Kec. Seyegan

Kec. Sleman

Kec. Tempel

Kec. Turi

Kec. Wonosari

Kec. Baki

Kec. BanjarsariKec. Banyudono

Kec. Baturetno

Kec. Bayat

Kec. Bendosari

Kec. Boyolali

Kec. Bulu

Kec. Candimulyo

Kec. Cawas

Kec. Ceper

Kec. Cepogo

Kec. Colomadu

Kec. Delanggu

Kec. Dukun

Kec. Eromoko

Kec. Gantiwarno

Kec. Gatak

Kec. Gondangrejo

Kec. Grogol

Kec. Jaten

Kec. Jatinom

Kec. Jatipuro

Kec. Jebres

Kec. Jogonalan

Kec. Jumantono

Kec. Jumapolo

Kec. Juwiring

Kec. Karanganom

Kec. Karanganyar

Kec. Karangdowo

Kec. Karangnongko

Kec. Kartasura

Kec. Kebakkramat

Kec. Kemalang

Kec. Klaten Utara

Kec. Laweyan

Kec. Manisrenggo

Kec. Manyaran

Kec. Mojogedang

Kec. Mojolaban

Kec. MojosongoKec. Mungkid

Kec. Muntilan

Kec. Musuk

Kec. Ngadirojo

Kec. Ngluwar

Kec. Nguntoronadi

Kec. Nguter

Kec. Pedan

Kec. Polanharjo

Kec. Polokarto

Kec. Salam

Kec. Sambi

Kec. Sawangan

Kec. Sawit

Kec. Selo

Kec. Selogiri

Kec. Srumbung

Kec. Sukoharjo

Kec. Tasikmadu

Kec. Tawangsari

Kec. Teras

Kec. Trucuk

Kec. Tulung

Kec. Wedi

Kec. Weru

Kec. Wonogiri

Kec. Wuryantoro

111°0'

111°0'

110°45'

110°45'

110°30'

110°30'

110°15'

110°15'

-7°45

'

-7°45

'

POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 2

1

3

2

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 2PROVINSI DI YOGYAKARTA

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2015U

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi

LEGENDA

Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal

Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao

Page 23: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8 . vii ... kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi

!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!!

!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

p

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPROV. JAWA TENGAH

PROV. JAWA TIMUR

KAB. BANTUL

KAB. GUNUNG KIDUL

KAB. WONOGIRI

KAB. PACITAN

G. Miling

G. Pucung

GiritontroPracimantoro

Giriwoyo

KarangduwetPanggang

Semanu

P. Watupanjang

Tg. Manjung

Tg. Kesirat

Tg. Brangkal

Tg. Karangasem

Tg. Watugeger

Tl. Baron

Tl. Wediombo

Tl. SadengTl. Napu

S. LanangS. Opak

S.Teru

san

S. Kladen

S. Bengawan Solo

Kec. Girisubo

Kec. KretekKec. Paliyan

Kec. Panggang

Kec. Ponjong

Kec. Purwosari

Kec. RongkopKec. Sapto Sari

Kec. Semanu

Kec. Tanjungsari

Kec. Tepus

Kec. Wonosari Kec. BaturetnoKec. Eromoko

Kec. Giritontro

Kec. Giriwoyo

Kec. Paranggupito

Kec. Pracimantoro

Kec. Donorojo

Kec. Pringkuku

Kec. Punung

111°0'

111°0'

110°45'

110°45'

110°30'

110°30'

110°15'

110°15'

-8°15

'

-8°15

'

POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 3

1

3

2

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 3PROVINSI DI YOGYAKARTA

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2015U

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi

LEGENDA

Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal

Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao