SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao...
Transcript of SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · 2017-11-02 · Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao...
i
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi
perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada
dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan
kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian
sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana
pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan
tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Perkebunan Skala 1:250.000
sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas
perkebunan berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan tingkat kesesuaian komoditas, potensi pengembangan kawasan.
Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian
target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan pertanian.
Jakarta, November 2015
Menteri Pertanian,
Amran Sulaiman
ii
KATA PENGANTAR
Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi
persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-
externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan
menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.
Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan
bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,
antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan
dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga
hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun
antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,
Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan perkebunan sangat membutuhkan data dan
informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta). Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk
pengembangan kawasan perkebunan.
Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan, tingkat kesesuaian
komoditas, arahan pengembangan komoditas sampai potensi pengembangan kawasan pertanian. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di tingkat
Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan perkebunan.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas
ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan produksi dan kualitas produk perkebunan.
Jakarta, November 2015 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002
iii
SUSUNAN TIM
Tim Pengarah
Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Tim Pelaksana
Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
:
:
:
Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian
Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian
Tim Penyusun
Penulis : Chendy Tafakresnanto, Afif Muzaki Ahsan, Zainul Azmi
Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono, Wahyu Supriyatna
Disain dan Layout : Adi Priyono
iv
INFORMASI UMUM
A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM
B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2015
C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Website : www.pertanian.go.id/sikp
Cetakan pertama, November 2015
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
SUSUNAN TIM ii
INFORMASI UMUM iii
DAFAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR PETA vii
I. PENDAHULUAN 1
II. BAHAN DAN METODE 3
2.1. Bahan dan Alat 3
2.2. Metode 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 5
3.1. Potensi Perkebunan Pulau Jawa
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa
5
6
3.3. Potensi Perkebunan Provinsi DIY
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi DIY
6
8
IV. PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Pulau Jawa 5
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa 6
Tabel 3. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Provinsi DIY 7
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY 8
vii
DAFTAR PETA
Halaman
Peta 1 Peta Pengembangan Kawasan Kakao Pulau Jawa 11
Peta 2 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 12
Peta 3 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 1 13
Peta 4 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 2 14
Peta 5 Peta Potensi Pengembangan Komoditas dan Kawasan Kakao Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:250.000 lembar 3 15
1
I. PENDAHULUAN
Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan
operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan
sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan
pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali
baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi
manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang
pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi
yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan
antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di
samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya
revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan
teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan
ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,
karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung
sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian
pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif
serta penguatan data base sumber daya yang ada di wilayah.
Pembangunan kawasan pertanian sangat membutuhkan data,
informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian. Data dan
informasi komoditas perkebunan sangat diperlukan untuk menaikan daya
saing dan peningkatkan nilai ekspor produk perkebunan. Ketersediaan
data dan informasi yang berbasis spasial kawasan pertanian Non PJKU
dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta skala 1:1.000.000, yang
memberikan informasi wilayah-wilayah sumberdaya lahan pertanian
(SDLP) berpotensi untuk pengembangan kawasan pertanian Non PJKU
secara global. Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang
memberikan informasi potensi pengembangan kawasan pertanian Non
PJKU lebih rinci untuk perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat
Kabupaten yang setara dengan peta skala 1:50.000, sudah dapat digunakan
untuk operasional lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian SDLP
juga kajian sosial ekonomi wilayah pada tingkat kecamatan untuk analisis
permasalahan yang timbul di lapangan, sehingga dapat memberikan
kontribusi yang optimal dalam pembangunan suatu kawasan pertanian
Non PJKU.
Kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
pertanian Non PJKU Nasional dan Provinsi ini dimaksudkan sebagai salah
satu upaya untuk menyajikan data dan informasi mengenai potensi biofisik
(tanah, iklim, terrain, dan vegetasi). Berkaitan dengan hal di atas,
penyusunan peta potensi pengembangan kawasan pertanian Non PJKU
sangat diperlukan. Pada anggaran tahun ini penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan pertanian Non PJKU difokuskan pada penyusunan
potensi pengembangan kawasan perkebunan terpilih.
2
Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
perkebunan Nasional dan Provinsi adalah :
(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya
lahan perkebunan Nasional dan Provinsi.
(2) Menyusun peta pengembangan kawasan pertanian perkebunan
Nasional dan Provinsi.
(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional
dan Provinsi.
Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
perkebunan Nasional dan Provinsi adalah:
(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya lahan
kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi.
(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan pertanian
perkebunan Nasional dan Provinsi.
Peta potensi pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan
Provinsi merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan
perkebunan yang dihasilkan dari analisis sumberdaya lahan dengan
mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000 (Kemenhut,
2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala 1:250.000
(BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi lokasi,
sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan kawasan
perkebunan. Hasil penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
perkebunan disajikan dalam bentuk data tabular dan spasial.
3
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi antara lain:
1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 dari Badan Informasi Geospasial
(BIG)
2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP, 2013).
3. Data potensi lahan (BBSDLP, 2014).
4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala
1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).
5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan
lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).
6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian
Kehutanan, 2013).
Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi berupa:
komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,
minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.
2.2. Metode
Potensi pengembangan kawasan Perkebunan Nasional dan Provinsi
diperoleh dari analisis sumberdaya tanah/lahan skala 1:250.000 (BBSDLP,
2013). Satuan lahan hasil pemetaan SDLP digunakan sebagai pendekatan
dalam menganalisis potensi sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung
karakteristik tanah/lahan unik yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi
lahan. Karakteristik tanah/lahan tersebut antara lain: curah hujan, suhu
udara, drainase tanah, kelerengan, tekstur tanah, kedalaman tanah, tingkat
kematangan gambut, ketebalan gambut, reaksi tanah (pH), dan
karakteristik lingkungan lainnya.
Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan dengan cara matching, yaitu
dengan cara membandingkan antara karakteristik tanah/lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman, yaitu karet, kakao, kopi, cengkeh, pala, dan
jambu mente. Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka
FAO (1976). Kesesuaian lahan dilakukan secara bio-fisik (kualitatif). Sistem
kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai (S) dan
ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan atas
kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3),
sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan. Kriteria
kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan
untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al., 2011). Hasil kegiatan evaluasi
lahan berupa Kelas Kesesuaian Lahan untuk komoditas perkebunan.
Berdasarkan hasil evaluasi lahan tersebut ditetapkan Arahan
4
Pengembangan Komoditas Perkebunan, yaitu lahan-lahan yang tergolong
kelas Sesuai (S). Selanjutnya, data spasial arahan pengembangan
komoditas Perkebunan tersebut dioverlay dengan data spasial penggunaan
lahan dan HGU skala 1:250.000 dan status kawasan hutan skala 1:250.000
untuk menghasilkan Peta Potensi Pengembangan Perkebunan.
Peta potensi pengembangan perkebunan merupakan dasar untuk
delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi.
Konsep dasar penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perkebunan sebagai berikut: 1) Potensi pengembangan kawasan disatukan
oleh faktor alamiah, kegiatan ekonomi, sosial budaya dan berbagai
inftrastruktur pertanian, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama yang
mengedepankan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan, 2) Delineasi
ditentukan tidak berdasarkan pada luasan semata, tetapi aspek
keberlanjutan dan kualitas spesifik produk yang dihasilkan. Delineasi
kawasan tersebut dilakukan secara manual langsung di layar monitor (on
screen digitizing). Kawasan perkebunan adalah wilayah pengembangan
perkebunan yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas
(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup lahan potensial dan lahan
yang secara eksisting sudah dibudidayakan untuk komoditas perkebunan.
Komoditas perkebunan pada kawasan tersebut adalah komoditas dominan
dengan penyebaran >50%. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perkebunan Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perkebunan Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut dan
delineasi potensi pengembangan perkebunan. Prosedur penyusunan peta
potensi pengembangan kawasan perkebunan Nasional dan Provinsi
disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan
Nasional dan Provinsi
DATA DAN INFORMASI SDLP
- Spasial/Peta - Tabular
PENYUSUNAN PETA SATUAN LAHAN
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
AKURASI DATA
PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN
- PETA STATUS KAWASAN - HUTAN
PETA ARAHAN PENGEMBANGAN
PERKEBUNAN
PETA PENGGUNAAN LAHAN + HGU
PETA POTENSI PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKEBUNAN
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Potensi Perkebunan Pulau Jawa
Potensi pengembangan perkebunan diperoleh dari hasil kesesuaian
lahan komoditas perkebunan, berupa kelas kesesuaian lahan. Potensi
pengembangan perkebunan menyajikan lahan eksisting maupun lahan
potensial untuk pengembangan perkebunan. Potensi pengembangan
perkebunan di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 1. Sebaran potensi
pengembangan perkebunan Pulau Jawa disajikan pada Peta Potensi
Pengembangan Perkebunan Pulau Jawa.
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa potensi pengembangan komoditas
perkebunan kopi, kakao, karet, cengkeh, pala, dan jambu mente di Pulau
Jawa, yaitu sekitar 3.876.091 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi di Pulau Jawa
umumnya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl), bahan induk volkan,
dan beriklim basah (>2.500 mm/th) seluas 3.876.091 ha yang terdiri atas
lahan sangat sesuai (S1) seluas 356.449 ha, lahan cukup sesuai (S2) seluas
2.079541 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 1.440.101 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kakao di Pulau Jawa
terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan reaksi tanah agak masam-
netral (pH 5,5-7,0), dan beriklim kering dan basah, seluas 587.879 ha yang
terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 133.622 ha, dan lahan cukup
sesuai (S2) seluas 454.257 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan karet di Pulau Jawa
terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah masam (pH <5,0),
dan beriklim basah (>2.500 mm/th), seluas 2.185.399 ha yang terdiri atas
lahan sangat sesuai (S1) seluas 741.532 ha, lahan cukup sesuai (S2) seluas
441.443 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 1.002.423 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan cengkeh di Pulau
Jawa terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah masam-agak
masam (pH <6,0), dan beriklim basah (>2.500 mm/th), seluas 1.504.036
ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 626.171 ha, lahan
cukup sesuai (S2) seluas 602.844 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas
275.020 ha.
Tabel 1. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Pulau Jawa
S1 S2 S3 N S1 S2 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N1 BANTEN 24.382 356.474 228.764 331.686 611 37.272 903.423 221.816 139.929 165.128 414.433 211.575 95.626 9.091 625.014 995 16.973 593.321 330.017 27.908 913.398 2 JAWA BARAT 156.818 624.982 576.727 2.357.760 27.677 46.427 3.642.183 194.744 225.542 542.247 2.753.753 189.877 251.578 14.730 3.260.102 27.677 32.227 17.404 3.638.980 14.201 3.090 66.364 3.632.632
3 JAWA TENGAH 77.132 552.423 355.742 2.455.091 50.705 170.332 3.219.352 183.032 63.183 233.966 2.960.207 162.071 201.221 195.556 2.881.540 50.705 164.439 17.907 3.207.338 5.893 12.014 216.184 3.206.297 4 DIY - 88.452 32.350 193.386 1.990 1.624 310.576 28.919 588 6.130 278.552 15.209 3.252 1.016 294.712 1.990 1.016 9.646 301.538 608 9.038 3.005 301.538
5 JAWA TIMUR 98.116 457.210 246.519 3.999.620 52.640 198.602 4.550.223 113.021 12.201 54.951 4.621.292 47.439 51.167 54.627 4.648.232 52.640 95.051 201.999 4.451.775 103.551 91.652 173.082 4.433.179 356.449 2.079.541 1.440.101 9.337.544 133.622 454.257 12.625.756 741.532 441.443 1.002.423 11.028.237 626.171 602.844 275.020 11.709.600 134.006 309.705 840.277 11.929.647 124.253 115.795 486.544 12.487.044 TOTAL
PALA JAMBU MENTENO PROVINSI
KOPI KAKAO KARET CENGKEH
Keterangan: S1 = Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, , S3 = Sesuai marjinal, N = Tidak sesuai
6
Potensi pengembangan komoditas perkebunan pala di Pulau Jawa
terdapat pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-
netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim basah (>2.000 mm/th), seluas 1.283.988
ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 134.006 ha, lahan
cukup sesuai (S2) seluas 309.705 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas
840.277 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan jambu mente di
Pulau Jawa terdapat di dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak
masam-netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim kering (<2.000 mm/th), seluas
726.592 ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 124.243 ha,
lahan cukup sesuai (S2) seluas 115.795 ha, dan lahan sesuai marjinal (S3)
seluas 486.544 ha.
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa
Potensi pengembangan kawasan perkebunan di Pulau Jawa
diperoleh dari potensi pengembangan komoditas perkebunan dengan
faktor alamiah dan mengedepankan aspek keberlanjutan serta kualitas
spesifik produk yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut Pulau Jawa
merupakan pengembangan kawasan perkebunan kopi dan kakao. Potensi
pengembangan kawasan perkebunan di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 2.
Sebaran potensi pengembangan perkebunan Pulau Jawa disajikan pada
Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa.
a. Kawasan Kopi
Potensi pengembangan kawasan perkebunan kopi di Pulau Jawa
tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur, seluas 387.039 ha. Potensi pengembangan kawasan perkebunan
kopi tersebut umumnya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl) dengan
curah hujan cukup tinggi (>2.500 mm/th). Potensi pengembangan
kawasan perkebunan kopi di Pulau Jawa sudah lama terbentuk dan
kualitas produk kopi masing-masing lokasi sangat spesifik.
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Pulau Jawa
NO. PROVINSI KOMODITAS
KOPI KAKAO 1 BANTEN - 44.314
2 JAWA BARAT 244.691 -
3 JAWA TENGAH 36.256 3.866
4 DIY - 3.184
5 JAWA TIMUR 106.092 -
TOTAL 387.039 51.364
b. Kawasan Kakao
Potensi pengembangan kawasan perkebunan kakao di Pulau Jawa
tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Banten, Jawa Tengah, dan Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), seluas 51.364 ha. Potensi pengembangan
kawasan perkebunan kakao terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan
tanahnya bereaksi agak masam-netral (pH 5,5-7,0). Potensi pengembangan
kawasan perkebunan kakao di Pulau Jawa umumnya sudah lama terbentuk
dan kualitas produk kakao masing-masing lokasi cukup spesifik.
3.3. Potensi Perkebunan Provinsi DIY
Potensi pengembangan perkebunan di Provinsi DIY diperoleh dari
7
hasil kesesuaian lahan komoditas perkebunan, sehingga hasilnya berupa
kelas kesesuaian lahan. Potensi lahan menyajikan lahan eksisting maupun
lahan potensial untuk pengembangan. Potensi pengembangan perkebunan
di Provinsi DIY disajikan pada Tabel 3. Sebaran potensi pengembangan
perkebunan Provinsi DIY disajikan pada Peta Potensi Pengembangan
Perkebunan Provinsi DIY.
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa potensi pengembangan komoditas
perkebunan kopi, kakao, karet, cengkeh, pala, dan jambu mente di Provinsi
DIY sekitar 120.803 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi di Provinsi DIY
umunya terdapat di dataran tinggi (>700 m dpl), bahan induk volkan, dan
beriklim basah (>2.500 mm/th) seluas 120.803 ha yang terdiri atas lahan
cukup sesuai (S2) seluas 88.452 ha, tersebar di seluruh kabupaten; dan
lahan sesuai marjinal (S3) seluas 32.350 ha, tersebar di seluruh kabupaten.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kakao di Provinsi DIY
terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi agak
masam-netral (pH 5,5-7,0) seluas 3.613 ha yang terdiri atas lahan sangat
sesuai (S1) seluas 1.990 ha, berada di Kabupaten Gunung Kidul; lahan
cukup sesuai (S2) seluas 1.624 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung
Kidul, dan Kulon Progo.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan karet di Provinsi DIY
terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi masam
(pH <5,0) seluas 35.637 ha yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas
28.919 ha, tersebar di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Sleman;
lahan cukup sesuai (S2) seluas 588 ha, berada di Kabupaten Kulon Progo;
dan lahan sesuai marjinal (S3) seluas 6.130 ha, tersebar di Kabupaten
Kulon Progo dan Sleman.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan cengkeh di Provinsi
DIY terdapat di dataran rendah (<700 m dpl) dan tanahnya bereaksi
masam sampai agak masam (pH <6,0) seluas 19.477 ha yang terdiri atas
lahan sangat sesuai (S1) seluas 15.209 ha, tersebar di Kabupaten Kulon
Progo dan Sleman; lahan cukup sesuai (S2) seluas 3.252 ha, tersebar di
Kabupaten Kulon Progo dan Sleman; lahan sesuai marjinal (S3) seluas
1.016 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo.
Tabel 3. Luas Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan Provinsi DIY
S2 S3 N S1 S2 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N S1 S2 S3 N
1 BANTUL 4.855 2.374 44.298 300 51.226 51.526 300 51.226 300 2.074 49.153 2.074 300 49.153
2 GUNUNG KIDUL 51.398 24.845 71.091 1.990 1.047 144.297 13.653 133.680 439 146.895 1.990 439 6.307 138.598 608 5.700 2.428 138.598
3 KULON PROGO 14.058 3.744 40.103 277 57.627 176 588 6.028 51.112 176 3.149 277 54.302 277 57.627 277 57.627
4 SLEMAN 18.142 1.388 37.895 57.425 15.089 103 42.233 15.033 103 42.289 1.265 56.160 1.265 56.160
88.452 32.350 193.386 1.990 1.624 310.576 28.919 588 6.130 278.552 15.209 3.252 1.016 294.712 1.990 1.016 9.646 301.538 608 9.038 3.005 301.538
PALA JAMBU METE
TOTAL
NO KABUPATEN/KOTAKOPI KAKAO KARET CENGKEH
Keterangan: S1 = Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, , S3 = Sesuai marjinal, N = Tidak sesuai,
Potensi pengembangan komoditas perkebunan pala di Provinsi DIY
pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-netral (pH
<5,5-7,0), dan beriklim basah (>2.000 mm/th) seluas 12.651 ha yang
terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 1.990 ha, berada di Kabupaten
Gunung Kidul; lahan cukup sesuai (S2) seluas 1.016 ha, tersebar di
Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo; dan lahan sesuai
8
marjinal (S3) seluas 9.646 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul,
dan Sleman.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan jambu mente di
Provinsi DIY pada dataran rendah (<700 m dpl), reaksi tanah agak masam-
netral (pH <5,5-7,0), dan beriklim kering (<2.000 mm/th) seluas 12.651 ha
yang terdiri atas lahan sangat sesuai (S1) seluas 608 ha, berada di
Kabupaten Gunung Kidul; lahan cukup sesuai (S2) seluas 9.038 ha, tersebar
di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Sleman; dan lahan sesuai marjinal
(S3) seluas 3.005 ha, tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan
Kulon Progo.
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Provinsi DIY
Potensi pengembangan kawasan perkebunan di Provinsi DIY
diperoleh dari potensi pengembangan perkebunan dengan faktor alamiah
dan mengedepankan aspek keberlanjutan serta kualitas spesifik produk
yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut Provinsi DIY merupakan
kawasan perkebunan kakao. Potensi pengembangan kawasan perkebunan
kakao di Provinsi DIY disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi
pengembangan perkebunan kakao Provinsi DIY disajikan pada Peta
Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi DIY.
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao Provinsi
DIY
URAIAN KABUPATEN/KOTA LUAS(Ha) T O T A L
KAWASAN KAKAO
GUNUNG KIDUL 3.184 3.184
T O T A L 3.184 3.184
Kawasan Kakao
Potensi pengembangan kawasan perkebunan kakao di Provinsi DIY
berada di Kabupaten Gunung Kidul seluas 3.184 ha (terdapat di 2 wilayah).
Pengembangan kawasan kakao di Provinsi DIY menempati ketinggian
tempat 100-600 m dpl. Tanah yang dibudidayakan untuk pengembangan
kawasan kakao berkembang dari bahan sedimen dan volkan dengan reaksi
tanah agak masam-netral (pH 5,5-7,0) dengan bentuk wilayah berombak
sampai berbukit kecil (lereng 3-25%).
9
IV. PENUTUP
Pembangunan sektor pertanian di Indonesia merupakan suatu
proses pembangunan yang unik dibandingkan dengan pembangunan
sektor lain, karena ketergantungan dan pengaruh timbal baliknya yang
besar pada kondisi lingkungan dan sumber daya alam. Sumberdaya lahan
sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai
peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan pertanian.
Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang
menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian
lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan
potensi pengembangan kawasan pertanian.
Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan
perkebunan yang secara agroekosistem sesuai dan layak untuk
dikembangkan di wilayah, maka akan memudahkan dalam penyusunan,
pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan pertanian dengan pendekatan
kawasan. Data dan informasi SDLP sampai tersusunnya potensi
pengembangan kawasan perkebunan masih skala 1:250.000, sehingga
perlu ditindaklanjuti pada skala operasional (>1:50.000). Mengingat data
sudah terformat dalam database yang dinamis, sehingga bisa di update
menggunakan SIG untuk dapat memperkuat Sistem Informasi Kawasan
Pertanian (SIKP).
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi, kakao, karet,
cengkeh, pala, dan jambu mente di Pulau Jawa sekitar 3.876.091 ha.
Potensi pengembangan komoditas perkebunan kopi seluas 3.876.091 ha,
kakao seluas 587.879 ha, karet seluas 2.185.399 ha, cengkeh seluas
1.504.036 ha, pala seluas 1.283.988 ha, jambu mente seluas 726.592 ha.
Di Pulau Jawa terdapat potensi pengembangan kawasan perkebunan
kopi dan kakao. Potensi pengembangan kawasan perkebunan kopi
tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur, seluas 387.039 ha. Potensi pengembangan kawasan perkebunan
kakao tersebar di 3 provinsi, yaitu: Provinsi Banten, Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta, seluas 51.364 ha.
Provinsi DIY berpotensi untuk pengembangan komoditas
perkebunan kopi seluas 120.803 ha, kakao seluas 3.613 ha, karet seluas
35.637 ha, cengkeh seluas 19.477 ha, pala seluas 12.651 ha, dan jambu
mente seluas 12.651 ha.
Provinsi DIY hanya terdapat kawasan perkebunan kakao. Potensi
pengembangan kawasan perkebunan kakao berada di Kabupaten Gunung
Kidul seluas 3.184 ha.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala
1:250.000. BPN, Jakarta.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya
Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,
Bogor.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Data Potensi
Lahan skala 1:250.000. BBSDLP, Bogor.
Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta Sumberdaya Iklim Indonesia skala
1:1.000.000. Balitklimat, Bogor.
FAO. 1976. A Framework of Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.
Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.
Kemenhut, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2013. Peta Lahan Sawah Baku skala 1:5.000 (Jawa)
dan skala 1:20.000 (Luar Jawa). Kementan, Jakarta.
Marsoedi, Ds., Widagdo., Dai, J., Suharta, N., Darul, SWP., Hardjowigeno, S.,
Hof, J., dan Jordens, ER., 1997. Pedoman Klasifikasi Landfrom. LT 5
Versi 3.0. Proyek LREP II, CSAR, Bogor.
Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A dan Suryani, E. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
!
!
!
!
!!
!
!
!
! !
! !
!!
!
!!!
!!!
!
!
!!
!
!! !!
! !!
!!
!
!
!!
!!!!! !!
!!
!!! !!
!
!!
!
!! !!
!
! !!
!
!
!
!
!
!!
! ! ! !!!
!
!!!!! !
!!
!
!
!
!!
!
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!! !
!
!!!!
!
!
!
!!
!
! !!
!
!
!
!! !
!
!!!
!!
!!!
! !!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!! ! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
! !! !!!! !! !! !!
! !!!!!
!
!!
!!!
!!
!!!
!!!!
!!
!!!! !
! !
!!
!!! !
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!!! !!
!!
!!!
!!
!!
!!!
!!! !!!!
!!!
!!!
!
!!
!!!
!!
!! !!
! !!
!
! !!!
!!
! !!!
! !
! !!
!!
!
!!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
S E L A TK A R I M A T A
L A U T J A W A
SELAT BALI
SELA
T LOM
BOK
S E L A T S U N D A
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/"/
"/
Prov. Bali
Prov. Banten
Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Prov. DKI
Prov. Jawa Barat
Prov. Jawa Tengah Prov. Jawa Timur
Prov. Kalimantan Selatan
Prov. Lampung
Prov. Sumatera Selatan
SEMARANG
SERANG
SURABAYA
BANDUNG
BANDARLAMPUNG
MataramDenpasar
115°
115°
113°
113°
111°
111°
109°
109°
107°
107°
-6° -6°
-8° -8°
-10°
-10°
KAWASAN KAKAO PULAU JAWA140°
140°
130°
130°
120°
120°
110°
110°
100°
100°
10°
10°
5° 5°
0° 0°
-5° -5°
-10°
-10°
-15°
-15°
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN KAKAOPULAU JAWA
0 50 100 150 20025Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2015U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Kakao1
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!! !
!
!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!!!
!
!!!
!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!
!!
!!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!
!!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
! !
!
!!
!!
!
!
!!
!!
! !! ! ! !
!
!
!!
!! !
!
!!!
!!!!
!
!
!
!
!! !
!
! ! ! !
!
!
!!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
! !
!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!!! !
!!
!!
!
!
!
! ! !!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!!
!!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!
!!
!
!!!
!!
!
!!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
! !!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!
!!
!
! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
! !
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!!
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
!! !
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!! !
!
!
!
!
!
!!
!!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
! !
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
! !
!!!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!
! !
!!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
! ! !!
! !
!!
!!
!
!
! ! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!! !!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!
! !
!
! ! !
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!!!
! !!
! !!!
!
! !
!! ! !
!!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
! !
! !
! ! !!
!!
!
! !
! !
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!!
!
!!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!!!
!
!
!!!! !
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
! !
!!
!
!
! !
!
! !!
!
!!!
!
!
!!
!
!!
! !
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!!
!
! !!
!
!
!
!
!!
! !!!
!!
! !
!!
! !
!!
!!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!! !
!
! ! ! ! !!
!
!!
! !
!!
!
!
! !!
!!
!!
! !!
! !
!
!
!
!
!!
!
!
!
! ! !
!!
!!
! !
!!
!
!
!
! !
!!
!
!
! !! ! !
!
!
!
!!!!
!!!
!!
!!
!
!!
!! !
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!!
!
!! !
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!!!
!
!
!!!
!
!
!!
!
! ! !
!!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
! !
!
!!
!
! !
!
!
!
! !
!!
!!
!!
!
!!
!!
!
!
! !
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
! !!
!
!!
!!
!
!
!!!
!
!
!
!!
! !
!
!
!!
! !! ! !
!
!
!!
!
!
!!
! !
!
!! !
!
! !
!!
!!
! !
!!
!
!
!
!! !!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!!!
!!
!
!!
! !!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!!
!
!
!!!!
! !
! !! ! ! ! ! !
!!
!
!
! !!!
!!
!
!
!!
! !
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!!!
!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
! !
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!! !
!!
!!
!!
!
!
!
!
! !
!! !
!
!
!
!
!!
!
! !
!
!!
!
!!
!!!!
!!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!
!
!
!
! !
!
!!
!!!!!!!
!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
"/
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
YOGYAKARTA
SLEMAN
KARANGANYAR
SUKOHARJO
WONOSARI
BANTUL
PURWOREJO
MUNGKID
BOYOLALI
WONOGIRI
WATES
KEBUMEN
KOTA KOTA YOGYAKARTA
KOTA MAGELANG
KOTA SURAKARTA
PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PROV. JAWA TENGAH
PROV. JAWA TIMUR
Kab. Kulon Progo
Kab. Bantul
Kab. Gunung Kidul
Kab. Sleman
Kab. Banjarnegara
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Wonosobo
Kab. MagelangKab. Boyolali
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Pacitan
3
1 2
111°
111°
110°
110°
-8° -8°
POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAOPROVINSI DI YOGYAKARTA
0 6,5 13 19,5 26 32,53,25Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2015U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDA
Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal
Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !!
!!
!
!
!
p
"/
"
"
""
"
"
!."
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!.
!.
!.
!.
!.
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!.
!.
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PROV. JAWA TENGAH
KOTA MAGELANG
KAB. KULON PROGO
KAB. BANTUL
KAB. SLEMAN
KAB. BANJARNEGARA
KAB. KEBUMEN
KAB. PURWOREJO
KAB. WONOSOBO
KAB. MAGELANG
G. Kucir
G. Wayang
G. Butak
G. Kembang
G. Widosari
G. Wangi
G. Dliwang
Kutowinangun
Jenar Wetan
Tambahrejo Bayan
Karanganyar
Gerbosari
Golongan Karanggayam
Petahanan
Karanganyar
Sruweng
Ambal
Karangsambung
PasarpariPejagoan
Krakal
Bagelen
Kepil
Kaliboto Kulon
Banyuasin
Ngaseman
Tempuran
Sentolo
Borobudur
Panjatan
Pengasih
Giripurwo
Mertoyudan
SendangagungPrembun
Patutrejo
Kemiri
Bruno
Wadaslintang
Kuwarasan
Setrojenar
Klirong
Kajoran
Nanggulan
Brosot
PURWOREJO
MUNGKID
WATES
KEBUMEN
W. Sempor
W. Wadaslintang
S. Jali
S. Tang si
S. Pro
go
S. Jeb ol
S. Lukulo
S.Elo
S. Bedono
S. Pro go
S. Progo
S. Serang
S. Luk
ulo
S. B ogo won
to
Kec. Galur
Kec. Girimulyo
Kec. Kalibawang
Kec. Kokap
Kec. Lendah
Kec. Minggir
Kec. Moyudan
Kec. Nanggulan
Kec. Panjatan
Kec. Pengasih
Kec. Samigaluh
Kec. Sedayu
Kec. Sentolo
Kec. Srandakan
Kec. TemonKec. Wates
Kec. Adimulyo
Kec. Alian
Kec. Ambal
Kec. Bagelen
Kec. Banyuurip
Kec. Bayan
Kec. Bener
Kec. Bonorowo
Kec. Borobudur
Kec. Bruno
Kec. BuluspesantrenKec. Butuh
Kec. Gebang
Kec. Gombong
Kec. Grabag
Kec. Kajoran
Kec. Kaligesing
Kec. Kaliwiro
Kec. Karanganyar
Kec. Karanggayam
Kec. Karangsambung
Kec. Kebumen
Kec. Kemiri
Kec. Kepil
Kec. Klirong
Kec. KutoarjoKec. Kutowinangun
Kec. Kuwarasan
Kec. Loano
Kec. Mertoyudan
Kec. Mirit
Kec. Mungkid
Kec. Ngombol
Kec. Padureso
Kec. Pejagoan
Kec. Petanahan
Kec. PituruhKec. Poncowarno
Kec. Prembun
Kec. Puring
Kec. Purwanegara
Kec. Purwodadi
Kec. Purworejo
Kec. Sadang
Kec. Salaman
Kec. Sempor
Kec. Sruweng
Kec. Tempuran
Kec. Wadaslintang
110°15'
110°15'
110°0'
110°0'
109°45'
109°45'
109°30'
109°30'
-7°45
'
-7°45
'
POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 1
1
3
2
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 1PROVINSI DI YOGYAKARTA
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2015U
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi
LEGENDA
Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal
Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!
!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
p
p
p
"/
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!.
!.
!.
!.
!.
!.
!.
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!.
!.
!.
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PROV. JAWA TENGAH
KOTA KOTA YOGYAKARTA
KOTA SURAKARTA
KAB. KULON PROGO
KAB. BANTUL
KAB. GUNUNG KIDUL
KAB. SLEMAN
KAB. MAGELANG
KAB. BOYOLALI
KAB. KLATENKAB. SUKOHARJO
KAB. WONOGIRI
KAB. KARANGANYAR
KAB. SRAGEN
Peg. Ncale
G. Prampelan
G. Kukusan
G. Jimbaran
G. Merapi
Karangmojo
Ceper
Ngemplak
Ponjong
Karangdowo
Juwiring
Tegalkonas
Pandeyan
Manyaran
Serengan
Grogol
Mulur
Eromoko
Wuryantoro
Tasikmadu
Josutan
Kebakkramat
Jaten
Semin
Wonosari
Baturetno
Tempel
Donotirto
Pokoh
Imogiri
Pleret
Prenggan
Ngebelcilik
Srimartani
Tirtomartani
Bronggang
Cepogo
Bokoharjo
Patuk
Samberan
Gondang
Kadipolo
Ngawu
Srihardono
Patangpuluhan
Medarigede
Tlatar
Pantog Wetan
Sidoagung
Sidomulyo
Argorejo
Murtigading
JapunanMusuk
Wedi
Kauman
Hargomulyo
NgeranganKaranganom
Kalikotes
Kampung Kidul
Kradenan
Tawangsari
Kartasura
Tinggen
Tawang
Bekonang
Jatirejo
Melikan
Semen
Srumbung
Panggungharjo
Tegalrejo
Dokpong
Pakem
Ngipik
Dlingo
Samiran
Mandungan
Wijirejo
Sendangsari
Jatinom
Mayungan
Nglipar
Paseban
SLEMAN
KARANGANYAR
SUKOHARJO
WONOSARI
BANTUL
BOYOLALI
WONOGIRI
YOGYAKARTA
W. Gajahmungkur
S.De
ngken
g
S. Te
rusan
S. Bengawan Solo
S. Oy o
S. Walik an
S.Prog o
S. Opak
S. Progo
S. Bengawan Solo
Kec. Banguntapan
Kec. Bantul
Kec. Berbah
Kec. Cangkringan
Kec. Depok
Kec. Dlingo
Kec. Gamping
Kec. Gedang Sari
Kec. Godean
Kec. Imogiri
Kec. Jetis
Kec. Kalasan
Kec. Karangmojo
Kec. Kasihan
Kec. Kretek
Kec. Minggir Kec. Mlati
Kec. Moyudan
Kec. Ngaglik
Kec. Ngawen
Kec. Ngemplak
Kec. NgliparKec. Pajangan
Kec. Pakem
Kec. Paliyan
Kec. Pandak
Kec. Panggang
Kec. Patuk
Kec. Piyungan
Kec. Playen
Kec. Pleret
Kec. Ponjong
Kec. Prambanan
Kec. Pundong
Kec. PurwosariKec. Sanden
Kec. Sedayu
Kec. Semanu
Kec. SeminKec. Sewon
Kec. Seyegan
Kec. Sleman
Kec. Tempel
Kec. Turi
Kec. Wonosari
Kec. Baki
Kec. BanjarsariKec. Banyudono
Kec. Baturetno
Kec. Bayat
Kec. Bendosari
Kec. Boyolali
Kec. Bulu
Kec. Candimulyo
Kec. Cawas
Kec. Ceper
Kec. Cepogo
Kec. Colomadu
Kec. Delanggu
Kec. Dukun
Kec. Eromoko
Kec. Gantiwarno
Kec. Gatak
Kec. Gondangrejo
Kec. Grogol
Kec. Jaten
Kec. Jatinom
Kec. Jatipuro
Kec. Jebres
Kec. Jogonalan
Kec. Jumantono
Kec. Jumapolo
Kec. Juwiring
Kec. Karanganom
Kec. Karanganyar
Kec. Karangdowo
Kec. Karangnongko
Kec. Kartasura
Kec. Kebakkramat
Kec. Kemalang
Kec. Klaten Utara
Kec. Laweyan
Kec. Manisrenggo
Kec. Manyaran
Kec. Mojogedang
Kec. Mojolaban
Kec. MojosongoKec. Mungkid
Kec. Muntilan
Kec. Musuk
Kec. Ngadirojo
Kec. Ngluwar
Kec. Nguntoronadi
Kec. Nguter
Kec. Pedan
Kec. Polanharjo
Kec. Polokarto
Kec. Salam
Kec. Sambi
Kec. Sawangan
Kec. Sawit
Kec. Selo
Kec. Selogiri
Kec. Srumbung
Kec. Sukoharjo
Kec. Tasikmadu
Kec. Tawangsari
Kec. Teras
Kec. Trucuk
Kec. Tulung
Kec. Wedi
Kec. Weru
Kec. Wonogiri
Kec. Wuryantoro
111°0'
111°0'
110°45'
110°45'
110°30'
110°30'
110°15'
110°15'
-7°45
'
-7°45
'
POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 2
1
3
2
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 2PROVINSI DI YOGYAKARTA
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2015U
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi
LEGENDA
Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal
Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!
!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
p
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!.
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"!.
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
PROV. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPROV. JAWA TENGAH
PROV. JAWA TIMUR
KAB. BANTUL
KAB. GUNUNG KIDUL
KAB. WONOGIRI
KAB. PACITAN
G. Miling
G. Pucung
GiritontroPracimantoro
Giriwoyo
KarangduwetPanggang
Semanu
P. Watupanjang
Tg. Manjung
Tg. Kesirat
Tg. Brangkal
Tg. Karangasem
Tg. Watugeger
Tl. Baron
Tl. Wediombo
Tl. SadengTl. Napu
S. LanangS. Opak
S.Teru
san
S. Kladen
S. Bengawan Solo
Kec. Girisubo
Kec. KretekKec. Paliyan
Kec. Panggang
Kec. Ponjong
Kec. Purwosari
Kec. RongkopKec. Sapto Sari
Kec. Semanu
Kec. Tanjungsari
Kec. Tepus
Kec. Wonosari Kec. BaturetnoKec. Eromoko
Kec. Giritontro
Kec. Giriwoyo
Kec. Paranggupito
Kec. Pracimantoro
Kec. Donorojo
Kec. Pringkuku
Kec. Punung
111°0'
111°0'
110°45'
110°45'
110°30'
110°30'
110°15'
110°15'
-8°15
'
-8°15
'
POTENSI & KAWASAN KAKAO PROV. DI YOGYAKARTA 3
1
3
2
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN KAWASAN KAKAO LEMBAR 3PROVINSI DI YOGYAKARTA
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2015U
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan tidak ada peta potensi
LEGENDA
Lahan Cukup SesuaiLahan Sesuai Marjinal
Lahan SesuaiPotensi Pengembangan Kawasan Kakao